You are on page 1of 26

 Kontak IDAI

 IDAI Mail

 Public Articles
 Professional Resources
 CPD
 Publications
 Registry
 Program IDAI untuk
Membangun Anak Indonesia
 About IDAI

1. Beranda
2. Public Articles
3. Klinik
4. ASI

Perawatan Metode Kanguru (PMK)


Meningkatkan Pemberian ASI
27.08.2013

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar setiap bayi diberikan air susu
ibu (ASI), terutama ASI ibunya atau ibu donor, termasuk bayi prematur dan bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR). Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20
juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran
sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan.
Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal
(AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih dari
seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah
kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara
2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.

Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan
untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya
untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah pemberian ASI
sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.
Perawatan Metode Kanguru

Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di
Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif perawatan BBLR ditengah tingginya
angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada. Metode ini meniru binatang
berkantung kanguru yang bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di
kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air
susu induknya.

Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam perawatan
BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk memenuhi
kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh
ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan
(menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari
infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi,
penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara
ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu : kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact),
pemberian ASI atau breastfeeding, dan dukungan terhadap ibu (support). Literatur terbaru
menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi terdiri dari 4 komponen, yaitu: kangaroo
position, kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi kanguru adalah
menempatkan bayi pada posisi tegakdi dada ibunya, di antara kedua payudara ibu, tanpa busana.
Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi kontak
kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau
pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah
(ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi.

Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi
peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Kanguru nutrisi merupakan salah satu
manfaat PMK, yaitu meningkatkan pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian
ASI perah. Kangaroo support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi, baik dari
tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat melakukan PMK untuk bayinya.
Sedangkan kangaroo discharge adalah membiasakan ibu melakukan PMK sehingga pada saat
ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK bahkan melanjutkannya di rumah.
Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat
digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.

Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:

1. PMK intermiten : Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan perawatan
intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat. Bayi
dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu
mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan
durasi minimal satu jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan
PMK intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
2. PMK kontinu : Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus
dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum (seperti
menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK sudah dapat dimulai
meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung. Dengan melakukancPMK,
pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.

Beberapa manfaat Perawatan Metode Kanguru

Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara bermakna jumlah


neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi berat lahir rendah dari
kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya infeksi, meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan
(bonding) antara ibu dan bayi.

Manfaat PMK dalam menurunkan angka kematian neonatal (AKN)

Terdapat tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol secara acak yang
membandingkan PMK dengan perawatan konvensional (menggunakan inkubator). Data
Cochrane menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi yang dilakukan PMK lebih sedikit
dibandingkan bayi yang dirawat dalam inkubator. Penelitian di Addis Abeba memperlihatkan
jumlah bayi yang meninggal pada kelompok PMK sebesar 22,5 % sedangkan pada kelompok
non PMK sebesar 38% (p<0,05). Dari kepustakaan di atas jelaslah terlihat bahwa PMK
bermanfaat dalam mencegah kematian neonatal. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut dalam
beberapa manfaat PMK lain di bawah ini.

Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut jantung bayi Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa PMK dapat menstabilkan suhu, laju pernapasan, dan laju denyut jantung
bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa nyaman dan
hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda vital dapat lebih cepat stabil. Penelitian oleh Yanuarso
di RSCM memperlihatkan bahwa dengan menggunakan metode kanguru, BBLR akan lebih cepat
mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs. 180 menit)

Manfaat PMK dalam mengurangi infeksi

Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam mengurangi kejadian infeksi
pada BBLR selama perawatan. Pada PMK, bayi terpapar oleh kuman komensal yang ada pada
tubuh ibunya sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk kuman tersebut. Rao dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah BBLR yang mengalami sepsis sebesar 3,9% pada
kelompok PMK dan 14,8% pada kelompok kontrol (p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam
tulisannya menyebutkan manfaat PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial pada usia koreksi
41 minggu (RR 0,49, 95% CI 0,25 - 0,93). Manfaat lainnya dengan berkurangnya infeksi pada
bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih singkat, dan biaya
yang dikeluarkan lebih sedikit.

Manfaat PMK dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi


Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala BBLR
yang menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna dibandingkan BBLR yang mendapat
perawatan dengan metode konvensional. Subedi memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan
BBLR dapat mencapai 30 g/hari, sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat badan yang
mirip yaitu 29 g/hari. Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa BBLR yang
dilakukan PMK memiliki nilai perkembangan yang lebih baik secara bermakna dibandingkan
BBLR dengan metode konvensional.

Manfaat PMK dalam meningkatkan keberhasilan pemberian ASI

Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya dengan pemberian ASI. Pada
PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena bayi
dengan PMK, terlebih pada PMK kontinu, selalu berada di dekat payudara ibu, menempel dan
terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu
dapat dengan mudah merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti adanya gerakan-
gerakan pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta adanya gerakan bayi untuk
mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan memasukkan
jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan ASI saat bayi sudah
terjaga dari tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan PMK, ibu dapat dengan mudah memberikan
ASI tanpa harus mengeluarkan bayi dari baju kangurunya.

Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi yang mendapat
perawatan dengan metode konvensional. Perawatan metode kanguru juga meningkatkan ikatan
(bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara bermakna. Posisi bayi yang mendapat PMK
memudahkan ibu untuk memberikan ASI secara langsung kepada bayinya. Selain itu,
rangsangan dari sang bayi dapat meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering
memberikan air susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.

Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung ke payudara ibu,
atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan cangkir (cup feeding) dan dengan
selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada bayi yang dilakukan PMK umumnya akan
diteruskan di rumah saat dipulangkan, dan lama pemberian ASI lebih panjang. PMK juga
meningkatkan volume ASI yang dihasilkan oleh ibu.

Persiapan pemberian ASI pada PMK

Bila bayi prematur atau BBLR pada awalnya tidak memungkinkan untuk mendapat minum
melalui mulut (asupan per oral), maka berikan melalui infus terlebih dahulu. Bayi dapat dirawat
dalam inkubator. Segera setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan menyusu yang ditandai
dengan menggerakkan lidah dan mulut serta keinginan menghisap (menghisap jari atau kulit
ibu), maka bantulah ibu untuk menyusui bayinya, pada saat ini dapat dimulai PMK intermiten.
Ibu dibantu untuk duduk dengan nyaman di kursi dengan bayi dalam posisi kontak kulit ke kulit
(Gambar 1). Akan menolong bila ibu memerah sedikit ASI sebelum memulai menyusui untuk
melunakkan daerah puting susu dan memudahkan bayi untuk menempel. Walaupun bayi PMK
umumnya BBLR atau prematur dimana bayi belum dapat menghisap dengan baik danlama,
tetaplah menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui terlebih dulu, bila tidak berhasil dapat
menggunakan metode minum yang lain.

Bayi dengan usia kehamilan antara 30 - 32 minggu, pemberian minum biasanya masih
memerlukan penggunaan pipa orogastrik (Gambar 2). Ibu dapat memberikan ASI perah secara
teratur melalui pipa orogastrik. Ibu dapat melatih bayi menghisap dengan membiarkan jari
tangan ibu yang bersih berada dalam mulut bayi, saat bayi diberi ASI melalui pipa orogastrik.
Selain itu, dapat dicoba pemberian melalui gelas kecil (cup feeding) satu atau dua kali sehari
terlebih dulu.

Pemberian ASI perah melalui pipa orogastrik dapat dilakukan dalam posisi kanguru. Pemberian
ASI perah dengan menggunakan gelas kecil dilakukan dengan mengeluarkan bayi dari posisi
kanguru, membungkus bayi agar terjaga kehangatannya. Setelah pemberian ASI perah selesai
dilakukan, bayi dapat diletakkan kembali dalam posisi kanguru. Bila memungkinkan, dapat
dicoba pemberian ASI yang diperah dari payudara ibu secara langsung ke dalam mulut bayi, cara
ini juga dapat dilakukan pada bayi dalam posisi kanguru. Posisikan bayi dalam posisi kanguru,
dekatkan mulut bayi keputing susu ibu, tunggu sampai bayi siap dan membuka mulut dan
matanya. Keluarkan beberapa tetes ASI, biarkan bayi mencium dan menjilat puting susu dan
membuka mulutnya, tunggu sampai ia menelan ASI. Kegiatan ini dapat diulangi kembali.

Bila bayi kecil sudah mulai menghisap dengan efektif, mungkin sesekali ia akan berhenti saat
menyusu dengan jeda yang agak lama. Hal ini dapat terjadi karena bayi kecil mudah lelah,
menghisap agak lemah pada awalnya, dan memerlukan waktu istirahat yang agak lama setelah
menghisap. Ibu dianjurkan untuk tidak menarik bayi dari puting susunya terlalu cepat. Biarkan
bayi menempel di dada ibu, dan biarkan ia menghisap kembali bila sudah siap. Umumnya bayi
kecil perlu menyusu lebih sering, setiap 2 hingga 3 jam. Pada awalnya, mungkin bayi tidak
bangun untuk minum sehingga harus dibangunkan terlebih dahulu agar ia mau minum.

Bayi prematur dengan usia kehamilan 34 hingga 36 minggu atau lebih, umumnya sudah dapat
menyusu langsung ke ibu. Namun sebaiknya, periksa terlebih dahulu refleks hisap bayi, bila
perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah menggunakan gelas kecil. Pastikan bayi menghisap
dalam posisi dan pelekatan yang benar sehingga proses menyusu dapat berlangsung dengan
lancar.

