Professional Documents
Culture Documents
ALBAROKAH
LINK.GARUM RT.03 RW.01 KEL.GARUM KEC.GARUM
KABUPATEN BLITAR
Senin, 22 September 2014
TPQ GO!
Membangun TPQ dan Madrasah Diniyah Masa
Depan
Tantangan TPQ dan Madin Hari Ini
Keberadaan media saat ini tidak bisa ditinggalkan dalam tata kehidupanm, sehingga dampak negatif dan
positif banyak dirasakan. fungsi media dalam kehidupan beragama cukup menggembirakan; berbagai
materi pembelajaran baik berupa file, video dapat diketemukan dengan mudah, berbagai film da’wah
dapat dilihat, berbagai informasi di belahan bumi bisa didapat. Pendek kata mau belajar islam dari
berbagai segi dapat diketemukan melalui media, namun dampak negatif media tidak bisa dilihat dengan
sebelah mata. Berbagai contoh perilaku jelek (madzmumah) banyak ditiru oleh anak-didik kita, televisi
yang maksimal ditonton 2 jam tayangan yang mendidik ternyata ditonton berjam-jam oleh anak-anak
kita, bahkan tontonan orang dewasa banyak ditonton oleh anak dan remaja.
Media tidak mungkin dilarang dan dilawan, namun perlu kita tata sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan sebagai seorang hamba. Guru dan orangtua tua perlu memahami teknologi dan media
dalam rangka pemanfaatan media untuk misi da’wah dan juga untuk advokasi anak dan remaja, karena
media hakikinya netral tergantung pemaknaan, tata kelola dan kepentingan yang menggunakan
Kurikulum TPQ dalam nuansa BCM (Belajar Bercerita dan Bermain) perlu dikelola dengan andal, sehingga
bermanfaat dalam pengisian waktu-waktu berharga bagi anak dan remaja seusia santri TPQ dan Madin.
Konten dan sentuhan teknologi informasi perlu dilakukan secara terukur dan berkesinambungan
sehingga santri TPQ dan Madin tidak ketinggalan zaman, bukankah kita mendidik untuk masa depan
mereka’
Tantangan Kedua, adalah keberadaan Sekolah dan Madrasah Full Day School, yang belum
mengakomodasi TPQ dan Madin sehingga trend sekolah dan madrasah unggul apabila tidak disikapi akan
mengurangi keberadaan TPQ dan Madin di tengah masyarakat, padahal kita tahu pendidikan terbaik
dibidang agama adalah dengan pendekatan informal bukan pendekatan formal maupun non formal. Perlu
ada dialog masyarakat al-qur-an dengan pengelola pendidikan sehingga pendekatan pembelajaran alqur-
an dikembalikan pada pendekatan pembelajaran informal di rumah, masjid dan musholla walau harus
dilakukan di sekolah dan madrasah
Tantangan Ketiga, adalah Pola Hidup Pragmatisme dalam kehidupan masyarakat sehingga keberadaan
TPQ dan Madin dilihat dalam konreks untung dan rugi. Jika untung dan rugi dalam kalkulasi kehidupan
dunia dan akherat, maka TPQ dan Madin akan terjamin eksistensinya, namun jika dalam konteks
keduniaan maka strategi pengembangan TPQ dan madin perlu direposisi dengan mendialogkan
pengelolaan dengan pemangku kepentingan ( stake holders) sehingga keberadaan TPQ dan madin tetap
menjadi kebutuhan mereka.
Kurikulum menjadi ruh dalam setiap proses Pembelajaran, sehingga desain kurikulum sangat
menentukan kualitas lulusan satuan pendidikan. Banyak sekolah menunai kesuksesan karena kepiwaian
dalam mendesain kurikulumm misalnya Sekolah Al Munthoharinya Dr Jalaluddin Rahmad dengan model
Multiple Intelegencia, Sekolah alam dipelbagai kota, Marasah Amanatul ummah, sekolah al Hikmah
Surabaya. Semua satuan pendiidkan tersebut telah istiqomah dengan pilihan kurikulum yang telah
dikawal dalam sistem yang andal.
Keberadaan TPQ dan Diniyah juga mengalami hal yang sama. TPQ dan diniyah yang mampu mengawal
kurikulum dengan istiqomah dan penajaman ciri khasl yang menjadi kekuatan TPQ dan Diniyah dapat
bertahan. Bagaimana dengan keberadaan TPQ dan Diniyah Masa Depan ?
