You are on page 1of 14

Arab dan Yahudi

Orang-orang Arab dan orang-orang Yahudi Timur Tengah secara historis masih memiliki
hubungan kekerabatan karena keduanya berasal dari satu ras, yaitu ras Kaukasia atau Asia
Barat yang juga lebih dikenal sebagai ‘Semit’ atau ‘Semitik’. Kata ‘Semit’ diambil
berdasarkan temuan para ahli dalam Kitab Perjanjian Lama pada abad ke delapan belas yang
merujuk pada keturunan Nabi Nuh, Sam, yang kemudian menurunkan Nabi Ibrahim sehingga
mempertemukan orang-orang Yahudi dan Arab dalam kedua putranya, Ishaq dan Ismail.
Meskipun sama-sama berhidung mancung, orang-orang Arab dan Yahudi memiliki bentuk
hidung mancung yang khas jika dibandingkan dengan etnis lainnya yang ada di kawasan
Timur Tengah. Akan tetapi, beberapa hal yang membedakan antara orang-orang Arab dan
Yahudi sebagai sesama ras Semit adalah faktor agama yang dianut, dimana orang-orang Arab
mayoritas penganut agama Islam sedangkan orang-orang Yahudi adalah para penganut agama
Yahudi. Hal lainnya adalah aspek bahasa, dimana orang-orang Arab menggunakan bahasa
Arab sebagai bahasa kesehariannya, sedangkan orang-orang Yahudi menggunakan bahasa
Ibrani. Selanjutnya, faktor tempat tinggal dimana orang-orang Arab menetap di suatu
kawasan yang terasing di tengah padang pasir sedangkan orang-orang Yahudi menjadi
nomaden dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Faktor lainnya yang membedakan kedua
ras Semit ini adalah kebiasaan orang-orang Arab yang menggubah bait-bait puisi yang indah
dengan bahasa yang menarik. Adapun kelebihan sekaligus juga kelemahan orang-orang Arab
karena fanatisme kesukuan yang sangat tinggi, bahkan terkadang lebih dari segalanya. Hal ini
sering menyulut perselisihan dan peperangan, baik sesama Arab maupun non-Arab. Setelah
Islam datang, fanatisme kesukuan berganti dengan fanatisme terhadap Islam yang sangat
tinggi sehingga di tangan orang-orang Arab Islam menjadi agama yang menguasai dunia.
Sedangkan kelebihan Yahudi adalah orang-orang yang dikenal memiliki kecerdasan dan
keahlian sebagaimana dicatat dalam sejarah beragam pakar dan ahli berbagai ilmu
pengetahuan yang merupakan orang-orang Yahudi. Adapun kelemahan Yahudi adalah
kebanggaan yang berlebihan akan keyahudian mereka sehingga menganggap bangsa lain
lebih rendah karena merasa merekalah bangsa yang paling mulia dan terhormat di muka bumi
ini. Orang-orang Arab sebagian besar tinggal di kawasan Asia Barat (Arab Saudi dan negara-
negara Teluk, Yaman, Palestina, Syiria, Irak, Libanon dan Yordania), Afrika Utara (Marokko,
Tunisia, Libya dan Aljazair), Afrika Barat (Mesir dan Sudan) dan di beberapa negara lain di
seluruh dunia. Sedangkan orang-orang Yahudi saat ini terkonsentrasi di Israel dan dalam
jumlah tertentu berada di Eropa dan Amerika.
Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak
dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan
sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah
islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak
usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan
tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan
sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan
perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya
membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan
memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan
ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling
tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal
mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah
dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-
pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita
dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah
dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi
wa sallam

