You are on page 1of 8

EFISIENSI PENGGUNAAN WAKTU PENGISIAN OVERBURDEN KE DUMP TRUK PADA PT.

PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK BAYA KUTAI KERTANEGARA

Sugiarto1, Eddy Soegiarto K2, Adi Suroso3


Fakultas ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRACT
The development of today's economy continued to progress. Economic progress is followed by many
companies that grow and evolve with the growing needs, the progress of time and technology. The number of
companies that develop new technologies and moving in the same field, making the company should be able
to create new innovations and efficiency in order to compete in a business world that is increasingly tight.
With the national and global economic situation that has not improved and was no doubt, with this condition
have a significant impact on the developments and progress of the company. Basically every company in the
operations, experiencing the problems associated with the planning, operation time, production costs and
much more. Thus the company is required to be able to carry out efficiency.
The purpose of this study was to determine whether the use of the level of charging time to overburden dump
truck at PT. Pamapersada already efficient.
The analytical tool used to conduct this research is System Configuration Single Phase Single Channel (Single
Channel Single Phase) which is an approach to the calculation of the efficiency of the queuing time to
calculate lost time when the queue fills overburden dump truck to take place. In this calculation, the value of
λ = 19 units / hour, and μ = 22 dump trucks based research service number every hour on the front loading
of the equations that have been presented, to find the value of busyness level system (ρ) values obtained 86%
level of activity system for serve 19 dump trucks and dump trucks no probability in the system by 14% or 8.4
minutes, which means that in the calculation of the number of arrivals this study only 19 dump trucks / hour
is not efficient, because there is still a void in the system by 14% or 8.4 min / h, with normal charging time to
the overburden dump truck for 3 minutes. With a time of 8.4 minutes in the production process to fill the EX
2000 can overburden into dump truck dump truck as much as 2.8 / hr, equivalent to 117.6 BCM, and known
to the average dump truck in the service process is only 0.83 units , this value is changed and is flaktuatip,
while the time taken by each dump truck or the average service time (service time) in the process of service
is 2.3 minutes.

