You are on page 1of 6

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

REALISTIK BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D.V2 PADA


POKOK BAHASAN GEOMETRI DIMENSI TIGA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 DENPASAR
TAHUN AJARAN 2012/2013
I Gusti Ayu Putu Arya Wulandari
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar
wulanmaroon@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is investigate the effect of realistic mathematics education with software
Cabri 3d.v2 supported for the fundamental of Geometry three Dimensional on students 11th grade to
mathematics achievement of SMKN 1 Denpasar. This study use a quasi- experimental research design
with posttest-only control group design. The sample of this study consisted of 60 students 11th grade
SMKN 1 Denpasar academic year 2012/2013. Samples were distributed into two classes, the first is
experimental group with 30 students are taught to use the implementation of realistic mathematic swith
software Cabri 3D.V2 supported, and the second is the control group with 30 students. The instrument
used in this study were student worksheets, tests of learning achievement, and student activity sheets
for each lesson were observed by teacher. The findings showed that there were statistically significant
differences at the level (α= 0.05) between the experimental group and the control group could be
attributed to the value of t count> t-table is 8.34> 1.67155. This indicates that there is a positive influence
on the adoption of realistic mathematics with software Cabri 3d.v2 assisted on the subject of three-
dimensional geometry on student achievement.

Keywords: Mathematics realistic Education, Cabri 3D.v2, student achievement.

PENDAHULUAN
Saat ini pembelajaran matematika di sekolah masih cenderung terfokus pada ketercapaian target materi
menurut kurikulum atau buku ajar yang dipakai sebagai buku wajib, bukan pada pemahaman materi yang
dipelajari. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung hanya menghafal konsep-konsep matematika, tanpa
memahami maksud dan isinya. Sementara apabila ditinjau dari model pembelajaran yang banyak
diterapkan di sekolah sebagaimana yang dikatakan Grifith dan Sline (dalam Nainggolan, 2009)
cenderung dikembangkan melalui suatu pola teori-contoh- latihan. Sistem pembelajaran yang
didasarkan atas sistem teori-contoh-latihan ini hanya akan menyajikan suatu pandangan yang sempit
tentang materi pembelajaran, dan tidak pernah menyarankan keterkaitan maupun implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan
kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika, sehingga siswa masih belum terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Salah satu jenis pendidikan pada tingkat menengah atas yang perlu mendapatkan perhatian mengenai
permasalahan pembelajaran matematika adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan hasil
observasi awal dan wawancara yang dilakukan terhadap guru-guru matematika di beberapa SMK di
Denpasar, diperoleh kesimpulan awal bahwa sebagian guru matematika SMK menyatakan keluhannya
bahwa kemampuan matematika siswa SMK masih lebih rendah dibandingkan dengan siswa SMA, hal ini

84
disebabkan karena masih kurangnya motivasi belajar siswa dan pasifnya siswa di kelas. Salah satu
pendekatan pembelajaran matematika yang telah terbukti berhasil meningkatkan aktivitas siswa dan
berimplikasi pada prestasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran matematika adalah pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
Menurut Soedjadi (2001), PMR yang dikembangkan oleh Frudenthal pada tahun 1977 ini memiliki
filsafat dasar yaitu “matematika adalah aktivitas manusia”, artinya manusia harus diberikan kesempatan
untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa. Marpaung (2008)
dalam uji coba yang dilakukan mengenai penerapan PMR dalam pembelajaran matematika di sekolah
dasar di Yogyakarta pada akhir 2006 dan awal 2007 oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
bersama dengan P4TK Matematika dan Universitas Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa siswa yang
mengikuti pembelajaran matematika dengan PMRI lebih aktif dalam pembelajaran dibadingkan dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
Salah satu materi matematika di SMK yang dapat disampaikan dengan menggunakan pendekatan
PMR adalah Geometri Dimensi Tiga. Pembelajaran Geometri Dimensi Tiga sangat menuntut kemampuan
visualisasi siswa dalam membayangkan suatu bangun ruang dan dalam menyelesaikan permasalahan
terkait dengan materi tersebut. Untuk menunjang hal tersebut, diperlukan suatu alat peraga atau media
yang menunjang pembelajaran ini, misalnya dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (ICT) yaitu dengan software Cabri 3D.v2 pada pembelajaran Geometri Dimensi Tiga.
Ekawati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Berbantuan ICT dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif dan Afektif Siswa menyatakan bahwa pembelajaran matematika berbantuan ICT
lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan afektif siswa SMA dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional. Sedangkan Indiyawati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
“RME Berbasis ICT-AVSE untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Teorema Pythagoras” 9 soal
yang diujicobakan, diperoleh 8 soal yang valid dan dipergunakan untuk post test. Soal-soal post test telah
mewakili materi-materi yang telah diajarkan saat pembelajaran. Soal-soal post test telah mewakili materi-
materi yang telah diajarkan saat pembelajaran. Analisis data dilakukan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh positif penerapan pembelajaran Matematika Realistik berbantuan software Cabri 3D, V2
terhadap prestasi belajar siswa pada materi Geometri Dimensi Tiga maka data yang diperoleh dianalisa
dengan menggunakan uji t satu ekor. Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji normalitas dan homogenitas
terlebih dahulu. Jika data tidak berdistribusi normal, data diuji dengan menggunakan statistik non
parametrik. Seluruh proses analisis data dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi program SPSS 16.0 for
windows.

