You are on page 1of 64

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI

DOKTER PERTAMA RSUD KABUPATEN SANGAU


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN
GOLONGAN III

Nama Peserta : dr. Annisa Nurrahman Priyandina


Angkatan/Kelompok : I/ III
Jabatan : Dokter Pertama
Unit Kerja : RSUD Kabupaten Sanggau
Sumber Kegiatan : SKP / Penugasan Atasan Langsung / Inisiatif
Sendiri

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. SEJARAH RSUD SANGGAU
Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau merupakan salah satu institusi
Pemerintah yang dibentuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab
memberikan pelayanan kesehatan pada fase kuratif dan rehabilitatif yang juga
tidak melupakan upaya promotif dan preventif pada masyarakat Kabupaten
Sanggau. Disamping itu, rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan kegiatan medik, pelayanan penunjang medik, dan
pelayanan non medik yang mempunyai kedudukan sebagai pusat rujukan
medik, dimana rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat unik dan
rumit serta membutuhkan keahlian yang sangat kompleks.
Pada awalnya Rumah Sakit Umum Sanggau adalah Rumah Sakit misi
yang dibangun pada jaman Belanda kurang lebih pada tahun 1935 dengan
direkturnya bernama dr. REHATTA (1935–1938) kemudian digantikan oleh
dr.SOEDARSO (1938–1943) selanjutnya setelah merdeka dan sudah
terbentuk pemerintah maka pengelolaannya diserahkan ke Pemerintah
Republik Indonesia menjadi Rumah Sakit Sanggau. Sebelumnya Rumah

1
Sakit Sanggau berlokasi di Kelurahan Tanjung Sekayam di Muara Sungai
Sekayam yang merupakan anak Sungai Kapuas dan merupakan sarana
transportasi utama yang menghubungkan Kota Sanggau dengan beberapa
wilayah pedalaman dan wilayah pesisir serta sampai ke negara Malasyia.
Model bangunan Rumah Sakit saat itu adalah rumah panjang yang terbuat
dari rangka kayu berdinding dan berlantai papan dibuat tinggi dalam upaya
untuk mengantisipasi air sungai yang sering pasang dan banjir.
Pada awal tahun 1974 seiring dengan perkembangan dan tata ruang kota
serta dibukanya akses jalan antara Kabupaten ke Kecamatan maupun ke Kota
lain dalam Propinsi maka lokasi tersebut sudah tidak sesuai lagi maka
keberadaannya dipindahkan (Relokasi) ketempat yang strategis, tidak banjir,
dekat dengan pemukiman dan fasilitas umum serta mudah diakses melalui
tranportasi umum darat dan air terutama dari jalur Sungai Kapuas dengan
direktur saat itu adalah dr. DAHLIAR NAULI SIREGAR (1972-1974).
Adapun lokasinya yaitu di Jalan Jendral Sudirman No.-- Kelurahan Beringin
Kecamatan Kapuas dengan statusnya menjadi Rumah Sakit Tipe D dengan
sebutan Rumah Sakit Umum Sanggau dan sampai sekarang lokasinya belum
berpindah.
Otonomi daerah bergulir dengan cepatnya maka pada tahun 2008 Bupati
Sanggau mengeluarkan Peraturan Bupati ( PERBUP ) Nomor 27 tahun 2008
tanggal 12 Pebruari 2008 yang berisi tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau, dimana dalam
peraturan ini RSUD adalah unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang
pelayanan kesehatan dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Daerah
sehingga tidak merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau merupakan salah satu rumah sakit
milik Pemeritah Daerah Kabupaten Sanggau, mempunyai luas tanah ±
23.727 M2 dengan luas bangunan ±21.825 meter persegi terletak di kota
Sanggau berjarak + 270 km dari Pontianak melalui jalur lama (Pontianak –
Ngabang – Sanggau) sedangkan melalui jalur baru (Pontianak – Tayan –
Sanggau ) hanya berjarak ± 198 Km.

2
2. VISI DAN MISI RSUD SANGGAU
Adapun visi RSUD Sanggau ialah “Menjadikan RSUD Sanggau sebagai
Rumah Sakit Daerah berlayanan Internasional pada tahun 2020.”
Sedangkan misi dari RSUD Sanggau antara lain :
1) Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang bermutu, paripurna,
dan terjangkau.
2) Meningkatkan pengembangan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit.
4) Meningkatkan kelas Rumah Sakit dari kelas C menuju kelas B.
Nilai-nilai budaya kerja yang dianut di RSUD Kabupaten Sanggau dalam
mengelola rumah sakit, yaitu:
1. Kejujuran, merupakan keyakinan bahwa setiap insan rumah sakit harus
jujur, baik dalam berbicara, bertindak tidak akan merugikan orang lain dan
organisasi.
2. Keramahtamahan, yaitu tindakan penuh empati, menimbulkan simpati
dan kesan baik, sopan, tidak sombong baik dalam melayani pasien maupun
dalam berinteraksi dengan teman sejawat dan atasan.
3. Kesetiaan, yang berarti tindakan yang patuh dan taat pada ketentuan yang
berlaku, serta berpegangteguh pada janji dan berkomitmen dalam
kebersamaan.
4. Partnership adalah suatu tindakan yang mengutamakan kepentingan
bersama, organisasi, dan tidak bersifat individualistis
5. Prestasi, yaitu setiap insan rumah sakit berupaya mencapai prestasi
setinggi-tingginya dalam mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan
untuk mencapai hasil atau kinerja yang telah ditetapkan.
6. Prakarsa, yang merupakan suatu tindakan yang dilakukan atas kesadaran
dan kepentingan organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya tanpa
menunggu perintah atasan.
7. Profesionalisme, yaitu suatu tindakan yang didasarkan pada kompetensi
yang dimiliki sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

3
3. STRUKTUR ORGANISASI RSUD SANGGAU
Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau adalah unsur pendukung tugas
Kepala Daerah dibidang pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh seorang
Direktur dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Struktur organisasi
dan tata kerja RSUD Sanggau berdasarkan Perbup Kabupaten Sanggau No 27
Tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008 adalah sbb :
1. Direktur RSUD
2. Bagian Tata Usaha; membawahi 3 (tiga) Sub Bagian yang terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Hukum dan Informasi.
3. Bidang Pelayanan ; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Medik dan Penunjang Medik
b. Seksi Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan.
4. Bidang Keuangan ; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :
a. Seksi Perbendaharaan dan mobilitas dana.
b. Seksi Penyusun Anggaran, verifikasi dan akuntansi
5. Bidang Bina Program; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Program dan Pengembangan
b. Seksi Rekam Medik dan Pelaporan
Selain susunan pejabat seperti disebutkan diatas, RSUD Sanggau
didukung juga dengan pengelola untuk:
1. Satuan Pengawas Internal (SPI)
2. Komite Medis
3. Komite Keperawatan
4. Instalasi, yang terdiri dari:
a. Instalasi Rawat Jalan
b. Instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Farmasi
d. Instalasi Laboratorium

4
e. Instalasi Radiologi
f. Instalasi Gizi
g. Instalasi Rekam Medis dan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah
Sakit (SIM RS)
h. Instalasi Gawat Darurat
i. Instalasi Bedah
j. Instalasi Intensive Care Unit
k. Instalasi Prasarana dan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)

5
DIREKTUR RSUD SANGGAU
dr. H. EDI SUPRABOWO, MKM

KELOMPOK BAGIAN TATA USAHA


JABATAN
WILLEM SUHERMAN, SH
FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM KEPEGAWAIAN HUKUM

LIYO TUTUT NURDIN


HARYANTI

BIDANG PELAYANAN BIDANG KEUANGAN BAGIAN BINA PROGRAM

MUINAH, S.K.M BARLIANTO TINSAI, S.SOS MARYONO, S.Kp. M.Kes

SEKSI PERENCANAAN
SEKSI PELAYANAN SEKSI PERBENDAHARAAN
PROGRAM DAN
DAN MOBILITASI DANA
DAN PENUNJANG PENGEMBANGAN
MEDIK
LUSIANA, S.K.M M. FAUZI HADINATA PRIYONO, S.Si

SEKSI PELAYANAN SEKSI PENYUSUNAN SEKSI REKAM MEDIK DAN


KEPERAWATAN DAN ANGGARAN, VERIFIKASI
KEBIDANAN
PELAPORAN
DAN AKUNTANSI
AKHIRUL DAYANG FARIDA CHRISTINA SARAGIH, S.K.M
RAMADHAN, S.Kep.Ns

Gambar 1 Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Sanggau

6
4. FASILITAS DAN PELAYANAN
Kegiatan RSUD Sanggau tercermin dari jenis-jenis pelayanan yang
ditawarkan kepada masyarakat, antara lain:
a. Pelayanan Gawat Darurat
b. Pelayanan Spesialis Dasar
1) Pelayanan Penyakit Dalam
2) Pelayanan Kebidanan
3) Pelayanan Bedah
4) Pelayanan Anak
5) Pelayanan Syaraf
6) Pelayanan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan Rawat Inap
Untuk pelayanan rawat inap, RSUD Sanggau menyediakan 116 tempat
tidur di ruang rawat inap. Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap RSUD
Sanggau seperti pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap RSUD Sanggau


Ruang Perawatan Jumlah Tempat Tidur (TT)
Anak 26
Bedah 20
Interna 30
Kebidanan 19
VIP 8
Perinatologi 8
ICU 5
JUMLAH 116

d. Pelayanan Spesialistik Penunjang


1) Pelayanan Radiologi
2) Laboratorium Klinik
3) Hemodealisa (cuci darah)
e. Pelayanan penunjang klinik
1) Perawatan Intensif

7
2) Pelayanan OK Central
3) Pelayanan Gizi
4) Pelayanan Farmasi
5) Pelayanan Keterapian Fisik (Fisioterapi)
6) Pelayanan Elektromedik
7) Pelayanan Konsultasi Gizi
f. Pelayanan Keperawatan
g. Pelayanan Administrasi dan Perkantoran
h. Pelayanan penunjang Non Klinik
1) Pelayanan Gizi dan dapur
2) Pemulasaran Jenazah
3) Oksigen central
4) Pelayanan tehnik dan pemeliharaan fasilitas Prasarana dan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS )
5) Loundry
6) Gudang
7) Transportasi

5. TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PELAYANAN RSUD


SANGGAU
Berdasarkan Peraturan Bupati Sanggau Nomor 27 Tahun 2008 Tentang
Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sanggu, bahwa Bidang Pelayanan meaksanakan sebagian tugas Rumah Sakit
Umum Daerah di bidang pelayanan medik dan penunjang medik,
keperawatan dan kebidanan. Adapun fungsi Bidang Pelayanan adalah sebagai
berikut:
a. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan tugas bidang
pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan
serta penunjang medik dan non medik.

