Professional Documents
Culture Documents
Infeksi virus dengan lesi pada kulit dan selaput lendir, lainnya Stomatitis vesikular enterovirus dengan ruam Hand, foot and mouth disease
5 B08 Other viral infection characterized by skin and mucous membrane lesions, B08.4 B00.2X Hand, foot, mouth disease 5
Enteroviral vesicular stomatitis with exanthem (flu Singapura)
not elsewhere classified
Gondong Gondong tanpa komplikasi Manifestasi di mulut
6 B26 B26.9 B26.9X 6 Mumps (gondongan)
Mumps (Parotitis Epidemika) Mumps without other complication Oral manifestation
Kandida stomatitis pseudomembran akut
7 B37.00 7 Kandidiasis pseudomembran akut
Acute pseudomembranous candidal stomatitis
Gangguan perkembangan dan erupsi gigi Gangguan erupsi gigi Gigi sulung tidak tanggal (persistensi)
9 K00 K00.6 K00.63 9 Persistensi gigi sulung
Disorders of tooth develompment and eruption Disturbances in tooth eruption Retained (persistent) primary tooth
Molar rahang atas
10 K01.16 10 Impaksi M3 klasifikasi IA
Gigi terbenam dan gigi impaksi Gigi impaksi Maxillary molar
K01 K01.1
Embedded and impacted teeth Impacted teeth Molar bawah
11 K01.17 11 Impaksi M3 klasifikasi IA
Mandibular molar
Karies terhenti
12 K02.3 12 Arrested caries
Arrested caries
16 K02.62 Karies gigi pada permukaan halus mencapai dentin 16 Karies mencapai dentin
Dental caries on smooth surface penetrating into dentin
Anomali dentofasial
K07 Dentofacial anomalies
Oklusi lingual gigi posterior rahang bawah
40 K07.27 40
Posterior lingual occlusion of mandibular teeth
Anomali letak gigi Anomali letak gigi karena kehilangan prematur
41 K07.3 41
Anomalies of tooth position gigi sulung
Maloklusi akibat kelainan menelan
42 K07.51 42
Malocclusion due to abnormal swallowing
Kelainan fungsi dentofasial Maloklusi akibat kelainan bernafas
43 K07.5 K07.54 43 Kelainan Fungsi Dentofasial
Dentofacial functional abnormalities Malocclusion due to mouth breathing
Maloklusi akibat kebiasaan buruk lidah, bibir atau jari tangan
44 K07.55 44
Malocclusion due to tongue, lip or finger habits
Seluruh gigi tanggal akibat trauma Kelainan fungsi sistem stomatognatik akibat
46 K08.1 Seluruh gigi tanggal K08.11 46
Complete loss of teeth, due to trauma kehilangan semua gigi asli, tetapi tulang alveolar
ICD10CM Complete loss of teeth
Seluruh gigi tanggal akibat penyakit periodontal masih baik
47 K08.12 47
Complete loss of teeth due to periodontal disease
Seluruh gigi tanggal akibat karies
48 K08.13 48
Complete loss of teeth due to caries
Gangguan gigi dan jaringan pendukung lainnya
K08 Akar gigi tertinggal
49 Other disorders of teeth and supporting structures K08.3 49 Akar Gigi Tertinggal
Retained dental root
Sebagian gigi tanggal tanpa penyebab spesifik
50 K08.40 50
Partial loss of teeth, unspecified cause
Sebagian gigi tanggal akibat trauma
51 K08.41 51
K08.4 Sebagian gigi tanggal Partial loss of teeth due to trauma Kelainan fungsi system stomatognatik akibat
ICD10CM Partial loss of teeth Sebagian gigi tanggal akibat penyakit periodontal kehilangan satu atau beberapa gigi asli
52 K08.42 52
Partial loss of teeth due to periodontal diseases
Sebagian gigi tanggal akibat karies
53 K08.43 53
Partial loss of teeth due to caries
Afthous (minor) kambuhan
54 K12.00 54
Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan Afthae mulut rekuren Recurrent aphthous ulcer
K12 K12.0 Ulkus traumatik
Stomatitis and related lesions Recurrent oral aphthae Luka traumatik
55 K12.04 55
Traumatic ulcer
Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
56 K13 K13.0 Angular cheilitis 56 Cheilitis angularis
Other diseases of lip and oral mucosa Diseases of lips
57 L51.0 Eritema multiforme non bulosa L51.0X Manifestasi di mulut 57
Eritema multiforme
L51 Eritema multiformis
Erythema multiforme Eritema multiforme
58 L51.1 L51.1X Manifestasi di mulut 58
bulosa
Sakit kepala Sakit kepala ytt
59 R51 ICD10CM 59 Nyeri orofasial
Headache Facial pain no otherwise specified
Fraktur email gigi saja
60 S02.50 60
Fraktur tengkorak dan tulang muka Fraktur gigi Fracture of enamel of tooth only
S02 S02.5 Fraktur Mahkota Gigi yang Tidak Merusak Pulpa
Fracture of skull and facial bones Fracture of tooth Fraktur mahkota gigi tanpa mengenai pulpa
61 S02.51 61
Fracture of crown of tooth without pulpal involvement
DAFTAR ICD 10 PENYAKIT GIGI DAN MULUT
Infeksi virus dengan lesi pada kulit dan selaput lendir, lainnya Stomatitis vesikular enterovirus dengan ruam Hand, foot and mouth disease
5 B08 Other viral infection characterized by skin and mucous membrane lesions, B08.4 B00.2X Hand, foot, mouth disease 5
Enteroviral vesicular stomatitis with exanthem (flu Singapura)
not elsewhere classified
Gondong Gondong tanpa komplikasi Manifestasi di mulut
6 B26 B26.9 B26.9X 6 Mumps (gondongan)
Mumps (Parotitis Epidemika) Mumps without other complication Oral manifestation
Kandida stomatitis pseudomembran akut
7 B37.00 7 Kandidiasis pseudomembran akut
Acute pseudomembranous candidal stomatitis
Gangguan perkembangan dan erupsi gigi Gangguan erupsi gigi Gigi sulung tidak tanggal (persistensi)
9 K00 K00.6 K00.63 9 Persistensi gigi sulung
Disorders of tooth develompment and eruption Disturbances in tooth eruption Retained (persistent) primary tooth
Molar rahang atas
10 K01.16 10 Impaksi M3 klasifikasi IA
Gigi terbenam dan gigi impaksi Gigi impaksi Maxillary molar
K01 K01.1
Embedded and impacted teeth Impacted teeth Molar bawah
11 K01.17 11 Impaksi M3 klasifikasi IA
Mandibular molar
Karies terhenti
12 K02.3 12 Arrested caries
Arrested caries
Karies gigi pada permukaan pit dan fissure mencapai lapisan dentin
14 K02.52 14 Karies mencapai dentin
Karies gigi Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
K02 Dental caries
Karies gigi
K02 Dental caries
Seluruh gigi tanggal akibat trauma Kelainan fungsi sistem stomatognatik akibat
46 K08.1 Seluruh gigi tanggal K08.11 46
Complete loss of teeth, due to trauma kehilangan semua gigi asli, tetapi tulang alveolar
ICD10CM Complete loss of teeth
Seluruh gigi tanggal akibat penyakit periodontal masih baik
47 K08.12 47
Complete loss of teeth due to periodontal disease
Seluruh gigi tanggal akibat karies
48 K08.13 48
Complete loss of teeth due to caries
Gangguan gigi dan jaringan pendukung lainnya
K08 Akar gigi tertinggal
49 Other disorders of teeth and supporting structures K08.3 49 Akar Gigi Tertinggal
Retained dental root
Sebagian gigi tanggal tanpa penyebab spesifik
50 K08.40 50
Partial loss of teeth, unspecified cause
Sebagian gigi tanggal akibat trauma
51 K08.41 51
K08.4 Sebagian gigi tanggal Partial loss of teeth due to trauma Kelainan fungsi system stomatognatik akibat
ICD10CM Partial loss of teeth Sebagian gigi tanggal akibat penyakit periodontal kehilangan satu atau beberapa gigi asli
52 K08.42 52
Partial loss of teeth due to periodontal diseases
Sebagian gigi tanggal akibat karies
53 K08.43 53
Partial loss of teeth due to caries
Afthous (minor) kambuhan
54 K12.00 54
Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan Afthae mulut rekuren Recurrent aphthous ulcer
K12 K12.0 Ulkus traumatik
Stomatitis and related lesions Recurrent oral aphthae Luka traumatik
55 K12.04 55
Traumatic ulcer
Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
56 K13 K13.0 Angular cheilitis 56 Cheilitis angularis
Other diseases of lip and oral mucosa Diseases of lips
57 L51.0 Eritema multiforme non bulosa L51.0X Manifestasi di mulut 57
Eritema multiforme
L51 Eritema multiformis
Erythema multiforme Eritema multiforme
58 L51.1 L51.1X Manifestasi di mulut 58
bulosa
Sakit kepala Sakit kepala ytt
59 R51 ICD10CM 59 Nyeri orofasial
Headache Facial pain no otherwise specified
Fraktur email gigi saja
60 S02.50 60
Fraktur tengkorak dan tulang muka Fraktur gigi Fracture of enamel of tooth only
S02 S02.5 Fraktur Mahkota Gigi yang Tidak Merusak Pulpa
Fracture of skull and facial bones Fracture of tooth Fraktur mahkota gigi tanpa mengenai pulpa
61 S02.51 61
Fracture of crown of tooth without pulpal involvement
Gejala klinis dan Pem
Hasil Prosedur Alat &
Nama Kode ICD Klasifikasi Pem Lama Faktor Prognosis Keberhasilan Persetujuan Faktor sosial yg
Definisi Patofisiologi Anamnesis DD Tindakan Bahan /
Penyakit 10 terapi ICD 9 Penunjang perawatan penyulit (Baik/Buruk) perawatan tindakan dokter perlu diperhatikan
(Subjective) KG Obat
EO IO
Tingkat
Referensi
pembuktian
DAFTAR ICD 10 PENYAKIT GIGI DAN MULUT
Infeksi spiroketal lainnya Infeksi Vincent lainnya Gingivitis ulseratif nekrotik akut
1 A69 A69.1 A69.10 1 ANUG
Other spirochaetal infection Other Vincent's infection Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis
Infeksi virus dengan lesi pada kulit dan selaput lendir, lainnya Stomatitis vesikular enterovirus dengan ruam Hand, foot and mouth disease
5 B08 Other viral infection characterized by skin and mucous membrane lesions, B08.4 B00.2X Hand, foot, mouth disease 5
Enteroviral vesicular stomatitis with exanthem (flu Singapura)
not elsewhere classified
Gondong Gondong tanpa komplikasi Manifestasi di mulut
6 B26 B26.9 B26.9X 6 Mumps (gondongan)
Mumps (Parotitis Epidemika) Mumps without other complication Oral manifestation
Karies terhenti
12 K02.3 12 Arrested caries
Arrested caries
Karies gigi pada permukaan pit dan fissure mencapai lapisan dentin
