Professional Documents
Culture Documents
Agustus 2015
ISSN: 2338-4336
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya, Jln. Veteran, Malang. 65145.
ABSTRACT
Crickets (Gryllus sp.) is an omnivora insect, its attack range was 83% on chilli
greenfield in one night. Crickets control is still relatively difficult. In general, crickets
control is done by spraying synthetic insecticides. The use of synthetic insecticides have
a negative impact on the environment and other organisms. Therefore, the
environmentally friendly alternative control is need it. One of the alternative is using
fungi that are pathogenic to insects, namely B. bassiana. This research was conducted at
the Laboratory of Plant Pests sub Laboratory of Biological Agents Development
Department of Plant Pests and Diseases Brawijaya University in Malang. The results
showed that in the bait feeding method, B. bassiana fungus was pathogenic to Gryllus
sp. Effective concentration (LC50) of B. bassiana fungus that can cause mortality of
50% Gryllus sp. was 7,1x106 conidia/ml with lethal time (LT50) Gryllus sp. reached
50% at 3,1 days. In direct contact method, B. bassiana fungus was pathogenic to
Gryllus sp. Effective concentration (LC50) of Bassiana fungus that can cause mortality
of 50% Gryllus sp. was 6,2x108 conidia/ml with lethal time (LT50) Gryllus sp. reached
50% at 4,3 days.
ABSTRAK
43
Ardiyati et al., Patogenisitas Jamur Patogen Beauveria bassiana…
44
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015
jangkrik dan diberi pakan sawi (caisin) tepung jangkrik 1%, diambil
yang telah dicuci dengan akuades dan menggunakan cork borrer setiap 100 ml
telah dikeringanginkan. diberikan 1 plong spora, kemudian
dimasukkan pada media cair EKG yang
Peremajaan Jamur B. bassiana pada digunakan sebanyak 500 ml. Setelah itu,
Media PDA suspensi diinkubasikan selama 7 hari
Jamur entomopatogen yang menggunakan alat fermentor. Hasil
digunakan adalah jamur B. Bassiana panenan jamur B. bassiana kemudian di
isolat dari Riptortus linearis koleksi identifikasi kembali di bawah mikroskop.
Laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit
Tanaman Fakultas Pertanian. Biakan Perhitungan Kerapatan Spora B.
jamur tersebut kemudian diperbanyak bassiana
pada media PDA. Isolat jamur yang Suspensi jamur diambil sebanyak
tersedia dalam bentuk suspensi tersebut 100µl menggunakan mikropipet
diremajakan pada media PDA dengan kemudian diteteskan di atas
metode tuang. Metode tuang merupakan haemocytometer dan ditutup dengan gelas
cara perbanyakan jamur dengan penutup. Kerapatan konidia diamati di
meneteskan 100 µl suspensi jamur pada bawah mikroskop binokuler perbesaran
media PDA yang belum memadat, lalu 40x. Perhitungan kerapatan dihitung
digoyang-goyangkan perlahan dan dengan menggunakan rumus Gabriel dan
dibiarkan memadat. Koloni yang Riyanto (1989) sebagai berikut:
berkembang akan tertanam di dalam
media tersebut. Setelah itu diinkubasi
selama 7 hari pada suhu 250 C hingga
petridish penuh dengan spora. C adalah kerapatan spora per ml larutan, t
Selanjutnya dilakukan identifikasi jamur, adalah jumlah total spora dalam kotak
identifikasi bertujuan untuk memastikan sampel yang diamati, n adalah jumlah
spesies jamur entomopatogen yang kotak sampel (5 kotak besar x 16 kotak
menyebabkan kematian pada Gryllus sp. kecil), dan 0,25 adalah faktor koreksi
adalah jamur B. bassiana. Identifikasi penggunaan kotak sampel skala kecil
dilakukan berdasarkan pada morfologi pada haemocytometer.
konidia, hifa, konidiofor dan warna Jumlah kerapatan yang digunakan
koloni menggunakan mikroskop. Kunci dalam penelitian ini adalah 1010, 108, 106,
identifikasi cendawan yang digunakan dan 104. Standarisasi dan pengenceran
adalah Barnett dan Hunter (1972). Isolat dilakukan dengan menggunakan rumus :
Cendawan yang sudah diidentifikasi,
diperbanyak dengan media cair.
V1 adalah volume larutan stok (ml), M1
Perbanyakan Jamur B. Bassiana pada adalah konsentrasi larutan stok
Media EKG (konidia/ml), V2 adalah volume larutan
Perbanyakan jamur B. bassiana yang diharapkan (ml) dan M2 adalah
pada media cair dengan bantuan alat konsentrasi larutan yang diharapkan
fermentor sederhana (Gambar 1) (konidia/ml).
bertujuan untuk memperoleh suspensi
jamur B. bassiana sesuai dengan jumlah Uji Patogenisitas B. bassiana pada
yang dibutuhkan yaitu 500 ml. Jamur B. Gryllus sp. Melalui Metode Kontak
bassiana yang telah diremajakan pada Langsung
media PDA dengan pengayaan media Aplikasi jamur B. bassiana pada
serangga uji menggunakan metode kontak
45
Ardiyati et al., Patogenisitas Jamur Patogen Beauveria bassiana…
46
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015
Tabel 1. Mortalitas Gryllus sp. akibat infeksi B. bassiana pada Perlakuan Kerapatan
Konidia yang Berbeda
Kerapatan Pengamatan pada… HSA (%)
(konidia/ml
akuades) 1 2 3 4 5 6 7
Metode Umpan Pakan
104 10,0 31,7 43,3 a 53,3 a 60,0 a 70,0 a 75,0 a
106 11,7 33,3 46,7 ab 58,3 ab 68,3 a 76,7 a 83,3 ab
8
10 13,3 33,3 50,0 ab 60,0 ab 70,0 ab 81,7 ab 90,0 b
1010 20,0 48,3 60,0 b 73,3 b 83,3 b 91,7 b 100 c
Metode Kontak Langsung
104 5,00 11,7 13,3 a 23,3 a 33,3 a 41,7 a 53,3 a
106 8,30 23,3 35,0 b 45,0 b 53,3 b 58,3 ab 68,3 ab
108 10,0 26,7 36,7 b 48,3 b 55,0 b 65,0 ab 80,0 b
1010 11,7 26,7 40,0 b 50,0 b 56,7 b 70,0 b 83,3 b
Keterangan: - HSA: Hari Setelah Aplikasi
- Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan uji Tukey (α=5%).