1. Cara memegang atau memposisikan bayi:

 Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus


 Arahkan muka bayi ke puting payudara ibu
 Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat ke tubuh ibunya
 Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu

2. Cara melekatkan bayi:

 Sentuhkan puting payudara ibu ke mulut bayi


 Tunggulah sampai bayi membuka lebar mulutnya
 Segerah arahkan puting dan payudara ibu ke dalam mulut bayi
3. Tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar:

 Dagu bayi menempel ke dada ibu


 Mulut bayi terbuka lebar
 Bibir bawah bayi terposisi melipat ke luar
 Daerah areola payudara bagian atas lebih terlihat daripadaareola payudara bagian bawah
 Bayi menghisap dengan lambat dan dalam, terkadangberhenti.

Untuk memantau kecukupan asupan ASI, timbang bayi sekali sehari hingga berat badan bayi
mulai meningkat, kemudian lanjutkan menimbang 2 kali seminggu, dan selanjutnya timbang
bayi sekali seminggu sampai usia bayi mencapai cukup bulan.

Kesimpulan

Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan
untuk bayi berat lahir rendah atau kelahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya
untuk menghangatkan bayi. Perawatan Metode Kanguru (PMK) mempermudah pemberian ASI,
sehingga meningkatkan lama dan jumlah pemberian ASI.

Sumber : Buku Indonesia Menyusui

metode kanguru

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang terjadi ketika bertemunya ovum dan sperma kemudian
berkembang menjadi embrio. Seiring perkembangan kehamilan terjadi banyak terjadi hal-hal ynag tidak
terduga seperti melahirkan sebelum bayi prematur. Bayi prematur merupakan bayi yang lahir sebelum
mencapai usia 37 minggu. Bayi prematur memerlukan perawatan khusus untuk menjaga kesehatanya ,
dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang hangat dan nyaman seperti dalam rahim. Salah satu
perawatan yang digunakan untuk bayi prematur adalah dengan meletakkan bayi dalam inkubator.
namun, ada cara alami yang dapat digunakan yaitu metode kanguru. Metode Kanguru ini adalah
dengan melakukan kontak dari kulit ke kulit secara langsung antara ibu dan bayi.
Metode kanguru merupakan metode yang digunakan cara alami untuk mencegah bayi dari
hypotermi. caranya yaitu dengan meletakkan di dada ibu atau dada ayah sehingga terjadi penularan
panas dari ibu kepada bayi. Dengan kehangatan yang diberikan diharapkan mampu meningkatkan barat
badan bayi dan juga menstabilkan suhu tubuh bayi. Selain untuk perawatan bayi prematur, metode
kanguru juga di dapat digunakan untuk bayi baru lahir rendah yaitu bayi yang lahir beratnya kurang dari
2500g. Bayi lahir rendah memiliki kondisi yang lemah dan mudah kedinginan (karena lapisan lemak di
bawah kulitnya sangat tipis). Bayi dengan berat lahir rendah biasanya cepat lelah, dan sering tersedak
ketika mengisap ASI. Akibatnya, bayi jadi malas minum. Padahal, tubuhnya membutuhkan banyak ASI
agar beratnya segera normal. oleh sebab itu, metode kanguru sangat tepat untuk meningkatkan bayi
baru lahir rendah.

2. Tujuan
Untuk mengetahui cara alami yang dapat digunakan untuk merawat bayi prematur atau bayi baru
lahir rendah.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian
Metode Kanguru adalah sebuah metode perawatan bayi yang baru lahir dengan cara meletakan
bayi di dada ibu (skin to skin) untuk menyalurkan kehangatan pada bayi. Tujuannya kontak kulit ke kulit
antara ibu dan bayi dapat menurunkan hilangnya panas melalui konduksi dan radiasi serta bertujuan
untuk mempertahankan neutral thermal environment/NTE, yaitu kisaran suhu lingkungan sehingga bayi
dapat mempertahankan suhu tubuhnya tetap normal dengan metabolisme basal minimum dan
kebutuhan oksigen terkecil. Metoda ini dapat juga dilakukan untuk bayi sehat. Sehingga dengan kontak
langsung kulit ibu bayi ini kebutuhan dasar dari bayi berupa kehangatan, ASI, kasih sayang dan
perlindungan bisa dipenuhi.
2. Manfaat Perawatan Bayi Dengan Metode Kanguru
Manfaat perawatan metode kanguru (PMK) atau perawatan bayi lekat yang kerap disebut
kangaroo mother care sebenarnya sudah banyak dibicarakan di masyarakat. Metode ini diperkenalkan
pertama kali oleh Rey dan Martinez dari Bogota, Kolombia, dan merupakan metode perawatan bayi kecil
atau bayi prematur yang diilhami oleh cara ibu kanguru merawat anaknya yang selalu lahir prematur.

Metode kanguru ditemukan sejak tahun 1983 dan bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir
dengan berat badan rendah, baik itu selama perawatan di rumah sakit maupun di rumah.