14 K02.52 14 Karies mencapai dentin
Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
Karies gigi
K02 Dental caries
Erosi gigi
20 K03.2 20
Erosion of teeth
Awal (hiperemi)
24 K04.00 Initial (hyperaemia) 24 Hyperemia Pulpa Gigi Tetap Muda
K04.0 Pulpitis
Pulpitis irreversibel (Akar tunggal, akar jamak
26 K04.0 Pulpitis Irreversibel pulpitis 26 yang lurus dengan sudut pandang kerja pada
orifice tidak terhalang)
K04.01
Abses periapikal
Abses periapikal tanpa sinus
30 K04.7 30
Periapical abcess without sinus
Gingivitis akut K05.00 Gingivitis akut akibat plak
31 K05.0 31 Gingivitis akut akibat Plak Mikrobial
Acute gingivitis ICD10CM Acute gingivitis, plaque induced
Periodontitis agresif
32 K05.2 K05.21 Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess 32 Abses Periodontal
Aggressive periodontitis
Distoklusi
34 K07.20 34
Disto-occlusion
Mesioklusi
35 K07.21 35
Mesio-occlusion
Jarak gigit berlebih (tumpang gigit horizontal)
36 K07.22 36
overjet Excessive overjet (horizontal overbite)
Anomali hubungan antar lengkung gigi Tumpang gigit berlebih (tumpang gigit vertikal)
37 K07.2 K07.23 37 Maloklusi klas I
Anomalies of dental arch relationship overbite Excessive overbite (vertical overbite)
Gigitan terbuka
38 K07.25 38
Openbite
Gigitan bersilang depan, belakang
39 K07.26 39
Crossbite (anterior, posterior)
Anomali dentofasial Oklusi lingual gigi posterior rahang bawah
40 K07 K07.27 40
Dentofacial anomalies Posterior lingual occlusion of mandibular teeth
Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
56 K13 K13.0 Angular cheilitis 56 Cheilitis angularis
Other diseases of lip and oral mucosa Diseases of lips
Eritema multiforme
L51 Eritema multiformis
Erythema multiforme Eritema multiforme
58 L51.1 L51.1X Manifestasi di mulut 58
bulosa
Sakit kepala Sakit kepala ytt
59 R51 ICD10CM 59 Nyeri orofasial
Headache Facial pain no otherwise specified
A69.10
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) Infeksi oral endogen dengan karakteristik nekrosis gingiva
Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis
B00.11
Recurrent herpes labialis Peny infeksi rekuren pd bibir akibat reaktivasi Herpes Simplex Virus (HSV)
Herpes simplex labialis
Primary herpetic gingivostomatitis B.00.2 Peny mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pd gusi & mukosa mulut akibat infeksi primer dari virus
Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis Herpes simpleks tipe 1 atau 2 (HSV-1 atau HSV-2)
Recurrent Intra Oral B.00.2 Peny mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pd mukosa mulut akibat reaktivasi dari Herpes simpleks
Herpes /Stomatitis Herpetika Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis virus tipe 1 (HSV)-1 atau kadang-kadang (HSV)-2 yg laten pd ganglion saraf
B37.00
Stomatitis kandidiasis pseudomembran akut Peny mulut berupa bercak putih multipel pd mukosa mulut akibat infeksi candida sp
Acute pseudomembranous candidal stomatitis
Kandidiasis Eritematous Kronik B37.03 Infeksi yg disebabkan oleh candida sp yg tjd pd area yg ditutupi basis gigi tiruan atau karena pemakaian
(Denture Stomatitis/Candida associated denture stomatitis) Chronic erythematous (atrophic) candidal stomatitis gigi tiruan yg tdk baik
K00.6
Persistensi gigi sulung Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi
Retained (persistent) primary tooth
K01.1 Impacted teeth Impaksi gigi adalah gigi yg mengalami kesukaran/kegagalan erupsi, yg disebabkan oleh malposisi,
Impaksi M3 klasifikasi IA K01.16 Maxillary molar kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan atau jaringan lunak di
K01.17 Mandibular molar sekitarnya
Karies terhenti / Arrested caries K02.3 Karies yg perkembangannya terhenti oleh karena peningkatan kebersihan rongga mulut, peningkatan
Arrested caries kapasitas buffer saliva, & aktivitas pulpa melalui pembentukan dentin reparatif
Demineralisasi Permukaan Halus / 1. Lesi pd permukaan gigi berupa bercak/bintik putih kusam oleh karena proses demineralisasi
K02.51 White spot lesions (initial caries) on pit and fissure surface of tooth
Aproksimal Karies dini / K02.61 White spot lesion (initial caries) on smooth surface of tooth 2. Lesi ini dpt kembali normal apabila kadar kalsium, phosphate, ion fluoride, & kapasitas buffer saliva
lesi putih / B00.2 Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis meningkat
karies email tanpa kavitas
1. Karies yg tjd pd email sebagai lanjutan karies dini yg lapisan permukaan rusak
K02.52 Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
Karies dentin 2. Karies yg sdh berkembang mencapai dentin
K02.62 Dental caries on smooth surface penetrating into dentin
3. Karies yg umumnya tjd pd individu yg disebabkan oleh resesi gigi
Demineralisasi Permukaan Halus / 1. Lesi pd permukaan gigi berupa bercak/bintik putih kusam oleh karena proses demineralisasi
K02.51 White spot lesions (initial caries) on pit and fissure surface of tooth
Aproksimal Karies dini / K02.61 White spot lesion (initial caries) on smooth surface of tooth 2. Lesi ini dpt kembali normal apabila kadar kalsium, phosphate, ion fluoride, & kapasitas buffer saliva
lesi putih / B00.2 Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis meningkat
karies email tanpa kavitas
1. Karies yg tjd pd email sebagai lanjutan karies dini yg lapisan permukaan rusak
K02.52 Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
Karies dentin 2. Karies yg sdh berkembang mencapai dentin
K02.62 Dental caries on smooth surface penetrating into dentin
3. Karies yg umumnya tjd pd individu yg disebabkan oleh resesi gigi
Karies Mencapai Pulpa Vital Gigi Sulung K02.8 Lesi mencapai pulpa akibat karies, pulpa terbuka diameter lebih dari 1 mm perdarahan terkontrol, vital,
Other specified dental caries sehat
Ausnya jar keras gigi yg disebabkan oleh karena fungsinya, karena kebiasaan buruk, cara menyikat gigi
yg salah atau karena asam & karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jar keras gigi yg bukan disebabkan oleh karies atau trauma & merupakan akibat
K03.0 Excessive attrition of teeth
Atrisi, Abrasi, Erosi alamiah dari proses penuaan
K03.1 Abrasion of teeth
Atrisi: hilangnya permukaan jar keras gigi yg disebabkan oleh proses mekanis yg tjd pd gigi yg saling
K03.2 Erosion of teeth
berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan)
Ausnya jar keras gigi yg disebabkan oleh karena fungsinya, karena kebiasaan buruk, cara menyikat gigi
yg salah atau karena asam & karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jar keras gigi yg bukan disebabkan oleh karies atau trauma & merupakan akibat
K03.0 Excessive attrition of teeth
Atrisi, Abrasi, Erosi alamiah dari proses penuaan
K03.1 Abrasion of teeth
Atrisi: hilangnya permukaan jar keras gigi yg disebabkan oleh proses mekanis yg tjd pd gigi yg saling
K03.2 Erosion of teeth
berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan)
Abrasi: hilangnya permukaan jar keras gigi disebabkan oleh faktor mekanis & kebiasaan buruk
Erosi: hilangnya permukaan jar keras gigi yg disebabkan oleh proses kimia & tdk melibatkan bakteri
K03.6
Oral Hygiene Buruk Endapan atau pewarnaan yg tjd pd dataran luar gigi disebabkan oleh berbagai faktor
Deposits (accretions) on teeth
K03.7
Perubahan Warna Mahkota Eksterna Perubahan warna yg tjd di permukaan email gigi oleh karena berbagai faktor dari luar
Posteruptive color changes of dental hard tissues
K03.80
Dentin hipersensitif Peningkatan sensitivitas akibat terbukanya dentin
Sensitive dentin
K04.0
Iritasi Pulpa Gigi Tetap Muda Lesi karies/akibat trauma yg mengenai email gigi tetap muda (akar belum sempurna)
Acute pulpitis
Pulpitis irreversibel K04.0 Kondisi inflamasi pulpa yg menetap, & simtomatik atau asimtomatik yg disebabkan oleh suatu jejas,
Irreversibel pulpitis dimana pulpa tdk dapat menanggulangi inflamasi yg tjd sehingga pulpa tdk dpt kembali ke kondisi sehat
Pulpitis reversibel /
Pulpitis awal / K04.0 Inflamasi pulpa ringan & jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan pulih kembali & pulpa akan
Pulpa Pada gigi sulung atau gigi permanen Reversibel pulpitis kembali sehat
pasien dewasa muda
Nekrosis pulpa K04.1 Kematian pulpa, dpt sebagian atau seluruhnya yg disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma & iritasi
Necrosis of pulp kimiawi
Abses periapikal
K04.7
Periapical abcess without sinus Lesi likuefaksi bersifat akut/kronis yg menyebar atau terlokalisisr di dalam tulang alveolar
K05.00
Gingivitis akibat Plak Mikrobial Gingivitis (peradangan) akibat plak adalah inflamasi gingiva tanpa disertai kehilangan perlekatan
Acute gingivitis, plaque induced
1. Infeksi purulen lokal pd jaringan yg berbatasan/berdekatan dengan poket periodontal yg dpt memicu
K05.21
Abses Periodontal kerusakan ligamen periodontal & tulang alveolar
Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess
2. Abses periodontal dpt diasosiasikan dengan patologis endopulpa
Periodontitis kronis adalah inflamasi gingiva yg meluas ke pelekatan jar di sekitarnya. Penyakit ini
Periodontitis Kronis dengan kehilangan jaringan periodontal K05.3
ringan - sedang Chronic periodontitis ditandai dengan kehilangan pelekatan klinis akibat destruksi ligamen periodontal & kehilangan tulang
pendukung di sekitarnya.
