You are on page 1of 144

DAFTAR ICD 10 PENYAKIT GIGI DAN MULUT

ICD DA 3rd Ed/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK


No
Kode
Nama Penyakit / Disease
ICD
Infeksi spiroketal lainnya Infeksi Vincent lainnya Gingivitis ulseratif nekrotik akut
1 A69 A69.1 A69.10 1 ANUG
Other spirochaetal infection Other Vincent's infection Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis
Dermatitis virus herpes vesikular
2 B00.1 B00.11 Herpes simplek labialis 2 Recurrent herpes labialis
Herpesviral vesicular dermatitis
3 3 Primary herpetic gingivostomatitis
Infeksi virus herpes (herpes simplex)
B00 Herpesviral (herpes simplex) infection Gingivostomatitis dan faringotonsilitis virus herpes Gingivostomatitis virus herpes
B00.2 B00.2X
Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis Herpesviral gingivostomatitis Recurrent Intra Oral
4 4 Herpes /Stomatitis Herpetika

Infeksi virus dengan lesi pada kulit dan selaput lendir, lainnya Stomatitis vesikular enterovirus dengan ruam Hand, foot and mouth disease
5 B08 Other viral infection characterized by skin and mucous membrane lesions, B08.4 B00.2X Hand, foot, mouth disease 5
Enteroviral vesicular stomatitis with exanthem (flu Singapura)
not elsewhere classified
Gondong Gondong tanpa komplikasi Manifestasi di mulut
6 B26 B26.9 B26.9X 6 Mumps (gondongan)
Mumps (Parotitis Epidemika) Mumps without other complication Oral manifestation
Kandida stomatitis pseudomembran akut
7 B37.00 7 Kandidiasis pseudomembran akut
Acute pseudomembranous candidal stomatitis

Kandidiasis Kandida stomatitis Kandida stomatitis eritema (atrofik) kronik


B37 B37.0 Chronic erythematous (atrophic) candidal stomatitis Kandidiasis Eritematous Kronik
Candidiasis Candidal stomatitis
8 B37.03 8 (Denture Stomatitis/Candida associated denture
Stomatitis gigi tiruan yang disebabkan oleh infeksi kandida stomatitis)
Denture stomatitis due to candidal infection

Gangguan perkembangan dan erupsi gigi Gangguan erupsi gigi Gigi sulung tidak tanggal (persistensi)
9 K00 K00.6 K00.63 9 Persistensi gigi sulung
Disorders of tooth develompment and eruption Disturbances in tooth eruption Retained (persistent) primary tooth
Molar rahang atas
10 K01.16 10 Impaksi M3 klasifikasi IA
Gigi terbenam dan gigi impaksi Gigi impaksi Maxillary molar
K01 K01.1
Embedded and impacted teeth Impacted teeth Molar bawah
11 K01.17 11 Impaksi M3 klasifikasi IA
Mandibular molar

Karies terhenti
12 K02.3 12 Arrested caries
Arrested caries

Demineralisasi Permukaan Halus /


Karies gigi pada permukaan pit dan fissure terbatas pada lapisan email Aproksimal Karies dini /
13 K02.51 13
Dental caries on pit and fissure surface limited to enamel lesi putih /
karies email tanpa kavitas
K02.5 Karies gigi pada permukaan pit dan fissure
ICD 10 Dental caries on pit and fissure surface
CM2013
Karies gigi pada permukaan pit dan fissure mencapai lapisan dentin
14 K02.52 14 Karies mencapai dentin
Karies gigi Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
K02 Dental caries
Karies gigi
K02 Dental caries

Demineralisasi Permukaan Halus /


Karies gigi pada permukaan halus terbatas pada lapisan email Aproksimal Karies dini /
15 K02.61 15
Dental caries on smooth surface limited to enamel lesi putih /
K02.6 karies email tanpa kavitas
ICD 10 Karies gigi pada permukaan halus
CM 2013 Dental caries on smooth surface

16 K02.62 Karies gigi pada permukaan halus mencapai dentin 16 Karies mencapai dentin
Dental caries on smooth surface penetrating into dentin

Karies gigi, lainnya, ydt


17 K02.8 17 Karies Mencapai Pulpa Vital Gigi Sulung
Other specified dental caries
Atrisi gigi berlebihan
18 K03.0 18
Excessive attrition of teeth
Abrasi gigi
19 K03.1 19 Atrisi, Abrasi, Erosi
Abrasion of teeth
Erosi gigi
20 K03.2 20
Erosion of teeth
Penyakit jaringan keras gigi lainnya
K03 Endapan (akresi) pada gigi
21 Other disease of hard tissues of teeth K03.6 21 Oral Hygiene Buruk
Deposits (accretions) on teeth

Perubahan warna pada jaringan keras gigi pasca erupsi


22 K03.7 22 Perubahan Warna Mahkota Eksterna
Posteruptive color changes of dental hard tissues

Penyakit jaringan keras gigi, lainnya ydt


23 K03.8 K03.80 Sensitive dentin 23 Dentin hipersensitif
Other specified diseases of hard tissues of teeth
Awal (hiperemi)
24 K04.00 24 Hyperemia Pulpa Gigi Tetap Muda
Initial (hyperaemia)
25 Acute 25 Iritasi Pulpa Gigi Tetap Muda

Pulpitis irreversibel (Akar tunggal, akar jamak


26 K04.0 Pulpitis Irreversibel pulpitis 26 yang lurus dengan sudut pandang kerja pada
orifice tidak terhalang)
K04.01
Pulpitis reversibel /
Penyakit jaringan pulpa dan periapikal Pulpitis awal /
27 K04 Reversibel pulpitis 27
Diseases of pulp and periapical tissues Pulpa Pada gigi sulung atau gigi permanen
pasien dewasa muda
Nekrosis pulpa
28 K04.1 28 Nekrosis pulpa
Necrosis of pulp
Abses periapikal dengan sinus
29 K04.6 29
Periapical abcess with sinus
Abses periapikal
Abses periapikal tanpa sinus
30 K04.7 30
Periapical abcess without sinus

Gingivitis akut K05.00 Gingivitis akut akibat plak


31 K05.0 31 Gingivitis akut akibat Plak Mikrobial
Acute gingivitis ICD10CM Acute gingivitis, plaque induced
Gingivitis dan penyakit periodontal
K05 Periodontitis agresif
32 Gingivitis and periodontal disease K05.2 K05.21 Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess 32 Abses Periodontal
Aggressive periodontitis
Periodontitis kronik Periodontitis Kronis dengan kehilangan jaringan
33 K05.3 K05.30 Simplex 33
Chronic periodontitis periodontal ringan - sedang
Distoklusi
34 K07.20 34
Disto-occlusion
Mesioklusi
35 K07.21 35
Mesio-occlusion
Jarak gigit berlebih (tumpang gigit horizontal)
36 K07.22 36
overjet Excessive overjet (horizontal overbite)
Anomali hubungan antar lengkung gigi Tumpang gigit berlebih (tumpang gigit vertikal)
37 K07.2 K07.23 37 Maloklusi klas I
Anomalies of dental arch relationship overbite Excessive overbite (vertical overbite)
Gigitan terbuka
38 K07.25 38
Openbite
Anomali dentofasial Gigitan bersilang depan, belakang
39 K07 K07.26 39
Dentofacial anomalies Crossbite (anterior, posterior)
Anomali hubungan antar lengkung gigi
K07.2 Maloklusi klas I
Anomalies of dental arch relationship

Anomali dentofasial
K07 Dentofacial anomalies
Oklusi lingual gigi posterior rahang bawah
40 K07.27 40
Posterior lingual occlusion of mandibular teeth
Anomali letak gigi Anomali letak gigi karena kehilangan prematur
41 K07.3 41
Anomalies of tooth position gigi sulung
Maloklusi akibat kelainan menelan
42 K07.51 42
Malocclusion due to abnormal swallowing
Kelainan fungsi dentofasial Maloklusi akibat kelainan bernafas
43 K07.5 K07.54 43 Kelainan Fungsi Dentofasial
Dentofacial functional abnormalities Malocclusion due to mouth breathing
Maloklusi akibat kebiasaan buruk lidah, bibir atau jari tangan
44 K07.55 44
Malocclusion due to tongue, lip or finger habits

Seluruh gigi tanggal tanpa penyebab spesifik


45 K08.10 45
Complete loss of teeth, unspecified cause

Seluruh gigi tanggal akibat trauma Kelainan fungsi sistem stomatognatik akibat
46 K08.1 Seluruh gigi tanggal K08.11 46
Complete loss of teeth, due to trauma kehilangan semua gigi asli, tetapi tulang alveolar
ICD10CM Complete loss of teeth
Seluruh gigi tanggal akibat penyakit periodontal masih baik
47 K08.12 47
Complete loss of teeth due to periodontal disease
Seluruh gigi tanggal akibat karies
48 K08.13 48
Complete loss of teeth due to caries
Gangguan gigi dan jaringan pendukung lainnya
K08 Akar gigi tertinggal
49 Other disorders of teeth and supporting structures K08.3 49 Akar Gigi Tertinggal
Retained dental root
Sebagian gigi tanggal tanpa penyebab spesifik
50 K08.40 50
Partial loss of teeth, unspecified cause
Sebagian gigi tanggal akibat trauma
51 K08.41 51
K08.4 Sebagian gigi tanggal Partial loss of teeth due to trauma Kelainan fungsi system stomatognatik akibat
ICD10CM Partial loss of teeth Sebagian gigi tanggal akibat penyakit periodontal kehilangan satu atau beberapa gigi asli
52 K08.42 52
Partial loss of teeth due to periodontal diseases
Sebagian gigi tanggal akibat karies
53 K08.43 53
Partial loss of teeth due to caries
Afthous (minor) kambuhan
54 K12.00 54
Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan Afthae mulut rekuren Recurrent aphthous ulcer
K12 K12.0 Ulkus traumatik
Stomatitis and related lesions Recurrent oral aphthae Luka traumatik
55 K12.04 55
Traumatic ulcer
Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
56 K13 K13.0 Angular cheilitis 56 Cheilitis angularis
Other diseases of lip and oral mucosa Diseases of lips
57 L51.0 Eritema multiforme non bulosa L51.0X Manifestasi di mulut 57
Eritema multiforme
L51 Eritema multiformis
Erythema multiforme Eritema multiforme
58 L51.1 L51.1X Manifestasi di mulut 58
bulosa
Sakit kepala Sakit kepala ytt
59 R51 ICD10CM 59 Nyeri orofasial
Headache Facial pain no otherwise specified
Fraktur email gigi saja
60 S02.50 60
Fraktur tengkorak dan tulang muka Fraktur gigi Fracture of enamel of tooth only
S02 S02.5 Fraktur Mahkota Gigi yang Tidak Merusak Pulpa
Fracture of skull and facial bones Fracture of tooth Fraktur mahkota gigi tanpa mengenai pulpa
61 S02.51 61
Fracture of crown of tooth without pulpal involvement
DAFTAR ICD 10 PENYAKIT GIGI DAN MULUT

ICD DA 3rd Ed/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK


No
Kode
Nama Penyakit / Disease
ICD
Infeksi spiroketal lainnya Infeksi Vincent lainnya Gingivitis ulseratif nekrotik akut
1 A69 A69.1 A69.10 1 ANUG
Other spirochaetal infection Other Vincent's infection Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis
Dermatitis virus herpes vesikular
2 B00.1 B00.11 Herpes simplek labialis 2 Recurrent herpes labialis
Herpesviral vesicular dermatitis
3 3 Primary herpetic gingivostomatitis
Infeksi virus herpes (herpes simplex)
B00 Herpesviral (herpes simplex) infection Gingivostomatitis dan faringotonsilitis virus herpes Gingivostomatitis virus herpes
B00.2 B00.2X
Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis Herpesviral gingivostomatitis Recurrent Intra Oral
4 4 Herpes /Stomatitis Herpetika

Infeksi virus dengan lesi pada kulit dan selaput lendir, lainnya Stomatitis vesikular enterovirus dengan ruam Hand, foot and mouth disease
5 B08 Other viral infection characterized by skin and mucous membrane lesions, B08.4 B00.2X Hand, foot, mouth disease 5
Enteroviral vesicular stomatitis with exanthem (flu Singapura)
not elsewhere classified
Gondong Gondong tanpa komplikasi Manifestasi di mulut
6 B26 B26.9 B26.9X 6 Mumps (gondongan)
Mumps (Parotitis Epidemika) Mumps without other complication Oral manifestation
Kandida stomatitis pseudomembran akut
7 B37.00 7 Kandidiasis pseudomembran akut
Acute pseudomembranous candidal stomatitis

Kandidiasis Kandida stomatitis Kandida stomatitis eritema (atrofik) kronik


B37 B37.0 Chronic erythematous (atrophic) candidal stomatitis Kandidiasis Eritematous Kronik
Candidiasis Candidal stomatitis
8 B37.03 8 (Denture Stomatitis/Candida associated denture
Stomatitis gigi tiruan yang disebabkan oleh infeksi kandida stomatitis)
Denture stomatitis due to candidal infection

Gangguan perkembangan dan erupsi gigi Gangguan erupsi gigi Gigi sulung tidak tanggal (persistensi)
9 K00 K00.6 K00.63 9 Persistensi gigi sulung
Disorders of tooth develompment and eruption Disturbances in tooth eruption Retained (persistent) primary tooth
Molar rahang atas
10 K01.16 10 Impaksi M3 klasifikasi IA
Gigi terbenam dan gigi impaksi Gigi impaksi Maxillary molar
K01 K01.1
Embedded and impacted teeth Impacted teeth Molar bawah
11 K01.17 11 Impaksi M3 klasifikasi IA
Mandibular molar

Karies terhenti
12 K02.3 12 Arrested caries
Arrested caries

Demineralisasi Permukaan Halus /


Karies gigi pada permukaan pit dan fissure terbatas pada lapisan email Aproksimal Karies dini /
13 K02.51 Dental caries on pit and fissure surface limited to enamel 13 lesi putih /
karies email tanpa kavitas
K02.5
ICD 10 Karies gigi pada permukaan pit dan fissure
CM2013 Dental caries on pit and fissure surface

Karies gigi pada permukaan pit dan fissure mencapai lapisan dentin
14 K02.52 14 Karies mencapai dentin
Karies gigi Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
K02 Dental caries
Karies gigi
K02 Dental caries

Demineralisasi Permukaan Halus /


Karies gigi pada permukaan halus terbatas pada lapisan email Aproksimal Karies dini /
15 K02.61 15
Dental caries on smooth surface limited to enamel lesi putih /
K02.6 karies email tanpa kavitas
Karies gigi pada permukaan halus
ICD 10 Dental caries on smooth surface
CM 2013
Karies gigi pada permukaan halus mencapai dentin
16 K02.62 16 Karies mencapai dentin
Dental caries on smooth surface penetrating into dentin

Karies gigi, lainnya, ydt


17 K02.8 17 Karies Mencapai Pulpa Vital Gigi Sulung
Other specified dental caries
Atrisi gigi berlebihan
18 K03.0 18
Excessive attrition of teeth
Abrasi gigi
19 K03.1 19 Atrisi, Abrasi, Erosi
Abrasion of teeth
Erosi gigi
20 K03.2 20
Erosion of teeth
Penyakit jaringan keras gigi lainnya
K03 Endapan (akresi) pada gigi
21 Other disease of hard tissues of teeth K03.6 21 Oral Hygiene Buruk
Deposits (accretions) on teeth

Perubahan warna pada jaringan keras gigi pasca erupsi


22 K03.7 22 Perubahan Warna Mahkota Eksterna
Posteruptive color changes of dental hard tissues

Penyakit jaringan keras gigi, lainnya ydt


23 K03.8 K03.80 Sensitive dentin 23 Dentin hipersensitif
Other specified diseases of hard tissues of teeth
Awal (hiperemi)
24 K04.00 24 Hyperemia Pulpa Gigi Tetap Muda
Initial (hyperaemia)
25 Acute 25 Iritasi Pulpa Gigi Tetap Muda

Pulpitis irreversibel (Akar tunggal, akar jamak


26 K04.0 Pulpitis Irreversibel pulpitis 26 yang lurus dengan sudut pandang kerja pada
orifice tidak terhalang)
K04.01
Pulpitis reversibel /
Penyakit jaringan pulpa dan periapikal Pulpitis awal /
27 K04 Reversibel pulpitis 27
Diseases of pulp and periapical tissues Pulpa Pada gigi sulung atau gigi permanen
pasien dewasa muda
Nekrosis pulpa
28 K04.1 28 Nekrosis pulpa
Necrosis of pulp
Abses periapikal dengan sinus
29 K04.6 29
Periapical abcess with sinus
Abses periapikal
Abses periapikal tanpa sinus
30 K04.7 30
Periapical abcess without sinus
Gingivitis akut K05.00 Gingivitis akut akibat plak
31 K05.0 31 Gingivitis akut akibat Plak Mikrobial
Acute gingivitis ICD10CM Acute gingivitis, plaque induced
Gingivitis dan penyakit periodontal Periodontitis agresif
32 K05 K05.2 K05.21 Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess 32 Abses Periodontal
Gingivitis and periodontal disease Aggressive periodontitis
Periodontitis kronik Periodontitis Kronis dengan kehilangan jaringan
33 K05.3 K05.30 Simplex 33
Chronic periodontitis periodontal ringan - sedang
Distoklusi
34 K07.20 34
Disto-occlusion
Mesioklusi
35 K07.21 35
Mesio-occlusion
Jarak gigit berlebih (tumpang gigit horizontal)
36 K07.22 36
overjet Excessive overjet (horizontal overbite)
Anomali hubungan antar lengkung gigi Tumpang gigit berlebih (tumpang gigit vertikal)
37 K07.2 K07.23 37 Maloklusi klas I
Anomalies of dental arch relationship overbite Excessive overbite (vertical overbite)
Gigitan terbuka
38 K07.25 38
Openbite
Anomali dentofasial Gigitan bersilang depan, belakang
39 K07 K07.26 39
Dentofacial anomalies Crossbite (anterior, posterior)
Oklusi lingual gigi posterior rahang bawah
40 K07.27 40
Posterior lingual occlusion of mandibular teeth
Anomali dentofasial
K07 Dentofacial anomalies

Anomali letak gigi Anomali letak gigi karena kehilangan prematur


41 K07.3 41
Anomalies of tooth position gigi sulung
Maloklusi akibat kelainan menelan
42 K07.51 42
Malocclusion due to abnormal swallowing
Kelainan fungsi dentofasial Maloklusi akibat kelainan bernafas
43 K07.5 K07.54 43 Kelainan Fungsi Dentofasial
Dentofacial functional abnormalities Malocclusion due to mouth breathing
Maloklusi akibat kebiasaan buruk lidah, bibir atau jari tangan
44 K07.55 44
Malocclusion due to tongue, lip or finger habits

