Professional Documents
Culture Documents
ModelInteroperabilitasAntarAplikasiE Gov
ModelInteroperabilitasAntarAplikasiE Gov
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/235525921
CITATIONS READS
3 1,936
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
NaviBike: Aplikasi Pencari Rute Jalur Sepeda di Kota Yogyakarta Berbasis Mobile View project
Perancangan Layanan Streaming Interaktif pada M-Learning Berbasis Java Dengan CDMA View
project
All content following this page was uploaded by Edhy Sutanta on 01 June 2014.
Masuk: 9 Oktober 2011, revisi masuk : 18 Januari 2012, diterima: 27 Januari 2012
ABSTRACT
Interoperability between information systems is an urgent problem to be solved in
the development of e-Gov in Indonesia. This is caused by the need for increasing the
data multisectoral policy-making in order to solve problems involving data from the inter-
related sectors. While the state government application in the current environment, are
still largely sectoral, in isolation, can not communicate with each other, and
heterogeneous. Interoperability between e-Gov applications become important things to
be sought the solution to the problem of developing e-Gov in Indonesia are not
protracted. This paper is a review of the literature reveals the development of e-Gov in
Indonesia, the interoperability problems encountered, and how the model of
interoperability between e-Gov built to implement a web services models.
INTISARI
Interoperabilitas antar aplikasi sistem informasi menjadi tuntutan mendesak dalam
pengembangan e-Gov di Indonesia saat ini. Hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhan
data multisektoral yang semakin meningkat dalam rangka pengambilan kebijakan untuk
mengatasi problem yang melibatkan data dari antar sektor terkait. Sementara kondisi
aplikasi di lingkungan pemerintah saat ini, umumnya masih bersifat sektoral, terpisah-
pisah, tidak dapat saling berkomunikasi, dan heterogen. Interoperabilitas antar aplikasi e-
Gov menjadi hal penting yang perlu segera dicari solusinya agar problem pengembangan
e-Gov di Indonesia tidak berlarut-larut. Makalah ini merupakan hasil review pustaka yang
mengungkap perkembangan e-Gov di Indonesia, problem interoperabilitas yang
dihadapi, dan bagaimana model interoperabilitas antar aplikasi e-Gov dapat dibangun
dengan mengimplementasikan model web services.
bersifat sektoral, terpisah, tidak dapat elektronik untuk publik dan internal,
saling berkomunikasi, dan heterogen. pengembangan e-leadership dan
Interoperabilitas antar aplikasi e-Gov awareness building, serta penyiapan
menjadi hal penting yang perlu segera peraturan. 2). Tingkat pematangan yaitu
dicari solusinya agar problem pembuatan situs informasi layanan publik
pengembangan e-Gov di Indonesia tidak interaktif; dan pembuatan hyperlink. 3).
berlarut-larut. Tingkat pemantapan: penyediaan
e-Government (e-Gov) adalah fasilitas transaksi elektronik; dan
penggunaan teknologi informasi yang penyatuan aplikasi dan data dengan
dapat meningkatkan hubungan antara lembaga lain (interoperabilitas). 4).
pemerintah dan pihak-pihak lain, Tingkat pemanfaatan: pembuatan
didalamnya melibatkan otomisasi dan program layanan G2G, G2B, dan G2C
komputerisasi pada prosedur paper- terintegrasi; pengembangan proses
based yang akan mendorong cara baru untuk layanan e-Gov yang efektif dan
dalam kepemimpinan, cara baru dalam efisien, dan penyempurnaan menuju
mendiskusikan dan menetapkan strategi, kualitas best practice.
cara baru dalam transaksi bisnis, cara Administrasi publik adalah salah
baru dalam mendengarkan warga dan satu area di mana internet dapat
komunitas, serta cara baru dalam digunakan untuk menyediakan akses
mengorganisasi dan menyampaikan layanan yang paling mendasar dan
informasi [Pascual, 2003]. Sementara menyederhanakan hubungan masyaraka
Ahmadjayadi [2006] mengartikan e-Gov dan pemerintah bagi masyarakat. e-Gov
sebagai kegiatan yang terkait dengan dengan memanfaatkan layanan internet
upaya seluruh lembaga pemerintah dapat dibagi dalam beberapa tingkat
dalam bekerja bersama-sama yaitu: penyediaan informasi, interaksi
memanfaatkan teknologi informasi dan satu arah, dan interaksi dua arah dan
komunikasi (TIK), sehingga dapat transaksi (layanan elektronik penuh).
