20jan12 - 062814 - M Rusli 14-19 PDF

You might also like

You are on page 1of 6

Jurnal Sains Materi Indonesia Edisi Khusus Desember 2009, hal : 14 - 19

Indonesian Journal of Materials Science ISSN : 1411-1098


Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/2007
Tanggal 26 Juni 2007

PENELITIAN POTENSI BAHAN MAGNET ALAM DI DESA


UEKULI KECAMATAN TOJO KABUPATEN TOJO UNAUNA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Muhammad Rusli
Jurusan Fisika FMIPA-Universitas Tadulako
Jl. Sukarno Hatta Km. 9 Tondo, Palu, Sulawesi Tengah
rusli8998@yahoo.com

ABSTRAK
PENELITIAN POTENSI BAHAN MAGNET ALAM DI DESA UEKULI KECAMATAN TOJO
KABUPATEN TOJO UNAUNA PROVINSI SULAWESI TENGAH. Kebutuhan bahan baku bijih besi untuk
industri baja di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat. Penelitian potensi bahan magnet alam merupakan
upaya yang dilakukan untuk menjembatani ketersediaan material magnetik untuk diproduksi sebagai bahan
magnet komersial dengan berbagai bentuk manfaat peruntukannya. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini, meliputi penyelidikan geologi permukaan, pengukuran geofisika berupa survai geomagnet dengan menggunakan
instrument Scintrex dan Geometrics, survai geolistrik dengan menggunakan instrumen geometris ITB, dan
pengukuran suseptibilitas magnetik dengan menggunakan suseptometer Bartintong MS2D. Untuk melihat
komposisi mineral penyusun batuan dilakukan pengukuran dengan metode XRF. Berdasarkan hasil pengamatan
geologi terhadap keterdapatan dan sifat-sifat fisik batuan di lokasi penelitian, endapan bijih besi di daerah
Uekuli-Tojo dan sekitarnya dikelompokkan ke dalam tipe bijih besi endapan sedimen dan metasedimen.
Berdasarkan pengamatan geologi, pengukuran geolistrik dan geomagnet maka diperoleh total potensi bijih besi
terukur sebesar 318.248 m3. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa sampel bijih besi di lokasi penelitian
rata-rata disusun sebagian besar oleh mineral hematite (Fe2O3) yaitu rata-rata sebesar 63,95 % sedangkan unsur
besi (Fe) penyusun batuan adalah rata-rata 46,85 %.

Kata kunci : Bijih besi, Suseptibilitas magnetik, Hematite

ABSTRACT
RESEARCH ON RESOURCE OF NATURAL MAGNET MATERIAL AT DESA UEKULI -
KECAMATAN TOJO-KABUPATEN TOJO UNAUNA-PROVINSI SULAWESI TENGAH. The need of
iron ore materials for steel industry in Indonesia increases for years and years. The research on resource of
natural magnetic material is one of the effort to correlate the magnetic material supply for commercial magnet
production with varied application. The method used in this research include surface geology investigation,
geophysical measurement for geomagnetic survey, geoelectric survey and magnetic susceptibility measurement
using the appropriate method and instrumentation. The mineral composition of the ores have also been
determined using XRF method. Base on geological investigation on the existence and physical properties of the
ores at research location, the iron ore at Uekuli-Tojo and around could be grouped as sediment and metasediment
iron ore. Base on geological evaluation, geoelectric and geomagnetic measurement, the total potential of iron ore
provided as 318,248 m3. Laboratory testing on the iron ore samples from this site confirm the present of
hematite (Fe2O3) mineral as a major phase for 63.95% on average while Fe element is 46.85% on average.

