You are on page 1of 75

PETUNJUK TEKNIS

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU


BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2013
ISBN : 978-602-9064-13-1

Petunjuk Teknis

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI


Mendukung pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari

di Provinsi Bengkulu

Penanggung Jawab
Kepala BPTP Bengkulu

Penyusun :
Umi Pudji Astuti
Tri Wahyuni
Bunaiyah Honorita

Redaksi Pelaksana :
Agus Darmadi
Umi Pudji Astuti

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN


(BPTP) BENGKULU
2013

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Upaya percepatan kemandirian dan ketahanan pangan rumah tangga dilaksanakan melalui
kegiatan Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu Rumah tangga yang memanfaatkan lahan
pekarangannya secara intensif berbasis teknologi. Dalam pengembangan RPL, dibutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan setiap rumah tangga dalam Teknis pembuatan pestisida nabati yang
belum banyak dipahami oleh para pelaku RPL, oleh karena itu dibutuhkan pedoman teknis sebagai
acuan dalam pelaksanaan RPL di setiap unit kawasan.

Penerbitan Petunjuk Teknis Pembuatan Pestisida Nabati ini diharapkan akan


memberikan pemahaman bagi rumah tangga yang mengembangkan RPL di Provinsi
Bengkulu. Petunjuk teknis ini akan diperbaiki dan disempurnakan sehingga akan menjadi
suatu pedoman teknis yang bermanfaat bagi berbagai kalangan yang peduli pada
optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bengkulu, Juni 2013.

Kepala BPTP Bengkulu

Dr. Dedi Sugandi, MP

iii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... iii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
II. JENIS-JENIS TANAMAN PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT ................. 3
2.1. Ajeran ( Bidens pilosa L.) ............................................................................... 3
2.2. Bandotan ( Ageratum conyzoides Linn.) ......................................................... 4
2.3. Bawang ( Allium cepa) ................................................................................ 6
2.4. Bawang putih (Allium sativum L) .................................................................. 8
2.5. Bayam duri ( Amaranthus spinosus Linn.) ................................................... 10
2.6. Bengkuang ( Pachyrhizus erosus (L.) Urb.) ................................................... 12
2.7. Bijanggut / janggot ( Mentha spp.) ................................................................ 14
2.8. Brotowali (Tinospora rumphii ) .................................................................... 16
2.9. Bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa Linn.) ............................................... 17
2.10. Cabai merah (Capsicum annuum ) ............................................................... 19
2.11. Cengkeh ( Syzygium aromaticum) ................................................................ 21
2.12. Duku ( Lansium domesticum) ..................................................................... 23
2.13. Pepaya (Kates) (Carica Papaya L) ................................................................ 24
2.14. Tembakau : (Nicotiana tabacum L). ............................................................. 25
2.15. Kunyit (kunir/turmeric) (Curcuma domestica Val. Curcuma longa koenin). 28
2.16. Lombok Rawit (Capsicum frutescens L) ....................................................... 29
2.17. Kenikir (Tagetes erecta L., Tagetes patula) .................................................. 33
2.18. Jahe (Zingiber offcinale) ................................................................................ 35
2.19. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) ............................................................ 36
2.20. Jarak ( Ricinus communis Linn.) .................................................................. 38
2.21. Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild) .......................................................... 41
2.22. Lidah buaya (Aloe barbadensis Milleer) ....................................................... 42
2.23. Mahoni (Swietenia mahagoni) JACQ .......................................................... 44
2.24. Mengkudu (Morinda citrifolia) .................................................................... 45
2.25. Mimba (Azadirachta indica A. Juss) ........................................................... 47
2.26. Pacar cina ( Aglaia odorata Lour.) .............................................................. 49
2.27. Putri malu (Mimosa pudica) ......................................................................... 51
2.28. Sambiloto (Andrographis paniculata ) ......................................................... 52
2.29. Serai wangi ( Cymbopogon nardus (L).) ....................................................... 54
2.30. Sirih ( Piper betle Linn.) ................................................................................ 56
2.31. Sirsak (Annona muricata, Linn. ) ................................................................ 57
2.32. Srikaya ( Annona squamosa ) ....................................................................... 58
2.33. Tembelekan ( Lantana camara) .................................................................. 60
2.34. Tomat (Lycopersicum esculentum) .............................................................. 61

iv
III. BAHAN-BAHAN LAIN UNTUK MENGENDALIKAN HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN .................................................................................................... 64
3.1. Air Susu ............................................................................................................................ 64
3.2. Urine (Air Seni) 64
3.3. Soda Roti (Natrium Bikarbonat) .................................................................. 65
3.4. Umpan dan Perangkap .................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 70

v
I. PENDAHULUAN

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini,
bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman
rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas,
ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain
dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat
memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.

Pada pelaksanaannya, ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah adanya
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT merupakan salah satu faktor pembatas penting
dalam upaya peningkatan produksi sayuran. Serangan OPT terjadi di semua tahap pengelolaan
agribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, di pertanaman, sampai penyimpanan dan
pengangkutan produk. Masyarakat sudah tidak asing dengan nama-nama OPT sayuran, seperti
ulat daun kubis, lalat pengorok daun, kutudaun, penyakit hawar daun, penyakit layu bak teri,
penyakit bengkak akar, nematoda sista kentang (NSK) dan masih banyak lagi.

Pada umumnya para petani masih sangat menggantungkan pada penggunaan pestisida
kimia sintetik, meskipun PHT sudah menjadi kebijakan pemerintah. Mereka masih mengikuti
paradigma perlindungan tanaman konvensional, preventif dan prinsip asuransi yang cenderung
berlebihan. Penggunaan pestisida yang yang tidak tepat dan tidak benar baik jenis maupun
dosis penggunaannya seringkali menimbulkan masalah OPT dan ledakan OPT
diantaranya: 1) resistensi hama, 2) resurgensi hama, 3) ledakan OPT sekunder, 4) residu
pestisida, 5) kesehatan manusia, dan 6) masalah lingkungan.

Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia tersebut, upaya


perlindungan tanaman sayuran dilakukan berbasis pada pengelolaan ekosistem secara
terpadu dan berwawasan lingkungan. Hal tersebut dilakukan karena konsumen tidak
hanya menuntut produk sayuran yang aman bagi kesehatan, bebas residu pestisida kimia,
tapi juga menuntut produk sayuran yang diproses dengan teknologi perlindungan tanaman
yang akrab lingkungan. Salah satu alternatif teknologi pengendalian OPT adalah
penggunaan pestisida nabati yang lebih alami. Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-
bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan OPT pada tanaman
sayuran. Oleh sebab itu, aplikasi pestisida nabati perlu mendapat perhatian untuk

1
dikembangkan, karena jenis pestisida ini mudah terurai di lingkungan, kurang beracun
terhadap jasad berguna, relatif
lebih murah dan mudah diperoleh.

Teknis pembuatan pestisida nabati belum banyak dipahami oleh para pelaku RPL, oleh
karena itu dibutuhkan pedoman teknis sebagai acuan dalam pelaksanaan RPL di setiap unit
kawasan. Buku ini akan menyajikan jenis-jenis tanaman pengendali hama dan penyakit serta cara
pembuatannya dan bahan-bahan lain untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

2
II. TANAMAN PESTISIDA NABATI

2.1. Ajeran ( Bidens pilosa L.)


Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Warga : Bidens Sumber foto:
Jenis : Bidens pilosa L . farm9.staticflickr.com/8079/8327873475_9378a3dd87
_m.jpg diakses 2013

Deskripsi :
Termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di
halaman sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai 150 cm. Batang
berbentuk segi empat, warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing – masing berbentuk bulat
telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan
putik berwarna kuning.

Bagian tanaman yang digunakan adalah biji dan seluruh bagian tanaman yang berada di
atas tanah (herba)

Kandungan kimia:
Bahan kimia yang terkandung dalam ajeran adalah flavonoid terpen, fenilpropanoid, lemak
dan benzenoid.

Cara kerja :
Bersifat sebagai insektisida.

3
Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak biji ajeran Masukkan biji ajeran Tambahkan larutan Kutu daun, ulat
1 gelas biji ajeran ke dalam panci dengan 1 liter air. tanah dan tungau
1 l air tambahkan air, Tambahkan sabun.
Sabun/deterjen didihkan selama 5 Aduk hingga rata.
secukupnya menit. Saring. Semprotkan ke
Panci seluruh bagian
Ember tanaman atau siram
Alat penyaring ke tanah di sekitar
tanaman.
Ekstrak tanaman Rajang tanaman Semprotkan ke Kutudaun, ulat
ajeran ajeran. Rendam seluruh bagian tanah dan tungau
1 tanaman ajeran dalam air selama 24 tanaman atau siram
2 liter air jam. Saring sampai ke tanah di sekitar
Sabun / deterjen getahnya keluar. tanaman.
secukupnya Tambahkan
sabun/deterjen.
Aduk hingga rata.

Khasiat lain :
Ajeran berguna juga untuk obat demam, pencernaan tidak baik, rematik (nyeri persendian),
selesma, usus buntu dan wasir.

2.2. Bandotan ( Ageratum conyzoides Linn.)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae/Compositae
Warga : Ageratum Sumber foto: 4.bp.blogspot.com/-
P8vLLkJfuiU/UMk6Br7mZVI/AAAAAAAAAFs/qPN
Jenis : Ageratum conyzoides Linn. DfcRu6WU/s1600/bandotan.jpg diakses 2013

Deskripsi:
Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm. Batang , tegak atau terbaring. Daun, tunggal, bulat telur,
ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan
menyirip, tangkai pendek, hijau. Bunga, ma jemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu
menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak

4
berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah, padi, bulat panjang,
bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam. Bici , kecil, hitam. Akar, tunggang,
putih kotor.

Kandungan kimia :
Kandungan kimia yang terkandung dalam babadotan adalah saponin, flavanoid , polifenol,
kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak atsiri.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun

Cara kerja :
1. Penolak (repellent )
2. Menghambat perkembangan serangga

Khasiat lain :
Kegunaan lain dari babandotan adalah untuk obat p enurun panas, obat disentri, obat luka,
dan obat mencret

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak daun Rajang daun Semprotkan Hama secara umum
babadotan babadotan, rendam keseluruh bagian
½ kg daun dalam 1 liter air tanaman yang
babadotan selama 24 jam. terserang pada pagi
1 liter air Saring. Tambahkan dan sore hari
1 gram deterjen/ deterjen. Aduk
Sabun hingga rata

5
2.3. Bawang ( Allium cepa)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Aliaceae
Warga : Allium
Jenis : Allium cepa L.
Sumber foto: http://3.bp.blogspot.com/-
W4UD2jZtdHQ/TkM-
QqdJUEI/AAAAAAAAAAY/fUWbUAILUJ8/s1600/b
awang-merah.jpg diakses 2013
Deskripsi:
Herba, semusim, tinggi 40-60 cm, tidak berbatang, berumbi lapis, merah keputih- putihan,
berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50 cm, lebar ± 0,5 cm,
menebal dan berdaging sefta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang
yang dilapisi daun sehingga menjadl umbi lapis, hijau. Tunggal, memeluk umbi lapis.
Daun majemuk, bentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari
enam, tangkai sari putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota
bentuk bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih. Batu, bulat, hijau. Bunga Segi
tiga, riitam. Akar Serabut, bentuk seperti benang, berwarna putih

Kandungan kimia :
Bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin,
lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin

Bagian tanaman yang digunakan adalah umbi lapis.

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penolak (repellent)

6
Khasiat lain :
Bawang merah dapat digunakan untuk obet demam pada anak, perut kembung, muntah-
muntah, ma suk angin, kerokan, batuk, disentri, hipertensi, diabetes, utu air/kakirangen,
bisul/luka, payudara bengkak /mastitis, melancarkan air seni pada anak disertai demam dan
sariawan.

Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak bawang Campurkan bawang Campurkan larutan Kutu kebul
merah putih dengan minyak dengan air dengan
85 g bawang sayur. Biarkan perbandingan 1 : 19
merah selama 24 jam. atau 50 ml larutan
50 ml minyak Tambahkan air dan dengan 950 ml air.
sayur sabun. Aduk hingga Kocok sebelum
10 ml deterjen/ rata. digunakan.
sabun Semprotkan
950 ml air ke seluruh bagian
Alat penyaring tanaman yang
Botol terserang pada pagi
hari
Ekstrak bawang Didihkan air dalam Tambahkan 1 liter Semut, tungau dan
merah panci, hancurkan larutan dengan 10 trips
1 kg bawang bawang merah dan liter air. Semprotkan
merah masukkan ke dalam ke seluruh bagian
1 liter air air mendidih. tanaman yang
Panci Biarkan selama 24 terserang pada pagi
Ember jam dan kemudian atau sore hari.
Alat penyaring disaring

Ekstrak bawang Hancurkan Semprotkan ke Alternaria,


merah bawang merah seluruh bagian antraknos, Fusarium,
50 g bawang tambahkan air. tanaman yang busuk daun
merah Aduk sampai rata terserang OPT pada
1 liter air dan kemudian pagi atau sore hari
Ember disaring
Alat penyaring

7
2.4. Bawang putih (Allium sativum L)

Klasifikasi :

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Lillidae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae
Sumber foto: http://1.bp.blogspot.com/-2iB-
kghu7J0/UTVV9B_VrBI/AAAAAAAAAOM/9TFI3x6
Genus : Allium L.
LwU8/s1600/BawangPutih.jpg diakses 2013
Spesies : Allium sativum L.

Deskripsi:

Herba, semusim, tinggi 50-60 cm. Berakar serabut kecil berjumlah banyak. Batang semu,
beralur, hijau. Daun tunggal, berupa reset akar bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing,
beralur, panjang 60 cm, lebar ± 1,5 cm, menebal dan berdaging serta mengandung
persediaan makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi
lapis, berwarna hijau. Bunga memiliki 3 daun kelopak, dan 3 daun mahkota serta 6
benang sari. Buah tidak berdaging. Biji berbentuk kecil dan berwarna hitam.

Kandungan kimia :

Senyawa kimia yang terkandung dalam bawang putih antara lain tanin, minyak atsiri,
dialilsulfi da, aliin, alisin, enzim aliinase

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tanaman, umbi, daun dan bunga

Cara Kerja :

1. Penolak (repellent )

2. Bersifat sebagai insektisi da, nematisida, fungisida dan antibiotik

Khasiat lain :

Bawang merah berguna juga untuk obat hipertensi, asma, batuk, masuk angin, sakit kepala,
sakit kuning; sesak nafas, busung air, ambeien, sembelit, luka memar, abses; luka benda
tajam, digigit serangga, cacingan, sulit tidur (insomnia).

