You are on page 1of 7

Jurnal Silvikultur Tropika

Vol. 06 No. 2, Agustus 2015, Hal 107-113


ISSN: 2086-8227

HUBUNGAN KEMAMPUAN TRANSPIRASI DENGAN


DIMENSI TUMBUH BIBIT TANAMAN Acacia decurrens
TERKOLONISASI Glomus etunicatum DAN Gigaspora
margarita
Relationship Transpiration Ability with Growth Dimension of Seedling Acacia decurens
Inoculated with Glomus etunicatum and Gigaspora margarita

Arief Budi Setiawan, Sri Wilarso Budi R. dan Cahyo Wibowo


Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB

ABSTRACT

Transpiration plays very important role in ensuring good plant metabolism. However, techniques/methods used for
its assessment are difficult and also quite demanding in terms of resources and technical know-how. Again, the results
from transpiration measurements are not applicable to different samples and locations. Therefore it is necessary to study
the relationship between transpiration ability with growth dimension of seedlings for predicting transpiration ability by a
simple method. The research design was the completely randomized design with mycorrhizae arbuscular inoculants. This
study used inoculants from silviculture laboratory identified as Glomus etunicatum (M1) and Gigaspora margarita (M2).
Regression model analysis was used to determine the relationship between transpiration ability with growth dimension of
Acacia decurrens seedling. There was a positive effect of mycorrhizae symbiosis which increased the transpiration ability
with a strong relation for increasing seedling growth dimension. Transpiration ability is superior in G. etunicatum of
0.002863 mol m-2 s-1. The transpiration ability in control and G. etunicatum could be predicted with regression equation
of R2 >70%, but in M2 intervention the model could not be predicted it was because of multi-colonization between the
independent variable.

Key words: Acacia decurrens, Gigaspora margarita, Glomus etunicatum, Regression, Transpiration

PENDAHULUAN lingkungan yang digunakan sebagai variabel pendukung


adalah suhu media/tanah. Suhu tanah yang tidak
Laju transpirasi tanaman sangat beragam dan optimum dapat berakibat terganggunya proses
dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh karena itu metabolisme pada tanaman (Anderson & McNaughton
pengukuran laju transpirasi pada kondisi lingkungan 1973).
yang tidak terkontrol dengan baik akan menjadi sangat Proses metabolisme pada tumbuhan sangat
rumit (Wallace & Stout 1962). Pengukuran transpirasi bergantung pada tersedianya unsur hara dalam jumlah
memerlukan alat yang bekerja berasaskan pada metode yang cukup bagi tanaman. Simbiosis antara tanaman
poorometer berkuvet (Long SP 1982), dan atau dengan dengan fungi mikoriza akan meningkatkan kebugaran
metode lisieter gravimetric (Hanks RJ 1982), dan atau salah satu atau kedua mitra yang bersimbiosis (Read
dengan metode aliran bahang (Baker JM dan Van Bavel 1999). Tanaman yang terkolonisasi Fungi Mikoriza
CHM 1987), sehingga pengukuran transpirasi umumnya Arbuskula (FMA) akan memperoleh cukup unsur hara
cukup mahal. Pengukuran transpirasi yang rumit dan dari dalam tanah khususnya unsur P sehingga
mahal, kurang efektif apabila dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih baik (Kartika
banyak sampel, oleh karena itu perlu diteliti sebuah 2006).
pendekatan sederhana yang dapat menduga kemampuan Fungi MA Glomus etunicatum, diketahui dapat
transpirasi tanaman. meningkatkan suplay unsur P bagi padi gogo pada tanah
Pendekatan yang diusulkan dalam penelitian ini dengan kondisi P tersedia rendah (Adriani 2008).
adalah dengan menggunakan hasil pengukuran dimensi Penelitian yang menggunakan inokulan FMA jenis
tumbuh tanaman meliputi diameter, tinggi dan jumlah Gigaspora margarita pada bibit jabon diketahui dapat
daun tanaman. Hal ini dengan pertimbangan bahwa meningkatkan diameter, tinggi, berat kering pucuk dan
pertambahan dimensi pada tanaman merupakan akar secara signifikan dibandingkan bibit tanpa
proyeksi dari optimalisasi proses metabolisme dalam perlakuan (Budi & Christina 2012). Glomus dan
tubuh tanaman seperti fotosintesis, transpirasi, respirasi Gigaspora termasuk genus yang memiliki sifat adaptif
dan proses metabolisme lainnya (Salisbury & Ross terhadap berbagai tanaman inang (Brundrett et al.
1992). Pengukuran dimensi tumbuh mudah dilakukan 1996), sedangkan A. decurrens merupakan salah satu
dan murah, selain itu pendekatan untuk mengetahui laju jenis tumbuhan dalam genus Acacia yang terkenal
transpirasi tanaman dengan cara ini belum pernah memiliki range sebaran yang cukup luas, mulai
dijumpai dalam publikasi jurnal ilmiah. Faktor ketinggian 0 hingga 2 500 mdpl (Lemmens et al. 1995).
108 Arief Budi Setiawan et al. J. Silvikultur Tropika