Keywords : Iron ore, Magnetic susceptibility, Haematite

PENDAHULUAN
Bahan galian merupakan salah satu sumber daya berbeda. Oleh karena itu diperlukan berbagai jenis metode
alam non hayati, yang keterjadiannya disebabkan oleh untuk mengetahui keterdapatan, sebaran, kuantitas
proses-proses geologi. Berdasarkan keterjadian dan dan kualitasnya.
sifatnya bahan galian dapat dibagi menjadi 3 (tiga) Kebutuhan bahan baku besi dalam industri alat
kelompok : mineral logam, mineral industri serta batubara berat seperti industri baja/konstruksi, otomotif serta
dan gambut. Karakteristik ketiga bahan galian tersebut industri alat berat lainnya pada tahun-tahun terakhir ini
berbeda, sehingga metode eksplorasi yang dilakukan juga permintaannya meningkat secara tajam. Besi sebagai
14
Penelitian Potensi Bahan Magnet Alam Di Desa Uekuli Kecamatan Tojo Kabupaten Tojo Unauna Provinsi Sulawesi Tengah
(Muhammad Rusli)
salah satu bahan baku utama dalam industri baja dan Sedangkan kuat medan magnet sebagian besar
industri alat berat lainnya di Indonesia, keberadaannya berasal dari dalam bumi sendiri (94%) atau internal field,
akhir-akhir ini memiliki peranan yang sangat penting. sedangkan sisanya (6%) ditimbulkan oleh arus listrik di
Potensi sebarannya luas dan banyak di berbagai pulau permukaan dan pada atmosfir (external field).
di Indonesia, seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Kemagnetan bumi bisa berasal dari internal (dalam) bumi,
Sulawesi, kawasan Nusatenggara, Kepulauan Maluku kerak bumi ataupun dari angkasa luar.
sampai Papua. Sejauh ini kegiatan eksplorasi dan Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan
inventarisasi berkaitan dengan endapan besi tersebut karakteristik tertentu dalam medan magnet. Adanya
belum dilakukan secara menyeluruh dan sistematis. perbedaan serta sifat yang khusus dari tiap jenis batuan
Keterdapatan/keterjadian endapan besi dapat serta mineral memudahkan didalam pencarian
dikelompokan menjadi tiga jenis. Pertama endapan bijih bahan-bahan tersebut. Untuk lebih mempermudah
besi primer, terjadi karena proses hidrotermal, kedua penafsiran, umumnya dilakukan klasifikasi batuan atau
endapan besi laterit terbentuk akibat proses pelapukan mineral berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan
dan ketiga endapan besi sekunder (pasir besi) adalah oleh suseptibilitas magnetiknya.
merupakan kelompok mineral rombakan. Salah satu Diamagnetik, mempunyai suseptibilitas magnetik
potensi endapan besi sekunder yang terdapat di () negatif dengan nilai yang sangat kecil, artinya
Kepulauan Indonesia terdapat di Kabupaten Tojo Una orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan
Una Provinsi Sulawesi Tengah yang secara geologi arah dengan medan magnet luar. Paramagnetik,
sangat dimungkinkan untuk dikembangkan melalui mempunyai harga suseptibilitas magnetik () positif
upaya-upaya penelitian. dengan nilai yang kecil. Feromagnetik, mempunyai harga
suseptibilitas magnetik () positif dengan nilai yang
TEORI besar yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/
paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini
Sejarah Geologi Daerah Penelitian dipengaruhi oleh suhu. Untuk suhu diatas suhu Curie
Sejarah tektonik wilayah studi dapat diuraikan maka sifat kemagnetannya hilang.
dimulai dari jaman Kapur, yaitu saat Mandala Sulawesi
Timur bergerak ke barat mengikuti gerakan penunjaman Konsepsi Geofisika
kearah barat bagian timur Mandala Sulawesi Barat.
Pada awal jaman Kapur terjadi pemekaran dan Metode geomagnetik adalah suatu metode
pembentukan kerak samudera yang sebagian geofisika medan potensial untuk mendapatkan
teralihtempat sampai kala Miosen Tengah menjadi gambaran bawah permukaan bumi atau benda dengan
kompleks Ultramafik dan Mafik. karakteristik magnetik tertentu. Metode ini didasarkan
Penunjaman ini juga menyebabkan terbentuknya pada pengukuran intensitas medan magnet yang
buncah tektonik dan sekis glokofan, dimana pada jaman dimiliki batuan. Sifat magnet ini ada karena pengaruh
yang bersamaan juga terjadi pembentukan batuan dari medan magnet bumi pada waktu pembentukan
metamorf, dimana kompleks Pompangeo termasuk di batuan tersebut. Kemampuan untuk termagnetisasi
dalamnya. Pada akhir Miosen Tengah sampai Pliosen tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing
terjadi pengendapan sedimen molase secara tidak selaras batuan. Benda-benda tersebut dapat berupa gejala
pada lingkungan laut dangkal diatas batuan ofiolit dan struktur bawah permukaan ataupun batuan yang
batuan metamorf dimana sedimentasi membentuk formasi bersifat magnetik.
Bonga. Setelah itu pada Plio-Pliosen terjadi tektonik yang Umumnya eksplorasi geomagnet merupakan
diikuti pengangkatan di seluruh daerah hingga preliminary survey untuk menentukan bentuk
menghasilkan kenampakan seperti sekarang. Periode geometri dari cebakan, bentuk basement, intrusi
Holosen sampai saat ini terus berlangsung terjadi proses dan patahan.
pelapukan, pengangkutan dan sedimentasi membentuk Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah
sebaran aluvial. pada jarak r dan muatannya masing-masing m1 dan m2
maka gaya magnetik yang dihasilkan adalah:
Magnetisasi Bumi  1 m1m2 
F r ............................................. (1)
Medan magnet bumi secara sederhana dapat  r2
digambarkan sebagai medan megnet yang ditimbulkan dimana 
oleh batang magnet raksasa yang terletak di dalam  = Permeabilitas magnetik suatu medium
inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. 
F = Gaya magnetik pada m2
Medan magnet ini dinyatakan sebagai besar dan arah. 
Arahnya dinyatakan sebagai deklinasi (penyimpangan
r = Vektor satuan ber-arah dari m1 ke m2
terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi Kuat medan magnetik pada suatu titik dengan
(penyimpangan terhadap arah horisontal). jarak r dari muatannya dapat dinyatakan sebagai :

