You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


ROKOK ELEKTRIK PADA
PEROKOK PEMULADI SMA KOTA BEKASI

Ferosvi Nada Adhima El Hasna*), Kusyogo Cahyo**), Laksmono Widagdo***)


*)Mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNDIP
***)Dosen Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNDIP
e-mail : ferosvinada@gmail.com

ABSTRACT
Based on the results of the preliminary survey that conducted by the researcher
by spreading questionnaires to 581 High School students in Bekasi resulting
22.3% smoke electronic cigarette with details the active novice smokers who’re
using electronic cigarette in the amount of 8.3% while about 13.4% where the
smokers who used to smoke tobacco cigarette are now moved on to electronic
cigarette. The purpose of this research is to analyze the factors that associated
with the usage of electronic cigarette to novice smokers in Bekasi City’s High
School. The type of this research is descriptive analytic with quantitative
approach method. The used research design is cross-sectional study, where the
amount of the population in this research is 52 people who are novice electronic
smokers in four Bekasi City’s High School. The Total of Population technique is
used to get the sample for this research where the entire population get the
chance to be the sample for the research. Data analysis includes descriptive
analysis with the presentation of the frequency distribution table and the analytic
analysis uses Chi-Square test to see whether there or not there the relation
between respondents’ friends’ support and family’s support with the usage of
electronic cigarette in Bekasi City’s High School. Statistical test results show that
67.3% respondents use electronic cigarrete. The variables related with the usage
of electronic cigarette to novice smokers in Bekasi City’s High School is the
availability of the electronic cigarette (p-value = 0.000), the affordability of the
electronic cigarette (p-value = 0.000), and the respondents’ friends’ support (p-
value = 0.016). While the respondents’ knowledge about the electronic cigarette
(p-vaalue = 0.416), the respondents’ attitude to the usage of the electronic
cigarette (p-value = 0.538), the respondents’ pocket money (p-value = 1.000) and
the family’s support (p-value = 0,238) is not related with the usage of the
electronic cigarette to novice smokers in Bekasi City’s High School.

Key words : E-Cigarette, Novice Smokers, The Usage of the E-Cigarette


Bibliography : 67 (31 Journals + 21 Books + 6 Articles + 2 Essays + 7
Websites) 1995-2016

548
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN perilaku merokok penduduk


