You are on page 1of 15

Pengaruh Pelatihan dan Kepemimpinan

Terhadap Kompetensi Guru MTs Negeri


Selatpanjang

By:
Surizal
Marzolina dan Rio. JM. Marpaung

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : bujangriau7@gmail.com

Influence of Training and Leadership


To Interest Learn MTS Country
Selatpanjang

Abstract

This study aims to find to determine effect training and leadership on teacher competence of
MTs in Selatpanjang, either simultaneously or partially and which variables are the most powerful
influence on teacher's competence of MTs in Selatpanjang.
The method used in this study is a descriptive statistical analysis and multiple linear regression
analysis. The sample was the entire population of teachers of MTs Selatpanjang totaling 42 people
with census techniques.
The results of the simultaneous regression test (Test-F) showed that all independent variables
consisting of leadership training and have a significant impact on teacher competence variables. Partial
regression test (t-test) showed that the training variables have the most significant effect on the
variables of teacher competence. The magnitude of the effect that (R²) by training and leadership
together to variable competence of teachers is 78.5%, while the remaining 21.5% is influenced by
other variables that are not observed in this study. Results and discussion of research and concluded
that training and leadership simultaneously positive and significant impact on teacher competence
MTs Selatpanjang. Demikianpula, training and leadership partially positive and significant impact on
teacher competence MTs Selatpanjang. Variables that most strongly to MTs Selatpanjang teacher
competence is training.

Keywords : Training, Leadership and Competence

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan kepemimpinan terhadap
kompetensi guru MTs Negeri di Selatpanjang, baik secara simultan maupun secara parsial dan
manakah variabel yang berpengaruh paling kuat terhadap kompetensi guru MTs Negeri Selatpanjang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis
regresi linear berganda. Sampel penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi guru MTs Negeri
Selatpanjang yang berjumlah 42 orang dengan teknik sensus.
Hasil uji regresi simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yang terdiri dari
pelatihan dan kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kompetensi guru.
Uji regresi parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel pelatihan memiliki pengaruh yang paling
signifikan terhadap variabel kompetensi guru. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan (R²) oleh
pelatihan dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap variabel kompetensi guru adalah 78,5 %,
sedangkan sisanya sebesar 21,5 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak di amati
dalam penelitian ini. Hasil penelitian dan pembahasan menyimpulkan bahwa pelatihan dan
kepemimpnan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi guru MTs
Negeri Selatpanjang. Demikianpula, pelatihan dan kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kompetensi guru MTs Negeri Selatpanjang. Variabel yang berpengaruh paling
kuat terhadap kompetensi guru MTs Negeri Selatpanjang adalah pelatihan.

Kata Kunci : Pelatihan, Kepemimpinan dan Kompetensi

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 1


I. PENDAHULUAN Pengambangan standar kompetensi
guru di arahkan pada peningkatan kualitas
1.1. Latar Belakang Masalah guru dan pola pembinaan guru yang
terstruktur dan sistematis. Beberapa faktor
Undang-undang Nomor 20 Tahun yang menyebabkan rendahnya
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
profesionalisme guru antara lain : 1) Masih
menyebutkan bahwa pendidikan Nasional
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan banyak guru yang tidak menekuni
dan membentuk watak serta peradaban bangsa profesinya secara utuh, hal ini disebabkan
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan oleh sebagian besar guru bekerja di luar
kehidupan bangsa. Selain itu bertujuan untuk jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan
berkembangnya potensi peserta didik agar sehari-hari, sehingga tidak memiliki
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kesempatan untuk meningkatkan diri, baik
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak membaca, menulis ataupun menggunakan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri internet. 2) Belum adanya standar
dan menjadi warga Negara yang demokratis professional guru sebagaimana tuntutan
serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan negara-negara maju. 3) Adanya perguruan
tujuan pendidikan Nasional tersebut
tinggi yang mencetak guru asal jadi atau
dibutuhkan guru-guru professional yang
mengedepankan mutu dan kualitas pendidikan setengah jadi, tanpa memperhitungkan
dengan standar Nasional, dimana untuk outputnya dilapangan, sehingga banyak
menjadi guru yang professional harus memiliki guru yang tidak patuh terhadap etika
kompetensi. profesinya. 4) Kurangnya motivasi guru
Dalam kaitannya dengan tenaga dalam meningkatkan kualitas diri karena
professional kependidikan, pengertian guru tidak di tuntut untuk meneliti
kompetensi merujuk pada perbuatan yang sebagaimana yang diberlakukan dosen di
bersifat profesional dan memenuhi spesifikasi perguruan tinggi (Depdiknas, 2008 : 10)
tertentu di dalam melaksanakan tugas-tugas Kemampuan guru dalam mengelola
kependidikan. Hal ini sejalan dengan rumusan proses pembelajaran sangat berkaitan erat
Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi
dengan kemampuan profesionalitas guru
(PGBK) yang menyatakan kompetensi adalah
kemampuan professional yang berhubungan yang bersangkutan yang tercermin pada
dengan jabatan tertentu, atau dalam hal ini kompetensi guru dalam menjalankan
kompetensi professional guru dan tenaga fungsi, peran dan tugasnya, baik sebagai
kependidikan (Depdiknas, 2008 : 8). pendidik maupun pengajar. Tinggi
Kompetensi guru merupakan kemampuan guru rendahnya kualitas pendidikan sangat
untuk mentransfer pengetahuan dan dipengaruhi oleh kompetensi guru.
keterampilannya dalam melaksanakan Kompetensi guru dipengaruhi oleh banyak
kewajiban pembelajaran secara professional faktor, diantaranya pelatihan dan
dan bertanggung jawab. kepemimpinan.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan Kurikulum Berbasis Kompetensi
nasional, pemerintah telah merumuskan empat (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan
jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum Pendidikan (KTSP) menekankan pada
dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 16 kapasitas dan profesionalisme tenaga pengajar,
Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan menuntut guru harus memiliki kompetensi
Nasional, yaitu : Pertama, kompetensi yang tinggi. Alternatif jangka pendek yang
pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut
pengelolaan peserta didik. Kedua, kompetensi adalah dengan mengadakan pelatihan-
kepribadian yaitu merupakan kemampuan pelatihan. Pelatihan peningkatan kompetensi
kepribadian guru. Ketiga, kompetensi sosial guru yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai adalah pelatihan yang diadakan oleh Lembaga
bagian dari masyarakat, dan Keempat, Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Untuk
kompetensi profesional merupakan ke- mengetahui seberapa besar peranan pelatihan
mampuan penguasaan materi pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam
secara luas dan mendalam.