8
Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak bawang Campurkan bawang Campurkan larutan Ulat, hama
putih putih dengan dengan air dengan pengisap, nematoda,
85 gram bawang minyak sayur. perbandingan 1 : 19 bakteri, antraknos,
putih Biarkan selama 24 atau 50 ml larutan embun tepung
50 ml minyak jam. Tambahkan air dengan 950 ml air.
sayur dan sabun. Aduk Kocok sebelum
10 ml hingga rata. Simpan digunakan.
deterjen/sabun dalam botol paling Semprotkan ke
950 ml air lama 3 hari. seluruh bagian
Alat penyaring tanaman yang
Botol terserang OPT pada
pagi hari
Ekstrak bawang Hancurkan bawang Tambahkan larutan Cendawan
putih putih, rendam dalam dengan air dengan
2 siung bawang air selama 24 jam. perbandingan 1 : 9
putih Tambahkan air dan air. Kocok sebelum
Deterjen/sabun sabun. Saring. digunakan.
4 cangkir air Masukkan dalam Semprotkan ke
Alat botol seluruh bagian
penumbuk/blender tanaman yang
Alat penyaring terserang ada pagi
Botol hari
Ekstrak minyak Hancurkan bawang Tambahkan 10 liter Hama kubis,
bawang putih putih. Rendam air kedalam larutan. belalang dan
100 gram dalam minyak sayur Aduk hingga merata. kutudaun
bawang putih selama 24 jam. Semprotkan ke
2 sendok makan Tambahkan ½ liter seluruh bagian
minyak sayur air dan deterjen. tanaman yang
10.5 liter air Aduk hingga rata. terserang OPT pada
10 ml Saring pagi hari
deterjen/sabun
Jeterjen
Minyak bawang Tambahkan sabun Semprotkan ke Ulat buah tomat
putih ke dalam minyak seluruh bagian Ulat penggerek
50 ml minyak bawang putih. Aduk tanaman yang umbi kentang
bawang putih hingga rata. terserang pada pagi Wereng padi
950 ml air Tambahkan air. atau sore hari Nematoda
1 ml Aduk
deterjen/sabun

9
2.5. Bayam duri ( Amaranthus spinosus Linn.)

Klasifikasi :

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Caryophyllales

Suku : Amaranthacea Sumber foto: http://1.bp.blogspot.com/-


SXOdMsqt1ZI/UJArZV0dPiI/AAAAAAAANOE/NLk
Warga : Amaranthus tXOmT4jI/s1600/bayam-duri.jpg diakses 2013

Jenis : Amaranthus spinosus Linn.

Deskripsi :

Bayam duri (Amaranthus spinosus) termasuk jenis tumbuhan amaranth. Tumbuhan ini
mempunyai batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Tanda khas
tumbuhan bayam duri adalah pada batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri,
sehingga orang mengenal sebagai bayam duri. Bentuk daunnya menyerupai belahan
ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau muda
atau kuning.

Kandungan kimia :

Kadungan kimia yang terkandung dalam bayam duri antara lain amarantin, rutin,
spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi,
serta vitamin.

Kegunaan lain :

Bayam duri dapat dimanfaatkan untuk pereda demam (antipiretik), peluruh kencing
(diuretik), peluruh haid, peluruh dahak (ekspektoran), penawar racun (antitoksik),
menghilangkan bengkak (detumescent), dan pembersih darah.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun

10
OPT Sasaran:

Ekstrak daun bayam duri merupakan salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik
tanaman cabai merah terhadap serangan Cucumber Mosaik Virus (CMV) dan virus kuning
Gemini.

Cara pembuatan:

Larutan penyangga

Larutan stok buffer phosfat pH 7.0 :

1.362 g KH2PO4 dilarutkan dalam 1000 ml aquadestilasi

1.781 g Na2HPO4. 2H2O dilarutkan dalam 1000 ml aquadestilasi

Untuk 100 ml buffer phosfat 0.01 M pH 7.0 campuran 51.0 ml Na2HPO4. 2H2O dengan
49.0 KH2PO4

Bahan dan alat :

 Daun bayam duri


 Mortar dan pestel
 Carborundum 600 mesh
 Alkohol 70 %
 Kapas
 Aquadestilasi dan botol semprot

Cara penggunaan :

a. Inokulasi secara mekanis dengan metode rubbing

 Cuci tangan menggunakan sabun


 Daun sebanyak 25 g dicuci bersih dan dihaluskan dengan menggunakan mortar
kemudian ditambah buffer phosfat sebanyak 75 ml. Konsentrasi ekstrak bayam duri
yang digunakan adalah konsentrasi 25 % yang didapatkan dari hasil perbandingan
antara bagian daun dan buffer phosfat 25 (g) : 75 (ml).
 Ekstrak daun disaring menggunakan kain kasa atau muslin.
 Ekstrak daun ditambah dengan carborundum 600 mesh.

11
 Untuk 100 ml ekstrak dibutuhkan ± 8 gram carborundum. Carborundum digunakan
untuk melukai permukaan daun sehingga ekstrak terserap ke dalam sel-sel tanaman
tanpa menyebabkan kematian jaringan tanaman.
 Aplikasi ekstrak dilakukan pada semaian cabai yang telah mempunyai 3-4 daun
sejati dengan cara dioleskan pada permukaan daun bagian tengah dengan
menggunakan kapas. Tiga puluh menit setelah aplikasi, daun dibilas menggunakan
air bersih agar kelebihan carborundum yang ada di permukaan daun terbilas
sehingga mengganggu pertumbuhan.

b. Inokulasi dengan menggunakan kompresor

Kompresor digunakan apabila jumlah semaian banyak dan tidak memungkinkan


menggunaan metode rubbing. Caranya seperti metode rubbing , tetapi penggunaan
carborundum untuk satu liter ekstrak pada konsentrasi 25 %, carborundum yang
digunakan ± 50 gram. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam tabung semprot
kompresor dan diaplikasikan pada semaian cabai yang telah mempunyai 3-4 daun sejati
pada tekanan 21 psi. Daun dibilas dengan menggunakan air bersih 30 menit setelah
aplikasi untuk menghilangkan carborundum.

2.6. Bengkuang ( Pachyrhizus erosus (L.) Urb.)

Klasifikasi :
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Fabales
Suku : Fabaceae Sumber foto: http://www.cuteabis.com/wp-
content/uploads/2013/06/bengkoang.jpg diakses
Warga : Pachyrhizus 2013
Jenis : Pachyrhizus erosus (L.) Urb.

Deskripsi:

Bengkuang merupakan tumbuhan terna menjalar dan hidup menahun. Umbi akar tunggal,
kulit luar berwarna krem atau coklat muda atau coklat tua, berdaging warna putih atau
kuning keputihan. Tumbuhan ini mempunyai umbi banyak dan bentuknya memanjang.
Daun majemuk, beranak daun 3, helaian daun bercuping menjari atau utuh dengan tepi

12
bergigi; anak daun lateral berbentuk ketupat tidak simetris sampai membundar telur, anak
daun terminal mengginjal. Pembungaan tandan semu, berbunga banyak. Bunga berkelopak
coklat, mahkota bunga ungu-biru atau putih. Buah berbentuk polong sedangkan biji
berbentuk pipih persegi berwana hijau - coklat atau coklat tua kemerahan.

Kegunaan lain:

Umbi bengkuang mengandung gula , pati , fosfor dan kalsium. Umbi juga memiliki efek
pendingin karena mempunyai kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu
oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin), yang tidak bisa dicerna tubuh manusia
sehingga berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.

OPT sasaran:

Pengisap buah (Dasybus piperis CHINA) dan pengisap bunga ( Diconocoris hewitti
DIST), Spodoptera litura, beberapa jenis serangga dari ordo Coleoptera, Diptera,
Hemiptera, Lepidoptera dan Orthoptera

Kandungan kimia :

Bengkuang mengandung rotenon dan pachyrizid

Bagian tanaman yang digunakan adalah biji, daun dan batang

Cara kerja :

1. Racun penghambat metabolisme dan system syaraf yang bekerja perlahan, serangga
yang teracuni sering mati karena kelaparan yang disebabkan oleh kelumpuhan alat–
alat mulut.
2. Penghambat makan (antifeedant ).
3. Bersifat sebagai insektisida.

Cara pembuatan :

Biji bengkuang di tumbuk sampai halus, kemudian diayak dengan menggunakan ayakan
halus untuk memperoleh tepung bengkuang yang siap digunakan untuk apalikasi di lapang.
Tepung bengkuang tersebut ditimbang dan ditempatkan dalam kantong plastik. Tiap
kantong plastik berisi 160 gr tepung bengkuang yang siap digunakan untuk 10 liter air
sebagai pelarut. Penggunaan tepung biji bengkuang untuk aplikasi dilapang dilakukan

13
dengan cara merendam tepung tersebut dalam air pelarut sampai lunak, kemudian tepung
bengkuang yang telah lunak tersebut diperas sampai keluar seluruh cairan berwarna putih,
selanjutnya cairan dimasukkan ke dalam sprayer untuk disemprotkan pada hama sasaran.
Setiap tanaman disemprot sampai rata dengan volume semprot 1,25 – 1,5 liter larutan in
sektisida botani b iji bengkuang pertanaman. Langkah tersebut sudah diujicobakan untuk
mengendalikan hama tanaman lada.

Khasiat lain :

Bengkuang dapat digunakan untuk obat diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori,
untuk bahan baku pembuatan kosmetika, obat, pupuk hijau, dan pakan ternak.

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak Biji Biji bengkuang Semprotkan ke Berbagai macam
Bengkuang dikering anginkan seluruh bagian hama pengisap,
½ kg biji kemudian tumbuk tanaman pada pagi kumbang dan ulat
bengkuang sampai halus. atau sore hari
20 liter air Rendam dalam air
Alat penumbuk/ selama 1 – 2 hari.
Blender Saring
Ember

2.7. Bijanggut / janggot ( Mentha spp.)

Klasifikasi :

Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Labiatae
Suku : Lamiaceae
Sumber foto:
Warga : Mentha http://www.extento.hawaii.edu/kbase/view/files/Scan
Jenis : Mentha spp. ned/herbs/002.jpg diakses 2013

14
Deskripsi :

Batang: batang tegak, tinggi mencapai 0,30-0,50 m, bercabang kecil yang tumbuh
menjalar, berbuku-buku, tiap ruas keluar tunas dan akar, batang tajam, berbetuk segi
empat. Daun: berdaun bundar telur sampai jorong langset, daunnya bersilang, panjang
mencapai 3,5-7 cm, berujung runcing, bergerigi dangkal, tulang daun bagian bawah
berambut pendek, permukaan daun bagian atas berambut jarang, panjang tangkai daun
mencapai 1,5 cm. Bunga: Tanaman ini berkepala bunga bundar, berbentuk melingkar,
bunganya berbibir dua dengan empat benang sari, dan berbuah terbagi 4. Kelopak bunga
bagian luar padat dengat rambut-rambut pendek, bagian dalam tidak berambut, panjang 2
mm, panjang tabung 1,5 cm, bergigi tajam. Mahkota bunga berwarna putih keunguan
panjang 4-5 mm, berbentuk tabung dengan panjang 2-2,5 mm, di bagia dalam berpusar
dengan rambut-rambut panjang. Benang sari berbentuk sekrup berwarna coklat dengan
panjang mencapai 0,75mm. Akar serabut.

Kandungan kimia :

Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah spearmint, flavonoid,
tannin, menthol, menthone dan carvone.

Bagian tanaman yang digunakan : daun

Cara kerja :

Tumbuhan ini bersifat sebagai bakterisida

Khasiat lain :

Kegunaan lain tumbuhan ini adalah untuk antiseptic, obat sakit kepala, rematik, kolera,
disentri, diare, obat kanker, parfume, pasta gigi, rokok, dan kosmetik.

Metode pembuatan:

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak mint Hancurkan daun Semprotkan pada Penyakit tanaman
250 gram daun mint mint sampai halus. seluruh bagian yang diakibatkan
2 liter air Tambahkan air. tanaman yang oleh bakteri
Alat Aduk hingga rata. terserang pada pagi
penumbuk/blender atau sore hari
Alat Penyaring
Ember

15
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak mint + Semua bahan Semprotkan pada OPT secara umum
cabai + bawang dihancurkan sampai seluruh bagian
daun + tembakau halus. Saring. tanaman yang
Daun mint, cabai, Tambahkan air terserang pada pagi
daun bawang daun secukupnya atau sore hari
dan tembakau
Alat
penumbuk/blender
Alat Penyaring
Ember

2.8. Brotowali (Tinospora rumphii )

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Menispermaceae
Sumber foto: http://1.bp.blogspot.com/-
Warga : Tinospora 18G6FPTEt5E/TwE97vYzq0I/AAAAAAAAAOY/X8
Jenis : Tinospora rumphii XNOvpa2M4/s400/Khasiat-Brotowali.jpg diakses 2013

Deskripsi :

Tanaman/tumbuhan berbentuk semak, mernanjat, tahunan. Batang bulat, berkayu,


permukaan berbenjol-benjol, bercabang, hijau. Daun tunggal, tersebar, bentuk jantung,
ujung runcing, tepi rata, pangkal berlekuk, parang 7-12 cm. Lebar 7-11 cm, bertangkai,
pertulangan menjari, tangkai daun menebal pada pangkal dan ujung, hijau. Bunga
majemuk, bentuk tandan, terletak pada batang, kelopak tiga, bulat telur, kecil, mahkota
enam, bentuk benang, bulat telur, hijau, benang sari enam. tangkai hijau muda, kepala sari
kuning, hijau muda. Buah batu, kecil, hijau. Akar tunggang, putih kotor.

Kandungan kimia :

Brotowali mengandung alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit
pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).

16
Bagian tanaman yang digunakan adalah batang dan akar

Cara kerja :

Bersifat sebagai insektisida

Khasiat lain :

Manfaat lain brotowali adalah untuk obat luka, koreng, kudis, menambah nafsu makan,
malaria, demam, hepatitis, diabetes dan rematik.

