You are on page 1of 3

IDENTIFIKASI ALKALOID PADA DAUN SIRSAK (Annona muricata L.

)
Adeanne C. Wullur, Jonathan Schaduw, Andriani N. K. Wardhani

Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Abstrak : Telah dilakukan identifikasi senyawa alkaloid pada daun sirsak (Annona muricata). Daun
sirsak merupakan bagian tumbuhan sirsak (Annona muricata L.) dengan berbagai macam manfaat bagi
kesehatan. Salah satu kandungan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan yang terkandung dalam daun
sirsak adalah alkaloid. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi alkaloid pada daun
sirsak. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan di laboratorium. Ekstraksi alkaloid dilakukan
dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan alat
rotavapor kemudian diuapkan kembali di atas tangas air untuk mendapatkan ekstrak kental. Selanjutnya
ekstrak diuji dengan reaksi identifikasi alkaloid dan kromatografi lapis tipis. Untuk identifikasi
menggunakan kromatografi lapis tipis digunakan eluen etil asetat:metanol:air dengan perbandingan
16:1:2 kemudian diidentifikasi dengan sinar UV 254 nm dan penampak noda pereaksi Dragendorff serta
dihitung harga Rf. Hasil ekstraksi berupa ekstrak etanol dilanjutkan dengan reaksi identifikasi
menggunakan pereaksi Bouchardat membentuk endapan coklat-hitam yang menandakan adanya alkaloid.
Identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis dengan pereaksi Dragendorff menampakan bercak
berwarna jingga yang menunjukan alkaloid positif. Harga Rf yang didapat 0,76

Kata Kunci : Daun Sirsak, Identifikasi, Alkaloid.

Indonesia telah lama mengenal dan umumnya berasal dari tanaman, yang
menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai mempunyai efek fisiologis kuat terhadap
salah satu upaya untuk mengatasi masalah manusia. Kegunaan senyawa alkaloid dalam
kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman bidang farmakologi adalah untuk memacu
berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan sistem syaraf, menaikkan tekanan darah, dan
ketrampilan yang secara turun temurun telah melawan infeksi mikrobial (Pasaribu, 2009).
diwariskan dari satu generasi ke generasi Ekstraksi senyawa alkaloid dilakukan
berikutnya. dengan menggunakan metode maserasi, metode
Salah satu tanaman obat yang ada di ini dipilih karena pengerjaan dan peralatan yang
Indonesia adalah Sirsak (Annona muricata L.). digunakan sederhana dan mudah diperoleh
Sirsak merupakan tumbuhan dengan berbagai maseratnya, serta proses perendaman yang
macam manfaat bagi kesehatan baik daging cukup lama diharapkan dapat menarik lebih
buah, daun maupun bijinya memiliki banyak zat aktif yang terkandung di dalam
kandungan kimia yang bermanfaat untuk simplisia. Tahap selanjutnya yaitu diidentifikasi
pengobatan, antara lain sebagai antibakteri, dengan menggunakan pereaksi umum alkaloid
antivirus, antioksidan, antijamur, antiparasit, dan Kromatografi Lapis Tipis.
antihipertensi, antistres, dan menyehatkan Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
sistem saraf. Daging buahnya mengandung alkaloid pada daun sirsak (Annona muricata
serat dan vitamin, kandungan zat gizi terbanyak L.).
dalam buah sirsak adalah karbohidrat. Daunnya
mengandung senyawa tanin, fitosterol, kalsium METODE
oksalat, alkaloid murisin, monotetrahidrofuran Penelitian yang dilakukan adalah jenis
asetogenin, seperti anomurisin A dan B, penelitian deskriptif yang dilakukan di
gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin laboratorium. Penelitian dilaksanakan di
A dan B, annonasin dan goniotalamisin. laboratorium Farmakognosi, Politeknik
Penggunaanya di masyarakat yaitu dengan Kesehatan Kementerian Kesehatan Manado
merebus daunnya kemudian hasil rebusan Jurusan Farmasi pada bulan Juni – Juli 2012.
diminum (Suranto, 2011). Sampel penelitian menggunakan daun sirsak
Alkaloid merupakan suatu basa organik yang diambil dari Kelurahan Mogolaing,
yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada Kecamatan Kotamobagu Barat.

54
Sampel daun sirsak yang telah menggunakan eluen etil asetat : metanol : air
dikeringkan dan dihaluskan diekstraksi dengan (16:1:2), noda diamati menggunakan sinar UV
metode maserasi menggunakan pelarut etanol 254 nm kemudian deteksi bercak dengan
96% selama 5 hari. Filtrat yang diperoleh menyemprot pereaksi Dragendorff. Bercak
dipekatkan menggunakan rotavapor untuk yang menandakan adanya alkaloid adalah
mendapatkan ekstrak kental dan siap digunakan bercak dengan warna jingga, hitung harga Rf.
sebagai bahan uji.
Reaksi identifikasi alkaloid HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode yang tercantum dalam Hasil
Materia Medika Indonesia Edisi V. Identifikasi Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
dengan metode kromatografi lapis tipis, berikut :
Tabel 1. Hasil Pengolahan Simplisia dan Ekstraksi
Jumlah sampel Cairan Waktu Hasil Hasil Hasil
yang digunakan Penyari maserasi rotavapor Ekstrak kental
100 g 1200 mL 5 hari 900 ml 300 ml 13 g

Tabel 2. Hasil Identifikasi Alkaloid Menggunakan Reaksi Warna


Larutan Sampel Reaksi Warna Endapan
Larutan I Larutan+Pereaksi Bouchardat Keruh coklat-hitam
Larutan +Pereaksi Mayer Keruh -
Larutan II Larutan+Pereaksi Bouchardat Keruh coklat-hitam
Larutan +Pereaksi Mayer Keruh -