Sumber: https://muslim.or.id/496-yahudi-islam-dalam-sejarah.html

Masyarakat Yahudi di Hijaz Sebelum Islam

Tidak banyak sumber sejarah yang menjelaskan asal-usul keberadaan Yahudi di wilayah
Hijaz yang meliputi Mekah, Madinah, Thaif, Khaibar, Fadak, Taima dan sekitarnya. Sumber
sejarah yang ada, terbatas pada beberapa catatan sejarawan muslim, yang berarti
penulisannya dilakukan setelah kedatangan Islam. Sementara catatan sejarah sebelum Islam,
bisa dikatakan sangat langka. Itupun terbatas pada ungkapan para penyair dalam puisi-puisi
mereka. Alhasil, permulaan kedatangan masyarakat Yahudi ke Hijaz tidak dapat dipastikan,
karena tidak didukung data dan fakta yang memadai.
Namun berbagai indikator menunjukkan, keberadaan masyarakat Yahudi di tanah Hijaz sudah
berlangsung sejak lama. Kondisi politik yang tidak stabil di Palestina sejak penyerangan
Babilonia hingga Romawi, mendesak masyarakat Yahudi mencari perlindungan bahkan
pemukiman baru di pelbagai daerah, terutama daerah-daerah yang memiliki hubungan
langsung dengan Palestina, seperti Hijaz. Selain faktor politik di Palestina kesuburan tanah di
beberapa wilayah Hijaz, seperti Yatsrib (Madinah), Khaibar, Taima, Wadi alQura dan Fadak,
mendorong masyarakat Yahudi untuk menjadikannya sebagai alternatif pemukiman baru bagi
mereka (Jawad Ali : 3675).

a. Aspek Sosial Politik


Di pemukiman baru tersebut, masyarakat Yahudi hidup berdampingan dengan pribumi yang
telah lebih dulu tinggal di tempat itu. Kondisi ini memaksa mereka melakukan penyesuaian
dengan budaya dan tradisi lokal. Meskipun di Madinah, Khaibar dan Wadi alQuran, mereka
berhasil mendominasi berbagai aspek kehidupan tapi mereka tetap tidak dapat menghindari
tuntutan-tuntutan pragmatis di tempat baru. Cara berpakaian dan nama mengikuti tradisi
Arab. Samuel bin Yazid, Zubair bin Batha, Sallam bin Misykam, Huyay bin Akhthab, adalah
nama-nama tokoh Bani Qainuqa’ dan Bani Nadhir. Komunikasi sehari-hari pun menggunakan
bahasa Arab, meskipun masih ada pengaruh aksen Ibrani. Bahkan sebagian dari kalangan
Yahudi dikenal pandai berpuisi dalam bahasa Arab, diantaranya adalah Ka`b bin Sa`d al-
Qurazhi, Sarah al Qurazhiyah, Rabi` bin Abi alHuqaiq dan Ka`b bin Asyraf (Jawad Ali:
3738).

Tidak hanya bahasa dan budaya, pernikahan antara etnik Bani Israil dan Arab juga tidak dapat
dihindari. Ka`b bin Asyraf adalah contohnya. Menurut salah satu riwayat, ayahnya adalah
keturunan Arab Thai’ sedangkan ibunya berdarah asli Bani Israil. Jawad Ali memberi alasan,
perkawinan silang antar etnik ini dapat terjadi karena –antara lain— sejumlah orang Arab
memeluk agama Yahudi.

Ketika masyarakat Yahudi tiba di Madinah, sejumlah kabilah Arab kecil telah mendiami kota
tersebut. Namun demikian, klan-klan besar Yahudi, seperti Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan
Bani Qainuqa` berhasil menempati tempat-tempat strategis. Daerah `Awali (Wadi
Mudzainib), Wadi Mahzur dan Wadi Buthhan yang merupakan sumber air di Madinah,
berhasil dikuasai. Selain tanah, mereka juga menguasai perdagangan. Pasar Bani Qainuqa`
menjadi pasar paling ramai dan lengkap, sekaligus jantung perekonomian Madinah.
Sejak kedatangan Aus dan Khazraj, dua klan Arab berasal dari Azd (Yaman), dominasi
Yahudi di Madinah mulai pudar. Aus dan Khazraj berhasil menggeser posisi Yahudi
meskipun tidak dapat menguasai daerahdaerah subur yang menjadi pemukiman dan kebun
mereka.

Kehadiran Aus dan Khazraj yang mengancam hegemoni dan stabilitas masyarakat Yahudi
tidak disikapi secara konfrontatif. Masyarakat Yahudi lebih mengutamakan perlindungan
internal dengan membangun bangunan-bangunan kokoh di daerah pemukimannya dalam
bentuk benteng, atham (semi benteng) dan ratij (rumah berdinding tanah liat). As Samhudi –
dalam kitab Wafa’ alWafa— menyatakan terdapat lebih dari 59 atham dan ratij milik Yahudi
di Madinah.