Latara belakang Indonesia di usia 15 tahun keatas
Merokok merupakan salah masih belum terjadi penurunan,
satu kegiatan yang masih dilakukan berdasarkan survey yang dilakukan
individu dalam segala usia mulai dari pada tahun 2007 sebesar 34,2%
anak-anak hingga dewasa dan tidak meningkat menjadi 36,3% pada
menutup kemungkinan untuk tahun 2013.8 Indonesia khususnya
mereka yang sebelumnya sudah pada daerah Jawa Barat merupakan
merokok, kemudian merokok provinsi dengan jumlah perokok
kembali, ataupun bagi mereka yang terbesar kedua setelah provinsi
sebelumnya belum pernah mencoba Riau. Perokok pada usia lebih dari
merokok pun menjadi tertarik untuk 10 tahun didapati sebesar 27,1%
mencobanya. Perlahan seperti air, merokok setiap harinya, akan tetapi
mereka selalu memiliki alasan untuk sebesar 5,6% merokok dengan
merokok.1Jumlah perokok di seluruh kurun waktu yang tergolong jarang.
dunia hingga saat ini mencapai 1,2 Dan proporsi kelompok umur 10 –
milyar orang dan 800 juta yang 14 tahun sebesar 0,5%, 15 – 19
diantaranya berada di Negara tahun sebesar 11,2% dan 20 – 24
berkembang dengan kematian tahun sebesar 27,2% yang
akibat rokok mencapai 50%. merupakan perokok aktif dengan
Kementrian Kesehatan Indonesia merokok setiap harinya. Dengan
memprediksikan pada tahun 2030 persentase laki-laki sebesar 47,5%
angka kematian perokok di dunia dan perempuan sebesar
akan mencapai 10 juta jiwa. Apabila 1,1%.9Berdasarkan data yang
kecenderungan ini berlanjut, diperoleh Riskesdas, menunjukkan
sebanyak 650 juta orang akan bahwa persentase perokok untuk
terbunuh oleh rokok yang semua kelompok umur mengalami
setengahnya berusia produktif dan kenaikan khususnya pada usia
akan kehilangan umur hidup (lost remaja.
life) sebesar 20 hingga 25 Seiring meningkatnya jumlah
tahun.3Prevalensi perokok aktif di perokok khususnya di usia remaja,
Indonesia meningkat sangat cepat.7 seruan untuk menghentikan
Apabila pemerintah tidak sigap kebiasaan merokok sudah banyak
dengan kebijakan yang lebih efektif, dilakukan. Saat ini Badan Kesehatan
diperkirakan pada tahun 2025 Dunia (WHO) sedang berupaya
jumlah perokok di Indonesia akan mengurangi epidemi tembakau
bertambah sebanyak 90 juta orang.3 dengan berbagai strategi yang salah
Komnas Perlindungan Anak satu diantaranya adalahdengan
Indonesia (KPAI) Kota Jakarta mengganti penggunan rokok
menyebut jumlah perokok pemula tembakau dengan rokok elektrik atau
meningkat hingga 45%. KPAI juga biasa dikenal dengan Electronic
berpendapat dengan keterjangauan Nicotine Delivery System (ENDS),
membeli rokok dengan cukai yang vape, vapor, atau e-cigarette yang
murah menjadikan salah satu nantinya para perokok aktif dapat
penyebab banyak perokok pemula di berhenti total dari kebiasaan
usia dini yang hampir 80%-nya mulai merokoknya.Sebuah penelitian
merokok ketika usianya belum sistematis yang terdiri dari 6
mencapai 19 tahun.3Hasil Riset penelitian, termasuk 2 penelitian
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada acak yang terkontrol, menyimpulkan
tahun 2013 menyatakan bahwa bahwa 18% dari 1.242 perokok

549
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tembakau aktif berhasil berhenti Bekasi merupakan salah satu kota


merokok menggunakan rokok pendukung yang berada di provinsi
elektrik. Rokok elektrik juga berhasil Jawa Barat, dimana yang telah
membantu menurunkan tingkat dipaparkan sebelumnya bahwa
kosumsi rokok tembakau provinsi Jawa Barat termasuk dalam
perharinya.11Saat rokok elektrik telah provinsi tertinggi kedua dengan
gencar dibicarakan karena dapat jumlah presentase jumlah perkokok
membantu mengurangi jumlah sebesar 27,1%. Komnas
perokok di dunia, Kementrian Perlindungan Anak Indonesia
Kesehatan Jepang menemukan Daerah (KPAID) Kota Bekasi
karsinogen atau zat yang dapat mendapati sebanyak 58.000 pelajar
menimbulkan kanker dalam uap Sekolah Menengah Pertama (SMP)
yang dihembuskan usai menghisap dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
rokok elektrik ini. Asetaldehida di wilayah setempat yang
(CH3CHO) juga ditemukan pada merupakan perokok aktif. Dimana
tingkat yang lebih tinggi 30% pelajar yang menjadi perokok
dibandingkan rokok tembakau.13 aktif tersebut merupakan seluruh
Melihat popularitas rokok pelajar di Kota Bekasi atau setara
elektrik yang semakin meningkat, dengan 197.907 pelajar dengan
peneliti Lauren Dutra mengatakan rincian 83.204 siswa SMP dan
bahwa dengan adanya rokok 111.703 siswa SMA.
elektrik, justru semakin Berdasarkan hasil survey
meningkatkan jumlah perokok pendahuluan yang dilakukan peneliti
terutama dikalangan dengan melakukan penyebaran
remaja.Penelitian juga dilakukan angket terhadap 581 siswa dan siswi
pada tahun 2011 dan 2012 dengan SMA di Kota Bekasi diperoleh
mengamati 38.000 siswa menengah dengan hasil 22,3% menghisap
dengan menggunakan data dari rokok elektrik dengan rincian
National Youth Tobacco Survey perokok pemula aktif yang
yang dilakukan US Centers for menggunakan rokok elektrik sebesar
Disease Control and Prevention 8,9% sedangkan sebesar 13,4%
(CDC) menunjukkan adanya dimana perokok yang sebelumnya
peningkatan jumlah perokok pemula menggunakan rokok tembakau kini
pada rokok elektrik. Pada tahun beralih menggunakan rokok elektrik.
2011 sebesar 3,1% remaja Karena banyaknya jumlah perokok
menghisap rokok elektrik minimal aktif dalam penggunaan rokok
sekali dan 1,7% diantaranya didapati elektrik pada remaja sekolah
masih menghisap rokok tembakau. menengah, peneliti tertarik untuk
Pada tahun 2012 persentase remaja melakukan penelitian mengenai
pengguna rokok elektrik mengalami faktor-faktor apa saja yang
kenaikkan yang cukup drastis, yaitu berhubungan dengan penggunaan
sebesar 6,5% dengan rincian 4,1% rokok elektrik pada perokok pemula
hanya menggunakan rokok elektrik di SMA Kota Bekasi.Hal ini juga
dan 2,6% menggunakan rokok dikarenakan kurangnya perhatian
elektrik dengan rokok tembakau pemerintah Indonesia terhadap
sedangkan 2% diataranya masih adanya rokok elektrik, sehingga data
merokok tembakau hingga mengenai pengunaan rokok elektrik
sekarang.14 dikalangan remaja dinilai kurang
Kota Bekasi dipilih sebagai memadai.
lokasi dalam penelitian karena