Seluruh gigi tanggal tanpa penyebab spesifik


45 K08.10 45
Complete loss of teeth, unspecified cause

Seluruh gigi tanggal akibat trauma Kelainan fungsi sistem stomatognatik akibat
46 K08.1 Seluruh gigi tanggal K08.11 46
Complete loss of teeth, due to trauma kehilangan semua gigi asli, tetapi tulang alveolar
ICD10CM Complete loss of teeth
Seluruh gigi tanggal akibat penyakit periodontal masih baik
47 K08.12 47
Complete loss of teeth due to periodontal disease
Seluruh gigi tanggal akibat karies
48 K08.13 48
Complete loss of teeth due to caries
Gangguan gigi dan jaringan pendukung lainnya
K08 Akar gigi tertinggal
49 Other disorders of teeth and supporting structures K08.3 49 Akar Gigi Tertinggal
Retained dental root
Sebagian gigi tanggal tanpa penyebab spesifik
50 K08.40 50
Partial loss of teeth, unspecified cause
Sebagian gigi tanggal akibat trauma
51 K08.41 51
K08.4 Sebagian gigi tanggal Partial loss of teeth due to trauma Kelainan fungsi system stomatognatik akibat
ICD10CM Partial loss of teeth Sebagian gigi tanggal akibat penyakit periodontal kehilangan satu atau beberapa gigi asli
52 K08.42 52
Partial loss of teeth due to periodontal diseases
Sebagian gigi tanggal akibat karies
53 K08.43 53
Partial loss of teeth due to caries
Afthous (minor) kambuhan
54 K12.00 54
Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan Afthae mulut rekuren Recurrent aphthous ulcer
K12 K12.0 Ulkus traumatik
Stomatitis and related lesions Recurrent oral aphthae Luka traumatik
55 K12.04 55
Traumatic ulcer
Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
56 K13 K13.0 Angular cheilitis 56 Cheilitis angularis
Other diseases of lip and oral mucosa Diseases of lips
57 L51.0 Eritema multiforme non bulosa L51.0X Manifestasi di mulut 57
Eritema multiforme
L51 Eritema multiformis
Erythema multiforme Eritema multiforme
58 L51.1 L51.1X Manifestasi di mulut 58
bulosa
Sakit kepala Sakit kepala ytt
59 R51 ICD10CM 59 Nyeri orofasial
Headache Facial pain no otherwise specified
Fraktur email gigi saja
60 S02.50 60
Fraktur tengkorak dan tulang muka Fraktur gigi Fracture of enamel of tooth only
S02 S02.5 Fraktur Mahkota Gigi yang Tidak Merusak Pulpa
Fracture of skull and facial bones Fracture of tooth Fraktur mahkota gigi tanpa mengenai pulpa
61 S02.51 61
Fracture of crown of tooth without pulpal involvement
Gejala klinis dan Pem
Hasil Prosedur Alat &
Nama Kode ICD Klasifikasi Pem Lama Faktor Prognosis Keberhasilan Persetujuan Faktor sosial yg
Definisi Patofisiologi Anamnesis DD Tindakan Bahan /
Penyakit 10 terapi ICD 9 Penunjang perawatan penyulit (Baik/Buruk) perawatan tindakan dokter perlu diperhatikan
(Subjective) KG Obat
EO IO
Tingkat
Referensi
pembuktian
DAFTAR ICD 10 PENYAKIT GIGI DAN MULUT

ICD DA 3rd Ed/ICD Version for 2010/ICD 10 CM 2013 PPK


No
Kode
Nama Penyakit / Disease
ICD

Infeksi spiroketal lainnya Infeksi Vincent lainnya Gingivitis ulseratif nekrotik akut
1 A69 A69.1 A69.10 1 ANUG
Other spirochaetal infection Other Vincent's infection Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis

Dermatitis virus herpes vesikular


2 B00.1 B00.11 Herpes simplek labialis 2 Recurrent herpes labialis
Herpesviral vesicular dermatitis

B00 Infeksi virus herpes (herpes simplex)


Herpesviral (herpes simplex) infection
3 3 Primary herpetic gingivostomatitis

Infeksi virus herpes (herpes simplex)


B00 Herpesviral (herpes simplex) infection

Gingivostomatitis dan faringotonsilitis virus herpes Gingivostomatitis virus herpes


B00.2 B00.2X
Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis Herpesviral gingivostomatitis

Recurrent Intra Oral


4 4 Herpes /Stomatitis Herpetika

Infeksi virus dengan lesi pada kulit dan selaput lendir, lainnya Stomatitis vesikular enterovirus dengan ruam Hand, foot and mouth disease
5 B08 Other viral infection characterized by skin and mucous membrane lesions, B08.4 B00.2X Hand, foot, mouth disease 5
Enteroviral vesicular stomatitis with exanthem (flu Singapura)
not elsewhere classified
Gondong Gondong tanpa komplikasi Manifestasi di mulut
6 B26 B26.9 B26.9X 6 Mumps (gondongan)
Mumps (Parotitis Epidemika) Mumps without other complication Oral manifestation

Kandida stomatitis pseudomembran akut


7 B37.00 7 Kandidiasis pseudomembran akut
Acute pseudomembranous candidal stomatitis

Kandidiasis Kandida stomatitis


B37 B37.0
Candidiasis Candidal stomatitis

Kandida stomatitis eritema (atrofik) kronik


Chronic erythematous (atrophic) candidal stomatitis Kandidiasis Eritematous Kronik
8 B37.03 8 (Denture Stomatitis/Candida associated denture
Stomatitis gigi tiruan yang disebabkan oleh infeksi kandida stomatitis)
Denture stomatitis due to candidal infection
Gangguan perkembangan dan erupsi gigi Gangguan erupsi gigi Gigi sulung tidak tanggal (persistensi)
9 K00 K00.6 K00.63 9 Persistensi gigi sulung
Disorders of tooth develompment and eruption Disturbances in tooth eruption Retained (persistent) primary tooth

Molar rahang atas


10 K01.16 10 Impaksi M3 klasifikasi IA
Maxillary molar

Gigi terbenam dan gigi impaksi Gigi impaksi


K01 K01.1
Embedded and impacted teeth Impacted teeth Molar bawah
11 K01.17 11 Impaksi M3 klasifikasi IA
Mandibular molar

Karies terhenti
12 K02.3 12 Arrested caries
Arrested caries

Demineralisasi Permukaan Halus /


Karies gigi pada permukaan pit dan fissure terbatas pada lapisan email Aproksimal Karies dini /
13 K02.51 13
Dental caries on pit and fissure surface limited to enamel lesi putih /
karies email tanpa kavitas

K02.5 Karies gigi pada permukaan pit dan fissure


ICD 10 Dental caries on pit and fissure surface
CM2013
K02.5 Karies gigi pada permukaan pit dan fissure
ICD 10 Dental caries on pit and fissure surface
CM2013

Karies gigi pada permukaan pit dan fissure mencapai lapisan dentin
14 K02.52 14 Karies mencapai dentin
Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin

Karies gigi
K02 Dental caries

Demineralisasi Permukaan Halus /


Karies gigi pada permukaan halus terbatas pada lapisan email Aproksimal Karies dini /
15 K02.61 15
Dental caries on smooth surface limited to enamel lesi putih /
karies email tanpa kavitas

K02.6 Karies gigi pada permukaan halus


ICD 10 Dental caries on smooth surface
CM 2013

Karies gigi pada permukaan halus mencapai dentin


16 K02.62 16 Karies mencapai dentin
Dental caries on smooth surface penetrating into dentin

Karies gigi, lainnya, ydt


17 K02.8 17 Karies Mencapai Pulpa Vital Gigi Sulung
Other specified dental caries

Atrisi gigi berlebihan


18 K03.0 18
Excessive attrition of teeth
Abrasi gigi
19 K03.1 19
Abrasion of teeth

Atrisi, Abrasi, Erosi


Atrisi, Abrasi, Erosi

Erosi gigi
20 K03.2 20
Erosion of teeth

Penyakit jaringan keras gigi lainnya Endapan (akresi) pada gigi


21 K03 K03.6 21 Oral Hygiene Buruk
Other disease of hard tissues of teeth Deposits (accretions) on teeth

Perubahan warna pada jaringan keras gigi pasca erupsi


22 K03.7 22 Perubahan Warna Mahkota Eksterna
Posteruptive color changes of dental hard tissues

Penyakit jaringan keras gigi, lainnya ydt


23 K03.8 K03.80 Sensitive dentin 23 Dentin hipersensitif
Other specified diseases of hard tissues of teeth

Awal (hiperemi)
24 K04.00 Initial (hyperaemia) 24 Hyperemia Pulpa Gigi Tetap Muda

25 Acute 25 Iritasi Pulpa Gigi Tetap Muda

K04.0 Pulpitis
Pulpitis irreversibel (Akar tunggal, akar jamak
26 K04.0 Pulpitis Irreversibel pulpitis 26 yang lurus dengan sudut pandang kerja pada
orifice tidak terhalang)

K04.01

Penyakit jaringan pulpa dan periapikal Pulpitis reversibel /


K04 Pulpitis awal /
27 Diseases of pulp and periapical tissues Reversibel pulpitis 27 Pulpa Pada gigi sulung atau gigi permanen
pasien dewasa muda
Nekrosis pulpa
28 K04.1 28 Nekrosis pulpa
Necrosis of pulp

Abses periapikal dengan sinus


29 K04.6 29
Periapical abcess with sinus

Abses periapikal
Abses periapikal tanpa sinus
30 K04.7 30
Periapical abcess without sinus
Gingivitis akut K05.00 Gingivitis akut akibat plak
31 K05.0 31 Gingivitis akut akibat Plak Mikrobial
Acute gingivitis ICD10CM Acute gingivitis, plaque induced

Periodontitis agresif
32 K05.2 K05.21 Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess 32 Abses Periodontal
Aggressive periodontitis

Gingivitis dan penyakit periodontal


K05 Gingivitis and periodontal disease
Periodontitis kronik Periodontitis Kronis dengan kehilangan jaringan
33 K05.3 K05.30 Simplex 33
Chronic periodontitis periodontal ringan - sedang

Distoklusi
34 K07.20 34
Disto-occlusion
Mesioklusi
35 K07.21 35
Mesio-occlusion
Jarak gigit berlebih (tumpang gigit horizontal)
36 K07.22 36
overjet Excessive overjet (horizontal overbite)
Anomali hubungan antar lengkung gigi Tumpang gigit berlebih (tumpang gigit vertikal)
37 K07.2 K07.23 37 Maloklusi klas I
Anomalies of dental arch relationship overbite Excessive overbite (vertical overbite)
Gigitan terbuka
38 K07.25 38
Openbite
Gigitan bersilang depan, belakang
39 K07.26 39
Crossbite (anterior, posterior)
Anomali dentofasial Oklusi lingual gigi posterior rahang bawah
40 K07 K07.27 40
Dentofacial anomalies Posterior lingual occlusion of mandibular teeth

Anomali letak gigi Anomali letak gigi karena kehilangan prematur


41 K07.3 41
Anomalies of tooth position gigi sulung

Maloklusi akibat kelainan menelan


42 K07.51 42
Malocclusion due to abnormal swallowing
Maloklusi akibat kelainan bernafas
43 K07.54 43
Kelainan fungsi dentofasial Malocclusion due to mouth breathing
K07.5 Kelainan Fungsi Dentofasial
Dentofacial functional abnormalities
Kelainan fungsi dentofasial
K07.5 Kelainan Fungsi Dentofasial
Dentofacial functional abnormalities
Maloklusi akibat kebiasaan buruk lidah, bibir atau jari tangan
44 K07.55 44
Malocclusion due to tongue, lip or finger habits

Seluruh gigi tanggal tanpa penyebab spesifik


45 K08.10 45
Complete loss of teeth, unspecified cause

Seluruh gigi tanggal akibat trauma


46 K08.11 46
Complete loss of teeth, due to trauma
Seluruh gigi tanggal akibat penyakit periodontal
47 K08.12 47
Complete loss of teeth due to periodontal disease

Kelainan fungsi sistem stomatognatik akibat


K08.1 Seluruh gigi tanggal kehilangan semua gigi asli, tetapi tulang alveolar
ICD10CM Complete loss of teeth masih baik

Seluruh gigi tanggal akibat karies


48 K08.13 48
Complete loss of teeth due to caries

Akar gigi tertinggal


49 K08.3 49 Akar Gigi Tertinggal
Retained dental root
Gangguan gigi dan jaringan pendukung lainnya
K08 Other disorders of teeth and supporting structures

Sebagian gigi tanggal tanpa penyebab spesifik


50 K08.40 50
Partial loss of teeth, unspecified cause
Sebagian gigi tanggal akibat trauma
51 K08.41 51
Partial loss of teeth due to trauma
Sebagian gigi tanggal akibat penyakit periodontal
52 K08.42 52
Partial loss of teeth due to periodontal diseases

K08.4 Sebagian gigi tanggal Kelainan fungsi system stomatognatik akibat


ICD10CM Partial loss of teeth kehilangan satu atau beberapa gigi asli

Sebagian gigi tanggal akibat karies


53 K08.43 53
Partial loss of teeth due to caries
Afthous (minor) kambuhan
54 K12.00 54
Recurrent aphthous ulcer

Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan Afthae mulut rekuren


K12 K12.0 Ulkus traumatik
Stomatitis and related lesions Recurrent oral aphthae
Luka traumatik
55 K12.04 55
Traumatic ulcer

Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
56 K13 K13.0 Angular cheilitis 56 Cheilitis angularis
Other diseases of lip and oral mucosa Diseases of lips

57 L51.0 Eritema multiforme non bulosa L51.0X Manifestasi di mulut 57

Eritema multiforme
L51 Eritema multiformis
Erythema multiforme Eritema multiforme
58 L51.1 L51.1X Manifestasi di mulut 58
bulosa
Sakit kepala Sakit kepala ytt
59 R51 ICD10CM 59 Nyeri orofasial
Headache Facial pain no otherwise specified

Fraktur email gigi saja


60 S02.50 60
Fracture of enamel of tooth only
Fraktur tengkorak dan tulang muka Fraktur gigi
S02 S02.5 Fraktur Mahkota Gigi yang Tidak Merusak Pulpa
Fracture of skull and facial bones Fracture of tooth Fraktur mahkota gigi tanpa mengenai pulpa
61 S02.51 61
Fracture of crown of tooth without pulpal involvement
Nama Penyakit Kode ICD 10 Definisi

A69.10
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) Infeksi oral endogen dengan karakteristik nekrosis gingiva
Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis

B00.11
Recurrent herpes labialis Peny infeksi rekuren pd bibir akibat reaktivasi Herpes Simplex Virus (HSV)
Herpes simplex labialis
Primary herpetic gingivostomatitis B.00.2 Peny mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pd gusi & mukosa mulut akibat infeksi primer dari virus
Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis Herpes simpleks tipe 1 atau 2 (HSV-1 atau HSV-2)

Recurrent Intra Oral B.00.2 Peny mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pd mukosa mulut akibat reaktivasi dari Herpes simpleks
Herpes /Stomatitis Herpetika Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis virus tipe 1 (HSV)-1 atau kadang-kadang (HSV)-2 yg laten pd ganglion saraf

Hand, foot and mouth disease B08.4


(flu Singapura) Hand, foot, mouth disease Peny vesikular yg dpt tjd pd tangan, kaki, & rongga mulut
Mumps (Parotitis Epidemica) / Gondongan B26.9 Infeksi virus akut yg disebabkan oleh paramyxovirus RNA yg tjd pd kelenjar liur parotis, dpt juga tjd pd
Mumps (Parotitis Epidemica) without other complication kelenjar liur submandibularis atau sublingualis

B37.00
Stomatitis kandidiasis pseudomembran akut Peny mulut berupa bercak putih multipel pd mukosa mulut akibat infeksi candida sp
Acute pseudomembranous candidal stomatitis

Kandidiasis Eritematous Kronik B37.03 Infeksi yg disebabkan oleh candida sp yg tjd pd area yg ditutupi basis gigi tiruan atau karena pemakaian
(Denture Stomatitis/Candida associated denture stomatitis) Chronic erythematous (atrophic) candidal stomatitis gigi tiruan yg tdk baik
K00.6
Persistensi gigi sulung Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi
Retained (persistent) primary tooth

K01.1 Impacted teeth Impaksi gigi adalah gigi yg mengalami kesukaran/kegagalan erupsi, yg disebabkan oleh malposisi,
Impaksi M3 klasifikasi IA K01.16 Maxillary molar kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan atau jaringan lunak di
K01.17 Mandibular molar sekitarnya

Karies terhenti / Arrested caries K02.3 Karies yg perkembangannya terhenti oleh karena peningkatan kebersihan rongga mulut, peningkatan
Arrested caries kapasitas buffer saliva, & aktivitas pulpa melalui pembentukan dentin reparatif

Demineralisasi Permukaan Halus / 1. Lesi pd permukaan gigi berupa bercak/bintik putih kusam oleh karena proses demineralisasi
K02.51 White spot lesions (initial caries) on pit and fissure surface of tooth
Aproksimal Karies dini / K02.61 White spot lesion (initial caries) on smooth surface of tooth 2. Lesi ini dpt kembali normal apabila kadar kalsium, phosphate, ion fluoride, & kapasitas buffer saliva
lesi putih / B00.2 Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis meningkat
karies email tanpa kavitas
1. Karies yg tjd pd email sebagai lanjutan karies dini yg lapisan permukaan rusak
K02.52 Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
Karies dentin 2. Karies yg sdh berkembang mencapai dentin
K02.62 Dental caries on smooth surface penetrating into dentin
3. Karies yg umumnya tjd pd individu yg disebabkan oleh resesi gigi

Demineralisasi Permukaan Halus / 1. Lesi pd permukaan gigi berupa bercak/bintik putih kusam oleh karena proses demineralisasi
K02.51 White spot lesions (initial caries) on pit and fissure surface of tooth
Aproksimal Karies dini / K02.61 White spot lesion (initial caries) on smooth surface of tooth 2. Lesi ini dpt kembali normal apabila kadar kalsium, phosphate, ion fluoride, & kapasitas buffer saliva
lesi putih / B00.2 Herpesviral gingivostomatitis and pharyngotonsilitis meningkat
karies email tanpa kavitas

1. Karies yg tjd pd email sebagai lanjutan karies dini yg lapisan permukaan rusak
K02.52 Dental caries on pit and fissure surface penetrating into dentin
Karies dentin 2. Karies yg sdh berkembang mencapai dentin
K02.62 Dental caries on smooth surface penetrating into dentin
3. Karies yg umumnya tjd pd individu yg disebabkan oleh resesi gigi

Karies Mencapai Pulpa Vital Gigi Sulung K02.8 Lesi mencapai pulpa akibat karies, pulpa terbuka diameter lebih dari 1 mm perdarahan terkontrol, vital,
Other specified dental caries sehat

Ausnya jar keras gigi yg disebabkan oleh karena fungsinya, karena kebiasaan buruk, cara menyikat gigi
yg salah atau karena asam & karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jar keras gigi yg bukan disebabkan oleh karies atau trauma & merupakan akibat
K03.0 Excessive attrition of teeth
Atrisi, Abrasi, Erosi alamiah dari proses penuaan
K03.1 Abrasion of teeth
Atrisi: hilangnya permukaan jar keras gigi yg disebabkan oleh proses mekanis yg tjd pd gigi yg saling
K03.2 Erosion of teeth
berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan)
Ausnya jar keras gigi yg disebabkan oleh karena fungsinya, karena kebiasaan buruk, cara menyikat gigi
yg salah atau karena asam & karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jar keras gigi yg bukan disebabkan oleh karies atau trauma & merupakan akibat
K03.0 Excessive attrition of teeth
Atrisi, Abrasi, Erosi alamiah dari proses penuaan
K03.1 Abrasion of teeth
Atrisi: hilangnya permukaan jar keras gigi yg disebabkan oleh proses mekanis yg tjd pd gigi yg saling
K03.2 Erosion of teeth
berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan)
Abrasi: hilangnya permukaan jar keras gigi disebabkan oleh faktor mekanis & kebiasaan buruk
Erosi: hilangnya permukaan jar keras gigi yg disebabkan oleh proses kimia & tdk melibatkan bakteri

K03.6
Oral Hygiene Buruk Endapan atau pewarnaan yg tjd pd dataran luar gigi disebabkan oleh berbagai faktor
Deposits (accretions) on teeth

K03.7
Perubahan Warna Mahkota Eksterna Perubahan warna yg tjd di permukaan email gigi oleh karena berbagai faktor dari luar
Posteruptive color changes of dental hard tissues

K03.80
Dentin hipersensitif Peningkatan sensitivitas akibat terbukanya dentin
Sensitive dentin

Hyperemia Pulpa Gigi Tetap Muda


K04.00
Lesi karies/trauma mengenai email/dentin, dasar kavitas keras/lunak, pulpa belum terbuka
Initial (hyperaemia)

K04.0
Iritasi Pulpa Gigi Tetap Muda Lesi karies/akibat trauma yg mengenai email gigi tetap muda (akar belum sempurna)
Acute pulpitis
Pulpitis irreversibel K04.0 Kondisi inflamasi pulpa yg menetap, & simtomatik atau asimtomatik yg disebabkan oleh suatu jejas,
Irreversibel pulpitis dimana pulpa tdk dapat menanggulangi inflamasi yg tjd sehingga pulpa tdk dpt kembali ke kondisi sehat

Pulpitis reversibel /
Pulpitis awal / K04.0 Inflamasi pulpa ringan & jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan pulih kembali & pulpa akan
Pulpa Pada gigi sulung atau gigi permanen Reversibel pulpitis kembali sehat
pasien dewasa muda
Nekrosis pulpa K04.1 Kematian pulpa, dpt sebagian atau seluruhnya yg disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma & iritasi
Necrosis of pulp kimiawi

Abses periapikal
K04.7
Periapical abcess without sinus Lesi likuefaksi bersifat akut/kronis yg menyebar atau terlokalisisr di dalam tulang alveolar
K05.00
Gingivitis akibat Plak Mikrobial Gingivitis (peradangan) akibat plak adalah inflamasi gingiva tanpa disertai kehilangan perlekatan
Acute gingivitis, plaque induced

1. Infeksi purulen lokal pd jaringan yg berbatasan/berdekatan dengan poket periodontal yg dpt memicu
K05.21
Abses Periodontal kerusakan ligamen periodontal & tulang alveolar
Aggressive periodontitis, localized/ periodontal abcess
2. Abses periodontal dpt diasosiasikan dengan patologis endopulpa
Periodontitis kronis adalah inflamasi gingiva yg meluas ke pelekatan jar di sekitarnya. Penyakit ini
Periodontitis Kronis dengan kehilangan jaringan periodontal K05.3
ringan - sedang Chronic periodontitis ditandai dengan kehilangan pelekatan klinis akibat destruksi ligamen periodontal & kehilangan tulang
pendukung di sekitarnya.