Metode kanguru mampu memberikan kebutuhan hak asasi bayi dengan berat lahir rendah,
caranya melalui penyediaan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehingga memberikan
peluang untuk beradaptasi lebih baik dengan dunia luar. Metode kanguru juga lebih disenangi bayi dan
bermanfaat karena dapat memberikan rasa aman, nyaman, menguatkan insting bayi dengan merasakan
detak jantung ibunya lalu mencari-cari sendiri putingnya.

Penerapan metode kanguru dapat memberikan manfaat baik bagi ibu maupun bayi (Usman,
2008), yaitu:

a. Manfaat bagi ibu


1) Cara untuk mempermudah ibu dalam pemberian ASI
2) Dapat mempererat ikatan batin antara ibu dan anak
3) Dapat mempersingkat masa perawatan secara keseluruhan
4) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri ibu dan kepuasan bekerja.
5) Perawatan bayi lekat atau metode kanguru ini sederhana, praktis, efektif dan ekonomis sehingga bisa
dilakukan oleh setiap ibu atau pengganti ibu di rumah ataupun di puskesmas, terutama dalam
mencegah kematian BBLR.
b. Manfaat bagi bayi
1) Secara klinis dengan metode kengguru ini detak jantung bayi menjadi stabil dan pernafasannya lebih
teratur sehingga penyebaran oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik.

2) Kenaikan berat badannya menjadi lebih cepat, pertumbuhan dan perkembangan motorik pun menjadi
lebih baik.

3) Dapat mencegah kedinginan (hipotermia) pada bayi, dapat tidur dengan nyenyak dan lama, lebih tenang
serta jarang menangis.
3. Tujuan
Tujuan perawatan metode kanguru yaitu :

a. Meningkatkan berat badan bayi prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR)
b. Menstabilkan denyut jantung, pola pernafasan dan saturasi oksigen
c. Memberikan kehangatan pada bayi
d. Meningkatkan durasi tidur
e. Mengurangi tangisan bayi dan kebutuhan kalori
f. Mempercepat peningkatan berat badan dan perkembangan otak
g. Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
h. Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi menyusui

4. Komponen metode kanguru


Pada awalnya komponen dari metode kanguru terdiri dari 3 komponen, yang kemudian
berkembang menjadi 4 (Djelantik, 2001), yaitu:

a. Kontak langsung kulit bayi dengan ibu yang berlangsung lam (24 jam) dalam posisi kanguru.
b. Pemberian ASI sebagai nutrisi dasar
c. Pulang lebih cepat dari rumah sakit dalam posisi kanguru.
d. Pemantauan tumbuh kembang bayi dalam perawatan rawat jalan.

5. Pelaksanaan metode kanguru

Pelaksanaan metode kanguru dapat dilakukan pada waktu:

a. Segera setelah lahir

b. Sangat awal setelah 10-15 menit

c. Awal setelah umur 24 jam

d. Menengah setelah tujuh hari perawatan

e. Lambat setelah bayi bernafas sendiri tanpa oksigen dan.


f. Setelah keluar dari perawatanan inkubator di rumah sakit.

Penggunaan metode kanguru dihentikan, jika bayi sudah tidak membutuhkan lagi minimal berat
badan > 2.500 gram, suhu stabil yaitu 37,5oC dan menetek kuat (Usman, 2008).

6. Kriteria Bayi Yang Dapat Melakukan Perawatan Metode Kanguru


Metode kanguru dapat dilakukan dua minggu setelah kelahiran, dan berikut kriteria bayi yang
dapat melakukan perawatan metode kanguru :

a. Umumnya bayi dengan berat badan lebih-kurang 2000 g.


b. Bayi yang tidak mengalami kelainan atau penyakit yang menyertai, serta refleks dan kordinasi isap serta
menelan yang baik juga dapat menjalani metode ini.
c. Bayi harus memiliki perkembangan baik selama berada di inkubator.
d. Kesiapan serta keikutsertaan orangtua, akan sangat mendukung dalam keberhasilan metode kangguru.

7. Mekanisme kerja metode kanguru

Prinsip pelaksanaan metode kanguru adalah kulit bayi menempel pada kulit ibu, agar bayi dapat
mengambil panas dari tubuh ibunya. Pada dasarnya mekanisme kerja metode kanguru adalah sama
seperti perawatan inkubator yang berfungsi sebagai termoregulator dengan memberikan lingkungan
termonetral pada bayi melalui aliran panas konduksi dan radiasi. Lingkungan termonetral adalah
lingkungan suhu agar bayi dapat mempertahankan suhu optimal dengan mengeluarkan kalori yang
minimal. Pengaliran panas melalui konduksi adalah indetik kontak kulit ibu-bayi seperti sumber panas
dari bahan inkubator ke kulit bayi. Pengaliran panas melalui radiasi adalah udara hangat di dalam
inkubator seperti udara hangat dalam baju kanguru dan bayi (Usman, 2008).