550
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

METODE PENELITIAN yang merokok elektrik berusia 17


Jenis penelitian yang tahun (88,5%) dan berjenis kelamin
digunakan adalah penelitian laki-laki (84,6%). Sedangkan
deskriptif analitik dengan metode berdasarkan faktor predisposing,
pendekatan kuantitatif.Rancangan dapat diketahui bahwa pengetahuan
penelitian yang digunakan adalah responden mengenai rokok elektrik
rancangan cross-sectional study dan sudah baik (69,2%), dan sikap
pengumpulan data sekaligus pada responden terhadap penilaian
satu waktu. Populasi dalam penggunaan rokok elektrik
penelitian ini adalah seluruh siswa cenderung bersikap kurang
SMA kelas 11 dari keempat SMA mendukung (73,1%). Berdasarkan
favorit di Kota Bekasi yang dipilih faktor enablingmenunjukkan bahwa
oleh peneliti secara acak. Kemudian lebih banyak responden yang
peneliti menyebar angket pada dengan mudah mendapatkan rokok
siswa kelas 11 dari keempat SMA elektrik karena tersedianya sarana
favorit tersebut yang dimana siswa- atau prasarana, serta toko yang
siswi yang memenuhi kriteria akan menjual rokok elektrik (67,3%),
dijadikan responden penelitian. melaikan untuk keterjangkauan
Berdasarkan jumlah siswa yang rokok elektrik oleh responden lebih
memilliki kriteria didapatkan banyak responden yang mudah
sebanyak 52 orang dari keempat untuk menjangkau rokok elektrik
SMA yang telah dipilih.Sehingga (61,5%), akan tetapi rata-rata uang
jumlah populasi pada penelitian ini sakuresponden tergolong rendah
sebanyak 52 siswa.Pengambilan (<35.000) (61,5%). Kemudian
sampel menggunkan teknik total berdasarkan faktor
populasi, maka jumlah sampel reinforcingdiperoleh sebagian besar
sebesar 52 orang. responden memiliki dukungan dari
Data primer dalam penelitian teman sebayanya (61,5%)
ini diperoleh dari wawancara akantetapi tidak dari dukungan
menggunakan kuesioner langsung keluargaresponden (55,8%).
dengan responden. Data sekunder
dalam penelitian ini meliputi jurnal Analisis Bivariat
ilmiah, buku, penelitian terdahulu 1. Pengetahuan
serta literature lain yang berubungan Hasil analisis bivariat
dengan gaya hidup komunitas rokok menunjukkan penggunaan
elektrik. Uji normalitas dalam rokok elektrik pada
penelitian ini dengan menggunakan responden yang mencoba
Kolmogorov-smirnov. Analisis data dan tetap menggunakan
menggunakan analisis univariat rokok elektrik dengan
untuk mengetahaui sebaran kategori pengetahuan buruk
distribusi frekuensi dan analisis (56,2%) lebih kecil
bivariat untuk menunjukkan dibandingkan dengan
hubungan antara variabel responden dengan kategori
independen dan variabel dependen. pengetahuan baik (72,2%).
Kemudian responden dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN kategori hanya mencoba-
Analisis Univariat coba rokok elektrik dengan
Berdasarkan karakterisitik kategori pengetahuan buruk
respodnen maka dapat (43.8%) lebih banyak
diketahuibahwa sebagian besar dibandingkan dengan