15
Jurnal Sains Materi Indonesia Edisi Khusus Desember 2009, hal : 14 - 19
Indonesian Journal of Materials Science ISSN : 1411-1098
 m 
H  1 2 r .................................................. (2) - Peta Administrasi
r - Penelitian sebelumnya
- Kajian pustaka
- Peta Rupa Bumi
- Peta Geologi
Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada
suatu medan magnet dengan kuat medan H, maka akan
terjadi polarisasi magnetik pada benda tersebut yang
Penyelidikan Geologi Penyelidikan Geolistrik Penyelidikan Geomagnet
besarnya diberikan oleh :
 
M  k H ...................................................... (3) Cooring sampel batuan Pemetaan Topgrafi
& GIS
dimana 
 Sifat Resistivitas Sifat Suseptibilitas
M = Intensitas Magnetisasi Genesa Batuan
Batuan Batuan
 = Suseptibilitas magnetik yang merefleksikan
sifat kemagnetan benda
Suseptibilitas dinyatakan sebagai tingkat/derajat Mineral
termagnetisasinya suatu benda karena pengaruh medan Magnetik Uji dan Analisis

magnetik dan hubungan  dalam satuan SI dan emu % Fe


% Mineral
Geokimia

dinyatakan sebagai : ikutan


Modeling & Model&
Penampang Penampang
 = 4 ’ ..................................................... (4) Resistivitas Suseptibilitas

dimana :
’ = Suseptibilitas magnetik Peta sebaran
Mineral Magnetik % Fe,
Peta sebaran Peta sebaran
 = Suseptibilitas magnetik satuan SI % unsur lain
Resistivitas Susep/Magnetik

Harga suseptibilitas ini sangat penting didalam Sumberdaya Bijih Besi


pencarian benda anomali karena sifatnya yang sangat
khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam seperti Gambar 1. Bagan alir penelitian
besi dan nikel. Geofisika juga dibagi atas kelompok III (geolistrik) dan
Adanya medan magnetik regional yang kelompok IV (geomagnet). Kelompok V adalah tim
berasal dari bumi dapat menyebabkan terjadinya plotting posisi dan sampling batuan. Kelompok
induksi magnetik pada batuan yang mempunyai geologist melakukan penyelidikan geologi pada dua area
suseptibilitas baik. Total medan magnetik yang yang berbeda yang bertujuan untuk melokalisir
dihasilkan pada batuan ini dinyatakan sebagai penyebaran batu besi secara horisontal. Kelompok
induksi magnetik. geofisika akan melakukan pengukuran geolistrik dan
Medan magnetik yang terukur oleh magnetometer geomagnet untuk memperoleh citra bawah permukaan
adalah medan magnet induksi termasuk efek magnetisasi penyebaran bijih besi kearah vertikal. Sedangkan
yang diberikan oleh persamaan : kelompok plotting dan sampling akan melakukan
 
 
 
