You are on page 1of 70

DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA


(RPJMDes)
DESA BOJONGTENGAH

TAHUN 2015 - 2020

DESA BOJONGTENGAH KECAMATAN PUSAKAJAYA


KABUPATEN SUBANG – JAWA BARAT
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM)
DESA BOJONGTENGAH TAHUN 2015-2020
Definisi RPJMDes dan RKPdes
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Berdasarkan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa, yang dijabarkan dalam Bab IX Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan
Perdesaan Pasal 78, 79 dan 80 bahwa dalam rangka perencanaan penyelenggaraaan
Pemerintahan Desa di Desa Bojongtengah perlu disusun perencanaan pembangunan desa
sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota. Perencanaan
Pembangunan Desa disusun secara partisipatif oleh Pemerintahan desa sesuai dengan
kewenangannya serta dalam menyusun Perencanaan Pembangunan desa wajib melibatkan
Lembaga Kemasyarakatan Desa.
Dalam menyusun Perencanaan pembangunan di Desa Bojongtengah berpedoman
kepada ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
bahwa jangka waktu perencanaan pembangunan untuk jangka panjang selama 20 Tahun, jangka
menengah 6 Tahunan dan satu tahunan, disamping itu juga berpedoman kepada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang perencanaan pembangunan desa bahwa
perencanaan pembangunan desa harus disusun secara partisipatif melalui tahapan pengkajian
data informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan mencakup penyelenggaraan
pemerintahan desa, organsisasi dan tata laksana pemerintah desa, keuangan desa, profil desa
dan informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan
masyarakat.
Sehubungan dengan Desa Bojongtengah merupakan salah satu desa di Kabupaten
Subang, maka dalam menyusun perencanaan pembangunan di Desa Bojongtengah harus
mengacu kepada kebijakan pembangunan yang ada di Pemerintah Kabupaten Subang yaitu
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Subang Tahun 2005-2025
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Subang nomor 12 Tahun 2008
dengan Visi ” Terwujudnya Kabupaten Subang sebagai Daerah Agribisnis, Industri dan
Pariwisata Yang berwawasan lingkungan dan Religius serta berbudaya melalui Pembangunan
Berbasisi Gotong Royong pada Tahun 2025”.
Oleh karena itu di Desa Bojongtengah telah disusun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Desa Bojongtengah Tahun 2010-2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Desa
Bojongtengah Nomor 06 Tahun 2011 dengan Visi yaitu “ Terwujudnya Bojongtengah sebagai
desa Agribisnis, Maju dan Sejatera pada Tahun 2025”.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Desa Bojongtengah Tahun 2010-2025 agar
dapat diaplikasikan perlu disusun kedalam Perencanaan Pembangunan enam tahunan dalam
bentuk Rencana Pembangnan jangka Menengah (RPJM) Desa Bojongtengah Tahun 2015-2020
yang ditetapkan dengan Peraturan Desa Bojongtengah Nomor 1 tanggal 06 Januari 2015.
Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Bojongtengah
supaya lebih Aspiratif, Aplikatif, Efektif dan Efesien perlu dilaksanakan secara Partisifatif
dengan melibatkan komponen masyarakat dalam mengkaji kembali penggalian gagasan, kajian
masalah sketsa Desa, Kajian masalah kalender musim, kajian masalah Kelembagaan dan kajian
data serta informasi lainnya dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan keuangan Desa,
Pembangunan Desa dan pembinaan masyarakat sebagaimana tertuang dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Desa Bojongtengah Tahun 2010-2025
berdasarkan kebutuhan pembangunan dan upaya pemecahan masalah yang paling prioritas
sesuai dengan peringkat tindakan yang dipandu oleh suatu Tim Penyusun Perencanaaan
Pembangunan desa sebagaimana ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa Bojongtengah
147.421/KEP. 05-Pemb/2014 sehingga perencanaan yang di hasilkan lebih tepat mengenai
sasaran dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat serta bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Bojongtengah Tahun 2015-
2020 yang merupakan hasil Tim Penyusun Perencanaan Pembangunan Desa telah disepakati
dalam Musyawarah Desa dan Musyawarah BPD Tanggal 06 Januari 2015.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Bojongtengah Tahun 2015-
2020 ini bersifat konprehensif atau menyeluruh dan sinergi atau berkesinambungan dan saling
keterkaitan yang akan dilakasanakan selama 6 Tahun ke depan yang memuat Visi, Misi,
Kebijakan/Strategi, Pembidangan Program dan Kegiatan sebagai dasar penyusunan Rencana
Kegiatan Pembangunan (RKP) Desa Bojongtengah untuk satu tahunan.

1.2.Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tentang Peraturan Pelaksanan


Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Desa tentang
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaulasi pelaksanaan rencana
pembangunan Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Perencanaan Pembangunan Desa;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Desa tentang tahapan,
tata cara penyusunan, pengendalian dan evaulasi pelaksanaan rencana pembangunan
Daerah;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD ) Kabupaten Subang Tahun 2005 – 2025;
10. Peraturan Desa Bojongtengah Nomor 1 Tahun 2015 tentang RPJM Desa.

1.3.Pengertian
1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat;

2. Daerah adalah Kabupaten Subang;


3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Subang;
4. Bupati adalah Bupati Subang;
5. Dewan Perwakilan Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Subang;
6. Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten;
7. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Republik
Indonesia;
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan Mengurus kepentingan
Masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang duiakui dan
dihormati dalam system Pemerintahan Negara Repubil Indobnesia;
9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan Demokrasi dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
10. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
11. Peraturan Desa adalah peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh BPD dan Kepala
Desa;
12. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi;
13. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat
menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan Kepala Desa;
14. Keputusan BPD adalah semua keputusdan BPD yang ditetapkan oleh BPD;
15. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Desa (RPJPDes) adalah dokumen perencanaan
pembangunan Desa secara makro untuk jangka waktu 15 ( Lima Belas ) tahun kedepan
yang disusun berdasarkan hasil kajian masalah, penyebab dan potensi sebagaimana
tertuang dalam Sketsa Desa, Kalender Musim dan Bagan Kelembagaan yang selanjutnya
ditetapkan dengan Peraturan Desa;
16. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) adalah penjabaran dari
RKPDes yang disusun untuk jangka waktu 6 ( enam ) tahun yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa;
17. Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) adalah merupakan penjabaran dari
RPJMDes yang disusun untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
18. Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (DU-
RKPDes) adalah daftar yang merupakan usulan kegiatan pembangunan Desa yang
menggunakan dana yang sudah jelas sumbernya baik dari APBN, APBD (Provinsi,
Kabupaten/Kota), APB Desa, Swadaya dan kerjasama dengan Pihak ketiga;
19. Aggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau disingkat APBDes adalah rencana anggaran
keuangan Pemerintahan Desa untuk satu tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Desa
untuk pembiayaan Pembangunan Desa dan pembiayaan rutin Pemerintahan Desa;
20. Pembangunan partisipatif aadalah suatu system pengelolaan pembangunan di desa
bersama-sama secara musyawarah, mufakat dan gotong-royong , yang merupakan cara
hidup masyarakat yang telah lam berakar budaya di wilayah Indonesia;
21. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang meliputi data dasar
keluarga, potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, prasarana dan
sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa;
22. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya (MUSRENBANG DESA)
adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para
pemangku kepentingan desa (pihak berkepentinga untuk mengatasi permasalahan desa dan
pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan
di desa 6 (enam) dan 1 (satu) tahunan;
23. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah Lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah desa
dalam memberdayakan masyarakat;
24. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat (APB-Des) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan peraturan
Desa.
25. Gotong-royong adalah gerakan pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dilaksanakan secara sadar dalam kebersamaan untuk mencapai tujuan.
26. Visi adalah rumusan ideal mengenai masa depan Desa yang merupakan cita-cita
Pemerintah dan Masyarakat Desa mengenai keadaan yang ingin diwujudkan;
27. Misi adalah rumusan umum mengenai cara-cara yang harus dilaksanakan untuk
mewujudkan Visi.

1.4.Tujuan
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Bojongtengah Tahun
2015-2020 ini bertujuan untuk :

1. Mewujudkan perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat


dengan mendayagunakan potensi lokal;
2. Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program
pembangunan Desa;
3. Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di Desa;
4. Menumbuhkembangkan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun Desa
melalui gerakan gotong-royong masyarakat.
BAB II

PROFIL DESA

2.1. Kondisi Desa

Desa Bojongtengah merupakan Desa yang sangat Strategis, lebih kurang 5 Km arah
s e l a t a n dari Ibu Kota Kecamatan Pusakajaya dan jalan raya Provinsi (jalurpantura). Dengan
letak yang strategis itu banyak potensi yang bisa dikembangkan dan digali lebih maksimal lagi
oleh Desa untuk kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar wilayah Desa Bojongtengah adalah
lahan pesawahan yang artinya Desa Bojogtengah menjadi salah satu wilayah produktif pengasil
padi di wilayah Kabupaten Subang. Peningkatan IPTEK disegala aspek Perekonomian,
Kebudayaan dan Pendidikan menjadi salah satu visi dan misi yang harus dicapai sehingga
terbuka lapangan pekerjaan yang cukup, SDM yang handal yang akan memaksimalkan potensi
yang ada agar tercipta masyarakat yang siap dalam menghadapi era globalisasi di kemudian
hari.

2.1.1. Sejarah Desa


Menurut Bukti – Bukti dan kesaksian para Tokoh Masyarakat Desa Bojongtegah bahwa
Sejarah terjadinya sebuah Wilayah menjadi suatu Desa terjadi beberapa Fase diantaranya
sebagai berikut :

Bojongtengah adalah bekas tanah jajahan peninggalan Belanda yang disebut tanah P.& T.
(Pamanukan dan Tjiasem) Wilayah kekuasaan Netherlan

Bojongtengah Tepatnya pada Tahun 1920 adalah bagian dari Wilayah Jawa Barat yang
dihuni + 4 ( empat ) keluarga dikampung Sukamanah yang jauh dari jalan karena sangat
ketakutan apabila belanda/kompeni lewat, kemudian pindah ke Bojongsangkem pada saat itulah
ada seorang yang bernama Bapak SANGKEM yang berasal dari Pemalang Jawa Tengah dan
bapak INTENG yang berasal dari daerah Karawang beserta kerabat dan Saudaranya membuat
inisiatif untuk menggagas suatu pemukiman. Pada Tahun 1939 Wilayah yang seluas+ 1.267 Ha
resmi menjadi sebuah wilayah yang bernama Bojongtengah. Bersamaan dengan penertiban
wilayah oleh Pemerintahan Kolonial Belanda dibawah pimpinan Tuan FUBBER. Dinamakan
wilayah Bojongtengah karena wilayahnya terletak dipinggiran sungai Cipunagara atau daratan
yang dilalui sungai berlekuk-lekuk maka disebut Bojong. Kemudian karena letaknya di Tengah
antara Sungai Cipunagara dan Kali Sewo dengan hasil musyawarah disebutlah dengan wilayah
Bojongtengah.

Kemudian pada Tahun 1945 diadakan pemilihan kepala desa, terpilihlah seorang yang
bernama INTENG menjadi Kepala Desa yang dianggap berpengaruh besar, kuat dan
pemberani dikarenakan pada saat itu kondisi Wilayah tersebut masih Hutan belantara dan sering
ada gerombolan yang membuat keonaran. Pada saat itu pelayanan terhadap warga dilakukan
dirumah seorang Kepala Desa, Karena belum memiliki Kantor Desa.Barupada Tahun 1959 dari
hasil gotong-royong masyarakat dibangunlah sebuah Kantor Desa.Untuk mensejahterakan
aparat Desa para pendahulu secaragotong-royong membeli tanah untuk menggaji Kepala Desa
dana aparatnya, yang sekarang di sebut tanah TITISARA ( Tanah Titipan Sawah Masyarakat )
dan menyediakan lahan untuk Pembangunan Kantor Desa, bangunan Sekolah, Mesjid dan
Lapang sepak bola.

2.1.1.1. Kronologis Kepemimpinan di Desa Bojongtengah


Desa Bojongtengah mulai berdiri pada tahun 1900 dengan berbagai sejarah kepemimpinan.
Urutan petinggi Desa Bojongtengah sebagai berikut :

2.1.2.1.LegendaDesa

DAFTAR NAMA – NAMA KEPALA DESA BOJONGTENGAH

No. Nama Peroide Ket

1 INTENG 1933 - 1941 DipilihsecaraDipinitip

2 DOING 1941 - 1943 DipilihsecaraDipinitip

3 ALIM SUDARMA 1943 - 1944 PJS

4 CARWITA 1944 – 1951 Dipilihsecara Dipinitip

5 CARWITA 1951 - 1959 Dipilihsecara Dipinitip

6 NAYA 1959 – 1967 Dipilihsecara Dipinitip

7 SANEM 1967 – 1971 PJS

8 NIRAN 1971 – 1975 Dipilihsecara Dipinitip

9 YUSUF 1975 PJS

10 NIRAN 1975 – 1979 Dipilihsecara Dipinitip

11 M ADI 1979 – 1980 PJS

12 A ENDI W. 1980 - 1988 Dipilihsecara Dipinitip

13 DARBIN 1988 PJS

14 A ENDI W. 1988 – 1997 Dipilihsecara Dipinitip

15 DARBIN 1997 PJS

16 JAJA S. 1997 – 1998 Dipilihsecara Dipinitip

17 IMAM S. 1998 - 2002 PJS

18 NURITA 2002 – 2007 Dipilihsecara Dipinitip

19 H. ROSIDIN 2007 - SEKARANG Dipilihsecara Dipinitip


Bangsa yang Baik adalah bangsa yang mau menghormati dan menghargai sejarahnya. Bung
Karno Presiden RI Pertama mengatakan “ NEVER LEAVE HISTORY “

2.1.2. Demografi
Desa Bojongtengah berada Di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa-
Barat.

A. Luas Desa Bojongtengah : 551,125 Ha


 Tanah Sawah : 455 Ha
 Tanah Pemukiman : 65,685 Ha
 Tanah Lain-lain : 30,44 Ha
B. Batas Wilayah :
 Sebelah Utara : Desa Pusakajaya dan Desa Bojongjaya
 Sebelah Selatan : Kecamatan Compreng
 Sebelah Barat : Desa Sungai Cipunagara
 Sebelah Timur : Desa Bojongjaya
C. Penduduk Desa Bojongtengah :
 Jumlah Penduduk : 3.601 jiwa
 Jumlah Penduduk Perempuan : 1842 jiwa
 Jumlah Penduduk Laki-laki : 1759 jiwa
 Jumlah KK : 1051 KK
 Jumlah KK RTM : 350 KK
D. Keadaan Iklim :
Di Desa Bojongtengah ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Sehingga
sangat berpengaruh pada pola tanam padi sebagai salah satu wilayah sentra produksi padi
di Kabupaten Subang.
 Curah Hujan : 2.300 Mm
 Jumlah Bulan Hujan : 5 Bln
 Kelembaban : 85°C
 Suhu rata-rata : 30° s/d 34°C
 Ketinggian : 10 M dpl.
E. Orbitasi

 Jarak ke Ibu Kota Kecamatan :6 Km


 Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 48 Km
 Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 105 Km
 Jarak ke Ibu Kota Negara : 158 Km
D. Jenis dan Kesuburan Tanah

 Warna Tanah : Hitam / Abu-abu


 Kemiringan Tanah : 12° - 15°
2.1.3. Keadaan sosial

Secara Sosial keadaan Desa Bojongtengah dilihat dari beberapa bidang yaitu:

2.1.3.1. Bidang keagamaan


Penduduk desa Bojongtengah Mayoritas beragama Islam. Terdapat Kelompok
Jam’iyah yassin ibu-ibu muslimat dan jam’iyah . Dan terdapat juga Kelompok Rebana
Ibu-ibu.
2.1.3.2. Bidang Kebudayaan
Penduduk desa Bojongtengah terdiri dari suku jawa dan sunda. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah jawa dan sunda.
2.1.3.3. Bidang Pendidikan
Untuk tingkat pendidikan di desa Bojongtengah masih setandar Pemerintah Yaitu
Wajar Dikdas 12 th dan Ijasah Setrata Paket- B dan Paket-C. untuk Tingkat perguruan
Tinggi Masih sebagian kecil 1.29 % dari jumlah penduduk dikarenakan Faktor
Ekonomi Keluarga.

2.1.4. Keadaan Ekonomi


2.1.4.1. Mata Pencaharian Penduduk Desa Bojongtengah yaitu :
NO PEKERJAAN JUMLAH

1
No. PNS/TNI/POLRI 22 Orang
2 PENS. PNS/TNI/POLRI 5 Orang
3 BIDAN DESA 2 Orang
4 KARYAWAN SWASTA 101 Orang
5 BURUH TANI 921 Orang
6 BURUH MIGRAN 50 Orang
7 PETANI 380 Orang
8 INDUSTRI RUMAH TANGGA 10 Orang
9 PEDAGANG 75 Orang
10 PEDAGANG KELILING 18 Orang
11 PETERNAK 50 Orang
12 PERIKANAN 15 Orang
13 INDUSTRI MENENGAH 3 Buah
14 BENGKEL MOTOR 3 Buah
15 SEWA TRAKTOR 13 Orang
2.1.4.2. Jenis usaha yang ada di Desa Bojongtengah adalah :
PERTANIAN/
PETERNAKAN KETRAMPILAN
PERKEBUNAN

- Budidaya ikan Lele - Tanaman Padi - Kerajinan anyaman bambu


- Budidaya Belut - Kebun buah Naga - Pembuatan kusen
- Peternak Sapi - Kebun Pepaya - Penyewaan tenda
- Penetasan itik - Kebun Mangga - Pembuatan Batubata
- Peternak Domba - Pengrajin kue

2.1.4.3. Tempat usaha

No Tempat Usaha Jumlah

1 Counter Hp 6 Unit

2 Warung 27 Unit

3 Toko Klontong 15 Unit

4 Bengkel Motor 4 Unit

5 Bengkel sepeda 2 Unit

6 Toko Obat pertanian 4 unit

7 Tukang rongsok 1 Unit

8 Matrial 2 Unit

2.2. Kondisi Pemerintahan


Desa Bojongtengah menganut sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa Demokrasi
yang berazaskan Pancasila dan UUD 1945.
2.2.1. Pembagian Wilayah Desa
DesaBojongtengahterbagiatas 2 wilayah dusun yaitu :

DUSUN BOJONGSANGKEM I DUSUN BOJONGSANGKEM II

Terdiri dari 5 RT : Terdiri dari 5 RT :

RT : 01 RW : 01 RT : 06 RW : 02
RT : 02 RW : 01 RT : 07 RW : 02
RT : 03 RW : 01 RT : 08 RW : 02
RT : 04 RW : 01 RT : 09 RW : 02
RT : 05 RW : 01 RT : 10 RW : 02

2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Bojongtengah


BAB III

POTENSI DAN MASALAH

Potensi dan masalah yang dimaksud disini adalah merupakan hasil


pengkajian ulang data profil desa dalam bentuk analisis kajian masalah sketsa desa
yang mencakup potensi Sumber Daya Manusia, potensi Sumber Daya Alam dan
potensi sumber Daya Sarana dan Prasarana desa serta kajian masalah kalender
musim yaitu kejadian-kejadian yang sering berulang setiap musim dan kajian
masalah bagan kelembagaan sebagaimana yang tertuang dalam dekumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Bojongtengah Tahun 2015-2020
yang paling prioritas untuk diselesaikan sesuai dengan peringkat tindakan yaitu
sebagai berikut:

3.1. Potensi Sumber Daya Manusia


3.1.1. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah sebanyak 3.578 Jiwa diantaranya masih ada 1863
Orang yang belum memiliki Akta Kelahiran,disebabkan karena masyarakat kurang
memahami akan pentingnya akta kelahiran dan mahalnya biaya akta
kelahiran,akibatnya status anak tidak jelas sehingga perlu adanya penyuluhan tentang
pentingnya akta kelahiran dan perlu adanya pembuatan akta kelahiran secara masal.
3.1.2. Jumlah KK di Desa Bojongtengah sebanyak 1051 KK, diantaranya masih ada 381 KK
yang masih belum memiliki Kartu Keluarga,disebabkan karena masyarakat kurang
memahami akan pentingnya Kartu Keluarga dan mahalnya biaya pembuatan Kartu
Keluarga, akibatnya kurang jelas status keluarga sehingga perlu adanya penyuluhan
tentang pentingnya Kartu Keluarga dan perlu adanya pembuatan Kartu Keluarga secara
masal.
3.1.3. Jumlah rumah Tangga di Desa Bojongtengah 1051 KK, diantaranya ada 360 Rumah
Tangga yang belum memiliki surat nikah, disebabkan karena surat nikah hilang, kawin
sirih dan masyarakat kurang memahami pentingnya surat nikah akibatnya tidak
jelasnya status perkawinan sehingga perlu adanya sidang isbat, nikah masal dan
penyuluhan Undang-Undang perkawinan.
3.1.4. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah usia 17 Tahun keatas ada 2138 orang,
diantaranya masih ada 563 orang belum memiliki KTP, disebabkan karena masyarakat
kurang memahami pentingnya KTP dan mahalnya biaya pembuatan KTP, akibatnya
tidak jelas status Kewarganegaraannya sehingga perlu adanya penyuluhan tentang
pentingnya KTP dan pembuatan KTP secara masal.
3.1.5. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah usia 3 – 6 Tahun sebanyak 158 Orang,
diantaranya masih ada 111 Orang yang belum mengikuti kegiatan PAUD, disebabkan
karena orang tua anak belum memahami pentingnya kegiatan PAUD serta belum ada
kelompok PAUD di Dusun Sukamanah dan Dusun Sukadana akibatnya tumbuh kembang
anak tidak terjamin sehingga perlu diadakan penyuluhan tentang pentingnya kegiatan
PAUD, pembentukan kelompok PAUD di Dusun Sukamanah Dan Dusun Sukadana juga
pelatihan Kader PAUD.
3.1.6. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah usia 18 – 56 Tahun sebanyak 1937 Orang,
diantaranya masih ada 101 Orang yang tidak pernah sekolah, disebabkan tidak dapat
bersekolah.Akibatnya kualitas SDM rendah sehingga perlu pembentukan kelompok
belajar Keaksaran Fungsional (KF) dan Penyelenggaraan kelompok belajar KF.
3.1.7. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah usia 18 – 56 Tahun sebanyak 1937 Orang,
diantaranya masih ada 401 Orang yang tidak tamat SD. Disebabkan karena tidak bisa
melanjutkan sekolah, akibatnya kualitas SDM jadi rendah sehingga perlu pembentukan
Kejar Paket A dan Penyelenggaraan Kejar Paket A.
3.1.8. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah usia 12 – 56 Tahun sebanyak 2207 Orang,
diantaranya masih ada 354 Orang yang tidak tamat SLTP/Sederajat.Disebabkan karena
tidak dapat melanjutkan sekolah, akibatnya kualitas SDM jadi rendah sehingga perlu
pembentukan Kejar Paket B/Ujian persamaan dan Penyelenggaraan kelompok Kejar
paket B/Ujian Persamaan.
3.1.9. Kepedulian Masyarakat Desa Bojongtengah terhadap orang sakit/maninggal kurang
terkoordinir disebabkan belum ada Lembaga khusus yag menangani masalah orang
sakit/meninggal akibatnya penaganan orang sakit/ meninggal kurang efektif sehingga
perlu diadakan Pembentukan kelompok peduli orng sakit/meninggal.
3.1.10. Taraf Pendidikan masyarakat Desa Bojongtenagh masih rendah dimana yang belum
tamat sekolah SD/SLTP 38.%,belum tamat SLTA ke atas 70 % yang tamat SD/SLTP
62%yang Tamat SLTA ke atas 30% disebabkan belum ada Lembaga yang menangani
masalah pendidikan masyarakat sehingga perlu pembentukan kelompok peduli
Pendiddikan.
3.1.11. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah 3571 Orang, diantaranya masih ada 670 Orang
yang Pendidikannya Hanya Tamat SD.Disebabkan karena tidak dapat melanjutkan
sekolah, akibatnya kualitas SDM jadi rendah sehingga perlu pembentukan Kejar Paket
B dan Penyelenggaraan kejar Paket B.
3.1.12. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah usia 18 – 56 Tahun sebanyak 1937 Orang,
diantaranya masih ada 709 Orang yang tidak tamat SLTA/Sederajat disebabkan tidak
dapat melanjutkan sekolah, akibatnya kualitas SDM rendah sehingga perlu
pembentukan Kejar Paket C/Sederajat dan Penyelenggaraan Kejar paket C.
3.1.13. Tidak tersedianya data anak usia sekolah disebabkan beluma adanya indentifikasi usia
anak sekolah dan masih ada ornagtua yang kurang memahami tentang pentingnya anak
mengikuti wajib belajar Pendidikan dasar sehingga perlu adanya pendataan aak usia
sekolah dan Penyuluhan wajib belajar pendidikan dasar.
3.1.14. Jumlah anak usia Sekolah Dasar usia 7-12 Tahun sebanyak 380 orang tetapi masih ada
12 orang tidak sekolah.Disebabkan orang tua kurang mampu membiayai pendidikan,
akibatnya kualitas SDM jadi rendah sehingga diperlukan pemberian bantuan biaya untuk
sekolah.
3.1.15. Jumlah murid Sekolah Dasar usia 7-12 Tahun sebanyak 407 orang tetapi masih ada 28
orang terancam putus sekolah.Disebabkan mahalnya biaya sekolah, akibatnya
konsentrasi belajar siswa terganggu sehingga diperlukan pemberian bantuan biaya
untuk sekolah SD.
3.1.16. Jumlah penduduk yang bersekolah di SLTP/Sederajat sebanyak 58 orang tetapi masih
ada 12 orang terancam putus sekolah.Disebabkan mahalnya biaya sekolah, akibatnya
konsentrasi belajar siswa terganggu sehingga diperlukan pemberian bantuan biaya
untuk sekolah SLTP.
3.1.17. Jumlah Penduduk Desa Bojongtengah usia 18 – 56 Tahun sebanyak 1937 Orang,
diantaranya masih ada 709 Orang yang menganggur.Disebabkan tidak mempunyai
keterampilan kerja, tidak mempunyai modal usaha dan tidak ada pembinaan pemuda
pengangguran yang akibatnya tidak mempunyai pendapatan sehingga perlu adanya
pelatihan keterampilan perbengkelan, budidaya peternakan, budidaya pertanian,
budidaya perikanan, pelatihan keterampilan menjahit, pelatihan ketermapilan
elektronik, pelatihan pengolahan hasil pertanian, pelatihan pengolahan pupuk organik
dan pemberian bantauan modal usaha.
3.1.18. Kurang trampilnya opraor traktor dalam membajak lahan disebabkan belum adanya
pelatihan oprator traktor akibatnya hasil pengolahan lahan pertanian kurang maksimal
sehinga diperlukan pelatihan oprator traktor.
3.1.19. Kurang trampilnya oprator powertheresser dalam perontokan panen padi disebabkan
belum adanya pelatihan oprator powertheresser akibatnya hasil bulir gabah banyak
yang terbuang sehinga diperlukan pelatihan powertheresser.
3.1.20. Kurang trampilnya opraor hulleran dalam membajak lahan disebabkan belum adanya
pelatihan oprator hulleran padi akibatnya hasil penggilangan padi kurang maksimal
sehinga diperlukan pelatihan oprator hulleran padi.
3.1.21. Di Desa Bojongtengah ada 4 KPMD yang kinerjanya kurang optimal disebabkan masih
kurangnya pengetahuan dan wawasan KPMD akibatnya keberdayaan masyarakat Desa
Bojongtengah kurang optimal sehingga perlu adanya pelatihan dan pembinaan KPMD.
3.1.22. Jumlah rumah Tangga di Desa Bojongtengah 1051 KK, diantaranya masih ada rumah
tangga miskin sebanyak 773 KK.Disebabkan tidak mempunyai keterampilan kerja dan
tidak mempunyai modal usaha, akibatnya status sosialnya rendah sehingga perlu
adanya bantuan kredit modal usaha keluarga miskin.
3.1.23. Peranan perempuan dalam penyelenggaraan pembangunan di Desa Bojongtengah
masih diabaikan disebabkan penyelenggaraan pembangunan di Desa Bojongtengah
masih di dominasi kaum laki-laki akibatnya kurangnya partisifasi kaum perempuan
dalam pembangunan desa sehingga perlu adanya penyuluhan kesetaraan gender.
3.1.24. Sering terjadinya kekerasan perempuan dan anak dalam rumah tangga disebabkan
lemahnya status perempuan dan anak dalam keluarga akibatnya perlindungan
perempuan perempuan dan anak dalam rumah tangga kurang terjamin sehingga perlu
adanya penyuluhan tentang perlindungan perempuan dan anak.
3.1.25. Jumlah Ibu hamil 26 orang diantaranya ada 10 orang ibu hamil yang tidak dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin. Disebabkan tidak mempunyai biaya untuk
memeriksa kehamilannya, akibatnya kesehatan ibu hamil kurang terjamin sehingga
perlu pemberian bantuan biaya pemeriksaan ibu hamil.
3.1.26. Jumlah Pasangan Usia Subur 965 orang diantaranya yang belum ber-KB sebanyak 193
orang Disebabkan ingin mempunyai anak akibatnya pertumbuhan penduduk tidak
terkendali sehingga perlu diadakan penyuluhan gerakan KB.
3.1.27. Jumlah KK di Desa Bojongtengah sebanyak 1051 KK diantaranya 943 KK belum
mempunyai sumber air bersih, disebabkan sumber air yang ada tidak layak untuk air
minum, akibatnya masyarakat harus membeli air untuk kebutuhan air minum sehingga
perlu ada pemasangan PDAM dan pembuatan sumur bor dalam.
3.1.28. Jumlah KK di Desa Bojongtengah sebanyak 1051 KK diantaranya masih ada 400 KK
yang buang air besar di sungai, kebun dan sawah disebabkan belum mempunyai
jamban keluarga, akibatnya terjadi pencemaran lingkungan sehingga perlu pembuatan
jamban keluarga.
3.1.29. Jumlah KK di Desa Bojongtengah sebanyak 1051 KK diantaranya masih ada 4 KK yang
membuang sampah disembarang tempat, disebabkan belum adanya TPPS ,TPSA,
belum kelompok pengelola sampah, belum ada alat pengangkut dan belum pengolahan
sampah akibatnya terjadi pencemaran lingkungan sehingga perlu di di adakan gerakan
pembuatan TPPS di setiap rumah dan pembangunan TPA di Dusun Sukadana, Dusun
Sukamanah, Bojongsangkem I dan Bojongsangkem II,pembentukan kelompok
pengelola sampah di Dusun Sukadana, Dusun Sukamanah, Bojongsangkem I dan
Bojongsangkem II,pengadaan gerobak sampah,pengadaan mesin pengolahan pupuk
organik dan pengolahan pupuk organik.
3.1.30. Kegiatan PAUD di Dusun Bojongsangkem I masih dilaksanakan di POSYANDU Melati
disebakan di Dusun Bojongsangkem I belum ada gedung PAUD akibatnya kegiatan
PAUD kurang optimal sehingga perlu dibangun gedung PAUD di Dusun Bojongsangkem
I.
3.1.31. Kegiatan PAUD di Dusun Bojongsangkem II masih dilaksanakan di POSYANDU Ros
disebakan di Dusun Bojongsangkem II belum ada gedung PAUD akibatnya kegiatan
PAUD kurang optimal sehingga perlu dibangun gedung PAUD di Dusun Bojongsangkem
II.
3.1.32. Kegiatan POSYANDU di Dusun Sukamanah masih dilaksanakan di rumah RT disebabkan
di Dusun Sukamanah belum ada gedung POSYANDU akibatnya kegiatan POSYANDU
kurang Optimal sehingga perlu dibangunnya gedung POSYANDU di Dusun Sukamanah.
3.1.33. Kegiatan POSYANDU di Dusun Sukadana masih dilaksanakan di rumah RT disebabkan
di Dusun Sukadana belum ada gedung POSYANDU akibatnya kegiatan POSYANDU
kurang Optimal sehingga perlu dibangunnya gedung POSYANDU di Dusun Sukadana.
3.1.34. Jumlah Balita di Desa Bojongtengah sebanyak 421 orang diantaranya ada 120 Balita
yang tidak rutin datang ke POSYANDU disebabkan Penyuluhan YANDU kurang optimal
dan Pemberian Makanan Tambahan yang tidak teratur akibatnya kesehatan Balita krang
terjamin sehingga perlu ada Penyuluhan kegiatan POSYANDU secara rutin dan kegiatan
PMT secara rutin.
3.1.35. Jumlah penduduk Desa Bojongtengah sebanyak 3571 masih ada 620 KK keluarga miskin
yang hanya bisa makan nasi 2 hari sekali disebabkan harga beras tidak terjangkau oleh
keluarga miskin akibatnya tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga sehingga
perluadanya bantuan RASKIN.
3.1.36. Kegiatan belajar Kejar KF,Paket A, Paket B dan Paket C masih dilaksanakan dirumah
warga disebabkan belum adanya gedung PKBM akibatnya kegiatan belajar mengajarnya
kurang optimal sehingga perlu pembangunan gedung PKBM.
3.1.37. Di Desa Bojongtengah masih sulit memantau pertumbuhan dan perkembangan
peduduk disebabkan tidak ada laporan penduduk desa secar rutin dari tiap-tiap RT
akibatnya data di Desa bojongtengah tidak ada akurat dan mutakhir sehingga perlu
adanya pendataan keluarga.
3.1.38. Masih rendahnya PUS yang ikut KB hanya 40% disebabkan PUS kurang memahami
pentingnya berKB dan Calon akseptor masih kurang mengetahui jenis jenis alat
kontrasepsi KB akibatnya banyak PUS yang hamil sehingga perlu adanya gerakan KB
dan Penyuluhan tentang penggunaan alat kontrasepsi KB.
3.1.39. Masih rendahnya kinerja POS KB desa dan Sub POS KB Desa Bojongtengah disebabkan
kurangnya pembinaan POS KB Desa, Sub POS KB Desa Bojongtengah dan masih
rendahnya POS KB Desa Dan Sub POS KB Desa akibatnya pencapaina program KB
kurang optimal sehingga perlu adanya pembinaan POS KB Desa,Sub POS KB Desa dan
pemberian insentif POS KB Desa,Sub POS KB Desa.
3.1.40. Penduduk Desa Bojongtengah sebanyak 48 orang melakukan perkawinan usia dini
disebabkan adanya pergaulan bebas remaja dan kurangnya penyuluhan undang-
undang perkawinan akibatnya banyak terjadi perceraian sehingga perlu adanya
Penyuluhan Pendewasaan Usia Perkawianan (PUP) dan penyuluhan undang-undang
perkawinan.
3.1.41. Banyaknya Perkawinan usia dini yang belum siap punya anak tetapi melahirkan
disebabkan kurang optimalnya penyuluhan Penundaan Anak Pertama(PAP) akibatnya
pola asuh terhadap anak kurang optimal sehingga perlu adanya penyuluhan Penundaan
Anak Pertama (PAP).
3.1.42. Banyaknya keluhan dai akseptor KB disebabkan kurang optimalnya pembinaan akseptor
KB lestari akibatnya tidak menjadi akseptor KB lestari sehingga perlu pembinaan
kelompok akseptor KB lestari.
3.1.43. Adanya pergaulan bebas remaja disebabkan adanya poto dan video porno akibatnya
sering terjadi perkawinan usia dini dan hamil diluar nikah sehingga perlu adanya
penyuluhan tentang bahay sex bebas.
3.1.44. Masih rendahnya capain CU/PUS hanya 58 % disebabkan PUS calon akseptor kurang
memahami manfaat berKB dan penggunaan alat kontrasepsi yang berakibat tingginya
angka kelahiran mencapai rata-rata 38 orang/tahun sehingga perlu adanya kunjungan
calon akseptor KB, pelayanan alat kontrasepsi dan kunjungan pasca pelayanan.
3.1.45. Ibu hamil yag ada di Desa Bojongtengah sebanyak 18 orang diantaranya masih ada ibu
hamil yang tidak rutin datang ke POSYANDU disebabkan irbu hamil kurang memahami
pentingnya datang ke POYANDU akibatnya ibu hamil kurang terpantau sehingga perlu
adanya penyuluhan tentang ibu dan anak,pelayanan ibu bersalin dan kunjungan ibu
nifas dan bayi.
3.1.46. Masih banyaknya PUS keluarga mampu yang belum berKB secara mendiri disebabkan
kurang optimalnya penyuluhan KB mandiri akibatnya paket alkon bagi keluarga miskin
berkurang sehingga perlu adanya penyuluhan KB mandiri.
3.1.47. Belum adanya pemilihan dan pemilahan calon peserta KB disebabkan hasil pendataan
keluarga masih bersipat global akibatnya penentuan calon peserta KB kurang tepat
sasaran sehingga perlu adanya inventarisasi calon peserta KB.
3.1.48. Masih rendahnya Partisifasi masyarakat datang ke POSYANDU(D/S) hanya 50 % dan
M/S hanya 40% disebabkan ibu balita kurang memahami pentingnya kegiatan
POSYANDU akibatnya tumbuhkembang anak balita tidak terpantau sehingga perlu
adanya penyuluhan pentingnya kegiatan POSYANDU dan Penyelenggaraan POSYANDU.
3.1.49. Masih rendahnya Perilaki Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dilingkungan keluarga
disebabkan kurangnya penyuluhan PHBS akibatnya NKKBS kurang tercapai sehinga
perlu adanya penyuluhan PHBS.
3.1.50. Masih ada beberapa ibu hamil yang melahirkan ditolong dukun paraji disebabkan
mahalnya biaya persalinan akibatnya keselamatan ibu melahirkan kurang terjamin
sehingga perlu adanya pembinaan kelompok Dasolin dan Pembinaan kelompok Tabulin.
3.1.51. Di Desa Bojongtenga ada 4 anak Balita, diantaranya yang gizi kurang disebabkan
rendahnya aklori anak balita akibatnya tumbuhkembang anak kurang terjamin sehingga
perlu PMT anak balita di POSYANDU.
3.1.52. Masih rendahnya semangat belajar Sekolah SD/MI disebabkan rendahnya kalori anak
sekolah SD/MI akibatnya anak Sekolah kurang berprestasi sehingga perlu adanya PMT
anak Sekolah SD/MI.
3.1.53. Lingkunga pemukiman di Desa Bojongtengah masih ada yang kumuh disebabkan
masyarakat kurang memahami tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan belum
ada kelompok masyarakat yang menangani masalah lingkungan akibatnya kesehatan
masyarakat kurang terjamin sehingga perlu adanya Penyuluhan kesehatan lingkungan,
gerakan masyarakat dalam kebersihan lingkungan, pogging nyamuk DBD,pembentukan
kelompok peduli lingkungan dan pembinaan kelompok peduli lingkungan.
3.1.54. Banyaknya masyarakat yang berobat disebabkan sering terjadi penyakit menular
akibatnya derajat kesehatan masyarakat rendah sehingga perlu adanya penyuluhan
penyakit gajah (pilariasis),penyuluhan tentang penyakit DBD, penyuluhan tentang
penyakit Malaria, penyuluhan tentang penaggulangan Muntaber,penyuluhan tentang
penanggulangan penyakit TBC dan penyuluhan tentang penanggulangan penyakit
HIV/AID.
3.1.55. Di Desa ada .... orang keluarga miskin yang kurang memeriksakan kesehatannya
disebabkan mahalnya biaya berobat akibatnya kesehatan keluarga miskin kuranmg
terjamin sehingga perlu adanya pemberia kartu JAMKESMAS, Pengobatan masal,
Khitanan masal, Pelayanan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) dan bantuan biaya
pemeriksaan ibu hamil.
3.1.56. Di Desa Bojongtengah ada 72 orang Lansia yang memeiksakan kesehatan nya di
POSYADU balita disebabkan belum ada POSYANDU Lansia akibatnya pelayanan
kesehatannya kurang optimal sehingga perlu adanya pembentukan POSYANDU Lansia
dan Pelayanan POYANDU Lansia.
3.1.57. Di Desa Bojongtengah 165 anak Balita dan 75 anak SD/MI kelas 1 dan 2 yang kekebalan
tubuhnya rendah disebabkan anak Balita dan anak sekolah SD/MI rentan terhadap
serangan penyakit akibatnya banyak anak balita dan anak SD/MI sering sakit sehingga
perlu adanya Imunisasi HBo, pelayanan Imunisasi BCG, pelayanan Imunisasi Polio,
pelayanan Imunisasi DPT, pelayanan Imunisasi Hepatitis B, pelayanan Imunisasi
Campak, pelayanan Imunisasi TT, Pemberian Vit.A dan pemberian Imunisasi anak
sekolah.
3.1.58. Banyaknya makanan jajanan anak sekolah dan masyarakat umum yang diduga
mengandung zat pengawet dan zat pewarna disebabkan produsen dan pedagang
jajanan anak sekolah dan masyarakat belum mememahami bahaya pengguanaan zat
pengawet dan zat pewarna pada makanan akibatnya sering terjadi gangguan kesehata
anak sekolah dan masyarakat sehingga perlu adanya penyuluhan bahaya pengguna zat
pengawet dan zat pewarna makanan kepada masyarakat dan pengawasan penggunaan
zat pengawet dan zat pewarna makanan di warung-warung, pedagang dan kantin
sekolah.
3.1.59. Di Desa Bojontengah eks Narapidana dan eks pengguna Narkoba merasa dikucilkan
dalam pergulan masyarakat disebabkan eks narapidana dan pengguna Narkoba sering
dikucilkan dalam pergaulan masyarakat akibatnya dikhawatirkan eks narapidan dan eks
pengguana Narkoba melakukan tindak pidana sehingga perlu adanya pembinaan eks
Narapidana,eks pengguna Narkoba dan masyarakat serta penyuluhan bahaya Narkoba.
3.1.60. Di Desa Bojongtengah ada 3 SD dan 1 MI yang kegiatan PORSENInya belum terkoordinir
disebabkan penyelenggaraan PORSENI SD/MI kurang optimal akibatnya prestasi siswa
dalam olahraga dan seni kurang berkembang sehingga perlu pembinaan PORSENI antar
3.1.61. Masyarakat Desa Bojongtengah trauma untuk bergabung dalam arisan warga
disebabkan karena pengelila arisan menyalahgunakan dana arisan warga akibatnya
kebersamaan warga desa Bojongtengah kurang optimal sehingga perlu adanya
pembinaan arisan warga.
3.1.62. Dalam pengelolaan PNPM mandiri Perdesaan dikembangkan prinsif-prinsif demokrasi,
transfaransi, kompetisi, keberpiahakan kepada orang miskin dan akuntable tetapi dalam
prakteknya belum dilakasanakan secara optimal disebabkan karena kerjasama antar
desa dalam pengelolaan PNPM beluma ada paying hukumnya sehingga perlu adanya
penyusunan Perdes tentang kerjasama desa dalam pengelolaan PNPM Mandiri dan
Pembayaran iuran wajib BKAD.
3.1.63. Perlunya dikembangkan hak demokrasi masyarakat yang Luber dalam memilih
pemimpinnya dan wakil-wakilnya disebabkan karena terbatasnya masa bakti ketua
RT/RW, BPD, Kepala Desa, DPR/DPRD, Bupati, Gubernur dan Presiden hanya 3, 5 dan
tahun akibatnya Pemimpin dan wakil-wakil masyarakat perlu dipilih kembali sehingga
perlu penyelenggaraan Pemilihan Ketua RT/RW, penyelenggaraan Pemilihan BPD,
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa, penyelenggaraan Pemilihan DPRD/DPRD,
penyelenggaraan Pemilahan Bupati, penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan
penyelenggaraan Pemilihan Presiden.
3.1.64. Banyaknya hasil-hasil kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan
pembinaan Kemasyarakatan yang belum didekumentasikan disebabkan karena belum
adanya penyusunan laporan kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan pembinaan
masyarakat desa akibatnya LKPJ Kepala Desa kurang lengkap sehingga perlu adanya
penyusunan laporan kegiatan tahunan desa dan penyusunan laporan tahunan hasil
kegiatan Pembangunan desa.
3.1.65. Kinerja Pengurus LPM kurang optimal disebabkan Pengurus LPM kurang memahami
Tupoksinya akibatnya keberdayaan masyarakat di desa Bojongtengah kurang berhasil
sehingga perlu adanya Pelatihan managemen organisasi untuk pengurus LPM dan
pembinaan kinerja pengurus LPM.
3.1.66. Kurangnya kesejahteraan Perangkat Desa disebabkan karena rendahnya pendapatan
Perangkat desa, kurang tersedianya kendaraan dinas Perangkat desa dan belum ada
pengaturan jam kerja Perangkat desa sehingga perlu adanya BOP Perangkat desa,
pengadaan pakaian Perangkat desa, pengadaan Sepeda motor dinas, pemeliharaan
sepeda motor dinas dan penyusunan Perdes tentang pengaturan jam kerja Perangkat
desa.
3.1.67. Di desa Bojongtengah ada 2 (dua) kelompok Seni yaitu Kelompok seni Qosidah dan
Kelompok seni Paduan suara yang kegiatannya kurang berkembang disebabkan karena
kurang lengkapnya sarana alat kesenian Qosidah dan Paduan suara dan kurang adanya
pembinaan kelompok kesenian Qosidah dan Paduan suara sehingga perlu pengadaan
perlengkapan alat kesenian Qosidah dan alat kesenian Paduan suara serta pembinaan
kelompok seni Qosidah dan Paduan suara.
3.1.68. Di desa Bojongtengah ada 4 (empat) unit Kios Saprotan sering terjadi kekurangan Stok
Saprotan disebabkan karena terbatasnya kemampuan stok pemilik Saprotan di desa
Bojongtengah akibatnya kebutuhan Saprotan para Petani di Desa Bojongtengah kurang
terpenuhi sehingga perlu adanya bantuan kredit modal usaha bagi pemilik kios
Saprotan.
3.1.69. Luas tanaman papaya di desa Bojongtengah ada 3 ha, yang hasil produksinya masih
rendah hanya 3 ton/ha disebabkan karena petani kurang memahami pengelolaan
tanaman papaya akibatnya pendapatan petani papaya kurang optimal sehingga perlu
adanya budidaya tanaman papaya.
3.1.70. Di desa Bojongtengah ada 4 (empat) kelompok ternak lele dan 2 kelompok ternak belut
dalam kegiatan usahanya sering terjadi banyak ternak mati sebelum saatnya panen
disebabkan karena peternak kurang memahami teknik pemeliharaan ternak ikan lele
dan belut akibatnya pendapatan peternak ikan lele dan belut kurang optimal sehingga
perlu adanaya budidaya belut, budidaya ikan lele dan pembinaan kelompok perikanan.
3.1.71. Di desa Bojongtengah ada pengrajin konpeksi 1 kelompok, kusen mobeler 2 kelompok,
bata merah 30 kelompok dan pengrajin telor asin 5 kelompok yang harga penjualan
hasil produksinya masih rendah disebabkan karena kwalitas hasil produksi pengrajin
konpeksi, kusen mobeler, bata merah dan telor asin kurang bias bersaing dipasaran
akibatnya kurang optimalnya pendapatan para pengrajin konpeksi, kusen mobeler, bata
merah dan telor asin yang ada di desa Bojongtengah sehingga perlu adanya pembinaan
kelompok pengrajin konfeksi, pembinaan kelompok pengrajin kusen dan mobeler,
pembinaan kelompok pengrajin bata merah dan pembinaan kelompok pengrajin telor
asin.
3.1.72. Jumlah penduduk desa Bojongtengah yang masuk kategori mampu sebanyak 600
orang, tetapi yang melaksanakan kewajiban qurban setiap tahunnya rata-rata hanya 30
% disebabkan karena masih rendahnya pehamam orang mampu tentang kewajiaban
qurban akibatnya keluarga miskin yang ada di desa Bojongtengah kurang dapat
memenuhi kebutuhan daging qurban sehingga perlu adanya penyuluhan kewajiban
qurban.
3.1.73. Masih rendahnya kinerja kader KB dan Yandu di desa Bojongtengah disebabkan karena
kurangnya pembinaan kepada kader KB dan Yandu akibatnya pelayanan kepada
akseptor dan Balita serta ibu hamil kurang optimal sehingga perlu adanya pembinaan
Kader KB dan Yandu.
3.1.74. Laki-Laki dan Perempuan sering terjangkit penyakit kelamin disebabkan karena
masyarakat kurang memahami pentingnya memelihara kesehatan alat reproduksi
akibatnya adanya kekhawatiran teltular penyakit kelamin sehingga perlu diadakan
penyuluhan tentang kesehatan alat repruduksi.
3.1.75. Masih rendahnya kesadaran masyarakat desa Bojongtengah dalam mentatai hukum
disebabkan karena masyarakat desa Bojongtengah masih memahami tentang hokum
akibatnya di Bojongtengah sering terjadi pelanggaran hukum sehingga perlu adanya
pembentukan Kelompok Kadarkum dan penyuluhan hukum terpadu.
3.1.76. Penyandang cacat cacat di desa Bojongtengah ada 12 orang dan tarauma ada 2 orang
yang kurang bermasyarakat disebabkan karena belum adanya pembinaan kepada para
penyandang cacat dan trauma akibatnya kehidupan para penyandang cacat dan
tarauma tersisihkan dalam pergaulan di masayarakat sehingga perlu adanya pembinaan
para penyandang cacat.
3.1.77. Masih rendahnya kinerja Pengurus PKK desa Bojongtengah disebabkan belum adanya
pembinaan kepada Pengurus PKK desa Bojongtengah akibatnya kegiatan usaha
Koperasi PKK kurang berkembang sehingga perlu adanya pembinaan dan
pengembangan Koperasi PKK.
3.1.78. Rendahnya Partisifasi masyarakat desa Bojongtengah dalam membangun desa
disebabkan karena telah menurunnya budaya gotong royong masayarakat dalam
membangun desa akibatnya hasil pencapaian pembangunan di desa Bojongtengah
kurang optimal sehingga perlu adanya pembinaan gerakan budaya gotong royong
masayarakat dalam membangun desa.

