You are on page 1of 154

PERANCANGAN PROSES PRODUKSI ISOEUGENOL

DAN VANILIN DARI EUGENOL MINYAK DAUN


CENGKEH

EDY MULYONO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
SURAT PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul ”Perancangan


Proses Produksi Isoeugenol dan Vanilin dari Eugenol Minyak Daun Cengkeh”
adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tulisan ini.

Bogor, Januari 2012

Edy Mulyono
F 361030111
ABSTRACT
EDY MULYONO. Process Design in the Production of Isoeugenol and Vanillin
from Eugenol of Clove Leaf Oil. Under the supervision of Ani Suryani, Djumali
Mangunwidjaja and Dwi Setyaningsih.
Clove leaf oil contains a high amount of eugenol (70-95%) and hence it has been
considered as a potential raw material for production of isoeugenol and vanillin,
which have high economic value. This study was aimed at designing production
of isoeugenol and vanillin from eugenol of clove leaf oil and analyzing the
potential product development financially.The specific objectives of this research
work are 1) Identify the isoeugenol and vanillin, 2) Model simulation of process
design of isoeugenol and vanillin, 3) Study on financial feasibility and added
value. This research is expected to provide maximum economic potential of
eugenol to enhance the added value of clove leaf oil. The results showed that the
FTIR and NMR products confirmed that isoeugenol and vanillin present in the
synthesized product were identical to the reference standards. Model simulation of
process design suggested that isomerization reaction of eugenol to produce
isoeugenol occurred at temperatures of 25-200oC and 1 atm pressure, with the
average conversion and isoeugenol of 90% and product purity of 89,6%.
Meanwhile, oxydation of isoeugenol which then produced vanillin took place at
temperatures of 19.22-150oC and 1 atm pressure resulting in the average
conversion of 90% and product purity of 98%. Financial analysis on isoeugenol
and vanillin industries showed feasible at production capacities of 1,157,280
kg/year and 853,929 kg/year respectively, with total investment of Rp.
3,795,050,000 and 3,795,050,000 as well as working capital of Rp.
127,487,726,119 and Rp. 154,794,595,559 respectively. At an interest rate of 12%
and 10 years project lifetime showed the NPV of Rp. 645,341,441,970 and Rp.
779,561,530,094 respectively. Furthermore, the IRR were 47,40% and 47,43%;
net B/C ratio 3.90 and 3.91; BEP 8,178 and 5,063 products unit; PBP 1.27 and
1.25 years. Value added of eugenol to isoeugenol and vanillin industry were Rp.
145,193 and Rp 175,651/kg respectively, while labor incomes were Rp. 447.0
and Rp. 2.190/kg, processor profits Rp. 144.476 and Rp. 173.461/kg. It is
concluded that designing industrial production of isoeugenol and vanillin from
eugenol of clove leaf oil is financially feasible.
Key words: clove leaf oil, eugenol, isoeugenol, vanillin, process design,
production.
RINGKASAN

EDY MULYONO. Perancangan Proses Produksi Isoeugenol dan Vanilin dari


Eugenol Minyak Daun Cengkeh. Dibawah bimbingan Ani Suryani, Djumali
Mangunwidjaja dan Dwi Setyaningsih.
Eugenol merupakan komponen utama minyak cengkeh yang
kandungannya dapat mencapai 70−95 % tergantung dari bahan baku yang
digunakan (bunga, tangkai, dan daun). Dengan kandungan eugenol yang tinggi,
minyak cengkeh merupakan sumber bahan baku isoeugenol dan vanilin yang
potensial. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan rancangan proses
produksi vanilin yang berbasis eugenol minyak daun cengkeh yang memiliki
kalayakan teknis maupun finansial. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini
adalah 1) identifikasi isoeugenol dan vanilin hasil sintesis, 2) simulasi rancangan
proses industri isoeugenol dan vanilin, 3) kelayakan finansial dan nilai tambah.
Adanya penelitian ini diharapkan potensi ekonomis eugenol minyak daun cengkeh
(MDC) secara maksimal dapat diusahakan, sehingga dapat memberikan nilai
tambah minyak daun cengkeh.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu 1) analisis peluang dan
permasalahan; 2) identifikasi isoeugenol dan vanillin dengan menggunakan FTIR
dan NMR; 3) pemilihan proses dan pengembangan proses. Pengembangan proses
dilakukan melalui integrasi proses, simulasi model, analisis finansial dan nilai
tambah terhadap rancangan proses produksi vanilin. Pemilihan proses dilakukan
dengan studi literatur. Identifikasi isoeugenol dan vanilin dilakukan dengan
mempergunakan peralatan nuclear magnetic resonance (NMR), dan fourier
transform infra red (FTIR). Integrasi proses dilakukan dengan mengkombinasikan
seluruh tahapan proses sehingga dihasilkan diagram alir yang utuh. Simulasi
model perancangan proses produksi isoeugenol dan vanilin dilakukan
menggunakan simulasi dengan bantuan perangkat lunak Hysys. Analisis
kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi
yaitu net present value (NPV), internal rate of return (IRR), net benefit cost ratio
(B/C rasio), break even point (BEP), pay back period (PBP), dan analisis
sensitivitas serta nilai tambah.
Berdasarkan analisis spektroskopi FTIR dan NMR, .menunjukkan bahwa
pita serapan adalah identik antara isoeugenol hasil isomerisasi dengan standar.
Identitas senyawa ini ditunjukkan dengan terdeteksinya gugus OH, C-C aril
(cincin aromatis), gugus OCH3 dan gugus CH3 dari spektrum pita serapan
inframerah. Selain itu terdeteksi pula posisi trans dan cis isoeugenol. Sedangkan
melalui spektrum HNMR terdeteksi posisi pergeseran kimia (δ) gugus metil (-
CH3) yang menunjukkan identitas senyawa isoeugenol. Disamping itu spektrum
HNMR menunjukkan bahwa senyawa isoeugenol yang diperoleh lebih dominan
dalam bentuk trans isoeugenol.
Identitas senyawa vanilin terdeteksi baik pada sampel maupun senyawa
standar dengan munculnya pita serapan gugus-gugus fungsi (gugus OH, OCH3,
gugus C-C aril dan CHO) dari spektrum infra merah. Sedangkan struktur
molekulnya terdeteksi melalui pergeseran kimia dari proton yang dimilikinya
melalui spektrum HNMR, yaitu gugus karbonil (HCO-) sebagai identitas
senyawa vanilin.
Hasil simulasi perancangan proses produksi isoeugenol dan vanilin
berbasis minyak daun cengkeh menggunakan Hysys menunjukkan : a.) proses
isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol berlangsung pada suhu 25 – 200oC dan
tekanan 1 atm. Besarnya konversi reaksi 90% tingkat kemurnian isoeugenol yang
dihasilkan mencapai 89,6%; dan b.) proses oksidasi isoeugenol menjadi vanilin
berlangsung pada suhu 19,22 - 150oC dan tekanan 1 atm. Dalam tahap sintesis
vanilin, besarnya konversi reaksi rata-rata sebesar 90% dan dihasilkan vanilin
dengan tingkat kemurnian 98%.
Industri isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak
dikembangkan dengan kapasitas produksi 1.157.280 kg/tahun, total investasi
Rp 3.795.050.000,- dan modal kerja Rp 127.487.726.119,-. Pada tingkat suku
bunga 12%/tahun, nilai NPV adalah Rp 645.341.441.970,- nilai IRR 47,40%, Net
B/C 3,9, BEP 8.178 satuan produk dan tingkat pengembalian modal (PBP) dari
industri ini adalah 1,27 tahun. Kelayakan industri isoeugenol sensitif terhadap
perubahan harga bahan bakunya. Hasil perhitungan analisis nilai tambah
menunjukkan bahwa industri isoeugenol ini memberikan nilai tambah sebesar
Rp 145.193,-/kg bahan baku, imbalan tenaga kerja Rp 447,00,- /kg, keuntungan
Rp 144.746,- /kg bahan baku. Industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak
daun cengkeh layak dikembangkan dengan kapasitas produksi 853.920 kg/tahun,
total investasi Rp 3.795.050.000,- dan modal kerja Rp 154.794.595.559,-. Pada
tingkat suku bunga 12%/tahun, nilai NPV adalah Rp 779.561.530.094,- nilai IRR
47,43%, Net B/C 3,91, BEP 5.053 satuan produk dan tingkat pengembalian modal
(PBP) dari industri ini adalah 1,25 tahun. Kelayakan industri vanilin relatif
sensitif terhadap perubahan harga bahan bakunya. Hasil perhitungan analisis nilai
tambah menunjukkan bahwa industri vanilin ini memberikan nilai tambah sebesar
Rp 175.651,-/kg bahan baku, imbalan tenaga kerja Rp 2.190,- /kg, keuntungan Rp
173.461,- /kg bahan baku.
© Hak Cipta milik IPB. Tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa


mencantumkan atau menyebut sumber.

