You are on page 1of 10

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN

BATUBARA PERMUKAAN DI KABUPATEN MUARA ENIM,


SUMATERA SELATAN

Ananda P. Ambodo
npriamas@yahoo.com

Retnadi Heru Jatmiko


retnadi_geougm@yahoo.com

Abstract
Indonesia is an archipelago that has much of natural resources. Looking at
future prospects, in the future many companies engaged in the exploration and
exploitation of coal. Nowadays with the development of remote sensing science,
this study is Landsat 5 TM, can be used as an inexpensive, effective tool to detect
and find out the distribution of coal.
Landsat 5 TM remotely sensed data is expected in the study was able to
detect the presence of geological structures at the sites. Coal mining activity is
strongly influenced by topography and geological factors. These factors can be
identified through field observation, remote sensing data and other secondary
data such as topographic maps, and geology.
Based on the interpretation of the Landsat 5 TM, it derived a hydrologi
map, a landforms map,a geologic structures map, and land use map. From those
four maps can be made to be a landunit map which the map is used to check the
interpretation with the samples that has been checked in the field. Remote sensing
is possible to obtain data faster and cheaper than direct measurement of the field.

Key words: Remote Sensing, Coal, Interpretation, Geological Structure,


Topography.

Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak menyimpan sumber
daya alam khususnya batubara. Melihat prospek kedepannya, banyak
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi
batubara. Seiring berkembangnya teknologi penginderaan jauh, maka diharapkan
data penginderaan jauh Landsat 5 TM dapat dimanfaatkan sebagai sarana yang
murah, efektif untuk pengenalan dan mengetahui sebaran batubara.
Citra penginderaan jauh Landsat 5 TM pada penelitian ini diharapkan
mampu mendeteksi adanya struktur geologi di lokasi penelitian. Kegiatan
penambangan batubara sangat dipengaruhi oleh faktor topografi dan geologi.
Faktor-faktor tersebut dapat dikenali melalui pengamatan lapangan, data
penginderaan jauh, peta topografi, dan peta geologi.

9
Berdasarkan hasil interpretasi pada citra Landsat 5 TM, didapatkan hasil
yaitu peta pola aliran, peta bentuklahan, peta struktur geologi, peta penggunaan
lahan, dari keempat peta tersebut dibuat peta satuan lahan yang digunakan untuk
mengecek hasil interpretasi dengan kenyataan yang ada dilapangan.
Penginderaan jauh dimungkinkan memperoleh data lebih cepat dan lebih murah
dibandingkan pengukuran langsung dilapangan.

Kata kunci : Penginderaan Jauh, Batubara, Interpretasi, Struktur Geologi,


Topografi
PENDAHULUAN ilmu pengetahuan, khususnya pada
bidang penginderaan jauh sangat
Indonesia merupakan negara diperlukan cara-cara cepat, tepat untuk
kepulauan yang banyak menyimpan mendapatkan data permukaan bumi
sumber daya alam. Dari catatan yang semakin kompleks. Salah
sejarah masa lalu dapat diketahui satunya adalah mengolah data
bahwa indikasi endapan mineral telah penginderaan jauh satelit secara
ditemukan di berbagai daerah di digital yang memberikan informasi
Indonesia. Mineral merupakan salah spasial permukaan bumi yang
satu sumber daya alam yang proses berkualitas. Terkait dengan survei
pembentukannya memerlukan waktu batubara dapat dirumuskan
jutaan tahun dan sifatnya tidak dapat permasalahan yang muncul yaitu,
diperbaharui. Mineral memiliki sampai saat ini di Indonesia pada
banyak manfaat yaitu sebagai bahan tahapan eksplorasi batubara paling
baku industri/produksi yang dalam hal awal, untuk mengidentifikasi daerah-
ini mineral lebih di kenal sebagai daerah yang secara geologis
bahan galian. Melihat prospek mengandung endapan batubara,
kedepannya, pada masa mendatang sebagian besar masih menggunakan
banyak perusahaan-perusahaan yang metode terestris, dimana metode
bergerak di bidang eksplorasi dan tersebut membutuhkan waktu, tenaga,
eksploitasi batubara. Informasi dan biaya yang cukup besar. Oleh
penting bagi pengusaha batubara karena itu diperlukan cara cepat dan
adalah mengetahui lokasi keberadaan tepat untuk mengidentifikasi dan
dan memahami potensi batubara mengestimasi potensi batubara dengan
tersebut. Metode yang digunakan menggunakan citra penginderaan jauh
dalam survei mengenai batubara dan dimana metode ini masih memerlukan
unsur-unsur terkait lainnya selama ini kajian mendalam untuk mencapai
adalah metode konvensional, dimana tahap operasional dalam survei
cara yang dilakukan adalah dengan batubara.
survey langsung ke lapangan atau Penelitian ini bertujuan untuk :
yang biasa disebut dengan tahap 1. Mengkaji kemampuan data
eksplorasi. penginderaan jauh untuk
Seiring dengan perkembangan dan menyadap informasi
kemajuan teknologi komputer dan