Tabel 3. Hasil Identifikasi Alkaloid Secara Kromatografi Lapis Tipis


Larutan Sampel Lampu UV Pereaksi Dragendorff Harga Rf
Ekstrak + Etanol 96% Noda tidak tampak Jingga 0,76

Pembahasan Selanjutnya untuk reaksi identifikasi


Ekstraksi alkaloid dari daun sirsak alkaloid dibuat 2 larutan uji, larutan pertama
dilakukan dengan metode maserasi karena ekstrak diencerkan dengan air kemudian
pengerjaannya lebih mudah dan peralatan yang ditambahkan 1 mL HCl 2N dan pada larutan
digunakan sederhana, serta proses maserasi kedua ditambahkan 9 mL HCl 2N .
sangat menguntungkan dalam ekstraksi Penambahan HCL 2N dimaksudkan untuk
senyawa bahan alam karena dengan menarik senyawa alkaloid dalam ekstrak karena
perendaman sampel tumbuhan akan terjadi alkaloid bersifat basa maka dengan
pemecahan dinding dan membran sel akibat penambahan asam seperti HCl akan terbentuk
perbedaan tekanan antara didalam dan diluar garam, sehingga alkaloid akan terpisah dengan
sel, sehingga metabolit sekunder yang ada komponen-komponen lain dari sel tumbuhan
dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut yang ikut terekstrak dengan
organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna. mendistribusikannya ke fasa asam. Setelah itu
Penggunaan etanol 96% sebagai pelarut adalah dilakukan pemanasan selama 2 menit di atas
karena etanol 96% dapat bertindak sebagai penangas air kemudian didinginkan lalu saring
pelarut dan pengawet sehingga zat yang kemudian dipipet tiga tetes filtrat dan
dinginkan dapat terekstraksi serta tahan lama dimasukkan dalam tabung reaksi selanjutnya
dan tidak mudah ditumbuhi jamur. Proses direaksikan dengan pereaksi Mayer terjadi
maserasi 100 gram serbuk daun sirsak kekeruhan tetapi tidak terbentuk endapan, hal
dilakukan selama 5 hari dan sehari sekali ini dikarenakan tidak semua alkaloid bereaksi
sampel diaduk sehingga sampel bagian bawah dengan pereaksi Mayer. Pengendapan yang
berada pada bagian atas, maserat yang terjadi tergantung pada jenis alkaloidnya.
diperoleh kemudian diuapkan dengan rotavapor Setelah itu diambil kembali tiga tetes filtrat
kemudian diuapkan kembali diatas tangas air direaksikan dengan pereaksi Bouchardat
sampai di dapatkan ekstrak kental. terbentuk endapan berwarna coklat kehitaman
55
yang menandakan adanya alkaloid, akan tetapi dengan melihat hasil identifikasi dengan
karena semua senyawa yang mengandung unsur pereaksi kimia dan kromatografi lapis tipis
nitrogen dapat bereaksi dengan pereaksi dapat dinyatakan bahwa daun sirsak
Bouchardat maka dilakukan identifikasi dengan mengandung senyawa alkaloid.
Kromatografi Lapis Tipis.
Proses identifikasi menggunakan KESIMPULAN DAN SARAN
kromatografi lapis tipis menggunakan eluen etil Alkaloid pada daun sirsak (Annona
asetat : metanol : air dengan perbandingan 16 : muricata L.) dapat diidentifikasi dengan cara
1: 2 tujuan dipilihnya tiga pelarut tersebut mereaksikan dengan pereaksi Bouchardat dan
karena masing-masing pelarut memiliki kromatografi lapis tipis. Berdasarkan hasil
kepolaran yang berbeda sehingga senyawa- penelitian dapat disimpulkan bahwa daun sirsak
senyawa dengan kepolaran yang berbeda dapat (Annona muricata L.) mengandung senyawa
terpisahkan dengan eluen tersebut. Deteksi alkaloid.
bercak dengan menggunakan sinar UV 254 nm. Disarankan untuk melakukan penelitian
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi lebih lanjut tentang efek farmakologi alkaloid
sedangkan sampel akan tampak berwarna gelap. pada daun sirsak (Annona muricata L.) dalam
Hasil setelah dilihat di bawah sinar UV dunia pengobatan.
254 nm noda atau bercak tidak tampak,
dikarenakan tidak semua noda atau bercak yang DAFTAR PUSTAKA
menandakan adanya alkaloid bisa dilihat dengn Departemen Kesehatan RI. (1989). Materia
UV 254 nm oleh karena itu lempeng disemprot Medika Indonesia Edisi V. Direktorat
dengan pereaksi Dragendorff untuk Jenderal Pengawasan Obat dan
menampakkan noda atau bercaknya. Setelah Makanan, Jakarta
lempeng disemprot dengan pereaksi Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia.
dragendorff terdapat bercak berwarna jingga Diterjemahkan oleh Kosasih
yang dapat dilihat secara langsung. Bercak Padmawinata dan Iwang Sudiro,
berwarna jingga ini menandakan adanya Terbitan II, ITB. Bandung.
senyawa golongan alkaloid pada daun sirsak. Pasaribu, S. (2009). Uji Bioakivitas Metabolit
Harga Rf yang didapatkan setelah dihitung Sekunder Dari Daun Tumbuhan
adalah 0,76. Bandotan. Jurnal Kimia Mulawarman.
Berdasarkan Harborne (1987) nilai Rf Suranto, A. (2011). Dahsyatnya Sirsak tumpas
0,76 tidak masuk dalam kisaran 12 alkaloid penyakit. Pustaka Bunda, Jakarta.
yang paling umum yaitu 0,07 – 0,62 namun

56

You might also like