menyediakan jasa layanan elektronik dan Interaksi satu arah bisa berupa fasilitas
informasi yang akurat kepada individu download formulir yang dibutuhkan,
masyarakatdan dunia usaha. pengumpulan formulir secara online
Semakin besarnya peran TIK merupakan contoh interaksi dua arah,
dalam proses bisnis membuat lembaga sedangkan contoh layanan elektronik
pemerintah berlomba-lomba untuk penuh adalah pengambilan keputusan
mengimplementasikan TIK untuk proses dan proses pelayanan pembayaran
terintegrasi. Salah satunya adalah [http://dishubkominfo.belitungkab.go.id/,
melalui implementasi e-Gov, di mana 08-03-2012].
idealnya implementasi e-Gov diharapkan Hasil evaluasi pengembangan e-
dapat membantu meningkatkan interaksi Gov di Indonesia menunjukkan masih
antara pemerintah, masyarakat, dan dijumpai banyak problem, namun secara
bisnis sehingga mampu mendorong umum problem tersebut berpangkal dari
perkembangan politik dan ekonomi kesalahan pada pandangan atau
[Supangkat, 2006]. Mengacu pada Inpres paradigma tentang e-Gov [Supangkat,
No. 6 Tahun 2001 aparat pemerintah 2006]. Setidaknya, terdapat delapan
harus menggunakan teknologi telematika persepsi keliru tentang pengembangan
untuk mendukung good governance dan e-Gov selama ini, yaitu [Nugroho, 2008]:
mempercepat demokrasi. Penerapan e- 1). e-Gov adalah situs web lembaga
Gov di setiap lembaga pemerintah pemerintah. Persepsi ini akan mereduksi
mengacu pada tahapan pengembangan makna e-Gov. 2). e-Gov adalah adanya
e-Gov nasional sesuai dengan kondisi ketersediaan infrastruktur. Infrastruktur
setiap lembaga pemerintah, meliputi tidaklah identik dengan e-Gov. Tujuan e-
[Inpres No. 3 Tahun 2003]: 1).Tingkat Gov adalah menumbuhkan kekuatan
persiapan: pembuatan situs web di setiap pemberdayaan, dan infrastruktur harus
lembaga pemerintah; pendidikan SDM, dimanfaatkan untuk tujuan yang lebih
penyediaan sarana akses publik, besar. 3). e-Gov adalah pembangunan
sosialisasi keberadaan layanan informasi sistem-sistem informasi. Akar
138
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
139
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
140
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
instansi pemerintah untuk berbagi akses Call (RPC) yang mampu memproses
data dan informasi, serta belum adanya fungsi-fungsi program yang didefinisikan
model interoperabilitas antar sistem pada sebuah aplikasi web dan
informasi yang secara eksplisit dijelaskan mengekspos sebuah API atau User
dalam Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Interface (UI) melalui web. Kelebihan
Kebijakan dan Strategi Nasional penggunaan web services adalah: 1)
Pengembangan e-Gov, maupun pada lintas platform, 2). language independent,
blueprint aplikasi e-Gov. Model 3). jembatan penghubung dengan
interoperabilitas yang dikembangkan database tanpa perlu driver database
berdasarkan model web services dengan dan tidak perlu tahu jenis DBMS, 4).
metode REST. Kebutuhan akan adanya mempermudah proses pertukaran data,
interoperabilitas antar sistem informasi dan 5). penggunaan kembali komponen
dipetakan berdasarkan keterkaitan antar aplikasi [Lucky, 2008]. Layanan
skema database dengan menggunakan fungsional web services dilakukan dalam
model web services, sehingga diperoleh empat langkah kegiatan, 3 diantaranya
model interoperabilitas antara dua dilakukan oleh web services, yaitu: 1).
sistem. Perancangan metode REST entitas pengguna (requester entity), 2).
dilakukan menggunakan ROA yaitu entitas penyedia (provider entity), dan 3).
model arsitektur yang berorientasi entitas perantara (discovery entity)
sumber daya informasi. Implementasi [Sukyadi, 2009].
