Professional Documents
Culture Documents
Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI
mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang sangat sempurna,
bersih, serta mengandung zat kekebalan yang sangat dibutuhkan bayi (Prasetyono,
2009). Namun saat ini sudah jarang kita temui pemberian ASI pada balita oleh
seorang ibu. Kurangnya pemberian ASI pada balita mulai kita rasakan sedikit
ibu-ibu saat ini enggan memberikan ASI pada balitanya karena dianggap tidak
praktis dan menyita banyak waktu. Sebagian beralasan bahwa seorang wanita
karir tidak punya waktu dan harus fokus terhadap pekerjaannya. Oleh sebab itu,
Dot dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier, adalah pengganti puting
susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Penggunaan dot dianggap
bermanfaat karena akan menenangkan bayi serta memberikan rasa nyaman pada
keadaan-keadaan tertentu seperti keinginan untuk mulai tidur, rasa nyeri pada
waktu gigi tumbuh, dipisahkan dari ibunya, menurunkan frekuensi menghisap jari,
serta menurunnya kejadian SIDS (sudden infant death syndrome). Dot memang
efektif membantu orangtua dalam menenangkan bayi saat menangis. Namun hal
ini dipercaya justru menjadi faktor penghambat perkembangan bicara anak. Selain
itu membiasakan memberikan susu atau minuman lain menggunakan botol susu
pada anak kita ternyata dapat menimbulkan kerusakan pada gigi atau biasa di
1
Pada bayi yang tidak mendapat ASI, atau dengan kata lain bayi yang
mendapat air susu dengan menggunakan dot, bahan dot yang lebih keras dari
puting susu dan areola mammae sehingga dot ini tidak dapat dilipat oleh lidah dan
rahang bayi. Upaya bayi untuk mengatasi hal ini adalah dengan memasukkan
seluruh panjang dot ke dalam mulut agar bayi dapat menekan dot untuk
mendapatkan tetesan susu. Aktifitas seperti ini berarti memaksa mulut bayi
maju. 2,3
timbulnya masalah gigi, seperti karies dan maloklusi. Dari beberapa penelitian,
terbukti ada korelasi antara penggunaan dot yang berkepanjangan (2 tahun atau
lebih) dengan timbulnya karies. Keadaan ini diperberat bila penggunaan dot
dilakukan sambil tidur (night feeding). Penelitian terhadap 150 anak usia 18 – 36
signifikan antara kebiasaan minum dot botol sambil tidur dengan timbulnya karies
Apabila bayi hanya sesekali mengempeng dan hanya sampai bayi berumur
1 tahun, maka tidak ada masalah dengan perkembangan giginya. Tapi jika bayi
adalah pengempeng aktif dan meskipun umurnya sudah lebih dari 1 tahun ia
masih tidak bisa lepas dari dot, sebaiknya harus dilakukan usaha untuk segera
menyapih si kecil dari dotnya. Karena hal tersebut dapat membuat gigi-geliginya
tumbuh tidak sebagaimana mestinya, meskipun itu masih gigi susu, tetapi
2
permanen di kemudian hari. Makin lama penggunaan dot, akan makin tinggi
3
PEMBAHASAN
Dot, yang juga dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier, adalah
pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Non
nutritive sucking seperti halnya dot, sudah lama dikenal dalam sejarah umat
dengan banyaknya pendapat yang berbeda, karena penggunaan dot pada bayi-bayi
pengisapan bayi sehingga akan terjadi penyapihan awal karena bayi menolak
untuk menghisap ASI dari puting ibu, meningkatnya risiko otitis media, infeksi
telah diberikan dot sejak umur 6 minggu atau lebih muda. Victoria et al.