Keywords: Time and Efficiency

PENDAHULUAN Dalam menjalankan produksi yang efective


dan efficien,tiap lini di departemen produksi dari
Latar Belakang. plant operasi hingga operasional dilapangan yang
Penetapan mekanisme sistem antrian dalam berupa kegiatan utama produksi. Proses produksi
pengisian over burden ke dump truk merupakan batu bara maupun overburdent, dapat
sistem efisiensi untuk menghemat waktu dan menghasilkan hasil yang maksimal sesuai yang
meminimalkan loss time yang terjadi saat produksi diharapkan sehingga mampu meminilkan biaya
berlangsung. Manajemen produksi dan operasional opesional (operation cost) dan mengindari loss
merupakan kegiatan utama dalam proses produksi time yang tinggi dalam pengisian over burden.
yang membutuhkan pengelolaan waktu Dalam upaya meningkatkan produktivitas
operasional yang efektif sehingga loss time yang agar sesuai target yang telah ditetukan, diperlukan
terjadi dapat diminimalkan.
kerjasama yang efektif dari operator dump truk dan Menurut Pontas M. Pardede (2005:14),
operator exavator, agar antrian yang terjadi saat Keseluruhan rangkaian kegiatan manajemen
pengisian overburden sesuai prosedur yang produksi tersebut terdiri dari:
diharapkan. Hal inilah yang mendasari pemikiran a. Perencanaan barang dan sumberdaya:
penulis bahwa fungsi-fungsi manajemen b. Perancangan sarana pengolahan:
operasional dan manajemen produksi perlu c. Perencanaan kegiatan pengolahan:
dijalankan di lingkungan operation, terutama d. Pelaksanaan kegiatan pengolahan.
departemen produksi. e. Perencanaan kehematan dan keberhasilan:
Operator sebagai pelaksana utama yang f. Perencanaan dan pengendalian kegiatan khusus:
langsung terjun kelapangan mengoprasikan alat Menurut Pontas M. Pardede (2005:26),
berat, mempunyai kontribusi dan andil besar akan Fungsi-fungsi manajemen produksi terdiri dari
ketercapaian dari produksi yang telah beberapa perencanaan (planning),
direncanakan. Dalam pelaksanaan pengisian pengorganisasian (organiz-ing), penelaahan
overburden, antrian alat berat yang terjadi harus (analysis), dan pengawasan atau pengendalian
diminimalkan agar loss time yang terajadi tidak (cotroling).
terlalu tinggi sehingga tujuan dalam departemen Menurut Sukanto Reksohadiprodjo
produksi ini dapat tercapai dan sesuai yang telah di (2003:3), dari definisi manajemen produksi
tentukan. terungkap tiga konsep penting, yaitu (1)
sumberdaya, (2) sistem, dan (3) proses tranformasi
DASAR TEORI dan kegiatan yang menambah nilai.
A. Manajemen Produksi Menurut pendapat Sukanto
Penulis mengutip beberapa definisi dari Reksohadiprodjo (2003:9), Produktivitas adalah
beberapa pendapat para ahli yang dapat menjadi ukuran keefektifan pemanfaatan sumberdaya untuk
pendukung penelitian ini, serta mengarahkan menghasilkan barang dan jasa.
penelitian ini agar sesuai dengan permasalahan Seperti diketahui manajemen produksi/operasi
dalam latar belakang penelitian ini. Beberapa teori merupakan kegiatan mencapai produktivitas.
yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut: Kegiatan ini terdiri atas strategi, kebijaksanaan dan
Menurut Sukanto Reksohadiprodjo taktik yang tercakup dalam rencana-rencana.
(2003:3), Produksi adalah penciptaan barang- Rencana-rencana, pelaksanaan serta
barang dan jasa-jasa. Manajemen produksi/operasi pengendaliannya perlu diwadahi dalam suatu
adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan struktur organisasi dengan staf yang trampil yang
barang-barang dan jasa-jasa melalui pengubahan memiliki tujuan bersama serta system yang
masukan/faktor produksi menjadi keluaran/hasil menyeluruh dengan gaya kerja tertentu. Sistem ini
produksi, kegiatan mana memerlukan terdiri atas subsistem yang disamping
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, produksi/operasi juga pemasaran, personalia,
pengkoordinasian dan pengawasan agar tujuan- keuangan dan administrasi – akuntansi. Jelas
tujuan dapat dicapai secara efisien dan efektif. bahwa selain perlunya spesialisasi fungsi perlu
Menurut Murdifin Haming (2007:4), secara adanya keterkaitan dan kerja sama antar subsistem
umum, fungsi produksi ini terbangun atas empat ini agar dapat dicapai tujuan-tujuan yang sudah
elemen (subsystem), yaitu subsistem masukan digariskan.
(input subsystem), subsistem proses (conversion or Menurut Pendapat Suhardi Sigit (2007:74),
processing subsystem), subsistem keluaran (output Agar produksi efektif dan efisien, produsen
subsystem), dan subsistem umpan balik (feed-back hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-
or production information subsystem). azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan
Menurut Sukanto (2003:3), Tujuan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih
produksi adalah produksivitas sedang tujuan baik bila disertai dengan pengolahan yang baik dan
manajemen produksi/operasi adalah pencapaian akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat
produksivitas secara efisien dan efektif. tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.

