Professional Documents
Culture Documents
07sunarjo PDF
07sunarjo PDF
67
68
daerah-daerah pantai, sungai, dan pe- Selain aplikasinya sebagai bahan baku
gunungan vulkanik. Indonesia yang me- industri baja, senyawa titanomagnetite
rupakan negara kepulauan sudah pasti ini diharapkan dapat menjadi bahan
memiliki muara-muara sungai yang baku paduan untuk mendapatkan se-
banyak di samping wilayah pantai yang nyawa magnetite ataupun unsur tita-
sangat luas [1]. Akan tetapi, pemanfaatan niumnya (Brown et. al., 1994).
pasir besi yang ada di Indonesia, khu- Dibutuhkan perlakuan khusus un-
susnya di daerah pantai utara P. Jawa tuk memisahkan senyawa besi oksida
masih sangat kurang disebabkan minim- seprti titanomagnetite dari senyawa-
nya pengetahuan dan penelitian di bi- senyawa lain yaitu dengan separasi
dang tersebut . magnetik dengan menggunakan medan
Pasir adalah mineral endapan (sedi- magnet yang tepat, dengan bantuan
men) yang memiliki ukuran butir 0,074 metode penghancuran secara mekanik,
hingga 0,075 mm, dengan ukuran kasar ekstraksi kimia, pencucian, dan juga
(5 mm hingga 3 mm) dan ha-lus (<1 perlakuan panas (heat treatment) dengan
mm). Berdasarkan lokasi endapannya, temperatur tertentu. (Omar, 1975: 451-
dimungkinkan terjadinya perbedaan 456)
karakter fisis kandungan pasir mineral
seperti Fe, Ti, Mg, Si, dsb [2]. Senyawa SIFAT-SIFAT KEMAGNETAN
magnetite (Fe3O4) adalah suatu mineral Diamagnetik adalah salah satu sifat
magnetik yang biasanya terdapat di dari semua material. Sifat ini disebabkan
daerah pantai atau sungai. Di alam, oleh medan magnet luar dan gerakan
senyawa ini dapat berasal dari vari- elektron dalam mengorbit inti. Karena
annya yaitu senyawa titanomagnetite elektron-elektron membawa muatan,
yang rumus umumnya ditulis Fe3-xTixO4 mereka akan melakukan gaya Lorenz
0x1 . Respon yang kuat terhadap medan pada saat bergerak melewati medan
magnet luar menjadikan magnetite sa- magnet. Contoh kasus mengenai ini
ngat berguna untuk kepentingan riset adalah ketika elektron bergerak searah
dan dalam dunia industri yang berbasis jarum jam dengan sebuah orbit ling-
kemagnetan di antaranya dalam hal karan yang berpusat pada origin dan
rekayasa elektronika, pembuatan mag- terletak di bidang xy dengan sebuah
net permanen, industri baja, sampai medan magnet luar yang diberikan pada
untuk pembuatan thin film (Julianto, arah +x. Untuk ½ orbit (x > 0), gaya
2002) . Lorenz akan sejajar dengan sumbu –z,
Penelitian mengenai pengayaan se- dan untuk setengah yang lain ia akan
nyawa titanomagnetite dari senyawa- sejajar dengan sumbu +z.
senyawa lain pada pasir alam dilakukan Sebuah torsi kemudian akan timbul
dalam rangka melaksanakan kebutuhan sejajar dengan sumbu y menye-babkan
untuk mengetahui bagaimana proses orbit mempresisikan dirinya sepanjang
Pengayaan titanomagnetite itu ber- arah medan. Hal ini disebut dengan
angsung hingga didapatkan senyawa Larmour Precision yang akan menimbul-
titanomagnetite yang yang maksimal. kan sebuah momen magnetik di arah
yang berlawanan dengan medan magnet atom-atom besi akan menghasilkan se-
yang diberikan. Pada bahan diamagne- buah momen magnetik pada 4 mag-
tik, efek ini sangat kecil sehingga ham- neton Bohr ( 4 B ). Pada kisi kristal mate-
pir dapat diabaikan. Besarnya sekitar rial feromagnetik, atom-atom yang ber-
100 kali lebih kecil dari bahan paramag- dekatan saling mendekati bersama se-
netik dan 1.000 kali lebih kecil dari cara tepat sehingga beberapa orbit-orbit
feromagnetik. Quartz dan air (water) me- elektronnya akan overlapping dan terja-
rupakan contoh dari bahan diamagnetik. dilah sebuah interaksi yang kuat.
