You are on page 1of 4

Istiqamah Dalam Kehidupan

Oleh: Thalhah Nuhin, Lc.

‫ت أدمعدماِلإدناِ دممن يدمهإدإه اه فدلد هم إ‬


‫ضنل لدهه دودممن‬ ‫إإنن املدحممدد إلإ ندمحدمهدهه دوندمستدإعمينههه دوندمستدمغفإهرهه دوندهعموهذ إباِلإ إممن هشهرموإر أدمنفهإسدناِ دودسيندئاِ إ‬
‫ي لدهه أدمشهدهد أدمن لد إإلهد إإلن اه دوأدمشهدهد أدنن همدحنمددا دعمبهدهه دودرهسمولههه‬ ‫ضلإمل فدلد دهاِإد د‬‫يه م‬

‫صنل دودسلنمم دعلى همدحنمدد دودعلى آلإإه إوأد م‬


‫صدحاِبإإه دودممن تدبإدعههمم بإإ إمحدساِدن إإدلى يدموإم الندمين‬ ‫داللههنم د‬.

          
          
         
           
     

            
            
           
          
       

dakwatuna.com - Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara;
dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Ali Imran :102-103

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang
yang Telah Taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha melihat
apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang
menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun
selain daripada Allah, Kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Dan Dirikanlah sembahyang itu
pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, Karena Sesungguhnya Allah tiada menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. Huud:112-115

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah……

Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam agamanya dan Muhammad rasulnya, ia
harus senantiasa memahami arti ikrar ini dan mampu merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas
kehidupannya. Setiap dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan nilai-nilai tersebut baik dalam kondisi
aman maupun terancam. Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena ummat, kita menyadari bahwa
tidak setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam mampu meimplementasikan dalam
seluruh kisi-kisi kehidupannya. Dan orang yang mamupu mengimplementasikannya belum tentu bisa
bertahan sesuai yang diharapkan Islam, yaitu komitment dan istiqomah dalam memegang ajarannya dalam
sepanjang perjalanan hidupnya.

Jama’ah Sholat Jum’at Yang Dimulyakan Allah….

Istiqomah adalah antonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak
di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqomah dari kata “qooma” yang berarti berdiri.
Maka secara etimologi, istiqomah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqomah
diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Secara terminology, istiqomah bisa diartikan
dengan beberapa pengertian berikut ini;

-Abu Bakar As-Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqomah ia menjawab; bahwa istiqomah adalah
kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun)

-Umar bin Khattab ra berkata: “Istiqomah adalah komitment terhadap perintah dan larangan dan tidak
boleh menipu sebagaimana tipuan musang”
-Utsman bin Affan ra berkata: “Istiqomah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah swt”

-Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Istiqomah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”

-Al-Hasan berkata: “Istiqomah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksitan”

-Mujahid berkata: “Istiqomah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah
swt”

-Ibnu Taimiyah berkata: “Mereka beristiqomah dalam mencintai dan beribadah kepaadaNya tanpa
menengok kiri kanan”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Jadi muslim yang beristiqomah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan aqidahnya
dalam situasi dan kondisi apapun, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Ia bak batu karang
yang tegar mengahadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia tidak mudah loyo atau
mengalami futur dan degredasi dalam perjalanan hidupnya. Ia senantiasa sabar dalam memegang teguh tali
keimanan. Dari hari ke hari semakin mempesona dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan Islam. Ia
senantiasa menebar pesona Islam baik dalam ruang kepribadiannya, kehidupan keluarga, kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Itulah cahaya yang selalu menjadi pelita kehidupan. Itulah manusia muslim
yang sesungguhnya, selalu istiqomah dalam sepanjang jalan kehidupan. Allah berfirman;

           
           
 
“Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya karena kekufuran) kemudian dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah
masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS 6:122)

            

“Maka tetaplah (istiqomahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS 11:112)

            
          
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialahAllah”, kemudian mereka tetap
istiqamah maka tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka
itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan.(QS 46:13-14)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…..

