Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
1. Ovi Rofita
2. Laely Fitri
3. Jamilatul H
4. Rio Hernando
IV. MANFAAT
Detergen sudah sangat akrab di kehidupan kita, terutama bagi ibu rumah tangga.
Detergen digunakan untuk mencuci pakaian. Untuk menyempurnakan kegunaannya,
biasanya pabrik menambahkan Natrium Perborat, pewangi, pelembut, Naturium Silikat,
penstabil, Enzim, dan zat lainnya agar fungsinya semakin beragam. Tapi diantara zat-zat
tersebut ada yang tak bisa dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis
menyebabkan pencemaran lingkungan. Apabila air yang mengandungi detergen dibuang ke
dalam air, tercemarlah air dan pertumbuhan Alga yang sangat cepat. Hal ini akan
menyebabkan kandungan oksigen dalam air berkurangan dan otomatis ikan, tumbuhan laut,
dan kehidupan air lainnya mati. Selain itu limbah Detergen juga menyebabkan pencemaran
tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta
hidupan tanah termasuk cacing mati. Padahal cacing bisa menguraikan limbah organik, non
organik & menyuburkan tanah.
2. Bahan detergen
Bahan utamanya ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam sulfonik.
Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergen merupakan molekul berantai
panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul.
Detergen pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen
sulfat. Alkohol berantai panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak.
Alkohol berantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil
hydrogen sulfat yang kemudian dinetralkan dengan basa.
Natrium lauril sulfat adalah detergen yang baik. Karena garamnya berasal dari asam kuat,
larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam
larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergen
yang umum digunakan adalah alkil benzenasulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui
tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan
katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan
dengan basa melengkapi proses ini.
Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat
tidak dapat didegradasi oleh jasad renik (biodegradable). Detergen ini mengakibatkan
masalah polusi berat pada tahun 1950-an, yauti berupa buih pada unit-unit penjernihan serta
disungai dan danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil benzenasulfonat yang tidak
bercabang. Detergen jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme dan
tidak berakumulasi dilingkungan kita.
1. Deterjen Cair
Secara umum deterjen cair hampir sama dengan deterjen bubuk. Yang membedakan
cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya deterjen cair ini belum dikomersilkan, biasanya
digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan
teknologi canggih.
2. Deterjen krim
Bentuk deterjen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan
baku keduanya berbeda.
3. Deterjen bubuk,
Jenis deterjen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu mencuci
pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, deterjen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu
deterjen bubuk berongga dan deterjen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok
tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.
Deterjen bubuk berongga mempunyai ciri butirannya berongga seperti bola sepak yang
didalamnya berongga. Butiran deterjen jenis berongga ini dihasilkan oleh proses spray drying (
proses pengabutan dilanjutkan dengan proses pengeringan). Kelebihan deterjen bubuk berongga
dengan deterjen bubuk padat adalah deterjen bubuk berongga tampak volumenya lebih besar.
Bentuk butiran deterjen bubuk padat bentuknya seperti bola tolak peluru, yaitu semua bagian
butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak berongga. Butiran deterjen yang padat ini
merupakan hasil olahan dari proses pencampuran kering (dry mixing). Kekurangan deterjen
bubuk padat ini tampak volumenya tidak besar sehingga kelihatan sedikit.
4. Sifat-sifat detergen
Deterjen mempunyai sifat-sifat yaitu dapat melarutkan lemak dan tak dipengaruhi kesadahan
B. IKAN SERIBU
1. Pengertian ikan seribu
ikan Guppy dengan nama ilmiahnya (Poecilia reticulata) ditemukan oleh Robert John
Lechmere Guppy, seorang yang berkebangsaan Inggris, di Trinidad pada tahun 1850. Sejak
saat itu nama Guppy digunakan sebagai nama populer untuk ikan ini.