8
b. Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan bidang pelayanan,
meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta
penunjang medik dan non medik.
c. Penyelenggaraan kegiatan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan
medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik.
d. Pengendalian kegiatan dan mutu pelayanan bidang pelayanan, meliputi
urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik
dan non medik.
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pelayanan,
meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta
penunjang medik dan non medik.
f. Perencanaan dan pengkoordinasian kebutuhan fasilitas dan peralatan
pelayanan medis dan non medis, keperawatan dan kebidanan.
Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

6. 10 BESAR PENYAKIT RSUD SANGGAU


Adapun 10 besar penyakit rawat jalan di RSUD Sanggau adalah
a. ISPA
b. Dispepsia
c. Diare dan gastroenteritis
d. Demam tifoid dan paratifoid
e. Tuberkulosis
f. Pulpa dan periapikal
g. Hipertensi
h. Artritis
i. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
j. Neoplasma dan tumor jinak lainnya
Sedangkan 10 besar penyakit rawat inap di RSUD Sanggau adalah
a. Diare
b. Dispepsia

9
c. Hipertensi
d. Appendicitis Acute
e. Demam
f. Anemia
g. ISPA
h. Neoplasma dan tumor jinak lainnya
i. Hipertensi esensial
j. Bronkitis

7. JABATAN FUNGSIONAL DOKTER PERTAMA


Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
139 Tahun 2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya,
rincian kegiatan dokter pertama adalah sebagai berikut:
1) Melakukan Pelayanan Medik Umum rawat jalan tingkat pertama
2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7) Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sederhana
8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15) Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16) Melakukan pelayanan keluarga berencana
17) Melakukan pelayanan imunisasi
18) Melakukan pelayanan gizi

10
19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20) Melakukan penyuluhan medik
21) Membuat catatan medik rawat jalan
22) Membuat catatan medik rawat inap
23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25) Menguji kesehatan individu
26) Menjadi tim penguji kesehatan
27) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29) Menjadi saksi ahli
30) Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32) Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33) Melakukan tugas jaga ditempat/rumah sakit
34) Melakukan tugas jaga ditempat sepi pasien
35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan sederhana

B. TUJUAN AKTUALISASI
Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan mampu
mengaktualisasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS di tempat tugas masing-
masing serta mampu menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar tersebut
tidak diimplementasikan.
1. Tujuan Umum
a. Nilai-nilai dasar profesi PNS berperan penting dalam menuntun peserta
diklat menjadi pelayan masyarakat yang professional.
b. Nilai-nilai dasar profesi PNS akan membantu pencapaian tujuan
berbangsa dan bernegara sehingga tujuan-tujuan pembangunan dapat
dicapai dengan mudah.

11
2. Tujuan khusus
a. Peserta diklat diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi di RSUD Sanggau.
b. Peserta diklat mampu menganalisis dampak apabila nilai dasar profesi
yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi tidak di implementasikan.

12
BAB II
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

Untuk mewujudkan PNS yang profesional melalui jalur pendidikan dan


pelatihan, pembinaan PNS melalui diklat yang berbasis kompetensi terus
dilakukan, sesuai dengan amanat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
Reformasi birokrasi merupakan sebuah upaya sistematis yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mewujudkan aparatur yang bersih, kompeten dan melayani
antara lain dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pembinaan aparatur, agar memiliki integritas tinggi dan profesional
dalam menjalankan tugas dan fungsinya selaku Aparatur Sipil Negara.
Dalam rangka reformasi birokrasi, pemerintah menetapkan kebiajakan
perubahan bagi PNS menjadi Aparatur Sipil Negara dengan undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-undang ini
menitikberatkan pada profesionalisme aparatur negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bebas KKN dan mampu
meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai
terciptanya aparatur sipil Negara seperti yang disebutkan di atas, maka perlu
adanya penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS semenjak dilakukannya diklat
prajabatan.
Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru, peserta diklat diharapkan mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara mengalami sendiri
dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta diklat dapat
merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai dasar tersebut merupakan
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi. Nilai-nilai
dasar tersebut diantaranya adalah : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

13
Nilai-nilai dasar PNS yang merupakan seperangkat prinsip yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesi PNS adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dan amanahnya. Akuntabilitas mengacu
pada harapan implisit atau eksplisit bahwa keputusan atau tindakan
sesesorang akan dievaluasi oleh pihak lain dan hasil evaluasinya dapat berupa
reward atau punishment. Akuntabilitas menjadi prinsip dasar bagi organisasi
yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban
jabatan dalam memberikan pertaggungjawaban.Seorang PNS dapat dikatakan
akuntabel bila mampu mengatasi masalah dalam transparansi dan akses
informasi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan sumber daya milik
negara, dan konflik kepentingan.Dalam artian mampu mengambil pilihan
yang tepat ketika terjadi konflik kepetingan, tidak terlibat dalam politik
praktis, melayani warga secara adil, dan konsisten dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah secara politis merupakan manifestasi kesadaran
nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik
untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat,
bangsa dan negaranya.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Tidak
sekadar wawasan saja, tetapi diharapakan ASN memiliki kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalakan fungsi dan
tugasnya.Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai
ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa,
dan negara.
3. Etika Publik
Etika merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral

14
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggungjawab pelayanan publik.
Pelayan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan kepemimpinan, namun juga kompetensi etika.Tanpa kompetensi
etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli, dan bahkan
seringkali diskrimininatif.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh
karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku
pejabat publik harus berubah, pertama dari penguasa menjadi pelayan; kedua
berubah dari wewenang menjadi peranan; ketiga menyadari bahwa jabatan
publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di
dunia tetapi juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima
sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan
kepercayaan publik. Berbagai cara dapat dilakukan untuk senantiasa
meningkatkan mutu layanan dari pegawai ASN kepada masyarakat, antara
lain: memahami tugas pokok, fungsi, dan peran yang diberikan institusi;
memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang pekerjaannya;
merencanakan target mutu layanan yang akan ditampilkan; memahami
karakter pelanggan yang akan dilayani; menguasai tekhik pelayanan prima;
melayani dengan hati; menerima kritik dan saran untuk perbaikan ke depan.
Dalam menjalankan tugasnya, para pejabat dan aparatur wajib
memperhatikan peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum bagi setiap
keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

15
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang berarti kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Menurut UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001,
terdapat tujuh kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: kerugian
keuangan negara, suap meyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan
dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.
Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) bersama para pakar telah melakuka
identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sembilan nilai anti
korupsi, yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, kerja keras,
sederhana, berani, dan adil.Nilai anti korupsi ini diharapkan telah masuk ke
dalam nilai dasar setiap organisasi.Upaya penyelarasan nilai anti korupsi
dengan nilai organisasi ini penting untuk memastikan bahwa para pegawai
yang mengusung integritas atau anti korupsi mendapat payung yang tepat
dalam organisasinya.

Penerapan beberapa nilai-nilai dasar tersebut di atas yang terkait dengan


kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja tertera pada tabel di bawah ini

16
Tabel 2 Keterkaitan Nilai Dasar Profesi PNS dengan Kegiatan di Unit Kerja
Konstribusi
Nilai-Nilai Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput/ Hasil Kegiatan
Dasar Visi/Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan - Membina Pelayanan medik adalah pelayanan yang Akuntabilitas Dengan Adanya pembinaan hubungan
pelayanan hubungan diberikan untuk upaya penyembuhan dan - Kejelasan anamnesa dan yang baik antara dokter-pasien,
medik umum dokter-pasien pemulihan kesehatan yang dilaksanakan target pemeriksaan maka pasien merasa dihargai
rawat jalan yang baik secara terpadu dengan upaya pencegahan Nasionalisme fisik yang tepat dan terbangun kepercayaannya
- Melakukan yang dilaksanakan oleh staf medik - Tidak dan terarah sehingga mau bekerja sama dan
anamnesa. fungsional. Pelayanan medik umum terdiri diskriminatif diharapkan memberikan informasi dalam
- Melakukan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, penegakan Etika Publik dapat ditegakan anamnesa dan pemeriksaan fisik
pemeriksaan diagnosa, dan pemberian terapi. - Sopan diagnosa yang untuk menegakan diagnosa
fisik Anamnesis merupakan kegiatan tanya jawab Komitmen tepat sehingga penyakitnya, hal ini menerapkan
- Menegakan antara dokter dengan pasien (autoanamnesis) Mutu terapi yang nilai keramahtamahan. Diagnosa
diagnosa dan atau keluarga pasien (alloanamnesis). - Efektif diberikan dapat yang tepat memudahkan dalam
memberikan Sebelum melakukan anamnesis saya telah - Inovasi memberikan pemberian terapi sehingga
terapi. menyapa dan memperkenalkan diri kepada - Berorientasi kesembuhan, hal dalam usahanya untuk
- Mencatat rekam pasien untuk menciptakan hubungan yang Mutu ini diharapkan menyehatkan pasien dapat
medik rawat baik sehingga pasien merasa tidak Anti Korupsi mendukung tercapai. Hal-hal tersebut
jalan. direndahkan dan mau terbuka untuk - Berani tercapainya visi merupakan penerapan nilai
menceritakan keluhannya (etika publik, RSUD Sanggau profesionalisme.
sopan). Selanjutnya saya telah berusaha yaitu
mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya menjadikan
tentang identitas pasien, riwayat penyakit RSUD Sanggau
dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan menjadi rumah
riwayat sosial. Saya tidak mengajukan sakit daerah

17
pertanyaan yang tidak berhubungan dengan berlayanan
penyakit pasien (akuntabilitas, kejelasan internasional
target). Setelah melakukan anamnesis tahun 2020.
selanjutanya saya telah melakukan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik
merupakan pemeriksaan pada tubuh untuk
menentukan adanya kelainan-kelainan dari
suatu sistem atau organ tubuh dengan teknik
tertentu. Pertama saya telah meminta izin
kepada pasien, setelah itu saya melakukan
pemeriksaan fisik secara sistematika dan
menyeluruh kemudian saya akan berfokus
pada organ yang dikeluhkan agar tidak ada
yang terlewat (etika publik, sopan;
komitmen mutu, efektif). Dalam melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik saya tidak
membedakan pasien berdasarkan status
sosial, penggunaan jaminan kesehatan, usia,
jenis kelamin, agama, ras ataupun suku.
(nasionalisme, tidak diskriminatif)
Selanjutnya saya telah menegakkan diagnosa
berdasarkan hasil anamnesis yang didukung
oleh pemeriksaan fisik. Diagnosa merupakan
identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi
untuk membedakan satu penyakit atau
kondisi dari yang lainnya. Dalam menegakan
diagnosa saya telah berusaha dengan sebaik-
baiknya agar diagnosa yang ditegakkan
berkualitas dan akurat, sesuai kondisi pasien
sehingga mendapat penanganan yang tepat

18
(komitmen mutu, berorientasi mutu).
Langkah terakhir dari pelayanan medik
umum adalah pemberian terapi. Terapi
merupakan usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit, baik
dengan obat-obatan maupun tindakan medik
lain. Dalam memberikan terapi saya tidak
memberikan obat yang tidak diperlukan
dengan maksud untuk mendapat tambahan
bayaran dari hal tersebut (anti korupsi
berani). Seluruh hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi ditulis
di rekam medik rawat jalan dengan sebenar-
benarnya (komitmen mutu, berorientasi
mutu).
2. Meminta dan - Meminta Sebelum menulis permintaan laboratorium Akuntabilitas Pengajuan Dengan meminta persetujuan
membaca hasil persetujuan yang diajukan saya telah meminta - Transparan permintaan pasien (informed consent) maka
pemeriksaan pasien persetujuan pasien, jika pasien tidak setuju Nasionalisme penunjang yang diharapkan pasien tidak
laboratorium - Menulis formulir maka saya tidak meminta pemeriksaan - Tidak spesifik dan keberatan dalam melakukan
(darah) permintaan tersebut dengan terlebih dulu saya jelaskan memaksakan terarah kepada pemeriksaan laboratorium, hal
laboratorium risiko jika pemeriksaan tersebut tidak kehendak penegakan ini menerapkan nilai
- Menjelaskan dilakukan (nasionalisme, tidak Etika Publik diagnosa maka keramahtamahan. Pemeriksaan
hasil pemeriksaan memaksakan kehendak). Saya tidak - Menjaga diharapkan laboratorium yang sesuai dengan
laboratorium meminta pemeriksaan laboratorium lain Rahasia dapat penyakit pasien dapat
yang didapatkan yang tidak sesuai dengan penyakit yang Komitmen mendukung mendukung tegaknya diagnosa
diderita pasien, hal ini dilakukan untuk Mutu tercapainya visi pasien. Penjelasan hasil
mengurangi pengeluaran pasien. (anti - Berorientasi RSUD Sanggau laboratorium secara jelas dapat
korupsi, peduli). Setelah hasil laboratorium Mutu yaitu memudahkan pemahaman
tersebut keluar saya telah menjelaskan Anti Korupsi menjadikan pasien atas penyakitnya dan
hasilnya kepada pasien secara jelas dan - Peduli RSUD Sanggau dengan menjawab pertanyaan