10
batuan yang mengandung semula hidup dan berkembang atau
batubara. lapisan batubara yang terbentuk jauh
2. Memetakan persebaran dari tumbuh-tumbuhan asal itu berada.
batubara permukaan di
daerah penelitian. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan
Batubara berasal dari sisa tumbuhan seni untuk memperoleh informasi
yang mengalami proses pembusukan, tentang suatu obyek, daerah atau
pemadatan yang telah tertimbung oleh fenomena melalui analisis data yang
lapisan diatasnya, pengawetan sisa- diperoleh dengan suatu alat tanpa
sisa tanaman yang dipengaruhi oleh kontak langsung dengan obyek, atau
proses biokimia yaitu pengubahan fenomena yang dikaji (Lillesand,
oleh bakteri. Akibat pengubahan oleh et.al., 2007).
bakteri tersebut, maka sisa-sisa Sensor TM (Thematic Mapper)
tumbuhan kemudian terkumpul merupakan sensor yang dipasang pada
sebagai suatu masa yang mampat yang satelit Landsat-4 dan Landsat-5.
disebut gambut (Peatification) terjadi Sistem sensor TM pertama
karena akumulasi sisa-sisa tanaman dioperasikan pada tanggal 16 Juli
tersimpan dalam kondisi reduksi 1982 dan yang kedua pada tanggal 1
didaerah rawa dengan system drainase Maret 1984. Lebar sapuan (scanning)
yang buruk yang mengakibat selalu dari sistem Landsat TM sebesar 185
tergenang oleh air, yang pada km, yang direkam pada tujuh saluran
umumnya mempunyai kedalaman 0,5- panjang gelombang dengan rincian; 3
1,0 meter. saluran panjang gelombang tampak, 3
Berdasarkan tempat terbentuknya saluran panjang gelombang
batubara, maka ada dua teori yang inframerah dekat, dan 1 saluran
menjelaskan tentang terbentuknya panjang gelombang termal (panas).
batubara dialam ini yaitu: teori insitu Sensor TM memiliki kemampuan
dan teori drift (Krevelan, 1993). untuk menghasilkan citra
multispektral dengan resolusi spasial,
Teori Insitu spektral dan radiometrik yang lebih
Teori insitu menjelaskan bahwa, tinggi daripada sensor MSS.
bahan-bahan pembentuk lapisan
batubara terbentuknya ditempat Tabel 2.1. Nama dan Panjang
dimana tumbuh-tumbuhan tersebut Gelombang pada Landsat TM
Nama Panjang
mati, namun belum mengalami proses Saluran
Gelombang Gelombang (µm)
transportasi segera tertutup oleh 1 Biru 0,45 – 0,52
lapisan sedimen dan mengalami 2 Hijau 0,52 – 0,60
3 Merah 0,63 – 0,69
proses coalification. 4 Inframerah 0,76 – 0,90
Teori Drift Dekat
5 Inframerah 1,55 – 1,75
Teori ini menjelaskan bahwa, Tengah
bahan-bahan pembentuk lapisan 6 Inframerah 10,40 – 12,50
batubara terjadi di tempat yang Termal
7 Inframerah 2,08 – 2,35
berbeda dengan tempat tumbuhan Tengah