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cyprinodontiformes
Famili: Poeciliidae
Genus: Poecilia
Spesies: P. reticulate
Guppy dijuluki ikan ‘seribu’ (million fish) karena ikan ini gampang dan cepat sekali
berkembang biak. Guppy alam / liar pernah juga digunakan sebagai alat untuk membasmi
jentik nyamuk malaria. Kemampuannya untuk melahap jentik nyamuk terbukti efektif untuk
meredam perkembangan malaria. Sampai sekarang guppy alam dapat dengan mudah
ditemukan di kolam, parit dan sungai kecil. Guppy selain dikenal sebagai ikan yang gampang
berkembang biak juga memiliki julukan ikan ‘pelangi’ karena pola warna yang beragam dan
banyak corak baru yang muncul saat dikawinsilangkan.
Gupi adalah ikan yang sangat peridi[3]. Masa kehamilan ikan ini berkisar antara
21–30 hari (rata-rata 28 hari) bergantung pada suhu airnya. Suhu air yang paling cocok
untuk berbiak adalah sekitar 27 °C (72 °F).
Begitu keluar dari perut induknya, anak-anak gupi telah mampu hidup sendiri.
Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh-musuhnya. Anak-anak gupi ini
umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan-ikan lain yang
lebih besar. Namun gupi yang telah dewasa tidak akan segan-segan memangsa burayak
yang berukuran jauh lebih kecil; sehingga apabila dipelihara di akuarium, anak-anak ikan
ini perlu dipisahkan dari ikan-ikan dewasa. Burayak-burayak ini, apabila selamat, akan
mencapai kedewasaan pada umur satu atau dua bulan saja. Itulah sebabnya ikan ini
dengan segera dapat melipat-gandakan jumlah anggota kelompoknya, sehingga dinamai
juga ikan seribu.
Sirip dubur pada ikan jantan mengalami perubahan menjadi gonopodium, yang
berfungsi untuk mengeluarkan sperma yang akan masuk pada tubuh ikan betina[2]. Gupi
betina memiliki kemampuan untuk untuk menyimpan sperma, sehingga dapat hamil
berulang kali dengan hanya satu kali kawin.
Faktor kunci keberhasilan yang lainnya adalah kemampuannya untuk
menyesuaikan hidup dengan pelbagai kondisi perairan, dengan variasi makanan yang
beragam. Analisis terhadap isi perut gupi yang hidup di Danau Buyan, Bali,
menunjukkan bahwa ikan ini terutama memakan zooplankton yang melimpah di sana.
Sementara gupi yang hidup di Danau Bratan dan Batur kebanyakan mengandalkan
bahan-bahan organik yang berada di dasar danau[4].Gupi bahkan dapat hidup pada
perairan dengan salinitas tinggi (air asin), hingga 150% salinitas normal air laut[5]
3. Taksonomi
Ikan kecil ini semula ditemukan oleh Robert John Lechmere Guppy di Trinidad
pada 1866. Albert C. L. G. Gunther belakangan pada tahun itu juga, menamai ikan ini
dengan sebutan Girardinus guppii untuk menghormati sang penemu. Namun ternyata
ikan ini telah dideskripsi terlebih dulu dengan nama sah Poecilia reticulata oleh Wilhelm
Peters pada 1859, sehingga nama Girardinus guppii hanya mendapatkan status sebagai
sinonim (junior synonym). Meski demikian, nama umum gupi (guppy) bagi ikan ini telah
terlanjur tenar dan digunakan di mana-mana
Bahan :
Detergeen
Ikan seribu
Air
Catatan : larutan 0,1% diperoleh dengan cara menimbang detergen seberat 0,1 gram
kemudian di tambah air sampai dengan 100 cc volumenya
Dari table di atas gelas A merupakan glas yang di isi dengan air murni , namun
pada glas B, C dan D masimg-masing di beri detergen sesuai perintah di atas.
Dapat kita lihat pada glas A dengan kadar detergen 0% gerak operkulumnya pada
menit pertama sampat menit ke lima konstan yaitu 467 per menit.
Dan pada glas B dengan kadar detergen 0.1% gerak operkulumnya pada menit
pertama yaitu 30 dan pada menit ke dua yaitu 15 dan pada menit ketiga sampai lima ikan
tidak bernapas.
