You are on page 1of 19

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Tujuan ................................................................................................... 3
1.4. Manfaat ................................................................................................ 3
1.5. Ruang Lingkup Permasalahan .............................................................. 3
1.6. Waktu Pelaksanaan ............................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) .............................................. 4
2.2. Kecelakaan Kerja ................................................................................. 6
2.3. Pencegahan Kecelakaan Kerja ............................................................. 8
2.4. Peraturan-Peraturan yang Mengatur Tentang K3 ................................. 8
2.5. Alat Pelindung Diri pada K3 Di Bengkel Telekomunikasi
2.5.1. Bentuk Peralatan dari Alat Pelindung ...................................... 10
2.5.2. Syarat-Syarat Alat Penlindung Diri (APD) .............................. 11
2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Ketika Melakukan
Kegiatan di Bengkel ............................................................................. 12
2.7. Prosedur Pemakaian Alat ..................................................................... 12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 17
3.2. Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang
ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi
juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu
banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini
kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja
serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 2


1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel teknik
telekomunikasi?

1.3. Tujuan
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang- Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :

 Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.

 Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
 Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

1.4. Manfaat
Dengan penulisan laporan ini diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan
penerapan K3 ( kesehatan dan keselamatan kerja) secara baik dan benar dan dan
dapat bermanfaat bagi masyarakat.

1.5. Ruang Lingkup Permasalahan


Materi pembahasan dalam laporan ini dibatasi pada Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) berupa prosedur cara kerja yang aman serta jenis-jenis APD yang
digunakan di bengkel teknik telekomunikasi.

1.6. Waktu Pelaksanaan


Pembuatan video pembelajaran K3 ini dilakukan di Laboratorium Barat Teknik
Telekomunikasi pada Hari Jum’at, 07 April 2017.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai
suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.

1. Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk
melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan,
tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
melancarkan proses produksi.
Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya
bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja
dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah :
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 4


3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

2. Kesehatan (health)
Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan sebagai spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya, agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun
sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Secara umum, pengertian dari kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang
ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara
mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah
kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Kesehatan kerja lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan
kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang bertujuan
untuk:
1). Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja.
2). Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat
lingkungan kerja atau pekerjaanya.
3). Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental dan
pendidikan atau keterampilannya.
4). Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
5). Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat
kerja.
6). Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
7). Perawatan dan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
8). Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
9). Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk kesehatan.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 5


Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization)
adalah:

 Melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan


dan lingkungan kerja.

 Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun


mental serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya.

 Memperbaiki memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja


sebaik mungkin.

2.2. Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998). Menurut (OHSAS
18001, 1999) dalam Shariff (2007), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba
yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta
benda atau kerugian waktu.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, kecelakaan
kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No. 3
Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah
Universitas Sumatera Utarakecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui.
Menurut Ervianto (2005), kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau
penyakit yang menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja. Secara
umum, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi:
1. Faktor pekerja itu sendiri
2. Faktor metoda konstruksi

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 6


3. Peralatan
4. Manajemen
Menurut suma’mur (1989), kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubungan
dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti,
bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan.
Kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dapat berupa banyak
hal yang mana telah dikelompokkan menjadi 5, yaitu :
 Kerusakan
 Kekacauan organisasi
 Keluhan, kesakitan dan kesedihan
 Kelainan dan cacat
 Kematian
Sumber-sumber Kecelakaan Kerja
1. Bahan Kimia
Yang termasuk bahan kimia, antara lain meliputi bahan mudah terbakar,
bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan gas yang berbahaya.
2. Aliran Listrik
Penggunaan peralatan dengan daya listrik yang besar akan memberikan
kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja seperti terkena aliran
listrik (strom).
3. Mekanik
Peralatan keselamatan kerja seperti pakaian kerja, helmet, kacamata,
sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus
dalam lingkup pekerjaan ini

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 7


2.3. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :
a. Disiplin terhadap peraturan perundangan;
b. Standarisasi prosedur kerja;
c. Pengawasan;
d. Penelitian bersifat teknis;
e. Riset medis;
f. Penelitian psikologis;
g. Penelitian secara statistik;
h. Pendidikan dan latihan keselamatan
i. Petunjuk keselamatan kerja yang jelas dan tertulis

Hal yang harus dilakukan seseorang untuk melaksanakan keselamatan kerja:


a. Bersikap mawas diri terhadap kemungkinan terkjadinya kecelakaan;
b. Bekerja dengan sungguh-sungguh, cepat, teliti, dan tekun;
c. Menghindari sikap melamun dalam bekerja;
d. Usahakan untuk tidak ceroboh dalam bekerja;
e. Istirahatlah bila sudah lelah dan bosan;
f. Menghindari sikap bercanda dalam bekerja;
g. Memahami prosedur kerja dan tidak mencoba-coba;
h. Waspada dalam bekerja;
i. Menggunakan alat pengaman dalam bekerja dan tindakan lainnya yang
menunjang untuk selamat dalam bekerja.