B   0 H  M   0 1  k H ....................... (6) pemetaan dan pengambilan sampel bijih besi.
Tahapan rinci penelitian yang dilakukan dapat
dimana  adalah permeabilitas magnetik ruang hampa dilihat pada bagan alir penelitian seperti pada Gambar 1.
dan  = (1+k) adalah permeabilitas magnetik Peralatan/bahan yang digunakan dalam
relatif, sehingga persamaan di atas dapat dituliskan penelitian ini diantaranya : beberapa peta RBI
juga dalam : wilayah kecamatan Tojo skala 1:50.000, peta geologi
  regional (Poso) daerah penelitian skala 1: 125.000,
B  0  H ................................................. (7)
peta administrasi wilayah Tojo-Uekuli, Global
persamaan ini menunjukkan bahwa jika medan magnetik Positioning System (GPS) Garmin CX, Resistivitymeter
remanen dan luar bumi diabaikan, medan magnet total (geometris), geomagnet base (geometris), geomagnet
yang terukur oleh magnetometer di permukaan bumi rover (Scintrex), Suseptibilitymeter (Bartintong),
adalah penjumlahan dari medan bumi utama H dan kompas geologi (Bruunton), palu geologi
variasinya (M). M adalah anomali magnet dalam (Etzwing), HCL , magnet batang, meteran, kamera
eksplorasi magnetik. digital, handycam.

METODE PERCOBAAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode kerja yang dilakukan dalam penelitian ini Berdasarkan hasil pengamatan sifat-sifat fisik
adalah paralel direct research, dimana peneliti dibagi batuan di lapangan, endapan bijih besi di daerah Uekuli
kedalam 5 kelompok yaitu Tim geologi yang dibagi atas dan sekitarnya merupakan bagian dari proses
kelompok geologist I dan kelompok geologist II. Tim sedimentasi sehingga dapat dikelompokkan ke dalam

16
Penelitian Potensi Bahan Magnet Alam Di Desa Uekuli Kecamatan Tojo Kabupaten Tojo Unauna Provinsi Sulawesi Tengah
(Muhammad Rusli)
jenis endapan batu-besi yang termasuk dalam endapan Tubuh lapisan yang mengandung besi umumnya
sedimen dan metasedimen. berbentuk lentikular dengan ketebalan berkisar antara
Batuan ultrabasa, pelapukannya terutama 1 m sampai melebihi 5 m. Tubuh singkapan yang cukup
serpentinit mengalami dekomposisi dan akumulasi kimia besar teramati di Bukit Sampoi, dengan ketebalan lapisan
menghasilkan bijih besi tipe laterit. Bijih besi laterit pada melebihi 5 m, dengan indikasi tubuh bukit disusun hampir
pelapukan batuan periodotit dan piroksenit disertai pada keseluruhan oleh bijih besi. Akumulasi bijih secara
bongkah bijih besi berupa hematite/geotit berukuran sekunder (aluviasi), keterdapatan bijih besi secara
granule-cobble. sekunder (aluvial) di wilayah studi dapat teramati pada
Berdasarkan sebaran bijih besi di lapangan beberapa wilayah aliran sungai yang terdapat di sekitar
diperoleh data tiga model sebaran/keterdapatan bijih dan di bagian hulu lokasi yang diindikasikan merupakan
besi, yaitu : bentuk lapisan/lensa-lensa bijih besi, bentuk tempat mineralisasi primer. Ukuran bijih ini bervariasi dari
fragmen pada tubuh bancuh dan bentuk aluviasi. butiran halus (lanau) sampai berukuran bongkah.
Keterdapatan dalam bentuk lapisan/lensa-lensa Keterdapatan dalam bentuk fragmen pada
bijih besi dapat diamati pada banyak tempat di wilayah tubuh bancuh sangat umum dijumpai, terutama pada
studi, terutama pada wilayah dekat kontak antara batuan wilayah sungai dimana singkapan bancuh tersebar cukup
ultrabasa dengan batuan formasi Bongka, seperti halnya luas dan memanjang sepanjang sungai pada wilayah
teramati pada wilayah di sekitar perbukitan dan pada batas litologi antara batuan ultrabasa dengan formasi
wilayah aliran S. Tojo, S. Masalogi, S. Betaua, S. Bongka. Singkapan ini teramati di S. Tabango, S.
Maetangi, S. Tabango, S. Uekuli dan S. Nangga. Maetangi, S. Betaua, S. Nangga, Anak S. Betaua, S.
Sampoi
Tojo dan S. Masalogi. Ukuran fragmen bervariasi
mencapai lebih dari 3 m.
Timur

