You are on page 1of 11

BABI

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Filsafat adalah berfikir dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu sampai
kepada inti persoalaan. Filsafaat berasl dari kata Yunani yang tersusun dari dua kata yaitu
philos da sophia. Philos yang berarti senang, gemer, cinta sedangkan sophia dapat diartikan
sebagai kebijaksanaan. Filsafat dapat diartikan sebagai sesuatu kencintaan kepada
kebijaksanaan. Kata lain dari filsafat adalah hakikat dan hikmah.

Seseorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seseorang yang bijak dalam


kehidupan karakteristik berfikir filsafat yaitu :

1. Sifat menyeluruh yaitu kaitan ilmu itu membawa kebahagian kepada dirinya.
2. Sifat mendasar yaitu percaya bawa ilmu itu benar
3. Sifat sepekulatif yaitu dalam proses baik dalam analisis maupun pembuktian kita
bisamemisahkan spekulasi mana yang dapat diandalkan dan mana yang mana tidak
dapat diandalkan.

Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan.

Dalam pola pikir manusia berbeda-beda. Kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang
ada dimulai dengan spekulasi. Dari rangkaian sepukulasi ini kita dapat memilih buah pikiran
yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dan penjelajahan pengetahuan. Tanpa
menetapkan keretiria tentang apa yang disebut benar maka tidak mungkin pengetahuan lain
berkembang diatas dasar kebenaran. Tanpa wawasan apa yang disebutindah atau jelek tidak
mungkin kita berbicara tentang kesenian. Tiap ilmu dimulai dengan filsafat dan diakhiri
dengan seni. Menurut Will Durant muncul dalam hipotesis dan berkembang ke keberhasilan.

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat Internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain didunia.
Tatkala bangsa Indonesia mencapai fase nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip
dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Para pendiri negara
menyadari akan pentingnya dari asas filosofi ini, kemudian melakukan suatu penyelidikan
yang dilakukan oleh badan yang akan meletakkan dasar filsafat bangsa dan negara yaitu
BPUPKI (Badan Panitia Usaha Pemeriksaan Kemerdekaan Indonesia). Prinsip-prisip dasar
itu ditemukan oleh para peletak dasar negara tersebut diangkat dari filsafat hidup bangsa
Indonesia yang kemudian diabstrasikan menjadi suatu prinsip dasar dasar filsafat negara yaitu
Pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat. Menurut
Harold Titus, pada tahun 1984 Pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu pandangan
hidup suatu masyarakat atau bangsa tertentu.

Sejak zaman dahulu kala Bangsa Indonesia mengakui dzat yang mutlak yaitu Tuhan
yang dapat dibuktikan melalui fakta sejarah. Fakta sejarah pada zaman megalitikum
ditemukan peninggalan yang berupa menhir, punden berunduk-unduk, setelah zaman itu di
Muntilan berupa peninggalan candi Borobudur,candi Prambanan diYogyakarta, kemudian
pada zaman kerajaan Majapahit berkembang toleransi agama.

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas maka bisa merumuskan permasalahan sebagai


berikut :

- Bagaimana pancasila sebagai suatu sistem filsafat di Indonesia?


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pancasila sebagai suatu sistem filsafat di Indonesia

Filsafat adalah berfikir dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu


sampai kepada inti persoalaan. Filsafaatberasl dari kata Yunani yang tersusun dari
dua kata yaitu philos da sophia. Philos yang berarti senang, gemer, cinta sedangkan
sophia dapat diartikan sebagai kebijaksanaan. Filsafat dapat diartikan sebagai
sesuatu kencintaan kepada kebijaksanaan. Kata lain dari filsafat adalah hakikat dan
hikmah.

Sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan yang
pertama kali muncul adalah ilmu filsafat. Kemudian oleh karena perkembangan
kebudayaan dan peradapan manusia terutama pada abad pertengahan munculnya
ilmu pengetahuan khususnya seperti ilmu-ilmu alam, fisika, kimia, kedokteran,
biologi,pertanian, antropologi, ekonomi, psikologi, dan ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya, memisahkan diri dengan ilmu filsafat. Pemisahan diri ilmu-ilmu
pengetahuan khusus itu karena obyek materia ilmu memerlukan metode yang lebih
memadai serta khusus karena obyek materia filsafat sangat umum dan luas.Dalam
pengertian inilahmaka filsafat disebut sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan
atau “mater scientiarum “ (menurut Ali Mudhofir pada tahun 1996). Selain itu
filsafatjuga berupaya untuk mengarahkan aspek aksiologios ilmu pengetahuan yaitu
ilmu pengetahuan betapapun perkembangan harus senantiasa didasarkan pada nilai-
nilai kemanusian. Ilmu pengetahuan pada hakikatnya demi kesejahteraan umat
manusia dan bukan sebaliknya untuk menyengsarakan atau memusnahkan umat
manusia.