a. Pengutipan nama untuk kepentingan pendidikan, penelitian,


penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik atau tinjauan suatu masalah;
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajarIPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau


seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seijin IPB.
PERANCANGAN PROSES PRODUKSI ISOEUGENOL
DAN VANILIN DARI EUGENOL MINYAK DAUN
CENGKEH

EDY MULYONO

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Penguji Luar Komisi

Pada Ujian Tertutup : 1. Dr. Ir. Meika S Rusli


2. Dr. Ir. Irzaman, MSi

Pada Ujian Terbuka : 1. Prof. Dr. Ir. Risfaheri, MSi


2. Dr. Ir. Zainal Alim Mas’ud, DEA
Judul Disertasi : Perancangan Proses Produksi Isoeugenol dan Vanilin
dari Eugenol Minyak Daun Cengkeh

Nama : Edy Mulyono

NRP : F361030111

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA


Ketua

Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, MS
Anggota Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana


Teknologi Industri Pertanian

Dr. Ir Machfud, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian:19 Januari 2012 Tanggal Lulus: 30 Januari 2012


PRAKATA

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan disertasi ini yang berjudul “Perancangan Proses Produksi Isoeugenol
dan Vanilin dari Eugenol Minyak Daun Cengkeh”.
Dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang setinggi-
tinginya :
1. Kepada yang terhormat Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA selaku ketua komisi
pembimbing, Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA, dan Dr. Ir. Dwi
Setyaningsih, MS masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing yang
telah memberi curahan pemikiran, bimbingan, arahan, saran dengan penuh
dedikasi dan dorongan motivasi sehingga penelitian dan penulisan disertasi ini
dapat penulis selesaikan.
2. Kepada Pimpinan dan staf Program Studi Teknologi Industri SPS IPB, atas
fasilitas , dan dukungan yang diberikan.
3. Kepada yang terhormat Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, atas segala fasilitas dan dorongan motivasi yang
diberikan selama penulis menyelesaikan penelitian dan disertasi ini.
4. Kepada Prof. Dr. Ridwan Thahir dan Ir. Wisnu Broto, MS atas dorongan
motivasi yang diberikan selama penulis menyelesaikan penelitian dan disertasi
ini.
4. Kepada Rekan penulis terutama Ir. Tatang H, Msi., Dra. Sri Yuliani Apt.,
Dr. Ir. Huerudin, MappSc., Prof. Dr. Risfaheri, serta Hari Soesanto,STP., dan
Rosi C, STP., atas segala bantuannya selama penelitian di Balai Besar Litbang
Pasacapanen Pertanian serta Mas Hendra yang dengan sabar membantu
selama penulisan disertasi ini.
5. Rekan-rekan TIP 2003, Dr. Syarifah Nurjanah, Dr. Ismiyati, Dr. Srigunani
Pratiwi, Dr. Kurnia Harlina Dewi, Dr. Sulistyo Sidik, Dr. Firman Noer TA
(Alm), Dr. Komar Sutriah, Dr. Acep Jayaprawira, Acep Muhib dan
Dr. Sjoufjan Awal atas persaudaraannya dan kebersamaannya selama belajar.
6. Istri tercinta Elidar, SH, ananda Lidya Rahma Shaffitri, Seno Pandu Ahmad,
Ayah dan Ibu, mertua dan adik-adik serta seluruh keluarga, atas segala doa
dan kasih sayang yang penuh ketulusan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaikan disertasi
ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan minyak daun
cengkeh di Indonesia pada umumnya dan industri hilir vanilin pada khususnya.

Bogor, Januari 2012


Edy Mulyono
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magetan pada tanggal 30 juli 1955 sebagai anak


ketiga dari pasangan Bapak Wasri dan Ibu Kun Suwarsini. Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas ditamatkan di Magetan,
Jawa Timur. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, lulus pada tahun 1981.
Pada tahun 1986 penulis melanjutkan studi Magister Sains di Program Studi
Mekanisasi Pertanian,Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dan menamatkannya pada tahun 1990. Kesempatan untuk melanjutkan ke
program doktor pada program studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertania Bogor, diperoleh pada tahun 2003.
Penulis bekerja sabagai staf peneliti pada Balai Tanaman Rempah dan
Obat sampai tahun 2001. Mulai tahun 2002 penulis bekerja di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Litbang Pertanian.
Sebagai Peneliti, jabatan Fungsional Peneliti penulis “Peneliti Madya”.
Disamping peneliti penulis merangkap sebagai Manajer Laboratorium
Pengembangan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Pada tahun 1988, penulis menikah dengan Elidar, SH dan dikarunai tiga
orang anak yang bernama Lidya Rahma Shaffitri, Seno Pandu Ahmad dan Ratu
Nimas Shaffitri (Alm).
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1
A Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 5
C Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 5
D Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………….. . 5
II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………… 7
A Minyak Daun Cengkeh ………………………………………………….. 7
B Eugenol …………………………………………………………………. 8
C Isoeugenol ………………………………………………………………. 10
D Vanilin……………………..…………………………………………...... 12
E Katalis ………………………………………………………………….. 16
F Perancangan Proses Produksi Vanillin ………………………………… 18
G Analisis Finansial ………………………………………………………. 23
H Analisis Nilai Tambah ………………………………………………….. 26

III METODOLOGI …………………………………………………………... 29


A Kerangka Pemikiran …………………………………………………… 29
B Bahan …………………………………………………………………. 30
C Alat …………………………………………………………………….. 31
D Metode Penelitian ……………………………………………………… 31

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………. 37


A Analisis Peluang dan Permasalahan …………………………………….. 37
B Identifikasi Produk Isoeugenol dan Vanilin .............................................. 39
C Pemilihan Proses ....................................................................................... 44
D Pengembangan Proses ................................................................................ 45
E Analisis Finansial ......................................................................................... 58
Halaman

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 75


A Simpulan ……………………………………………………………….. 75
B Saran ……………………………………………………………………. 76
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 91
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… 99
DAFTAR TABEL
Halaman
n
1 Standar mutu minyak daun cengkeh menurut SNI 06-2387-1998 ............ 7
2 Spesifikasi eugenol dalam perdagangan ...................................................... 8
3 Sifat-sifat fisiko-kimia eugenol .................................................................. 9
4 Sifat-sifat fisiko-kimia isoeugenol ............................................................... 10
5 Sifat fisiko-kimia vanilin ............................................................................. 13
6 Model perhitungan nilai tambah dari Hayami dan Kawagoe (1993) .......... 27
7 Resume kondisi proses pembuatan vanillin dari eugenol minyak daun
cengkeh, biotransformasi eugenol dan ekstraksi polong vanili …………… 38
8 Resume kondisi proses kimia pembuatan vanilin dari beberapa metode .... 44
9 Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses isomerisasi iso-
eugenol ......................................................................................................... 50
10 Kondisi aliran bahan pada proses isomerisasi isoeugenol ....................... 50
11 Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses sintesis vanilin .................. 54
12 Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses sintesis vanilin
(lanjutan) ....................................................................................................... 55
13 Kondisi aliran bahan pada proses sintesis vanilin ...................................... . 56
14 Kondisi aliran bahan pada proses sintesis vanilin (lanjutan) ......................... 56
15 Jenis dan jumlah komponen modal tetap pendirian industri isoeugenol ..... . 60
16 Jenis dan jumlah modal kerja pendirian industri isoeugenol ......................... 61
17 Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga (Rp) ...................... . 61
18 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC ......... 62
19 Jenis dan jumlah komponen modal tetap pendirian industri vanilin …... ... . 63
20 Jenis dan jumlah modal kerja pendirian industri vanilin .............................. 64
21 Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga (Rp) .................... . 64
22 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC............... 65
23 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
pada berbagai tingkat suku bunga ………………………………………. . 66
Halaman
n
24 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar MDC pada
berbagai perubahan harga bahan baku (DF 12%) ....................................... 66
25 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC pada
berbagai tingkat suku bunga ......................................................................... 67
26 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC pada
berbagai perubahan harga bahan baku (DF 12%) ....................................... 68 .
27 Hasil perhitungan nilai tambah industri isoeugenol pada berbagai tingkat
harga bahan baku ........................................................................................... 70
28 Hasil perhitungan nilai tambah industri vanilin pada berbagai tingkat
harga bahan baku ............................................................................................ 72
DAFTAR GAMBAR
Halaman

