You are on page 1of 3
Khutbah | SP eth y i Cas y an Phy al slat glk egal oh Las sali she eas avy es shat als ib shay dad al stay 19S 9 Eady Caetth ya Me (Sa WE sls ay haa! ys 9g 5a Sa og ce sal Sg cat RLS TS aly Saicetlg Setthg Gali acste ag sss ait 8 5 a larhay 22 5 Se ta Lk Jamaah shalat gethana bulan ae‘adakumutlah, Setigp orang di antara kita barangkali sudah mengimani bahwa seluruh keberadaan alam semesta ini diciptaken oleh allah subhénahu watsld. Gunung, laut, rerumputan, binstang, udara, bends-benda langit, jin, manusia, hingga seluruh detail organ dan sel-sel oi dalamnys tidak luput dari penguasaan dan pengaturan Allah. Tak satu pun makluk lepas dari sunnatullah. Inilah makna Allah sebagai Rabbul lamin, pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan; a/-Kndiiqu kuilla sya? pencipta segala sesuatu. Apa. saja dan siapa saja. Namnun, apakab nilai lebih selanjutnya setelah kita mempercayal itu semua? Allah menciptakan segala sesuatu tak lain sebagai ayat atau tanda akan beradaan-Nya. Delam khazanah Islam lazim kita dengar istilah ayet gauliyyah dan ayer kauniyyah. Yang pertama merujuk pada ayat-ayat berups firman Allah (Al-Qur'an), sedangkan yang kedua mengacu pada ayat berupa ciptaan secara umum, mulai dari semesta benda-benda langit sampai diti manusia senditi. Dalam Al-Quran dijelaskan: Agel ty UN tT ap “Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tande-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri__" (QS Fushshilat [41]-53 ) Tanda (ayat) tetap akan selalu berposisi sebagaimana tanda. la medium atau perantara untuk mencapai ‘aeap hanyalan perantara bagi yang metinatnya tentang apa yang berada ai balikny@, yakni udara dan api. Dalam skala yang lebih besar dan lebih hakiki, fenomena pergerakan bende-benda langit yang demikian tertib, agung, dan menakjubkan adalah tanda akan hadimya Dzet dengan kekuasean yang tak mungkin tertandingi oleh apa pun den siapa pun. Dialsh Alleh subhgnahu wata'ala. Dengen demikian, fenomena gerhana bulen yang kita saksikan saat ini pun seyogianya kita posisikan tak lebih dari ayat. Kita patut bersyukur mendapat kesempaten melewati momen-momen indah tersebut. Selain menikmati keindahan dan mengagumi gerhana bulan, cara bersyukur paling sejati adalah meresapi kehadiran Allah di balik peristiwe alam ini. Jamaah shalat gerhana bulan as@dakumuliah, Jka kita sering mendengar anjuren untuk mengucapkan tasbih “subhdnalléi’ (Mahasuci Allah) kala berdecak kagum, make sesungguhnya itu menifestasi dari ajaran bahwa segala sesuatu—bahkan yang menskjubkan sekalipun—harus dikembalikan pada keagungan dan kekuasaan Allah. Kita dianjurkan untuk seketika mengingat Allah dan menyucikannya dari godaan keindahan lain selain Dia. Bahkan, Allah sendin mengungkapken bahwe tiap sesuatu di langit dan di bumi telah bertasbih tanpa henti sebagai bentuk ketundukan kepada-Nya. Dalam Suarat alHadid ayat 1 disebutkan: Ny Ge Vly cig ee ‘Sementara dalam Surat aHsra ayat 44 dinyatakan: Y Eahynses, Ata eco Se Sts" ek Lay Sint ital a gata A ata Vy sib Lads GE Art aba ut 6 hate ‘Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan cemua yang ada di dalamnya bertaebih kepada Allah, Dan tak ada ‘suatu pun melainkan bertasbin dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. ‘Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” Jamaah shalat gerhana bulan asadekumullah, ‘Apa konsekuens’ lanjutan saat kita mengimani, menyucikan, serta mengagungkan Allah? Tidak lain adalah berintrospeksi betapa lemah dan rendah dil ini di hadapan Allah. Artinya, meningkatnya pengagungan kepada Alich berbanding lurus dengan menurunnya sikap takebur, angkuh atas kelebihan-kelebihan diti, termasuk bila itu prestasi ibadah. Yang dlingat adalah ketakberdayaan diri, sehingga memunculkan sikap merasa bersalah dan bergairah untuk memperbanyak istighfar. Dalam momen gerhana bulan ini pula kita dianjurkan untuk menyujudken seluruh kebanggaan den keagungan di luar Allah, sebab pada hakikatnya semuanya hanyalah tanda_ iN ySRdy lh ry each | SAY ally Saat y Sel y Cl asi Sey 5 i a oy 5 si “Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malem, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud ada matehari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptaken ‘semus itu, jika kamu hanya menyembah-Nya” (QS Fushilat [41]: 37). Dalam tataran prektis, ada yang memaknai perintah sujud pads ayat tersebut sebagai perimiah untuk melaksenakan shalat gethana sebagaimane yang kits lakukan padamalam hari ini. Momen gerhana bulen juga menjadi wahana tepat untuk memperbanysk permohonan ampun, tobat, kembsli kepada Allah sebagai muasal dan muara segala keberadaan. ‘Semoga fenomena gerhana bulan kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah subhdnahu wata‘ald, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita. Wallahy alam. i) Hig ass) Sy AT Ge Atle bts eel oti 2 Aly Ba age jaan pi pa ch whi 833 is ASR SS Ee as Say Aig ain Yy ALY Sf Aghhy isa allay te AL ety ats) cote ob Leal Uses cle Soa AH Alga cll Gel Ag she a ae GLE A (58s Latte’ ahieg taal 5 ali cl y ack ee eas Hs gt be IHL spa Laie a) aL Sas ad 3h Hash ya Sins Oy As " Jigs Bil cli a8 Usk le iin ABN col Gael ctl ce stl os hy fe gall AS 5g 5 ae egal ek abl Geet cally Salil y Mahal a Sey le Bae 5 wey Ces NSN 5) UG Site 5s adie LE Cp 5) 5 Cal Jel Set olay se FLAY! clay Sisal cite 4

You might also like