Di dalam batas lingkungan eksklusif itulah, masyarakat Yahudi melakukan segala aktivitas
yang terkait antara sesama meraka, sehingga kondisinya mirip dengan komunitas Ghetto yang
identik dengan budaya masyarakat Yahudi di seluruh penjuru dunia semasa diaspora.

Dalam berhubungan dengan komunitas lain di Madinah, masyarakat Yahudi tampaknya lebih
bersikap pragmatis. Perpecahan di kalangan internal Yahudi mendorong mereka untuk
membangun aliansi dengan masyarakat Arab guna memperkuat posisinya. Bani Qainuqa`
beraliansi dengan Khazraj, sedangkan Bani Nadhir dan Bani Quraizhah beraliansi dengan
Aus (alSyarif: 267).

Perpecahan internal Yahudi bukan semata-mata strategi jitu mereka untuk memecah belah
kekuatan Aus dan Khazraj yang menjadi rival mereka. Sekalipun secara tidak langsung,
tujuan tersebut tercapai. Pada kenyataannya, klanklan Yahudi itu memang pecah, terutama
setelah menapaki puncak kekuasaan di Madinah. Bani Nadhir dan Bani Quraizhah
memandang status mereka lebih terhormat daripada Bani Qainuqa`. Kedua klan Yahudi
tersebut berasal dari garis keturunan alKahin (Cohen), keturunan Nabi Harun as yang dikenal
relijius dan sangat terhormat (Ibn Hisyam: 2/202).

b. Aspek Ekonomi
Sejak sebelum kedatangan Aus dan Khazraj hingga masa Islam. Yahudi Madinah tetap
menguasai perekonomian kota tersebut. Bani Nadhir dan Bani Quraizhah menguasai tanah--
tanah tersubur, sedangkan Bani Qainuqa` mengusai pasar terbesar. Kemahiran masyarakat
Yahudi dalam bercocok tanam yang diwarisi dari Palestina juga mereka terapkan. Begitu juga
kelihaian membuat perhiasan, pakaian, baju perang, senjata, alat-alat pertanian dan profesi
lainnya semakin mengokohkan dominasi mereka atas perekonomian Madinah.

Perdagangan valuta dan praktik riba juga dikenal luas di Madinah. Dalam hal ini, tokoh-
tokoh Yahudi dan Arab memainkan peran yang sama. Bunga riba yang dibebankan kepada
peminjam kadang-kadang lebih besar dari jumlah utang, sehingga menciptakan kesenjangan
sosial dan memicu banyak konflik (alSyarif: 301302).

Hubungan dagang para saudagar Yahudi Madinah dan Khaibar terjalin dengan baik. Letak
Madinah sebagai transit kafilah-kafilah dagang Quraisy yang bertolak menuju pasar-pasar
besar di Gaza dan Syam tentu dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang domestik
Madinah. Begitu juga Khaibar yang terletak di persimpangan jalan dagang kafilah-kafilah
Ghathafan dan beberapa kabilah Najed lainnya.

c. Aspek Pendidikan dan Keagamaan

Lingkungan eksklusif masyarakat Yahudi di Madinah menjadi tempat ideal untuk


mengembangkan pendidikan dan tradisi keagamaan. Lembaga pendidikan Yahudi di Madinah
dikenal dengan nama Bait alMidras yang berasal dari bahasa Ibrani, Midrash, yang berarti
kajian dan penjelasan teks-teks keagamaan. Tampaknya, Midras juga berfungsi sebagai
tempat ibadah dan pertemuan penting untuk membahas masalah-masalah agama (Jawad Ali:
4876).

