You are on page 1of 14

Nama Fariska Vera Imanda

NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 1. Penggunaan Mikroskop
1. Buatlah diagram alir prosedur kerja penggunaan mikroskop!
A. Pembuatan Preparat

Satu potongan kertas koran

Diletakkan diatas gelas objek

Ditetesi satu tetes akuades

Ditutup dengan gelas penutup

Preparat huruf

B. Pengamatan Objek Dengan Mikroskop

Preparat huruf

Diletakkan di meja preparat

Diatur hingga tepat pada lingkaran cahaya

Ditentukan perbesaran lensa yang akan digunakan (40x , 100x, 400x)

Obyek yang terlihat pada mikroskop diamati dan digambar

Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

2. Mengapa pada pengamatan obyek dilakukan pada perbesaran terkecil terlebih dahulu
kemudian dilanjutkan ke perbesaran yang lebih besar?
Pengamatan obyek dilakukan pada perbesaran terkecil kemudian dilanjutkan ke
perbesaran yang lebih besar agar obyek bisa diamati dengan pengaturan fokus yang
kecil hingga ke yang besar. Fungsi dari itu adalah menjamin ketelitian dalam
pengamatan dan fokus terhadap obyek serta memberikan bidang pengamatan yang
lebih luas sebelum mengamati obyek lebih detail lagi. Dengan tujuan mencari
perbesaran yang tepat untuk obyek yang diamati (Wasis, 2008).

3. Jelaskan peranan sampel kertas koran (huruf) pada praktikum penggunaan mikroskop!
Kertas Koran (huruf) pada praktikum penggunaan mikroskop digunakan sebagai obyek
atau preparat yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop. Dalam praktikum
kali ini yang digunakan adalah mikroskop cahaya dengan menggunakan cahaya yang
bersumber dari arus listrik atau disebut juga mikroskop elektrik. Cara membuat preparat
yakni obyek atau benda dalam praktikum kali ini yaitu kertas koran di ambil atau
dipotong salah satu hurufnya. Kemudian diletakkan pada gelas obyek dan ditetesi
dengan aquades sebanyak satu tetes. Lalu obyek tersebut ditutup dengan menggunakan
gelas penutup agar obyek tidak menempel pada gelas obyek. Cara menutup obyek yaitu
melalui samping gelas obyek dengan membentuk sudut 45° kemudian ditempelkan
pada gelas obyek sehingga air merata ke seluruh bagian gelas penutup. Hal ini bertujuan
agar tidak ada gelembung udara di dalam preparat. Sehingga didapatkan preparat huruf
dari kertas koran yang kemudian akan diamati kondisi huruf dengan menggunakan
mikroskop pada berbagai macam perbesaran yaitu 10x, 40x dan 100x.

4. Selain dengan menggunakan alkohol, apakah gelas obyek dan penutup dapat dibersihkan
dengan bahan lain? Jelaskan!
Dengan menggunakan akuades. Akuades dapat kita gunakan untuk membersihkan
gelas dan penutup obyek karena akuades sendiri bersifat netral dan tidak mengandung
mineral larut yang biasa terkandung pada air biasa. Namun jika memang menginginkan
pembersihan yang baik, alkohol dengan kandungan 70% lah yang paling baik
digunakan.

5. Mengapa permukaan gelas obyek yang sudah bersih tidak boleh disentuh dengan tangan?
Jelaskan!
Permukaan gelas obyek yang sudah bersih tidak boleh disentuh dengan tangan untuk
menghindari adanya kotoran yang menempel pada permukaan gelas obyek baik karena
sidik jari atau debu yang menempel. Noda yang menempel pada permukaan gelas
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

obyek dapat menghambat pengamatan dan menyebabkan pengamatan perganggu


karena kurang optimal dan kurang akuratnya perbesaran pada mikroskop.

6. Mengapa pada penyiapan preparat huruf, ditambahkan aquades? Jelaskan!


Penambahan aquades pada penyapan preparat bertujuan untuk membantu melekatkan
gelas obyek, potongan huruf, dan penutup gelas sehingga bisa memepel dengan baik.
Karena bila ada rongga udara akan mempengarui dalam pengamatan (Waluyo,2012).

