You are on page 1of 12

ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.

1 (2015) 24-35

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI
SMA SE-KOTA MALANG

Tiara Anggia Dewi


Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro
E-mail: tiara.anggia09@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) pengaruh profesionalisme guru terhadap
kinerja guru ekonomi, (2) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomi, (3)
pengaruh profesionalisme guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomi. Penelitian
ini dirancang sebagai penelitian eksplanasi. Subjek penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi
di SMA Se-kota Malang yang berjumlah 82 orang. Data dikumpulkan dengan instrumen
berupa kuesioner. Data dianalisis dengan analisis statistik inferensial dengan analisis regresi
linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan secara parsial profesionalisme
guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru ekonomi dengan nilai sig. t
sebesar (0,000) < α (0,05) dan t hitung (4,361) > t tabel (1,666). Analisis pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja guru ekonomi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai
sig. t sebesar (0,000) < α (0,05) dan t hitung (3,650) > t tabel (1,666). Secara simultan
profesionalisme guru dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
guru ekonomi dengan nilai sig. F sebesar (0,000) < α (0,05).
Selain itu, dari hasil analisis regresi besar R Square adalah 0,530.

Kata Kunci: Profesionalisme, Motivasi, Kinerja

PENDAHULUAN Dalam upaya peningkatan mutu


Peningkatan kualitas pendidikan pendidikan, aspek utama yang ditentukan
merupakan agenda besar pendidikan di adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan
Indonesia. Dalam rangka mewujudkan guru merupakan titik sentral dalam
pendidikan yang bermutu tentu tidak pembaharuan dan peningkatan mutu
terlepas dari peranan berbagai pihak, salah pendidikan, dengan kata lain salah satu
satunya adalah peran tenaga kependidikan. persyaratan penting bagi peningkatan mutu
Hamalik (2003 : 9) tenaga kependidikan pendidikan adalah apabila pelaksanaan
merupakan suatu komponen yang penting proses belajar mengajar dilakukan oleh
dalam penyelenggaraan pendidikan, yang pendidik-pendidik yang dapat diandalkan
bertugas menyelenggarakan kegiatan keprofesionalannya.
mengajar, melatih, meneliti, Agus F. Tamyong dalam Usman
mengembangkan, mengelola dan (2010:15) menyatakan pengertian guru
memberikan pelayanan teknis dalam bidang profesional adalah orang yang memiliki
kependidikan. kemampuan dan keahlian khusus dalam

24 | JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

bidang keguruan sehingga ia mampu or a drive that is aimed at a goal or


melakukan tugas dan fungsinya sebagai incentive”. Guru yang memiliki motivasi
guru dengan kemampuan maksimal. tinggi akan memandang berbagai
Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan kekurangan yang ada di sekolah sebagai
prasyarat minimal yang ditentukan oleh tantangan. Ia akan berusaha sedapat
syarat-syarat seorang guru yang mungkin untuk mengatasi kekurangan itu.
profesional. Undang-Undang Guru dan Dengan adanya perhatian yang baik
Dosen No. 14 Tahun 2005 menjelaskan terhadap guru, akan dapat menimbulkan
bahwa profesional adalah pekerjaan atau motivasi para guru untuk berbuat yang
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan terbaik dalam melakukan tugas sehingga
menjadi sumber penghasilan kehidupan menumbuhkan komitmen dalam melakukan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau pekerjaan yang berkualitas dan bertanggung
kecakapan yang memenuhi standar mutu jawab demi kemajuan organisasi.
atau norma tertentu serta memerlukan Di dalam suatu organisasi, kinerja
pendidikan profesi. memiliki pengaruh yang sangat besar bagi
Selanjutnya dalam melakukan tercapainya tujuan organisasi tersebut.
kewenangan profesionalismenya, guru Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja
dituntut memiliki seperangkat kemampuan yang dapat dilihat secara kualitas maupun
(competency) yang beraneka ragam. Dalam kuantitas ketika seseorang melakukan tugas
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 yang menjadi tanggung jawabnya.
Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. Ungkapan kemajuan yang didasari oleh
19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
kompetensi guru meliputi kompetensi motivasi untuk menghasilkan sesuatu
kepribadian, kompetensi pedagogik, adalah kinerja (Fattah, 2003:27). Kinerja
kompetensi profesional dan kompetensi seorang guru dikatakan baik apabila guru
sosial. Berlakunya undang-undang dan tersebut mampu menguasai dan
peraturan tersebut menuntut para guru mengembangkan bahan pelajaran, kreatif
untuk meningkatkan profesionalismenya dalam penyampaian pembelajaran, mampu
melalui pelatihan, penulisan karya ilmiah, menunjukkan komitmen yang tinggi pada
dan sebagainya. tugas mengajar, disiplin dalam pekerjaan,
Luthans (2008: 158) mengemukakan melakukan kerjasama dengan semua warga
bahwa “Motivation is a process that starts sekolah, serta memiliki kepribadian yang
with a physiological or psychological menjadi panutan bagi siswa.
deficiency or need that activates a behavior