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 2


peningkatan kompetensi guru diperlukan suatu Pada tabel di atas tergambar dengan
analisis yang mendalam. jelas mengenai tingkat pendidikan dan jenis
Kompetensi guru dapat diartikan pelatihan yang pernah di ikuti guru MTs
sebagai kemampuan dan kewenangan guru Negeri Selatpanjang. Semua guru dengan
dalam menjalankan profesi keguruannya, tingkat pendidikan S1, D3, D2 dan SMA telah
artinya guru yang piawai dalam melaksanakan mengikuti pelatihan mengenai pembuatan
profesinya dapat disebut sebagai guru yang perencanaan kegiatan belajar
kompeten dan profesional. Namun demikian mengajar,penguasaan materi, keterampilan
untuk meningkatkan kompetensi guru menggunakan sumber belajar, pengelolalan
nampaknya masih memerlukan proses. kelas, penilaian dan penggunaan buku
Semakin tinggi derajat mutu sumber teks/referensi melalui Musawarah Guru Mata
daya manusia yakni guru, semakin tinggi pula Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kegiatan
produktivitas kerjanya. Derajat mutu tersebut Guru (KKG) secara berkala. Selain itu ada
tidak dilahirkan secara alami tetapi melalui pula pelatihan PAKEM (Pembelajaran Aktif,
proses pembentukan. Salah satu pendekatan Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) yang di
pembentukan derajat mutu sumber daya ikuti oleh sebagian guru yang berpendidikan
manusia adalah melalui pelatihan yang S1 dan D3, pelatihan penyusunan bahan ajar
berbasis kompetensi secara terencana dan dan pelatihan penyusunan KTSP (Kurikulum
berkesinambungan, sesuai dengan kebutuhan Tingkat Satuan Pendidikan) yang di ikuti oleh
organisasi dan peran kepemimpinan hampir semua tingkat pendidikan guru,
(Mangkuprawira, 2007 : 84). pelatihan tehadap bahan ajar yang di Ujian
Pelatihan merupakan sebagai usaha Nasionalkan (UN) bagi guru yang mengajar
yang sistematis untuk menguasai keterampilan, bidang studi Ujian Nasional, pelatihan
peraturan, konsep atau cara berperilaku yang multimedia dan lain sebagainya. Adapun
berdampak pada peningkatan kompetensi tujuan dari pelatihan yang di ikuti tersebut
dalam rangka meningkatkan kinerja. Pelatihan adalah dalam rangka meningkatkan
menjadi faktor yang paling besar kompetensi guru sesuai dengan perkembangan
mempengaruhi profesionalisme guru bidang pendidikan.
studi, maka guru bidang studi dapat Selain pelatihan, kepemimpinan kepala
memanfaatkan waktunya semaksimal sekolah juga sangat menentukan kompetensi
mungkin untuk menambah pengetahuan dan guru. Kepala sekolah merupakan pimpinan
keterampilan melalui pelatihan. puncak di lembaga pendidikan yang
MTs Negeri Selatpanjang merupakan dikelolanya, karena seluruh pelaksanaan
salah satu pendidikan menengah setingkat program pendidikan di tiap-tiap sekolah dapat
SMP yang berada di Kabupaten Kepulauan dilaksanakan atau tidak, serta tercapai atau
Meranti. Sebagaimana sekolah menengah pada tidaknya tujuan pendidikan maka sangat
umumnya, kompetensi guru menjadi perhatian tergantung kepada kecakapan dan keberanian
utama dalam rangka meningkatkan kepala sekolah selaku pimpinan. Kepala
profesionalisme guru guna mencapai tujuan sekolah sebagai pengelola sekaligus sebagai
sekolah yang searah dengan tujuan pendidikan pendidik memiliki tugas mengembangkan
Nasional. kinerja personilnya, terutama meningkatkan
Adapun gambaran mengenai tingkat kompetensi profesional guru. Kompetensi
pendidikan dan pelatihan yang pernah di ikuti profesional disini tidak hanya berkaitan dengan
guru MTs Negeri Selatpanjang tergambar penguasaan materi pembelajaran semata, tetapi
sebagai berikut : mencakup seluruh jenis dan isi kandungan
kompetensi tersebut.
Tabel 1.1 Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Keberadaan sekolah sebagai organisasi
Guru MTs Negeri Selatpanjang kependidikan akan berpengaruh terhadap
keefektifan model kepemimpinan kepala
Tingkat Jumlah Jenis Pelatihan Yang Pernah
No Pddkan Guru (%) Diikuti Guru sekolah yang diterapkan. Karena sekolah
1. S1 13 31,0 - MGMP dan KGP adalah lembaga yang bersifat kompleks dan
2. D3 15 35,7 - Pelatihan PAKEM unik. Bersifat kompleks karena sekolah
3. D2 10 23,8 - Pelatihan Uji Kompetensi Guru
4. SMA 4 9,5 - Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar sebagai organisasi terdapat berbagai dimensi
Total 42 100 - Pelatihan Penyusunan KTSP, dll dan bersifat unik karena sekolah memiliki ciri-
Sumber : MTs Negeri Selatpanjang, 2013 ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 3


lain. Oleh karena itu sekolah sebagai menunda pekerjaan dan tidak menyelesaikan
organisasi memerlukan tingkat koordinasi pekerjaan sesuai alokasi waktu yang
yang tinggi, sehingga keberhasilan sekolah ditentukan.
adalah keberhasilan kepemimpinan kepala Informasi lain yang teridentifikasi dari
sekolah. hasil wawancara tersebut adalah kurangnya
Pada umumnya seorang pemimpin inisiatif dari beberapa guru dalam
harus memiliki kelebihan dibandingkan orang melaksanakan pekerjaan. Mereka terjebak pada
yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus rutinitas kerja yang monoton. Padahal guru
memiliki kemampuan dalam bidang yang yang baik adalah guru yang mampu
dipimpinnya dan mengetahui seluk beluk menemukan hal-hal baru dalam rangka
bidang kegiatannya, baik dari dalam maupun penyelesaian kerja secara efektif dan efisien.
dari luar. Pimpinan harus melakukan Disamping itu kemampuan sebagian guru MTs
spesialisasi dibidang tersebut meskipun Negeri Selat Panjang dalam menyelesaikan
sifatnya hanya mengkoordinir. Selain itu pekerjaan juga masih sangat memprihatinkan.
pemimpin harus mempunyai keberanian dan Banyak diantaranya yang bekerja asal jadi dan
inisiatif dalam menerapkan kebijakan bagi yang paling parah lagi ada diantara guru yang
kemajuan organisasi dan bawahannya, tidak memiliki hasrat untuk meningkatkan
demikian pula halnya kepemimpinan kepala kemampuan diri atau kompetensinya. Mereka
sekolah. Oleh sebab itu kepemimpinan kepala sudah merasa cukup dengan kemampuan yang
sekolah memiliki arti penting dalam mereka miliki sekarang. Padahal seorang guru
peningkatan kompetensi guru dalam proses dituntut untuk terus belajar dan meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan. kompetensinya agar dapat melaksanakan tugas
Fenomena yang ada dari hasil secara profesional.
wawancara penulis terhadap sebagian guru Sehubungan dengan fenomena di atas,
adalah model kepemimpinan Kepala Sekolah maka kompetensi guru MTs Negeri Selat
MTs Negeri Selatpanjang adalah kurang Panjang perlu dioptimalkan. Banyak faktor
memberikan perhatian, semangat dan dorongan yang penyebab, diantaranya adalah pelatihan
kepada guru untuk meningkatkan dan kepemimpinan. Pelatihan yang diberikan
kompetensinya. Selain itu, kepala sekolah dan di ikuti oleh guru selama ini tidak pernah
tidak melibatkan para guru secara keseluruhan di evaluasi efektivitasnya, sehingga tidak dapat
dalam pembentukan tim kerja dalam memberikan gambaran pengetahuan dan
pembangunan/rehab gedung/ruang kelas, kompetensi guru dalam melaksanakan
pembuatan program sekolah, pemecahan tugasnya sehari-hari. Demikianpula peran
masalah dan pembuatan jadwal supervisi. kepemimpinan kepala sekolah yang kurang
Seharusnya kepala sekolah menganggap guru tanggap terhadap kompetensi guru. Seharusnya
sebagai mitra kerja, memberi kepercayaan, kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan
mendelegasikan, mau menerima saran dan di sekolah secara keseluruhan bertanggung
kritik dari para guru. jawab penuh untuk mengelola dan
Kepemimpinan kepala sekolah tersebut memberdayakan guru-guru agar terus
tentunya dapat mempengaruhi kompetensi meningkatkan kompetensinya. Dengan
guru. Dari hasil wawancara penulis terhadap meningkatnya kompetensi guru, maka
beberapa orang guru diperoleh informasi dipastikan guru-guru yang merupakan mitra
bahwa kompetensi guru MTs Negeri kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang
Selatpanjang masih belum sesuai harapan. kegiatan pendidikan dapat berupaya
Hasil kerja yang tidak konsisten, terkadang menampilkan sikap positif terhadap
baik namun pada kesempatan lain kualitas pekerjaannya dalam meningkatkan kinerja
kerja mereka menurun. Demikian pula yang lebih baik.
pemanfaatan waktu, sebagian guru ada yang