Tahapan penggunaan metode kanguru menurut Perinasia (2001), adalah sebagai berikut:

a. Jelaskan pada ibu dan keluarga, tujuan bayi dirawat dengan metode kanguru, bahwa metode kanguru
mempermudah proses menyusui serta mampu menghangatkan suhu tubuh bayi.

b. Bila ibu dan keluarga setuju bayi dirawat dengan metode kanguru maka lakukan langkah-langkah, sebagai
berikut:
1) Siapkan ibu, dengan menjaga kebersihan daerah perut dan dada menggunakan waslap atau kain yang
bersih.

2) Siapkan bayi, bayi tidak perlu dimandikan cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat, kepala bayi
ditutup dengan topi, tidak perlu baju, bayi hanya memakai popok saja.

3) Gunakan baju biasa atau baju kanguru, selama pelaksanaan ibu tidak perlu memakai baju dalam. Pilih baju
yang agak longgar atau dapat direnggangkan. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi dapat digunakan
handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
Lepaskan bayi dari baju kanguru hanya untuk membersihkan popok dan mengganti ibu kanguru.

4) Posisi tegak, kepala miring ke kanan atau ke kiri ketika ibu berdiri atau duduk sesuai dengan kenyamanan
bayi dan kulit ibu, serta posisi bayi tengkurap atau miring ketika berbaring atau tidur.

c. Monitor bayi, ajarkan ibu untuk memantau pernafasan bayi, suhu tubuh, gerakan bayi, frekuensi berak
dan kencing

8. Pemantauan
Pemantauan yang dilakukan pada bayi dengan perawatan metode kanguru menurut Sudarti dan
Khoirunnisa (2010), adalah sebagai berikut:

a. Jelaskan pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna bayi normal serta kemungkinan variasi yang
masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau
tidak normal.

b. Jelaskan pula bahwa metode kanguru penting agar pernafasan bayi baik dan mengurangi risiko terjadinya
apnea, dibanding bila bayi diletakkan dalam boks.

c. Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi
tampak biru di daerah lidah, bibir, atau sekitar mulut atau pernafasan berhenti lama.

1) Tidak perlu melakukan pemantauan suhu selama bayi kontak dengan kulit ibu.

2) Bila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu setiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan
pengukuran.
9. Keuntungan Perawatan Bayi Menggunakan Metode Kanguru
Adapun beberapa keuntungan dari perawatan bayi dengan menggunakan metode kanguru, di
antaranya :

a. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan bayi


b. Meningkatkan hubungan emosi ibu-anak
c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi lebih baik lagi
d. Bayi menjadi tidak berlama-lama menangis
e. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
f. Meningkatkan produksi ASI
g. Menurunkan resiko infeksi selama dalam perawatan di rumah sakit
h. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit

10. Langkah – Langkah Dalam Melakukan Metode Kanguru


Dalam melakukan metode kanguru persiapannya adalah ibu mandi yang bersih, dan bersedia
melakukan perawatan metode kanguru. Berikut ini ada beberapa langkah dalam melakukan metode
kanguru adalah sebagai berikut :

a. Berikan bayi Anda pakaian, topi, popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan terlebih dahulu.
b. Letakkan bayi di dada Anda, dengan posisi tegak dan bersentuhan langsung dengan kulit Anda. Pastikan
kepala bayi sudah terfiksasi pada dada Anda. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala
dan dada bayi terletak di dada Anda dengan kepala agak sedikit mendongak. Anda juga dapat
mengenakan baju dengan ukuran besar sehingga posisi bayi bisa diletakkan di antara payudara lalu baju
ditangkupkan. Kenakan selendang yang dililitkan di perut Anda agar bayi tidak terjatuh.
c. Jika baju tidak dapat menyokong bayi, Anda dapat menggunakan handuk atau kain lebar yang elastis
atau kantong yang khusus dibuat untuk menjaga tubuh bayi.
d. Selama melakukan metode kanguru ini, Anda masih dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bergerak
bebas walaupun berdiri, duduk, berjalan, makan dan mengobrol. Namun pastikan, saat tidur, posisi
Anda setengah duduk atau meletakkan beberapa bantal di belakang punggung.
e. Jika Anda lelah, metode ini dapat dilakukan juga oleh ayah atau orang lain.
f. Perhatikan persiapan sang ibu, bayi, posisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI, dan kebersihan
ibu juga bayinya.
Metode ini dapat diterapkan sampai bayi tidak ingin menjalani jenis perawatan ini lagi, atau
biasanya sekitar usia 36 minggu karena bayi sudah besar. Dan di usia ini, dokter akan memeriksa retina
agar kebutaan dapat dicegah, telingga, tulang, dan vaksinasi, namun biasanya menunggu sampai bayi
beratnya mencapai 2 kg.

Dokter juga akan memeriksa jumlah dan waktu minum bayi, misalnya ada libitum atau
kemampuam bayi dalam meminum ASI (kira-kira 180-200 ml/kg/hari). Lalu memeriksa kenaikan berat
badan sang bayi, minimal 20-30 gram atau 1 minggu sekitar 2 ons dan memantau pertumbuhannya.

Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi baik ditambah dengan kenaikan berat badan,
maka bayi prematur ini sudah siap dirawat di rumah dan tumbuh seperti bayi normal lainnya.

11. Pemulangan bayi


Menurut Sudarti dan Khoirunnisa (2010), butuh waktu beberapa hari-minggu sampai bayi siap
dipulangkan, tergantung berat lahir. Ibu dan bayi dapat dipulangkan apabila bayi:

a. Tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

b. Berat badan naik > 20 gram/hari selama 3 hari berturut-turut. Beri dorongan bahwa ibu dapat merawat
bayinya dan dapat melanjutkan perawatan metode kanguru di rumah, dan dapat kembali untuk
melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin.
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan
Metode kanguru merupkan perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2.500
gram, terutama yang terlahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu, membutuhkan pengawasan
khusus untuk pencegahan hypothermia atau keadaan dimana bayi mengalami cedera dingin akibat
pengaturan suhu dalam sistem syaraf pusatnya belum sempurna dan perawatan bayi sederhana untuk
memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan
stimulasi.

Pada perawatan bayi dengan berat badan rendah maupun prematur, tentu membutuhkan
bantuan alat penghangat atau inkubator. Namun bila keadaan tidak memungkinkan seperti tidak
tersedianya alat penghangat, maka pilihan alami adalah dengan menggunakan metode Kanguru.
Metode Kanguru ini adalah dengan melakukan kontak dari kulit ke kulit secara langsung antara ibu dan
bayi.

Metode kanguru dapat dilakukan dua minggu setelah kelahiran, dan terdapat beberapa kriteria
bayi yang dapat melakukan perawatan dan juga terdapat langkah-langkah untuk melakukan metode
kanguru. Terdapat pula keuntungan dalam melakukan perawatan metode kanguru bagi ibu dan bayi.

2. Saran
Sebaiknya bidan ataupun tenaga kesehatan melakukan sosialisasi tentang metode kanguru.
Metode kanguru merupakan metode alami yang digunakan untuk membantu menciptakan suasana
kehangan yang mampu meningkatkan berat badan bayi terutama pada bay prematur dan bayi berat
lahir rendah sehingga sangat berguna bagi masytarakat dengan ekonomi rendah karna dapat membantu
mempersingkatperawatan dirumah sakit.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Di Susun Oleh:

1.Putri Nimas R.W (20130661045)


2.Lika Dianna (20130661073)

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhn (SAP) telah disahkan dan disetujui sebagai Laporan Praktek
Kebidanan 1 yang dilaksanakan pada tanggal 02 Mei di Ruang Nicu RSU Haji Surabaya.

Surabaya, 02 Mei 2015

Mahasiswa Praktek

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek Klinik
D3 Kebidanan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surabaya
(Umi Ma’rifah, SST, M.Kes) (Siti Juwariyah)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Pokok Bahasan : Bayi Baru Lahir Rendah
Sub Pokok Bahasan : Mengetahui Bayi Baru Lahir Rendah
: Ibu- ibu yang datang di ruang NICU RSU Haji Surabaya
Hari,tanggal : Sabtu, 02 Mei 2015
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Nicu RSU Haji Surabaya
Penyuluh : Mahasiswa

I. Latar belakang
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram (WHO, 1994:9). Berat lahir dipengaruhi dua proses penting, yaitu: lamanya (umur)
kehamilan dan pertumbuhan intrauterine. Resiko kematian neonatal dengan BBLR adalah 6,5
kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayi lahir berat badan cukup (Ronoatmodjo, 1996).
BBLR dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, ganguan
pendengaran, penglihatan, ganguan belajar, serta rentan terhadap infeksi saluran pernafasan
bagian bawah.
Sekitar 45 % kematian bayi berat lahir rendah (BBLR) (Depkes, 1996). Penelitian ini di
amerika menyatakan bahwa risiko kematian neonatal pada bayi dengan BBLR hamper 40 kali
lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan cukup. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi (Anonim, 2006). WHO
memperkirakan lebih dari 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahun dan
mempengaruhi sekitar 16 % dari BBLR di Negara berkembang.
Di Indonesia kejadian BBLR bervariasi, secara nasional menurut analisa SDKI 2002-2003
kejadian BBLR sebesar 6 %. Kejadian BBLR berdasarkan provinsi bervariasi dengan rentang 2
%-15,1 % dimana yang terendah di provinsi sumatera utara dan tertinggi di provinsi Sulawesi
selatan. Di jawa berat BBLR merupakan penyebab kematian bayi (0-1 tahun) nomor 3 pada
tahun 1998 (8,5 %) dan nomor 4 pada tahun 1999 (8,71 %).
II. Tujuan instruksional umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang bayi baru lahir, ibu dapat memahami dan
mengerti tentang:
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Etiologi BBLR
4. Manifestasi Klinis BBLR
5. Diagnosis BBLR
6. Masalah – masalah kelainan pada BBLR
7. Penatalaksanaan BBLR