K07.20
Disto-occlusion
K07.21
Mesio-occlusion
Maloklusi klas I K07.22
Anomali letak gigi Excessive overjet (horisontal overbite)
- Jarak gigi berlebih K07.23
- Deviasi garis tengah Kelainan posisi gigi (kelainan dentoalveolar)
Overbite Excessive overbite (vertical overbite)
- Oklusi lingual gigi posterior
- Gigitan bersilang depan/belakang K07.25
- Tumpang gigi berlebih Open bite
K07.26
Crossbite (anterior-posterior)
K07.27
Posterior lingual occlusion of mandibular teeth
K07.38
Anomali letak gigi karena kehilangan prematur gigi sulung Kehilangan gigi sulung prematur, dengan benih gigi permanen masih dlm tulang
Anomali letak gigi
K08.3
Akar Gigi Tertinggal Sisa/bagian akar yg ada/masih ada di dlm rongga mulut
Retained dental root
Kelainan fungsi system stomatognatik akibat kehilangan satu atau K08.4 Gangguan fungsi sistem stomatognatik karena hilangnya satu atau beberapa gigi akibat ekstraksi,
beberapa gigi asli Partial loss of teeth kecelakaan, penyakit periodontal, & akibat lain
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) K12.00 Kelainan yg dikarakteristikan dengan ulcer rekuren yg terbatas pd mukosa mulut pd pasien tanpa tanda-
Recurrent aphthous ulcer tanda penyakit lainnya. Tjd pd 20% populasi
1. Lesi ulkus pd mukosa/jar lunak mulut yg tjd karena trauma mekanis akibat obyek yg tajam & keras
Ulkus traumatik K12.04 misalnya, kawat ortodonti, basis gigi tiruan, sisa akar gigi, atau tergigit saat mengunyah, tertusuk sikatgigi
Traumatic ulcer atau duri ikan/tulang ayam dan lain-lain
2. Dapat akut & kronis
Cheilitis angularis, Perleche K13.01 Retakan atau belahan (fisura) yg terletak pd bibir di area sudut mulut, seringkali dikelilingi oleh area
Angular cheilitis kemerahan
Suatu penyakit peradangan akut pd kulit & membran mukosa yg menyebabkan lesi dengan bentuk
L51.0
Eritema multiformis bervariasi (multiformis), dengan lesi oral khas berupa vesikel & bula yg mudah pecah & berdarah,
Erythema multiforme
merupakan self limiting disease
Nyeri orofasial R51 Nyeri daerah orofasial adalah nyeri yg disebabkan oleh penyakit inflamasi yg berasal dari pulpa atau
Facial pain no otherwise specified struktur penyangga gigi
Fraktur Mahkota Gigi yang Tidak Merusak Pulpa S02.51 Fracture of enamel of tooth only 1. Gigi fraktur mahkota yg tdk merusak pulpa
S02.51 Fracture of crown of tooth without pulpal involvement 2. Tdk ada gejala atau rasa sakit pulpa belum terbuka
Patofisiologi Faktor Predisposisi
Rekurensi tjd saat HSV bereaktivasi pd lokasi laten & berjalan sentripetal ke mukosa atau kulit yg bersifat sitopatik terhadap sel epitel,
-
menimbulkan infeksi HSV rekuren dlm bentuk vesikel & ulser terlokalisir
Faktor predisposisi berupa:
Infeksi primer tjd pd kontak awal dengan virus melalui inokulasi mukosa, kulit dan mata atau sekresi tubuh yang terinfeksi. Virus kemudian
1. Penurunan imunitas
bereplikasi di dalam sel-sel epitel mukosa mulut dan atau kulit & menyebabkan tjdnya vesikel.
2. Terjadinya epidemi pd pergantian musim
Setelah proses penyembuhan, virus akan berjalan sepanjang akson saraf menuju ganglion saraf, & menimbulkan infeksi laten.
3. Defisiensi nutrisi
Apabila terdapat faktor predisposisi maka akan tjd reaktivasi virus.
4. Memiliki peny sistemik tertentu (imunokompromise)
Faktor predisposisi:
1. Demam
2. Alergi
1. Disebabkan oleh reaktivasi dari virus HSV-1 atau kadang-kadang HSV-2
3. Radiasi ultraviolet
2. Terjadinya reaktivasi dari HSV laten ke dalam saliva & sekresi oral akibat adanya faktor pemicu & menimbulkan ulserasi rongga mulut
4. Trauma
5. Stres
6. Menstruasi
1. Disebabkan oleh coxsackie virus (CV) terutama enterovirus 71 (EV 71) & CV A16
2. Biasa tjd ketika epidemi (pd musim panas), pd anak usia di bawah 10 tahun
3. Transmisi melalui rute fecal oral, atau dpt tjd penyebaran di saluran pernafasan atas -
4. Virus bereplikasi pertama kali dlm mulut kemudian meluas ke saluran gastrointestinal bawah & menyebar
5. Pd pasien imunokompoten: self limiting disease (peny yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik)
1. Disebabkan oleh paramyxovirus
2. Tjd pd masa epidemik
-
3. Transmisi melalui kontak langsung droplet saliva
4. Self limiting disease
Faktor predisposisi:
1. Faktor lokal: perubahan kondisi saliva (hiposalivasi, penurunan pH
saliva), atropi epitel rongga mulut, pemakaian gigi tiruan
Candida melekat pd epitel & penetrasi ke dalam epitel menyebabkan inflamasi & kematian sel epitel, oedema, & agregasi PMN leukosit 2. Faktor sistemik: penurunan imunitas, defisiensi nutrisi, memiliki
(mikroabses) penyakit sistemik tertentu (imunokompromis), pemakaian obat-obatan
yg mempengaruhi saliva atau mempengaruhi imunitas, merokok,
diabetes (kelainan endokrin), cushing's disease, defisiensi Fe & vitamin
B12, bayi dan usila
Faktro predisposisi:
1. Gigi tiruan melindungi candida sp dari aliran saliva. Pd awalnya candida harus melekat di permukaan epitel utk dpt menginvasi lapisan
1. Ill fitting denture
mukosa
2. Hiposalivasi
2. Jenis candida yg mempunyai potensi adhesi lebih kuat akan lebih patogenik
3. Penurunan imunitas
3. Penetrasi yeast jamur dipengaruhi oleh aktivitas enzim lipasenya. Utk tetap berada dlm epitel, yeast jamur harus dpt mengatasi deskuamasi
4. Defisiensi nutrisi
rutin permukaan sel epitel
5. Memiliki penyakit sistemik tertentu (imunokompromis)
Gangguan tumbuh kembang geligi tetap & lengkung rahang (maloklusi) -
Tdk ada -
Invasi toksin bakteri dlm pulpa sampai saluran akar & jar periapeks -
1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pd setiap permukaan gigi yg disebabkan asam, bahan kimia & mekanis
-
2. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) tergantung pd lokasi kebiasaan bisa disertai dentin hipersensitif
1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pd setiap permukaan gigi yg disebabkan asam, bahan kimia & mekanis
-
2. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) tergantung pd lokasi kebiasaan bisa disertai dentin hipersensitif
- -
Iritasi kimiawi atau mekanis dari luar menyebabkan masuknya zat warna, terutama matriks email sebagai email menjadi porus & terjadilah
-
perubahan warna pd email hingga ke dentin
Ditimbulkan oleh stimulasi ringan seperti karies erosi servikal, atrisi oklusal, prosedur operatif, kuretase periodontium yg dlm, fraktur mahkota
-
oleh karena trauma
Adanya jejas menyebabkan kematian pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa -
Merupakan lanjutan proses nekrosis pulpa yg dpt menimbulkan rasa sakit karena tekanan abses tsb -
Invasi toksin bakteri pada gingiva -
Abses periodontal merupakan suatu abses yg tjd pd gingiva atau pocket periodontal. Hal ini tjd akibat adanya faktor iritasi, seperti plak,
-
kalkulus, infeksi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan
Invasi toksin bakteri pd jaringan pendukung gigi yg kronis -
Tdk ada -
Tdk ada -
Tdk ada -
Tdk ada -
Tdk ada -
Tdk ada -
1. Etiologi belum diketahui Faktor predisposisi dpt berupa: genetik, defisiensi hematinik,
2. Abnormalitas pd cascade sitokin mukosa menyebabkan respon imun yg dimediasi sel secara berlebihan & menyebabkan ulserasi terlokalisasi abnormalitas imunologi, faktor lokal seperti trauma & berhenti merokok,
pd mukosa menstruasi, infeksi pernafasan atas, alergi makanan, anxietas, & stres
