Professional Documents
Culture Documents
Ipi 190884
Ipi 190884
April 2014
ISSN : 2338 - 4336
ABSTRACT
The study was conducted to know the role of the IPM based on ecological
engineering practices on brown planthopper population and their natural enemies
population. The research was conducted in Pilang Subvillage, Tejoasri Village, Laren
District, Lamongan from June to September 2013. There were two treatments in this
research, IPM based on ecological engineering (EE-IPM) and Conventional IPM (C-
IPM). Some flowers such as wijen (Sesamum indicum), sun flower (Helianthus annus),
kenikir (Cosmos caudatus) were planted on the bounds and applied Azolla on EE-IPM
field. We found that EE-PM not significantly increased the population of Brown
Planthopper (BPH) natural enemies as indicated by the amount of natural enemy spesies
on EE-IPM and C-IPM treatment each 199 natural enemies per hill and 203 natural
enemies per hill respectively. In general, compared with C-IPM, EE-IPM not
significantly decreased BPH populatian each found 3,22 adults of BPH per tiller and
2,99 adults of BPH per tiller.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Pengelolaan
Hama Terpadu (PHT) berbasis rekayasa ekologi terhadap populasi Wereng Batang
Coklat (WBC) dan musuh alami WBC. Penelitian dilaksanakan di Dusun Pilang, Desa
Tejoasri, Kecamatan Laren, Lamongan mulai bulan Juni sampai September 2013.
Dalam penelitian ini terdapat dua perlakuan yaitu PHT berbasis rekayasa ekologi (PHT-
RE) dan PHT konvensional (PHT-K). Pada PHT-RE pematang ditanami tanaman wijen
(Sesamum indicum), bunga matahari (Helianthus annuus), kenikir (Cosmos caudatus)
serta terdapat penambahan Azolla. Kami menemukan bahwa perlakuan PHT-RE tidak
secara nyata meningkatkan populasi musuh alami WBC yang ditunjukkan dengan
jumlah spesies musuh alami pada perlakuan PHT-RE dan PHT-K adalah 199 ekor/petak
dan 203 ekor/petak. Secara umum, dibandingkan dengan dengan PHT-K, PHT-RE tidak
secara nyata menurunkan populasi WBC. Rata-rata populasi WBC pada lahan PHT-RE
dan PHT-K adalah 3,22 ekor/rumpun dan 2,99 ekor/rumpun.
79
Hermanto et al., Penerapan PHT berbasis rekayasa ekologi terhadap wereng batang coklat
80
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 2 April 2014
Tabel 1. Rerata populasi WBC pada lahan PHT Rekayasa Ekologi dan lahan
PHT Konvensional
Perlakuan Wereng Batang Coklat
PHT-RE 3,22
PHT-K 2,99
Uji t 5% tn
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan Uji T 5%; tn : tidak nyata ; *: beda nyata
Tabel 2. Jumlah spesies musuh alami yang ditemukan pada Lahan PHT-
REkayasa Ekologi dan lahan PHT Konvensional
No. Musuh Alami PHT-RE PHT-K
1. Cyrtorhinus
58 79
lividipennis
2. Paederus fuscipes. 23 16
3. Ophionea indica 5 8
4. Coccinella arcuata 2 1
5. Laba-laba 111 99
Jumlah 199 203
81
Hermanto et al., Penerapan PHT berbasis rekayasa ekologi terhadap wereng batang coklat
Tabel 4. Rerata populasi P. fuscipes pada lahan PHT Rekayasa Ekologi dan lahan
PHT Konvensional
Perlakuan P. fuscipes
PHT-RE 0,14
PHT-K 0,06
Uji t 5% tn
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan Uji T 5%; tn : tidak nyata ; *: beda nyata
82
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 2 April 2014
Tabel 5. Rerata populasi O. indica pada lahan PHT Rekayasa Ekologi dan
lahan PHT Konvensional
Perlakuan O. indica
PHT-RE 0,03
PHT-K 0,05
Uji t 5% tn
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan Uji T 5%; tn : tidak nyata ; *: beda nyata
Tabel 6. Rerata populasi C. arcuata pada lahan PHT Rekayasa Ekologi dan
lahan PHT Konvensional
Perlakuan Coccinella arcuata
PHT-RE 0,012
PHT-K 0,006
Uji t 5% tn
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan Uji T 5%; tn : tidak nyata ; *: beda nyata
Tabel 7. Rerata populasi laba-laba pada lahan PHT Rekayasa Ekologi dan
