You are on page 1of 10

NEGATIVE PRESSURE WOUND THERAPY (NPWT)

FOR THE MANAGEMENT OF DIABETIC FOOT WOUND

Wesiana Heris Santy

(UNUSA ,FIK. prodi S1 Keperawatan, Jln SMEA 57 Surabaya)


wesiana@unusa.ac.id/wesiana@yahoo.co.id

Abstract : Complications often experienced by people with diabetes are complications in the
feet ( 15 % ) called diabetic foot ( Akhtyo , 2009) . Where the injury to the leg if not treated
properly will lead to infections and ultimately need to be amputated .The purpose of writing
articles is to review and discuss the evidence-based literature bersadarkanpraktice of Negative
Pressure Wound Therapy Effectiveness ( NPWT ) ) on the healing of diabetic foot ulcers.One
technology that is used to prevent and avoid lower limb amputation is the technique of
negative pressure or Negative Pressure Wound Therapy ( NPWT ) ) . This negative pressure
technique has grown rapidly and now has been widely used in many countries , especially in
Western European countries ( Germany ) and the United States . Negative pressure technique
has the advantage that it is relatively cheaper cost than the use of hyperbaric oxygen . Results
obtained by several studies that the use of NPWT may improve wound healing process
through efforts to create a moist wound environment and decrease edema that becomes
optimal wound healing , throw that out of the wound exudate so that the protease enzyme in
the exudate also go wasted , this enzyme is known to interfere wound healing process . The
other benefit is that it can stimulate cell growth by increasing angiogenesis physically , so that
the growth of new cells will be maximal

Abstrak : Komplikasi sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15% )
disebut kaki diabetes (Akhtyo, 2009).Dimana luka pada kaki jika tidak ditangani dengan baik
akan menyebabkan terjadinya infeksi dan akhirnya perlu di amputasi. Tujuan penulisan artikel
adalah mengkaji dan membahas literature bersadarkan evidence based praktice tentang
Efektifitas Negative Pressure Wound Therapy (NPWT)) pada penyembuhan ulkus kaki
Diabetik. Salah satu teknologi yang digunakan untuk mencegah dan menghindari amputasi
ekstremitas bawah adalah teknik tekanan negatif atau Negative Pressure Wound Therapy
(NPWT)). Teknik tekanan negatif ini telah berkembang dengan pesat dan sekarang ini telah
banyak digunakan di berbagai negara, terutama di negara Eropa Barat (Jerman) dan Amerika
Serikat. Teknik tekanan negatif mempunyai keuntungan yaitu biaya relatif lebih murah
dibandingkan penggunaan hiperbarik oksigen.Hasil yang diperoleh berdasarkan beberapa
penelitian yaitu penggunaan NPWT dapat meningkatkan proses penyembuhan luka melalui
upaya penciptaan lingkungan luka yang lembabdanmenurunkan edema sehingga
penyembuhan luka menjadi optimal, membuang eksudat yang keluar dari luka sehingga
enzim protease di dalam eksudat juga ikut terbuang, enzim ini diketahui mengganggu proses
penyembuhan luka. Manfaat lainnya yaitu dapat menstimulasi pertumbuhan sel secara fisik
dengan meningkatkan angiogenesis, sehingga pertumbuhan sel baru akan maksimal.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, ulkus kaki, tekanan negatif