2
Menurut pendapat Sukanto (2003:14), 3) Kanal Tunggal Multi Fase ( Single Channel
adapun faktor yang mempengaruhi produktivitas Multi Phase ) adalah model konfigurasi antrian
adalah rasio modal/tenaga kerja, kelangkaan yang mana mempunyai beberapa fasilitas
sumberdaya, perubahan angkatan kerja, inovasi server atau pelayanan yang saling berhubungan
dan teknologi, dampak regulasi, dan kualitas kerja. satu sama lain dan dalam satu garis lurus
Sedangkan menurut Umumtha Ginting dan antrian, hal ini sehingga sangat tergantung pada
S.M Sibarani (2005:1), menjelaskan proses pola dan waktu pelayanan sebelumnya.
produksi adalah sebagai berikut: “Suatu cara, 4) Multi Kanal Multi Fase (Multi Channel Multi
metode maupun menciptakan faedah baru atau Phase) adalah model konfigurasi antrian yang
menambah faedah baik barang maupun jasa mana mempunyai beberapa fasilitas server atau
dengan menggunakan sumber daya yang ada. pelayanan yang saling berhubungan satu sama
Efisiensi adalah ukuran yang menunjukan lain, namun dalam server atau pelayanan
bagaimana baiknya sumber-sumber daya berikutnya tidak dalam satu garis lurus.
digunakan dalam proses produksi untuk Menurut P Siagian ( 2006:390), Antrian
menghasilakn output. adalah suatu garis tunggu dari satuan yang
membutuhkan layanan dari satu atau lebih fasilitas
B. Pengertian Antrian
server atau layanan.
Menurut pendapat P. Siagian (2006:390),
Antrian adalah suatu garis tunggu dari satuan yang C. Pengertian Efisiensi
membutuhkan layanan dari satu atau lebih fasilitas Efisiensi Menurut Mulyanah (2007:3),
layanan. adalah perbandingan yang terbaik antara input
Teori antrian ( Queueing Theory) diawali oleh (masukan) dan output (hasil antara keuntungan
Agner Kraup Erlang (1 Januari 1878 – 3 Februari dengan sumber-sumber yang dipergunakan),
1909) yang pertama kali dipublikasikan dalam seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai
makalahnya mengenai Queueing Theory pada dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan
tahun 1909. Kemunculan ini dilatar belakangi oleh kata lain hubungan antara apa yang telah
masalah keterbatasan kapasitas pelayanan telepon diselesaiakn.
pada pelanggan pada jam-jam tertentu. Di dalam Menurut SP. Hasibuan (2004:233), yang
system dan parameter mempunyai empat mengutip pertanyaan H. Emerson adalah “Efisiensi
pendekatan yang dominan diantaranya adalah adalah perbandingan yang tebaik antara input
batas Sistem, Input, Proses, dan Output. (masukan) dan output (hasil antara keuntungan
Menurut pendapat Siswanto (2004:227), dengan sumber-sumber yang dipergunakan),
menyatakan bahwa, di dalam fasilitas sebuah seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai
system antrian memerlukan satu kali pelayanan dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan
atau beberapa pelayanan hingga proses pelayanan kata lain hubungan antara apa yang telah
itu selesai, hal ini sangat dipengaruhi oleh diselesaikan.
Konfigurasi Model antrian, diantaranya adalah
D. Efisiensi Alat dan Waktu
sebagai berikut : Menurut Effri Vernandes (2011:7),
1) Kanal Tunggal Fase Tunggal (Single Channel Efisiensi alat dan waktu siklus dalam pelaksanaan
Single Phase) adalah model dasar dan paling
pengerjaan dengan alat berat terdapat faktor yang
sederhana untuk memberikan gambaran mempengaruhi produktifitas suatu alat berat yaitu
mengenai kasus antrian yang hanya terdiri dari efisiensi alat, dimana efektifitas alat berat ini
satu garis antrian dan mempunyai satu server sangat dipengaruhi dan sangat tergantung oleh
untuk melayani. beberapa hal, diantaranya adalah :
2) Multi Kanal Fase Tunggal (Multi Channel 1) Kemampuan operator dalam mengoperasikan
Singel Phase) adalah model konfigurasi antrian alat.
yang mempunyai beberapa server atau pelayan 2) Pemilihan dan pemeliharaan alat.
dalam system dan masih mempunyai hubungan 3) Perencanaan dan pengaturan letak alat.
dengan server berikutnya. 4) Topografi dan folume pengerjaan.
3
5) Kondisi cuaca. langsung pada obyek yang diteliti yaitu, proses
6) Metode pelaksanaan alat. produksi excavator dan alat hauler atau dump truk.
Berdasarkan pendapat Ahmad Kholil Wawancara yang hal ini dilakukan kepada operator
(2012:8), Waktu siklus adalah Waktu yang dump truk, operator excavator, pengawas
dibutuhkan untuk menggali, mengangkut, memuat, dilapangan, guna mendapatkan data yang
memindahkan, membongkar muatan dan kembali dibutuhkan dalam penelitian ini.
keproses kegiatan awal. 2. Riset Kepustakaan (Library Research).
menurut Susy Fatena Rostiyanti, (2002:20), Waktu Riset Kepustakaan yaitu dengan mengadakan
siklus terdiri dari beberapa unsur. beberapa peendekatan dan orientasi dari berbagai
1) waktu muat atau loading time (LT). informaasi seperti dari dokumen perusahaan,
2) waktu angkut atau hauling time (HT). internet, dan dari riset kepustakaan yang dimaksud
3) Waktu pembongkaran atau dumping time (DT). untuk mendapatkan informasi penting lainnya.
4) Waktu kembali atau return time (RT).
5) waktu tunggu atau spoting time (ST). B. Alat Analisis
Dimana waktu siklus operasional alat Dalam penelitian ini alat analisis yang
produksi Menurut Effri Vernandest (2011:8), digunakan untuk mendukung system perhitungan
sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berdasarkan yang digunakan menggunakan pendapat Siswanto
informasi dari dan dimana waktu siklus excavator (2006:233), dalam teori antrian (Queuing Theory)
yang paling mendasar dipengaruhi oleh beberapa dilakukan dengan beberapa langkah-langkah
hal, diantaranya adalah sebagai berikut: berikut:
1) Waktu mengisi atau land bucket. a. Tingkat kesibukan system atau server.
2) Waktu mengayun atau swing loaded. 𝝀
ρ=
3) Waktu membongkar beban atau dump bucket. µ
4) Waktu mengayun bucket atau swing empty.
Waktu siklus atau cycle time terdiri dari Dimana:
beberapa unsure menurut pendapat Ahmad Kholil ρ = Tingkat kesibukan system
(2012:8), diantaranya adalah sebagai berikut: λ = Tingkat kedatangan
1) Loading Time adalah waktu muat yang µ = Jumlah pelayanan
dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat b. Probabilitas tidak ada dump truk dalam system
matrial kedalam alat angkut sesuai dengan 𝜆
P0 = 1 -
kapasitas alat angkut tersebut. µ
2) Hauling Time atau Waktu Angkat adalah waktu Dimana :
yang dibutuhkan oleh alat angkut untuk P0 = Probalitas tidak ada dump truk dalam
bergerak dari tempat pemuatan atau loading sistem
poin ketempat pembuangan atau dumping poin. λ = Tingkat kedatangan
3) Spoting Time atau Waktu Tunggu adalah waktu µ = Jumlah pelayanan
yang dibutuhkan untuk menunggu antrian c. Probabilitas n dump truk di dalam sistem
sampai alat diisi kembali. 𝜆 𝑛
Pn = [ ] P0
µ
Dimana :
METODE PENELITIAN Pn = Probabilitas dump truk yang harus datang
A. Teknik Pengumplan Data menunggu
Teknik yang digunakan dalam n = Jumlah dump truk
pengumpulan dan memperoleh data yang d. Jumlah rata-rata dump truk di dalam system,
diperlukan dalam penulisan skripsi ini adalah 𝜆
Ps =
sebagai berikut : 𝜇− 𝜆
1. Riset Lapangan (Field Research). Dimana :
Observasi dalam hal ini dalam pengumpulan data PS = Jumlah rata-rata dump truk di dalam
dengan cara melakukan pengamatan secara sistem
4
λ = Tingkat kedatangan 6 EX 1749 24
µ = Jumlah pelayanan
e. Jumlah rata-rata dump truk di dalam garis 7 EX 1767 20
tunggu Average 22
𝜆2 Sumber : PT. Pamapersada Nusantara distrik
PA =
µ(µ−𝜆) Baya 2014
Dimana: Dari data ini disajikan jumlah pengisian
PA = Panjang antrian dump truk overburden ke dump truk yang berhasil diisi oleh
f. Waktu rata-rata dump truk di dalam garis excavator berdasarkan survey di lapangan
tunggu excavator mampu melakukan pengisian
𝜆
WA = overburden ke dump truk dalam satu jamnya.
µ(µ − 𝜆)
Dimana: Sampel Data Survey Tigkat Pelayanan
WA = Waktu di garis tunggu Pengisian Overburden ke Dump Truk di Front
λ = Tingkat kedatangan Loading EX 2000
µ = Jumlah pelayanan Rata-rata λ
g. Waktu rata-rata dump truk selama berada di pengisian
No Bulan
dalam sistem overburden ke
1 DT/ jam
WS = 1 Januari 19
𝜆−µ
Dimana:
2 Februari 18
WS = Waktu rata-rata dump truk di dalam
system 3 Maret 18
4 April 21
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jumlah 76
A. Hasil Penelitian
Everage 19
Dalam hasil penelitian penulis yang
dilakukan pada Efisiensi Penggunaan Waktu Sumber : PT. Pamapersada Nusantara distrik Baya
Eksavator pada PT. Pamapersada Nusantara 2014
Distrik Baya, dapat disajikan data-data penelitian Dari data yang telah disajikan diketahui
sebagai berikut: tingkat jumlah rata-rata pengisian overburden ke
dump truk di lapangan yaitu 19 rit dump
Daftar Survey Tingkat pengisian overburden truk/jam,Dari hasil penelitian bahwa untuk satu
ke dump truk/jam excavator mengisi overburden ke dump truk
Tingkat µ mampu menyelesaikan 22 alat berat perjamnya,
pengisian maka perhitungan tingkat lost time yang terjadi
overburden untuk alat berat, dimana saat mengisi overburden
No Exavator
ke ke dump truk adalah sebagai berikut
dump 1. Tingkat kesibukan system atau server.
truk/jam Dimana:
1 EX 1702 24 ρ = Tingkat kesibukan system
λ = 19 Jumlah kedatangan
2 EX 1714 24
µ = 22 Tingkat pelayanan
3 EX 1718 20 Maka tingkat kesibukan dari system atau outlet
4 EX 1720 20 pengisian overburden ke dump truk adalah:
𝝀
ρ=µ
5 EX 1721 24