JURNAL PROMOSI | 25
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

Guru ekonomi dituntut untuk tak mencerminkan pembelajaran


yang aktif, kreatif, dan
mengikuti perubahan-perubahan yang
menyenangkan. Sedangkan masalah
terjadi dalam pembelajaran ekonomi. Oleh gairah mengajar terkait erat dengan
menurunnya motivasi mengajar
karena itu, merupakan suatu keharusan bagi
yang disebabkan oleh jamak alasan.
guru untuk selalu meningkatkan Mengajar dianggap sebagai tugas
rutin dan keseharian, bukan sebagai
profesionalitasnya. Guru ekonomi harus
tugas profesional. Sehingga guru
senantiasa memperbaharui materi-materi kurang termotivasi untuk melakukan
berbagai pembaharuan. Akibatnya
serta isu-isu ekonomi terkini sehingga
kreatifitas dan inovasi guru dalam
proses pembelajaran akan menjadi lebih merekayasa pembelajaran sering
mandeg.
menarik dan bermakna. Di samping itu,
guru ekonomi harus memiliki kepekaan
Mengingat tugas guru yang sangat
yang tinggi terhadap perubahan-perubahan
penting dalam menghasilkan siswa lulusan
yang terjadi dalam dunia pendidikan,
yang siap melanjutkan pendidikan ke
seperti perubahan kurikulum 2013. Guru
perguruan tinggi, kinerja guru SMA harus
harus cepat beradaptasi dengan cara
diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
mengikuti penataran, pelatihan dan
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan
workshop agar dapat menyampaikan
untuk mengetahui seberapa besar faktor
pembelajaran yang sesuai dengan peraturan
profesionalisme guru dan motivasi kerja
kurikulum terbaru.
yang mempengaruhi kinerja guru ekonomi
Penelitian dilakukan di seluruh SMA
di SMA, khususnya di kota Malang
dikota Malang dikarenakan permasalahan
yang masih banyak ditemukan terkait
KAJIAN PUSTAKA
dengan kinerja guru di Kota Malang. Hal
1. Hakikat Profesionalisme Guru
ini seperti yang diungkap oleh Santoso
Komarudin (2000 : 205)
(2013:1) yang menyatakan bahwa:
mengemukakan bahwa profesional berasal
Guru bersertifikasi mau menerima
dari bahasa latin yaitu “profesia”,
uang tunjangan sertifikasi, tetapi
enggan meningkatkan kualitas pekerjaan, keahlian, jabatan, jabatan guru
profesionalismenya. Banyak guru
besar. Seorang yang melibatkan diri dalam
yang jam terbangnya sudah
kadaluwarsa, namun metode salah satu keahlian yang harus dipelajari
mengajarnya masih konvensional.
dengan khusus. Jarvis dalam Sagala
Pembelajaran masih berpusat pada
guru, tidak terjadi interaksi yang (2006:198) profesional dapat diartikan
multiarah (guru dengan siswa, siswa
bahwa seseorang yang melakukan tugas
dengan guru, siswa dengan siswa,
siswa dengan lingkungan profesi juga sebagai ahli (expert) apabila
pembelajaran). Sehingga sama sekali