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak Rajang batang Rendam benih yang Ulat daun kubis,
Brotowali brotowali. Rendam akan ditanam selama penggerek batang,
200 g batang dalam 1 liter air. 24 jam wereng, belalang
brotowali Aduk hingga rata.
1 liter air Saring.
Alat penumbuk/
Blender
Pisau
Ember

2.9. Bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa Linn.)

Klasifikasi :
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Nyctaginaccae
Warga : Mirabilis Sumber foto: http://3.bp.blogspot.com/-
Jenis : Mirabilis jalapa Linn eKj1H9wVTtA/UZFZnhV4-
5I/AAAAAAAAAG8/ozoSRItJDwo/s1600/kembang%2Bp
ukul%2Bempat.jpg diakses 2013
Deskripsi tanaman :
Herba tahunan, tegak, tinggi 20 - 80 cm, Termasuk suku kampah-kampahan, berbatang
basah, daunnya berbentuk jantung, warna hijau tua, panjang 2 - 11 cm, lebar 8 mm - 7 cm,
pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi daun rata, letak berhadapan, mempunyai
tangkai daun yang panjangnya 6 mm - 6 cm. Bunganya berbentuk terompet, dengan
banyak macam warna, antara lain:merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang- belang.
Mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang fajar. Buahnya

17
keras, warna hitam, berbentuk telur, dapat dibuat bedak. Kulit umbinya berwarna coklat
kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 7 - 9 cm dengan diameter 2 - 5 cm, isi umbi
berwarna putih.
Kandungan kimia :

Daun dan bunga M. jalapa mengandung saponin dan flavonoida,di samping itu daunnya
juga mengandung tanin dan bunganya mengandung politenol. Biji tanaman tersebut
mengandung flavonoida dan politenol. Akar mengandung betaxanthins. Buah mengandung
zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%) dan zat asam minyak (46,9%).

Kegunaan lain :

Tumbuhan banyak digunakan untuk mengatasi penyakit amandel (tonsilis), infeksi saluran
kencing, kencing manis, kencing berlemak, keputihan, erosi mulut rahim, reumatik.

OPT Sasaran :

Ekstrak daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) merupakan salah satu agen
penginduksi ketahanan sistemik tanaman cabai merah terhadap serangan Cucumber
Mosaic Virus (CMV).

Cara pembuatan :

Larutan penyangga

Larutan stok buffer phosfat pH 7.0 : 1.362 g KH2PO4 dilarutkan dalam 1000 ml
aquadestilasi 1.781 g Na2HPO4. 2H2O dilarutkan dalam 1000 ml aquadestilasi Untuk 100
ml buffer phosfat 0.01 M pH 7.0 campuran 51.0 ml Na2HPO4. 2H2O dengan 49.0 ml
KH2PO4.

Bahan dan alat :

 Daun bunga pukul empat


 Mortar dan pestel
 Carborundum 600 mesh
 Alkohol 70 %
 Kapas
 Aquadestilasi
 Botol semprot

Cara penggunaan : sama dengan penggunaan bayam duri

18
2.10. Cabai merah (Capsicum annuum )

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Warga : Capsicum Sumber foto: http://1.bp.blogspot.com/-
xZdRNzpfyA0/TlU1VFfKhHI/AAAAAAAAAEc/JvGUZos2-
Jenis : Capsicum annuum o4/s1600/foto%2Bcabe%2Bkeriting.jpg diakses 2013

Deskripsi :

Perdu tegak, tinggi 1- 2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku,
percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun
tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat
telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip,
panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. B unga tunggal, berbentuk bintang,
berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut
memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung,
permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya
pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang
masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter
sekitar 4 mm.

Kandungan kimia:
Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna
kapsantin, karo ten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin dan clan lutein. Selain itu juga
mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan niasin. Zat aktif
kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan.

Bagian tanaman yang digunakan adalah buah dan biji.


Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penolak (repellent)

19
Khasiat lain :

Cabai merah berguna sebagai stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh
keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok .
Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak cabai + Hancurkan bawang Semprotkan ke Ulat pemakan daun
bawang putih + putih dengan seluruh bagian
bawang merah bawang merah, tanaman yang
1 sendok teh bubuk campurkan dengan terserang pada pagi
cabai bubuk cabai. atau sore hari
1 siung bawang putih Tambahkan air,
1 butir bawang aduk hingga rata.
merah Rendam selama 1
1 liter air jam. Saring.
1 sendok teh sabun/ Tambahkan sabun/
deterjen deterjen Aduk rata.
Pisau
Alat saringan
Ember
Ekstrak cabai Didihkan cabai Semprotkan ke Semut, kutudaun,
merah merah selama 15 – seluruh bagian berbagai jenis ulat,
4 mangkuk cabai 20 menit. Matikan tanaman yang lalat dan mealybugs
merah atau biji api kemudian terserang pada pagi
cabai merah. tambahkan 3 liter atau sore hari
30 gram air. Biarkan dingin.
sabun/deterjen. Saring. Tambahkan
Panci. sabun/deterjen.
Alat penyaring Aduk hingga rata.
Ekstrak cabai Hancurkan cabai Tambahkan 20 liter Ulat grayak,
merah + daun merah dan daun air dan kutukebul. Mosaik
mimba nimba. Tambahkan sabun/deterjen virus
10-20 buah cabai 1 liter air. Biarkan kedalam larutan.
merah selama 24 jam. Aduk hingga rata.
2-2.5 kg daun Saring. Semprotkan ke
mimba segar seluruh bagian
21 liter air tanaman yang
2 sendok teh terserang pada pagi
sabun/deterjen atau siang hari
Alat
penumbuk/blender
Ember

20
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak cabai Hancurkan biji Semprotkan ke Kutudaun, ulat daun
merah + daun mimba rendam seluruh bagian kubis, hama
mimba dalam air selama 24 tanaman yang penusuk pengisap,
12 buah cabai jam. Tambahkan terserang kutukebul.
merah rajangan cabai
200 gram biji merah. Saring.
kering mimba
4 liter air
Ember
Alat
penumbuk/blender
Pisau
Ekstrak cabai + Hancurkan cabai Tambahkan 5 – 6 Kutudaun, tungau
srikaya + mimba merah kering. liter air kedalam merah, dan
25 gram cabai merah Rendam dalam 100 larutan. Aduk kumbang
kering ml air selama 24 hingga rata.
100 gram daun jam. Rendam Semprotkan ke
Srikaya rajangan buah seluruh bagian
50 gram buah mimba mimba rendam tanaman pada pagi
20 ml sabun/deterjen dalam 200 ml atau sore hari
Alat selama 24 jam.
penumbuk/belder Saring. Hancurkan
Botol daun srikaya.
Ember Tambahkan 500 ml
air. Saring.
Campurkan ketiga
bahan tadi. Aduk
sampai rata.

2.11. Cengkeh ( Syzygium aromaticum)

Klasifikasi :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Myrtales

Suku : Myrtaceae

Warga : Syzygium Sumber foto:


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a
Jenis : Syzygium aromaticum 9/Cengkeh_Sei._Bungin_Labuhan_Baru.JPG diakses
2013

21
Deskripsi :

Pohon, tinggi 10 m. Batang , berkayu, bercabang banyak, bulat, mengkilap, masih muda
hijau setelah tua keunguan. Daun, tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata, pertulangan menyirip, permukaan atas mengkilap, panjang 6-13,5 cm, lebar 2,5-5 cm,
tangkai panjang 1-2 cm, masih muda merah setelah tua hijau. Bunga, majemuk, malai,
tumbuh di ujung baiang, kelopak bentuk corong, pangkal berlekatan, mahkota bentuk
bintang, panjang 4-5 mm, benang sari banyak, panjang ± 5 mm, tangkai putik pendek,
masih muda hijau setelah tua merah, merah. Buah, buni, bulat telur, panjang 2-2,5 cm,
merah kehilaman. Biji, kecil, diameter ± 4 mm, coklat muda. Akar, tunggang dan berwarna
coklat.

Kandungan kimia :

Cengkeh mengandung eugenol, eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol dan naftalen

Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga, tangkai bunga, daun

Cara kerja :

1. Menghambat aktivitas makan (antifeedant )

2. Mengakibatkan kemandulan

3. Bersifat sebagai fungisida

Khasiat lain :

Tumbuhan ini dapat digunakan untuk pelega perut, obat batuk dan obat sakit gigi
berlobang.

Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak Daun Tumbuk halus daun Berikan untuk tiap F.oxysporum,
Cengkeh cengkeh kering tanaman yang F.solani,
50 – 100 g daun terserang R.lignosus,
cengkeh kering R.solani,
Pisau P.capsici dan
Alat Penumbuk/ S.rolfsii
Blender

22
2.12. Duku ( Lansium domesticum)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Sapindales
Suku : Meliaceae
Sumber foto:
Warga : Lansium http://blog.binadarma.ac.id/devi_udariansyah/w
Jenis : Lansium domesticum CORR. p-content/uploads/2012/10/Duku1.jpg diakses
2013
Deskripsi:

Pohon, tinggi 15-20 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, putih kotor. Daun majemuk,
bulat telur, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang ± 20 cm, lebar ± 10 cm,
bertangkai, hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, pada batang dan cabang, menggantung,
panjang 10-30 cm, berambut, benang sari membentuk lingkaran, kepala sari putih, putik
pendek, tebal, mahkota 4-5 helai, putih, kuning pucat. Buah buni, bulat, diameter 2- 4 cm,
beruang lima, kuning kecoklatan. Biji lonjong, hijau. Akar tunggang, kuning kotor.

Kandungan kimia :

Tumbuhan ini mengandung alkaloida, saponin, lavonoida dan polifenol.

Bagian tanaman yang digunakan adalah biji

Cara kerja :

Bersifat sebagai insektisida

Khasiat lain :

Tumbuhan duku dapat digunakan untuk obat cacing, obat demam dan obat mencret.

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak biji duku Hancurkan biji Semprotkan ke Spodoptera litura
500 gram biji duku sampai halus, seluruh bagian dan sejenis ulat
20 liter air rendam dalam air tanaman pada pagi lainnya pemakan
Alat penumbuk/ selama 24 jam. atau sore hari Daun
blender Saring
Air

23
2.13. Pepaya (Kates) (Carica Papaya L)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Cistales
Suku : Caricaceae
Warga : Carica Sumber foto:
http://atikofianti.files.wordpress.com/2011/03/p
Jenis : Carica papaya L. epaya2.jpg diakses 2013

Deskripsi tanaman :
Pepaya disebut juga kates, tela gantung, gandul, gedhang (sunda). Tinggi tanaman sampai
8-10 m. Asal dari Amerika Tengah dibawa oleh orang Spanyol ke daerah tropis. Kates
dapat ditanam di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia sampai ketinggian 1000-
1500 m dpl. Yang terbaik kurang dari 600 m dpl, dengan temperatur ± 25 oC. Perlu sinar
matahari penuh dan drainase yang baik, serta tanah yang subur. Di seluruh tubuh ada
pembuluh getah yang mengandung papain (enzim albuminose) atau alkaloid carpine.

Bagian Tanaman untuk Mengendalikan Hama


Bagian tanaman pepaya yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama ataupun
penyakit tanaman adalah daunnya, bijinya dan buanhnya yang belum masak.

Kegunaan Pepaya untuk Tanaman


Tanaman pepaya dapat dipakai sebagai penolak hama, pembunuh hama (insektisida),
pembunuh penyakit (fungisida) dan penolak binatang pengeret (rodent-repellent).

Sasaran Hama
Thrips bunga, thrips kuning, lalat buah.

Sasaran Penyakit
Karat kopi, karat daun, virus mosaik, jamur tepung.

24
Persiapan dan Penggunaan
 Untuk mengendalikan karat kopi :
Sebanyak 1 kg daun pepaya dipotong kecil-kecil, kemudian ditumbuk dan diberi 1 liter
air dan dibiarkan selama sekitar 6 jam. Selanjutnya, air disaring dan dicampur dengan
sabun cair sebanyak kira-kira 30 gr. Cairan tersebut diencerkan dengan air dengan
perbandingan 1 : 4. Disarankan, penyemprotan dilakukan pada waktu pagi-pagi benar
atau pada waktu sore hari setiap 3 hari.
 Untuk mengendalikan ulat jengkal dan lundi putih :
- Sebanyak 1 kg daun pepaya ditumbuk dan dicampur dengan 10 liter air dan
direndam selama 2 hari. Kemudian, larutan tersebut disaring dan siap digunakan.
- Ekstrak daun pepaya juga dapat untuk mengendalikan thrips bunga pada tanaman
buncis. Diperlukan 15 kg daun pepaya segar untuk 1 Ha lahan.
- Sebanyak 1 kg daun pepaya segar dipotong kecil-kecil, kemudian di ekstrak dalam
10 liter air yang ditambah dengan 2 sendok makan minyak tanah selama 1 hari.
Kemudian, larutan tersebut saring dan dapat langsung digunakan untuk
menyemprot tanaman.

Kegunaan lain
 Sebagai penolak binatang pengerat
 Melunakan daging, karena daun pepaya mengandung papain, yaitu suatu zat yang
mengandung enzim protelitis.
 Untuk kosmetik, menyamak kulit, dll.
 Daun pepaya dipotong kecil-kecil dicampur dengan makanan ayam (dedak) dapat
mencegah serangan flu burung (Avian Influenza). Sebaiknya dengan air panas.

2.14. Tembakau (Nicotiana tabacum L.)


Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Sumber foto: http://www.eliman-
Warga : Nicotiana international.com/wp-
Jenis : Nicotiana tabacum content/uploads/2011/11/tobacco_leaf.jpg
diakses 2013

25
Deskripsi tanaman :
Tembakau kemungkinan berasal dari barat laut Argentina, Amerika Selatan, namun
sekrang sudah ditanam di seluruh dunia. Pertumbuhan tembakau tidak baik pada lahan
yang tergenang air dan tanahnya banyak mengandung garam. Tembakau dapat hidup
dengan baik di daerah panas. Tembakau memerlukan cukup air, terutama pada tembakau
yang masih muda. Varietas tembakau bermacam-macam dan kandungan nikotinnya
bermacam-macam. Tembakau yang digunakan untuk insektisida adalah varietas tembakau
yang mempunyai kandungan nikotin tinggi.

Bagian Tanaman untuk Mengendalikan Hama

Bagian tanaman tembakau yang baik untuk digunakan sebagai pengendali hama ataupun
penyakit adalah daun dan batangnya, karena bagian ini memiliki kandungan nikotin yang
tinggi, terutama pada tangkai dan tulang daun.

