You are on page 1of 6

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PASIEN HIPERTENSI

YANG MENGGUNAKAN ANTIHIPERTENSI KONVENSIONAL DAN


KOMBINASI KONVENSIONAL–BAHAN ALAM DI PUSKESMAS
LEMPAKE SAMARINDA

Benita Gianina Antonius1, Suhana Bahtiar1, Syarifah Qorina Aulya1, Evi Fitriany2
1
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman, Samarinda
2
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman


Jl. Kerayan, Kampus Gn. Kelua Telp.(0541) 748581,748449 Fax.748449
Samarinda 75119
e-mail korespondensi: antonius.benita@gmail.com

Abstract
Background: Hypertension is still a major problem in the world as it is one of the
biggest contributors of cardiovascular disease and the prevalence of hypertension
is increasing with age. The Indonesian nation has long known and used medicinal
plants as one of the efforts in lowering blood pressure.
Objective: to see the difference in systolic blood pressure in hypertensive patients
using conventional antihypertensive and conventional combinations of natural
ingredients at puskesmas lempake samarinda
Methods: A retrospective cohort analytic study by taking a sample of research
that met the inclusion criteria. Involving 33 hypertensive patients who came to
Lempake Health Center from 5 - 20 January 2018.
Results: Statistical analysis with Mann-Whitney test show p value = 0, 163 (p>
0,05) showed no significant difference in systolic blood pressure in hypertensive
patients using either conventional antihypertensive or conventional-natural
combination.
Conclusions: There was no significant difference in systolic blood pressure in
hypertensive patients using either conventional antihypertensive or conventional-
natural ingredient combinations.

Key Words: Hypertension, Sistolic Blood Pressure, Convensional


Antihypertension, Natural Ingredient

1
Abstrak

Latar Belakang: Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia
karena merupakan salah satu penyumbang terbesar penyakit kardiovaskular dan
prevalensi hipertensi semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia. Bangsa
Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat
sebagai salah satu upaya dalam menurunkan tekanan darah.
Tujuan: melihat perbedaan tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi yang
menggunakan antihipertensi konvensional dan kombinasi konvensional–bahan
alam di puskesmas lempake samarinda
Metode: Penelitian analitik kohort retrospektif dengan mengambil sampel
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Melibatkan 33 pasien hipertensi yang
datang ke Puskesmas Lempake dari tanggal 5 – 20 Januari 2018.
Hasil: Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney nilai p = 0, 163 (p>0,05)
menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna tekanan darah sistolik pada pasien
hipertensi baik yang menggunakan antihipertensi konvensional maupun
kombinasi konvensional-bahan alam.
Kesimpulan: tidak ada perbedaan bermakna tekanan darah sistolik pada pasien
hipertensi baik yang menggunakan antihipertensi konvensional maupun
kombinasi konvensional-bahan alam.