1 Struktur molekul isoeugenol ........................................................................ 10


2 Struktur molekul vanilin ............................................................................. 13
3 Sintesis vanilin dari eugenol ......................................................................... 15
4 Oksidasi isoeugenol menjadi vanilin .......................................................... 16
5 Mekanisme eliminasi-adisi hidrida logam ................................................... 17
6 Mekanisme π-allyl kompleks …………………………………………… 17
7 Model proses perancangan …...................................................................... 18
8 Model proses perancangan interaktif …………………………………….. 20
9 Perancangan proses melalui tahapan analisis sistem proses ……………… 20
10 Tahap perancangan proses kimia …………………………………………. 22
11 Metode perancangan proses ……………………………………………… 32
12 Spektrum IR senyawa isoeugenol : (a) sampel dan (b) standar .................... 40
13 Spektrum NMR senyawa isoeugenol : (a) sampel dan (b) standar .............. 41
14 Spektrum FTIR senyawa vanilin (a) sampel dan (b) standar ....................... 42
15 Spektrum HNMR senyawa vanilin: (a.) sampel dan (b.) standar ………… 43
16 Integrasi proses sintesis isoeugenol dan vanillin skala laboratorium …… 46
17 Reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol .......................................... 49
18 Desain proses isomerisasi isoeugenol berdasarkan hasil simulasi
Hysys ............................................................................................................. 51
19 Mekanisme reaksi awal oksidasi isoeugenol menjadi vanilin ...................... 52
20 Desain proses oksidasi isoeugenol menjadi vanilin berdasarkan hasil
simulasi Hysys .............................................................................................. 52
21 Process Engineering Flow Diagram (PEFD) produksi vanilin
dari eugenol MDC ........................................................................................ 57
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Biaya investasi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC …….. 87


2 Biaya investasi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
(Lanjutan) ………………………………………………………………… 88
3 Biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas industri isoeugenol …….. 89
4 Biaya tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja langsung pada industri
isoeugenol ………………………………………………………………… 90
5 Biaya tetap dan biaya variabel industri isoeugenol berbahan dasar eugenol
MDC ............................................................................................................. 91
6 Nilai peralatan mesin, biaya pemeliharaan, asuransi, nilai sisa dan biaya
penyusutan industri isoeugenol …………………………………………... 92
7 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol
MDC …………………………………………………………………….. 93
8 Proyeksi arus kas industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC ……. 94
9 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol berbahan
dasar eugenol MDC ………………………………………………………. 95
10 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga
16% ……………………………………………………………………….. .. 96
11 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 16% ……... 97
12 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada
tingkat suku bunga 16% …………………………………………………… 98
13 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga
20 % ……………………………………………………………………….. 99
14 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 20 % ……. 100
15 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada
tingkat suku bunga 20 % …………………………………………………... 101
16 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga
24 % ………………………………………………………………………. . 102
Halaman

17 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 % ……. 103
18 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada
tingkat suku bunga 24 % ………………………………………………….. 104
19 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg …………………………………………………………… 105
20 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg ………………………………………………………….. . 106
21 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga
bahan baku Rp. 190.000,-/kg ………………………………………………. 107
22 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 200.000,-/kg …………………………………………………………… 108
23 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 200.000,-/kg …………………………………………………………… 109
24 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga
bahan baku Rp. 200.000,-/kg ………………………………………………. 110
25 Jenis dan jumlah input lain di luar bahan baku dan tenaga kerja pada
industri isoeugenol ……………………………………………………….. 111
26 Perhitungan nilai tambah industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp 180.000,-; Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- per kg …………………….. 112
27 Biaya investasi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC ………........ 113
28 Biaya investasi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC (Lanjutan) ... 114
29 Biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas industri vanilin ………….. 115
30 Biaya tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja langsung pada industri
vanilin ……………………………………………………………………… 116
31 Biaya tetap dan biaya variabel industri vanilin berbahan dasar eugenol
MDC .............................................................................................................. 117
32 Nilai peralatan mesin, biaya pemeliharaan, asuransi, nilai sisa dan biaya
penyusutan industri vanilin ………………………………………………... 118
Halaman

33 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC… 119
34 Proyeksi arus kas industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC …………. 120
35 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin berbahan
dasar eugenol MDC ………………………………………………………... 121
36 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga
16% ……………………………………………………………………….. .. 122
37 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 16% …………. 123
38 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat
suku bunga 16% ……………………………………………………………. 124
39 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga
20 % ……………………………………………………………………….. 125
40 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 % ………… 126
41 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat
suku bunga 20 % …………………………………………………............... 127
42 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga
24 % ………………………………………………………………………. . 128
43 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 % ………… 129
44 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanillin pada tingkat
suku bunga 24 % …………………………………………………………... 130
45 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg …………………………………………………………… 131
46 Proyeksi arus kas industri vanilin pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg …………………………………………………………… 132
47 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada harga
bahan baku Rp. 190.000,-/kg ……………………………………………… 133
48 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku
Rp. 200.000,-/kg ………………………………………………………….. 134
Halaman

49 Proyeksi arus kas industri vanilin pada harga bahan baku


Rp. 200.000,-/kg ………………………………………………………….. 135
50 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada harga
bahan baku Rp. 200.000,-/kg ……………………………………………… 136
51 Jenis dan jumlah input lain di luar bahan baku dan tenaga kerja pada
industri vanilin …………………………………………………………….. 137
52 Perhitungan nilai tambah industri vanilin pada harga bahan baku
Rp 180.000,-; Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- per kg …………………… . 138
I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Ekstrak vanili secara luas digunakan sebagai bahan perisa ( flavoring