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh


1. Tujuan penelitian : pelatihan dan kepemimpinan
secara simultan terhadap

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 4


kompetensi guru MTs Negeri untuk dapat lebih meningkatkan
Selatpanjang. kompetensinya.
b. Untuk mengetahui pengaruh c. Bagi Ilmu Pengetahuan
pelatihan dan kepemimpinan Secara teoritis memberikan
secara parsial terhadap kontribusi bagi ilmu
kompetensi guru MTs Negeri pengetahuan khususnya dalam
Selatpanjang. bidang Sumber Daya Manusia
c. Untuk mengetahui variabel yang (SDM) berupa tambahan refrensi
berpengaruh palingk kuat yang memungkinkan peneliti-
terhadap kompetensi guru MTs peneliti yang akan datang dapat
Negeri Selatpanjang. melakukan penelitian lebih
2. Manfaat penelitian : lanjut terhadap masalah
a. Bagi MTs Negeri Selatpanjang pelatihan dan kepemimpinan
Memberikan informasi dan yang dikaitkan dengan
masukan dalam rangka kompetensi guru.
meningkatkan kompetensi guru d. Bagi Peneliti
sesuai bidang keahliannya, Sebagai salah satu bentuk
dengan memperhatikan aplikasi penerapan konsentrasi
pelatihan dan kepemimpinan. ilmu yang diperoleh di bangku
b. Bagi Guru perkuliahan, serta sebagai salah
Memberikan masukan bagi guru satu syarat untuk menyelesaikan
sehubungan dengan aspek studi Fakultas Ekonomi
pelatihan sehingga diharapkan Universitas Riau
guru dapat mengembangkan diri

II. Tinjauan Pustaka

2.1. Kompetensi dimiliki seseorang sebagai syarat untuk


Kompetensi sebagai ability, yaitu dianggap mampu oleh masyarakat dalam
kapasitas seorang individu untuk mengerjakan melaksanakan tugas-tugas dalam bidang
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. pekerjaan tertentu.
Kemampuan individu ditentukan oleh dua 1. Kompetensi Profesional
faktor yaitu kemampuan intelektual dan Menurut penjelasan Undang-Undang
kemampuan fisik. (Robbins, 2004 : 200) Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Spencer dan Spencer (2001 : 21) tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud
menyatakan bahwa kompetensi adalah dengan kompetensi profesional adalah
karakteristik dasar seseorang yang berkaitan kemampuan penguasaan materi pelajaran
dengan kinerja berkeriteria efektif dan atau secara luas dan mendalam.
unggul dalam suatu pekerjaan pada situasi Kompetensi profesional menurut
tertentu. Kompetensi dikatakan sebagai Usman (2007 : 17) terbagi atas beberapa antara
karakteristik mendasar (underlying lain :
characteristic) karena karakteristik merupakan 1) Penguasaan terhadap landasan
bagian yang mendalam dan melekat pada kependidikan, dalam kompetensi ini
kepribadian seseorang dan dapat memprediksi termasuk :
berbagai jenis situasi dan pekerjaan. a. Memahami tujuan pendidikan
Kompetensi menyebabkan atau memprediksi b. Mengetahui fungsi sekolah di
perilaku dan kinerja. Kompetensi benar-benar masyarakat
mempredisiksi siapa saja yang berkinerja baik c. Mengenal prinsip-prinsip psikologi
atau buruk, berdasarkan keriteria-keriteria atau pendidikan
standar tertentu. 2) Menguasai bahan pengajaran, artinya
Sementara itu kompetensi menurut guru harus memahami dengan baik
Kepmendiknas 045/U/2002 dalah seperangkat materi pelajaran yang di ajarkan.
tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang Penguasaan terhadap materi pokok