III. Tujuan intruksional khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan ibu yang memiliki
bayi mejelaskan kembali tentang:
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Etiologi BBLR
4. Manifestasi Klinis BBLR
5. Diagnosis BBLR
6. Masalah – masalah kelainan pada BBLR
7. Penatalaksanaan BBLR

IV. Strategi Pelaksanaan


1. Metode : Ceramah, Tanya jawab
2. Media : Leaflet, LCD, Leptop
3. Garis besar materi (penjelasan terlampir)
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Etiologi BBLR
4. Manifestasi Klinis BBLR
5. Diagnosis BBLR
6. Masalah – masalah kelainan pada BBLR
7. Penatalaksanaan BBLR

V. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu


1 Pendahuluan a. Salam a. Menjawab 3 menit
pembukaan salam
b. b.Menyimak
Menyampaikan c. Mendengarkan,
tujuan menjawab
penyuluhan pertanyaan
c. Menyebutkan
materi atau
pokok bahasan
yang
disampaikan
2 Kerja a. a. Mendengarkan 25
Menyampaikan dengan penuh menit
materi perhatian
penyuluhan b.Menanyakan
tentang BBLR hal-hal yang
b. Memberi belum jelas
kesempatan c. Memperhatikan
peserta untuk jawaban dari
bertanya pemateri
c. Menjawab d.
pertanyaan Menjawab
d. Evaluasi pertanyaan
e. Membagikan e. Peserta antusias
doorprise dalam
kepada peserta menerima
yang bisa doorprise
menjawab
pertanyaan
3 Penutup a. Menyimpulkan a. Mendengarkan 2 menit
b. Salam penutup b. Menjawab
salam

VI. Setting Tempat


Peserta Penyuluhan duduk berhadapan dengan penceramah/pemateri
VII. Kriteria Evaluasi
1. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Pengertian BBLR
2. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Klasifikasi BBLR
3. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Etiologi BBLR
4. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Manifestasi Klinis BBLR
5. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Masalah – masalah kelainan pada BBLR
6. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Penatalaksanaan BBLR
VIII. Referensi
Sudarti sukarni icesmi ,2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi.
Yogyakarta : Medical Bookl
Muslihatun Nur Wafi, 2008. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Marmi, Fatmawati Eri. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
MATERI
BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
A. Pengertian BBLR
BBLR adalah Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi karena umur
kehamilan kurang dari 37 minggu ,berat badan lebih rendah dengan semestinya sekalipun umur
kehamilan cukup (manuaba,2007).
Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi
(sarwono,2004).
Menurut WHO menyatakan BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram(hiidayat,2005).
B. Klasifikasi BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Menurut harapan hidupnya:
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram
 Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
 Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram
2) Menurut masa gestasi:
 Prematuritas murni yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai berat badan untuk usia kehamilan
 Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia
kehamilan.
C. Etiologi
1. Dari factor ibu
a. umur ibu hamil kurang dari 20 minggu atau diatas 35 tahun
b. jarak kelahiran terlalu dekat
c. gizi saat hamil yang kurang
d. factor pekerja yang terlalu berat
e. keadaan social
f. penyakit ibu seperti toksaemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, DM,
2. Dari factor kehamilan
a. hamil ganda
b. hamil dengan hidramnion
c. perdarahan anterpartum
d. komplikasi kehamilan
2. Dari factor janin
a. cacat bawaaan
b. infeksi dalam Rahim
c. hidramnion
d. kehamilan ganda
3. Dari factor pendukung
a. nutrisi
b. perokok,alcohol,budaya
c. social

D. Manifestasi Klinis BBLR


a. Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
 Berat kurang dari 2500 gram
 Panjang kurang dari 45 cm
 Lingkar dari < 30 cm
 Lingkar kepala < 33 cm
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
 Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
 Kepala tidak mampu tegak
b. Sistem Pernafasan
 Apnea
 Ritme tidak teratur
 Timbul sianosis
 Frekuensi 60-80 /menit
c. System sirkulasi
 Kerja jantung lemah dan lambat
 Cenderung ditemukan aritme
 Nadi 100-160/menit
 Tekanan darah rendah
 Sirkulasi perifer
d. Pengendali suhu
suhu tubuh cenderung sub normal karena produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan
panas
e. Sistem pencernaan
 Reflek menghisap lemah
 Sering terjadi regurgurasi
f. Sistem persyarafan
 Tangisan lemah
 Sulit dibangunkan
g. Sistem Genetal
 Genetal kecil
 Pada laki-laki ,testis masih terdapat dalam abdomen
 Pada wanita ,labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor
E. Diagnosis BBLR
Dalam mendiagnosa bayi dengan BBLR maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
 Penghitungan HPHT
 Peniliaian secara klinis yaitu : BB, PB, Lingkar dada, dan lingkar kepala