ingredient) di dalam makanan dan minuman. Ekstrak vanili mengandung
sekitar 200 bahan-bahan penyusun. Komponen utamanya adalah, vanillin, 4-
hydroxybenzal-dehyde, vanillic acid and 4-hydroxybenzoic acid (Rao dan
ravishankar, 2000). yang mendukung terbentuknya flavor alami lembut dan
tidak dimiliki vanilin sintetik. Vanilin yang terbentuk di alam sebagai
glukosida yang dihidrolisis menjadi vanilin dan gula. Vanilin adalah suatu
senyawa organik dengan rumus molekul C8H8O3 dengan gugus fungsional
aldehid, eter dan fenol.
Permintaan yang tinggi akan ekstrak vanili, sedangkan jumlah
produknya terbatas dan harga tinggi menyebabkan diproduksinya vanilin
sintetik yang berasal dari eugenol (minyak cengkeh), lignin (limbah bubur
kertas) dan guaiakol (petrokimia). Untuk waktu yang lama sumber yang
paling utama vanilin adalah eugenol yang merupakan komponen utama
minyak cengkeh. Anon. (2010) menyebut vanilin sintetis yang bersumber dari
tumbuhan sebagai natural vanillin seperti natural vanillin ex clove, natural
vanillin ex tumeric demikian juga halnya natural vanillin ex vanilla bean.
Vanilin natural yang berasal dari cengkeh (natural vanillin ex clove) dijual
dengan harga $ 23,59 per pound. Sedangkan vanilin natural yang berasal dari
polong vanili (natural vanillin ex vanilla bean) dijual pada harga $1587,00 per
pound. Sintesis vanilin selain dilakukan dengan cara kimia dari bahan yang
bersumber langsung dari tumbuhan, sintesis vanilin dilakukan melalui proses
biologis menggunakan beberapa jenis bakteri seperti Bacillus sp. dan
Pseudomonas sp. (Furukawa et al. 2003). Sedangkan dari eugenol
biotransformasi menjadi vanilin dapat terjadi dengan bantuan Escherichia coli
(Overhage et al. 2003).
Selama ini Indonesia dikenal sebagai penghasil minyak cengkeh
terbesar di dunia yang menguasai 63% pasar dunia (Rizal dan Djazuli, 2006)
dengan tingkat produksi rata-rata 1500 ton/tahun. Pada tahun 2005 luas total
perkebunan cengkeh di Indonesia mencapai 329.624 ha dan terus meningkat
sampai mencapai 467.400 ha pada tahun 2009 (Litbang Deptan, 2005; Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa potensi produksi
minyak cengkeh sebagai bahan baku pembuatan vanilin natural sangat besar.
Selama ini proses produksi minyak daun cengkeh menggunakan bahan baku yang
bersumber dari limbah tanaman cengkeh, yakni tangkai dan daun yang telah gugur
sehingga hal ini diharapkan memperluas wawasan petani dalam mengoptimalkan
pengolahan tanaman cengkeh yang berbasis selain bunga sebagai hasil utamanya.
Peluang usaha pengolahan minyak daun cengkeh dan produk turunan di
Indonesia cukup besar, karena selain bahan baku yang tersedia cukup melimpah
(potensi minyak daun cengkeh di Pulau Jawa 11,47 ton per hari yang setara luas
areal ± 130.354 ha), juga kebutuhannya cukup banyak. Perhitungan ini didasarkan
pada berat daun jatuh setiap pohon 0,5 kg per minggu, umur tanaman lebih dari 10
tahun (Rusli dan Wirawan, 1984), rendemen minyak daun cengkeh 2 % (Anon.,
1992), populasi tanaman 100 pohon per hektar (polikultur) dan rata-rata
penutupan kanopi 60% (Balittro, 2005). Saat ini harga minyak daun cengkeh di
pasar internasional adalah USD8,25 per kilo, eugenol USD 9,70 dan isoeugenol
USD 11,30 (Uhe, 2009), sedangkan harga vanillin sintetik ± USD 10 (Market
report, 2008). European Flavour and Fragrance Association (2005) mencatat
sekitar 25.600 kg isoeugenol digunakan di Eropa setiap tahunnya, sedangkan
kebutuhan vanilin sintetik di dunia mencapai 10.500 ton tiap tahun (Fridge, 2004).
Menurut Hansen, et. al., (2009), hanya sekitar 0,25% (40 ton dari 16000 ton)
produk vanilin yang di jual yang berasal dari polong vanili (vanilla pod)
selebihnya berasal dari lignin, terutama dari guaiacol.
Minyak daun cengkeh mengandung dua kelompok komponen penyusun.
Kelompok pertama adalah senyawa fenolat dengan eugenol (80-85%) sebagai
komponen terbesar. Kelompok kedua adalah senyawa non fenolat, meliputi β-
karyofilen, α-kubeben, α-kopaen, humulen, δ- kadinen, dan kadina 1,3,5 trien
dengan beta karyofilen sebagai komponen terbesar (Sastrohamidjojo, 2002).
Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah minyak daun cengkeh
yaitu dengan memproduksi senyawa isolat dari minyak daun cengkeh (eugenol)
atau senyawa turunannya antara lain isoeugenol dan vanilin. Konversi minyak
cengkeh menjadi vanilin dapat dilakukan dengan berbagai metode. Sebagian besar
literatur menyebutkan bahwa proses diawali dengan isomerisasi eugenol dalam
minyak cengkeh menjadi isoeugenol dengan katalis basa alkali baik tanpa pelarut
(US3544621; GB271818; US1643805; GB1186953,) atau dengan pelarut seperti
anilin (GB271819;US1643804), amil alkohol (GB417072). Proses isomerisasi ini
juga dapat menggunakan katalis logam seperti ruthenium, osmium (US4138411,
Sharma, et.al., 2005), rhodium (GB1489451), hidrotalsit (Kishore dan Kannan,
2004). Selanjutnya isoeugenol dioksidasi menjadi vanilin dengan penambahan
oksidator cair seperti nitrobenzen (GB417072; GB442061; US1643805;
GB271818; GB1186953; Sastrohamidjojo, 2002), larutan dikromat, permanganat,
hidrogen peroksida (Thorpe, 1954).
Prinsip pembuatan isoeugenol adalah reaksi isomerisasi eugenol
dimana ikatan rangkap pada grup alkenil pindah ke posisi konjugasi pada cincin
benzena. Reaksi isomerisasi eugenol pada tingkat komersial umumnya dilakukan
dengan cara mereaksikan eugenol dengan larutan basa berlebih pada suhu tinggi
(Sharma et al., 2006). Lamanya waktu pemanasan pada reaksi isomerisasi
eugenol (5 – 7 jam) serta suhu yang tinggi (Cerveny et al., 1987) dapat
mengakibatkan terjadinya overheating serta dekomposisi produk yang dihasilkan.
Kelemahan lain yaitu pelarut yang diperlukan cukup tinggi dan hasil
isomerisasinya sangat kental yang akan memadat dalam keadaan dingin (Anon.,
1987). Untuk mengatasi hal tersebut, teknologi gelombang mikro diduga dapat
diaplikasikan untuk menghasilkan produk isoeugenol dengan kemurnian yang
tinggi dalam waktu yang singkat.
Penggunaan basa kuat sebagai katalis isomerisasi eugenol dapat
digantikan oleh katalis dari golongan logam transisi. Beberapa jenis katalis logam
transisi yang telah digunakan dalam isomerisasi eugenol, yaitu rhutenium
(Gandilhon, 1979; Sharma, et al., 2006), serta rhodium (Givaudan, 1977; Cerveny
et al., 1987). Katalis logam transisi yang banyak digunakan yaitu ruthenium,
namun penggunaan katalis ini masih memerlukan konsentrasi katalis cukup tinggi
sehingga kurang efisien (Chalk., 1975). Katalis rhodium merupakan alternatif
untuk proses isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol karena penggunaannya lebih
efisien (Chalk, 1975; Cerveny et al., 1987) sehingga dapat mengurangi pemakaian
bahan kimia. Selain dari pada itu, katalis rhodium dapat mengurangi beberapa
kelemahan penggunaan katalis basa kuat karena jumlah katalis dan pelarut yang
digunakan sangat rendah serta campuran reaktan tidak mengalami pengentalan
sehingga prosesnya lebih mudah. Katalis rhodium memiliki keunggulan
dibandingkan katalis logam transisi lainnya dimana untuk mendapatkan tingkat
konversi eugenol yang setara jumlah katalis yang digunakan lebih rendah
(Givaudan 1977).
Sintesis vanilin dari eugenol meliputi dua tahapan proses yaitu isomerisasi
eugenol menjadi isoeugenol, yang dilanjutkan dengan oksidasi isoeugenol
menjadi vanilin (Sastrohamidjojo, 2002). Prosedur standar yang biasa digunakan
dalam sintesis vanilin adalah jalur oksidasi dengan nitrobensen (Anon., 1997).
Keunggulan metode ini yaitu relatif mudah dilaksanakan (suhu reaksi 130oC,
waktu 3 jam) dengan tingkat efisiensi cukup tinggi (Sastrohamidjojo, 2002).
Sintesis vanilin juga dapat dilakukan dengan oksidasi menggunakan H2O2 dan
katalis methyltrioxorhenium (MTO) (Herrmann, et al., 2000). Metode ini
menggunakan suhu reaksi yang lebih rendah dan waktu reaksi lebih singkat,
namun harga MTO sangat mahal.
Beberapa cara sintesis vanilin yang telah diketahui antara lain, sintesis
vanilin dari coniferin, guaiakol, lignin, eugenol, ekstrak vanilin dari polong vanili
dan ekstrak vanilin dari proses biotransformasi menggunakan mikroorganisme.
Berdasarkan informasi diatas, dilakukan perancangan proses produksi vanilin dari
beberapa jalur proses yang paling menguntungkan baik dari aspek teknis maupun
finansial. Oleh karena itu dalam pemilihan proses optimum produksi vanilin
didasarkan atas pertimbangan aspek efektivitas (pencapaian waktu operasi yang
singkat, kondisi proses yang relatif aman, dan mudah pengendaliannya) dan
efesiensi proses, maka dilakukan penelitian untuk memilih proses yang relatif
murah, singkat serta dengan ketersediaan bahan baku yang potensial di Indonesia.
Perancangan proses dengan kondisi operasi dengan menggunakan energi yang
efisien pada umumnya berkorelasi positif dengan penurunan biaya investasi dan
biaya produksi (Davis et al. 2001).
B Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendapatkan rancangan proses produksi
isoeugenol dan vanilin melalui reaksi isomerisasi dan oksidasi sehingga dapat
menghasilkan produk yang mempunyai kalayakan teknis maupun finansial.