Cara kerja
 Sebagai penolak, insektisida, fungisida, akarisida.
 Sebagai racun kontak, racun perut, dan racun pernafasan.

Sasaran hama dan penyakit


 Hama : Aphis, ulat, ulat kobis (thritip, kumbang kecil, pembuat terowongan daun,
tungau, pembor batang dan thrips). Ekstrak tembakau ini sangat efektif bila
disemprotkan di atas suhu 30 0C.
 Penyakit : karat pada buncis dan gandum, jamur kentang, virus kriting daun.

Efek Bagi Organisme Bukan Sasaran


Ekstrak daun tembakau tidak mempengaruhi kumbang macan dan larvanya ataupun
capung.

Efek samping bagi manusia


Nikotin adalah racun organik yang keras. Oleh karena itu, hindari kontak dengan kulit
pada saat penyemprotan. Juga harus pakai penutup hidung (masker) untuk melindungi
sistem pernafasan. Setelah di semprot, buah-buahan dan sayuran jangan dimakan selama
3-4 hari. Nikotin sangat beracun pada binatang berdarah panas, maka diperlukan 3-4 hari
supaya terurai.

26
Sifat istimewa
Penyemprotan tanaman dengan ekstrak daun tembakau lebih efektif bila digunakan pada
suhu di atas 300 C.
Persiapan dan penggunaan

Sebanyak 1 kg daun tembakau yang telah dihancurkan direndam dengan air dalam 15 liter
air selama 1 hari dan diberi sedikit sabun untuk bahan perekat. Kemudian, larutan daun
tembakau tersebut disaring dan segera disemprotkan pada tanaman. Sesudah selesai
menyemprot, semua alat yang digunakan segera dibersihkan.

Rebusan daun tembakau


Larutan rebusan daun tembakau ini dapat mengendalikan ulat, kumbang, pengebor batang,
ulat terowongan daun, aphis, thrips, dan ulat tanah. Caranya, ambil daun tembakau
sebanyak 250 gr, sabun cair 30 gr, dan air liter. Rebuslah bahan-bahan tersebut selama 30
menit. Air rebusan tersebut kemudian diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 4.
Lebih efektif bila ditambah dengan sedikit kapur mati.
 Campuran dari ½ kg daun tembakau, ½ sendok makan kapur tohor, dan ½ sendok
makan kaktus direbus dengan 4 liter air sampai mendidih dapat digunakan untuk aphis
dan penyakit cendawan kentang (kasahui).
 Untuk mengendalikan penyakit karat buncis dan gandum dapat disemprot dengan
tembakau (nicotiana glutinosa) yang mengandung 0,01 % senyawa aktif.

Tepung daun tembakau


Tepung daun tembakau dapat digunakan untuk mencegah virus kriting daun yang dibawa
thrips kepada lombok hijau. Tanaman masih muda di persemaian diberi tepung tembakau
sebelum ditanam di luar.

27
2.15. Kunyit (kunir/turmeric) (Curcuma domestica Val. Curcuma longa koenin)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae Sumber foto: http://guraherbal.com/wp-
Warga : Curcuma content/uploads/2013/11/kunyit.jpg diakses
2013
Jenis : Curcuma domestica

Deskripsi tanaman :
Kunyit itu berasal dari Asia Selatan (India) dan Asia Tenggara, namun sekarang sudah
tersebar di seluruh daerah tropis. Kunyit dapat hidup di daerah sampai pada ketinggian
2000 m di atas permukaan laut dengan curah hujan sekitar 1000-2000 mm setiap tahun.
Bila curah hujan kurang dari 1000 mm setiap tahun, tanaman ini memerlukan penyiraman
atau irigasi. Kunyit dapat hidup pada tanaman liat berpasir (loam), tanah alluvial
(endapan), tanah yang subur dan remah, tidak tahan terhadap genangan air. Kunyit dapat
tumbuh baik di tempat yang terbuka (tidak terli ndung). Kunyit dapat digunakan untuk
obat tradisonal,misalnya jamu kunir asem dan jamu cabe puyang. Kunyit dapat ditanam
rotasi dengan tanaman padi atau tebu, dapat juga ditanam secara campuran dengan
tanaman sayur. Tanama kunyit bila dipupuk organik dapat menghasilkan 13-33,5 ton
rhizome (batang dalam tanah). Kunyit mengandung termerone C15H 22O dan C 15H 20O dan
zat warna C12H20O6.

Bagian Tanaman untuk Mengendalikan Hama

Rhizome (batang dalam tanah) kunyit dapat digunakan sebagai insektisida untuk
mengendalikan serangga hama ataupun sebagai fungisida untuk mengendalikan jamur
yang merusak tanaman.

28
Sasaran hama

Aphis, ulat grayak (Spodoptera litura), ngengat punggung berlian (Plutella xylostella),
wareng hijau (Nephotettix virescens), pengebor batang padi (Scirpophaga incertulus),
penggulungbatang padi (Cnaphalocrocis medinalis), dan ulat ataupun tungau pada
umumnya.

Sasaran penyakit
Jamur tepung (Oidiopsis taurica, Erysiphe spp.)

Sasaran Hama Gudang

Bubuk-bubuk kapri (Callosobochus maculatus), bubuk biji gandum (Sitophilus granarius),


pengebor biji (Callosobruchus chinensis), kumbang tepung beras (Tribolium spp), bubuk
beras (Sitophilus oryzae).

Persiapan dan penggunaan


 Kunyit mempunyai sifat yang sangat baik sebagi pengendali hama. Bila dicampur
dengan air kencing sapi dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa penyakit dan
hama. Tali yang dicelup dalam cairan kunyit dan dibentangkan di atas sawah dapat
menolak hama.
 Rhizome kunyit sebanyak 1 kg ditumbuk dan ditambah dengan 3-4 liter air kencing
sapi dan diaduk sampai merata. Campuran tersebut diencerkan dengan 15-20 liter air
ditambah dengan 4 cc emulsifier (misal : gum arab, getah karet) setiap liter dapat
digunakan untuk menyemprot tanaman yang diserang hama.

2.16. Lombok Rawit (Capsicum frutescens L)

Klasifikasi :
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Solanales
Suku :Solanaceae
Warga :Capsicum Sumber foto: http://puriegarden.com/cabe-
rawit-40benih.html diakses 2013
Jenis : Capsicum annum L.

29
Deskripsi tanaman :

Lombok rawit dapat ditanam di daerah tropis ataupun subtropis. Tanaman ini berasal dari
Amerika Selatan, telah ditanam sejak zaman purbakala. Orang yang pertama kali
menemukan lombok rawit adalah Columbus yang membawa bijinya ke Spanyol sekitar
tahun 1493. Kemudian, tanaman ini tersebar ke seluruh dunia. Tanaman ini masuk
Indonesia kemungkinan dibawa oleh orang belanda. Lombok rawit mengandug zat yang
rasanya pedas yang disebut Capsaicin (C18 H27O3N) rasa pedas ini terutama pada bijinya.
Oleh kaerna itu , bagian tanaman lombok rawit yang mempunyai sipat sebagai insektisida
adalah buahnya.
Cara kerja
Sebagai racun perut ,insektisida ,penolak hama ,dan sebagainya.

Hama Sasaran

Semut : Semut pada umumnya


Aphis : Aphis pada umumnya
Bubuk Polong : Bubuk polong pada umumnya
Kumbang : Pyrota decorata
Kumbang Colorado : Leptinotarsa decmlineate
Ulat : Ulat pada umumnya
Ngangat Punggung berlian : Plutella xylostella
Serangga Pemotongan sdaun : Serangga pemotong daun pada umumnya
Ulat Gerayak : Spodopter frugiperiperda
Kutu Sisik : Kutu sisk pada umumnya
Lalat putih : Bemicia tabaci
Siput : Siput pada umumnya

Sasaran Penyakit
Virus mozaik timun
Virus bercak cincin timun
Virus etas tembakau
Virus mosaik tembakau
Virus bercak cincin tembakau

30
Efek Samping bagi manusia
Lombok rawit sangat memedihkan kulit, mata, dan pernafasan. Oleh karena itu, harus
hati-hati ketika menyiapkan dan menggunakan larutan lombok rawit untuk menyemprot
tanaman.

Persiapan dan Penggunaan

 Ekstrak Alkohol:
Lombok rawit sebanyak 60 gr ditumbuk, kemudian dicampur dengan 3 liter alkohol
dan dibiarkan selama 14 hari sebelum disaring. Sebanyak 100 ml larutan ditambah 20
liter air cukup efektif untuk mengendalikan ulat. Ulat-ulat tersebut akan mati setelah 3
hari kemudian.
 Lombok rawit bawang putih,dan bawang bombai:
Bahan-bahan tersebut digunakan untuk mengendalikan belalang daun (leaf
hopper), serangga pengunyah pada buncis, dan lalat putih pada tomat:
 Lombok rawit sebanyak 1 kg, bawang putih 3 umbi, bawang bombai 1 atau 2
umbi bersama-sama ditumbuk hingga halus, kemudian direndam dalam air
ditambah air menjadi 18 untuk disemprotkan pada tanaman yang teserang
hama.
 Kombinasi lainnya dari tanaman yang sama digunakan untuk mengendalikan
kumbang daun pada tanaman buncis ,Bahannya adalah 30 gr lombok rawit ,10
siung bawang putih ,dan 2 siung bawang bombay. Bahan-bahan tersebut
bersama –sama ditumbuk halus dan direndam dalam 12 liter air selama 1
malam. Kumbang yang disemprot dengan larutan ini akan jatuh tanah dan
dalam waktu 3 jam akan mati.
 Lombok rawit, bawang putih, dan jeruk asam:
Campuran ekstrak lombok rawit, bawang putih, dan jeruk asam dapat digunakan
untuk mengendalikan lalat putih, belalang daun, dan aphis pada tanaman tomat;
mengendalikan ngengat punggung berlian pada tanaman kobis, dan hama lainya
pada tanaman. Jeruk asam dapat melawan infeksi cendawan.
 Bahan-bahan terebut di atas terdiri atas 120 gr lombok rawit, 1-3 umbi
bawang putih, dan cairan 3 buah jeruk asam. Bahan-bahan ini ditumbuk
halus secara bersama-sama, kemudian ditambah sedikit sabun cair dan
direndam dalam air selama 1 malam, atau jika mungkin lebih lama.

31
Selanjutnya, larutan tersebut disaring dan diberi air hingga menjadi 10
liter. Ekstrak diambil 2 liter, kemudian ditambah air lagi hingga menjadi 18
liter air dan ditambah sabun cair sebelum disemprotkan pada tanaman.
Larutan selurunya dapat digunakan untuk menyemprot tanaman seluas 0,5
hektar. Larutan disemprotkan setiap 4 atau 5 hari sekali atau setiap minggu
jika terlihat ada beberapa hama. Penggunaan larutan lombok ini harus
dilakukan dengan hati-hati kosentrasinya harus tepat karena jika berlebihan
justru akan menimbulkan kerancunan tanaman.
 Lombok rawit dan daun umbi
Larutan ini digunakan untuk mengendalikan lalat putih dan ulat gerayak pada
tanaman jagung. Bahannya 10-20 buah lombok rawit, daun nimba 2- 2,5 kg, dan
2 sendok makan sabun. Daun nimba dan lombok rawit ditumbuk halus dan
direndam dalam air selama 1 malam. Hari berikutnya, larutan disaring lalu diberi
air sebanyak 20 liter . Larutan ini disemprotkan kira-kira 1 minggu sekali untuk
mengendalikan lalat putih.
 Lombok rawit dan biji nimba:
Larutan ini digunakan untuk mengendalikan lalat putih pada tomat dan lombok
paprica, ngengat punggung berlian pada kobis, aphis dan serangga pengisap
pengunya,dan lain-lain. Bahan yang diperlukan 12 gr lombok rawit dan 200 gr
biji nimba. Biji nimba yang telah kering sebanyak 200 gr digiling sampai halus
dan direndam dalam 4 liter air selama 1 malam. Kemudian, ditambah 12 gr
lombok rawit yang telah digiling halus .Sebeluk disemprotkan, larutan ini disaring
terlebih dahulu. Larutan ini dapat digunakan di daerah tempat lalat putih
merajalela dan penyemprotan dilakukan setiap 3-4 hari.
 Lombok rawit dan garam:
Larutan lombok rawit dan garam dapat digunakan untuk mengendalikan ulat
gerayak. Lombok rawit sebanyak 50 gr dan garam 120 gr digiling sampai halus,
kemudian direndam dalam air beberapa jam. Selanjutnya, larutan tersebut
disaring dan dimasukkan ke dalam 16 liter air ,siap untuk disemprotkan pada
tanaman.
 Lombok rawit ,kapur dan garam:
Larutan lombok rawit, kapur, dan garam dapat digunakan untuk mengendalikan
hama kumbang daun pada tanaman radis,dll. Lombok rawit 24 buah, kapur mati

32
120 gr, garam 120 gr digiling sampai halus dan direndam selama 2 jam,
kemudian diencerkan dengan 16 liter air lalu disaring. Larutan ini siap untuk
disemprotkan pada tanaman. Larutan campuran ini dapat digunakan sekali
sehingga ketika tanaman masih muda sekali dan diambil tanaman sudah besar,
penyemprotan dilakukan sekali dalam dua minggu .

2.17. Kenikir (Tagetes erecta L., Tagetes patula)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Warga : Cosmos
Sumber foto: http://ardra.biz/sain-
Jenis : Cosmos caudatus Kunth. teknologi/bio-teknologi/pestisida-nabati-untuk-
hama-dan-penyakit-tanaman/diakses 2013

Deskripsi tanaman :
Tanaman kenikir sering dipakai sebagai tanaman hias, asalnya dari Amerika Tengah.
Dapat tumbuh sampai lebih dari 1600 m di atas permukaan laut, tanaman herba, semusim,
tinggi dapat mencapai ± 90 cm tergantung pada varietas dan kesuburan tanah, dapat keluar
akar tunjang, daun bergantian, anak daun bergerigi, bentuk elip memanjang, kepala bunga
warna orange tua sampai merah tua, akar dapat mengeluarkan thiophen yang dapat
mengandalikan nematoda.

Bagian Tanaman untuk Mengendalikan Hama – Penyakit


Bunga, daun, batang, dan akar.