Sesuai dengan pengertian filsafat Pancasila adalah pembahasan pancasila secara


filsafat, yaitu pembahasan pancasila sampai hakikatnya yang terdalam. Yang
merupakan suatu pengetahuan yang terdalam bersifat essensial,abstrak, umum
universal tetap dan tidak berubah (Menurut Notonegoro pada tahun 1966 : 34)
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat Internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain
didunia. Tatkala bangsa Indonesia mencapai fase nasionalisme modern, diletakkanlah
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Para pendiri negara menyadari akan pentingnya dari asas filosofi ini, kemudian
melakukan suatu penyelidikan yang dilakukan oleh badan yang akan meletakkan
dasar filsafat bangsa dan negara yaitu BPUPKI (Badan Panitia Usaha Pemeriksaan
Kemerdekaan Indonesia). Prinsip-prisip dasar itu ditemukan oleh para peletak dasar
negara tersebut diangkat dari filsafat hidup bangsa Imdonesia yang kemudian
diabstrasikan menjadi suatu prinsip dasar dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Hal
inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat. Menurut Harold Titus,
pada tahun 1984 Pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu pandangan hidup
suatu masyarakat atau bangsa tertentu.

Sejak zaman dahulu kala Bangsa Indonesia mengakui dzat yang mutlak yaitu Tuhan
yang dapat dibuktikan melalui fakta sejarah. Fakta sejarah pada zaman megalitikum
ditemukan peninggalan yang berupa menhir, punden berunduk-unduk, setelah zaman
itu di Muntilan berupa peninggalan candi Borobudur,candi Prambanan diYogyakarta,
kemudian pada zaman kerajaan Majapahit berkembang toleransi agama.

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, bahwa setiap bangsa dan negara
yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya
persoalaan hidup berbangsa dan bernegara. Mempelajari Pancasila lebih dalam
menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus
diwujudkan dalam perpagaulan hidup seharu-hari untuk menunjukan identitas bangsa
yang lebih bermanfaat dan berbudaya tinggi. Ideologi adalah kumpulan gagasan-
gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Pancasila sebagai dasar Negara
mengandung pengertian bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan Negara, dapat pula diartikan Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan Negara dalam menata serta mengarahkan
jalannya pemerintahan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan diterimanya Pancasila sebagai dasar Negara maka seluruh rakyat dituntut
untuk konsisten baik itu pemimpin maupun rakyat Indonesia supaya nilai-nilai
Pancasila menjadi kenyataan dalam setiap kehidupan bangsa. Sebutan Pancasila yang
penting untuk kehidupan :

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa


2. Pancasila sebagai pemersatu bangsa
3. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
4. Pancasila sebagai perjajian luhur bangsa

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hak ingin ikatnya merupakan sistem
filsafat. Yang dikmaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang
saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakansuatu kesatuan yang utuh sistem lazimnya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Suatu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama. (Tujuan sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Menurut Shore dan Voich pada
tahun 1974 : 22)

Pancasila yang terdiri dari bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila pada
hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri tujuan tertentu yaitu
suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat
negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu kesatuan
dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan
Pancasila. Maka dasar filsafat negara Pancasila adalah merupakan suatu kesatuan
yang bersifat majemuk tunggal (majemuk artinya jamak) (tunggal artinya satu).
Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila yang lainnya.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan organik. Antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling
berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkulifikasi oleh sila-sila lainnya.
Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem dalam pengertian bahwa bagian-bagian,
sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang
menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar
yang terkandung dalam Pancasila.
Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa tersusun atas sejumlah kata yang
merupakan suatu frase. Unsur frase itu sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah kata
polimerfemik ketuhanan yang terbentuk dari kata dasar Tuhan (ke-/-an) 
ketuhanan. Menurut M. Ramelan pada tahun 1983 : 245 yaitu kesesuaian dengan
hakikat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan dan realisasinya adalah berupa nilai-nilai
agama (yang datang dari Tuhan). Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia
merupakan sumber nilai bagi segala penyelanggaraan negarbaik yang bersifat
kejasmanian (kebendaan) maupun kerohanian (kejiwaan). Hal ini berarti bahwa
dalam segala aspek penyelenggaraan negara baik yang matrial maupun yang spritual
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila Pancasila secara bulat
dan utuh. Dalam kaitannya dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa mempunyai
makna bahwa segala aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai
yang berasal dari Tuhan. Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara Indonesia
yang nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala berupa
nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai agama.Sejak zaman dahulu kala
Bangsa Indonesia mengakui dzat yang mutlak yaitu Tuhan yang dapat dibuktikan
melalui fakta sejarah. Fakta sejarah pada zaman megalitikum ditemukan peninggalan
yang berupa menhir, punden berunduk-unduk, setelah zaman itu di Muntilan berupa
peninggalan candi Borobudur,candi Prambanan diYogyakarta, kemudian pada zaman
kerajaan Majapahit berkembang toleransi agama.