Meskipun orang-orang Yahudi tidak tertarik menyebarkan agama, tapi bukan berarti tidak ada
orang Arab yang memeluk Yahudi. Kondisi sosial yang majemuk, kebutuhan pragmatis yang
berkaitan dengan ekonomi dan keamanan, serta faktor-faktor lainnya, membuat orang-orang
Yahudi berkepentingan dengan adanya orang-orang Arab yang memeluk agama mereka.
Namun perlu dicatat, pilihan memeluk agama Yahudi ini dilakukan oleh individu-individu
dan tidak ada fakta yang menyebutkan perpindahan agama secara masif yang dilakukan oleh
satu kabilah Arab secara bersama-sama (al Syarif: 248).
1300 – 1924 M Dinasti Ottoman Turki, atau setelah 1517 disebut dengan Kekhalifahan Turki
Utsmani / Kekhalifahan Ottoman. Saat itu Kerajaan Byzantium dengan Raja Konstantin XI
diserang dan direbut oleh Sultan Mehmed II (Ottoman Dinasti) dengan memakai meriam
buatan insinyur Jerman yang dapat melontarkan batu seberat 600 kg sejauh 1,5 km. Dengan
ini berakhirlah Kerajaan Byzantium pada tahun 1453. Kota Kostantinopel berubah nama
Istanbul, serta Gereja Hagia Spohia yang termasyur dirombak menjadi masjid. Tahun 1517
Sultan Selim Yavuz (Ottoman Turki) mengalahkan Dinasti Mamluks dan menguasai Mesir.

Tahun 1879 Perjanjian Berlin, Dinasti Turki kehilangan 4/5 wilayahnya di Eropa. 1882
Inggris Raya merebut Mesir dari Dinasti Turki. 1895 Mirza Ghulam Ahmad menyatakan diri
sebagai Nabi untuk merevisi kesalahan2 Quran.

Tahun 1914 terjadi Perang Dunia Pertama, antara Blok Central, yaitu Jerman, Dinasti
Ottoman Turki, Austria-Hungaria, dan juga Bulgaria melawan sekutu, antara lain Britania
Raya, Rusia, AS, dan sebagian besar negara Eropa. Pada perang ini Blok Central mengalami
kekalahan, termasuk juga Dinasti Ottoman Turki. Akibatnya Israel direbut oleh pasukan
gabungan Perancis, Inggris serta Australia dari tangan Dinasti Ottoman Turki. Tahun 1918
Perang Dunia Pertama berakhir.

Tahun 1924, Mustafa Kemal Pasha, seorang Turki yang berjiwa nasionalis, menolak
bangsanya menjadi budak budaya Arab, ia mengadakan sidang Dewan Perwakilan Nasional,
kemudian ia memecat kholifah, membubarkan sistem khilafah, dan menghapuskan sistem
Islam dari negara. Pada tahun 1928 Turki menyatakan diri sebagai negara sekuler, dan
berakhir sudah Kekhalifahan Islam Turki yang bertahan 6 Abad.

Tahun 1925 Reza Khan merebut kekuasaan di Persia (Iran) dan mendirikan Dinasti Pahlavi.
Dimasa Reza Khan ini modernisasi berkembang pesat di Persia.. Tahun 1932 Irak diberikan
kemerdekaan oleh Liga Bangsa Bangsa. Tahun 1935 Iran menjadi nama resmi dari Persia.

1935 – 1939 M Setelah Tanah Israel lepas dari Kekhalifahan Turki, dan berada dalam mandat
LBB untuk Britania Raya (Inggris), maka terjadilah peningkatan drastis jumlah orang Yahudi
ditanah Israel. Hal ini dipicu adanya gerakan Zionisme, yaitu gerakan pulang ke Tanah
Perjanjian setelah mengalami Diaspora. Kebanyakan dari mereka adalah Yahudi Jerman yang
lari akibat gerakan anti Yahudi oleh Nazi. Dari sini dimulailah konflik Yahudi dengan Arab.
1939 – 1945 M. Terjadinya Perang Dunia Ke 2, antara Pihak sekutu, yaitu Britania Raya, AS,
Rusia, dan Cina, melawan Pihak Axis, yaitu Nazi Jerman, Italia, dan Jepang.

1946 Yordania, Lebanon, and Suriah diberikan kemerdekaan oleh Inggris dan Prancis. Tahun
1947 Muslim India memberontak dan melepaskan diri membentuk sebuah negeri sendiri
bernama Pakistan.