4
menggunakan dot sejak umur 1 bulan. Pansy dkk. melaporkan bahwa prevalensi
penggunaan dot tinggi pada minggu ke tujuh (82%) dan bulan kelima kelahiran
(78%). Di samping itu, pengaruh umur dan kebiasaan ibu juga mempengaruhi
penggunaan dot pada bayinya. Ibu yang lebih tua lebih sering memperkenalkan
dot segera setelah melahirkan dibandingkan dari ibu-ibu muda. Sedangkan pada
usia lima bulan, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penggunaan dot baik
oleh oleh ibu-ibu muda atau yang lebih tua. Kelmanson dan North menyimpulkan
bahwa tingkat pendidikan yang rendah dan ibu merokok lebih mungkin untuk
keinginan yang tinggi dari bayi untuk selalu menghisap sesuatu. Penggunaan dot
syndrome / SIDS)
SIDS adalah kematian bayi sampai umur 1 tahun, yang terjadi mendadak
klinis dan laboratoris lengkap serta otopsi. Meskipun sebab yang pasti belum
diketahui, tetapi diduga faktor yang berperan dalam terjadinya SIDS karena belum
Cozzi (1979) telah meneliti hubungan antara dot dan SIDS, kemudian
kemungkinan terjadinya SIDS. Dari hasil meta analisis, Hauck et al. (2005)
5
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara penggunaan dot dan menurunnya
risiko terjadinya SIDS. Namun belum ada kejelasan tentang mekanisme peranan
berkaitan dengan penggunaan dot disebutkan bahwa dot dianjurkan pada waktu
tidur, bila terlepas, tidak perlu dimasukkan lagi ke mulut bayi apabila bayi sudah
tertidur; dot tidak dianjurkan diolesi dengan pemanis; dot harus dibersihkan
sebelum maupun sesudah digunakan; untuk bayi yang menetek, tunda penggunaan
2. Efek menenangkan
sebagai NNS lebih dianjurkan daripada ibu jari, jari atau benda lain, selain mudah
NNS mempunyai peranan positif pada bayi kecil yang dirawat di NICU, selain
menenangkan dan memberikan rasa nyaman, NNS juga akan memperkuat otototot
sebelumnya menggunakan selang. Selain itu, terbukti bahwa penggunaan dot juga
6
2. Peradangan pada gusi
5. Gangguan tidur
6. Infeksi
gerakan lidah dan rahang dalam suatu gerakan menghisap yang unik dalam
menyusui.
Saat bayi melekat pada payudara, bayi akan membuka mulut dengan lebar
dan menarik jaringan puting serta areola yang memang mudah ditarik
Gusi bayi memeras sinus yang terketak di bawah areola (area hitam
ke belakang memerah ASI sehingga ASI mengalir dari areola dan keluar
7
Perlekatan yang baik akan bisa mengeluarkan ASI dengan efisien dan
puting tetap sehat karena puting ibu terletak jauh di dalam mulut maka
puting tidak akan tergerus gusi sehingga puting akan bebas lecet.
Beberapa hal yang akan terjadi apabila anak menggunakan botol susu
Jasa gravitasi bumi membuat susu mengalir begitu mudah dari botol dot ke
Bayi tidak perlu membuka mulutnya lebar atau memutar bibir keluar
Puting dot tidak perlu mencapai bagian mulut bayi sehingga lidah tidak
8
Susu tetap mengalir keluar dari dot meski bayi tidak sedang menghisapnya
dengan botol.
Jika bayi menggunakan teknik menyusu dot saat dia menyusu payudara
maka lidah dan gusi bayi akan melukai puting ibu. Bayi-bayi yang mendapat dot
begitu dia lahir akan mendesakkan lidahnya ke atas saat menghisap dan
mendorong puting keluar dari mulutnya. Mereka tidak membuka mulut dengan
lebar saat melekat sehingga mereka hanya menghisap ujung puting ibu. Dengan
cara demikian bayi tidak akan mendapat banyak ASI dan puting ibu menjadi lecet.