3. Berhubungan dengan Hlas tertentu yg berhubungan dengan penglepasan gen yg mengontrol sitokin proinflamasi interleukin (IL)-1B & IL-6 psikologi
1. Kontrak/benturan dengan obyek keras pd mukosa/jar lunak mulut menyebabkan cedera & kemudian tjd reaksi radang akut, terdapat kerusakan
pd epitel mukosa & terbentuk ulkus
-
2. Bila iritan berlangsung lama & menetap maka reaksi radang akan berlangsung lama & menjadi ulkus kronis
3. Setelah tjd trauma, pd mukosa yg terkena akan timbul rasa tdk nyaman dlm periode 24-48 jam, diikuti dengan terbentuknya ulserasi
1. Penyebab: defisiensi B2, defisiensi zat besi, kehilangan dimensi vertikal, kondisi atopi, trauma, usia tua, diabetes melitus, medikasi yg
menyebabkan kulit kering & atau xerostomia
-
2. Adanya satu atau berbagai faktor etiologi, menyebabkan maserasi pd area sudut mulut & mengawali tjdnya kehilangan integritas epitel &
menjadikannya lingkungan yg ideal utk infeksi oportunistik, seperti jamur & atau bakteri
Penyakit yg diperantarai sistem imun yg dpt diawali baik oleh deposisi kompleks imun pd pembuluh darah mikro di kulit & mukosa, ataupun
Faktor predisposisi; reaktivasi HSV & alergi obat
oleh imunitas seluler
Timbulnya rasa nyeri disebabkan rangsangan atau lepasnya mediator radang yg merangsang nociceptor ujung saraf aferen nervus trigeminus,
-
dlm hal ini serat C yg tdk bermyelin & A-Delta bermyelin
1. Gejala prodromal berupa rasa gatal, sensitif, terbakar pd daerah bibir atau
perbatasan bibir & kulit, diikuti timbulnya lentingan, mudah pecah Timbul makula, vesikel berkelompok, pecah membentuk ulser yg ditutupi krusta kekuningan & diakhiri penyembuhan lesi
2. Rasa nyeri tjd pd 2 hari pertama timbulnya gejala
1. Gejala prodromal 1-3 hari
1. Demam
2. Gejala ekstra oral: vesikel dan atau ulserasi pd merah bibir (vermillion border of lip), ditutupi krusta yg berwarna kekuningan
2. Kehilangan nafsu makan
3. Gejala intra oral:
3. Sakit kepala
a) Erythema & vesikel kecil diameter 1-3 mm
4. Mialgia
b) Terletak berkelompok pd palatum durum, attached gingiva, dorsum lidah, & mukosa non keratin di labial, bukal, ventral lidah & palatum molle
5. Nausea
c) Vesikel mudah pecah membentuk ulser yg lebih besar dengan tepi tdk teratur & kemerahan
6. Nyeri otot
d) Gingiva membesar berwarna merah, & sangat sakit, dpt tjd pharyngitis
1. Demam derajat rendah Ulserasi pd mulut & tenggorokan yg diawali makula eritematous, vesikel yg cepat pecah
2. Ruam kemerahan yg menjadi makular & vesikel pd kulit tangan & kaki (punggung, - menjadi ulser, pd lidah, palatum durum & molle, mukosa bukal, bisa pada semua mukosa
telapat, tumit) serta pinggul mulut
1. Demam
1. Masa inkubasi 2-3 minggu, tjd pembesaran & inflamasi kelenjar liur nyeri preaurikuler, demam, malaise, sakit kepala, myalgia
2. Sakit kepala
2. Melibatkan kelenjar liur parotis, terkadang submandibula
3. Nyeri otot
3. Pembesaran kelenjar saliva kedua dpt tjd 24-48 jam setelah yg pertama
4. Sakit di bawah telingan
4. Pembengkakan bilateral, nyeri pd palpasi, edema pd kulit di atasnya
5. Pembengkakan di pipi/bawah telinga yg sakit
1. Tipe I / Tipe Minor / Lokal: Eritema hanya tjd pd sedikit area mukosa mulut yg teriritasi protesa yg tdk baik
Penggunaan gigi tiruan yg jarang dilepas saat tidur, ill fitting denture 2. Tipe II / Tipe Mayor / Generalized: Eritema yg luas / seluruh mukosa yg teriritasi protesa yg tdk baik
3. Tipe III / Tipe Granular: Lesi eritema bergranular pd mukosa yg teriritasi protesa, terutama pd palatum bag tengah
1. Sakit negatif / positif
Bentuk gigi berjejal karena gigi tetap pengganti sejenis di dalam rongga mulut 2. Derajat kegoyangan gigi negatif / positif
3. Gingivitis negatif / positif
1. Adanya pembengkakan
Gusi gigi geraham belakang terasa bengkak, kadang disertai demam. Keadaan gigi
2. Adanya pembesaran kelenjar limfe -
tumbuh lurus namun kadang tidak sempurna atau hanya sebagian
3. Adanya parestesi
Pemeriksaan tes vitalitas gigi masih baik. Bagian dasar gigi terdapat jaringan keras
Tdk ada gejala, biasanya dikeluhkan karena gigi berwarna kecoklatan -
kecoklatan hasil dari pertahanan lokal tubuh.
1. Bercak putih & warna kusam tdk mengkilat, umumnya tdk ada gejala
Tdk ada gejala yg dikeluhkan, gigi terdapat warna keputih putihan pd permukaan gigi -
2. Pemeriksaan dengan sonde tumpul, penerangan yg baik, gigi dikeringkan
1. Perubahan warna gigi
1. Pemeriksaan sondasi & tes vitalitas gigi masih baik
2. Permukaan gigi terasa kasar, tajam
- 2. Pemeriksaan perkusi & palpasi apabila ada keluhan yg menyertai
3. Terasa ada makanan yg mudah tersangkut
3. Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies gigi (bila perlu)
4. Jika akut disertai rasa ngilu, jika kronis umumnya tdk ada rasa ngilu
1. Bercak putih & warna kusam tdk mengkilat, umumnya tdk ada gejala
Tdk ada gejala yg dikeluhkan, gigi terdapat warna keputih putihan pd permukaan gigi -
2. Pemeriksaan dengan sonde tumpul, penerangan yg baik, gigi dikeringkan
1. Sondase positif
2. Perdarahan positif
Sakit spontan (tanpa adanya rangsangan timbul rasa sakit), terasa berdenyut - 3. Tekanan negatif
4. Perkusi negatif
5. Derajat kegoyangan gigi
1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pada permukaan gigi
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin - 2. Apabila hilangnya permukaan gigi sdh dlm maka akan disertai dengan dentin
hipersensitif
1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pada permukaan gigi
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin - 2. Apabila hilangnya permukaan gigi sdh dlm maka akan disertai dengan dentin
hipersensitif
Tdk ada keluhan, gigi terasa kasar & terdapat warna yg mengganggu Klinis tdk ada keluhan namun secara visual gigi berubah warna
Pasien merasa giginya linu apabila terkena rangsangan mekanis, thermis & kimia Terdapat kavitas pd gigi dengan kedalaman sampai dentin, pd pemeriksaan terasa linu
-
tetapi gigi tdk karies apabila diberi rangsangan
1. Karies dentin
Sakit menetap kurang dari satu menit bila terkena rangsangan (minuman dingin/makan 2. Sondase positif
-
manis/asam) 3. Perkusi negatif
4. Tekanan negatif
1. Karies dentin
2. Sondase positif
Gigi tetap muda terasa sakit menetap kurang dari satu menit bila terkena rangsangan 3. Perkusi negatif
-
(minum dingin/makan manis/asam) 4. Tekanan negatif
5. Vitalitas positif linu sampai dengan sakit yg menghilang apabila rangsangan segera
dihilangkan
1. Nyeri tajam, berlangsung cepat & menetap, dpt hilang & timbul kembali secara
spontan (tanpa rangsangan), serta secara terus-menerus. Nyeri tajam, yang
berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga 1. Karies dentin yg dlm atau kavitas mendekati pulpa gigi
2. Nyeri juga dpt timbul akibat perubahan temperatur/rasa, terutama dingin, manis & 2. Sondase positif sakit menetap
asam dengan ciri khas rasa sakit menetap lama - 3. Perkusi negatif
3. Penderita kadang-kadang tdk dpt menunjukkan gigi yg sakit dengan tepat 4. Tekanan negatif
4. Kavitas dlm yg mencapai pulpa atau karies dibawah tumpatan lama, dilakukan 5. Vitalitas positif sakit yg menetap lama walaupun rangsangan segera dihilangkan
anamnesis menunjukkan pernah mengalami rasa sakit yg spontan, klinis terlihat
kavitas profunda, & tes vitalitas menunjukkan rasa sakit yg menetap cukup lama.
