You are on page 1of 22

BAB VI

SUHU DAN PENGUKURAN

SUHU

Suhu termasuk suatu besaran pokok. Suhu dapat didefinisikan sebagal besaran
yang menyatakan ukuran derajat panas atau dingin suatu benda.
Untuk menentukan suhu suatu benda tidak dapat kita gunakan perasaan dengan
panca indera (peraba tangan) maka diperlukan suatu alat yang dapat digunakan
untuk mengukur suhu dan nienyatakannya dengan tangan, sebagai alat untuk
mengukur suhu disebut termometer.

Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Termometer yang


tabungnya diisi dengan raksa kita sebut terrnometer raksa, sedangkan
termometer yang diisi dengan alkohol disebut termometer alkohol.

Termometer Raksa
Keuntungan:
• Mudah dilihat karena mengkilap
• Pemuaiannya teratur
• Tidak membasahi dinding
• Jangkauan suhunya besar, yaitu : -39° C sarnpai 3570 C

Kerugian:
• Harga mahal
• Tidak dapat mengukur suhu yang sangat rendah, misal kurang dan -39° C.
• Merupakan bahan beracun, bila tabung pecah berbahaya.

Termometer Alkohol
Keuntungan:
• Harganya murah
• Lebih teliti untuk perubahan yang sangat kecil karena pemuaiannya cukup
besar.
• Titik bekunya, yaitu -112° C.

Kerugian:
• Titik didihnya rendah, yaitu 78° C, sehingga tidak dapat mengukur suhu yang
tinggi.
• Tidak berwarna sehingga sukar dilihat.
• Membasahi dinding

Mengapa air tidak dapat digunakan untuk mengisi termometer? Karena


beberapa alasan sebagai berikut ini :
• Air rnembasahi dinding
• Air tidak berwarna, sulit dibaca
• Jangkauan suhu air terbatas (0° C - 100° C)
• Perubahan volum sangat kecil
• Kurang akurat hasil bacaannya.

Menurut penggunaannya termometer terbagi atas 3 jenis :


a. Termometer maksimum minimum
b. Termometer suhu badan (batas ukurnya 35 - 42° C)
c. Termometer laboratorium

Macam-macam termometer yaitu :


a. Termometer Celcius (C)
b. Termorneter Reamur (R)
C. Termometer Fahrenheit (F)
d. Termometer Kelvin (K)

Untuk mengukur suhu suatu ruangan digunakan termometer dinding


a. Termometer zat cair dalam gelas.
Termometer ini biasanya digunakan untuk mengukur temperatur pada daerah
batas pengukuran yang dipengaruhi oleh jenis zat termometrik yang berupa
cairan dalam pipa kapiler. Prinsipnya zat cair memuai apabila dipanaskan.

b. Termokopel
Termokopel terdiri dari dua jenis logam yang dihubungkan dan membentuk
rangkaian tertutup. Besarnya aliran listrik pada kawat berubah sesuai dengan
perubahan suhu. Keuntungan termokopel terletak pada kecepatan mencapai
keseimbangan suhu dengan sistem yang aKan diukur.
c. Termometer hambatan listrik
Prinsip kerja termometer ini adalah hambatan listrik dan logam akan bertambah
apabila suhu logam tersebut naik.

d. Termometer gas volum tetap


Termometer ini terdiri dari bola yang berisi gas yang dihubungkan dengan
tabung manometer. Prinsip kerjanya adalah perubahan tekanan suatu gas akibat
perubahan suhu bila volumnya tetap

Soal
1. Pada termometer celcius, titik didih air adalah 100 derajat C. Pada
termometer fahrenheit nilai ini sama dengan ...

pada skala fahrenheit, titik didih air adalah 212 derajat C, atau dapat juga
dihitung dari rumus konversi skala celcius ke skala fahrenheit sebagai berikut :
dari soal diketahui t derajat C = 100 derajat C, maka :

2. Suatu zat memiliki suhu sebesar 333 K, jika diukur dengan menggunakan
termometer skala fahrenheit, maka suhu zat tersebut sebesar ...

dari soal diketahui t K = 333


maka dengan menggunakan rumus :
3. Batang besi panjangnya 2 m pada suhu 20 derajat C. Setelah suhunya
mencapai 80 derajat C, panjang batang besi menjadi ... (α = 0,000011/oC)

Dari soal diketahui lo = 2 m


to = 20oC
t = 80oC
α = 0,000011/oC

maka :
Δt = t - to
= 80oC – 20oC
= 60oC

Dan l = lo {1 + α Δt}
= 2 {1 + (0,000011)(60)}
= 2 (1 + 0,000660)
= 2 (1,000660) = 2,00132 m

http://indonesiaindonesia.com/f/94232-bab-ii-suhu-pengukuran/
BAB VII

Kalor dan gas tekanan

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit.

Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor

1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu

Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :

Q = m.c.(t2 – t1)

Dimana :

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)

m adalah massa benda (kg)

c adalah kalor jenis (J/kgC)

(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis

 Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu


 Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan
yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L.
Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda sebesar 1 derajat celcius.

H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar
kalor jenis adalah kalorimeter.

c = Q/m.(t2-t1)

Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru

H = m.c

Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap.
Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.

Keterangan :

Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu
sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah
semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya
mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah
wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka
akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)

Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik
disini.

Hubungan antara kalor dengan energi listrik

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk
yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat
berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah
menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang
hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah
energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang
dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.

W=Q

Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

W = P.t

Keterangan :

W adalah energi listrik (J)

P adalah daya listrik

t adalah waktu yang diperlukan (s)

Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh
persamaan ;

P.t = m.c.(t2 – t1)

Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai


dengan soal.

Asas Black

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai
terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat
dirumuskan :

Q lepas = Q terima

Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima
kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan
maka akan diperoleh :

Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)

Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada
benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu
rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang
ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.

https://alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/

Tekanan Pada Gas

Besar tekanan udara dapat diukur dengan percobaan Torricelli yang dilakukan
oleh Evangelista Torricelli (1608-1647). Percobaan itu berhasil menciptakan
barometer, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara dan
menetapkan bahwa: Tekanan udara 1 atm = 76 cmHg “Setiap kenaikan 100 m
dari permukaan laut, tekanan udara berkurang 1cmHg”

Ketinggian suatu tempat dapat dihitung dengan rumus:

h= (76 cmHg- Pbar) x100 m

Pgas = (Pbar ± h) cmHg

Tekanan udara dalam ruang tertutup dapat diukur dengan manometer.

keterangan:

Pgas = tekanan gasPbar = tekanan pada barometerh = ketinggi8an tempat (m)

 Hukum Boyle

Robert Boyle (1627-1691) menyatakan dalam hukumnya bahwa:

“Hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup selalu tetap/konstan
bila suhu gas tidak berubah”

P.V= konstan atau P1. V1 = P2. V2

Keterangan:

P1= tekanan awal


V1= volume awal

P2= tekanan akhir

V2= volume akhir

 Tekanan Gas dalam Ruang Tertutup dan Konsep Tekanan Udara dalam
Kehidupan Sehari-hari

Alat untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup


dinamakan manometer. Manometer ada dua macam, yaitu manometer raksa
dan manometer logam.

a. Manometer Raksa

Manometer raksa dibedakan menjadi:

1) Manometer Raksa Terbuka

Manometer raksa terbuka adalah sebuah tabung U yang kedua ujungnya


terbuka. Salah satu kaki dibiarkan terbuka berhubungan dengan udara luar
sedangkan kaki lainnya dihubungkan ke ruang yang akan diukur tekanan
gasnya. Besar tekanan gas dapat dihitung dengan rumus: Pgas = Pbar + h

2) Manometer Raksa Tertutup

Manometer raksa tertutup adalah sebuah tabung U yang salah satu ujungnya
tertutup.

b. Manometer Logam

Digunakan untuk mengukur tekanan udara yang sangat tinggi.

 Seperti pada tekanan zat padat dan zat cair, berikut diberikan beberapa
contoh kejadian yang berkaitan dengan tekanan udara.

a. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari
suatu tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang tekanannya lebih rendah.
Jika suatu daerah mempunyai tekanan udara yang sangat rendah, udara di
sekelilingnya akan mengitari daerah tersebut sehingga membentuk pusaran
angin. Kekuatan angin ini bisa sangat besar dan menerbangkan benda-benda
yang dilaluinya. Bentuk angin seperti ini disebut angin siklon. Angin ini bersifat
merusak jika tempat terjadinya pusaran dekat dengan tempat tinggal penduduk.

b. Prakiraan Cuaca

Para ahli meteorologi mencatat perubahan tekanan udara di suatu tempat,


kemudian data hasil pengamatan tersebut dianalisis dan diinterpretasi. Misalkan,
jika pada suatu tempat tekanan udara rendah, udara dari tempat yang bertekanan
lebih tinggi akan bergerak ke daerah tersebut. Angin tersebut membawa uap air.
Karena tekanan udaranya rendah, uap air tersebut akan jatuh ke Bumi dalam
bentuk hujan. Begitu pun sebaliknya, di suatu daerah cuacanya akan cerah jika
tekanan di daerah tersebut tinggi yang berarti udara dari tempat tersebut akan
bergerak ke daerah lain yang tekanan udaranya lebih rendah. Alat untuk
mencatat perubahan tekanan udara secara terus menerus disebut barograf.

1. Kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 kg suatu zat cair yang
mempunyai kalor jenis 300 J/Kg.K dari 20oC menjadi 30oC adalah….
Pembahasan
Diketahui :
Ditanya : kalor (Q)

Jawab :
Rumus kalor :

Kalor yang diperlukan adalah :


Q = (1)(300)(10)
Q = 3000 Joule
2. Zat cair yang massamya 2 kg dipanaskan dari suhu 20oC menjadi 80oC,
memerlukan panas sebesar 6 × 105 Joule. Kalor jenis zat cair tersebut adalah…
Pembahasan
Diketahui :

Ditanya : Kalor jenis zat (c)


Jawab :
Rumus kalor jenis :
Kalor jenis zat adalah :
c = 600.000 / (2)(60) = 600.000 / 120
c = 5000 J/Kg. K
3.Gambar berikut sebuah teko berisi sirup sedalam 15 cm. Tentukan tekanan
hidrostatis di dasar teko, anggap massa jenis sirup sama dengan massa jenis air
yaitu 1000 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2

Pembahasan
Tekanan hidrostatis:
P=ρxgxh
P = 1000 x 10 x 0,15 = 1500 Pascal
https://sumadewiblog.wordpress.com/tekanan/tekanan-pada-gas-2/

BAB VII
Intensitas cahaya
Intensitnsitas cahaya istilah asingnya adalah luminous intensity / candle
power. intensitas cahaya sebagaian besar diberi symbol ( I ) dan dinyatakan
satuan candela ( cd ). intensitas cahaya fluk cahaya persatuan sudut arah tertentu.
1. Intensitas Cahaya Sebagai Besaran Penerangan .
Intensiatas cahaya sebagai satuan penerangan sudah di bahas pada
pelajaran terdahulu yaitu 1/60 x jumlah energi radiasi setiap cm2. yang mana ini
didapat dari sebuah titik badan hitam. Ruang kosong ini berada dalam pelatina
cair yang mempunyai suhu 2043 derajat R .Badan hitam ini ternyata banyak
memancarkan energy dari pada pemancar – pemancar suhu lainnya. Oleh sebab
itu intensitas cahaya ini dibuat sebagai besaran dari penerangan.
Persamaan – persamaan yang ada pada intensitas cahaya ini diantara
lainnya :
I = F/W ………………….. cd (candela)
Maka
F = W x T……………….. lumen

2. Satuan dan Notasi Cahaya

Satuan – satuan dan notasi cahaya dari intensitas cahaya ini disebut dengan
candela (cd) dan diberi symbol huruf (I). yang asal katanya dari intensitas.
Untuk F = flux diukur dalam lumen dan W (omega) dalam steradian,
seperti table di bawah ini :

NAMA BESARAN SIMBOL SATUAN


intensitas cahaya I Candela (cd)
Flux cahaya F Lumen /lm 4 pi
Sudut ruang W Steradian

1.Suatu berkas cahaya dengan panjang gelombang 6,0 x 10-5 cm masuk dari
udara kedalam balok kaca yang indeks biasnya 1,5. Panjang gelombang cahaya
didalam kaca sama dengan... Pembahasan:
n2 / n1 = λ1 / λ2
1,5 / 1 = 6 x 10-5 / λ2
λ2 = 4. 10-5
2. Seberkas cahaya jatuh secara tegak lurus mengenai dua celah yang berjarak
0,4 mm. Garis terang tingkat ke-3 yang dihasilkan pada layar berjarak 0,5 mm
dari terang pusat. Jika jarak layar dengan celah 40 cm, panjang gelombang
cahaya tersebut adalah....
Pembahasan:
d = 0,4 mm = 4 x 10-4 m
y = 0,5 mm = 5 x 10-4 m
L = 40 cm = 0,4 m
n=3
λ=?

dy / L = n x λ

4 x 10-4 / 0,4 = 3 λ

5 x 10-7 / 3 = λ
λ = 1,7 x 10-7

3.Gambar dibawah ini merupakan sketsa lintasan sinar oleh difraksi dari celah ganda
Jika A adalah titik terang orde ke-3 dan panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah
500 nm maka jarak A dari pusat terang adalah....