26 | JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

dia secara spesifik memperolehnya dari Mulyasa (2008:75) kompetensi yang


belajar. Sedangkan Tilaar (2002:86) harus dimiliki guru dapat dijabarkan
mengemukakan bahwa: sebagai berikut:
Seorang profesional a. Dalam Standar Nasional Pendidikan,
menjalankan pekerjaannya
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
sesuai dengan tuntutan profesi
atau dengan kata lain memiliki dikemukakan bahwa kompetensi
kemampuan dan sikap sesuai
pedagogik adalah kemampuan
dengan tuntutan profesinya.
Seorang profesional mengelola pembelajaran peserta didik
menjalankan kegiatannya
meliputi pemahaman terhadap peserta
berdasakan profesionalisme, dan
bukan secara amatiran. didik, perancangan dan pelaksanaan
Profesionalisme bertentangan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dengan amatirisme. Seorang
professional akan terus menerus dan pengembangan peserta didik untuk
meningkatkan mutu karyanya
mengaktualisasikan berbagai
secara sadar, melalui pendidikan
dan pelatihan. kompetensi yang dimilikinya.
b. Dalam Standar Nasional Pendidikan,
Hakikat guru profesional adalah guru
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b
yang mampu memberikan pelayanan yang
kompetensi kepribadian adalah
terbaik bagi para siswanya dengan
kemampuan kepribadian yang mantap,
kemampuan khusus yang dimilikinya,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
sehingga siswa dapat menerima dan
menjadi teladan bagi peserta didik, dan
memahami penyampaian materi yang
berakhlak mulia.
diberikan. Seorang guru tidak hanya
c. Dalam Standar Nasional Pendidikan,
dituntut untuk memiliki kemampuan teknis
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
edukatif dalam melaksanakan tugasnya,
kompetensi profesional adalah
tetapi juga harus memiliki karakter yang
kemampuan penguasaan materi
dapat diandalkan sehingga dapat menjadi
pembelajaran secara luas dan
panutan bagi siswa, keluarga, dan
mendalam yang memungkinkannya
masyarakat. Pembinaan karakter
membimbing peserta didik memenuhi
profesional guru mendorong pengembangan
standar kompetensi yang ditetapkan.
potensi guru secara terus menerus dan
d. Dalam Standar Nasional Pendidikan,
berkesinambungan sesuai dengan
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
kebutuhan pengajaran masing-masing guru.
Kemampuan sosial adalah kemampuan
pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan

JURNAL PROMOSI | 27
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

bergaul secara efektif dengan peserta memiliki motivasi yang tinggi secara
didik, sesama pendidik, tenaga optimal.
kependidikan, orang tua/wali peserta Adapun faktor-faktor yang
didik, dan masyarakat sekitar. mempengaruhi motivasi kerja guru menurut
2. Hakikat Motivasi Kerja Roth et al (2007) yaitu:
Perilaku kerja seseorang pada a. Motivasi ekstrinsik yang meliputi:
hakikatnya ditentukan oleh keinginannya 1) Penghargaan atas usaha dan
untuk mencapai tujuan tertentu. Keinginan prestasi guru
merupakan istilah lain dari motivasi. 2) Kepuasan terhadap cara mengajar

Menurut Hasibuan (2003:95), motivasi 3) Pengamatan Kepala Sekolah


berasal dari kata dasar motif, yang terhadap pekerjaan guru
mempunyai arti suatu perangsang, b. Motivasi intrinsik yang meliputi:
keinginan dan daya penggerak kemauan 1) Cara mengajar yang menyenangkan
bekerja seseorang. Sedangkan menurut 2) Hubungan dengan orang tua siswa
Robbins (2007:166), motivasi adalah yang harmonis
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat 3) Hubungan dengan siswa yang
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi harmonis
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya
itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan 3. Hakikat Kinerja Guru
individual. Kinerja merupakan terjemah dari
Motivasi kerja seorang guru adalah bahasa inggris work performance atau job
keadaan yang membuat guru mempunyai performance atau performance saja. Dalam
kemauan atau keinginan untuk mencapai kamus besar bahasa indonesia “Kinerja
tujuan tertentu melalui pelaksanaan tugas- adalah suatu yang dicapai, prestasi yang
tugas keguruan. Motivasi kerja guru akan diperlihatkan dalam kemampuan kerja”
memberikan kekuatan untuk melaksanakan (Depdiknas, 2003). Kinerja sangat berkaitan
aktivitas pekerjaan sehingga menyebabkan dengan hasil kerja. Hasibuan (2003:94)
seorang guru mengetahui adanya tujuan menyatakan bahwa kinerja atau prestasi
yang relevan antara tujuan organisasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
dengan tujuan pribadinya. Dengan seseorang dalam melaksanakan tugas yang
demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
dan sasaran-sasaran dalam organisasi kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan
sekolah akan tercapai apabila semua serta waktu.
komponen organisasi termasuk guru