PENDAHULUAN diabetik. Di negara China, dengan jumlah
Diabetes Melitus merupakan sekelompok penduduk yang lebih dari 1 milyar, saat ini
kelainan heterogen yang ditandai oleh diperkirakan terdapat 40 juta penyandang
kenaikan kadar glukosa darah atau diabetes, jika diperkirakan 10%
hiperglikemia (Brunner & Sudarth, 2001). diantaranya mengalami problem kaki
Komplikasi yang sering dialami pengidap diabetik maka akan terdapat 4 juta
diabetes yaitu komplikasi pada kaki (15% ) penyandang diabetes yang mengalami
disebut kaki diabetes (Akhtyo, problem kaki dibetik. Publikasi mengenai
2009)Diabetes mellitus dapat kaki diabetikpun mulai meningkat dari 6
mengakibatkan kerusakan pada beberapa buah pada tahun 1996 menjadi 306 pada
organ tubuh, seperti mata, saraf dan ginjal tahun 2005. Data WHO, saat ini Indonesia
serta berpotensi berkembangnya proses menempati urutan ke-4 terbesar dalam
penyakit aterosklerosis yang akan berefek jumlah penderita diabetes Melitus di dunia.
pada gangguan jantung, otak dan organ Pada tahun 2006 jumlah Diabetasi di
lain dalam tubuh (Indofamilyhealth, Indonesia diperkirakan mencapai 14 juta
2008).Organisasi kesehatan dunia atau orang, dimana baru 50 % yang sadar
World Health Organization (WHO) (2007) mengidapnya dan diantara mereka baru
memprediksi penderita diabetes akan sekitar 30 % yang datang berobat teratur
menjadi sekitar 366 juta orang pada tahun (WHO 2008 dalam Candra, 2008).
2030. Penyumbang terbesar peningkatan Gangguan kesehatan komplikasi Diabetes
angka tersebut adalah negara-negara Melitus antara lain gangguan mata
berkembang, diantaranya India (35,5 juta retinopati, gangguan ginjal nefropati,
orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika gangguan pembuluh darah vaskulopati,
Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta dan kelainan pada kaki. Komplikasi yang
orang), dan Jepang (6,7 juta orang) (Arief, paling sering adalah terjadinya perubahan
2007).Sedangkan lima negara dengan patologis pada anggota gerak bawah yang
prevalensi diabetes tertinggi penduduk disebut kaki diabetik diabetic foot. Dalam
dewasanya adalah Nauru (30,2%), Uni kondisi keadaan kaki diabetik, yang terjadi
Emirat Arab (20,1%), Qatar (16%), adalah kelainan persarafan neuropati,
Bahrain (14,9%), dan Kuwait (12,8%). perubahan struktural, tonjolan kulit kalus,
Yang lebih buruk, setidaknya 50% perubahan kulit dan kuku, luka pada kaki,
penderita diabetes tidak menyadari kondisi infeksi dan kelainan pembuluh darah.
mereka, dan di beberapa negara jumlahnya Neuropati perifer (kerusakan saraf)
mencapai 80% (Arief, 2007). merupakan komplikasi serius dari diabetes.
Menurut survei yang dilakukan oleh Data terbaru menunjukkan bahwa satu dari
WHO (2005), Indonesia menempati urutan 5 orang dengan diabetes (20%) memiliki
ke-4 terbesar dalam jumlah penderita neuropati perifer. Risiko neuropati perifer
diabetes mellitus dengan prevalensi 8,6% adalah sekitar 2 kali lipat lebih tinggi
dari total penduduk dengan urutan teratas dibandingkan orang tanpa diabetes.
India, Cina dan Amerika Serikat. Temuan Kombinasi neuropati perifer dengan
tersebut semakin membuktikan bahwa masalah yang terkait dengan suplai darah
penyakit diabetes mellitus merupakan ke kaki dapat menyebabkan ulkus kaki dan
masalah kesehatan masyarakat yang sangat penyembuhan luka lambat. Infeksi ini
serius (Depkes RI, 2005). dapat mengakibatkan luka amputasi, 40–
Peter Cavanagh pakar kaki diabetik dari 70% dari seluruh amputasi ekstremitas
Claveland US, menyoroti problem kaki di bawah disebabkan oleh Diabetes Melitus.
masa yang akan datang, dimana pada tahun Keadaan kaki diabetik lanjut yang tidak
2032 seiring dengan peningkatan jumlah ditangani secara tepat dapat berkembang
penyandang diabetes melitus di dunia akan menjadi suatu tindakan pemotongan
terjadi pula lonjakan masalah kaki amputasi kaki. Adanya luka dan masalah
lain pada kaki merupakan penyebab utama Masalah pengelolaan ulkus kaki
kesakitan morbiditas, ketidakmampuan diabetik merupakan masalah yang rumit
disabilitas, dan kematian mortalitas pada dan sampai saat ini pengelolaannya tidak