Pembahasan:
d y / L= n x λ
6 x 10-5 y / L = 3 x 500 x 10-9
6 x 10-5 y= 1500 x 10-9 x 2
6 x 10-5 y = 3000 x 10-9
y = 500 x 10-4
y = 5 x 10-2 m
y = 5 cm

http://wahyuardil131.blogspot.co.id/
Arus Listrik

1. Pengertian dari arus listrik adalah sebuah gerakan dari arus listrik yang
bermuatan positif kedalam sebuah penghantar.
2. Arus listrik mengalir di dalam rangkaian yang tertutup dimana terdapat
sumber listrik yang berada di dalamnya.
3. Jika terjadi perbedaan potensial, maka arus listrik akan terjadi.
4. Sama halnya dengan sifat air, maka arus listrik akan mengalir dari area
yang memiliki nilai potensial tinggi ke potensial rendah.
5. Kuat arus listrik memiliki pengertian banyaknya muatan listrik per detik
yang mengalir di dalam sebuah penghantar.
6. Untuk perhitungannya dijabarkan rumus:

Keterangan:
I : kuat arus listrik dengan satuannya Ampere (A)
Q : muatan listrik yang memiliki satuannya coulomb (C)
T : waktu dengan satuannya detik (s)

Sementara pengertian untuk saklar adalah sebuah alat yang digunakan untuk
melakukan pemutusan dan juga menghubungkan arus listrik dalam sebuah
rangkaian. Jika saklar dalam keadaan terbuka, maka arus listrik putus.
Sementara kejadian sebaliknya akan terjadi jika saklar dalam keadaan tertutup,
arus listrik maka akan mengalir.

Sedangkan sekring memiliki fungsi sebagai alat yang dapat memutuskan aliran
listrik jika telah melebihi batas. Prinsip sekring sendiri merupakan sebuah
penghantar yang hanya dilewati oleh listrik dengan besaran tertentu. Ada 2
macam tipe sekring yaitu sekring kaca dan porselin. Sekring jenis kaca lebih
sering dipasang pada alat elektronik, sedangkan sekring jenis porselin dipasang
pada rangkaian listrik PLN.
Bagian utama sekring adalah kawat halus yang terbuat dari logam dimana
memiliki titik lebur yang rendah. Besaran sekring biasanya dinyatakan dalam
ampere (A). Sementara fungsi sekring adalah ::

Membatasi arus listrik yang melebihi batas.


Mencegah terjadinya kebakaran akibat hubungan pendek. Akibat dari hubungan
pendek tersebut terhadap sekring adalah :

 Hambatan kecil
 Arus listrik besar
 Kawat sekring putus
 Aliran listrik padam

1.Kuat arus di dalam sepotong kawat penghantar adalah 10 A. Berapa


menit waktu yang diperlukan oleh muatan sebesar 4.800 coulomb untuk
mengalir melalui penampang tersebut?
Jawaban:
Diketahui:
I = 10 A
Q = 4.800 coulomb
Ditanyakan:
t...?
Penyelesaian:
I=Q/t
t = Q / I = 4.800 C / 10 A = 480 s atau 8 menit.

2. Sepotong kawat dihubungkan pada beda potensial 6 V. Jika kuat arus yang
melalui kawat tersebut 2 A, berapakah hambatan kawat tersebut?
Jawaban:
Diketahui:
V = 6 Volt
I=2A
Ditanyakatan:
R....?
Penyelesaian:
I=V/R
R = V / I = 6 V / 2 A = 3 Ohm.
https://blograngkaianelektronika.wordpress.com/tag/materi-rangkaian-listrik-
arus-searah/

BAB X

Teori Atom Mekanika Kuantum

Teori atom mengalami perkembangan mulai dari teori atom John Dalton,
Joseph John Thomson, Ernest Rutherford, dan Niels Henrik David Bohr.
Perkembangan teori atom menunjukkan adanya perubahan konsep susunan
atom dan reaksi kimia antaratom.

Kelemahan model atom yang dikemukakan Rutherford disempurnakan oleh


Niels Henrik David Bohr. Bohr mengemukakan gagasannya tentang
penggunaan tingkat energi elektron pada struktur atom. Model ini kemudian
dikenal dengan model atom Rutherford-Bohr. Tingkat energy elektron
digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum atom yang dihasilkan oleh
atom yang mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya.

