You are on page 1of 4

KISAH SUKSES ALIM MARKUS, MASPION GRUP

A. Proses Perizinan Pada Perdagangan


Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang dan jasa yang dilakukan secara terus menerus
dengan tujuan mengalihkan hak atas barang dan jasa dengan disertai imbalan taua kompensasi.
Perdagangan meliputi semua perdagangan barang dan jasa terkecuali kegiatan usaha
perdagangan barang dan jasa yang dilakukan secara insidentil. ( Pasal 1 UU No. 10 tahun 1961)
1. Ketentuan Perizinan Usaha Perdagangan
a. SIUP di berikan kepada pedagang
b. Menurut pasal 5, dalam hal pengusaha itu perorangan, maka perorangan yang
dimaksud adalah yang mampu bertindak menurut hukum
c. Bila permohonan SIUP ditolak, maka alasan-alasan penolakan di jelaskan secara
tertulis kepada pemohon oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk
d. Bagi pemohon SIUP yang ditolak, diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan
kepada pejabat yang kedudukannya setingkat lebih tinggi dari pejabat yang
menolak permohonan tersebut selambat-lambatnya 14 hari sejak diterimanya
penolakan
e. Keputusan dari pejabat adalah keputusan terakhir.
2. Tata Cara untuk Mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP)
Berikut mengenai perihal penyediaan Surat Permohonan Izin ( SPI ) sebagai
berikut:
a. kantor wilayah Perdagangan menyediakan SPI secara cuma-cuma bagi perusahaan
atau pengusaha yang tempat kedudukannya di ibukota Provinsi tingkat I, daerah
Istimewa atau Daerah Khusus Ibukota Jakarta tempat kedudukan Kantor Wilayah
Perdagangan
b. kantor perdagangan menyediakan SPI secara cuma-cuma bagi perusahaan
pengusaha yang tempat kedudukannya di wilayah Kabupaten atau Kotamadya
daerah tingkat II tempat kedudukan di wilayah Kabupaten atau Kota madya daerah
tingkat II tempat kedudukan Kantor Perdagangan
c. apabila di suatu wilayah kabupaten atau kota madya Daerah tingkat II belum di
bentuk kantor perdagangan, SPI di sediakan secara Cuma-Cuma oleh pejabat yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah Perdagangan yang wilayah kewenangannya
meliputi tempat kedudukan perusahaan atau pengusaha yang bersangkutan
d. apabila di suatu wilayah Kabupaten atau Kotamadya daerah tingkat II belum
dibentuk kantor perdagangan atau belum ditunjuk pejabat, SPI di sediakan secara
cuma-cuma oleh kantor koperasi yang wilayah kewenangannya meliputi tempat
kedudukan perusahaan atau pengusaha yang bersangkutan
e. bagi perusahaan yang berbentuk koperasi yang akan menjalankan kegiatan usaha di
bidang perdagangan. SPI di sediakan secara cuma-cuma oleh kantor koperasi yang
wilayah kewenangannya meliputi tempat kedudukan koperasi tersebut.

ARDELIA SHELOMITA TEENA 1


KISAH SUKSES ALIM MARKUS, MASPION GRUP

3. Wewenang Untuk Menerbitkan SIUP


Menurut Pasal 6 UU No. 10 tahun 1961 yaitu sebagai berikut :
a. SIUP diterbitkan oleh Kepala kantor Wilayah Perdagangan atau Kepala Kantor
Perdagangan atau pejabat yang di tunjuk oleh Kepala Wilayah Perdagangan atau
Kepala Kantor Koperasi atas nama Menteri Perdagangan dan Koperasi
b. Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk Perusahaan Dagang Besar dilakukan
oleh Kepala Kantor Wilayah Perdagangan
c. Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan Dagang Menengah dan
Perusahaan Dagang Kecil yang berkedudukan di Ibukota Provinsi atau Daerah
Tingkat I atau Daerah Istimewa atau Daerah khusus Ibukota Jakarta sebelum
terbentuk Kantor perdagangan di lakukan oleh Kepala Kantor Wilayah
Perdagangan
d. Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan Dagang Menengah dan
Perusahaan Dagang kecil yang berkedudukan di wilayah Kapubaten atau
Kotamadya Daerah Tingkat II dilakukan oleh kepala Kantor Perdagangan
e. Apabila disuatu wilayah kabupaten atau kotamadya Dati II belum dibentuk Kantor
Perdagangan, penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan Dagang
Menengah dan Perusahaan Dagang Kecil dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh
Kepala Kantor Wilayah Perdagangan
f. Apabila disuatu wilayah Kabupaten atau kotamadya Dati II belum dibentuk kantor
perdagangan atau belum diangkat pejabat sebagamana dimaksud angka e,
penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan Dagang Menengah dan
Perusahaan Dagang Kecil dilakukan oleh Kepala Kantor Koperasi
g. Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan dagang menengah dan
perusahaan Dagang Kecil yang berbentuk koperasi dilakukan oleh kepala kantor
koperasi
h. Apabila pejabat yang dimaksud berhalangan, untuk penerbitan dan
penandatanganan SIUP dilakukan oleh pejabat yang di tunjuk olehnya.