551
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

responden kategori rokok elektrik (57,1%) lebih


pengetahuan baik (27,%). banyak dibandingkan dengan
Dapat disimpulkan bahwa responden dengan kategori
responden yang hanya mencoba rokok
menggunakan rokok elektrik elektrik dan memutuskan
lebih banyak pada kategori untuk tidak menggunakan
pengetahuan baik (72,2%) rokok elektrik (42,9%).
dibandingkan dengan Kemudian sikap responden
responden dengan dengan kategori hanya
pengetahuan buruk (56,2%). mencoba-coba rokok elektrik
Hasil pengujian hipotesis dengan sikap kurang
dengan Chi-Square Test mendukung (28,9%) lebih
antara variabel pengetahuan kecil dibandingkan dengan
responden dengan sikap responden yang lanjut
penggunaan rokok elektrik menggunakan rokok elektrik
pada perokok pemula di SMA (71,1%). Hal ini menunjukkan
Kota Bekasi menunjukkan p- bahwa responden yang
value sebanyak 0,416 yang menggunakan rokok elektrik
dapat diartikan Ha ditolak H0 lebih banyak berada pada
diterima. Sehingga dapat kategori kurang mendukung
disimpulkan tidak ada dengan persentase sebanyak
hubungan antara 71,1%, melainkan responden
pengetahuan responden yang hanya mencoba rokok
dengan penggunaan rokok elektrik lebih banyak pada
elektrik pada perokok pemula kategori mendukung dengan
di SMA Kota persentase sebanyak 42,9%.
Bekasi.Pengetahuan Hasil uji statistik
seseorang tentang rokok dengan Chi-Square Test
elektronik akan antara variabel sikap dengan
meningkatkan kontrol penggunaan rokok elektrik
perilaku dirinya terhadap pada perokok pemula di SMA
masalah kesehatan.58 Kota Bekasi menunjukkan p-
Seseorang yang memiliki value sebanyak 0,538
pengetahuan yang baik dimana Ha ditolak H0
tentang rokok elektrik diterima, sehingga dapat
cenderung memiliki pusat disimpulkan bahwa tidak ada
kendali internal. Begitu pula hubungan antara sikap
sebaliknya, seseorang dengan penggunaan rokok
dengan pengetahuan rendah elektrik pada perokok pemula
cenderung memiliki pusat di SMA Kota Bekasi.
kendali eksternal.
3. Ketersediaan Rokok
2. Sikap Elektrik
Hasil analisis bivariat Berdasarkan analisis
menunjukkan sikap bivariat menunjukkan bahwa
responden yang mendukung responden dengan kategori
terhadap penggunaan rokok mencoba-coba rokok elektrik
elektrik pada responden yang menyatakan kurang
dengan kategori mencoba tersedianya rokok elektrik
dan lanjut menggunakan memperoleh persentase

