Professional Documents
Culture Documents
Dimana D : Beban Mati, L : Beban Hidup, Ex : Beban Gempa Arah X, Ey : Beban Gempa Arah Y,
I = Faktor Keutamaan Struktur, R = Faktor Reduksi Beban Gempa.
HITUNGLAH :
1. Dimensi balok, kolom dan plat-nya
2. Analisis gempa dengan metode :
a. Statik ekivalen artinya metode terjadinya sendi plastis dengan SAP2000
b. PUSHover yang disediakan oleh SAP2000
Tugas kelompok-2
Konfigurasi Struktur
§ Mutu beton : fc’ = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton : Ec
= 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
§ Mutu tulangan : fy = 400 MPa = 4000 kg/cm2 dan mutu tulangan geser sengkang : fy = 240 MPa
Pembebanan Struktur
Sesuai dengan SNI tentang Pembebanan Bangunan Indonesia.
§ Koefisien reduksi dari beban hidup untuk perhitungan beban gempa = 0,30
Dimana D : Beban Mati, L : Beban Hidup, Ex : Beban Gempa Arah X, Ey : Beban Gempa Arah Y,
I = Faktor Keutamaan Struktur, R = Faktor Reduksi Beban Gempa.
PERTANYAAN :
1. Hitung dimensi balok, kolom dan plat serta penulangan, jika
2. Hitung perbedaan dimensi keduanya karena pengaruh gempa.
Tugas kelompok-3
Konfigurasi Struktur
§ Mutu beton : fc’ = 20 MPa = 250 kg/cm2, berat jenis beton = 2,4 ton/m3, modulus elastisitas beton : Ec
= 210000 kg/cm2 dan angka poisson = 0,2.
§ Mutu tulangan : fy = 400 MPa = 4000 kg/cm2 dan mutu tulangan geser sengkang : fy = 240 MPa
Pembebanan Struktur
Sesuai dengan SNI tentang Pembebanan Bangunan Indonesia.
§ Koefisien reduksi dari beban hidup untuk perhitungan beban gempa = 0,30
Dimana D : Beban Mati, L : Beban Hidup, Ex : Beban Gempa Arah X, Ey : Beban Gempa Arah Y,
I = Faktor Keutamaan Struktur, R = Faktor Reduksi Beban Gempa.
PERTANYAAN :
1. Hitung dimensi balok, kolom dan plat serta penulangan, jika
a. Fondasi pada tanah lunak
b. Fondasi pada tanah keras
Tugas kelompok-4
Terjadinya korosi pada suatu bangunan mempengaruhi masa layan bangunan tersebut, karena kinerja komponen
struktur bangunan menurun. Guna mencapai umur bangunan sesuai dengan rencana diperlukan pemeliharaan
bangunan dan perawatan bangunan secara terus menerus (Persyaratan Teknis bangunan Gedung, Departemen
Kimpraswil, 1996).
Dari hasil penelitian penurunan diameter besi akibat korosi disajikan persamaan berikut :
C r.t 0.5
dengan : C = tebal selimut beton (mm) r = kecepatan netralisasi (mm/tahun05) t = waktu (tahun)
DO2 adalah koefisien difusi gas O2 (mm2/tahun),
CO2 adalah konsentrasi gas O2 di permukaan beton (0,0000222 mg/mm3).
Tugas kelompok-5
HITUNGLAH
1. Hitung dimensi balok kolom dan plat , jika
a. Plat lantai tidak menyatu dengan balok
( tanpa constraint )
b. Plat lantai diberi constraint dengan baloknya
atau menyatu.
c. Semua material dari beton bertulang
d. Pembebanan sesuai SNI – Konstruksi beton
Pada kotak sistem satuan yang tersedia, pilih sistem satuan yang digunakan di dalam analisis struktur (pd
contoh perhitungan ini, digunakan sistem satuan : Kgf-cm-C).
Dari menu File, pilih New Model. Pada kotak New Model Initialization, pilih sistem satuan yang digunakan
yaitu Kgf, cm, C. Pilih gambar 3D Frame dan ketikkan data konfigurasi struktur sbb. :
o 3D Frame Type = Portal
o Number of Stories = 3
o Number of Bays,X = 3
o Number of Bays,Y = 4
o Klik OK.
Masukan data ini, akan menghasilkan struktur portal 3 dimensi lantai dengan ketinggian masing-masing tingkat
400 cm.