Sifat diamagnetik tak tergantung dari Fenomena ini disebut dengan ex-
temperatur, sedangkan sifat paramag- change couping yang maksudnya adalah
netik dan feromagnetik berkurang se- selain terarah secara acak, momen-
cara drastis jika bahan yang mengan- momen magnetik dari sebuah atom di
dung sifat tersebut dipanaskan (Evans, dalam kisi terarahkan dan memberikan
2003:7). sebuah magnetisasi yang kuat. Peng-
Dalam konteks kemagnetan, bahan aturan ini biasanya digambarkan de-
paramagnetik lebih penting disbanding- ngan kumpulan panah-panah dengan
kan dengan diamagnetik. Hal ini mun- panjang yang sama dan sejajar (gambar
cul dari gambaran bahwa elektron se- 2.1) (Evans, 2003:8). Ini merupakan gam-
olah-olah berputar (berspin) di sekitar baran mudah dari feromagnetik.
sumbunya sambil mengorbit inti atom. Pada Antiferomagnetik, momen-
Hal ini menimbulkan sebuah spin mag- momen magnetik pada atom seluruhnya
netik sebagai tambahan dari momen mempunyai kekuatan yang sama, tetapi
orbital magnetiknya. Momen magnetik atom-atom tetangganya mempunyai
total pada sebuah atom diberikan oleh arah momen yang berkebalikan. Meski-
penjumlahan vektor dari momen-mo- pun memiliki exchange couping yang
men elektroniknya. Jika momen mag- kuat, material jenis ini memiliki mag-
netik, spin dan orbital pada sebuah atom netisasi total sebesar nol. Pada beberapa
saling menghilangkan, maka atom ter- kasus, sebuah magnetisasi lemah dapat
sebut mempunyai momen magnetik se- muncul dari cacat kisi dan vacancies atau
besar 0. Inilah yang disebut sifat dia- dari situasi di mana momen-momen
magnetik. Jika penghilangannya hanya atomiknya sedikit miring.
sebagian, maka atom akan mempunyai Ada hal penting dimana exchange
momen magnetik permanen. Inilah yang coupling beraksi, yaitu dengan memberi-
disebut dengan paramagnetik. Contoh kan fenomena fermagnetik. Di sini, kisi-
dari bahan paramagnetik adalah biotite, kisi kristal terdiri dari 2 jenis tempat
pyrite, dan siderite dengan kation-kation pada keadaan
Feromagnetik lebih kuat disbanding- koordinasi yang berbeda. Peristiwa ini
kan dengan diamagnetik dan paramag- digambarkan dengan 2 tipe panah, yang
netik. Secara khusus, berhubungan de- satu lebih panjang dari yang lain. Se-
ngan unsur besi, nikel, dan cobalt dan bagaimana pada bahan antiferomag-
juga mineral-mineral besi oksida. Karena netik, 2 setnya berlawanan tetapi mag-
adanya subkulit 3d yang tidak terisi,
Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam
70
METODE
Model Pengajaran mengenai bahan-
bahan magnetik dilakukan melalui
proses dengan dukungan laboratorium
dan dukungan sampel yang diambil dari
satu lokasi tertentu. Proses pembelajaran
dilakukan melalui eksperimen, sehingga
Gambar 2.2: Grafik Magnetisasi J (M) kegiatan proses pembelajaran melalui
Versus Medan Luar H pada (a) Diamag- tahapan: (1) penjelasan teori untuk me-
netik, (b) Paramagnetik, (c) Feromag- lakukan analisis praktikum dengan tu-
netik juan tertentu; dan (2) eksperimen untuk
melakukan analisis lanjut dalam pen-
Pada bahan feromagnetik, hubung- capaian dengan langkah-langkah se-
an antara M dan H lebih rumit daripada bagai berikut.