model interoperabilitas antar dua sistem Berdasarkan konsep hubungan
informasi dilakukan menggunakan dan penyampaian informasi, web
bahasa PHP dan database MySQL. services dikembangkan melalui 4 model
Pengujian dilakukan melalui pengambilan arsitektur, masing-masing memiliki
data antar kedua sistem yang memiliki orientasi pada message, action,
perbedaan platform database dan resource, dan policy. Pengembangan
terletak pada lokasi fisik yang berbeda model yang diturunkan berdasarkan
[Sukyadi, 2009]. orientasi pada action (Service Oriented
Web services adalah sebuah Model/SOM)) menghasilkan Services
software sistem yang dirancang untuk Oriented Architecture (SOA), yaitu model
mendukung interoperabilitas interaksi arsitektur berbasis layanan. Sementara
mesin-ke-mesin melalui sebuah jaringan pengembangan model yang diturunkan
[WWW Consorsium, 2004]. Web services berdasarkan orientasi pada resource
secara teknis memiliki mekanisme (Resource Oriented Model/ROM) yang
penunjang interoperabilitas antar aplikasi menghasilkan adanya Resource Oriented
dengan melakukan interaksi antar Architecture (ROA), yaitu model
aplikasi, baik yang berupa agregasi arsitektur berbasis sumberdaya informasi
(pengumpulan) maupun adanya sindikasi [Sukyadi, 2009]. Dalam proses
(penyatuan). Web services juga memiliki perkembangannya, model web services
layanan terbuka untuk kepentingan memiliki dua metode yang berorientasi
integrasi data dan kolaborasi informasi pada layanan dan sumberdaya informasi,
yang bisa diakses melalui internet oleh yaitu: SOAP (Simple Object Access
berbagai pihak melalui teknologi yang Protocol) dan REST (REpresentational
dimiliki masing-masing pengguna. State Transfer). Impementasi web
Sekalipun mirip dengan proses services model SOA telah banyak
Application Programming Interface (API) dilakukan dan dikembangkan oleh
berbasis web, web services memiliki banyak vendor, seperti Microsoft, Sun
keunggulan karena dapat dipanggil dari dan IBM, melalui dukungan platform
jarak jauh melalui internet, pemanggilan infrastruktur dotNet dan Java. Arsitektur
web services bisa menggunakan bahasa SOAP memiliki tiga komponen utama
pemrograman apa saja, dan dalam dalam melakukan proses layanan yaitu:
platform apa saja, sementara API hanya 1) service provider, 2) service requester,
bisa digunakan untuk platform tertentu dan 3) service broker, serta komponen
[Lucky, 2008]. Web services dapat pendukung yaitu: 1). XML, 2) SOAP-XML
dipahami sebagai Remote Procedure (terdiri atas header dan body), 3). WSDL,
141
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
serta 4). UDDI [DSIPLK, 2008]. Metode deskripsi web services di dalam WSDL,
REST diusulkan oleh Fielding [2000] sehingga WSDL harus dirubah untuk
dengan didasari oleh empat prinsip menyamakan struktur dan tipe datanya.
utama teknologi, yaitu: 1). Resource Akibatnya metode SOAP lebih kompleks
identifier through Uniform Resource dalam pengembangannya, sedangkan
Identifier (URI), 2). uniform interface REST dapat dilakukan lebih cepat dan
(sumberdaya CRUD menggunakan sederhana.