K07.20
Disto-occlusion
K07.21
Mesio-occlusion
Maloklusi klas I K07.22
Anomali letak gigi Excessive overjet (horisontal overbite)
- Jarak gigi berlebih K07.23
- Deviasi garis tengah Kelainan posisi gigi (kelainan dentoalveolar)
Overbite Excessive overbite (vertical overbite)
- Oklusi lingual gigi posterior
- Gigitan bersilang depan/belakang K07.25
- Tumpang gigi berlebih Open bite
K07.26
Crossbite (anterior-posterior)
K07.27
Posterior lingual occlusion of mandibular teeth

K07.38
Anomali letak gigi karena kehilangan prematur gigi sulung Kehilangan gigi sulung prematur, dengan benih gigi permanen masih dlm tulang
Anomali letak gigi

K07.5 Dentofacial functional abnormalities


Kelainan Fungsi Dentofasial K07.51 Malocclusion due to abnormal swallowing Maloklusi disebabkan karena kebiasaan buruk, antara lain kelainan penelanan, pernafasan mulut,
K07.54 Malocclusion due to mouth breathing mengisap jari, menggigit-gigit kuku, pinsil, dsb
K07.55 Malocclusion due to tongue, lip or finger habits
K07.5 Dentofacial functional abnormalities
Kelainan Fungsi Dentofasial K07.51 Malocclusion due to abnormal swallowing Maloklusi disebabkan karena kebiasaan buruk, antara lain kelainan penelanan, pernafasan mulut,
K07.54 Malocclusion due to mouth breathing mengisap jari, menggigit-gigit kuku, pinsil, dsb
K07.55 Malocclusion due to tongue, lip or finger habits

Kelainan fungsi sistem stomatognatik akibat kehilangan semua K08.1


gigi asli, tetapi tulang alveolar masih baik Gangguan fungsi sistem stomatognatik karena hilangnya seluruh gigi tetapi tulang alveolar masih baik
Complete loss of teeth

K08.3
Akar Gigi Tertinggal Sisa/bagian akar yg ada/masih ada di dlm rongga mulut
Retained dental root

Kelainan fungsi system stomatognatik akibat kehilangan satu atau K08.4 Gangguan fungsi sistem stomatognatik karena hilangnya satu atau beberapa gigi akibat ekstraksi,
beberapa gigi asli Partial loss of teeth kecelakaan, penyakit periodontal, & akibat lain
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) K12.00 Kelainan yg dikarakteristikan dengan ulcer rekuren yg terbatas pd mukosa mulut pd pasien tanpa tanda-
Recurrent aphthous ulcer tanda penyakit lainnya. Tjd pd 20% populasi

1. Lesi ulkus pd mukosa/jar lunak mulut yg tjd karena trauma mekanis akibat obyek yg tajam & keras
Ulkus traumatik K12.04 misalnya, kawat ortodonti, basis gigi tiruan, sisa akar gigi, atau tergigit saat mengunyah, tertusuk sikatgigi
Traumatic ulcer atau duri ikan/tulang ayam dan lain-lain
2. Dapat akut & kronis

Cheilitis angularis, Perleche K13.01 Retakan atau belahan (fisura) yg terletak pd bibir di area sudut mulut, seringkali dikelilingi oleh area
Angular cheilitis kemerahan

Suatu penyakit peradangan akut pd kulit & membran mukosa yg menyebabkan lesi dengan bentuk
L51.0
Eritema multiformis bervariasi (multiformis), dengan lesi oral khas berupa vesikel & bula yg mudah pecah & berdarah,
Erythema multiforme
merupakan self limiting disease
Nyeri orofasial R51 Nyeri daerah orofasial adalah nyeri yg disebabkan oleh penyakit inflamasi yg berasal dari pulpa atau
Facial pain no otherwise specified struktur penyangga gigi

Fraktur Mahkota Gigi yang Tidak Merusak Pulpa S02.51 Fracture of enamel of tooth only 1. Gigi fraktur mahkota yg tdk merusak pulpa
S02.51 Fracture of crown of tooth without pulpal involvement 2. Tdk ada gejala atau rasa sakit pulpa belum terbuka
Patofisiologi Faktor Predisposisi

1. Penurunan imunitas (terutama AIDS)


Mikroorganisme yang umum ditemukan pada jar. Periodontal, dan host dalam kondisi imun kompromise maka dapat menyebabkan 2. Merokok
mikroorganisme tersebut berubah menjadi patogen. 3. Stres
Produk endotoksin dan aktivasi sistem imun dapat menyebabkan kerusakan jar. Gingiva dan sekitarnya. 4. Malnutrisi berat
5. Kebersihan mulut yang buruk

Rekurensi tjd saat HSV bereaktivasi pd lokasi laten & berjalan sentripetal ke mukosa atau kulit yg bersifat sitopatik terhadap sel epitel,
-
menimbulkan infeksi HSV rekuren dlm bentuk vesikel & ulser terlokalisir
Faktor predisposisi berupa:
Infeksi primer tjd pd kontak awal dengan virus melalui inokulasi mukosa, kulit dan mata atau sekresi tubuh yang terinfeksi. Virus kemudian
1. Penurunan imunitas
bereplikasi di dalam sel-sel epitel mukosa mulut dan atau kulit & menyebabkan tjdnya vesikel.
2. Terjadinya epidemi pd pergantian musim
Setelah proses penyembuhan, virus akan berjalan sepanjang akson saraf menuju ganglion saraf, & menimbulkan infeksi laten.
3. Defisiensi nutrisi
Apabila terdapat faktor predisposisi maka akan tjd reaktivasi virus.
4. Memiliki peny sistemik tertentu (imunokompromise)

Faktor predisposisi:
1. Demam
2. Alergi
1. Disebabkan oleh reaktivasi dari virus HSV-1 atau kadang-kadang HSV-2
3. Radiasi ultraviolet
2. Terjadinya reaktivasi dari HSV laten ke dalam saliva & sekresi oral akibat adanya faktor pemicu & menimbulkan ulserasi rongga mulut
4. Trauma
5. Stres
6. Menstruasi

1. Disebabkan oleh coxsackie virus (CV) terutama enterovirus 71 (EV 71) & CV A16
2. Biasa tjd ketika epidemi (pd musim panas), pd anak usia di bawah 10 tahun
3. Transmisi melalui rute fecal oral, atau dpt tjd penyebaran di saluran pernafasan atas -
4. Virus bereplikasi pertama kali dlm mulut kemudian meluas ke saluran gastrointestinal bawah & menyebar
5. Pd pasien imunokompoten: self limiting disease (peny yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik)
1. Disebabkan oleh paramyxovirus
2. Tjd pd masa epidemik
-
3. Transmisi melalui kontak langsung droplet saliva
4. Self limiting disease

Faktor predisposisi:
1. Faktor lokal: perubahan kondisi saliva (hiposalivasi, penurunan pH
saliva), atropi epitel rongga mulut, pemakaian gigi tiruan
Candida melekat pd epitel & penetrasi ke dalam epitel menyebabkan inflamasi & kematian sel epitel, oedema, & agregasi PMN leukosit 2. Faktor sistemik: penurunan imunitas, defisiensi nutrisi, memiliki
(mikroabses) penyakit sistemik tertentu (imunokompromis), pemakaian obat-obatan
yg mempengaruhi saliva atau mempengaruhi imunitas, merokok,
diabetes (kelainan endokrin), cushing's disease, defisiensi Fe & vitamin
B12, bayi dan usila

Faktro predisposisi:
1. Gigi tiruan melindungi candida sp dari aliran saliva. Pd awalnya candida harus melekat di permukaan epitel utk dpt menginvasi lapisan
1. Ill fitting denture
mukosa
2. Hiposalivasi
2. Jenis candida yg mempunyai potensi adhesi lebih kuat akan lebih patogenik
3. Penurunan imunitas
3. Penetrasi yeast jamur dipengaruhi oleh aktivitas enzim lipasenya. Utk tetap berada dlm epitel, yeast jamur harus dpt mengatasi deskuamasi
4. Defisiensi nutrisi
rutin permukaan sel epitel
5. Memiliki penyakit sistemik tertentu (imunokompromis)
Gangguan tumbuh kembang geligi tetap & lengkung rahang (maloklusi) -

Tdk ada -

Proses karies terhenti karena remineralisasi -

Demineralisasi paling dini pd email gigi -


1. Bergantung pd keparahan proses kerusakan
-
2. Jika sdh terdapat tubuli dentin yg terbuka akan diserta dengan gejala ngilu, hal ini juga bergantung pd rasa sakit pasien

Demineralisasi paling dini pd email gigi -

1. Bergantung pd keparahan proses kerusakan


-
2. Jika sdh terdapat tubuli dentin yg terbuka akan diserta dengan gejala ngilu, hal ini juga bergantung pd rasa sakit pasien

Invasi toksin bakteri dlm pulpa sampai saluran akar & jar periapeks -

1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pd setiap permukaan gigi yg disebabkan asam, bahan kimia & mekanis
-
2. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) tergantung pd lokasi kebiasaan bisa disertai dentin hipersensitif
1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pd setiap permukaan gigi yg disebabkan asam, bahan kimia & mekanis
-
2. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) tergantung pd lokasi kebiasaan bisa disertai dentin hipersensitif

- -

Iritasi kimiawi atau mekanis dari luar menyebabkan masuknya zat warna, terutama matriks email sebagai email menjadi porus & terjadilah
-
perubahan warna pd email hingga ke dentin

Terbukanya tubulus dentin -

Pulpitis akut/eksaserbasi, periodontitis karena pulpitis, kronik/nonvital -

Hiperemia pulpa bila tjd infasi bakteri/rangsang kimia/termis -


Inflamasi pulpa akibat proses karies yg lama/jejas. Jejas tsb dpt berupa kuman beserta produknya yaitu toksin yg dpt mengganggu sistem
-
mikrosirkulasi pulpa sehingga odem, saraf tertekan & akhirnya menimbulkan rasa nyeri yg hebat

Ditimbulkan oleh stimulasi ringan seperti karies erosi servikal, atrisi oklusal, prosedur operatif, kuretase periodontium yg dlm, fraktur mahkota
-
oleh karena trauma
Adanya jejas menyebabkan kematian pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa -

Merupakan lanjutan proses nekrosis pulpa yg dpt menimbulkan rasa sakit karena tekanan abses tsb -
Invasi toksin bakteri pada gingiva -

Abses periodontal merupakan suatu abses yg tjd pd gingiva atau pocket periodontal. Hal ini tjd akibat adanya faktor iritasi, seperti plak,
-
kalkulus, infeksi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan
Invasi toksin bakteri pd jaringan pendukung gigi yg kronis -

Tdk ada -

Tdk ada -

Tdk ada -
Tdk ada -

Tdk ada -

1. Gigi kehilangan mahkota, tingga akar


-
2. Akar gigi tertinggal saat pencabutan

Tdk ada -
1. Etiologi belum diketahui Faktor predisposisi dpt berupa: genetik, defisiensi hematinik,
2. Abnormalitas pd cascade sitokin mukosa menyebabkan respon imun yg dimediasi sel secara berlebihan & menyebabkan ulserasi terlokalisasi abnormalitas imunologi, faktor lokal seperti trauma & berhenti merokok,
pd mukosa menstruasi, infeksi pernafasan atas, alergi makanan, anxietas, & stres
3. Berhubungan dengan Hlas tertentu yg berhubungan dengan penglepasan gen yg mengontrol sitokin proinflamasi interleukin (IL)-1B & IL-6 psikologi

1. Kontrak/benturan dengan obyek keras pd mukosa/jar lunak mulut menyebabkan cedera & kemudian tjd reaksi radang akut, terdapat kerusakan
pd epitel mukosa & terbentuk ulkus
-
2. Bila iritan berlangsung lama & menetap maka reaksi radang akan berlangsung lama & menjadi ulkus kronis
3. Setelah tjd trauma, pd mukosa yg terkena akan timbul rasa tdk nyaman dlm periode 24-48 jam, diikuti dengan terbentuknya ulserasi

1. Penyebab: defisiensi B2, defisiensi zat besi, kehilangan dimensi vertikal, kondisi atopi, trauma, usia tua, diabetes melitus, medikasi yg
menyebabkan kulit kering & atau xerostomia
-
2. Adanya satu atau berbagai faktor etiologi, menyebabkan maserasi pd area sudut mulut & mengawali tjdnya kehilangan integritas epitel &
menjadikannya lingkungan yg ideal utk infeksi oportunistik, seperti jamur & atau bakteri

Penyakit yg diperantarai sistem imun yg dpt diawali baik oleh deposisi kompleks imun pd pembuluh darah mikro di kulit & mukosa, ataupun
Faktor predisposisi; reaktivasi HSV & alergi obat
oleh imunitas seluler
Timbulnya rasa nyeri disebabkan rangsangan atau lepasnya mediator radang yg merangsang nociceptor ujung saraf aferen nervus trigeminus,
-
dlm hal ini serat C yg tdk bermyelin & A-Delta bermyelin

Klasifikasi menurut Ellis (Finn)


1. Klas I: fraktur yg hanya mengenai email atau hanya melibatkan sedikit dentin -
1. Klas II: fraktur mengenai dentin tetapi pulpa belum terbuka
Gejala klinis dan Pemeriksaan Klinis

Hasil Anamnesis (Subjective)


EO IO

1. Sakit 1. Ulserasi nekrotik seperti kawah pd interdental papilla


2. Gusi mudah berdarah 1. Pembesaran kel. Limfe 2. Sakit
3. Mulut terasa seperti logam 2. Limfadenopati 3. Mudah berdarah spontan
4. Bau tidak enak 4. Hipersalivasi dan mulut terasa logam

1. Gejala prodromal berupa rasa gatal, sensitif, terbakar pd daerah bibir atau
perbatasan bibir & kulit, diikuti timbulnya lentingan, mudah pecah Timbul makula, vesikel berkelompok, pecah membentuk ulser yg ditutupi krusta kekuningan & diakhiri penyembuhan lesi
2. Rasa nyeri tjd pd 2 hari pertama timbulnya gejala
1. Gejala prodromal 1-3 hari
1. Demam
2. Gejala ekstra oral: vesikel dan atau ulserasi pd merah bibir (vermillion border of lip), ditutupi krusta yg berwarna kekuningan
2. Kehilangan nafsu makan
3. Gejala intra oral:
3. Sakit kepala
a) Erythema & vesikel kecil diameter 1-3 mm
4. Mialgia
b) Terletak berkelompok pd palatum durum, attached gingiva, dorsum lidah, & mukosa non keratin di labial, bukal, ventral lidah & palatum molle
5. Nausea
c) Vesikel mudah pecah membentuk ulser yg lebih besar dengan tepi tdk teratur & kemerahan
6. Nyeri otot
d) Gingiva membesar berwarna merah, & sangat sakit, dpt tjd pharyngitis

1. Erythema & vesikel kecil diameter 1-3 mm


2. Berkelompok pd palatum durum, attached gingiva, dorsum lidah, & mukosa non
1. Demam
- keratin di labial, bukal, ventral lidah & palatum molle
2. Riwayat sariawan di palatum durum dan gusi
3. Vesikel mudah pecah membentuk ulser yg lebih besar dengan tepi tdk teratur &
kemerahan

1. Demam derajat rendah Ulserasi pd mulut & tenggorokan yg diawali makula eritematous, vesikel yg cepat pecah
2. Ruam kemerahan yg menjadi makular & vesikel pd kulit tangan & kaki (punggung, - menjadi ulser, pd lidah, palatum durum & molle, mukosa bukal, bisa pada semua mukosa
telapat, tumit) serta pinggul mulut
1. Demam
1. Masa inkubasi 2-3 minggu, tjd pembesaran & inflamasi kelenjar liur nyeri preaurikuler, demam, malaise, sakit kepala, myalgia
2. Sakit kepala
2. Melibatkan kelenjar liur parotis, terkadang submandibula
3. Nyeri otot
3. Pembesaran kelenjar saliva kedua dpt tjd 24-48 jam setelah yg pertama
4. Sakit di bawah telingan
4. Pembengkakan bilateral, nyeri pd palpasi, edema pd kulit di atasnya
5. Pembengkakan di pipi/bawah telinga yg sakit

1. Rasa panas di mulut, tidak nyaman, sariawan putih


Lesi putih pd mukosa oral seperti kepala susu atau plak yg dapat diangkat, &
2. Bisa terdapat riwayat penggunaan antibiotik jangka panjang, kondisi imunosupresi, -
meninggalkan daerah kemerahan
penggunaan gigi tiruan

1. Tipe I / Tipe Minor / Lokal: Eritema hanya tjd pd sedikit area mukosa mulut yg teriritasi protesa yg tdk baik
Penggunaan gigi tiruan yg jarang dilepas saat tidur, ill fitting denture 2. Tipe II / Tipe Mayor / Generalized: Eritema yg luas / seluruh mukosa yg teriritasi protesa yg tdk baik
3. Tipe III / Tipe Granular: Lesi eritema bergranular pd mukosa yg teriritasi protesa, terutama pd palatum bag tengah
1. Sakit negatif / positif
Bentuk gigi berjejal karena gigi tetap pengganti sejenis di dalam rongga mulut 2. Derajat kegoyangan gigi negatif / positif
3. Gingivitis negatif / positif

1. Adanya pembengkakan
Gusi gigi geraham belakang terasa bengkak, kadang disertai demam. Keadaan gigi
2. Adanya pembesaran kelenjar limfe -
tumbuh lurus namun kadang tidak sempurna atau hanya sebagian
3. Adanya parestesi

Pemeriksaan tes vitalitas gigi masih baik. Bagian dasar gigi terdapat jaringan keras
Tdk ada gejala, biasanya dikeluhkan karena gigi berwarna kecoklatan -
kecoklatan hasil dari pertahanan lokal tubuh.