1. Apabila abses periapeks kronis tdk ada gejala klinis biasanya ada fistula intra oral
Nyeri & sakit pd saat utk mengunyah, kadang disertai munculnya benjolan abses &
- 2. Apabila abses periapeks akut tjd rasa sakit pd palpasi & perkusi & diikuti
pembengkakan
pembengkakan di daerah akar gigi
Gingivitis disertai tanda-tanda klinis kemerahan & pembesaran (edema) jar gingiva,
Gusi mudah berdarah & berwarna kemerahan, terdapat pembesaran pd tepu gusi & berdarah bila disentuh, perubahan bentuk & konsistensi, ada kalkulus & atau plak
-
gigi mikrobial, tanpa bukti radiografis adanya kerusakan puncak tulang alveolar, yg disertai
keluhan rasa gatal pd gusi di sela-sela gigi
1. Gingiva bengkak, licil, mengkilap & nyeri, dengan daerah yg menimbulkan rasa nyeri
Gigi sensitif terhadap tekanan/perkusi & kadang-kadang goyang. Terdapat bila dipegang
-
pembengkakan pd gusi 2. Tampak cairan eksudat purulen & atau kedalaman probing meningkat
3. Kerusakan pelekatan tjd secara cepat
1. Edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing & surpurasi
2. Pd gigi molar, bila ada keterlibatan furkasi biasanya kehilangan pelekatan klinis yg tjd
termasuk klas I
3. Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing periodontal sampai dengan 4
mm dengan kehilangan pelekatan sampai dengan 2 mm
4. Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman perobing periodontal sampai dengan 6
Keluhan rasa gatal pd gusi di sela-sela gigi, rasa kemeng/rasa tdk nyaman, rasa nyeri
- mm dengan kehilangan pelekatan sampai dengan 4 mm
saat mengunyah atau menggigit, & gigi goyang atau gusi bengkak
5. Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan tulang alveolar, sehingga tjd
peningkatan kegoyangan gigi
6. Periodontitis kronis dengan kehilangan jar periodontal ringan-sedang dpt bersifat lokal
yg melibatkan kehilangan pelekatan daru satu gigi atau bersifat general yg melibatkan
kehilangan pelekatan bbrp atau seluruh gigi. Seseorang bisa saja mengalami dua kondisi
secara bersamaan yaitu daerah yg sehat & periodontitis ringan-sedang
Kelainan disebabkan karena penyimpangan posisi. Tjd keadaan gigi berjejal, rotasi gigi,
Gigi tdk rapi & berjejal, mengganggu fungsi pengunyahan & penampian - gigi rentang, tumpang gigi besar, gigitan silang, gigi tertukar tempat. Dpt tjd pd semua
periode gigi
Benih gigi permanen masih di dlm tulang, dengan gigi susu yg sdh tanggal. Mungkin
Susunan gigi renggang terdapat celah yg mengganggu penampilan & fungsi
- masih tersedia ruang yg cukup utk gigi permanen, mungkin tdk tersedia cukup ruangan
pengunyahan
karena telah tjd pergeseran gigi
Bentuk rahang yg terlalu maju atau mundur & susunan gigi yg tdk rata, sehingga Adanya gigi protusi, palatum dalam, gigi malposisi gigitan terbuka. Diketahui dengan
-
mengganggu penampilan & fungsi pengunyahan pemeriksaan gangguan pengunyahan pengucapan, cara pernafasan, & kelainan oklusi
Bentuk rahang yg terlalu maju atau mundur & susunan gigi yg tdk rata, sehingga Adanya gigi protusi, palatum dalam, gigi malposisi gigitan terbuka. Diketahui dengan
-
mengganggu penampilan & fungsi pengunyahan pemeriksaan gangguan pengunyahan pengucapan, cara pernafasan, & kelainan oklusi
Gigi lubang besar & pecah menjadi berbentuk seperti tonggak. Kadang tanpa disertai 1. Tampak sisa/bagian akar dlm rongga mulut
-
rasa sakit, namun mengganggu dlm proses pengunyahan 2. Gingivitis positif/negatif
1. Ulserasi dangkal berbentuk sesuai penyebab trauma, permukaan tertutup eksudat putih
Riwayat munculnya lesi karena kontak/benturan dengan obyek keras pd jar lunak
- kekuningan, dikelilingi halo erythematous, tingkat nyeri bervariasi
rongga mulut
2. Tdk diketahui oleh demam, & tdk ada pembesaran kelenjar limfe regional
Terdapat retakan atau belahan pd bibir di area sudut mulut dpt dikelilingi oleh area
Rasa sakit terbakar pd sudut bibir & terasa terdapat luka pd belahan sudut mulut -
kemerahan atau disertai depigmentasi
1. Tdk sakit
Gigi patah karena sesuatu sebab namun tdk dlm, tdk disertai rasa sakit. Mengganggu 2. Kadang-kadang sakit
-
penampilan & terasa tajam pd ujung-ujung gigi yg patah 3. Sakit & pendarahan pd pemeriksaan
4. Sondase, tekanan, perkusi
Gambaran
-
Stomatitis herpetika primer
Lesi papula eritematosa nampak jelas pd telapak tangan (kiri). Pd telapak kaki (kanan pasien hand, foot and mouth disease) Tampakan ulkus pd tepi lidah, diagnosisi pasti ditegakkan dengan melihat lesi yg ada pd kulit (e
-
Pseudomembranous candidiasis pd mukosa bukal & lidah Plak-plak putih pd palatum durum & palatum molle
Close-up of vesicles on the lips. Some of the vesicles have ruptured Note the ulcers on the right buccal mucosa Ulcers on the gingiva and lower labial mucosa
DD Klasifikasi terapi ICD 9
nosisi pasti ditegakkan dengan melihat lesi yg ada pd kulit (ekstra oral)
1. 89.31 Dental examination
Abses bukalis
2. 24.99 Other (other dental operation)
Tdk ada 96.54 Dental scalling and polishing, plaque removal, prophylaxis
1. 89.31 Eamination
2. 87.11 Full mouth x-ray of teeth
Tdk ada
3. 87.12 Orthodontic cephalogram
4. 24.7 Application of orthodontic appliance
1. 89.31 Eamination
2. 87.11 Full mouth x-ray of teeth
Tdk ada
3. 87.12 Orthodontic cephalogram
4. 24.7 Application of orthodontic appliance
1. Peny yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik (self limiting disease)
2. Terapi kausatif: Valacyclovir/Famciclovir 500-1000 mg utk episode yg sering, lesi besar atau pemicu EM
Tdk diperlukan, tampilan klinis & riwayat menjadi karakteristik khas
3. Supportif: imunomodulator, roborantia
4. Hilangkan faktor predisposisi utk mencegah timbulnya rekurensi lesi
1. KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
2. Penyakit yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik (self limiting disease)
3. Terapi kausatif: acyclovir 15 mg/BB pd anak, acyclovir 200 mg 5x/hari pd dewasa Pd umumnya tdk diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan klinis &
4. Simtomatik: anastetik topikal, analgesik-antipiretik, antiseptik kumur riwayat peny yg khas
5. Supportif: istirahat, hidrasi, imunomodulator, multivitamin
6. Pencegahan penularan melalui penyuluhan
1. Pd pasien imunokompeten bersifat "self limiting disease" (peny yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik)
2. Terapi kausatif berupa antivirus utk kasus yg berat (diberikan pd tahap vesikel (72 jam pertama)):
a) acyclovir 1000 mg per hari, atau
b) valacyclovir / famciclovir 500-1000 mg Tdk diperlukan, tampilan klinis & riwayat menjadi karakteristik khas
4. Simtomatik: anastetik topikal, analgesik-antipiretik
5. Supportif: imunomodulator, multivitamin
2. Mekanis:
a) Pembersihan reservoir (basis gigi tiruan dibersihkan & dihaluskan, lidah)
b) Perbaikan gigi tiruan (gigi tiruan baru, relining/rebasing)
1. Pemeriksaan mikologi: smear dari dasar lesi kemerahan menggunakan KOH 15% utk
c) Tidak memakai gigi tiruan saat tidur
melihat adanya candida sp
d) Merendam gigi tiruan dalam larutan antiseptik
2. Kultur: identifikasi & kuantifikasi jamur penyebab dilakukan dengan kultur
menggunakan sabouraud broth agar, agar darah atau cornmeal agar
3. Terapi kausatif:
3. Pasien dengan candidiasis oral biasanya mempunyai hasil kultur lebih dari 400
a) Antifungal topikal (terapi antifungal yg lazim digunakan adalah gol polien atau azole)
CFU/mL
b) Alternatif pertama & biasanya ditoleransi dengan baik nystatin suspensi 100.000 u/ml 4 kali sehari selama 7 hari (pemberian sesudah makan, diletakkan sebagian di
basis gigi tiruan yg menutupi lesi, kulum selama 1 menit, telan; anjuran utk tdk makan/minum/dibilas sampai dengan 30 menit)
c) Eksisi lesi tipe III kemungkinan diperlukan jika mikroorganisme terdapat di fisur yg dlm dari jar granulasi
4. Supportif: multivitamin
1. Kondisikan pasien agar tdk cemas sehingga kooperatif
2. Sterilisasi daerah kerja
3. Anastesi topikal atau lokal sesuai indikasi (topikal kemudian disuntik bila diperlukan)
Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
4. Ekstraksi
5. Observasi terhadap susunan geligi tetap (3 bulan)
6. Preventif, bila tampak gejala maloklusi menetap, lanjutkan dengan merujuk perawatan interseptif ortodontik
Odontektomi
1. Dilakukan disinfeksi jaringan di luar dan di dalam rongga mulut sebelum odontektomi, dapat digunakan obat kumur antiseptik selanjutnya dilakukan blok anastesi
2. Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi tetap akan berada di atas tulang rahang setelah pengambilan jaringan tulang pasca odontektomi, dan selanjutnya
dibuat flap
3. Tulang yg menutupi gigi diambil seminimal mungkin dengan perkiraan besar setengah dari besar gigi yang akan dikeluarkan
4. Selanjutnya dilakukan pemotongan gigi yang biasanya dimulai dengan memotong pertengahan mahkota gigi molar ketiga impaksi ke arah bifurkasi atau melakukan
1. Foto periapikal
pemotongan pada regio servikal utk memisahkan bagian mahkota dan akar gigi. Selanjutnya dilakukan pemotongan menjadi bagian-bagian lebih kecil sesuai dengan
2. Foto oklusal
kebutuhan. Mahkota gigi dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian, demikian pula pada bagian akarnya, kemudian bagian-bagian tersebut dikeluarkan satu
3. Foto panoramik
per satu.
