You are on page 1of 4

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA

INGGRIS TEXT REPORT MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE


TALKING STICK

Clara Sri Lestari


Guru SMP N 236 Jakarta

Abstract. This research was conducted based on learning outcomes of English of students class IX are always bad. Every time,
they always seem boring and unable to answer the question, so the classroom becomes noisy. This study aims to: (1) find the
problem and find a solution so that the learning process fun and not boring for students, (2) improving the learning outcomes of
students of class IX in English Learning aspect reading comprehension. This research was conducted at the Junior High School
234 Jakarta in Octiber 2011 until Januari 2012. This study used action research method in 2 cycles and each cycle consisted of 3
meetings. The instrument used in this method was: a written test to determine the ability of reading comprehension,
observation sheets, field notes. The results of this study showed that in the fisrt cycle the average percentage of students who
have completed 84,21%, the second cycles of the average percentage of students who have completed 97,38%.This was in
accordance with pre-determined indicators of success namely the success percentage of average of at least 75%. The conclution
of this research that the ability of reading comprehension using Cooperative Learning Method Talking Stick Type in class IX 6
SMP Negeri 234 Jakarta can improve student’s ability in reading comprehension.

Keywords: Learning outcomes, English Language, Cooperative Learning,Talking Stick

Abstrak. Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas IX selalu jelek. Setiap kali
belajar mereka selalu kelihatan bosan dan tidak bisa menjawab pertanyaan, sehingga seringkali kelas menjadi ribut. Penelitian
ini bertujuan untuk: (1) mencari masalah dan menemukan solusi agar proses belajar bahasa Inggris menyenangkan dan tidak
membosankan siswa,dan (2) meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris aspek membaca pemahaman (Reading Comprehension)
menggunakan metode Cooperative Learning Tipe Talking Stick. Penelitian ini dilakukan di kelas IX 6 SMP Negeri 234 Jakarta
pada bulan Oktober 2011 sampai Januari 2012. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua
siklus, masing-masing terdiri dari 3 pertemuan. Instrumen yang digunakan adalah TesTertulis untuk mengetahui kemampuan
membaca pemahaman, lembar observasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I prosentasi
rata-rata siswa yang sudah tuntas 84,21%, pada siklus II prosentase rata-rata siswa yang sudah tuntas 97,38%. Hal ini sesuai
dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu prosentase keberhasilan rata-rata minimal 75%. Penelitian ini
mengahasilkan kesimpulan bahwa kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode Cooperative Learning
Type Talking Stick di kelas IX 6 SMP Negeri 234 Jakarta dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa..

Kata kunci : Hasil belajar, Bahasa Inggris, Cooperative learning, Talking stick.

PENDAHULUAN
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang harus pemerintah memasukkan aspek ini ke dalam Standar
dipelajari di SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi Kompetensi Kelulusan (SKL) yang diujikan, artinya
karena bahasa Inggris merupakan alat komunikasi siswa baru dinyatakan lulus bila siswa telah mendapat
internasional. Siswa dituntut untuk menguasai empat nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
aspek ketrampilan dalam pelajaran bahasa Inggris Sarana dan prasarana di SMPN 234 masih belum
yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca dan lengkap, contohnya belum ada ruang media,
menulis. Dalam hal ini keterampilan membaca laboratorium bahasa sudah ada tetapi belum
pemahaman merupakan hal yang sulit untuk dilakukan dimanfaatkan karena guru tidak dapat
oleh siswa. mengoperasikannya. Banyak siswa tidak mempunyai
Para mahasiswa, pelajar SMA, apalagi di tingkat buku paket bahasa Inggris karena banyak buku yang
SMP banyak yang belum menguasai bahasa Inggris rusak dan hilang.
dengan baik dalam hal berbicara, menulis ataupun Dalam mata pelajaran bahasa Inggris di SMP
membaca koran, walaupun mereka telah bertahun- peneliti menemukan rendahnya keterampilan siswa
tahun belajar bahasa Inggris, mereka masih banyak dalam memahami bacaan, sehingga hasil ulangan
yang tidak mengerti dengan apa yang telah dibacanya. harian dan ujian nasional (UN) siswa selalu jelek dan
Membaca pemahaman adalah membaca dengan siswa-siswa terlihat malas, bosan serta jenuh
memahami isi bacaan yang wajib diajarkan oleh guru mengikuti pelajaran, suka menyontek teman jika
bahasa Inggris, karena pentingnya ketrampilan sedang diberikan ulangan, bila diberi tugas mereka
membaca pemahaman dalam bahasa Inggris maka banyak yang tidak mengerjakan, bila menemukan kata-
670 Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, Volume 7 April 2014, hlm 669-672