Tahun 1947, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), memutuskan untuk membagi wilayah
Mandat Britania atas tanah Israel, tetapi hal ini ditentang oleh negara2 Islam. Meskipun
demikian kaum Yahudi tetap mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah Israel tersebut.
Sedangkan kota Yerusalem yang dianggap suci tidak hanya oleh orang Yahudi tetapi juga
orang Muslim dan Kristen akan dijadikan kota internasional.

1948 M Israel diproklamasikan (Merdeka) pada tanggal 14 Mei 1948 dan sehari kemudian
langsung diserbu oleh tentara dari Libanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab
lainnya. Tetapi Israel bisa memenangkan peperangan ini dan malah merebut kurang lebih
70% dari luas total wilayah Mandat Britania Raya atas Palestina. Peperangan ini disebut
Perang Kemerdekaan oleh orang Yahudi.

1956 M Mesir melakukan nasionalisasi Terusan Suez dan menghalangi Israel untuk
melakukan perdagangan melewati jalur tersebut. Akibatnya Israel menginvasi Pegunungan
Sinai dengan dukungan Inggris dan Prancis. Selama Krisis Suez ini Israel merebut jalur Gaza
dan Pegunungan Sinai. Namun AS dan PBB menekan Israel untuk melakukan gencatan
senjata. Israel setuju, kemudian wilayah tersebut kemudian dijaga oleh tentara PBB (UNEF).

Akibat kekalahan negara Islam dari Israel pada tahun 1948 dan 1956, maka negara2 Islam
bergabung untuk membalas kekalahan mereka tersebut.

Pada Mei tahun 1967, Mesir mengusir tentara PBB (UNEF) dari Pegunungan Sinai; ketika itu
UNEF telah berpatroli disana sejak tahun 1957 (yang disebabkan oleh invasi atas
Pegunungan Sinai oleh Israel tahun 1956). Mesir mempersiapkan 1.000 tank dan 100.000
pasukan di perbatasan dan memblokade Selat Tiran (pintu masuk menuju Teluk Aqaba)
terhadap kapal Israel dan memanggil negara-negara Arab lainnya untuk bersatu melawan
Israel.

Perang ini dikenal dengan nama Perang Enam Hari, atau disebut juga Perang Israel Arab
1967. Israel diserang beramai2 oleh pihak negara Islam yaitu Mesir, Suriah, Yordania, dengan
dukungan Lebanon, Irak, Arab Saudi, Kuwait, Sudan dan Aljazair.

Tapi pada akhirnya Israel lah yang memenangi pertempuran ini. Pada akhir perang, Israel
merebut Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Pegunungan Sinai, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi
Golan.

1973 M Tejadi Perang Yom Kippur, dikenal juga Perang Ramadhan atau Perang Oktober
adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara pasukan Israel melawan
koalisi negara-negara arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Yom Kippur adalah hari raya Yahudi yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang
khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadhan bagi umat Islam
sehingga dinamakan "Perang Ramadhan 1973", Suriah dan Mesir menyerbu Israel secara
tiba-tiba untuk mengejutkan Israel. Jumlah tentara invasi sungguh besar. Di dataran tinggi
Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400
tank Suriah. Sedangkan di terusan Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan
80.000 prajurit Mesir.

Pada permulaan perang, Israel terpaksa menarik mundur pasukannya. Tetapi setelah
memobilisasi tentara cadangan, mereka bisa memukul tentara invasi sampai jauh di Mesir
dan Suriah. Israel berhasil "menjinakkan" payung udara Mesir yang ternyata lambat dalam
mengiringi gerak maju pasukkannya, dengan langsung mengisi celah (gap) antara payung
udara dengan pasukan yang sudah berada lebih jauh di depan. Akibatnya beberapa divisi
Mesir terjebak bahkan kehabisan perbekalan. Sementara di front timur, Israel berhasil
menahan serangan lapis baja Syria.