19
mudah dipahami, serta menjawab pertanyaan menjadi rumah pasien diharapkan dapat
pasien apabila ada (akuntabilitas, sakit daerah menambah pengetahuan pasien
transparan dan komitmen mutu, berlayanan atas penyakitnya. Dalam hal ini
berorientasi mutu). Saya tidak internasional saya tidak memberitahukan hasil
memberitahukan hasil pemeriksaan tahun 2020. yang didapat kepada pihak yang
laboratorium pasien kepada pihak yang tidak tidak berkepentingan. Hal-hal
berkepentingan atas penyakit pasien (etika tersebut merupakan penerapan
publik, menjaga rahasia) nilai profesionalisme.
3. Memberikan - Menentukan Langkah awal dalam memberikan terapi Akuntabilitas Dengan Dengan memberikan terapi
terapi diagnosa adalah menentukan diagnosa hipertensi. - Konsisten pemberian terapi hipertensi berdasarkan
hipertensi hipertensi Hipertensi adalah peningkatan tekanan Nasionalisme hipertensi yang penegakan diagnosa yang akurat
kepada pasien - Memilih terapi darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/ - Cinta tanah tepat guna saya telah menyesuaikan dengan
yang akan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 air sesuai dengan yang dibutuhkan pasien baik
diberikan mmHg pada dua kali pengukuran dengan Etika Publik diagnosa yang secara simtomatis maupun
- Menulis resep selang waktu lima menit dalam keadaan - Sopan ditegakan dan kuratif. Saya tidak memberikan
- Menjelaskan cukup istirahat/ tenang. Hal ini dapat Komitmen penjelasan terapi yang tidak sesuai dengan
penggunaan obat dilakukan dengan melihat gejala dan tanda Mutu dengan diagnosa dan gejala yang
yang diberikan yang terdapat pada pasien. Dalam memilih - Efektif menggunakan diderita pasien, hal-hal ini
kepada pasien terapi hipertensi yang diberikan saya telah Anti Korupsi bahasa yang menerapkan nilai
menyesuaikan dengan yang dibutuhkan - Jujur mudah dipahami profesionalisme. Saya telah
pasien baik secara simtomatis pasien maka menjelaskan kepada pasien
(menyembuhkan gejala) maupun kuratif diharapkan hal dengan menggunakan bahasa
(menyembuhkan penyebab penyakit) dengan ini dapat yang mudah dipahami pasien
mempertimbangkan efek samping dan mendukung dan jika saat pemberian terapi
riwayat alergi dari pasien. Saya tidak tercapainya visi terdapat pasien JKN yang
menambahkan terapi yang tidak berhubungan RSUD Sanggau menginginkan obat paten maka
dengan penyakit atau gejala yang diderita yaitu dengan persetujuaannya saya
pasien (Akuntabilitas, kejelasan target; menjadikan memberikannya, dan sebaliknya
komitmen mutu, efektif). Selanjutnya saya RSUD Sanggau jika ada pasien yang
telah menuliskan resep dari terapi yang saya menjadi rumah menggunakan biaya pribadi

20
pilih. Setelah pasien mendapat obat saya sakit daerah menginginkan obat generik
telah menjelaskan tentang aturan minum dan berlayanan maka saya juga memberikannya
fungsi obat yang saya berikan dengan internasional tanpa memberikan obat paten
bertutur kata yang baik dan menggunakan tahun 2020. menyesuaikan dengan
bahasa daerah jika diperlukan agar pasien kemampuan orang tersebut, hal-
dapat dengan mudah memahami aturan pakai hal ini merupakan penerapan
dan fungsi obat tersebut. (nasionalisme, nilai keramahtamahan dan
cinta tanah air; etika publik, sopan). Saya profesionalisme.
tidak memberikan terapi pada pasien JKN
dengan menggunakan obat paten atau obat
yang tidak ditanggung oleh penjamin
kesehatan (anti korupsi, jujur).
4. Membuat - Melakukan Rekam medik adalah dokumen yang berisi Akuntabilitas Dengan Penulisan status rekam medik
catatan medik anamnesa, antara lain identitas pasien, hasil - Jujur melakukan sebenar-benarnya dan sejelas-
rawat inap pemeriksaan pemeriksaan, pengobatan yang telah - Tanggung pencatatan jelasnya sesuai dengan apa yang
fisik, menegakan diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain jawab rekam medis telah didapat dan tidak
diagnosa dan yang telah diberikan kepada pasien yang Nasionalisme rawat inap yang mempublikasikan kepada pihak
memberikan dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai - Kerjasama lengkap dan yang tidak berkepentingan
terapi tindakan-tindakan yang dilakukan kepada Etika Publik dapat dibaca merupakan penerapan nilai
- Mengisi status pasien dalam rangka palayanan kesehatan. - Menjaga dengan mudah profesionalisme. Dalam
rekam medik Saya telah menulis status rekam medik Rahasia oleh pihak-pihak menuliskan rekam medis saya
berdasarkan dengan hasil pemeriksaan dan Komitmen terkait seperti telah menggunakan bahasa yang
tidak dipublikasikan karena rekam medik Mutu perawat dan mudah dipahami oleh pihak
adalah data rahasia pasien. Saya telah - Efektif dokter yang berkepentingan. Hal-hal
memberikan informasi mengenai rekam - Berorientasi penanggung tersebut merupakan penerapan
medik tersebut kepada pihak yang Mutu jawab nilai profesionalisme dan
berkepentingan atas dasar hukum. Anti Korupsi diharapkan partnership.
(akuntabilitas, jujur; komitmen mutu, - Berani dapat
berorientasi mutu; etika publik, menjaga mendukung
rahasia). Dalam membuat catatan rekam tercapainya visi

21
medik saya telah menggunakan bahasa yang RSUD Sanggau
singkat namun jelas, saya tidak menuliskan yaitu
akronim yang tidak baku digunakan. Hal menjadikan
tersebut dapat dimengerti dan dipahami oleh RSUD Sanggau
pihak yang berkepentingan, misalnya menjadi rumah
perawat atau dokter penanggung jawab. Data sakit daerah
dari anamnesis hingga pengobatan ditulis berlayanan
dengan jelas pada status rekam medik dan internasional
membubuhkan tanda tangan setelah selesai tahun 2020.
melakukan pencatatan rekam medik pada
hari itu sebagai bukti dokter yang melakukan
pemeriksaan (akuntabilitas, tanggung
jawab; komitmen mutu, efektif ;
nasionalisme, kerja sama). Saya tidak
menerima bayaran dalam bentuk apapun
untuk mengubah isi data rekam medik atau
memalsukannya (anti korupsi, berani)
5. Merujuk - Melakukan Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan Akuntabilitas Dalam membuat Dalam membuat rujukan saya
pasien ke anamnesa dan fisik, dan pemeriksaan penunjang (jika - Tanggung rujukan saya telah melakukannya sesuai
fasilitas yang memeriksa pasien diperlukan) saya telah memutuskan bahwa Jawab menyadari dengan kompetensi saya, saya
lebih lengkap - Membuat surat pasien tersebut saya rujuk ke fasilitas Nasionalisme kompetensi saya menyerahkan sepenuhnya
rujukan jika kesehatan yang lebih lengkap. Fasilitas - Tenggang sebagai seorang kepada pasien dan keluarga
diperlukan rujukan yang dituju merupakan pilihan rasa dokter umum pasien untuk memilih fasilitas
pasien dan keluarga pasien, meskipun Etika Publik dan keterbatasan rujukan yang dituju dengan
demikian saya juga mempertimbangkan - Cermat fasilitas RSUD mempertimbangkan
kelengkapan fasilitas yang akan dituju. Komitmen kami maka ketersediaan dokter yang
Setelah selesai menulis surat rujukan saya Mutu diharapkan berkompeten terhadap penyakit
telah membubuhkan tanda tangan agar pihak - Berorientasi dapat pasien tersebut. Setelah menulis
yang berkepentingan mengetahui bahwa saya Mutu mendukung rujukan saya telah
sebagai dokter pemeriksa dan dokter Anti Korupsi tercapainya visi membubuhkan tanda tangan

22
penanggung jawab yang merujuk (komitmen - Berani RSUD Sanggau sebagai dokter pemeriksa pada
mutu, berorientasi mutu; nasionalisme, yaitu surat rujukan. Saya juga
tenggang rasa; etika publik, cermat; menjadikan menolak segala bentuk
akuntabilitas, tanggung jawab). Saya telah RSUD Sanggau gratifikasi dengan maksud
menolak segala bentuk gratifikasi jika ada menjadi rumah memalsukan surat rujukan. Hal-
yang ingin memberikan dengan maksud sakit daerah hal tersebut merupakan
untuk membuat surat rujukan palsu berlayanan penerapan nilai profesionalisme.
(antikorupsi, berani). internasional
tahun 2020.
6. Melakukan - Mempersiapkan Sebelum melakukan tugas jaga saya telah Akuntabilitas Dengan Saya telah melakukan tugas jaga
tugas jaga IGD diri melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya - Tanggung memenuhi tugas dengan sebaik-baiknya dan
Rumah Sakit - Berdoa sebelum agar siap menghadapi segala situasi saat jawab jaga tepat waktu berdoa sebelum memulai tugas
memulai tugas tugas jaga, saya telah membaca beberapa Nasionalisme dan selalu jaga. Saya juga telah
jaga literatur sebelum pergi ke tempat tugas. - Religius berusaha siap melaksanakan tugas jaga sesuai
- Melaksanakan Setelah itu saya akan berdoa sebelum Etika Publik menghadapi jadwal yang telah ditetapkan dan
tugas jaga memulai tugas jaga (komitmen mutu, - Taat pada segala sesuatu datang tepat waktu serta tidak
berorientasi mutu; nasionalisme; religius). peraturan saat tugas jaga akan meninggalkan tugas jaga
Saya telah melakukan tugas jaga sesuai Komitmen diharapkan untuk kepentingan pribadi. Hal
dengan jadwal yang telah ditentukan dan Mutu dapat ini merupakan penerapan nilai
saya telah mematuhi jadwal tersebut, pada - Berorientasi mendukung profesionalisme.
saat melakukan tugas jaga saya tidak mutu tercapainya visi
meninggalkan tempat tugas dengan tujuan Anti Korupsi RSUD Sanggau
pribadi sebelum jam tugas jaga saya berakhir - Disiplin yaitu
(etika publik, taat pada peraturan). Saat menjadikan
melakukan tugas jaga saya telah datang tepat RSUD Sanggau
waktu dan pulang sesuai dengan waktu yang menjadi rumah
telah ditentukan dan saya telah melakukan sakit daerah
tugas jaga dengan sebaik-baiknya. (anti berlayanan
korupsi, disiplin; akuntabilitas, tanggung internasional
jawab) tahun 2020.