5
19 𝜆2
ρ = 22 PA =
µ(µ−𝜆)
= 0,86 atau 86%
Dimana :
Sehingga probabilitas system kosong adalah P0
PA = Panjang antrian dump truk
= 14% 192
2. Probabilitas tidak ada dump truk dalam system PA =
22(22−19)
Dimana : = 5,47
P0 = Probalitas tidak ada dump truk dalam 6. Waktu rata-rata dump truk di dalam garis
sistem tunggu
λ = 19 Jumlah kedatangan 𝜆
µ = 22 Tingkat pelayanan WA =
µ(µ − 𝜆)
𝜆
P0 = 1 - Dimana :
µ WA = Waktu di garis tunggu
19
P0 = 1 - 22 λ = 19 Jumlah kedatangan
= 1 – 0,86 µ = 22 Tingkat pelayanan
19
= 0,14 atau 14% WA = 22(22 − 19)
Sehingga probabilitas system kosong adalah P0
= 0,2878 jam atau 17,3 menit
= 14%
7. Waktu rata-rata dump truk selama berada di
dalam sistem
3. Probabilitas n dump truk di dalam system 1
𝜆 𝑛 WS =
µ−𝜆
Pn = [ ] P0
µ Dimana:
Dimana : WS = Waktu rata-rata dump truk di dalam
Pn = Probabilitas dump truk yang harus datang system
menunggu 1
WS = 22− 19
n = Jumlah dump truk
19 = 0,333 jam atau 20 menit
P1 = (0,14) = 0,12 atau 12%
22
19 2 B. Pembahasan
P2 = [22] (0,14) = 0,1035 atau 10,4%
Berdasarkan perhitungan tingkat deviasi
19 3
P3 = [22] (0,14) = 0,089 atau 8,9% dan losst time yang terjadi di lapangan saat
19 4 pengisian overburden pada alat berat berlangsung
P4 = [22] (0,14) = 0,0765 atau 7,7% dengan menggunakan alat analisis konfigurasi
19 10 kanal tunggal fase tunggal (single channel single
P10 = [22] (0,14) = 0,0309 atau 3,1%
phase).
4. Jumlah rata-rata dump truk di dalam system, Dalam perhitungan ini nilai λ = 19 unit
𝜆
Ps = perjamnya, dan µ = 22 dump truk berdasarkan
𝜇− 𝜆 penelitian jumlah pelayanan tiap jamnya di front
Dimana : loading.
PS = Jumlah rata-rata dump truk di dalam Dari persamaan yang telah disajikan, untuk
sistem mencari nilai tingkat kesibukan sistem ( ρ )
λ = 19 Jumlah kedatangan didapatkan nilai tingkat kesibukan system 86%
µ = 22 Tingkat pelayanan untuk melayani 19 dump truk dan probabilitas
19
Ps = 22− 19 tidak ada dump truk di dalam system atau alat
= 6,3 menganggur sebesar 14% atau 8,4 menit, yang
Jadi rata-rata dump truk di dalam system artinya dalam perhitungan penelitian ini tingkat
adalah 6,3 dump truk pelayanan pengisian overburden ke dump truk di
5. Jumlah rata-rata dump truk di dalam garis front loading, dengan jumlah kedatangan hanya 19
tunggu dump truk/jamnya belum efesien, karena masih
6
terdapat kekosongan pada system atau alat kurang . Dengan demikian dibutuhkan peran aktif
menganggur sebesar 14% atau 8,4 menit/jam, dari semua lini untuk mendukung, guna
dengan waktu normal pengisian overburden ke mendapatkan produksi yang maksimal dengan
dump truk membutuhkan waktu sebesar 3 menit. waktu operasional yang efesien.
Dengan waktu 8,4 menit dalam proses produksi EX
2000 bisa untuk mengisi overburden ke dump truk PENUTUP
sebanyak 2,8 dump truk/jam atau setara dengan A. Kesimpulan
117,6 BCM, namun dalam perkembangannya nilai Berdasarkan uraian dan pembahasan yang
ini masih akan terus meningkat apabila jumlah telah disajikan pada bab sebelumnya tentang
kekosongan alat berat dump truk di front loading perkembangan hasil penelitian efesiensi
meningkat, waktu lost time pun akan ikut penggunaan waktu alat berat PT. Pamapersada