7. Jelaskan masing-masing peranan bagian mikroskop!


Ada beberapa bagian-bagian mikroskop yang memiliki peranan sebagai berikut :

 Lampu mikroskop : sebagai sumber cahaya


 Tabung okuler : memperbesar bayangan dari lensa objektif
 Lensa objektif : lensa ini berada dekat pada objek yang diamati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik diperbesar.
 Tabung mikroskop : untuk mengtur fokus dan menghubungkan lensa objektif
dengan lensa okuler
 Makro meter (pemutar kasar) : untuk menarik turunkan tabung mikroskop secara
cepat.
 Mikro meter (pemutar halus) : untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop
secara lambat dan bentuknya lebih kecil dari makrometer.
 Revolver : untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya
 Reflektor : untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang
yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat
 Diafragma : berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
 Kondensor : untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat diputar dan
dinaik turunkan
 Meja mikroskop : sebagai tempat melatakkan objek yang akan diamati
 Penjepit kaca : penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek
agar tidak mudah bergeser
 Lengan mikroskop : berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop
 Kaki mikroskop : untuk menyangga atau menapung mikroskop
 Sendi inklinasi (pengatur sudut) : untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop
 Kaki atau basis : berbentuk persegi, tapal kuda atau berbentuk lain
 Tangkai : sebagai penyokong teropong yang menjadi penghubung antara kaki
dengan teropong
 Meja benda : merupakan tempat untuk meletakkan preparat
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

 Skrup-skrup penggerak sediaan : untuk menggerakkan sediaan kemuka dan


kebelakang (sekrup atas) : sedangkan sekrup bawah untuk menggerakkan sediaan
kekiri dan kekanan.
 Sekrup-sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan yaitu sebagai
pengatur / penggerak kasar disebut : makrometer dan penggerak halus disebut
mikrometer.
 Kondensor : untuk mengatur pemusatan sinar
 Filter : berupa gelas bundar yang berwarna biru, hijau, atau warna lain yang
berguna untuk mengurangi silau atau untuk penegasan gambar.

8. Gambarlah hasil pengamatan preparat huruf anda dengan mikroskop pada tiap perbesaran

Data Perbesaran Gambar awal Ket. Gambar Akhir Ket.


Primer 40x

100x
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

400x

Data Perbesaran Gambar awal Ket. Gambar Akhir Ket.