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 5


yang ada pada kurikulum maupun f. Memfasilitasi pengembangan potensi
bahan pengajaran. peserta didik untuk
3) Kemampuan menyusun program mengaktualisasikan berbagai potensi
pengajaran. Kemampuan ini mencakup yang dimiliki.
kemampuan menetapkan kompetensi g. Berkomunikasi secara efektif, empatik
belajar, mengembangkan bahan dan santun dengan peserta didik
pelajaran dan mengembangkan strategi h. Menyelenggarakan penilaian dan
pembelajaran evaluasi proses dan hasil belajar
4) Kemampuan menyusun perangkat i. Memanfaatkan hasil penilaian untuk
penilaian hasil belajarar dan proses kepentingan pembelajaran
pembelajaran j. Melakukan tindakan reflektif untuk
Menurut Permendiknas Nomor 16 meningkatkan kualitas pembelajaran
Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Secara substandi Trianto (2007 : 85)
Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik
profesional terdiri dari : mencakup kemampuan pemahaman peserta
a. Menguasai materi, struktur dan pola didik, perancangan dan pelaksanaan
pikir keilmuan yang mendukung mata pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pelajaran. pengembangan peserta didik untuk
b. Menguasai standar kompetensi dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang
kompetensi dasar dimilikinya.
c. Mengembangkan materi pembelajaran Secara lebih rinci masing-masing
secara kreatif elemen kompetensi pedagogik tersebut
d. Mengembangkan keprofesionalan secara dijabarkan menjadi subkompetensi sebagai
berkelanjutan dengan melakukan berikut :
tindakan reflektif. 1) Kemampuan guru dalam memahami
e. Memanfaatan teknologi informasi dan peserta didik, dikembangkan
komunikasi untuk mengembangkan diri. berdasarkan beberapa subkompetensi
2. Kompetensi Pedagogik sebagai berikut :
Menurut penjelasan Undang-Undang a. Memahami peserta didik dengan
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 memanfaatkan prinsip-prinsip
tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud perkembangan kognitif.
dengan kompetensi pedagogik adalah b. Mengidentifikasi bekal ajar awal
kemampuan mengelola pembelajaran peserta peserta didik.
didik. c. Memahami peserta didik dengan
Pengertian kompetensi pedagogik memanfaatkan prinsip-prinsip
menurut Trianto (2007 : 85) adalah kepribadian untuk memahami
kemampuan yang berkenaan dengan peserta didik.
pemahaman peserta didik dan pengelolaan 2) Kemampuan guru dalam merancang
pembelajaran yang mendidik dan dialogis. pembelajaran, dikembangkan
Menurut Permendiknas Nomor 16 berdasarkan subkompetensi sebagai
Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi berikut :
Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi a. Menerapkan teori belajar dan
pedagogik terdiri dari : pembelajaran
a. Menguasai karakteristik peserta didik b. Menentukan strategi
dari aspek fisik, moral, spritual, sosial, pembelajaran berdasarkan
kultural, emosional dan intelektual. karakteristik peserta didik
b. Menguasai teori belajar dan prinsip- c. Menyusun rancangan
prinsip pembelajaran yang mendidik pembelajaran berdasarkan strategi
c. Mengembangkan kurikulum yang yang telah dipilih
terkait dengan mata pelajaran 3) Kemampuan guru dalam
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang melaksanakan pembelajaran,
mendidik dikembangkan melalui
e. Memanfaatkan teknologi informasi subkompetensi sebagai berikut :
dan komunikasi untuk kepentingan a. Menata latar atau setting
pembelajaran. pembelajaran

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 6


b. Melaksanakan pembelajaran yang Menurut Permendiknas Nomor 16
kondusif Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
4) Kemampuan guru dalam Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi
melaksanakan evaluasi hasil belajar, kepribadian terdiri dari :
dikembangkan dalam subkompetensi a. Bertindak sesuai dengan norma agama,
sebagai berikut : hukum, sosial dan kebudayaan
a. Melaksanakan penilaian nasional
(assesment) proses dan hasil b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
belajar secara berkesinambungan jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi
dengan berbagai metode. peserta didik dan masyarakat.
b. Menganalisis hasil penilaian c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
proses dan hasil belajar untuk mantap, stabil, dewasa, arif dan
menentukan tingkat ketuntasan berwibawa.
relajar (mastery level). d. Menunjukkan etos kerja, tanggung
c. Menggunakan informasi jawab yang tinggi, rasa bangga
ketuntasan belajar untuk menjadi guru dan rasa percaya diri
merancang program remedial atau e. Menjunjung tinggi kode etik profesi
pengayaan (enrichment) guru
d. Memanfaatkan hasil penilaian Sedangkan menurut Usman (2007 : 16)
pembelajaran untuk memperbaiki menjabarkan kemampuan pribadi yang harus
kualitas pembelajaran secara dimiliki oleh seorang guru meliputi :
umum a. Kemampuan mengembangkan
5) Kemampuan guru dalam kepribadian
pengembangan peserta didik, b. Kemampuan berinteraksi dan
dikembangkan dalam subkompetensi berkomunikasi
memfasilitasi peserta didik untuk c. Kemampuan melaksanakan
mengembangkan berbagai potensi bimbingan dan penyuluhan.
akademik 4. Kompetensi Sosial
3. Kompetensi Kepribadian Menurut penjelasan Undang-Undang
Menurut penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud
tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan
dengan kompetensi kepribadian adalah guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
kemampuan kepribadian yang mantap, secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
berakhlak mulia, arif dan bijaksana serta sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan
menjadi teladan bagi peserta didik. masyarakat sekitar.

2.2. Pelatihan
Konsep pelatihan selalu diartikan kemampuan kerja seseorang, baik karyawan
sejalan dengan pendidikan. Namun antara atau kelompok orang. (Nasution, 2007 : 71)
pendidikan dan pelatihan mengandung Menurut Undang-Undang Sistem
pengertian serta sasaran yang berbeda, dimana Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pendidikan diarahkan untuk meningkatkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
keahlian teoritis, konseptual dan moral untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
karyawan sedangkan pelatihan lebih terfokus pembelajaran agar peserta didik aktif
pada peningkatan keterampilan teknis mengembangkan potensi dirinya untuk
pelaksanaan. memiliki kekuatan spritual keagamaan,
Pendidikan adalah suatu proses, teknis pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan
dan metode belajar mengajar dengan maksud agama.
mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang Pelatihan yang dilaksanakan harus
kepada orang lain sesuai dengan standar yang mempunyai tujuan dan manfaat yang jelas dan
telah di tetapkan sebelumnya. Sedangkan pasti sehingga apa-apa yang diharapkan
pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar perusahaan terhadap karyawannya atau
dengan mempergunaka teknik dan metode pegawainya benar-benar tercapai dan juga
tertentu, guna meningkatkan keterampilan dan dalam rangka mengukur apakah pendidikan

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 7


dan pelatihan yang dilaksanakan berjalan b. Untuk mengembangkan pengetahuan,
efektif, sukses dan tepat sasaran. Secara umum sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
tujuan dari pelatihan sebagai berikut : secara rasional.
(Moekijat, 2003 : 38) c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga
a. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga menimbulkan kemauan kerja (motivasi
suatu pekerjaan dapat diselesaikan lebih yang tinggi).
cepat dan efektip.