11
(Sumber : http://satelit- variasi ketinggian dan posisi
inderaja.blogspot.com/2010/10/karakteristik-dan-
spesifikasi-satelit.html) (Lillesand, et.al., 2007).
Interpretasi citra merupakan Koreksi Radiometrik Citra
serangkaian kegiatan identifikasi, Koreksi radiometrik citra diperlukan
pengukuran dan penterjemahan data- untuk memperbaiki kualitas visual
data pada sebuah atau serangkaian citra sekaligus memperbaiki nilai-nilai
data penginderaan jauh untuk piksel yang tidak sesuai dengan nilai
memperoleh informasi yang pantulan obyek yang sebenarnya.
bermakna. Sebuah data penginderaan Bebrapa sumber distorsi radiometrik
jauh dapat diturunkan banyak citra pada sensor pasif adalah kondisi
informasi dari serangkaian proses atmosfer dan sensor pencahayaan
interpretasi citra ini. matahari. Koreksi radiometrik
dilakukan karena ada kesalahan
METODE PENELITIAN respon detektor dan kesalahan akibbat
Ada 3 tahapan dalam penelitian ini, pengaruh atmosfer, sehingga menjadi
yaitu tahap pra lapangan, tahap penyimpangan pada kualitas visual
lapangan dan tahap pasca lapangan. citra maupun nilai spektral. Kesalahan
Studi Kepustakaan radiometrik yang ditujukan untuk
Studi pustaka untuk memperbaiki kualitas visual citra
mengumpulkan bahan bacaan yang berupa pengisisan kembali baris yang
berhubungan dengan penelitian berupa kosong karena drop out baris maupun
skripsi, tesis, majalah, jurnal dan kesalahan awal pelarikan (scanning
buku-buku yang berkaitan dengan start). Baris atau bagian baris yang
parameter-parameter yang digunakan bernilai tidak seharusnya, koreksi
dalam penelitian. kembali dengan mengambil nilai
Proses Pengolahan Citra Satelit piksel satu baris diatas dan
Landsat 5 TM dibawahnya, kemudian dirata-rata
Koreksi Geometri (Giundon, 1984 dalam Danoedoro,
Menurut Mather (1987), koreksi 1996).
geometri adalah transformasi citra Penajaman Citra
hasil penginderaan jauh sehingga citra Penajaman citra (image enhacement)
tersebut mempunyai sifat-sifat peta meliputi semua operasi yang
dalam bentuk, skala dan proyeksi. menghasilkan citra baru dengan
Koreksi ini dilakukan karena citra kenampakan visual dan karakteristik
hasil rekaman mempunyai berbagai spektral yang berbeda. Penajaman
kesalahan. Ada dua kesalahan citra bertujuan untuk peningkatan
geometris yaitu kesalahan sistimatik mutu citra, yaitu menguatkan kontras
(kecondongan penyiam, kecepatan kenampakan yang tergambar dalam
kaca penyiam, kesalahan panoramik, citra digital.
kecepatan wahana, rotasi bumi dan Komposit warna
perspektif) dan kesalahan non Penyusunan komposit warna
sistimatis yang disebabkan oleh bertujuan untuk mendapatkan
gambaran visual yang lebih baik