HASIL PENELITIAN
Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa
Data kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai rapot semester 1 pada mata pelajaran Matematika.
Data Awal Kemampuan siswa matematika menunjukkan rata-rata nilai kemampuan awal dari kedua
kelas yang diambil sebagai sampel. Analisis data kemampuan awal siswa meliputi uji prasyarat dan uji
kesamaan dua rata- rata. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
Data hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa mempunyai sebaran normal

85
karena nilai signifikansi lebih dari 0.05. data hasil uji homogenitas varians kemampuan awal siswa
menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa mempunyai varian yang homogen karena nilai signifikansi
nya lebih dari 0.05. hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa sebaran data awal kemampuan siswa
terdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat digunakan uji t untuk mengatahui kesamaan rata-rata
kedua kelas tersebut. Data hasil uji kesamaan menunjukkan bahwa nilai signifikansinya lebih dari 0.05,
sehingga disimpulkan bahwa kemampuan awal matematika siswa sama.

Deskripsi dan Analisis Data Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa


Aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas berlangsung diamati oleh guru mitra dengan menggunakan
lembar pengamatan aktivitas siswa. Adapun hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa tersebut dapat
dilihat pada gambar 1.

4
Aktivitas Siswa
Nilai rata-rata

2 Series1
Series2
0
1 2
3 4 5 6 7
Pertemuan ke-
Gambar 1. Grafik Pengamatan Aktivitas Siswa

Aktivitas yang dinilai selama pembelajaran berlangsung meliputi partisipasi siswa, kerjasama
kelompok, sikap saling menghargai, interaksi, dan antusiasme siswa. Gambar 1 menunjukkan bahwa
aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Peningkatan aktivitas siswa
pada kelas eksperimen juga cenderung meningkat di tiap-tiap pertemuan. Sedangkan data prestasi
belajar siswa yang dilakukan di akhir pertemuan ke tujuh berupa tes tertulis yang terdiri dari
delapan pertanyaan essay. Nilai rata-rata pada masing-masing kelas berdasarkan hasil tes tersebut
dapat dilihat pada tabel 6. Analisis data yang dilakukan untuk menguji hasil tes prestasi belajar ini
meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Data hasil uji normalitas prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa hasl belajar siswa
mempunyai sebaran yang normal karena nilai signifikansinya > 0,05. Data hasil uji homogenitas variansi
prestasi belajar siswa
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mempunyai varian yang homogen karena nilai
signifikansinya >0,5. Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa sebaran data prestasi belajar siswa
normal dan homogen maka dapat digunakan uji-t untuk menguji hipotesis. Data hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa nilai sgnifikansi nya <0,05 sehingga disimpulkan terdapat perbedaan prestasi belajar
siswa antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

PEMBAHASAN
Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa diperoleh berdasarkan nilai rapot pada semester 1 tahun ajaran 2012/2013 pada

86
mata pelajaran matematika. Adapun uji analisis statistik yang digunakan untuk mengukur nilai
kemampuan awal siswa berupa uji prasyarat dan uji hipotesis kesamaan dua rata-rata. Tabel 3 dan tabel 4
secara berturut turut menunjukkan bahwa kemampuan awal terdistribusi normal dan memiliki varian yang
homogen karena nilai signifikansinya > 0,05. Berdasarkan uji prasyarat tersebut, maka digunakan uji-t
untuk menguji kesamaan dua rata-rata kemampuan awal siswa. Berdasarkan tabel 5, diunjukkan bahwa
kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang sama karena nilai signifikansinya >0,05 yaitu
0,377.