seseorang yang menderita diabetes melitus maksimal. Selain penerapan IPTEKS yang
(Prabowo, 2007). Komplikasi yang paling masih sangat minim, yaitu hanya dengan
sering dialami pengidap diabetes adalah kompres basah dengan kassa (moist gauze)
komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini hal ini juga diperparah oleh ketidaktahuan
disebut kaki diabetes(Akhtyo, 2009). masyarakat mengenai ulkus kaki diabetes
Diabetes Melitus adalah sebagai penyebab dan perawatannya ketika berada di rumah.
utama amputasi ekstremitas bawah non Penatalaksanaan mutakhir terkait dengan
traumatic di Amerika Serikat.Amputasi ulkus kaki diabetik diantaranya adalah
kaki karena diabetes merupakan 50% total penggunaan hiperbarik oksigen dan teknik
amputasi di Amerika Serikat. Data dari tekanan negatif (Negative Pressure Wound
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Therapy/Vacuum Assisted Closure (VAC)).
menunjukkan bahwa angka amputasi juga Teknik tekanan negatif ini telah
masih sangat tinggi, yaitu sebesar 23 %. berkembang dengan pesat dan sekarang ini
Didapatkan pula bahwa 30-50% pasien telah banyak digunakan di berbagai negara,
yang telah diamputasi akan memerlukan terutama di negara Eropa Barat (Jerman)
tindakan amputasi kaki sebelahnya dalam dan Amerika Serikat. Teknik tekanan
jangka 1 – 3 tahun. Dalam 1 tahun pasca negatif mempunyai keuntungan yaitu biaya
amputasi 14,8 % meninggal dan meningkat relatif lebih murah dibandingkan
37 % pada pengamatan 3 tahun. penggunaan hiperbarik oksigen.
Penatalaksanaan ulkus kaki diabetik
terutama difokuskan untuk mencegah dan TUJUAN
menghindari amputasi ekstremitas bawah. Tujuan penulisan artikel adalah mengkaji
Sehingga penting bagi seorang perawat dan membahas literature bersadarkan
untuk melakukan penilaian ulkus kaki evidence based praktice tentang Efektifitas
diabetik secara menyeluruh dan melakukan Negative Pressure Wound Therapy
perawatan dengan baik. Lebih dari 90% (NPWT)) pada penyembuhan ulkus kaki
ulkus akan sembuh apabila diterapi secara Diabetik
komprehensif multidisipliner. Misalnya
melalui upaya mengatasi penyakit KAJIAN LITERATURE
komorbid, menghilangkan/ mengurangi Sirkulasi darah pada kaki pasien
tekanan beban (offloading), menjaga luka Diabetes Melitus
agar selalu lembab, penanganan infeksi, Sirkulasi darah adalah aliran darah yang
debridemen, revaskularisasi dan tindakan dipompakan jantung ke pembuluh darah
bedah elektif, profilaktik, kuratif atau dan dialirkan oleh arteri ke seluruh organ-
emergensi sesuai dengan indikasi. organ tubuh (Hayens, 2003) salah satunya
Penatalaksanaan penyakit DM melibatkan pada organ kaki. Normal sirkulasi darah
sistem multi organ yang akan pada kaki menurut (Vowden, 2001) adalah
mempengaruhi penyembuhan luka. 1,0 yang diperoleh dari rumus ABPI(An
Hipertensi, hiperglikemia, ankle Brachial Pressure Index). Sedangkan
hiperkolesterolemia, gangguan keadaan yang tidak normal dapat diperoleh
kardiovaskular (stroke, penyakit jantung bila nilai ABPI < 0,9 diindikasikan ada
koroner), gangguan fungsi ginjal dan resiko tinggi luka di kaki, ABPI > 0,5 dan
sebagainya harus dikendalikan. < 0,9 pasien perlu perawatan tindak lanjut,
Penatalaksanaan keperawatan yang dan ABPI < 0,5 diindikasikan kaki sudah
dilakukan meliputi debridemen, mengalami kaki nekrotik, gangren, ulkus,
mengurangi beban tekanan (off loading), borok yang perlu penanganan dokter ahli
dressing, dan pengendalian. bedah Vaskular.
Dasar terjadinya luka atau kelainan pada menghambat aliran darah, mengganggu
kaki pasien penderita diabetes adalah suplai oksigen, bahan makanan atau obat
adanya suatu kelainan pada saraf, kelainan antibiotika yang dapat menggagu proses
pembuluh darah dan kemudian adanya penyembuhan luka. Bila pengobatan
infeksi. Dari ketiga hal tersebut, yang infeksi ini tidak sempurna dapat
paling berperan adalah kelainan pada saraf, menyebabkan pembusukan gangren.
sedangkan kelainan pembuluh darah lebih Gangren yang luas dapat pula terjadi akibat
berperan nyata pada penyembuhan luka sumbatan pembuluh darah yang luas
sehingga menentukan nasib kaki. Keadaan sehingga kemungkinannya dilakukan