ngedot. Botol membuat bayi tidak perlu menghisap dengan baik dan tidak perlu
bersusah-payah. Namun, dari penelitian pada bayi prematur yang diberikan botol
dot dan menyusu pada payudara, ternyata menyusu pada payudara lebih tidak
membuat bayi stres daripada menyusu pada botol. Saat menyusu payudara, nafas
dan denyut jantung bayi lebih stabil karena bayi diberi kesempatan untuk
9
beristirahat. Bayi bisa lebih mengontrol aliran susu dan mendapatkan ritme
hisapan, penelanan dan istirahat menyusu yang lebih stabil saat menyusu pada
otomatis menghisap saat dia menelan sesuatu. Semahal apapun, dot akan bisa
meneteskan susu hanya dengan dibalik (akibat gaya gravitasi). Saat dot
dimasukan di mulutnya, susu akan memenuhi rongga mulut lalu tertelan dan
penelanan susu ini menyebabkan dia menghisap lagi. Siklus akan terus terulang
membuat bayi tampak lahap seolah bayi tampak sangat kelaparan saat minum dari
dot. Setelah itu bayi akan mengantuk dan tertidur karena kecapekan dan terlalu
kenyang. Ibu dan lingkungan akan melihatnya sebagai tanda bahwa ASI ibu
mungkin terjadi ketika bayi ngedot. Air susu akan menetes terus sehingga
mengganggu ritme menyusu dan bernafas pada bayi sehingga bayi mudah
tersedak. Sering pula bayi dibiarkan tertidur dengan tetap mengempeng dot tanpa
10
Bayi yang menyusu di dot sering menghisap susu dengan posisi berbaring
akibat sensitisasi trakea akibat microaspirasi saat ngedot dan atau refluks
semakin tinggi pada kasus bayi yang ngedot di malam hari. Pada malam hari
dan GER.
rahang, archus dentalis (lengkung gigi-geligi), lidah dan otot-otot wajah. Proses
menghisap pada dot akan memberikan tekanan abnormal pada pada rongga mulut
yaitu bibir, lidah, lengkung gigi dan langit-langit mulut yang akhirnya akan
Rahang jadi lebih kecil sehingga pertumbuhan gigi bisa bertumpukan. Rahang dan
11
Pertumbuhan tulang dan gigi-geligi yang terganggu ini akan
mempengaruhi bentuk wajah sehingga tidak jarang anak akan menjadi tidak
percaya diri.
“anterior open bite” dan “posterior cross-bite” yang terbentuk oleh pertemuan gigi
(mulai dari pembentukan plak gigi hingga infeksi pada gigi berlubang)
Dot selalu menetes meski bayi tidak sedang ingin menghisap. Air susu
tergenang dalam waktu lama akan mengakibatkan pertumbuhan plak serta bakteri
merugikan yang akan merusak gigi sehingga menjadi berlubang. Gigi rentan
terkena karies. Sementara itu, gigi yang berlubang rentan komplikasi infeksi dan
12
6. Berisiko infeksi telinga tengah
Bayi yang menyusu di dot akan mengalami gangguan pada fungsi tuba
telinga tengah akibat kondisi vacuum yang tercipta ketika bayi menyedot botol
cairan di rongga telinga tengah. Cairan yang terjebak dapat meningkat sehingga
Bayi yang menyusu di dot akan lupa cara menetek yang efektif pada
payudara sehingga ASI tidak dikeluarkan secara efisien. Sisa ASI di payudara
akan mengakibatkan munculnya protein inhibitor (FIL) yang dalam waktu lama
akan mengakibatkan produksi ASI di payudara ibu menurun dan menjadi sedikit.
Bayi menjadi kurang asupan dan tumbuh lambat. Kondisi ini memaksa ibu
13
memberikan suplementasi. Suplementasi yang biasanya diberikan adalah susu
formula.
8. Berisiko obesitas
Bayi yang menetek pada payudara akan berperan aktif. Bayi menetek
ketika lapar dan berhenti menetek ketika dia sudah kenyang. Bayi terlatih untuk
Sedangkan bayi yang minum di botol cenderung pasif. Bayi akan menghabiskan
seluruh isi botol meskipun sudah kenyang. Bayi jadi sulit mengenali kebutuhan
menghisap pada dot akan memberikan tekanan abnormal pada pada rongga mulut
yaitu bibir, lidah, lengkung gigi dan langit-langit mulut yang akhirnya akan
Akibatnya koordinasi bibir, rongga mulut, lidah dan otot wajah berisiko menjadi
14
C. Maloklusi
menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk yang normal,
Keseimbangan dentofasial ini tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi
patologi.
Klasifikasi maloklusi menurut Edward Angle dibagi dalam tiga kelas, yaitu:
Pada maloklusi ini patokannya diambil dari hubungan molar pertama atas
dengan molar pertama rahang bawah. Bila molar pertama atas atau molar pertama
bawah tidak ada maka kadang-kadang dilihat dari hubungan kaninus rahang atas
a. Klas I tipe 1 : bonjol mesiobukal cusp molar pertama atas terletak pada
lebih ke labial.