F. Masalah Masalah kelainan pada bayi berat lahir rendah


1. Suhu Tubuh
a) Pusat pengatur nafas tubuh masih belum sempurna
b) Otot bayi masih lemah
c) Kemampuan metabolism panas masih rendah sehingga bayi dengan bblr

2. Pernafasan
a) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b) Otot pernafasan lemah
3. Alat pencernaan makanan
a) Penyerapan makanan lemah
b) Mudah terjadi reguritasi
c) Otot pencernaan

G. Penatalaksaan BBLR
Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) :
1) Pengaturan Suhu
Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hiportemi, oleh sebab itu
suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
Prinsip untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
 Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat agar tetap hangat walaupun dalam
keadaan dilakukan tindakan. Kepala bayi ditutup topi.
 Rawat bayi kecil diruang yang hangat
 Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda dingin
 Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin
 Ganti popok setiap kali basah
 Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

2) Mencegah Infeksi dengan ketat


BBLR sangat rentan dengan infeksi,perhatikan pronsip-prinsip pendegahan infeksi termasuk
mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3) Nutrisi
Memberikan bayi nutrisi adekuat, yaitu dengan ASI, reflex menelan BBLR belum sempurna,
oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Apabila daya hisap belum baik,
bayi di coba menetek sedikit-sedikit. Apabila belum bias menetek, berikan ASI dengan sendok
atau pipet. Apabila belum ada reflex menghisap dan menelan, pasang sonde lambung/NGT.
4) Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
(saifudin,2002)
5) upaya meningkatkan berat badan pada BBLR
alat pencernaan bayi BBLR belum sempurna,lambung kecil enzim pencernaan belum
matang ,sedangkan kebutuhan proteinya 3-5gram berat badan dan kalori 110 kalori,/kg BB
sehingga pertumbuhan dapat meningkat.pada hari 2-3 hari bayi akan mengalami penurunan berat
badan sekitar 10 %,dan akan pulih kembali pada hari ke 10 .
untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR perlu diperhatikan asupan
nutrisinya.pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahuui dengan menghisap
cairan lambung,reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit
.bila faktor menghisapnya berkurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok
perlahan lahan atau dengan atau dengan memasang sonde .permulaan cairan yang diberikan 50-
60 cc/kg BB/hari teruz dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg/bb/hari.
6) Perawatan setelah pulang dari rumah sakit gunakan metode kangguru
1. Kanguru mother care
Perawatan metode kanguru merupakan suatu cara khusus dalam merawat bayi BBLR dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu yang berguna untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi melalui penigkatan control suhu ,menyusui,pencegahan
infeksi,dan kontak ibu dengan bayi (KMC India Neteork ,2004)
Depkes RI (2004) mendefinisikan perawatan metode kanguru sebagai suatu cara perawatan
untuk bayi BBLR terutama dengan berat lahir <2000 gram melalui kontak kulit dengan kulit ibu
denagn bayinya dimulai ditempat perawatan diteruskan dirumah,dikombinasi dengan pemberian
ASI yang bertujuan agar bayi tetap hanngat.
2. Manfaat Perawatan Metode Kanguru
Perawatan metode kanguru memberiakn manfaat tidak hanyauntuk perkembangan kesehatan
bayi tetapi juga bagi penyembuhan psikologis ibu sehubungan dengan kelahiran preterm dan
memperoleh kembali peran keibuan.adapun manfaat perawatan metode kanguru sebagi berikut
(Dekes RI,2008;WHO,2003):
a.Manfaat pada bayi
1. Mempertahankn suhu tubuh ,denyut jantung,dan frekuensi pernafasan relative terdapat dalam
batas normal
2. Memperkuat system imun bayi sehingga menurunkan keajdian infeksi nosokomial,penyakit
berat,atau infeksi saluran pernafasanbawah.
3. Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan stress pada
bayi
4. Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku
5. Meningkatkan ikatan ibu dengan bayi
6. Waktu tidur bayi menjadi lama
7. Meningkatkan perkembangan motorik bayi
8. Mempertahankan homestatis
b.Manfat pada ibu
1. Mempermudah pemberian ASI
2. Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi
3. Hubungan lekat antara ibu dan bayi lebih baik
4. Ibu lebih saying pada bayinya
5. Memberikan pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu
6. Meningkatkan produksi ASI

7) Perawatan di rumah sakit kalau ada masalah pernafasan kita pasang nasal jika ada
masalah pencernaan kita pasang sonde
bayi premature atau BBLR mempuyai masalah menyusui karena reflek menghisapnya masih
lemah.untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan
pada bayi dengan pipa lambungtau pipet.dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu
,bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan
dengan pipet atau selang kecil untuk menempel pda puting

PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahwa pentingnya menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat akan berdampak Pada
perkembangan bayi dan sistem motorik pada bayi sehingga disini para petugas agar tetap
menjaga merawat dengan baik agar tidak berdampak fatal .
2. Saran
 Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR
 Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
BBLR
 Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR

Diposting oleh putri nimas di 06.49


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

You might also like