kelainan saraf dapat mengenai saraf amputasi kaki di atas lutut (Igra, 2009).
sensorik, saraf motorik, dan saraf otonom
(Prabowo, 2007). KONSEP NEGATIVE PRESSURE
Bila mengenai saraf sensoris akan terjadi WOUND THERAPY (NPWT)
hilang rasa yang menyebabkan penderita Negative Pressure Wound Therapy
tidak dapat merasakan rangsang nyeri (NPWT) atau biasa disebut dengan TNP
sehingga kehilangan daya kewaspadaan (Topical Negative Pressure) merupakan
proteksi kaki terhadap rangsang dari luar. terapi non farmakologis yang digunakan
Akibatnya, kaki lebih rentan terhadap luka dalam penatalaksanaan luka akut maupun
meskipun terhadap benturan kecil. Bila kronik, meliputi pressure ulcer
sudah terjadi luka, akan memudahkan (dekubitus), luka diabetik, maupun luka
kuman masuk yang menyebabkan infeksi. karena trauma. Menurut Fleischmann cit
Bila infeksi ini tidak diatasi dengan baik, Vikatmaa (2008) konsep penggunaan
hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan tekanan negatif ini sebenarnya sudah
(gangren) bahkan dapat diamputasi dikenal sejak tahun 1940an. Namun mulai
(Prabowo, 2007). dikembangkan secara intensif pada tahun
Gangguan pada serabut saraf motorik 1990 di Jerman dan Amerika Serikat.
(serabut saraf yang menuju otot) dapat Perusahaan yang pertama kali
mengakibatkan pengecilan atrofi otot mempatenkankan hasil penelitian ini
interosseus pada kaki. Akibat lanjut dari adalah KCI (Kinetic Cncept Inc.) dengan
keadaan ini terjadi ketidakseimbangan otot nama Vacuum Asissted Closure (V.A.C).
kaki, terjadi perubahan bentuk deformitas
pada kaki seperti jari menekuk cock up
toes, bergesernya sendi luksasi pada sendi
kaki depan metatarsofalangeal dan terjadi
penipisan bantalan lemak di bawah daerah
pangkal jari kaki kaput metatarsal. Hal ini
menyebabkan adanya perluasan daerah
yang mengalami penekanan, terutama di
bawah kaput metatarsal (Prabowo,2007).
Selain itu, terjadi perubahan daya
membesar-mengecil pembuluh darah
vasodilatasi-vasokonstriksi di daerah
tungkai bawah, akibatnya sendi menjadi
Mekanisme Kerja NPWT/ VAC
kaku. Keadaan lebih lanjut terjadi
Penggunaan NPWT dilakukan dengan cara
perubahan bentuk kaki, yang
memberikan tekanan negatif lokal di
menyebabkan perubahan daerah tekanan
permukaan luka. Permukaan luka akan
kaki yang baru dan berisiko terjadinya luka
tertutup oleh air tight film yang terhubung
(Prabowo, 2007).
dengan suction tube (terhubung dengan
Kelainan pembuluh darah berakibat
control unit) yang mempunyai tekanan
tersumbatnya pembuluh darah sehingga
negatif terhadap permukaan luka dengan
tekanan 50-175 mmHg. Biasanya yang yang lembab, sehingga penyembuhan luka
sering digunakan adalah 125 mmHg. menjadi optimal, membuang eksudat yang
Cairan yang disuction akan dikumpulkan keluar dari luka sehingga enzim protease di
dalam sebuah container pada control unit dalam eksudat juga ikut terbuat, enzim ini
(Kirby, 2007) diketahui mengganggu proses
penyembuhan luka. Selain itu kelebihan
yang lainnya adalah kontrol infeksi,
dimana pada hari ke-4 dan ke-5 luka yang
tidak menggunakan NPWT jumlah bakteri
dan kolonisasi bakteri meningkat.
Sedangkan pada penggunaan NPWT hal
ini tidak nampak. Kelebihan yang lainnya
adalah NPWT dapat menstimulasi
pertumbuhan sel secara fisik dengan
meningkatkan angiogenesis, sehingga
pertumbuhan sel baru akan maksimal.
Hasilpenelitianinitidakdidukungsepenuhny
Mekanisme NPWT dalam proses aolehMouësaet al (2006) yang
penyembuhan ulkus kaki diabetik adalah menyatakanpadapasien yang
mempertahankan lingkungan luka tetap mendapatterapi NPWT,
lembab (moist), membuang cairan dan lukamemangmenjadilebih cepat sembuh
material infeksi, menurunkan kolonisasi danluaspermukaanlukajugamengalamipenu
bakteri, meningkatkan formasi granulasi runandengancepatdibandingkan pada terapi
jaringan, pertumbuhan sel yang lebih konventional.Namun demikian jumlah
cepat, meningkatkan aliran darah lokal, kolonisasi bakteri tidak menunjukkan
menurunkan jumlah bakteri, dan perbedaan yang
membuang protease yang membahayakan signifikandiantaraduakelompok.
proses penyembuhan luka (Mendez-
Eastman S. cit Kirby 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Blume et