3.2. POTENSI SUMBER DAYA ALAM

3.2.1. Batas wilayah administratif desa Bojongtengah dengan desa Bojongjaya dan desa
Compreng kurang jelas disebabkan karena belum adanya tugu dan gapura batas desa
Bojongtengah dengan desa Bojongjaya dan batas desa Compreng akibatnya
dikhawatirkan terjadi sengketa batas perbatasan sehingga perlu dibangunan tugu
Gapura batas desa Bojongtengah dengan Bojongjaya dan tugu Gapura batas desa
Bojongtengah dan desa Compreng.
3.2.2. Luas Desa Bojongtengah 551,125 ha, diantaranya 358 ha tanah masyarakat yang belum
bersertifikat, disebabakan mahalnya biaya pembuatan sertifikat tanah akibatnya tidak
ada jaminan kepastian hukum hak milik atas tanah sehingga perlu ada pembuatan
sertifikat masal melalui Prona, Ajudikasi, redis dan Larasita.
3.2.3. Luas lahan Pekarangan Desa Bojongtengah seluas 45 Ha baru dimanfaatkan untuk
Tabulapot, Tabulakar, Apotek hidup dan warung hidup seluas 25 %, disebabkan belum
adanya gerakan masyarakat dalam intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan
akibatnya pemanfaatan lahan pekarangan belum dapat meningkatkan gizi keluarga
sehingga perlu diadakan gerakan masyarakat dalam intensifikasi pemanfaatan lahan
pekarangan.
3.2.4. Ruang terbuka kurang berpungsi sebagai tempat resapan air disebabkan karena
kurangnya pemeliharaan ruang terbuka akibatnya di Desa Bojongtengah kurangnya
cadangan air tanah sehingga perlu adanya pemeliharaan lapang sepak bola dan
pemeliharaan / pembuatan taman hijau.
3.2.5. Luas lahan Pemakaman di Desa Bojongtengah sangat sempit hanya seluas 5.250 M²
disebabkan belum adanya perluasan lahan pemakaman akibatnya tempat pemakaman
sangat padat dan kurang memadai sehingga perlu pengadaan lahan untuk perluasan
lahan pemakaman.
3.2.6. Masih rendahnya hasil produksi padi hanya 6 Ton/Ha disebabkan sering terjadi
serangan hama tikus dan sering terjadi serangan hama dan penyakit akibatnya
pendapatan petani kurang Optimal sehingga perlu diadakan kegiatan geropyokan tikus
dan pengendalian hama terpadu.
3.2.7. Harga Padi pada saat panen raya rendah hanya Rp. 3.000.000/ton disebabkan belum
adanya pengelolaan pasca panen akibatnyapendapatan petani rendah sehingga perlu
adanya pengelolaan pasca panen padi melalui proses pengeringan dan penyimpanan
padi.
3.2.8. Pada saat musim mangga bayak mangga muda yangjatuh dan tidak dimanfaatkan
disebabkan belum ada pengolahan buah mangga akibatnya tidak ada nilai tambah
sehingga perlu ada pelatihan keterampilan pengolahan buah mangga.
3.2.9. Di Desa Bojongtengah ada 10 orang peternak Budidaya Ikan Lele yang kegiatannya
kurang berkembang disebabkan kekurangan modal uasaha budidaya ternak lele
akibatnya pendapatan peternak rendah sehingga perlu pemberian bantuan kredit modal
usaha peternak budidaya ikan lele.
3.2.10. Di Desa Bojongtengah ada 16 orang peternak penggemukan sapi potong yang kegiatan
usahanaya kurang berkembang disebabkan sulitnya pakan ternak sapi akibatnya
pendapatan peternak rendah sehingga perlu pembuatan silase jerami pakan sapi
potong.

3.2.11. Di Desa Bojongtengah ada 16 orang ada 2 orang peternak itik yang kegiatan usahanya
kurang berkembang disebabkan kekurangan modal usaha ternak itik akibatnya
pendapatan peternak itik sangat rendah.
3.2.12. Di Desa Bojongtengah ada 1 orang pengrajin anyaman kayu yang hasil produksinya
masih terbatas disebabkan kekurangan modal usaha pengrajin pengolahan kayu
akibatnya tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga perlu pemberian modal
usaha pengarin pengolahan kayu.
3.2.13. Di Desa Bojongtengah ada 1 orang pengrajin anyaman Bambu yang hasil produksinya
masih terbatas disebabkan kekurangan modal usaha pengrajin pengolahan Bambu
akibatnya tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga perlu pemberian modal
usaha pengarin pengolahan Bambu.
3.2.14. Di Desa Bojongtengah ada 1 orang pembuat kue opak yang hasil produksinya masih
terbatas disebabkan kekurangan modal usaha pembuatan kue opak akibatnya pengrajin
tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar.
3.2.15. Di Dea Bojongtengah ada 30 orang pedagang yang kegiatan usahanya kurang
berkembang disebabkan kekurangan modal usaha dagang akibatnya pendapatan
pedagang kurang optimal
3.2.16. Sulitnya memasarkan hasil produksi industry kecil di Desa Bojongtengah disebabkan
karena belum adanya Lembaga pemasaran hasil produksi industry kecil di desa
akibatnya kegiatan usaha industri kecil kurang berkembang sehingga perlu adanya
pemasaran hasil produksi industry kecil melalui BUMDES.
3.2.17. Adanya permainan harga hasil produksi masyarakat dari ulah calo dan tengkulak
disebabkan karena belum adanya pembinaan kepada calo dan tengkulak akibatnya
harga jual hasil produksimasyarakat rendah sehingga perlu adanya pembinaan kepada
tengkulak dan pembinaan kepada calo dan tengkulak.
3.2.18. Di desa Bojongtengah ada 6 orang pemilik kendaraan angkutan umum dan 1 kelompok
( 10 orang ) orang ojeg sepeda motor yang pelayanannya kepada pengguna jasa
angkutan masih rendah disebabkan belum adanya pembinaan kepada pemilik
kendaraan angkuatan umum dan pembinaan kepada kelompok ojeg sepeda motor
akibatnya menimbulkan karesahan para pengguna jasa angkutan sehingga perlu
adanya pembinaan kepada pemilik kendaraan angkutan umum dan pembinaan kepada
kelompok ojeg sepeda motor.

3.3. POTENSI SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARAN DESA


3.3.1. PRASARANA DAN SARANA TRANSFORTASI
3.3.1.1. Jalan Desa sepanjang 945 M dari RT.01 s/d RT.02 sudah diperkeras tetapi
bergelombang disebabkan belum ada peningkatan kualitas jalan akibatnya lalu-lintas
perhubungan kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan jalan Desa dari RT.01
s/d RT.02.
3.3.1.2. Jalan Desa sepanjang 1000 M dari RT.03,04,07,08 dan 09 sudah diperkeras kondisi
rusak dan bergelombang disebabkan belum ada peningkatan jalan Desa akibatnya lalu-
lintas perhubungan kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan jalan Desa dari
RT.03,04,07,08 dan 09.
3.3.1.3. Jalan desa sepanjang 50 M di RT.07 sudah diperkeras kondisinya rusak dan
bergelombang disebabkan karena belum ada peningkatan jalan desa di RT.07 akibatnya
lalu lintas perhubungan kurang lancer sehingga perlu adanya peningkatan desa di
RT.07.
3.3.1.4. Jalan Gang sepanjang 1.000 M dari RT.04, 05, 06, 08 dan RT.07 sudah di aspal kondisi
rusak dan bergelombang disebabkan karena belum ada peningkatan jalan Gang
akibatnya lalu lintas perhubungan kurang lancer sehingga perlu adanya peningkatan
jalan Gang di RT.04, 05, 06, 08 dan RT.07.
3.3.1.5. Jalan Desa sepanjang 2.000 M dari RT.09 (PNK.8) S/d Dusun Sukamanah sudah
diperkeras namun kondisinya rusak dan bergelombang disebabkan karena belum
adanya peningkatan jalan desa dari RT.09 (PNK.8) s/d Dusun Sukamanah sehingga
perlu adanya peningkatan desa dari RT.09 (PNK.8) s/d Dusun Sukamanah.
3.3.1.6. Jalan Desa sepanjang 400 M dari depan rumah Jejen s/d H. Warta di RT.10 kondisi
masih tanah disebabkan karena belum ada peningkatan jalan desa di RT.10 akibatnya
lalu lintas masyarakat kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan jalan Gang dari
depan rumah Jejen s/d H. Warta di RT.10.
3.3.1.7. Jalan Desa sepanjang 1.650 M dari RT.03, 04, 05, 07, 08 dan RT.09 ( wesel S/d PNK.7)
sudah diperkeras, kondisinya rusak dan bergelombang disebabkan karena belum ada
peningkatan jalan desa dari RT. 03, 04, 05, 07, 08, dan RT.09 ( Wesel S/d PNK.7)
akibatnya lalu lintas perhubungan kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan
jalan dari RT.03, 04, 05, 06, 07, 08 dan RT.09 (Wesel s/d PNK.7)
3.3.1.8. Jalan Kabupaten sepanjang 2.300 M dari batas Desa Bojongtengah dengan Bojongjaya
dan batas Desa Bojongtengah dengan Compreng kondisi rusak dan bergelombang
disebabkan karena kurangnya pemeliharaan jalan Kabupaten akibatnya lalu-lintas
kurang lancar sehingga perlu adanya pemeliharaan jalan Kabupaten batas desa
Bojongtengah dengan Bojongjaya dan batas desa Bojongtengah dengan batas Desa
Compreng.
3.3.1.9. Jalan Desa pada tanggul penahan banjir dari batas Desa Bojongtengah dengan Desa
Compreng sampai dengan Dusun Sukamanah sepanjang 5.700 M, kondisi masih tanah
disebabkan belum ada peningkatan jalan desa akibatnya pengangkutan hasil produksi
pertanian dan perkebunan kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan jalan Desa
batas Desa Bojongtengah dengan batas Desa Compreng s/d dengan Dusun
Sukamanah.
3.3.1.10. Jalan Desa sepanjang 400 M, di RT.05 sudah diaspal kondisinya rusak dan
bergelombang disebabkan karena kurangnya pemeliharaan jalan desa di RT.05
akibatnya lalu-lintas perhubungan kurang lancar sehingga perlu adanya pemeliharaan
jalan desa sepanjang 400 M di RT.05
3.3.1.11. Jalan Gang sepanjang 150 M di RT.05 kondisi masih tanah disebabkan karena belum
ada peningkatan jalan Gang di RT.05 akibatnya lalu-lintas kurang lancar sehingga perlu
adanya peningkatan Jalan Gang di RT.05 di depan SD Martadinata s/d jembatan
Taspan.
3.3.1.12. Jalan Gang sepanjang 50 M di RT.06 kondisi masih tanah disebabkan belum ada
peningkatan jalan Gang di RT.06 akibatnya lalu-lintas kurang lancar sehingga perlu
adanya peningkatan jalan Gang di RT.05.
3.3.1.13. Jalan Gang sepanjang 120 M, di RT.06 sudah diperkeras kondisinya rusak dan
bergelombang disebabkan karena belum adanya peningkatan jalan Gang di RT.06
akibatnya lalu-lintas kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan jalan Gang di
RT.06.
3.3.1.14. Jalan Gang sepanjang 200 M ( Blok selatan ) di RT.10 sudah diperkeras kondisi rusak
dan bergelombang disebabkan belum ada peningkatan jalan Gang akibatnya lalu-lintas
kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan jalan Gang di Blok selatan RT.10.
3.3.1.15. Jalan Gang sepanjang 250 M ( Blok utara ) di RT.10 sudah diperkeras kondisinya rusak
dan bergelombang disebabkan karena belum ada peningkatan jalan Gang akibatnya
lalu-lintas kurang lancar sehingga perlu adanya peningkatan jalan gang di Blok utara
RT.10.
3.3.1.16. Jalan Desa sepanjang 250 M, dari jembatan s/d tanggul di RT.10 sudah diperkeras
kondisinya rusak dan bergelombang disebabkan karena belum adanya peningkatan
jalan desa akibatnya lalu-lintas perhubungan kurang lancar sehingga perlu adanya
peningkatan jalan desa sepanjang 250 M dari jembatan s/d tanggul di RT.10.
3.3.1.17. Pembangunan jembatan di Dusun Sukadana Blok Rimbag belum bias dilalui kendaraan
disebabkan karena pembangunan jembatan belum selesai akibatnya pengankutan hasil
produksi pertanian kurang lancar sehingga perlu adanya penyelesaian pembangunan
jembatan di Dusun Sukadana Blok Rimbag.
3.3.1.18. Jembatan di Dusun Sulkadana RT.01 RW.01 kondisinya rusak disebabkan karena belum
ada rehab jembatan akibatnya transportasi masyarakat kurang lancar sehingga perlu
adanya rehab jembatan di dusun Sukadana RT.01 RW.01.
3.3.1.19. Jembatan di lokasi tanggul Gupermen PNK.7 kondisi rusak disebabkan karena belum
ada rehab jembatan akibatnya pengangkutan hasil produksi pertanian dan perkebunan
kurang lancar sehingga perlu adanya rehab pembangunan jembatan di lokasi tanggul
Gupermen PNK 7.
3.3.1.20. Jembatan penghubung antara RT.02 ke RT.03 sepanjang 16 M belum ada besi
pengaman jembatan disebabkan karena pembangunan jembatan belum selesai
akibatnya sering terjadi kecelakaan sehingga perlu adanya penyelesaian pembangunan
jembatan penghubung RT.02 ke RT.03.
3.3.1.21. Jembatan penghubung antara RT.02 ke RT.04 sepanjang 16 M belum ada besi
pengaman jembatan disebabkan karena pembangunan jembatan belum selesai
akibatnya sering terjadi kecelakaan sehingga perlu adanya penyelesaian pembangunan
jembatan penghubung RT.02 ke RT.04.
3.3.1.22. Jembatan di Dusun Bojongsangkem RT.05 kondisinya rusak disebabkan karena belum
adanya rehab jembatan di Dusun Bojongsangkem RT.05 akibatnya lalu-lintas
perhubungan kurang lancar sehingga perlu adanya rehab pembangunan jembatan di
Dusun Bojongsangkem RT.05.
3.3.1.23. Jembatan di Dusun Bojongsangkem RT.06 dekat SD Martadinata kondisinya rusak
disebabkan karena belum ada rehab jembatan di Dusun Bojongsangkem RT.06 dekat
SD Martadinata akibatnya lalu-lintas transportasi kurang lancar sehingga perlu adanya
rehab jembatan di dusun Bojongsangkem RT.06 dekat SD Martadinata.
3.3.1.24. Jembatan di Dusun Bojongsangkem RT.07 kondisi rusak disebabkan karena belu
adanya rehab jembatan di dusun Bojongsangkem RT.07 akibatnya lalu-lintas
transportasi kurang lancar sehingga perlu adanya rehab jembatan di dusun
Bojongsangkem RT.07.
3.3.1.25. Jembatan RT. 10 dekat Masjid Alhidayah dusun Sukamanah kondisinya rusak
disebabkan karena belum adanya rehab jembatan akibatnya lalu-lintas transportasi
kurang lancar sehingga perlu adanya rehab pembangunan jembatan di RT.10 dekat
Masjid Alhidayah dusun Sukamanah.
3.3.1.26. Jalan di Blok Jinggot tidak bias dilalui kendaraan disebabkan karena belum ada
jembatan penghubung di Blok Jinggot berakibat sulitnya pengangkutan hasil produksi
Pertanian sehingga perlu dibangun jembatan penghubung di Blok Jinggot.
3.3.1.27. Jalan Gang di Dusun Bojongsangkem RT.09 tidak dapat dilalui kendaraan disebabkan
karena belum adanya jembatan penghubung di jalan gang di dusun Bojongsangkem
RT.09 akibatnya transportasi masyarakat kurang lancar sehingga perlu dibangun
jembatan penghubung di jalan gang dusun Bojongsangkem RT.09.
3.3.1.28. Badan jalan Gang sepanjang 360 M di RT.02 terkikis air disebabkan karena belum ada
TPT badan jalan gang di RT.02 akibatnya badan jalan gang menyempit sehingga perlu
dibangun TPT jalan gang di RT.02.
3.3.1.29. Badan jalan Gang sepanjang 400 M di blok selatan RT.10 terkikis air disebabkan karena
belum ada TPT badan jalan di Blok selatan RT.10 akibatnya badan jalan gang
menyempit sehingga perlu dibangun TPT jalan gang di blok selatan RT.10.
3.3.1.30. Saluran air irigasi di Blok Kubang tidak lancar/tersumbat disebabkan karena gorong-
gorong irigasi di Blok Kubang rusak/ambruk akibatnya air irigasi membanjiri areal
pesawahan sehingga perlu adanya rehab pembangunan gorong-gorong irigasi di Blok
Kubang.
3.3.1.31. Badan Jalan Gang sepanjang 500 M di Blok utara RT.10 terkikis air disebabkan karena
belum ada TPT jalan gang di Blok utara RT.10 akibatnya badan jalan gang menyempit
sehingga perlu dibangun TPT jalan gang di blok utara RT.10.
3.3.1.32. Jalan desa sepanjang 400 M di RT.10 terkikis air disebabkan karena belum ada TPT
jalan desa di RT.10 akibatnya badan jalan desa menyempit sehingga perlu dibangun
TPT jalan desa di RT.10.
3.3.1.33. Jalan Gang sepanjang 100 M di RT.10 terkikis air disebabkan karena belum ada TPT
jalan gang di RT.10 akibatnya badan jalan gang menyempit sehingga perlu dibangun
TPT jalan gang di RT.10.
3.3.1.34. Jalan Gang sepanjang 200 M di RT.09 terkikis air disebabkan karena belum ada TPT
badan jalan gang di RT.09 akibatnya badan jalan gang di RT.09 menyempit sehingga
perlu dibangun TPT jalan gang di RT.09.
3.3.1.35. Banyak air limbah keluarga yang menggenangi jalan gang di RT.03, 04, 05 dan RT.08
disebabkan belum ada SPAL dijalan gang RT.03, 04, 05 dan RT.08 akibatnya lingkungan
di RT.03, 04, 05 dan RT.05 jadi kumuh sehingga perlu adanya pembangunan SPAL di
jalan gang RT.03, 04, 05 dan RT.08.
3.3.1.36. Badan jalan desa di RT.05, 06 dan RT.08 sepanjang 600 M sudah di TPT namun
kondisinya rusak disebabkan belum adanya rehab TPT di jalan desa RT.05, 06 dan
RT.08 akibatnya badan jalan desa terkikis air sehingga perlu pembangunan rehab TPT
di RT.05, RT.06 dan RT.08.
3.3.1.37. Badan jalan gang sepanjang 300 M di RT.06 terkikis air disebabkan karena belum ada
TPT badan jalan gang RT.06 akibatnya badan jalan gang menyempit sehingga perlu
dibangun TPT jalan gang di RT.06.
3.3.1.38. Lingkungan di wilayah RT.07 sering kebanjiran disebabkan gorong-gorong saluran
pembuangan air sempit akibatnya lingkungan menjadi tidak sehat dan menimbulkan
wabah penyakit sehingga perlu adanya pembangunan pelebaran gorong-gorong di
RT.07.
3.3.1.39. Lingkungan di Wilayah RT.10 sering kebanjiran disebabkan karena gorong-gorong
saluran pembuangan air sempit akibatnya lingkungan di RT.10 kurang sehat dan
menimbulkan wabah penyakit sehingga perlu dibangun pelebaran gorong-gorong
saluran pembuangan air di RT.10.
3.3.1.40. Jembatan gantung di sungai cipunagara yang menghubungkan Desa Bojongtengah
dengan Desa Bongas sering rusak disebabkan karena kontruksi jembatan gantung
sungai cipunagara penghubung desa Bojongtengah dengan desa Bongas masih
sederhana terbuat dari kayu dan bambu akibatnya lalu-lintas perhubungan antara Desa
Bojongtengah dan Desa Bongas kurang lancar sehingga perlu adanya pembangunan
jembatan gantung permanen sungai Cipunagara.
3.3.1.41. Jalan gang di RT.02 sepanjang 2.200 meter rusak terkikis air disebabkan karena belum
ada TPT badan jalan gang RT.02 akibatnya badan jalan gang di RT.02 menyempit
sehingga perlu dibangun TPT jalan gang di RT.02.
3.3.1.42. Ruang terbuka kurang berpungsi sebagai tempat resapan air disebabkan karena
kurangnya pemeliharaan ruang terbuka akibatnya di Desa Bojongtengah kurangnya
cadangan air tanah sehingga perlu adanya lapang Sepak bola dan pemeliharaan /
pembuatan taman hijau.