Karakteristik khas yang dimiliki oleh G. etunicatum, G. ujung akar. Media tanah yang akan digunakan sebagai
margarita dan A. decurrens merupakan potensi untuk media tanam disterilisasi dengan cara di sangrai.
dikembangkan dalam rangka merehabilitasi lahan kritis. Keasaman media diukur pada awal dan akhir masa
Aplikasi mikoriza diketahui dapat membantu penelitian dengan menggunakan kertas lakmus 4 warna
rehabilitasi lahan kritis dan meningkatkan produktivitas serta tekstur media di identifikasi dengan metode S.
tanaman pertanian, perkebunan, kehutanan pada lahan- Nortcliff (Lal 2006) pada media tanam sebelum proses
lahan marginal dan pakan ternak (Syah et al. 2007). penyapihan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengamatan yang dilakukan terhadap bibit, meliputi
apakah transpirasi pada bibit tanaman A. decurrens diameter batang, tinggi bibit, jumlah daun, kemampuan
dapat diduga dengan hasil pengukuran dimensi tumbuh. transpirasi serta suhu media. Tata waktu pengukuran
Harapannya, penelitian ini dapat menjadi tambahan parameter diatur sehingga dilakukan pada hari yang
informasi bagi yang ingin mengetahui laju transpirasi sama, khusus untuk suhu media dan kemampuan
tanaman dengan cara yang lebih murah dan sederhana. transpirasi dilakukan berurutan pada hari yang sama
dengan cara mengukur suhu lebih dahulu lalu kemudian
mengukur transpirasi, demikian diulang terus menerus
BAHAN DAN METODE pada semua bibit. Pengukuran parameter dilakukan pada
RH 51-53% dan suhu udara dalam ruangan 29-30˚C.
Waktu dan tempat Transpirasi pada tanaman diukur pada 700 PAR
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 (Photosynthetic Activity Radiation).
hingga bulan September 2014 di rumah kaca
Depatemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Analisis Data
Pertanian Bogor (IPB). Pengolahan data statistik menggunakan bantuan
software MiniTab 16. Hubungan di analisa dengan
Bahan dan Alat Penelitian metode regresi yang mengacu pada Koopmans LH
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini (1987), dimana model matematikanya adalah sebagai
antara lain inokulan mikoriza G. etunicatum (M1) dan berikut:
G. margarita (M2) yang diperoleh dari Laboratorium y  β 0  β1 x1  ....β 4 x 4
Mikoriza dan Kualitas Bibit Departemen Silvikultur,
Fakultas Kehutanan IPB. Benih Acacia decurrens yang Dimana:
diunduh dari tegakan alam di Pemalang Jawa Tengah У = Nilai yang diramalkan
pada bulan Juni Tahun 2013, media tanah, alat licor β0 = Konstanta
6400Xt untuk mengukur transpirasi tanaman, meteran, β1 = Koefisien regresi
jangka sorong digital, termometer tanah digital, kamera x = Variabel bebas
saku dan kamera mikroskop jenis optilab camera, tally
sheet, timbangan analitik, gunting, kertas label, tally Analisis sidik ragam menggunakan (ANOVA) pada
sheet, cawan Petri, saringan ukuran 500 µ, 125 µ, 63 µ, tingkat kepercayaan 95% sesuai dengan model
mikroskop compound dan dissecting, sprayer, kompor rancangan percobaan masing-masing mengacu pada
gas dan kertas lakmus 4 warna. Mattjik dan Sumertajaya (2002), dimana rumus
matematikanya adalah sebagai berikut:
Desain Penelitian dan Prosedur Kerja Yij = µ + τi + β j+ (τβ)ij + εij
Penelitian dilakukan dalam model rancangan acak Dimana:
lengkap, dimana perlakuan yang akan diberikan adalah i = 1, 2, …, 6 dan j=1, 2,…,r
inokulan mikoriza. Inokulan Fungi Mikoriza Arbuskular Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok
(FMA) yang akan digunakan merupakan campuran ke-j
antara propagul FMA dan media ziolite. Inokulan  = Rataan umum
selanjutnya di aduk lalu diambil sampel sebanyak 4 kali i = Pengaruh perlakuan ke-i
masing-masing seberat 5 gram, disaring dengan teknik j = Pengaruh kelompok ke-j
tuang saring Pacioni (1992), lalu dihitung jumlah ij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan
sporanya sehingga kemudian dapat diduga rata-rata kelompok ke-j
jumlah spora dalam setiap gramnya. Penelitian ini
menggunakan rata-rata 50 buah spora dalam setiap
inokulan yang diberikan kepada tanaman. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bibit yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 60 batang, terdiri atas 20 ulangan, 2 perlakuan Hasil dan pembahasan
yaitu diberi inokulan G. etunicatum (M1) dan diberi Rata-rata jumlah daun terbanyak (Gambar 1), ada
inokulan G. margarita (M2) serta 1 kontrol (CT). Benih pada tanaman dengan perlakuan M1 yaitu sebanyak
A. decurrens disemaikan dalam bak semai dan 12.75 buah, sedangkan jumlah daun paling sedikit ada
dipelihara selama ± 4 minggu, disapih ke polybag pada rata-rata jumlah daun tanaman kontrol (CT), yaitu
dengan cara di buat lubang pada media di polybag rata-rata sebanyak 10.85 buah daun. Rata-rata diameter
dengan diameter 1.5 cm dan kedalaman 8-10 cm, (Gambar 2) terbesar ada pada tanaman dengan
mikoriza dimasukkan kedalam lubang terlebih dahulu, perlakuan M1 yaitu sebesar 0.33125 cm, sedangkan
baru setelah itu di tanam semai yang telah dipersiapkan rata-rata diameter terkecil ada pada tanaman kontrol
diatasnya, semai ditanam hingga sedalam ± 5 cm dari (CT), yaitu sebesar 0.2841 cm. Hasil pengukuran
Vol. 06 Agustus 2015 Hubungan Kemampuan Transpirasi 109