Melihat situasi berbahaya bagi Mesir, Uni Soviet tidak tinggal diam, melihat tindakan Uni
Soviet, Amerika Serikat segera mempersiapkan kekuatannya. Dunia kembali diancam perang
besar pasca perang Dunia II. Kemudian, Raja Faisal bin Abdul Aziz dari Arab Saudi
mengumumkan pembatasan produksi minyak. Krisis energi muncul dan negara2 Industri
kewalahan lantaran harga minyak dunia membumbung tinggi. Dua minggu setelah perang
dimulai, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat dan mengeluarkan resolusi 339 serta
gencatan senjata dan dengan ini mencegah kekalahan total Mesir.

1978 M Di Camp David, Amerika Serikat, disepakati perjanjian yang dikenal dengan
Perjanjian Camp David di mana Israel berjanji akan menyerahkan Daerah Sinai kepada
Mesir. Berdasarkan perjanjian ini pula pada Maret 1979 diadakan Perjanjian Damai antara
Israel dan Mesir, dimana Pegunungan Sinai diserahkan kepada Mesir, dan Jalur Gaza
dibawah Israel, yang nantinya akan diberikan kembali ke Palestina.

1988 M Palestina memproklamirkan kemerdekaannya menjadi sebuah negara pada tanggal


15 November 1988, 40 tahun setelah Negara Israel berdiri.

Kiranya dengan uraian singkat ini kita dapat memahami sejarah Israel, secara benar.

Sebutan bahwa Israel sebagai negara penjajah ataupun agresor masih bisa diperdebatkan.
Israel menempati Tanah Perjanjian didasarkan Mandat PBB, tidak melalui penjajahan yang
menimbulkan pertumpahan darah, dan pada saat itu tidak ada bangsa yang memerintah
disana. Tanah Perjanjian sebenarnya adalah milik Inggris Raya yang telah berhasil
merebutnya dari Kekhalifahan Ustmaniyyah / Ottoman Turki (Seperti halnya Khalifah Islam
merebutnya dari Byzantium Kristen).

Begitu pula bangsa Palestina, sebenarnya telah mendapatkan wilayahnya sendiri, sesuai
mandat PBB. Dan sebutan bangsa Palestina sebagai penduduk asli juga masih rancu, karena
bangsa Palestina asli sudahlah tidak ada (dahulunya bangsa Palestina adalah suatu bangsa
dari pulau Kreta atau Kaftor yang menyerang Mesir namun gagal sehingga mereka mendarat
di tanah Kanaan yaitu sepanjang jalur Gaza dan tinggal di sana.), mereka telah tercerai berai
dikarenakan penyerbuan bangsa2 dari utara yaitu kerajaan Babilonia, Media-Persia, Yunani
sampai Romawi. Bangsa Palestina yang ada sekarang adalah bangsa campuran dari Arab dan
lebih banyak berasal dari Yordania.

Konflik Israel bukan sebatas konflik politik belaka, namun pengaruh agama juga kental
disana. Lalu apakah Israel adalah negara Agresor? Apakah Israel menyerang Palestina
terlebih dahulu? Apakah Israel menyerang Mesir terlebih dulu? Justru pihak Islamlah yang
menyerang Israel terlebih dahulu. Lihatlah Perang Kemerdekaan tahun 1948, Perang Enam
Hari, Perang Yom Kippur, ataupun HAMAS baru2 ini. Pihak Islamlah yang menyerang Israel
terlebih dahulu. Dan celakanya, justru pihak Islamlah yang kalah, sehingga semakin luaslah
wilayah Israel. Bukankah Israel dan Palestina bisa hidup berdampingan berdasarkan wilayah
masing2 yang telah ditentukan PBB? Salah satu pemicu konflik ini masih berlangsung adalah
karena Muhammad mengajarkan bahwa Yahudi amat membenci dan memusuhi Islam, oleh
karenanya adalah kewajiban muslim untuk membalas kebencian dan permusuhan Israel
tersebut.