3.3.2. PRASARANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI


3.3.2.1. Sulitnya mengakses informasi disebabkan di Desa Bojongtengah belum ada jaringan
Internet dan tidak tersedianya papan Informasi di Kantor Pemerintahan Desa akibatnya
wawasan dan pengetahuan Perangkat Desa dan Masyarakat kurang berkembang
sehingga perlu adanya pemasangan jaringan Internet di Kantor Pemerintahan Desa,
pengadaan papan Informasi di Kantor Pemerintahan Desa dan Langganan Koran masuk
desa.

3.3.3. PRASARANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI


3.3.3.1. Sumber air bersih di Desa Bojongtengah ada 479 unit ( Sumur Pompa, Sumur gali ),
tetapi hanya ada 5 (lima) unit yang airnya layak digunakan untuk air minum disebabkan
karena sumur sumber air bersih dangkal dan airnya tidak layak diminum akibatnya
untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat harus membeli sehingga perlu
adanya pembangunan sumur bor dalam, pembentukan dan pembinaan kelompok
pengelola air bersih.
3.3.3.2. Saluran pembuangan drainase di dusun Bojongsangkem, Sukadana dan dusun
Sukamanah banyak sampah disebabkan karena belum ada gerakan masyarakat dalam
kebersihan lingkungan akibatnya lingkungan pemukiman kumuh sehingga perlu
diadakan gerakan masyarakat dalam kebersihan lingkungan di setiap RT dan perlu
dibentuk Kelompok peduli lingkungan.
3.3.3.3. Disetiap RT di Desa Bojongtengah banyak genangan air limbah keluarga (comberan),
disebabkan karena belum ada SPAL keluarga di RT.10 dan SPAL yang ada sering
tersumbat sampah dari RT.01 s/d RT.09 berakibat terjadinya lingkungan kumuh
sehingga perlu adanya pembangunan SPAL keluarga di RT.10 dan pemeliharaan SPAL
dari RT.01 s/d RT.09.

3.3.4. PRASARANA DAN SARANA KONDISI IRIGASI

3.3.4.1. Pemeliharaan Jaringan irigasi skunder di Desa Bojongtengah dan sekitarnya belum
terkordinir disebabkan karena belum adanya pemeliharaan jaringan irigasi skunder
antar desa Bojongtengah dan sekitarnya akibatnya pemeliharaan jaringan irigasi
skunder di Desa Bojongtengah dan sekitarnya kurang optimal sehingga perlui adanya
kerjasama jaringan irigasi skunder Desa Bojongtengah dengan Desa Bojongjaya, Desa
Pusakajaya, Desa Kebondanas, Desa Kotasari dan dengan Desa Rancadaka.
3.3.4.2. Terjadinya pendangkalan jaringan irigasi ( skunder dan tersier ) disebabkan karena
kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi ( skunder dan tersier ) akibatnya pada musim
hujan banjir pada musim kemarau kekurangan debit air sehingga perlu adanya
pemeliharaan jaringan irigasi.
3.3.4.3. Lahan pertanian di Desa Bojongtengah pada musim hujan terjadi banjir pada musim
kemarau kekeringan disebabkan karena belum ada penampungan air ( embung )
pengendali banjir dan persediaan cadangan air akibatnya pengelolaan lahan pertanian
kurang optimal sehingga di Desa Bojongtengah perlu adanya pembangunan Situ
Kubang.

3.3.5. PRASARANA DAN SARANA PEMERINTAHAN

3.3.5.1. Gedung Kantor Kepala Desa nampak kusam disebabkan karena kurangnya
pemeliharaan Kantor Kepala Desa Bojongtengah akibatnya Kantor Kepala Desa kurang
indah sehingga perlu adanya pemeliharaan Kantor Kepala Desa.
3.3.5.2. Ruangan Sekdes masih bersatu dengan ruang kerja Kaur disebabkan karena belum
ada ruangan kerja Sekdes yang memadai akibatnya etika kerja kurang terjamin
sehingga perlu adanya pembuatan ruang kerja Sekdes.
3.3.5.3. Perangkat computer di Sekretariat desa hanya ada 2 (dua) unit disebabkan karena
belum ada penambahan perangkat computer akibatnya pelayanan kepada masyarakat
kurang optimal sehingga perlu adanya pengadaan/penambahan perangkat computer.
3.3.5.4. Penyimpanan arsip masih tercecer disebabkan karena belum adanya ruangan arsip,
belum adanya lemari arsip, belum ada penyusunan kearsipan dan belum adanya
pelatihan arsiparis akibatnya penyimpanan dokumen arsip kurang tertib sehingga perlu
adanya pembangunan ruang arsip, pengadaan lemari arsip, penyusunan kearsipan dan
pelatihan arsiparis.
3.3.5.5. Jumlah buku administrasi desa hanya 10 model yang seharusnya 35 model disebabkan
karena kurang lengkapnya buku-buku Administrasi Desa akibatnya pencatatan
administrasi Desa kurang tertib sehingga perlu adanya pengadaan kelengkapan buku-
buku administrasi desa sesuai Permendagri.
3.3.5.6. Lingkungan halaman Kantor Desa masih banyak rumput dan sampah disebabkan
belum adanya penataan lingkungan halaman kantor desa akibatnya Kantor desa belum
mencerminkan keindahan lingkungan sehingga perlu adanya penataan lingkungan
halaman Kantor Desa.
3.3.5.7. Ruang kerja BPD masih bersatu dengan ruang kerja Perangkat Desa disebabkan karena
belum ada ruang kerja BPD yang memadai akibatnya kinerja BPD kurang optimal
sehingga perlu pembuatan Kantor BPD.
3.3.5.8. Perlengkapan mobeler ruang kerja BPD hanya ada 2 (dua) unit sementara pengurus
BPD ada 7 orang disebabkan belum lengkapnya mobeler ruang kerja BPD akibatnya
kinerja BPD kurang optimal sehingga perlu adanya pengadaan mobeler ruang kerja
BPD.
3.3.5.9. Ruang kerja BPD Bojongtengah belum memiliki computer disebabkan belum adanya
sarana computer di ruang BPD akibatnya kinerja BPD kurang optimal sehingga perlu
pengadaan computer di ruang kerja BPD.
3.3.5.10. Pagar dan Gapura di Lingkungan Kantor Pemerintahan Desa Bojongtengah kondisinya
sudah rusak disebabkan karena belum ada perbaikan dan penataan lingkungan kantor
Pemerintahan Desa Bojongtengah akibatnya keamanan, ketertiban dan keindahan
lingkungan kantor Pemerintahan Desa Bojongtengah kurang terjamin sehingga perlu
adanya pembangunan pagar dan gapura halaman kantor Pemerintah Desa.
3.3.5.11. Pintu masuk jalan gang di Desa Bojongtengah kondisinya masih kumuh disebabkan
karena belum adanya penataan pintu masuk jalan gang akibatnya keindahan
lingkungan jalan gang desa kurang optimal sehingga perlu adanya pembangunan
gapura jalan gang.

3.3.6. PRASARANA DAN SARANA LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA


3.3.6.1. Ruangan kerja LPM masih bersatu dengan ruang kerja Perangkat Desa disebabkan
karena belum adanya ruangan kerja LPM yang memadai akibatnya kinerja LPM kurang
optimal sehingga perlu adanya pembangunan kantor LPM.
3.3.6.2. Perlengkapan mobeler ruang kerja LPM hanya ada 2 (dua) unit sementara pengurus
LPM ada 10 orang disebabkan karena belum lengkapnya mobeler ruang kerja LPM
akibatnya kinerja LPM kurang optimal sehingga perlu pengadaan mobeler ruang kerja
LPM.
3.3.6.3. Hasil kegiatan LPM tidak dapat didokumentasikan disebabkan karena belum adanya
perangkat computer di ruang kerja LPM akibatnya administrasi kegiatan LPM belum
tertib sehingga perlu pengadaan perangkat computer di ruang kerja LPM.
3.3.6.4. Ruangan kerja TP-PKK masih bersatu dengan ruang kerja Perangkat Desa disebabkan
karena belum adanya ruangan kerja TP-PKK, akibatnya kinerja TP.PKK kurang optimal
sehingga perlu adanya pembangunan kantorTP-PKK.
3.3.6.5. Perlengkapan mobeler ruang kerja TP-PKK hanya ada 2 (dua) unit sementara pengurus
TP-PKK ada 18 orang disebabkan karena belum lengkapnya mobeler ruang kerja TP-
PKK akibatnya kinerja TP-PKK kurang optimal sehingga perlu pengadaan mobeler ruang
kerja TP-PKK.
3.3.6.6. Ruang kerja TP-PKK Desa Bojongtengah belum mempunyai komputer disebabkan
karena belum adanya sarana komputer di ruang TP-PKK akibatnya kinerja TP-PKK
kurang maksimal sehingga perlu pengadaan komputer untuk ruang kerja TP-PKK.
3.3.6.7. Ruang Sekretariat Karang Taruna Desa Bojongtengah belum mempunyai computer
disebabkan karena belum adanya sarana computer di ruang Sekretariat Karang Taruna
akibatnya kinerja Pengurus Karang Taruna Desa Bojongtengah kurang maksimal
sehingga perlu pengadaan Komputer di ruang kerja Karang Taruna.
3.3.6.8. Ruang kerja kegiatan LED di Desa Bojongtengah belum mempunyai peralatan kantor
disebabkan karena LED Desa Bojongtengah belum mempunyai peralatan kantor
akibatnya pelayanan LED kurang maksimal sehingga perlu pengadaan peralatan Kantor
LED Desa Bojongtengah.

3.3.7. PRASARANA DAN SARANA LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

3.3.7.1. Masjid Jami Attaqwa Desa Bojongtengah kondisinya rusak disebabkan karena belum
adanya perbaikan Masjid Jami Attaqwa Desa Bojongtengah akibatnya Jemaah dalam
melaksanakan kegiatan ibadah kurang nyaman sehingga perlu adanya rehab
pembangunan Masjid Jami Attaqwa.
3.3.7.2. Di Desa Bojongtengah ada 3 (tiga) Masjid dusun dan 10 (sepuluh) Musholla kondisinya
rusak disebabkan karena belum adanya perbaikan Masjid Dusun dan Musholla akibatnya
Jemaah dalam melaksanakan ibadah kurang nyaman sehingga perlu adanya rehabilitasi
pembangunan Masjid Jami Alhidayah Sukamanah, rehabilitasi pembangunan Masjid
PERSIS Dusun Bojongsangkem I, rehabilitasi pembangunan Masjid Albarokah Dusun
Bojongsangkem II dan rehabilitasi Musholla RT.01, 02, 03, 04, 05, 07, 08, dan
rehabilitasi Musholla RT.09.

3.3.8. PRASARANA OLAH RAGA


3.3.8.1. Di Desa Bojongtengah ada 6 Tim olah raga Futsal yang kegiatan latihannya menyewa
tempat di luar Desa Bojongtengah disebabkan karena di Desa Bojongtengah belum ada
lapangan Futsal akibatnya tidak ada nilai tambah bagi PAD Desa Bojongtengah sehingga
perlu dibangun Lapangan Futsal di Desa Bojongtengah.
3.3.8.2. Di Desa Bojongtengah ada 4 Tim olah raga Bulu tangkis yang kegiatan latihannya
dilaksanakan di GOR luar Desa Bojongtengah disebabkan karena belum adanya Gedung
olah raga (GOR) Bulu tangkis di Desa Bojongtengah akibatnya tidak ada nilai tambah
bagi PAD Desa Bojongtengah sehingga perlu dibangun Gedung olah raga (GOR) Desa
Bojongtengah.
3.3.8.3. Kegiatan olah raga yang ada di Desa Bojongtengah kurang berkembang disebabkan
kurang optimalnya pembinaan cabang olah raga akibatnya prestasinya kurang
maksimal sehingga perlu adanya pembinaan olah raga sepak bola, pembinaan olah raga
bulu tangkis, pembinaan olah raga futsal, pembinaan olah raga bola volley, pembinaan
olah raga tenis meja, turnamen olah raga antar RT, open olah raga antar desa dan
pembinaan olah raga senam.
3.3.8.4. Kegiatan olah raga gerak jalan keluarga di desa Bojongtengah belum terkordinir,
disebabkan karena kegiatan olah raga gerak jalan keluarga di desa Bojongtengah
kurang memasyarakat akibatnya minat masyarakat untuk olah raga gerak jalan
keluarga masih kurang sehingga perlu adanya penyelenggaraan olah raga gerak jalan
keluarga di desa Bojongtengah.
3.3.8.5. Lapang Bola Volly yang ada di Desa Bojongtengah kondisinya rusak disebabkan karena
di Desa Bojongtengah belum ada lapangan bola volley yang memadai akibatnya
kegiatan olah raga bola volley kurang nyaman sehingga perlu dibangun lapang bola
volley.

3.3.9. PRASARANA SARANA KESEHATAN


3.3.9.1. Di Desa Bojongtengah pelayanan ibu melahirkan masih dilaksanakan di rumah bidan
disebabkan karena di Desa Bojongtengah belum ada bangunan Polindes akibatnya
pelayanan ibu bersalin kurang optimal sehingga perlu adanya pembangunan Polindes.
3.3.9.2. Lokasi kegiatan Pos Yandu di Desa Bojongtengah ada 6 lokasi tetapi tetapi kegiatan 4
Pos Yandu masih dilaksanakan di rumah Ketua RT dan 2 bangunan Pos Yandu yang ada
kondisinya rusak disebabkan karena 4 Pos Yandu belum mempunyai bangunan dan 2
Pos Yandu kurang terpelihara serta sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
Yandu masih kurang akibatnya kegiatan Pos Yandu di Desa Bojongtengah kurang
optimal sehingga perlu dibangun 4 Pos Yandu dan pemeliharaan 2 bangunan Pos Yandu
serta perlua adanya bantuan pengadaan sarana dan parasana untuk kegiatan yandu di
6 (enam) Pos Yandu.
3.3.9.3. Di Desa Bojongtengah sering terjadi orang sakit yang membutuhkan pelayanan
kendaraan disebabkan karena Desa Bojongtengah jauh dengan pusat pelayanan
kesehatan akibatnya pelayanan pengobatan orang sakit sering terlambat sehingga perlu
pengadaan ambulance desa.
3.3.9.4. Ruangan WC sekolah di SD Bojongtengah, SD Martadinata, SD Pangeran Diponogoro
dan Ruangan WC sekolah MI Hidayatullah kondisinya rusak disebabkan belum ada
rehab ruangan WC sekolah SD dan MI di Bojongtengah akibatnya buang air kecil dan
buang air besar siswa dan guru kurang nyaman sehingga perlu adanya rehab
pembangunan ruang wc sekolah SD Bojongtengah, SD Martadinata, SD Pangeran
Diponogoro dan rehab pembangunan MI Hidayatullah.

3.3.10. PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN


3.3.10.1. Rendahnya rasio guru terhadap jumlah sekolah 1 : 5 dimana jumlah SD/MI ada 4
sedangkan jumlah guru hanya ada 20 orang disebabkan karena kekurangan guru SD
dan MI, kekurangan alat peraga kegiatan belajar SD/MI, kekurangan buku pelajaran
untuk SD/MI dan kekurangan sarana olah raga SD dan MI akibatnya kegiatan belajar
mengajar kurang optimal sehingga perlu adanya penambahan kekurangan guru SD dan
MI, Bantuan alat peraga kegiatan belajar mengajar di SD/MI, bantuan buku pelajaran
untuk SD/MI dan bantuan sarana olah raga murid SD dan MI.
3.3.10.2. Masih rendahnya minat baca masyarakat dan anak sekolah di Desa Bojongtengah
disebabkan karena kurang lengkapnya sarana buku perpustakaan di Kantor desa dan
sekolah dan belum tertibnya pengelolaan perpustakaan di kantor desa dan di sekolah
SD dan MI sehingga perlu adanya bantuan buku bacaan perpustakaan desa, bantuan
buku bacaan perpustakaan sekolah, penyuluhan minat baca kepada masyarakat dan
perlu adanya pengelolaan perpustakaan desa.
3.3.10.3. Kegiatan belajar mengajar SMP IT AL-HUDA Bojongtengah masih menggunakan
gedung MD TA TPI 155 disebabkan karena SMP IT ALHUDA belum mempunyai gedung
sendiri yang adaakibatnya kegiatan belajar mengajar SMP IT AL-HUDA kurang optimal
sehingga perlu dibangun gedung SMP IT ALHUDA.
3.3.10.4. Di Desa Bojongtengah ada 3 SD, 1 MI dan 1 SMP IT dimana kinerja komite sekolahnya
masih kurang disebabkan karena masih lemahnya managemen komite sekolah yang
akibatnya penyelenggaraan pendidikan di SD, MI dan SMP IT kurang optimal sehingga
perlu adanya pembinaan pengurus komite sekolah SD, MI dan Pengurus komite SMP
IT.
3.3.10.5. Di Desa Bojongtengah ada 3 sekolah SD, 1 Sekolah MI dan 2 sekolah Madrasah Diniyah
yang kondisi bangunannya sering mengalami rusak yang disebabkan karena kurangnya
pemeliharaan gedung SD, MI dan Madrasah Diniyah akibatnya kegiatan pembelajaran
di SD, di MI Madrasah Diniyah kurang nyaman sehingga perlu adanya rehab
pembangunan Gedung Sekolah SD Pangeran Diponogoro, rehab pembangunan gedung
SD RE Martadinta, rehab pembangunan gedung SD Bojongtengah, rehab
pembangunangedung Madarash Ibtidaiyah Hidayatullah, rehab pembangunan
Madrasah Diniyah Al-ikhlas dan rehab pembangunan Madrasah Diniyah TA TPI 156.
3.3.10.6. Di SD Bojongtengah, SD Martadinata, SD Pangeran Diponogoro dan MI Hidayatullah
yang penyimpanan buku-buku perpustakaanya masih tercecer di lemari tiap-tiap kelas
di sebabkan karena di SD Bojongtengah, SD Martadinata, SD Pangeran Diponogoro, MI
Hidayatullah belum ada ruangan perpustakaan sekolah dan buku-buku perpustakaan
desa masih kurang akibatnya pengelolaan perpustakaan sekolah kurang optimal
sehingga perlu dibangun ruangan perpustakaan sekolah SD/MI dan perlu adanya
pengadaan buku-buku perpustakaan bagi SD/MI dan desa.
3.3.10.7. Meja dan bangku belajar di SD Bojongtengah, SD Martadinata, SD Pangeran
Diponogoro dan di MI Hidayatullah banyak kekurangan kursi dan meja belajar
disebabkan karena banyak kursi dan meja belajar di SD Bojongtengah, SD Martadinata,
SD Pangeran Diponogoro dan di MI Hidayatullah yang rusak akibatnya belajar siswa
kurang optimal sehingga perlu adanya pengadaan mobeler di Sekolah SD dan MI.

3.3.11. PRASARANA ENERGI DAN PENERANGAN


3.3.11.1. Di Desa Bojongtengah jumlah rumah keluarga miskin 1000 Unit yang penerangan
listriknya masih menyambung kepada tetangganya disebabkan karena mahalnya biaya
pemasangan KWH jaringan listrik PLN bagi keluarga miskin akibatnya kebutuhan
penerangan listrik PLN keluarga miskin kurang terpenuhi sehingga perlu adanya
bantuan listrik masuk desa bagi keluarga miskin.
3.3.11.2. Kurangnya penerangan di jalan/gang lingkungan pemukiman disebabkan karena belum
ada gerakan masyarakat dalam penerangan jalan/gang akibatnya di Desa Bojongtengah
keamanan dan kenyaman pada malam hari kurang terjamin sehingga perlu adanya
Neonisasi jalan/gang desa dan pemasangan titik lampu PJU.

3.3.12. SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PEMUKIMAN


3.3.12.1. Jumlah keluarga miskin sebanyak 123 unit yang rumahnya tidak layak huni disebabkan
karena keluarga miskin tidak mampu memugar rumahnya sendiri dan belumadanya
lembaga yang dapat menangani masalah keluarga miskin yang akibatnya kesehatan
keluarga miskin tidak terjamin sehingga perlu adanya bantuan pemugaran rumah
keluarga miskin dan pembentukan kelompok peduli keluarga miskin.

3.3.13. SARANA DAN PRASARANA LAINYA


3.3.13.1. Di Desa Bojongtengah Kantor BUMDes masih bersatu dengan Kantor Perangkat desa
disebabkan karena BUMDes di Desa Bojongtengah belum memiliki kantor akibatnya
kinerja BUMDes kurang optimal sehingga di Desa Bojongtengah perlu dibangun kantor
BUMDes.
3.3.13.2. Kegiatan pasar mingguan yang ada di Desa Bojongtengah dilaksanakan di pinggir jalan
dengan menggunakan tenda-tenda darurat disebabkan karena di Desa Bojongtengah
belum ada kios pasar desa akibatnya keamanan, ketertiban dan keindahan pasar
mingguan kurang terjamin sehingga di Desa Bojongtengah perlu adanya pembangunan
kios pasar mingguan.
3.3.13.3. Penempatan lemari perpustakaan Desa Bojongtengah masih di ruang rapat disebabkan
karena di Desa Bojongtengah belum ada ruangan perpustakaan desa dan buku-buku
perpustakaan desa masih klurang yang akibatnya pengelolaan perpustakaan desa
kurang optimal sehingga perlua adanya pembangunan ruangan perpustakaan desa dan
pengadaan buku-buku perpustakaan desa.

3.4. POTENSI DARI KALENDER MUSIM


3.4.1. Sawah di Blok Sarputat, Blok Wardita, Blok Kosambi dan Blok Plawad seluas 145 ha
sering kebanjiran disebabkan karena saluran pembuangan air yang sempit dan
dangkal akibatnya tanaman padi terancam gagal panen sehingga perlu adanya
pembuatan saluran pembuangan di di Blok Sarputat, Wardita, Kosambi dan Blok
Plawad.
3.4.2. Sawah di Blok Tambak, Blok Sadep, Blok Rimbag, Blok Bandang dan Blok Sudem
seluas 168 ha sering kebanjiran disebabkan karena saluran pembuangan yang sempit
dan dangkal yang akibatnya tanaman padi terancam gagal panen sehingga perlu
adanya pembuatan saluran pembuangan di Blok Tambak, Blok Sadep, Blok Rimbag,
Blok Bandang dan Blok Sudem.
3.4.3. Pemukiman warga di Dusun Bojongsangkem II sering banjir disebabkan karena
saluran pembuangan di Dusun Bojongsangkem II dangkal akibatnya menimbulkan
wabah penyakit sehingga perlu adanya normalisasi saluran pembuangan di Dusun
Bojonsangkem II.
3.4.4. Sawah di Blok Sekon, Blok Maja, Blok Dawolong dan Blok Kuncung seluas 180 ha
sering terjadi kekeringan disebabkan karena debit air di saluran irigasi kecil akibatnya
produksi padi menurun sehingga perlu adanya peningkatan debit air pada saluran
irigasi skunder.
3.4.5. Sering terjadi serangan penyakit demam berdarah disebabkan karena banyak air
tergenang menjadi sarang nyamuk dan lingkungan kotor akibatnya terancam
kematian sehingga perlu adanya gerakan masyarakat dalam kebersihan lingkungan.
3.4.6. Tanaman padi sering terkena serangan hama tikus disebabkan karena kurang kurang
kegiatan pemberantasan hama tikus akibatnya hasil produksi padi menurun sehingga
perlu adanya geropyokan tikus.
3.4.7. Kondisi lapanagan sepak bola desa Bojongtengah pada musim hujan selalu kebanjiran
disebabkan karena permukaan tanah lapang sepak bola rendah yang akibatnya
lapangan becek sehingga perlu adanya pengarugan tanah lapang sepak bola.
3.4.8. Bahu jalan dari RT.07 s/d Blok Pilangsari sepanjang 2.760 M terjadi pengikisan oleh
air hujan dan pendangkalan saluran drainase disebabkan karena bahu jalan dari
RT.07 s/d Blok Pilangasri belum ada TPT yang akibatnya terjadinya penyempitan bahu
jalan dan banjir pada waktu hujan sehingga perlu dibangun TPT dari RT.07 s/d Blok
Pilangsari.
3.4.9. Pada musim hujan di lingkungan RT.03 S/d RT.07 (saluran pembuang ) sering terjadi
banjir disebabkan karena dangkalnya saluran drainase di RT.03 s/d RT.07 yang
akibatnya lingkungan menjadi kumuh dan timbulnya wabah penyakit sehingga perlu
adanya normalisasi saluran drainase dari RT.03 s/d RT. Sepanjang 1.600 M.

3.5. KAJIAN MASALAH DARI BAGAN KELEMBAGAAN


3.5.1. Pemerintah Desa
3.5.1.1. Dari 14 orang Perangkat Desa Bojongtengah ada 7 orang orang diantaranya yang belum
menguasai computer disebabkan karena belum adanya pelatiah computer untuk
Perangkat Desa akibatnya pelayanan kepada masyarakat kurang optimal sehingga perlu
adanya pelatihan computer bagi Perangkat Desa.
3.5.1.2. Masih rendahnya kinerja Perangkat Desa Bojongtengah disebabkan karena Perangkat
Desa Bojongtengah belum menguasai managemen Pemerintahan Desa akibatnya
penyelenggaraan Pemerintahan Desa kurang optimal sehingga perlu adanya pelatihan
managemen Pemerintahan Desa bagi Perangkat Desa Bojongtengah.
3.5.1.3. Menurunnya semangat juang masyarakat dalam membangun desa disebabkan karena
menurunnya jiwa nasionalisme para penyelenggara Pemerintahan, Pembangunan dan
pembinaan Kemasyarakatan di tingkat desa akibatnya pertumbuhan dan perkembangan
desa Bojongtengah lamban sehingga perlu diadakan pelatihan kewiraan bagi Kepala
Desa, Ketua BPD, Ketua LPM dan Perangkat Desa.
3.5.1.4. Adanya kecenderungan terjadinya penyimpangan dari penyelenggara Pemerintahan,
Pembangunan dan pembinaan Kemasyarakatan di tingkat Desa yang kurang sesuai
dengan peraturan yang berlaku disebabkan karena banyaknya kegiatan
penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan di tingkat Desa
akibatnya dikhawatirkan penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan
pembinaan Kemasyarakatan dilaksanakan kurang efektif dan efesien sehingga perlu
adanya pengwasan oleh BPD dan pengawasan regular/pemeriksaan Irda.
3.5.1.5. PAD Desa Bojongtengah masih rendah hanya Rp.302.100.000,- yang realisasi
pemasukan hanya 80 % rata-rata setiap tahun disebabkan Pemerintah Desa
Bojongtengah belum mempunyai Badan usaha milik desa sebagai sumber PAD
akibatnya Perangkat Desa kurang sejahtera sehingga perlu adnya pembentukan Badan
Usaha Milik Desa ( BUMDes ).
3.5.1.6. Validasi data Profil Desa di Bojongtengah masih kurang akurat disebabkan karena Data
potensi Desa di Bojongtengah setiap tahun terus berkemabng akibatnya dalam
penentuan klasifikasi tingkat perkembangan desa kurang tepat sehingga perlu adanya
pendataan Profil Desa.
3.5.1.7. Wajib PBB Desa Bojongtengah ada 2.042 WP yang dalam membayar kewajiban PBB
nya masih kurang tepat waktu disebabkan karena wajib PBB Desa Bojongtengah masih
kurang memahami pentingnya kewajiaban membayar PBB akibatnya lunasnya PBB
Desa Bojongtengah melebihi batas waktu/jatuh tempo sehingga perlu adanya
penyuluhan kewajiban membayar PBB dan pelayanan serta penagihan PBB.
3.5.1.8. Wajib Urdes di Desa Bojongtengah ada 500 Orang yang dalam realisasi hanya mencapai
rata-rata 80 % setiap tahunnya disebabkan karena wajib Urdes di Desa Bojongtengah
masih kurang memahami pentingnya kewajiban membayar Urdes akibatnya
pembiayaan penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan kurang optimal
sehingga adanya penyuluhan kewajiaban membayar Urdes, pelayanan dan penagihan
Urdes serta perlu adanya pengelolaan Keuangan Desa.
3.5.1.9. Belum adanya ikatan kerjasama antara Pemerintahan Desa Bojongtengah dan Desa
Bongas dalam pengelolaan jembatan gantung sungai Cipunagara disebabkan karena
pengelolaan jembatan gantung sungai Cipunagara ( Bojongtengah dengan Desa Bongas
) belum mempunyai paying hokum akibatnya jembatan gantung sungai Cipunagara
kurang terpelihara sehingga perlu adanya penyusunan Perdes tentang kerjasama
pembangunan jembatan gantung Desa Bojongtengah dan Desa Bongas.
3.5.1.10. Para pelaku pembangunan di Desa Bongtengah dalam menyusun perencanaan
pembangunan desa masih bersipat parsial disebabkan karena di Desa Bojongtengah
belum ada perencanaan pembangunan yang partisipatif dan konprehensif dan
kurangnya jelas penganggaran pembiayaan pembangunan yang akibatnya rencana
pembangunan di Desa Bojongtengah kurang terintegrasi sehingga perlu adanya
Transek ( Pengkajian Potensi dan masalah data Profil desa), Musdus, Musyawarah
khusus perempuan, Musrenbang Desa, Penyusunan RPJPDes, Penyusunan RPJMDes,
Pembuatan Perdes tentang RPJPDes dan RPJMDes dan perlu adanya Keputusan Kepala
Desa tentang RKPDes.
3.5.1.11. Kinerja BUMDes kurang optimal disebabkan karena belum adanya paying hukum desa
dalam pembentukan BUMDes di Desa Bojongtengah akibatnya PAD Desa Bojongtengah
masih rendah sehingga perlu adanya pembuatan Perdes tentang pembentukan BUMDes
dan pembuatan Perdes-Perdes tentang rencana pembangunan ekonomi lainya.
3.5.1.12. Kinerja Lembaga Kemasyarakatan Desa Bojongtengah masih kurang optimal
disebabkan karena belum adanya payung hukum desa dalam pembentukan dan
penataan Lembaga Kemasyarakatan di Desa Bojongtengah akibatnya Pemberdayaan
masyarakat Desa di Bojongtengah masih kurang berhasil sehingga sehingga perlu
adanya penyusunan Perdes tentang pembentukan dan penataan Lembaga
Kemasyarakatan serta perlu adanya pembuatan Perdes-Perdes tentang perencanaan
pembangunan social dan budaya lainya.
3.5.1.13. Pengaturan pola tata ruang desa di Desa Bojongtengah kurang optimal disebabkan
karena belum adanya paying hokum desa dalam tata ruang di Desa Bojongtengah
akibatnya pertumbuhan dan perkembangan desa di Desa Bojongtengah lamban
sehingga perlu adanya penyusunan Perdes tentang tata ruang desa dan pembuatan
Perdes-Perdes tentang prasarana wilayah dan SDA lainya.
3.5.1.14. Pengaturan dan penataan rumah tangga desa kurang tertib disebabkan karena
pengelolaan APBDes kurang optimal akibatnya penyelenggaraan Pemerintahan desa
kurang efektif sehingga perlu adanya penyusunan pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
APBDes serta perlu adanya penyusunan Perdes tentang APBDes.
3.5.1.15. Pemerintahan Desa Bojongtengah kurang mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga
desanya disebabkan karena masih rendahnya PAD desa Bojongtengah akibatnya
penyelenggaraan Pemerintahan desa kurang optimal sehingga perlu adanya bantuan
keuangan desa dari APBN dan APBD dan perlu adanya penyusunan Perdes tentang
sumber-sumber PAD.
3.5.1.16. Pemerintahan desa masih kurang memahami dalam menyusun Perdes sebagai produk
hukum desa disebabkan karena belum adanya pedoman dalam menyusun Perdes-
Perdes akibatnya Perdes yang dihasilkan Pemerintahan desa dalam pelaksanaanya
kurang efektif sehingga perlu adanya penyusunan Perdes-Perdes tentang penataan
peraturan perundang-undangan dan perlu adanya buku himpunan Peraturan
perundang-undangan.
3.5.1.17. Data administrasi kekayaan asset desa Bojongtengah masih kurang tertib disebabkan
belum adanya pendataan dan penataan kekayaan desa akibatnya asset kekayaan desa
Bojongtengah masih masih ada yang belum terinventarisir sehingga perlu adanya
pendataan dan penataan kekayaan asset desa.
3.5.1.18. Anggota LINMAS di Desa Bojongtengah ada 11 orang yang kinerjanya kurang optimal
disebabkan karena masih kemampuan dan keterampilan anggota LINMAS serta belum
adanya pengaturan penugasan anggota LINMAS akibatnya perlindungan dan keamanan
masyarakat kurang terjamin sehingga perlu adanya pelatihan LINMAS, perlu adanya
penugasan piket jaga anggota LINMAS, perlu adanya penugasan piket jaga anggota
LINMAS di kantor Kepala Desa dan penugasan piket jaga anggota LINMAS di tempat
keramaian umum.
3.5.1.19. Sering terjadinya gangguan bencana alam di desa Bojongtengah disebabkan karena
belum terbentuknya Satgas LINMAS dan di Desa Bojongtengah belum ada lembaga
yang menangani bencana alam akibatnya perlindungan dan keamanan masyarakat desa
Bojongtengah kurang terjamin sehingga perlu adanya pembentukan Satgas LINMAS
dan pembentukan Satgas bencana.
3.5.1.20. Sering terjadinya gangguan keamanan lingkungan disebabkan karena lemahnya
kegiatan ronda malam akibatnya perlindungan dan keamanan masyarakat desa
Bojongtengah kurang terjamin sehingga perlu adanya gerakan piket ronda malam di
setiap RT.

3.5.2. BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ( BPD )


3.5.2.1. Anggota BPD desa Bojongtengah belum menguasai computer disebabkan belum adanya
pelatihan computer untuk anggota BPD yang akibatnya kinerja BPD kurang maksimal
sehingga perlu adanya pelatihan computer bagi anggota BPD.
3.5.2.2. Masih rendahnya kinerja pengurus BPD disebabkan karena pengurus BPD belum
menguasai managemen Pemerintahan Desa akibatnya penyelenggaraan Pemerintahan
desa kurang optimal sehingga perlu adanya pelatihan managemen Pemerintahan desa
bagi pengurus BPD.

3.5.3. LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ( LPMD )


3.5.3.1. Dari 10 orang pengurus LPM diantaranya ada 5 orang yang belum menguasai computer
disebabkan karena belum adanya pelatihan computer bagi anggota LPM akibatnya
kinerja anggota LPM kurang maksimal sehingga perlu adanya pelatihan computer bagi
anggota LPM.

3.5.4. TIM PENGGERAK PKK.


3.5.4.1. Dari 20 orang pengurus PKK diantaranya ada 17 orang yang belum menguasai
computer disebabkan karena belum adanya pelatihan computer untuk pengurus PKK
akibatnya kinerja pengurus PKK kurang optimal sehingga perlu adanya pelatihan
computer bagi pengurus TP. PKK desa.

3.5.5. KARANG TARUNA


3.5.5.1. Pengurus Karang Taruna Desa kurang aktif disebabkan Pengurus karang Taruna kurang
memahami manajemen organisasi akibatnya kinerja pengurus Karang Taruna kurang
optimal sehingga perlu adanya pelatihan manajemen organisasi bagi pengurus Karang
taruna dan pembinaan Pengurus Karang Taruna.
3.5.5.2. Kegiatan kelompok usaha pemuda produktif kurang berkemabang disebabkan masih
lemahnya managemen usaha kelompok pemuda akibatnya pendapatan kelompok
usaha pemuda masih rendah sehingga perlu adanya pembinaan kelompok usaha
pemuda produktif.

3.5.6. LUMBUNG EKONOMI DESA ( LED )


3.3.6.1. Pengadministrasian kegiatan LED kurang tertib manajemen dan administrasi
disebabkan karena kurangnya pembinaan pengurus LED akibatnya laporan
keuanganya kurang bias dipertanggungjawabkan sehingga perlu adanya pembinaan
pengurus LED dan pengembangan LED.

3.5.7. RUKUN TETANGGA ( RT )


3.5.7.1. Dari 10 Ketua RT di Desa Bojongtengah ada 3 Ketua RT diantaranya yang kurang aktif
disebabkan ketua RT kurang memahami fungsi dan tugasnya akibatnya pemberdayaan
masyarakat kurang berhasil sehingga perlu adanya pembinaan Ketua RT.
3.5.8. RUKUN WARGA ( RW )
3.5.8.1. Masih kurang optimalnya pembinaan dan RT dan RW kepada masyarakat disebabkan
karena terlalu luasnya wilayah kerja RT dan RW yaitu 1 RW ada 5 RT dan 1 RT ada 80
KK s/d 120 KK akibatnya pemberdayaan masyarakat kurang optimal sehingga perlu
adanya pemekaran RW.
3.5.9. KELOMPOK TANI TANAMAN PANGAN
3.5.9.1. Dari 4 (empat) pengurus kelompok tani desa Bojongtengah, diantaranya ada 1
pengurus yang tidak aktif disebabkan karena kurang pembinaan pengurus kelompok
tani akibatnya kebutuhan petani kurang terpenuhi sehingga perlu adanya pembinaan
pengurus kelompok tani.
3.5.9.2. Biaya pengolahan tanah tinggi, mencapai rata-rata 550.000,- per hektar disebaknan
karena kelompok tani tidak mempunyai traktor akibatnya pendapatan petani kurang
meningkat sehingga perlu adanya bantuan pengadaan alat traktor bagi kelompok tani.
3.5.9.3. Petani sering tidak menggunakan benih padi Varitas unggul disebabkan di Kelompok
tani belum ada penangkaran benih padi unggul akibatnya hasil produksi padi kurang
meningkat sehingga perlu adanya bantuan benih unggul dan budidaya tanaman padi.
3.5.9.4. Petani dalam pemupukan tanaman padi belum menggunakan pupuk berimbang
disebabkan karena harga pupuk mahal dan petani belum memahami penggunaan
pupuk berimbang serta haraga pestisida mahal akibatnya hasil produksi padi kurang
meningkat sehingga perlu adanya bantuan pengadaan pupuk dan penyuluhan pertanian
serta perlu adanya bantuan pengadaan pestisida.
3.5.9.5. Petani dalam pemupukan tanaman padi masih ketergantungan menggunakan pupuk
non organic disebabkan karena petani belum memahami manfaat penggunaan pupuk
organic dan di Desa Bojongtengah belum ada pengolahan pupuk organik akibatnya
keasaman tanah meningkat dan tidak subur sehingga perlu adanya penyuluhan
penggunaan pupuk organik dan pembuatan pupuk organik.
3.5.9.6. Tanaman padi sering terserang hama tikus disebabkan karena kelompok tani belum
mempunyai komposan tikus yang memadai akibatnya hasil produksi padi menurun
sehingga perlu adanya bantuan alat komposan tikus.
3.5.9.7. Biaya sewa alat perontokan gabah tinggi mencapai Rp. 500.000, per hektar disebabkan
karena kelompok tani tidak mempunyai power thereser akibatnya pendapatan petani
kurang meningkat sehingga perlu adanya bantuan pengadaan power thereser bagi
kelompok tani.
3.5.9.8. Pola tanam masih mono kultur dalam satu tahun hanya 2 kali musim tanam yaitu padi-
padi-bera disebabkan karena kekurangan air di jaringan irigasi pada musim kemarau
dan pada musim kemarau sumber air irigasi untuk pertanian di bawah permukaan
sawah akibatnya pendapatan petani kurang optimal sehingga perlu pengaturan pola
tanam padi-padi-bera, perlu adanya pengaturan pasokan air dan perlu bantuan
pompanisasi untuk pertanian.
3.5.9.9. Hasil padi dijual basah disebabkan karena kelompok tani tidak mempunyai lantai jemur
dan kelompok tani mempunyai gudang penyimpanan akibatnya harga jual gabah
rendah sehingga perlu pembuatan lantai jemur gabah bagi kelompok tani, pembuatan
gudang penyimpanan gabah bagi kelompok tani, bantuan Lumbung Pangan Masyarakat
(LPM) dan perlu adanya Bantuan Desa Mandiri Pangan (DEMAPAN).

3.5.10. KELOMPOK TANI TERNAK


3.5.10.1. Limbah ternak penggemukan sapi di RT.02 desa Bojongtengah menimbulkan
pencemaran lingkungan disebabkan karena belum ada pengolahan limbah ternak dan
belum mempunyai tempat pembuangan limbah kotoran ternak sapi yang memadai
akibatnya terjadi gangguan kesehatan lingkungan sehingga perlu adanya pembuatan
pengolahan bio gas dan pembuatan tempat pembuangan limbah untuk kotoran sapi.
3.5.10.2. Limbah ternak domba di desa Bojongtengah menimbulkan pencemaran lingkungan
disebabkan karena belum ada pengelolaan limbah ternak domba dan belum mempunyai
tempat pembuangan limbah kotoran ternak domba yang memadai akibatnya terjadi
gangguan kesehatan masyarakat sehingga perlu pembuatan pengelolaan bio gas dan
pembuatan tempat pembuangan limbah untuk kotoran ternak domba.
3.5.10.3. Di desa Bojongtengah ada 21 kandang ternak sapi, 110 kandang ternak domba,
diantaranya ada 48 kandang ternak yang menempel dengan rumah disebabkan
kurangnya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan akibatnya mengganggu
kesehatan keluarga sehingga perlu adanya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
3.5.10.4. Ada 15 orang keluarga miskin yang mampu sebagai peternak penggemukan sapi, tetapi
yang bersangkutan tidak dapat melakukan kegiatan usahanya disebabkan karena harga
bibit sapi mahal akibatnya 9 orang keluarga miskin tidak dapat meningkatkan
pendapatan sehingga perlu adanya pemberian bantuan bibit sapi penggemukan dan
perlu adanya pelatihan budidaya penggemukan sapi.
3.5.10.5. Dari 120 orang peternak domba diantaranya ada 56 orang yang kandang ternaknya
menempel dengan rumah disebabkan karena kurangnya penyuluhan tentang kesehatan
lingkungan akibatnya mengganggu kesehatan keluarga sehingga perlu adanya
penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan adanya pengawan dan pengendalian
limbah ternak.
3.5.10.6. Ada 110 orang keluarga miskin yang keluarga miskin yang mampu sebagai peternak
domba, tetapi yang bersangkutan tidak dapat melakukan kegiatan usahanaya
disebabkan karena harga bibit domba mahal yang akibatnya 58 orang keluarga miskin
tidak dapat meningkatkan usahanya sehingga perlu adanya pemberian bantuan bibit
domba penggemukan.
3.5.10.7. Dari 238 orang peternak ayam diantaranya ada 98 orang peternak yang kandang
ternaknya menempel dengan rumah disebabkan karena kurangnya penyuluhan tentang
kesehatan lingkungan akibatnya mengganggu kesehatan keluarga sehingga perlu
adanya penyuluhan lingkungan.
3.5.10.8. Ada 108 orang keluarga miskin yang mampu sebagai peternak ayam, tetapi yang
bersangkutan tidak dapat melakukan kegiatan usahanaya disebabkan karena harga
bibit ayam mahal akibatnya 80 orang keluarga miskin tidak dapat meningkatkan
pendapatan sehingga perlu adanya pemberian bantuan bibit ayam.
3.5.10.9. Dari 31 orang peternak itik diantaranya ada 15 orang peternak yang kandang ternaknya
menempel dengan rumah disebabkan karena kurangnya penyuluhan tentang kesehatan
lingkungan sehingga perlu adanya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
3.5.10.10. Dari 31 orang peternak itik diantaranya ada 29 orang yang belum dapat
mengembangkan usaha ternaknya disebabkan peternak belum dapat mengembangkan
penetesan telur untuk bibit dan peternak kurang mempunyai modal pengembangan
usaha akibatnya pendapatan peternak itik kurang optimal sehingga perlu adanya
pelatihan budidaya ternak itik, perlu adanya bantuan alat penetasan telur dan bantuan
kredit modal usaha bagi pernak itik.
3.5.10.11. Ada 16 orang keluarga miskin yang mampu sebagai peternak itik, tetapi yang
bersangkutan tidak dapat melakukan kegiatan usahanaya disebabkan harga bibit itik
mahal akibatnya 11 orang keluarga miskin tidak dapat meningkatkan pendapatan
sehingga perlu adanya pemberian bantuan bibit itik.