23
7. Menguji - Menanyakan Sebelum menguji kesehatan individu saya Akuntabilitas Dengan Dalam memberikan Surat
kesehatan keperluan klien telah menanyakan keperluan klien melakukan - Transparan memberikan Keterangan Kesehatan saya
individu melakukan pengujian kesehatan individu. Dalam Nasionalisme Surat telah melakukan pemeriksaan
pengujian menguji kesehatan individu saya telah - Tidak Keterangan tanda vital sendiri dan tidak
kesehatan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital diskriminatif Kesehatan yang melakukan rekayasa serta tidak
- Melakukan yang saya lakukan sendiri tanpa meminta Etika Publik sebenar- membeda-bedakan pasien.
pemeriksaan bantuan orang lain. Setelah melakukan - Menjaga benarnya sesuai Setelah saya selesai menuliskan
tanda-tanda vital pengujian kesehatan individu saya telah Rahasia dengan yang Surat Keterangan Kesehatan
- Menulis Surat membuat Surat Keterangan Kesehatan yang Komitmen dibutuhkan saya telah segera memberikan
Keterangan didalamnya menerangkan bahwa klien sehat Mutu diharapkan kepada pasien. Hal ini
Kesehatan sesuai atau tidak sehat. Saya tidak melakukan - Berorientasi dapat merupakan penerapan nilai
dengan keperluan rekayasa dalam menentukan sehat atau mutu mendukung profesionalisme.
pasien tidaknya seseorang. Karena penentuan sehat Anti Korupsi tercapainya visi
atau tidaknya seseorang tersebut berdasarkan - Mandiri RSUD Sanggau
pemeriksaan tanda-tanda vital yang didapat yaitu
tanpa adanya rekayasa pada hasilnya. menjadikan
Setelah selesai saya akan segera memberikan RSUD Sanggau
surat keterangan kesehatan yang telah saya menjadi rumah
tulis dan tanda tangan kepada pasien yang sakit daerah
membutuhkan. Surat Keterangan Kesehatan berlayanan
tersebut saya buat dengan sebaik-baiknya internasional
tanpa membeda-bedakan status sosial tahun 2020.
seseorang (akuntabilitas, transparan; anti
korupsi, mandiri; komitmen mutu,
berorientasi mutu; nasionalisme, tidak
diskriminatif). Surat Keterangan Kesehatan
tersebut tidak saya beritahukan kepada pihak
yang tidak berkepentingan, saya hanya
memberitahukan kepada pihak-pihak tertentu
atas dasar hukum (etika publik, menjaga

24
rahasia).
8. Melakukan - Menyiapkan Pemasangan infus adalah tindakan medis Akuntabilitas Dengan Dengan mempersiapkan
tindakan peralatan yang bertujuan untuk memberikan terapi - Kejelasan memberikan peralatan dan bahan sebelum
khusus - Meminta izin parenteral melalui selang yang ditusukan ke Target terapi parenteral melakukan pemasangan infus
sederhana kepada pasien dalam pembuluh darah. Sebelum melakukan Nasionalisme melalui jalur diharapkan tidak ada bahan
(pemasangan - Memulai pemasangan infus saya telah mempersiapkan - Tidak intravena habis pakai yang terbuang sia-
infus) prosedur alat dan bahan yang akan digunakan, serta memaksakan diharapkan sia. Sebelumya saya telah
pemasangan infus menentukan jenis cairan infus yang kehendak kesembuhan meminta izin kepada pasien, dan
diberikan. Hal ini dilakukan agar tidak ada Etika Publik pasien dapat tidak memaksa pasien untuk
bahan habis pakai yang terbuang sia-sia - Sopan dicapai sehingga menyetujui pemasangan
(komitmen mutu, efisien). Langkah Komitmen diharapkan tersebut. Pemasangan yang
selanjutnya saya telah meminta izin kepada Mutu dapat sesuai prosedur dapat
pasien. Namun apabila pasien menolak, saya - Efisien mendukung mengurangi terjadinya
tidak memaksa setelah sebelumnya pasien Anti Korupsi tercapainya visi kesalahan saat pemasangan
mengerti risiko yang dapat timbul bila - Jujur RSUD Sanggau infus. Dan saat penulisan resep
tindakan tidak dilakukan (etika publik, yaitu saya telah menulis sesuai
sopan; nasionalisme, tidak memaksakan menjadikan dengan jumlah yang ditentukan.
kehendak). Kemudian saya menentukan area RSUD Sanggau Hal-hal tersebut merupakan
pemasangan infus, setelah itu saya telah menjadi rumah penerapan nilai profesionalisme
melakukan aseptik/antiseptik pada daerah sakit daerah dan keramahtamahan.
tersebut. Kemudian saya telah memasang berlayanan
kateter intravena dan memasang cairan infuse internasional
menggunakan selang infus (akuntabilitas, tahun 2020.
kejelasan target). Saat menuliskan resep
pergantian bahan yang digunakan saya telah
menulis sesuai dengan jumlah yang
digunakan saat pemasangan infus. Saya tidak
melebih-lebihkan resep pergantian bahan
tersebut (antikorupsi, jujur).
9. Menerima - Menerima Saat menerima telepon dari ruangan saya Akuntabilitas Saat menerima Saat mendapat konsultasi

25
konsultasi telepon dari telah bertanya tentang keluhan pasien tanda- - Kejelasan konsultasi dari tentang kegawatan saya telah
pasien gawat ruangan tanda vital pasien berupa kesadaran, tekanan target ruangan dengan menentukan kondisi kegawatan
darurat dari - Melakukan darah, denyut nadi dan pernafasan pasien. Nasionalisme kondisi pasien pasien serta memberikan
ruangan pemeriksaan Jika terdapat kondisi kegawatan saya telah - Kerjasama gawat darurat penanganan yang tepat dan
pasien di ruangan memberikan instruksi kepada perawat dengan Etika Publik saya akan instruksi sejelas-jelasnya kepada
- Menentukan sejelas-jelasnya apa yang bisa dilakukan - Jujur mengerahkan perawat. Saya telah menjelaskan
terapi tambahan terlebih dulu sebelum saya keruangan Komitmen segenap kepada keluarga pasien tentang
jika diperlukan (akuntabilitas, kejelasan target; Mutu kemampuan kondisi pasien yang sebenar-
- Membuat catatan nasionalisme, kerjasama). Setelah sampai - Berorientasi yang saya punya benarnya. Hal ini merupakan
medik rawat inap di ruangan saya segera memeriksa pasien dan Mutu untuk mengatasi penerapan nilai profesionalisme
pada lembar menentukan kondisi pasien saat itu, serta Anti Korupsi kegawatan dan partnership.
follow up menjelaskan kepada keluarga pasien tentang - Jujur tersebut hal ini
kondisi kegawatan yang dialami pasien. Saat diharapkan
menjelaskan saya telah berusaha dapat
menempatkan posisi saya sebagai keluarga mendukung
pasien. Jika pasien masih berada di ruangan tercapainya visi
perawatan saya telah memindahkan pasien RSUD Sanggau
ke ruang perawatan intensif, mengatasi yaitu
kegawatdaruratan yang dialami pasien dan menjadikan
menambahkan terapi sesuai dengan diagnosa RSUD Sanggau
pasien (etika publik,jujur; komitmen menjadi rumah
mutu, orientasi mutu) Langkah terakhir sakit daerah
saya telah menuliskan apa yang saya berlayanan
kerjakan pada status rekam medik pasien. internasional
Saya telah menulis status rekam medik tahun 2020.
dengan sebenar-benarnya dan tidak
terpengaruh oleh orang-orang di sekitar saya.
Jika ada yang meminta saya memalsukan
rekam medik pasien saya dengan secara tegas
akan menolaknya (komitmen mutu,

26
orientasi mutu; anti korupsi, jujur)

27
BAB III
AGENDA AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

A. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 3 Membuat Aktualisasi Kegiatan Melakukan Pelayanan Medik Umum
Kegiatan Melakukan Pelayanan Medik Umum
Tanggal 2,4,6 dan 8 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Rekam Medik Rawat Jalan dan Foto Melakukan
Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Pelayanan medik adalah pelayanan yang diberikan untuk upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dengan
upaya pencegahan yang dilaksanakan oleh staf medik fungsional. Pelayanan medik
umum terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosa, dan
pemberian terapi.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 2,4,6 dan 8 Mei 2016 terhadap 6
orang pasien.
Anamnesis merupakan kegiatan tanya jawab antara dokter dengan pasien
(autoanamnesis) atau keluarga pasien (alloanamnesis). Sebelum melakukan
anamnesis saya telah menyapa dan memperkenalkan diri kepada pasien untuk
menciptakan hubungan yang baik sehingga pasien merasa tidak direndahkan dan
mau terbuka untuk menceritakan keluhannya (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan). Selanjutnya saya berusaha mendapatkan informasi yang sejelas-
jelasnya tentang identitas pasien, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan
keluarga dan riwayat sosial. Saya tidak mengajukan pertanyaan yang tidak
berhubungan dengan penyakit pasien (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator kejelasan target).
Setelah melakukan anamnesis selanjutnya saya telah melakukan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan pada tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau organ tubuh dengan teknik tertentu.
Pertama saya meminta izin kepada pasien (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan), setelah itu saya melakukan pemeriksaan fisik secara sistematika
dan menyeluruh kemudian saya akan berfokus pada organ yang dikeluhkan agar

28
tidak ada yang terlewat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator efektif).
Dalam melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik saya tidak membedakan pasien
berdasarkan status sosial, penggunaan jaminan kesehatan, usia, jenis kelamin,
agama, ras ataupun suku. (menerapkan nilai dasar nasionalisme tidak diskriminatif)
Setelah itu saya menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesis yang telah
saya lakukan didukung dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosa merupakan identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi untuk
membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Dalam menegakan
diagnosa saya berusaha dengan sebaik-baiknya agar diagnosa yang ditegakkan
berkualitas dan akurat, sesuai kondisi pasien sehingga mendapat penanganan yang
tepat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu).
Langkah terakhir dari pelayanan medik umum adalah pemberian terapi. Terapi
merupakan usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, baik
dengan obat-obatan maupun tindakan medik lain. Dalam memberikan terapi saya
telah memberikan obat yang sesuai dengan penyakit pasien dan saya tidak
memberikan obat lain yang tidak diperlukan dengan maksud untuk mendapat
tambahan bayaran (menerapkan nilai dasar antikorupsi indikator berani). Seluruh
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi ditulis di rekam medik rawat
jalan dengan lengkap dan sebenar-benarnya (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator berorientasi mutu).