Cara kerja
Sebagai penolak gangguan hama, insektisida, fungisida, dan nematisida.

33
Hama sasaran

Aphis : Aphis pada umumnya


Bubuk polong buncis : Apion godmani
Ulat : pada umumnya
Tritip : Plutella xylostella
Kumbang daun : Diabrotica spp
Wereng daun : pada umumnya
Belalang : pada umumnya

Sasaran penyakit
Penyakit padi (Pyricularia oryzae), penyakit tomat dan penyakit buah kopi.

Sasaran nematoda
Nematoda akar berbonggol (Meloidogyne incognita, M. Jawvanica, Platylenchus spp., dan
Rotylenchulus spp.).

Persiapan dan penggunaan

 Ekstrak kenikir yang difermentasi :


Ekstrak kenikir dapat digunakan untuk mencegah penyakit buah kopi,
penyemprotan dilakukan satu minggu satu kali. Petani melakukannya sebagai berikut :
Drum diisi dengan tanaman kenikir, diisi ½ sampai 3/4, kemudian diisi penuh dengan air,
dibiarkan 5-10 hari, dan kadang-kadang diaduk-aduk. Sebelum digunakan, cairan disaring
terlebih dahulu, kemudian diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2, ditambah
dengan sabun cair sebagai perekat.
 Ekstrak kenikir dengan air :
Ekstrak ini efektif untuk mengendalikan semut, aphis, dan belalang. Caranya
sebagai berikut : daun kenikir ditumbuk dan direndam dalam air panas, kemudian
didiamkan selama 24 jam. Setelah dingin dapat digunakan untuk menyemprot tanaman
yang terserang hama. Ekstrak kenikir juga dapat digunakan untuk melawan bubuk buah
buncis selama masa berbunga. Ekstrak kenikir juga efektif untuk mengendalikan aphis dan
wareng pada selada dan melawan penyakit pada tomat. Caranya adalah sebagai berikut:
sebanyak 2,5 kg daun dan bunga kenikir ditumbuk sampai halus dan diberi air sampai
menutupi dan dan bunga kenikir. Pada hari berikutnya, larutan tersebut disaring dan diberi
air sebanyak 18 liter air. Larutan ini telah siap digunakan untuk menyemprot hama.

34
2.18. Jahe (Zingiber offcinale)

Klasifikasi:
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae Sumber foto: http://2.bp.blogspot.com/-
IgueU56bHRE/UDoHPMoXsLI/AAAAAAAAEe4/yU
Marga : Zingiber wn6y9L2sg/s320/tanaman%2Bobat%2Bjahe.jpg
Jenis : Zingiber officinale diakses 2013

Deskripsi tanaman :
Jahe telah ditanam di Asia tropis sejak zaman dulu. Negara asalnya belum diketahui secara
pasti, mungkin bersal dari india dan china. Jahe sudah dikenal sejak 400 tahun sebelum
masehi. Di yunani dan romawi, jahe telah digunakan sebagai bahan masak. Jahe dapat
ditanam didaerah yang memiliki ketinggian 1.500 m dpl. Jahe memerlukan curah hujan
1.500 mm atau lebih per tahun. Jahe sangat cocok ditanam pada musim kering pendek,
karena tanaman ini tidak tahan bila terendam air. Jahe dapat tumbuh dengan baik di tanah
yang banyak mengandung bahan organik. Jahe termasuk tanaman herba yang dapat
tumbuh bertahun-tahun, tingginya dapat mencapai100cm, tergantung pada kesuburan
tanah. Jahe memiliki daun yang sempit dan memanjang. Rhizomenya tebal dan keras,
berwarna kuning, tebal 1,5-2,5 cm, dan bercabang-cabang dekat dengan permukaan tanah.
Bunganya berwarna kuning. Perbanyakan tanaman jahe dapat dilakukan dengan potongan
rhizomenya. Jahe mengandung minyak atsiri 1-3%, konstituent utama sesquiterpene,
zingiberene C15H24. Bau tajam pada jahe adalah zingerone C11H14O3 yang ada dalam
oleoresin. Bagian tanaman jahe yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama
penyakit tanaman adalah rhizomenya. Rhizome jahe dapat digunakan sebagai penolak
hama, nematicida, dan fungisida.

35
Sasaran Hama dan Penyakit
Thrips : Thrips tabaci
Lalat putih : Bermisia tabaci
Ulat, aphis, dll.
Nematoda bonggol akar : Meloidogyne javanica
Bercak daun coklat padi : Helminthosporium oryzae
Antraknose mangga : Colletotrichum gloeosporioides
Kumabang buncis di gudang : Callosobruchus chinensis

Persiapan dan Penggunaannya


 Ekstrak jahe dengan air :
Rhizome jahe sebanyak lebih kurang 2 kg dihaluskan samapai menjadi pasta,
kemudian dicampur dengan 30 liter air dan diaduk-aduk hingga merata dan disaring.
Selanjutnya, diberi sabun cair 4 ml untuk setiap liter larutan rhizome jahe. Satu hektar
lahan memerlukan 10 kg jahe.
 Ekstrak Jahe, Bawang Putih dan Lombok Hijau
Bawang putih sebanyak 500 gr ditumbuk halus, kemudian direndam dalam minyak
tanah sebanyak 100 ml dan dibiarkan selama satu malam. Hari berikutnya, bawang
putih tersebut dibuat pasta. Ditempat yang lain, lombok hijau sebanyak 100 gr
dicampur dengan air sebanyak 50 ml dan dibuat pasta. Selanjutnya, jahe sebanyak 100
gr dibuat pasta lagi. Ketiga pasta tersebut dicampur bersama dengan 25-30 liter air dan
30 gr sabun cair sebagai pembuat emulsi. Larutan diaduk-aduk hingga merata,
kemudian disaring sebelum dipakai untuk menyemprot tanaman.

2.19. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.)

Klasifikasi :

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea Sumber foto:
http://cybex.deptan.go.id/files/Klasifikasi-
Spesies : Dioscorea hispida Dennst. Tumbuhan-Gadung.jpg diakses 2013

36
Deskripsi tanaman :
Herba memanjat dengan sistem perakaran berserabut. Umbi membulat, kadangkala agak
memanjang, kuning pucat sampai abu-abu cerah; daging putih sampai kuning jeruk.
Batang memanjat melingkar ke kiri, biasanya berduri, kekuningan setelah kering. Daun
beranak daun 3, berbulu halus; helaian daun tengah menjorong-melonjong, helaian daun
lateral berukuran tidak sama, anak tangkai daun panjang sampai 1 cm. Perbungaan jantan
berbentuk bulir. Perbungaan betina soliter, aksiler. Buah kapsul, berkayu, berukuran besar,
berwarna seperi madu, bersayap 3. Biji bersayap.

Kegunaan tumbuhan :
Di kawasan Asia tropis umbi D. hispida merupakan bahan makanan cadangan pada saat
paceklik. Umbinya dapat diekstrak menjadi tepung dan digunakan untuk berbagai
keperluan industri dan masakan. Seringkali ekstrak umbinya digunakan untuk racun
binatang (antara lain: ikan), atau pengusir hama pada tanaman. Kadangkala tumbukan
umbinya digunakan secara eksternal sebagai antiseptik dan air rebu sannya diminum untuk
obat rematik kronis.

Kandungan kimia :
Senyawa alkaloida dioscorin merupakan senyawa racun yang terkandung cukup tinggi
pada umbi.

Bagian tanaman yang digunakan : rimpang

Cara kerja :
1. Penghambat aktivitas makan (antifeedant )
2. Menghambat pembentukan telur

Khasiat lain :
Gadung dapat digunakan juga untuk obat nyeri haid dan obat
rematik.

37
Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak umbi Bahan ditumbuk Semprot pada Berbagai macam
½ kg umbi gadung halus peras dengan seluruh bagian ulat dan hama
10 liter air kain halus. tanaman yang pengisap
Alat penumbuk/ Tambahkan 10 liter terserang pada pagi
Blender air. Aduk hingga atau sore hari
Saringan merata.
Ekstrak umbi Bahan ditumbuk Semprot pada Berbagai macam
Gadung + Mimba halus Tambahkan 20 seluruh bagian ulat dan hama
2 buah umbi liter air dan 10 g tanaman yang pengisap
gadung deterjen. Aduk terserang pada pagi
1 kg mimba hingga rata. atau sore hari
20 liter air Diamkan selama 24
10 g deterjen jam. Saring dengan
Alat kain halus
penumbuk/Blender
Saringan
Pelet Umbi gadung Haluskan umbi Tempatkan di Tikus
Racun + Umbi gadung. Tambahkan tempat yang sering
gadung KB dengan 10 kg dikunjungi tikus
1 kg umbi gadung dedak/jagung,
10 kg dedak tepung ikan dan
padi/jagung kemiri beri sedikit
1 ons tepung ikan air. Aduk adonan
1 buah kemiri hingga rata. Buat
Air menjadi pelet.
Ekstrak Gadung Gadung dikupas, Ambil larutan Hama – hama padi
dan Tembakau dicuci dan diparut dengan dosis 2 – 2.5
1 kg gadung tambah dengan 3 gelas untuk 1 tangki
1 ons tembakau gelas air biarkan sprayer. Semprot
Air secukupnya selama 12 – 24 jam. pada seluruh bagian
Tembakau direndam tanaman yang
dalam 2 gelas air terserang. Pada pagi
dan dibiarkan atau sore hari
selama 12 sampai 24
jam . satukan bahan
tadi, aduk hingga
merata. Saring
Ekstrak gadung Gadung dikupas, Ambil larutan Walang sangit dan
1 kg gadung dicuci, dan diparut dengan dosis 5 – 10 OPT padi
Air secukupnya lalu diperas dengan ml/liter air.
Kain saring kain bersih Semprotkan ke
seluruh tanaman
yang terserang pada
pagi atau sore hari

38
2.20. Jarak ( Ricinus communis Linn.)

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Warga : Ricinus Sumber foto: http://4.bp.blogspot.com/-
Jenis : Ricinus communis Linn. OFXTsBx3Fow/Tk6CHG13y7I/AAAAAAAAAAQ/bR8
ABecZtFM/s1600/JARAKPAGAR1.jpg diakses 2013

Deskripsi tanaman :
Jarak merupakan perdu berbatang tegak, tinggi 1–5 meter. Batangnya berkayu, bulat licin,
berongga, berbuku-buku dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas, berwarna hijau
dengan semburat merah tua. Daun tunggal, tumbuh berseling. Bentuk helai daun bundar,
bercangap menjari 7 sampai 9, ujung daun runcing, tepi bergigi. Ukuran daun 10–25 cm x
10–25 cm. Warna permukaan atas daun hijau tua, sedangkan permukaan bawahnya hijau
muda. Tangkai daun panjang, sekitar 30–50 cm, berwarna merah tua, atau coklat
kehijauan. Bunganya merupakan bunga majemuk bentuk tandan, tumbuh di ujung batang.
Berwarna kuning, berkelamin satu. Benang sari banyak, tangkai putik sangat pendek
berbentuk benang berwarna merah atau merah muda. Buahnya berupa buah kotak
berbentuk bulat. Buah jarak berduri dan berwarna hijau sewaktu muda lonjong berlekuk
tiga, berkumpul dalam tandan. Di dalam buah terdapat tiga ruang yang masing-masing
berisi satu biji. Buahny a berduri lunak, berwarna hijau muda, dengan rambut berwarna
merah. Setelah tua, buah akan berubah menjadi hitam. Biji keras, lonjong, berwarna coklat
berbintik hitam.

Kandungan kimia :

Biji mengandung 40–50% minyak jarak (oleum ricini, kastrooli) yang mengandung
bermacam-macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat, asam
oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearat, dan asam dihidroksistearat. Juga
mengandung alkaloida risinin, beberapa macam toksalbumin yang dinamakan risin (risin
D, risin asam , dan risin basa), dan beberapa macam enzim diantaranya lipase. Daun
mengandung saponin, senyawa-senyawa flavonoida antara lain kaempferol, kaempferol-3-

39
rutinosida, nikotiflorin, kuersetin, isokuersetin, dan rutin. Di samping itu juga mengandung
astragalin, reiniutrin, risinin, dan vitamin C. Akar mengandung metiltrans-2-dekena-4,6,8-
trinoat dan 1-tridekena- 3,5,7,9,11-pentin-beta-sitosterol.

Bagian tanaman yang digunakan adalah biji, daun, akar dan seluruh bagian tumbuhan

Cara kerja :

1. Bersifat sebagai insektisida

2. Menghambat pembentukan telur

3. Ovisida

4. Menghambat perkembangan serangga

Khasiat lain :

Biji dan minyak jarak digunakan untuk mengatasi kesulitan buang air besar (konstipasi),
kesulitan melahirkan, penyubur rambut, mengobati kanker mulut rahim dan kanker kulit,
TBC kelenjar, bisul, koreng, kudis dan infeksi jamur. Daun jarak digunakan untuk
mengobati rematik, hernia, batuk sesak, koreng, eksim, gatal-gatal (pruritus), bengkak,
luka dan melepuh. Akar untuk mengobati rematik sendi, tetanus, luka memar, epilepsi,
bronchitis, dan TBC kelenjar.
Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak biji jarak Biji jarak yang Semprotkan ke Hama secara umum
Biji Jarak sudah ditumbuk seluruh bagian
1 liter air halus dan masih tanaman yang
3 sendok teh segar direndam terserang pada pagi
minyak tanah dalam satu liter air dan sore hari
Sabun/deterjen selama 24 jam. Air
Alat penumbuk/ rendaman direbus
blender selama 10 menit,
Penyaring ditambah 3 sendok
Ember teh minyak tanah
dan sabun sedikit.
Saringan air rebusan
diencerkan menjadi
10 liter

40
2.21. Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild)

Klasifikasi :

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Liliopsida

Bangsa : Zingeberales

Suku : Zingeberaceae
Sumber foto:
Warga : Alpinia http://www.anugerahquran.com/blog/wp-
content/uploads/2013/09/lengkuas.jpg diakses
Jenis : Alpinia galanga (L) Willd. 2013

Deskripsi tanaman :
Lengkuas merupakan terna berumur panjang dengan tinggi sekitar 1 – 2 m dan biasanya
tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah–pelepah daun
yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih–putihan. Daun
tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, dan tersusun berseling. Bentuk daun la nset
memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata dan panjang daun
sekitar 20–60 cm dan lebar 4–15 cm. Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk
silindris, diameter sekitar 2–4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar rimpang berwarna
coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik–sisik berwarna
putih atau kemerahan, keras, mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih
dengan rasa tajam, pedas, dan berbau harum karena minyak atsirinya.