28 | JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

Mangkuprawira dalam Yamin (2007 : a. Merencanakan yaitu pekerjaan seorang


155) menjelaskan bahwa kinerja merupakan guru menyusun tujuan belajar.
suatu kontruksi multi dimensi yang b. Mengorganisasikan
mencakup banyak faktor yang Yaitu pekerjaan seorang guru untuk
mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut mengatur dan menghubungkan sumber
adalah : sumber belajar sehingga dapat
a. Faktor Personal/individual, meliputi mewujudkan tujuan belajar dengan cara
unsur pengetahuan, keterampilan yang paling efektif, efesien, dan
(skill), kemampuan, kepecayaan ekonomis mungkin.
diri,motivasi dan komitmen yang c. Memimpin
dimiliki oleh tiap individu guru. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk
b. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek memotivasikan, mendorong, dan
kualitas manajer dan team leader dalam menstimulasikan murid-muridnya,
memberikan dorongan, semangat, sehingga mereka siap mewujudkan
arahan, dan dukungan kerja pada guru. tujuan belajar.
c. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan d. Mengawasi
dan semangat yang diberikan oleh Yaitu pekerjaan seorang guru untuk
rekan dalam satu tim, kepercayaan menentukan apakah fungsinya dalam
terhadap sesema anggota tim, mengorganisasikan dan memimpin di
kekompakan, dan keeratan anggota tim. atas telah berhasil dalam mewujudkan
d. Faktor system, meliputi system kerja, tujuan yang telah dirumuskan. Jika
fasilitas kerja yang diberikan oleh tujuan belum dapat diwujudkan, maka
pimpinan sekolah, proses organisasi guru harus menilai dan mengatur
dan kultur kerja dalam organisasi kembali situasinya dan bukunya
(sekolah). mengubah tujuan.
e. Faktor kontekstual (situasional), Pada tingkatan institusional dan
meliputi tekanan dan perubahan instruksional guru berada di lapisan
lingkungan eksternal dan internal. Guru terdepan yang berhadapan langsung dengan
merupakan faktor utama penentu peserta didik dan masyarakat. Guru sebagai
keberhasilan prestasi peserta didik. sebuah profesi yang akan mengantarkan
Ivor K. Davies (1987:35) mengatakan anak-anak penerus bangsa untuk mencapai
bahwa seorang mempunyai empat fungsi keberhasilan memiliki peran dan fungsi
umum yang merupakan ciri pekerja seorang yang akan semakin kompleks di masa yang
guru, adalah sebagai berikut: akan datang. Oleh karena itu, peningkatan

JURNAL PROMOSI | 29
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

kualitas guru membutuhkan penanganan dan apabila ada berapa besar pengaruh
yang lebih serius. Profesi guru menuntut variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
adanya kesadaran dan tanggung jawab yang Penelitian ini dilakukan dengan cara
lebih kuat dalam menjalankan peran dan menjelaskan gejala-gejala yang timbul oleh
fungsinya sebagai guru. suatu objek penelitian, dalam hal ini data
diperoleh dari guru ekonomi di SMA sekota
METODE PENELITIAN Malang.
Penelitian ini dirancang sebagai Variabel bebas dalam penelitian ini
penelitian eksplanasi (explanatory adalah profesionalisme guru (X1) dan
research) yaitu menjelaskan hubungan motivasi kerja (X2) sedangkan variabel
kausal antara variabel-variabel melalui terikatnya adalah kinerja guru ekonomi (Y).
pengujian hipotesis. Apabila ditinjau dari Berdasarkan tujuan penelitian ini maka
tingkat eksplanasinya termasuk dalam peneliti menggunakan pendekatan
penelitian tingkat eksplanasi asosiatif yaitu kuantitatif. Adapun hubungan antar variabel
untuk menemukan ada tidaknya pengaruh, dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