Dan pada glas C dengan kadar detergen 0.3% gerak operkulumnya pada menit
pertama yaitu 25 dan 10 pada menit ke dua dan pada menit ketiga sampai lima ikan sudah
tidak bernapas.
Dan pada glas D dengan kadar detergen 0.5% gerak operkulumnya pada menit
pertama yaitu 15 dan 7 pada menit ke dua dan tidak bernapas pada menit ke tiga.
Sedangkan untuk detergen yang mempengaruhi fisik ikan yaitu pada glas A ikan
baik-baik saja dan normal karena berda pada air normal dan tdak terpengaruh deterjen.
Pada glas B ikan tidak mengalami apapun pada menit pertama namun pada menit
ke duaikan sudah kejang-kejang dan pada menit ke tiga ikan sudah mengeluarkan darah
dan pada menit berikutnya ikan mati.
Pada glas C ikan masih hdup pada menit pertama dan pada menit ke dua ikan
sudah tidak tenang dan bergerak lambat dan pada menit ke tiga ikan sudah mengeluarkan
lendir dan berikutnya ikan sudah tidak bergerak.
Pada glas D ikan terlihat baik pada menit pertama dan pada menit ke dua ikan
bergerak lambat dan mengeluarkan lendir dan pada menit ke tiga ikan sudah mati.
B. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dapat diketahui pengaruh detergen terhadap pernapasan ikan. Ikan
yang terkena detergen pernapasannya tidak normal yang akhirnya ikan tersebut mati. Jika
kita lihat perbandingan ikan pada glaas a yang dimana glas tersebut tidak tercampur oleh
detergen , kecepatan pernapasn ikannya konstan sampai 5 menit ke V yaitu 467 . Di glas ini
ikan dapat bernapas normal karena tidak tercampur detergen dan airnya bersih.
Jika kita lihat perbandingan lagi pada ikan yang berada di glas B dimana pada glas
tersebut tercampur detergen sebanyak 0,1% , kecepatan pernapasannya pada 5 menit pertama
yaitu 30 dan pada 5 menit ke dua ikan mengalami penurunan permapasan yaitu dari 30
menjadi 15 yang pada akhirnya di 5 menit ke tiga sampai lima ikan pun mati dan
mengeluarkan lendir. Di glass tercampur detergen sebanyak 0.1% dan akhirnya ikannya mati.
Sedangkan pada glas C pernapasan ikan pada menit pertama yaitu 25 dan itu pernapasan
yang tidak normal, kemudian pada 5 menit ke 2 pernapasannya menurun bahkan pada menit
berikutnya ikan sudah tidak bernapas. Di glass ini air tercampur kadar detergen sebesar 0,3%
dan itu mampu membuat ikan mati karena kadar sudah lumayan tinggi.
Untuk glass D yang berisi 0.5 % detergen , pernapasan ikannya pada menit pertama yaitu
15 dan pada menit ke dua pernapasannya menurun menjadi 7 bahkan menit berikutnya ikan
sudah tidak mampu bernapas. Di glass ini konsentrasi deterjen nya tinggi yaitu sebesar 0.5%
dan akibatnya ikan lebih cepat mati , karena semakin besar konsentrasi detergennya maka
semakin cepat ikan tersebut mati.
Pengaruh detegen terhadap ikan adalah membuat ikan kekurangan oksigen , karena
detergen yang tercampur dengan air akan membuat kandungan oksigen dalam air menurun ,
keberadaan busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dengan air
terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut dengan demikian akan menyebabkan ikan
kekurangan oksigen dan mati.
Untuk Tanda-tanda fisik yang terlihat pada waktu percibaan yaitu berbeda antara ikan
yang berada pada air yang tidaktercampur deterjen dan tercampur deterjen.
Untuk glas A yaitu glas yang tidak tercampur deterjen yang keadaan ikan pada menit
pertama yaitu ikan masih hidup dan tidak ada efek apa pun dan pada menit kedua keadaan
ikan tetap sama dan sampai menit ke lima ikan tetap bergerak normal. Di dalam glas ini ikan
tidak mengalmi gejala apapun dan ikan tetap hidup karena ikan berda pada air yang tidak
terpengaruh deterjen.