Analisis Dampak
Jika saya tidak menyapa dan memperkenalkan diri saya kepada pasien (nilai
dasar etika publik) maka tidak akan tercipta hubungan dokter pasien yang baik
sehingga ketika melakukan anamnesis tidak mendapatkan informasi yang lengkap
tentang keluhan yang diderita pasien. Sedangkan jika saya tidak meminta izin
terlebih dulu kepada pasien ketika melakukan pemeriksaan fisik (nilai dasar etika
publik) maka apabila saya memeriksa bagian pribadi pasien, pasien akan marah dan
berakibat saya tidak bisa mendapatkan tanda-tanda tentang penyakit pasien untuk
mendukung hasil anamnesis.
Jika saya mengajukan pertanyaan yang tidak berkaitan dengan keluhan pasien
(nilai dasar akuntabilitas), maka penegakan diagnosa tidak dapat dilakukan dengan
cepat dan bisa saja diagnosa yang ditegakan tidak akurat karena pasien akan

29
bercerita tidak terarah pada keluhannya pasien saat ini.
Jika saya tidak melakukan pemeriksaan fisik secara sistematik dan berpusat
pada organ yang dikeluhkan (nilai dasar komitmen mutu) maka saya tidak dapat
menemukan tanda-tanda yang mendukung gejala yang didapat dari anamnesis, dan
bisa saja terdapat tanda-tanda yang terlewat.
Jika dalam menegakan diagnosa saya tidak berdasarkan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang saya dapatkan (nilai dasar komitmen mutu) maka diagnosa
tersebut tidak akurat sehingga terapi pasien tidak maksimal, yang berakibat
kesembuhan pasien akan berlangsung lama atau bisa saja penyakit yang sebenarnya
tidak tertangani.
Jika dalam melakukan pemeriksaan fisik saya membeda-bedakan (nilai dasar
nasionalisme) hal ini memberikan citra buruk terhadap pelayanan yang saya berikan
dan pada akhirnya akan berpengaruh pada hubungan dokter pasien, sehingga pasien
tidak mau diajak bekerja sama. Lebih jauh lagi hal ini dapat berakibat pada
kesalahan diagnosa yang akan berpengaruh pada proses kesembuhan pasien. Secara
umum dengan membeda-bedakan juga akan menciptakan citra buruk pelayanan
rumah sakit di mata masyarakat.
Jika dalam pemberian terapi saya menambahkan terapi yang tidak perlu
dengan maksud untuk mendapat keuntungan (nilai dasar anti korupsi) maka pasien
harus mengeluarkan biaya lebih yang seharusnya tidak perlu, sehingga
kemungkinan pasien yang kurang mampu tidak dapat membeli obat-obatan yang
seharusnya dibutuhkan sesuai dengan penyakitnya, sehingga menghambat
kesembuhan pasien.
Jika saya menulis rekam medik dengan tidak benar (nilai dasar komitmen
mutu) maka rekam medik tersebut tidak dapat digunakan di kemudian hari jika
sewaktu-waktu diperlukan oleh pasien, pihak hukum, maupun pihak rumah sakit
dalam kasus-kasus tertentu.

30
Tabel 4 Membuat Aktualisasi Kegiatan Meminta dan Membaca Hasil
Pemeriksaan Laboratorium (Darah)
Kegiatan Meminta dan Membaca Hasil Pemeriksaan Laboratorium
(Darah)
Tanggal 6 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Lembar Permintaan Laboratorium dan Hasil
Laboratorium serta Foto Melakukan Kegiatan dengan Nilai-
Nilai Dasar ASN
Kegiatan ini telah saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016 terhadap 2 orang
pasien.
Sebelum menulis permintaan laboratorium yang diajukan saya telah
menjelaskan manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan serta risiko apabila
pemeriksaan tersebut tidak dilakukan, saya juga telah meminta persetujuan pasien
(menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator tidak memaksakan kehendak).
Saya tidak meminta pemeriksaan laboratorium lain yang tidak sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien, hal ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran
pasien (menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator peduli).
Saat hasil laboratorium tersebut keluar saya telah menjelaskan hasilnya
kepada pasien secara jelas dan mudah dipahami, serta menjawab pertanyaan pasien
(menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator transparan dan menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu). Saya tidak memberitahukan
hasil pemeriksaan laboratorium pasien kepada pihak yang tidak berkepentingan atas
penyakit pasien (menerapkan nilai dasar etika publik indikator menjaga rahasia)
dalam kasus ini saya menjelaskan hasil laboratorium kepada keluarga pasien (anak
kandung) karena pasien sudah mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan
hasil laboratorium tersebut.

Analisis Dampak
Jika saya tidak menjelaskan manfaat dan risiko dari pemeriksaan yang
dilakukan serta meminta persetujuan pasien tentang pemeriksaan laboratorium yang
akan saya ajukan (nilai dasar nasionalisme) maka pasien merasa terbebani saat
melakukan pembayaran, dan mungkin akan menolak untuk membayar biaya
pemeriksaan tersebut.

31
Begitu pula jika saya mengajukan permintaan laboratorium yang tidak sesuai
dengan keluhan pasien (nilai dasar anti korupsi) hal ini juga dapat membebani
pasien dengan pengeluaran yang besar, sehingga pada akhirnya ketika diberi obat
pasien tidak dapat membelinya karena kehabisan biaya untuk membayar biaya
pemeriksaan laboratorium.
Jika saya tidak menjelaskan hasil laboratorium dengan bahasa yang mudah
dipahami pasien (nilai dasar akuntabilitas) maka pasien tidak mengetahui penyakit
yang dideritanya, termasuk program pengobatan dan perawatan yang harus dijalani,
sehingga memungkinkan proses kesembuhan akan terhambat.
Jika saya tidak menjawab pertanyaan pasien tentang hasil laboratorium
tersebut (nilai dasar komitmen mutu) maka hal ini mengurangi kepuasan pasien saat
berobat. Pasien tentunya ingin tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya, jika saya
tidak menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami maka pasien merasa kecewa
dengan pelayanan yang saya berikan.
Jika saya memberitahukan hasil laboratorium pasien kepada pihak yang tidak
berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka saya telah melanggar sumpah profesi
saya sebagai dokter dan bagi pasien bisa saja hal itu adalah aib yang ingin
disembunyikan oleh pasien.

32
Tabel 5 Membuat Aktualisasi Kegiatan Memberikan Terapi Hipertensi kepada
Pasien
Kegiatan Memberikan Terapi Hipertensi Kepada Pasien
Tanggal 6 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Resep dan Foto Melakukan Kegiatan dengan Nilai-
Nilai Dasar ASN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan/ atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016 terhadap 2 orang pasien.
Langkah awal dalam memberikan terapi adalah menentukan diagnosa
hipertensi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat gejala dan tanda yang terdapat
pada pasien. Dalam memilih terapi hipertensi yang diberikan saya menyesuaikan
dengan yang dibutuhkan pasien baik secara simtomatis (menyembuhkan gejala)
maupun kuratif (menyembuhkan penyebab penyakit) dengan mempertimbangkan
efek samping dan riwayat alergi dari pasien (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator kejelasan target). Saya tidak menambahkan terapi yang tidak berhubungan
dengan penyakit atau gejala yang diderita pasien (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator efektif).
Selanjutnya saya telah menuliskan resep dari terapi yang saya pilih. Setelah
pasien mendapat obat saya menjelaskan tentang aturan minum fungsi obat dan efek
samping obat yang saya berikan dengan bertutur kata yang baik (menerapkan nilai
dasar etika publik indikator sopan) dan menggunakan bahasa daerah jika diperlukan
agar pasien dapat dengan mudah memahami aturan pakai, fungsi obat dan efek
samping dari obat tersebut (menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator cinta
tanah air). Saya tidak memberikan terapi pada pasien JKN dengan menggunakan
obat paten atau obat yang tidak ditanggung oleh penjamin kesehatan (menerapkan
nilai dasar anti korupsi indikator jujur).

Analisis Dampak
Jika saya memberikan terapi tidak berdasarkan diagnosa dan tidak
mempertimbangkan baik secara simtomatis maupun kuratif (nilai dasar
akuntabilitas) maka kesembuhan pasien tidak akan maksimal dan tidak sesuai

33
dengan penyakit yang diderita pasien.
Jika saya memberikan terapi yang tidak berhubungan dengan gejala dan
penyakit pasien (nilai dasar komitmen mutu) maka hal ini tidak akan tepat guna
pemberiannya, sehingga penanganan pasien tidak maksimal, yang berakibat pada
tertundanya kesembuhan pasien.
Jika saya tidak menjelaskan fungsi dan aturan minum obat dengan bertutur
kata baik (nilai dasar etika publik) maka bisa saja pasien salah meminum obat yang
telah diberikan menurut aturan dan fungsinya, apabila saya tidak menggunakan
bahasa yang baik maka perhatian pasien tidak akan terfokus pada isi pembicaraan
saya tapi pada bahasa saya yang tidak baik, sehingga informasi yang saya berikan
tidak dapat diterima seluruhnya.
Jika saya tidak menggunakan bahasa daerah saat menjelaskan aturan dan
fungsi minum obat pada pasien (nilai dasar nasionalisme) maka bisa saja pasien
tidak paham istilah medis menggunakan bahasa Indonesia, hal ini mengakibatkan
informasi yang didapatkan pasien hanya sebagian.
Jika saya memberikan obat yang tidak ditanggung pada pasien JKN (nilai
dasar anti korupsi) maka pasien akan merasa terbebani dan tidak mampu membeli
obat secara keseluruhan sehingga menghambat kesembuhan pasien.

34
Tabel 6 Membuat Aktualisasi Kegiatan Membuat Catatan Rekam Medik
Rawat Inap
Kegiatan Membuat Catatan Rekam Medik Rawat Inap dan Foto
Melakukan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Tanggal 28 April, 2,4,6,8, dan 12 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Rekam Medik Rawat Inap
Rekam medik adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang
berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana
pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah
maupun swasta.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 28 April 2016, 2,4,6 dan 8 Mei 2016
terhadap 22 pasien di IGD.
Saya telah menulis status rekam medik berdasarkan anamnesis dan hasil
pemeriksaan yang saya lakukan dengan sebenarnya dan lengkap (menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu dan menerapkan nilai dasar
akuntabilitas indikator jujur).
Isi dari rekam medik tersebut tidak saya publikasikan karena rekam medik
adalah data rahasia pasien. Saya telah memberikan informasi mengenai rekam
medik tersebut kepada pihak yang berkepentingan dalam kasus ini adalah keluarga
pasien, perawat, dan dokter penanggung jawab (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator menjaga rahasia).
Dalam membuat catatan rekam medik saya telah menggunakan bahasa yang
singkat namun jelas, saya tidak menuliskan akronim (singkatan) yang tidak baku
digunakan. Hal tersebut dapat dimengerti dan dipahami oleh pihak yang
berkepentingan, misalnya perawat atau dokter penanggung jawab (menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator efektif).
Dalam memberikan terapi kepada pasien saya memberikan isntruksi yang
saya tulis secara jelas kepada perawat dan menginformasikan melalui tulisan terapi
yang telah diberikan kepada dokter penanggung jawab agar dokter penanggung
jawab pasien dapat meneruskan penanganan terhadap pasien (menerapkan nilai
dasar nasionalisme indikator kerjasama).
Data dari anamnesis hingga pengobatan ditulis dengan jelas pada status rekam
medik dan membubuhkan tanda tangan setelah selesai melakukan pencatatan rekam

35
medik pada hari itu sebagai bukti dokter yang melakukan pemeriksaan (menerapkan
nilai dasar akuntabilitas indikator tanggung jawab). Saya tidak menerima bayaran
dalam bentuk apapun untuk mengubah isi data rekam medik atau memalsukannya
(menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator berani)

Analisis Dampak
Jika saya menulis rekam medik tidak sesuai dengan hasil anamnesis ataupun
pemeriksaan fisik yang saya dapatkan (nilai dasar komitmen mutu) maka akan
terdapat kesalahan pada penanganan pasien selanjutnya yang berakibat
terhambatnya proses kesembuhan pasien.
Hal yang sama juga akan terjadi jika saya tidak menulis rekam medik secara
benar dan lengkap hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosa, maupun terapi
yang saya berikan kepada pasien (nilai dasar akuntabilitas) hal ini akan berakibat
pada penanganan pasien selanjutnya, bisa saja pasien akan mendapat penanganan
yang tidak tepat.
Jika saya menginformasikan isi rekam medik kepada pihak yang tidak
berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka saya telah melanggar sumpah profesi
saya untuk menjaga rahasia pasien. Hal ini juga berakibat dapat merusak nama baik
pasien dan keluarganya serta menimbulkan pembicaraan buruk tentang pasien di
masyarakat.
Jika saat penulisan rekam medik saya menggunakan akronim (singkatan) atau
bahasa yang tidak baku dan penulisan yang tidak jelas (nilai dasar komitmen mutu)
hal ini mencerminkan saya hanya mau bekerja sendiri (nilai dasar nasionalisme)
sehingga berakibat perawat sulit untuk membaca instruksi dokter atau dokter
penanggung jawab pasien untuk melakukan penanganan selanjutnya.
Jika saya tidak membubuhkan tandatangan pada catatan rekam medik maka
catatan rekam medik tersebut tidak sah secara hukum (nilai dasar akuntabilitas)
sehingga ketika pasien atau keluarga pasien memerlukannya untuk suatu keperluan,
catatan rekam medik tersebut tidak memiliki kekuatan hukum.
Jika saya menerima bayaran untuk mengubah isi rekam medik pasien tersebut
(nilai dasar anti korupsi) hal ini dapat berakibat pada penanganan pasien selanjutnya
tidak maksimal, dan bisa diperkarakan secara hukum.

