You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Komponen-komponen penyerap energi telah diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pada bidang transportasi baik itu transportasi darat,
laut maupun udara, komponen-komponen penyerap energi merupakan hal
yang penting untuk mengurangi tingkat resiko kecelakaan pada penumpang
dan tingkat kerusakan pada kendaraan. Letak dari komponen penyerap energi
ini pada kendaraan tergantung dari modus kecelakaan yang resikonya ingin
diminimalisir.
Dalam dunia teknik sipil, komponen penyerap energi sudah
diaplikasikan pada bangunan gedung, jalan maupun jembatan terutama di
negara-negara maju. Pada jembatan misalnya, terdapat komponen pelat lantai
dan balok girder yang menahan beban luar secara terus menerus selama masa
layannya. Maka komponen pelat lantai dan gelagar merupakan komponen
penyerap energi karena mampu merubah energi kinetik menjadi deformasi
plastis.
Beton adalah salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan
di dunia karena biaya relatif murah, kemudahan dalam produksi dan berumur
panjang. Selama abad ke-19, baja tulangan diperkenalkan untuk memperkuat
beton. Salah satu kelemahan besar untuk beton bertulang adalah daya tahan
dan masalah korosi pada baja tulangan.
Serat polyolefin digunakan sebagai bahan campuran pada beton telah
populer beberapa tahun terakhir. Terbukti pada penelitian yang sudah
dilakukan, penambahan serat pada campuran beton dapat meningkatkan
kinerja beton. Beton serat dapat menghambat laju penyebaran retak yang
lebih besar, memiliki daktilitas yang tinggi dan meningkatkan kapasitas
lentur. Penambahan serat makro pada campuran beton dapat mampu
mempertahankan beban setelah terjadi retak awal. Selain dari pada itu, beton

I-1
serat dapat menyerap energi yang lebih besar dibandingkan dengan beton
tanpa serat.
Penentuan kualitas beton umumnya dilihat pada hasil pengujian kuat
tekan dan lenturnya. Namun, pada beton berserat terdapat kriteria lain dalam
menentukan kualitas dari beton tersebut salah satunya adalah mencari nilai
daya tahan beton terhadap lenturan (Flexural Toughness). Flexural
Toughness adalah jumlah energi yang dapat diserap oleh beton dengan
mencari luas area di bawah kurva beban-lendutan. Tujuannya yaitu untuk
mengetahui ketahanan beton terhadap beban yang telah diterimanya dan
diserap dalam bentuk energi.
Analisis penyerapan energi dapat dilakukan secara eksperimental
seperti yang telah dilakukan Mohammad Danijarsa & Aditya Dharma
Andry(1) untuk kasus struktur kantilever beton bertulang dengan pembebanan
monotonik atau siklik dan didapat kurva beban-lendutan, besarnya
penyerapan energi dapat dihitung dengan mencari luas area di bawah kurva
beban-lendutan.
Dalam tugas akhir ini, penyusun akan mencoba melakukan kajian
eksperimental penyerapan energi pada beton berserat polyolefin.
Eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui besarnya energi yang
terdisipasi oleh beton berserat. Karena beton berserat memiliki daktilitas yang
tinggi maka penyerapan energinya akan lebih besar dari pada beton tanpa
serat. Untuk membuktikannya maka akan dilakukan kajian ini.

1.2. Identifikasi Masalah


Mengacu pada latar belakang, maka permasalahan yang terjadi dapat
ditarik menjadi sebuah topik tugas akhir yaitu Kajian Eksperimental Beton
Berserat Polyolefin dengan menganalisis dan mengevaluasi kekuatan tekan,
kekuatan lentur, daktilitas dan penyerapan energi dari beton berserat
polyikefin.

I-2
1.3. Tujuan Tugas Akhir
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini yaitu:
1. Mengetahui kekuatan tekan dari beton berserat polyolefin dan
membandingkannya dengan beton normal.
2. Mengetahui kuat lentur beton berserat dengan menggunakan metode
Close-loop, Servo-controlled Testing System yang mengacu pada ASTM
C1609.
3. Mendapatkan kurva beban-lendutan pada spesimen beton berserat
polyolefin pada masing-masing komposisi serat.
4. Mengetahui jumlah penyerapan energi pada beton berserat polyolefin
pada masing-masing komposisi serat.

1.4. Ruang Lingkup


Pada penyusunan tugas akhir ini, lingkup dari penelitian adalah
pembuatan benda uji di laboratorium berdasarkan standar baku, yang
dilanjutkan dengan pengujian terhadap benda uji dengan beban statis. Rincian
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pada kajian ini tidak dilakukan pengujian fisik dan mekanik serat. Sifat
fisik dan mekanik serat sudah berdasarkan brosur(2) dari produk serat
BarChip.
2. Serat BarChip yang digunakan dalam kajian ini yaitu BarChip 60 dengan
panjang serat 60 mm.
3. Variasi komposisi serat pada kajian ini dipilih sesuai rentang dosis yang
tertera pada brosur BarChip yaitu 3, 6, dan 9 kg/m3.
4. Mutu beton dalam kajian ini diambil beton mutu tinggi K400.
5. Pembuatan benda uji meliputi:
a. Kubus ukuran 15cm x 15cm x 15cm
b. Balok ukuran 60cm x 15cm x 15cm
6. Pengujian sifat fisik dan mekanis beton meliputi:
a. Uji Slump
b. Uji kuat tekan

I-3
c. Uji Kuat lentur mengacu pada ASTM C1609
7. Analisa dan Evaluasi yang dibantu dengan software khusus untuk analisis
grafik.

1.5. Metode Pengumpulan Data


Metoda pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data
dalam penyusunan Tugas Akhir adalah :
1. Mengadakan tanya jawab dengan Dosen pembimbing.
2. Pengumpulan data yang diperoleh dari internet.
3. Buku-buku referensi, dan bahan/catatan kuliah.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika pembahasan dalam Tugas Akhir ini berdasarkan urutan
kegiatan dibagi menjadi 5 Bab, yaitu :
1. BAB I PENDAHULUAN, berisikan latar belakang, tujuan penelitian,
ruang lingkup, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
2. BAB II STUDI LITERATUR, berisikan teori-teori dasar yang
menunjang penelitian ini. Teori ini mencakup pengertian dari beton
berserat (Fiber Reinforced Concrete), teori penyerapan energi, material-
material utama seperti agregat halus dan kasar, semen portland dan serat
polyolefin.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisikan penjelasan-penjelasan
mengenai material yang digunakan dan metode pengujian spesimen.
4. BAB IV HASIL KAJIAN, merupakan semua data-data hasil pengujian
yang sudah dilakukan di laboraorium.
5. BAB V ANALISA DAN EVALUASI HASIL KAJIAN, hasil analisa
dari penelitian yang dilakukan. Hasil analisa akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik agar lebih mudah dimengerti.

I-4
6. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, memaparkan kesimpulan dari
hasil penelitian, dan saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.

I-5

You might also like