Indikasi dan Kontraindikasi
al(2008) mengatakan bahwa penggunaan Menurut Fleck dan Frizzell cit Kirby
NPWT (V.A.C) dapat meningkatkan (2007) indikasi penggunaan terapi ini
proses penyembuhan luka melalui upaya adalah terutama paling cocok digunakan
penciptaan lingkungan luka yang untuk luka stage III dan stage IV dengan
lembabdanmenurunkan edema. granulasi yang jelek atau tidak mencukupi
Secara umum Andros et al (2005) dan eksudate yang berlebihan. Secara
menyatakan kelebihan metode NPWT umum, penggunaan NPWT dapat
dibanding dengan metode yang lain adalah dipertimbangkan untuk luka kronik, jika
metode ini dapat menyediakan lingkungan
ukuran luka hanya berkurang sedikit (<30 dirasakan akan sedikit dikacaukan karena
%) setelah 4 minggu perawatan dengan nyeri mungkin berhubungan dengan
debridement atau jika eksudat tidak dapat tekanan negative ini atau dari luka itu
dikontrol secara efektif dengan dressing sendiri. Masalah pada kulit secara topikal
harian. Indikasi penggunaan NPWT mungkin muncul selama penggunaan
berdasarkan Konsensus yang disetujui oleh NPWT, yaitu munculnya infeksi jamur,
US Food and Drug Administration (FDA) candida, dan subepidermal granulasi.
selain untuk ulkus kaki diabetic adalah Namun hal ini jarang terjadi. Jika selama 7
untuk pressure ulcer, luka kronik, luka atau 8 hari penggunaan NPWT tidak
akut dan traumatik, luka dehisiensi, luka menunjukkan hasil yang positif, indikasi
bakar parsial, dan luka pada flaps dan graft penggunaan terapi ini dapat dievaluasi lagi
(Andros, 2005). dan Terapi seharusnya dihentikan jika
muncul pus terus menerus dari dressing
atau terjadi perdarahan yang berlebihan.