2
PENDAHULUAN Berdasarkan data dari
Hipertensi saat ini masih Cardiomonitor database lebih dari
menjadi masalah utama di dunia 17.000 pasien dinyatakan memiliki
karena merupakan salah satu tekanan darah sistoliknya lebih dari
penyumbang terbesar penyakit 90% tidak terkontrol, dan 50% yang
kardiovaskular. Hipertensi diartikan tekanan diastoliknya tidak terkendali.
sebagai peningkatan tekanan darah Selain antihipertensi yang biasa
sistolik > 130 mmHg dan tekanan diberikan dokter (konvensional),
darah diastolic > 80 mmHg. Di ternyata banyak pasien menggunakan
seluruh dunia, peningkatan tekanan herbal atau kombinasi konvensional-
darah diperkirakan menyebabkan 7,5 herbal. Faktanya, terdapat rumah
juta kematian, sekitar 12,8% dari sakit yang melayani konsultasi
total semua kematian1,2. herbal seperti RS Puri Mandiri dan
RS Harapan Bunda yangmembuka
Prevalensi hipertensi di
Unit TCM (Traditional Chinese
Indonesia terdapat pada Bangka
Medicine) diwilayah Jakarta5 .
Belitung sebagai provinsi dengan
penderita hipertensi tertinggi yaitu Penggunaan kombinasi obat
30.9%, diikuti Kalimantan Selatan juga dilakukan oleh pasien-pasien
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), yang berobat di Puskesmas.Oleh
Jawa Barat (29,4%) dan Gorontalo karena itu, peneliti merasa tertarik
(29,4%)3. Di Kalimantan Timur, untuk melakukan penelitian
hipertensi merupakan penyakit kedua mengenai perbedaan penggunaan
teringgi (14,62%) yang banyak antihipertensi konvensional dan
berobat ke puskesmas, setelah kombinasi konvensional–bahan alam
penyakit Infeksi Saluran Pernapasan terhadap tekanan darah pada pasien
Akut (47,04%) dan ketiga gastritis hipertensi di Puskesmas Lempake
(13,12%). Kota dengan prevalensi Samarinda.
hipertensi tertinggi ditemukan di
kota Samarinda (28%) diikuti METODE
Balikpapan (19%), dan Penajam Penelitian ini merupakan
Paser Utara (15%)4. penelitian analitik kohort retrospektif
untuk mengetahui perbedaan tekanan

3
darah sistolik hipertensi yang menggunakan antihipertensi
menggunakan antihipertensi konvensinal dan sisanya 10 sampel
konvensional dan kombinasi menggunakan terapi kombinasi
konvensional-bahan alam di konvensional-bahan alam.
Puskesmas Lempake Samarinda.
Berdasarkan sampel penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah
yang berkunjung di puskesmas
semua pasien yang didiagnosis
Lempake yang memenuhi kriteria
hipertensi di Poliklinik Umum di
inklusi yang berjenis kelamin
Puskesmas Lempake Samarinda.
perempuan lebih banyak dibanding
Sampel penelitian ini diambil dengan
laki-laki yaitu sebanyak 20
teknik purposive sampling pada
orang(60,6%) dan laki-laki sebanyak
seluruh pasien yang didiagnosis
13 orang(39,4%).
hipertensi primer dan memenuhi
Karakteristik responden
kriteria yang telah ditetapkan oleh
berdasarkan usia menunjukkan
peneliti.
bahwa seluruh pasien berusia diatas
40 tahun(100%). Karakteristik
HASIL
responden berdasarkan tingkat
Penelitian di lakukan di
pendidikan menunjukkan paling
Puskesmas Lempake Samarinda,
banyak responden yang tidak tamat
selama dua minggu mulai dari
SD yaitu 10 orang (30,3%).
tanggal 05 Januari hingga 20 Januari
Karakteristik responden berdasarkan
2018. Dari 54 pasien hipertensi yang
pilihan terapi menunjukan paling
datang kontrol rutin ke Puskesmas
banyak yang menggunakan terapi
Lempake terpilih sebanyak 33
konvensional saja yaitu 23 orang
sampel penelitian yang sesuai
(69,6%). Karakteristik responden
dengan kriteria inklusi penelitian, 13
berdasarkan tekanan darah sistolik
pasien dieksklusi karena pasien tidak
pada pengguna antihipertensi
rutin mengkonsumsi antihipertensi
konvensional terdapat 17 sampel
konvensional setiap hari, 8 pasien
(73,9%) yang mengalami penurunan
hipertensi dieksklusi karena terdapat
tekanan darah sistolik. Karakteristik
komorbid lain. Dari 33 sampel yang
responden berdasarkan tekanan darah
memenuhi kriteria inkluis, 23 sampel
pada pengguna kombinasi