1. Bercak putih & warna kusam tdk mengkilat, umumnya tdk ada gejala
Tdk ada gejala yg dikeluhkan, gigi terdapat warna keputih putihan pd permukaan gigi -
2. Pemeriksaan dengan sonde tumpul, penerangan yg baik, gigi dikeringkan
1. Perubahan warna gigi
1. Pemeriksaan sondasi & tes vitalitas gigi masih baik
2. Permukaan gigi terasa kasar, tajam
- 2. Pemeriksaan perkusi & palpasi apabila ada keluhan yg menyertai
3. Terasa ada makanan yg mudah tersangkut
3. Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies gigi (bila perlu)
4. Jika akut disertai rasa ngilu, jika kronis umumnya tdk ada rasa ngilu

1. Bercak putih & warna kusam tdk mengkilat, umumnya tdk ada gejala
Tdk ada gejala yg dikeluhkan, gigi terdapat warna keputih putihan pd permukaan gigi -
2. Pemeriksaan dengan sonde tumpul, penerangan yg baik, gigi dikeringkan

1. Perubahan warna gigi


1. Pemeriksaan sondasi & tes vitalitas gigi masih baik
2. Permukaan gigi terasa kasar, tajam
- 2. Pemeriksaan perkusi & palpasi apabila ada keluhan yg menyertai
3. Terasa ada makanan yg mudah tersangkut
3. Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies gigi (bila perlu)
4. Jika akut disertai rasa ngilu, jika kronis umumnya tdk ada rasa ngilu

1. Sondase positif
2. Perdarahan positif
Sakit spontan (tanpa adanya rangsangan timbul rasa sakit), terasa berdenyut - 3. Tekanan negatif
4. Perkusi negatif
5. Derajat kegoyangan gigi

1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pada permukaan gigi
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin - 2. Apabila hilangnya permukaan gigi sdh dlm maka akan disertai dengan dentin
hipersensitif
1. Hilangnya permukaan jar keras gigi (email, dentin, sementum) pada permukaan gigi
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin - 2. Apabila hilangnya permukaan gigi sdh dlm maka akan disertai dengan dentin
hipersensitif

Tdk ada keluhan, gigi terasa kasar & terdapat warna yg mengganggu Klinis tdk ada keluhan namun secara visual gigi berubah warna

Mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, & minum-minuman berwarna terlalu


- Gigi berubah warna di email & dentin
banyak (kopi, the, soda dll)

Pasien merasa giginya linu apabila terkena rangsangan mekanis, thermis & kimia Terdapat kavitas pd gigi dengan kedalaman sampai dentin, pd pemeriksaan terasa linu
-
tetapi gigi tdk karies apabila diberi rangsangan

1. Karies dentin
Sakit menetap kurang dari satu menit bila terkena rangsangan (minuman dingin/makan 2. Sondase positif
-
manis/asam) 3. Perkusi negatif
4. Tekanan negatif

1. Karies dentin
2. Sondase positif
Gigi tetap muda terasa sakit menetap kurang dari satu menit bila terkena rangsangan 3. Perkusi negatif
-
(minum dingin/makan manis/asam) 4. Tekanan negatif
5. Vitalitas positif linu sampai dengan sakit yg menghilang apabila rangsangan segera
dihilangkan
1. Nyeri tajam, berlangsung cepat & menetap, dpt hilang & timbul kembali secara
spontan (tanpa rangsangan), serta secara terus-menerus. Nyeri tajam, yang
berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga 1. Karies dentin yg dlm atau kavitas mendekati pulpa gigi
2. Nyeri juga dpt timbul akibat perubahan temperatur/rasa, terutama dingin, manis & 2. Sondase positif sakit menetap
asam dengan ciri khas rasa sakit menetap lama - 3. Perkusi negatif
3. Penderita kadang-kadang tdk dpt menunjukkan gigi yg sakit dengan tepat 4. Tekanan negatif
4. Kavitas dlm yg mencapai pulpa atau karies dibawah tumpatan lama, dilakukan 5. Vitalitas positif sakit yg menetap lama walaupun rangsangan segera dihilangkan
anamnesis menunjukkan pernah mengalami rasa sakit yg spontan, klinis terlihat
kavitas profunda, & tes vitalitas menunjukkan rasa sakit yg menetap cukup lama.

1. Karies dentin yg dlm atau kavitas mendekati pulpa gigi


Asimtomatik, jika ada rasa nyeri biasanya oleh karena adanya rangsangan (tdk 2. Sondase positif sakit namun hilang apabila rangsang dihilangkan
spontan), rasa nyeri tdk terus menerus. Nyeri akan hilang jika rangsangan dihilangkan - 3. Perkusi negatif
misal taktil, panas/dingin, asam/manis, rangsangan dingin lebih nyeri dari pada panas 4. Tekanan negatif
5. Vitalitas positif sakit tidak menetap lama apabila rangsangan segera dihilangkan
1. Tanda klinis yg sering ditemui adalah jar pulpa mati, perubahan warna gigi, transluensi
gigi berkurang, pd nekrosis sebagian bereaksi terhadap rangsangan panas
1. Kadang dijumpai tdk ada simtom sakit
2. Nekrosis koagulasi juga sering disebut nekrosis steril, ditandai oleh jar pulpa yg
2. Pd nekrosis total keadaan jar periapeks normal/sedikit meradang sehingga pd -
mengeras & tdk berbau
tekanan atau perkusi kadang-kadang peka
3. Pd nekrosis liquefaksi/gangren pulpa, jar pulpa lisis & berbau busuk
4. Perlu dilakukan pemeriksaan klinis vitalitas gigi & foto rontgen jika diperlukan

1. Apabila abses periapeks kronis tdk ada gejala klinis biasanya ada fistula intra oral
Nyeri & sakit pd saat utk mengunyah, kadang disertai munculnya benjolan abses &
- 2. Apabila abses periapeks akut tjd rasa sakit pd palpasi & perkusi & diikuti
pembengkakan
pembengkakan di daerah akar gigi
Gingivitis disertai tanda-tanda klinis kemerahan & pembesaran (edema) jar gingiva,
Gusi mudah berdarah & berwarna kemerahan, terdapat pembesaran pd tepu gusi & berdarah bila disentuh, perubahan bentuk & konsistensi, ada kalkulus & atau plak
-
gigi mikrobial, tanpa bukti radiografis adanya kerusakan puncak tulang alveolar, yg disertai
keluhan rasa gatal pd gusi di sela-sela gigi

1. Gingiva bengkak, licil, mengkilap & nyeri, dengan daerah yg menimbulkan rasa nyeri
Gigi sensitif terhadap tekanan/perkusi & kadang-kadang goyang. Terdapat bila dipegang
-
pembengkakan pd gusi 2. Tampak cairan eksudat purulen & atau kedalaman probing meningkat
3. Kerusakan pelekatan tjd secara cepat
1. Edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing & surpurasi
2. Pd gigi molar, bila ada keterlibatan furkasi biasanya kehilangan pelekatan klinis yg tjd
termasuk klas I
3. Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing periodontal sampai dengan 4
mm dengan kehilangan pelekatan sampai dengan 2 mm
4. Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman perobing periodontal sampai dengan 6
Keluhan rasa gatal pd gusi di sela-sela gigi, rasa kemeng/rasa tdk nyaman, rasa nyeri
- mm dengan kehilangan pelekatan sampai dengan 4 mm
saat mengunyah atau menggigit, & gigi goyang atau gusi bengkak
5. Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan tulang alveolar, sehingga tjd
peningkatan kegoyangan gigi
6. Periodontitis kronis dengan kehilangan jar periodontal ringan-sedang dpt bersifat lokal
yg melibatkan kehilangan pelekatan daru satu gigi atau bersifat general yg melibatkan
kehilangan pelekatan bbrp atau seluruh gigi. Seseorang bisa saja mengalami dua kondisi
secara bersamaan yaitu daerah yg sehat & periodontitis ringan-sedang

Kelainan disebabkan karena penyimpangan posisi. Tjd keadaan gigi berjejal, rotasi gigi,
Gigi tdk rapi & berjejal, mengganggu fungsi pengunyahan & penampian - gigi rentang, tumpang gigi besar, gigitan silang, gigi tertukar tempat. Dpt tjd pd semua
periode gigi

Benih gigi permanen masih di dlm tulang, dengan gigi susu yg sdh tanggal. Mungkin
Susunan gigi renggang terdapat celah yg mengganggu penampilan & fungsi
- masih tersedia ruang yg cukup utk gigi permanen, mungkin tdk tersedia cukup ruangan
pengunyahan
karena telah tjd pergeseran gigi

Bentuk rahang yg terlalu maju atau mundur & susunan gigi yg tdk rata, sehingga Adanya gigi protusi, palatum dalam, gigi malposisi gigitan terbuka. Diketahui dengan
-
mengganggu penampilan & fungsi pengunyahan pemeriksaan gangguan pengunyahan pengucapan, cara pernafasan, & kelainan oklusi
Bentuk rahang yg terlalu maju atau mundur & susunan gigi yg tdk rata, sehingga Adanya gigi protusi, palatum dalam, gigi malposisi gigitan terbuka. Diketahui dengan
-
mengganggu penampilan & fungsi pengunyahan pemeriksaan gangguan pengunyahan pengucapan, cara pernafasan, & kelainan oklusi

1. Gangguan fungsi pengunyahan


Kehilangan semua gigi yg mengakibatkan kesulitan dlm pengunyahan & mengganggu
- 2. Gangguan fonetik (wicara)
penampilan
3. Gangguan estetis

Gigi lubang besar & pecah menjadi berbentuk seperti tonggak. Kadang tanpa disertai 1. Tampak sisa/bagian akar dlm rongga mulut
-
rasa sakit, namun mengganggu dlm proses pengunyahan 2. Gingivitis positif/negatif

1. Gangguan fungsi pengunyahan


Kehilangan satu atau dua elemen gigi yg mengakibatkan kesulitan dlm pengunyahan &
- 2. Gangguan fonetik (wicara)
mengganggu penampian
3. Gangguan estetis
1. Ulser yg didahului gejala prodromal berupa rasa terbakar setempat pd 2-48 jam
sebelum muncul ulser
2. Pada periode inisial, terbentuk area eritema. Dalam hitungan jam terbentuk papula
putih, berulserasi, & secara bertahap membesar dlm 48-72 jam
3. Ulser bulat, simetris & dangkal
a) ulser mayor: diameter lebih dari 1 cm; sembuh dlm bbrp minggu-bulan, sangat sakit;
Adanya sariawan yg sering kambuh & terasa sakit (rasa terbakar), dpt disertai dengan
- mengganggu makan & bicara; meninggalkan jaringan parut
demam sebelum sariawan muncul
b) ulser minor: diameter 0.3-1 cm; sembuh dlm 10-14 hari; sangat sakit; dpt mengganggu
makan & bicara; sembuh tanpa jar parut
4. Ulser herpetiformis: diameter 0.1-0.2 cm; melibatkan permukaan mukosa yg luas
5. Lokasi tersering: mukosa non keratin terutama mukosa bukal & labial
6. Rekuren
7. Lokasi berpindah-pindah namun terbatas pd mukosa mulut

1. Ulserasi dangkal berbentuk sesuai penyebab trauma, permukaan tertutup eksudat putih
Riwayat munculnya lesi karena kontak/benturan dengan obyek keras pd jar lunak
- kekuningan, dikelilingi halo erythematous, tingkat nyeri bervariasi
rongga mulut
2. Tdk diketahui oleh demam, & tdk ada pembesaran kelenjar limfe regional

Terdapat retakan atau belahan pd bibir di area sudut mulut dpt dikelilingi oleh area
Rasa sakit terbakar pd sudut bibir & terasa terdapat luka pd belahan sudut mulut -
kemerahan atau disertai depigmentasi

1. Umumnya tjd pd anak-anak & dewasa muda


2. Intraoral; bula derdasar merah, yg mudah pecah membentuk ulser ireguler, dlm &
Muncul bintil-bintil gelembung berisi air mudah pecah pd area dekat rongga mulut &
- mudah berdarah
biasanya disertai demam
3. Lesi khas: lesi target atau iris pd kulit berupa area pucat yg dikelilingi oleh edema &
pita eritematous
1. Nyeri yg tajam timbul dari gigi atau dari nondental. Nyeri timbul akibat perubahan oleh
inflamasi, inflamasi pulpa & jar periradikuler. Dilakukan anamnesa, klinis, visual &
Keluhan nyeri yg tajam yg timbul dari gigi atau jaringan lunak sekitar gigi & mulut yg
- vitalitas
kadang tdk diketahui asal sumber rasa sakit secara tepat
2. Perlu pemeriksaan penunjang utk menentukan secara pasti penyebab rasa nyeri tajam
yg ada

1. Tdk sakit
Gigi patah karena sesuatu sebab namun tdk dlm, tdk disertai rasa sakit. Mengganggu 2. Kadang-kadang sakit
-
penampilan & terasa tajam pd ujung-ujung gigi yg patah 3. Sakit & pendarahan pd pemeriksaan
4. Sondase, tekanan, perkusi
Gambaran

ANUG. Lesi nekrotik pd daerah interdental dan marginal gingiva.


Sumber: Departement Oral Medicine, Faculty of Dentistry-Universitas Indonesia

-
Stomatitis herpetika primer

Recurrent intra oral herpes

Lesi papula eritematosa nampak jelas pd telapak tangan (kiri). Pd telapak kaki (kanan pasien hand, foot and mouth disease) Tampakan ulkus pd tepi lidah, diagnosisi pasti ditegakkan dengan melihat lesi yg ada pd kulit (e
-

Pseudomembranous candidiasis pd mukosa bukal & lidah Plak-plak putih pd palatum durum & palatum molle

Denture stomatitis, terlihat daerah eritema pd palatum durum


Penampang frontal & oklusal gigi erosi pd pasien dengan GERD Penampang frontal & oklusal gigi erosi pd pasien dengan GERD Penampang frontal & oklusal gigi erosi pd pasien dengan GERD
Abses gingiva, pembesaran lunak berwarna kemerahan (eritematous) pd jaringan gingiva gigi M1 & M2 atas
Major Apthous Ulceration Major Apthous Ulceration

Close-up of vesicles on the lips. Some of the vesicles have ruptured Note the ulcers on the right buccal mucosa Ulcers on the gingiva and lower labial mucosa
DD Klasifikasi terapi ICD 9

1. 89.31 Dental examination


1. Gingivitis marginalis kronis
2. 24.99 Other dental operation (other)
2. Primary herpetic gingivostomatitis
3. 96.54 Dental scalling, polishing and debridement

1. 89.31 Dental examination


Eritema multiforme ringan
2. 24.99 Other (other dental operation)
1. Stomatitis aftosa rekuren tipe herpetiformis
1. 89.31 Dental examination
2. Eritema multiforme
2. 24.99 Other (other dental operation)
3. Hand foot and mouth disease

1. 89.31 Dental examination


Stomatitis aftosa tipe herpetiformis
2. 24.99 Other (other dental operation)

1. Primary herpetic gingivostomatitis


1. 89.31 Dental examination
2. Chicken pox
2. 24.99 Other (other dental operation)
3. Infeksi mononukleosis

nosisi pasti ditegakkan dengan melihat lesi yg ada pd kulit (ekstra oral)
1. 89.31 Dental examination
Abses bukalis
2. 24.99 Other (other dental operation)

1. Thermal burn 1. 89.31 Dental examination


2. Trauma 2. 24.99 Other (other dental operation)

Thermal burn. Tampak jar nekrotik pd posterior kanan, palatum molle

1. Tipe I dan II dengan acute athropic candidiasis /


1. 89.31 Dental examination
erythematous candidiasis
2. 24.99 Other (other dental operation)
2. Tipe III dengan epulis fibromatosa / epulis granulomatosa
1. 89.31 Dental examination
Gigi berlebih (supernumerary teeth) 2. 23.01 Extraction of deciduous tooth
3. 23.11 Removal of residual root

1. 89.31 Dental examination


1. Ameloblastoma 2. 87.11 Full mouth x-ray of teeth
2. Odontoma 3. 87.12 Other dental x-ray
4. 23.19 Other surgical extraction of tooth (removal of impacted teeth)

1. 89.31 Dental examination


2. 23.2 Restoration of tooth by filling
Hipoplasi email
3. 23.70 Root canal, not otherwise specified
4. 24.99 (Other (other dental operation)

1. 89.31 Dental examination


Hipoplasi email
2. 24.99 Other (other dental operation)
1. Abrasi 1. 89.31 Dental examination
2. Atrisi 2. 23.2 Restoration of tooth by filling
3. Erosi 3. 23.70 Root canal, not otherwise specified
4. Abfraksi 4. 24.99 (Other (other dental operation)

1. 89.31 Dental examination


Hipoplasi email
2. 24.99 Other (other dental operation)

1. Abrasi 1. 89.31 Dental examination


2. Atrisi 2. 23.2 Restoration of tooth by filling
3. Erosi 3. 23.70 Root canal, not otherwise specified
4. Abfraksi 4. 24.99 (Other (other dental operation)

1. Fraktur mahkota, pulpa terbuka vital


1. 89.31 Dental examination
2. Amelogenesis imperfekta
2. 23.70 Root canal NOS
3. Dentinogenesis imperfekta
3. 23.2 Restoration of tooth by filling
4. Rampan karies
4. 23.42 Application of crown
5. Nursing bottle karies

1. 89.31 Dental examination


2. 23.2 Restoration of tooth by filling
Hipersensitif dentin karena karies
3. 23.3 Restoration of tooth by inlay
4. 24.99 Other (other dental operation)
1. 89.31 Dental examination
2. 23.2 Restoration of tooth by filling
Hipersensitif dentin karena karies
3. 23.3 Restoration of tooth by inlay
4. 24.99 Other (other dental operation)

Penampang frontal & oklusal gigi erosi pd pasien dengan GERD

Tdk ada 96.54 Dental scalling and polishing, plaque removal, prophylaxis

1. 89.31 Dental examination


1. Dentinogenesis imperfecta
2. 24.99 Other (other dental operation)
2. Fluorosis
3. 23.41 Application of crown

1. Atrisi 1. 89.31 Dental examination


2. Abrasi 2. 23.2 Restoration of tooth by filling
3. Erosi 3. 24.99 Other (other dental operation)

1. Pulpitis akut/eksaserbasi 1. 23.2 Restoration of tooth by filling


2. Periodontitis akut/eksaserbasi 2. 23.70 Root canal NOS

1. 23.2 Restoration of tooth by filling


Pulpitis irreversibel
2. 23.70 Root canal NOS
1. 24.99 Other dental operation (other)
2.. 23.70 Root canal, not otherwise specified
Pulpitis awal/reversibel, bedanya pd pulpitis reversibel
3. 87.12 Other dental x-ray (root canal x-ray)
muncul apabila ada rangsangan (bukan spontan) & tdk
4. 23.2 Restoration of tooth by filling
bersifat menetap
5. 23.3 Restoration of tooth by inlay
6. 23.41 Application of crown

1. 23.2 Restoration of tooth by filling


Pulpitis irreversibel kronis, pulpitis akut
2. 23.70 Root canal NOS
Untuk gigi yg dipertahankan
1. 24.99 Other dental operation (other)
2.. 23.70 Root canal, not otherwise specified
3. 23.2 Restoration of tooth by filling
1. Pulpitis ireversibel akut
4. 23.41 Application of crown
2. Degenerasi pulpa
Untuk gigi yg di indikasikan cabut
1. 23.09 Extraction of other tooth
2. 23.11 Removal of residual root

1. 24.99 Other dental operation (other)


Kista & granuloma
2. 24.00 Incision of gum or alveolar bone
1. 89.31 Dental eamination
Tdk ada
2. 96.54 Dental scalling and polishing, dental debridement, prophylaxis, plaque removal

1. 24.00 Incision of gum or alveolar bone


Kista & granuloma
2. 96.54 Dental debridement
1. 89.31 Dental examination
Periapikal abses
2. 96.54 Dental scalling and polishing, dental debridement, plaque removal

1. 87.11 Full mouth x-ray of teeth


Tdk ada 2. 87.12 Orthodontic cephalogram
3. 24.7 Application of orthodontic appliance

1. 89.31 Dental examination


Tdk ada 2. 24.7 Application of orthodontic appliance
3. 87.12 Other dental x-ray

1. 89.31 Eamination
2. 87.11 Full mouth x-ray of teeth
Tdk ada
3. 87.12 Orthodontic cephalogram
4. 24.7 Application of orthodontic appliance
1. 89.31 Eamination
2. 87.11 Full mouth x-ray of teeth
Tdk ada
3. 87.12 Orthodontic cephalogram
4. 24.7 Application of orthodontic appliance

Tdk ada 99.97 Fitting of dental appliance (denture)

Tdk ada 23.11 Surgical removal of residual root

Tdk ada 99.97 Fitting of dental appliance (denture)


1. Viral stomatitis
2. Pemphigus
3. Pemphigoid
4. Lupus eritematosus
5. Penyakit dermatologi
1. 89.31 Dental examination
6. Karsinoma sel squamosa
2. 24.99 Other (other dental operation)
7. Penyakit granulomatosa misalnya sarcoidosis & penyakit
Crohn
8. Kelainan darah
9. Infeksi HIV/AIDS
10. Ulkus traumatik