meningkat. Nusantara pada periode Januari sampai Desember
Dengan jumlah kedatangan dump truk per 2013, dengan mengunakan alat analisis
jam 19 unit, prosentase probabilitas satu alat berat Konfigurasi Kanal Tunggal Fase Tunggal (Single
dump truk di dalam sistem (Pn) adalah sebesar Channel Single Phase), maka dapat kesimpulan
12%, prosentase probabilitas dua alat berat dump sebagai berikut :
truk di dalam sistem (Pn) adalah sebesar 10,4%, 1. Dari hasil penelitian dan setelah dilakukan
prosentase probabilitas tiga alat berat dump truk di perhitungan, maka didapat kesimpulan bahwa
dalam sistem (Pn) adalah sebesar 8,9%, prosentase hipotesis ditolak karena belum efesien, karena
probabilitas empat alat berat dump truk di dalam di dalam proses pengisian overburden ke dump
sistem (Pn) adalah sebesar 7,7%, prosentase truk di lapangan masih terdapat lost time, dari
probabilitas sepuluh alat berat dump truk di dalam 60 menit jam kerja operasi excavator tingkat
sistem (Pn) adalah sebesar 3,1%, dengan demikian kesibukan system hanya 86% dan terdapat
cukup jelas bahwa peluang semakin banyak dump deviasi kekosongan pada sistem sebesar 14%
truk di dalam sebuah system akan cenderung atau 8.4 menit bahkan bisa lebih.
mengecil sesuai dengan tingkat kesibukan fasilitas 2. Dengan tingkat kesibukan system 86% dari 60
pelayanan. menit jam kerja operasi excavator terdapat
Dengan diketahui jumlah rata-rata dump deviasi kekosongan pada system sebesar 14%
truk di dalam system (PA) adalah 6,3 unit, dan atau 8,4 menit. Dengan waktu normal
jumlah rata-rata dump truk di dalam garis tunggu pengisian overburden ke dump truk sebesar 3
(PS) 5,47 unit, maka rata-rata dump truk di dalam menit, dengan 8,4 menit bisa untuk mengisi
proses pelayanan adalah 0,83 unit, nilai ini masih overburden ke dump truk sebanyak 2,8 dump
berubah dan bersifat flaktuatip. Sedangkan waktu truk.
rata-rata yang dibutuhkan alat berat dump truk 3. Hasil dari perhitungan besarnya tingkat
untuk mengantri menunggu (WA) mendapatkan kesibukan sistem yang terjadi adalah 86%
pelayanan pengisian overburden adalah 17,3 untuk satu jam, berdasarkan perhitungan ini
menit, dan waktu rata-rata dump truk selama waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi
berada di dalam sistem (WS) adalah 20 menit, maka di lapangan belum efesien.
waktu yang dibutuhkan oleh setiap dump truk di 4. Seadangkan dari analisis perhitungan bahwa
dalam proses pelayanan adalah 2,3 menit, selisih probabilitas satu dump truk di dalam system
ini tidak lain adalah 1/µ atau waktu rata-rata adalah 12 %, probabilitas dua dump truk di
pelayanan (service time). dalam system adalah 10,4 %, probabilitas tiga
Dari semua perhitungan yang telah dump truk di dalam system adalah 8,9 %,
disajikan, terdapat faktor lain yang mempengaruhi probabilitas empat dump truk di dalam system
tingkat kenaikan antrian atau penurunan jumlah adalah 7,7 %, dan probabilitas sepuluh dump
antrian. Dimana faktor alat yang dikarenakan truk di dalam system adalah 3,1 %. Denagan
kondisi dari alat berat memang kritis dan tingkat demikian cukup jelas bahwa peluang semakin
kesadaran operator akan efesiensi waktu yang banyak dump truk di dalam system akan