5. Selanjutnya dilakukan kuretase utk mengeluarkan kapsul gigi dan jaringan granulasi di sekitar mahkota gigi dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan air
steril atau larutan saline 0.09% steril
6. Pada saat melakukan pemotongan tulang dan gigi dengan menggunakan bur, tdk boleh dilakukan secara blind akan tetapi operator harus dapat melihat secara
langsung daerah yg dilakukan pengeboran. Tindakan pengeboran secara blind akan dpt menyebabkan terjadinya trauma yg tdk diinginkan dijaringan sekitarnya.
7. Penjahitan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian distal molar kedua dan dilanjutkan ke arah anterior kemudian ke arah posterior
1. Dental health education (DHE): edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet.
2. Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan pemberian fluor utk meningkatkan remineralisasi
3. Tindakan kuratif: bergantung lokasi & keparahan, bila kavitas masih pd email dilakukan ekskavasi debris, remineralisasi selama 1 bulan, kemudian dilakukan
Foto x-ray gigi sayap gigit (jika diperlukan)
penumpatan sesuai indikasi
4. Bila dentin yg menutup pulpa sdh tipis dilakukan pulp capping indirek: Ekskavasi dentin lunak (zona infeksi), diberikan pelapis dentin (Ca(OH)2/MTA, dan
dilakukan penumpatan
1. Dental health education (DHE): edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet.
2. Pembersihan gigi dari debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan sikat
3. Isolasi daerah sekitar gigi
4. Keringkan
Tdk ada
5. Kumur atau diulas dengan bahan fluor atau bahan aplikatif yg mengandung fluor
6. Terapi remineralisasi sesuai dosis
7. Tunggu selama 2-3 menit
8. Makan, minum setelah 30 menit aplikasi
9. Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik (rasio powder terhadap liquid harus tepat, & cara mengaduk harus sampai homogen)
10. Aplikasikan bahan yg telah diaduk pd kavitas
11. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
12. Aplikasi bahan lalu diamkan selama 1-2 menit sampai setting time selesai
13. Rapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis menggunakan articulating paper
1.
14.Prosedur
Di bagian tergantung
oklusal dpt pddi kondisi
bantu kedalaman
dengan celluloid& bahanstripygatau
akan digunakan
tekan dengan(bergantung pd lokasi)
jari menggunakan sarung tangan
2.
15.Karies
Poles email
a) jika mengganggu estetika, ditumpat
b) jika resin
Bahan tdk mengganggu,
komposit dengan recontouring (diasah),
bahan bonding poles, ulas
generasi V: fluor utk meningkatkan remineralisasi
3.
1. Bila dentin yg gigi
Permbersihan menutup pulpa &
dari debris telap tipis dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat
kalkulus
4.
2. Pulpcapping
Bentuk outline indirect,
form utk ekskavasi
melakukanjar karies,
tumpatanberikan pelapis dentin
yg mempunyai retensi & resistensi yg optimal
5.
3. Semua
Lakukan perawatan
pembersihan yg dilakukan harus
jar infeksius pddisertai edukasi
karies gigi pasien&(informasi
(jar lunak penyebab,harus
warna coklat/hitam tata laksana
dibuangperawatan & pencegahan)
sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg menunjukkan Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
6. DHE:
proses edukasi
karies pasien
terhenti tdkttgperlu
caradiangkat
menggosok jikagigi, pemilihan sikat
tdk mengganggu gigi & pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet
estetik
4. Jar email yg tdk didukung dentin harus dihilangkan
Prosedur
5. Keringkankaries dentindengan
kavitas tanpa disertai
kapas lidikeluhan ngilu yg mendalam:
Bahan tumpat GIC
6. Aplikasikan ETSA asam selama 30 detik atau sesuai petunjuk penggunaan
1.
7. Pembersihan
Cuci/bilas dengan gigi dari
air yg debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat, menghasilkan outline form utk melakukan tumpatan yg
mengalir
mempunyai retensi
8. Isolasi daerah & resistensi
sekitar gigi yg optimal
2.
9. Bersihkan
Keringkan jar infeksi
sampai (jar lunak
keadaan & warna coklat/hitam
lembab/moist harus dibuang
(tdk boleh sampai sampai gigi terlihat
kering sekali/berubah warnaputih bersih) atau sesuai petunjuk penggunaan
kusam/doff)
3.
10.Jar email yg
Oleskan tdk di dukung dentin
bonding/adhesive generasiharus dihilangkan
V, kemudian di angin-anginkan (tdk langsung dekat kavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
4.
11.Keringkan
Aplikasikan kavitas
flowable dengan resinkapas kecil pd dinding kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light curing selama 10-20 detik
komposit
1.
5. Dental health education (DHE): edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet.
12.Oleskan dentin
Aplikasikan conditioner
packable resin komposit dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
2.
6. Pembersihan
Cuci/bilasdengan gigi dari
dengan air yg debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan sikat
mengalir
penyinaran light curing unit selama 10-20 detik
3.
7. Isolasi daerah sekitar gigi
13.Isolasi
Bentuk daerah
tumpatan sekitar gigi anatomi gigi
sesuai
4. Keringkan
8. Keringkan
14. Merapikankavitastepi-tepi sampai
kavitas,keadaan lembab/moist
cek gigitan (tdk antagonis
dengan gigi boleh sampai kering sekali/berubah
menggunakan articulating warna
paper kusam/doff) Tdk ada
5. Aduk
9. Kumur atau diulas dengan bahanpanduan
fluor atau bahan aplikatif yg mengandung fluor tepat, & cara mengaduk harus sampai homogen)
15. Polesbahan GICjika
(catatan: sesuai
perlu dengan
komposit pabrik
yg dibentuk (rasio
dengan powder
bantuanterhadap liquid
celluloid stripharus
(klas III) memungkinkan tdk perlu poles)
6.
10.Terapi remineralisasi
Aplikasikan bahan yg sesuai
telahdosis
diaduk pd kavitas
7.
11.Tunggu
Bentuk selama 2-3sesuai menit anatomi gigi
Bahan resintumpatan
komposit dengan bahan bonding generasi VII (no rinse):
8.
12.Makan, minum
Aplikasi bahan setelah 30 menit aplikasi
1. Pembersihan gigilaludaridiamkan
debris &selama
kalkulus 1-2dengan
menit sampai setting
alat skeling time selesai
manual, diakhiri dengan brush/sikat
13. Rapikan tepi-tepi kavitas, cek
2. Bentuk outline form utk melakukan tumpatan gigitan denganyg gigi antagonis menggunakan
mempunyai articulating
retensi & resistensi paper
yg optimal
14. Di bagian
3. Lakukan oklusal dpt jar
pembersihan di bantu dengan
infeksius celluloid
pd karies gigistrip atau tekan
(jar lunak & warnadengan jarikehitaman
coklat menggunakan harussarung tangan
dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg
15. Poles
menunjukkan proses karies terhenti tdk perlu diangkat jika tdk mengganggu estetik
4. Jar email yg tdk didukung dentin harus dihilangkan
Bahan resin
5. Isolasi komposit
daerah sekitardengan
gigi bahan bonding generasi V:
1.
6. Permbersihan
Keringkan sampai gigi keadaan
dari debris & kalkulus dengan
lembab/moist alatsampai
(tdk boleh skelingkering
manual, diakhiri dengan
sekali/barubah warnabrush/sikat
kusam/doff)
2.
7. Bentuk
Oleskanoutline form utk melakukan
bonding/adhesive generasi VII,tumpatan yg mempunyai
kemudian retensi &(tdk
di angin-anginkan resistensi
langsungyg dekat
optimalkavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20
3. Lakukan
detik pembersihan jar infeksius pd karies gigi (jar lunak & warna coklat/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg menunjukkan Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
proses karies terhenti
8. Aplikasikan flowable tdkresin
perlukomposit
diangkatpd jika tdk mengganggu
dinding estetik dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
kavitas, kemudian
4. Jar email yg packable
9. Aplikasikan tdk didukung resindentin
kompositharus dihilangkan
dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
5. Keringkan
penyinaran kavitaslight
dengan dengan
curing kapas
unitlidi
selama 10-20 detik
6.