parameter tinggi (Gambar 3) menunjukkan bahwa menegaskan bahwa nilai positif dari simbiosis ini adalah
performa terbaik ada pada tanaman dengan perlakuan akibat dari terbentuknya antar-muka spesifik untuk
M2, yaitu dengan tinggi rara-rata mencapai 9.7 cm, keperluan pertukaran bahan dan energi bagi kedua
sementara itu, tanaman kontrol (CT) memiliki performa organisme.
paling rendah, yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 8.4
cm. 10.00
Pengukuran tinggi, diameter dan jumlah daun
menunjukkan bahwa performa bibit A. decurrens yang

Tinggi (cm)
diberikan perlakuan mikoriza lebih baik dibandingkan 9.00
tanaman kontrol, hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Budi et al. (2012) yang menyebutkan bahwa
pertambahan tinggi dan berat kering daun mindi dapat 8.00
ditingkatkan dengan memberikan inokulan G. margarita
secara tepat, selanjutnya Budi dan Christina (2012)
menyebutkan bahwa inokulan Gigaspora margarita 7.00
dapat meningkatkan pertambahan diameter batang pada CT M2
B11A2 B4A2
M1
bibit jabon. Huang et al. (2009) menuliskan dalam Perlakuan
jurnalnya, bahwa pemanfaatan mikoriza G. etunicatum
pada tanaman jagung memberikan pengaruh signifikan Gambar 3. Rata-rata tinggi. CT= tanaman kontrol, M1=
terhadap pertumbuhan dibandingkan tanaman kontrol. tanaman dengan perlakuan G.etunicatum, M2=
tanaman dengan perlakuan G. margarita
13.00
Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa media
Jumlah Daun (Buah)