Saat ini ummat cenderung mendewakan pendidikan formal, sehingga orangtua akan ikhlas mengeluarkan
biaya mahal jika anaknya dapat memasuki sekolah unggulan atau sekolah idaman, maka jangan heran
jika sudah mendekati Ujian Nasional TPQ dan Madin banayk mengalami instabilitas karena santri banyak
yang absen karena mengikuti pelajaran tambahan.
Kami punya pemikiran Kurikulum TPQ dan Madin di LP Maarif perlu didesain dengan Kurikulum
Plus yaitu kurikulum TPQ dan Madin ditambah materi yang di UN-kan atau ditambah materi yang banyak
dibutuhkan di masyarakat misalnya Bahasa Inggris dan Komputer. Penafsiran terhadap ilmu agama harus
diperluas menjadi ilmu yang mampu mendekatan diri kepada Allah atau menambah derajat taqwa,
sehingga ilmu di luar dirosah islamiyah kita pandang sebagai ilmu kaunyah yang wajib kifayah, sehingga
ilmu agama ilmu lain tetap dipandang sama tanpa harus dilotomikan
Setiap TPQ dan Madin perlu menentukan bodi kurikulum dengan muatan pilihan sesuai dengan
ketersediaan ustadz ustadzah pilihan, sehingga orangtua santri tetap setia dengan TPQ dan madin karena
kebutuhan untuk menambah pelajaran telah tersedia.
Dalam sebuah tulisan kami terdahulu berjudul Kurikulum lokal berstandar Mutu Universal, kami
kemukakan bahwa kurikulum yang dibuat akan diperhatikan masyarakat jika standar isi dan proses
sesuai dengan aturan universal (nasional atau internasional), sehingga saat TPQ dan Madin menambah
materi kurikulum maka tambahan itu memenuhi prinsip-prinsip pendidikan yang universal
Jika kurikulum telah didesain sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan, maka langkah yang
perlu dilakukan adalah katersediaaan sumberdaya berupa guru yang mempunyai kualifikasi berdasar
peraturan perundang-undangan. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen diatur
dengan jelas, standar kualifikasi guru dalam sistem pendidikan nasional. Guru wajib memiliki. Kualifikasi
akademik yang dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
empat. Sementara kompetensi guru yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi
pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Namun dalam pandangan penulis, pendidikan keahlian tambahan yang harus dimilikioleh Guru TPQ dan
Madin adalah ahli dalam bidang Sains dan Kebahsaan. Dua kajian ilmu inilah yang mampu menjadi nilai
jual TPQ dan Madrasah Diniyah. Sehingga pengelola TPQ dan madin perlu mengakomodir sumberdaya
yang mempunyai latar pendiidkan Sains dan kebahasaan. Keahlian ini akan lebih berarti jika mereka
lulusan Perguruan Tingi yang mempunyai asrorul ilmi, misalnya Sarjana sains lulusan ITS atau ITB,
Sarjana Bahasa Inggris luusan UNM atau UI
Dengan konsep di atas maka TPQ dan Madin dapat mengiintegrasikan ruh pendidikan formal dan
informat dalam bentuk sinergitas kurikulum TPQ dan Madin. Kurikulum TPQ- Madin disinergikan dengan
kurikulum Standar Sekolah Nasional, bahkan sinergitas itu perlu diperkaya dengan model pembelajaran
yang mengintegraskan pendidkan formal-informal dan non formal.
TPQ dan Madin Masa Depan juga perlu meningkatkan spiritualitas tenaga pendidik dan kependidkan
dengan membangun kultur akademik yang paripurna. Semangat berkinerja lebih dari tugas pokoknya
perlu dikampanyekan, misalnya guru TPQ datang lebih awal 5-15 menit sekedar tadarus untuk memberi
teladan kepada santri-santrinya, guru akhlaq sebelum belajar berwudlu sekedar memberi contoh betapa
pentingnya bersuci dan dawamul wudlu saat menerima pelajaran, Guru IPA datang lebih awal hanya
sekedar merawat 5 tanaman contoh untuk murid-muridnya, kalau tradisi ini belum mampu dijalankan
maka guru TPQ dan madin diruwat saja.