Prestasi Belajar Siswa


Hasil prestasi belajar siswa meliputi nilai tes akhir yang diadakan setelah pertemuan ke tujuh berakhir.
Tes prestasi belajar mewakili keseluruhan materi yang telah diajarkan selama 7 pertemuan mengenai
materi Geometri Dimensi Tiga baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil Tes prestasi belajar
ini kemudian dianalisis secara statistik yang meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil tes prestasi belajar siswa
dari kedua kelas tersebut terdistribusi normal karena nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,195 untuk siswa yang
diajarkan dengan menggunakan PMR berbantuan software Cabri 3D.v2 dan 0,087 untuk siswa yang
diajarkan dengan metode konvensional. Tabel 8 menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut memiliki varian
yang homogen karena nilai signifikansinya 0,329 >0,05. Berdasarkan uji prasyarat tersebut, maka dgunakan
uji-t untuk menguji hipotesis yang dajukan. Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai signifikansinya 0,000 <
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Gambar 1 juga menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan aktivitas siswa kelas eksperimen pada tiap pertemuan dibandingkan dengan kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa yang diajarkan
dengan menggunakan PMR berbantuan software Cabri 3D.v2 dan siswa yang diajarkan dengan
menggunakan metode konvensional. Pada tiap akhir pembelajaran, seluruh siswa baik kelas eksperimen
ataupun kontrol diberikan ulangan harian berupa kuis. Hal ini dilakukan agar siswa bisa lebih
memahami dan melekatkan materi yang telah diajarkan, juga bertujuan sebagai evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi.
Adanya perbedaan aktivitas siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan karena
proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan proses pembelajaran PMR yang dikemukakan Martin
Van Reeuwijk (dalam Subarinah, 2007) yang dibagi menjadi empat fase, yaitu (1) fase pendahuluan,
(2) fase penciptaan dan pengembangan model simbolis, (3) fase penjelasan dan alasan, serta (4) fase
penutup/ penerapan. Hal ini secara jelas dapat dilihat pada RPP yang digunakan pada kelas eksperimen.
Selama kegiatan pembelajaran, siswa pada kelas eksperimen dibantu dengan penggunaan software
Cabri 3D.v2 untuk proses eksplorasi. Penggunaan software ini bertujuan sebagai alat peraga bagi
siswa, yang gunanya untuk memudahkan siswa dalam membayangkan suatu bangun dimensi tiga
yang dapat dilihat dari berbagai sudut. Sedangkan para siswa pada kelas kontrol, meskipun guru pada
dasarnya juga menggunakan pembelajaran matematika realistik di beberapa pertemuan awal, di mana
dalam pembelajarannya siswa diajak untuk menggunakan pengetahuan awalnya dalam menemukan konsep-
konsep pada geometri dimensi tiga. Namun, ketika mulai masuk pada materi jarak dan sudut, siswa

87
pada kelas kontrol mulai mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi dan memvisualisasikan pemikiran
mereka pada saat memahami konsep tersebut, sedangkan pada kelas eksperimen, siswa dibantu dengan
menggunakan software Cabri 3d,v2 sehingga melalui matematisasi horizontal siswa dapat melakukan
trial dan error dalam mengkonstruk dan memahami materi tersebut mulai dari kasus yang lebih khusus
hingga ke konsep umum menuju matematisasi vertikal.
Di samping hal tersebut, terdapat tantangan tersendiri bagi guru untuk menerapkan pembelajaran PMR,
guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan, sehingga
dapat mempengaruhi kondisi psikologis siswa selama mengikuti pembelajaran. Faktor psikologis
dalam diri siswa umumnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang berimplikasi pada keberhasilan atau
tidaknya seseorang dalam belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Winkel (1998) mengenai
faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diantaranya adalah
tingkat kecemasan, sikap, minat, lingkungan belajar siswa, dan lain sebagainya. Hal ini terbukti dengan
suasana yang kondusif dan menyenangkan, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dari tiap pertemuan sudah mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam
pembelajaran, sehingga seluruh siswa pada saat diberikan tes prestasi belajar secara keseluruhan mampu
melewati Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan optimalnya pelaksanaan kegiatan PMR,
ternyata mampu membuat siswa lebih antusias dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal
ini menyebabkan aktivitas siswa semakin meningkat dalam tiap pertemuan sehingga berpengaruh juga pada
prestasi belajar yang siswa peroleh, terlebih lagi dengan adanya bantuan software cabri 3D,v2 yang
semakin memudahkan siswa dalam memahamkan konsep geometri dimensi tiga.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan penerapan pembelajaran Matematika Realistik
berbantuan software Cabri 3d.v2 dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada
materi Geometri Dimensi Tiga siswa kelas X SMKN 1 Denpasar Tahun ajaran 2012/2013.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih penulis sampaikan kepada Universitas Mahasaraswati Denpasar yang sepenuhnya telah
membiayai dana penelitian ini melalui Hibah Dosen Pemula dengan surat perjanjian K.35/B.01.01/LPPM-
UNMAS/V/2013. Terima kasih juga disampaikan kepada LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar yang
telah 1) memfasilitasi para dosen pemula dalam melakukan penelitian, 2) memberikan bimbingan dan
arahan untuk mengatasi kendala-kendala dalam melakukan penelitian, dan 3) memantau penelitian ini
sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan
baik.

88
DAFTAR PUSTAKA
Indiyawati, W. ( 2008). RME Berbasis ICT-AVSE untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Teorema Pythagoras. http://bimbelmatematikaababiel.blogspot. com/ diunduh tanggal 1 Januari
2011.
Marpaung, Y. (2008). Mengembangkan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika di Undiksha Singaraja 21 Juni 2008.
Nainggolan, H. ( 2009). Pendekatan Problem Solving Untuk Pengajaran Operasi Riset di SLTA.
http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789 /6028/1/ 09E01738.PDF pada diunduh tanggal 4
November 2010.
Soedjadi, R. (2000). Kiat-kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Subarinah, S. (2007). Model Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan Tahun XXXVII, nomor 1, Mei 2007.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/371072338.pdf diunduh tanggal 28 Desember 2010.
Winkel. (1998). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

89

You might also like