X1

X3
X2

Gambar 1 Hubungan Antar Variabel Penelitian

Keterangan:
X1 = Profesionalisme Guru
X2 = Motivasi Kerja
Y = Kinerja Guru
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
Populasi dalam penelitian ini adalah kurang dari 100 orang. Instrumen yang
seluruh guru ekonomi di SMA sekota digunakan dalam penelitian ini adalah
Malang yang berjumlah 82 orang. Sampel kuesioner (angket). Skala pengukuran yang
yang digunakan dalam penelitian ini digunakan dalam angket di penelitian ini
diambil dari seluruh populasi. Sampel adalah Skala Likert. Instrument yang telah
tersebut diambil karena jumlah populasi

30 | JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

disusun kemudian dilakukan uji coba profesional seorang guru dalam melakukan
kepada 32 orang responden. pekerjaannya maka kinerjanya akan
Metode yang digunakan dalam semakin meningkat pula.
penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hasil dalam penelitian ini
Data dianalisis dengan analisis statistik menunjukkan bahwa sebagian besar guru
deskriptif, analisis statistik inferensial ekonomi di SMA sekota Malang memiliki
dengan analisis regresi linear berganda, uji motivasi kerja yang tinggi, terbukti dengan
asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan uji t mayoritas 67,53% guru memiliki skor
dan uji F dengan bantuan program SPSS tinggi dan guru yang memiliki motivasi
(statistical Product and Service Solution) kerja sangat tinggi mencapai 27,27%.
versi 16.00 for windows. Namun demikian sebagian kecil guru
5,20% masih memiliki motivasi kerja yang
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN cukup. Secara keseluruhan rata-rata tingkat
Hasil dalam penelitian ini motivasi kerja tergolong dalam klasifikasi
menunjukkan bahwa sebagian besar guru tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil analisis
ekonomi di SMA sekota Malang memiliki data menunjukkan secara parsial motivasi
tingkat keprofesionalan yang sangat tinggi, kerja berpengaruh positif dan signifikan
terbukti dengan mayoritas 80,52% guru terhadap kinerja guru ekonomi dengan nilai
memiliki skor sangat tinggi. Sedangkan sig. t sebesar (0,000) < α (0,05) dan t hitung
sebagian kecil responden yakni sekitar (3,650) > t tabel (1,666). Dengan demikian,
19,48%, memiliki tingkat keprofesionalan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
yang tinggi. Sehingga, secara keseluruhan pengaruh yang positif dan signifikan antara
rata-rata tingkat keprofesionalan guru motivasi kerja terhadap kinerja guru
tergolong dalam klasifikasi tinggi. Selain ekonomi.
itu, berdasarkan hasil analisis data Hasil pengolahan data penelitian
menunjukkan secara parsial dengan menggunakan analisis regresi linear
profesionalisme guru berpengaruh positif berganda menunjukkan bahwa secara
dan signifikan terhadap kinerja guru simultan profesionalisme guru dan motivasi
ekonomi dengan nilai sig. t sebesar (0,000) kerja berpengaruh positif dan signifikan
< α (0,05) dan thitung (4,361) > t tabel (1,666). terhadap kinerja guru ekonomi dengan nilai
Temuan hasil penelitian menunjukkan sig. F sebesar (0,000) < α (0,05). Hasil
bahwa profesionalisme guru berpengaruh analisis regresi besar R Square adalah
dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal 0,530. Hal ini berarti 53 % perubahan
ini dapat diartikan bahwa semakin variabel kinerja guru dipengaruhi oleh