Major Apthous Ulceration

1. Karsinoma sel squamosa 1. 89.31 Dental examination


2. Stomatitis aftosa rekuren 2. 24.99 Other (other dental operation)

1. 89.31 Dental examination


Herpes labialis
2. 24.99 Other (other dental operation)

1. Lesi bibir: herpes labialis 1. 89.31 Dental examination


2. Lesi intra oralL mucous membran pemphigoid 2. 24.99 Other (other dental operation)

Erythema multiforme: Target lesions on the hands


Nyeri psikogenik & kronis, nyeri dari tempat lain seperti 1. 89.31 Dental examination
nyeri dari otot pengunyah, nyeri orofasial atipikal 2. 24.9 Other dental operation

1. 23.2 Restoration of tooth by filling


2. 23.49 Other dental restoration
Tdk ada
3. 23.3 Restoration of tooth by inlay
4. 23.42 Application of crown
Prosedur Tindakan KG Pem Penunjang

1. KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)


2. Melakukan debridement: menghilangkan jar nekrotik dan mikroba penyebab menggunakan larutan H2O2 1.5-3%
3. Kausatif: Antibiotik gol penisilin dan atau metronidazole, Antiseptik: ditambahkan klorheksidin glukonat 0.2% Bila diperlukan dpt dilakukan pem cairan sulkus gingiva, dengan pewarnaan gention
4. Simptomatik: analgetik, antipiretik violet, akan tampak bakteri Spirochaeta/Bacillus penyebab infeksi
5. Supportif: hidrasi, diet lunak tinggi kalori-protein, istirahat, multivitamin
6. Jika kondisi akut telah mereda dapat dilakukan skeling dan root planning

1. Peny yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik (self limiting disease)
2. Terapi kausatif: Valacyclovir/Famciclovir 500-1000 mg utk episode yg sering, lesi besar atau pemicu EM
Tdk diperlukan, tampilan klinis & riwayat menjadi karakteristik khas
3. Supportif: imunomodulator, roborantia
4. Hilangkan faktor predisposisi utk mencegah timbulnya rekurensi lesi
1. KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
2. Penyakit yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik (self limiting disease)
3. Terapi kausatif: acyclovir 15 mg/BB pd anak, acyclovir 200 mg 5x/hari pd dewasa Pd umumnya tdk diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan klinis &
4. Simtomatik: anastetik topikal, analgesik-antipiretik, antiseptik kumur riwayat peny yg khas
5. Supportif: istirahat, hidrasi, imunomodulator, multivitamin
6. Pencegahan penularan melalui penyuluhan

1. Pd pasien imunokompeten bersifat "self limiting disease" (peny yg dpt sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik)
2. Terapi kausatif berupa antivirus utk kasus yg berat (diberikan pd tahap vesikel (72 jam pertama)):
a) acyclovir 1000 mg per hari, atau
b) valacyclovir / famciclovir 500-1000 mg Tdk diperlukan, tampilan klinis & riwayat menjadi karakteristik khas
4. Simtomatik: anastetik topikal, analgesik-antipiretik
5. Supportif: imunomodulator, multivitamin

1. Pencegahan penularan melalui penyuluhan


2. Supportif: istirahat cukup, hidrasi, multivitamin, diet lunak
Tdk diperlukan, tampilan klinis & riwayat menjadi karakteristik khas
3. Simtomatik: analgesik, antipiretik, anastetik topikal
4. Rujuk kepada dokter yg kompeten
1. Simtomatik: analgesik, antipiretik
2. Supportif: imunomodulator, istirahat cukup, hidrasi, diet lunak tinggi kalori protein Tdk diperlukan, tampilan klinis & riwayat menjadi karakteristik khas
3. Rujuk kpd dokter yg kompeten

1. KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)


2. Hilangkan faktor predisposisi
1. Pemeriksaan mikologi langsung (ditemukan adanya koloni candida sp) & biakan dari
Mekanis: pembersihan reservoir (dorsum lidah, protesis)
swab mukosa oral (akan terlihat koloni & hifa)
2. Media kultur: agar saboroud (identifikasi berdasarkan pewarnaan)
Identifikasi kondisi sistemik host
3. Selain dari swab/smear, spesimen utk kultur mikologi dpt berasal dari saliva & dari
1. Terapi kausatif : antifungal topikal atau sistemik (tergantung perluasan lesi dan keparahan)
berkumur
2. Simtomatik: analgesik, antipiretik (bila diperlukan)
3. Suportif: multivitamin (utk mengatasi defisiensi yg ada) (defisiensi zat besi & vitamin B12 serta utk meningkatkan daya tahan tubuh)

1. KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

2. Mekanis:
a) Pembersihan reservoir (basis gigi tiruan dibersihkan & dihaluskan, lidah)
b) Perbaikan gigi tiruan (gigi tiruan baru, relining/rebasing)
1. Pemeriksaan mikologi: smear dari dasar lesi kemerahan menggunakan KOH 15% utk
c) Tidak memakai gigi tiruan saat tidur
melihat adanya candida sp
d) Merendam gigi tiruan dalam larutan antiseptik
2. Kultur: identifikasi & kuantifikasi jamur penyebab dilakukan dengan kultur
menggunakan sabouraud broth agar, agar darah atau cornmeal agar
3. Terapi kausatif:
3. Pasien dengan candidiasis oral biasanya mempunyai hasil kultur lebih dari 400
a) Antifungal topikal (terapi antifungal yg lazim digunakan adalah gol polien atau azole)
CFU/mL
b) Alternatif pertama & biasanya ditoleransi dengan baik nystatin suspensi 100.000 u/ml 4 kali sehari selama 7 hari (pemberian sesudah makan, diletakkan sebagian di
basis gigi tiruan yg menutupi lesi, kulum selama 1 menit, telan; anjuran utk tdk makan/minum/dibilas sampai dengan 30 menit)
c) Eksisi lesi tipe III kemungkinan diperlukan jika mikroorganisme terdapat di fisur yg dlm dari jar granulasi

4. Supportif: multivitamin
1. Kondisikan pasien agar tdk cemas sehingga kooperatif
2. Sterilisasi daerah kerja
3. Anastesi topikal atau lokal sesuai indikasi (topikal kemudian disuntik bila diperlukan)
Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
4. Ekstraksi
5. Observasi terhadap susunan geligi tetap (3 bulan)
6. Preventif, bila tampak gejala maloklusi menetap, lanjutkan dengan merujuk perawatan interseptif ortodontik

Odontektomi
1. Dilakukan disinfeksi jaringan di luar dan di dalam rongga mulut sebelum odontektomi, dapat digunakan obat kumur antiseptik selanjutnya dilakukan blok anastesi
2. Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi tetap akan berada di atas tulang rahang setelah pengambilan jaringan tulang pasca odontektomi, dan selanjutnya
dibuat flap
3. Tulang yg menutupi gigi diambil seminimal mungkin dengan perkiraan besar setengah dari besar gigi yang akan dikeluarkan
4. Selanjutnya dilakukan pemotongan gigi yang biasanya dimulai dengan memotong pertengahan mahkota gigi molar ketiga impaksi ke arah bifurkasi atau melakukan
1. Foto periapikal
pemotongan pada regio servikal utk memisahkan bagian mahkota dan akar gigi. Selanjutnya dilakukan pemotongan menjadi bagian-bagian lebih kecil sesuai dengan
2. Foto oklusal
kebutuhan. Mahkota gigi dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian, demikian pula pada bagian akarnya, kemudian bagian-bagian tersebut dikeluarkan satu
3. Foto panoramik
per satu.
5. Selanjutnya dilakukan kuretase utk mengeluarkan kapsul gigi dan jaringan granulasi di sekitar mahkota gigi dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan air
steril atau larutan saline 0.09% steril
6. Pada saat melakukan pemotongan tulang dan gigi dengan menggunakan bur, tdk boleh dilakukan secara blind akan tetapi operator harus dapat melihat secara
langsung daerah yg dilakukan pengeboran. Tindakan pengeboran secara blind akan dpt menyebabkan terjadinya trauma yg tdk diinginkan dijaringan sekitarnya.
7. Penjahitan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian distal molar kedua dan dilanjutkan ke arah anterior kemudian ke arah posterior

1. Dental health education (DHE): edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet.
2. Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan pemberian fluor utk meningkatkan remineralisasi
3. Tindakan kuratif: bergantung lokasi & keparahan, bila kavitas masih pd email dilakukan ekskavasi debris, remineralisasi selama 1 bulan, kemudian dilakukan
Foto x-ray gigi sayap gigit (jika diperlukan)
penumpatan sesuai indikasi
4. Bila dentin yg menutup pulpa sdh tipis dilakukan pulp capping indirek: Ekskavasi dentin lunak (zona infeksi), diberikan pelapis dentin (Ca(OH)2/MTA, dan
dilakukan penumpatan

1. Dental health education (DHE): edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet.
2. Pembersihan gigi dari debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan sikat
3. Isolasi daerah sekitar gigi
4. Keringkan
Tdk ada
5. Kumur atau diulas dengan bahan fluor atau bahan aplikatif yg mengandung fluor
6. Terapi remineralisasi sesuai dosis
7. Tunggu selama 2-3 menit
8. Makan, minum setelah 30 menit aplikasi
9. Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik (rasio powder terhadap liquid harus tepat, & cara mengaduk harus sampai homogen)
10. Aplikasikan bahan yg telah diaduk pd kavitas
11. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
12. Aplikasi bahan lalu diamkan selama 1-2 menit sampai setting time selesai
13. Rapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis menggunakan articulating paper
1.
14.Prosedur
Di bagian tergantung
oklusal dpt pddi kondisi
bantu kedalaman
dengan celluloid& bahanstripygatau
akan digunakan
tekan dengan(bergantung pd lokasi)
jari menggunakan sarung tangan
2.
15.Karies
Poles email
a) jika mengganggu estetika, ditumpat
b) jika resin
Bahan tdk mengganggu,
komposit dengan recontouring (diasah),
bahan bonding poles, ulas
generasi V: fluor utk meningkatkan remineralisasi
3.
1. Bila dentin yg gigi
Permbersihan menutup pulpa &
dari debris telap tipis dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat
kalkulus
4.
2. Pulpcapping
Bentuk outline indirect,
form utk ekskavasi
melakukanjar karies,
tumpatanberikan pelapis dentin
yg mempunyai retensi & resistensi yg optimal
5.
3. Semua
Lakukan perawatan
pembersihan yg dilakukan harus
jar infeksius pddisertai edukasi
karies gigi pasien&(informasi
(jar lunak penyebab,harus
warna coklat/hitam tata laksana
dibuangperawatan & pencegahan)
sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg menunjukkan Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
6. DHE:
proses edukasi
karies pasien
terhenti tdkttgperlu
caradiangkat
menggosok jikagigi, pemilihan sikat
tdk mengganggu gigi & pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet
estetik
4. Jar email yg tdk didukung dentin harus dihilangkan
Prosedur
5. Keringkankaries dentindengan
kavitas tanpa disertai
kapas lidikeluhan ngilu yg mendalam:
Bahan tumpat GIC
6. Aplikasikan ETSA asam selama 30 detik atau sesuai petunjuk penggunaan
1.
7. Pembersihan
Cuci/bilas dengan gigi dari
air yg debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat, menghasilkan outline form utk melakukan tumpatan yg
mengalir
mempunyai retensi
8. Isolasi daerah & resistensi
sekitar gigi yg optimal
2.
9. Bersihkan
Keringkan jar infeksi
sampai (jar lunak
keadaan & warna coklat/hitam
lembab/moist harus dibuang
(tdk boleh sampai sampai gigi terlihat
kering sekali/berubah warnaputih bersih) atau sesuai petunjuk penggunaan
kusam/doff)
3.
10.Jar email yg
Oleskan tdk di dukung dentin
bonding/adhesive generasiharus dihilangkan
V, kemudian di angin-anginkan (tdk langsung dekat kavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
4.
11.Keringkan
Aplikasikan kavitas
flowable dengan resinkapas kecil pd dinding kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light curing selama 10-20 detik
komposit
1.
5. Dental health education (DHE): edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien utk pengaturan diet.
12.Oleskan dentin
Aplikasikan conditioner
packable resin komposit dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
2.
6. Pembersihan
Cuci/bilasdengan gigi dari
dengan air yg debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan sikat
mengalir
penyinaran light curing unit selama 10-20 detik
3.
7. Isolasi daerah sekitar gigi
13.Isolasi
Bentuk daerah
tumpatan sekitar gigi anatomi gigi
sesuai
4. Keringkan
8. Keringkan
14. Merapikankavitastepi-tepi sampai
kavitas,keadaan lembab/moist
cek gigitan (tdk antagonis
dengan gigi boleh sampai kering sekali/berubah
menggunakan articulating warna
paper kusam/doff) Tdk ada
5. Aduk
9. Kumur atau diulas dengan bahanpanduan
fluor atau bahan aplikatif yg mengandung fluor tepat, & cara mengaduk harus sampai homogen)
15. Polesbahan GICjika
(catatan: sesuai
perlu dengan
komposit pabrik
yg dibentuk (rasio
dengan powder
bantuanterhadap liquid
celluloid stripharus
(klas III) memungkinkan tdk perlu poles)
6.
10.Terapi remineralisasi
Aplikasikan bahan yg sesuai
telahdosis
diaduk pd kavitas
7.
11.Tunggu
Bentuk selama 2-3sesuai menit anatomi gigi
Bahan resintumpatan
komposit dengan bahan bonding generasi VII (no rinse):
8.
12.Makan, minum
Aplikasi bahan setelah 30 menit aplikasi
1. Pembersihan gigilaludaridiamkan
debris &selama
kalkulus 1-2dengan
menit sampai setting
alat skeling time selesai
manual, diakhiri dengan brush/sikat
13. Rapikan tepi-tepi kavitas, cek
2. Bentuk outline form utk melakukan tumpatan gigitan denganyg gigi antagonis menggunakan
mempunyai articulating
retensi & resistensi paper
yg optimal
14. Di bagian
3. Lakukan oklusal dpt jar
pembersihan di bantu dengan
infeksius celluloid
pd karies gigistrip atau tekan
(jar lunak & warnadengan jarikehitaman
coklat menggunakan harussarung tangan
dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg
15. Poles
menunjukkan proses karies terhenti tdk perlu diangkat jika tdk mengganggu estetik
4. Jar email yg tdk didukung dentin harus dihilangkan
Bahan resin
5. Isolasi komposit
daerah sekitardengan
gigi bahan bonding generasi V:
1.
6. Permbersihan
Keringkan sampai gigi keadaan
dari debris & kalkulus dengan
lembab/moist alatsampai
(tdk boleh skelingkering
manual, diakhiri dengan
sekali/barubah warnabrush/sikat
kusam/doff)
2.
7. Bentuk
Oleskanoutline form utk melakukan
bonding/adhesive generasi VII,tumpatan yg mempunyai
kemudian retensi &(tdk
di angin-anginkan resistensi
langsungyg dekat
optimalkavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20
3. Lakukan
detik pembersihan jar infeksius pd karies gigi (jar lunak & warna coklat/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg menunjukkan Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
proses karies terhenti
8. Aplikasikan flowable tdkresin
perlukomposit
diangkatpd jika tdk mengganggu
dinding estetik dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
kavitas, kemudian
4. Jar email yg packable
9. Aplikasikan tdk didukung resindentin
kompositharus dihilangkan
dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
5. Keringkan
penyinaran kavitaslight
dengan dengan
curing kapas
unitlidi
selama 10-20 detik
6.
10.Aplikasikan
Bentuk tumpatanETSA sesuaiasam selamaanatomi30gigidetik atau sesuai petunjuk penggunaan
7.
11.Cuci/bilas
Merapikan dengan
tepi-tepi air kavitas,
yg mengalir cek gigitan dengan gigi antagonis
8.
12.Isolasi
Poles daerah sekitar gigi
9. Keringkan sampai keadaan lembab/moist (tdk boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff) atau sesuai petunjuk penggunaan
10. Oleskan bonding/adhesive generasi V, kemudian di angin-anginkan (tdk langsung dekat kavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
Pulpotomi & restorasi
11. Aplikasikan flowable resin komposit pd dinding kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light curing selama 10-20 detik
1.
12.Pembuatan
Aplikasikan foto rontgenresin
packable gigi komposit dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
2. Sterilisasidengan
penyinaran daerahlight kerjacuring unit selama 10-20 detik
3.
13.Anastesi
Bentuk lokal
tumpatan atau sesuai
blok injeksi
anatomi gigi
4.
14.Pembersihan jar karieskavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis menggunakan articulating paper
Merapikan tepi-tepi
5. Pembukaan atap pulpa
15. Poles (catatan: jika perlu komposit yg dibentuk dengan bantuan celluloid strip (klas III) memungkinkan tdk perlu poles)
6. Pembuangan jar pulpa vital dlm kamar pulpa dengan ekskavator sendok
7. Irigasi,
Bahan keringkan
resin kompositkavitas, denganisolasi
bahan bonding generasi VII (no rinse): Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
8.
1. Penghentian
Pembersihanpendarahan
gigi dari debris & kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat
9. Peletakan formokresol
2. Bentuk outline form utk melakukan pellet 1-3 menit tumpatan yg mempunyai retensi & resistensi yg optimal
10. Pengisian
3. Lakukan kamar pulpajardengan
pembersihan semen
infeksius ZOE sampai
pd karies gigi (jarpenuh
lunak&&berfungsi
warna coklatsebagai tumpatan
kehitaman sementara
harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam yg
11. Restorasi mahkota tiruan (logam/resin
menunjukkan proses karies terhenti tdk perlu komposit)
diangkat jika tdk mengganggu estetik
a) terapi
4. Jar alternatif
email yg tdk didukung dentin harus dihilangkan
b) pulpektomi
5. Isolasi daerah vital atau gigi
sekitar devitalisasi pulpektomi
c)
6. Keringkan sampaifoto
ekstraksi apabila x-ray lembab/moist
keadaan menunjukkan (tdk sudah waktunya
boleh sampaigigi tersebut
kering tanggal warna kusam/doff)
sekali/barubah
7. Oleskan bonding/adhesive generasi VII, kemudian di angin-anginkan (tdk langsung dekat kavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20
detik
8. Aplikasikan flowable resin komposit pd dinding kavitas, kemudian dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
9. Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem layer by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan
1. Rehabilitasi
penyinaran gigi tergantung
dengan light curinglokasi & keparahan
unit selama jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigitan. Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek
10-20 detik
2.
10.Perlu diingat
Bentuk bahwasesuai
tumpatan rehabilitasi
anatomitdkgigi
akan berhasil apabila kebiasaan buruk tdk dihilangkan
3.
11.DHE: edukasi
Merapikan pasien kavitas,
tepi-tepi ttg cara menggosok gigi, pemilihan
cek gigitan dengan sikat gigi & pastanya. Edukasi pasien konsul diet, konsultasi psikologis pd pasien Bulimia
gigi antagonis
4.
12.Tindakan
Poles preventif: bila masih mengenai email dengan aplikasi fluor topikal/CPPACP utk meningkatkan remineralisasi Tdk diperlukan
5. Tindakan kuratif:
a) bergantung lokasi & keparahan jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigit
1. Rehabilitasi gigi tergantung lokasi & keparahan jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigitan. Kemudian direstorasi dengan tumpatan direk/indirek
2. Perlu diingat bahwa rehabilitasi tdk akan berhasil apabila kebiasaan buruk tdk dihilangkan
3. DHE: edukasi pasien ttg cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi & pastanya. Edukasi pasien konsul diet, konsultasi psikologis pd pasien Bulimia
4. Tindakan preventif: bila masih mengenai email dengan aplikasi fluor topikal/CPPACP utk meningkatkan remineralisasi
Tdk diperlukan
5. Tindakan kuratif:
a) bergantung lokasi & keparahan jika perlu pd atrisi didahului dengan peninggian gigit
b) pd kasus abfraksi perlu dilakukan oklusal adjusment
c) bergantung pd keparahan hilangnya permukaan jar keras & lokasi, bila di servikal dilakukan ART dengan bahan GIC, bila di oklusal direstorasi mahkota