operasi-operasi PUT, GET, POST, dan Implementasi SOA dalam e-Gov
DELETE), 3). self-descriptive messages memungkinkan sharing informasi dapat
(sumberdaya tidak terikat sehingga dapat dilakukan tanpa memberi hak akses
mengakses konten HTML, XML, PDF, secara langsung ke database bagi pihak
JPEG, plain text, meta data, dll), serta 4). yang mengaksesnya. Pengakses
stateful interactions through hyperlinks informasi pada aplikasi e-Gov di instansi
(bersifat stateless) [Pautasso, 2008]. pemerintah lain dapat menggunakan
Metode REST lebih sederhana karena service yang disediakan oleh aplikasi e-
menggunakan format standar (HTTP, Gov yang mendukung konsep-konsep
HTML, XML, URI, MIME), namun jika interoperabilitas. Secara teknis SOA
diperlukan proses pengambilan data, memisahkan antara pesan/query/call
maka konten berupa teks dari hasil dengan bagian pengolahan database,
eksekusi web services dapat diolah sehingga wilayah privat dan publik dapat
dalam format teks seperti XML atau terpisah secara tegas. Bagian privat
HTML dengan menggunakan utilitas hanya dapat diakses oleh bagian
komunikasi data melalui koneksi socket penanggungjawabnya, sementara bagian
protokol HTTP. Utilitas ini umumnya publik dapat diakses oleh siapa pun
tersedia dalam pustaka komunikasi pada melalui service yang disediakan. Agar
bahasa pemrograman seperti Java, pesan/query/call dapat digunakan oleh
Visual Basic, Delphi, PHP, ASP, maupun pengguna lain, maka harus disusun
JSP [Sukyadi, 2009]. berdasarkan standar tertentu tanpa
Perbedaan mekanisme pada bergantung pada produk TIK tertentu
metode proses SOAP dan REST adalah [http://arvantc40s.blogspot.com/2012/02/i
[Sukyadi, 2009]: 1). Protocol layering nteroperabilitas-data-dalam-e.html, 08-
dimana metode REST menganggap 03-2012].
penggunaan protokol HTTP sebagai Sebagai contoh implementasi
application-level protocol, sedangkan SOA, database kependudukan di
pada SOAP menganggap penggunaan Indonesia merupakan tanggungjawab
protokol, khususnya HTTP sebagai Dinas Dukcapil dan dapat menyediakan
transport-level protocol. 2). Dealing with service ke publik berupa informasi data
heterogeneity metode SOAP dan REST series jumlah penduduk berdasarkan
memiliki kesamaan dalam penanganan pendidikan, pekerjaan, dan lainnya.
keragaman komponen pada protokol Sedangkan untuk pengguna lembaga
HTTP, namun berbeda dalam dukungan pemerintah, service dapat diperluas
antar vendor aplikasi browser dan dengan pemberian informasi yang lebih
enterprise computing. 3). Loose coupling lengkap seperti nama, alamat, tanggal
dalam aspek time/availability dan location lahir, status dan lainnya, sehingga Dinas
transparency, metode REST dan SOAP Kesehatan misalnya, dapat dengan
memiliki kecenderungan menjadi loose memanfaatkannya untuk membangun
coupling (bebas ketergantungan akses), informasi kesehatan bagi berbagai
namun dalam aspek service evolution, kepentingan. Melalui sharing informasi
metode REST memiliki loose coupling tersebut, data pokok (misal biodata
yang lebih tinggi daripada SOAP. Metode penduduk) dapat dilengkapi dengan
REST menggunakan format URI yang berbagai atribut yang dibutuhkan dalam
bebas dari bentuk format deskripsi, sistem lain. Misal, seseorang dengan
sedangkan dalam metode SOAP, Nomor Induk Kependudukan (NIK)
perubahan yang terjadi dalam struktur tertentu, dapat dilengkapi dengan atribut
fungsi web services akan mempengaruhi data kesehatan di Dinas Kesehatan,
142
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
143
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
144
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
Resources registry/Discovery
(AGENT/BROKER)
Download deskripsi: Registrasi
http://egov2/?atribut1 =xx sumberdaya informasi
Gambar 1: Pemetaan web services proses pengambilan data dari e-Gov1 ke e-Gov2
Aplikasi e‐Gov1 Aplikasi e‐Gov2
GET / POST (URL)
getMASTEReGov2(atribut1) getMASTEReGov2(atribut1)
CONECTOR RPC
getMASTEReGov2(atribut1,atribut2) getMASTEReGov2(atribut1,atribut2)
Informasi XML
Gambar 2: Mekanisme pengambilan data dari e-Gov1 ke e-Gov2 dengan metode REST
145
JURNAL TEKNOLOG
T GI TECHN
NOSCIENTIA
A ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No.. 2 Februari 2012
Cara kedu ua ini biasa digunakan untuk Pada Gam mbar 3 mennampilkan model
menjaga keamanan data dari akses infrastrukturr interopeerabilitas antara
a
pihak luar yang ingin mengakses
m ssecara aplikasi e-G
Gov1 dan e-GGov2.
langsung ke
k dalam funngsi-fungsi in
nternal.
