You are on page 1of 2

Malaysian Embassy Plan in Palestine Depends on Jerusalem Final Status

Any decision to set up a Malaysian embassy in Palestine can only be determined once the
final status of Jerusalem is determined under the two-state solution plan, says Reezal Merican
Naina Merican.

The Deputy Foreign Minister said if Malaysia decides to take similar action like the
United States and set up its embassy in Jerusalem, it would be akin to giving a signal to
legitimise the action made by the United States, which had received international backlash.

“As a country that holds firmly to international principles and the United Nations’
Charter, we must continue to respect the UN resolution on the status of Jerusalem,” he told
Datuk Kamaruddin Jaffar (PKR-Tumpat) during Question Time.

Kamaruddin had asked Wisma Putra whether the Government has any intention to set up
its embassy in Jerusalem to prove its commitment towards the Palestinian struggle.

In December last year, the UN General Assembly decisively backed a resolution calling
the United States to withdraw its recognition of Jerusalem as the capital of Israel.

The non-binding resolution was approved by 128 states with 35 abstaining and nine
others voting against.

Reezal said Malaysia was among the countries to vote for the resolution, in line with its
strong commitment to see the establishment of an independent Palestinian state.

“The resolution, among others, insisted that any decisions regarding the status of
Jerusalem are null and void, and must --be -rescinded.

“All parties must respect the UN resolution, including not to set up their embassies in
Jerusalem.

“But it is the hope of all Malaysians to see the establishment of our embassy in Jerusalem
and that has been one of our final aims,” said Reezal.

ARTINYA:

Setiap keputusan untuk mendirikan kedutaan besar Malaysia di Palestina hanya dapat
ditentukan setelah status terakhir Yerusalem ditentukan berdasarkan rencana solusi dua negara,
kata Reezal Merican Naina Merican.

Deputi Menteri Luar Negeri mengatakan jika Malaysia memutuskan untuk mengambil
tindakan serupa seperti Amerika Serikat dan mendirikan kedutaan besarnya di Yerusalem, hal itu
akan serupa dengan memberi sinyal untuk melegitimasi tindakan yang dilakukan oleh Amerika
Serikat, yang telah mendapat reaksi internasional.
"Sebagai negara yang memegang teguh prinsip internasional dan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa, kita harus terus menghormati resolusi PBB mengenai status Yerusalem,"
katanya kepada Datuk Kamaruddin Jaffar (PKR-Tumpat) pada Waktu Tanya.

Kamaruddin telah meminta Wisma Putra apakah Pemerintah memiliki niat untuk
mendirikan kedutaan besarnya di Yerusalem untuk membuktikan komitmennya terhadap
perjuangan Palestina.

Pada bulan Desember tahun lalu, Majelis Umum PBB dengan tegas mendukung sebuah
resolusi yang menyerukan Amerika Serikat untuk menarik pengakuannya atas Yerusalem
sebagai ibu kota Israel.

Resolusi yang tidak mengikat itu disetujui oleh 128 negara bagian dengan 35 abstain dan
sembilan lainnya memberikan suara menentang.

Reezal mengatakan bahwa Malaysia adalah salah satu negara yang memilih resolusi
tersebut, sejalan dengan komitmennya yang kuat untuk melihat pembentukan sebuah negara
Palestina merdeka.

"Resolusi tersebut antara lain, menegaskan bahwa setiap keputusan mengenai status
Yerusalem tidak sah dan tidak berlaku lagi, dan harus dibatalkan.

"Semua pihak harus menghormati resolusi PBB, termasuk tidak mendirikan kedutaan
mereka di Yerusalem.

"Tapi harapan semua warga Malaysia untuk melihat pendirian kedutaan kita di
Yerusalem dan itu adalah salah satu tujuan akhir kami," kata Reezal.

You might also like