12.00 tanam yang digunakan memiliki pH yang mengarah ke


asam, yaitu 5.5 dengan tekstur clay loam. Tekstur media
menjadi penting karena apabila media memiliki nilai
11.00
clay yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi aerasi pada
tanah sehingga dapat berdampak langsung pada
10.00 pertumbuhan tanaman. Kramer dan Kozlowski (1960),
menjelaskan bahwa aerasi tanah yang baik dapat
9.00 menyediakan oksigen yang cukup bagi pertumbuhan
CT B11A2
M2 B4A2
M1 dan perkembangan akar tanaman. Kondisi media yang
Perlakuan mengarah pada asam, berakibat unsur hara esensial yang
ada pada media menjadi terikat dalam bentuk senyawa
Gambar 1. Rata-rata jumlah daun. CT= tanaman kontrol, M1= sehingga sulit untuk dimanfaatkan oleh tanaman.
tanaman dengan perlakuan G.etunicatum, M2= Sopandie (2013) menjelaskan bahwa meningkatnya
tanaman dengan perlakuan G. margarita keasaman tanah berakibat pada penghambatan
pertumbuhan akar dan kemampuan serap terhadap
0.35 molekul air, penyebabnya ialah toksisitas logam berat
serta terjadinya penurunan kelarutan P dan Mo.
Perhitungan anova pada parameter suhu media,
Diameter (cm)

0.325
menunjukkan bahwa dari ketiga perlakuan, suhu media
tidak berbeda nyata (Tabel 1), walaupun dalam rata-rata
0.3 pengukuran (Gambar 4), menunjukkan bahwa, rata-rata
suhu media tertinggi ada pada tanaman kontrol (CT),
0.275 yaitu sebesar 32.055˚C, sedangkan suhu terendah ada
pada rata-rata tanaman dengan perlakuan M2, yaitu
0.25 sebesar 31.87˚C. Homogeny yang diperoleh dari
CT B11A2
M2 B4A2
M1 parameter iklim selama pengukuran transpirasi dalam
Perlakuan rumah kaca merupakan faktor yang dapat dimaklumi,
namun yang menjadi fokus dalam pengamatan adalah
Gambar 2. Rata-rata diameter. CT= tanaman kontrol, M1=
heterogeny diluar dari faktor iklim (Demrati et al.
tanaman dengan perlakuan G.etunicatum, M2= 2007; Yang 1995).
tanaman dengan perlakuan G. margarita Kemampuan transpirasi (Gambar 5), yang diukur
dengan menggunakan alat licor 6400xt, menunjukkan
Performa tumbuh yang baik pada tanaman bahwa, tanaman dengan perlakuan M1 memiliki rata-
terinokulasi mikoriza disebabkan simbiosis yang terjadi rata performa terbaik, yaitu sebesar 0.002863 mol.m-2.s-1,
antara tanaman inang dengan fungi mikoriza berjalan sedangkan performa terendah, ada pada tanaman kontrol
dengan baik. Read (1999) menjelaskan bahwa kehadiran yaitu sebesar 0.002833 mol.m-2.s-1.
mikoriza bila ditelaah berdasarkan aspek fungsional
dalam penyerapan berbagai substansi dari dalam tanah
dapat meningkatkan kebugaran salah satu atau kedua
mitra yang bersimbiosis. Pfeffer et al. (2001)
110 Arief Budi Setiawan et al. J. Silvikultur Tropika