Kandungan kimia :
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil–
sinamat 48%, sineol 20–30%, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ – pinen, galangin,
galanganol dan beberapa senyawa flavonoid.

Kegunaan lain :
Tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit reumatik, sakit limpa, nafsu
makan, bronkhitis, morbili dan panu.

41
Cara kerja :
Tumbuhan ini bersifat sebagai anti jamur

OPT sasaran :
Tumbuhan ini dapat menghambat pertumbuhan F. oxysporum, R. solanacearum, E. coli,
Neurospora, Candida albicans. Tumbuhan ini juga dapat untuk mengendalikan belalang,
kutudaun dan trips. Sulingan minyak lengkuas dapat digunakan untuk mengendalikan
hama lalat buah dan penyakit antraknose pada cabai.

Cara pembuatan :
Untuk pengendalian OPT pada bawang merah:
Bahan-bahan terdiri dari gula merah, air beras, kunyit, jahe, kencur, temu lawak, temu
ireng, lengkuas, legundi, tetunggeng (istilah lokal), tembakau, dan beberapa akar tanaman,
serta tuak manis kemudian ditambah air secukupnya. Ramuan dicampur kemudian
disemprotkan ke tanaman yang terserang hama dan penyakit

Cara penggunaan :
Ramuan tersebut diatas dapat disemprotkan ke tanaman yang terserang hama dan penyakit.

2.22. Lidah buaya (Aloe barbadensis Milleer)

Klasifikasi:
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Sumber foto:
Warga : Aloe http://www.wafertango.com/images_read_share
/lidah-buaya-cara-pemanfaatannya-big-196.jpg
Jenis : Aloe barbadensis Milleer
diakses 2013

Deskripsi tanaman :
Semak, tahunan, tinggi ± 1 m. Batang, bulat, tidak berkayu, percabangan monopodial,
tunggal, lanset, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, panjang 30-50 cm, lebar 2-5
cm, berdaging tebal, berlendir, bergetah kuning, hijau. Bunga, majemuk, bentuk malai, di

42
ujung batang, daun pelindung panjang ± 1,5 cm, benang sari enam, putik menyembul
keluar atau melekat pada pangkal kepala sari, tangkai putik silindris, kepaia putik bulat,
kecil, mahkota panjang 2, 5-3, 5 cm, bertabung pendek, ujung melebar, jingga atau merah.
Buah, kotak, panjang + 20 cm, berkatup, hijau keputih - putihan. Biji, bulat, kecit, hitam.
Akar, serabut, kuning kotor.

Kandungan bahan kimia :


Bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini antara lain saponin, flavonoida,
polifenol dan tanin.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daging daun

Cara kerja
1. Bersifat sebagai insektisida, bakterisida dan fungisida
2. Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan untuk perekat/perata saat aplikasi pestisida

Khasiat lain:
Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan untul obat bisul, pecah-pecah, lecet, rambut rontok,
wasir dan radang tenggorokan.

Metode Pembuatan:
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak Buat 2 liter juice Campurkan kedua Ulat grayak, ulat
Legundi dan lidah buaya. Saring. larutan tersebut. jengkal, bakteri dan
Lidah Buaya Rendam legundi Tambahkan 50 liter cendawan.
5 kg legundi dalam air. Didihkan air. Masukkan
2 liter juice lidah selama 30 menit. sabun/deterjen.
buaya Dinginkan kemudian Aduk hingga rata.
50-60 ml saring. Semprot ke seluruh
sabun/deterjen bagian tanaman
50 liter air yang terserang pada
Panci pagi
Ember
Cukup untuk
luasan 0,4 ha

43
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak Lidah Campurkan lidah Oleskan larutan Imago
Buaya buaya dengan jarak. pada triplek atau
1/2 liter ekstrak Tambahkan latex plastik. Pasang di
lidah buaya atau damar sebagai lahan pertanaman
1 kg jarak perekat. sayuran atau
Alat untuk tanaman lainnya.
menempelkan 6 trap cukup untuk
ekstrak (triplek luasan ½ ha
atau plastik)

2.23. Mahoni (Swietenia mahagoni) JACQ

Klasifikasi :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Rutales

Suku : Meliacea
Sumber foto:
Warga : Swietenia http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/gambar
/Mahoni.jpg diakses 2013
Jenis : Swietenia mahagoni Jacq

Deskripsi tanaman :
Pohon tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan
kayunya bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat
telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda
berwarna merah, setelah tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam
karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda.
Kelopak bunga lepas satu sama lain, bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota
silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning
kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat
telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Akar,
tunggang, coklat.

44
Kandungan kimia :
Bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah saponin dan flavonoida

Bagian tanaman yang digunakan adalah biji

Cara kerja :
1. Penghambat makan (antifeedant )
2. Penghambat perkembangan serangga (growth regulator),
3. Penolak (repellent )

Khasiat lain :
Tumbuhan ini dapat digunakan untuk obat tekanan darah tinggi (hipertensi), kurang nafsu
makan, demam; kencing manis (diabetes mellitus), masuk angin, ekzema, reumatik

Metode pembuatan:
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak biji Campurkan 3 Semprotkan ke Kutudaun,
Mahoni gram biji mahoni seluruh bagian kepinding tanah,
3 gram biji mahoni dalam 100 ml tanaman yang walang sangit
100 ml Air air, haluskan. terserang pada pagi
Sabun/deterjen Saring atau sore hari
Alat penumbuk/
blender
Ember
Alat penyaring

2.24. Mengkudu (Morinda citrifolia)

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Warga : Morinda Sumber foto: http://1.bp.blogspot.com/-
2IZ0mQ_rjik/T-mF93A-ftI/AAAAAAAAAEk/-
Jenis : Morinda citrifolia L . DYZi4b1-ms/s1600/1.jpg diakses 2013

45
Deskripsi tanaman :
Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m. Daun tersusun dalam pasangan yang
bertentangan, dan berbentuk bujur-tirus. Daun berwarma hijau tua berkilat, licin dan
ujungnya runcing. Purata ukuran daun ialah 30-35 cm panjang dan 13-15 cm lebar. Di
setiap pankal tangkai daun terdapat ketumbuhan berbentuk seperti lidah berwarna hijau
berukuran lebih kurang 1.5 cm panjang. Kulit batang pokok berwarna kelabu dan
mempunyai dahan empat segi. ambak bunga tumbuh pada batang yang bentuknya
menyerupai ketuat. Bunga adalah bisexual dan berbau wangi. Buahberubah warna menjadi
krim keputih-putihan pada watu masak.

Kandungan kimia :
Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah xeronin, proxeronin,
scopoletin dan antraquinan.

Bagian tanaman yang digunakan adalah buah, daun dan akar

Cara kerja :
Tumbuhan ini bersifat sebagai insektisida

Khasiat lain :
Tumbuhan ini berkhasiat untuk obat hipertensi, sakit kuning, demam, influenza, batuk,
sakit perut; menghilangkan sisik pada kaki.

Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak buah Semua bahan Semprotkan ke Ulat daun kubis
mengkudu dihancurkan seluruh bagian (P. xylostella)
Buah mengkudu sampai halus. tanaman yang
matang, daun Tambahkan air terserang pada
nangka, tembakau, lalu saring pagi hari
sedikit sabun
Alat penumbuk/
blender
Saringan

46
2.25. Mimba (Azadirachta indica A. Juss)

Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Familia : Meliaceae
Genus : Azadirachta Sumber foto: http://hanjinspa.com/wp-
content/uploads/2013/06/Variety-of-Mimba-
Spesies : Azadirachta indica A.Juss leaves-for-Beauty-Benefits.jpg diakses 2013

Deskripsi tanaman :
Pohon ini dapat mencapai tinggi 20 m, batangnya agak bengkok dan pendek, terasnya
berwarna merah dan keras. Tajuk rapat, berbentuk oval dan besar. Selalu hijau tidak
menggugurkan daun pada musim panas dan kering yang ekstrim. Daunnya majemuk 7-17
pasang pertangkai, berbentuk lonjong dan bergigi. Daun sangat pahit dan bijinya
mengeluarkan bau seperti bawang putih. Bunga berbentuk malai dengan panjang 10-30
cm, warna putih sampai krem. Buah berbentuk elips, berdaging tebal, panjang 1,2-2 cm,
hijau/kuning ketika masak, dengan l apisan tipis kutikula yang keras, dan daging buah
berair.

Kandungan kimia :
Mimba mengandung azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin, di mana kandungan
bahan aktif tertinggi terdapat pada bagian biji.

Kegunaan lain :
Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida,
nematisida dan virusida. Selain itu daunnya juga dapat digunakan sebagai obat malaria,
bijinya untuk obat kudis, dan sebagai pengganti makanan ternak.

Cara kerja :
Pestisida yang dibuat dari tumbuhan dapat memengaruhi reproduksi dan perilaku, dapat
berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, dan menghambat perkembangan serangga,
baik sebagai racun perut maupun racun kontak.

47
Metode pembuatan:
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak Daun mimba, Larutan akhir OPT secara umum
mimba + serai lengkuas dan semi diencerkan dengan
wangi + ditumbuk halus 60 liter air. Larutan
lengkuas dicampur dengan tersebut
8 kg daun deterjen/sabun colek disemprotkan pada
mimba lalu tambahkan 20 tanaman untuk
6 kg lengkuas liter air diaduk luasan 1 hektar
6 kg serai sampai merata.
20 kg direndam selama 24
deterjen/sabun jam kemudian saring
Colek dengan kain halus
80 liter air
Ekstrak daun Daun mimba dan Semprotkan pada OPT bawang merah
mimba + umbi gadung seluruh tanaman
gadung dtumbuk halus, yang terserang
1 kg daun ditambah
mimba deterjen/sabun colek
2 buah umbi aduk dengan 20 liter
gadung racun air, endapkan 24
Deterjen/sabun jam, saring.
colek sedikit.
Air 20 liter.
Ekstrak daun Rajang daun mimba. Tambahkan ke OPT secara umum
mimba Masukkan dalam dalam 1 liter larutan
1-2 kg daun ember, tambahkan 2 dengan 9 liter air.
mimba – 4 liter air. Tutup Masukkan 100
Alat penumbuk/ dengan kain biarkan sabun. Aduk hingga
blender selama 3 hari. rata. Semprotkan ke
Kain penutup Saring. seluruh bagian
Ember tanaman yang
Sabun terserang
Alat penyaring
Untuk 0,4 ha
dibutuhkan 10-
12 kg daun
mimba
Ekstrak biji Hancurkan biji Tambahkan ke alam OPT secara umum
3-5 kg biji mimba. Masukkan 1 liter larutan engan
mimba dalam ember, 9 liter air. Masukkan
Alat penumbuk/ tambahkan 10 liter 100 sabun. Aduk
blender air. Tutup dengan hingga rata.
Kain penutup kain biarkan selama Semprotkan ke
Ember 3 hari. Saring. seluruh bagian
Sabun tanaman yang
Alat penyaring terserang.

48
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak biji mimba Biji mimba Semprotkan pada Hama Wereng
50 gr biji mimba ditumbuk halus dan seluruh tanaman Coklat, Penggerek
10 cc Alkohol diaduk dengan 10 cc yang terserang Batang dan
1 liter air alkohol, encerkan Nematoda
dengan 1 liter air,
Endapkan selama 24
jam, saring dan dapat
disemprotkan pada
tanaman/serangga
hama.
Bubuk biji mimba Hancurkan biji Konsentrasi yang OPT secara umum
Biji mimba yang mimba jangan digunakan (5 g-100
telah matang sampai g /1 liter air)
Alat penumbuk/ mengeluarkan Semprotkan ke
Kain penutup Ember minyak. seluruh bagian
Sabun (5 ml/10 l air) Tambahkan air. tanaman.
Air. Aduk setiap 10 menit
Alat penyaring selama sekurang-
kurangnya 6 jam.
Saring. Tambahkan
sabun. Aduk hingga
rata.

2.26. Pacar cina ( Aglaia odorata Lour.)

Klasifikasi :
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Sumber foto:
Warga : Aglaia http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/gambar
Jenis : Aglaia odorata Lour. /pacar_cina.jpg diakses 2013

Deskripsi tanaman :
Perdu, tinggi 2 - 6 m, batang be rkayu, bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik hitam.
Daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3 - 5. Anak daun
bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang, panjang 3 - 6 cm, lebar 1 - 3,5 cm, ujung
runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun muda.
Bunga dalam malai rapat, panjangnya 5-16 cm, warna kuning, dan harum. Buah buni,
bulat lonjong, warnanya merah,panjang 6-7 mm,dengan ruang 1-3, biji berjumlah 1-3
buah.

49
Kandungan kimia :
Culan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, serta minyak atsiri. Pada daun
A. odorata selain rokaglamida juga ditemukan dan tiga senyawa turunannya, yaitu
desmetil-rokaglamida, metil rokaglat dan rokaglaol.

OPT sasaran :
Tungau (Tetranychus urticae), ulat crop kubis (Crocidolomia pavonana) , ulat kubis
(Plutella xylostella L.).

Bagian tanaman yang digunakan : adalah daun

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penghambat makan (antifeedant )
3. Penghambat perkembangan serangga (Growth regulator)

Khasiat lain :
Bunga berkhasiat untuk mengatasi: perut kembung, sukar menelan, batuk, pusing dan
mempercepat persalinan. Daun berkhasiat untuk mengatasi: memar, bisul, darah haid
banyak, bau badan dan diare

Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak pacar cina Hancurkan ranting Semprotkan ke Berbagai macam
50 – 100 gram atau kulit batang seluruh bagian ulat (ulat daun
ranting/kulit batang pacar cina. tanaman yang kubis,
1 liter air Tambahkan 1 liter terserang pada pagi ulat krop kubis,
1 gram air. atau sore hari dll.),
deterjen/sabun Didihkan selama tungau
Alat 45 – 75 menit.
penumbuk/blender Dinginkan.
Saringan Tambahkan deterjen
Ember aduk sampai rata.
Saring

50
2.27. Putri malu (Mimosa pudica)
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rosales
Suku : Mimosaceae Sumber foto: http://sains.me/sainsme/wp-
content/uploads/2013/03/Putrimalu.jpg diakses
Warga : Mimosa 2013
Jenis : Mimosa pudica Duchass. & Walp

Deskripsi :
Putri malu merupakan herba memanjat atau berbaring atau setengah perdu dengan tinggi
antara 0,3 – 1,5 m. Batang bulat, berambut, dan berduri tempel. Batang dengan rambut
sikat yang mengarah miring ke bawah. Daun kecil – kecil tersusun majemuk, bentuk
lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun
disentuh akan menutup (sensitive plant). Bunga bulat seperti bola, warna merah muda,
bertangkai. Buah berbentuk polong, pipih, seperti garis. Biji bulat dan pipih. Akar berupa
akar pena yang kuat.