Sila kedua : Kemanusian yang adil dan beradab manusia sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa sejak lahir adalah merupakan makhluk pribadi yang tersusun
atas jasmani dan rohani. Ia memiliki akal budi dan kehendak yang pada awalnya
merupakan suatu potensi yang harus berkembang terus-menerus menjadi pribadi
yang sempurna dan mencapai tujuan eksistensinya. Sehubungan dengan itu ia diberi
hak-hak asasi manusia. Untuk mencapai perkembangan pribadinya yang wajar
manusia tidak mungkin mampu mencukupi dirinya sendiri melainkan memerlukan
manusia lain dalam hidupnya atau disebut sebagai makhluk sosial menurut Kirdi
Dipoyudo pada tahun 1984 : 9. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara
Indonesia memiliki visi dasar yang bersumber pada hakikat manusia. Visi dasar
inilah yang memberikan visi dan arahan bagi seluruh kehidupan kemasyarakatan dan
bersumber pada hakikat kodrat manusia karena pada hakikatnya manusia adalah
sebagai pendukung pokok negara. Demikian pula humanisme atau kemanusian sila 2
melekat pada bangsa Indonesia. Pengakuanatas sifat kodrat manusia sebagai individu
dan makhluk sosial telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala.
Pada zaman Sriwijaya telah mengakuibahwa dunia terdapat bangsa lain yang
sederajat hal ini dibuktikan dalam kitab Iching yaitu kerjasama dengan bangsa lain
seperti Cina, Birma di unerversitas Nalanda. Terjadinya kerjasama melalui akulturasi
budaya dengan bangsa India, Arab yang sampai sekarang terjadi percampuran etnis
yang mewujudkanbangsa Indonesia saat ini. (Ismaun : 1981)
Sila ketiga : Persatuan Indonesia. Berdasarkan pada yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 alenia II disebutkan bahwa perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia yang merdeka bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Bangsa Indonesia
meletakan pada prinsip yang dimiliki sendiri yang disadari sebagai karunia dari
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena dalam mewujudkan suatu bangsa sejak
pergerakan 1908-1928. Pergerakan Sumpah pemuda 1928 sampai proklamasi 17
Agustus 1945 bangsa Indonesia meletakkan prinsip Bhimeka Tunggal Ika yaitu
berbeda-beda tetapi satu juga.
Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Dinegara Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 memiliki suatu dasar filsafat negara yang memiliki asas
politik yang berlandaskan pada pembukaan UUD 1945, pengertian kerakyatan yang
merupakan salah satu sila pada dasar filsafat negara tersirat dengan jelas bahwa
memang dikehendaki asas kebangsaan dan kenegeraan Indonesia, mengingat
kerakyatan adalah merupakan aspek yang fundemental dalam negara (Menurut
Notonagoro, 1975 : 36).
Rumusan sila keempat Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sila keempat,
berdasarkan analisis yang telah dalam dasar filsafat dan dasar politik negara terdapat
3 hal unsur yaitu :
1. Kerakyatan
2. Permusyawaratan perwakilan
3. Kedaulatan rakyat
Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dasar filosofinya
adalah : adil terhadap manusia lain dan masyarakat dalam kehidupan bersama, dalam
kaitannya dengan negara maka cita-cita, pokok-pokok pikiran serta pedoman-
pedoman pokok yang ada untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
BAB IV
PFNUTUP

KESIMPULAN

Pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai suatu ideologi bangsa dan
negara sebagai cita-cita dari seluruh bangsa Indonesia. Pancasila memiliki
karakteristik sistem filsafat yaitu sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan sistem
yang bulat dan utuh. Pancasila sebagai substansi dan realita. Penerapannya pada
pengamalan sila-sila Pancasila sila satu sampai pada sila lima yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alenia 4 : ....bahwa dengan berkedaulatan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hilmah kebijaksanaan perwakilan serta Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bahwa Filsafat Pancasila sebagai suatu pandangan hidup bangsa Indonesia
merupakan hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Yang bermacam-
macam dari latar belakang agama, kepercayaan, adat istiadat, suku, kebudayaan, letak
geografis dan astronomi, hasil bumi yang kaya dan berlimpah akhirnya menjadi suatu
negara Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Erlia 2011. Filsafat Ilmu , Ghalia Indonesia. Bogor.

Jujun, S, Suriasumantri. 2013. Filsafat Ilmu sebuah pengantar populer. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta

Kaelan, M.S Prof. DR, 2009. Filsafat Pancasila.. Paradigma. Yogyakarta


TUGAS MAKALAH
FILSAFAT PANCASILA

Oleh:
EVI FAUZIYANA 17071295002

MANAJEMEN
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017

You might also like