3.5.11. KELOMPOK TANI PERKEBUNAN


3.5.11.1. Sering terjadi panen raya buah manga disebabkan karena belum ada pengendalian
produksi manga akibatnya harga jual manga rendah sehingga perlu adanya budi daya
buah manga
3.5.11.2. Harga jual pisang rendah disebabkan belum adanya pengolahan buah pisang dan
tanaman pisang kurang berkwalitas akibatnya pendapatan petani pisang kurang optimal
sehingga perlu adanya pelatihan keterampilan pengolahan buah pisang, budidaya
tanaman pisang dan perlu adanya pelatihan budidaya perkebunan.
3.5.11.3. Hasil produksi sayuran masih rendah disebabkan karena karena kekurangan modal
usaha dan petani sayuran kurang menguasai budidaya sayuran yang baik akibatnya
kurang memenuhi kebtuhan pasar sehingga perlu adanya bantuan kredit bagi petani
sayuran dan pengembangan budidaya sayuran serta pelatihan budidaya sayuran.

3.5.12. KELOMPOK TANI PERIKANAN


3.5.12.1. Budidaya ikan lele kurang berkembang disebabkan karena kurangnya modal usaha,
sulitnya mendapatkan pakan ikan lele dan jual ikan lele konsumsi murah yang akibatnya
pendapatan peternak ikan lele tidak meningkat sehingga perlu perlu adanya bantuan
kredit usaha bagi peternak, pembuatan pakan bibit ikan lele dan perlu adanya
pengolahan hasil panen ikan lele.

4. 3.5.13. POS YANDU


3.5.13.1. Dari 30 kader Posyandu diantaranya ada 10 orang yang kurang aktif disebabkan
karena kurang kesejahteraan kader Posyandu, pengetahuan kader Posyandu
akibatnya pelayanan Posyandu kurang maksimal sehingga perlu danya pemberian
Insentif bagi kader Posyandu.
3.5.13.2. Masih rendahnya kinerja kader Posyandu desa Bojongtengah disebabkan karena
kader Posyandu desa Bojongtengah masih kurang dan kurangnya biaya kegiatan
Yandu akibatnya pencapaian kegiatan Posyandu kurang optimal sehingga perlu
pembinaan bagi kader Posyandu dan perlu adanya bantuan biaya kegiatan Posyandu.

3.5.14. MAJELIS ULAMA DESA ( MUI ) DESA


3.5.14.1. Di Desa Bojongtengah ada 8 kelompok Majelis Ta’lim yang kegiatannya masih
dilaksanakan di Masjid dan Mushola disebabkan karena kelompok Majelis Ta’lim
belum mempunyai bangunan sendiri akibatnya kelompok Majelis Ta’lim kegiatannya
kurang berkembang sehingga perlu adanya pembangunan gedung Majelis Ta’lim.
3.5.14.2. Pengurus MUI desa Bojongtengah kurang aktif disebabkan karena kurang
kesejahteraan pengurus MUI akibatnya kinerja MUI kurang optimal sehingga perlu
adanya bantuan insentif pengurus MUI dan pembinaan pengurus MUI.
3.5.14.3. Kegiatan kelompok pengajian Majelis Ta’lim di Desa Bojongtengah kurang
berkembang disebabkan karena kurangnya pembinaan kelompok Majelis Ta’lim
akibatnya pengamalan syariat agama masyarakat desa Bojongtengah kurang
optimal sehingga perlu adanya pembinaan pengajian Majelis Ta’lim.

3.5.15. LPTQ
3.5.15.1. Kegiatan 11 kelompok pengajian anak-anak kurang optimal disebabkan karena
kurangnya kelengkapan Al-Qur’an dan Tafsir dan kurangnya kelengkapan kitab dan
hadist akibatnya kegiatan pengajian anak-anak kurang berkembang sehingga perlu
adanya bantuan kitab Al-Qur’an dan Tafsir serta perlu adanya bantuan kitab dan
kumpulan hadist.
3.5.15.2. Kutrangnya iuran orang tua untuk kegiatan pengajian disebabkan kurangnya
kesejahteraan guru mengaji akibatnya kinerja guru ngaji kurang optimal sehingga
perlu adanya bantuan insentif bagi guru mengaji.
3.5.15.3. Sarana pengkajian agama yang ada hanya dalam bentuk kelompok Pengajian rutin
Majelis Ta’lim dan kelompok Pengajian anak-anak disebabkan karena di Desa
Bojongtengah belum ada Pondok Pesantren akibatnya masyarakat di desa
Bojongtengah dalam pemahaman, pengetahuan dan pengamalan agama kurang
optimal sehingga perlu adanya pembinaan pesantren kilat dan perlu adanya
kelompok pengajian anak-anak dan pembinaan pengurus LPTQ.

3.5.16. DEWAN KEMAKMURAN MASJID ( DKM )


3.5.16.1. Pendapatan 4 pengurus DKM di desa Bojongtengah kurang memenuhi kebutuhan
pembiayaan kegiatan disebabkan karena kurangnya kesejahteraan pengurus DKM ,
Imam Masjid, pengurus IRMA akibatnya penyelenggaraan kegiatan keagamaan
kurang optimal sehingga perlu adanya Bantuan insentif pengurus DKM, Imam Masjid
dan pengurus IRMA.
3.5.16.2. Di desa Bojongtengah ada 4 DKM yang kinerjanya kurang optimal disebabkan
kurang adanya pembinaan DKM di desa Bojongtengah yang akibatnya
penyelenggaraan ibadah umat kurang mantap sehinggaperlu adanya pembinaan
pengurus DKM DKM, bantuan incentive pengurus DKM dan bantuan pengurus IRMA.

3.5.17. BAZIS

3.5.17.1. Di Desa Bojongtengah ada 310 Keluarga miskin yang tidak dapat memenuhi
kebutuhanya disebabkan rendahnya pendapatan keluarga miskin yang akibatnya
kebtuhan keluarga miskin kurang terjamin sehingga perlu adanya pemberian
santunan kepada fakir miskin.
3.5.17.2. Penduduk desa Bojongtengah 100 % beragama Islam tetapi kesadaran untuk
membayar zakat masih kurang disebabkan karena kurang pengamalan kehidupan
beragama dan masih rendahnya kinerja pengurus Bazis akibatnya pendapatan Bazis
kurang optimal sehingga perlu adanya penyuluhan kewajiban membayar zakat,
pembentukan kelompok peduli zakat, pembinaan kelompok peduli zakat dan perlu
adanya pembinaan pengurus Bazis.

3.5.18. KELOMPOK KESENIAN


3.5.18.1. Di desa Bojongtengah ada 2 kelompok seni yaitu kelompok seni Qosidah dan
kelompok seni Paduan Suara yang kegiatannya kurang berkembang disebabkan
karena kurang lengkapnya sarana alat kesenian Qosidah dan kesenian Paduan Suara
yang akibatnya Kelompok seni Qosidah dan Paduan suara di desa Bojongtengah
kurang diminati masyarakat sehingga adanya pengadaan perlengkapan alat
kesenian Qosidah dan Paduan suara.

3.5.19. P3A MITRA CAI


3.5.19.1. Pengelolaan jaringan irigasi oleh P3A Mitra Cai di Desa Bojongtengah masih
kurang optimal disebabkan karena masih rendahnya pemahaman Tupoksi P3A
Mitra Cai yang akibatnya kebutuhan pengairan lahan pertanian pada musim
kemarau kurang terpenuhi dan pada musim hujan lahan pertanian terkena banjir
sehingga perlu adanya pembinaan kelompok P3A Mitra Cai.

3.5.20. YAYASAN
3.5.20.1. Yayasan generasi Rabbani Pusakajaya Desa Bojongtengah kinerjanya kurang
optimal disebabkan karena masih lemahnya managemen Yayasan Rabbani
Pusakajaya desa Bojongtengah akibatnya rasa kepedulian social masyarakat
desa Bojongtengah masih rendah sehingga perlu adanya pembinaan Yayasan
Generasi Rabbani Pusakajaya desa Bojongtengah.

3.5.21. KELOMPOK SPP


3.5.21.1. Di Desa Bojongtengah jumlah keluarga miskin ada 353 RTM, yang bergabung
dalam kelompok SPP baru 150 RTM ( 2 kelompok ) tetapi kegiatanya masih
kurang berkembang disebabkan karena di desa Bojongtengah belum ada
pembinaan dan pengembangan kelompok SPP akibatnya pemberdayaan
keluarga miskin di desa Bojongtengah kurang berkembang sehingga perlu
adanya pembinaan dan pengembangan kelompok SPP.
BAB IV

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

4.1. Visi dan Misi


4.1.1. Visi Desa Bojongtengah
Visi adalah rumusan ideal mengenai masa depan Desa yang merupakan
cita-cita Pemerintah dan Masyarakat Desa mengenai keadaan yang ingin
diwujudkan.

Dalam merumuskan Visi desa Bojongtengah untuk jangka panjang 15 (lima belas)
Tahun ke depan harus memperhatikan Visi Kabupaten Subang Jangka Panjang
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Subang Tahun 2005-2025 yaitu “ Terwujudnya Kabupaten Subang sebagai Daerah
Agribisnis, Industri dan Pariwisata yang berwawasan lingkungan dan Religius serta
berbudaya melalui Pembangunan Berbasis Gotong Royong pada Tahun 2025”, dan
Visi Kabupaten Subang Jangka menengah sebagaimaa ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 04 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Subnag Tahun 2010-2014
yaitu “ Terwujudnya subang sebagai Kabupaten Kabupaten yang berbasis Gotong-
royong pada Tahun 2014”, disamping itu di Desa Bojongtengah telah ditetapkan
Rencana Pembangunan Janghka Panjang (RPJP) Desa Bojongtengah Tahun
2010-2025 sebagaimana telah ditetapkan dengan Peraturan Desa Bojongtengah
Nomor 06 Tahun 2011, dengan Visi jangka panjang Desa Bojongtengah yaitu “
Terwujudnya Bojongtengah sebagai Desa Agribisnis, maju dan sejahtera pada
tahun 2025”, juga memperhatikan potensi sumberdaya yang ada di desa dan
masalah yang dihadapi desa berdasarkan hasil kajian permasalahan dan prioritas
tindakan yang layak sesuai dengan urutan peringkat dalam sketsa Desa, kalender
musim dan bagan kelembagaan.

Dengan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, maka


pemerintah Desa Bojongtengah menetapkan Visi jangka menengah yaitu : “
Tercapainya masyarakat Desa Bojongtengah sebagai penghasil beras organik,
dinamis dan berbudaya gotong-royong pada tahun 2014”,

Adapun kata-kata yang tertuang dalam Visi Desa Bojongtengah tersebut diatas
mengandung makna :

a. Penghasil beras organik


Yang dimaksud dengan penghasil beras organik adalah bahwa beras organik
sebagai produk unggulan yang dihasilkan oleh masyarakat petani di Desa
Bojongtengah.
Beras organik adalah beras yang dihasilkan dari tanaman padi yang dalam
pemupukannya menggunakan pupuk organik dan dalam pemberantasan
hama penyakit tanaman menggunankan insektisida nabati yang ramah
lingkungan dan bebas bahan kimia, mulai dari tahap persemaian, pengolahan
tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman sampai tanaman dipanen.
b. Dinamis
Yang dimaksud dengan dinamis disini adalah suatu kondisi dimana
masyarakat mampu berkembang dan megadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengembangkan pembangunan Desa
Bojongtengah.
c. Berbudaya gotong-royong
Yang dimaksud dengan gotong-royong adalah gerakan pembangunan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dilakukan secara sadar dalam kebersamaan
untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh pemerintah Desa
Bojongtengah.
Sedangkan yang dimaksud dengan budaya gotong-royong adalah suatu
kondisi masyarakat yang memelihara dan melestarikan nilai-nilai kebiasaan
bergotong-royong dalam membangun desa sehingga menjadi budaya
masyarakat Desa Bojongtengah sehingga terjalin interaksi sosial yang
harmonis.

4.1.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai cara-cara yang harus dilaksanakan
untuk mewujudkan Visi.

Oleh karena itu dalam upaya mewujudkan Visi Desa Bojongtengah jangka
Menengah yaitu “ Tercapainya masyarakat Desa Bojongtengah sebagai
penghasil beras organik, dinamis dan berbudaya gotong-royong pada tahun
2014”, akan di tempuh dengan Misi sebagai berikut :

4.1.2.1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas, Terampil,
Agamis dan berdaya saing.
4.1.2.2. Mendayagunakan Sumber Daya Alam dalam mengembangkan ekonomi
kerakyatan.
4.1.2.3. Mewujudkan Sarana, Prasarana desa yang berkualitas dan lingkungan yang
lestari melalui pembangunan berbasis gotong royong.
4.1.2.4. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang prima dalam pelayanan
masyarakat.
4.1.2.5. Mewujudkan Lembaga Kemasyarakatan yang pro aktif dalam pemberdayaan
masyarakat.

4.2. Kebijakan/Strategi Pembangunan Desa Bojongtengah


4.2.1. Arah Kebijakan/Strategi Pembangunan Desa Bojongtengah
Kebijakan/Strategi yang dimaksud disini adalah rumusan khusus mengenai
cara-cara untuk mewujudkan misi.
Oleh karena itu arah Kebijakan/Strategi pembangunan di Desa Bojongtengah
dalam mewujudkan misi tersebut diatas akan ditempuh dengan cara-cara
sebagai sebagai berikut :
4.2.1.1. Untuk mewujudkan Misi Desa Bojongtengah yang pertama yaitu
“Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas,
Terampil, Agamis dan berdaya saing “, akan dilaksanakan dengan 7
Kebijakan/Stratigi yaitu :
4.2.1.1.1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4.2.1.1.2. Meningkatkan tarap pendidikan masyarakat.
4.2.1.1.3. Meningkatkan kemampuan dan budaya baca masyarakat.
4.2.1.1.4. Mewujudkan SDM yang beriman.
4.2.1.1.5. Mewujudkan SDM yang berdaya saing.
4.2.1.1.6. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.
4.2.1.1.7. Mewujudkan SDM Pemuda yang Berkualitas.

4.2.1.2. Untuk mewujudkan Misi Desa Bojongtengah yang kedua yaitu


“Mendayagunakan Sumber Daya Alam dalam mengembangkan ekonomi
kerakyatan.”, akan dilaksanakan dengan 3 Kebijakan/Stratigi yaitu :
4.2.1.2.1. pengembangan Agribisnis.
4.2.1.2.2. Pengembangan Industri dan UKM.
4.2.1.2.3. Meningkatkan usaha perekonomian lainnya
4.2.1.3. Untuk mewujudkan Misi Desa Bojongtengah yang ketiga yaitu
“Mewujudkan Sarana, Prasarana desa yang berkualitas dan lingkungan
yang lestari melalui pembangunan berbasis gotong royong,”, akan
dilaksanakan dengan 3 Kebijakan/Stratigi yaitu :
4.2.1.3.1. Meningkatkan kualitas infrastruktur desa dan pelayanan lainnya.
4.2.1.3.2. Meningkatkan kualitas lingkungan Pemukiman.
4.2.1.3.3. Meningkatkan pemanfaatan ruang yang serasi dan seimbang.

4.2.1.4. Untuk mewujudkan Misi Desa Bojongtengah yang keempat yaitu “


Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang prima dalam pelayanan
masyarakat “, akan dilaksanakan dengan 3 Kebijakan/Stratigi yaitu :
4.2.1.4.1. Meningkatkan kondisi politik yang demokratis berbasis etika.
4.2.1.4.2. Meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum.
4.2.1.4.3. Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat.
4.2.1.5. Untuk mewujudkan Misi Desa Bojongtengah yang kelima yaitu
“Mewujudkan Lembaga Kemasyarakatan yang pro aktif dalam
pemberdayaan masyarakat . “, akan dilaksanakan dengan 1
Kebijakan/Stratigi yaitu :
4.2.1.5.1. meningkatkan kinerja Lembaga Kemasyarakatan.

4.2.2. Program dan Kegiatan Pembangunan


Program dan kegiatan pembangunan ini sebagai pelaksanaan dari 17
kebijakan/strategi dikelompokan kedalam 3 bidang pembangunan yaitu
bidang pengembangan wilayah (fisik infrastruktur), bidang ekonomi dan
bidang sosial budaya adalah sebgai berikut :
4.2.2.1. Bidang pengembangan wilayah (fisik infrastruktur)
Bidang pengembangan wilayah (fisik infrastruktur) ini meliputi 11 program dan
71 kegiatan yaitu:
4.2.2.1.1. Program Meningkatkan usaha perekonomian lainnya sebanyak 2 kegiatan
yaitu:
4.2.2.1.1.1. Pembuatan/Pengolahan Bio gas ternak sapi
4.2.2.1.1.2. Bantuan Program listrik masuk desa bagi keluarga miskin
4.2.2.1.2. Program Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
sebanyak 43 kegiatan yaitu:
4.2.2.1.2.1. Kegiatan Peningkatan jalan Desa dari RT 01 s/d RT 02
4.2.2.1.2.2. Kegiatan Peningkatan jalan Desa dari RT 03, 04, 07, 08 dan RT.09
4.2.2.1.2.3. Peningkatan jalan di RT 07
4.2.2.1.2.4. Peningkatan jalan RT 03, 05, 06 dan 07
4.2.2.1.2.5. Peningkatan jalan Desa dari RT.09 - RT.10
4.2.2.1.2.6. Peningkatan jalan sepanjang 200 M(dari jembatan sd toko hardi) Gang di
RT.10
4.2.2.1.2.7. Peningkatan jalan dari RT. 03, 04, 05, 07, 08 dan 09
4.2.2.1.2.8. Peningkatan jalan Gang sepanjang 250 M (dari jembatan sd H.warta) di
RT.10
4.2.2.1.2.9. Pemeliharaan jalan Kabupaten Batas Desa Bojongjaya - Compreng
4.2.2.1.2.10. Peningkatan jalan Desa batas Desa Bojongtengah/Kec.compreng ke Dusun
Sukamanah
4.2.2.1.2.11. Pemeliharaan jalan Desa di RT.05
4.2.2.1.2.12. Peningkatan jalan Gang di RT.05
4.2.2.1.2.13. Peningkatan jalan Gang di RT.06
4.2.2.1.2.14. Peningkatan jalan Gang di RT.06
4.2.2.1.2.15. Peningkatan jalan Gang di RT.10
4.2.2.1.2.16. Peningkatan jalan Gang di RT.10
4.2.2.1.2.17. Peningkatan jalan Desa di RT.10
4.2.2.1.2.18. Penyelesaian pembangunan jembatan di Blok Rimbag
4.2.2.1.2.19. Rehab jembatan di Dusun Sukadana RT 01 RW 01
4.2.2.1.2.20. Rehab Jembatan tanggul gurermen PNK 7
4.2.2.1.2.21. Penyelesaian pembangunan jembatan Penghubung RT 02 sd RT 03
4.2.2.1.2.22. Penyelesaian pembangunan jembatan Penghubung RT 02 ke RT 04
4.2.2.1.2.23. Penyelesaian pembangunan jembatan Penghubung RT 02 ke RT 04
4.2.2.1.2.24. Rehab Jembatan di Dsn Bojongsangkem RT 06 dekat SDN MARTADINATA
4.2.2.1.2.25. Rehab Jembatan di Dsn Bojongsangkem RT 07
4.2.2.1.2.26. Rehab Jembatan di Dsn Sukamanah RT 10
4.2.2.1.2.27. Pembangunan Jembatan penghubung di Blok Jinggot
4.2.2.1.2.28. Pembangunan Jembatan penghubung di jalan gang RT 09
4.2.2.1.2.29. Pembangunan TPT jalan gang di RT.10
4.2.2.1.2.30. Pembangunan TPT jalan gang di RT.10
4.2.2.1.2.31. Pembangunan TPT jalan Desa di RT.10
4.2.2.1.2.32. Pembangunan TPT jalan Desa di RT.10
4.2.2.1.2.33. Pembangunan TPT jalan gang di RT.09
4.2.2.1.2.34. Pembangunan rehab TPT di RT .05,06 dan 08
4.2.2.1.2.35. Pembangunan TPT jalan gang di RT.06
4.2.2.1.2.36. Pelebaran Gorong-gorong di RT.07
4.2.2.1.2.37. Pelebaran Gorong-gorong saluran pembuangan air di RT.10
4.2.2.1.2.38. Pembangunan Jembatan gantung permanen sungai Cipunagara (Desa
Bojongtengah dengan Desa Bongas)
4.2.2.1.2.39. Pembangunan TPTdi RT.02
4.2.2.1.2.40. Pembangunan TPT jalan gang di RT.02
4.2.2.1.2.41. Pembangunan TPT dari RT.07 sd Blok Pilang Sari
4.2.2.1.2.42. Normalisasi saluran draenase dari RT.03 sd RT.07
4.2.2.1.2.43. Rehab Gorong-gorong Irigasi di Blok Kubang
4.2.2.1.3. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya sebanyak 7 kegiatan yaitu:
4.2.2.1.3.1. Normalisasi saluran pembuangan di bloksarputat, wardita, kosambi dan
plawad
4.2.2.1.3.2. Normalisasi saluran pembuangan di blok tambak, sadep, rimbag, bandang
dan sudem.
4.2.2.1.3.3. Normalisasi saluran pembuangan di Dusun II.
4.2.2.1.3.4. Peningkatan debit air pada saluran sekunder.
4.2.2.1.3.5. Pengaturan pasokan air
4.2.2.1.3.6. Bantuan pompanisasi air untuk pertanian.
4.2.2.1.3.7. Pemeliharaan jaringan Irigasi sekunder/Tersier.
4.2.2.1.4. Program Peningkatan sarana dan prasana kebersihan sebanyak 3
kegiatan yaitu:
4.2.2.1.4.1. Pembuatan TPSA di Dusun Sukadana, Dusun Sukamanah, Dusun
Bojongsangkem I dan II.
4.2.2.1.4.2. Gerakan Pembuatan TPSS organik/unorganik di setiap rumah.
4.2.2.1.4.3. Gerakan masyarakat dalam kebersihan lingkungan di setiap RT.
4.2.2.1.5. Program Program peningkatan sarana dan prasana lainnya sebanyak 3
kegiatan yaitu:
4.2.2.1.5.1. Pembanguan gapura batas Desa Bojongtengah/Bojongjaya dan
Bojongtengah/Kec.Compreng
4.2.2.1.5.2. Pembangunan gapura jalan gang.
4.2.2.1.5.3. Pengadaan lahan untuk tempat pemakaman.

