You are on page 1of 3

Hari Intake cairan Jumlah Output cairan Jumlah

Minggu, 23 September 2017 Minum air mineral jam 100 ml 04.50 BAK 100 ml
11.00
Minum air mineral jam 300 ml 10.00 BAK 100 ml
14.30
Minum Es teh jam 350 ml 15.30 BAK 100 ml
19.00
Minum air mineral jam 100 ml 18.00 BAK 100 ml
21.00
20.00 BAK 100 ml
Air Metabolisme
(5ml/kgBB/hari = 5ml 315 ml 22.00 BAK 100 ml
x 63 kg)
IWL
(15ml/kgBB/hari= 945 ml
15 ml x 63 kg)
Jumlah input 1.165 ml Jumlah output 1.545 ml
Senin, 24 September 2017 Minum air mineral jam 50 ml 05.00 BAK 100 ml
09.00
Minum air mineral jam 50 ml 07.00 BAK 100 ml
11.00
Minum es air mineral 350 ml 12.00 BAK 100 ml
jam 12.00
Makan sop ayam jam 200 ml 15.30 BAK 100 ml
12.00
Minum air mineral jam 50 ml 20.00 BAK 100 ml
14.00
Makan mie rebus jam 250 ml 22.30 BAK 100 ml
20.00
Minum air mineral jam 250 ml 23.00 BAB 100 ml
20.30
Air Metabolisme 351 ml IWL
(5ml/kgBB/hari = 5ml (15ml/kgBB/hari= 945 ml
x 63 kg) 15 ml x 63 kg)
Jumlah input 1.551 ml Jumlah output 1.645 ml
Selasa, 25 September 2017 Minum air mineral jam 100 ml 04.30 BAK 100 ml
09.30
Minum es air mineral 350 ml 08.00 BAK 100 ml
jam 12.00
Minum es coklat jam 175 ml 12.00 BAK 100 ml
15.30
Minum air mineral jam 250 ml 16.00 BAK 100 ml
19.00
18.10 BAK 100 ml
351 ml
Air Metabolisme 19.30 BAK 100 ml
(5ml/kgBB/hari = 5ml 20.00 BAK 100 ml
x 63 kg)
21.25 BAK 100 ml

IWL
(15ml/kgBB/hari= 945 ml
15 ml x 63 kg)
Jumlah input 1.226 ml Jumlah output 1.745 ml

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Penggunaan air yang paling utama
bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Terutama untuk mencukupi kebutuhan asupan cairan
di dalam tubuh (Slamet, 2007). Maka dari itu diperlukan menghitung balance cairan untuk
mengetahui keseimbangan cairan tubuh kita terpenuhi atau tidak. Keseimbangan cairan dalam
tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang
keluar (Alimul, 2006).

Hasil dari table diatas menunjukkan bahwa perbandingan jumlah hasil output atau
pengeluaran cairan yang keluar dari tubuh saya lebih tinggi dibandingkan hasil intake atau
pemasukan cairan ke tubuh saya. Jika hasil perhitungan balance cairan adalah negatif maka
menunjukkan adanya pengurangan cairan. Terdapat beberapa faktor faktor mempengaruhi
pengeluaran urin atau eliminasi urin menurut Tarwoto & Wartonah (2006) adalah pertumbuhan
dan perkembangan meliputi usia dan berat badan dapat mempengaruhi jumlah pengeluaran urin,
sosiokultural meliputi budaya masyarakat tentang berkemih, psikologis meliputi perasaan cemas
dan stres, kebiasaan seseorang, aktivitas dan tonus otot meliputi tonus otot kandung kemih untuk
berkontraksi, intake cairan dan makanan meliputi mengonsumsi teh dapat meningkatkan urin,
kondisi meliputi kondisi sesorang misalnya seseorang demam yang akan terjadinya penurunan
produksi urin karena banyak cairan dikeluarkan melalui kulit, pembedahan meliputi penggunaan
anastesi dapat menurunkan produksi urin, obat obatan dengan pengguna diuretic dapat
meningkatkan produksi urin dan pemeriksaan diagnostic misalnya intravenous pyelogram
dimana pasien dibatasi intake sebelum prosedur untuk mengurangi output urin.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi eliminasi urin terhadap tubuh saya adalah faktor
psikologis, faktor kondisi, faktor intake cairan & makanan dan faktor kebiasaan seseorang.
Faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat produksi urin terhadap tubuh saya, misalnya adalah
faktor psikologis yang pada akhir-akhir ini saya banyak pikiran yang membuat saya merasa
cemas dan bingung cara menyelesaikan masalah tersebut. Faktor tersebut dapat mempengaruhi
kuantitas produksi urin saya. faktor kondisi, kondisi cuaca yang menyebabkan produksi urin
meningkat, pasalnya bulan ini hujan turun lebat dan mempengaruhi suhu lingkungan, suhu di
kamar menjadi dingin. Hawa dingin bisa meningkatkan rasa berkeinginan untuk miksi. Faktor
intake cairan dan makanan, mengonsumsi es teh dan es coklat dapat meningkatkan produksi urin
karena mengandung kafein yang dapat meningkatkan pembuangan dan eksresi urin. Faktor
kebiasaan seseorang, faktor ini menjadi utama pasalnya saya berkebiasaan untuk mengambil air
wudhu sebelumnya harus miksi agar tidak terganggu pada saat sholat, dan kebiasaan sebelum
tidur diwajibkan untuk mengosongkan kandung kemih supaya tengah malam tidak terbangun
untuk miksi.

Masalah eliminasi urin yang mungkin terjadi pada saya adalah inkontinensia urin.
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urin (Alimul,2006). Konsumsi air yang tidak sesuai dapat menimbulkan
permasalahan yang terjadi. Untuk dari itu perbanyak minum air putih, mengurangi konsumsi
minuman yang berasa dan mengonsumsi makanan yang tinggi akan air seperti semangka supaya
untuk tidak terkena gangguan pada eliminasi urin.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Slamet JS. (2007). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada Press

Wartonah & Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi
ketiga. Jakarta : Salemba Medika.

You might also like