36
Tabel 7 Membuat Aktualisasi Kegiatan Merujuk Pasien ke Fasilitas Yang
Lebih Lengkap
Kegiatan Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih lengkap dan Foto
Melakukan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Tanggal 26 April 2016 & 6 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Surat Rujukan
Surat rujukan adalah surat pengantar tenaga medis dalam hal ini ditujukan
kepada dokter maupun dokter gigi secara tertulis yang bertujuan sebagai petunjuk
pengobatan maupun pengobatan secara lebih lanjut kepada tenaga medis yang
lebih berkompeten dalam bidangnya.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 26 April 2016 dan 6 Mei 2016
terhadap 3 orang pasien di IGD.
Ketika menghadapi kondisi pasien yang tidak bisa ditangani di RSUD, saya
telah menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai keterbatasan dari
RSUD dan tidak tersedianya dokter yang lebih kompeten, saya menyarankan kepada
pasien untuk dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Setelah melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik saya memutuskan bahwa pasien tersebut akan saya rujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan memiliki dokter yang kompeten dalam
penanganan penyakit pasien (menerapkan nilai komitmen mutu dengan indikator
berorientasi mutu).
Fasilitas rujukan yang dituju merupakan pilihan pasien dan keluarga pasien,
meskipun demikian saya juga mempertimbangkan kelengkapan fasilitas yang akan
dituju (menerapkan nilai nasionalisme dengan indikator tenggang rasa dan etika
publik dengan indikator cermat).
Saya telah menulis surat rujukan dengan lengkap dan benar, setelah itu, saya
membubuhkan tanda tangan agar pihak yang berkepentingan mengetahui bahwa
saya sebagai dokter pemeriksa dan dokter penangung jawab yang merujuk
(menerapkan nilai akuntabilitas dengan indikator tanggung jawab). Saya menolak
segala bentuk gratifikasi ketika ada yang ingin memberikan dengan maksud untuk
membuat surat rujukan palsu (menerapkan nilai antikorupsi dengan indikator
berani).

37
Analisis Dampak
Jika saya berkeras merawat pasien dan tidak mempertimbangkan keterbatasan
RSUD maupun kemampuan saya sebagai dokter umum (nilai dasar komitmen
mutu), maka pasien tersebut tidak dapat ditangani secara maksimal, sehingga
terjadinya kemungkinan terburuk pada pasien lebih besar dan terdapatnya
penundaan waktu rujukan dapat berakibat terlambat ditanganinya pasien saat sampai
di tempat rujukan.
Jika saya memaksa pasien untuk menuju fasilitas kesehatan tertentu (nilai
dasar nasionalisme) dan tidak memberi kesempatan kepada pasien untuk memilih
fasilitas kesehatan yang ditujunya maka jika di fasilitas kesehatan yang saya pilih
tidak sesuai dengan keinginan pasien, maka pasien akan mengira saya bekerja sama
dengan fasilitas kesehatan tersebut.
Jika saya merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang tidak memiliki tenaga
yang kompeten atas dasar pilihan dari pasien (nilai dasar etika publik), maka pasien
tidak akan mendapat penanganan yang tepat akan penyakitnya, sehingga
menghambat penanganan pasien selanjutnya.
Jika saya tidak menulis dengan lengkap dan benar serta menandatangani surat
rujukan tersebut atau meminta orang lain untuk menandatanganinya (nilai dasar
akuntabilitas), maka surat rujukan tersebut membingungkan dokter yang menerima
rujukan dan surat tersebut tidak sah secara hukum.
Jika saya menerima bentuk gratifikasi untuk membuat rujukan palsu (nilai
dasar antikorupsi), maka saya yang membuat rujukan dapat dituntut karena
membuat dokumen palsu (surat rujukan palsu).

38
Tabel 8 Membuat Aktualisasi Kegiatan Melakukan Tugas Jaga IGD Rumah
Sakit
Kegiatan Melakukan Tugas Jaga IGD Rumah Sakit dan Foto
Melakukan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Tanggal 2, 4, 6, 8 dan 12 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Absensi, Jadwal, Rekam Medik Rawat Jalan, dan
Laporan Rawat Inap serta Foto saat Melakukan Tugas Jaga
Kegiatan tugas jaga saya lakukan pada tanggal 2,4,6,8 dan 12 Mei 2016 di
IGD RSUD Sanggau.
Sebelum melakukan tugas jaga saya melakukan persiapan agar siap
menghadapi segala situasi saat tugas jaga, saya membaca beberapa literatur terkait
sebelum mulai melakukan tugas jaga (menerapkan nilai dasar komitmen mutu
indikator berorientasi mutu). Setelah itu saya berdoa sebelum memulai tugas jaga
memohon agar dimudahkan saat menangani pasien dan bisa memberikan pelayanan
maksimal kepada pasien (menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator religius).
Saya telah melakukan tugas jaga sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan
saya mematuhi jadwal tersebut, pada saat melakukan tugas jaga saya tidak
meninggalkan tempat tugas dengan tujuan pribadi sebelum jam tugas jaga saya
berakhir (menerapkan nilai dasar etika publik indikator taat pada peraturan). Saya
datang sebelum waktu tugas jaga saya dimulai dan pulang sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan (menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator disiplin). Saat
melakukan tugas jaga saya lakukan dengan sebaik-baiknya sehingga pasien yang
datang mendapatkan penanganan yang tepat (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator tanggung jawab).

Analisis Dampak
Jika saya tidak melakukan persiapan sebelum melakukan tugas jaga (nilai
dasar komitmen mutu) maka saya tidak dapat memberi penanganan yang maksimal
kepada pasien yang datang.
Jika saya tidak berdoa sebelum melakukan tugas juga (nilai dasar
nasionalisme) maka apa yang saya lakukan selama tugas jaga tidak mendapat ridho
dari Allah SWT dan saya tidak dimudahkan dalam menjalankan tugas jaga.
Jika saya tidak melakukan tugas jaga sesuai jadwal yang ada (nilai dasar etika

39
publik) maka saya tidak menepati kesepakatan yang telah dibuat saat menyusun
jadwal. Hal ini mengakibatkan tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan karena
akan ada jadwal jaga yang tidak terisi.
Jika saya tidak datang sebelum waktu tugas jaga dimulai (nilai dasar anti
korupsi) maka saya tidak memiliki waktu untuk melakukan persiapan dan akan
mengakibatkan teman sejawat saya pulang terlambat dan jika saya pulang sebelum
waktunya apabila ada pasien yang datang sebelum waktu tugas jaga saya berakhir
sedangkan dokter pengganti belum datang, maka hal ini mengakibatkan
keterlambatan penanganan pasien serta saya tidak dapat melakukan serah terima
tugas (terkait dengan kondisi pasien yang masih harus ditangani di igd) dengan
teman sejawat saya.
Jika saya tidak melaksanakan tugas jaga dengan sebaik-baiknya (nilai dasar
akuntabilitas) maka penanganan pasien tidak akan maksimal, hal ini dapat
mengakibatkan ketidaktepatan pemberian terapi pada pasien baik rawat jalan
maupun rawat inap.

40
Tabel 9 Membuat Aktualisasi Menguji Kesehatan Individu
Kegiatan Menguji Kesehatan Individu
Tanggal 26 April 2016
Lampiran Fotokopi Surat Keterangan Kesehatan dan Foto Melakukan
Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Uji kesehatan adalah serangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
oleh tim profesional yang terdiri dari: Dokter, Perawat, dan Paramedis termasuk
pemeriksaan penunjang medik seperti Laboratorium, Radiologi, EKG, Treadmill,
Echocardiography, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Surat keterangan sehat adalah
surat yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh dokter. Pada umumnya surat sehat
dokter dibutuhkan oleh masyarakat untuk melengkapi suatu persyaratan.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 26 April 2016 terhadap 1 orang pasien.
Ketika seorang klien datang untuk meminta surat keterangan kesehatan yang
saya lakukan adalah menanyakan keperluan klien melakukan pengujian
kesehatan individu, dalam hal ini adalah untuk melengkapi persyaratan
memperpanjang SIM C. Dalam menguji kesehatan individu saya melakukan
sendiri pemeriksaan tanda-tanda vital seperti mengukur tekanan darah, nadi
dan nafas pasien tanpa meminta bantuan orang lain (menerapkan nilai dasar
antikorupsi indikator mandiri). Setelah melakukan pengujian kesehatan
individu saya membuat Surat Keterangan Kesehatan yang didalamnya
menerangkan bahwa klien sehat atau tidak sehat, dalam kasus ini klien
dinyatakan sehat. Saya tidak melakukan rekayasa dalam menentukan sehat
atau tidaknya seseorang. Karena penentuan sehat atau tidaknya seseorang
tersebut berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital yang didapat tanpa
adanya rekayasa pada hasilnya (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator transparan). Setelah selesai saya akan segera memberikan surat
keterangan kesehatan yang telah saya tulis dan tanda tangan kepada pasien
yang membutuhkan (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator
berorientasi mutu). Surat Keterangan Kesehatan tersebut saya buat tanpa
membeda-bedakan status sosial seseorang, dalam hal ini saya
memperlakukan klien sama dengan klien/pasien lainnya (menerapkan nilai

41
dasar nasionalisme indikator tidak diskriminatif). Hasil pengujian kesehatan
tersebut tidak saya beritahukan kepada pihak yang tidak berkepentingan, saya hanya
memberitahukan kepada pihak-pihak tertentu atas dasar hukum, dalam hal ini saya
menginformasikan kepada pihak kepolisian melalui Surat Keterangan Kesehatan
untuk melengkapi persyaratan memperpanjang SIM C. (menerapkan nilai dasar
etika publik indikator menjaga rahasia).