1. Bergantung penyebab endapan lunak plak dengan DHE. Jika ada karang gigi dilakukan skeling
2. Dilakukan pewarnaan pd gigi dengan bahan disclosing
3. Melakukan pembersihan debris, kalkulus, semua elemen gigi dimulai dari yg supragingiva, dilanjutkan pd subgingival apabila ada
Tdk diperlukan
4. Setelah semua elemen selesai dibersihkan, lakukan finishing
5. Polishing dilakukan menggunakan bahan polish yg dicampur dengan pasta gigi utk skeling
6. Perawatan diakhiri dengan memberikan povidone iodine atau chlorhexidine utk mencegah infeksi

Persiapan pasien:
Pasien harus diberitahu ttg faktor penyebab, letak pewarnaan, rencana perawatannya serta prognosisnya sehingga pasien tdk boleh mengharapkan hasil perawatan yg
Tdk ada
tdk mungkin dicapai
Bleaching, mahkota selubung estetik

1. Promotif & preventif


2. Edukasi pasien (DHE) yg bersifat intervensi preventif
Tdk diperlukan
3. Pemberian fluor topikal/CPPACP utk meningkatkan remineralisasi/menutup tubuli dentin
4. Apabila diperlukan dilakukan tumpatan gigi menggunakan bahan GIC/RK

1. Pembuatan foto rontgen dental


2. Pembuangan jari karies
3. Preparasi sesuai materi tumpatan
4. Cuci & keringkan kavitas, isolasi
5. Aplikasikan pasta kalsium hidroksida Foto x-ray gigi periapikal
6. Letakkan tumpatan tetap
7. Cek oklusi
8. Polis
9. Kontrol setiap 3 bulan

1. Bersihkan daerah kerja


2. Preparasi seminimal mungkin
3. Cuci & keringkan, kemudian isolasi
4. Beri varnish/basis bagian dentin terbuka
5. Tumpat dengan komposit resin/GIC sesuai kaidah kerja Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
6. Lakukan penutupan pit & fissure di sekitarnya
7. Cek oklusi
8. Polis
9. Cek setelah 1 minggu, 3-6 bulan
1. Pd pelayanan kesehatan tingkat pertama kasus seperti ini dimasukkan dlm tindakan endodontik darurat utk mengurangi rasa sakit (karena tekanan) dengan cara
pulpektomi pd gigi berakan tunggal & pulpotomi utk gigi berakar ganda, perlu segera dilakukan anastesi lokan & ekstirpasi jar pulpa
2. Perawatan endodontik disesuaikan dengan keadaan gigi, yaitu gigi apeks terbuka & gigi apeks tertutup
3. Pd dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan pulpotomi
4. Pd gigi dewasa dengan perawatan saluran akar (pulpektomi) & dilanjutkan restorasi yg sesuai
a) Pulpotomi
Anastesi, isolasi (rubberdam), desinfeksi gigi, preparasi kavitas, pembukaan atap pulpa, pulpotomi dengan ekskavator tajam, penghentian pendarahan, aplikasi Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
Ca(OH)2, sementasi dengan aplikasi pasta & tumpatan tetap
b) Pulpektomi & perawatan saluran akar
- Anastesi, pengukuran panjang kerja, preparasi kavitas, pembukaan atap pulpa, pengambilan pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator tajam, pendarahan ditekan
dengan kapas steril, ekstirpasi pulpa, pembentukan saluran akar dengan jarum endodontik yg sesuai, irigasi NaOCL, pengeringan saluran akar dengan paper point,
pengobatan saluran akar. Pada kunjungan berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap point & sealer (bergantung kondisi)
- Tumpatan tetap dengan onlay, crown, atau resin komposit (bergantung sisa/keadaan jar keras gigi)

1. Prosedur pd kasus pulp proteksi


a) Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam dapat menggunakan ekskavator yg tajam ujung membulat ukuran 0.1 mm
b) Bersihkan kavitas dari jar infeksius sampai benar-benar bersih (ditandai dengan tdk adanya material yg masih dpt terbawa oleh ekskavator yg tajam tsb)
c) Lakukan aplikasi bahan proteksi pulpa pd titik terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tdk mengganggu tumpatan tetap diatasnya)
d) Dianjurkan menggunakan bahan RMGI (resin modified glass ionomer) apabila tumpatan diatasnya menggunakan resin komposit
e) Apabila menggunakan tumpatan tuang, maka dpt dipilih bahan dari GIC tipe 1
2. Prosedur pd kasus pulp capping
a) Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam dapat menggunakan ekskavator yg tajam ujung membulat ukuran 0.1 mm
b) Bersihkan kavitas dari jar infeksius sampai benar-benar bersih (ditandai dengan tdk adanya material yg masih dpt terbawa oleh ekskavator yg tajam tsb) Foto x-ray gigi periapikal
c) Lakukan aplikasi pasta Ca(OH)2 utk kasus hiperemi pulpa atau pulpitis reversibel pd titik terdalam yg mendekati pulpa, kemudian ditutup diatasnya dengan
tumpatan dari GIC sebagai basis
d) Lakukan aplikasi bahan pulp proteksi pd titik terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tdk mengganggu tumpatan tetap diatasnya)
e) Beri tumpatan sementara diatas basis dari GIC, pasien diminta utk dpt berkunjung lagi setelah 2-4 minggu
f) Pd kunjungan kedua, lakukan tes vitalitas pd gigi tsb, perhatikan apakah ada perubahan saat gigi menerima rangsangan
g) Apabila masih terdapat rasa sakit yg jelas, cek kondisi basis apakah ada kebocoran tepi, apbila ditemukan maka lakukan prosedur aplikasi (Ca(OH)2 dengan ditutup
dengan basis dari GIC lagi
h) Apabila sdh tdk ada keluhan, maka dpt dilakukan tumpatan tetap dengan resin komposit atau tumpatan tuang
Perlu diperkirakan kondisi kerusakan & jar pendukung yg masih ada. Pd dasarnya perlu penilaian prognosis yg baik utk perawatan mempertahankan gigi.
1. Gigi dilakukan perawatan & dipertahankan
a) Apabila jar gigi yg tersisa masih cukup kuat utk tumpatan nekrosis pulpa dpt ditangani dengan perawatan saluran akar, dijelaskan pd pasien prosedur tindakan
kedokteran pulpitis ireversibel
b) Perawatan saluran akar dpt dilakukan pd kasus gigi dengan akar tunggal, & gigi akar ganda yg lurus dengan sudut pandang kerja pd oritifice tdk terhalang
c) Selain kasus tsb, dokter gigi harus meruju ke spesialis konservasi gigi

2. Gigi di indikasikan utk dilakukan pencabutan


a) Apabila pendukung gigi sdh tdk ada & gigi dianggap sdh tdk layak utk dipertahankan (dari segi biaya, waktu atau kesanggupan pasien), maka tiindakan pencabutan
menjadi pilihan utama Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
b) prosedur tindakan cabut tanpa penyulit
- pemeriksaan vitalitas
- pemberian antiseptik pd daerah pencabutan & anastesi
- anastesi lokal/mandibular sesuai kebutuhan
- pencabutan
- periksa kelengkapan gigi & periksa soket
- kompresi soket gigi
- instruksi pasca ekstraksi
c) bila perlu pemberian obat sesuai indikasi: antibiotika, analgetika, ruborantia

1. Bila tjd abses selain dilakukan pembukaan kamar pulpa utk drainase & saluran akar juga dilakukan insisi. Selain itu dilakukan juga over instrument tdk lebih dari 1
mm dari apeks gigi dengan alat preparasi saluran akar nomor 25
2. Pembukaan kamar pulpa, pembersihan saluran akar, irigasi, pemberian obat, sterilisasi & ditumpat sementara
3. Bila apeks lebar, preparasi saluran akar irigasi, kering diisi dengan Ca(OH)2 hingga 1 mm sebelum apeks kemudian ditumpat sementara utk pemakaian Ca(OH)2 di
evaluasi 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan kemudian apabila apeks sdh menutup dilanjutkan perawatan saluran akar kemudiaan diisi dengan guttap point Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
4. Apabila endo konvensional tdk berhasil dirujuk
5. Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik & antibiotika
6. Antibiotika yg diberikan antara lain adalah doksisiklin 100 (1x1) selama 7 hari, Amoxicillin 500 mg 3x1 tab selama 5 hari; Ciprofloxacin 500 mg 2x1 tab selama 5
hari; Metronidazole 500 mg3x1 tab selama 5 hari
Terapi inisial
1. Pendidikan kesehatan mulut & instruksi pengendalian plak mikrobial di rumah
2. Pembersihan permukaan gigi dari plak & kalkulus supra & subgingiva
3. Pemberian obat antimikroba & obat antiplak, & penggunaan alat kebersihan mulut guna meningkatkan kemampuan pasien utk membersihkan gigi geliginya
Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis bila diperlukan
4. Koreksi faktor-faktor yg memudahkan retensi plak mikrobial antara lain: koreksi mahkokta yg over contour, margin yg over hang (mengemper) atau ruang
embrasure yg sempit, kontak terbuka, gigi tiruan sebagian cekat/gigi tiruan sebagian (GTS) lepasan yg kurang pas, gigi karies & gigi malposisi
5. Pd kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah pd bentuk/kontur gingiva, agar pasien dpt menjaga kebersihan mulut, sesuai kontur & bentuk gingiva sehat
6. Sesudah fase terapi aktif tsb di atas, dilakukan evaluasi utk menentukan perawatan selanjutnya, yaitu terapi pemeliharaan periodontal

1. Drainase dengan membersihkan poket periodontal


2. Menyingkirkan plak, kalkulus, & bahan iritan lainnya & atau menginsisi abses
3. Irigasi poket periodontal, pengaturan oklusal yg terbatas, & pemberian anti mikroba & pengelolaan kenyamanan pasien
4. Tindakan bedah utk akses dari proses pembersihan akar gigi perlu dipertimbangkan
5. Pd beberapa keadaan, ekstraksi gigi perlu dilakukan. Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan setelah resolusi dari kondisi akut
6. Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik & antibiotika. Drug of choice (obat pilihan) antibiotika yg diberikan antara lain: Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
- doksisiklin 1x100 mg (waktu paruh 24 jam)
- amoxicillin 3x500 mg (waktu paruh 8 jam)
- ciprofloxacin 2x500 mg (waktu paruh 12 jam)
- metronidazole 2x500 mg (waktu paruh 8 jam)
7. Obat kumur
Terapi inisial
1. Perlu dilakukan eliminasi atau kontrol faktor resiko yg mempengaruhi periodontitis kronis. Perlu dipertimbangkan utk berkonsultasi dengan dokter yg merawata
pasien
2. Instruksi & evaluasi pengendalian plak pasien
3. Skeling supra & sub gingiva serta pembersihan akar gigi utk membersihkan plak mikrobial & kalkulus
4. Agen anti mikroba dpt diberikan sebagai tambahan
5. Faktor lokal yg menyebabkan periodontitis kronis harus dieliminasi, yaitu (rujuk ke spesialis jika diindikasi):
a) membongkar / memperbaiki bentuk restorasi yg mengemper & mahkota yg over kontur
b) koreksi piranti prostetik yg menimbulkan rasa sakit
c) restorasi lesi karies, terutama karies servikal & interproksimal
d) odontoplasti
e) pergerakan gigi minor
f) perbaikan kontur terbuka yg menyebabkan impaksi makanan
1. Foto x-ray gigi panoramik bila diperlukan
g) perawatan trauma oklusi
2. Pemeriksaan darah
6. Perawatan faktor resiko yg masih ada, misalnya kontrol terhadap kebiasaan merokok & kontrol diabetes
7. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan setelah interval waktu tertentu yg disesuaikan terhadap adanya pengurangan inflamasi & perbaikan jar. Re-evauasi periodontal
dinilai berdasarkan temuan klinis yg relevan dengan keadaan pasien. Temuan klinis ini dpt dibandingkan dengan dokumentasi awal pd rekam medik, & digunakan utk
menilai hasil terapi inisial sebagai pertimbangan perawatan selanjutnya
8. Karena alasan kondisi sistemik, perawatan utk mengendalikan penyakit dpt ditunda berdasarkan keinginan pasien atau pertimbangan dokter gigi
9. Jika hasil terapi inisial menunjukkan keberhasilan perawatan pd jar periodontal, selanjutnya dijadwalkan terapi pemeliharaan
10. Jika hasil terapi inisial tdk berpengaruh pd kondisi periodontal, selanjutnya dijadwalkan terapi perawatan bedah utk mendapatkan kesembuhan periodontal yg
diharapkan & utk mengkoreksi cacat anatomik

Terapi pemeliharaan
1. Pd terapi pemeliharaan periodontal dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya, riwayat penyakit medik & dental, serta pengkajian ulang terhadap
keputusan yg telah diambil sebelumnya
2. Pasien dpt dikembalikan ke terapi periodontal aktif lagi bila tjd kekambuhan

1. Model gigi
Tanpa ekstraksi gigi dengan alat ortodontik 2. Foto ekstra oral & intra oral
3. Foto radiologi sefalogram & panoramik

1. Bila belum menyebabkan anomali, gunakan space maintainer lepasan/cekat


Foto radiologi regional
2. Bila telah tjd pergeseran gigi gunakan space regainer

1. Dpt dicoba secara edukatif. Bila tdk dpt, dibuatkan alat-alat sesuai kebutuhan, menggunakan alat khusus
2. Kelainan penelanan diatasi dengan perlatihan menelan secara fisiologis. Dilakukan dengan meletakkan karet/plastik diujung lidah, lalu tekan ringan kearah palatum 1. Model gigi & rahang
setiap kali menelan 2. Foto ekstra oral & intra oral
3. Kebiasaan buruk lidah, bibir, jari tangan diatasi dengan menggunakan tongue crib, lip bumper lepasan/cekat, alat pd jari 3. Foto rontgen sefalometri & panoramik
4. Kebiasaan bernafas melalui mulut diatas dengan pelatihan nafas
1. Dpt dicoba secara edukatif. Bila tdk dpt, dibuatkan alat-alat sesuai kebutuhan, menggunakan alat khusus
2. Kelainan penelanan diatasi dengan perlatihan menelan secara fisiologis. Dilakukan dengan meletakkan karet/plastik diujung lidah, lalu tekan ringan kearah palatum 1. Model gigi & rahang
setiap kali menelan 2. Foto ekstra oral & intra oral
3. Kebiasaan buruk lidah, bibir, jari tangan diatasi dengan menggunakan tongue crib, lip bumper lepasan/cekat, alat pd jari 3. Foto rontgen sefalometri & panoramik
4. Kebiasaan bernafas melalui mulut diatas dengan pelatihan nafas

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan intra oral & ekstra oral
3. Pencetakan awal & pembuatan model studi/diagnostik
4. Penentuan rencana perawatan
5. Perawatan pre-prostetik
6. Pembuatan sendok cetak individual, pencetakan fisiologis & pembuatan model kerja
7. Penentuan hubungan rahang
8. Pemasangan model hubungan rahang di artikulator
Radiologi (foto dental & atau foto panoramik)
9. Penentuan warna & ukuran gigi sesuai individu
10. Penyusunan model gigi individu
11. Pencobaan model gigi tiruan (malam/wax)
12. Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan prosesing laboratorium teknik gigi)
13. Pencobaan (fitting) & penyesuaian gigi tiruan dlm mulut
14. Insersi akhir gigi tiruan
15. Instruksi & informasi pemeliharaan gigi tiruan
16. Pemeriksaan pasca pemasangan, penanggulangan permasalahan pasca pemasangan

1. Pemeriksaan vitalitas
2. Anastesi lokal, kemudian infiltrasi
3. Sterilisasi daerah kerja Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
4. Ekstraksi
5. Observasi selama 3 bulan

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan intra oral & ekstra oral
3. Pencetakan awal & pembuatan model studi/diagnostik
4. Penentuan dimensi vertikal tentatif (pd kasus oklusi ada, tetapi tdk stabil)
5. Penentuan rencana perawatan
6. Pembuatan desain gigi tiruan
7. Perawatan pre-prostetik
8. Pencetakan akhir & pembuatan model kerja
9. Pencobaan kerangka logam
10. Penentuan hubungan antar rahang Radiologi (foto dental & atau foto panoramik)
11. Penentuan warna & ukuran gigi sesuai individu
12. Pemasangan model hubungan rahang di artikulator
13. Penyusunan model gigi individu
14. Pencobaan model gigi tiruan (malam/wax)
15. Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan prosesing laboratorium teknik gigi)
16. Penyelesaian gigi tiruan akrilik
17. Pemasangan gigi tiruan akrilik
18. Pemeriksaan pasca pemasangan & penyesuaian
19. Penanggulangan permasalahan pasca pemasangan
1. Pemeriksaan hematologi terutama serum iron, folat, vitamin B12 & feritin,
1. Hilangnya faktor predisposisi
pemeriksaan penyaring dengan pemeriksaan darah perifer lengkap
2. Simptomatik: topikal steroid, anastetik topikal, antiseptik kumur
2. Biopsi (diindikasikan hanya utk membedakan dengan ulser granulomatosa atau
3. Supportif: multivitamin, imunomodulator
pemphigus & pemphigoid)

1. KIE ( Komunikasi, Informasi & Edukasi)


2. Kausatif: menghilangkan penyebab trauma (pencabutan sisa akar, penghalusan permukaan gigi/tumpatan tajam, melapisi bracket dengan wax, hilangkan kebiasaan
buruk) Jika dlm waktu 10-14 hari setelah penyebab dihilangkan, lesi tdk mengalami perbaikan,
3. Simptomatik: antiseptik kumur atau anastetik topikal kumur (klorhexidine glukonat 0.2%, suspensi tetrasiklin 2%, benzocain borax gliserin) dpt ditambah emolien dipertimbangkan utk biopsi
utk menutup ulkus (orabase)
4. Supportif: multivitamin, diet lunak utk anak

1. KIE (Komunikasi, Informasi & Edukasi)


2. Hilangkan faktor etiologi/predisposisi: perbaikan gigi tiruan, perawatan mulut kering, koreksi defisiensi nutrisi Swab dari lesi utk pemeriksaan mikologi langsung & biakan bila ada kecurigaan infeksi
3. Medikasi: krim pelembab bibir seperti vaselin atau petrolatum candida
4. Supportif: multivitamin

1. KIE (Komunikasi, Informasi & Edukasi)


2. Kausatif: kortikosteroid topikal Pd umumnya tdk diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan klinis &
3. Simptomatik: antiseptik kumur utk mencegah infeksi sekunder, anastetik topikal riwayat peny yg akut
4. Rujuk kpd dokter yg kompeten
1. Jika pulpitis reversible: menghilangkan penyebabnya & dilakukan restorasi
2. Jika pulpitis ireversibel: pulpektomi Foto x-ray panoramik bila diperlukan
3. Jika tdk ditemukan kelainan pd gigi maka dilakukan rujukan ke dokter spesialis

1. Bersihkan kalkulus & stain pd sub & supra gingiva


2. Hilangkan jar karies & email yg tdk didukung dentin
Foto x-ray gigi periapikal bila diperlukan
3. Lihat prosedur karies email/dentin
4. Fraktur email/dentin pd gigi sulung diberi: basis Ca(OH)2
Def

Alat & Bahan / Obat Lama perawatan Faktor penyulit Prognosis (Baik/Buruk)

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar
3. Spuit utk spooling Baik, jika segera dilakukan kontrol
10-14 hari Kondisi imunokompromis berat seperti HIV dan keganasan darah
4. Kassa steril infeksi dan suportif
5. Antiseptik lar H2O2 3%, klorheksidin glukonat 0.2%
6. Antibiotik Amoxycillin 500 mg, Metronidazole 500 mg

1. Unit gigi lengkap


2. Alat diagnostik standar
3. Bahan antiseptik dan desinfektan
4. Multivitamin 10-14 hari Kondisi imunokompresi berat Baik
5. Imunomodulator
6. Acyclovir tablet 200 mg
7. Acyclovir krim 5%
1. Unit gigi lengkap
2. Alat diagnostik standar
3. Bahan antiseptik dan desinfektan
4. Multivitamin 10-14 hari Kondisi imunosupresi berat Baik
5. Imunomodulator
6. Acyclovir 200 mg
7. Acyclovir krim 5%