ARDELIA SHELOMITA TEENA 2


KISAH SUKSES ALIM MARKUS, MASPION GRUP

B. Proses Perizinan Perindustrian


Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan
industri ( Pasal 1 UU No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian). Peraturan Pemerintah yang
mengatur dengan izin industry yaitu peraturan Pemerintah( PP) No. 13 tahun 1987 tentang
izin Usaha Industri dan Keputusan Presiden ( Keppres) No. 16 tahun 1987 tentang
penyederhanaan Pemberian Izin Usaha Industri (IUI). Kedua peraturan ini merupakan
peraturan pelaksanaan untuk UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindutrian.
1. Tahapan dalam pemberian IUI ( Izin Usaha Industri )
Untuk memperoleh IUI di perlukan tahap izin yang berupa bentuk :
a. Izin tetap yaitu yang di berikan kepada perusahaan industri yang telah siap
berproduksi secara komersial
b. Izin perluasan yaitu yang di berikan kepada perusahaan Industri yang melakukan
penambahan kapasitas produksi dan atau penambahan jenis industri atau komoditi
yang di izinkan
2. Pengajuan Permohonan dan Pemberian IUP
a. Formulir permohonan
Dalam pasal 13 Kepmen Perindustrian No. 288/M/SK/10/1989 yang
menjelaskan untuk memohon IUI digunakan formulir :
1) model Pm-I untuk permohonan Persetujuan Prinsip
2) model Pm-III untuk permohonan Izin tetap
3) model Pm-IV untuk permohonan Izin Perluasan
b. Permohonan persetujuan Prinsip
Setelah permohonan tersebut di terima, dalam waktu 14 hari kerja, Dirjen
yang bersangkutan atau Kepala Kanwil Departemen Perindustrian yang
bersangkutan telah mengeluarkan Persetujuan Prinsip dengan menggunakan
formulir Model Pi-Ij untuk persetujuan Prinsip atau menolaknya. Persetujuan
prinsip tersebut adalah :
1) dapat di ubah sesuai dengan permohonan dari yang bersangkutan
2) berlaku selama jangka waktu 3 tahun, kecuali untuk hal tertentu yang
berkaitan dengan pelaksanaan penyelesaian pembangunan proyek dapat di
perpanjang oleh pejabat yang memperoleh perlimpahan kewenangan dari
Menteri Perindustrian untuk mengeluarkan IUI
3) batal dengan sendirinya apabila selambat-lambatnya 3 tahun pemohon tidak
melaksanakan kegiatan pembangunan fisik pabrik
c. Cara memohon Izin Tetap
1) Pemohon Izin tetap yang wewenang pemberian izin usaha industrinya di
limpahkan oleh Menteri lewat Dirjen kepada Kepala Kanwil Departemen
Perindustrian, diajukan langsung oleh pemohon kepada Kepala Kanwil
Departemen Perindustrian setempat

ARDELIA SHELOMITA TEENA 3


KISAH SUKSES ALIM MARKUS, MASPION GRUP

2) Dalam hal pembangunan fisik pabrik telah selesai dan siap melaksanakan
kegiatan produksi komersial, pengusaha wajib mengajukan Izin Tetap dengan
menggunakan Formulir Model Pm-III kepada Kepala Kanwil Departemen
Perindustrian Setempat
3) Sejak penerimaan tembusan permohonan dimaksud diatas, kepala Kantor
Departemen Perindustrian selambat-lambatnya 14 hari kerja, telah melakukan
pemeriksaan ke lokasi guna memastikan kesiapan perusahaan untuk
berproduksi komersial
4) Hasil pemeriksaaan ini dengan menggunakan Formulir Model Pi-II
dilaporkan kepada Kepala Kanwil Departemen Perindustrian setempat
selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah pemeriksaan.
5) Dalam hal pemeriksaaan sebagaimana dimaksud di atas di laksanakan
pengusaha dapat membuat surat pernyataan siap berproduksi komersial
kepada Ka Kanwil Departemen Perindustrian setempat dengan tembusan
kepada Sekjen, Dirjen yang bersangkutan dan Ka kantor Departemen
Perindustrian setempat.
6) Dalam waktu 14 hari kerja sejak di terimanya laporan hasil pemeriksaaan
sebagaimana dimaksud diatas atau pernyataan tidak adanya pelaksanaan
pemeriksaan ke lokasi dari pengusaha tersebut di atas, Kepala Kanwil
departemen Perindustrian setempat mengeluarkan izin Tetap dengan
menggunakan formulir Model Pi-III atau menundanya dengan pernyataan
tertulis berdasarkan pertimbangan belum siapnya pabrik berproduksi
komersial dengan menggunakan formulir Model Pi-IV
d. Izin Perluasan
Perluasan yang telah memiliki Izin Tetap, wajib memiliki Izin Perluasan
terlebih dahulu, yaitu dalam hal :
1) melakukan kegiatan penambahan kapasitas produksi di atas 30% dari
kapasitas terpasang yang telah dizinkan di luar jenis industri yang
bersangkutan
2) melakukan perluasan dan atau diverisifikasi produk di luar jenis industri yang
bersangkutan, sepanjang jenis industri yang bersangkutan , sepanjang jenis
dan atau komoditi industri tersebut tidak termasuk dalam daftar bidang usaha
yang tertutup bagi penanaman modal ( pasal 18 keputusan Menteri
Perindustrian No. 288/M/SK/10/1989)

ARDELIA SHELOMITA TEENA 4

You might also like