Gambar : Spektrum emisi natrium dan hidrogen dalam daerah yang dapat
dilihat dengan spektrum yang lengkap

Penjelasan mengenai radiasi cahaya juga telah dikemukakan oleh Max Planck
pada tahun 1900. Ia mengemukakan teori kuantum yang menyatakan bahwa
atom dapat memancarkan atau menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu
(kuanta). Jumlah energi yang dipancarkan atau diserap dalam bentuk radiasi
elektromagnetik disebut kuantum. Adapun besarnya kuantum dinyatakan
dalam persamaan berikut:

Keterangan:

E = energi radiasi (Joule = J)

h = konstanta Planck (6,63 x 10-34 J.s)

c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 ms-1)

l = panjang gelombang (m)

Dengan Teori Kuantum, kita dapat mengetahui besarnya radiasi yang


dipancarkan maupun yang diserap. Selain itu, Teori Kuantum juga bisa
digunakan untuk menjelaskan terjadinya spektrum atom. Perhatikan spektrum
atom hidrogen berikut.

Pada Gambar
di atas dapat dilihat bahwa percikan listrik masuk ke dalam tabung gelas yang
mengandung gas hidrogen. Sinar yang keluar dari atom H (setelah melalui
celah) masuk ke dalam prisma, sehingga sinar tersebut terbagi menjadi beberapa
sinar yang membentuk garis spektrum. Ketika sinar itu ditangkap oleh layar,
empat garis yang panjang gelombangnya tertera pada layar adalah bagian yang
dapat dilihat dari spektrum gas hidrogen.
Salah satu alasan atom hidrogen digunakan
sebagai model atom Bohr adalah karena hidrogen mempunyai struktur atom
yang paling sederhana (satu proton dan satu elektron) dan menghasilkan
spektrum paling sederhana. Model atom hidrogen ini disebut solar system
(sistem tata surya), di mana electron dalam atom mengelilingi inti pada suatu
orbit dengan bentuk, ukuran, dan energi yang tetap. Semakin besar ukuran suatu
orbit, semakin besar pula energi elektronnya. Keadaan ini dipengaruhi oleh
adanya gaya tarik-menarik antara proton dan elektron. Dengan menggunakan
model atom hidrogen, Bohr menemukan persamaan energi elektron sebagai
berikut.

Keterangan:

A = 2,18 x 10-18 J

N = bilangan bulat yang menunjukkan orbit elektron (1, 2, 3, …, 8)

{Tanda negatif menunjukkan orbit mempunyai energi paling rendah (harga n =


1) dan paling tinggi (harga n = 8)}.

Pada atom hidrogen, elektron berada pada orbit energi terendah (n = 1). Jika
atom bereaksi, elektron akan bergerak menuju orbit dengan energy yang lebih
tinggi (n = 2, 3, atau 4). Pada saat atom berada pada orbit dengan energi yang
lebih tinggi, atom mempunyai sifat tidak stabil yang menyebabkan

elektron jatuh ke orbit yang memiliki energi lebih rendah. Perpindahan tersebut
menjadikan electron mengubah energinya dalam jumlah tertentu. Besar energi
tersebut sama dengan perbedaan energi antarkedua orbit yang dilepaskan dalam
bentuk foton dengan frekuensi tertentu.
Gambar : Perpindahan elektron dari satu tingkat energi ke tingkat energi
lainnya

menyebabkan energi elektron berubah dalam jumlah tertentu.

Meskipun teori atom Niels Bohr mampu menerangkan spektrum gas hidrogen
dan spektrum atom berelektron tunggal (seperti He+ dan Li2+), tetapi tidak
mampu menerangkan spektrum atom berelektron lebih dari satu. Oleh karena
itu, dibutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai gerak partikel (atom). Pada
tahun 1924, ahli fisika dari Perancis bernama Louis de Broglie mengemukakan
bahwa partikel juga bersifat sebagai gelombang. Dengan demikian, partikel
mempunyai panjang gelombang yang dinyatakan dengan persamaan berikut.

Keterangan:

l = panjang gelombang (m)

h = tetapan Planck (6,63 10-34 J.s)

p = momentum (m2s-1)

m = massa partikel (kg)

v = kecepatan partikel (ms-1)


Berdasarkan persamaan de Broglie, diketahui bahwa teori atom Bohr memiliki
kelemahan. Kelemahan itu ada pada pernyataan Bohr yang menyebutkan bahwa
elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu berbentuk
lingkaran. Padahal, elektron yang bergerak mengelilingi inti atom juga
melakukan gerak gelombang. Gelombang tersebut tidak bergerak sesuai garis,
tetapi menyebar pada suatu daerah tertentu.