1. Unit gigi/dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar
3. Bahan antiseptik dan desinfektan
10-14 hari Kondisi imunosupresi berat Baik
4. Obat antiseptik kumur, anastetik topikal
5. Multivitamin, Imunomodulator
6. Acyclovir 200 mg atau valacyclovir 500 mg

1. Unit gigi/dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar
3. Bahan antiseptik dan desinfektan - Kondisi imunosupresi berat Baik
4. Anastetik topikal, obat kumur antiseptik
5. Multivitamin
1. Dental unit lengkap
2. Alat diagnostik standar - Kondisi imunosupresi berat Baik
3. Bahan antiseptik dan desinfektan

1. Pd penderita imunokompromis: penderita dengan perawatan radiasi di daerah kepala


1. Unit gigi lengkap & leher (atropi kelenjar saliva & menyebabkan hiposalivasi)
2. Alat diagnostik standar 2. Penderita dengan kelainan hepar (sehingga kontraindikasi pemberian antifungal
3. Bahan antiseptik & desinfektan 7-10 hari sistemik yg bersifat hepatotoksik) Baik
4. Antifungal: nystatin oral suspension 3. Lesi oral menyulitkan intake, sehingga mungkin membutuhkan hospitalisasi pd anak
5. Antiseptik kumur: klorheksidin glukonat 0.2% 4. Pengguna denture, pembersihan reservoir pd base denture: menggunakan antifungal
utk denture atau rebasing bila diperlukan

1. Baik, jika terapi yg diberikan tepat


1. Unit gigi lengkap
dan efektif
2. Alat diagnostik standar
2. Relaps, berhubungan dengan
3. Bahan antiseptik & desinfektan 10-14 hari Kondisi imunokompromis berat
patient's compliance, belum
4. Nystatin oral suspension 100.000 u/mL
terkendalinya faktor predisposisi
5. Antiseptik kumur: klorheksidin glukonat 0.2%
terhadap infeksi
1. Dental unit lengkap
2. Alat pemeriksaan standar
1 kali kunjungan Pasien yg tdk kooperatif perlu dilakukan rujukan ke spesialis KGA Baik
3. Bahan anastesi & antiseptif/desinfektan
4. Alat set pencabutan gigi sulung

1. Perdarahan, infeksi
2. Fragmen akar tertinggal
3. Fragmen akar terdorong ke dalam sinus maksilaris
1. Dental unit lengkap 4. Lesi N. Mandibularis
2 kali kunjungan Baik
2. Alat diagnostik standar 5. Trauma gigi tetangga
6. Laserasi
7. Perforasi sinus maksilaris
8. Fraktur rahang

1. Dental unit lengkap


2. Alat pemeriksaan standar
3. Bor untuk preparasi
4. Bahan tumpat tergantung letak & macam giginya (resin komposit, GIC) Tumpatan biasa, 1 kali
Hipersalivasi Baik
5. Alat poles kunjungan
6. Larutan fluor
7. Kapas gulung
8. Butiran kapas

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnosis gigi/pemeriksaan lengkap
3. Kapas gulung
1. 1 kali kunjungan 1. Kebersihan mulut jelek bergantung wawancara mengenai faktor resiko
4. Butiran kapas Baik
2. Evaluasi setiap 6 bulan 2. Pasien masih anak-anak & tdk bisa kooperatif, perlu dirujuk pd spesialis KGA
5. Alat poles
6. Larutan fluor
7. Bahan remineralisasi
1. Dental unit lengkap
2. Alat pemeriksaan standar
3. Set alat ART
1. Hipersalivasi
4. Enamel access cutter, hatchet, carver, excavator spoon besar, sedang dan kecil
2. Letak kavitas
5. Bor utk preparasi 1-2 kali kunjungan Baik
3. Lebar permukaan mulut
6. Bahan tumpat tergantung letak & macam giginya (resin komposit, GIC, kompomer)
4. Pasien tdk kooperatif
7. Bahan pelapis dentin/bahan pulpcapping
8. Alat poles
9. Larutan fluor

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnosis gigi/pemeriksaan lengkap
3. Kapas gulung
1. 1 kali kunjungan 1. Kebersihan mulut jelek bergantung wawancara mengenai faktor resiko
4. Butiran kapas Baik
2. Evaluasi setiap 6 bulan 2. Pasien masih anak-anak & tdk bisa kooperatif, perlu dirujuk pd spesialis KGA
5. Alat poles
6. Larutan fluor
7. Bahan remineralisasi

1. Dental unit lengkap


2. Alat pemeriksaan standar
3. Set alat ART
1. Hipersalivasi
4. Enamel access cutter, hatchet, carver, excavator spoon besar, sedang dan kecil
2. Letak kavitas
5. Bor utk preparasi 1-2 kali kunjungan Baik
3. Lebar permukaan mulut
6. Bahan tumpat tergantung letak & macam giginya (resin komposit, GIC, kompomer)
4. Pasien tdk kooperatif
7. Bahan pelapis dentin/bahan pulpcapping
8. Alat poles
9. Larutan fluor

1. Dental unit lengkap


2. Alat pemeriksaan standar
1. Sikap kooperatif anak
3. Bor utk preparasi Baik
2-3 kali kunjungan 2. Sosial ekonomi
4. Alat endodontik Kontrol periodik 6 bulan
3. Kasus membutuhkan space maintainer setelah ekstraksi dirujuk ke SpKGA
5. Bahan tumpat (tergantung letak & macam giginya (resin komposit, GIC))
6. Alat pembuatan mahkota (logam/KR)

1. Dental unit lengkap


2. Alat pemeriksaan standar
3. Bor utk preparasi
4. Cotton roll Bergantung keparahan (2-3 kali 1. Pasien tdk kooperatif Baik jika penderita kooperatif & dpt
5. Cotton pellet kunjungan) 2. Pasien dengan kebiasaan bruxism karena kondisi psikologis menghilangkan kebiasaan buruk
6. Alat fluor
1. Dental unit lengkap
2. Alat pemeriksaan standar
3. Bor utk preparasi
4. Cotton roll Bergantung keparahan (2-3 kali 1. Pasien tdk kooperatif Baik jika penderita kooperatif & dpt
5. Cotton pellet kunjungan) 2. Pasien dengan kebiasaan bruxism karena kondisi psikologis menghilangkan kebiasaan buruk
6. Alat fluor
7. Larutan fluor/CPPACP
8. Bahan tumpat (tergantung letak & macam giginya (resin komposit, GIC, atau inlay resin komposit)

1. Dental unit lengkap


2. Alat pemeriksaan lengkap
3. Kapas gulung
4. Kapas butir
5. Disclosing (pewarna plak)
1 kali kunjungan Bergantung pd tingkat keparahan Baik
6. Larutan povidone iodine
7. Chlorhexidine digluconate
8. Bahan polish
9. Pasta gigi
10. Alat skeling

1. Dental unit lengkap


2. Restorasi estetik lengkap
3. Home bleaching 1 kali atau lebih kunjungan Hipersensitivitas & keterbatasan pasien Baik
4. Office bleaching dengan plasma dan laser
5. Kamera intraoral, foto ekstraoral, electro pulp tester

1. Dental unit lengkap


1 kali kunjungan Bila pasien tdk kooperatif Baik
2. Alat diagnosis gigi/pemeriksaan lengkap

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar 2-3 kali kunjungan Pada anak tdk kooperatif, rujuk ke SpKGA Baik
3. Alat & bahan tumpat komposit/GIC

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar 1-2 kali kunjungan Pada anak tdk kooperatif, rujuk ke SpKGA Baik
3. Alat & bahan tumpat komposit/GIC
1. Pasien tdk kooperatif & disiplin dlm kunjungan utk mendapatkan perawatan
1. Dental unit lengkap
2. Selain kasus pd gigi akar tunggal, & gigi akar ganda yg lurus dengan sudut pandang Bergantung daya tahan jar, pemulihan
2. Alat diagnosis lengkap 2-4 kali kunjungan bergantung
kerja pd orifice tdk terhalang (yaitu, bila saluran akar gigi terlalu bengkok, atau pertama 3 bulan. Evaluasi perlu
3. Alat & bahan utk perawatan endodontik lengkap (cairan irigasi, desinfektan, jarum endodontik, paper derajat kesukaran
sempit/buntu, letak gigi terlalu distal & apeks lebar) dokter gigi harus merujuk ke dilakukan secara periodik
point, kapas steril, guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara & tumpatan tetap)
spesialis konservasi gigi.

1. Dental unit lengkap


2. Alat dignosis 1-2 kali kunjungan, kurang lebih Pd penentuan diagnosis yg meragukan. Pulpitis reversibel/awal yg mendekati pulpitis
Baik bagi gigi dewasa muda
3. Alat konservasi 1-4 minggu ireversibel/pulpitis sedang
4. Bahan utk perawatan pulpitis reversibel/awal yg mendekati pulpitis ireversibel/pulpitis sedang
1. Utk perawatan mempertahankan gigi
a) dental unit lengkap
1. Utk perawatan
b) alat diagnostik lengkap
mempertahankan gigi: 1. Utk perawatan mempertahankan gigi
c) alat & bahan utk perawatan endodontik lengkap (cairan irigasi, desinfektan, paper point, kapas steril,
1 minggu sampai 6 bulan setelah a) pasien tdk kooperatif & disiplin dlm kunjungan utk mendapatkan perawatan 1. Utk perawatan mempertahankan
guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara & tumpatan tetap)
perawatan (bergantung kasus). b) selain kasus pd gigi akar tunggal, & gigi akar ganda yg lurus dengan sudut pandang gigi, prognosis: baik bila tdk ada
Evaluasi setelah 6 bulan, 1 tahun kerja pd orifice tdk terhalang, dokter gigi harus merujuk ke spesialis konservasi gigi keluhan selama 2 tahun & foto
2. Utk tindakan pencabutan
hingga 2 tahun radiologi tdk ada kelainan periapeks
a) dental unit lengkap
2. Utk tindakan pencabutan 2. Utk tindakan pencabutan: 2. Utk tindakan pencabutan,
b) tensi meter
1 kali kunjungan dengan masa Perdarahan, infeksi, perforasi sinus, fraktur gigi/akar gigi/rahang, laserasi jar lunak prognosis: baik
c) standar alat diagnostik
pemulihan pasca bedah tdk ada sekitar gigi, alveolagia, luksasi TMJ
d) set peralatan eksodontia
penyulit 3-7 hari
e) bahan antiseptik & desinfektan
f) kapas steril

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnostik lengkap 1. Kondisi sistemik tubuh yg lemah
3. Alat & bahan perawatan & endo bedah/konvensional lengkap 2. Selain kasus pd gigi akar tunggal, & gigi akar ganda yg lurus dengan sudut pandang
3-4 kali kunjungan Baik
4. Set peralatan bedah minor gigi kerja pd orifice tdk terhalang, utk tindakan endodontik, dokter gigi harus merujuk ke
5. Bahan antiseptik & desinfektan spesialis konservasi gigi
6. Kapas-kasa steril
1. Dental unit lengkap
2. Alat pemeriksaan standar
3. Periodontal probe
4. Alat poles (rubber cup, brush, pumice, kapur poles, bor, stone, utk koreksi restorasi mengemper)
5. Alat skaler makro & mikro tips
6. Larutan irigasi sub gingiva (aquadest, larutan saline steril, povidone iodine 10%, obat kumur chlorhexidine
(CH), povidone iodine, larutan garam hangat & H2O2 3%) Baik, jika tdk tdj kerusakan tulang
7. Alkohol 70% alveolar, faktor etiologi dpt
8. Bahan desensitisasi gigi Stannous Fluoride (SnF) 3-4 kali kunjungan Pasien tdk kooperatif, disertai penyakit/kondisi sistemik & pasien merokok dihilangkan, bila pasien kooperatif,
9. Alat & bahan anastesi lokal (Xylocain ointment/Spray, pehacain/xylocain solution, spuit disposable & tdk disertai penyakit/kondisi sistemik
jarum ukuran 12x306 mm, spuit disposable & jarum ukuran 15x306 mm, citojet + jarum) & pasien tdk merokok
10. Alat & bahan scalling sub gingiva, penghalusan akar & kuretase (pack periodontal, kuret Gracey's no 1
s/d 14)
11. Bahan cetak utk model kerja bila perlu buat splint
12. Alat utk gingivektomi, gingivoplasti & operasi flap (penanda dasar poket, pisau bedah Bard Parker no. 11,
12 & 15, pisau gingivektomi gunting benang & gunting jaringan, jarum jahit atraumatik, rasparatorium, bone
file, pinset bedah, pinset anatomis, needle holder)

1. Dental unit lengkap


2. Unit gigi lengkap Baik, bila faktor etiologi dpt
3. Alat diagnostik lengkap dikendalikan, tdk disertai
1-2 kali kunjungan (tergantung
4. Alat & bahan perawatan periodontal Faktor sistemik & kondisi tubuh pasien yg lemah kondisi/penyakit sistemik atau dpt
indikasi perawatan)
5. Set peralatan bedah minor gigi dikendalikan bila ada & pasien tdk
6. Bahan antiseptik & desinfektan merokok
7. Kapas/kasa steril
1. Baik, karena kondisi tulang
alveolar masih memadai, faktor
etiologi dpt dihilangkan, bila pasien
kooperatif, tdk disertai
penyakit/kondisi sistemik & pasien
tdk merokok
2. Sedang, bila kondisi tulang
1. Pasien tdk kooperatif alveolar kurang memadai, bbrp gigi
1. Dental unit lengkap 2. Faktor resiko sistemik (diabetes, merokok, bakteri periodontal tertentu, penuaan, goyang, tjd kelainan furkasi derajat 1,
2. Alat pemeriksaan standar 1-2 bulan gender, predisposisi genetik, penyakit sistemik & kondisi sistemik (imuno supresi), stres, tetapi kemungkinan dpt
3. Set alat periodontal nutrisi, kehamilan, infeksi HIV & pengaruh obat-obatan) mempengaruhi perawatan & dipertahankan bila pasien kooperatif,
hasil perawatan yg akan dilakukan tdk disertai kondisi/penyakit sistemik
& pasien tdk merokok
3. Buruk, bila kehilangan tulang
berat, gigi goyang, kelainan furkasi
sampai dengan derajat 2, kooperatif
pasien meragukan, kondisi sistemik
sulit dikendalikan & pasien perokok
berat

Bergantung pd derajat keparahan


1. Dental unit lengkap
penyimpangan posisi gigi, lebih Baik bila pasien kooperatif & disiplin
2. Alat perawatan ortodontik Pasien tdk kooperatif
kurang 2 tahun, diikuti dlm menjalankan perawatan
3. Alat & bahan ortodonti lepasan
pemakaian retainer

1. Alat perawatan ortodontik


2. Alat pembuatan model 3-6 bulan, sampai gigi permanen Masih tertutup/tidaknya gigi permanen oleh tulang utk menentukan perlu tdknya space
Baik
3. Alat standar pemrosesan akrilik resin mulai erupsi maintainer
4. Bahan-bahan & alat space maintainer atau space regainer

Baik, bila diatasi pd gigi sulung, dpt


1. Dental unit lengkap mencegah tjdnya maloklusi. Bila
1. Pasien sering tdk menyadari kebiasaan buruk
2. Alat perawatan ortodontik Minimal 6 bulan periode gigi permanen sdh erupsi,
2. Pasien tdk kooperatif
3. Alat & bahan pembuatan model gigi & rahang lebih sulit, & tlh tjd maloklusi,
mungkin tjd maloklusi yg lebih parah
Baik, bila diatasi pd gigi sulung, dpt
1. Dental unit lengkap mencegah tjdnya maloklusi. Bila
1. Pasien sering tdk menyadari kebiasaan buruk
2. Alat perawatan ortodontik Minimal 6 bulan periode gigi permanen sdh erupsi,
2. Pasien tdk kooperatif
3. Alat & bahan pembuatan model gigi & rahang lebih sulit, & tlh tjd maloklusi,
mungkin tjd maloklusi yg lebih parah

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar
3. Alat & bahan ekstraksi
4. Set sendok cetak utk rahang tdk bergigi
5. Occlusal guide plane
6. Artikulator
7. Alat laboratorium prostodonsia
8. Bahan cetak irreversibel hydrocolloid
6-8 kali kunjungan Xerostomia Baik
9. Bahan cetak berdasar karet atau silikon
10. Bahan model (gips tipe I & II)
11. Lilin model
12. Resin akrilik berpolimerisasi panas
13. Gigi tiruan 1 set lengkap (warna sesuai keperluan kasus)
14. Pressure indicator paste
15. Bahan & alat poles akrilik
16. Kertas artikulasi (2 warna)

1. Dental unit lengkap


1. Anak tdk kooperatif
2. Alat diagnostik standar
1 kali kunjungan 2. Setelah observasi, bila tampak gejala maloklusi menetap, lanjutkan dengan perawatan Baik
3. Alat & bahan anastesi
interseptif ortodontik
4. Alat pencabutan

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar
3. Skaler, alat & bahan tambal, alat & bahan ekstraksi
4. Set sendok cetak utk rahang bergigi & tdk bergigi
5. Artikulator
6. Alat laboratorium prostodonsia
4 kali kunjungan Kelainan yg disertai gangguan sendi temporo mandibula Baik
7. Bahan cetak & gips
8. Lilin model
9. Akrilik resin berpolimerisasi panas
10. Bahan & alat poles akrilik
11. Kertas artikulasi
12. Pressure indicator paste
1. Dental unit lengkap
2. Alat diagnostik standar
1. Kasus ringan - sedang: 10-14
3. Bur utk menghilangkan permukaan tajam
hari
4. Bahan antiseptik & desinfektan Lesi yg sangat sakit mengganggu intake sehingga membutuhkan hospitalisasi Baik
2. Kasus berat: bbrp minggu-
5. Kasus ringan-sedang: Emolient pelindung seperti orabase, anastetik topical, topical steroid dengan
bbrp bulan
potensiasi tinggi
6. Kasus berat: sistemik steroid

Satu kali kunjungan dengan


1. Dental unit lengkap
masa pemulihan bila penyebab
2. Alat diagnostik standar 1. Kebiasaan buruk yg menetap
trauma telah dieliminasi, sembuh
3. Bahan antiseptik dan desinfektan 2. Bila ada penyakit sistemik atau pernah menggunakan obat yg tdk tepat misalnya Baik
dlm waktu 3-7 hari. Utk ulkus
4. Kassa steril policresulen
trauma yg sdh kronis perlu
5. Larutan antiseptik klorheksidin glukonat 0.2%
waktu lebih lama, 2-3 minggu

1. Dental unit lengkap


2. Alat diagnostik standar
3. Bahan antiseptik dan desinfektan 7-14 hari Bila faktor etiologi tdk teratasi & tjd infeksi sekunder, lesi sulit teratasi Baik
4. Vaselin atau petrolatum
5. Antiseptik kumur klorheksidin glukonat 0.2%

1. Dental unit lengkap


2. Unit gigi lengkap
3. Alat diagnostik standar - Tdk ada Baik
4. Kassa steril
5. Antiseptik kumur, anastetik topikal
Baik bila pd kelainan pd gigi geligi,
1. Dental unit lengkap
namun bila sumber nyeri tdk
2. Alat diagnostik standar 2-3 kali kunjungan Jika tdk ditemukan kelainan pd gigi maka dilakukan rujukan ke SpBM
diketahui maka prognosis menjadi
3. Alat & bahan perawatan endo-restorasi lengkap
buruk

1. Dental unit lengkap


1. Jar pendukung gigi terkoyak & telah tjd instrusi dari elemen gigi akibat benturan
2. Alat pemeriksaan standar 1-2 kali kunjungan (tergantung 1. Baik
2. Hipersalivasi, pasien dengan kebiasaan bruxism, relasi oklusi deep bite, pasien tdk
3. Bor utk preparasi keparahan) 2. Kontrol periodik 3-6 bulan
kooperatif
4. Bahan tumpat tergantung letak & macam giginya (resin komposit, GIC, inlay/onlay)
Def