Untuk mendapatkan tinggi tingkat dari lantai satu sama dengan 600 cm, maka perlu dilakukan perubahan
koordinat arah Z dari joint-joint di tumpuan. Perubahan koordinat dilakukan dengan cara : klik semua joint pada
tumpuan. Pilih menu Edit dan Move. Pada kotak Move Selected Point masukan data :
Change coordinate by :
Delta X = 0
Delta Y = 0
Delta Z = -200
Untuk menampilkan konfigurasi struktur, pilih menu View dan Set Display Optons. Pada kotak Display Option
For Active Window, klik Fill Object, klik OK.
Untuk menyesuaikan bentuk denah Lantai 4 (Atap) yang direncanakan, klik elemen-elemen balok, kolom, dan
pelat yang akan dihilangkan. Pilih menu Edit dan Cut untuk menghilangkan elemen-elemen ini.
Dari menu Define, pilih Material , Pada kotak Define Material, pilih CONC, klik Modify/Show Material. Pada
kotak Material Property Data masukkan data material :
o Type of Material : Isotropic
o Klik OK.
Dari menu Define, pilih Frame Sections untuk menampilkan kotak Frame Properties. Pada kotak Choose
Property Type for Add, klik Add Rectangular, kemudian klik Add New Property. Pada kotak Rectangular
Section, masukkan dimensi balok 50/30 cm, sbb. :
o Section Name : B50x30
o : – Width (t2) = 30
o Material : CONC
o Bottom = 5
o Klik OK
Dari menu Define, pilih Frame Sections untuk menampilkan kotak Frame Properties. Pada kotak Choose
Property Type for Add, klik Add Rectangular, kemudian klik Add New Property. Pada kotak Rectangular
Section, masukkan dimensi balok 40/25 cm, sbb. :
o Section Name : B40x25
o : – Width (t2) = 25
o Material : CONC
o Bottom = 4
o Klik OK
Pada kotak Frame Properties, klik Add Rectangular dan klik Add New Property. Pada kotak Rectangular
Section, masukkan dimensi dari kolom sbb. :
o Section Name : K40x40
o : – Width (t2) = 40
o Material : CONC
o Klik OK
Dari menu Define, pilih Area Sections untuk menampilkan kotak Area Sections. Klik Add New Section. Pada
kotak Shell Section Data, masukkan data sbb. :
o Section Name : P10
o Material Angle : 0
o Thickness : Membrane : 10
o Bending : 10
o Klik OK
Untuk mendefinisikan pelat tebal 12 cm (pelat Lantai 2 dan 3), dilakukan sbb. :
Dari menu Define, pilih Area Sections untuk menampilkan kotak Area Sections. Klik Add New Section. Pada
kotak Shell Section Data, masukkan data sbb. :
o Section Name : P12
o Material Angle : 0
o Thickness : Membrane : 12
o Bending : 12
o Klik OK
5. Penempatan Elemen Pada Sistem Struktur
Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame Sections. Pada kotak
Frame Properties pilih B50x30, klik OK.
Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame Sections. Pada kotak
Frame Properties pilih B50x30, klik OK.
Klik semua kolom dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame Sections. Pada kotak Frame
Properties pilih K40x40, klik OK.
Klik semua pelat pada Lantai 4 (Atap). Pilih menu Assign, kemudian Area dan Sections. Pada kotak Area Sections
pilih P10, klik OK.
Klik semua pelat pada Lantai 2 dan Lantai 3. Pilih menu Assign, kemudian Area dan Sections. Pada kotak Area
Sections pilih P12, klik OK.
Klik joint-joint yang merupakan tumpuan jepit pada struktur. Pilih menu Assign, kemudian Joint dan
Restraints. Di dalam kotak Joint Restraints, pada Fast Restraints, klik tumpuan jepit, klik OK.
Data pembebanan dari beban mati, beban hidup, dan beban gempa dimasukkan secara terpisah pada program
komputer. Untuk itu perlu didefinisikan kasus pembebanan (load cases) untuk beban mati (DEAD), beban
hidup (LIVE) dan beban gempa arah X (QUAKE-X) dan beban gempa arah Y (QUAKE-Y).
Dari menu Define, klik Load Cases. Pada kotak Define Loads masukkan data :
o Load Name : DEAD
o Type : DEAD
o Type : LIVE
o Type : QUAKE
o Self Weight Multiplier : 0
o Type : QUAKE
o Klik OK
Kombinasi pembebanan (load combination) yang ditinjau bekerja pada struktur adalah :
Dari menu Define, klik Combination. Pada kotak Define Respone Combination klik Add New Combo. Pada
kotak Response Combination Data, masukkan data :
Klik Add
Klik Add
Klik OK.
Klik Add
Klik Add
Klik Add
Klik OK.
Klik Add
Klik Add
Klik Add
Klik Add
Klik OK.
Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, dan Lantai 4 yang akan dibebani beban mati qD = 150 kg/m2 (=
0,015 kg/cm2). Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :
Load : -0,015
Direction : Z
Klik OK.