diamagnetik dan paramagnetik. Salah Sampel pasir alam diambil di daerah
satu perbedaan yang penting adalah muara sungai Cimanuk (pantai Wale-
bahwa ia mudah mencapai keadaan dan) dan pantai Balongan, Indramayu,
saturasi, dimana seluruh momen-mo- Jawa Barat dan untuk masing-masing
men atomiknya terarahkan. Pada bebe- daerah pengambilan sampel (muara
rapa kasus, keadaan saturasi ini dapat sungai dan pantai) diambil sampel dari 4
terjadi pada medan yang berada pada titik yang berbeda yang membentuk ga-
skala laboratorium elektromagnet yaitu ris simetri dengan jarak masing-masing
berada pada medan rendah (kurang dari titik yaitu 5m dan dengan kedalaman
103 A/m) dekat origin dari grafik M-H. 30cm. (Gambar 1).
Slope (kemiringannya) kemudian
memberikan low-field suceptibility (dise-
but juga initial suceptibility, tetapi kata
initial di sini sering dihilangkan). Yang
lebih penting dari objek ini adalah mem-
punyai kecendrungan yang kuat untuk
mendemagnetisasi dirinya sendiri. Peng-
ukuran untuk suseptibilitasnya diberi-
kan oleh :
i / 1 N i
Dimana i adalah actual intrinsic sucep-
tibility yang akan diukur dalam absen-
Gambar 1: Skema Pengambilan Sampel
nya medan demagnetisasi dan N adalah
faktor yang dipengaruhi oleh bentuk
Proses preparasi sampel dilakukan
bulir.
di Laboratorium Fisika Material FMIPA
UNJ. Masing-masing sampel berupa
pasir muara, pasir pantai, ditakar seberat
Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam
72
500 gr dengan neraca timbang digital rutan HCl konsentrasi 32%. Langkah ini
yang sudah dikalibrasi kemudian tem- menghasilkan larutan FeCl2 ataupun
patkan pasir tersebut di atas wadah FeCl3 (Aji, 2007). Proses tersebut meng-
yang lebar lalu diaduk sampai merata. ikuti persamaan reaksi:
Untuk melakukan separasi kan- Fe3O4 + 8HCl → FeCl2 + 2FeCl3 + 4H2O
dungan besi oksida pada sample-sampel Tahap berikutnya adalah menuang-
pasir alam tersebut, digunakan magnet kan larutan amonium hidroksida
batang permanen dengan kekuatan (NH4OH) perlahan-lahan ke dalam larut-
sekitar 38,9 kJ/m3 yang sudah dilapisi an FeCl2 ataupun FeCl3 sampai terbentuk
kertas plastik dengan ketebalan 0,1 mm. endapan magnetite ataupun titanomagne-
Magnet didekatkan ke seluruh bagian tite (Aji, 2007). Proses tersebut mengikuti
pasir dengan jarak sekitar 1,5 cm dari persamaan reaksi
pasir sampai kita menganggap semua
FeCl2 + 2FeCl3 + 8NH4OH → Fe3O4 +
pasir besinya terangkat dan memisah-
8NH4Cl + H2O
kan pasir besi tersebut ke wadah yang
Untuk menghilangkan beberapa ga-
lain. Separasi dilakukan berulang-ulang
ram pengotor, endapan titanomagnetite
terhadap pasir besi yang terangkat ter-
yang terbentuk dicuci dengan menam-
sebut dengan membuat lebih jauh jarak
bahkan sedikit air dan kemudian dipro-
magnet dengan sampel. sampai kita
ses melalui alat sentrifugal selama 3 me-
mendapatkan pasir besi yang warnanya
nit dengan putaran 6.500 rpm dan 6 me-
hitam (sedikit pengotornya) dan pasir
nit dengan putaran 13.000 rpm.
besi hasil separasi terakhir ditimbang.
Sampel-sampel diidentifikasi unsur-
Dari hasil penimbangan pasir besi
unsurnya melalui peralatan XRF (X-Ray
hasil separasi terakhir, dipilih sampel
Flourocencies). Tujuannya yaitu untuk
yang mempunyai massa paling banyak
memperoleh data kualitatif unsur-unsur
untuk diteruskan ke proses selanjutnya.
yang terkandung di dalam sampel dan
Sampel pasir besi tersebut kemudian
juga persen beratnya. Kemudian untuk
dimasukkan ke dalam vibrational ball mill
memastikan fasa-fasa yang terkandung
(VBM) yang menggunakan 10 bola baja
di dalamnya dan besar kandungannya
dengan perbandingan 100 gr sampel : 10
maka sampel diuji dengan alat XRD (X-
boladan menghidupkanya selama 50 me-
Ray Diffraction). Proses pengujian sampel
nit untuk melakukan penggerusan atau
dengan XRD dan XRF dilakukan di
milling (sebelumnya, tabung VBM dan
Laboratorium Ilmu Material, Universitas
bola-bola baja dibersihkan dulu dengan
Indonesia, Salemba.