Sekun- 40x
der

100x

400x
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

9. Jelaskan sifat bayangan yang dibentuk pada pengamatan preparat huruf! Mengapa
demikian?

ANALISIS PROSEDUR
Untuk mengamati preparat huruf, hal yang pertama harus dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan dalam pengamatan dan membuat preparat. Adapun cara
membuat preparat huruf yaitu gunting huruf yang akan digunakan sebagai preparat dari kertas
koran. dengan menggunakan aquades. Kemudian keringkan dengan menggunakan tissue
secara searah agar gelas kaca dan gelas penutup tidak tergores. Setelah dikeringkan semprot
gelas penutup dan gelas obyek dengan menggunakan alkohol 70%. Dan dikeringkan lagi
dengan menggunakan tissue secara searah, sehingga gelas obyek dan gelas penutup dapat
digunakan untuk membuat preparat. Untuk memegang gelas obyek dan gelas penutup, pegang
pada bagian sampingnya. Hal ini bertujuan agar keduanya tidak kotor, atau terdapat sidik jari
pada gelas obyek dan gelas penutup sehingga akan mempengaruhi hasil pengamatan. Setelah
keduanya dibersihkan, letakkan potongan huruf di gelas obyek, lalu tetesi dengan aquades
menggunakan bantuan pipet dan tutup gelas obyek dengan gelas penutup. Cara menutup obyek
yaitu melalui samping gelas obyek dengan membentuk sudut 45° kemudian ditempelkan pada
gelas obyek sehingga air merata ke seluruh bagian gelas penutup. Hal ini bertujuan agar tidak
ada gelembung udara di dalam preparat. Sehingga didapatkan preparat huruf dari kertas koran
yang kemudian akan diamati kondisi huruf dengan menggunakan mikroskop. Caranya ialah
letakkan preparat huruf pada meja obyek dan jepit dengan menggunakan penjepit obyek agar
tidak bergeser. Karena pada praktikum kali ini menggunakan mikroskop elektrik, maka
hidupkan mikroskop dengan menekan tombol ON pada bagian samping mikroskop. Lalu
obyek diatur hingga terletak di lingkaran cahaya dengan bantuan sekrup vertical untuk
menggerakkan meja objek ke depan belakang dan sekrup horizontal untuk menggerakkan
meja objek kekiri dan kanan. Setelah itu diatur perbesaran yang akan digunakan untuk
mengamati obyek. Dalam percobaan kali ini perbesaran yang digunakan adalah perbesaran
40x, 100x dan 400x. Yang pertama yaitu perbesaran 40x, perbesaran yang digunakan untuk
mengamati benda merupakan hasil kali dari perbesaran pada lensa okuler dan lensa obyektif.
Pada lensa okuler perbesarannya yaitu 10x, maka untuk mengamati benda dengan perbesaran
40x lensa obyektif diputar (dengan menggunakan revolver) ke perbesaran 4x sampai berbunyi
klik. Jika akan menggunakan perbesaran 100x, lensa obyektif diputar ke perbesaran 10x dan
seterusnya. Kemudian benda diamati, mata pengamat melihat pada lensa okuler dengan
menaikkan tabung perlahan menggunakan pemutar kasar sampai terlihat bayangan yang
paling jelas. Untuk lebih memperjelas atau mempertajam bayangan dapat digunakan pemutar
halus. Sehingga objek dapat dilihat dan diamati serta digambar.
ANALISIS HASIL
Dalam percobaan kali ini preparat yang digunakan yaitu perparat primer yakni huruf “h” dan
preparat sekunder yakni huruf “n”. Sebelum diamati terbentuk bayangan benda yang bersifat
nyata, tegak dan sama besar pada kedua obyek. Namun, setelah diamati dengan perbesaran
40x, 100x, dan 1000x, terbentuk bayangan benda yang bersifat maya, terbalik dan diperbesar.
Hal ini sesuai dengan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler dari lensa objektif.
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3
Bayangan pada mikroskop dipengaruhi oleh dua lensa, lensa objektif dan lensa okuler. Lensa
objektif akan membentuk bayangan maya, selanjutnya bayangan maya tersebut diperbesar
oleh lensa okuler menghasilkan bayangan maya yang kelihatan oleh mata. Jadi, bayangan
yang terbentuk oleh mikroskop adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Dalam mikroskop baik
lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar
lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik
dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula. Jadi data hasil pengamatan yang telah
dilakukan adalah benar dan sesuai seperti dasar teori (Hanif,dkk,2015).
Bayangan yang dihasilkan oleh benda haruslah terletak antara jarak titik dekat dan titik
jauh mata agar dapat diamati dengan jelas. Biasanya mikroskop dipergunakan untuk
mengamati benda dengan ukuran sangat kecil, maka benda yang diamati haruslah terletak
sedekat mungkin dengan lensa objektif, agar sudut penglihatan oleh lensa objektif
menjadi sebesar mungkin. Hal ini, berarti bahwa jarak fokus lensa objektif mikroskop
harus sekecil mungkin yang dapat diperoleh dengan menggunakan sistem lensa sebagai
lensa objektif mikroskop. Di samping itu, dengan menggunakan sitem lensa, abrasi dapat
dikurangi. Karena lensa objektif hanyalah membentuk bayangan nyata yang diperbesar,
yang kemudian diamati dengan lensa okuler (Sutrisno, 2007).

Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat yang digunakan dalam penelitian khusunya dalam mengamati
mikroorganisme dan berfungsi untuk memperbesar objek mikro yang diamati agar dapat
terlihat dengan mata kita dengan bantuan mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat
disimpulkan bahwa pada pembuatan preparat tidak boleh ada gelembung udara yang muncul.
Kaca preparat juga harus dalam kondisi baik dalma artian bebas dari noda yang dapat
mengganggu pengamatan. Dari data primer dan sekunder yang ada, hasil yang didapat
sebagian besar adalah sama mulai dari perbesaran 40 x, 100x, dan 400x. Hasil pada 40 x
menunjukkan sifat maya, terbalik, dan diperbesar dan apabila digeser kekanan maka obyek
kekiri, begitupun sebaliknya. Begitu pula dengan 100x juga pada 400x. Hanya saja pada
perbesaran 400x, yang terlihat hanyalah serat-serat dan bercak-bercak karena pada perbesara
ini sangat kuat untuk objek huruf pada koran, yang sebenarnya bisa kita lihat dengan mata
telanjang. Data hasil praktikum mikroskop,diperoleh data primer pada berbagai perbesaran
menunjukan hasil bayangan maya terbalik diperbesar. Begitu pula dengan data sekunder juga
terjadi hasil bayangan yang sama seperti data primer yaitu maya,terbalik,diperbesar. Suatu
objek jika diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu maka akan
mengalami sifat maya terbalik dan diperbesar (Aydalina,2010).