Selanjutnya, pada tahun 1927, Werner H eisenberg menyatakan bahwa


kedudukan elektron tidak dapat diketahui dengan tepat. Oleh karena itu, ia
menganalisis kedudukan elektron (x) dengan momentum electron (p) untuk
mengetahui kedudukan elektron.

Hasil analisis Heisenberg, yaitu selalu terdapat ketidakpastian dalam


menentukan kedudukan elektron yang dirumuskan sebagai hasil kali
ketidakpastian kedudukan x dengan momentum p. Satu hal yang perlu diingat
adalah hasil kali keduanya harus sama atau lebih besar dari tetapan Planck.
Persamaan ini dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg yang
dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Δx = ketidakpastian kedudukan

Δp = ketidakpastian momentum

h = tetapan Planck

Selain Werner Heisenberg, ada juga ilmuwan yang menunjukkan kelemahan


teori atom Bohr. Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger menyempurnakan teori
atom yang disampaikan oleh Bohr. Dari penyelidikan terhadap gelombang atom
hidrogen, Schrodinger menyatakan bahwa elektron dapat dianggap sebagai
gelombang materi dengan gerakan menyerupai gerakan gelombang. Teori ini
lebih dikenal dengan mekanika gelombang (mekanika kuantum).

Teori model atom Schrodinger memiliki persamaan dengan model atom Bohr
berkaitan dengan adanya tingkat energi dalam atom. Perbedaannya yaitu model
atom Bohr memiliki lintasan elektron yang pasti. Sedangkan pada model atom
Schrodinger, lintasan elektronnya tidak pasti karena menyerupai gelombang
yang memenuhi ruang (tiga dimensi). Fungsi matematik untuk persamaan
gelombang dinyatakan sebagai fungsi gelombang [ dibaca psi (bahasa Yunani)]
yang menunjukkan bentuk dan ener gi gelombang elektron.
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Schrodinger, diketahui bahwa
elektron menempati lintasan yang tidak pasti sehingga electron berada pada
berbagai jarak dari inti atom dan berbagai arah dalam ruang. Jadi, daerah pada
inti atom dengan kemungkinan terbesar ditemukannya elektron dikenal sebagai
orbital.

Soal No. 1
Tentukan kuanta energi yang terkandung dalam sinar dengan panjang
gelombang 6600 Å jika kecepatan cahaya adalah 3 x 108 m/s dan tetapan
Planck adalah 6,6 x 10−34 Js !
Pembahasan
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/6600 x 10−10 ) = 3 x 10−19 joule
Soal No. 2
Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh lampu monokromatis 100
watt adalah 5,5.10−7 m. Cacah foton (partikel cahaya) per sekon yang
dipancarkan sekitar….
A. 2,8 x 1022 /s
B. 2,0 x 1022 /s
C. 2,6 x 1020 /s
D. 2,8 x 1020 /s
E. 2,0 x 1020 /s
(Sumber soal : UM UGM 2004)
Pembahasan
Data :
P = 100 watt → Energi yang dipancarkan tiap sekon adalah 100 joule.
Energi 1 foton
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule
Jumlah foton (n)
n = 100 joule : [ (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule] = 2,8 x 1020 foton.
Soal No. 3
Intensitas radiasi yang diterima pada dinding dari tungku pemanas ruangan
adalah 66,3 W.m−2. Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi
gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang 600 nm, maka jumlah
foton yang mengenai dinding persatuan luas persatuan waktu adalah ….(h =
6,63 x 10− 34 J.s, c = 3 x 108 m.s− 1)
A. 1 x 1019 foton
B. 2 x 1019 foton
C. 2 x 1020 foton
D. 5 x 1020 foton
E. 5 x 1021 foton
(Sumber soal : UN Fisika SMA 2010)
Pembahasan
Data :
I = 66,3 W.m−2 → Energi yang diterima tiap sekon tiap meter persegi adalah
66,3 joule.
Energi 1 foton
E = h(c/λ)
E = (6,63 x 10−34 )( 3 x 108/600 x 10−9 ) joule
Jumlah foton tiap sekon tiap satuan luas adalah:
n = 66,3 joule : [ (6,63 x 10−34 )( 3 x 108/600 x 10−9 ) joule] = 2 x 1020 foton

You might also like