Kandungan kimia :
Putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan
saponin. Selain itu, juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun, akar, seluruh bagian tanaman

Cara kerja :
Bersifat sebagai fungisida

Khasiat lain :
Kegunaan lain dari putri malu adalah untuk obat susah tidur (insomnia), bronkitis, panas
tinggi, herpes, rematik dan cacingan

51
Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak tanaman Tanaman dicuci Semprot ke seluruh Busuk buah dan
putri malu hingga bersih bagian tanaman yang alternaria
10 kg tanaman kemudian dicacah, terserang pada pagi
putri malu dicampur dan hari
5 liter air digiling sampai
Pisau halus. Rendam
Alat penumbuk/ dalam air selama 24
blender jam
Saringan

2.28. Sambiloto (Andrographis paniculata )

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Personales
Suku : Acanthaceae
Warga : Andrographis
Sumber foto: http://1.bp.blogspot.com/-
Jenis : Andrographis paniculata 6yC_SQ2Ikbw/Ts8qeAYzd3I/AAAAAAAAABw/Vtm
exwH0EcE/s1600/Sambiloto%2Bfoto.jpg diakses
2013
Deskripsi :
Herba, semusim, tinggi ± 50 cm. Batang, berkayu, pangkal bulat, masih muda bentuk segi
empat setelah tua bulat, percabangan monopodial, hijau. Daun, tunggal, bulat telur,
bersilang berhadapan pangkal dan ujung runcing, tepi rata, panjang ± 5 cm, lebar ± 1,5
cm, pertulangan menyirip panjang (angkai ± 30 mm, hijau keputih-putihan, hijau. Bunga,
majemuk, be ntuk tandan, di ketiak daun dan di ujung batang, kelopak lanset, berbagi lima,
pangkal berlekatan, hijau, benang sari dua, bulat panj ang, kepala sari bulat, ungu, putik
pendek, kepala putik ungu kecoklatan, mahkota lonjong, pangkal berlekatan, ujung pecah
menjadi empat, bagian dalam putih bernoda ungu, bagian luar berambut, merah. Buah,
kotak, bulat panjang, ujung runcing, tengah beralur, masih muda hijau setelah tua hitam,
Biji, kecil, bulat, ma sih muda putih kotor setelah tua coklat. Akar, tunggang, putih
kecoklatan.

52
Kandungan kimia :
Senyawa yang terkandung dalam sambiloto antara lain adalah andrographolide, saponin,
falvonoid, alkaloid, tanin, laktone, panikulin, kalmegin dan hablur kuning

Bagian tanaman yang digunakan adalah seluruh bagian tanaman

Cara kerja :
Penolak (repellent )

Khasiat lain :
Sambiloto berguna untuk mengatasi hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri, influenza,
radang amandel, sakit gigi, demam, diabetes, darah tinggi, tumor paru dan keracunan
makanan.

Metode pembuatan:

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak Hancurkan tanaman Semprotkan ke Kutudaun, trips,
Sambiloto + sambiloto, seluruh bagian kutukebul
cabai merah tambahkan 250 ml tanaman yang
2 kg tanaman air. Tambahkan terserang pada pagi
sambiloto segar urine sapi dan cabai atau sore hari
10 gram bubuk merah. Encerkan
cabai merah larutan dengan 10
1 liter urine sapi liter air. Biarkan
Air beberapa saat.
Alat penumbuk/ Saring
blender
Ember

53
2.29. Serai wangi ( Cymbopogon nardus (L).)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Graminae
Sumber foto:
Warga : Cymbopogon http://4.bp.blogspot.com/_LI20iydaNdc/TOA2XiQ
1vEI/AAAAAAAADAg/lptpBG--
Jenis : Cymbopogon nardus L.
3JY/s1600/lemongrass.jpg diakses 2013

Deskripsi :
Herba menahun dengan tinggi 50-100 cm. Panjang daunnya mencapai 1 m dan lebar 1,5
cm. Tanaman serai wangi tumbuh berumpun. Daun tunggal berjumbai, panjang sampai 1
meter, lebar 1,5 cm, bagian bawahnya agak kasar, tulang daun sejajar. Batang tidak
berkayu, berusuk-rusuk pendek, dan berwarna putih. Akarnya serabut.

Kandungan kimia :
Minyak atsiri serai terdiri dari senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol
methil he ptenol dan dipentena. Kandungan yang paling besar adalah sitronela yaitu
sebesar 35% dan graniol sebesar 35 - 40%.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan akar

Cara kerja :
1. Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi (desiccant). Racun tersebut
merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena kehilangan
cairan terus menerus. Serangga yang terkena racun ini akan mati karena kekurangan
cairan.
2. Penolak (repellent)
3. Bersifat sebagai insektisida, bakterisida, nematisida

54
Khasiat lain :
Serai juga dimanfaatkan untuk minyak wangi, pencampur pada jamu dan dapat dibuat
menjadi minyak atsiri (esteris).

Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Ekstrak serai + Semua bahan Campurkan larutan Hama – hama padi
cabai + Brotowali dihancurkan. Ambil tersebut dengan 4
Seluruh tanaman masing-masing 7 liter air. Semprotkan
serai sendok makan dari ke seluruh bagian
Cabai merah, daun larutan serai, cabai tanaman yang
brotowali dan brotowali. terserang pada pagi
4 ml deterjen/sabun Campurkan seluruh atau sore hari
Alat larutan tersebut.
penumbuk/blender Aduk
Alat penyaring sampai rata.
Baskom
Ekstrak serai + Hancurkan semua Ambil satu liter Hama secara umum
tembakau + cabai + bahan sampai halus. larutan tambahkan
brotowali Taruh dalam drum, dengan 10 – 12 liter.
25 kg serai isi dengan air Tambahkan
1 kg cabai merah sampai penuh. deterjen/sabun.
10 kg tembakau Biarkan selama satu Aduk sampai rata.
5 kg brotowali bulan untuk proses Semprotkan ke
Drum fermentasi seluruh bagian
Deterjen/sabun tanaman yang
Pisau terserang
Pembuatan Sasaran Rajang serai, Semprotkan pada Busuk daun dan
Ekstrak serai masukkan dalam air tanaman lettuce, bakteri
50 g serai selama beberapa tomat dan wortel
2 liter air menit. Saring
Abu serai Bakar daun atau Sebarkan / letakkan Hama gudang
Seluruh tanaman batang serai hingga di dekat sarang atau
serai didapatkan abu dijalur hama tersebut
mencari makan.

55
2.30. Sirih ( Piper betle Linn.)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Piperales
Suku : Peperacea
Sumber foto: http://sehatmanfaat.com/wp-
Warga : Piper
content/uploads/2013/05/daun-sirih.jpg diakses
Jenis : Piper betle Linn. 2013

Deskripsi :
Tanaman merambat dan dapat mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daun tunggal
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan
terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya
sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina
panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah
berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau
keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

Kandungan kimia
Senyawa yang terkandung dalam sirih antara lain minyak atsiri (eugenol, methyl eugenol,
karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin,
asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun

Cara kerja :
Bersifat sebagai insektisida

56
Khasiat lain :
Sirih berguna untuk obet batuk, bau badan, demam, difteri, disentri, keputihan, sariawan,
sakit gigi, sakit tenggorokan, wasir, borok, gatal , mengurangi asi, mimisan, napas atau
mulut bau, reumatik, radang mulut, sakit mata, eksim, menghilangkan jerawat, pendarahan
gusi, bronkhitis, batuk dan asma, luka, sakit jantung, sifilis, alergi/biduren dan diare.

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak daun Semua bahan Semprotkan ke Hama – hama
Sirih + bawang ditumbuk hingga seluruh bagian pengisap
merah + Serai halus. Tambahkan tanaman yang
1 kg daun sirih air dan deterjen. terserang pada
3 umbi bawang Aduk hingga merata. pagi atau sore hari
merah Saring
5 batang serai
8 – 10 liter air
50 g deterjen
Ember
Alat penyaring
Ekstrak daun Hancurkan daun Semprotkan ke Phythophtora
sirih sirih, campur seluruh bagian palmivora
300 g daun sirih dengan 1 liter air. tanaman yang
1 liter air Saring terserang pada
pagi atau sore hari

2.31. Sirsak (Annona muricata, Linn. )

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Polycarpiceae
Suku : Annonaceae
Marga : Annona Sumber foto:
http://obattradisionalkankerhati.net/wp-
Jenis : Annona muricata Linn. content/uploads/2012/04/daun-sirsak.jpg
diakses 2013
Deskripsi :
Batang mempunyai batang berkayu dan dapat hidup menahun bunga tunggal dalam berkas
1-2 berhadapan / disamping daun mahkota daun mahkota segitiga. Buah berbentuk
majemuk agregat bertekstur empuk daging buahnya berwarna putih berbiji banyak dan

57
mempunyai duri yang pendek mempunyai cita rasa yang manis. Biji biji dalam satu buah
agregat berjumlah banyak berwarna hitam mengkilat. Sirsak mempunyai akar tunggang.

Kandungan kimia :
Senyawa yang terkandung dalam sirsak antara lain senyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat
clan alkaloid murisine

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan biji

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. racun kontak
3. Penolak (repellent)
4. Penghambat makan (antifeedant)

Khasiat lain :
Tanaman ini berkhasiat pula untuk obat batu empedu, antisembelit, asam urat dan
meningkatkan nafsu makan.

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak daun Daun sirsak Setiap 1 liter larutan Trips
Sirsak ditumbuk halus hasil saringan
50 – 100 lembar dicampur dengan 5 diencerkan dengan
daun sirsak liter air biarkan 10 – 15 liter air.
15 gram selama 24 jam. Semprotkan ke
sabun/deterjen Saring seluruh bagian
Ember, Pisau, dan tanaman yang
alat penyaring terserang pada
pagi atau sore hari

58
2.32. Srikaya ( Annona squamosa )

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Anonaceae
Warga : Annona
Sumber foto:
Jenis : Annona squamosa http://farm4.staticflickr.com/3498/3932737155_
e42d55fe6a.jpg diakses 2013

Deskripsi :
Pohon atau perdu, tinggi ± 7 m. Batang, berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor.Daun
tunggal, bulat telur atau lanset, ujung tumpul, pangkal meruncing, tepi rata, panjang 6-17
cm, lebar 2,5-7,5 cm, pertulangan menyirip, hijau keputih-putihan, hijau. Bunga tunggal,
bentuk lonceng, kelopak segi tiga, kecil, benang sari banyak, putih, tangkai sari
panjang,kepala putik menyatu, bakal buah banyak dan mudah rontok, mahkota berdaging
tebal, panjang 2-2,5 cm, putih kekuningan. Buah, buni, majemuk, bulat, berbongkol-
bongkol, diameter 5-10 cm, dilapisi lilin, hijau. Biji, bulat telur, hitam. Akar, tunggang,
bulat, kecoklatan.

Kandungan kimia :
Kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman ini antara lain asetogenin, squamocin,
bullatacin, annonacin dan neoannonacin.

Bagian tanaman yang digunakan adalah akar, daun, buah dan biji.

Cara kerja:
Senyawa kimia yang terkadung dalam srikaya dapat bersifat sebagai:
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Racun kontak
3. Penolak (repellent)
4. Penghambat makan (antifeedant).

59
Khasiat lain:
Tanaman ini juga berkhasiat untuk anti tumor, anti malaria, obat mencret, bisul, obat
cacing dan penurun gula darah.

Metode pembuatan:

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Pembuatan Didihkan daun Tambahkan larutan Kutu daun,wereng,
Ekstrak daun srikaya dalam 2 liter dengan 10 – 15 air. ulat daun kubis,
srikaya air sampai tersisa ½ Semprotkan ke ulat krop kubis,
500 gram daun liter. Saring. seluruh bagian belalang dan lalat
srikaya segar tanaman yang
12-17 liter air terserang pada pagi
Ember, pisau,
panci dan alat
penyaring
Ekstrak biji srikaya Hancurkan biji Semprotkan ke Semut, kutudaun
500 gram biji srikaya. seluruh bagian
srikaya Masukkan kedalam tanaman yang
20 liter air air biarkan selama 1 terserang pada pagi
Ember – 2 hari. Saring. atau sore hari
Alat penyaring
Ekstrak biji Hancurkan Tambahkan larutan Pupa ulat daun
srikaya biji srikaya dengan erbandingan kubis
Biji srikaya Alat sampai 1 : 20 air.
penumbuk/blender menjadi Semprotkan ke
Air minyak seluruh bagian
Ember tanaman yang
terserang pada pagi
atau sore hari

2.33. Tembelekan ( Lantana camara)

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Varbenaceae
Warga : Lantana Sumber foto: http://www.zelenaplus.com/wp-
content/uploads/2012/11/gambar-
Jenis : Lantana camara L.
tembelekan.jpg diakses 2013

60
Deskripsi:
Herba, batang berbulu dan berduri serta berukuran lebih kurang 2 cm . Daunnya kasar ,
beraroma dan berukuran panjang beberapa sentimeter dengan bagian tepi daun yang
bergerigi Bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada
varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan laut,
di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk
berhadapan bentuk bulat telur ujung merunc ing pinggir bergerigi tulang daun menyirip,
permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah
berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih,
merah muda, jingga kuning, dan sebagainya. Buah seperti buah buni berwarna hitam
mengkilat bila sudah matang.