toluena). Setelah 50 menit, sampel di-
Hasil yang diperoleh dari XRD ke-
tuangkan ke dalam wadah plastik yang
mudian dianalisis dengan meggunakan
lebar kemudian diseparasi kembali lalu
program GSAS (General Structure Ana-
sampel yang terangkat dan sisanya di-
lysis System) untuk menentukan fraksi
timbang kembali.
berat fasa-fasanya secara teliti dengan
Sampel hasil milling tersebut diambil
mencocokkan terlebih dahulu data hasil
sebanyak 10 gr untuk dilakukan proses
keluaran XRD dengan kartu-kartu data
ekstraksi secara kimia dengan 20ml la-
yang ada di dalam program PCPDFWIN masi sebagai berikut. Pada sampel, un-
(ICDD) untuk mendapatkan nilai para- tuk keempat titik yang diambil di ma-
meter kisi seperti a, b, c, dan space group sing-masing daerah (pantai dan muara),
agar hasil yang dicapai maksimal. setelah dilakukan pemisahan pasir besi-
nya dengan menggunakan magnet per-
HASIL DAN DISKUSI manen berkekuatan 0,3 T, didapatkan
Pada proses pembelajaran melalui hasil sebagai berikut.
model eksperimen yang didukung sam-
pel-sampel berupa pasir alam dari suatu
daerah (Kab. Inramayu) diperoleh infor-
Tabel 1: Jumlah Massa Pasir Besi yang Terangkat dengan Magnet Permanen 0,3 T
untuk Sampel Pasir Muara
Berat
Kode Terangkat
No. awal Sisa (gr)
Sampel (gr)
(gr)
1 1M1 500 26,1 473,9
2 2M1 500 20,94 479,06
3 3M1 500 203,9 296,1
4 4M1 500 9,15 490,85
Rata-rata massa yang terangkat: 65,0225 gr
Tabel 2: Jumlah Massa Pasir Besi yang Terangkat dengan Magnet Permanen 0,3 T
untuk Sampel Pasir Pantai
Berat
No. Kode awal Terangkat Sisa
Sampel (gr) (gr) (gr)
1 1P1 500 6,35 493,65
2 2P1 500 9,892 490,108
3 3P1 500 7,112 492,888
4 4P1 500 5,244 494,756
Rata-rata massa yang terangkat: 5,8385 gr
Dari data-data massa sampel di atas besi yang terangkat di antara sampel
dapat dilihat bahwa untuk jenis pasir berkode M. Untuk pasir pantai, penye-
muara sungai, distribusi penyebaran barannya hampir merata. Sampel yang
mineral pasir besi dalam area tertentu digunakan untuk penelitian tahap se-
berdasarkan kedalaman dan jaraknya lanjutnya sampel dengan massa terang-
ternyata tidak merata. Hal ini dapat kat paling banyak yaitu sampel 3M1 dan
dilihat dari besarnya selisih massa pasir
Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam
74
2P1 yang kemudian dinamai menjadi unsur Fe pada senyawa besi oksida yang
3M2 dan 2P2. rensponsif terhadap medan magnet
Setelah dilakukan penembakan de- jumlahnya cukup banyak yaitu 33,8767
ngan XRF untuk sampel 3M1 (yang wt%.
diambil di alam), 3M2 (pemisahan de- Pada sampel 2P1 (tabel 3), senyawa
ngan separator magnet), dan 2P1 (yang yang dominan adalah senyawa Si, Al
diambil di alam) maka didapatkan dan Fe tetapi unsur Fe pada senyawa
unsur-unsur dengan persen berat se- besi oksida yang rensponsif terhadap
bagai berikut. medan magnet jumlahnya sedikit. Ini
sesuai dengan sedikitnya jumlah massa
Tabel 3: Senyawa-senyawa dan Persen senyawa magnetik yang berhasil dipi-
Beratnya dari Hasil XRF sahkan dengan separator magnet yaitu
untuk Sampel Pasir Muara dengan rata-rata massa terangkat se-
Sungai Cimanuk (3M1 dan besar 5,8385 gr dari 500 gr. Karena
3M2) dan Pasir Pantai mempunyai persen berat unsur Fe dan
Balongan (2P1) Ti yang lebih besar, maka proses pemi-
sahan dan identifikasi sampel hanya
Psr. Psr. Psr. terfokus pada sampel dari pasir muara
Muara Muara Pantai (berkode M).