10.Aplikasikan
Bentuk tumpatanETSA sesuaiasam selamaanatomi30gigidetik atau sesuai petunjuk penggunaan
7.
11.Cuci/bilas
Merapikan dengan
tepi-tepi air kavitas,
yg mengalir cek gigitan dengan gigi antagonis
8.
12.Isolasi
Poles daerah sekitar gigi
9. Keringkan sampai keadaan lembab/moist (tdk boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff) atau sesuai petunjuk penggunaan
10. Oleskan bonding/adhesive generasi V, kemudian di angin-anginkan (tdk langsung dekat kavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
Pulpotomi & restorasi
11. Aplikasikan flowable resin komposit pd dinding kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light curing selama 10-20 detik
1.
12.Pembuatan
Aplikasikan foto rontgenresin
packable gigi komposit dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
2. Sterilisasidengan
penyinaran daerahlight kerjacuring unit selama 10-20 detik
3.
13.Anastesi
Bentuk lokal
tumpatan atau sesuai
blok injeksi
anatomi gigi
4.
14.Pembersihan jar karieskavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis menggunakan articulating paper
Merapikan tepi-tepi
5. Pembukaan atap pulpa
15. Poles (catatan: jika perlu komposit yg dibentuk dengan bantuan celluloid strip (klas III) memungkinkan tdk perlu poles)
6. Pembuangan jar pulpa vital dlm kamar pulpa dengan ekskavator sendok
7. Irigasi,
Bahan keringkan
resin kompositkavitas, denganisolasi
bahan bonding generasi VII (no rinse): Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
8.
1. Penghentian
Pembersihanpendarahan
gigi dari debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat
9. Peletakan formokresol
2. Bentuk outline form utk melakukan pellet 1-3 menit tumpatan yg mempunyai retensi & resistensi yg optimal
10. Pengisian
3. Lakukan kamar pulpajardengan
pembersihan semen
infeksius ZOE sampai
pd karies gigi (jarpenuh
lunak&&berfungsi
warna coklatsebagai tumpatan
kehitaman sementara
harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg
11. Restorasi mahkota tiruan (logam/resin
menunjukkan proses karies terhenti tdk perlu komposit)
diangkat jika tdk mengganggu estetik
a) terapi
4. Jar alternatif
email yg tdk didukung dentin harus dihilangkan
b) pulpektomi
5. Isolasi daerah vital atau gigi
sekitar devitalisasi pulpektomi
c)
6. Keringkan sampaifoto
ekstraksi apabila x-ray lembab/moist
keadaan menunjukkan (tdk sudah waktunya
boleh sampaigigi tersebut
kering tanggal warna kusam/doff)
sekali/barubah
7. Oleskan bonding/adhesive generasi VII, kemudian di angin-anginkan (tdk langsung dekat kavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20
detik
8. Aplikasikan flowable resin komposit pd dinding kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
9. Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
1. Rehabilitasi
penyinaran gigi tergantung
dengan light curinglokasi & keparahan
unit selama jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigitan. Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek
10-20 detik
2.
10.Perlu diingat
Bentuk bahwasesuai
tumpatan rehabilitasi
anatomitdkgigi
akan berhasil apabila kebiasaan buruk tdk dihilangkan
3.
11.DHE: edukasi
Merapikan pasien kavitas,
tepi-tepi ttg cara menggosok gigi, pemilihan
cek gigitan dengan sikat gigi & pastanya. Edukasi pasien konsul diet, konsultasi psikologis pd pasien Bulimia
gigi antagonis
4.
12.Tindakan
Poles preventif: bila masih mengenai email dengan aplikasi fluor topikal/CPPACP utk meningkatkan remineralisasi Tdk diperlukan
5. Tindakan kuratif:
a) bergantung lokasi & keparahan jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigit
1. Rehabilitasi gigi tergantung lokasi & keparahan jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigitan. Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek
2. Perlu diingat bahwa rehabilitasi tdk akan berhasil apabila kebiasaan buruk tdk dihilangkan
3. DHE: edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi & pastanya. Edukasi pasien konsul diet, konsultasi psikologis pd pasien Bulimia
4. Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan aplikasi fluor topikal/CPPACP utk meningkatkan remineralisasi
Tdk diperlukan
5. Tindakan kuratif:
a) bergantung lokasi & keparahan jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigit
b) pd kasus abfraksi perlu dilakukan oklusal adjusment
c) bergantung pd keparahan hilangnya permukaan jar keras & lokasi, bila di servikal dilakukan ART dengan bahan GIC, bila di oklusal direstorasi mahkota
1. Bergantung penyebab endapan lunak plak dengan DHE. Jika ada karang gigi dilakukan skeling
2. Dilakukan pewarnaan pd gigi dengan bahan disclosing
3. Melakukan pembersihan debris, kalkulus, semua elemen gigi dimulai dari yg supragingiva, dilanjutkan pd subgingival apabila ada
Tdk diperlukan
4. Setelah semua elemen selesai dibersihkan, lakukan finishing
5. Polishing dilakukan menggunakan bahan polish yg dicampur dengan pasta gigi utk skeling
6. Perawatan diakhiri dengan memberikan povidone iodine atau chlorhexidine utk mencegah infeksi
Persiapan pasien:
Pasien harus diberitahu ttg faktor penyebab, letak pewarnaan, rencana perawatannya serta prognosisnya sehingga pasien tdk boleh mengharapkan hasil perawatan yg
Tdk ada
tdk mungkin dicapai
Bleaching, mahkota selubung estetik
1. Bila tjd abses selain dilakukan pembukaan kamar pulpa utk drainase & saluran akar juga dilakukan insisi. Selain itu dilakukan juga over instrument tdk lebih dari 1
mm dari apeks gigi dengan alat preparasi saluran akar nomor 25
2. Pembukaan kamar pulpa, pembersihan saluran akar, irigasi, pemberian obat, sterilisasi & ditumpat sementara
3. Bila apeks lebar, preparasi saluran akar irigasi, kering diisi dengan Ca(OH)2 hingga 1 mm sebelum apeks kemudian ditumpat sementara utk pemakaian Ca(OH)2 di
evaluasi 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan kemudian apabila apeks sdh menutup dilanjutkan perawatan saluran akar kemudiaan diisi dengan guttap point Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
4. Apabila endo konvensional tdk berhasil dirujuk
5. Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik & antibiotika
6. Antibiotika yg diberikan antara lain adalah doksisiklin 100 (1x1) selama 7 hari, Amoxicillin 500 mg 3x1 tab selama 5 hari; Ciprofloxacin 500 mg 2x1 tab selama 5
hari; Metronidazole 500 mg3x1 tab selama 5 hari
Terapi inisial
1. Pendidikan kesehatan mulut & instruksi pengendalian plak mikrobial di rumah
2. Pembersihan permukaan gigi dari plak & kalkulus supra & subgingiva
3. Pemberian obat antimikroba & obat antiplak, & penggunaan alat kebersihan mulut guna meningkatkan kemampuan pasien utk membersihkan gigi geliginya
Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis bila diperlukan
4. Koreksi faktor-faktor yg memudahkan retensi plak mikrobial antara lain: koreksi mahkokta yg over contour, margin yg over hang (mengemper) atau ruang
embrasure yg sempit, kontak terbuka, gigi tiruan sebagian cekat/gigi tiruan sebagian (GTS) lepasan yg kurang pas, gigi karies & gigi malposisi
5. Pd kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah pd bentuk/kontur gingiva, agar pasien dpt menjaga kebersihan mulut, sesuai kontur & bentuk gingiva sehat
6. Sesudah fase terapi aktif tsb di atas, dilakukan evaluasi utk menentukan perawatan selanjutnya, yaitu terapi pemeliharaan periodontal
Terapi pemeliharaan
1. Pd terapi pemeliharaan periodontal dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya, riwayat penyakit medik & dental, serta pengkajian ulang terhadap
keputusan yg telah diambil sebelumnya
2. Pasien dpt dikembalikan ke terapi periodontal aktif lagi bila tjd kekambuhan
1. Model gigi
Tanpa ekstraksi gigi dengan alat ortodontik 2. Foto ekstra oral & intra oral
3. Foto radiologi sefalogram & panoramik
1. Dpt dicoba secara edukatif. Bila tdk dpt, dibuatkan alat-alat sesuai kebutuhan, menggunakan alat khusus
2. Kelainan penelanan diatasi dengan perlatihan menelan secara fisiologis. Dilakukan dengan meletakkan karet/plastik diujung lidah, lalu tekan ringan kearah palatum 1. Model gigi & rahang
setiap kali menelan 2. Foto ekstra oral & intra oral
3. Kebiasaan buruk lidah, bibir, jari tangan diatasi dengan menggunakan tongue crib, lip bumper lepasan/cekat, alat pd jari 3. Foto rontgen sefalometri & panoramik
4. Kebiasaan bernafas melalui mulut diatas dengan pelatihan nafas
1. Dpt dicoba secara edukatif. Bila tdk dpt, dibuatkan alat-alat sesuai kebutuhan, menggunakan alat khusus
2. Kelainan penelanan diatasi dengan perlatihan menelan secara fisiologis. Dilakukan dengan meletakkan karet/plastik diujung lidah, lalu tekan ringan kearah palatum 1. Model gigi & rahang
setiap kali menelan 2. Foto ekstra oral & intra oral
3. Kebiasaan buruk lidah, bibir, jari tangan diatasi dengan menggunakan tongue crib, lip bumper lepasan/cekat, alat pd jari 3. Foto rontgen sefalometri & panoramik