JURNAL PROMOSI | 31
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

perubahan variabel profesionalisme guru tercapai hasil yang maksimal. Hal ini
dan motivasi kerja, sedangkan sisanya selaras dengan pendapat Uno (2008:67)
sebesar 47% dipengaruhi oleh faktor lain. yang menyatakan bahwa motivasi erat
Dengan demikian dapat disimpulkan hubungannya dengan perilaku dan kinerja
bahwa, makin tinggi profesionalisme guru atau prestasi kerja. Dengan demikian
dan motivasi kerja guru maka makin baik semakin tinggi motivasi seseorang maka
kinerja guru. semakin tinggi pula kinerjanya begitu pula
Guru yang profesional ditandai dengan sebaliknya.
adanya penguasaan kemampuan/ Castetter (dalam Sagala, 2007:4)
kompetensi yang dimiliki guru yang menegaskan bahwa kualitas proses belajar
meliputi kompetensi pedagogik, mengajar sangat dipengaruhi oleh
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial kemampuan profesional guru-gurunya.
dan kompetensi profesional. Seorang guru Seorang guru akan dapat melaksanakan
yang dapat menguasai materi serta konsep- tugasnya dengan apabila memiliki
konsep mata pelajaran yang diampunya, pengetahuan dan keterampilan serta
akan dapat melakukan proses pembelajaran wawasan yang luas dalam bidangnya. Hal
dengan efektif. Menurut Effendi (1997) ini didasarkan dengan pemikiran bahwa
faktor yang paling dominan berpengaruh seorang guru akan dapat melaksanakan
terhadap kinerja guru dalam proses belajar tugasnya dengan baik apabila memiliki
mengajar di sekolah adalah pengetahuan pengetahuan dan keterampilan serta
guru itu sendiri. Oleh karena itu, guru harus wawasan yang luas dalam bidangnya.
senantiasa berusaha meningkatkan Untuk meningkatkan kinerjanya, guru harus
pengetahuannya agar mempunyai wawasan selalu berusaha tepat waktu, menggunakan
yang luas demi peningkatan kinerjanya. metode dan strategi pembelajaran dengan
Motivasi kerja yang dimiliki guru akan tepat, serta mengikuti seminar atau
mendorong guru untuk bekerja atau pelatihan sehingga dapat meningkatkan
mengarahkan aktivitas selama bekerja serta kualitas pembelajaran.
menyebabkan guru mengetahui adanya Apabila guru memiliki motivasi kerja
tujuan yang relevan antara tujuan organisasi yang tinggi, maka guru akan memberikan
dengan tujuan pribadinya. Jika seorang yang terbaik demi kemajuan organisasinya.
guru mempunyai motivasi kerja yang Motivasi dalam hal ini berfungsi sebagai
tinggi, maka guru tersebut akan melakukan pendorong usaha dalam pencapaian
pekerjaannya dengan keras, tekun, dan prestasi. Motivasi kerja guru dapat berasal
dengan dedikasi tinggi sehingga akan dari dalam diri guru (motivasi intrinsik)

32 | JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

maupun dari luar diri guru (motivasi guru dan motivasi kerja memiliki pengaruh
ekstrinsik). Motivasi yang berasal dari positif dan signifikan terhadap kinerja guru
dalam diri guru akan menimbulkan ekonomi.
kesadaran akan tanggung jawab terhadap Keterbatasan penelitian ini antara lain:
pekerjaannya yang lebih baik dibandingkan a) Penelitian ini mengungkap kinerja guru
dengan dorongan yang berasal luar diri yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
guru. Guru yang merasa mampu faktor profesionalisme guru dan faktor
menerapkan pembelajaran yang disenangi motivasi kerja, sedangkan faktor-faktor
siswa serta memiliki hubungan yang yang mempengaruhi guru sangat kompleks
harmonis baik dengan siswa maupun orang dan tidak diungkap dalam penelitian ini. b)
tua siswa, akan berdampak pada kinerja Pengukuran variabel profesionalisme guru
guru yang optimal. Seorang guru dapat dalam penelitian ini hanya berdasarkan
melaksanakan tugasnya dengan baik apabila pada persepsi guru-guru ekonomi sehingga
memiliki tingkat motivasi dan kemampuan hasil yang dicapai tidak diberlakukan secara
yang mendukung penyelesaian tugasnya mutlak.
tersebut. Motivasi yang dimiliki seseorang Saran bagi guru ekonomi yaitu
untuk melakukan sesuatu tidak akan efektif gambaran profesionalisme dan motivasi
tanpa didukung oleh pemahaman yang jelas guru yang berkategori tinggi perlu
tentang apa yang akan dikerjakan dan dipertahankan dan ditingkatkan. Guru
bagaimana cara mengerjakannya. Dengan diharapkan mampu melakukan
demikian, aspek kemampuan dan motivasi perencanaan, pengelolaan pembelajaran
seseorang secara bersama-sama akan serta evaluasi hasil belajar siswa sehingga
berpengaruh terhadap kinerjanya tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
KESIMPULAN dijadikan bahan koreksi atau penilaian diri
Berdasarkan hasil analisis dan dalam rangka peningkatan kinerja mengajar
pembahasan penelitian yang telah guru secara berkelanjutan. Bagi sekolah,
dikemukakan , maka kesimpulan dalam Koordinasi antara kepala sekolah, para guru
penelitian ini adalah sebagai berikut: a) dan karyawan perlu ditingkatkan agar
Profesionalisme guru memiliki pengaruh tujuan yang diharapkan dapat dicapai
positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan baik. Pihak sekolah diharapkan
ekonomi. b) Motivasi kerja memiliki dapat mendukung program-program
pengaruh positif dan signifikan terhadap pemerintah dalam rangka peningkatan
kinerja guru ekonomi. c) Profesionalisme profesionalisme guru demi tercapainya