Analisis Dampak
Jika pada pemeriksaan kesehatan individu saya tidak melakukannya sendiri
(nilai dasar antikorupsi) maka saya telah melakukan kebohongan publik dan hal ini
menjadi pertentangan dalam diri saya karena saya telah berbohong. Dan hal ini juga
dapat merugikan klien karena bisa saja hasil pemeriksaan tersebut tidak tepat.
Jika dalam penentuan sehat tidaknya klien saya berbohong (nilai dasar
akuntabilitas) hal itu dapat membahayakan klien, misalnya jika surat kesehatan itu
diperlukan klien untuk keterangan sehat naik haji, jika saya menyatakan klien sehat
sedangkan pada kenyataannya klien tidak sehat maka hal itu akan mengganggu
ibadah klien, begitu pula jika surat tersebut untuk keperluan memperpanjang atau
membuat sim maka hal tersebut dapat membahayakan klien dan keluarganya.
Jika saya tidak segera memberikan surat keterangan kesehatan tersebut setelah
saya tandatangani (nilai dasar komitmen mutu) hal ini akan berakibat tertundanya
urusan klien, selain itu juga memberikan citra buruk terhadap pelayanan yang
diberikan Rumah Sakit dimata klien.
Jika saya membeda-bedakan klien dalam pengujian kesehatan (nilai dasar
nasionalisme) hal ini berakibat klien merasa diperlakukan tidak adil sehingga pasien
tidak percaya kepada saya, dan juga dapat memberikan citra buruk pada pelayanan
rumah sakit tempat saya bekerja.
Surat Keterangan Kesehatan termasuk ke dalam catatan medis klien yang
bersifat rahasia, jika saya memberitahukan hasil dari pengujian kesehatan individu
tersebut kepada orang yang tidak berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka
saya telah melanggar sumpah profesi saya sebagai dokter untuk menjaga rahasia
hasil pemeriksaan klien/pasien. Sedangkan bagi pasien hal ini dapat merusak nama
baiknya.

42
Tabel 10 Membuat Aktualisasi Melakukan Tindakan Khusus Sederhana
(Pemasangan Infus)
Kegiatan Melakukan Tindakan Khusus Sederhana (Pemasangan Infus)
Tanggal 2 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Lembar Instruksi Pemasangan Infus dan Foto
Melakukan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Ketika seorang pasien secara anamnesis tidak dapat lagi makan dan minum
melalui mulut atau kondisi pasien dalam keadaan tidak sadar, maka pada pasien
tersebut akan dilakukan pemberian terapi parenteral melalui jalur infus.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 2 Mei 2016 terhadap 1 orang pasien.
Sebelum melakukan pemasangan infus saya telah mempersiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan, serta menentukan jenis cairan infus yang diberikan
dalam hal ini adalah cairan Ringer Lactat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu
indikator efisien). Langkah selanjutnya saya menjelaskan manfaat pemasangan infus
dan risikonya apabila pasien menolak dipasang infus serta saya meminta izin
kepada pasien untuk melakukan pemasangan infus (menerapkan nilai dasar etika
publik indikator sopan). Namun apabila pasien menolak, saya tidak memaksa
setelah sebelumnya pasien mengerti risiko yang dapat timbul bila tindakan tidak
dilakukan (menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator tidak memaksakan
kehendak). Kemudian saya menentukan area pemasangan infus, melakukan
aseptik/antiseptik pada daerah tersebut dan melakukan pemasangan infus.
(menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator kejelasan target). Saat menuliskan
resep pergantian bahan yang digunakan saya menulis sesuai dengan jumlah yang
digunakan saat pemasangan infus. Saya tidak melebih-lebihkan resep pergantian
bahan tersebut (menerapkan nilai dasar antikorupsi indikator jujur).

Analisis Dampak
Jika sebelum melakukan pemasangan infus saya tidak menentukan jenis
cairan yang digunakan dan tidak mempersiapkan bahan yang digunakan (nilai dasar
komitmen mutu), maka hal ini dapat berakibat pada pemberian terapi yang tidak
tepat pada pasien dan terbuangnya bahan habis pakai secara sia-sia hal ini dalam
skala besar dapat merugikan rumah sakit.
Jika saya tidak menjelaskan manfaat pemasangan infus dan risiko apabila

43
infus tidak terpasang serta meminta izin kepada pasien sebelum melakukan
pemasangan infus (nilai dasar etika publik) hal ini dapat berakibat ketika dipasang
infus terdapat penolakan dari pasien yang berakibat sulit terpasangnya infus.
Jika saat pasien menolak saya tetap memaksa untuk melakukan pemasangan
infus (nilai dasar nasionalisme) hal ini mengakibatkan apabila terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan pihak pasien ataupun keluarga pasien akan menuntut rumah
sakit. Dalam penolakan pemasangan infus terlebih dahulu saya akan menjelaskan
risikonya jika infus tidak terpasang pada pasien.
Jika saya tidak menentukan area pemasangan infus yang benar (nilai dasar
akuntabilitas) saat melakukan pemasangan infus dapat terjadi pemasangan infus
berulang yang mengakibatkan nyeri pada pasien. Sedangkan apabila saya tidak
melakukan tindakan aseptik/antiseptik pada area pemasangan hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi pada area yang dipasang infus tersebut.
Jika saya saat menuliskan resep melebih-lebihkan bahan yang digunakan saat
pemasangan infus (nilai dasar antikorupsi) hal ini dapat merugikan pasien karena
pasien harus membayar lebih mahal.

44
Tabel 11 Membuat Aktualisasi Kegiatan Menerima Konsultasi Pasien Gawat
Darurat dari Ruangan
Kegiatan Menerima Konsultasi Pasien Gawat Darurat dari Ruangan
Tanggal 4 Mei 2016
Lampiran Fotokopi Lembar Follow Up Pasien dan Foto Melakukan
Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 4 Mei 2016 terhadap 1 orang pasien di
ICU.
Saat menerima telepon dari ruangan saya telah bertanya tentang keluhan
pasien tanda-tanda vital pasien berupa kesadaran, tekanan darah, denyut nadi dan
pernafasan pasien (menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator kejelasan target),
kemudian saya memberikan instruksi kepada perawat dengan sejelas-jelasnya apa
yang bisa dilakukan terlebih dulu sebelum saya keruangan (menerapkan nilai dasar
nasionalisme indikator kerjasama).
Setelah sampai di ruangan saya segera memeriksa pasien, serta menjelaskan
kepada keluarga pasien tentang kondisi kegawatan yang dialami pasien. Saat
menjelaskan saya telah berusaha menempatkan posisi saya sebagai keluarga pasien
(menerapkan nilai dasar etika publik indikator jujur).
Saya juga mengatasi kegawatdaruratan yang dialami pasien dan
menambahkan terapi sesuai dengan diagnosa pasien (menerapkan nilai dasar
komitmen mutu indikator berorientasi mutu). Langkah terakhir adalah saya
menuliskan apa yang saya kerjakan pada lembar follow up pasien. Lembar follow up
merupakan bagian dari catatan rekam medis, lembar ini digunakan untuk
menuliskan hasil pemeriksaan dan terapi yang diberikan oleh dokter. Saya telah
menulis lembar follow up dengan sebenar-benarnya dan tidak terpengaruh oleh
orang-orang di sekitar saya. Jika ada yang meminta saya memalsukan lembar follow
up pasien saya dengan secara tegas akan menolaknya (menerapkan nilai dasar anti
korupsi indikator jujur)

Analisis Dampak
Jika saat menerima telepon saya tidak menanyakan tanda-tanda vital pasien
(nilai dasar akuntabilitas) dan memberikan instruksi kepada perawat sebelum saya
sampai di ruangan (nilai dasar nasionalisme), maka hal ini berakibat pada

45
keterlambatan penanganan pasien dan pemberian terapi selanjutnya, sehingga dapat
merugikan pasien.
Jika saya tidak menjelaskan tentang kondisi kegawatan pasien kepada
keluarga (nilai dasar etika publik) maka ketika terjadi hal terburuk pada pasien
misalnya pasien meninggal maka keluarga akan mengira bahwa penanganan yang
diberikan salah, sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia. Hal ini dapat
berlanjut ke ranah hukum dengan persangkaan malpraktik.
Jika saya tidak mengatasi kegawatan pada pasien dan memberikan terapi
sesuai dengan diagnosa pasien (nilai dasar komitmen mutu) maka hal ini akan
berakibat buruk pada pasien, pasien dapat meninggal dunia dengan terlambatnya
pemberian penanganan, dan pemberian terapi yang tidak sesuai dapat
mengakibatkan timbulnya malpraktik yang dapat merugikan pasien.
Jika saya memalsukan lembar follow up pasien (nilai dasar anti korupsi) maka
saya dapat dituntut karena telah membuat dokumen palsu (catatan medis palsu).
Dan apabila dokumen tersebut hendak digunakan untuk kepentingan tertentu maka
hal itu dapat merugikan pasien dan keluarganya.

46
B. CAPAIAN AGENDA AKTUALISASI
Capaian agenda aktualisai pada setiap kegiatan dijelaskan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 12. Capaian Agenda Aktualisasi
No Kegiatan Kriteria Keberhasilan Faktor penentu
1 Melakukan pelayanan Tersusunya rekam medik 1. Dukungan mentor
medik umum rawat jalan dan Coach
2. Motivasi yang
tinggi
3. Hubungan baik
dokter-pasien/
keluarga pasien
2 Meminta dan membaca Tersusunya lembar 1. Dukungan mentor
hasil laboratorium permintaan uji dan Coach
(darah) laboratorium dan 2. Motivasi yang
didapatnya hasil tinggi
laboratorium pasien 3. Kerjasama dengan
pihak
laboratorium
4. Hubungan baik
dokter-pasien
3 Memberikan terapi Tersusunya resep dan 1. Dukungan mentor
hipertensi catatan terapi pada rekam dan Coach
medik rawat jalan 2. Motivasi yang
tinggi
3. Hubungan baik
dokter-pasien
4 Membuat catatan Tersusunnya rekam medik 1. Dukungan mentor
rekam medik rawat yang lengkap dan dan Coach
inap sistematik 2. Motivasi yang
tinggi
5 Merujuk pasien ke Adanya surat rujukan 1. Komunikasi antara
fasilitas yang lebih dengan diagnosis yang dokter dan pasien/

47
lengkap tidak dapat ditangani di keluarga pasien
RSUD Sanggau. 2. Dukungan mentor
dan Coach
3. Motivasi yang
tinggi
6 Melakukan tugas jaga Adanya absensi, jadwal, 1. Dukungan mentor
IGD Rumah Sakit fotokopi rekam medik dan coach
rawat jalan, dan laporan 2. Motivasi yang
rawat inap. tinggi

7 Menguji kesehatan Adanya Surat Keterangan 1. Dukungan mentor


individu Kesehatan yang telah dan coach
ditandatangani 2. Motivasi yang
tinggi
8 Melakukan tindakan Adanya instruksi 1. Komunikasi antara
khusus sederhana pemasangan infus pada dokter dengan
(pemasangan infus) rekam medik, resep rawat pasien/ keluarga
inap, dan terpasangnya pasien
infus pada pasien 2. Dukungan mentor
dan coach
3. Motivasi yang
tinggi
9 Menerima konsultasi Adanya catatan instruksi 1. Dukungan mentor
gawat darurat dari pada lembar follow up. dan coach
ruangan 2. Motivasi yang
tinggi
3. Komunikasi antara
dokter dengan
keluarga pasien

48
C. KENDALA DAN STRATEGI
Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan
strategi untuk mengatasi kendala tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 13. Kendala dan Strategi Mengatasi Kendala
No Kendala yang terjadi Strategi untuk mengatasi kendala
1. Pada pasien kegawatan sulit meminta Komunikasi efektif yaitu dengan
izin kepada keluarga pasien untuk menggunakan bahasa yang sopan
mengambil dokumentasi saat serta menjelaskan tujuan
melakukan pemeriksaan terhadap pengambilan dokumentasi kepada
pasien. keluarga pasien.
2. Adanya penugasan tambahan berupa Membuat skala prioritas, melakukan
penyusunan arsip dokter-dokter pada manajemen waktu dan melakukan
bagian komite medis RSUD. koordinasi bersama teman-teman
sejawat dokter lainnya.