kata sukar mereka enggan membuka kamus, mereka guru), material (buku, papan tulis, spidol dan alat
suka mengantuk atau mengobrol, mereka juga suka belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual) dan proses
bercanda, bahkan kadang-kadang ada yang sering yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
keluar kelas dengan berbagai alasan. pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa secara umum
Peneliti menyadari kemungkinan mereka bosan, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
tidak mengerti akan keuntungan yang akan mereka oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku
peroleh sehingga mereka melakukan hal-hal yang siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
dapat merugikan diri sendiri. Bisa juga mereka bosan kualitasnya, Hamalik (2002). Hasil belajar adalah
terhadap cara guru mengajar yang selalu monoton dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
kurang menarik artinya peneliti hanya menyampaikan menerima pengalaman belajarnya, Sudjana (2004).
materi dengan metode yang itu-itu saja, hal ini Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk
membuat siswa menjadi malas serta frustasi yang mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian
akibatnya dapat menghambat ketercapaian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman
pembelajaran. merupakan suatu kegiatan membuat urutan tentang
Membaca Pemahaman merupakan aspek penting uraian/mengorganisaikan teks, bisa mengevaluasi
yang harus diajarkan pada semua tingkatan sekolah sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau
menengah sampai ke perguruan tinggi, karena dalam tersirat dalam teks, Abdullohaja (2013:01).
kenyataannya masih banyak siswa yang belum Pembelajaran kooperatif berarti working together
memahami isi bacaan yang terkandung dalam bacaan to accomplish shared goals (bekerja sama untuk
berbahasa Inggris dan menafsirkannya serta menarik mencapai tujuan bersama). Singkatnya pembelajaran
kesimpulan apa yang telah dibaca sehingga nilai yang kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di
didapat belum sesuai dengan apa yang diharapkan. mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan
Untuk mengatasi masalah di atas guru harus terus saling membantu dalam belajar. Pembelajaran
meningkatkan pengetahuannya dalam mengajar kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang
dengan rajin mengahadiri MGMP, lokakarya, seminar terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda
yang diselenggarakan oleh dinas, membaca buku dan ada pula yang menggunakan kelompok yang
pengetahuan cara mengajar yang baik. menggunakan ukuran yang berbeda-beda oleh Huda
(2011)
Dari uraian di atas peneliti ingin mencari metode
pembelajaran yang tepat yaitu dengan menerapkan Talking Stick termasuk salah satu model
metode Cooperative Learning, karena metode ini pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini
merupakan strategi pembelajaran yang banyak dilakukan dengan tongkat, siapa yang memegang
menarik perhatian siswa dan mampu meningkatkan tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah
kegiatan belajar terutama dalam memahami bacaan siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran
(Reading Comprehension). Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD,
SMP, SMA, dan SMK. Selain untuk melatih berbicara
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti
pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang
mencoba menciptakan suatu pembelajaran yang
menyenangkan dan membuat siswa aktif, Tarmizi
menyenangkan yang dapat merangsang daya pikir
(2010:02)
siswa sehingga siswa termotivasi memahami bacaan
bahasa Inggris dan dapat mencegah kebosanan dalam Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan
mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu penulis belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1)
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Faktor Intern terdiri dari: a) Faktor Jasmaniah antara
”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Membaca lain, faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor
Pemahaman Bahasa Inggris Text Report Melalui Psikologis yaitu, inteligensi, perhatian, minat, bakat,
Metode Cooperative Learning Tipe Talking Stick”. motif, kematangan dan kesiapan. c) Faktor Kelelahan.
Faktor Kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar,
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di
agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah
mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai
menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
akibat pengalaman. Belajar dihasilkan dari pengalaman
belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang
dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi
bebas dari kelelahan. (2) Faktor Esktern terdiri dari: a)
hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan
Faktor Keluarga, seperti orang tua mendidik, relasi
respon-respon. Belajar dalam arti mengubah tingkah
antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi
laku, akan membawa suatu perubahan pada individu
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan
kebudayaan. b) Faktor Sekolah, seperti metode
dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
harga diri, minat, watak, penyesuaian diri menurut
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
Willis, 2011
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c)
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang Faktor Masyarakat, seperti kegiatan siswa dan
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan
Lestari, Upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris ... 671