Formasi
Lensa Bijih Bongka Keterdapatan dalam bentuk fragmen pada basal
Barat

Besi
alluvial Lensa
Bijih Besi Endapan
konglomerat merupakan bagian alas dari formasi
Alluvial Bongka. Variasi batuan sangat menonjol, didominasi
F. Bongka oleh batuan ultrabasa dan metamorf dan pada
TMPB
TMPB
beberapa tempat dijumpai besi yang melimpah, dengan
Lensa
Bijih Besi
ukuran bervariasi 1 cm sampai dengan 50 cm. Akumulasi
Ultrabasa
bijih secara sekunder (aluviasi), Keterdapatan bijih
Kompleks
Ultramatik
besi secara sekunder (aluvial) di wilayah studi dapat
teramati pada beberapa wilayah aliran sungai yang
terdapat di sekitar dan di bagian hulu lokasi yang
Gambar 2. Mineralisasi keterdapatan bijih besi di
lokasi studi diindikasikan merupakan tempat mineralisasi primer.

Gambar 3. Keterdapatan dalam bentuk fragmen pada Gambar 4. Foto singkapan bijih besi sebagai fragmen
tubuh bancuh dalam basal

17
Jurnal Sains Materi Indonesia Edisi Khusus Desember 2009, hal : 14 - 19
Indonesian Journal of Materials Science ISSN : 1411-1098
Ukuran bijih ini bervariasi dari butiran halus (lanau)
sampai berukuran bongkah.
Pengukuran geomagnet yang dilakukan untuk
menentukan kandungan bijih besi di Desa Uekuli-Tojo
Kecamatan Tojo kabupaten Tojo Una Una, terdiri dari
10 (sepuluh) lintasan (line) pengukuran. Jarak
pengukuran antara tiap stasiun adalah 25 m hingga
50 m. Pada Gambar 4 diperlihatkan peta lintasan
pengukuran geomagnet di daerah penelitian.
Selanjutnya peta anomali magnetik hasil pengukuran
dapat dilihat pada Gambar 5. Secara garis besar pola
penyebaran mineral logam dapat dilihat dari distribusi
anomali magnetik. Adanya kontras anomali magnetik ini Bijih besi
disebabkan karena adanya perbedaan suseptibilitas
dengan batuan sekelilingnya. Gambar 7. Penyebaran bijih besi arah vertikal berdasarkan
Lebih lanjut interpretasi hasil survei anomali data geolistrik untuk lokasi Tojo
geomagnetik dilakukan dengan melakukan pemodelan
ke depan (forward modeling) dan inversi. Pemodelan horisontal cenderung berarah Barat daya – Tenggara.
dikonsentarsikan pada daerah yang berdasarkan Untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci dari hasil
penampang anomali magnetik dianggap prospek. pengukuran magnetik ini, maka dilakukan pemodelan 3D.
Pemodelan dilakukan pada seluruh lokasi prospek Hasil inversi 3D dalam citra 3D (3D imaging) sesuai
penelitian untuk penetrasi kedalaman hingga 100 m. Dari dengan line pengukuran yang merupakan distribusi
hasil pemodelan 2D yang dilakukan, diperoleh bahwa harga suseptibilitas magnetik, seperti diperlihatkan
intrusi bijih besi berada pada kisaran nilai suseptibilitas pada Gambar 6.
antara 0,001 hingga 0,025. Hasil model juga Untuk pengukuran geolistrik, dilakukan
memperlihatkan bahwa penyebaran bijih besi secara pengolahan data pada hasil pengukuran hambatan
jenis menggunakan program RES2DINV. Hasil
Q S U W Y A1 C1 E1 G1
O
pengolahan tersebut berupa penampang dua dimensi
9845000
A B
dari model hambatan jenis hasil inversi. Selanjutnya,
9844500
C D hasil tersebut dikorelasikan dengan kondisi geologi
9844000
serta singkapan-singkapan yang ada di sekitar
E F
lokasi pengukuran.
9843500
G H Dengan melakukan rekonstruksi penyebaran
9843000
arah lateral melalui metode Kriging pada software
J
I
surfer maka dapat diketahui potensi penyebaran bijih
9842500
K L besi pada tiap kedalaman untuk daerah penelitian Tojo.
9842000
M N