2.3. Kepemimpinan
Defenisi tentang kepemimpinan mengkoordinasikan kerja anggota kelompok.
bervariasi sebanyak orang yang mencoba Gambaran variabel ini diperoleh berdasarkan
mendefenisikan konsep kepemimpinan. skor kuesioner persepsi guru mengenai
Defenisi kepemimpinan secara luas meliputi kepemimpinan kepala sekolah. Semakin tinggi
proses mempengaruhi dalam menentukan skor seseorang maka semakin tinggi tingkat
tujuan organisasi, memotivasi pengikut untuk persepsi terhadap kepemimpinan kepala
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dapat
memperbaiki kelompok dan budayanya. di ukur melalui dimensi sebagai berikut :
(Mangunhardjana, 2006 : 11) (Gary, 2004 : 60)
Kepemimpinan diartikan sebagai 1. Membuat keputusan
kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar Membuat keputusan dapat dilihat melalui :
orang itu berusaha mencapai tujuan atau penggunaan informasi, partisipasi
sasaran tertentu (Komaruddin, 2007 : 29) stakeholder serta kecepatan dan ketepatan
Kepemimpinan juga diartikan sebagai dalam pengambilan keputusan
pengaruh interpersonal antara perorangan yang 2. Mempengaruhi dan mengarahkan bawahan
dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu Mempengaruhi dan mengarahkan bawahan
dengan proses komunikasi pada tercapainya dapat dilihat melalui : keteladanan dan
sasaran dan tujuan (Sunyoto, 2005 : 28) pengarahan yang dilakukan kepala
Kepemimpinan mempunyai arti yang sekolah.
lebih luas daripada hanya memberikan 3. Memilih dan mengembangkan personil
perintah-perintah. Dasar untuk pemimpin Memilih dan mengembangkan personil
manajemen dalam mencapai kemajuan dapat dilihat melalui dasar pemilihan dan
organisasi adalah menyadari : (Herujito, 2003 : pengembangan serta peluang
180) pengembangan terhadap guru.
a. Seseorang bisa mendapat salah satu 4. Mengadakan komunikasi
sumber kepuasan yang besar di dalam Mengadakan komunikasi dapat dilihat
pekerjaannya, misalnya pengakuan melalui : komunikasi formal dan kominasi
terhadap kebutuhan manusia. informal dari kepala sekolah.
b. Tugas seorang pemimpin adalah 5. Memberikan motivasi
menciptakan syarat-syarat yang membantu Memberikan motivasi dapat dilihat melalui
bawahannya mendapatkan kepuasan dalam : Mendorong kreativitas, Mendorong
pekerjaannya, seperti salah satunya adalah komitmen dan Menciptakan persaingan
peningkatan prestasi kerja. antar guru.
c. Setiap orang ingin memikul tanggung 6. Melakukan pengawasan
jawab. Melakukan pengawasan dapat dilihat
Kepemimpinan dalam penelitian ini di melalui : pengawasan langsung dan
artikan sebagai tindakan-tindakan spesifik pengawasan tidak langsung dari kepala
kepala sekolah dalam mengarahkan dan sekolah.

Dikalangan para ahli, klasifikasi ciri ciri-ciri kepemimpinan tersebut. Sejumlah


atau persyaratan-persyaratan pemimpin yang persyaratan yang pada dasarnya sekaligus ciri-
baik, sehingga menimbulkan kepemimpinan ciri kepemimpinan adalah sebagai berikut :
yang baik pula, belum ada kesepakatan, (Siagian, 2007 : 36)
sehingga terdapat banyak pendapat tentang a. Pendidikan Umum yang Luas

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 8


Pendidikan umum yang luas tidak perlu sebagai satu kesatuan yang bulat kearah
diidentikkan atau diindentifikasi kan pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
dengan pendidikan tinggi dan pemilikan g. Ketrampilan Berkomunikasi
gelar akademis. Namun yang paling Dalam memberikan perintah, petunjuk,
penting adalah bahwa seorang pemimpin pedoman dan nasehat, seorang pemimpin
yang baik adalah seorang generalist yang harus menguasai teknik-teknik
baik pula. Oleh karena itu, ia akan berkomunikasi. Dalam hubungan ini perlu
mempunyai kemampuan untuk diperhatikan penggunaan bahasa dengan
mengembangkan managerial skill yang baik, kejelasan ide hendak disampaikan
dituntut oleh tugasnya dan tidak perlu dan teknik penyampaiannya, baik secara
menjadi seorang specialist dengan lisan maupun tertulis.
technical skill yang mendalam. h. Ketrampilan Mendidik
b. Kemampuan Berkembang Secara Mental Kenyataan menunjukkan bahwa apabila
Jika seorang pemimpin tidak bertumbuh seorang bawahan menghadapi kesulitan
secara mental, sesungguhnya telah mulai dalam pelaksanaan tugasnya, ia akan
dengan proses stagnasi dalam kehidupan cenderung untuk pergi menghadap
kepemimpinannya. atasannya, bukan saja untuk memperoleh
c. Ingin Tahu petunjuk, akan tetapi juga untuk
Kesadaran tentang perubahan-perubahan, memperoleh pengetahuan tentang cara
seperti perubahan lingkungan, alat, melaksanakan tugasnya dengan baik.
teknologi, prosedur kerja dan sebagainya, i. Rasionalitas dan Objektivitas
memungkinkan seorang pemimpin Seseorang yang emosional akan kurang
menjadi inovatif dan kreatif. Salah satu berhasil sebagai seorang pemimpin.
yang perlu dihindari adalah seorang Artinya, jika emosi merajai cara berpikir
pemimpin adalah : ”merasa puas atas apa seseorang, maka rasionalitas dan
yang telah dicapai”. objektivitas akan berkurang dan
d. Kemampuan Analitis mengakibatkan segala keputusan yang
Kemampuan menganalisis situasi yang diambilnya akan menjadi kurang tepat.
dihadapi secara teliti, matang dan mantap j. Pragmatis
merupakan prasyarat untuk suksesnya Membuat keputusan yang dapat
kepemimpinan seseorang. Terutama dilaksanakan oleh aparatur pelaksana
apabila kepemimpinan itu dikaitkan sesuai dengan kemampuan dan sumber-
dengan suprasystem dan subsystem yang sumber yang tersedia, merupakan salah
selalu mempengaruhi organisasi yang satu ciri yang dikehendaki dari setiap
dipimpinnya. pemimpin.
e. Memiliki Daya Ingat yang Kuat k. Sense of Urgency
Seorang pemimpin yang moderen sering Biasanya skala prioritas dikaitkan dengan
dihadapkan kepada informasi yang sense of urgency atau adanya rasa sesuatu
volumenya besar. Dia juga dihadapkan itu lebih penting daripada yang lain.
pada orang yang jumlahnya banyak. Karena sesuatu yang dalam skala prioritas
Dengan daya ingat yang kuat diharapkan ia tidak penting (tidak urgen), maka urgensi
dapat menyaring hal-hal mana dan siapa- untuk mengerahkan tenaga, keahlian,
siapa yang relevan baginya dalam pikiran, biaya dan peralatan lainnya
melaksanakan tugas-tugas menjadi berkurang. Seorang pemimpin
kepemimpinannya. harus mampu mengatur prioritas-prioritas
f. Kapabilitas Integratif tersebut, mana yang penting lebih di
Dengan adanya fungsi-fungsi yang prioritaskan daripada yang tidak penting
berbeda-beda, spesialisasi yang makin l. Sense of Cohesiveness
beraneka ragam dan kepentingan yang Merasa satu dengan yang dipimpin, kolega
berbeda pula, maka kapabilitas integratif setingkat dengan atasan, kiranya sangat
(kemampuan yang mencakup beberapa penting terutama dalam mengembangkan
aspek) menjadi sangat penting artinya. kerjasama, koordinasi, integrasi dan
Karena dengan kapabilitas yang singkronisasi tindakan.
demikianlah administrasi dan organisasi m. Sense of Relevance
sungguh-sungguh dapat digerakkan

