Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
Disusun Oleh:
(201710401011136)
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
mata yang rentan terhadap berbagai macam patogen dari lingkungan. Sel
kedipan, aliran air mata dan kandungan musin. Salah satu penyakit yang
Alergi okular merupakan kondisi mata yang paling umum ditemui dalam
of Ophtalmology, 2013).
2
yang memicu aktivasi sel mast dan pelepasan mediator-mediator inflamasi.
Mediator yang turut teraktivasi dalam proses ini adalah sel goblet. Sel
Malang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mata
bentuknya saat ada tekanan dari internal maupun eksternal. Sklera tertutup
Lapisan kedua terdiri dari iris, badan siliar dan koroid. Iris
memproduksi aqueous humor dan terletak antara iris dan koroid (Borges,
bagian luar dan dalam retina. Fungsi lain dari koroid adalah menyerap
4
Lapisan terdalam dari mata adalah retina. Retina merupakan bagian
mata yang peka terhadap cahaya, mengandung sel-sel kerucut dan sel
batang. Bila sel batang dan sel kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan
melalui sel saraf pada retina itu sendiri, ke serabut saraf optikus dan
2.2.1 Anatomi
kelopak mata bagian dalam yaitu pada bagian tarsal atau palpebra dan
5
sebagai proteksi dan juga membuat pergerakan mata lebih mudah atau
kelopak mata hingga mencapai bagian tarsal. Konjungtiva ini pada bagian
pada bagian permukaan anterior bola mata dengan struktur yang melekat
2014).
Gambar 2.2
Bentuk Anatomi Konjungtiva
6
2.3 Respon Imun pada Konjungtiva
sebagai sel plasma. Hal ini dibuktikan pada suatu penelitian ditemukan
memberikan antigen yaitu Cholera Toxin pada duodenum dan tepat pada
oleh sel-sel antibodi pada konjungtiva tikus (Pu Zang et al, 2016).
(Abbas A K, et al,2015)
Gambar 2.3
Reaksi alergi
7
Alergen yang masuk dan mengkontaminasi mata akan menginisiasi
APC (Antigen Precenting Cell) dan Th2 (T Helper 2) yang merangsang sel
E). Molekul IgE yang dilepas akan diikat oleh FcεRI (Fc Epsilon Reseptor
I) pada sel mast dan basofil. Pajanan kedua dengan alergen akan
menimbulkan ikatan silang antara antigen dan IgE yang diikat sel mast,
silang alergen dengan minimal dua FcεRI akan mengaktifkan protein Fyn
ini juga akan mengaktivasi protein syk dan Gab2 (Grb-2 Associated
binding protein 2). Kemudian syk memicu fosforilasi NTAL (Non T Cell
et al,2015)..
menjadi IP3 (Inositol triphosphate) dan DAG (Diacyl Glyserol). Kedua zat
8
ini mempunyai fungsi yang berbeda. DAG mengaktifkan PKC (Protein
(Abbas A K, et al,2015).
rich protein kinase C Substrate) dari PIP2. (2) PKC mempengaruhi MTOC
menstimulasi beberapa sitokin (IL-4, IL-5, IL-6, IL-8, IL-9, IL-13 yang
9
mengontrol dan menjaga permukaan mata. Neuromediator tersebut terdiri
2011).
saraf simpatis dan sel-sel imun untuk mendesak kinerja natural killer sel
ini akan mengontrol produksi air mata dan musin (Sanchez MC, et al,
2011).
2.4 Konjungtivitis
2.4.1 Definisi :
Gambar 2.4
Gambaran Klinis Konjungtivitis pada
Mata Manusia
10
2.4.2 Klasifikasi :
- Alergi
1. Konjungtivitis sederhana
2. Konjungtivitas musiman
3. Konjungtivitis vernal
11
dan Timur Tengah sementara pada daerah-daerah yang
Gambar 2.5
Gambaran Klinis Pada Konjungtivitis
Vernalis
Asbury, 2015)
12
- Neoplastik
- Virus
- Bakteri
Ophtalmology,2013)
aktivasi sel mast dan pelepasan berbagai mediator kimia. Selain itu
masuk dalam tubuh akan mengaktivasi APC (Antigen Presenting Cell) dan
memproduksi IgE. Molekul IgE yang dilepas diikat oleh FceR1 pada sel
silang antara antigen dan IgE yang diikat sel mast, memacu pelepasan
13
(Bratawidjaja,2013)
Gambar 2.6
Reaksi Hipersensitifitas Tipe 1
Gejala klinis akibat dari reaksi hipersensitivitas tipe 1 dapat bervariasi dari
anafilaktik. Reaksi lokal terbatas pada jaringan atau organ spesifik yang
gejala gatal, kemerahan, sensasi benda asing seperti tergores atau terbakar,
fotofobia dan sekresi yang berlebihan dari air mata (Baratawidjaja KG,
2013).
14
2.6.3 Diagnosis Konjungtivitis
a. Riwayat Penyakit
pandangan kabur
- Faktor eksaserbasi
- Jenis discharge
mukosa.
b. Pemeriksaan Fisik
15
- Pemeriksaan segmen luar mata ada beberapa hal yang harus
diamati :
o Regional limfadenopati
nodul/vesikel, keratinisasi
presipitat keratitis.
c. Test pendukung
- Kultur
16
- Tes untuk mendeteksi virus
- Smears
- Biopsy
- Tes darah
17
(Garratt S, 2013).
Gambar 2.7
Bagan untuk Mendiagnosis Penyebab Mata
Merah pada Mata
2.6.4 Terapi
biasanya dibutuhkan untuk mengontrol tanda dan gejala berta yang muncul.
18
dingin dan penstabil sel mas juga direkomendasikan dalam mengurangi
(Garratt S, 2013).
Gambar 2.8
Tabel obat untuk konnjungtivitis alergi
19
BAB 3
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Alena F, Jameel AA, Ivana K, et al, 2014, Pigmented Epibulbar Lesion: Overview,
Pattern, pp.1-48.
Diagnosis and Treatment. JAMA Clinical Review & Education , 310 (16),
13.
Borges AS, 2013, Anatomy of Ciliary Body, Ciliary Processes, Anterior Chamber
Dartt, et al, 2011 DA, Hodges RR, Li Dayu, et al, 2011, Conjunctival Goblet Cell
4455-4466.
21
Minarni & Ariani DN, 2013, Perancangan Perangkat Lunak Diagnosa Penyakit
Berbasis Web, Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan, 6(1), pp. 36-44.
Sanchez MC, Parra BF, Matheu V, et al, 2011, Allergic Conjunctivitis, Journal
Vaughan & Asbury, 2015, Oftalmologi Umum, 17th edn, Penerbit Buku
Willoughby CE, Ponzin D, Ferrari S, et al, 2010, Anatomy and Physiology of The
11.
22