15
b. Klas I tipe 2 : hubungan molar pertama atas dan bawah normal dan gigi
c. Klas I tipe 3 : hubungan pertama molar pertama atas dan bawah normal
d. Klas I tipe 4 : hubungan pertama molar atas dan bawah normal tetapi terjadi
2. Klas II Angle
Sehubungan bonjol mesiobukal cusp molar pertama atas lebih anterior dari
garis bukal molar pertama bawah. Juga apabila bonjol mesial cusp molar pertama
atas bergeser sedikit ke anteriordan tidak pada garis bukal pertama atas melewati
Pada maloklusi ini hubungan kaninusnya bervariasi yaitu kaninus bisa terletak
diantara insisif lateral dan kaninus bawah.pada umumnya kelainan ini disbabkan
Menurut dewey, klas II Angle ini dibagi dalam dua divisi, yaitu:
a. Divisi I : hubungan antara molar pertama bawah dan molar pertama atas
16
b. Divisi 2 : hubungan antara molar pertama bawah dan molar pertama atas
Disini bonjol mesiobukal cusp molar pertama atas berada lebih ke distal
atau melewati bonjol distal molar pertama bawah, atau lebih kedistal sedikit saja
dari garis bukal molar pertama bawah. Sedangkan kedudukan kaninus biasanya
terletak diantara premolar pertama dan kedua bawah. Klas III ini disebut juga tipe
skeletal. Menurut dewey, klas III Angle ini dibagi dalam tiga tipe, yaitu:
a. Klas III tipe 1 : hubungan molar pertama atas dan bawah mesioklusi sedang
b. Klas III tipe 2 : hubungan molar pertama atas dan bawah mesioklusi, sedang
c. Klas III tipe 3 : hubungan gigi anterior seluruhnya bersilang (cross bite)
(Hambali, 1985)
Maloklusi yang terjadi akibat penggunaan botol adalah maloklusi tipe dental.
17
Menurut Dr Sarworini Bagio Budiardjo drg SpKGA, dari Departemen
menggunakan botol dot dapat mengakibatkan, rahang atas secara refleks akan
posisi gigi juga besar kemungkinannya terjadi jika anak menggunakan botol dot
terlalu berlebihan.
oleh kalsium ASI yang cukup dan sesuai kebutuhan sehingga dapat langsung
tulang rahang dan tulang lainnya. Pada proses pembentukan rahang, ASI
memberikan peran khusus secara tidak langsung, yaitu pada saat aktif mengisap,
bayi telah melakukan gerakan mulut yang teratur dan berkesinambungan. Proses
ini membantu proses pemadatan sel-sel tulang rahang. Berbeda dengan bayi yang
tidak menyusu ASI atau bayi yang menyusu botol, bayi sering bersifat pasif dalam
mengisap karena bergantung pada tetesan susu botol yang dapat keluar tanpa
harus diisap. 3 Tekanan kedua payudara ketika bersentuhan dengan pipi bayi
seolah merupakan kompresor yang menekan rahang kearah dalam mulut bayi.