C Manfaat Penelitian
Hasi penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan
proses produksi vanilin khususnya dari bahan dasar eugenol minyak daun
cengkeh secara efisien sehingga mampu meningkatkan nilai tambah.

D Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut :
1. Analisis peluang dan masalah produksi vanilin.
2. Identifikasi isoeugenol dan vanillin dengan menggunakan, FTIR dan
HNMR.
3. Pemilihan proses meliputi: isomerisasi eugenol dan oksidasi isoeugenol
(produksi vanilin).
4. Pengembangan proses meliputi integrasi proses, simulasi model
perancangan proses sintesis senyawa isoeugenol dan vanilin dan
melakukan analisis finansial produksi isoeugenol dan vanilin yang
dihasilkan pada skala ekonomis dan analisis nilai tambah
II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Minyak Daun Cengkeh


Minyak daun cengkeh diperoleh dari penyulingan daun cengkeh
(Syzigium aromaticum, Eugenia caryophyllata dan Syzigium caryophyllum).
Metode yang umum digunakan yaitu penyulingan dengan uap air. Minyak
daun cengkeh berwarna kuning muda. Minyak daun cengkeh digunakan
sebagai bahan baku industri pangan, parfum, farmasi, dan bahan pembuatan
vanilin sintetik (Ketaren, 1985).
Minyak daun cengkeh pada umumnya mengandung jumlah eugenol
lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak bunga cengkeh. Mutu minyak
daun cengkeh terutama ditentukan oleh kandungan eugenol dan warna minyak
(Ketaren, 1985). Tabel 1 memperlihatkan standar mutu minyak daun cengkeh
berdasarkan Standar Nasional Indonesia.

Tabel 1 Standar mutu minyak daun cengkeh menurut SNI 06-2387-1998


Karakteristik Nilai
Bobot Jenis pada 15oC 1,03 - 1,06
Indeks Bias pada 20oC 1,52 - 1,54
Kadar eugenol minimal (%) 78
Minyak pelikan Negatif
Minyak lemak Negatif
Kelarutan dalam alkohol 70% Larut dalam dua volume
Sumber : BSN, 1998

Minyak daun cengkeh mengandung dua kelompok komponen


penyusun. Kelompok pertama adalah senyawa fenolat dengan eugenol (80-
85%) sebagai komponen terbesar. Kelompok kedua adalah senyawa non
fenolat yang meliputi beta karyofilen, alfa kubeben, alfa kopaen, humulen,
delta kadinen, dan kadina 1,3,5 trien dengan beta karyofilen sebagai
komponen terbesar (Sastrohamidjojo, 2002).
Minyak daun cengkeh umumnya dilakukan pengolahan lanjutan
menjadi eugenol. Proses lanjutan ini dapat menggunakan destilasi fraksinasi
atau ekstraksi secara kimiawi.
B. Eugenol
Eugenol dan non eugenol dari minyak daun cengkeh dapat dipisahkan
dengan cara penambahan larutan NaOH atau KOH dan membentuk larutan
natrium atau kalium eugenolat yang larut dalam air. Sedangkan komponen
lain dalam minyak daun cengkeh tidak larut dalam air sehingga akan tebentuk
dua lapisan cairan yang mudah dipisah. Cairan Na/K-eugenolat setelah
terpisah dapat dinetralkan dengan larutan asam sulfat.
Eugenol dapat diisolasi dengan penambahan NaOH. Jumlah NaOH
yang direaksikan harus proporsional dengan kandungan eugenol dalam
minyak daun cengkeh. Eugenol akan bereaksi dengan NaOH membentuk Na-
eugenolat yang larut dalam air. Setelah reaksi berlangsung akan diperoleh dua
lapisan. Lapisan atas merupakan senyawa atau komponen dalam minyak
cengkeh selain eugenol. Eugenol dapat diperoleh dengan menetralkan larutan
eugenolat dengan menambahkan HCl hingga pH 3. Pada akhir reaksi terjadi
dua lapisan, dimana lapisan atas mengandung eugenol (Sastrohamidjojo,
2002). Spesifikasi eugenol dalam perdagangan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Spesifikasi eugenol dalam perdagangan

Karakteristik Nilai
Bobot jenis pada 25o 1,064 – 1,070
Indeks bias pada 20oC 1,540 – 1,542
Kemurnian Eugenol, min. 99%
Penampakan dan warna Cairan bening sampai kuning muda
Kelarutan dalam etanol 70% 1:2
Aroma aroma cengkeh
Sumber : Anonim, 2006b

Wirawan (1982) melaporkan isolasi eugenol menggunakan larutan


NaOH 4%, 5%, dan 6% dengan nisbah minyak daun cengkeh dengan larutan
NaOH 1 : 5 menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH yang dipergunakan dalam
isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh berpengaruh nyata terhadap
kemurnian eugenol serta berpengaruh sangat nyata terhadap sifat fisiko-kimia
dan rendemen eugenol yang diperoleh. Pada penelitian di atas juga dilakukan
isolasi eugenol menggunakan larutan NaOH 7% dengan nisbah minyak daun
cengkeh dan larutan NaOH 1 : 5, dari hasil percobaan ternyata terjadi
penyabunan setelah minyak daun cengkeh direaksikan dengan larutan NaOH
7%. Rendemen eugenol yang tertinggi diperoleh dari perlakuan dengan larutan
NaOH dengan konsentrasi 4% pada suhu 45oC. Selanjutnya untuk
memisahkan komponen non eugenol atau komponen bukan asam, komponen
diekstrak dengan eter, sedangkan natrium eugenolat larut dalam air dan
pereaksinya. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan atau
penyulingan. Menurut Sumangat et.al. (2003)., isolasi eugenol menggunakan
NaOH 6% dan nisbah minyak daun cengkeh terhadap NaOH 1:7 sudah dapat
meningkatkan rendemen dan kemurnian eugenol yang diperoleh. Wahyudin,
(2007)., melaporkan isolasi eugenol menggunakan NaOH 10% dapat
menurunkan larutan NaOH yang digunakan tetapi masih dapat menghasilkan
produk isolasi dengan kemurnian dan rendemen yang cukup tinggi.
Dari berbagai kegunaan eugenol yang telah diketahui (pengobatan
gigi, parfum, flavor) salah satunya adalah sebagai bahan dasar produksi
isoeugenol untuk pembuatan vanilin. Di Indonesia penggunaan eugenol
sebagai bahan baku vanilin masih belum dikembangkan, walaupun potensi
sumber bahan baku eugenol dari minyak daun cengkeh cukup besar.
Eugenol termasuk senyawa yang mengandung beberapa gugus
fungsional yaitu alil (alkena), fenol dan eter dan merupakan cairan tidak
berwarna atau kekuning-kuningan, dan berubah menjadi coklat bila kontak
dengan udara. Sifat fisiko-kimia eugenol antara lain disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Sifat fisiko-kimia eugenol