Tingkat
Keberhasilan perawatan Persetujuan tindakan dokter Faktor sosial yg perlu diperhatikan
pembuktian

1. Hilangnya peradangan, ulserasi, dan jar nekrotik, Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Tdk ada Grade B
2. Keluhan subyektif tdk ada rekam medik

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam


Rasa sakit dan lesi hilang Tdk ada Grade B
rekam medik
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Rasa sakit dan lesi hilang Tdk ada Grade B
rekam medik

Komunikasi pasien yg kurang baik/tdk


Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Rasa nyeri rongga mulut & lesi hilang, rekurensi berkurang terbuka, menyebabkan sulit utk mencari Grade B
rekam medik
faktor predisposisi utama

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam


Rasa nyeri rongga mulut & lesi hilang, tdk tjd komplikasi Tdk ada Grade B
rekam medik
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Rasa nyeri rongga mulut & lesi hilang, tdk tjd komplikasi Tdk ada Grade B
rekam medik

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam


Plak putih hilang, rasa nyeri/terbakar rongga mulut hilang Tdk ada Grade B
rekam medik

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam


Rasa nyeri pd mukosa mulut hilang, gambaran klinis lesi terkait infeksi hilang Kepatuhan pasien Grade B
rekam medik
Utk pasien anak-anak harus mempunyai
tingkat kepatuhan yg baik, kooperatif dan
Bila gigi sulung tercabut dengan baik Tertulis dari orang tua orang tua yg positif memberikan dukungan Grade B
utk fokus terhadap perbaikan kesehatan
gigi dan mulut anak

Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi Tertulis Tdk ada Grade B

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam


Tdk ada keluhan klinis & gigi berfungsi normal Kepatuhan kunjungan yg baik Grade B
rekam medik

1. Pasien dengan kunjungan biasa,


mempunyai tingkat kesadaran rendah
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Proses karies tdk berkembang, lesi putih hilang & permukaan gigi kembali normal 2. Pasien anak-anak harus mempunyai Grade B
rekam medik
tingkat kepatuhan yg baik & perlu
dukungan orang tua
1. Pasien dengan kunjungan biasa,
mempunyai tingkat kesadaran rendah
1. Klinis tdk ada keluhan, tdk terbentuk karien sekunder atau kebocoran Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
2. Pasien anak-anak harus mempunyai Grade B
2. Pulp capping: klinis tdk ada keluhan, pemeriksaan radiografik terbentuk dentin reparatif rekam medik
tingkat kepatuhan yg baik & perlu
dukungan orang tua

1. Pasien dengan kunjungan biasa,


mempunyai tingkat kesadaran rendah
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Proses karies tdk berkembang, lesi putih hilang & permukaan gigi kembali normal 2. Pasien anak-anak harus mempunyai Grade B
rekam medik
tingkat kepatuhan yg baik & perlu
dukungan orang tua

1. Pasien dengan kunjungan biasa,


mempunyai tingkat kesadaran rendah
1. Klinis tdk ada keluhan, tdk terbentuk karien sekunder atau kebocoran Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
2. Pasien anak-anak harus mempunyai Grade B
2. Pulp capping: klinis tdk ada keluhan, pemeriksaan radiografik terbentuk dentin reparatif rekam medik
tingkat kepatuhan yg baik & perlu
dukungan orang tua

Sikap kooperatif baik dari pasien anak &


Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Keluhan hilang, gigi bisa berfungsi orang tuanya dlm ketaatan utk kunjungan Grade C
rekam medik
beberapa kali ke dokter gigi

Pasien menyadari bahwa ada kebiasaan


Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam buruk yg dilakukannya & bersedia bekerja
Atrisi, abrasi, erosi berhenti (tdk berlanjut), kebiasaan buruk hilang Grade C
rekam medik sama utk berupaya menghilangkan
kebiasaan tersebut
Pasien menyadari bahwa ada kebiasaan
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam buruk yg dilakukannya & bersedia bekerja
Atrisi, abrasi, erosi berhenti (tdk berlanjut), kebiasaan buruk hilang Grade C
rekam medik sama utk berupaya menghilangkan
kebiasaan tersebut

Pasien yg masih sulit utk menghilangkan


Warna & bentuk gusi sehat & warna gigi sesuai dengan gigi lain yg normal Lisan / dinyatakan kebiasaan buruknya, sehingga sulit utk Grade B
kooperatif

Warna gigi sesuai dengan gigi lain yg normal, namun jika dibandingkan dengan pemutihan secara
Lisan Tdk ada Grade B
internal hasilnya kurang memuaskan

Pasien tdk mengalami kecemasan yg


berlebihan & dpt bekerjasama utk
Bila gigi sudah tdk sensitif lagi Lisan Grade B
mendukung perawatan dpt diaplikasikan
dengan sempurna

Keluhan hilang Lisan Kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut Grade B

Pasien tdk mengalami kecemasan pd saat


Keluhan hilang Lisan Grade B
menerima perawatan
Kepatuhan pasien yg tinggi. Tinggi atau
1. Nyeri hilang segera setelah perawatan
rendahnya kepedulian pasien terhadap
2. Kesembuhan pulpotomi jar pulpa yg berkontak langsung dengan mengalami nekrosis superfisial,
keadaan & kondisi giginya. Kerjasama &
dibawahnya akan terbentuk jembatan dentin & tjd apeksi-genesis Lisan Grade B
sifat kooperatif pasien diperlihatkan pd saat
3. Kesembuhan pulpektomi: klinis tdk ada keluhan & pd pemeriksaan radiografik tdk ada kelainan
kunjungan setelah devitalisasi pulpa, agar
periapeks
mendapatkan hasil perawatan yg sempurna

Pasien dengan kepatuhan kunjungan yg


Gigi sehat, tdk ada keluhan spontan & tdk sensitif terhadap perubahan suhu Lisan Grade B
baik
1. Utk perawatan mempertahankan gigi:
kepatuhan pasien yg tinggi. Tinggi atau
rendahnya kepedulian pasien terhadap
1. Utk perawatan mempertahankan gigi: secara klinis tdk ada gejala rasa sakit. Gambaran radiografik keadaan & kondisi giginya. Kerjasama &
periapeks normal. Bila sebelum perawatan ada kelainan periapeks maka kelainan tsb mengecil atau 1. Utk perawatan mempertahankan gigi: sifat kooperatif pasien diperlihatkan pd saat
menetap. Jika apeks terbuka, setelah perawatan akan menutup oleh jar keras dengan berbagai tipe Lisan kunjungan setelah devitalisasi pulpa, agar Grade B
penutupan 2. Utk tindakan pencabutan: Tertulis mendapatkan hasil perawatan yg sempurna
2. Utk tindakan pencabutan: penutupan socket secara sempurna 2. Utk tindakan pencabutan: pasien dengan
kecemasan tinggi & trauma terhadap
tindakan pencabutan gigi perlu perhatian
khusus

Kepatuhan pasien dlm kunjungan


Klinis tdk ada keluhan, gambaran radiografik periapeks normal Lisan Grade B
perawatan
Adanya faktor-faktor resiko sistemik dpt
1. Perawatan berhasil memuaskan bila tjd penurunan tanda-tanda klinis inflamasi gingiva secara
mempengaruhi terapi & hasil perawatan
nyata, pelekatan klinis stabil, pengurangan skor plak sesuai dengan yg ada pd gingiva sehat.
gingivitis karena plak mikrobial. Faktor
Hilangnya keluhan rasa gatal pd gusi di sela-sela gigi, rasa kemeng/rasa tdk nyaman, rasa nyeri saat
Utk melakukan perawatan yg resiko sistemik adalah penyakit diabetes,
mengunyah atau menggigit, & gigi goyang atau gusi bengkak
menimbulkan luka pd jar keras maupun merokok, bakteri periodontal tertentu, Grade B
2. Bila hasil terapi tdk memuaskan/tdk memperbaiki kondisi periodontal, maka akan tampak antara
jar lunak, harus ada persetujuan tertulis penuaan, gender, predisposisi genetik,
lain berlanjutnya tanda-tanda klinis penyakit yaitu: perdarahan saat probing, kemerahan &
penyakit sistemik & kondisi sistemik
pembesaran, kondisi dpt diikuti kerusakan/cacat gingiva (cleft gingiva, crater/ceruk gingiva), yg
(imuno supresi), stres, nutrisi, kehamilan,
disertai kerusakan selanjutnya sehingga berkembang mjd periodontitis dengan kehilangan pelekatan
infeksi HIV & pengaruh obat-obatan

1. Resolusi dari tanda & gejala penyakit. Resolusi dari fase akut akan berdampak pd kembalinya
sebagian pelekatan yg pernah hilang
Utk melakukan perawatan yg
2. Daerah kondisi akut tdk dpt ditangani ditanda dengan abses yg mengalami rekurensi & atau
menimbulkan luka pd jar keras maupun
berlanjutnya kehilangan pelekatan jar periodontal Kepatuhan & kesadaran pasien dlm
jar lunak, harus ada persetujuan tertulis Grade B
3. Faktor yg berperan terhadap tdk tjdnya resolusi mencakup kegagalan dlm menyingkirkan penyebab menjalankan pengobatan
dari pasien utk menerima prosedur
dari iritasi, debridemen yg tdk selesai, diagnosis yg tdk akurat, atau adanya penyakit sistemik
perawatan
4. Pd pasien dengan kondisi gingiva tdk dpt disembuhkan, harus diberikan pengobatan & terapi
tambahan
Penilaian klinis adalah bagian integral pd
proses penetapan keputusan perawatan.
1. Hasil akhir terapi periodontal pd pasien periodontitis kronis dengan kehilangan jar periodontal Banyak faktor yg mempengaruhi keputusan
ringan-sedang adalah pengurangan secara signifikan tanda-tanda klinis inflamasi gingiva, utk memberikan terapi yg adekuat & hasil
pengurangan kedalam poket, pelekatan klinis meningkat secara signifikan atau setidaknya kembali perawatan yg diharapkan. Faktor yg perlu
Utk melakukan perawatan yg
normal, & skor plak yg sesuai dengan kondisi gingiva sehat (skor 0,1-1,1), hilangnya keluhan rasa dipertimbangkan adalah kesehatan
menimbulkan luka pd jar keras maupun
gatal pd gusi di sela-sela gigi, rasa kemeng/rasa tdk nyaman, rasa nyeri saat mengunyah atau sistemik, usia, obat-obatan yg dikonsumsi Grade C
jar lunak harus ada persetujuan tertulis
menggigit, & gigi goyang atau gusi bengkak & kemapuan pasien mengendalikan plak.
dari pasien
2. Tanda-tanda bahwa penyakit periodontal yg belum sembuh adalah inflamasi jari gingiva, Faktor lainnya adalah kemampuan dokter
kedalaman poket berkurang atau justru bertambah, pelekatan klinis tdk stabil, & jumlah skor plak yg gigi utk membersihkan deposit sub gingiva,
tdk sesuai dengan kondisi gingiva sehat (skor >2,1-3) pembuatan restorasi & protesa periodontal,
serta perawatan gigi dengan periodontitis
kronis tahap lanjut

Kepatuhan utk menjalankan perawatan &


Interidigitasi baik, jar pendukung sehat, kedudukan gigi stabil. Estetika gigi & wajah baik, fungsi kepatuhan melakukan kunjungan rutin
Lisan Grade B
optimal. Over jet, over bite normal berdasarkan keinginan & kesadaran yg
baik

Rasa takut atau kecemasan pasien rendah,


Gigi permanen mencapai garis oklusi dengan posisi baik Tertulis Grade B
kepatuhan & kesadaran baik

Tingkat kepatuhan pasien & keinginan utk


Fungsi kembali normal Lisan memperbaiki kondisi bentuk gigi terlihat Grade B
baik
Tingkat kepatuhan pasien & keinginan utk
Fungsi kembali normal Lisan memperbaiki kondisi bentuk gigi terlihat Grade B
baik

Pasien dengan gangguan kesehatan


1. Memenuhi fungsi gigi tiruan sistemik, pasien dengan sikap mental
2. Pemulihan pengunyahan, bicara & estetis exacting mind, indifferent mind, tdk
Lisan Grade A
3. Tdk ada rasa sakit & nyaman dipakai kooperatif, hiper-sensitif, pasien yg mudah
4. Tdk merusak jar penyangga risih, selalu mengeluh, tdk mudah
menerima perubahan & tdk komunikatif

Bila akar/sisa tdk ada lagi di rongga mulut Tertulis dari orang tua utk pasien anak Kecemasan pasien Grade B

Pasien dengan sikap mental exacting mind,


indifferent mind, tdk kooperatif, pasih yg
Memenuhi fungsi gigi tiruan (estetis & mastikasi), tdk ada rasa sakit & nyaman dipakai Lisan hipersensitif, pasien yg mudah risih, selalu Grade A
mengeluh, tdk mudah menerima perubahan
& tdk komunikatif
1. Frekuensi & durasi kejadian ulser berkurang Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
Pola diet pasien Grade B
2. Rasa sakit teratasi sehingga intake terjamin rekam medik

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam Kesadaran & pengetahuan pasien akan
Lesi mengalami penyembuhan, keluhan subyektif berkurang Grade B
rekam medik kebersihan gigi & mulut

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam Kesadaran & prioritas pasien akan penyakit
Fisure sembuh, integritas epitel kembali normal Grade B
rekam medik yg di deritanya

Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam Keadaan & prioritas pasien akan penyakit
Lesi sembuh, keluhan subyektif hilang Grade B
rekam medik yg di deritanya
Komunikasi pasien utk memberitahukan
Nyeri hilang setelah tindakan endodontik & konsul ke dokter spesialis syaraf jika rasa nyeri tdk
Lisan penerimaan ambang rasa sakit yg tdk Grade B
diketahui sumbernya
dipengaruhi kecemasan

Pasien tdk mengalami kecemasan yg


berlebihan & dpt bekerjasama utk
Gigi utuh kembali & baik Lisan Grade B
mendukung perawatan dpt diaplikasikan
dengan sempurna
Referensi

Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008

Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008


Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008

Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008

Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008


Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008

Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008

1. Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008


2. Williams D, Lewis M. Pathogenesis and treatment of oral candidosis. J Oral
Microbial. 2011;3:10.3404
Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics

Danudiningrat, Coen Pramono. Odontektomi Metode Split Technique pada Gigi Molar
Ketiga. Airlangga University Press. Surabaya. 2006; h.75-83

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007

1. FDI policy statement, 2002, Minimal intervention in the management of dental


caries, FDI general assembly, vienna austria
2. Chocrane NJ, Saranathan S, Cai F, Cross KJ, Reynold EC, 2008, Enamel subsurface
lesion remineralisation with casein phorphopeptide stabilised solution calcium,
phosphate and fluoride, caries research journal, 42: 88-97
3. Beiruti N, Frencken JE, et al, 2007, Glass ionomer pit and fissure sealant provides
caries protection on occlusal surfaces, edidence base denstistry practiced journal, 7: 12-
13
1. FDI policy statement, 2002, Minimal intervention in the management of dental
caries, FDI general assembly, vienna austria
2. Chocrane NJ, Saranathan S, Cai F, Cross KJ, Reynold EC, 2008, Enamel subsurface
lesion remineralisation with casein phorphopeptide stabilised solution calcium,
phosphate and fluoride, caries research journal, 42: 88-97
3. Beiruti N, Frencken JE, et al, 2007, Glass ionomer pit and fissure sealant provides
caries protection on occlusal surfaces, edidence base denstistry practiced journal, 7: 12-
13

1. FDI policy statement, 2002, Minimal intervention in the management of dental


caries, FDI general assembly, vienna austria
2. Chocrane NJ, Saranathan S, Cai F, Cross KJ, Reynold EC, 2008, Enamel subsurface
lesion remineralisation with casein phorphopeptide stabilised solution calcium,
phosphate and fluoride, caries research journal, 42: 88-97
3. Beiruti N, Frencken JE, et al, 2007, Glass ionomer pit and fissure sealant provides
caries protection on occlusal surfaces, edidence base denstistry practiced journal, 7: 12-
13

1. FDI policy statement, 2002, Minimal intervention in the management of dental


caries, FDI general assembly, vienna austria
2. Chocrane NJ, Saranathan S, Cai F, Cross KJ, Reynold EC, 2008, Enamel subsurface
lesion remineralisation with casein phorphopeptide stabilised solution calcium,
phosphate and fluoride, caries research journal, 42: 88-97
3. Beiruti N, Frencken JE, et al, 2007, Glass ionomer pit and fissure sealant provides
caries protection on occlusal surfaces, edidence base denstistry practiced journal, 7: 12-
13

Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007

Newman MG, Takei H, Klokkevold PR, Caranza FA, editors, 2012, Carranza's Clinical
Periodontology, 11th edition, St. Louis, Missouri:Saunders

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007

Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics

Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
Textbook of oral and maxillofacial surgery, SM Balaji., 2nd ed, Elsevier, New Delhi,
2013

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007
1. Standar kompetensi periodonsia
2. Parameters of Care. Suplements Journal of Periodontology Vol. 71, no.5, May 2000,
hal. 847-883
3. Carranza's Clinical Periodontology 10th Ed, 2006.
4. Rose: Periodontics Medikine, Surgery and Implants, 2004
5. S.H Daliemunthe: Terapi Periodontal, 2006
6. S.W Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran Gigi Masa Depan, 2003
7. Edward's Cohen: Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal Surgery 3th Ed,
2009

Textbook of oral and maxillofacial surgery, SM Balaji., 2nd ed, Elsevier, New Delhi,
2013
1. Standar kompetensi periodonsia
2. Parameters of Care. Suplements Journal of Periodontology Vol. 71, no.5, May 2000,
hal. 847-883
3. Carranza's Clinical Periodontology 10th Ed, 2006.
4. Rose: Periodontics Medikine, Surgery and Implants, 2004
5. S.H Daliemunthe: Terapi Periodontal, 2006
6. S.W Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran Gigi Masa Depan, 2003
7. Edward's Cohen: Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal Surgery 3th Ed,
2009

1. Samir E Bishara, 2001, Text Book of Orthodontic, WB Saunder Company,


Philadelphia
2. T.D. Foster, 1996, (alih bahasa Lilian Yuwono), Orthodonti-text book of Orthodonti,
EGC, Jakarta

Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics

1. Samir E Bishara, 2001, Text Book of Orthodontic, WB Saunder Company,


Philadelphia
2. T.D. Foster, 1996, (alih bahasa Lilian Yuwono), Orthodonti-text book of Orthodonti,
EGC, Jakarta
1. Samir E Bishara, 2001, Text Book of Orthodontic, WB Saunder Company,
Philadelphia
2. T.D. Foster, 1996, (alih bahasa Lilian Yuwono), Orthodonti-text book of Orthodonti,
EGC, Jakarta

1. Rodney D Phoenix, Stewart's Clinical Removable Partial Prosthodontics,


Quintessence books
2. Alan Carr Brown, Mc Crackens Removable Partial Prosthodontics, Edisi 12, Elsevier
Mosby

Protocols for clinical pediatric dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of Pedodontics

1. Haryanto A Gunadi, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Lepasan Sebagian, Jilid 1 & 2,
Hipokrates
2. George A Zarb, Buku Ajar Prosthodonti utk Pasien Tak Bergigi menurut Boucher.
Edisi 10, EGC
3. Alan Carr Brown, Mc Crackens Removable Partial Prosthodontics, edisi 12, Elsevier
Mosby
4. Hashanur Itjiningsih Wangidjaja, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, EGC
5. Rodney D Phoenix, Stewart's Clinical Removable Partial Prosthodontics,
Quintessence books
Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008

1. Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008


2. McLeod I. Practical Orak Medikine. 2006.
3. Cawson RA, Odell EW. Essentials of Oral Pathology and Oral Medikine 7th ed

1. World health organization 2013


2. Oral and maxillofacial pathology: 2nd ed; Neville, Damm, Allen, Bouquot; WB
Saunders company; 2002
3. Clinical Outline of Oral Pathology; Diagnosis and Treatment; Eversole LR
4. Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medikine 11th ed. 2008

Greenberg, Glick, Ship. Burket's Oral Medicine 11th ed. 2008


Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007

Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press, 2007

You might also like