Gamba
ar 3: Model in
nfrastruktur in
nteroperabilitas antara ap
plikasi e-Govv1 dan e-Gov2
146
JURNAL TEKNOLOG
T GI TECHN
NOSCIENTIA
A ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No.. 2 Februari 2012
Gambar 4:
4 Implementtasi rancanga
an model interoperabilita
as antara e-G
Gov1 dan e-G
Gov2
147
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 4 No. 2 Februari 2012
Indrajit, R.E., 2006, Evolusi Strategi Shorter, D.N., 1997, Requirements for
Integrasi Sistem Informasi Ragam Enterprise Model Execution and
Institusi, Kiat Memecahkan Integration Services, in: Kosanke,
Permasalahan Politis dalam K. & Nell, J.G. (Eds.) Enterprise
Kerangka Manajemen Perubahan, Engineering & Integration: Building
Prosiding KNTIK untuk Indonesia International Consensus, pp. 235-
dipresentasikan tanggal 3-4 Mei 243, Springer-Verlag, Berlin.
2006, ITB, Bandung. Sukyadi, D., 2009, Model
Inpres No. 3 Tahun 2003, Kebijakan & Interoperabilitas Sistem Informasi
Strategi Nasional Pengembangan Layanan Publik Studi Kasus: e-
E-Government, Jakarta. Government, Karya Akhir, Prodi
Inpres No. 6 Tahun 2001, Telematika Magister Teknologi Informasi,
(Telekomunikasi, Media dan Fasilkom, UI, Jakarta.
Informatika) , Jakarta. Supangkat, S.H., 2006, Framework
Lucky, 2008, XML Web services: Aplikasi Strategi Implementasi E-
Desktop, Internet & Handphone, Government, Prosiding Konferensi
Jasakom. Nasional Teknologi Informasi &
Michel, J.J., 1997, Manufacturing, Komunikasi untuk Indonesia, ITB,
Modelling and Integration, 3-4 Mei 2006.
Presentation at a meeting of the Supangkat, S.H., Sembiring, J., dan
Computer Department at CETIM Rahmad, B., 2007, IT Governance
(slides). Nasional: Urgensi dan Kerangka
Miller, P., 2000, Interoperability: What is Konstruksi, makalah Pertemuan
it and Why should I want it?, Dewan TIK Nasional, 8-01-2007.
http://www.ariadne. Utomo, W.H., 2011, Integrasi B2B
ac.uk/issue24/interoperability/, Berbasis SOA Menggunakan Web
diakses: 05-03-2012. services, Disertasi Program Doktor
Molina, A., Panetto, H., Chen, D., Ilmu Komputer, UGM, Yogyakarta.
Whitman, L., Chapurlat, V., WWW Consorsium, 2004, Web services
Vernadat, F.B., 2007, Enterprise Architectures,
Integration and Networking: http://www.w3.org/TR/ws-
Challenges and Trends, Studies in arch/#whatis, diakses: 08-03-2012.
Informatics and Control, 16/4, ......, 2012, Interoperabilitas Data Dalam
Informatics and Control e-Goverment
Publications, December 2007. http://arvantc40s.blogspot.com
Nugroho, L.E., 2008, Interoperabilitas, /2012/02/interoperabilitas-data-
Modul Kuliah MTI-UGM, dalam-e.html, diakses: 08-03-
Yogyakarta. 2012.
Pascual, P.J., 2003, e-Government, e- ......,http://dishubkominfo.belitungkab.go.i
Asean Task Force UNDP- APDIP, d/, diakses: 08-03-2012.
May 2003.
Pautasso, 2008, C., 2008, REST vs
SOAP Making the Right
Architectural Decision, SOA
Symposium, Amsterdam
Raharjo, B., 2001, Membangun e-
Government, ITB, Bandung.
Setyantana, P., 2009, Interoperabilitas
Sistem Informasi, Makalah
dipresentasikan dalam Pelatihan
oleh Direktorat Sistem Informasi
Perangkat Lunak & Konten,
Direktorat Jenderal Aplikasi
Telematika, Depkominfo RI,
tanggal: 27/28-05-2009, Sragen.
148
View publication stats