Dalam sebuah makalah pelatihan bersama MNC Life kami pernah menulis Meruwat Guru Madrasah Untuk
mencetak Generasi Khoiro ummah dalam artikel tersebut ada 4 alasan [2] mengapa melakukan ruwatan
bagi guru. Tentu dengan ruwatan atau pelatihan bernuasa spiritualitas, menjadikan guru TPQ dan Madin
akan lebih berdaya dalam mewujudkan generasi khoiro ummat. Kuntum Khoiro ummatin ukhrijat linnasi
takmuruna bilmakrufi watanhauna anil munkar (sebagian ummat yang berkuajiban untuk menjadi penyeru
kebaikan dan pencegah kemunkaran merupakan cita-cita luhur dalam membangu peradaban. Untuk
menjadi manusia yang mampu membimbing generasi khoiro ummat, guru TPQ dan Madin perlu
memposikkan sebagai khalifah fil ardli, menjadi pemimpin dan pembimbing da’wah.
Sudah saatnya secara kualitatif guru perlu mengawal murid-murdnya selalu berfikir dan merenung” jika
mempunyai ilmu sejauhmana diamalkan, Jika mempunyai kekayaan sejauhman digunakan dan
diinfaqkan, dan jika mempunyai kedudukan sejauh mana bisa beramar makruf nahi munkar”
Orang besar terlahir dari komunitas orang besar, dalam dunia persilatan, pesilat tangguh lahir dari
padepokan yang dibimbing pendekar tangguh. Orang besar adalah orang berfikir dan berjiwa besar.
Kerangka berfikir inilah yang perlu dipikirkan guru TPQ dan Madrasah Diniyah. Guru TPQ dan Madin
harus berani berinfestasi untuk pengambangan diri melalui pelatihan atau pendidikan. Guru TPQ dan
Madin tidak cukup hanya berbekal ijazah Madrasah Aliyah namun perlu ikut PGPQ, PG Madin, bisa
menempuh pendidikan S1 Tafsir hadits, S1 PAI Konsentrasi Madin, S1 PGRA dan PGMI bahkan bisa
menempuh pendidikan yang lebih tinggi setingkat Magister atau Doktor.
Penulis adalah Guru Madrasah Diniyah Awaliyah Pesantren Darul Hikmah tahun 1986 namun dengan
kebesaran tekad dan niat saat ini bisa menempuh Pendidikan Doktor di bidang Pemikiran Pendidikan
islam dengan Disertasi Spiritulitas Guru Madrasah, akhirnya kami ucapkan selamat kepada Para
Wisudawan semoga al qur-an menjadi sinar yang terang dalam menuntun hati menuju ridlo-Nya, semoga
al qur-an menjadi hiasan rumah melalui tadarus yang berkumandang sepanjang masa, semoga yang
hadir mendapat berkah dan syafaat al qur-an saat menghadap dihari pembalasan
Esensi dari spirit Muharam adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian
dan ketenteraman hidup, baik secara fisik, sosial, maupun spiritual. Karena itu, di
bulan Muharam Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa
sunah: Asyura (puasa pada hari kesepuluh di bulan ini).
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah
Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam. Dan, shalat yang paling utama
setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Ibnu Abbas berkata, “Aku tak melihat Rasulullah SAW mengintensifkan puasanya
selain Ramadhan, kecuali puasa Asyura.” (HR Bukhari). Dalam hadis lain yang
diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi SAW bersabda, “Puasa Asyura itu dapat
menghapus dosa tahun sebelumnya.” (HR Muslim).
Melalui puasa sunah itulah, umat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat
menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam
dan amarah, sehingga perdamaian dan ketenteraman hidup dapat diwujudkan
dalam pluralitas berbangsa dan bernegara.
Puasa sunah di bulan Muharam agaknya juga harus menjadi momentum islah
bagi semua pihak. Agar perdamaian dan ketentramaan terwujud, Muharam juga
harus dimaknai sebagai bulan antimaksiat, yakni dengan menjauhi larangan-
larangan Allah SWT, seperti fitnah, pornoaksi, pornografi, judi, korupsi, teror, dan
narkoba.
ryads sholichin
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
September (2)
Oktober (3)
November (1)
Desember (4)
Februari (1)
Maret (2)
April (2)
April (1)
Mei (1)
Februari (1)
1094
MENURUT ANDA Ada kesalahan di dalam
PENTINGKAH gadget ini
PENDIDIKAN
NONFORMAL
Wikipedia
Submit
TPQ
ALBAROKAH
LINK.GARUM RT.03 RW.01 KEL.GARUM KEC.GARUM
KABUPATEN BLITAR
Rabu, 07 Februari 2018