4.2.2.1.6. Program Program lingkungan perumahan sehat sebanyak 4 kegiatan


yaitu:
4.2.2.1.6.1. Bantuan Pemugaran rumah keluarga miskin.
4.2.2.1.6.2. Pemasangan titik PJU.
4.2.2.1.6.3. Neonisasi jalan desa dan lingkungan permukiman.
4.2.2.1.6.4. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
4.2.2.1.7. Program Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
sebanyak 3 kegiatan yaitu:
4.2.2.1.7.1. Pembentukan kelompok pengelola sampah di Dusun Sukadana,
sukamanah, Bojongsangkem I dan II.
4.2.2.1.7.2. Pengadaan gerobak sampah.
4.2.2.1.7.3. Pembinaan kelompok pengelola sampah.
4.2.2.1.8. Program Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) sebanyak 2
kegiatan yaitu:
4.2.2.1.8.1. Pemeliharaan lapang sepakbola.
4.2.2.1.8.2. Pembuatan taman hijau.
4.2.2.1.9. Program Program perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata
ruang desa sebanyak 1 kegiatan yaitu:
4.2.2.1.9.1. Pembuatan Perdes tentang Pola Tata Ruang Desa Bojongtengah.
4.2.2.1.10. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
sebanyak 1 kegiatan yaitu:
4.2.2.1.10.1. Pengawasan dan pengendalian pencemaran limbah ternak.
4.2.2.1.11. Program perencanaan prasarana wilayah dan SDA sebanyak 2 kegiatan
yaitu:
4.2.2.1.11.1. Pembangunan Situ Kubang.
4.2.2.1.11.2. Pembuatan perdes-Perdes tentang prasarana wilayah dan SDA lainnya
4.2.2.2. Bidang ekonomi
Bidang ekonomi ini meliputi 19 program 87 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.1. Program peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja sebanyak
3 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.1.1. Pelatihan Keterampilan Operator Traktor
4.2.2.2.1.2. Pelatihan Keterampilan Operator Power Threaser
4.2.2.2.1.3. Pelatihan Keterampilan Operator Penggilingan Padi
4.2.2.2.2. Program peningkatan kesempatan kerja sebanyak 8 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.2.1. Bantuan kredit modal usaha bagi keluarga miskin(SPP)
4.2.2.2.2.2. Bantuan kredit modal usaha bagi pemuda produktif
4.2.2.2.2.3. Pelatihan Keterampilan Perbengkelan
4.2.2.2.2.4. Pelatihan Keterampilan Menjahit
4.2.2.2.2.5. Pelatihan Keterampilan Elektronik
4.2.2.2.2.6. Pelatihan Keterampilan Tataboga
4.2.2.2.2.7. Pelatihan Keterampilan Tatarias
4.2.2.2.2.8. Pembentukan dan Pengembangan Kelompok SPP
4.2.2.2.3. Program peningkatan SDM petani dan penguatan lembaga petani
sebanyak 8 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.3.1. Pelatihan pengolahan hasil pertanian
4.2.2.2.3.2. Pelatihan pengolahan pupuk organik
4.2.2.2.3.3. Pelatihan budidaya tanaman padi
4.2.2.2.3.4. Pelatihan budidaya tanaman sayuran
4.2.2.2.3.5. Pembinaan Pengurus Kelompok Tani
4.2.2.2.3.6. Penyuluhan Pertanian
4.2.2.2.3.7. Pembinaan kelompok P3A mitra cai
4.2.2.2.3.8. Pembinaan Kios Saprotan
4.2.2.2.4. Program peningkatan sarana dan prasarana pertanian sebanyak 4
kegiatan yaitu :
4.2.2.2.4.1. Bantuan pengadaan alat traktor untuk kelompok tani
4.2.2.2.4.2. Bantuan pengadaan pupuk
4.2.2.2.4.3. Bantuan pompanisasi air untuk pertanian
4.2.2.2.4.4. Pengaturan pasokan air
4.2.2.2.5. Program peningkatan akses modal petani sebanyak 1kegiatan yaitu :
4.2.2.2.5.1. Bantuan kredit bagi petani sayuran
4.2.2.2.6. Program penanggulangan hama dan penyakit sebanyak 3 kegiatan
yaitu :
4.2.2.2.6.1. Bantuan alat komposan hama tikus
4.2.2.2.6.2. Geproyokan hama tikus
4.2.2.2.6.3. Pengendalian hama terpadu
4.2.2.2.7. Program peningkatan penerapan teknologi sebanyak 4 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.7.1. Pembuatan/Pengolahan pupuk organik
4.2.2.2.7.2. Bantuan pengadaan alat power threaser untuk kelompok tani
4.2.2.2.7.3. Pembuatan lantai jemur gabah untuk kelompok tani
4.2.2.2.7.4. Pengelolaan pasca panen padi melalui proses pengeringan dan
penyimpanan
4.2.2.2.8. Program peningkatan ketahanan pangan sebanyak 6 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.8.1. Bantuan benih padi unggul
4.2.2.2.8.2. Pembuatan Gudang Penyimpanan gabah untuk kelompok tani
4.2.2.2.8.3. Budidaya tanaman padi
4.2.2.2.8.4. Budidaya tanaman sayuran
4.2.2.2.8.5. Bantuan Desa Mandiri Pangan
4.2.2.2.8.6. Bantuan Lumbung Pangan Masyarakat
4.2.2.2.9. Program pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam sebanyak 2 kegiatan
yaitu :
4.2.2.2.9.1. Gerakan masyarakat dalam intesifikasi pemanfaatan lahan pekarangan
4.2.2.2.9.2. Penyuluhan tentang penting intensifikasi pemanfaatan lahan pekarang
4.2.2.2.10. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.10.1. Pembinaan tengkulak
4.2.2.2.11. Program perencanaan pembangunan pertanian sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.11.1. Penyuluhan penggunaan pupuk organik
4.2.2.2.11.2. Pengaturan pola tanam padi-padi-palawija
4.2.2.2.12. Program peningkatan budidaya tanaman perkebunan sebanyak 6
kegiatan yaitu :
4.2.2.2.12.1. Pelatihan budidaya perkebunan
4.2.2.2.12.2. Budidaya tanaman buah mangga
4.2.2.2.12.3. Budidaya tanaman pisang
4.2.2.2.12.4. Pelatihan keterampilan pengolahan buah pisang
4.2.2.2.12.5. Pelatihan keterampilan pengolahan buah mangga
4.2.2.2.12.6. Budidaya tanaman pepaya
4.2.2.2.13. Program peningkatan budidaya peternakan sebanyak 11 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.13.1. Pelatihan budidaya penggemukan ternak sapi potong
4.2.2.2.13.2. Pembuatan tempat pembuangan limbah untuk kotoran ternak sapi
4.2.2.2.13.3. Pembuatan tempat pembuangan limbah untuk kotoran ternak Domba
4.2.2.2.13.4. Pemberian bantuan bibit sapi penggemukan
4.2.2.2.13.5. Pemberian bantuan bibit domba penggemukan
4.2.2.2.13.6. Pemberian bantuan bibit ayam
4.2.2.2.13.7. Pelatihan budidaya ternak itik
4.2.2.2.13.8. Bantuan alat penetasan telur
4.2.2.2.13.9. Pemberian bantuan kredit modal usaha peternak budidaya itik
4.2.2.2.13.10. Pemberian bantuan bibit itik
4.2.2.2.13.11. Pembuatan silase hijauan pakan ternak sapi potong
4.2.2.2.14. Program peningkatan budidaya perikanan sebanyak 6 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.14.1. Pembuatan pakan bibit ikan lele
4.2.2.2.14.2. Pelatihan Pengolahan hasil panen ikan lele
4.2.2.2.14.3. Pemberian bantuan keredit modal usaha peternak budidaya ikan lele
4.2.2.2.14.4. Budidaya belut
4.2.2.2.14.5. Budidaya ikan lele
4.2.2.2.14.6. Pembinaan kelompok perikanan
4.2.2.2.15. Program pengembangan Industri Kecil dan Menengah sebanyak 9
kegiatan yaitu :
4.2.2.2.15.1. Pemberian bantuan kredit modal usaha pengrajin pengolahan kayu
4.2.2.2.15.2. Pemberian bantuan keredit modal usaha pengerajin anyaman bambu
4.2.2.2.15.3. Pemberian bantuan keredit modal usaha pembuatan kue opak
4.2.2.2.15.4. Pemberian bantuan keredit modal usaha bagi pedagang
4.2.2.2.15.5. Pembinaan pemasaran hasil produksi industri kecil melalui BUMDES
4.2.2.2.15.6. Pembinaan kelompok pengrajin konfeksi
4.2.2.2.15.7. Pembinaan kelompok pengrajin kusen dan mobeuler
4.2.2.2.15.8. Pembinaan kelompok pengrajin bata merah
4.2.2.2.15.9. Pembinaan kelompok pengrajin telor asin
4.2.2.2.16. Program Pelindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.16.1. Pembinaan calo tengkulak dan Tengkulak
4.2.2.2.17. Program peningkatan pelayanan angkutan sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.2.17.1. Pembinaan pemilik kendaraan angkutan umum
4.2.2.2.17.2. Pembinaan kelompok ojeg sepeda motor
4.2.2.2.18. Program perencanaan pembangunan ekonomi sebanyak 2 kegiatan
yaitu :
4.2.2.2.18.1. Pembuatan Perdes tentang pembentukan Bumdes
4.2.2.2.18.2. Pembuatan perdes-Perdes tentang rencana Pembangunan ekonomi lainnya
4.2.2.2.19. Program pengembangan lembaga Ekonomi Peredesaan sebanyak 8 kegiatan
yaitu :
4.2.2.2.19.1. Penyusunan Perdes tentang pembentukan BUMDES
4.2.2.2.19.2. Pembinaan dan pengembangan koperasi PKK
4.2.2.2.19.3. Pembinaan kelompok arisan warga
4.2.2.2.19.4. Pembentukan BUMDES
4.2.2.2.19.5. Pembinaan dan pengembangan BUMDES
4.2.2.2.19.6. Pembinaan dan pengembangan LED
4.2.2.2.19.7. Pembangunan kantor BUMDes
4.2.2.2.19.8. Pembangunan kios pasar desa

4.2.2.3. Bidang sosial dan budaya


Bidang sosial ini meliputi 77 Program 261 Kegiatan yaitu :
4.2.2.3.1. Program upaya kesehatan masyarakat sebanyak 4 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.1.1. Penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak.
4.2.2.3.1.2. Kegiatan POSYANDU.
4.2.2.3.1.3. Penyuluhan PHBS.
4.2.2.3.1.4. Penyuluhan tentang pentingnya kegiatan POSYANDU.
4.2.2.3.2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebanyak 2
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.2.1. Pembinaan kelompok DASOLIN.
4.2.2.3.2.2. Pembinaan kelompok TABULIN.
4.2.2.3.3. Program Perbaikan gizi masyarakat sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.3.1. PMT anak balita di pos yandu.
4.2.2.3.3.2. PMT anak sekolah.
4.2.2.3.4. Program pengembangan lingkungan sehat sebanyak 3 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.4.1. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan.
4.2.2.3.4.2. Gerakan masyarakat dalam Kebersihan lingkungan.
4.2.2.3.4.3. Fogging nyamuk Demam Berdarah.
4.2.2.3.5. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular sebanyak 6
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.5.1. Penyuluhan tentang penyakit kaki gajah (pilariasis).
4.2.2.3.5.2. Penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah.
4.2.2.3.5.3. Penyuluhan tentang penyakit Malaria.
4.2.2.3.5.4. Penyuluhan tentang Penanggulangan Muntaber.
4.2.2.3.5.5. Penyuluhan tentang Penanggulangan Penyakit TBC.
4.2.2.3.5.6. Penyuluhan tentang Penanggulangan Penyakit HIV/AID.
4.2.2.3.6. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin sebanyak 5 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.6.1. Pemberian Kartu Jamkesmas.
4.2.2.3.6.2. Pengobatan Masal.
4.2.2.3.6.3. Khitanan masal.
4.2.2.3.6.4. Pelayanan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL).
4.2.2.3.6.5. Pemberian Bantuan Biaya Pemeriksaan Ibu Hamil.
4.2.2.3.7. Program peningkatan pelayanan lansia sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.7.1. Pembentukan POSYANDU Lansia.
4.2.2.3.7.2. Pelayanan POSYANDU Lansia.
4.2.2.3.8. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak sebanyak 9 kegiatan
yaitu :
4.2.2.3.8.1. Pelayanan Imunisasi HB 0.
4.2.2.3.8.2. Pelayanan Imunisasi BCG.
4.2.2.3.8.3. Pelayanan Imunisasi Polio.
4.2.2.3.8.4. Pelayanan Imunisasi DPT.
4.2.2.3.8.5. Pelayanan Imunisasi Hepatitis B.
4.2.2.3.8.6. Pelayanan Imunisasi Campak.
4.2.2.3.8.7. Pelayanan Imunisasi TT.
4.2.2.3.8.8. Pemberian vitamin A.
4.2.2.3.8.9. Pelayanan Imunisasi anak sekolah.
4.2.2.3.9. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak sebanyak
2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.9.1. Pelayanan Ibu Bersalin.
4.2.2.3.9.2. Kunjungan Ibu Nifas dan bayi.
4.2.2.3.10. Program Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan sebanyak
2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.10.1. Penyuluhan tentang bahaya penggunaan zat pengawet dan pewarna
makanan kepada masyarakat.
4.2.2.3.10.2. Pengawasan Penggunaan zat pengawet dan pewarna makanan di warung-
warung, pedagang dan kantin sekolah.
4.2.2.3.11. Program wajib belajar pendidikan dasar sebanyak 7 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.11.1. Pembentukan kelompok Kejar Paket A.
4.2.2.3.11.2. Pembentukan kelompok Kejar Paket B.
4.2.2.3.11.3. Penyelenggaraan kelompok Kejar Paket A.
4.2.2.3.11.4. Penyelenggaraan kelompok Kejar Paket B.
4.2.2.3.11.5. Penyuluhan Wajar Dikdas.
4.2.2.3.11.6. Pendataan anak usia sekolah.
4.2.2.3.11.7. Pemberian Bantuan biaya sekolah bagi siswa SD dan SLTP kurang mampu.
4.2.2.3.12. Program pendidikan menengah sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.12.1. Pembentukan kelompok Kejar Paket C.
4.2.2.3.12.2. Penyelenggaraan kelompok Kejar Paket C.

4.2.2.3.13. Program pendidikan non formal sebanyak 2 kegiatan yaitu :


4.2.2.3.13.1. Pembentukan kelompok belajar KF.
4.2.2.3.13.2. Penyelenggaraan kelompok belajar KF.
4.2.2.3.14. Program pendidikan usia dini sebanyak 3 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.14.1. Penyuluhan Tentang pentingnya PAUD.
4.2.2.3.14.2. Pembentukan kelompok PAUD di Dusun Sukamanah dan Sukadana.
4.2.2.3.14.3. Penyelenggaraan PAUD.
4.2.2.3.15. Program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga pendidikan
sebanyak 5 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.15.1. Pelatihan Tutor PAUD.
4.2.2.3.15.2. Penambahan kekurangan guru SD/Sederajat.
4.2.2.3.15.3. Bantuan alat peraga kegiatan belajar mengajar di SD/MI.
4.2.2.3.15.4. Bantuan Buku Pelajaran untuk SD/MI.
4.2.2.3.15.5. Bantuan sarana olahraga murid SD/MI.
4.2.2.3.16. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
sebanyak 7 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.16.1. Bantuan buku bacaan perpustakaan desa.
4.2.2.3.16.2. Bantuan buku bacaan perpustakaan Sekolah.
4.2.2.3.16.3. Penyuluhan minat membaca kepada masyarakat.
4.2.2.3.16.4. Pelatihan dan Pembinaan pengelola perpustakaan desa.
4.2.2.3.16.5. Pembangunan ruang perpustakaan sekolah.
4.2.2.3.16.6. Pembangunan ruang perpustakaan desa.
4.2.2.3.16.7. Pengadaan buku-buku perpustakaan desa.
4.2.2.3.17. Program peningkatan pemahaman dan pengamalan agama sebanyak 7
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.17.1. Pembinaan pesantren kilat.
4.2.2.3.17.2. Pembinaan pengajian majelis ta'lim.
4.2.2.3.17.3. Pembinaan kelompok pengajian anak-anak.
4.2.2.3.17.4. Pengajian PHBI.
4.2.2.3.17.5. Penyuluhan kewajiban kurban.
4.2.2.3.17.6. Penyuluhan kewajiban zakat.
4.2.2.3.17.7. Pembentukan Kelompok peduli zakat.
4.2.2.3.18. Program bantuan sosial dan sarana keagamaan sebanyak 4 kegiatan
yaitu :
4.2.2.3.18.1. Bantuan insentif kepada guru mengaji.
4.2.2.3.18.2. Bantuan insentif kepada pengurus DKM, Imam Masjid, pengurus IRMA dan
Muadzin.
4.2.2.3.18.3. Bantuan kitab Al-qur'an dan tafsir.
4.2.2.3.18.4. Bantuan kitab kuning dan bantuan hadits.

4.2.2.3.19. Program keluarga berencana sebanyak 4 kegiatan yaitu :


4.2.2.3.19.1. Penyuluhan Gerakan KB.
4.2.2.3.19.2. Pembinaan POS KB Desa dan sub POS KB Desa.
4.2.2.3.19.3. Pembinaan kader KB dan Yandu.
4.2.2.3.19.4. Pemberian insentif bagi POS KB dan sub Pos KB Desa,Kader Pos Yandu.
4.2.2.3.20. Program Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan
konseling KRR sebanyak 3 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.20.1. Penyuluhan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).
4.2.2.3.20.2. Penyuluhan Penundaan Anak Pertama (PAP).
4.2.2.3.20.3. Pendataan keluarga.
4.2.2.3.21. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KRR
yang mandiri sebanyak 3 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.21.1. Pembinaan kelompok akseptor KB lestari.
4.2.2.3.21.2. Penyuluhan Undang-Undang perkawinan.
4.2.2.3.21.3. Penyuluhan KB Mandiri.
4.2.2.3.22. Program kesehatan repreduksi remaja sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.22.1. Penyuluhan tentang bahaya sex bebas .
4.2.2.3.22.2. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.
4.2.2.3.23. Program kesehatan repreduksi remaja sebanyak 5 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.23.1. Inventarisasi calon peserta KB.
4.2.2.3.23.2. Kunjungan calon akseptor KB.
4.2.2.3.23.3. Penyuluhan alat Kontrasepsi KB .
4.2.2.3.23.4. Kunjungan pasca pelayanan Kontrasepsi KB.
4.2.2.3.23.5. Pelayanan alat kontrasepsi KB.
4.2.2.3.24. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.24.1. Penyuluhan kesetaraan gender.
4.2.2.3.25. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak
sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.25.1. Penyuluhan tentang perlindungan perempuan dan anak.
4.2.2.3.26. Program pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya sebanyak 3 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.26.1. Pelatihan keterampilan wirausaha bagi keluarga miskin
4.2.2.3.26.2. Pemberian santunan kepada fakir miskin
4.2.2.3.26.3. Bantuan Raskin
4.2.2.3.27. Program pemantapan kelembagaan potensi sumber kesejahteraan
sosial (PSKS) sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.27.1. Pembinaan yayasan Generasi Rabbani Pusakajaya
4.2.2.3.28. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma sebanyak 1
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.28.1. Pembinaan para penyandang cacat dan trauma
4.2.2.3.29. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana,
PSK, Narkoba dan penyakit sosial lainnya) sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.29.1. Pembinaan eks narapidana
4.2.2.3.29.2. Pembinaan eks Pengguna Narkoba dan masyarakat
4.2.2.3.30. Program Peningkatan dan pembinaan peranserta pemuda dalam
Pembangunan Desa sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.30.1. Pelatihan dan pembinaan kader pemberdayaan masyarakat desa
4.2.2.3.30.2. Pembinaan kelompok usaha pemuda produktif
4.2.2.3.31. Program pembinaan pemasyarakatan dan pengembangan olahraga,
seni dan budaya Desa sebanyak 11 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.31.1. Pembinaan Olahraga sepakbola
4.2.2.3.31.2. Pembinaan Olahraga bulutangkis
4.2.2.3.31.3. Pembinaan Olahraga putsal
4.2.2.3.31.4. Pembinaan Olahraga bola volly
4.2.2.3.31.5. Pembinaan Olahraga tenis meja
4.2.2.3.31.6. Turnamen olahraga antar RT
4.2.2.3.31.7. Open turnamen olahraga antar desa
4.2.2.3.31.8. Pembinaan olahraga senam
4.2.2.3.31.9. Penyelenggaraan olahraga gerak jalan keluarga
4.2.2.3.31.10. Pembinaan kelompok seni kosidahan
4.2.2.3.31.11. Pembinaan kelompok seni paduan suara
4.2.2.3.32. Program pembinaan olahraga pelajar sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.32.1. Pembinaan Porseni antar SD/Sederajat
4.2.2.3.33. Program peningkatan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi
sebanyak 6 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.33.1. Pemasangan PDAM
4.2.2.3.33.2. Pembuatan sumur bor dalam
4.2.2.3.33.3. Pembuatan Jamban keluarga
4.2.2.3.33.4. Pembuatan SPAL di RT.10
4.2.2.3.33.5. Pemeliharaan SPAL di RT.01 sd RT.10
4.2.2.3.33.6. Pembetukan dan Pembinaan kelompok pengelola air bersih
4.2.2.3.34. Program peningkatan sarana dan prasarana Pemerintahan desa
sebanyak 6 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.34.1. Pemeliharaan Kantor Kepala Desa
4.2.2.3.34.2. Pembuatan ruang kerja Sekdes
4.2.2.3.34.3. Pembangunan ruangan arsif
4.2.2.3.34.4. Penataan lingkungan halaman kantor desa

4.2.2.3.34.5. Pembuatan Kantor BPD


4.2.2.3.34.6. Pembangunan pagar dan gapura halaman kantor pemerintahan Desa
4.2.2.3.35. Program peningkatan sarana dan prasarana Lembaga Kemasyarakatan
sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.35.1. Pembangunan Kantor LPM
4.2.2.3.35.2. Pembangunan Kantor TP-PKK
4.2.2.3.36. Program peningkatan sarana dan prasarana Peribadatan sebanyak 6
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.36.1. Rehabilitasi Masjid Jamie At'taqwa
4.2.2.3.36.2. Rehabilitasi Masjid A-Hidayah
4.2.2.3.36.3. Rehabilitasi Masjid Persis Bojongsangkem I
4.2.2.3.36.4. Rehabilitasi Masjid AL-Barokah
4.2.2.3.36.5. Rehabilitasi Musollah dari RT.01 sd RT.09
4.2.2.3.36.6. Pembangunan Majelis Ta'lim