Tanggal Nilai Paraf Asisten


Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

LAPORAN PRAKTIKUM

Praktikum 2. Kalibrasi Mikrometer

1. Buatlah diagram alir prosedur/tahapan kerja dalam kalibrasi mikrometer okuler!

A. Persiapan Kalibrasi Mikrometer

Mikrometer Obyektif

Diletakkan di atas meja obyektif

Lensa okuler diambil dari perangkat lensa okuler

Micrometer okuler dimasukkan dalam perangkat


lensa okuler

Micrometer okuler & obyektif siap

B. Kalibrasi Mikrometer Okuler

Mikrometer Okuler dan Mikrometer Obyektif

Dicari bayangan skalanya (perbesaran 400x)

Dicari skala micrometer okuler dan obyektif yang


berhimpitan pertama kali dari sisi kiri

Dicari skala yang berhimpitan kedua kali

Dihitung banyak skala mikrometer obyektif dan


okuler diantara dua micrometer yang saling
berhimpitan
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

Dihitung nilai kalibrasi micrometer okuler

Hasil

2. Buatlah diagram alir prosedur kerja pengukuran diameter dan luas bidang pandang obyek
mikroskopis!

Pengukuran Diameter dan Luas Bidang Pandang

Mikrometer Obyektif

Diatur perbesaran 1000x

Dihitung jumlah skala micrometer obyektif dalam satu


bidang pandang

Dihitung panjang diameter bidang pandang (mm)

Dihitung luas bidang pandang (mm2)

Micrometer obyektif diambil dan diganti preparat mikroba

Dihitung jumlah sel dalam satu bidang pandang

Dihitung kerapatan sel

Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

3. Mengapa pada proses kalibrasi, skala pada ujung kiri dari mikrometer obyektif harus
berhimpitan dengan mikrometer okuler? Jelaskan!
Tujuan skala pada ujung kiri dari mikrometer objektif harus berhimpitan dengan
mikrometer okuler adalah dimisalkan sebagai satuan standar atau satuan untuk
pembuatan nol sehingga nanti pada proses perhitungan skala lain yang berhimpit itu lebih
mudah (Ratnawati, 2010).
Karena untuk memudahkan pengamat dalam menentukan jumlah besaran skala obyektif
dalam skala mikrometer okuler sehingga dapat dilakukan pengkalibrasian skala
mikrometer. Kalibrasi digunakan untuk pengukuran obyek yang diamati.
Pengkalibrasian dilakukan dengan cara :
- Panjang skala total mikrometer obyektif dihitung
- Hitung panjang skala untuk 1 skala mikrometer obyektif
- Hitung jumlah skala mikrometer okuler sepanjang skala mikrometer obyektif
- Hitung panjang 1 skala mikrometer okulelr dengan rumus
Jumlah skala mikrometer obyektif x 0,01
Jumlah skala mikrometer okuler
Maka akan didapat panjang skala mikrometer okuler dengan cara kalibrasi

4. Jika banyaknya anak skala pada mikrometer obyektif 100 skala, sedangkan banyaknya anak
skala pada mikrometer okuler 12 skala. Panjang total skala pada mikrometer obyektif yaitu
1 mm. Hitunglah hasil kalibrasi mikrometer okuler tersebut!
Kalibrasi mikrometer okuler = A/B x 0,01 mm dengan A yaitu banyaknya skala pada
mikrometer objektif dan B yaitu banyaknya skala mikrometer okuler (Nurcholis, 2014).

