You are on page 1of 50

DISPERSI KASAR - EMULSI

Hanifa Rahma, M.Si., Apt.


2017
Emulsion – Key Points
• Emulsions are dispersions of at least two immiscible (or partially miscible)
liquids. Oil-in-water emulsions (o/w) contain oil droplets dispersed in
water, and water-in-oil emulsions (w/o) contain water droplets dispersed in
oil.
• Although emulsions may be formulated for virtually all the major routes of
administration, most commercial products are for the intravenous route
(o/w) or the topical route of administration (o/w and w/o).
• Structured and semisolid emulsions for dermatological use (lotions and
creams) are the largest class of emulsions used medically.
• Sterile intravenous o/w emulsions are used in parenteral nutrition as a
source of calories and essential fatty acids, and as carriers for drugs of
limited aqueous solubility including diazepam, propofol and vitamin K.
EMULSI
Tidak stabil secara termodinamika

Mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak campur

Satu fase cair didispersikan sebagai tetesan - tetesan dalam


fase cair lain
Sistem dibuat stabil dengan penambahan zat pengemulsi
atau emulsifying agent
TIPE EMULSI

Emulsi minyak dalam air (o/w) Emulsi air dalam minyak (w/o)
Fase terdispersi: minyak Fase terdispersi: air
Fase kontinu: air Fase kontinu: minyak
Zat pengemulsi o/w. Zat pengemulsi w/o.
Contoh: tragakan, gelatin, Na. lauril sulfat, Contoh: Ca. palmitat, span
trietanolamin stearat

Contoh: emulsi oral Contoh: mentega


Metode
Penentuan Tipe
Emulsi

Conductivity
Menggunakan Dilution Test –
Test – Daya
Zat Warna Pengenceran
Hantar Listrik
Menggunakan Zat Warna
• Penggunaan zat warna larut air seperti metilen blue atau brilliant
blue. Emulsi o/w -> zat warna terlarut dan berdifusi merata.
• Emulsi w/o -> zat warna bergerombol dan tidak berdifusi merata.
Dilution Test - Pengenceran
• Emulsi o/w -> bercampur sempurna dengan air.
• Emulsi w/o -> tidak bercampur sempurna dengan air.
Conductivity Test - Daya hantar listrik

• Emulsi o/w -> dapat


menghantarkan arus listrik.
• Emulsi w/o -> tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Kegagalan dari dua cairan yang tidak saling
campur untuk tetap bercampur

Gaya kohesif antara molekul-molekul


yang memisah lebih besar dari gaya
adhesif antara kedua cairan
Jika cairan dipecah
Luas permukaan Energi bebas
menjadi tetesan-
meningkat permukaan meningkat
tetesan kecil

Penggabungan tetesan
dicegah dengan zat Tetesan cenderung Sistem tidak stabil
pengemulsi untuk bergabung secara termodinamik
(emulsifying agent).
Zat pengemulsi

Partikel padat terbagi


Zat aktif permukaan Koloid hidrofilik
halus

Membentuk lapisan disekitar


Membentuk lapisan Membentuk lapisan
bola-bola terdispersi karena
monomolekular dan multimolekular disekitar
diadsorpsi pada batas antarmuka
mengurangi tegangan tetesan-tetesan minyak
dua fase cair yang tidak
antarmuka. pada emulsi o/w.
bercampur.
Adsorpsi Monomolekular