JURNAL PROMOSI | 33
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

pembelajaran yang berkualitas. Bagi Dinas Hamalik.Oemar. 2003. Perencanaan


Pendidikan, Dalam upaya mempertahankan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
serta meningkatkan kinerja guru, Dinas sistem. Yogyakarta: Andi Offset.
Pendidikan hendaknya senantiasa Hasibuan, Malayu SP. 2003. Organisasi
melakukan perencanaan strategik dalam Dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi
pengembangan dan peningkatan Aksara.
profesionalisme guru secara Komarudin. 2000. Kamus Istilah Karya
berkesinambungan dengan cara Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
mengadakan pelatihan-pelatihan dan Luthans, Fred. 2008. Organizational
pendidikan bagi guru ekonomi. sedangkan Behaviour. New York: McGraw-Hill
bagi peneliti selanjutnya, Dapat menjadikan Inc, p.
penelitian ini sebagai referensi dalam Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan
memecahkan permasalahan yang terkait Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
dengan kinerja guru. Apabila peneliti RosdaKarya.
selanjutnya melakukan penelitian yang Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun
sejenis dengan penelitian ini, disarankan 2005 Tentang Standar Nasional
untuk mengukur variabel profesionalisme Pendidikan. 2005. Jakarta: CV. Eko
guru dengan menggunakan data uji Jaya.
kompetensi guru (UKG) yang diperoleh Robbins, S. P. & Judge, T. A. 2007.
dari masing-masing sekolah yang diteliti. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa oleh
Diana Angelina. Jakarta: Salemba
DAFTAR PUSTAKA Empat.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Roth, G., Assor, A., Kanat-Maymon, Y, &
Kegiatan Belajar Mengajar yang Kaplan, H. 2007. Autonomous
Efektif. Jakarta: Depdiknas. Motivation for Teaching: How Self-
Davies, Ivor K. 1987. Pengelolaan Belajar. Ditermined Teaching May Lead to Self-
Jakarta: PT. Rajawali Pers Effendi. Determined Learning Journal of
H.A.R. 1997. Manajemen Pendidikan. Education Psychology. 99 (4): 761-
Jakarta: Depdikbud. 774.Sagala, Saiful. 2006. Kemampuan
Fattah, Nanang. 2003. Landasan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: PT Remaja Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Rodaskarya. Sagala, Saiful. 2006. Kemampuan
Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta

34 | JURNAL PROMOSI
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
ISSN: 2442-9449 Vol.3.No.1 (2015) 24-35

Santoso, Kurniawan Adi. 02 September


2013. Guru, Jagalah Profesionlisme-
mu. Malang Post, hlm 1.
Tilaar, H. A. R. 2002. Membenahi
Pendidikan Nasional. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
_____. 2005. Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Usman, M. Uzer. 2010. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Yamin, M. 2007. Profesionalisme Guru &
Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung
Persada Press

JURNAL PROMOSI | 35
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro

You might also like