lahan PHT Konvensional
Perlakuan Laba-laba
PHT-RE 0,69
PHT-K 0,61
Uji t 5% tn
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan Uji T 5%; tn : tidak nyata ; *: beda nyata
83
Hermanto et al., Penerapan PHT berbasis rekayasa ekologi terhadap wereng batang coklat
Tabel 8. Rerata tinggi tanaman padipada Lahan PHT Rekayasa Ekologi dan
lahan PHT Konvensional
Perlakuan Tinggi tanaman padi
PHT-RE 72,26 b
PHT-K 65,91 a
Uji t 5% *
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan Uji T 5%; tn : tidak nyata ; *: beda nyata
Tabel 9. Rerata jumlah anakan padi pada lahan PHT Rekayasa Ekologi dan
lahan PHT Konvensional
Perlakuan Jumlah anakan padi
PHT-RE 18,00 b
PHT-K 15,58 a
Uji t 5% *
Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan Uji T 5%; tn : tidak nyata ; *: beda nyata
84
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 2 April 2014
85
Hermanto et al., Penerapan PHT berbasis rekayasa ekologi terhadap wereng batang coklat
minggu 7-9 populasi WBC pada lahan 371 - 389. In Heong, K.L. and
PHT berbasis rekayasa ekologi lebih Hardy, B. (eds.) Planthoppers –
rendah dibandingkan pada lahan PHT New threats to the sustainability of
konvensional. intensive rice production systems in
Hasil produksi padi pada Asia. International Rice Research
perlakuan PHT rekayasa ekologi lebih Institute, Los Banos, Philippines.
tinggi dibandingkan dengan perlakuan
PHT konvensional. Analisis usaha tani Gurr GM. 2010. Final Report. Ecological
menunjukkan bahwa keuntungan yang Engineering to Reduce Rice Crop
diperoleh dari usaha tani padi dilihat Vulnerability to Planthopper
dari nilai Benefit Cost Ratio (BCR) pada Outbreaks. Charles Sturt University.
perlakuan PHT berbasis rekayasa Australia
ekologi adalah 2,27 kali lipat dari
modal usaha dan PHT konvensional Jiaan C, Hangzhou, Zhongxian L, Guihua
sebesar 2,26 kali lipat dari modal C. 2013. President of the Chinese
usaha. Hal ini membuktikan bahwa Academy of Agriculture Sciences
budidaya padi dengan perlakuan PHT (CAAS) visits ecological
berbasis rekayasa ekologi dan PHT engineering sites in Zhejiang
Konvensional layak untuk diusahakan. province. Diunduh dari
Sebaiknya penanaman tanaman http://iasvn.org/en/tin-tuc/ President
berbunga pada pematang dilakukan – of – the – Chinese – Academy – of
sebelum masa persemaian dan dipastikan – Agricultural - Sciences-
tanaman tumbuh dengan baik agar pola 28CAAS%29 – visits – ecological –
pola rekayasa ekologi dapat meningkatkan engineering – sites – in – Zhejiang –
biodiversitas musuh alami. province - 1820.html pada tanggal
16-01-2014
DAFTAR PUSTAKA
Kuno E. 1979. Ecology of brown
Carrapico F,Teixeira G, dan Diniz MA. planthoppers in temperate regions.
2000. Azolla as a biofertilizer in In: Brown planthopper: threat to rice
Africa. A Challange for the future. production in Asia. Manila
Revista de Ciências Agrárias, 23 (3- (Philippines): International Rice
4): 120-138 Research Institute. hlm 45-60
Gurr GM, Wratten SD dan Altieri MA. Liu CH. 1983. Study on the Long-
2004. Ecological Distance Migration of the Brown
Engineering:Advances in Habitat Planthopper in Taiwan. Division of
Manipulation for Arthropods. Crop Environment. Taitung District
CSIRO Publishing, Melbourne Agriculture Improvement Station.
(Australasian publisher)/ CABI Taitung, Taiwan.
International, Wallingford
(European Publisher)/ Cornell Lumkin TA dan Plueknett DL. Azolla, a
University Press, Ithaca (America‟s low cost aquatic green manure for
publisher). 244 hlm agricultural crops. Departement of
Agronomy and Soil Science.
Gurr GM. 2009. Prospects for ecological College of Tropical Agriculture.
engineering for planthoppers and University of Hawaii. Honolulu,
other arthropod pests in rice. Hlm Hawaii.
86