You are on page 1of 13
FISIKA ENERG! ENERGI FOSIL « PENDAHULUAN « BATU BARA « MINYAK BUMI « BAHAN BAKAR GAS. FISIKA ENERGI 3.1. PENDAHULUAN ‘ang termasuk bahan bakar fosil terdiri dari dari 3 jenis yaitu, batu bara, minyak dan gas alam . Semua bahan bakar fosil dihasilkan dari pemfosilan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia ( C, (HzO), , dihasilkan oleh tanaman — tanaman hidup melalui proses fotosintesa ketika ia merubah secara langsung energi surya menjadi energi kimia. Kebanyakan bahan bakar fosil diproduksi dimassa abad Carboniferius dalam era paleozoic bumi, kira — kira 325 juta tahun yang lalu. Setelah tanaman mati, karbohidrat diubah menjadi senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia umum C,Hy, oleh tekanan dan panas , karena ketiadaan oksigen. Oleh karena semua bahan bakar fosil terdiri dari ssenyawa hidrokarbon. Ada sejumlah senyawa hidrokarbon dasar yang digunakan sebagai bahan bakar standar bagi motor bakar. Bahan bakar untuk motor bakar bensin digolongkan berdasarkan bilangan oktannya. Sedangkan bahan bakar standar bagi motor bakar diesel digolongkan berdasarkan bilangan cetannya. Bahan bakar standar oktana 100 adalah isooktana, sementara bahan bakar standar oktana 0 adalah n-heptana . Bilangan oktana dari suatu bahan bakar yang tidak diketahui dihitung dengan bantuan mesin silinder tunggal dengan perbandingan kompresi yang dapat diukur dari sekitar 4:1 hingga 14:1. Bahan bakar yang tidak diketahui bilangan oktanya itu dibakar dalam mesin dan perbandingan kompresi dinaikkan perlahan-lahan hingga diperoleh ketukan (knock) tertentu atau pembacaan detonasi dari sebuah detektor vibrasi. Campuran — campuran bahan bakar standar kemudian dibakar pula dengan angka kompresi yang sama hingga kira-kira diperoleh pembacaan ketukan yang sama. Prosentasi volume bahan bakar oktana 100 dalam campuran tersebut adalah bilangan oktana bahan bakar gasoline yang paling banyak dipakai berkisar antara 85 hingga 95. _ Beberapa jenis gasoline premium mempunyai bilangan oktana yang lebih dari 100 itu dapat diperoleh dengan menggunakan hidrokarbon yang lebih ringan dan menambahkan bahan bakar tambahan , seperti tetraetil lead (TEL) ke bahan bakar dasar. FISIKA ENERGI a Cetana 100 untuk bahan bakar diesel standar adalah n-heksadekana (CieHss) , kadang-kadang disebut n-centana. Standar cetana O adalah alfa ~ metilnaftelena (C14 Hio ) , yang serupa dengan molekul naftalena. 3.2. BATU BARA Satu abad yang lampau batu bara merupakan sumber langsung atau tidak langsung sebagian terbesar energi komersial dunia. Batu bara adalah bahan bakar fosil yang terbanyak diperkirakan adalah tumbuh-tumbuhan yang memfosil . Ditaksir bahwa paling tidak diperlukan 20 kaki tumbuh- tumbuhan yang dipadatkan untuk memperoleh lapisan batubara setebal 1 kaki. Tumbuhan yang dipadatkan ini, tanpa adanya udara dan dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan yang tinggi, selanjutnya akan berubah menjadi turf (tumbuhan lapuk) , suatu bahan bakar yang mempunyai grade sangat rendah, kemudian menjadi batubara cokelat , lalu menjadi lignit kemudian menjadi batu bara subbitumin lalu menjadi bitumin dan akhirnya menjadi batubara antrasitik. Dengan proses “aging” , batu bara menjadi semakin keras kandungan oksigen dan hidrogen berkurang, kandungan kebasahan biasanya menurun, dan kandungan karbon meningkat. Batu bara terdiri atas berbagai campuran karbon, hidrogen oksigen, nitrogen dan beberapa pengotoran lain. Sebagian karbon itu tetap padat bilamana dipanaskan dan sebagian lagi akan berubah menjadi gas dan keluar bersama-sama unsur gas lainnya. Bagian gas ini mudah terbakar dan menyala terus menerus serta agak lebih berasap daripada karbon padat yang membara. Dewasa ini peranan batu bara sudah jauh menurun dan memenuhi seperempat pemakaian energi seluruh dunia. 3.2.1. ANALISIS BATU BARA Ada dua basis analisis batubara, yakni analisisi proksimasi dan analisis ultimasi. Kedua sistem analisis ini mernberikan fraksi-fraksi massa atau gravimetrik dari komponen-komponen didalam batu bara dan kedua analisis 27 FISIKA ENERGI ini dapat dilaporkan dengan berbagai cara yang berbeda. Pada setiap lapisan batubara , terdapat dua komponen yang disebut adalah keabsahan dan abu. Fraksi abu bervariasi oleh karena abu pada dasarnya adalah bahan anorganik yang mengendap bersama bahan organik pada waktu proses Pemadatan. Kadar kebasahan batubara sangatlah bervariasi , tergantung pada keterbukaan ke air tanah sebelum penambangan dan atas keterbukaan ke udara bebas sewaktu pengangkutan dan penyimpanan sebelum dibakar. Oleh karena kadar abu dan kebasahan suatu batubara tertentu sangat bervariasi maka biasanya laporan analisis batubara dibuat dengan basis bebas abu, bebas kebasahan, baik secara ultimasi maupun secara proksimasi. Namun untuk perhitungan pembakaran dan pengangkutan batubara , analisis ini harus dikonversi ke dalam basis ketika dibakar atau ketika diterima, yang mengikutsertakan kedua fraksi abu dan kebasahan dalam batubara tersebut. Analisis proksimasi adalah analisis batubara yang paling sederhana dan menghasilkan fraksi masa dari karbon tetap (FC), bahan dapat menguap (VM), kebasahan (M) dan abu (A) dalam batubara. Analisis ini dapat dilakukan dengan menimbang , memanaskan dan membakar sebuah sampel kecil batubara. Suatu sampel batubara yang dihaluskan ditimbang dengan hati-hati lalu dipanaskan hingga 110° C selama 20 menit. Sampel ini kemudian ditimbang kembali dan kehilangan masa dibagi dengan masa semula akan memberikan fraksi massa dari kebasahan sampel. Sampel dipanaskan ke temperatur 954° C dalam sebuah tabung tertutup selama 7 menit, dan sesudah itu kembali ditimbang. Massa yang hilang karenannya, dibagi dengan massa semula menghasilkan fraksi massa dari bahan yang dapat menguap didalam sampel. Sampel kemudian dipanaskan ke temperatur 732° C dalam “sebuah cawan peleburan hingga ia terbakar sempurna. Sisanya kemudian ditimbang dan berat terakhir dibagi dengan berat semula menghasilkan fraksi abu. Fraksi massa dari karbon tetap diperoleh dengan cara menguraikan fraksi kebasahan , bahan dapat menguap, dan abu dari kesatuan. Sebagai tambahan terhadap FC, VM, M dan A, kebanyakan analisis proksimasi juga memuat fraksi massa sulfur (S) dan nilai pembakaran tinggi (HHV) batubara. 28 FISIKA ENERGI Analisis ultimasi batubara adalah suatu analisis laboratorium yang memuat fraksi massa karbon (C), hidrogen (H), oksigen (0), sulfur(S) dan nitrogen (N) didalam batubara sekaligus dengan nilai pembakaran tingginya. Kebanyakan analisis ultimasi diperlukan untuk menentukan kebutuhan udara pembakaran untuk suatu sistem tertentu, pada giliranya digunakan untuk mengukur sistem aliran bagi dapur pembakaran. 3.2.2, SIFAT-SIFAT BATUBARA Ada beberapa sifat batu bara yang harus diperhatikan ketika memilih batubara untuk dipakai pada suatu kegunaan tertentu. Diantaranya adalah kadar sulfur, karakteristik pembakaran, daya tahan terhadap cuaca, temperatur pelunakan abu, kemampuan untuk digerenda, serta kandungan energi batubara. Salah satu pertimbangan yang sangat penting dalam pemilihan batubara adalah kadar sulfur. Sementara sulfur adalah salah satu elemen pembakaran dalam batubara dan menghasilkan energi , hasil pembakaran utama yakni sulfur dioksida ( SO2 ) , adalah bahan polutan utama bagi atmosfir. Pada waktu memilih batubara untuk suatu sistem pembakaran teretntu, seseorang harusiah memperhatikan bagaimana batubara akan dibakar. Bila batubara akan dibakar pada tempat yang stasioner dengan pergerakan kecil , batubara haruslah yang bersifat dapat terbakar bebas. Batubara yang dapat terbakar bebas cenderung untuk pecah berserak pada saat terbakar sehingga mengakibatkan batubara yang belum terbakar terbuka ke udara pembakaran. Ini dapat membantu pencapaian pembakaran sempurna. Batubara gemuk menghasilkan massa batubara yang memfusi ketika terbakar sehingga banyak karbon tetap yang tak terbakar. Jenis ini umumnya dipergunakan untuk memproduksi kokas dan untuk membakarnya secara efektif , bed batubara haruslah digoncang secara mekanis agar batubara bisa pecah. Nilai yang tinggi dari indeks bebas suatu batubara umunya menunjukkan bahwa batubara tersebut dapat dibakar bebas. Daya tahan terhadap cuaca dari suatu batubara adalah suatu ukuran 29 FISIKA ENERGI Ket : kerucut 1 : temperatur deformasi awal, kerucut 2 dan 3: temperatur pelunakan, kerucut 4 ; hampir mencapai temperatur pelunakan , Kerucut 5 : temperatur cair Gambar 3.1. Fusibilitas dari kerucut batubara dalam menentukan temperatur abu Kadar energi atau nilai pembakaran batubara adalah sifat yang sangat penting. Nilai pembakaran menunjukkan jumlah energi kimia yang terdapat dalam suatu massa bahan bakar. Sebenarnya ada dua macam nilai pembakaran , yakni_nilai pembakaran tinggi atau bruto dan nilai pembakaran rendah atau netto. Perbedaan antara kedua nilai pembakaran ini pada dasarnya adalah sama dengan panas laten penguapan dari uap air yang terdapat dalam hasil gas buang ketika bahan bakar dibakar dengan udara kering. Dalam suatu sistem pembakaran aktual, hal ini termasuk air yang terdapat didalam bahan bakar yang telah dibakar dan air yang terdapat dari hasil pembakaran hidrogen, tetapi tidak termasuk kebasahan yang dihasilkan oleh udara pembakaran. Oleh karena panas laten penguapan air pada 1 Ib/in® abs adalah sekitar 2400 kJ/Kg, perbedaan antara nilai pembakaran tinggi dan rendah dihitung dengan cara pendekatan berdasarkan rumus berikut ini yang dapat terpakai untuk sebarang bahan bakar dalam basis massa : HHV - LHV = 2400(M + 9kz ) ku/Kg ..... + (3.1) Dimana : M dan H2 adalah kebasahan dan fraksi massa hidrogen bahan bakar. 31 FISIKA ENERGI 3.2. MINYAK BUMI 3.2.1. FORMASI DAN KLASIFIKASI Minyak bumi berasal dari dari kehidupan laut yang membusuk sebagian. Minyak bumi biasanya ditemui didalam kubah karang berpori yang besar. Minyak bumi biasanya di ranking ke dalam tiga kategori , tergantung pada jenis residu yang tertinggal setelah fraksi yang lebih ringan didestilasi dari minyak mentah . Dengan sistem ini , minyak bumi diklasifikasikan sebagai minyak mentah basis parafin, basis aspal dan basis campuran. Meskipun minyak mentah adalah komposisi dari berbagai senyawa organik , analisis ultimasi semua minyak mentah ini adalah konstan. Fraksi massa karbon berkisar antara 84 hingga 87 persen, fraksi massa hidrogen berkisar antara 11 hingga 16 persen, jumlah fraksi oksigen dan nitrogen berkisar antara 0 hingga 7 persen dan fraksi massa sulfur berkisar antara 0 hingga 4 persen. Nafta tidaklah persis sama dengan minyak bumi tetapi terdiri dari senyawa seperti minyak, yang disebut kerogen. Kerogen dapat dipakai untuk menghasilkan produk yang pada dasarnya sama seperti yang diperoleh dari minyak mentah. 3.2.2. SIFAT-SIFAT HASIL MINYAK BUMI Sifat yang penting dari minyak bumi serta turunannya adalah nilai pembakaran , berat atau bobot jenis, titik nyala, dan titik lumernya. Nilai pembakaran , biasanya nilai pembakaran tinggi, dinyatakan dalam satuan kilojoule per kilogram. Nilai pembakaran minyak bumi serta hasil-hasil minyak bumi ditunjukkan sebagai fungsi bobot jenis produk tersebut. Nilai pembakaran , dalam basis satuan massa, dari turunan minyak bumi naik apabila bobot jenisnya turun atau bila API ( american petroleum institute ) dan Be (baume) nya naik. Bobot jenis suatu cairan adalah kerapatan cairan tersebut dibagi dengan kerapatan air pada 60° F . Bobot jenis minyak bumi dan produk- FISIKA ENERGI produk minyak bumi biasanya dinyatakan dalam satuan Be atau API. Hubungan antara bobot jenis s dan satuan ini adalah sebagai berikut : 140 Bobot jenis = s =—————. . (3.2) 130 + Be 141,5 Bobot jenis =s=. .-(3.3) 131,5 + API Titik nyala dari suatu cairan bahan bakar adalah temperatur minimum fluida pada waktu uap yang keluar dari permukaaan fluida langsung akan menyala. Pada temperatur yang sedikit lebih tinggai, uap akan membantu pembakaran. Titik lumer dari suatu produk minyak bumi adalah temperatur terendah pada minyak atau produk minyak akan mengalir dibawah kondisi standar. Titik ini ditentukan dengan mencari temperatur maksimum pada permukaan suatu sampel minyak dalam suatu tabung percobaan standar tidak bergerak selama 5 detik ketika tabung percobaan diputar ke posisi horisontal. Titik lumer adalah sama dengan temperatur ini ditambah lima derajat fahrenheit. Minyak mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan batubara bila dibakar. Minyak lebih bersih dan mudah untuk ditangani , disimpan dan diangkut. Minyak lebih mudah dibakar dan sedikit abu. Beberapa minyak mentah mempunyai fraksi sulfur yang cukup tinggi, meskipun bisa dibuang sebelum pembakaran tapi memerlukan biaya yang tinggi. Kelemahan minyak adalah terdapatnya vanadium yang beroksidasi pada waktu pembakaran menjadi vanadium pentaoksida ( VO; ) dan senyawa ini akan mengakibatkan korosi yang cepat dari bahan-bahan ferous yang terdapat di kebanyakan ketel’ 3.3. BAHAN BAKAR GAS 3.3.1, UMUM Hampir semua bahan bakar gas adalah bahan bakar fosil . Bahan FISIKA ENERGI bakar ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yakni gas alam , gas pabrik dan gas hasil sampingan. Komposisi bahan bakar gas umumnya dinyatakan dalam bentuk fraksi mole. Analisis juga dapat dinyatakan dalam bentuk fraksi massa elemental. Untuk campuran gas ideal , fraksi molar dan volume adalah sama. Nilai pembakaran dari suatu bahan bakar gas dinyatakan dalam satuan energi per satuan volume, tetapi nilai ini berbanding langsung dengan tekanan absolut dan berbanding terbalik dengan temperatur absolut. Nilai pembakaran juga dapat dinyatakan dalam bentuk energi per satuan massa. Nilai pembakaran volumetrik dari suatu campuran bahan bakar gas adalah sama dengan jumlah dari perkalian volume atau fraksi mole komponen individual dengan nilai pembakaran volumetrik komponen yang bersangkutan. Bila nilai pembakaran volumetrik dari suatu Komponen gas pada suatu temperatur referensi , Tr dan tekanan referensi Pr, diketahui , nilai pembakaran volumetrik dari campuran gas, HHV,, diperoleh dari persamaan berikut : (HHVy campuran ) ptr =X ( HHWa Jer, te (Vi) = (3.4) dimana HHV,,; dan Vj; adalah nilai pembakaran tinggi volumetrik dari fraksi volumetrik komponen gas yang ke-i. Persamaan berikut dapat dipakai untuk mengkonversi nilai pembakaran tinggi volumetrik pada tekanan dan temperatur referensi tertentu ke tekanan dan temperatur lain : PT (HHVy )p,r = (HHVy ) Pr, tr (3.5) Nilai pembakaran volumetri HHV, pada suatu tekanan P dan temperatur T dapat dikonversi menjadi nilai pembakaran gravimetrik HHV, dengan mengalikan nilai volumetrik tersebut dengan volume jenis , dari gas pada tekanan dan temperatur yang sama : HHVm = (HHVy ) p,1(v) p, 7 (3.6) Volume jenis suatu campuran gas dapat dihitung dari berat molekuler gas tersebut (MW) dan persamaan keadaan gas ideal , seperti berikut : FISIKA ENERGI $$ __FISIKA ENERG! Be nn, (3.7) dimana R, adalah konstanta gas universal. 3.3.2. GAS KHAS Gas alam adalah satu-satunya bahan bakar fosil gas. yang sebenarnya dan biasanya terperangkap dalam lapisan batu kapur diatas reservoar minyak bumi. Tekananan reservoar dapat berkisar antara 350 hingga 700 bar, Gas alam terutama terdiri dari metana dengan sedikit fraksi gas-gas lain. Diantara semua bahan bakar fosil, gas alam mempunyai_nilai Pembakaran gravimetrik yang tertinggi, yaitu 55.800 kJ/Kg. Nilai pembakaran volumetrik gas alam sekitar 37.000 kJ/m* pada 1 atm dan 20°C. Pembakaran gas alam mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembakaran minyak dan batubara. Gas alam merupakan bahan yang mudah terbakar , gas alam dapat terbakar secara bersih dengan sedikit abu. Gas alam dapat diangkut dengan mudah dan murah melalui saluran pipa dan kadang-kadang dikonversi menjadi gas alam cair (LNG) pada suhu - 127° C dan dikapalkan dengan kapal tanker cryogenik. Gambar 3.2. Sumur gas alam awal penemuan Sejarah gas alam mulai diperkenalkan sekitar tahun 1859, oleh Col. Edwin Drake, meskipun awalnya kurang ekonomis dan mahal. Penggunan gas alam pada awalnya hanya terbatas untuk sumber penerangan dan Pemanasan. Pemakaian gas alam kemudian berkembang untuk penerangan dan kebutuhan pemanasan di perkotaan khususnya di eropa dan amerika. 35 FISIKA ENERGI Penyaluran gas dengan pipa dibangun pertama tahun 1891, dengan panjang 120 mil, yang menghubungkan dari lapangan gas di daerah indiana sampai ke Chicago. Perkembangan selanjutnya pemakaian gas sudah sampai ke industri terutama untuk industri manufakturing dan proses. Mulai tahun 1980 dan awal tahun 1990 kebanyakan industri mulai beralih ke bahan bakar gas untuk menjalankan mesinya dengan peralihan tersebut diharapkan dapat menekan biaya bahan bakar sampai 50 %. Pada abad 21 ini bintang untuk gas alam semakin bersinar, dengan adanya beberapa derugalasi diantaranya Clean Air Act Amandemen tahun 4990 , berupa bahan bakar yang bersih lingkungan untuk generator listrik, industri, dan transportasi. a ite First Nattanal Gaus Vetta de Gambar 3.3. Mobil dengan bahan bakar gas pertama Bahkan sekarang ini untuk transportasi , bahan bakar gas semakin mendapat tempat karena harga yang lebih murah, bebas polusi tapi problemnya masih belum setiap tempat mempunyai tempat pengisian bahan bakar gas tersebut. Ada beberapa jenis bahan bakar gas pabrik, diantaranya adalah liquifield petroleum gas (LPG), gas air, gas air karburasi, gas alam pengganti dan gas produser. Gas minyak bumi cair, kadang-kadang dinamakan gas sulingan atau LPG, terdiri dari distilasi ringan dari minyak ‘bumi terutama propana dan butana. Oleh karena berat molekuler serta kerapatan yang lebih tinggi dari gas ini. LPG lebih berat dari pada udara sehingga mungkin membuatnya lebih berbahaya untuk diangkut ketimbang gas alam lain. LPG ini diangkut dan disimpan dengan tekanan antara 4 hingga 20 bar. —_—_——— 36 FISIKA ENERGI Gas air adalah suatu bahan bakar gas pabrik yang diproduksi dengan cara mengalirkan uap dan udara bergantian melalui suatu lapisan kokas pijar. Uap bereaksi dengan kokas panas untuk menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida. Gas produser adalah bahan bakar gas yang terbentuk dengan cara membakar lapisan batubara grade rendah didalam tanah , dengan udara yang cukup agar terjadi pembakaran sempurna. Gas dapur tinggi adalah suatu bahan bakar gas berkualitas rendah yang merupakan hasil sampingan dari industri baja. Gas ini dihasilkan dengan cara membakar batu bara dengan udara yang tidak cukup.

You might also like