PARANOIA ISLAM TERHADAP YAHUDI & KAFIR

Ketika Twin Towers (WTC - New York) roboh, Sebagian muslim hakul-yaqin bahwa ini
adalah ulah Mossad (intel Israel) atau CIA dan YAHUDI yang absent kerja pada hari itu.
Pada saat Krisis Moneter Asia, Dr Mahathir Mohammed, PM Malaysia menuduh Yahudi-lah
berada dibelakang kesengsaraan Asia ini. Ibu-ibu Muslim Nigeria menolak memberi
vaksinasi anak mereka karena mereka percaya AS memasukkan racun dalam vaksin itu.
Beberapa muslim juga percaya bahwa kartun Tom & Jerry diciptakan oleh Yahudi agar
menghilangkan kesan negatif sosok tikus (dalam Quran / hadis, Yahudi = tikus) dengan
menampilkan tikus imut-imut. Peristiwa Bom Bali juga tak luput dari sasaran konspirasi ini,
sebagian muslim percaya bahwa Bom Bali adalah ulah dari Zionis Israel dan Amerika
Serikat. Bahkan mereka percaya bahwa bom yang digunakan adalah bom mikro nuklir buatan
Israel.

Hal2 diatas diilhami dari sebuah buku yang sudah lama dibongkar kedoknya sebagai murni
fiksi belaka, yaitu buku “Protocols of the Elders of Zion”. Teori konspirasi mulanya
disebarkan oleh dinas inteligen Rusia Czar tahun 1895 untuk memberikan dukungan dan
pembenaran bagi kebijakan anti-Yahudinya. Tapi para Pemimpin dan orang-orang muslim
hingga kini masih percaya bahwa buku itu sungguh-sungguh kisah nyata berisi catatan
pertemuan konspirasi antara para pemimpin Yahudi yang berkomplot untuk mengambil alih
dunia. Buku Protocols ini memberikan sejarah teori konspirasi yang lengkap dimana para
Yahudi dianggap setan dan bertujuan jelek untuk mendominasi dunia. Bahkan buku tersebut
mengklaim komunisme, freemasonry, zionisme dan negara Israel itu sendiri, sebagai alat
skema rencana besar kaum Yahudi.

Daya tarik buku ini makin menguat seiring dengan kekalahan demi kekalahan Arab oleh
Israel. Buku ini bisa disebut sebagai “injil” mereka, dan tidak ada logika sebesar apapun atau
argumen masuk akal yang bagaimanapun yang bisa memutar balikkan kepercayaan mereka
akan kebohongan buku tersebut. Hanya ada satu tujuan untuk melanjutkan propaganda
kebohongan buku ini, yaitu untuk menghalalkan segala cara untuk mengalahkan dan
membunuh semua konspirator Yahudi.

Kabar burung yang paling terakhir didunia Islam adalah bahwa, Tsunami tanggal 26 Dec lalu
yang membunuh lebih 100.000 muslim, dipicu oleh eksperimen nuklir India-Amerika
didaerah rantai pegunungan berapi, atau mungkin karena pemboman beruntun di Afghanistan.
Sebuah koran terkenal di Mesir baru saja mendukung konsep ini dengan terus menerus
mengklaimnya dalam artikel-artikelnya. Sementara manusia normal bisa dengan mudah
mengenal bencana alam berdasarkan gejala-gejalanya, tapi kelihatannya penalaran ini tidak
mungkin bagi sebagian orang. Mereka tidak bisa terima bahwa Allah mereka mengijinkan hal
demikian terjadi di daerah-daerah tempat tinggal ‘umat terbaiknya’, inilah yang diajarkan
pada mereka dari lahir. Bencana alam demikian tidaklah mungkin sebuah ‘Pekerjaan tangan
Tuhan”. Oleh karenanya mereka mencari2 penjelasan lain dari bencana ini. Target paling
mudah saat ini adalah Kristen dan Yahudi, serta Hindu. Akhirnya terciptalah teori konspirasi
AS, Israel dan India ini.

Teori-teori konspirasi ini sangat konyol. Tapi ratusan juta orang percaya. Non-muslim
menganggap hal ini lucu dan tidak mengacuhkannya tanpa pernah bertanya mengapa begitu
mudah bagi sebagian orang untuk percaya teori konspirasi ini. Ke mana lagi kita harus
mencari jawabannya kalau bukan dari Quran? Ini alasan mengapa Muslim percaya kepada
teori-teori konyol.
1. Muhammad mengajarkan bahwa kafir sudah pasti BENCI pada Islam.

Inilah beberapa ayat Quran tentang kafir.