- Data ditransformasi dengan Arcsin untuk keperluan analisis statistik
Hasil analisis ragam pada metode nyata terhadap mortalitas Gryllus sp. Dari
kontak langsung (Tabel 1) menunjukkan hasil pengamatan selama 7 hari mortalitas
bahwa perlakuan kerapatan konida B. Gryllus sp. pada kerapatan B. bassiana
bassiana memberikan perbedaan yang 104 konidia/ml (53,3%) berbeda nyata
47
Ardiyati et al., Patogenisitas Jamur Patogen Beauveria bassiana…
48
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015
juga merusak haemocoel secara mekanis, mampu mematikan serangga uji dengan
seperti saluran pencernaan, otot sistem waktu yang lebih singkat.
saraf, dan sistem pernafasan. Semua Probit harapan LC50 (Tabel 2)
proses tersebut menyebabkan mandul, infeksi jamur entomopatogen B. bassiana
lumpuh dan kematian serangga yang terhadap Gryllus sp. pada metode umpan
terinfeksi (Robert dan Yendol, 1982). pakan diperoleh persamaan y = 0,067x +
4,457. Hal ini menunjukkan terdapat
Pengaruh Kerapatan konidia B. hubungan korelasi positif antara
bassiana terhadap Konsentrasi konsentrasi dengan mortalitas Gryllus sp.
Mematikan (LC50) dan Waktu Korelasi positif ini artinya bahwa
Mematikan (LT50) Gryllus sp. semakintinggi tingkat konsentrasi jamur
Perhitungan LC50 dan LT50 B. bassiana yang digunakan, maka
dilakukan dengan menggunakan Analisa mortalitas Gryllus sp. semakin besar.
Probit menurut Hsin Chi 1997. Faktor Grafik probit harapan LT50 pada metode
konsentrasi yang efektif dan waktu yang kontak langsung (Tabel 2) diperoleh
efektif tercapai, maka mortalitas sangat persamaan y=2,276x +3,875. Nilai
berkaitan dengan efektifitas koefisien korelasinya (R) 0,995 yang
pengendalian. berarti hubungan antara rentang waktu
Berdasarkan hasil pengujian setelah inokulasi B. bassiana dengan
patogenisitas jamur B. bassiana terhadap tingkat mortalitas Gryllus sp. sangat kuat.
Gryllus sp. menunjukkan nilai LC50 pada Pada grafik probit harapan LC50
perlakuan metode umpan pakan kerapatan (Tabel 2) infeksi jamur entomopatogen B.
konidia jamur B. bassiana untuk dapat bassiana terhadap Gryllus sp. pada
menyebabkan mortalitas 50% Gryllus sp. metode kontak langsung diperoleh
tercapai pada konsentrasi 7,1 x 106 persamaan y=3,863+0,114x. Grafik probit
konidia/ml dengan waktu yang harapan LT50 pada metode kontak
dibutuhkan jamur B. bassiana untuk langsung (Tabel 2) diperoleh persamaan
dapat menyebabkan mortalitas 50% y=2,276x +3,875 dan nilai koefisien
Gryllus sp. tercapai pada 3,1 hari (74 jam korelasinya (R) 0,991 yang berarti
24 menit) (Tabel 2). hubungan antara rentang waktu setelah
Pada media kontak langsung inokulasi B. bassiana dengan tingkat
konsentrasi yang diperlukan (LC50) mortalitas Gryllus sp. sangat kuat.
adalah 6,2 x 108 konidia/ml dengan waktu
yang dibutuhkan jamur B. bassiana untuk KESIMPULAN
dapat menyebabkan mortalitas 50% 1. Pada metode umpan pakan, jamur B.
Gryllus sp pada 4,3 hari (103 jam 12 bassiana patogenik terhadap Gryllus
menit) (Tabel 2). sp. Konsentrasi efektif (LC50) jamur B.
Mohammadbeigi (2013) bassiana yang dapat menyebabkan
melaporkan nilai LT50 untuk B. bassiana kematian 50% Gryllus sp. adalah 7,1 x
mampu mematikan 50% dari belalang 106 konidia/ml dengan waktu
pedang U. zebra selama 7,82 hari dengan mematikan (LT50) Gryllus sp.
konsentrasi tertinggi 3,59 x 106. mencapai 50% pada 3,1 hari.
Konsentrasi yang lebih tinggi akan
49
Ardiyati et al., Patogenisitas Jamur Patogen Beauveria bassiana…
Tabel 2. Patogenisitas B. bassiana terhadap Gryllus sp. pada metode umpan pakan dan
metode kontak langsung
LC50 LT50
Metode Persamaan LC50 Persamaan LT50
(konidia/ml) (Hari)
Umpan Pakan 7,1 x 106 y = 0,067x + 4,457 3,1 y = 1,883x + 3,802
50
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015
51