Panjang 100 skala mikrometer obyektif : 1 mm


Panjang 1 skala mikrometer okuler : 0,01 mm
12 skala mik okulelr = 100 skala mikrometer obyektif
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

100
Kalibrasi: x0,01  0,083mm
12

5. Lengkapilah tabel berikut ini!

Jumlah skala pada


Panjang diameter Luas bidang
Perbesaran diameter bidang
bidang pandang (mm) pandang (mm2)
pandang
400x
1000x 18 0,18 0,025
100x

6. Bahas data yang anda peroleh !


Pada kalibrasi micrometer untuk mendapatkan panjang satu skala mikrometer yaitu
dengan cara mengkalibrasi mikrometer okuler dan mikrometer okuler dengan rumus

Skala mikrometer obyektif


Kalibrasi mikrometer = 𝑥0,01𝑚𝑚
Skala mikrometer okuler

A
Atau biasa ditulis B 𝑥0,01𝑚𝑚
Dimana A adalah jumlah skala mikrometer objektif dan B adalah jumlah skala
mikrometer okuler (Waluyo, 2013).
Luas bidang pandang :
1
 x3,14 xd 2
4
1
 x3,14 x0,18 2
4
1
 x3,14 x0,0324
4
 0,025mm 2
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

7. Mengapa dilakukan perhitungan luas bidang pandang dan diameter bidang pandang?
Jelaskan!
Perhitungan laus bidang pandang dan diameter bidang pandang dilakukan untuk
menentukan besar pertumbuhan suatu koloni dan ukuran sebuah mikroorganisme yang
kita amati. Dilakukannya perhitungan bidang pandang dan diameter bidang pandang
adalah untuk memudahkan dalam mengukur objek yang telah ditentukan lebar,panjang
dan luasnya pada mikrometer objektif. Selain itu, perhitungan tersebut dilakukan juga
agar mengetahui jumlah dan kerapatan suatu sel (Suhana,2007).

8. Jelaskan aplikasi pengukuran luas bidang pandang dan diameter bidang pandang pada ilmu
sains!
Pengukuran luas bidang pandang dan diameter bidang pandang pada ilmu sains
digunakan untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme pada luas tertentu.
Sehingga bisa diketahui laju pertumbuhan maupun jumlah mikrobanya. Pengukuran
diamaeter juga dapat membantu mengukur kecepatan suatu sel yang dinyatakan dalam
jumlah sel stomata persatuan luas bidang pandang (Kusumaningrum,2013).

Kesimpulan
Mikrometer merupakan alat (kaca berskala) yang digunakan untuk memperkirakan ukuran
dari objek mikroskopis yang diamati dibawah mikroskop. Mikrometer terbagi menjadi dua
jenis yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang pada
lensa okuler dan mikrometer obyektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja preparat
mikroskop. Mikrometer berfungsi menentukan ukuran mikroorganisme (mikroba) yang
sangat kecil.
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

Prinsip kalibrasi mikrometer okuler adalah menghitung jumlah anak skala antara 2 skala
mikrometer okuler dan obyektif yang saling berhimpit sehingga diterntukan berapa nilai 1
skala mikormeter okuler. Dengan cara skala nol/garis pertama kedua mikrometer disimpulkan
menjadi 1 garis kemudia dilihat pada skalabarap kedua jenis mikrometer tersebut bertemu
kembali.

Pada praktikum, didapat data sebagai berikut :


Panjang dan lebar stomata :
p = 2 skala, 2 x 0,01 mm = 0,02 mm
l = 3 skala, 3 x 0,01 mm = 0,03 mm

Luas bidang pandang :


1
 x3,14 xd 2
4
1
 x3,14 x0,18 2
4
1
 x3,14 x0,0324
4
 0,025mm 2

Daftar Pustaka Tambahan

Kusumaningrum HD, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Bogor:


Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fateta IPB

Nurcholis, Mochamad., Maligan J.M., Sabrina N. M., dan Widyastuti, Endrika. (2014).
Modul Praktikum Biologi. Malang: UB Press

Rainewati. 2010. Penuntun Praktikum Dasar. Yogyakarta: UGM Press

Suhana, 2007. Tehnik Mikroskopi. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.

Waluyo, Joko. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar, Jember: FKIP Universitas Jember.
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y3

Tanggal Nilai Paraf Asisten

You might also like