552
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sebanyak 70,6% lebih elektrik pada kategori


banyak dibandingkan dengan mencoba-coba rokok elektrik
responden dengan kategori sebesar 9,4%, lebih kecil
menggunakan rokok elektrik dibandingkan dengan
yaitu 29,9%. Melainkan kategori responden yang
ketersediannya responden menggunakan rokok elektrik
dalam memperoleh rokok yaitu 90,6%. Dapat ditarik
elektrik pada kategori kesimpulan bahwa
mencoba-coba rokok elektrik keterjangkauan responden
sebanyak 14,3%, lebih kecil untuk memperoleh rokok
dibandingkan dengan elektrik berada pada kategori
kategori responden yang responden yang
menggunakan rokok elektrik menggunakan rokok elektrik
yaitu 85,7%. Dapat ditarik yaitu sebesar 90,6%. Hasil uji
kesimpulan bahwa statistik menggunakan Chi-
ketersediaan responden Square Test menunjukkan p-
untuk memperoleh rokok value sebanyak 0,000 atau
elektrik berada pada kategori dapat dikatakan p-value<
responden yang 0,05 maka Ha diterima H0
menggunakan rokok elektrik ditolak dengan kata lain ada
yaitu sebanyak 85,7%. hubungan antara
Hasil uji statistik keterjangkauan rokok elektrik
menggunakan Chi Square dengan penggunaan rokok
Test menunjukkan p-value elektrik pada perokok pemula
sebanyak 0,000 atau dapat di SMA Kota Bekasi.Dapat
dikatakan p-value< 0,05 ditarik kesimpulan, bahwa
maka Ha diterima H0 ditolak remaja yang sebelumnya
dengan kata lain ada tidak pernah merokok,
hubungan antara persepsi keterjangkauan
ketersediaan rokok elektrik dapat mengarahkan remaja
dengan penggunaan rokok tersebut pada perilaku
elektik pada perokok pemula merokok.61
di SMA Kota Bekasi.
5. Uang Saku Responden
4. Keterjangkauan Rokok Bedasarkan
Elektrik penelitian yang telah
Berdasarkan analisis dilakukan pada perokok
bivariat menunjukkan bahwa pemula di SMA Kota Bekasi,
responden dengan kategori responden dengan uang
mencoba-coba rokok elektrik saku lebih dari sama dengan
yang menyatakan kurang Rp. 35.000 sebanyak 61,5%
terjangkaunya rokok elektrik dan responden dengan uang
memperoleh persentase saku kurang dari Rp. 35.000
sebesar 70,0% lebih besar sebanyak 38,5%. Dapat
dibandingkan dengan disimpulkan uang saku
responden dengan kategori responden ≥ Rp. 35.000 lebih
menggunakan rokok elektrik banyak dibandingkan
yaitu 30,0%. Melainkan respoden dengan uang saku
ketersedianya responden < Rp.35.000. Hasil uji
dalam memperoleh rokok statistik menggunakan Chi-

553
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Square Test menunjukkan p- teman responden dengan