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk siklus ke 2 dilakukan berdasarkan pada hasil revisi dari
kehidupan masyarakat, menurut Slameto (2010:54). siklus sebelumnya. Pada setiap siklus melalui empat
Ada beberapa masalah yang sering terjadi di kelas tahapan, yaitu perencanaan, tindakan pembelajaran,
IX-6 pada saat proses belajar mengajar bahasa Inggris. pengamatan terhadap proses tindakan dan refleksi
Siswa sering membuat keributan, bercanda, terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
mengantuk, banyak yang tidak mengerjakan pekerjaan menggunakan metode Cooperative Learning Tipe
rumah, menyontek pada saat ulangan, nilai ulangan Talking Stick. Pada minggu-minggu berikutnya dipakai
harian dan UTS rendah dan sering kali siswa ijin ke untuk menyusun laporan.
toilet. Dengan adanya permasalahan ini maka peneliti Seperti diuraikan di atas, pembelajaran Membaca
mencari solusi dengan jalan mengubah metode Pemahaman Bahasa Inggris Text Report adalah
pembelajaran konvensional menjadi metode menggunakan metode Cooperative Learning Tipe
pembelajaran “Cooperative Learning Tipe Talking Talking Stick. Adapun langkah- langkah yang akan
Stick” dilakukan dalam pembelajaran ini adalah sebagai
Pentingnya pembelajaran kooperatif di ruang kelas berikut: pertama guru membentuk kelompok yang
sebenarnya sudah ditekankan dalam berbagai terdiri atas 5 orang, kedua guru menetapkan sebuah
penelitian masa lalu. Semua penelitian ini tongkat yang panjangnya 20 cm, ketiga guru
menunjukkan hasil yang beragam, namun saling menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari.,
berkaitan satu sama lain, Huda (2011), Dari penelitian- kemudian memberi kesempatan para kelompok untuk
penelitian tersebut diketahui bahwa pembelajaran membaca dan mempelajari materi pelajaran. Langkah
kooperatif dibandingkan dengan pembelajaran berikutnya siswa berdiskusi membahas masalah yang
kompetitif dan individualistik memberikan : (a) hasil terdapat di dalam wacana. Setelah kelompok selesai
pembelajaran yang tinggi, (b) relasi antar siswa yang membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya,
lebih positif. Relasi ini meliputi ketrampilan bekerja guru mempersilahkan anggota kelompok untuk
sama yang semakin baik. (c) penyesuaian psikologis, menutup isi bacaan Selanjutnya guru mengambil
kekuatan ego, kompetensi sosial, harga diri, identitas tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota
diri, dan kemampuan menghadapi tekanan. kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan
anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut
Hasil-hasil inilah yang membedakan pembelajaran
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai
kooperatif dengan metode metode instruksional yang
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk
lain. Hasil-hasil tersebut juga menjadi alasan mengapa
menjawab setiap pertanyaan dari guru. Siswa lain
pembelajaran kooperatif dipandang sebagai sarana
boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota
ampuh untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
kelompok tidak bisa menjawab pertanyaan. Kemudian
guru memberikan kesimpulan. Langkah terakhir guru
METODE PENELITIAN melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok
Subjek penelitian tindakan kelas adalah peserta maupun individu sekaligus menutup pembelajaran
didik kelas IX-6 tahun pelajaran 2011 – 2012 semester
ganjil berjumlah 38 peserta didik dengan perincian HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah siswa laki-laki 19 orang dan siswa perempuan
Dari tindakan yang dilakukan dalam 2 siklus,
19 orang.
ditemukan adanya peningkatan hasil belajar membaca
Metode penelitian yang digunakan dalam pemahaman bahasa Inggris dalam proses
penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas pembelajaran. Secara rinci diuraikan dalam paparan
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penelitian berikut:
tindakan untuk memperbaiki praktik pembelajaran di
Pada siklus 1 pertemuan ke 1 peneliti menyajikan
kelasnya, sehingga berfokus pada proses belajar
teks report berjudul “Fire” dengan menggunakan
mengajar yang terjadi di kelas. Penelitian Tindakan
model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking
Kelas adalah tindakan yang nyata yang diyakini lebih
Stick. Siswa menganalisa langkah-langkah retorika yang
baik dari yang biasa dilakukan oleh Suhardjono
diharapkan dapat menjadi langkah untuk
(2009:11)
mempermudah memahami teks itu. Para siswa
Penelitian ini dilaksanakan selama 9 minggu. Pada menganalisa teks melalui kerja kelompok yang terdiri
tiga minggu pertama dipakai untuk persiapan yang dari 5 orang, kemudian mereka membuat laporan hasil
meliputi mempersiapkan bahan ajar, menyusun kerja kelompoknya dan dibacakan di depan kelas.
angket, membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pertemuan ke 2 siklus 1 materi yang disajikan
Pembelajaran) membuat soal True/False dan soal
“Thunderstorm", siswa membaca apa tujuan
Pilihan Ganda, mempersiapakan Stick dan menyusun
komunikatif, informasi faktual, informasi rinci,
instrumen pengamatan.
informasi tersirat, rujukan kata dan struktur kalimat.
Rancangan pembelajaran disusun untuk 2 siklus. Pada pertemuan ini siswa lebih aktif dan antusias dari
Pada minggu berikutnya melaksanakan tindakan kelas sebelumnya, sebagian belum banyak terlibat dan
yang dirancang 2 siklus. Rancangan pembelajaran pada masih bergantung pada teman kelompoknya.
672 Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, Volume 7 April 2014, hlm 669-672