12
seperti halnya melihat foto udara sampel. Dasar penentuan titik sampel
inframerah berwarna, sehingga adalah peta hasil interpretasi citra
pengamatan obyek, pemilihan sampel Landsat 5 TM. Hasil verifikasi
dan aspek estetika citra dapat lapangan digunakan sebagai koreksi
diperbaiki (Danoedoro, 1996). dalam penarikan batas formasi batuan
Interpretasi bentuklahan dan mengetahui kebenaran hasil
Struktur geomorfologi memberikan interpretasi.
informasi tentang asal-usul (genesa) Reinterpretasi dan Uji Ketelitian
dari bentuk lahan. Proses Reinterpretasi
geomorfologi dicerminkan oleh digunakan untuk mengkoreksi dan
tingkat pentorehan atau pengikisan, memperbaiki hasil interpretasi pada
sedangkan relief ditentukan oleh citra yang salah, menguji sejauh mana
perbedaan titik tertinggi dengan titik ketelitian hasil interpretasi citra
terendah dan kemiringan lereng. penginderaan jauh untuk mengetahui
Relief atau kesan topografi keberadaan suatu bahan galian. Dari
memberikan informasi tentang tiap peta tentatif yang dihasilkan akan
konfigurasi permukaan bentuklahan dilakukan uji ketelitian, sehingga
yang ditentukan oleh morfometrik. dapat di ketahui sejauh mana
Litologi memberikan informasi jenis keakuratan peneliti dalam melakukan
dan karakteristik batuan serta batuan pengenalan obyek.
penyusunnya, yang akan Analisis Data
mempengaruhi pembentukan bentuk Pada tahap ini mengurai seberapa
lahan. jauh integrasi citra satelit Landsat 5
Interpretasi Batuan TM. Lokasi potensi batubara
Karakteristik citra yang dianalisis ditentukan melalui analisa hasil
dalam interpretasi litologi meliputi pemetaan yaitu hasil interpretasi
karakteristik umum / kunci interpretasi dilakukan uji ketelitian menggunakan
(pola, tekstur, bentuk, dan lokasi matriks uji ketelitian hasil interpretasi
topografik) dan karakteristik khusus (Sutanto, 1986).
(morfologi / ekspresi topografi, pola
dan kerapatan aliran, serta vegetasi). HASIL
Uji Lapangan Penginderaan Jauh
Uji lapangan dilakukan selama dapat digunakan sebagai sarana dalam
beberapa waktu yang telah di membantu proses identifikasi sebaran
tentukan. Uji lapangan berupa batubara. Penginderaan jauh sebagai
pengambilan sampel untuk bidang keteknikan dan pengumpulan
mendapatkan data primer, dilakukan data menjadi lebih luas
secara purposive sampling dengan penggunaannya dan memberikan hasil
daerah yang dipilih adalah daerah yang memuaskan dalam beberapa
yang mewakili masing-masing unit tahun belakangan ini.
batuan dan batas formasi batuan. Berdasarkan hasil
Dalam pemilihan di perhatikan pula interpretasi pada citra Landsat 5 TM
kemudahan menjangkau lokasi sebagian daerah Lahat dan Muara

13
Enim Sumatera Selatan, didapatkan
hasil berupa peta pola aliran, peta
bentuklahan, peta struktur geologi,
peta hasil klasifikasi penutup lahan,
dari keempat peta tersebut dapat
dibuat peta landunit dimana peta
tersebut digunakan untuk mengecek
hasil interpretasi dengan kenyataan
yang ada dilapangan. Setelah
dilakukan pengecekan lapangan maka
didapatkan hasil yang lebih akurat Analisis Pemanfaatan Citra Satelit
pada hasil reinterpretasi. Dalam Dalam Penentuan Sebaran Batubara.
reinterpretasi, pada peta struktur Citra Satelit yang digunakan dalam
geologi dilakukan rekonstruksi penelitian ini adalah citra Landsat 5
terhadap struktur geologi dan TM dengan resolusi spasial 30 m x 30
singkapan batubara yang ada m. Identifikasi awal daerah yang
dilapangan. Dalam uji lapangan ini mengandung batubara dilakukan
peneliti mendapatkan uji ketelitian dengan menginterpretasi citra Landsat
sebesar 81,33%. Hasil tersebut sudah 5 TM yang telah melalui tahap-tahap
merupakan hasil paling baik, karena pengolahan. Sebagai dasar dalam
dalam penelitian seperti ini untuk melakukan interpretasi adalah unsur-
mendapatkan akurasi 60% dapat unsur interpretasi citra seperti pola,
dikatakan baik. bentuk, selain itu perlu diperhatikan
Hasil dari penelitian ini berupa juga arah patahan, lipatan, dan tekstur.
peta sebaran batubara di sebagian Suatu lokasi yang teridentifikasi
daerah Lahat dan Muara Enim. Peta mengandung batubara (lapisan
tersebut menyajikan lokasi batubara) pada citra Landsat 5 TM
terdapatnya batubara, ditemukan dari setelah di filter akan nampak
singkapan-singkapan yang ada di menonjol, berbentuk seperti bukit
daerah penelitian. Sehubungan dengan yang memanjang dan berukuran tidak
proses pembuatan peta tersebut akan besar serta memiliki tekstur berupa
ditentukan beberapa proses yaitu torehan-torehan atau gerigi yang tidak
pengolahan data dan uji akurasi. terlalu lebar. Jika teksturnya halus
Pengolahan data yang dilakukan maka tidak terduga mengandung
dalam penelitian ini meliputi koreksi batubara karena materinya terlalu
pada citra, penajaman citra, resisten. Polanya teratur dan biasanya
pembuatan komposit warna, paralel dengan lokasi-lokasi lainnya
interpretasi bentuklahan, interpretasi yang terindikasi mengandung
litologi, dan pembuatan kunci batubara. Setelah dihasilkan beberapa
interpretasi untuk kemudahan dalam lokasi yang terindikasi batubara
menentukan sebaran batubara. selanjutnya dicocokan secara
fisiografis (genesa) lokasi tersebut
dengan peta geologi yang ada dan peta