4
konvensional-bahan alam konvensional-bahan alam tidak
menunjukkan bahwa terdapat 6 memiliki perbedaan dalam
sampel (60%) yang mengalami menurunkan tekanan darah sistolik
peningkatan tekanan darah dan dengan nilai p = 0, 581.
tekanan darah tetap. Hasil penelitian ini tidak
Berdasarkan tabel 5.1 sejalan dengan penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada eksperimental yang dilakukan pada
perbedaan tekanan darah sistolik tikus hipertensi di Semarang. Pada
yang bermakna pada pasien penelitian eksperimental ini
hipertensi yang menggunakan membuktikan bahwa kombinasi obat
antihipertensi konvensional dan konvensional-bahan alam dapat
kombinasi konvensional-bahan alam. memiliki efek menurunkan tekanan
darah yang lebih besar dibandingkan
PEMBAHASAN hanya menggunakan obat
Hasil penelitian menunjukkan konvensional saja6. Hasil penelitian
tidak terdapat perbedaan yang ini berbeda dengan hasil penelitian
bermakna antara tekanan darah yang dilakukan di Samarinda karena
sistolik pasien hipertensi baik yang perbedaan objek serta jenis
menggunakan antihipertensi antihipertensi konvensional maupun
konvensional maupun kombinasi kombinasi bahan alam yang
konvensional-bahan alam. Hasil digunakan. Untuk memberikan efek
analisis signifikansi uji beda yang lebih baik dalam menurunkan
menggunakan uji non-parametrik tekanan darah diperlukan kombinasi
Mann-Whitney didapatkan nilai p = antihipertensi konvensional-bahan
0,136 (p > 0,05), sehingga hipotesis alam yang mampu bekerja secara
H1 ditolak dan H0 diterima. sinergis meskipun dengan
Penelitian ini sejalan dengan mekanisme aksi kerja obat yang
penelitian yang dilakukan oleh berbeda di dalam tubuh, serta takaran
Gusmira (2010) di Puskesmas di dosis yang sesuai antara
Depok bahwa pilihan terapi yang antihipertensi konvensional dan
digunakan pasien baik antihipertensi bahan alam6.
konvensional maupun kombinasi

5
SARAN 3. Kementerian Kesehatan
1. Penelitian ini perlu ditambah Republik Indonesia. (2013).
besarnya dan diperluas tempat Riset Kesehatan Dasar 2013.
pengambilan datanya dan dapat Jakarta, Indonesia: Author.
menyesuaikan jadwal posyandu 4. Dinas Kesehatan Kalimantan
atau posbindu untuk memperoleh Timur. (2015). Profil Kesehatan
sampel yang lebih banyak dan Samarinda. Samarinda,
beragam. Indonesia: Author.
2. Waktu penelitian yang digunakan 5. Wulansari J, Ichsan B, Usdiana
lebih panjang agar mendapatkan D. (2013). Hubungan
penyebaran data yang beragam. Pengetahuan Tentang
3. Penelitian ini perlu didesain Hipertensi Dengan
yang lebih baik, seperti kohort Pengendalian Tekanan Darah
prospektif sehingga kurangnya Pada Pasien Hipertensi di
data di rekam medis yang ada Poliklinik Penyakit Dalam
dapat di singkirkan. Desain RSUD Dr. Moewardi Sueakarta.
penelitian uji klinik juga jauh Biomedika. Volume 5N Nomor
lebih baik, Karena dapat 1. Februari 2013.
menghindari bias dari faktor 6. Hidayati D, Anas Y, Nurikha S.
pengganggunya dan (2015). Peningkatan Efek
menseragamkan konvensional Antihipertensi Kaptopril oleh
dan bahan alam yang digunakan. Ekstrak Etanol Daun Belimbing
Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
DAFTAR PUSTAKA pada Tikus Hipertensi yang
1. Whelton, et al. (2017). Journal Diinduksi Monosodium
of the American College of Glutamat. Fakultas Farmasi
Cardiology. Universitas Wahid Hasyim
2. World Health Organization. Semarang
(2017). Global Health
Observatory : Raised Blood
Pressure. Diunduh dari
http://apps.who.int.

You might also like