Berbeda pada bayi yang tidak mendapat ASI, atau dengan kata lain bayi yang
mendapat air susu dengan menggunakan dot, bahan dot yang lebih keras dari
18
puting susu dan areola mammae sehingga dot ini tidak dapat dilipat oleh lidah dan
rahang bayi. Upaya bayi untuk mengatasi hal ini adalah dengan memasukkan
seluruh panjang dot ke dalam mulut agar bayi dapat menekan dot untuk
mendapatkan tetesan susu. Aktifitas seperti ini berarti memaksa mulut bayi
maju. 3,4
Karies
gigi, ditandai dengan kerusakan jaringan gigi, yang dimulai pada permukaan
gigi dalam area predileksinya yaitu pit, fisur, kontak proksimal dan secara
Pada anak-anak sering sekali terjadi karies akibat penggunaan botol dot,
hal ini biasanya disebut dengan istilah karies botol. Karies botol merupakan
masalah yang sering dihadapi oleh dokter gigi, banyak ibu datang ke klinik
dengan membawa anaknya yang sudah menderita karies botol, bahkan bayi yang
masih sangat muda, ada yang melaporkan usia 16 bulan sudah terkena karies
botol. Pengetahuan yang kurang dari ibu tentang penyebab karies botol
menyebabkan keadaan ini terlambat untuk dirawat. ASI (Air Susu Ibu) atau
yang utama pada bayi dan anak, namun pola pemberian yang salah ternyata
19
Karies botol atau Early childhood Caries adalah istilah untuk menjelaskan
jenis dari rampan karies pada fase gigi sulung dari balita yang tidur dengan
(termasuk susu). Frekuensi dari konsumsi gula yang disertai dengan aliran saliva
yang kurang di malam hari sangat berpengaruh dalam perkembangan dari rampan
karies. Gambaran klinis nya khas yaitu dengan keempat gigi sulung insisivus
Karies botol merupakan masalah yang sering dihadapi oleh dokter gigi,
banyak ibu datang ke klinik dengan membawa anaknya yang sudah menderita
karies botol, bahkan bayi yang masih sangat muda, ada yang melaporkan usia 16
bulan sudah terkena karies botol. Pengetahuan yang kurang dari ibu tentang
penyebab karies botol menyebabkan keadaan ini terlambat untuk dirawat. ASI
(Air Susu Ibu) atau makanan/ minuman / susu melalui botol merupakan cara
pemberian makanan yang utama pada bayi dan anak, namun pola pemberian yang
bayi dan anak yang menggunakan botol (berisi cairan karbohidrat yang dapat
difermentasi) dalam waktu lama dan sering. Istilah tersebut adalah Baby Bottle
Caries, Early Childhood Caries, Baby Bottle Tooth Decay dan Nursing Caries.3
Karies botol adalah suatu karies yang terjadi pada bayi dan anak yang masih
sangat muda ditandai dengan pola tersendiri atau khas berupa karies yang hebat
dan parah pada gigi desidui disebabkan cara pemberian makanan/susu/ASI yang
tidak tepat. Karies botol tidak tergantung pada jumlah gigi yang terlibat tetapi
20
pada usia bayi dan anak, gigi dan posisi yang terlibat. Definisi karies botol
sebenarnya adalah bentuk spesifik dari Rampan Kariespada gigi sulung. Yang
Kerusakan gigi dimulai segera setelah gigi erupsi yaitu pada gigi rahang atas
bagian lingual. Gigi yang sering terlibat adalah gigi insisivus sentralis dan lateralis
atas, molar pertama desidui atas dan bawah. Permukaan yang terkena dimulai dari
tertekan, sementara itu otot oral menekan isi botol ke dalam mulut. Cairan dari
botol atau ASI tidak/ sedikit mengenai gigi depan bawah karena secara fisik gigi
bawah dilindungi oleh lidah, juga oleh ludah yang berasal dari glandula salivari.
Disamping itu gigi depan bawah juga merupakan gigi yang relatif imun terhadap
karies.3
Jika anak tertidur dot berada dalam mulut, cairan tersebut akan tergenang
21
memfermentasikan asam disekeliling gigi akan terjadi proses dekalsifikasi. Aliran
saliva dan proses penelanan yang kurang selama tidur akan membahayakan gigi
Kerusakan gigi dimulai segera setelah gigi erupsi yaitu pada gigi rahang atas
bagian lingual. Gigi yang sering terlibat adalah gigi insisivus sentralis dan
lateralis atas, molar pertama desidui atas dan bawah. Permukaan yang terkena
dimulai dari proksimal kemudian labial (servikal) dan oklusal pada gigi
molar. Selama menyusui dengan ASI atau botol, putting susu atau dot terletak
oral menekan isi botol ke dalam mulut. Cairan dari botol atau ASI tidak/
sedikit mengenai gigi depan bawah karena secara fisik gigi bawah dilindungi oleh
lidah, juga oleh ludah yang berasal dari glandula salivari. Disamping itu gigi
depan bawah juga merupakan gigi yang relatif imun terhadap karies.