Mengurangi tegangan
permukaan antarmuka
Zat yg aktif pd permukaan karena adsorpsinya pada
disebut surfaktan batas minyak/air membentuk
lapisan-lapisan mono
molekular.
Adsorpsi Monomolekular
• Untuk menjaga surfaktan terpusat pada antar muka,
jumlah yang larut dalam air dan minyak harus seimbang.
• Bila molekul terlalu hidrofil, surfaktan berada dalam fase air 
tidak memberikan efek pada antar muka.
• Bila terlalu lipofil, surfaktan larut secara sempurna dalam fase
minyak sehingga sedikit yg muncul pada antar muka.
• Dalam praktek digunakan pengemulsi kombinasi dalam
pembuatan emulsi. Contoh kombinasi dari natrium setil alkohol
dan kolesterol.
• Tetesan-tetesan terdispersi dikelilingi oleh
suatu lapisan monolayer yang saling
melekat yang mencegah terjadinya
pengelompokan dua tetesan ketika kedua
tetesan tersebut saling mendekat.
• Efek tambahan terhadap kestabilan ->
adanya muatan permukaan ->
menyebabkan tolak-menolak antarpartikel
berdekatan.
• Kombinasi natrium setil sulfat dan
kolesterol membentuk lapisan
tersusun dekat dan kompak ->
menghasilkan emulsi yang sangat
baik.

• Kombinasi natrium setil sulfat dan


oleil alkohol tidak membentuk
lapisan tersusun dekat dan kompak
-> menghasilkan emulsi yang
buruk.

• Kombinasi setil alkohol dan


natrium oleat membentuk lapisan
tertutup erat tetapi kekompleksan
diabaikan -> menghasilkan emulsi
yang buruk
Adsorpsi Monomolekular

• Tipe emulsi yang dihasilkan (o/w atau w/o) tergantung pada sifat zat pengemulsi
yaitu karakteristik HLB pengemulsi.
• HLB pengemulsi = 8-16 membentuk emulsi o/w.
• HLB pengemulsi = 3-6 membentuk emulsi w/o.
• Jadi, tipe emulsi adalah fungsi kelarutan relatif dari zat aktif permukaan. Fase di
mana zat aktif permukaan itu lebih larut adalah fase kontinu.
Contoh:
• Pengemulsi dengan HLB tinggi lebih larut dalam air dan membentuk emulsi o/w.
• Pengemulsi dengan HLB rendah lebih larut dalam minyak dan membentuk emulsi
w/o.
HLB Butuh (RHLB)
• RHLB atau HLB butuh adalah HLB
spesifik yang dibutuhkan untuk
No Bahan Jumlah (gram) HLB Butuh
membuat emulsi.
1 Beeswax 15 9
• Contoh penentuan HLB butuh 2 Lanolin 10 12
untuk emulsi o/w 3 Parafin wax 20 10
4 Cetyl Alkohol 5 15
5 Emulsifier 2
6 Pewarna Qs
7 Air Ad 100
• Jumlah seluruh HLB butuh dari fase 𝑅𝐻𝐿𝐵−𝐻𝐿𝐵 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
%Tween 80 = 𝐻𝐿𝐵𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝐻𝐿𝐵 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
minyak
10.6−4.3
%Tween 80 = 15.0−4.3

%Tween 80 = 0.59
Beeswax (15/50)x9 2.70
2 gram  jumlah emulsifying agent yang
Lanolin (10/50)x12 2.40 diperkirakan dapat membentuk emulsi o/w.
Parafin wax (20/50)x10 4.00
Tween = 2.0gram x 0.59 = 1.18 gr dan sisanya span
Cetyl Alkohol (5/50)x15 1.50 80
Total HLB butuh 10.60

• Sebagai emulsifying digunakan Tween


80 (HLB 15) da Span 80 (HLB 4.3)
Adsorpsi Molekular
• Contoh: koloid liofilik
• Koloid liofilik berada pada batas antarmuka minyak/air sama seperti amfifil.
• Perbedaannya antara koloid liofilik dengan zat aktif permukaan sintetis
adalah:
(a) tidak menurunkan tegangan antarmuka secara bermakna
(b)membentuk lapisan multimolekular pada antarmuka.
• Lapisan multimolekular ini bersifat kuat dan menghambat terjadinya
penggabungan.
• Efek lainnya adalah meningkatnya viskositas medium pendispersi.
• Zat pengemulsi ini cenderung membentuk emulsi o/w lapisan-lapisan
multilayer yang dibentuk adalah disekitar tetesan yang bersifat hidrofobik.
Adsorpsi Partikel Padat