290000 290500 291000 291500 292000 292500 293000 293500 294000 294500
P R T Z F1 H1
V X B1 D1

Gambar 5. Peta anomali magnetik dari hasil


survei geomagnet
%

Sampel
Gambar 6. Hasil inversi 3D sebaran bijih besi Gambar 8. Komposisi mineral ikutan penyusun bijih besi

18
Penelitian Potensi Bahan Magnet Alam Di Desa Uekuli Kecamatan Tojo Kabupaten Tojo Unauna Provinsi Sulawesi Tengah
(Muhammad Rusli)
Sebaran bijih besi pada tiap kedalaman dapat dilihat DAFTAR ACUAN
pada Gambar 7.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa [1]. S. BREINER, Application Manual for Portable
sampel bijih besi di lokasi penelitian rata-rata disusun Magnetometers, Geometrics, California, (1973)
sebagian besar oleh mineral hematite (Fe2O3) yaitu [2]. G.R.J. COOPER, Freeware- Mag2dc for
rata-rata sebesar 63,95%, sedangkan unsur besi (Fe) Windows, (2003)
penyusun batuan adalah rata-rata 46,85%. Dari hasil [3]. D.H. GRIFFITHS and R.D. BARKER, Journal of
analisis berikutnya diperoleh mineral ikutan Applied Geophysics, 29 (1993) 211-226
penyusun batuan dengan jumlah yang signifikan yaitu [4]. LILIK HENDRAJAYA dan IDHAM ARIF,
Al2O3 rata-rata sebesar 17,52%. Sementara mineral Geolistrik Tahanan Jenis, Monograf : Metoda
lainnya yaitu SiO2 rata-rata sebesar 9,88%, dan Al Eksplorasi, Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan
rata-rata sebesar 9,27%. Secara lengkap prosentase Fisika-ITB, Bandung, (1990)
kandungan mineral dan unsur ikutan penyusun bijih [5]. M.H. LOKE, Electrical Imaging Surveys for
besi hasil pengujian dari beberapa laboratorium dapat Evironmental and Engineering Studies :
dilihat pada Gambar 8. A practical to 2-D and 3-D Surveys, Penang,
Malaysia, (1999)
KESIMPULAN [6]. A. MOTTANA, et al., Guide to Rocks and
Minerals, Simon & Schuster Inc., NewYork, (1996)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh [7]. J.M. REYNOLDS, An Introduction to Applied
pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan : And Evironmental Geophysics, John Willey and
1. Berdasarkan hasil pengamatan geologi Sons, (1997)
terhadap keterdapatan dan sifat-sifat fisik batuan [8]. N. RATMAN, Peta Geologi Lembar Tolitoli (skala
di lokasi penelitian, endapan bijih besi di daerah 1 : 250.000), Dir. Geologi, Bandung, (1976)
Uekuli-Tojo dan sekitarnya dikelompokkan [9]. T.O. SIMANDJUNTAK, SURONO dan J. B.
ke dalam tipe bijih besi endapan sedimen SUPANDJONO, Peta Geologi Lembar Poso (skala
dan metasedimen. 1 : 250.000), PPPG, Bandung, (1991)
2. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa sampel [10]. A. SOEDRADJAT, Penerapan Teknik
bijih besi di lokasi penelitian rata-rata disusun Penginderaan Jauh dalam Interpretasi Geologi
sebagian besar oleh mineral hematite (Fe 2O 3 ) Lembah Palu Sulawesi Tengah, Disertasi (tidak
yaitu rata-rata sebesar 63,95 %, sedangkan unsur dipublikasi), ITB, Bandung, (1981)
besi (Fe) penyusun batuan adalah rata-rata 46,85 %. [11]. M.I.T. TAIB, Diktat Kuliah : Eksplorasi
3. Berdasarkan pengamatan geologi, pengukuran Geolistrik, Departeman Teknik Geofisika ITB,
geolistrik dan geomagnet maka diperoleh total Bandung, (2000)
potensi bijih besi terukur sebesar 318.248 m3 atau [13]. W.M. TELFORD, et al., Applied Geophysics, 2nd
dalam tonase dengan mengambil berat jenis besi Edition, Cambridge University Press, Cambridge,
3,5 ton/m3 maka tonase cadangan terukur sebesar (1990)
1.113.870.300 ton. [14]. M.S. ZHDANOV and G.V. KELLER, The
Geoelectrical Method in Geophysical
Exploration, Elsevier, Amsterdam, (1993)

19

You might also like