4. Kebiasaan bernafas melalui mulut diatas dengan pelatihan nafas
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan intra oral & ekstra oral
3. Pencetakan awal & pembuatan model studi/diagnostik
4. Penentuan rencana perawatan
5. Perawatan pre-prostetik
6. Pembuatan sendok cetak individual, pencetakan fisiologis & pembuatan model kerja
7. Penentuan hubungan rahang
8. Pemasangan model hubungan rahang di artikulator
Radiologi (foto dental & atau foto panoramik)
9. Penentuan warna & ukuran gigi sesuai individu
10. Penyusunan model gigi individu
11. Pencobaan model gigi tiruan (malam/wax)
12. Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan prosesing laboratorium teknik gigi)
13. Pencobaan (fitting) & penyesuaian gigi tiruan dlm mulut
14. Insersi akhir gigi tiruan
15. Instruksi & informasi pemeliharaan gigi tiruan
16. Pemeriksaan pasca pemasangan, penanggulangan permasalahan pasca pemasangan
1. Pemeriksaan vitalitas
2. Anastesi lokal, kemudian infiltrasi
3. Sterilisasi daerah kerja Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
4. Ekstraksi
5. Observasi selama 3 bulan
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan intra oral & ekstra oral
3. Pencetakan awal & pembuatan model studi/diagnostik
4. Penentuan dimensi vertikal tentatif (pd kasus oklusi ada, tetapi tdk stabil)
5. Penentuan rencana perawatan
6. Pembuatan desain gigi tiruan
7. Perawatan pre-prostetik
8. Pencetakan akhir & pembuatan model kerja
9. Pencobaan kerangka logam
10. Penentuan hubungan antar rahang Radiologi (foto dental & atau foto panoramik)
11. Penentuan warna & ukuran gigi sesuai individu
12. Pemasangan model hubungan rahang di artikulator
13. Penyusunan model gigi individu
14. Pencobaan model gigi tiruan (malam/wax)
15. Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan prosesing laboratorium teknik gigi)
16. Penyelesaian gigi tiruan akrilik
17. Pemasangan gigi tiruan akrilik
18. Pemeriksaan pasca pemasangan & penyesuaian
19. Penanggulangan permasalahan pasca pemasangan
1. Pemeriksaan hematologi terutama serum iron, folat, vitamin B12 & feritin,
1. Hilangnya faktor predisposisi
pemeriksaan penyaring dengan pemeriksaan darah perifer lengkap
2. Simptomatik: topikal steroid, anastetik topikal, antiseptik kumur
2. Biopsi (diindikasikan hanya utk membedakan dengan ulser granulomatosa atau
3. Supportif: multivitamin, imunomodulator
pemphigus & pemphigoid)
Alat & Bahan / Obat Lama perawatan Faktor penyulit Prognosis (Baik/Buruk)
1. Perdarahan, infeksi
2. Fragmen akar tertinggal
3. Fragmen akar terdorong ke dalam sinus maksilaris
1. Dental unit lengkap 4. Lesi N. Mandibularis
2 kali kunjungan Baik
2. Alat diagnostik standar 5. Trauma gigi tetangga
6. Laserasi
7. Perforasi sinus maksilaris
8. Fraktur rahang
Tingkat
Keberhasilan perawatan Persetujuan tindakan dokter Faktor sosial yg perlu diperhatikan
pembuktian
1. Hilangnya peradangan, ulserasi, dan jar nekrotik, Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Tdk ada Grade B
2. Keluhan subyektif tdk ada rekam medik
Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi Tertulis Tdk ada Grade B
Warna gigi sesuai dengan gigi lain yg normal, namun jika dibandingkan dengan pemutihan secara
Lisan Tdk ada Grade B
internal hasilnya kurang memuaskan
Keluhan hilang Lisan Kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut Grade B
1. Resolusi dari tanda & gejala penyakit. Resolusi dari fase akut akan berdampak pd kembalinya
sebagian pelekatan yg pernah hilang
Utk melakukan perawatan yg
2. Daerah kondisi akut tdk dpt ditangani ditanda dengan abses yg mengalami rekurensi & atau
menimbulkan luka pd jar keras maupun
berlanjutnya kehilangan pelekatan jar periodontal Kepatuhan & kesadaran pasien dlm
jar lunak, harus ada persetujuan tertulis Grade B
3. Faktor yg berperan terhadap tdk tjdnya resolusi mencakup kegagalan dlm menyingkirkan penyebab menjalankan pengobatan
dari pasien utk menerima prosedur
dari iritasi, debridemen yg tdk selesai, diagnosis yg tdk akurat, atau adanya penyakit sistemik
perawatan
4. Pd pasien dengan kondisi gingiva tdk dpt disembuhkan, harus diberikan pengobatan & terapi
tambahan
Penilaian klinis adalah bagian integral pd
proses penetapan keputusan perawatan.
1. Hasil akhir terapi periodontal pd pasien periodontitis kronis dengan kehilangan jar periodontal Banyak faktor yg mempengaruhi keputusan
ringan-sedang adalah pengurangan secara signifikan tanda-tanda klinis inflamasi gingiva, utk memberikan terapi yg adekuat & hasil
pengurangan kedalam poket, pelekatan klinis meningkat secara signifikan atau setidaknya kembali perawatan yg diharapkan. Faktor yg perlu
Utk melakukan perawatan yg
normal, & skor plak yg sesuai dengan kondisi gingiva sehat (skor 0,1-1,1), hilangnya keluhan rasa dipertimbangkan adalah kesehatan
menimbulkan luka pd jar keras maupun
gatal pd gusi di sela-sela gigi, rasa kemeng/rasa tdk nyaman, rasa nyeri saat mengunyah atau sistemik, usia, obat-obatan yg dikonsumsi Grade C
jar lunak harus ada persetujuan tertulis
menggigit, & gigi goyang atau gusi bengkak & kemapuan pasien mengendalikan plak.
dari pasien
2. Tanda-tanda bahwa penyakit periodontal yg belum sembuh adalah inflamasi jari gingiva, Faktor lainnya adalah kemampuan dokter
kedalaman poket berkurang atau justru bertambah, pelekatan klinis tdk stabil, & jumlah skor plak yg gigi utk membersihkan deposit sub gingiva,
tdk sesuai dengan kondisi gingiva sehat (skor >2,1-3) pembuatan restorasi & protesa periodontal,
serta perawatan gigi dengan periodontitis
kronis tahap lanjut
Bila akar/sisa tdk ada lagi di rongga mulut Tertulis dari orang tua utk pasien anak Kecemasan pasien Grade B
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam Kesadaran & pengetahuan pasien akan
Lesi mengalami penyembuhan, keluhan subyektif berkurang Grade B
rekam medik kebersihan gigi & mulut
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam Kesadaran & prioritas pasien akan penyakit
Fisure sembuh, integritas epitel kembali normal Grade B
rekam medik yg di deritanya
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam Keadaan & prioritas pasien akan penyakit
Lesi sembuh, keluhan subyektif hilang Grade B
rekam medik yg di deritanya
Komunikasi pasien utk memberitahukan
Nyeri hilang setelah tindakan endodontik & konsul ke dokter spesialis syaraf jika rasa nyeri tdk
Lisan penerimaan ambang rasa sakit yg tdk Grade B
diketahui sumbernya
dipengaruhi kecemasan
Danudiningrat, Coen Pramono. Odontektomi Metode Split Technique pada Gigi Molar
Ketiga. Airlangga University Press. Surabaya. 2006; h.75-83
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Newman MG, Takei H, Klokkevold PR, Caranza FA, editors, 2012, Carranza's Clinical
Periodontology, 11th edition, St. Louis, Missouri:Saunders
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics
Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Textbook of oral and maxillofacial surgery, SM Balaji., 2nd ed, Elsevier, New Delhi,
2013
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
1. Standar kompetensi periodonsia
2. Parameters of Care. Suplements Journal of Periodontology Vol. 71, no.5, May 2000,
hal. 847-883
3. Carranza's Clinical Periodontology 10th Ed, 2006.
4. Rose: Periodontics Medikine, Surgery and Implants, 2004
5. S.H Daliemunthe: Terapi Periodontal, 2006
6. S.W Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran Gigi Masa Depan, 2003
7. Edward's Cohen: Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal Surgery 3th Ed,
2009
Textbook of oral and maxillofacial surgery, SM Balaji., 2nd ed, Elsevier, New Delhi,
2013
1. Standar kompetensi periodonsia
2. Parameters of Care. Suplements Journal of Periodontology Vol. 71, no.5, May 2000,
hal. 847-883
3. Carranza's Clinical Periodontology 10th Ed, 2006.
4. Rose: Periodontics Medikine, Surgery and Implants, 2004
5. S.H Daliemunthe: Terapi Periodontal, 2006
6. S.W Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran Gigi Masa Depan, 2003
7. Edward's Cohen: Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal Surgery 3th Ed,
2009
Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics
Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics
1. Haryanto A Gunadi, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Lepasan Sebagian, Jilid 1 & 2,
Hipokrates
2. George A Zarb, Buku Ajar Prosthodonti utk Pasien Tak Bergigi menurut Boucher.
Edisi 10, EGC
3. Alan Carr Brown, Mc Crackens Removable Partial Prosthodontics, edisi 12, Elsevier
Mosby
4. Hashanur Itjiningsih Wangidjaja, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, EGC
5. Rodney D Phoenix, Stewart's Clinical Removable Partial Prosthodontics,
Quintessence books
Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007