5 Tips Istiqamah

Kesucian dan ketakwaan yang ada dalam jiwa harus senantiasa dipertahankan oleh setiap muslim. Hal ini
disebabkan kesucian dan ketakwaan ini bisa mengalami pelarutan, atau bahkan hilang sama sekali. Namun,
ada beberapa tips yang membuat seorang muslim bisa mempertahankan nilai ketakwaan dalam jiwanya,
bahkan mampu meningkatkan kualitasnya. Tips tersebut adalah sebagai berikut;

Pertama, Muraqabah

Muraqabah adalah perasaan seorang hamba akan kontrol ilahiah dan kedekatan dirinya kepada Allah. Hal
ini diimplementasikan dengan mentaati seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya, serta
memiliki rasa malu dan takut, apabila menjalankan hidup tidak sesuai dengan syariat-Nya.

            
             
            
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy.
Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun
dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (al-Hadiid (57) : 4)

Rasulullah saw. bersabda—ketika ditanya tentang ihsan, “Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu
melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat kamu.” (HR al-Bukhari)

Kedua, Mu’ahadah

Mu’ahadah yang dimaksud di sini adalah iltizamnya seorang atas nilai-nilai kebenaran Islam. Hal ini
dilakukan kerena ia telah berafiliasi dengannya dan berikrar di hadapan Allah SWT.

Ada banyak ayat yang berkaitan dengan masalah ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

          
          
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-
sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap
sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (an-Nahl (16) : 91)

        


  
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga)
janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
(al-Anfaal (8) : 27)

Ketiga, Muhasabah

Muhasabah adalah usaha seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan evaluasi atas perbuatannya,
baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Allah berfirman;

           
       
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr (59) : 18)

“Orang yang cerdas (kuat) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk hari kematiannya.
Adapun orang yang lemah adalah orang yang mengekor pada hawa nafsu dan berangan-angan pada
Allah.” (HR. Ahmad)

Umar bin Khattab ra berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum
ditimbang ….”

Keempat, Mu’aqabah

Mu’aqabah adalah pemberian sanksi oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas keteledoran yang
dilakukannya.

        


“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal,
supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah (2) : 179)

Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam masalah ketakwaan,
muhasabah, mu’aqabah terhadap diri sendiri jika bersalah, serta contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika
mendapatkan dirinya lalai atas kewajiban. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa contoh di bawah ini.

1. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia pulang,
maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku pergi
hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar! Kini, aku menjadikan kebunku
sedekah untuk orang-orang miskin.”

2. Ketika Abu Thalhah sedang shalat, di depannya lewat seekor burung, lalu beliau pun melihatnya dan lalai
dari shalatnya sehingga lupa sudah berapa rakaat beliau shalat. Karena kejadian tersebut, beliau
mensedekahkan kebunnya untuk kepentingan orang-orang miskin, sebagai sanksi atas kelalaian dan ketidak
khusyuannya.

Kelima, Mujahadah (Optimalisasi)

Mujahadah adalah optimalisasi dalam beribadah dan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai Islam dalam
kehidupan.

       


          

“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah
kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad
yang sebenar-benarnya…” (al-Hajj (22) : 77-78)

“Rasulullah saw. melaksanakan shalat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Aisyah ra. pun bertanya,
‘Mengapa engkau lakukan hal itu, padahal Allah telah menghapuskan segala dosamu?’ Maka, Rasulullah
saw. menjawab, ‘Bukankah sudah sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur.’” (HR. al-
Bukhari Muslim)

Inilah lima langkah yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang ingin mempertahankan nilai keimanan,
yang ingin bertahan dan istiqamah di puncak ketakwaannya. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua
hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqamah, menjadi model-model muslim ideal dan akhirnya kita
dijanjikan surga-Nya.Amin.
                     
              
          

You might also like