Kandungan kimia :
Senyawa kimia yang terkandung dalam tembelekan antara lain alkaloida, saponin, flavanoi
da, tanin dan minyak atsiri

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penolak (repellent )

Khasiat lain :
Khasiat lain dari tembelekan adalah sebagai obat batuk, obat luka, peluruh air seni, dan
obat bengkak

Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran
Serbuk daun Kering anginkan Taburkan serbuk Ulat
Saliara daun saliara saliara pada umbi penggerek
Daun saliara kentang dengan daun kentang
secukupnya ketebalan ± 3 cm. (Phthorimaea
operculella )

61
2.34. Tomat (Lycopersicum esculentum)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Warga : Lycopersicum Sumber foto: http://1.bp.blogspot.com/--mS8Dc-
pRmk/UaD8W0xYYdI/AAAAAAAAAI4/Udtu9V4FJyY/s
Jenis : Lycopersicum esculentum 1600/tomat-manfaat-despresi-.jpg diakses 2013

Deskripsi :
Tanaman setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5-2,5 m,
bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya,
berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling,
bentuknya bundar telur sampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian
daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang 10 -
40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan,
bertangkai, mahkota berbent uk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging,
kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya
kuning atau merah. Biji berjumlah banyak, berbentuk pipih dan berwarna kuning
kecoklatan.

Kandungan kimia :
Buah tomat mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam
sitrat, bioflavonoid dan tomatin

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun, batang dan ranting

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penolak (repellent )

62
Khasiat lain :
Tomat dapat menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan, menghambat
pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium,
memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia (age-related macular
degeneration ), mengurangi resiko radang usus buntu, membantu menjaga kesehatan organ
hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar, menghilangkan jerawat, mengobati
diare, meningkatkan jumlah sperma pada pria, memulihkan fungsi lever dan mengatasi
kegemukan.

Metode pembuatan :

Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPT Sasaran


Ekstrak daun Rajang daun tomat Semprot ke Kutu daun,
tomat sampai halus. seluruh bagian Ulat buah tomat
1 – 2 mangkok Rendam dalam 2 tanaman yang
daun tomat mangkok air selama terserang pada
4 mangkok air 24 jam. Saring pagi atau sore
Ember kemudian hari
Pisau tambahkan 2
Alat Penyaring mangkok air
Ekstrak daun Rajang daun tomat. Semprot ke seluruh Ulat daun kubis
tomat Tambahkan air. bagian tanaman
1 kg daun tomat Biarkan beberapa yang terserang pada
17 liter air saat. pagi atau sore hari
Sabun/deterjen Saring. Tambahkan
Alat penumbuk/ sabun/ deterjen.
blender Aduk
Ember hingga rata
Alat penyaring
Cukup untuk 1000
tanaman

63
III. Bahan-Bahan Lain Yang Mengendalikan Hama Dan Penyakit Tanaman

3.1. Air Susu


 Encerkanlah 1 bagian susu dengan 9 bagian air. Setiap satu minggu sekali
disemprotkan pada tanaman untuk mencegah tungau merah, cendawan oidium,
penyakit virus mosaic pada tanaman selada, mentimun dan tomat serta penyakit
cendawan yang lainnya. Zat-zat aktif yang terkandung adalah asam yang merupakan
musuh mikro-organisme.
 Racikan susu berikutnya juga dapat digunakan untuk penyakit cendawan yang
menyerang lombok hijau, mentimun, tomat, dan kentang.
 Abu kayu sebanyak 1,5 kg, kotoran sapi segar 1,5 kg, gula 1,5 kg, dan susu 2,5 liter
dimasukan dalam 100 liter air, kemudian diaduk-aduk hingga merata. Sesudah
disaring, larutan ini telah siap untuk disemprotkan pada tanaman yang terserang hama
ataupun penyakit. Penyemprotan dapat dilakukan setiap 7-10 hari sekali. Larutan ini
dapat ditambah susu asam atau susu kambing sehingga menjadi lapisan pelindung
yang kuat pada tanaman kol.

3.2. Urine (Air Seni)


 Urine manusia, sapi dan kambing mempunyai sifat penangkal infeksi dan sedikit
fungisida. Biasanya, urine digunakan untuk mengendalikan cendawan, kudis pada
pohon buah-buahan dan penyakit pada tanaman tomat dan kentang. Urine yang
berasal dari binatang pemakan tumbuh-tumbuhan lebih baik dari binatang pemakan
daging, sebab urine yang keluar dari binatang pemakan daging kadar urea, CO(NH2)2,
lebih tinggi dan zat-zat lainnya merpunyai efek yang merugikan. Urine yang
mempunyai sifat penolak yang baik terhadap rayap.
 Biji buncis yang direndam dalam air kencing kerbau sebelum ditanam dapat
mengendalikan penyakit bercak hitam pada tanaman buncis.
 Air seni sapi dibanding air (1 : 20) dapat mengendalikan penyakit antraknose pada
lombok paprika dan blackberry, bila disemprot setiap minggu atau lebih sampai
simtom tersebut hilang.

64
3.3. Soda Roti (Natrium Bikarbonat)
 Natrium bikarbonat pada permulaan tahun 1927 telah digunakan untuk
mengendalikan penicillium pada tanaman jeruk manis. Sodium bikarbonat
mempunyai efek fungisida pada spora, terutama yang mulai berkecambah. Natrium
karbonat juga terbukti cukup efektif untuk membunuh spora cendawan yang sering
kali hasilnya lebih baik dari pada natrium bikarbonat.
 Natrium bikarbonat dapat mencegah dan mengobati cendawan tepung pada
tanaman strawberry, terung, dan mentimun bila disemprot setiap minggu dengan
kadar 120 gr setiap 10 liter air.
 Cendawan tepung adalah penyakit cendawan yang merajalela pada waktu siang
hari yang panas dan malam hari dingin serta kelembaban tinggi. Permukaan daun
tanaman sebelah atas kelihatan selapis tepung. Tanaman kapri yang diserang
cendawan tepung dapat dikendalikan dengan minyak bawang putih setiap 2
minggu.

Sasaran penyakit dengan soda roti


Cendawan hijau pada tanaman jeruk : Penicillium digitatam
Melanose jeruk : Diaporthe medusaea
Cendawan tepung mentimun : Sphaerotheca fuligena
Bercak cokelat : Botrytis fabae
Cendawan tepung : Erysiphe graminis
Penyakit padi : Pyricularia oryzae

Penyemprotan dengan larutan 10-20 gr soda roti dalam 1 liter air ditambah sabun
lunak setiap 7 atau 14 hari sangat mengurangi penyakit cendawan gooseberry
amerika.

65
3.4. Umpan dan Perangkap
Umpan adalah bahan makan yang digunakan untuk menarik perhatian hama yang
akan ditangkap, misalnya eugenol untuk menarik perhatian lalat buah jantan. Sedangkan
perangkap adalah tempat atau alat yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi
umpan. Misalnya, perangkap lalat buah diberi umpan berupa cairan eugenol.
Umpan untuk lalat buah terdiri atas campuran protein dan gula. Lalat buah
memerlukan protein selama masa bertelur. Konstruksi perangkap dibuat sedemikian rupa
sehingga hama dapat masuk untuk makan umpan tetapi tidak dapat keluar. Untuk
menangkap lalat buah sebaiknya dilakukan 6-8 minggu sebelum buah masak. Penangkapan
harus selalu diawasi secara teratur dan bila kehujanan umpan harus selalu diganti. Lalat
buah pada sore hari selalu beristirahat di sebelah barat pohon, maka sebaiknya perangkap
digantungkan di sebalah barat pohon.

Umpan I
Kulit jeruk, mentimun atau daging buah, 100 cc ammonia atau air kencing sapi, dan air 0,5
L. Semua bahan tersebut dicampur secara merata dan didiamkan selama satu malam.
Cairan yang telah dicampur tersebut diencerkan dengan 15 liter air, kemudian dimasukan
kedalam botol plastik bekas sebanyak 50 cc dan digantungkan di kebun dengan jarak
antara perangkap sejauh +-3 m.

Perangkap tempurung kelapa


Daun selasih (Ocimum sanctum) sebanyak 20 gr ditumbuk, kemudian dimasukan kedalam
tempurung kelapa dan diberi 100 cc air. Untuk mencegah ekstrak tersebut mengalami
fermentasi secar cepat perlu ditambah asam sitrat 0,5 gr, kemudian ekstraknya ditambah
racun tembakau atau racun lainnya. Perangkap lalat buah tersebut diikat pada cabang
pohon, setiap pohon diberi 4 perangkap tempurung. Lalat buah yang makan ekstrak selasih
akan mati karena keracunan. Umpan harus diganti setiap minggu dan diusahakan agar
umpan tersebut tidak dimakan oleh binatang piaraan atau anak kecil.

Perangkap dengan plastik transparan


Perangkap ini digunakan untuk menangkap serangga yang dapat meloncat dengan cepat.
Bagian dalam dari perangkap plastik tersebut diolesi dengan minyak goreng., kemudian
diletakkan di atas tanaman. Kemudian, serangga (hama) yang hinggap di tanaman

66
digoyang-goyangkan agar meloncat dan menabrak kantong plastik yang ada minyak
gorengnya sehingga tidak dapat terbang lagi. Penggunaan perangkap dengan cara ini
adalah tidak dapat membedakan serangga yang menguntungkan dan serangga yang
menjadi hama tanaman.

Perangkap warn kuning yang lengket

Sasaran perangkap ini adalah hama penghisap, terutama lalat putih dan ngengat punggung
berlian. Perangkap dibuat dari plastik kuning yang diolesi dengan perekat, sehingga hama
serangga yang tertangkap akan melekat pada plastik kuning tersebut. Warna kuning akan
menarik serangga. Namun, pemasangan perangkap ini jangan sampai dapat dijilat oleh
kucing atau anjing. Perangkap plastik ini dapat diletakkan secara vertikal atau sebagai
tutup persemaian. Perekat dapat dioleskan pada permukaan plastik yang berwarna kuning
(jangan yang hitam) dan warna kuning tersebut jangan sampai hilang. Perekat terdiri atas
gandarukem atau 5% polybutane dan hexane.

Kapur dan abu kayu

Abu kayu sebanyak ½ cangkir, kapur ½ cangkir, dan 4 liter air dicampur dan diaduk
hingga merata, kemudian dibiarkan beberapa jam dan disaring. Larutan ini sangat efektif
untuk mengendalikan hama lundi dan kumbang yang sering meyerang timun, semangka,
melon atau tanaman-tanaman yang termasuk famili Cucurbitaceae.

Minyak tanah dan abu

Abu sebanyak sekitar ½ kg dan minyak tanah 1-3 sndok makan dicampur secara merata,
kemudian dibirakan selama satu malam dalam wadah yang tertutup. Larutan tersebut
dimasukkan kedalam kantung plastik atau kaleng yang berlubang-lubang kecil sekali.
Selanjutnya, larutan ditaburkan di atas tanaman yang teserang hama. Sasaran hama yang
penting adalah serangga penghisap, penggigit, kumbang daun, kutu-kutu, aphis, penggerek
batang, dll. Penaburan dapat diulangi setiap 1-3 hari sekali. Semut dan laba-laba yang
berguna tidak akan mati.

Abu kayu dan susu asam

Abu kayu ckup efektif untuk mengendalikan cendawan, spora cendawan, cendawan karat,
dll. Abu kayu sebanyak 1 sendok makan penuh diberi 1 liter air dan diaduk hingga merata,
kemudiaan dibiarkan selama satu malam dan disaring. Selanjutnya, larutan tesebut

67
dicampur dengan 1 cangkir susu asam atau mentega (dari susu). Sebelum disemprotkan,
larutan tersebut diencerkan dengan air hingga 3 kalinya. Sebaiknya, digunakan untuk
menyemprot tanaman secara masal, larutan ini dicoba terlebih dahulu pada beberapa
tanaman untuk mencari pengenceran yang paling efektif.

Tepung beras

Pengendalian tungau dan aphis :

 Tepung beras (gandum) cukup efektif pada tungau dan aphis. Tepung beras (gandum)
putih sebanyak 2 cangkir ditambah air sebanyak 5-10 liter air diaduk hingga merata.
Kemudian, larutan tersebut disemprotkan pada waktu pagi-pagi. Pada waktu matahari
makin panas, larutan tepung akan mengering dan mengeras menyelimuti aphis, tungau,
dll. Sehingga mereka akan mengeriput dan mati. Lapisan tepung yang mengering akan
jatuh dan tidak akan mengganggu fotosintesis tanaman.
 Pengendalian tungau merah :
Tepung beras (gandum) halus juga cukup efektif untuk mengendalikan tunggau merah.
Susu mentega sebanyak 1 cangkir, dengan 8 cangkir tepung beras (gandum) halus, dan
air 50 liter, diaduk-aduk hingga merata. Selanjutnya, larutan tersebut disemprotkan
pada permukaan daun atas dan bawah. Semprotan ini akan mematikan telur, larva, dan
tungau merah yang dewasa. Penyemprotan dilakukan sebnayak 4 kali akan mematikan
95% tunggau merah.

Emulsi sabun
Sabun cair sebanyak 30 cc dan air 5 liter diaduk-aduk hingga merata, kemudian
disemprotkan pada tanaman. Larutan ini akan mematikan aphis dan thrips. Namun,
sebelum digunakan untuk menyemprot, sebaiknya dicoba terlebih dahulu pada tanaman,
merusak tanaman atau tidak merusak tanaman.

Emulsi sabun dan minyak tanah


Sabun sebanyak ½ kg dimasukkan ke dalam air sebanyak 4 liter. Kemudian direbus
sehingga daun tersebut larut semuanya. Api dimatikan selama masih panas, kemudian
ditambah dengan 8 liter minyak tanah dan diaduk-aduk hingga rata selama ± 5 menit.
Emulsi yang dihasilkan harus berwarna krem, tidak dengan minyak yang bebas. Bila
buatannya tepat, maka yang melekat pada gelas tidak ada minyaknya. Bila dingin, emulsi

68
akan menjadi tebal, menyerupai masa seperti jeli. Sebelum digunakan untuk menyemprot,
emulsi diencerkan terlebih dahulu dengan air dengan perbadingan 1 : (10-15). Emulsi ini
dapat digunakan untuk menyemprot hama penusuk dan penghisap, kutu sisik, tungau,
aphis, ulat pembuat terowongan daun, dan kutu-kutu lainnya.

69
PUSTAKA ACUAN

Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik. Kanisius.
Yogyakarta

Wiwin Setiawati, Rini Murtiningsih, Neni Gunaeni, dan Tati Rubiati. 2008. Tumbuhan
Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya Untuk Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT). Balai Penelitian Sayuran. Bandung.

70

You might also like