You are on page 1of 6

Nama : Hasniar

NIM : A31115025

RMK SAK-SAP

1. PENGERTIAN SAK-SAP
Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang
telah ditentukan melalui aturan. Akuntansi tidak hanya diterapkan
dalam bisnis saja tetapi juga dalam pengelolaan keuangan secara keseluruhan.
Misalnya saja pada lembaga-lembaga formal. Meskipun hanya berupa laporan
keuangan sederhana, semua sudah terasuk dalam bagian dari akuntansi.Khusus
bagi lembaga formal atau lembaga pemerintahan, penyusunan laporan keuangan
akuntansi ini memiliki standar tersendiri. Seperti pada artikel sebelumnya
tentang 4 pilar standar akuntansi keuangan, standar akuntansi pemmerintahan ini
juga menjadi acuan penyusunan laporan.
Standar akuntansi pemerintahan atau SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan
Pemerintah. Laporan tersebut seperti misalnya Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Standarisasi
ini dilakukan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
akuntansi pemerintahan. Sekaligus untuk memberikan peningkatan kualitas dari
LKPP dan LKPD. Secara umum SAP berbentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) yang memiliki judul, nomor, dan tanggal efektif berlaku
standar tersebut. Selain itu SAP juga memiliki Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan yang menjadi rangka penyusunan.
Dalam membantu penerapannya, PSAP ini dibarengi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) atau Buletin Teknis SAP.
Gunanya adalah untuk menghindari salah arti ari penggunaan PSAP dan
mengatasi permasalahn teknis. IPSAP dan Buletin Teknis SAP disusun dan
diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan
diberitahukan kepada Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Rancangan IPSAP disampaikan kepada BPK paling lambat empat belas hari kerja
sebelum IPSAP diterbitkan.

2. AKUNTANSI PEMERINTAH VS AKUNTANSI PERUSAHAAN


Akuntansi Perusahaan dengan Akuntansi Pemerintahan berbeda
disebabkan karena perbedaan sifat dan karakteristik. Perbedaan karakteristik
perusahaan dengan entitas pemerintahan (diolah dari berbagai sumber, e.g.
Mardiasmo (2002) dan Bastian (2001)) seperti yang ditunjukkan pada tabel di
bawah ini.
Akuntansi pemerintahan dan akuntansi komersial memiliki persamaan dan
perbedaan yang menurut BPKP (2002 : 40) persamaan akuntansi pemerintahan
dan akuntansi komersial adalah :
1) Memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi.
2) Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima secara
umum.
3) Merupakan bagian terpadu dari sistem ekonomi yang sama dan juga
menggunakan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan.
4) Menggunakan dan mengkonversi sumber daya yang langka yang akan
diolah untuk menghasilkan barang dan jasa dalam bentuk yang lebih
berguna.
5) Menghasilkan laporan keuangan.
6) Laporan keuangan yang dihasilkan merupakan informasi yang sangat
bergunan bagi proses pengambilan keputusan.
7) Memerlukan informasi yang akurat.
Jadi, meskipun memiliki perbedaan, pada dasarnya fungsi akuntansi
dalam bidang apapun adalah sama yaitu menyajikan informasi bagi berbagai
pihak tentang kejadian-kejadian ekonomi sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Namun selain fungsi umum, akuntansi pemerintahan memiliki fungsi
khusus, yaitu :
1) Menghitung layanan yang dicapai oleh pemerintah.
2) Membantu mengamankan dan mengawasi semua hak dan kewajiban
pemerintah khususnya dari segi ukuran finansial.
3) Memberikan informasi yang sangat berguna kepada para pihak yang
berkepentingan.
4) Mengukur efektifitas dan efisiensi kinerja eksekutif di dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pendapat lain dikemukakan oleh BPKP bahwa fungsi dari akuntansi
pemerintahan adalah :
1) Pertanggungjawaban. Akuntansi pemerintahan memberikan informasi
keuangan yang lengkap, cermat dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang
berguna bagi pihak yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan unit-unit
pemerintahan.
2) Manajerial. Akuntansi pemerintahan menyediakan informasi keuangan yang
diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan,
pengendalian anggaran, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan
serta penilaian kinerja pemerintah.
3) Pengawasan. Akuntansi pemerintahan memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaan efektif dan efisien oleh aparat pengawasan fungsional.
Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi
akuntansi pemerintahan adalah untuk memberikan jaminan kepada masyarakat
bahwa pemerintahan berjalan dalam koridor yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

3. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA DAN


PENERAPANNYA
4 peraturan pemerintah mengenai standar akuntansi pemerintahan di Indonesia :
1) Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
2) Lampiran I Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
3) Lampiran II Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju
Akrual
4) Lampiran III Proses Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual
4. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual dimana SAP mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis
akrual. Selain itu juga mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.
Seperti yang disebutkan diatas SAP yang telah dibuat dilengkapi juga
dengan PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. Nah PSAP dan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis
Akrual ini tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010. Sedangkan penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui
proses baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut
merupakan pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat
dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

5. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS KAS MENUJU


AKRUAL
Sebelum diterapkan SAP Berbasis Akrual terlebih dahulu
dilakukan penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual secara bertahap. SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, belanja,
dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas dana
berbasis akrual. Aturan terkait penerapan SAP Berbasis Akrual yang dilakukan
secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan. Sedangkan pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri.
Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan
memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan. Sama seperti diatas
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual juga dinyatakan dalam bentuk PSAP dan
dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Aturan ini
tercantum Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Sebelumnya, SAP Berbasis Kas Menuju Akrual digunakan dalam SAP
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Karena dalam Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa selama pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan,
digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat lima tahun. Karena
itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 digantikan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

6. TANTANGAN YANG DIHADAPI AKUNTANSI PEMERINTAHAN


1) Komitmen dari pimpinan
Dukungan yang kuat dari pimpinan merupakan kunci keberhasilan dari
suatu perubahan. Diundangkannya tiga paket keuangan negara serta undang
undang pemerintahan daerah menunjukkan keinginan yang kuat dari pihak
eksekutif dan pihak legislatif untuk memperbaiki sistem keuangan negara
yang di dalamnya juga termasuk perbaikan atas akuntansi pemerintahan.
Yang menjadi ujian sekarang adalah bagaimana penerapan dari perubahan
akuntantansi pemerintahan dalam pencatatan dan pelaporan oleh
Departemen/Lembaga di pemerintah pusat dan Provinsi/Kabupaten/Kota
untuk pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu
kepada pedoman yang disusun oleh Menteri Keuangan.
Sistem akuntansi pemerintah daerah ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu kepada peraturan daerah
tentang pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat
dan daerah disusun dengan mengacu kepada Standar Akuntansi
Pemerintahan. Karena pengaturan yang jelas dalam perundang-undangan,
nampaknya penerapan akuntansi pemerintahan akan memperoleh dukungan
yang kuat dari para pimpinan Departemen/Lembaga di pusat dan
Gubernur/Bupati/Walikota di daerah.
2) Tersedianya SDM yang kompeten
Laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara tertib dan disampaikan
masing-masing oleh pemerintah pusat dan daerah kepada BPK selambatnya
3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Selanjutnya, selambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir, laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh BPK tadi diserahkan oleh Presiden kepada DPR dan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota kepada DPRD.
Penyiapan dan penyusunan laporan keuangan tersebut memerlukan SDM
yang menguasai akuntansi pemerintahan. Pada saat ini kebutuhan tersebut
sangat terasa, apalagi untuk masa awal penerapan akuntansi pemerintahan.
Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah perlu secara serius menyusun
perencanaan SDM di bidang akuntansi pemerintahan. Termasuk di
dalamnya memberikan sistem insentif dan remunerasi yang memadai untuk
mencegah timbulnya praktik KKN oleh SDM yang terkait dengan akuntansi
pemerintahan.
3) Resistensi terhadap perubahan
Sebagai layaknya untuk setiap perubahan, bisa jadi ada pihak internal yang
sudah terbiasa dengan sistem yang lama dan enggan untuk mengikuti
perubahan. Untuk itu, perlu disusun berbagai kebijakan dan dilakukan
berbagai sosialisasi sehingga penerapan akuntansi pemerintahan dapat
berjalan dengan baik.
4) Lingkungan/masyarakat
Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung
keberhasilan dari penerapan akuntansi pemerintahan. Masyarakat perlu
didorong untuk mampu memahami laporan keuangan pemerintah sehingga
dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas penerimaan pajak yang
yang diperoleh dari masyarakat maupun pengalokasian sumber daya yang
ada. Dengan dukungan yang positif dari masyarakat akan mendorong
pemerintah untuk lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan
pemerintahan.

You might also like