4.2.2.3.37. Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga seni dan budaya
sebanyak 3 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.37.1. Pembangunan lapang putsal
4.2.2.3.37.2. Pembangunan Gedung Serba Guna
4.2.2.3.37.3. Pemeliharaan Lapang Bola Volly
4.2.2.3.38. Program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan sebanyak 4
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.38.1. Pembangunan Polindes
4.2.2.3.38.2. Pembangunan Posyandu di Dusun I dan II
4.2.2.3.38.3. Pengadaan ambulance desa
4.2.2.3.38.4. Rehab pembangunan Ruang WC SD Bojongtengah, Martadinata, SD
Pangeran Diponogoro dan MI
4.2.2.3.39. Program peningkatan sarana dan prasarana Pendidikan sebanyak 14
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.39.1. Pembangunan Gedung PAUD di Bojongsangkem I
4.2.2.3.39.2. Pembangunan Gedung PAUD di Bojongsangkem II
4.2.2.3.39.3. Pembangunan Gedung PKBM di RT.03 dan RT.07
4.2.2.3.39.4. Pembangunan Gedung PAUD di Bojongsangkem I
4.2.2.3.39.5. Pembangunan MD Al Ikhlas
4.2.2.3.39.6. Pembangunan Perpustakaan Sekolah dasar
4.2.2.3.39.7. Rehabilitasi Gedung Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah
4.2.2.3.39.8. Rehabilitasi Gedung SD Diponegoro
4.2.2.3.39.9. Rehabilitasi Gedung SD RE. Martadinata
4.2.2.3.39.10. Rehabilitasi Gedung SD Bojongtengah
4.2.2.3.39.11. Rehabilitasi Gedung MD TA TPI 155
4.2.2.3.39.12. Pembangunan Ruang baru di SD/MI
4.2.2.3.39.13. Penambahan mebeuler SD/MI
4.2.2.3.39.14. Pembangunan Gedung SMP IT AL-HUDA
4.2.2.3.40. Program peningkatan sarana dan prasana kebersihan sebanyak 3
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.40.1. Pembuatan TPSA di Dusun Sukadana, Dusun Sukamanah, Dusun
Bojongsangkem I dan II
4.2.2.3.40.2. Gerakan Pembuatan TPSS organik/unorganik di setiap rumah
4.2.2.3.40.3. Gerakan masyarakat dalam kebersihan lingkungan di setiap RT.
4.2.2.3.41. Program pengembangan kinerja pengelolaan air bersih dan air limbah
sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.41.1. Pembinaan kelompok pengelola air bersih
4.2.2.3.42. Program kerjasama pembangunan desa sebanyak 4 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.42.1. Kerjasama Pengelolaan jaringan Irigasi sekunder Bojongtengah, Bojongjaya,
Pusakajaya, Kebondanas, Kota sari dan Rancadaka
4.2.2.3.42.2. Penyusuna Perdes tentang kerjasama Pembangunan jembatan gantung
Desa Bojongtengah dan Desa Bongas
4.2.2.3.42.3. Penyusuna Perdes tentang Kerjasama dalam Pengelolaan PNPM Mandiri
4.2.2.3.42.4. Kerjasama Iuran wajib BKAD
4.2.2.3.43. Program perencanaan pembangunan desa sebanyak 9 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.43.1. Transek (Pengkajian Potensi dan Masalah data profil Desa)
4.2.2.3.43.2. Musdus
4.2.2.3.43.3. Musyawarah Khusus perempuan
4.2.2.3.43.4. Musrenbang Desa
4.2.2.3.43.5. Penyusunan RPJPDes
4.2.2.3.43.6. Penyusunan RPJMDes
4.2.2.3.43.7. Penyusunan RKPDes
4.2.2.3.43.8. Pembuatan Perdes tentang RPJPDes dan RPJMDes
4.2.2.3.43.9. Keputusan Kepala Desa tentang RKPDes
4.2.2.3.44. Program pemantapan otonomi Desa dan system administrasi Desa
sebanyak 4 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.44.1. Penyuluhan kewajiban membayar wajib PBB
4.2.2.3.44.2. Pelayanan dan penagihan PBB
4.2.2.3.44.3. Penyuluhan kewajiban membayar urdes
4.2.2.3.44.4. Pelayanan dan penagihan Urdes
4.2.2.3.45. Program perencanaan pembangunan sosial dan budaya Desa sebanyak
2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.45.1. Penyusuna Perdes tentang Pembentukan dan penataan Lembaga
Kemasyarakatan
4.2.2.3.45.2. Pembuatan perdes-Perdes tentang perencanaan pembangunan sosial dan
budaya lainnya
4.2.2.3.46. Program pelaporan kinerja pembangunan desa sebanyak 1 kegiatan
yaitu :
4.2.2.3.46.1. Penyusunan laporan tahunan hasil kegiatan pembangunan desa
4.2.2.3.47. Program pengembangan data/informasi/statistik desa sebanyak 1
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.47.1. Pendataan profil desa
4.2.2.3.48. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
kebijakan kepala desa sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.48.1. Pengawasan Reguler oleh BPD
4.2.2.3.48.2. Pengawsan Reguler Pemeriksaan IRDA
4.2.2.3.49. Program pemantapan otonomi desa dan sistem administrasi
pemerintahan desa sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.49.1. Penyusunan,Evaulasi dan Pelaporan APBDes
4.2.2.3.49.2. Penyusunan Perdes tentang APBDes
4.2.2.3.50. Program pengembangan komunikasi, informasi media massa dan
pemanfaatan teknologi informasi sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.50.1. Pemasangan jaringan internet di kantor pemerintah desa
4.2.2.3.51. Program kerjasama informasi dengan massa media sebanyak 2
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.51.1. Langganan koran masuk desa
4.2.2.3.51.2. Pengadaan papan informasi di kantor Pemerintah desa
4.2.2.3.52. Program pendidikan politik masyarakat sebanyak 7 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.52.1. Penyelenggaraan Pilkades
4.2.2.3.52.2. Penyelenggaraan Pilkada Bupati
4.2.2.3.52.3. Penyelenggaraan Pilkada Gubernur
4.2.2.3.52.4. Pemilu Presiden
4.2.2.3.52.5. Pemilu DPR/DPRD
4.2.2.3.52.6. Pemilihan anggota BPD
4.2.2.3.52.7. Pemilihan Ketua RW dan Ketua RT
4.2.2.3.53. Program pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.53.1. Penugasan piket jaga anggota LINMAS di kantor kepala desa
4.2.2.3.53.2. Penyuluhan bahaya narkoba
4.2.2.3.54. Program pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.54.1. Pembentukan Satgas LINMAS
4.2.2.3.54.2. Penugasan piket jaga anggota LINMAS di tempat keramain umum
4.2.2.3.55. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.55.1. Gerakan piket ronda malam di setiap RT
4.2.2.3.56. Program pembangunan wawasan kebangsaan sebanyak 2 kegiatan
yaitu :
4.2.2.3.56.1. Pelatihan anggota LINMAS
4.2.2.3.56.2. Pelatihan Kewiraan bagi Kepala Desa, Ketua BPD, Ketua LPM dan
Perangkat Desa
4.2.2.3.57. Program Penanggulangan Bencana sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.57.1. Pembentukan SATGAS bencana
4.2.2.3.58. Program Penanggulangan Bencana sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.58.1. pengembangan kearsipan
4.2.2.3.59. Program penyelematan dan pelestarian dokumen sebanyak 1 kegiatan
yaitu :
4.2.2.3.59.1. Pengadaan lemari arsip
4.2.2.3.60. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan sebanyak 1
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.60.1. Penyusunan Kearsipan.
4.2.2.3.61. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.61.1. Pembinaan pengelolaan adminstrasi keuangan desa.
4.2.2.3.62. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
desa sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.62.1. Penyusunan Perdes tentang sumber-sumber PAD desa
4.2.2.3.63. Program peningkatan kapasitas BPD sebanyak 4 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.63.1. Pelatihan menagemen pemerintahan desa bagi pengurus BPD
4.2.2.3.63.2. Pelatihan Komputer bagi anggota BPD
4.2.2.3.63.3. Pengadaan komputer di ruang kerja BPD
4.2.2.3.63.4. Pengadaan Mobeler di ruang kerja BPD
4.2.2.3.64. Program pengadaan, penataan dan pengendalian administrasi
pertanahan sebanyak 1 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.64.1. Pembuatan Sertifikat melalui Prona, Proda, Ajudikasi, Redis dan Larasita
4.2.2.3.65. Program penataan peratutan perundang-undangan kesadaran hukum
dan HAM sebanyak 4 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.65.1. Penyusunan Perdes-Perdes Penataan Peraturan Perundang-Undangan
4.2.2.3.65.2. Pembentukan Kelompok Kadarkum
4.2.2.3.65.3. Peyuluhan hukum terpadu
4.2.2.3.65.4. Pengadaan buku-buku himpunan peraturan perundang-undangan

4.2.2.3.66. Program penataan administrasi kependudukan sebanyak 9 kegiatan


yaitu :
4.2.2.3.66.1. Penyuluhan tentang tentang pentingmya akte kelahiran
4.2.2.3.66.2. Pembuatan akte kelahiran secara masal
4.2.2.3.66.3. Penyuluhan tentang tentang pentingmya kartu Keluarga
4.2.2.3.66.4. Pembuatan KK secara massal
4.2.2.3.66.5. Penyuluhan tentang tentang pentingmya KTP
4.2.2.3.66.6. Pembuatan KTP secara masal
4.2.2.3.66.7. Sidang Isbat
4.2.2.3.66.8. Nikah masal
4.2.2.3.66.9. Pengadaan Lahan untuk perluasan tempat pemakaman
4.2.2.3.67. Program pelayanan administrasi perkantoran sebanyak 1 kegiatan
yaitu :
4.2.2.3.67.1. Pengadaan kelengkapan buku-buku administrsi desa.
4.2.2.3.68. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur sebanyak 5
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.68.1. Pengadaan Pakaian Perangkat desa
4.2.2.3.68.2. Pengadaan Sepeda motor dinas
4.2.2.3.68.3. Pemeliharaan sepeda motor dinas
4.2.2.3.68.4. Pengadaan perangkat komputer di sekretariat PemDes
4.2.2.3.68.5. Pengadaan Laptop dan Infokus di sekeretariat PemDes
4.2.2.3.69. Program disiplin aparatur pemerintah desa sebanyak 1 kegiatan yaitu
:
4.2.2.3.69.1. Penyusuna Perdes tentangPengaturan jam kerja bagi Perangkat desa
4.2.2.3.70. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintah
desa sebanyak 4 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.70.1. Pelatihan menagemen pemerintahan desa bagi Kepala Desa
4.2.2.3.70.2. Pelatihan menagemen pemerintahan desa bagi perangkat desa
4.2.2.3.70.3. Pelatihan Komputer bagi Perangkat Desa
4.2.2.3.70.4. Bantuan BOP Perangkat Desa
4.2.2.3.71. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan sebanyak 2 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.71.1. Penyusunan Laporan Kegiatan Tahunan Desa
4.2.2.3.71.2. Penyusunan Laporan Kegiatan Tahunan hasil kegiatan tahunan
4.2.2.3.72. Program pengelolaan keuangan dan kekayaan Desa sebanyak 1
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.72.1. Pendataan dan penataan kekayaan aset Desa

4.2.2.3.73. Program Peningkatan dan Pengelolaan keuangan Desa sebanyak 1


kegiatan yaitu :
4.2.2.3.73.1. Batuan Keuangan Pemerintah Desa Dari APBN, APBD PROPVINSI DAN
APBD KABUPATEN
4.2.2.3.74. Program Peningkatan Kapasatitas Lembaga Kemasyarakatan
sebanyak 7 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.74.1. Pengadaan mobeler ruang kerja LPM
4.2.2.3.74.2. Pengadaan mobeler ruang kerja TP-PKK
4.2.2.3.74.3. pengadaan perangkat komputer di ruang kerja LPM
4.2.2.3.74.4. pengadaan perangkat komputer di ruang kerja TP-PKK
4.2.2.3.74.5. pengadaan perangkat komputer di ruang kerja Karang Taruna
4.2.2.3.74.6. Pengadaan peralatan kantor untuk LED
4.2.2.3.74.7. Bantuan biaya bagi Posyandu
4.2.2.3.75. Program peningkatan partispasi masyarakat dalam membangun desa
sebanyak 6 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.75.1. Pemekaran wilayah RT dan RW
4.2.2.3.75.2. Pembinaan Gerakan Budaya Gotong royong masyarakat dalam
membangun desa
4.2.2.3.75.3. Pembentukan Kelompok peduli lingkungan
4.2.2.3.75.4. Pembentukan kelompok peduli keluarga miskin
4.2.2.3.75.5. Pembentukan kelompok peduli Pendidikan
4.2.2.3.75.6. Pembentukan kelompok peduli orang sakit/meninggal
4.2.2.3.76. Program peningkatan keberdayaan masyarakat desa sebanyak 14
kegiatan yaitu :
4.2.2.3.76.1. Pembinaan Pengurus Karang Taruna
4.2.2.3.76.2. Pembinaan Pengurus LED
4.2.2.3.76.3. Pembinaan Pengurus Ketua RW/ RT
4.2.2.3.76.4. Pembinaan kinerja Pengurus LPM
4.2.2.3.76.5. Pembinaan Pengurus Bazis
4.2.2.3.76.6. Pembinaan Pengurus DKM
4.2.2.3.76.7. Pembinaan Pengurus MUI
4.2.2.3.76.8. Pembinaan Pengurus LPTQ
4.2.2.3.76.9. Pembinaan Kelompok peduli lingkungan
4.2.2.3.76.10. Pembinaan kelompok peduli keluarga miskin
4.2.2.3.76.11. Pembinaan kelompok peduli Pendidikan
4.2.2.3.76.12. Pembinaan kelompok peduli oraang sakit/meninggal
4.2.2.3.76.13. Pembinaan kelompok peduli zakat
4.2.2.3.76.14. Pembinaan Komite SD/MI dan SMP IT

4.2.2.3.77. Program peningkatan kapasitas sumber daya pengurus Lembaga


kemasyarakatan sebanyak 3 kegiatan yaitu :
4.2.2.3.77.1. Pelatihan Komputer bagi pengurus LPM dan TP-PKK
4.2.2.3.77.2. Pelatihan menagemen organisasi untuk pengurus LPM
4.2.2.3.77.3. Pelatihan menagemen organisasi untuk pengurus Karang Taruna

4.2.3. Strategi Pencapaian


Strategi pencapian yag dimaksud disini adalah rumusan yang menyeluruh
mengenai cara-cara untuk mewujudkan Visi, Misi, Kebijakan/Strategi, Program
dan Kegiatan. Oleh karena itu Strategi pencapian Pembangunan di Desa
Bojongtengah dalam upaya mewujudkan Visi, Misi, Kebijakan/Strategi,
Program dan Kegiatan sebagaimana yang telah dirumuskan diatas akan
ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :
4.2.3.1. Menumbuhkembangkan tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin.
4.2.3.1.1. Tekad adalah kemauan/keinginan, niat, hasrat individu sebagai
warga masyarakat yang didasarkan pada cita-cita bersama untuk
membangun desa.
4.2.3.1.2. Semangat adalah sikap dan tindakan yang kuat untuk mewujudkan
pembangunan desa.
4.2.3.1.3. Ketaatan adalah kepatuhan atas keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan bersama untuk dilaksanakan.
4.2.3.1.4. Disiplin adalah sikap dan prilaku yang konsekwen dalam
kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu tekad dan semangat ketaatan dan disiplin yang pada
hakekatnya merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat, Mendayagunakan potensi dan sumberdaya,
Mempertahankan dan meningkatkan tarap hidup adalah kunci keberhasilan
yang menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan oleh
masyarakat dan pemerintah Desa Bojongtengah yaitu ” Tercapainya
masyarakat Desa Bojongtengah sebagai penghasil beras organik, dinamis dan
berbudaya gotong-royong pada tahun 2014”.

4.2.3.2. Melakukan adaptasi adalah


Adaptasi adalah pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan
kebijakan pembangunan desa dengan cara – cara :
4.2.3.2.1. Cara Struktural yaitu cara pendekatan kepada lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang ada di Desa Bojongtengah tentang kewajiban
pentingnya .melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan
kewenangannya masing-masing sehingga tumbuhnya kesadaran
anggota lembaga kemasyarakatan untuk memberdayakan
masyarakat dalam membangun desa.
4.2.3.2.2. Cara Spiritual adalah mencakup pembentukan watak dan pendidikan,
dengan cara berfikir ilmiah dan penyesuaian mental terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
4.2.3.2.3. Cara Prosesual adalah bahwa perkembangan masyarakat pada
dasarnya merupakan interaksi sosial yag berpedoman pada nilai dan
norma yang disepakati.
Model pendekatan seperti tersebut diatas adalah merupakan upaya
untuk mewujudkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat dalam
membangun desa yaitu berpihak pada masyarakat, bermanfaat
langsung, Swadaya, Transparan dan Akuntable, Sinergitas, Lestari
dan Partisipatif.

4.2.3.3. Mewujudkan hasil yang terukur


Hasil yang terukur maksudnya adalah Kegiatan yang dilaksanakan
harus jelas wujud dan lokasinya, kegiatannya dapat dilaksanakan oleh
masyarakat dengan swadaya gotong-royong dan hasilnya dapat
dirasakan dan nikmati langsung oleh masyarakat baik perorangan
maupun kelompok.
4.2.3.4. Mengembangkan jiwa Kreatif dan Inovatif dan Profesionalisme
4.2.3.4.1. Kreatif adalah kemauan dan kemampuan yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan yang produktif dalam membangun desa.
4.2.3.4.2. Inovatif adalah kemampuan menuangkan ide-ide baru dalam
mengembangkan usaha -usaha perekonomian masyarakat untuk
mewujudkan Desa Bojongtengah yang maju.
4.2.3.4.3. Profesionalisme adalah menumbuhkembangkan jiwa profesional
para penyelenggara pemerintahan, Pembangunan dan pembinaan
masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Desa Bojongtengah yang
sejahtera.
Oleh karena itu kreatifitas, inovatif dan propesionalisme adalah modal dasar
yang menjadi kekuatan dalam melaksankan kegiatan pembangunan di Desa
Bojongtengah yang partisifatif yang di wujudkan dalam 10 langkah managemen
pembangunan partisifatif, yaitu sebagai berikut :

a) Penyiapan Lembaga dan Personal


b) Pendataan umum dan Prioritas sasaran
c) Penyiapan masyarakat lokasi kegiatan
d) Pembahasan kebutuhan Pembangunan desa
e) Perencanaan bersama masyarakat
f) Penyusunan Usulan rencana:
g) Pra Musrenbang
h) Musrenbang
i) Perorganisasian dan pendayagunaan potensi (swadaya murni atau
yang lain)
j) Pelaksanaan dan pembinaan
k) Penilaian dan Pelaporan
l) Tindak lanjut hasil pembangunan(Pemanfaatan, Pemeliharaan dan
Pengembangan)
BAB V

PENUTUP

Berhasilnya Pembangunan di Desa Bojongtengah sebagai pengamalan Pancasila


tergantung pada partisipasi rakyat serta seluruh masyarakat serta pada sikap mental,
tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin para penyelenggara Pemerintahan desa
serta seluruh masyarakat Desa Bojongtengah.

Hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa


Bojongtengah sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.

Kesejahteraan yang berkeadilan sosial sekaligus akan menegakkan Ketahanan


sosial dan pada gilirannya akan meratakan jalan bagi generasi yang akan datang untuk
mencapai masyarakat Desa Bojongtengah yang lebih maju dan sejahtera.

Bojongtengah, 06 Januari 2015


Kepala Desa,

H. R O S I D I N
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT setelah melalui proses penggalian gagasan sampai
musyawarah dalam rangka Menggagas Masa Depan Desa, penyusun yang terdiri dari
sebagian anggota BPD, Anggota LPMD dan Perangkat Desa Bojongtengah berhasil
menyusun Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Desa
Bojongtengah.

RPJMDes adalah bagian dari program perencanaan seluruh warga masyarakat Desa
Bojongtengah yang menginginkan perubahan yang lebih baik di segala bidang. Masa depan
akan terlihat jika dimulai dengan perencanaan yang matang dan disertai kerja keras dan usaha
untuk mewujudkannya.

Kami menyadari dokumen RPJMDes ini masih jauh dari kesempurnan karena
keterbatasan informasi dari dokumen terdahulu yang kurang lengkap, meskipun demikian
dokumen ini sudah cukup mewakili aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen RPJMDes ini.
Harapan kami semoga dokumen ini bisa menjadi tolok ukur Pembangunan di Desa
Bojongtengah Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang dan semoga seluruh Rencana
Pembangunan bisa terealisasi serta mencapai kemajuan pesat pada masa yang akan
datang.

Subang, 06 Januari 2015

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................ 1

1.1. Latar Belakang .......................................................... 1


1.2. Dasar Hukum ............................................................ 2
1.3. Pengertian ................................................................. 3
1.4. Tujuan ....................................................................... 5
BAB II : PROFIL DESA .......................................................... 6

2.1. Kondisi ............................................................ 6

2.1.1. Sejarah Desa ................................................... 6

2.1.2. Demografi ........................................................ 8

2.1.3. Keadaan Sosial ................................................ 9

2.1.4. Keadaan Ekonomi ............................................ 9

2.2. Kondisi Pemerintahan ........................................ 10

2.2.1. Pembagian Wilayah ......................................... 11

2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintahan .................. 11

BAB III : POTENSI DAN MASALAH .............................................. 12

3.1. Potensi Sumber Daya Manusia................................... 12

3.2. Potensi Sumber Daya Alam........................................ 21

3.3. Potensi Sumber Daya Sarana dan Prasarana Desa 23

3.4. Potensi Kalender Musim............................................. 33

3.5. Potensi Suber Daya Kelembagaan............................. 34

BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DESA .......................................... 44

4.1. Visi dan Misi................................................................ 44

4.1.1 Visi...................................................................... 44

4.1.2 Misi..................................................................... 45

4.2. Kebijakan Pembangunan............................................ 46

4.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan............................ 46


4.2.2 Program dan KegiatanPembangunan................. 47

4.2.3 Strategi Pencapaian............................................ 64

BAB V PENUTUP .................................................................. 66

LAMPIRAN :

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2015-2020;


2. Peta Sosial Desa, Kalender Musim dan Bagan Kelembagaan;
3. Tabel Kajian Masalah Sketsa Desa (format 1 dan 4);
4. Tabel Kajian Masalah Kalender Musim (format 2 dan 5);
5. Tabel Kajian Masalah Bagan Kelembagaan (format 3 dan 6);
6. Tabel Penilaian Kelayakan Hasil Perencanaan;
7. Keputusan Kepala Desa Bojongtengah Nomor 147.421/KEP. 05-Pemb/2014 tentang
Pembentukan Tim Penyusun Perencanaan Pembangunan Desa Bojongtengah Tahun
2014.

You might also like