14
geologi hasil interpretasi citra Landsat penginderaan jauh sesuai dengan
5 TM. keadaan sesungguhnya dilapangan.
Berdasarkan interpretasi awal hasil uji akurasi didapatkan dari hasil
ditentukan 25 titik sampel yang interpretasi citra dibandingkan dengan
menyebar di 4 formasi, yaitu formasi hasil uji lapangan (tabel terlampir).
Air Benakat, Formasi Muara Enim, Uji akurasi mendapatkan hasil
Formasi Kasai, Formasi Qa. Saat uji ketelitian 81,33% dengan asumsi
lapangan titik sampel berubah menjadi lokasi sampel mewakili seluruh
37 titik. 12 titik tersebut diperoleh formasi yang ada di Kabupaten Muara
karena pada saat uji lapangan ada Enim dan dibuktikan dengan ada
beberapa lokasi yang sulit dijangkau tidaknya batubara pada setiap lokasi
sehingga dilakukan penggantian titik titik sampel.
lain yang masih mewakili dari titik Citra landsat 5 TM cukup baik
yang tidak dapat dijangkau. Selain itu, digunakan dalam penelitian seperti ini.
penambahan titik dilakukan karena Resolusi 30 m x 30 m pada citra ini
ditemukannya lokasi baru yang mampu mencakup area yang luas
menarik yaitu ditemukannya kontak dimana kemampuan ini digunakan
pertemuan antara dua formasi yaitu untuk mengidentifikasi kenampakan-
formasi Muara Enim dan Air Benakat. kenampakan morfologi, litologi, dan
Dalam 37 titik sampel tersebut fenomena geologi. Namun, ada hal
ditemukan 10 titik lokasi penting yang perlu diperhatikan yaitu,
tersingkapnya batubara. Masalah yang Citra landsat 5 TM terdiri dari 7 band
dihadapi pada saat melakukan dimana pada band-band tersebut
interpretasi adalah faktor topografi julatnya masih terlalu lebar sehingga
yang tidak terlalu menonjol. Kondisi tingkat kedetilan yang dihasilkan
tutupan awan tidak terlalu masih jauh dari yang diharapkan.
mengganggu karena pada meta data Metode yang digunakan dalam
menunjukkan < 15 %. Kondisi penelitian secara umum sudah dapat
topografi dan vegetasi atau tutupan memberikan hasil yang baik. Harus
lahannya sangat berpengaruh sekali diperhatikan pula bahwa metode yang
terhadap identifikasi persebaran digunakan ini masih memiliki banyak
batubara permukaan. kekurangan diantaranya peneliti tidak
Evaluasi Manfaat Citra Landsat 5 TM menggunakan klasifikasi multispektral
Evaluasi manfaat citra Landsat 5 TM untuk analisis tutupan lahan. Tutupan
adalah mengamati nilai uji ketelitian lahan sangat berpengaruh sekali
interpretasi ditujukan untuk mengukur terhadap sebaran batubara.
keakuratan dan ketelitian hasil Kaitannya adalah dari vegetasi seperti
pemetaan yang telah dilakukan dengan apa yang dapat tumbuh di formasi
cara verifikasi lapangan. Penelitian ini batuan seperti apa dimana pada
dilakukan verifikasi hanya untuk formasi tertentu terdapat batubara.
menyesuaikan apakah lokasi-lokasi Selain itu, penggunaan citra
yang terindikasi mengandung batubara hyperspectral juga sangat disarankan
melalui analisa digital data karena pada citra tersebut julatnya