Jika anak tertidur dengan putting susu atau dot berada dalam mulut, cairan
tersebut akan tergenang pada gigi atas. Jika cairan tersebut mengandung
22
dekalsifikasi. Aliran saliva dan proses penelanan yang kurang selama tidur akan
efek yang baik. Diagnosa awal karies botol dimulai dengan diskolorasi yang
relatif sedikit pada gigi, karies dimulai dengan demineralisasi, white spot pada
permukaan superfisialis lingual atau labiolingual dari gigi insisivus atas, kadang-
kadang dijumpai pula pada bagian proksimal, tetapi paling sering dijumpai pada
bagian serviks tempat melekatnya plak. Secara umum ada 5 tahap perkembangan
a. Inisial
Ditandai dengan terlihatnya warna putih, opak pada bagian seviks dan
b. Karies/kerusakan
23
sakit/ngilu bila minum air terutama yang dingin dan gigi yang terlibat sudah
Lesi pada gigi depan sudah meluas. Anak mulai mengeluh adanya
rasa sakit sewaktu makan terutama saat mengunyah dan juga saat menyikat
gigi. Pulpa insisivus atas sudah terlibat, rasa sakit spontan pada malam hari
d. Tahap traumatik
sewaktu gejala awal terjadi. Gigi depan atas akan rusak karena karies dan
dengan tekanan yang ringan dapat terjadi fraktur, bahkan tidak jarang anak
datang dengan hanya tinggal akar gigi saja. Pada tahap ini pulpa gigi
insisivus atas sudah non vital, molar bawah sudah pada tahap kerusakan.
24
F. Pencegahan dan Perawatan
Pencegahan Baby Bottle Syndrome dapat dilakukan sejak anak masih dalam
kandungan ibu dengan masukan nutrisi ibu yang baik dan setelah gigi susu
muncul pada batita dilakukan penyikatan gigi secara teratur dan tidak minum dari
b. Waktu memberi minuman pada bayi selalu diperhatikan dan bayi tidak
tertidur.
d. Sebaiknya anak sudah mulai diperkenalkan ke dokter gigi sejak usia dini
dengan segera.
e. Perawatan harus dilakukan meskipun gigi hanya tinggal akar, karena usia
penggantian gigi masih lama. Kehilangan atau pencabutan yang dini dari
Mengatasi kerusakan gigi akibat minuman botol dapat dilakukan dengan tindakan
antara lain yaitu meningkatkan daya tahan gigi dengan pemberian fluor melalui
tablet hisap fluor ataupun pengolesan fluor secara teratur pada gigi anak.
25
Mengurangi jumlah mikroorganisme yang berkontak dengan gigi, dilakukan
dengan cara ‘oral profilaksis’ yaitu dengan sikat gigi di rumah secara teratur dan
pembuatan sarung gigi dari logam serta kontrol ke dokter gigi setelah mendapat
perawatan setiap tiga bulan.Jadi yang harus dilakukan sebagai orang tua adalah
melakukan pembersihan terhadap gigi anak begitu kelihatan gigi tumbuh pada
usia anak sekitar 6 bulan. Karena jaringan mulut masih lembut, maka
pembersihan dapat dilakukan dengan memakai kapas yang dibasahi air. Dengan
meningkatnya usia, akan bertambah pula gigi-gigi anak dan jaringan mulut makin
kuat, maka pembersihan gigi dapat dilakukan dengan sikat gigi khusus yang
dipilih sesuai untuk anak.Diusahakan agar anak pada waktu minum susu (ASI
atau susu botol) tidak dengan maksud menidurkan anak, dan apabila anak tidur
maka botol harus dilepaskan dari mulut anak. Gigi anak harus dibersihkan setelah
26
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penggunaan botol susu pada anak dapat menimbulkan gejala kerusakan gigi
yakni, Gigi mengalami perubahan warna, terjadi peradangan pada gusi, rasa
sakit pada gigi, kesulitan dalam makan dan berbicara, gangguan tidur,
perkembangan yaitu inisial, karies, lesi yang dalam, tahap traumatik, tahap
majunya secara refleks rahang atas dan rahang bawah bergerak sebaliknya.
3. Karies botol merupakan masalah yang sering dihadapi oleh dokter gigi,
menderita karies botol, bahkan bayi yang masih sangat muda, ada yang
dokter
27
DAFTAR PUSTAKA
28