• Partikel – partikel padat yang halus dibasahi sampai derajat tertentu


oleh minyak dan air dapat berfungsi sebagai pengemulsi.
• Serbuk yang mudah dibasahi air membentuk emulsi o/w.
• Serbuk yang mudah dibasahi minyak membentuk emulsi w/o.
• Contoh : bentonit, magnesium hidroksida, aluminium hidroksida.
Stabilitas Fisik
Emulsi

Flokulasi dan Pemecahan dan Perubahan


Inversi fase
creaming penggabungan kimia dan fisika
Flokulasi dan Creaming

• Kaitan creaming dan hukum Stokes. • Laju creaming emulsi meningkat bila :
• Perbedaan kerapatan antara fase terdispersi dan
pendispersi semakin besar.
• Viskositas pendispersi menurun,
• Menaikkan gaya gravitasi dengan cara
sentrifugasi.
• Bila kerapatan fase terdispers (ρ1) <
kerapatan fase pendispers (ρ2)  • Laju creaming emulsi bisa diturunkan dengan
Kecepatan sedimentasi negatif  cara :
creaming mengarah keatas (emulsi o/w) • Ukuran partikel bola-bola dikurangi dengan
menghomogenkan fase terdispersi.
• Bila kerapatan (ρ1) > kerapatan fase • Viskositas pendispersi ditingkatkan dengan
pendispers (ρ2)  bola-bola (tetesan2) penambahan pengental. (metilselulosa, tragakan,
akan mengendap  creaming mengarah natrium alginat)
kebawah (emulsi w/o)
• Makin besar perbedaan kerapatan kedua
fase  laju creaming makin besar.
Pemecahan dan Penggabungan
Pemecahan Creaming • Akibat rusaknya lapisan yang
Bersifat irreversibel Bersifat reversibel mengelilingi bola-bola minyak ->
Tidak bisa didispersikan kembali Dapat didispersikan kembali pemecahan bola-bola minyak ->
menjadi campuran homogen menjadi campuran homogen
minyak bergabung dan tidak
dengan pengocokan
Lapisan yang mengelilingi bola- Bola-bola minyak masih dilindungi
dapat didispersikan kembali
bola minyak telah rusak dan oleh lapisan zat pengemulsi menjadi emulsi yang stabil.
minyak cenderung bergabung
Perubahan Kimia dan Fisika
• Mempengaruhi kestabilan • Beberapa metode penilaian
emulsi. kestabilan emulsi:
• Indikator ketidakstabilan emulsi: a) Metode mikroskopis
perubahan ukuran partikel b) Menganalisis perubahan ukuran
(diameter bola-bola fase partikel emulsi dari waktu ke
waktu.
terdispersi) atau terjadi
c) Metode sentrifuge
pemisahan fase (emulsi pecah).
d) Metode penghitungan Coulter
e) Metode uji temperatur
Inversi Fase
• Perubahan tipe emulsi.
• Misal: perubahan emulsi o/w menjadi emulsi w/o atau sebaliknya.
• Penyebabnya dapat berupa:
(a) Perbedaan tipe zat pengemulsi
• Contoh: Emulsi o/w yang distabilkan natrium stearat berubah menjadi emulsi w/o jika
ditambahkan kalsium klorida ke dalam emulsi tersebut karena terbentuk kalsium stearat.
(b) Perubahan perbandingan fase
• Contoh: Pada pembuatan emulsi dengan zat pengemulsi o/w dalam minyak,
penambahan sejumlah kecil air -> membentuk emulsi w/o. penambahan air yang lebih
banyak -> emulsi o/w.
Pengawetan Emulsi
• Perubahan sifat emulsi seperti pemisahan fase, hilang atau
berubahnya warna, terbentuknya gas dan bau serta perubahan sifat
rheologi dapat disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme.
• Bakteri dapat menguraikan pengemulsi nonionik dan anionik, gliserin
dan gum tumbuhan yang digunakan sebagai pengental -> emulsi
rusak.
• Oleh karena itu, diperlukan konsentrasi antimikroba/pengawet
dengan konsentrasi yang cukup.
• Pada emulsi  konsentrasi pengawet terbagi pada fase minyak dan
fase air.
Bakteri terutama tumbuh pada fase air