Quran Sura 3:118


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-
orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan)
kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata
kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.
Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

[4:144] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan
yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?

[5.51] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.

Nampak dari ayat-ayat diatas, Quran mengajarkan bahwa kafir selalu memiliki maksud jelek
terhadap Muslim. Kafir sudah pasti benci Muslim dan oleh karena itu Muslim dianjurkan
untuk tidak bersahabat dengan kafir.

Kalau sesuatu tertulis dalam Quran, maka hal itu pasti benar. Kalau dari masa kecil sikap
anti-kafir macam ini sudah ditanamkan, maka tidak sulit untuk mempercayai teori-teori
konspirasi kafir ini, tidak heran mereka menjadi paranoia.

2. Islam menganggap Muslim SUPERIOR, hal yang sangat jauh dari realita.

Islam adalah agama yang PALING SEMPURNA dan oleh karena itu Muslim adalah kaum
yang paling HEBAT yang ditugaskan untuk memimpin dunia. Lihatlah ayat dari Quran ini:
[QS 3.110] Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Kalau Muslim menganggap diri paling hebat, dengan sendirinya non-Muslim dianggap
kurang hebat.

[QS 9:28] Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis,
maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. ...

Ironisnya bualan Muhammad ini tidak cocok dengan kenyataan. Harus kita akui bahwa
Israel: 5 juta YAHUDI tinggal di wilayah yang agak lebih besar dari sebuah kamp sepak bola,
mampu mendirikan sebuah negara maju dalam waktu 60 tahun saja. Sementara negara2
mayoritas muslim, banjir minyak, kaya dengan kekayaan alam, tapi belum mampu sederajat
dengan Israel.

Secara militer, Arab juga NOL besar. Sejarah membuktikan gabungan negara2 Islam saja tak
mampu mengalahkan Israel, apalagi satu lawan satu. Rata-rata orang Israel berpendapatan
1200-1400 dollar / bulan. Sementara rata-rata orang Arab cuma 150-200 dollar. Bagaimana
mungkin kaum yang disebut oleh muslim sebagai monyet dan babi itu bisa berpenghasilan
lebih tinggi?

3. Bayang-bayang kemegahan masa lalu

Ketertinggalan Arab dari kafir yang seharusnya INFERIOR, NAJIS, SEDERAJAD


DENGAN BABI inilah yang mengakibatkan Arab merasa sangat terhina. Ini semakin
diperburuk oleh fakta bahwa mereka memiliki gambaran masa lalu Islam yang penuh
kemegahan dengan cakupan wilayah dari Spanyol sampai India. Sementara anak-anak Eropa
diajarkan untuk melupakan masa lalu imperialis mereka, Muslim di Timur Tengah justru
diajarkan untuk membanggakan penaklukan dan invasi tentara-tentara Arab. Penaklukan ini
dianggap sebagai kehendak Allah.

Oleh karena itu Arab seperti keluarga kolot yang tidak mampu menyesuaikan diri pada
perubahan jaman dan terus menerus mengingatkan diri akan kemegahan di masa lampau.
Rasa terhina inilah yang menyebabkan mereka curiga pada kafir dan mempercayai segala
teori konspirasi, sekonyol apapun. Kesengsaraan mereka sudah pasti ulah orang2 Yahudi dan
Kristen yang oleh Quran memang dikatakan memiliki maksud jelek terhadap Muslim.

Mereka juga tak berpikir andai para kafir benar2 membenci Islam, adalah perkara mudah bagi
negara2 kafir semacam AS, Rusia dan China untuk menginvasi negara2 berpenduduk
muslim, dan memaksa mereka memeluk agama kafir, sebagai balasan atas pembantaian dan
pemaksaan agama yang dilakukan Islam pada masa kejayaannya diwaktu lampau.

Kini teori konspirasi ini seperti penyakit, yang sangat sukses ditularkan orang2 Arab kepada
para muslim di seluruh dunia. Orang yang tak percaya diri SELALU MENYALAHKAN
ORANG LAIN. Daripada susah-susah mengoreksi kesalahan sendiri, orang paranoid sering
memindahkan kesalahan itu pada “musuh”. Kalau tidak ada musuh, maka mereka akan
menciptakannya.

You might also like