REVIEW BEBERAPA HASIL


PENELITIAN
Penggunaan metode NPWT dapat
diaplikasikan dalam perawatan luka kaki
diabetik. Hal ini diperkuat dengan
beberapa penelitian terkait yang
menunjukkan efektivitas dan keamanan
penggunaan metode ini. Menurut Kirby
(2007) publikasi penelitian tentang
efektivitas terapi NPWT lebih dari 325
publikasi, dimana 15 diantaranya adalah
penelitian dengan menggunakan metode
RCT menunjukkan hasil yang positif
terhadap penggunaan metode ini. Hasil
penelitian ini juga didukung oleh Deva et
Efek Samping al (2000) dengan design penelitian
Penerapan NPWT pada pasien harus prospective concecutive patient series yang
dilakukan pada saat yang tepat. menunjukkan hasil bahwa dengan
Kelemahan-kelemahan dari terapi harus penggunaan Topical Negative Pressure
dipertimbangkan. Kebutuhan akan tenaga (TNP) mempercepat penyembuhan luka
kesehatan yang professional (perawat) kurang dari 6 minggu, dan menurunkan
harus menjadi pertimbangan utama. jumlah bakteri dan kolonisasi bakteri.
Sehingga perawat harus mempunyai Memang ada beberapa penelitian yang
ketrampilan dan pengetahuan yang baik menghendaki dilakukan penelitian yang
terhadap terapi ini dan kapan keputusan lebih besar dan dengan kualitas yang baik,
penggunaan terapi ini digunakan. Menurut diantaranya adalah Vikatmaa (2008).
Fleck dan Frizzell cit Kirby (2007) efek Namun Vikatama juga tidak menolak
samping yang dialami oleh pasien mungkin bahwa ada bukti tentatif terhadap
adalah mengalami ketidaknyamanan atau penggunaan metode ini. Dari segi
nyeri ketika cairan dressing diganti. pembiayaan, penggunaan NPWT juga
Tekanan yang digunakan harus ditentukan tidak menimbulkan ekstra cost bagi pasien.
berdasarkan derajat nyeri yang dirasakan Hasil peneilitian Mause cit Kirby (2007)
pasien. Jika nyeri menetap setelah menunjukkan bahwa penggunaan NPWT
penggurangan tekanan maka terapi NPWT dan terapi standar mengugunakan kassa
seyogyanya dihentikan. Nyeri yang lembab (moist gauze) juga tidak
menunjukkan perbedaan yang Perkiraan median dengan Kaplan-Meier
signifikan.Oleh karena itu sampai saat ini menunjukkan 100 % luka akan menutup
kita mempunyai bukti-bukti yang dalam 96 hari sedangkan dengan AMWT
mendasar dan berdasarkan hasil tidak dapat ditentukan. Pasien yang
pengalaman klinis bahwa penggunaan menggunakan NPWT juga menunjukkan
NPWT dapat diterapkan dengan biaya bahwa kejadian amputasi kedua
yang juga relatif sama dengan terapi (secondary amputation) akan berkurang
standar. Lavery (2007) dengan signifikan (p ; 0.035).
denganpenelitiannnyatentangpemakaian penilaian terhadap keamanan penggunaan
NPWT di NPWT dan AMWT dalam 6 bulan
rumahjugamenyatakanbahwaselain proses penelitian tidak menunjukkan perbedaan
penyembuhanmenjadilebihcepatdarisegibia signifikan. Dalam suatu study retrospektif
yasebenarnyatidakjauhberbedaantarapengg yang dilakukan oleh Claire et al (2002)
unaan NPWT mengenai penggunaan NPWT (V.A.C)
denganterapikonvensionalkassa. pada pasien non-healing wound di
Bukti klinis dari hasil penelitian studi ekstrimitas bawah pada 17 orang pasien
kasus dan study cohort, mayoritas hasil (14 orang diantaranya pasien diabetes)
penelitian menunjukkan bahwa efek yang mengalami kegagalan dengan
penggunaan NPWT dapat menurunkan penggunaan debridement dan dressing
ukuran luka dan membantu proses standart selama rata-rata 8,2 minggu
penyembuhan luka. Hasil penelitian disebutkan bahwa dari 17 pasien 14 pasien
prospective randomized trial terhadap 24 mencapai penyembuhan luka yang baik.
pasien dengan luka kronik, non healing Dari segi pembiayaan, penggunaan NPWT
yang dilakukan oleh Joseph et al (2000) cit dan Conventional Therapy (moist gauze)
Kirby (2007) dengan membandingkan juga tidak menunjukkan perbedaan yang
penggunaan NPWT dengan dressing signifikan. Hasil penelitian di Belanda
normal saline menunjukkan bahwa luka yang dilakukan oleh Mause cit Kirby
yang diterapi dengan NPWT (VAC (2007) menunjukkan bahwa tidak ada
system) 64 % pasien menunjukkan perbedaan yang signifikan antara NPWT
granulasi jaringan yang baik sedangkan dan Conventional Therapy, yaitu untuk
81% pasien yang diterapi dengan normal NPWT biaya yang diperlukan adalah euro
saline menunjukkan adaya inflmasi dan 2,204±1,282 Euro dan untuk Conventional
fibrosis pada jaringan luka. Therapy adalah 2,529±1,365.
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan Namun demikian yang menjadi
terhadap keamanan dan efikasi dari NPWT pertimbangan dalam penerapan metode ini