- Rumus molekul C10H12O2
- Rumus bangun

- Titik leleh (oC) -9


- Titik didih (oC) 254
- Bobot jenis 1,066
- Kelarutan Sedikit larut air ( <1 mg/ml ), larut dalam eter,
alkohol, kloroform, asam asetat dan larutan basa
- Indeks bias 1,5410
Sumber : http://www.chemicalland21.com/specialtychem/perchem/EUGENOL.htm
C. Isoeugenol
Isoeugenol dapat dijumpai di alam antara lain dalam minyak cengkeh,
ylang-ylang, dan cempaka (West, 1949). Komponen tersebut umumnya sangat
sedikit sehingga isolasi isoeugenol dari bahan alam tersebut tidak efisien.
Isoeugenol banyak digunakan dalam industri parfum, penambah aroma, dan
industri farmasi sebagai antiseptik dan analgesik, serta banyak digunakan
sebagai bahan baku vanilin.
Isoeugenol atau dengan nama lain orto metoksi fenol atau 2-metoksi-4-
(1-propenil) fenol merupakan isomer struktur dari eugenol dengan rumus
molekul C10H12O2. Isoeugenol komersial merupakan campuran dari isomer
cis- dan trans- yang memiliki struktur molekul seperti disajikan pada Gambar
1. Secara fisik, isoeugenol merupakan cairan kental dengan aroma cengkeh
namun lebih lunak dan berwarna kekuning-kuningan. Sifat fisiko-kimia
isoeugenol disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Sifat fisiko-kimia isoeugenol


Karakteristik Nilai
Rumus molekul C10H12O2
Warna kuning jernih
Bobot jenis (g/ml) 1,077
Indeks bias 1.5760
Titik didih (oC) 266 – 268
Titik leleh (oC) - 10
Kelarutan dalam air agak larut
Bobot molekul (g/mol) 164,20
Sumber : http://www.coleparmer.com/catalog/Msds/19038.htm 2005)

OH OH
OCH3 OCH3

H
H H
H
Tran Cis-
s-
Gambar 1 Struktur molekul isoeugenol (Kadarohman dkk. 1999)
Sebagian besar isoeugenol diperoleh melalui isomerisasi eugenol,
karena isolasi isoeugenol dari bahan alam tidak efisien. Beberapa faktor yang
mempengaruhi reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol yaitu jenis
katalis, pelarut, suhu, nisbah molar (konsentrasi katalis), dan adanya air
(Cerveny et al., 1987).
Isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol merupakan suatu reaksi
katalitik, antara lain NaOH/KOH (Moestafa et al.,1990; Baby, 1997),
rhutenium (Alan, 1975; Sharma et al., 2006), dan rhodium (III) klorida
(Givaudan, 1977; andrieux et al., 1977, Cerveny et al.,1987). Penggunaan
katalis tersebut menghasilkan isoeugenol dengan rendemen tinggi, namun
terdapat perbedaan dalam kemudahan proses dan waktu reaksi yang
diperlukan (Cerveny et al., 1987).
Baby (1997) menyatakan isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol
dengan katalis KOH pada konsentrasi 4 M, pelarut alkohol (etanol dan
gliserol), dan suhu pemanasan 130-150oC dapat mengkonversi eugenol
menjadi isoeugenol sebanyak 95-98%. Penggunaan pelarut gliserol lebih
menguntungkan dibandingkan dengan etanol karena waktu reaksi yang
diperlukan lebih singkat (0,75 jam) dibandingkan dengan etanol (5 jam).
Namun demikian, penggunaan katalis KOH tersebut memiliki kelemahan
yaitu produk yang dihasilkan sangat kental, dan memadat pada keadaan
dingin, serta memerlukan jumlah pelarut yang cukup banyak (Cerveny et al.,
1987). Baby (1997) juga membandingkan pemanasan konvensional (refluks)
dan gelombang mikro pada isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol dengan
katalis alkalin (KOH). Pemanasan menggunakan gelombong mikro ternyata
dapat mempercepat waktu reaksi 13,2 kali lebih cepat dibandingkan dengan
pemanasan konvensional (refluks). Hasil penelitian Kurniawan (2005),
menunjukkan bahwa konversi eugenol menjadi isoeugenol pada isomerisasi
dengan pemanasan gelombang mikro pada tingkat warm mencapai 92,44%,
dengan komposisi 0,02% trans- dan 94,97% cis-isoeugenol.
Alan (1975) melaporkan ruthenium dapat digunakan sebagai katalis
pada proses isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol. Namun demikian,
penggunaan katalis ini kurang efisien karena memerlukan suhu dan
konsentrasi katalis yang tinggi.
Penggunaan rhodium (III) klorida sebagai katalis isomerisasi, memiliki
keunggulan dibandingkan dengan katalis alkalin dan ruthenium. Salah satu
keunggulan katalis rhodium, yaitu penggunaan katalis dengan konsentrasi
yang sangat rendah (Alan, 1975). Menurut Alan, (1975), penggunaan katalis
rhodium dengan konsentrasi 87 ppm pada suhu 25-160oC dapat menghasilkan
isoeugenol dengan rendemen 90-98%.
Soesanto (2006), melakukan isomerisasi eugenol menggunakan katalis
rhodium (III) klorida hidrat dengan pemanasan menggunakan gelombang
mikro. Pada penelitiannya diamati mengenai pengaruh konsentrasi katalis
RhCl3.3H2O (0,08 %, 0,16 %, dan 0,24 %) dan lamanya waktu pemanasan
dengan gelombang mikro (10 menit, 15 menit, dan 20 menit) terhadap
karakteristik produk isoeugenol yang dihasilkan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kadar isoeugenol meningkat secara nyata dengan
semakin lamanya waktu pemanasan sampai dengan 15 menit, namun
perpanjangan waktu pemanasan dari 15 menit sampai 20 menit tidak
meningkatkan kadar isoeugenol secara nyata dan bahkan terjadi sedikit
penurunan. Penggunaan katalis RhCl3.3H2O menghasilkan nisbah cis dan
trans yang lebih baik dibandingkan dengan katalis KOH.
Menurut Alan (1975), pelarut yang digunakan dalam isomerisasi
eugenol menjadi isoeugenol dengan katalis rhodium (III) klorida sebaiknya
pelarut alkohol yang memiliki titik didih rendah dengan atom karbon 1-4.
Hasil penelitian Cerveny et al., (1987) menunjukkan bahwa pelarut etanol
lebih efektif dibandingkan dengan isopropranol karena waktu reaksinya yang
lebih cepat. Keberadaan air dalam isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol
dengan katalis rhodium memberikan pengaruh negatif. Hasil penelitian
Kadarohman (2009), menunjukkan bahwa adanya air dalam reaksi isomerisasi
ini menyebabkan konversi menjadi rendah.

D. Vanilin
Vanilin atau 4-hidroksil-3-metoksilbenzaldehida dengan rumus
molekul C8H8O3, mempunyai gugus fungsional aldehida, metoksil, dan
hidroksil (Gambar 2). Secara fisik, vanilin merupakan kristal putih atau sedikit
berwarna kuning yang mempunyai bau, aroma, dan rasa yang khas. Vanili
banyak dipakai sebagai pengharum makanan, minuman, parfum dan obat-
obatan. Sifat fisiko-kimia vanilin disajikan pada Tabel 5.

OH
OCH3

Gambar 2 Struktur molekul vanilin (Kadarohman dkk. 1999)

Tabel 5 Sifat fisiko-kimia vanilin


Karakteristik Nilai
- Rumus molekul C8H8O3
- Warna putih atau sedikit kuning
- Bobot jenis (g/cm3) 1,056 (padat)
- Titik didih (oC) 285
- Titik leleh (oC) 80-81
- Kelarutan dalam air (25oC) 1 g/100 ml
- Bobot molekul (g/mol) 152,14
Sumber : http://www.chemicalland21.com, 2005.