2.4. Peraturan-Peraturan yang Mengatur Tentang K3


Di Indonesia, ada beberapa Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang yang
mengatur K3 antara lain :
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 8


kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja. Menurut pasal 12 UU
No.1 tahun 1970, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja
 Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan
 Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.
2. UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja
yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan
secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat
pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
3. UU nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja
Dalam pasal 23 menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu,
kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan kerja.
4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 9


ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai
dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah


juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Akibat Hubungan Kerja

2.5. Alat Pelindung Diri pada K3 Di Bengkel Telekomunikasi

Alat Perlindungan Diri (APD) adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.

2.5.1. Bentuk Peralatan dari Alat Pelindung


Adapun bentuk peralatan dari alat pelindung:
1. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
2. Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk(misal berdebu, beracun, dsb).
3. Wearpack

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 10


Fungsi dasar wearpack adalah untuk melindungi tubuh atau baju pekerja
dari tempat yang kotor, percikan logam panas, dan sebagainya. Oleh
karena itu kita harus menggunakan pakaian kerja (wearpack) yang
standar.
Bahaya bila tidak menggunakan wearpack saat bekerja :

a. Terkena suhu panas (udara/lingkungan), terutama panas oleh mesin-


mesin motor dibengkel otomotif.
b. Terkena suhu dingin (udara/lingkungan).
c. Kontak dengan basah / benda panas.
d. Kontak dengan rangkaian listrik yang ada di bengkel kurang tertata
rapi.
4. Sepatu
Fungsi dari sepatu adalah melindungi kaki

2.5.2. Syarat-Syarat Alat Penlindung Diri (APD)


Syarat-syarat Alat Pelindung Diri
1. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidaknyamanannya
harus yang paling minim.
2. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya
lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin
termakan mesin.
3. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk
panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu
tinggi seharusnya tidak dipakai.
4. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel panas
terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatanlipatan pakaian.
5. Harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yang
dihadapi tenaga kerja/sesuai dengan sumber bahaya yang ada.
6. Tidak mudah rusak.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 11


7. Tidak mengganggu aktifitas pemakai.
8. Mudah diperoleh dipemasaran.
9. Memenuhi syarat spesifik lain.
10.Nyaman dipakai.

2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Ketika Melakukan Kegiatan di Bengkel


Pada dasarnya, melakukan kegiatan di bengkel ada beberapa hal penting yang
perlu perhatikan. Dengan kata lain, tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat
membahayakan keselamatan diri atau lingkungan.
Jadi berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan
di bengkel.
Pakaian, rambut, dan kuku;
Patuhi aturan perletakan alat kerja;
Pembuangan bahan bekas, pakaian kerja;
Melaksanakan dengan tertib aturan, peraturan, tata tertib, Undangundang tentang
K3;
Jangan gunakan peralatan rusak;
Bersihkan mesin sesudah dipakai;
Pastikan tak ada peralatan tertinggal;
Listrik mati/off sebelum ditinggal;
Semua peralatan telah dikembalikan ke tempat semula
Pekerja paham K3;
Dapat menggunakan perlengkapan K3;
Menggunakan pakaian kerja standard;
Pastikan bahwa semua peralatan harus layak pakai.

2.7. Prosedur Pemakaian Alat


1, Solder
Menyolder adalah proses membuat sambungan logam secara listrik dan mekanis

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 12


menggunakan logam tertentu (timah) dengan menggabungkannya dengan alat
khusus (solder). Alat ini berfungsi untuk memanaskan sambungan pada suhu
tertentu. Solder memiliki sebuah elemen pemanas yang menghasilkan panas.
Solder yang umum digunakan untuk keperluan di bengkel adalah solder dengan
daya yang rendah berkisar antara 25 W.
Dalam pekerjaan menyolder kualitas penyolderan yang diharapkan haruslah
memenuhi kriteria seperti berikut:
Daya hantar listrik yang baik
Mempunyai ketahanan mekanik
Daya hantar panas yang baik
Mudah dibuat
Mudah diperbaiki
Mudah diamati

Prosedur proses penyolderan adalah sebagai berikut :


Menyiapkan peralatan atau komponen yang akan disolder
Menyiapkan peralatan untuk menyolder
Memilih bahan solder
Membersihkan bagian yang akan disolder
Memanaskan baut solder sampai suhu yang cukup
Memanaskan bahan solder (timah) pada permukaan ujung baut
solder secukupnya
Melakukan penyolderan pada komponen yang telah disiapkan
Memeriksa hasil penyolderan

Persiapan Menyolder
Tempatkan solder pada tempatnya dan hubungkan jack solder kesumber
tegangan listrik (stop kontak). Solder membutuhkan waktu beberapa menit untuk
mendapatkan panas yang diinginkan ( ± 400º C)

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 13


Anda bisa memeriksa panas dengan melelehkan timah diujung solder, setelah
itu timah dapat dibersihkan dengan spon atau busa yang agak basah.