32.10
Kemampuan transpirasi yang tinggi pada tanaman
32.05
Suhu Media (˚C)
dengan perlakuan M1 dipengaruhi oleh tingginya rata-
32.00 rata diameter batang dibandingkan dengan tanaman
31.95 lainnya. Baker and Van Bavel (1987) menjelaskan
31.90 bahwa laju transpirasi sangat dipengaruhi oleh
kecepatan pengangkutan molekul air pada xylem,
31.85
dimana kecepatan angkut sangat dipengaruhi oleh
31.80 ukuran pembuluh xylem pada batang. Jumlah daun pada
31.75 tanaman M1 yang lebih banyak dibandingkan tanaman
CT B11A2
M2 B4A2
M1 lain berperan penting untuk meningkatkan kemampuan
Perlakuan tanaman B4A2 melakukan transpirasi karena
bertambahnya jumlah daun berarti bertambah pula
Gambar 4. Rata-rata suhu media, CT= tanaman kontrol, M1= jumlah stomata tersedia. Sejalan dengan hal tersebut,
tanaman dengan perlakuan G.etunicatum, M2= Lakitan (2011) berpendapat bahwa tersedianya stomata
tanaman dengan perlakuan G. margarita dengan kemampuan bukaan yang optimum dapat
meningkatkan laju transpirasi pada tanaman.
Tingginya kemampuan transpirasi pada tanaman Hubungan antara kemampuan transpirasi dengan
terinokulasi mikoriza dibandingkan tanaman kontrol dimensi tumbuh tanaman dapat dijelaskan dari model
diduga karena kehadiran simbiotik mikoriza pada akar regresi yang diperoleh pada penelitian ini. Levin dan
tanaman dapat membantu tanaman untuk lebih optimal Rubin (1997) menjelaskan bahwa regresi digunakan
dalam menyerap molekul air dari dalam tanah, hal ini untuk menentukan sifat–sifat dan kekuatan hubungan
sejalan dengan penelitian Quilambo et al. (2005), yang antara dua variabel serta memprediksi nilai dari suatu
menjelaskan bahwa simbiosis mikoriza arbuskula variabel yang belum diketahui dengan didasarkan pada
berpengaruh secara nyata meningkatkan ketahanan observasi masa lalu terhadap variabel tersebut dan
tanaman kacang terhadap cekaman kekeringan dimana variabel-variabel lainnya. Model regresi yang diperoleh
struktur hifa mampu mencapai molekul air pada pori dari pendugaan parameter Y (kemampuan transpirasi)
mikro tanah yang tidak dapat dijangkau oleh akar. oleh parameter X (jumlah daun, diameter, tinggi dan
suhu media) pada tanaman kontrol menunjukkan R-
0.002870
Sq(adj) sebesar 73.31%. Sebaran data menunjukkan
Transpirasi (mol m-2 s-1 )

0.002860 regresi positif terhadap garis linier (Gambar 6). Formula


0.002850 yang dihasilkan dari model regresi pada tanaman A.
decurrens kontrol adalah sebagai berikut:
0.002840
0.002830 Tranpirasi = 0.00979367+2.18769e-005 Jumlah Daun -
0.0256876 Diameter+2.52763e-005 Tinggi - 3.48695e-
0.002820 006 Suhu Media
0.002810
Ct M2
B11A2 B4A2
M1
99

Perlakuan
95

90

Gambar 5. Rata-rata transpirasi. CT= tanaman kontrol, M1= 80

tanaman dengan perlakuan G.etunicatum, M2= 70


60

tanaman dengan perlakuan G. margarita 50


Per c e nt

40
30

Nusantara et al. (2012) berpendapat bahwa FMA 20

10
diketahui memiliki banyak peran fungsional dalam 5

hubungannya dengan tanaman kehutanan, fungsi


1
tersebut antara lain sebagai bioprosesor yang mampu -0.0000 50 - 0 .0 0 0 0 2 5 0 .0 0 0 0 0 0
R e s id u a l
0.0000 25 0.0000 50