value sebanyak 1,000 atau penggunaan rokok elektik
dapat dikatakan p-value> pada perokok pemula di SMA
0,05 maka Ha ditolak H0 Kota Bekasi. Efek teman
diterima dengan kata lain sebaya meningkatkan
tidak ada hubungan antara probabilitas remaja untuk
uang saku reponden dengan merokok
penggunaan rokok elektrik sebanyak14,5%.66Sehingga,
pada perokok pemula di SMA dapat disimpulkan bahwa
Kota Bekasi. ada potensi remaja merokok
yang dideterminasi oleh
6. Dukungan Teman teman sebayanya.
Respoden
Berdasarkan analisis 7. Dukungan Keluarga
bivariat menunjukkan bahwa Responden
dukungan teman responden Berdasarkan analisis
dengan kategori mencoba- bivariat menunjukkan bahwa
coba rokok elektrik yang dukungan keluarga
mendukung penggunaan responden dengan kategori
rokok elektrik memperoleh mencoba-coba rokok elektrik
persentase sebesar 18,8% yang mendukung
lebih kecil dibandingkan penggunaan rokok elektrik
dengan responden dengan memperoleh persentase
kategori menggunakan rokok sebesar 43,5% lebih kecil
elektrik yaitu 81,2%. dibandingkan dengan
Melainkan ketidakdukungan responden dengan kategori
teman responden dalam menggunakan rokok elektrik
penggunaan rokok elektrik yaitu 56,5%. Melainkan
pada kategori mencoba-coba ketidakdukungan keluarga
rokok elektrik sebesar 55,0%, responden dalam
lebih besar dibandingkan penggunaan rokok elektrik
dengan kategori responden pada kategori mencoba-coba
yang menggunakan rokok rokok elektrik sebesar 24,1%,
elektrik yaitu 45,0%. Dapat lebih kecil dibandingkan
ditarik kesimpulan bahwa dengan kategori responden
dukungan teman responden yang menggunakan rokok
dalam penggunaan rokok elektrik yaitu 75,9%. Dapat
elektrik berada pada kategori ditarik kesimpulan bahwa
teman responden yang dukungan keluarga
mendukung penggunaan responden dalam
rokok elektrik yaitu sebesar penggunaan rokok elektrik
81,2%. berada pada kategori
Hasil uji statistik keluarga responden yang
menggunakan Chi-Square tidak mendukung
Test menunjukkan p-value penggunaan rokok elektrik
sebanyak 0,016 atau dapat yaitu sebesar 75,9%.Hasil uji
dikatakan p-value< 0,05 statistik menggunakan Chi-
maka Ha diterima H0 ditolak Square Test menunjukkan p-
dengan kata lain ada value sebanyak 0,238 atau
hubungan antara dukungan dapat dikatakan p-value>

554
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

0,05 maka Ha ditolak H0 berhubungan dengan


diterima dengan kata lain penggunaan rokok elektrik
tidak ada hubungan antara pada perokok pemula adalah
dukungan keluarga ketersediaan rokok elektrik
responden dengan (p-value = 0,000),
penggunaan rokok elektik keterjangkauan rokok elektrik
pada perokok pemula di SMA (p-value = 0,000), dan
Kota Bekasi. dukungan teman responden
dalam penggunaan rokok
KESIMPULAN elektrik (p-value = 0,016).
1. Sebanyak 88,5% responden 3. Melainkan variabel yang
yang diteliti adalah remaja tidak berhubungan dengan
pertengahan berusia 17 penggunaan rokok elektrik
tahun. Persentase responden pada perokok pemula adalah
laki-laki sebanyak 84,6% pengetahuan responden
sedangkan untuk responden mengenai rokok elektrik (p-
perempuan yaitu 15,4%. value = 0,416), sikap
Responden dengan responden terhadap rokok
pengetahuan baik (69,2%) elektrik (p-value = 0,538),
lebih banyak dibandingkan uang saku responden (p-
responden dengan kategori value= 1,000) dan dukungan
pengetahuan buruk (30,8%). keluarga responden dalam
Hanya 26,9% sikap penggunaan rokok elektrik
responden tidak mendukung (p-value = 0,238).
penggunaan rokok elektrik.
Ketersediaan responden SARAN
untuk memperoleh rokok 1. Bagi Dinas Kesehatan Unit
elektrik memperoleh Promosi Kesehatan,
persentase sebanyak 67,3%. sosialisasi terkait rokok
Sedangkan responden yang elektrik perlu untuk
menjangkau rokok elektrik mengubah mindset
sebanyak 61,5%. Sebanyak responden mengenai rokok
32 responden dengan elektrik yang tidak berbahaya
persentase 61,5% serta iklan mengenai rokok
memperoleh uang saku yang elektrik juga perlu dilakukan
tergolong tinggi yaitu diatas untuk memberikan
35.000 per harinya. Teman peringatan terkait bahaya
responden yang medukung rokok elektrik.
dalam penggunaan rokok 2. Bagi Sekolah Menengah
elektrik memperoleh Atas di Kota Semarang,
persentase sebanyak 61,5% teman sebaya merupakan
sedangkan keluarga faktor penguat terjadinya
responden yang tidak praktik merokok. Pendidikan
mendukung responden tentang berbagai macam
dalam penggunaan rokok rokok, dampak, serta
elektrik dengan persentase bahayanya terutama pada
sebanyak 55,8%. rokok elektrik. Baik disisipkan
2. Hasil pengujian hipotesis pada saat jam olahraga, atau
menggunakan Chi-Square membentuk grup peer to
Test, variabel yang peer dengan tujuan dapat

555
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mensosialisasikan bahaya 5. Bullen, C, Howe, C, dkk.


rokok elektrik dan pihak Electronic Cigarettes
sekolah hendaknya selalu Effective for Smoking
memantau lingkungan yang Cessation : A Randomised
ada disekitar sekolah. Seperti Controlled Trial. (Online).
toko, warung, atau stasion Vol. 382, No. 9905, p1629-
yang ada dilingkungan 1637, 2013.
sekitar sekolah sehingga (http://www.thelancet.com/jou
para siswa tidak mudah rnals/lancet/article/PIIS0140-
menjangkau transaksi jual 6736(13)61842-
beli rokok elektrik. 5/abstract?cc=y=, diakses 12
3. Bagi orangtua desember 2014)
siswasebaiknya lebih tegas 6. Jejah Sehat. Bahaya Rokok
dalam mengawasi dan Elektrik : Efek Samping
melindungi buah hati mereka Rokok Elektrik. (Online).
dari perilaku merokok. 2015.
Pendidikan mengenai (http://www.jelajahsehat.com/
macam dan bahaya rokok 2015/08/bahaya-rokok-
sangat diperlukan. Orangtua elektrik-awas-efek-
juga hendaknya memantau samping.html, diakses pada
pengeluaran sang anak, 07 Agustus 2015)
sehingga dapat mencegah 7. B, Arman. Rokok Elektrik
terjadinya penyalahgunaan Kurangi Jumlah Perokok?
uang saku yang menciptakan Justru Sebaliknya!. (Online).
perilaku negatif pada anak. 2014.
(http://www.indonesiatobacco
DAFTAR PUSTAKA .com/2014/03/rokok-elektrik-
1. Aulia LE. STOP MEROKOK! kurangi-jumlah.html, diakses
Jogjakarta: Garailmu: 2010. pada 07 Agustus 2015)
2. Kementrian Kesehatan 8. Damayanti, Apsari.
Republik Indonesia. Perilaku Penggunaan Rokok
Merokok Masyarakat Elektronik di Komunitas
Indonesia. Infodatin Personal Vaporizer
KEMENKES RI: 2014. Surabaya. 2016. (diakses
3. Penjelasan Peraturan pada taggal 11 Januari
Pemerintah Republik 2017). Diunduh dari: e-
Indonesia Nomor 19 Tahun journal.unair.ac.id/index.php/
2003 Tentang Pengamanan JBE/article/download/2150/2
Rokok Bagi Kesehatan. 465
(Online). 2003. 9. Doubeni, C.A., et al.
(http://www.hukumonline.com Perceived Accessibility as a
/pusatdata/download/fl10339/ Predictor of Youth Smoking.
node/12611) 2008. (diakses pada tanggal
4. Riskesdas. Riset Kesehatan 14 Maret 2017). Diunduh
Dasar 2013. Jakarta: Badan dari: www.annfammed.org
Penelitian dan 10. Powell, L.M., Tauras, J.A.,
Pengembangan Kesehatan, Ross, Hana. The Importance
Departemen Kesehatan, of Peer Effects,Cigarette
Republik Indonesia. 2013. Prices and Tobacco Control
Policies for Youth Smoking

556
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Behavior. 2005. (diakses


pada tanggal 3 Maret 2017).
Diunduh dari:
http://www.sciencedirect.com
/science/article/pii/S0167629
605000457

557

You might also like