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 9


Dalam hal ini menyangkut dengan p. Kemampuan Mendengar
relevansi (keterkaitannya) dengan Salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh
keputusan yang diambil dengan tujuan setiap pemimpin adalah kemampuan serta
yang hendak dicapai. Penting sekali hal ini kemauannya mendengar pendapat dan/atau
dimiliki oleh seorang pemimpin. saran-saran orang lain, terutama
n. Kesederhanaan bawahannya.
Jika hendak memberikan tauladan kepada q. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
bawahan, kesederhanaan dan kewajaran Sikap kaku seseorang akan merugikan
dalam cara hidup, cara bekerja, cara dirinya dalam menjalankan peranannya
bertindak, dalam arti tidak berbelit-belit sebagai pemimpin.
sehingga sukar diikuti arahnya. Hal ini r. Ketegasan
merupakan sarat mutlak yang harus Ketegasan dalam menghadapi bawahan
dimiliki oleh seorang pemimpin. dan menghadapi ketidaktentuan, sangat
o. Keberanian penting bagi seorang pemimpin. Ketegasan
Semakin tinggi kedudukan seseorang itu diperlukan dalam usaha menjamin
dalam organisasi maka akan semakin perlu stabilitas organisasi, meskipun dihadapkan
memiliki keberanian dalam melaksanakan pada masa depan yang kurang diketahui
tugas pokoknya. sifatnya.

III. Metode Penelitian

3.1. Lokasi Penelitian dan struktur organisasi MTs Negeri


Selatpanjang.
Penelitian dilakukan pada MTs Negeri
yang berlokasi di Jalan Diponegoro 3.3. Populasi dan Sampel
Selatpanjang. Adapun ketertarikan penulis Populasi dalam penelitian ini adalah
dalam melakukan penelitian di sekolah ini seluruh guru MTs Negeri Selatpanjang yang
adalah kemudahan dalam mendapatkan data berjumlah 42 orang. Keseluruhan populasi
dan informasi, adanya permasalahan yang terpilih sebagai responden penelitian melalui
diteliti dan kemampuan penulis dalam teknik sensus.
menyelesaikan penelitian sesuai dengan
waktunya. 3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
3.2. Jenis dan Sumber Data digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
Data yang digunakan dalam penelitian berikut :
ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Observasi
a. Data Primer Langsung melakukan pengamatan ke
Yaitu data yang langsung penulis lapangan terkait dengan variabel yang
peroleh dari objek penelitian berupa akan diteliti mengenai pelatihan,
kuesioner yang ditujukan kepada guru kepemimpinan dan kompetensi guru.
yang terpilih sebagai responden b. Dokumentasi
penelitian serta didukung pula dengan Pengumpulan data primer dan sekunder
wawancara tidak terstruktur dalam berkenaan dengan analisis yang
menambah informasi yang mendukung diperlukan.
penelitian. c. Kuesioner
b. Data Sekunder Untuk mendapatkan data primer maka
Yaitu data yang diperoleh melalui dirancang kuesioner yang dibagikan
bahan-bahan yang tersedia dari kepada responden. Dari jawaban
berbagai sumber yang berkaitan responden nantinya diharapkan akan
dengan penelitian ini seperti : jumlah ditemukan keterkaitan antara variabel
guru, tingkat pendidikan, pelatihan yang diteliti.
yang di ikuti guru, gambaran umum d. Wawancara

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 10


Merupakan proses percakapan langsung korelasi Rank Spearman antara skor
dengan responden untuk mendukung setiap variabel bebas dengan skor
data kuesioner. dari variabel residual. Dari harga
koefisien korelasi Rank Spearman
3.5. Analisis Data tersebut, kemudian dihitung harga
Untuk membuktikan hipotesis dari "t" statistiknya dan dari harga "t"
analisis data penelitian tersebut menggunakan : statistik tersebut dicari taraf
a. Analisis Statistik Deskriptif signifikansinya. Apabila taraf
Penggunaan statistik deskriptif dalam signifikansi yang diperoleh lebih
penelitian ini adalah untuk besar dari 5 %, maka dinyatakan
memberikan deskripsi mengenai tidak ada gejala heteroskedastisitas
variabel bebas dan terikat melalui dalam data, sehingga asumsi
penggunaan tabel frekuensi dan dipenuhi.
persentase. d) Uji Autokorelasi
b. Asumsi Klasik Uji autokorelasi berguna untuk
1) Uji Normalitas mengetahui apakah dalam sebuah
Uji Normalitas digunakan untuk model regresi linier terdapat
mengetahui apakah populasi data hubungan yang kuat baik positif
berdistribusi normal atau tidak. Uji maupun negatif antara data yang
ini biasanya digunakan untuk ada pada variabel-variabel
mengukur data berskala ordinal, penelitian. Uji aotokorelasi
interval, ataupun rasio. Jika analisis dilakukan dengan uji Durbin-
menggunakan metode parametrik, Watson (d). Perlu di upayakan agar
maka persyaratan normalitas harus tidak terjadi autokorelasi, jika du <
terpenuhi, yatu data berasal dari dw < 4-du maka tidak terjadi
distribusi yang normal. Jika data autokorelasi positif dan negatif.
tidak berdistribusi normal, atau c. Pengujian Hipotesis
jumlah sampel sedikit dan jenis Dengan menggunakan analisis Regresi
data adalah nominal atau ordinal, Linier Berganda melalui formulasi
maka metode yang digunakan sebagai berikut : (Sugiyono, 2009 :
adalah statistik nonparametrik. 188)
Dalam pembahasan ini akan Y = a + b1X1 + b2X2 + e
dibuktikan dengan menggunakan Dimana : • Kompetensi Guru : Y
Kolmogorov-Smirnov yaitu apabila • Pelatihan : X1
hasil signifikan (p-value) lebih • Kepemimpinan : X2
besar dari 0,10 maka data tersebut • Koefisien Regresi dari
berdistribusi normal. Variabel X : b1 dan b2
2) Uji Multikolinieritas • Konstanta : a
Pengujian ini bertujuan untuk • Kesalahan Pengganggu
mengetahui apakah model regresi (error) : e
ditemukan korelasi antara variabel Kemudian dilakukan uji hipotesis
bebas. Model regresi yang baik melalui :
seharusnya tidak terjadi korelasi a) Uji t untuk mengetahui pengaruh
diantara variabel bebas. Apabila secara parsial antara variabel
nilai VIF > 10 maka model tersebut bebas terhadap variabel terikat.
menunjukkan adanya Apabila hasil uji t-hitung > t-tabel
multikolinieritas. Sebaliknya, maka hasilnya adalah signifikan.
apabila nilai VIF < 10 maka model b) Uji F untuk mengetahui pengaruh
tersebut menunjukkan tidak adanya secara simultan antara variabel
multikolinieritas. bebas terhadap variabel terikat.
3) Uji Heteroskedastisitas Apabila hasil uji F-hitung > F-
Pengujian terhadap ada tidaknya tabel maka hasilnya adalah
gejala heteroskedastisitas dalam signifikan.
data dapat dilakukan dengan
menggunakan harga koefisien