D. STRATEGI PEMBIMBINGAN
1. Pembimbingan dengan Coach
Bimbingan yang dilakukan dengan coach dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 14. Jadwal Konsultasi dengan Coach
Nama Peserta : dr. Annisa Nurrahman Priyandina
Instansi : RSUD Sanggau
Tempat Aktualisasi : RSUD Sanggau
Media
Komunikasi
No Tanggal Kegiatan Ouput
yang
Digunakan
1. 29 April Konsultasi naskah Naskah Email
2016 laporan aktualisasi laporan
aktualisasi
2. 10 Mei Konsultasi revisi naskah Revisi naskah Email
2016 laporan aktualisasi laporan
aktualisasi
3. 17 Mei Konsultasi revisi naskah Revisi naskah Tatap Muka

49
2016 laporan aktualisasi laporan
aktualisasi

2. Pembimbingan dengan Mentor


Bimbingan yang dilakukan dengan mentor dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 15. Jadwal Konsultasi dengan Mentor
Nama Peserta : dr. Annisa Nurrahman Priyandina
Instansi : RSUD Sanggau
Tempat Aktualisasi : RSUD Sanggau
No Tanggal Kegiatan Ouput Paraf Mentor
1. 7 Mei 2016 Konsultasi naskah Naskah
laporan aktualisasi laporan
aktualisasi
2. 11 Mei Konsultasi revisi naskah Revisi naskah
2016 laporan aktualisasi laporan
aktualisasi
3. 17 Mei Konsultasi revisi naskah Revisi naskah
2016 laporan aktualisasi laporan
aktualisasi

50
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara menitikberatkan pada profesionalisme aparatur negara yang
memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bebas KKN dan mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik serta
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai terciptanya aparatur
sipil Negara seperti yang disebutkan di atas, maka perlu adanya penerapan
nilai-nilai dasar profesi PNS.
Kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan dengan menerapkan
nilai-nilai dasar profesi PNS ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja
PNS dalam melakukan pelayanan publik. Adapun kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan tersebut adalah:
1. Melakukan pelayanan medik umum, didalam kegiatan tersebut
terkandung nilai dasar akuntabilitas, kejelasan target; nasionalisme,
tidak diskriminatif; etika publik, sopan; komitmen mutu, efektif,
inovasi, berorientasi mutu; anti korupsi, berani.
2. Meminta dan membaca hasil pemeriksaan laboratorium (darah),
didalam kegiatan tersebut terkandung nilai dasar akuntabilitas,
transparan; nasionalisme, tidak memaksakan kehendak; etika publik,
menjaga rahasia; komitmen mutu, berorientasi mutu; anti korupsi,
peduli.
3. Memberikan terapi pada pasien hipertensi, didalam kegiatan tersebut
terkandung nilai dasar akuntabilitas, konsisten; nasionalisme, cinta
tanah air; etika publik, sopan; komitmen mutu, efektif; anti korupsi,
jujur.

51
4. Menulis rekam medik rawat inap, didalam kegiatan tersebut
terkandung nilai dasar akuntabilitas, jujur dan tanggung jawab;
nasionalisme, kerjasama; etika publik, menjaga rahasia; komitmen
mutu, efektif dan berorientasi mutu; anti korupsi, berani.
5. Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih lengkap, didalam kegiatan
tersebut terkandung nilai dasar akuntabilitas, tanggung jawab;
nasionalisme, tenggang rasa; etika publik, cermat; komitmen mutu,
berorientasi mutu; anti korupsi, berani.
6. Melakukan tugas jaga IGD Rumah Sakit, didalam kegiatan tersebut
terkandung nilai dasar akuntabilitas, tanggung jawab; nasionalisme,
religius; etika publik, taat pada peraturan; komitmen mutu,
berorientasi mutu; anti korupsi, disiplin.
7. Menguji kesehatan individu, didalam kegiatan tersebut terkandung
nilai dasar akuntabilitas, transparan; nasionalisme, tidak diskriminatif;
etika publik, menjaga rahasia; komitmen mutu, berorientasi mutu; anti
korupsi, mandiri.
8. Melakukan tindakan medik sederhana (pemasangan infus), didalam
kegiatan tersebut terkandung nilai dasar akuntabilitas, kejelasan target;
nasionalisme, tidak memaksakan kehendak; etika publik, sopan;
komitmen mutu, efisien; anti korupsi, jujur.
9. Menerima konsultasi pasien gawat darurat dari ruangan, didalam
kegiatan tersebut terkandung nilai dasar akuntabilitas, kejelasan target;
nasionalisme, kerjasama; etika publik, jujur; komitmen mutu,
berorientasi mutu; anti korupsi, jujur.
Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan dilaksanakan pada tanggal
26 April hingga 8 Mei 2016 dengan pembimbingan dan arahan dari coach
serta mentor. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut terdapat
beberapa kendala, namun bisa teratasi karena adanya dukungan dari coach,
mentor, para staf RSUD Sanggau motivasi yang tinggi serta komunikasi
yang baik antara dokter dan pasien atau keluarga pasien sehingga secara

52
garis besar kegiatan-kegiatan aktualisasi dapat berjalan dengan baik dan
optimal sesuai dengan yang diharapkan.

B. REKOMENDASI
Setelah melakukan penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam
melakukan aktualisasi kegiatan sehari-hari yang dilakukan di RSUD
Sanggau, didapatkan hasil bahwa dengan melakukan penerapan nilai-nilai
dasar profesi tersebut, kegiatan yang dilakukan menjadi lebih baik dan
optimal serta meningkatkan kualitas dari kegiatan tersebut. Hal ini
berdampak langsung pada kepuasan pasien terhadap pelayanan yang
diberikan oleh dokter di RSUD Sanggau.
Berdasarkan hal itu, maka penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS
harus dilakukan oleh setiap aparatur negara dalam melakukan setiap
kegiatan, dan akan lebih baik lagi bila nilai-nilai dasar ini tidak hanya
diterapkan oleh para aparatur negara yang baru namun juga harus
diinternalisasikan kepada seluruh anggota organisasi sehingga dijadikan
landasan dalam menjalankan profesi. Dengan begitu akan mendukung
terhadap terwujudnya visi dan misi RSUD Sanggau, dan akan
menciptakan para aparatur negara yang dapat menjalankan peran dan
tugasnya seperti yang tercantum dalam undang-undang mengenai Aparatur
Sipil Negara.
Dari hasil kegiatan aktualisasi nilai-nilai profesi PNS ini
didapatkan bahwa dengan mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut maka
dapat meningkatkan mutu dari pelayanan kesehatan, baik itu perorangan
maupun pelayanan Rumah Saki pada akhirnya. Oleh karena itu, perlu
kiranya diadakan kegiatan ataupun pengenalan terhadap nilai-nilai profesi
PNS ini kepada setiap pegawai yang bekerja di lingkungan RSUD
Sanggau guna meningkatkan mutu dari pelayanan Rumah Sakit.

53
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan CPNS Golongan III : Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan CPNS Golongan III : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara .
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan CPNS Golongan III : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan CPNS Golongan III : Etika Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan CPNS Golongan III : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan CPNS Golongan III : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
RSUD Sanggau. (2015). Profil RSUD Sanggau Tahun 2015. Sanggau: RSUD
Sanggau.
Fauci, A.S. and Longo, D.L. (2008). Harrison’s Principles of Internal Medicine.
USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Weber, M. A., et al. (2014). The Journal of Clinical Hypertension Vol 16, Issue 1
pages: 14-26.

54
L
A
M
P
I
R
A
N

DOKUMEN DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

55
Lampiran 1
Foto Aktualisasi Kegiatan Pelayanan Medik Umum
1. Melakukan anamnesis (etika publik indikator sopan dan akuntabilitas
indikator kejelasan target).

2. Melakukan pemeriksaan fisik (etika publik indikator sopan, komitmen


mutu indikator efektif dan nasionalisme indikator tidak diskriminatif).

3. Menulis rekam medik (komitmen mutu indikator berorientasi mutu dan


anti korupsi indikator berani)

56
Lampiran 2
Foto Aktualisasi Kegiatan Meminta dan Membaca Hasil Laboratorium
1. Menulis lembar permintaan laboratorium (nasionalisme indikator tidak
memaksakan kehendak dan anti korupsi indikator peduli)

2. Menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium (akuntabilitas indikator


transparan, komitmen mutu indikator berorientasi mutu, dan etika publik
indikator menjaga rahasia).

57
Lampiran 3
Foto Aktualisasi Kegiatan Memberikan Terapi Hipertensi kepada Pasien
1. Pemeriksaan fisik (akuntabilitas indikator kejelasan target dan komitmen
mutu indikator efektif)

2. Menulis resep dan menjelaskan tentang masing-masing obat (dasar


nasionalisme indikator cinta tanah air, anti korupsi indikator jujur dan
etika publik indikator sopan)

58
Lampiran 4
Foto Aktualisasi Kegiatan Membuat Catatan Rekam Medik Rawat Inap
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik (komitmen mutu indikator
berorientasi mutu dan akuntabilitas indikator jujur)

2. Menulis catatan rekam medik (anti korupsi indikator berani dan etika
publik indikator menjaga rahasia)

3. Catatan rekam medik pasien (komitmen mutu indikator efektif,


nasionalisme indikator kerjasama, akuntabilitas indikator tanggung jawab)

59
Lampiran 5
Foto Aktualisasi Kegiatan Merujuk Pasien ke Fasilitas Kesehatan Yang Lebih
Lengkap
1. Pemeriksaan fisik (komitmen mutu indikator berorientasi mutu)

2. Menjelaskan kepada pasien dan meminta pendapat pasien (nasionalisme


indikator tenggang rasa dan etika publik indikator cermat)

3. Surat rujukan (akuntabilitas indikator tanggung jawab dan anti korupsi


indikator berani)

60
Lampiran 6
Foto Aktualisasi Kegiatan Melakukan Tugas Jaga IGD Rumah Sakit
1. Membaca literatur (komitmen mutu indikator berorientasi mutu dan anti
korupsi indikator disiplin)

2. Jadwal jaga IGD RSUD Sanggau dan berdoa (etika publik indikator taat
pada peraturan dan nasionalisme indikator religius)

3. Penanganan pasien IGD (akuntabilitas indikator tanggung jawab)

61
Lampiran 7
Foto Aktualisasi Kegiatan Menguji Kesehatan Individu
1. Pemeriksaan tanda vital pasien (anti korupsi indikator mandiri dan
nasionalisme indikator tidak diskriminatif)

2. Surat Keterangan Kesehatan (akuntabilitas indikator transparan, komitmen


mutu indikator berorientasi mutu dan etika publik indikator menjaga
rahasia)

62
Lampiran 8
Foto Aktualisasi Kegiatan Tindakan Khusus Sederhana (Pemasangan Infus)
1. Menyiapkan alat dan bahan (komitmen mutu indikator efisien, etika publik
indikator sopan dan nasionalisme indikator tidak memaksakan kehendak)

2. Pemasangan infus (akuntabilitas indikator kejelasan target)

3. Menulis resep pergantian (anti korupsi indikator jujur)

63
Lampiran 9
Foto Aktualisasi Kegiatan Menerima Konsultasi Gawat Darurat dari Ruangan
1. Lembar follow up bagian pemberian terapi (akuntabilitas indikator
kejelasan target, nasionalisme indikator kerjasama dan anti korupsi
indikator jujur)

2. Pemeriksaan fisik (nilai dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu)

3. Menjelaskan kepada keluarga pasien (etika publik indikator jujur)

64

You might also like