15
pendek sehingga memungkinkan Budiadi, Evaristus., 1992. Studi
digunakan untuk mengidentifikasi Geologi dan Bahan Galian Golongan
batubara secara lebih mendetail. C Daerah Bendungan Borobudur
Perbukitan Kulon Progo Berdasarkan
KESIMPULAN Interpretasi Citra SPOT dan Foto
1. Citra landsat 5 TM baik Udara. Tesis. Yogyakarta : Program
digunakan dalam penelitian seperti ini. Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Resolusi 30 m x 30 m pada citra ini Mada.
mampu mencakup area yang luas
dimana kemampuan ini digunakan Danoedoro, P., 1996. Pengolahan
untuk mengidentifikasi kenampakan- Citra Digital : Teori dan Aplikasinya
kenampakan morfologi, litologi, dan Dalam Bidang Penginderaan Jauh.
fenomena geologi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.
2. Komposit 4,5, dan 7 (false
color) mampu menghasilkan variabel- Drury, S.A., 1987. Image
variabel untuk identifikasi batubara. Interpretation in Geology. Department
3. Penginderaan jauh melalui of Earth Sciences. The Open
pendekatan interpretasi berupa rona, University. Allen & Unwin. London.
tekstur, bentuk pola dan asosiasi dapat
digunakan untuk mempermudah Fakultas Teknik ITB, Mata Kuliah
pengamatan lapangan lebih lanjut Eksplorasi Batubara, Diktat, Teknik
sehingga tidak harus meneliti semua Pertambangan ITB, Bandung.
area.
4. Daerah penelitian merupakan Irawan, F. A., 2010. Aplikasi
daerah yang sangat menarik untuk di Penginderaan Jauh Untuk Interpretasi
kaji karena mengalami proses Dan Estimasi Potensi Sumberdaya
geomorfologi yang sangat kompleks Batubara : Studi Kasus di Kecamatan
yaitu pada awal pembentukannya Gunung Bintang Awai, Kabupaten
terjadi proses vulkanik lalu kemudian Barito Selatan, Provinsi Kalimantan
proses struktural setelah proses tengah. Tesis.Yogyakarta : Program
struktural berakhir kemudian ada Pasca Sarjana UGM.
proses fluvial.
5. Hasil uji akurasi menunjukkan Jensen, J.R., 1996. Introductory digital
bahwa citra Landsat 5 TM mampu Image Processing : a remote sensing
memberikan hasil yang cukup baik perspective, 2nd ed. Prentice-Hall,
yaitu 81,33 % Inc, New Jersey.

Kristianti, Endah., 2004. Identifikasi


DAFTAR PUSTAKA Struktur Geologi Menggunakan Citra
Bemmelen, R.W.V., 1949, The Landsat 7 ETM+ Studi di Daerah
Geology of Indonesia, The Hague : Kabupaten Sragen dan Sekitarnya,
Government Printing Office. Provinsi Jawa Tengah. Skripsi.
Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.