Klik balok-balok tepi dari Lantai 2 dan Lantai 3 yang akan dibebani dinding setinggi 3,5 m (q = 8,75 kg/cm).
Pilih menu Assign, klik Frame/Cable Loads, klik Distributed. Pada Frame Distributed Loads, masukkan data
beban :
o Load Case Name : DEAD
o Direction : Z
Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -8,75, kemudian klik OK.
Klik balok-balok tepi dari Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani dinding setinggi 1 m (q = 2,50 kg/cm). Pilih
menu Assign, klik Frame/Cable Loads, klik Distributed. Pada Frame Distributed Loads, masukkan data beban :
o Load Case Name : DEAD
o Direction : Z
Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -2,50, kemudian klik OK.
Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, yang akan dibebani beban hidup qL = 250 kg/m2 (= 0,025 kg/cm2).
Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :
Load : -0,025
Direction : Z
Klik OK.
Klik semua lantai pada Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani beban hidupqL = 100 kg/m2 (= 0,010 kg/cm2). Pilih
menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban :
Load : -0,010
Direction : Z
Klik OK.
Untuk analisis beban gempa, terlebih dahulu perlu disusun fungsi dari Respon Spektrum yang akan digunakan,
dengan menu Define, Function, dan Response Spectrum. Pada Define Respons Spectrum Function di kotak
Choose Function Type to Add pilih User Spectrum dan klik Add New Function.
0,2 0,38
0,6 0,38
1,0 0,23
2,0 0,115
3,0 0,076
o Klik OK
Gambar 5. Fungsi spektrum respon wilayah gempa 2 untuk kondisi tanah sedang.
Setelah fungsi Respon Spektrum didefinisikan, kemudian didefinisikan cara analisis beban gempa yang akan
digunakan, dengan cara sbb. :
Dari menu Define, klik Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases klik QUAKE-X kemudian Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data – Response Spectrum, masukkan data seperti pada gambar bb.
Gambar 6. Data masukan untuk metode analisis superposisi ragam spektrum respon arah X
Dari menu Define, klik Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases klik QUAKE-Y kemudian Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data – Response Spectrum, masukkan data seperti pada gambar di bawah.
Gambar 7. Data masukan untuk metode analisis superposisi ragam spektrum respon arah Y
Untuk melakukan analisis dinamik, diperlukan data masukan berupa massa dari setiap lantai struktur. Salah satu
model struktur yang sering digunakan untuk keperluan analisis dinamik adalah model massa terpusat (lump
mass model). Dengan menggunakan model ini, massa dari suatu lantai bangunan dipusatkan pada titik berat
lantainya.
Untuk perhitungan beban gempa, berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan dengan meninjau beban yang
bekerja di atasnya, berupa beban mati dan beban hidup. Kombinasi pembebanan yang ditinjau bekerja pada
lantai bangunan adalah 100% beban mati (termasuk dinding) ditambah 30% beban hidup.
Dari hasil analisis, didapat berat dari masing-masing Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 255,15 ton, dengan letak titik
berat terletak ditengah-tengah bangunan. Massa dari Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 260 kg.dt2/cm.
Dari hasil analisis, didapat berat dari Lantai 4 (Atap) adalah 172,64 ton, dengan letak titik berat 9,5 m dan 7,5m
dari tepi bangunan (lihat Gambar 9). Massa dari Lantai 4 adalah 176 kg.dt2/cm.
Gambar 9. Letak titik berat Lantai 4 (Atap).
Massa dari tiap lantai yang didapat dari perhitungan, dipusatkan pada titik berat masing-masing lantai
bangunan. Karena analisis struktur dilakukan secara 3 dimensi, maka pada setiap titik berat lantai dipusatkan
massa kearah X dan massa kearah Y (lihat Gambar 10).
Untuk membuat model massa terpusat (lump mass model) dari struktur, maka joint-joint yang terdapat pada
suatu lantai harus dikekang (constraint), agar joint-joint ini dapat berdeformasi secara besama-sama, jika pada
lantai yang bersangkutan mendapat pengaruh gempa.
Untuk melakukan analisis dinamik perlu dimasukkan waktu getar dari struktur yang akan ditinjau dalam
perhitungan. Untuk mendefinisikan 6 waktu getar dari struktur yang akan ditinjau di dalam perhitungan
dilakukan sbb. :
Dari menu Define, pilih Analysis Case. Pada kotak Analysis Case, pilih MODAL kemudian klik Modify/Show
Case. Pada kotak Analysis Case Data – Modal masukkan data sbb. (lihat Gambar 12) :
Gambar 11. Data masukan untuk jumlah waktu getar struktur yang dianalisis