Pada siklus 1 pertemuan ke 3 diadakan tes tertulis Ketuntasan hasil belajar Membaca Pemahaman
individu dengan materi “Fire” dan “Thunderstorm” Bahasa Inggris 97,38%. Hal ini terlihat dari hasil tes
Secara lebih rinci, observasi yang telah dilakukan tertulis individu siswa dan dihitung dari jumlah siswa
mendapatkan beberapa hal sebagai berikut: a) Selama yang memperoleh nilai di atas KKM (67) yaitu
kegiatan belajar mengajar 100% siswa senang belajar sebanyak 37 siswa. Nilai tertinggi siswa yaitu 100 dan
berkelompok dan 50% siswa aktif. Hal ini dilihat dari nilai terendah 47. Dalam siklus ini, peningkatan nilai
aktivitas siswa dalam memperhatikan persepsi dan rata-rata kelas sebesar 0,26 poin yaitu dari 79,29
penjelasan guru, 18% bertanya tentang materi yang menjadi 79,55.
dipelajari dan 21% siswa antusias, 30% siswa ngobrol Dari kedua siklus tindakan yang telah dilakukan
dan belum fokus pada materi yang dipelajari di saat tersebut, penggunaan metode pembelajaran
pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Hal ini Cooperative Learning Tipe Talking Stick dapat
disebabkan guru sering di depan kelas, sehingga meningkatkan hasil belajar Membaca Pemahaman
kelompok siswa yang di bagian belakang merasa bahasa Inggris. Nilai siklus dapat di lihat peningkatan
kurang diperhatikan. b) Berdasarkan nilai rata-rata secara signifikan dari awal sampai dengan akhir proses
kelas dibandingkan dengan nilai rata-rata pre tes (pra siklus kegiatan dengan penggunaan metode
siklus) terjadi peningkatan sebesar 11.92 poin dari pembelajaran Cooperative Learning Tipe Talking Stick
67,37 menjadi 79,29. Hal ini terjadi pada saat pre tes yang diterapkan dalam penelitian hasilnya dapat
ada beberapa siswa yang belum mampu memahami meningkatkan keberhasilan siswa seperti: 1)
teks bahasa Inggris dengan model pembelajaran Prosentase kenaikan rata-rata dan daya serap siswa
Cooperative Learning Tipe Talking Stick. Adapun nilai meningkat dari saat pra siklus sampai dengan siklus
tertinggi pada siklus 1 adalah 100 sedangkan nilai satu sebesar 0,12%, dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat
terendah 40. Selain itu persen ketuntasan belajar sebesar 0,003%; 2) Ketuntasan belajar siswa jika
terjadi peningkatan juga yaitu 31,21 poin dari 53% dibandingkan dari pra siklus ke siklus akhir penelitian
menjadi 84,21% (sebanyak 32 siswa mendapat nilai di meningkat secara signifikan sebesar 0,55%; 3) Nilai
atas batas KKM yang ditentukan 67). maksimum meningkat dan nilai minimum berkurang.
Pada siklus 2 pertemuan ke 1 peneliti menyajikan
materi teks report berjudul “Percussion Instrument” SIMPULAN DAN SARAN
dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Talking Stick. Siswa Penelitian telah pula dirasakan manfaatnya oleh
menganalisa langkah-langkah retorika yang diharapkan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran, maka
dapat menjadi langkah untuk mempermudah simpulan yang dapat diambil sebagai berikut: Pada
memahami teks itu. Para siswa menganalisa teks pembelajaran membaca pemahanan bahasa Inggris
melalui kerja kelompok yang terdiri dari 5 orang, sangat dimungkinkan dengan menggunakan metode
kemudian mereka membuat laporan hasil kerja Cooperative Learning Tipe Talking Stick. Dengan model
kelompoknya dan dibacakan di depan kelas. ini ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa
Pertemuan ke 2 siklus 2 materi yang diajarkan text dalam membaca pemahaman bahasa Inggris.
berjudul “Fish”. Pada siklus 2 pertemuan ke 3 diadakan Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
tes tertulis individu dengan materi “Percussion menerapkan Cooperative Learning Tipe Talking Stick
Instrument” dan “Fish” maka di sekolah sebaiknya diadakan pelatihan-
Secara lebih rinci, observasi yang telah dilakukan pelatihan khusus oleh pihak-pihak yang berkompeten
mendapatkan beberapa hal sebagai berikut: a) di bidangnya. Setelah memahami penerapan metode
Keaktifan siswa selama pembelajaran Membaca Cooperative Learning Tipe Talking Stick di sekolah,
Pemahaman Bahasa Inggris 82%. Hal ini diindikasikan dibutuhkan kemampuan dan semangat guru untuk
oleh hal-hal yang disebutkan di atas. Penghitungan terus berusaha menerapkan metode tersebut dalam
dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun proses pembelajaran untuk meningkatkatkan nilai
terhadap jumlah siswa yang tampak aktif selama siswa di sekolah.
pembelajaran berlangsung yaitu sebanyak 31 siswa; b)

PUSTAKA ACUAN
Dahar, Ratna Willis, 2011, Teori-Teori Belajar & Abdullohaja, Ketrampilan Membaca, Membaca Pemahaman
Pembelajaran, Jakarata, Erlangga. (http://abdulohaja.blogspot.com/2013/01/
Hamalik, Oemar, 2002, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, ketrampilanmembaca-membaca-pemahaman.
PT, Bumi Aksara. Slameto, 2010, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Huda, Miftahul, 2011, Co (oemar, 2002) operative Learning, Keberhasilan Belajar. http://
Yogyakarta, Pustaka Pelajar. cumanulissaja.blogspot.com/2012/faktor-faktor-yang-
Nana, Sudjana, 2004, Penilaian Hasil Proses Belajar mempengaruhi.html#
Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdikarya. Tarmizi, 2010, Talking Stick (http://
Suhardjono, Supardi, 2011, Strategi Menyusun Penelitian tarmizi,wordpress.com/2010/02/15/talking stick)
Tindakan Kelas, Yogyakarta, Andi.

You might also like