You are on page 1of 4

Hingga saat ini penyakit herpes simplex terutama herpes genital menjadi salah satu penyakit

menular seksual yang sering ditemui di Amerika Serikat dan telah berhasil mempengaruhi
kehidupan jutaan pasien beserta pasangannya. Kebanyakan individu mengalami gangguan
psikologi dan psikososial sebagai akibat dari nyeri yang timbul serta gejala lain yang
menyertai ketika terjadi infeksi aktif. Oleh karena penyakit herpes genital tidak dapat
disembuhkan serta bersifat kambuh-kambuhan, maka terapi sekarang difokuskan untuk
meringankan gejala yang timbul, menjarangkan kekambuhan, serta menekan angka
penularan sehingga diharapkan kualitas hidup dari pasien menjadi lebih baik setelah
dilakukan penanganan dengan tepat.
PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya, penanganan dari infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) ada 3 macam, yaitu
(1) Terapi Spesifik; (2) Terapi Non-Spesifik; dan (3) Terapi Profilaksis 1. Tujuan dari terapi
tersebut masing-masing adalah untuk mempercepat proses penyembuhan, meringankan
gejala prodromal, dan menurunkan angka penularan.
Terapi Spesifik
• Herpes Labialis
Topikal : Penciclovir krim 1% (tiap 2 jam selama 4 hari) atau Acyclovir krim 5% (tiap 3 jam
selama 4 hari). Idealnya, krim ini digunakan 1 jam setelah munculnya gejala, meskipun juga
pemberian yang terlambat juga dilaporkan masih efektif dalam mengurangi gejala serta
membatasi perluasan daerah lesi. (Rekomendasi FDA & IHMF)
Sistemik : Valacyclovir tablet 2 gr sekali minum dalam 1 hari yang diberikan begitu gejala
muncul, diulang pada 12 jam kemudian, atau Acyclovir tablet 400 mg 5 kali sehari selama 5
hari, atau Famciclovir 1500 mg dosis tunggal yang diminum 1 jam setelah munculnya gejala
prodromal.
• Herpes Genitalis
Infeksi Primer
Rekomendasi WHO 2003
• Acyclovir 200 mg po 5 x/hr, selama 7hr, Atau
• Acyclovir 400 mg po 3 x/hr, selama 7hr, atau
• Valaciclovir 1 gr po 2x/hr selama 7 hari

Rekomendasi CDC 2006


• Acyclovir 200 mg po 5 x/hr, selama 7-10hr, atau
• Acyclovir 400 mg po 3 x/hr, selama 7-10hr, atau
• Valaciclovir 1 gr po 2x/hr selama 7-10 hari, atau
• Famciclovir 250 mg po 3x/hr selama 7-10 hr

Infeksi Rekuren
Terapi rekuren ditujukan untuk mengurangi angka kekambuhan dari herpes genitalis,
dimana tingkat kekambuhan berbeda pada tiap individu, bervariasi dari 2 kali/tahun hingga
lebih dari 6 kali/tahun. Terdapat 2 macam terapi dalam mengobati infeksi rekuren, yaitu
terapi episodik dan terapi supresif.
Terapi Episodik:
Rekomendasi WHO 2003
Acycovir
o 200 mg po 5x/hr, 5 hr, atau 400 mg p.o 3 x/hr, 5 hr, atau 800 mg p.o 2 x/hr, 5 hr
Valacyclovir
o 500 mg p.o 2 x/hr,5 hr, atau 1 gr p.o 1x/hr,5 hr
Famciclovir
o 125 mg p.o 2x/hr,5 hr

Rekomendasi CDC 2006


Acycovir
o 400 mg p.o 3 x/hr, 5 hr, atau 800 mg 2 x/hr, 5 hr, atau 800 mg p.o 3 x/hr,3 hr
Valacyclovir
o 500 mg p.o 2 x/hr 3 hr, atau 1 gr p.o 1x/hr, 5 hr
Famciclovir
o 125 mg p.o 2 x/hr,5 hr, atau 1 gr p.o 2 x/hr,1 hr
Terapi Supresif:
Rekomendasi WHO 2003 & CDC 2006:
Acyclovir 400 mg p.o 2 x/hr selama 6 th, atau
Famciclovir 250 mg p.o 2 x/hr selama 1 th, atau
Valacyclovir 500 mg p.o 1x/hr selama 1 th, atau
Valacyclovir 1 gr p.o 1x/hr selama 1 th

• HSV pada Kehamilan


Penanganan HSV pada kehamilan didasarkan pada riwayat herpes genitalis sebelumnya dan
usia kehamilan ketika terjadi serangan. Bagan penatalaksanaan HSV pada kehamilan dapat
dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Manajemen HSV pada Kehamilan