memompa hara dan air bagi tanaman, sebagai


bioprotektor yang melindungi tanaman dari cekaman Gambar 6. Grafik linier regresi tanaman control
biotik dan abiotik, sebagai bioaktifator yang
meningkatkan jumlah simpanan karbon pada lapisan Bentuk lain dari formula regresinya dengan
rhizospare serta sebagai bioagregator yang mampu mentransformasi data X menjadi per 1000 adalah:
meningkatkan agregasi tanah. Transpirasi = 0.00464+0.0480 Suhu Media+0.0246
Tinggi+ 0.0209 Jml Daun-13.3 Diameter
Tabel 1. Rata-rata hasil pengukuran parameter Model regresi pada tanaman dengan perlakuan M2
Σ Daun Tinggi Diameter Suhu menghasilkan formula sebagai berikut :
(Buah) (cm) (cm) (˚C)
CT 10.850b 8.400b 0.284132c 32.0550a Transpirasi = 0.000684451 + 0.00567293 Diameter +
M2 12.750a 9.500a 0.300520b 31.8700a
4.30008e-006 Jml Daun + 5.45679e-006 Tinggi +
M1 11.850ab 9.700a 0.331250a 31.8750a
Ket. Huruf pada nilai hasil pengukuran rata-rata merupakan grouping beda nyata pada taraf 1.12497e-005 Suhu Media
kepercayaan 95% pada masing masing parameter ukur
Vol. 06 Agustus 2015 Hubungan Kemampuan Transpirasi 111

Tabel 2. Hasil regresi tanaman kontrol


R-Sq(adj) VIF P Value Durbin Watson
X/1000 74.4% Suhu media =5.154 0.000 1.33654
Tinggi=4.106
Jml Daun =6.019
Diameter =4.914
X 74.4% Suhu media =5.154 0.000 1.36042
Tinggi=4.106
Jml Daun =6.019
Diameter =4.914

Tabel 3. Hasil regresi tanaman M2


R-Sq(adj) VIF P Value Durbin Watson
X 95.43% Diameter =17.0174 0.000 0.923411
Jml Daun =20.7515
Tinggi =16.0812
Suhu Media =9.7077

Tabel 4. Hasil regresi Tanaman M1


R-Sq(adj) VIF P Value Durbin Watson
X/1000 73.66% Suhu media =4.5365 0.000 1.14107
Tinggi=1.7753
Jml Daun =4.8736
Diameter =5.8871
X 73.66% Diameter =5.8871 0.000 1.14001
Jml Daun =4.8736
Tinggi =1.7753
Suhu Media =4.5365

Model regresi pada tanaman A. decurrens dengan


99
perlakuan M2 memiliki R-Sq(adj) sebesar 95.43% dan
terdapat korelasi positif (gambar 7), sayangnya nilai 95

90
VIF dari regresi ini berada pada nilai > 7 sehingga
80
secara umum metode regresi tidak dapat digunakan 70
untuk pendugaan transpirasi pada tanaman disebabkan
Percent

60
50
adanya multikolinieritas didalam data X (Tabel 3). 40
30
Kondisi multikolinieritas dalam penelitian ini tidak 20
dapat diatasi dengan mengurangi jumlah parameter yang 10

diamati pada X, karena hasilnya tetap menghasilkan 5

VIF > 7. Anderson dan Krathwohl (2001), menjelaskan


1
bahwa syarat untuk menggunakan model regresi sebagai -0.000010 -0.000005 0.000000 0.000005 0.000010 0.000015
Residual
formula pendugaan Y oleh X adalah nilai VIF berkisar
antara > -7 sampai < 7.
Model regresi yang diperoleh dari pendugaan Gambar 7. Grafik linier regresi tanaman M2
kemampuan transpirasi oleh parameter X (jumlah daun,
diameter, tinggi dan suhu media) pada tanaman M1
99
menunjukkan R-Sq(adj) sebesar 73.66%. Sebaran data
menunjukkan regresi positif terhadap garis linier 95

(Gambar 8). Formula yang dihasilkan dari model regresi 90

pada tanaman Acacia decurrens M1 adalah sebagai 80

70
berikut:
Percent

60
50
40

Transpirasi = 0.00110105 + 0019408 Diameter + 30


20
1.89006e-005 Jml Daun-4.18572e-006 Tinggi +
10
2.87449e-005 Suhu Media 5

Bentuk lain dari formula regresinya dengan 1


-0.00004 -0.00003 -0.00002 -0.00001 0.00000 0.00001 0.00002 0.00003 0.00004 0.00005
Residual
mentransformasi data X menjadi per 1000 adalah:

Transpirasi = 0.00110105+1.9408 Diameter+0.0189006 Gambar 8. Grafik linier regresi tanaman M1


Jml Daun-0.00418572 Tinggi+0.0287449 Suhu Media
112 Arief Budi Setiawan et al. J. Silvikultur Tropika

Regresi pada perlakuan M1 yang memiliki P Value neem (Melia azaderach Linn) seedling growth.
= 0.000 (Tabel 4), menegaskan bahwa formula regresi Microbiology journal. 6:180-188.
pada perlakuan ini dapat digunakan untuk menduga Carmassia G, Baccib L, Bronzinia M, Incroccia L,
kemampuan transpirasinya. Capaian R-Sq(adj) hingga Magginia R, Bellocchic G, Massad D, Pardossia
lebih dari 70% untuk menduga transpirasi pada A. 2013. Modelling transpiration of greenhouse
penelitian ini cukup menggembirakan, mengingat para- gerbera (Gerbera jamesonii H. Bolus) grown in
meter X yang digunakan dalam penelitian merupakan substrate with saline water in a Mediterranean
parameter yang dapat diukur secara sederhana, climate. Scientia Horticulturae. 156: 9-18.
sedangkan pada penelitian yang dilakukan Carmassia et Demrati H, Boulard T, Fatnassi H, Bekkaoui A,
al. (2013) untuk menduga transpirasi pada tanaman Majdoubi H, Elattir H, Bouirden L. 2007.
Gerbera jamesonii, walaupun diperoleh R-Sq(adj) Microclimate and transpiration of a greenhouse
hingga 80-95%, namun parameter-parameter yang banana crop. Biosyst. Eng. 98: 66–78.
digunakan sebagai variable bebas adalah parameter- Hanks RJ. 1982. Predicting crop production as related to
parameter khusus dari fisiologis didalam daun. drought stress under irrigation. Utah Agriculture
Experiment Station Research Report. 65:367.
Huang H, Zhang S, Wu N, Luo L, Christie P. 2009.
KESIMPULAN Influence of Glomus etunicatum/Zea mays
mycorrhiza on atrazine degradation, soil
Penggunaan G. etunicatum dan G. margarita phosphatase and dehydrogenase activities, and
terbukti meningkatkan pertumbuhan tanaman A. soil microbial community structure. Soil Biology
decurrens dibandingkan kontrol. Bertambahnya dimensi & Biochemistry. 41: 726–734.
tanaman berkorelasi kuat dengan meningkatnya Kartika E. 2006. Tanggap Pertumbuhan, Serapan Hara
kemampuan transpirasi tanaman. Kemampuan dan Karakter Morfologi Terhadap Cekaman
transpirasi tanaman A. decurrens pada rumah kaca, Kekeringan pada Bibit Kelapa Sawit yang
dapat diduga dengan menggunakan formula regresi Bersimbiosis dengan FMA. [Desertasi]. Bogor
kecuali pada tanaman dengan perlakuan M2 dimana (ID). Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian
perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah Bogor.
dan atau mengganti variable bebasnya sehingga nilai Koopmans LH. 1987. Introduction to Contempory
VIF pada formula regresi menjadi dibawah 7. Statistical Methods Second Edition. Boston(US).
PWS Publisher.
Kramer PJ, Kozlowski TT. 1960. Physiology of Tree.
DAFTAR PUSTAKA London (UK). McGraw Hill Book Company
London.
Adriani Y. 2008. Respons Pertumbuhan Padi Gogo dan Lakitan B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.
Sawah Terhadap Inokulasi Glomus Etunicatum Jakarta(ID). Rajawali Pers.
dan Pengurangan P. [Skripsi]. Bogor(ID). Lemmens RHMJ, Soerianegara I, Wong WC. 1995.
Repostory Intitut Pertanian Bogor. Plant Resources of South-East Asia-Minor
Anderson JE, McNaughton SJ. 1973. Effects of low soil Commercial Timbers Vol 5(2). Bogor(ID).
temperature on transpiration, photosynthesis, leaf Prosea.
relative water content and growth among Levin RI, Rubin DS. 1997. Statistics for Management,
elevation diverse plant population. Ecology. 54: (7th edn.). New Jersey(US). Prentice-Hall
1220-1233. International.
Anderson LW, Krathwohl DR. 2001. A Taxonomy for Long SP. 1982. Measurement of Photosynthetic Gas
learning Teaching and Assesing; A Revision of Exchange. Oxford(UK). J-Coombs and DO-Hall,
Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. Pergamon Press Oxford.
New York(US). Addisson Wesley Lonman Inc. Luthi D, Schar C, Frei C, Davies HC. 1997. The
Baker JM, Van Bavel CHM. 1987. Measurement of Influence of Initial Soil Moisture Upon The
mass flow of water in the steam of herbaceous Hydrological Cycle In a Regional Climate
plant. Cell and Environment. 10: 777-782. Model. California(US). 13th Conference on
Brundrett MC, Bougher N, Dell B, Grove T, Malajczuk Hydrology, Long Beach, CA.
N. 1996. Working With Mychorrizas in Forestry Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan
and Agriculture. Canberra Australia (AU): Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab.
Australian Centre for International Agricultural Bogor (ID): IPB Press.
Research. Nusantara AD, Bertham YH, Mansur I. 2012. Bekerja
Budi SW, Christina F. 2012. Coal waste powder dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. SEAMEO
amendment and arbuscular mycorrhizal fungi BIOTROP. Bogor(ID). Percetakan IPB.
enhance the growth of jabon (Anthocephalus Pacioni G. 1992. Wet sieving and decanting techniques
cadamba Miq) seedling in ultisol soil medium. J for the extraction of spores of VA mycorrhyzal
Trop Soils. 18:59-66. fungi. Edr: Norris JR, Read and Varma (Fds).
Budi SW, Bakhtiar Y, Lamaek MN. 2012. Bacteria Methods in Microbiology, Vol 24, Academic
associated with arbuscula mycorrhizal spores Press Inc, San Diego. Hal 317-322.
Gigaspora margarita and their potential for
stimulating root mycorrhizal colonization and
Vol. 06 Agustus 2015 Hubungan Kemampuan Transpirasi 113

Pfeffer PE, Bago B, Shachar–Hill Y. 2001. Exploring Sopandie D. 2013. Fisiologi Adaptasi Tanaman
mycorrhizal function with NMR spectroscopy. Terhadap Cekaman Abiotik pada Agroekosistem
New Phytol. 150: 543–553. Tropika. Bogor(ID). IPB Press.
Quilambo OA, Weissenhorn I, Doddema H, Kuiper Syah MJA, Irwan Was, Herizal Y. 2007. Pemanfaatan
PJC, Stulen I. 2005. Arbuscular mycorrhizal Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Memacu
inoculation of peanut in low-fertile tropical soil. Pertumbuhan Bibit Manggis. Bogor(ID). Balai
Ii. Alleviation of drought stress. Journal of Plant Penelitian Tanaman Buah Tropika- SINAR TANI
Nutrition. 28: 1645–1662. Edisi 24–30 Oktober 2007.
Rattal Lal. 2006. Encyclopedia of Soil Science (Second Von Caemmerer, Suzanne, Graham Farquhar. 1981.
Edition). New York(US). Taylor and Some relationship between the biochemistry of
Francis/CRC Press. photosynthesis and gas exchange of leaves.
Read DJ. 1999. Mycorrhiza–The State Of The Art. Planta. 153: 376-387.
Varma AK, Hock B (editor). Wallace AM, Stout NB. 1962. Transpiration rates under
Mycorrhiza:Structure Function, Molecular controlled environment: species, humidity and
Biology and Biotechno-logy 1st. Berlin(DU) available water as variables. Ohio Journal of
Springer–Verlag. Sciences. 62: 18-26.
Salisbury FB, Ross CW. 1992. Plant Physiology 4th. Yang XS. 1995. Greenhouse micrometeorology and
California (US). Wadsworth Publishing. estimation of heat and watervapor fluxes. J.
Agric. Eng. Res. 61: 227–237.

You might also like