• Jika pengawet lebih banyak berada pada fase


minyak maka pengawet tersebut tidak ada
gunanya (pada konsentrasi normal) karena
konsentrasinya rendah pada fase air.
• Selain itu, pengawet harus berada dalam
keadaan tidak terion agar dapat berpenetrasi ke
dalam membran bakteri. Aktivitas pengawet
berupa asam lemah akan berkurang jika pH fase
air meningkat.
• Molekul pengawet juga tidak boleh terikat
dengan komponen lain dalam emulsi karena
kompleks yang terbentuk tidak akan efektif
sebagai pengawet. Hanya pengawet dalam
bentuk bebas yang efektif.
Sifat Rheologi Emulsi
• Produk emulsi bisa mengalami shear-stress pada pembuatan dan
penggunaannya  sifat aliran menjadi penting misalnya pada
penyebaran produk dermatologis dan kosmetik, aliran emulsi
parenteral melalui jarum suntik, pemindahan emulsi dari botol atau
tube.
• Salah satu faktor yang mempengaruhi sifat aliran emulsi  viskositas.
• Viskositas berhubungan dengan fase terdispersi, fase kontinu dan zat
pengemulsi
Sifat Rheologi Emulsi
A.Fase terdispersi meliputi perbandingan volume fase, distribusi ukuran
partikel, dan viskositas fase dalam.
A. Jika konsentrasi volume fase terdispersi rendah (< 0,05)  sistem Newton.
B. Jika konsentrasi naik  lebih tahan terhadap aliran  aliran pseudoplastis.
C. Jika konsentrasi cukup tinggi  aliran plastis.
D. Makin luas distribusi ukuran partikel  makin rendah viskositas jika
dibandingkan dengan sistem yang memiliki ukuran partikel rata-rata yang sama
tetapi distribusi partikel yang lebih sempit.
B.Fase kontinu
A. Terkait dengan lapisan fase kontinu.
C.Zat pengemulsi
A. Jenis zat pengemulsi mempengaruhi flokulasi partikel dan daya tarik-menarik
antarpartikel.
B. Makin tinggi konsentrasi zat pengemulsi  makin tinggi viskositas.
Sistem Emulsi
Khusus

Emulsi ganda
• Contoh: emulsi w/o/w
• Pengemulsi w/o + fase minyak misalnya petrolatum cair  aduk dan
perlahan tambahkan fase air  terbentuk emulsi w/o.
• Emulsi w/o tersebut didispersikan dalam larutan zat pengemulsi o/w
seperti Tween 80 dalam air menggunakan homogenizer  terbentuk
emulsi w/o/w.
Sistem Emulsi Khusus
Mikroemulsi
• Berupa tetesan minyak dalam air (o/w) atau tetesan air dalam minyak
(w/o) dengan diameter sekitar 10-200 nm dan fraksi volume fase
terdispersi sekitar 0,2-0,8.
Sistem Emulsi Khusus
Nanopartikel
• Lebih kurang sama dengan
mikroemulsi.
• Nanopartikel -> sebagai carrier
dengan mengenkapsulasi
molekul obat terlarut, globulin
(misal: immunoglobulin G) dan
toksoid (misal: toksoid
tetanus).
• Density of liquid and solid
• https://www.youtube.com/watch?v=ejtf-UaGid0
• Pikno: https://www.youtube.com/watch?v=rHvu8xXwxgc
• Suspensi
• https://www.youtube.com/watch?v=3Jj8WCJB4OI
• Emulsi
• https://www.youtube.com/watch?v=BQLDpcOcH_4
• https://www.youtube.com/watch?v=4Bw7ug5X7zg
• Krim
• https://www.youtube.com/watch?v=vrW5d9CXjUs
Terima Kasih

You might also like