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 11


3.6. Operasional Variabel 1 .869
a
.785 .755 1.033
Operasional variabel penelitian a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Pelatihan
menggambarkan indikator yang akan menjadi b. Dependent Variable: Kompetensi Guru
instrumen penelitian sebagaimana tergambar
berikut ini : Dari tabel diatas diketahui besarnya
Tabel 2.1 : Operasional Variabel Penelitian Koefisien Determinasi atau R. Square adalah
Variable Penelitian Indikator
Pelatihan (X1) 1. Sasaran pelatihan
0,785. Hal ini berarti 78,5 % variabel
adalah proses pembelajaran yg 2. Kesesuaian pelatihan Kompetensi Guru (Y) dijelaskan oleh variabel
menekankan pada prakter dari dengan kompetensi Pelatihan (X1) dan Kepemimpinan (X2).
pada teori yang dilakukan oleh 3. Metode pelatihan
seseorang untuk meningkatkan 4. Media dan sarana pelatihan
Sedangkan sisanya 21,5 % dijelaskan oleh
suatu atau beberapa jenis kete 5. Evaluasi pelatihan variabel lain diluar variabel penelitian ini.
rampilan tertentu.
(Kepmen, No. 01/Kep./M.Pan
/I/2001) 4.1.2. Pengaruh Secara Parsial
Kepemimpinan (X2) 1. Membuat keputusan Uji signifikansi pengaruh parsial
adalah tindakan-tindakan spesi 2. Mempengaruhi dan menga dilakukan melalui uji statistik t yang pada
fik kepala sekolah dalam meng rahkan bawahan
arahkan dan mengkoordinasi 3. Memilih dan mengembang dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
kan kerja kelompok. kan personil variabel independen secara individual dalam
(Gary, 2004 : 60) 4. Mengadakan komunikasi
5. Memberikan motivasi
menerangkan variabel dependen. Dari
6. Melakukan pengawasan pengolahan data penelitian diperoleh hasil
Kompetensi Guru (Y) 1. Kompetensi pedagogi sebagai berikut :
adalah pengetahuan, sikap dan 2. Kompetensi kepribadian
keterampilan yang dimiliki gu 3. Kompetensi sosial
ru agar dapat melaksanakan tu (Kementrian Pendidikan Nasi Tabel 3.2 : Hasil Regresi Linear Berganda
gas profesi keguruan dengan onal tahun 2010)
a
penuh tanggung jawab. Coefficients
(UU Guru & Dosen No.14 Thn
Unstandardized Standardized
2005)
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .950 .257 4.495 .001
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pelatihan .782 .107 .364 2.148 .002
4.1. Pengujian Hipotesis Kepemimpinan .307 .022 .149 2.060 .007
Hasil deskripsi data dari skor rata-rata a. Dependent Variable: Kompetensi Guru
jawaban responden belum dapat
dipergunakan sebagai dasar penarikan Dari tabel diatas dapat diketahui nilai
kesimpulan. Untuk itu diperlukan serangkaian koefisien regresi linier berganda sebagai
pengujian terhadap hipotesis, sebagai berikut : berikut : Y = 0,950 + 0,782X1 + 0,307X2
Dari persamaan regresi linier berganda
diatas dapat dijelaskan secara terperinci :
4.1.1. Koefisien Determinasi (R²) a. Nilai konstanta sebesar 0,950, artinya
apabila pelatihan dan kepemimpinan
Koefisien determinasi (R²) pada intinya dalam keadaan konstan (tetap) maka
mengukur seberapa besar kemampuan model kompetensi guru bernilai sebesar 0,950
dalam menerangkan variasi variabel satuan.
indenpenden. Dari hasil analisis regresi linear b. Koefisien pelatihan (b1) sebesar 0,782,
berganda diperoleh hasil sebagai berikut : artinya apabila pelatihan ditingkatkan
sebesar 1 satuan sedangkan
kepemimpinan dalam keadaan konstan
(tetap), maka dapat meningkatkan
kompetensi guru sebesar 0,782 satuan.
Tabel 3.1 : Hasil Koefisien Determinasi Dengan demikian pelatihan
b
Model Summary
berpengaruh positif terhadap
Std. Error kompetensi guru.
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 12


c. Koefisien kepemimpinan (b2) sebesar
0,307,artinya apabila kepemimpinan 4.1.3. Pengaruh Secara Simultan
ditingkatkan sebesar 1 satuan Uji signifikansi pengaruh secara
sedangkan pelatihan dalam keadaan simultan (bersama-sama) dilakukan melalui
konstan (tetap), maka dapat Uji Statistif F yang pada dasarnya
meningkatkan kompetensi guru menunjukkan apakah semua variabel
sebesar 0,307 satuan. Dengan independen dalam model mempunyai
demikian kepemimpinan berpengaruh pengaruh secara simultan terhadap variabel
positif terhadap kompetensi guru. dependen. Dari pengolahan data penelitian
d. Variabel dominan berpengaruh diperoleh hasil sebagai berikut :
terhadap kompetensi guru adalah Tabel 3.3 : Hasil Uji Statistik F
b
pelatihan dengan kontribusi sebesar ANOVA
0,782 Sum of Mean
Uji signifikansi pengaruh secara parsial Model Squares df Square F Sig.
(sendiri-sendiri) dilakukan melalui uji-t, dari 1 Regression 49.500 2 24.750 9.521 .002a
tabel 5.16 diperoleh hasil sebagai berikut : Residual 634.405 39 16.267
a. Nilai t-hitung variabel pelatihan Total 683.905 41
sebesar 2,148 dengan probabilitas a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Pelatihan
signifikansi 0,002. Sedangkan t-tabel b. Dependent Variable: Kompetensi Guru
= 1,682 dengan α = 0,05. Dengan
demikian t-hitung (2,148) > t-tabel Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
(1,682) dan sig. 0,002 < 0,05. Artinya model yang digunakan mempunyai nilai
Ha diterima dan Ho ditolak, maka F-hitung sebesar 9,521 dengan probabilitas
pengaruh pelatihan terhadap signifikansi 0,002, sedangkan F-tabel = 3,220
kompetensi guru adalah signifikan. dengan α = 0,05. Dengan demikian diperoleh
b. Nilai t-hitung variabel kepemimpinan hasil F-hitung (9,521) > F-tabel (3,220) dan
sebesar 2,060 dengan probabilitas sig. (0,002) < 0,05, maka Ha diterima dan Ho
signifikansi 0,007. Sedangkan t-tabel ditolak, berarti pelatihan dan kepemimpnan
= 1,682 dengan α = 0,05. Dengan secara simultan berpengaruh signifikan
demikian t-hitung (2,060) > t-tabel terhadap kompetensi guru.
(1,682) dan sig. 0,007 < 0,05. Artinya
Ha diterima dan Ho ditolak, maka
pengaruh kepemimpinan terhadap
kompetensi guru adalah signifikan.
terhadap kompetensi guru MTs Negeri
V. Kesimpulan Selatpanjang. Artinya, peningkatan
Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap pelatihan dan kepemimpinan
yang telah dikemukakan maka dapat ditarik akan meningkatkan kompetensi guru.
beberapa kesimpulan, antara lain : Sebaliknya, kurangnya perhatian atau
1. Pelatihan dan kepemimpnan secara terjadinya penurunan terhadap pelatihan
simultan berpengaruh positif dan signfikan dan kepemimpinan dapat menurunnya
terhadap kompetensi guru MTs Negeri kompetensi guru.
Selatpanjang. Artinya peningkatan 3. Variabel yang signifikan berpengaruh
pelatihan dan kepemimpinan secara terhadap kompetensi guru MTs Negeri
simultan dapat memberikan kontribusi Selat Panjang adalah Variabel Pelatihan.
yang relatif besar terhadap peningkatan
kompetensi guru.
2. Pelatihan dan kepemimpinan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan

DAFTAR PUSTAKA

Baedowi, 2006, Tantangan Peningkatan


Profesional Tenaga Pendidik Pada

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 13


Era Undang-Undang Guru dan Khairuddin, 2011, Pengaruh Pelatihan
Dosen, Jurnal Pendidikan dan dalam Meningkatkan Kompetensi
Kebudayaan, Nomor : 056. hal. guru di Lingkungan Cabang
277-283 Dinas Pendi dikan Kecamatan
Carudin, 2011, Pengaruh Kepemimpinan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Kepala Sekolah dan Diklat Si ngingi Prov.Riau, Thesis, IPB,
Terhadap Kompetensi Guru SMK Bogor
Ne geri Se Kabupaten Indramayu, Kepmendiknas No. 045/U/2002 Tentang
Jurnal UPI, Edisi Khusus No. 2 Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
Agustus 2011, ISSN 1412-565X Mangkuprawira Sjafri, 2007, Manajemen
Dwi Muslikah, 2011, Pengaruh Sumber Daya Manusia, Ghalia
Kepemimpinan Kepala Sekolah Indonesia, Jakarta
Terhadap Kompetensi Profesional Majid Abdul, 2007, Perencanaan
Guru di SMA Negeri 1 Karang Pembelajaran (Mengembangkan
Rayung Grobogan, Skripsi, Standar Kompetensi Guru),
Universitas Negeri Semarang Remaja Rosdakarya, Bandung
Diknas, 2008, Standar Kompetensi dan Mangunhardjana, 2006, Kepemimpinan,
Sertifikasi Guru, Jakarta Kanisius, Jakarta
Gary Dessler, 2004, Manajemen Sumber Martoyo S., 2005, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jilid 1 Edisi Daya Manusia, Penerbit BPFE,
Kesembilan, PT. Indeks, Yogyakarta
Jakarta Moekijat, 2003, Latihan dan
Hasibuan S.P. Malayu, 2006, Manajemen Pengembangan Sumber Daya
Sumber Daya Manusia, Bumi Manusia, Cetakan Keempat,
Aksara, Jakarta Mandar Maju, Bandung
Herujito M., 2003, Dasar-Dasar Muhaimin, 2004, Kompetensi Guru,
Manajemen, Penerbit PT. Rieneka Cipta, Jakarta
Graznido, Yakarta Mulyasa, 2005, Menjadi Guru
Keputusan Menteri Pendayagunaan Profesional, Remaja Rosdakarya,
Aparatur Negara, Nomor Bandung
01/Kep/M. Pan/1 /2001, Tentang Muaripin, 2010, Pengaruh Diklat Guru
Pendidikan dan Pelatihan Agama Islam Terhadap
Kadarman, A.M. dan Udayana, Jusuf. Peningkataan Kompetensi Guru
2004, Pengantar Ilmu Pendidikan Agama Islam SMP Se
Manajemen, Penerbit PT. Wilayah Cililin Cihampelas
Prehallindo, Jakarta Kabupaten Bandung Barat, Jurnal
Kartono Kartini, 2005, Pemimpin dan Online, (accessed 22 Nomvember
Kepemimpinan, Penerbit PT. 2012
Grafindo Persada, Jakarta Nasution Mulia, 2007, Manajemen
Kunartinah, 2010, Pengaruh Pendidikan Personalia : Aplikasi dan
dan Pelatihan Terhadap Kinerja Perusahaan, Djambatan, Jakarta
Guru Dengan Kompetensi Sebagai Nawawi Hadari, 2004, Manajemen
Mediasi, Jurnal Bisnis dan Sumber Daya manusia untuk
Ekonomi (JBE), Maret 2010, Hal. Bisnis yang Kompetitif, Gajah
74-84, ISSN : 1412-3126 Mada University Press,
Kunandar, 2007, Guru Profesional : Yogyakarta
Implementasi Kurikulum Tingkat Rivai, Veithzal, 2003, Kepemimpinan dan
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Perilaku Organisasi, Penerbit PT.
Persiapan Sertifikasi Guru, Raja Raja Grafindo Persada, Yakarta
Grafindo Persada, Jakarta

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 14


Ranupandojo, 2004, Organisasi dan Pendekatan Perilaku, PT. Raja
Motivasi : Pasar Peningkatan Grafindo Pustaka, Jakarta
productivitas, Penerbit Bumi Trianto, 2007, Sertifikasi Guru dan Upaya
Angkasa, Jakarta. Peningkatan Kualifikasi,
Robbins P. Stephen, 2004, Organizational Kompetensi dan Kesejahteraan,
Behavior, PT. Indeks, Jakarta Prestasi Pustaka, Jakarta
Siagian P. Sondang, 2007, Manajemen Tulus Agus Mohamad, 2002, Manajemen
Sumber Daya Manusia. Penerbit Sumber Daya Manusia, PT.
Bumi Aksara, Yakarta Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora Henry, 2006, Manajemen Usman Uzer, 2007, Menjadi Guru
Sumber Daya Manusia, Penerbit Profesional, Remaja Rosdakarya,
YKPI, Jakarta Bandung
Sikula F. Andrew, 2004, (Terjemahan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Mauiled Molyono), Personel Nasional, Nomor 20 Tahun 2003
Administration and Human Undang-Undang Republik Indonesia
Resourses Management, Bumi Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Aksara, Jakarta. Guru dan Dosen
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Proetor M. Jhon and Williem M. Thorton,
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, 2002, Latihan Kerja, Saduran
Alfabeta, Bandung Mulyana Sugandi, Jakarta
Sunyoto Agus, 2005, Manajemen Sumber Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
Daya Manusia, Gramedia Pustaka Tentang Standar Kualifikasi
Utama, Jakarta Akademik dan Kompetensi Guru
Spencer L.M., & Spencer S.M., 2001, Wisnu B. Nasution dan I Ketut P. Arthana,
Competence at Work : Models for 2010, Pengaruh Pelatihan
Superior Performance, Jhon Wiley Terhadap Kompetensi Mengajar
& Sons, Inc, New York Guru Sekolah Da sar Negeri di
Sanjaya Wina, 2005, Strategi Kecamatan Benjeng Kabupaten
Pembelajaran Berorientasi Proses Gresik, Jurnal Teknologi
Pendidikan, Prenada Media, Pendidikan, Vol. 10 No. 2, Oktober
Jakarta 2010
Thoha Miftah, 2007, Kepemimpinan
Dalam Manajemen Suatu

Jom FEKON Vol.1 No.2 Oktober 2014 15

You might also like