• HSV pada Neonatus


Penatalaksanaan bayi lahir dari ibu dengan herpes genitalis yaitu mengidentifikasi
secepatnya kemungkinan adanya infeksi herpes pada bayi tersebut. Oleh karena itu
direkomendasikan dilakukan pemeriksaan kultur virus dari sekret servik ketika persalinan
berlangsung pada semua ibu hamil dengan riwayat herpes genitalis. Selain itu juga
pemeriksaan kultur virus dari mukosa orofaring atau mukosa konjungtiva dari bayi yang
dicurigai. Pada bayi dengan ibu mengidap herpes genitalis primer pada saat persalinan
pervaginam, harus diberikan terapi profilaksis acyclovir intravena dengan dosis 60
mg/kgBB/hari yang terbagi dalam 3 dosis yang diberikan selama 21 hari atau acyclovir
intravena 10 mg/kgBB tiap 8 jam selama 10-21 hari Terapi ini juga diberikan pada bayi yang
dinyatakan positif terinfeksi, dan terapi diberikan seawall mungkin ketika mulai timbul
gejala.
• HSV dengan HIV
Penderita dengan immunocompromised biasanya memiliki gejala yang lebih berat serta
lebih lama pada daerah genital, perianal, atau oral. Lesi yang disebabkan oleh HSV biasanya
bersifat atipik, lebih nyeri, serta lebih berat. Meskipun terapi antiretroviral bisa menurunkan
tingkat keparahan dari infeksi herpes genital, namun infeksi subklinik tetap dapat terjadi.
Pemberian terapi supresif atau terapi episodic menggunakan agen antivirus oral terbukti
efektif dalam memperingan manifestasi klinik dari HSV yang disertai dengan infeksi HIV.
Penatalaksanaan HSV pada HIV bisa dilihat pada gambar 2.
Terapi Supresif Rekomendasi CDC 2006
Acyclovir 400-800 mg peroral 2-3 kali sehari, atau
Famciclovir 500 mg peroral 2 kali sehari, atau
valacyclovir 500 mg peroral 2 kali sehari

Terapi Episodik Rekomendasi CDC 2006


Acyclovir 400-800 mg p.o 3 x/hr 5-10 hr, atau
Famciclovir 500 mg p.o2x/hr, 5-10 hr, atau
valacyclovir 1000 mg p.o 2x/hr,5-10 hr, atau

Terapi pada keadaan resistensi Acyclovir


Foscarnet intravena 40 mg/kgBB/8 jam hingga terjadi perbaikan klinis. Atau
Cidofovir gel 1% sekali sehari selama 5 hari yang dioleskan pada lesi

Gambar 2.
Manajemen HSV pada HIV
Terapi Non-Spesifik
Pengobatan non-spesifik ditujukan untuk memperingan gejala yang timbul berupa nyeri dan
rasa gatal. Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi, sehingga pemberian analgetik, antipiretik
dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Zat-zat pengering yang bersifat
antiseptic juga dibutuhkan untuk lesi yang basah berupa jodium povidon secara topical
untuk mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder dan mempercepat waktu
penyembuhan. Selain itu pemberian antibiotic atau kotrimoksasol dapat pula diberikan
untuk mencegah infeksi sekunder.
Tindakan Profilaksis
Langkah – langkah yang dapat diambil guna mencegah penularan penyakit herpes simplek
yaitu dengan memberi penjelasan kepada penderita tentang sifat penyakit yang dapat
menular terutama bila sedang terkena serangan. Selain itu juga dilakukan proteksi individual
dengan menggunakan 2 macam alat perintang, yaitu busa spermisidal dan kondom.
Kombinasi tersebut bila diikuti dengan pencucian alat kelamin memakai air dan sabun pasca
koitus, dapat mencegah transmisi herpes genitalis hampir 100%. Busa spermisidal secara in
vitro ternyata mempunyai sifat virisidal, dan kondom dapat mengurangi penetrasi virus.
Langkah profilaksis lain yaitu dengan menghindari factor – factor pencetus timbulnya
serangan herpes, seperti stress, kelelahan, atau yang lainya. Konsultasi psikiatrik dapat pula
membantu karena faktor psikis mempunyai peranan untuk timbulnya serangan.
Vaksin HSV sedang dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan kekebalan kepada
individu yang rentan sehingga diharapkan tidak terjadi infeksi pada daerah genital serta
ganglion sensori menjadi terlindung dari infeksi laten virus Herpes simplek. Virus yang
dikembangkan sekarang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu berupa virus aktif dan inaktif yang
masih diteliti mengenai keamanan dan keefektifanya. Vaksin yang berasal dari HSV gB dan
gD, yaitu suatu subunit glikoprotein yang dikembangkan oleh perusahaan Chiron Group
Amerika, ternyata tidak efektif dalam mencegah transmisi herpes.

You might also like