Untuk glas B yaitu glas yang tercampur deterjen sebanyak 0,1% yang keadaan ikannya
pada menit pertama yaitu masih hidup tidak ada efek apa pun dan pada menit ke dua ikan
masih hidup tapi kejang kejang dan pada menit ke tiga ikan sudah mengeluarkan darah dan
lendir yang akhirnya ikan tersebut mati. Di dalam glas ini ikan menglami gejal-gejala
tersebut karena ikan berada pada glas yang tercampur deterjen sebesar 0,1% dan itu membuat
ikan mati dan mengeluarkan lendir atau darah.
Untuk glas C yaitu glas yang tercampur deterjen sebanyak 0.3% yang keadaan ikannya
pada menit pertama yaitu ikan masih hidup dan pada menit ke dua ikan sudah tidak tenang
dan gerakannya mulai melambat dan pada menit ke tiga ikan sudah mengeluarkan ledir dan
darah yang akhirnya mati. Di dalam glas ini air tercampur detergen sebesar 0.3% dan di
dalam glas ini ikan mati serta mengalami gejal-gejala seperti itu karena tidak mampu dengar
kadaar deterjen.
Dan terakhir yaitu glas D yaitu glas yang tercampur deterjen sebanyak 0,5% yang
keadaan ikannya pada menit pertama yaitu ikan masih hidup dan pada menit ke dua ikan
sudah bergerakak lambat serta mengeluarkan lendor dan darah dan di menit ke tiga ikan
sudah tidak bergerak atau mati. Dalam keadaan ini ikan cepat mati dan mengeluarkan lendir
karena konsentrasi deterjen sangat tinggi dari sitoplasma dan mengakibatkan sel sel insang
mengalami plasmolisis. Apabila selnya sudah pecah maka sitoplasma keluar sehingga insang
ikan mengeluarkan lendir.
XI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan detergen sangat berdampak negative paada
lingkungan yang salah satunya terhadap ikan. Jika kita lihat ikan yang berda pada air bersih
maka ikan tersebut akan bergerak dan bernapas normal, sedangkan pada ikan yang berada
pada air yang tercaampur dengan detergen maka ikan tersebut tidak bergerak dan bernapas
dengan normal dan apabila terus-menerus ikan ada di tempattersebut maka ikan tersebut
kejang-kejang dan mati.
Dan dari percobaan ini kita dapat melihat bagaimana dampak deterjen terhadap fisik ikan.
Paada saat ikan berada diair yang tidak mengandung deterjen ikan bergerak normal dan tidak
ada gejala apa pun, sedangkan ikan yang berada di air yang mengandung deterjen maaka ikan
akan mengalmi cirri cirri seperti ikan akan kejang-kejang, mengeluarkan lendir dan darah
yang akhirnya ikan akan mati.
B. saran
Dari percobaan yang kami lakukan , kami mengetahui bahwa deterjen sagat
berdampak negative bagi air dan salah satu penyebab terjadinya pencemaran air. Salah
satu biota yang terkena dampak dari deterjen adalah ikan seribu. Dari percoabaan ini
ternyata kadar detergen sebesar 0.1% sudah mampu membuat ikan mati dan apalagi
melebihi kadar tersebut maka ikan langsung mati.
Pedia,wiki.2012.pencemaran_air(online)
http://id.m.wiki.pedia.org/2012/wiki/pencemaran_air#/search
Brainly.2012.tugas(online)
http://brainly.co.id/2012/tugas//171743
http://barukutahusetelah.blogspot.com/2012/06/pengaruh-detergen-terhadap-kecepatan.html?m=1
blogspot.2012.sabun deterjen(online)
http://sabundandeterjen.blogspot/2012/.com
chemistry.2012.definisi deterjen(online)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/2012/kimia-smk/kelas_xi/definisi-detergen/
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2011/02/macam-macam-detergen.html
blogspot.2012.sabundeterjen(online)
http://sabundandeterjen.blogspot./2012/com/