Memulai Menyolder
Pegang soder seperti memegang pinsil pada bagian pegangan (handle ) solder.
Selalu diingat untuk tidak memegang bagian panas yang lain.

Gambar 40. Cara menyolder


Sentuhkan ujung soder ke media penyolderan ( PCB ) lalu tahan beberapa
detik dan langsung tempelkan timah diujung soder sehingga timah meleleh pada
komponen yang akan disoder.
Angkat solder beserta timah sehingga solderan terbentuk dan diamkan
beberapa saat.

Gambar 41 Pemasangan komponen Gambar 42 Hasil solderan


Perhatikan hasilnya; hasil yang baik jika solderan berkilau/mengkilap dan membentuk

kerucut. Jika tidak anda perlu memanaskan dan membentuknya lagi.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 14


2, Bor

Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang pada benda kerja dengan


menggunakan bermacam-macam mesin bor. Apabila pekerja akan mengebor,
harus teliti dan bekerja dengan hati-hati, karena pada saat pengeboran mata bor
akan miring atau meleset. Oleh karena itu, pada bagian yang akan di bor terlebih
dahulu harus diberi tanda.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada saat mengebor :


1. Pilih alat bor dengan kekuatan yang dianjurkan. Biasanya produsen bor
sudah mempunyai spesifikasi alat bor sesuai medianya.
2. Lihat kondisi permukaan yang akan di bor.
3. Agar titik pengeboran dapat tepat, maka titik itu harus ditandai terlebih
dahulu
4. Posisi mata bor harus tegak lurus dengan titik yang akan di bor
5. Perhatikan cara berdiri ketika mengebor. Cara yang terbaik ketika mengebor
adalah berdiri dengan kaki kiri berada di depan, sedangkan kaki kanan di
belakang. Dengan cara ini, diharapkan orang yang mengebor dalam posisi
lebih stabil.
6. Perhatikan juga cara memegang handle bor. Tangan kanan untuk memegang
bagian handle bor harus kuat pada saat gerakan penekanan.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 15


Bahaya Pada Mesin Bor
1. Putaran cam yang sangat cepat
2. Terbentur oleh barang-barang yang terlempar keluar dari mesin
3. Tersangkutnya bagian tubuh pada bagian mesin yang bergerak
4. Sisa-sisa pengeboran yang terlempar ke arah luar

Pemecahan Masalah
1. Cekam bor tidak berputar, periksa apakah power supply sudah
disambungkan ke pusat arus
2. Mata bor terlepas dari cekam bor, periksa apakah pada saat mengencangkan
cekam bor sudah tercekam dengan baik
3. Kesalahan awal pengebora, biasanya diakibatkan oleh bergesernya pusat bor
pada titik center yang telah dibuat saat dimulai penyayatan oleh mata bor,
dapat diperbaiki dengan langkah sebagai berikut :
a. Kedudukan lubang harus diperiksa sebelum bor memotong diameter
penuh
b. Jika lubang center bergeser, kesalahan dapat diperbaiki dengan menatal
alur yang akan mengarahkan bor untuk mengambil kedudukan yang
semestinya.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 16


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pembuatan video pembelajaran K3 serta laporannya,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
2. Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk
melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan,
tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
melancarkan proses produksi.
3. Kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh
kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas
penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan
lingkungan kerja yang sehat.
4. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas
dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.
5. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul
dapat dihindari.
6. Alat Perlindungan Diri (APD) adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 17


3.2. Saran
1. Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam melakukan berbagai
kegiatan.
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap demi keselamatan diri dan
orang lain.
3. Pada saat kegiatan di bengkel, harus berhati-hati dan selalu mengikuti prosedur
yang ada.

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 18


DAFTAR PUSTAKA
http://artikel-az.com/pengertian-keselamatan-kerja/
http://deharblog.blogspot.co.id/2010/11/keselamatan-kerja-pada-mesin-bor.html
http://www.budhii.web.id/2015/07/pengertian-dan-tujuan-keselamatan-kerja.html
http://sisicharista.blogspot.co.id/2016/08/pentingnya-menggunakan-wearpack.html
http://k3kesmasauinalauddin.blogspot.co.id/2012/04/k3-rifah-sakinah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Page 19

You might also like