16
Lillesand T.M., Kiefer, R.W., 2007. -----------, 1983. Interpretasi Foto
Remote Sensing And Image Udara “Geologi”. Diktat Kuliah
Interpretation, 6th Edition, Jhon Wiley fakultas Geografi Universitas Gadjah
& Sons Inc, New York. Mada. Yogyakarta.

Molidena, E., 2009. Rekomendasi Soetoto, 2000. Interpretasi Citra


Lokasi Tambang Bahan Galian Untuk Survey Geologi. Pelatihan
Golongan B Khususnya Emas dan Penginderaan Jauh dan Sistem
Tembaga Dengan Memanfaatkan Informasi Geografis Untuk
Penginderaan Jauh dan Sistem Sumberdaya. Kerjasama PUSPICS
Informasi Geografi di Kecamatan Fakultas Geografi UGM dengan
Selogiri Wonogiri, Kecamatan Bulu, Bakosurtanal.
Sukoharjo dan Sekitarnya. Skripsi.
Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM. Sudrajat, 1990. Petunjuk dalam
Penafsiran Geologi Potret Udara.
Prakash, A. and Gupta, R.P., 1997. Diktat Kuliah. Pusat Pendidikan
Landuse Mapping and Chance Interpretasi Udara, Pasca Sarjana
Detection in A Coal Mining Area, Angkatan II. Fakultas Geografi,
Case Study in The Jharia Coalfield, UGM. Yogyakarta.
India. International Journal of Remote
Sensing, 1998, vol. 19, no. 3, pp.391- Suharyadi, 2006. Pengantar Geologi
410. Teknik (Edisi 5). Biro Penerbit.
Teknik Sipil Universitas Gadjah
Sarapirome, S., A. Surinkum, P. Mada. Yogyakarta.
Susutthipong, 2002. Aplication of
DEM Data to Geological Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan
Interpretation : Thong pha Phum Area, Gambut, Gadjah Mada University
Thailand, 23nd Asian Conference on Press, Yogyakarta.
Remote Sensing. November 25-29.
Birenda International Convention Susantoro, T.M., 2009. Optimalisasi
Centre. Khatmandu, Nepal. Data Landsat 7 ETM +dan SRTM
untuk Revisi Peta Geologi Lembar
Setyanto, H., 2005. Pembuatan kunci Bojonegoro, Tesis. Program Pasca
Interpretasi Tambang Batubara Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Permukaan Pada Citra Landsat 7 ETM Yogyakarta.
+, Tesis. Yogyakarta. Program Pasca
Sarjana Fakultas Geografi UGM. Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid
I. Gadjah Mada University Press.
Soetikno, 1977. Interpretasi Foto Yogyakarta.
Udara “Geologi”. Diktat Kuliah Pusat
Pendidikan Interpretasi Foto Udara, ------------, 1987. Penginderaan Jauh
Pasca Sarjana Angkatan II. Fakultas Jilid II. Gadjah Mada University
Geografi, UGM. Yogyakarta. Press. Yogyakarta.

17
Verstappen, H.Th., 1977. Remote
Sensing In Geomorphology.
International Institute of Aerial
Survey and Earth Science (ITC)
Elsevier Scientific Publishing
Company. Anchade, The Netherlands.

Zuidam, R.A.Van dan F.I. Van


Zuidam-Cancelado, 1979. ITC
Textbook of Photo Interpretation
Chapter VII-2 : ITC System
Geomorphological Survey.
Netherlands : ITC

Zuidam, R.A.Van dan F.I. Van


Zuidam-Cancelado, 1979. ITC
Textbook of Photo Interpretation
Chapter VII-6 : Terrain Analysis and
Clasification Using Aerial
Photograph. Netherlands : ITC

www.dspace.ipk.lipi.go.id/dspace/bitst
ream/123456789/199/1/MODUL2.pdf
Situs Resmi LIPI- Indonesia

http://satelit-
inderaja.blogspot.com/2010/10/karakt
eristik-dan-spesifikasi-satelit.html
Situs Tentang Penginderaan Jauh
Sistem Landsat

http://www.ersdac.or.jp/GDEM/E/ind
ex.html
Situs Resmi ASTER GDEM 2

18

You might also like