7
cenderung mengecil sesuai dengan tingkat produtivitas bisnis global. Cetakan Kedua.
kesibukan fasilitas pelayanan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
5. Dari hasil analisis perhitungan dengan jumlah Ginting, U dan Sabarani. 2005. Manajemen
rata-rata dump truk di dalam system (PA) Produksi. Pusat Pengembangan Politeknik.
adalah 6,3 dan (PS) 5,7, maka rata-rata dump Bandung
truk di dalam proses pelayanan adalah 0,83.
6. Dan dari hasil analisa perhitungan diperoleh Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud.
data waktu rata-rata dump truk di dalam garis 2007. Manajemen Produksi Modern
tunggu adalah 17,3 menit, dan waktu rata-rata Operasi Manufaktur dan Jasa. Cetakan
dump truk di dalam system adalah 20 menit, Pertama. Jakarta : PT Bumi Aksara
maka waktu rata-rata yang diperlukan oleh Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud.
setiap dump truk di dalam proses pelayanan 2011. Manajemen Produksi Modern,
adalah 2,3 menit. Operasi Manufaktur dan Jasa. Edisi ke
B. Saran-Saran dua. Buku 1. Jakarta : PT Bumi Aksara
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan Kusuma, Hendra. 2009. Manajemen Produksi
dalam akhir penulisan ini sebagai berikut : perencanaan & Pengendalian Produksi.
1. Dengan mengetahui tingkat lost time yang Edisi VI. Yogyakarto
terjadi pada saat pengisian overburden ke
dump truk di front loading PT. Pamapersada Pardede, Pontas M. 2005. Manajemen Operasi dan
Nusantara Distrik Baya terutama untuk Produksi : Teori, Model dan Kebijakan.
departemen North Production, agar waktu Edisi satu. yoyakarta
deviasi yang terjadi dapat menjadi perhatian Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen
guna meningkatkan operasional alat berat agar Operasi Analisis dan Studi Kasus. Jakarta :
lebih efesien dan mampu berproduksi dengan Bumi Aksara
maksimal.
2. Dengan adanya radio komunikasi yang Reksohadiprojo, Sukanto. 2003. Manajemen
terpasang pada tiap unit alat berat, hendaknya Produksi dan Operasional. Edisi kedua.
operator excavator dapat menginformasikan ke Cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE
seorang pengawas di lapangan apabila terdapat YOGYAKARTA
deviasi pada saat pengisian overburden ke Rostiyanti, Susy Fatena. 2002. Alat Berat untuk
dump truk, agar kekosongan antrian maupun Proyek Konstruksi. Cetakan Pertama.
penumpukan antrian dump truk di front loading Jakarta : PT Rineka Cipta
dapat dikontrol oleh pengawas.
Sadikin, Franssiscus Xaverius. 2005. Tip dan Trik
3. Kepada peneliti berikutnya hendaknya lebih
Meningkatkan Efisiensi, Produktivitas, dan
memperhatikan deviasi-deviasi yang lain yang
Profitabilitas. Edisi 1. Yogyakarta
terjadi di lapangan dalam rangka meningkatkan
produktivitas excavator. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen
Produksi dan Operasional. edisi pertama. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA : Salemba Empat

Ali, M. (Januari 2011). Web


http//muhal.wordpress.com.
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan
Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta
Gaspersz, Vincent. 2000. Manajemen
Produktivitas Total strategi peningkatan
8

You might also like