dalam penatalaksanaan diabetic foot ulcer adalah hasil penelitian systematic review
disebutkan bahwa NPWT (Negative terhadap 14 penelitian Randomized
Pressure Wound Therapy) lebih aman dan Controled Trial (RCT) mengenai
efektif dari pada penggunaan AMWT keamanan dan efekasi NPWT pada luka
(Advanced Moist Wound Therapy) dengan pressure ulcer, ulkus kaki diabetic, luka
prodominan hydrogels and alginates. kronis miscellaneous yang dilakukan oleh
Blume, et.al (2008) melalui penelitian Vikatmaa et al (2008) menunjukkan bahwa
multicenter randomized control trial dari sekian banyak penelitian memang
menyebutkan bahwa dalam 112 hari, menyatakan bahwa NPWT aman dan efek
penutupan secara komplet terhadap luka samping serius jarang dilaporkan dan juga
kaki diabetik dengan NPWT adalah 43,2 % lebih efektif daripada terapi standar yang
(73 dari 169 orang) sedangkan dengan biasa dilakukan.
AMWT hanya 28,9 % (48 dari 166 orang) Andros et al (2005) menyatakan bahwa
dengan p 0,007. indikasi dan kontraindikasi penerapan
terapi ini harus dipahami dengan baik oleh
perawat. Indikasi terapi ini adalah untuk
penyembuhan luka kaki diabetik, pressure
ulcer, luka kronis, luka akut dan traumatic,
luka defisiensi bedah, luka bakar parsial, SIMPULAN
dan luka flaps atau graft. Sedangkan
kontraindikasinya adalah luka dengan 1. Penerapan NPWT dapatmeningkatkan
malignasi, osteomyelitis yang tidak proses
terobati, fistula yang tidak terekspose, penyembuhanlukamelaluiupayapencipta
jaringan nekrotik dengan timbulnya eschar, anlingkunganluka yang
dan luka pada organ dan pembuluh darah lembab,menurunkan, udema,
yang terbuka. Untuk luka osteomyelitis membuangeksudat yang
terapi ini dapat digunakan dengan keluardarilukasehinggaenzim protease
mengkombinasikannya dengan di dalameksudatjugaikutterbuang,
debridement dan pemberian antibiotic menstimulasipertumbuhanselsecarafisik
topical. denganmeningkatkan angiogenesis,
Selain itu perawat juga harus sehinggapertumbuhanselbaruakanmaksi
memperhatikan hal-hal berikut mal.
diantaranya adalah infeksi, potensial 2. Penerapanprosedur NPWT efektif
perdarahan, penggunaan terapi dilakukan pada luka uka stage III dan
antikoagulan, keganasan, kepatuhan stage IV dengangranulasi yang
pasien, pengurangan beban (offloading) jelekdaneksudate yang
dan ambulasi di rumah. Jika di daerah luka berlebihan,lukakronik,
diperkirakan terdapat infeksi, maka terapi jikaukuranlukahanyaberkurangsedikit
debridement dan pemberian antibiotik (<30 %) setelah 4
merupakan terapi utama. NPWT hanya mingguperawatandengan debridement
bersifat sebagai terapi adjuvant saja. ataujikaeksudattidakdapatdikontrolsecar
Potensial perdarahan bisa terjadi, sehingga aefektifdengan dressing harian.
perlu dilakukan monitoring yang ketat 3. Diperlukan pemahaman dan
terhadap drainase cairan yang keluar pada ketrampilan perawat yang baik dalam
container. Jika perdarahan yang excessive penggunaan NPWT baik tentang cara
terjadi, sebaiknya penggunaan metode ini penggunaan, indikasi dan kontrainsikasi
dihentikan. Penggunaan NPWT pada serta observasi yang ketat agar proses
pasien yang mendapatkan terapi penyembuhan bisa optimal.
antikoagulan harus menjadi perhatian
dokter dan perawat yang merawatnya. Jika DAFTAR PUSTAKA
muncul perdarahan, hendaknya tekanan
negatif diturunkan dan jika perdarahan Andros, George et.al, (2005). Consensus
terus berlanjut setelah penurunan tekanan, Statement on Negative Pressure
maka hendaknya terapi dihentikan. Pada Wound Therapy (V.A.C.® Therapy)
kasus keganasan, terapi ini tidak for the Management of Diabetic Foot
diindikasikan karena dapat meningkatkan Wounds. OWM Jounal. June
pertumbuhan sel kanker. Selain itu 2005.http://www.o-
kepatuhan pasien selama penggunaan alat wm.com/files/docs/071406_kci.pdf.
dalam terapi ini sangatlah penting, kerena didownload pada tanggal 3 Juni
pasien harus tetap melakukan ambulasi 2013.
dengan baik, dan banyak istirahat. Pada
pasien ulkus diabetic yang mengalami Blume, Peter A. et.al (2008). Comparison
dementia terapi ini juga sangat efektif of Negative Pressure Wound Therapy
namun harus dengan pengawasan. Using Vacuum-Assisted Closure
With Advanced Moist Wound
Therapy in the Treatment of Diabetic
Foot Ulcers. Diabetes Care Journal. Kirby, Michael. (2007). Negative Pressure
April 2008. Wound Therapy. The British Journal
http://care.diabetesjournals.org/conte of Diabetes & Vascular Disease.
nt/31/4/631.full.pdf+html. http://dvd.sagepub.com/content/7/5/2
Didownload pada tanggal 12 Juni 30.full.pdf+html, didownload pada
2010 tanggal 15 Juni 2013.

C. Smeltzer, Susan. (2002). Buku Ajar Lanywati, Endang (2007). Diabetes


Keperawatan Medikal-Bedah Melitus Penyakit Kencing Manis.
Brunner & Suddarth Ed. 8.Jakarta: Yokyakarta: Kanisius.
EGC.
Lavery, Lawrence A. et al. (2007).A
Claire, Michael P. et al (2002). Experience comparison of diabetic foot ulcer
with Vacuum Assited Closure outcomes using negative pressure
Negative Pressure Technique in the wound therapy versus historical
Treatment of Non-healing Diabetic standard of care.
and Disvasular Wound. American http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10
Orthopaedic and Ankle Society. Ink. .1111/j.1742-
http://www.efe.com.br/arquivos/Exp 481X.2007.00317.x/full,
eriência com a Técnica de Pressão didownloadpadatanggal2 Juni 2013
Negativa do V.A.C. .pdf. Mouësa C.M. et al (2006).Comparing
didownload pada tanggal 12 Juni conventional gauze therapy to
20103 vacuum-assisted closure wound
therapy: A prospective randomised
Deva, AK., et al (2000). Topical Negative trial.http://www.jprasurg.com/article
Pressure in Wound Management. /S1748-6815%2806%2900348-
Med J Aust. 2000 Aug 7;173(3):128- 2/abstract, didownload pada tanggal
31. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ 7Juni 2013
pubmed/10979377. didownload pada
tanggal 12 Juni 2013. Sudoyo, Aru dkk (2006). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV.
Etöz, Abdullah, et al. (2004). The Use of Jakarta : Pusat Penerbitan
Negative Pressure Wound Therapy Departemen Ilmu Penyakit Dalam
on Diabetic Foot Ulcers: A Fakultas Kedokteran Universitas
Preliminary Controlled Trial, Indonesia
http://www.woundsresearch.com/arti
cle/2941, didownload pada tanggal Sujono & Sukarmin (2008). Asuhan
17 Juni 2013 Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Eksokrin & Endokrin
Kilpadi, Deepak V. et al (2006). pada Pankreas. Yogyakarta: Graha
Composition of Wound Fluid From Ilmu.
Pressure Ulcers Treated With
Negative Pressure Wound Therapy Tjokronegoro, Arjatmo (1996). Buku Ajar
Using V.A.C. Therapy in Home Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta:
Health or Extended Care Patients: A Balai Penerbit FKUI.
Pilot
Study,http://www.medscape.com/vie Ubbink DT, et al (2008). Topical negative
warticle/533859_1, didownload pada pressure for treating chronic
tanggal 15 Juni 2013 wounds.
http://www.journals.elsevierhealth.co
m/periodicals/bjps/article/S0007-
1226% 2801%2993547-7/abstract,
didownloadpadatanggal12Juni 2013

Vikatama, P., et.al (2008). Negative


Pressure Wound Therapy: a
Systematic Review on Effectiveness
and Safety.
http://www.ejves.com/article/S1078-
5884%2808%2900333-X/pdf.
didownload pada tanggal 18 Juni
2013

You might also like