Secara alami, vanili terdapat sebagai komponen utama buah vanili. Tanaman
penghasil buah vanili yaitu Vanilla planifolia, V. pompana, dan V. tahitensis,
namun tanaman yang banyak dibudidayakan yaitu V. planifolia.
Vanilin dapat diisolasi dari buah vanili, namun kadar vanilin terdapat
dalam buah vanili sangat kecil yaitu berkisar 1,5-3%. Unsur utama dari polong
vanili adalah vanilin, asam vanilat, p-hidroksibensaldehid dan p-asam
hidroksibensoat (Smith, 1964; Archer, 1989; Ranadive, 1992 di dalam Peter,
2004)
Disebabkan oleh mahalnya ekstrak vanilin alami dan ketersediaannya
yang terbatas, maka telah lama dilakukan pembuatan vanilin sintesis. Proses
produksi vanilin alami dari tanaman vanila berlangsung lama dan melelahkan.
Proses penyerbukannya memerlukan bantuan tangan manusia selanjutnya
pemeraman selama 1- 6 bulan daari saat polong vanila hijau dipanen. Produksi
1 kg vanili membutuhkan sekitar 500 kg polong vanili, yang setara dengan
penyerbukan 40.000 bunga. Saat ini, hanya 0,25% (40 ton dari 16.000) dari
vanilin yang berasal dari polong vanili yang dapat dijual setiap tahun
selebihnya berasal dari lignin, terutama dari guaiacol (Hansen, et. all., 2009).
Sementara sebagian besar sisanya disintesis secara kimia dari lignin atau
hidrokarbon fosil, khususnya yang mengandung guaiacol.
Beberapa cara sintesis vanilin yang telah diketahui antara lain :
a. Sintesis vanilin dari coniferin, yaitu suatu glukosida yang diperoleh
dalam getah dari kambium coniferin. Sintesis dilakukan melalui
oksidasi dengan asam kromat menghasilkan glukovanilin yang akan
terurai oleh asam menjadi vanilin dan glukosa.
b. Sintesis vanilin dari guaiakol, yaitu suatu senyawa yang diperoleh dari
tar kayu guaiakol. Sintesis vanilin ini melibatkan formilasi
(formylation) guaiakol oleh formaldehida, yang dikenal dengan reaksi
Reimer-Tiemann. Proses ini merupakan salah satu jalur sintesis vanilin
yang cukup murah, dan banyak digunakan sebelum berkembangnya
penggunaan lignin dari limbah pabrik kertas, dan bila harga minyak
cengkeh mahal (Kerkar, 2005).
c. Sintesis vanilin dari lignin, yaitu melalui proses oksidasi lignin (asam
lignosulfonat) dari limbah cair pabrik kertas pada kondisi alkalin
(Kerkar, 2005). Vanilin yang diperoleh dari bahan ini berkisar 5-10 %.
Kelayakan teknologi ini tergantung pada hasil yang diperoleh. Selain
dengan cara kimia, sintesis vanilin dari lignin dapat dilakukan melalui
proses biologis menggunakan beberapa jenis bakteri seperti Bacillus sp.
dan Pseudomonas sp. (Furukawa et al., 2003).
d. Sintesis vanilin dari eugenol, yaitu melalui proses isomerisasi eugenol
menjadi isoeugenol yang dilanjutkan dengan oksidasi untuk membentuk
vanilin. Keuntungan penggunaan eugenol sebagai bahan vanilin, yaitu
bahan baku tersedia secara kontinyu, dan jalur reaksinya yang
sederhana.
BB-Pascapanen (2006) dan Cisadesi (2007) melaporkan bahwa vanilin
dapat disintesis melalui eugenol dari minyak daun cengkeh seperti disajikan
pada Gambar3.

Eugenol
+ Katalis RhCl3. 3H2O
dalam etanol

Perlakuan konsentrasi
katalis dan lama reaksi

Pendinginan

Isoeugenol

Nitrobenzena/ Refluks 130oC


DMSO/KOH

Perlakuan nisbah mol Gelombang mikro


dan lama reaksi

Perlakuan daya dan


Pendinginan lama reaksi

HCl Ekstraksi dengan dietil eter

Penguapan pelarut
Produk mengkristal
pada suhu kamar
Vanilin

Gambar 3. Sintesis vanilin dari eugenol

Reaksi oksidasi isoeugenol menjadi vanilin disajikan pada Gambar 4.


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses oksidasi isoeugenol
menjadi vanilin, yaitu jenis oksidator, katalis, suhu dan lama reaksi, dan
nisbah mol oksidator dengan isoeugenol.
OH OH
OCH3 OCH3
Oksidator

Panas

O
Isoeugenol Vanilin
Gambar 4 Oksidasi isoeugenol menjadi vanilin

Jenis oksidator yang telah diketahui dapat digunakan dalam oksidasi


isoeugenol menjadi vanilin diantaranya nitrobenzen (Sastrohamidjojo, 2002),
KMnO4 dengan katalis 18-crown eter-6 (Setiyatno, 1991), dan H2O2 dengan
katalis methyltrioxorhenium (MTO) (Herrmann et al., 2000).
Menurut Sastrohamidjojo (2002), oksidasi menggunakan oksidator
nitrobenzen pada suhu 130oC selama 3 jam dapat menghasilkan vanilin
sebanyak 53,8% pada pemanasan dengan cara konvensional. Pada pemanasan
dengan gelombang mikro vanilin yang dihasilkan sebanyak 86,10% (Suwarso,
2005). Rendemen vanilin yang dihasilkan pada oksidasi dengan KMnO4 dan
katalis 18-crown eter-6 lebih rendah dibandingkan dengan nitrobenzen, yaitu
sebesar 22.9%. Menurut Cisadesi (2007), pada sintesis vanilin dengan nisbah
penggunaan oksidator nitrobensen maupun KOH terhadap isoeugenol pada
jumlah yang sangat sedikit, tidak dapat menghasilkan rendemen maupun
kemurnian produk vanilin yang tinggi.
Herrmann et al., (2000), telah melakukan oksidasi isoeugenol menjadi
vanilin dengan oksidator H2O2 dan katalis methyltrioxorhenium (MTO).
Rendemen vanilin yang dihasilkan cukup tinggi (64-75%). Metode ini
menggunakan suhu reaksi yang lebih rendah (60oC) dan waktu reaksi yang
lebih singkat (2 jam), namun masalah utamanya yaitu ketersediaan katalis
MTO dan harganya yang tinggi.

E. Katalis
Katalis adalah suatu senyawa kimia yang mampu menyebabkan suatu
reaksi lebih cepat mencapai kesetimbangannya tanpa terlibat langsung secara
permanen dalam reaksi (Keenan, 1992). Fungsi katalis adalah untuk
menurunkan energi suatu reaksi sehingga laju reaksi dapat meningkat.
Secara garis besar, katalis dikelompokkan menjadi tiga jenis: katalis
homogen, katalis heterogen, dan katalis enzim. Katalis homogen adalah katalis
yang mempunyai fasa yang sama dengan substrat atau interaksi antara substrat
dan katalis berada pada fasa yang sama. Katalis heterogen adalah katalis yang
yang mempunyai fasa yang berbeda dengan substrat atau interaksi antara
substrat dan katalis berada pada fasa yang berbeda. Sedangkan katalis enzim
merupakan molekul protein dengan ukuran koloid, memiliki fasa yang berada
di antara katalis homogen dan heterogen (chem-is-try.org, 2006).
Katalis RhCl3.3(H2O) merupakan katalis dari logam transisi yang
sering digunakan dalam proses reaksi sintesis senyawa kimia. RhCl3.3(H2O)
mempunyai berat molekul 293.28, berwarna merah tua dengan bentuk kristal,
bersifat higroskopis. RhCl3.3(H2O) dihasilkan dari reaksi HCl terhadap
Rhodium (III) Oxida (Swan et al., 1974). Reaksi isomerisasi yang dikatalisis
oleh logam terdiri atas dua mekanisme (Chiu, 2002), yaitu: 1) mekanisme
eliminasi-adisi hidrida logam, dimana mekanisme ini memerlukan hidrogen
eksternal (Gambar 5) dan 2) mekanisme π-allyl kompleks atau pergeseran
atom hydrogen 1,3 (Gambar 6). Menurut Sharma et al. (2006), kunci dari
mekanisme π-allyl kompleks yaitu pengaktifan –C-H pada posisi β yang
merupakan tahap yang melibatkan penyusunan tiga atom karbon pada ikatan π
terhadap logam.