Un (3M1) (3M2) (2P1) Setelah dilakukan proses pemisahan
sur Persen Persen Persen dengan menggunakan magnet perma-
Berat Berat Berat nen berkekuatan 0,3 T (sampel 3M2),
(wt%) (wt%) (wt%) maka dari tabel 3 menunjukkan bahwa
Si 35,5312 12,2303 54,6084 jumlah persen berat senyawa yang me-
Fe 33,8767 65,204 12,6881 ngandung unsur Fe dan Ti persen me-
Al 12,4135 6,2613 18,6359 ningkat, sedangkan persen berat senya-
Ti 6,2539 10,9418 1,2059 wa yang mengandung unsur Si menu-
Mg 6,0086 3,0988 4,1292 run. Hal ini sesuai dengan perkiraan
Ca 4,6347 1,0796 7,2863 awal bahwa dengan intensitas magnet
K 0,4689 --- 1,1779 luar sebesar 0,3 T tersebut dapat mena-
V 0,2889 0,5759 0,0591 rik senyawa-senyawa magnetik besi ok-
Mn 0,214 0,0617 0,1635 sida. Adanya unsur Ti yang ikut me-
S 0,1718 0,1246 --- ningkat, memperlihatkan bahwa unsur
Cr 0,1377 0,2091 --- Fe dan Ti kemungkinan berada dalam
P --- 0,2129 --- satu senyawa yaitu senyawa titanomag-
Zr --- --- 0,0456 netite.
Setelah dilakukan penembakan de-
Tabel 3 memerlihatkan bahwa pada ngan XRD dan kemudian dilakukan
sampel 3M1, yaitu sampel awal sebelum pencocokan pola data difraksi sinar-X
separasi magnetik, unsur yang paling melalui software ICDD (International
dominan fraksi beratnya adalah Si dan Crystalography Diffraction Data) dari
Fe. Hal ini memperlihatkan bahwa beberapa situs database kristalografi ke-
Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam
76
bahwa persen berat unsur Fe sebagai pola-pola difraksi observasi dari hasil
unsur utama material magnetik pada pengujian XRD (eksperimen) dan pola
sampel 3M1 adalah kecil (< 50 Wt%). difraksi hasil perhitungan secara mate-
Proses milling (penggerusan) dengan matis untuk sampel 3M3 (setelah proses
VBM dilakukan pada sampel M2 selama separasi dan milling) maka didapatkan
50 menit dengan perbandingan 100 gr grafik fitting dan normalisasi error
sampel: 10 bola. Hal ini agar mendapat- sebagai berikut
kan butiran yang cukup halus dan me-
rata. Kemudian dilakukan proses sepa-
rasi ulang, maka diperoleh massa pasir
magnetik yang terangkat sebagai beri-
kut.
Berat
No Kode awal Terangkat Sisa
Sampel (gr) (gr) (gr)
Gambar 4: Grafik Pola Difraksi Sinar-X
1 M2 100 81,05 18,95
melalui Perhitungan GSAS untuk
Sampel 3M3
Dari data-data tersebut dapat ter-
lihat bahwa ternyata masih dapat di-
lakukan pemisahan pasir magnetik dari
pengotornya dengan separator magnetik
setelah proses milling berlangsung. Hal
ini disebabkan peng-gerusan tersebut
cukup efekif untuk memisahkan senya-
wa non-magnetik seperti SiO2 yang me-
lekat pada senyawa magnetik. Sampel
M2 yang berhasil dipisahkan kemudian
secara diubah penamaannya menjadi
3M3. magnet setelah proses milling
Setelah dilakukan penembakan de- Gambar 6: Analisis Kesalahan Puncak
ngan XRD dan kemudian dilakukan Difraksi pada Sampel 3M3
pencocokan pola data difraksi sinar-X Dari hasil perhitungan melalui GSAS,
melalui software ICDD dan beberapa didapatkan nilai untuk persen berat
situs database kristalografi, kemudian masing-masing fase yang teridentifikasi
dengan menggunakan program GSAS untuk sampel 3M3 sebagai berikut.
untuk melakukan analisis pendekatan
(fitting) dengan penghalusan antara
Tabel 6: Nilai Persen Berat Masing- 3M4 sebagai sampel hasil ekstraksi
masing Fase pada Sampel tersebut sebagai berikut.
3M3
Tabel 7: Senyawa dan Persen Berat
Persen Hasil Analisis Grafik XRF
Senyawa Berat untuk Sampel 3M4
(wt %)
Fe2.5Ti0.5O4 82,255
SiO2 10,612
Al2SiO5 6,080
Ti2O3 1,0531
Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam
78
DAFTAR PUSTAKA
Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam