You are on page 1of 36

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Tembak

Luka tembak diakibatkan oleh anak peluru pada sasaran atau tubuh manusia.

Luka tembak merupakan salah satu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh

senjata api. Di dalam dunia kriminal senjata api yang biasa dipergunakan adalah

senjata genggam yang beralur. Senjata api adalah suatu senjata yang

menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak

peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya.aya 1,2

Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru

kedalam tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan dengan

tubuh. Luka tembak terbagi dua, luka tembak masuk dan luka tembak keluar.

Luka tembak masuk terjadi apabila anak peluru masuk suatu objek dan tidak

keluar lagi, sedangkan luka tembak keluar anak peluru menembus objek secara

keseluruhan.aya 3

2.2 Mekanisme Luka Tembak

Luka tembak terjadi karena transfer energi dari luar menuju ke jaringan

dengan efek perlambatan pada luka. Kerusakan yang terjadi pada jaringan

tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang akan menghamburkan panas,

suara serta gangguan mekanik lainnya.master 7,8

Energi kinetik yang terdapat pada proyektil jumlahnya sesuai dengan massa

dan kecepatan. Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk
4

pengembangan senjata dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang

tinggi sehingga menghasilkan energi kinetik yang maksimum untuk kerusakan

jaringan. Sistem mekanik ini akan menyebabkan daya dorong peluru ke suatu

jaringan sehingga terjadi laserasi. Kerusakan sekunder dapat terjadi jika ada

rupture pembuluh darah dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter

peluru. Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang

menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika

terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan

kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka.master 7,8

Adanya lesetan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga

disebabkan gerakan sentifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan

diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan

mengecil sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ

dengan konsistensi yang padat, tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang

berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. master 8,9

Gambar 2.1 Mekanisme luka tembak9


Terdapat tiga mekanisme tersering luka tembak yang dapat mengakibatkan

kematian, yaitu:
5

1. Kehilangan darah masif. Penyebab tersering kematian akibat senjata api

adalah kehilangan darah yang banyak. Peluru menembus pembuluh darah

arteri besar yang mengakibatkan pembuluh darah lubang, terjadi

perdarahan. Jika sebuah peluru atau fragmennya masuk ke organ dalam

seperti hati, cederanya itu sendiri tidak mengancam jiwa, tetapi perdarahan

yang masif dapat membuat cedera itu mengancam jiwa.

2. Trauma. Trauma dapat menyebabkan kematian. Saat sebuah peluru masuk

menembus tubuh, peluru itu akan membuat lubang. Tergantung pada jenis

peluru dan bagian tubuh mana yang terkena, pelurunya akan membuat luka

utama. Jika pelurunya banyak dapat mengakibatkan luka dalam sekunder.

Jika peluru masuk ke organ penting seperti, otak, sistem saraf, paru-paru,

trauma tersebut dapat langsung menyebabkan kematian.

3. Infeksi. Penetrasi peluru akan menghasilkan luka tembak. Peluru yang

masuk dapat membawa kuman. Jika tidak diobati dan luka yang dihasilkan

luas dapat memudahkan terjadinya infeksi. Infeksi yang berat dapat terjadi

syok sepsis, yang seringkali berakhir dengan kematian.niscu x

2.3 Deskripsi Luka Tembak

Pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering dipersulit oleh adanya

pengotoran oleh darah sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan dengan baik

akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak tepat. Untuk menghadapi

penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan sesuai prosedur. Luka tembak

dibersihkan dengan hidrogen peroksida. Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci

dengan air untuk membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah.
6

Dengan pemberian hidrogen peroksida tadi, luka tembak akan bersih dan tampak

jelas sehingga deskripsi luka dapat dilakukan dengan akurat.izy c

Terdapat beberapa hal yang perlu diperiksa untuk mendeskripsikan luka

tembak, diantaranya:

1. Jumlah luka

2. Lokasi

Menyebutkan lokasi dimana terdapat luka tembak dengan cara menentukan

lokasi secara umum terhadap bagian tubuh, dan menentukan jarak luka

tembak dari puncak kepala atau telapak kaki, serta jarak luka ke sisi kanan

dan kiri garis pertengahan tubuh. master 10,11,12

3. Deskripsi luka luar

a. Ukuran dan bentuk

Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru,

dengan di sekitarnya terdapat bintik-bintik hitam (kelim tato) dan atau

jelaga (kelim jelaga). master 10,11,12

Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas

adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga atau tattoo, maka perkiraan atau

penentuan jarak tembak tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada

kelim-kelim tersebut selain kelim lecet. Bila ada kelim jelaga, berarti korban

ditembak dari jarak dekat, maksimal 30 cm, bila ada kelim tattoo, berarti

korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60 cm, bila hanya ada kelim

lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut: “ berdasarkan sifat

lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak jarak jauh “, hal ini
7

mengandung arti memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti

diluar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar

atau sebagian terbakar; atau korban ditembak dari jarak dekat atau sangat

dekat, akan tetapi antara korban dengan moncong senjata ada penghalang;

seperti bantal dan lain sebagainya, bila ada kelim api, berarti korban

ditembak dari jarak yang sangat dekat sekali, yaitu maksimal 15 cm.

b. Lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya

c. Luka bakar

Api yang ikut keluar bersama anak peluru akan membentuk kelim api

berupa hiperemi atau jaringan yang terbakar, pada luka tembak masuk jarak

dekat. master 11,12

d. Lipatan kulit, utuh atau tidak

e. Tekanan ujung senjata

Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakan akan

menimbulkan luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet dengan sekitar

yang menonjol, dikenal sebagai jejak laras. master 11,12

4. Residu tembakan yang terlihat

a. Grains powder

b. Deposit bubuk hitam, termasuk korona

c. Tato

d. Metal stippling

5. Perubahan

a. Oleh tenaga medis


8

b. Oleh bagian pemakaman

6. Track

a. Penetrasi organ

b. Arah : Depan ke belakang (belakang ke depan), kanan ke kiri (kiri

ke kanan), atas ke bawah

c. Kerusakan sekunder : perdarahan, daerah sekitar luka

d. Kerusakan organ individu

7. Penyembuhan luka tembakan

a. titik penyembuhan

b. tipe misil

c. tanda identifikasi

d. susunan

8. Luka keluar

a. lokasi
b. karakteristik

9. Penyembuhan fragmen luka tembak

10. Pengambilan jaringan untuk menguji residuizy d,E

2.4 Identifikasi Luka Tembak

Luka tembak dapat diidentifikasi berdasarkan klasifikasinya yaitu luka

tembak masuk dan keluar. Ciri luka tembak masuk biasanya memiliki bentuk yang

berentetan dengan abrasi tepi melingkar di sekeliling defek dari peluru. Abrasi
9

tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru

ketika menekan masuk ke dalam tubuh.

Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun eksentris. Abrasi tepi yang

konsentris, yaitu goresan pada kulit yang berbentuk cincin dengan ketebalan yang

sama, terjadi karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit. Apabila ujung

peluru menetrasi pada kulit dengan membentuk sudut, maka akan menghasilkan

abrasi tepi yang eksentris. Abrasi tepi eksentris berbentuk cincin yang lebih tebal

pada suatu pada suatu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang eksentris

mengindikasikan arah datangnya peluru. Semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil

sudut peluru pada saat mengenai kulit. izy D

Luka tembak masuk dapat tidak khas. Luka ini dapat diidentifikasi dengan

menemukan luka berbentuk ireguler dan mungkin memiliki sobekan pada tepi

luka tembak. Jenis luka masuk biasanya terjadi ketika peluru kehilangan putaran

akibat menembak di dalam laras senjata. Dalam perjalanannya dengan terpilin,

peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit, sehingga sering

memberikan gambaran bentuk D pada luka. Kecepatan peluru teredam setelah

mengenai media perantara. Hal ini menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang

tidak khas pada luka tembak masuk ketika peluru mengenai kulit.

Luka tembak tidak khas lainnya disebabkan oleh mulut senjata api mengalami

kontak langsung dengan kulit diatas permukaan tulang, seperti pada tulang

tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, permukaan ini akan

menghentikan gas secara langsung dari mulut kedalam luka disekitar peluru. Gas

akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas tersebut


10

meluas sehingga menyebabkan kulit disekitar luka tembak masuk menjadi

meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian tengah

dengan memberikan defek berbentuk stellate atau penampakan seperti bintang.izy d

Luka tembak masuk dapat dibedakan menjadi:

1. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini hanya dibentuk oleh

komponen anak peluru.

Gambar Luka Tembak Jarak Jauh.izy c

2. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh

komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.

Gambar Luka Tembak Jarak Dekat.izy c

3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat/menempel dengan kulit. Luka

tembak masuk jarak sangat dekat dibentuk oleh komponen anak peluru,

butir mesin, jelaga, dan panas api. Luka tembak masuk menempel dibentuk
11

oleh komponen-komponen tersebut dan jejas laras. Saluran luka akan

berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi luka tembak

masuk sebagai luka lecet tekan akibat tekanan berbalik dari udara hasil

ledakan mesiu.izy e

Gambar Luka Tembak Tempel.izy c

Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh akan ditemukan luka tembak

keluar. Umumnya luka tembak keluar lebih besar dibandingkan luka tembak

masuk.E Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti bintang,

ireguler, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat diprediksi.

Variasi bentuk luka tembak keluar adalah: izy d,e

1. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya

masuk.

2. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga

memberi bentuk ireguler saat keluar.

3. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam satu kesatuan

melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki jaket, maka jaket

dapat terpisah komplit atau sebagian.


12

4. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat fragmen

tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru. Pada anak peluru

yang melewati tulang pipih, seperti atap tengkorak, akan berbentuk corong

yang membuka searah dengan gerak anak peluru.

5. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi

apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan

bentuk anak peluru yang menyebabkan.

Luka tembak keluar akan menghasilkan gambaran acak atau tidak teratur,

tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan jaringan khasnya bergerigi,

laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan

fraktur kominutif. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit keluar karena

adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada kulit akan

menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam beberapa

keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak sirkular atau

mendekati sirkular yang sekelilingnya dibatasi oleh abrasi.

Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian

pakaian, pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat,

bagian ikat pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra,

kerah baju, dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan menahan

tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk, menempel pada

objek yang keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh.izy d

2.5 Klasifikasi Luka Tembak


13

Klasifikasi luka tembak ditentukan berdasarkan ciri-ciri yang khas

ditimbulkan pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak. Dalam

balistik luka tembak diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu luka tembak masuk

dan luka tembak keluar.master 8,9

2.5.1 Luka Tembak Masuk

Luka tembak masuk dapat dibedakan menjadi empat klasifikasi, yaitu:

Gambar 2.3 Luka Tembak Masuk

A. Luka Tembak Tempel (Contact wound)

Luka tembak masuk tempel pada umumnya merupakan luka pada kasus

bunuh diri. Pada luka masuk tempel, moncong senjata saat penembakan

diletakkan berlawanan dengan permukaan tubuh. Luka ini pada kulit umumnya

berbentuk tidak bulat, dapat berbentuk bintang apabila mengenai tulang dan sering

ditemukan cetakan atau jejas ujung laras. Terjadinya luka berbentuk bintang

disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, sehingga seluruh gas

masuk ke dalam dan jalannya terhalang oleh tulang sehingga membalik keluar

melalui lubang anak peluru.master 8,9,17


14

Gambar 2.4 Contoh Luka Tembak Tempel

Desakan keluar ini menimbulkan cetakan laras dan robeknya kulit. Pada

luka tembak tempel, semua unsur-unsur yang keluar dari laras masuk ke dalam

luka. Dalam tubuh, masing-masing anak peluru (pellet) yang berasal dari shot gun

akan saling berbenturan sehingga terjadi dispersi atau penyebaran pellet ke

seluruh tubuh yang dikenal dengan fenomena billiard ball richochet effect. master 8,9

Gambar 2.5 Luka Tembak Tempel

Berdasarkan kontak terhadap kulit, luka tembak tempel dapat dibedakan menjadi:

1. Luka Tembak Tempel Keras (Hard Contact Wound)

Pada luka tembak tempel keras, moncong laras menekan kulit dengan sangat

keras, sehingga kulit menutupi moncong senjata. Pada luka jenis ini akan

didapatkan gas panas sisa penembakan pada tepi luka dan warna kehitaman dari

jelaga. Jelaga ini menempel pada kulit yang terbakar dan tidak dapat dihilangkan

hanya dengan mencuci atau menggosok luka. master 8,,9,17


15

2. Luka Tembak Tempel Tidak Erat (Loose or Soft Contact Wound)

Moncong senjata secara utuh (complete) menekan kulit dengan tekanan

yang tidak terlalu erat pada jenis luka ini. Gas yang keluar mendahului anak

peluru sehingga terbentuk temporary gap antara kulit dan moncong senjata. Jelaga

yang dibawa oleh gas, terkumpul di sekitar luka tembak masuk. Jelaga ini dapat

dibersihkan dengan mudah. mster 8,9,17

3. Luka Tembak Tempel Bersudut (Angled Contact Wound)

Untuk jenis luka tembak tempel bersudut ini, moncong senjata ditempelkan

pada sudut tertentu pada kulit sehingga tidak semua bagian moncong senjata

kontak dengan kulit. Kontak yang tidak komplit dengan kulit menyebabkan

bentuk jelaga yang esentrik. Jelaga terdapat dalam dua daerah yang berbeda. Pada

daerah yang nyata atau jelas terlihat (noticeable zone) akan tampak warna

kehitaman (black seared area) pada kulit dan berbentuk sirkular, oval atau pear,

sedangkan pada daerah tenang (light) akan tampak berwarna abu-abu dengan

sedikit jelaga dan berbentuk seperti kipas yang lebih mudah untuk dibersihkan.

Pada daerah ini terdapat bubuk mesiu yang tidak terbakar. master 8,9,17

Luka tembak masuk normalnya terletak pada daerah yang berwarna

kehitaman. Jika sudut tembak antara kulit dan laras memiliki sudut yang tinggi,

dimana posisi moncong laras mendekati arah tegak lurus dengan kulit, luka

tembak masuk akan ditemukan lebih ke arah pusat daerah yang berwarna

kehitaman. Sedangkan, jika sudut antara kulit dan laras memiliki sudut yang
16

semakin berkurang, akan terdapat sisa bubuk mesiu berupa tattoo pada letak yang

berlawanan dengan luka.master8,9

4. Luka Tembak Tempel Incomplete (Variation Angle Contact Wound)

Variation Angle Contact Wound merupakan variasi dari luka tembak tempel

bersudut. Pada luka ini senjata ditempelkan berlawanan dengan kulit tapi karena

permukaan tubuh tidak datar, terdapat gap antara moncong senjata dan kulit.

B. Luka Tembak Jarak Sangat Dekat (Near Contact Wound)

Pada luka ini, sasaran sangat dekat dengan moncong laras sekitar dua

sampai tiga sentimeter (2-3 cm), sehingga semua unsur-unsur yang keluar dari

laras dapat mencapai sasaran. Pada luka akan dijumpai klim lecet, lingkaran

tattoage, jelaga, dan tanda-tanda luka bakar seperti rambut terbakar di sekitar luka

yang hiperemi. Pada luka tembak jarak sangat dekat, luka tembak masuk banyak

dikelilingi oleh jelaga yang berwarna kehitaman pada kulit.

Gambar 2.6 Luka Tembak Jarak Sangat Dekat

C. Luka Tembak Jarak Dekat (Intermediate-range Wound)


17

Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh

peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk kasus bunuh diri biasanya ditemukan

tanda-tada schot hand. Jarak mencegah disini diartikan tembakan dari suatu jarak

antara 60-90 cm, dimana pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-

sisa bubuk mesiu yang habis terbakar. Jarak ini tergantung jenis senjata, laras

panjang atau pendek, dan jenis mesiu, yaitu mesiu hitam atau smokeless. Luka ini

akan berbentuk bundar dengan kelim lecet, lingkaran tattoage (bintik-bintik

hitam), dan atau jelaga (kelim jelaga). Diameter lingkaran tattoage tergantung

pada jarak tembak. Makin jauh jarak tembak, diameter lingkaran tatoagenya akan

semakin besar. msdter8,,9

Gambar 2.7 Luka Tembak Jarak Dekat

D. Luka Tembak Jarak Jauh (Long-range Wound or Distant Gunshot Wound)

Pada luka tembak jarak jauh, tanda yang ditemukan pada target dihasilkan

karena adanya perforasi kulit oleh anak peluru. Luka ini terjadi antara moncong

senjata dengan tubuh korban lebih dari satu meter atau jarak tempuh butir-butir

mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar. master8,,9


18

Luka berbentuk oval atau bundar, dengan disertai adanya kelim lecet. Bila

senjata sering dirawat (contoh diberi minyak pelumas) maka pada kelim lecet

dilihat pengotoran berwarna hitam berminyak, yang menunjukkan adanya kelim

lemak. Pada luka tembak ini tidak ditemukan adanya jelaga atau tattoo. master 8,9

Gambar 2.8 Luka Tembak Jarak Jauh

2.5.2 Luka Tembak Keluar

Luka tembak keluar akan terbentuk setelah peluru membentuk luka tembak

masuk dan saluran luka tembakan dan akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi

dari sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar. Jika batas kekenyalan kulit

dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang

luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan luka tembak keluar. Jika

sebuah peluru mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari peluru akan

berubah. Tulang- tulang yang terkena peluru akan menjadi patah, pecah, dan

kemungkinan remuk sehingga ketika peluru menembus terus dan mebuat lubang

luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang akan berubah bentuknya, tapi diikuti

juga oleh pecahan- pecahan tulang yang ikut keluar karena dorongan dari

peluru.master8,,9
19

Gambar 2.9 Luka Tembak Keluar

Hal inilah yang mengakibatkan luka tembak keluar yang besar dan lebih

lebar dari luka tembak masuk namun dengan bentuk yang irregular. Jadi, bentuk

luka tembak keluar bisa diakibatkan oleh dua hal, yaitu: master 8,9

a. Putaran (spin) yang menstabilkan peluru di udara tidak efektif pada

jaringan. Hal ini disebabkan karena densitas jaringan yang lebih besar.

b. Peluru kemungkinan berubah bentuk setelah melewati jaringan tubuh.

Gambar 2.10 Mekanisme Luka Tembak Keluar


20

2.6 Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar

Tabel 2.1 Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluarmaster 9
No Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar
1 Ukuran kecil karena peluru Ukuran lebih besar dan lebih tidak
menembus kulit seperti bor dengan teratur dibandingkan luka tembak
kecepatan tinggi masuk, karena kecepatan peluru
berkurang  robekan jaringan
2 Pinggiran luka melekuk kearah Pinggiran luka melekuk keluar karena
dalam karena peluru menembus kulit peluru melekuk keluar
dari luar
3 Pinggiran luka mengalami abrasi Pinggiran luka tidak mengalami abrasi
4 Bisa tampak kelim lemak Tidak terdapat kelim lemak
5 Pakaian masuk ke dalam luka, Tidak ada
dibawa oleh peluru yang masuk
6 Pada luka bisa tampak hitam, Tidak ada
terbakar, kalim tato atau jelaga
7 Bisa tampak warna merah terang Tidak ada
akibat adanya zat karbon monoksida
8 Disekitar luka terdapat kelim Tidak ada
ekimosis
9 Perdarahan hanya sedikit Perdarahan lebih banyak
10 Pemeriksaan radiologi atau analisa Tidak ada
aktivitas netron mengungkapkan
adanya lingkaran timah atau zat besi
disekitar luka

2.7 Efek Luka Tembak

Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan mengenai sasaran yaitu tubuh

korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan yang

diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api

tersebut.Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap penembakan

adalah:master 11

1. Anak peluru

2. Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar

3. Asap atau jelaga

4. Api
21

5. Partikel logam

Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas, maka minyak

yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka. Bila

penembakan dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat

pada tubuh korban, maka akan terdapat jejas laras. Selain itu bila senjata yang

dipakai termasuk senjata yang tidak beralur (smooth bore), maka komponen yang

keluar adalah anak peluru dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pellet,

tutup dari peluru itu sendiri juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk luka.

Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan akan

menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut: master 11

1. Akibat anak peluru (bullet effect): luka terbuka

Luka terbuka yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

 Kecepatan

 Posisi peluru pada saat masuk ke dalam tubuh

 Bentuk dan ukuran peluru

 Densitas jaringan tubuh di mana peluru masuk

Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity), akan

menimbulkan luka yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru yang

kecepatannya lebih rendah (low velocity). Kerusakan jaringan tubuh akan lebih

berat bila peluru mengenai bagian tubuh yang densitasnya lebih besar. master 10

Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan kandung kencing, bila

terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi penuh (jantung dalam

fase diastole), maka kerusakan yang terjadi akan lebih hebat bila dibandingkan
22

dengan jantung dalam fase systole dan kandung kencing yang kosong. Hal

tersebut disebabkan karena adanya penyebaran tekanan hidrostatik ke seluruh

bagian. Mekanisme terbentuknya luka dan kelim lecet akibat anak peluru: master 11

a) Pada saat peluru mengenai kulit, kulit teregang

b) Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit maka akan terjadi

robekan

c) Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (pada senjata yang

beralur atau rifle bore), terjadi gesekan antara badan peluru dengan

tepi robekan sehingga terjadi kelim lecet (abrasion ring)

d) Oleh karena tenaga penetrasi peluru dan gerakan rotasi akan

diteruskan ke segala arah, maka sewaktu anak peluru berada dan

melintas dalam tubuh akan terbentuk lubang yang lebih besar dari

diameter peluru

e) Bila peluru telah meninggalkan tubuh atau keluar, lubang atau

robekan yang terjadi akan mengecil kembali, hal ini dimungkinkan

oleh adanya elastisitas dari jaringan

f) Bila peluru masuk ke dalam tubuh secara tegak lurus maka kelim

lecet yang terbentuk akan sama lebarnya pada setiap arah

g) Peluru yang masuk secara membentuk sudut atau serong akan

dapat diketahui dari bentuk kelim lecet

h) Kelim lecet paling lebar merupakan petunjuk bahwa peluru masuk

dari arah tersebut


23

i) Pada senjata yang dirawat baik, maka pada kelim lecet akan

dijumpai pewarnaan kehitaman akibat minyak pelumas. Hal ini

disebut kelim kesat atau kelim lemak (grease ring/grease mark)

j) Bila peluru masuk pada daerah di mana densitasnya rendah, maka

bentuk luka yang terjadi adalah bentuk bundar, bila jaringan di

bawahnya mempunyai densitas besar seperti tulang, maka sebagian

tenaga dari peluru disertai pula dengan gas yang terbentuk akan

memantul dan mengangkat kulit di atasnya, sehingga robekan yang

terjadi menjadi tidak beraturan atau berbentuk bintang

k) Perkiraan diameter anak peluru merupakan penjumlahan antara

diameter lubang luka ditambah dengan lebar kelim lecet yang tegak

lurus dengan arah masuknya peluru

l) Peluru yang hanya menyerempet tubuh korban akan

menimbulkan robekan dangkal, disebut bullet slap atau bullet graze

m) Bila peluru menyebabkan luka terbuka dimana luka tembak masuk

bersatu dengan tembak keluar, luka yang terbentuk disebut gutter

wound

2. Akibat butir-butir mesiu (gunpowder effect): tattoo, stipling

a) Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan

masuk ke dalam kulit

b) Daerah di mana butir-butir mesiu tersebut masuk akan tampak

berbintik-bintik hitam dan bercampur dengan perdarahan


24

c) Oleh karena penetrasi butir mesiu tadi cukup dalam, maka bintik-

bintik hitam tersebut tidak dapat dihapus dengan kain dari luar

d) Jangkauan butir-butir mesiu untuk senjata genggam berkisar sekitar

60 cm

e) Black powder adalah butir mesiu yang komposisinya terdiri dari

nitrit, tiosianat, tiosulfat, kalium karbonat, kalium sulfat, kalium

sulfide, sedangkan smoke less powder terdiri dari nitrit dan

selulosa nitrat yang dicampur dengan karbon dan gravid

3. Akibat asap (smoke effect): jelaga

a) Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna, maka

terbentuk asap atau jelaga

b) Jelaga yang berasal dari black powder komposisinya CO 2 (50%),

nitrogen (35%), CO (10%), hydrogen sulfide (3%), hydrogen (2%)

serta sedikit oksigen dan methane

c) Smoke less powder akan menghasilkan asap yang jauh lebih

sedikit

d) Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar sekitar 30 cm

e) Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada

permukaan kulit, sehingga bila dihapus akan menghilang

4. Akibat api (flame effect): luka bakar

a) Terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas

panas yang akan mengakibatkan kulit akan tampak hangus terbakar


25

b) Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut

akan terbakar

c) Jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15

cm, sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil jaraknya

sekitar 7,5 cm

5. Akibat partikel logam (metal effect): fouling

a) Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka

sewaktu peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi

pelepasan partikel logam sebagai akibat pergesekan tersebut

b) Partikel atau fragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet

atau luka terbuka dangkal yang kecil-kecil pada tubuh korban

c) Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada

pakaian korban

6. Akibat moncong senjata (muzzle effect): jejas laras

a) Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak tempel, baik luka tembak

tempel yang erat (hard contact) maupun yang hanya sebagian

menempel (soft contact)

b) Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada

bagian tubuh, dimana dibawahnya ada bagian yang keras (tulang)

c) Jejas laras terjadi oleh karena adanya tenaga yang terpantul oleh

tulang dan mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup

kuat antara kulit dan moncong senjata


26

d) Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang

luka, sedangkan pada soft contact, jejas laras sebetulnya luka lecet

tekan tersebut akan tampak sebagian sebagai garis lengkung

e) Bila pada hard contact tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim

tato, oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soft

contact jelaga dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara

moncong senjata dan kulit, sehingga terdapat adanya kelim jelaga

atau kelim tato

7. Pengaruh pakaian pada luka tembak masuk

Jika tembakan mengenai tubuh korban yang ditutup pakaian dan pakaiannya

cukup tebal, maka dapat terjadi Asap, butir-butir mesiu dan api dapat tertahan

pakaian. Fragmen atau partikel logam dapat tertahan oleh pakaian. Serat-serat

pakaian dapat terbawa oleh peluru dan masuk ke dalam lubang luka tembakmaster11

2.8 Pengutaraan Jarak Tembak dalam Visum et Repertum

Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas

adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga atau kelim tattoo, perkiraan atau

penentuan jarak tembak tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim,

selain kelim lecet. Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat,

maksimal 30 cm. Bila ada kelim tattoo, berarti korban ditembak dari jarak dekat,

maksimal 60 cm dan seterusnya. Bila hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya

adalah sebagai berikut: “Berdasarkan sifat lukanya, luka tembak tersebut

merupakan luka tembak jarak jauh”, ini mengandung arti :master 13


27

1. Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti di luar jangkauan

atau jarak tempuh butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.

2. Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara

korban dengan moncong senjata ada penghalang, seperti bantal dan lain

sebagainya. Bila ada kelim api berarti korban ditembak dari jarak yang

sangat dekat, yaitu maksimal 15 cm. master 14

Mendeskripsikan luka tembak masuk mencakup pernyataan bentuk luka, garis

tengah luka, menyebutkan 4 koordinat kelim lecet disekeliling luka dengan

menentukan terlebih dahulu sumbu terpanjang dan sumbu terpendek yang tegak

lurus sumbu terpanjang, menyatakan ukuran 4 koordinat kelim lecet tersebu, dan

menjelaskan ada atau tidaknya kelim mesiu, kelim jelaga disekitar lubang luka. niscu
z

Gambar 2.9 Contoh Deskripsi Luka Tembak Masuk


Contoh deskripsi luka tembak masuk :
Pada tungkai bawah kanan sisi belakang, tiga sentimeter di atas lipat lutut, empat

puluh enam sentimeter diatas tumit, terdapat luka berbentuk bulat dengan

diameter lubang lima millimeter, disekitarnya terdapat luka lecet dengan lebar

sebagai berikut :
a. pada arah kanan atas dengan lebar dua millimeter
28

b. pada arah kiri bawah lebar dua millimeter


c. pada arah kiri atas dengan lebar satu millimeter
d. pada arah kanan bawah dengan lebar tiga millimeter
disekitar luka terdapat kelim tato meliputi daerah seluas sepuluh sentimeter kali

sepuluh sentimeter. niscu z

2.9 Pemeriksaan khusus pada luka tembak

Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering

dipersulit oleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat

dilakukan dengan baik, akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak

tepat. Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan

prosedur sebagai berikut: luka tembak dibersihkan dengan hidrogen peroksidase

(3% by volume). Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk

membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah. Dengan pemberian

hidrogen peroksidase tadi, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas, sehingga

deskripsi dari luka dapat dilakukan dengan akurat.aya 3

Selain secara makroskopik, yaitu dengan karateristik pada luka tembak

masuk, tidak jarang diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan secara

pasti bahwa luka tersebut luka tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak

selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun

pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah pemeriksaan mikroskopik,

pemeriksaan kimiawi dan pemeriksaan radiologik.aya 3

2.9.1 Pemeriksaan Mikroskopik

Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatan oleh dua faktor yaitu akibat

trauma mekanis dan termis.aya 3


29

a. Kompresi epitel, di sekitar luka tampak epitel yang normal dan yang

mengalami kompresi, dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta

elongasi inti sel,

b. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-

butir mesiu.

c. Epitel mengalami nekrose koagulatif, epitel sembap, vakuolisasi sel-sel

basal.

d. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih

banyak mengambil warna biru (basofilik staining) kelainan ini paling

dominan dan adanya butir-butir mesiu.

e. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling

dominan) dan adanya butir-butir mesiu.

f. Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik

g. Butir-butir mesiu tampak sebaga benda tidak beraturan, berwarna hitam

atau keoklatan.

1) Pada luka tembak tempel “hard contact” permukaan kulit sekitar luka

tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir

mesiu akan tampak dilapisan bawahnya, khususnya disepanjang tepi

saluran luka.

2) Pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu terdapat pada

kulit dan jaringan dibawah kulit.

3) Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada

permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit.aya 3


30

2.9.2 Pemeriksaan Kimiawi

Pada “black gun powder” dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat,

sulfat, karbonat, tiosanat, dan tiosulfat. Pada “smokeles gun powder” dapat

ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur kimia

yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat ditemukan ialah

timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak, dan thalium. Pemeriksaan atas

unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau disekitar

luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan

yang mengenggam senjata.aya3

2.3.3 Pemeriksaan dengan sinar X

Pemeriksaan foto rontgen pada luka tembak kurang bermanfaat. Ada

beberapa alsan penggunaan foto rontgen yaitu:

a. Untuk mengetahui lokasi peluru

b. Untuk mengetahui lokasi peahan peluru. Meskipun luka tembaknya

merupakan luka tembak terbuka, peluru mungkin pecah dan berada dalam

tubuh.

c. Untuk mengetahui saluran peluru

d. Untuk mengetahui defek pada tulang

e. Untuk mengetahui adanya emboli udara berkaitan dengan adanya bahaya

pada pembuluh darah yang besar akibat peluru

f. Sebagai bukti tertulis bahwa tubuh korban telah diperiksa dan adanya luka

akibat peluru.

g. Untuk menyingkirkan adanya peluru dalam tubuh.


31

h. Untuk menyingkirkan adanya peluru dalam tubuh.

Radiografi dapat juga digunakan pada pasien hidup untuk menentukan

beberapa karaterisktik adanya peluru dalam tubuh. Terdapat masalah yang tidak

diharapkan saat radiografi digunakan sebagai pemeriksaan rutin untuk memeriksa

luka tembak.aya 3

Foto rontgen dapat menyatakan ada peluru yang mungkin tidak berhubungan

dengan penembakan yang sedang diselidiki. Yang kedua, kaliber dari peluru tidak

dapat ditentukan dengan tepat dengan menggunakan foto rontgen. Adanya distorsi

dengan menggunakan foto rontgen besar dan tergantung jarak peluru dan film X-

Ray sangat sulit memperkirakan kaliber yang tepat dari peluru berdasarkan

penampilan peluru di foto rontgen. Pemeriksaan radiografi yang lain kadang-

kadang digunakan pada pemeriksaan luka tembak. Ini terdiri dari soft X-rays yang

terkadang dinamakan greenz rays.aya 3

Pemeriksaan seara radiologik dengan sinar X ini pada umumnya untuk

memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban. Demikian pula

bila ada partikel-partikel yang tertinggal pada “tandem bullet injury” dapat

ditemukan dan peluru walaupun luka tembak masuknya hanya satu. Bila pada

tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat dipastikan bahwa korban

ditembak dengan senjata jenis “shoot gun” yang tidak beratur, dimana dalam satu

peluru terdiri dari berpuluh pellet. Bila pada tubuh korban tampak satu peluru,

maka korban ditebak oleh senjata jenis rifled. aya 3

Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau tekah rusak

sedemikian rupa, sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi


32

ini akan dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak

peluru pada foto rontgen. Pramono (1997) menyatakan luka tembak masuk dilukis

dalam keadaan asli atau dibuat foto. Pada luka tembak jarak dekat dibuat perobaan

parafin, yang kegunaannya untuk menentukan sisa mesiu pada tangan penembak

atau sisa-sisa mesiu sekitar luka tembaj untuk jarak dekat.aya 3

2.3.4 Pemeriksaan baju korban luka tembak

Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek baju

yang dibuat oleh peluru. Beberapa cara pemeriksaanya.aya 3

a. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa merusak baju

tersebut

b. Untuk mengidentifikasi korban, dapat dicari barang-barang yang

ada di saku.

c. Baju harus dilepaskan dari korban, tapi jika hal ini dapat merusak

maka dilakukan manipulasli sehingga luka dapat dilihat.

d. Korban yang meninggal, sekarat, dan potensialuntuk resusitasi

kardiopulmonologi dirawat oleh oetugas medis. Berikatan dengan

hal ini, baju korban harus dipotomg atau dirobek.

Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

yang berbeda. Ini meliputi :

a. Dengan mata telanjang

b. Dengan mikroskop binokular

c. Dengan fotografi inframerah


33

2.10 Aspek Medikolegal Luka Tembak

Aspek hukum mengenai penembakan terhadap perundang-udangan.izy b

1. Penembakan penjahat yang legal karena keadaan darurat


a. Pasal 48 KUHP
Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak

dipidana
b. Pasal 49 KUHP
1) Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan

terpaksa untuk diri sendiri maupun orang lain, kehormatan kesusilaan

atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau

ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan

hukum.
2) Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan

keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan

itu tidak dipidana


c. Pasal 50 KUHP
Barang siaa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan

undang-undang tidak dipidana

d. Pasal 51 KUHP
1) Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah

jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana


2) Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya

pidana, kecuali jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira

bahwa perintah diberikan dengan wewenang dan pelaksanaannya

termasuk dalam lingkungan pekerjaannya.

Prosedur medikolegal luka tembak dijabarkan pada : izy B

1) Kewajiban dokter membantu peradilan.


a. Pasal 133 KUHAP
34

1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani

seorang korban baik luka, keracunan, ataupun mati yang diduga

karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang

mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran

kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.


2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan

tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau

pemeriksaan bedah mayat


3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter

pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh

penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang

memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang

dilekatkan pada ibu jari atau bagian lain badan mayat.


b. Pasal 179 KUHAP
1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran

kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan

keterangan ahli demi keadilan


2) Semua ketentuan tersebut diatas untuk saksi belaku juga bagi

mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan

bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan

keterangan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang

keahliannya.
2) Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya
a. Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali

apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia


35

memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi

dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya


b. Pasal 184 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseoang kecuali

apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia

memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi

dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.

1. Alat bukti yang sah adalah :


a) Keterangan saksi
b) Keterangan ahli
c) Surat
d) Petunjuk
e) Keterangan terdakwa
2. Hal yang secara umum sudah diketahui dan tidak perlu

dibuktikan. izy A

2.11 Prinsip Dasar Penanganan Luka Tembak

Pada prinsipnya penanggulangan luka tembak adalah suatu tindakan bedah

yang bertahap. Tahap pertama adalah tindakan debridement. Sesudah bersih luka

dibiarkan terbuka dan tidak boleh dilakukan penutupan/penjahitan luka primer.

Langkah-langkah debridement:

a. Insisi kulit.

b. Irigasi / pembilasan luka.

c. Lakukan ligasi pada sumber perdarahan.

d. Luka dibiarkan terbuka.

e. Immobilisasi daerah luka.


36

f. Pada luka yang mendapat infeksi tindakan debridement dapat diulang secara

hati-hati.

Jika hasil debridement pertama belum baik, maka dilakukan debridement

ulang. Tahap kedua dilaksanakan pada saat luka sudah tenang, tak ada lagi tanda-

tanda infeksi pada luka, yaitu dilakukan penutupan luka primer (Delayed Primary

Closure) atau sekunder untuk memperkecil luas luka dengan penjahitan kulit atau

tindakan skin graff. Tindakan ini dikerjakan biasanya 5-10 hari sesudah tindakan

tahap pertama.

Daftar pustaka

- Aya

1. Dahlan,S., 2007, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas


Diponegoro, Semarang.
2. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensik Laboratory
Handbooks, Prectice and Resource.
3. Idries AM. 1997. Pedomamn Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa
Aksara. Hal: 131-88.
4. Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearm,
Ballistics and Forensic Techniques. Second Edition. New York : CRC
Press. Pade 72-140
- Niscu

X. Ordog GJ, Balasubramaniam S, Wasserberger J. Outpatient management of


357 gunshot wounds to the chest. J Trauma; 1983. p. 832-5.

Y. http://library.med.utah.edu/WebPath/FORHTML/FOR018.html [Image

contributed by Todd Grey, MD, University of Utah


37

Z. Safitry O. 2014. Mudah membuat Visum Et Repertum Kasus Luka.

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta. Hal:36-37.

Izy

a. Idries, A.M. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik.Edisi Pertama. Jakarta :


Binarupa Aksara. 1997. Hal. 131-67
b. Bagian Kedokteran Forensik FK UI. Peraturan Perundang-Undangan Bidang
Kedokteran. Edisi kedua. Jakarta. Fakultas Kedokteran UI 1994.

C. Umboh RVS, Mallo NTS, Tomuka MD. Pola Luka Pada Korban Mati Akibat
Senjata Api di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Medikolegal FK UNSRAT -
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandoumanado Periode Januari 2007-Desember 2013. eCL.
2015; 3 (1): 36.

D. Ashari I. Luka Tembak. 2011. (Available online with update


http:www.irwanshari.com/luka-tembak/) [28 Oktober 2015]

E. Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI.

Master

1. Rilano V.2013. Pola Luka pada Korban Mati Akibat Senjata Api di Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik Medikolegal. Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi.
2. Sinta A.2012. Referat Luka Tembak. Fakultas Kedokteran Muhammadiyah
Palembang.
3. Ahmad saiful.2014.Luka tembak. Bagian ilmu forensic dan medikolegal
universitas hassanudin
4. Suyanthi A. The Roll of Forensic Radiology in Identifying Gun Shot
Wound. Jurnal Medika Udayana; 2007
5. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara, 1997; p.131-168.
6. Dahlan,S., 2007, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
7. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensik Laboratory
Handbooks, Prectice and Resource.
38

8. Pounder D.J.2008. Departement of Forensic Medicine, Unviersity of


Dundee. http://www.dundee.ac.uk/forensicmedicine/notes/gunshot.pdf.
9. Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearm,
Ballistics and Forensic Techniques. Second Edition. New York : CRC
Press. Pade 72-140
10. Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI.
11. Ashari irwan. 2011. Luka Tembak. Diakses dari:
http://www.irwanashari.com/luka-tembak/. [28 September 2015].
12. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara: 1997. Hal.131-188.
13. Ashari I. Luka Tembak. 2011. (Available online with update
http:www.irwanshari.com/luka-tembak/)
14. Idries AM. Pedoman ilmu kedokteran forensik. Edisi 1. Jakarta: Binarupa
Aksara; 1997. hal.169-70.
15. Idries, A.M. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik.Edisi Pertama. Jakarta :
Binarupa Aksara. 1997. Hal. 131-67
16. Bagian Kedokteran Forensik FK UI. Peraturan Perundang-Undangan
Bidang Kedokteran. Edisi kedua. Jakarta. Fakultas Kedokteran UI 1994.
17. Algazi AM. Luka Tembak. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. Semarang;2008.

You might also like