Gambar 5. Mekanisme eliminasi-adisi hidrida logam

β
γ α

Gambar 6 Mekanisme π-allyl kompleks


F. Perancangan Proses Produksi Vanillin
Perancangan merupakan proses kreatif dan berdisiplin untuk memecahkan
masalah yang mencakup pendefinisian dan penyelesaian masalah dengan
mengunakan prinsip metode ilmiah dan seni, imformasi teknis dan imajinasi
menentukan struktur, mesin, proses atau sistem baru yang memenuhi fungsi yang
diinginkan dengan nilai ekonomis dan efisiensi tinggi (Johnston et al. 2000).
Proses perancangan pada intinya merupakan kegiatan yang berurutan secara
sistematis dan terpadu dalam bentuk sintesis yaitu bagaimana suatu masalah yang
sulit dan komplek diurai menjadi beberapa masalah yang lebih mudah kemudian
dilanjutkan dengan menggabungkan dari masing-masing pemecahannya menjadi
pemecahan masalah aslinya (Johnston et al. 2000). Skema proses perancangan
menurut Roy dan Cross dalam Johnston et al. (2000) disajikan pada Gambar 7
berikut.
Invensi
Sumber ide:
• Kreativitas
individu/tim
• Penelitian pasar Sketsa model/pola Engineering
• Masukan konsumen design
• Produk pesaing
• Komponen/material Pengembangan
baru percobaan
• Penelitian dasar Pengembangan
• Masalah yang harus Spesifikasi dan bertahap
diselesaikan disain prototip
• Tantangan
• Kemampuan Pengembangan
teknologi, manufacturing
pengetahuan, Inovasi
material termasuk tambahan dan
ketrampilan Rancangan produk pengembangan
dan peralatan rancangan
Engineering science
Produksi

Pematangan
Pemasaran
Science Penurunan /penggantian
Inovasi

Gambar 7 Model proses perancangan (Roy and Cross 1983 diacu dalam
Johnston et al. 2000)
Dua teknik dasar dalam sintesis proses adalah teknik heuristik dan
algoritma. Teknik algoritma adalah analisis sederhana untuk menganalisis
masalah komplek dengan cara pengamatan susunan terstruktur, sedangkan teknik
heuristik adalah teknik pemilihan proses berdasarkan logika dan informasi dasar
(Rudd dan Watson 1973). Sintesis proses secara heuristic merupakan pengambilan
keputusan berdasarkan teori dan penyelesaian yang dapat dipercaya: rule of
thumb, spekulasi, dan subyektif (Seider at al. 1999). Teknik heuristik dalam
sintesis proses adalah proses penjabaran sejumlah langkah praktis untuk mencapai
tujuan kegiatan.
Beberapa teknik heuristic dalam sintesis proses dikembangkan oleh Rudd
dan Watson (1973), Douglas (1988) dan Sieder et al. 1999). Sintesis proses
menurut Rudd dan Watson (1973) meliputi: (1) pemilihan jalur reaksi proses, (2)
alokasi bahan atau pereaksi, (3) pertimbangan teknik pemisahan atau proses hilir,
(4) pemilihan operasi pemisahan dan, (5) integrasi atau pemaduan rancangan satu
sampai empat. Sedangkan menurut Douglas (1988) sintesis proses meliputi: (1)
teknik reaksi /proses, (2) analisis input-output, (3) pengalokasian output dan, (4)
operasi pemisahan dan jaringan penukar panas. Sintesis proses menurut Seider at
al. (1999) meliputi: penghilangan/memperkecil perbedaan, (2) distribusi bahan,
(3) teknik pemisahan, (4) eliminasi dan, (5) integrasi.
Perancangan proses yang bersifat interaktif juga dikembangkan oleh
Sinnot (1999) seperti disajikan pada Gambar 8. Tahapan penting dalam
perancangan tersebut meliputi pengumpulan data, sifat fisika, metode, seleksi dan
evaluasi proses. Perancangan proses melalui analisis sistem proses disampaikan
oleh hartmann dan kaplick (1990) seperti ditunjukkan Gambar 9.
Tujuan
(Spesifikasi rancangan)

Pengumpulan data, sifat


fisika,

Generalisasi dari perekaan


rancangan yang mungkin

Seleksi dan evaluasi


(Optimasi)

Rancangan akhir

Gambar 8 Model proses perancangan interaktif (Sinnot 1999)

Sintesis Tujuan
(Perancangan sistem) spesifikasi
kebutuhan

Analisis/Modeling dan Sistem


Simulasi yang ada

Optimasi dan Evaluasi


(Multiobjective)

Apakah properties
sistem tercapai
tidak
ya

Rancangan proses
akhir

Gambar 9 Perancangan proses melalui tahapan analisis sistem proses (Hartman


and Kaplick 1990)

Perancangan proses dilakukan karena adanya peluang untuk menghasilkan


produk yang menguntungkan dan memuaskan serta adanya permasalahan
langsung dari masyarakat (Sieder at al. 1999). Permasalahan dirumuskan secara
spesifik berdasarkan informasi dari survei literature. Informasi yang dimaksud
berkaitan dengan bahan baku, skala proses, permintaan pasar, harga jual produk
dan lain-lain. Invensi dalam perancangan proses dimulai dengan membuat
pernyataan masalah sederhana (statemen problem primitive), kemudian
dilanjutkan pembentukan tim perancang, pengumpulan informasi, kreasi proses
untuk menyelesaikan masalah spesifik.
Kreasi proses dilakukan setelah permasalahan dirumuskan dan survei
literature dilaksanakan (Gambar 10). Kreasi proses dilaksanakan melalui
pengumpulan data sifat-sifat termofisika bahan kimia dan percobaan
laboratorium. Kegiatan terpenting dari kreasi proses adalah sintesis yang terdiri
atas eliminasi perbedaan tipe molekul, pencampuran, pemisahan, eliminasi
perbedaan suhu, tekanan dan fase serta integrasi proses (Sieder at al. 1999).
Kreasi proses diakhiri dengan analisis keuntungan kasar. Proses dihentikan ketika
harga produk melebihi harga bahan baku.
Peluang (Opportunity)

Menganalisis permasalahan

Survei literatur

Kreasi satabase awal


Kreasi proses (Preliminary Database Creation)
(Process creation)
Percobaan

Sintesis proses awal: reaksi, separasi, perubahan operasi, integrasi


tugas, seleksi peralatan

Apakah ada keuntungan kasar ? tolak


? tidak
ya

Pengembangan proses berdasarkan kasus Proses rinci Sintesis – Metode


Algoritma
Menciptakan flowsheet proses Sintesis separasi

Analisi hulum/aturan
Integrasi proses
Integrasi panas dan daya
Create a detailed
Simulasi model
database
Penilaian pengendalian:
Pengetesan Pilot plant Sintesis struktur pengendalian,
Modifikasi flowsheet Analisis pengendalian, Simulasi
dinamik

Penilaian start up:


Apakah proses menjanjikan? Peralatan tambahan Simulasi
tidak ya dinamik
Rancangan rinci: Kondisi optimum proses, ukuran alat &
etimasi biaya modal • Analisis keamanan dan uji
ketahanan
• Pengetesan pilot plant
Apakah proses layak ?
tidak ya Konstruksi
tolak Laporan perancangan
Startup
Rancangan akhir: gambar peralatan, diagram perpipaan,
diagram instrumentasi, tata letak & skala model Operasi
knstruksi
Gambar 10 Tahap perancangan proses kimia (Seider et al. 1999)
Pengembangan proses dilakukan terhadap proses yang memberikan
keuntungan. Tim perancang membuat membuat diagram alir proses yang rinci
disertai dengan neraca massa, neraca energi dan daftar peralatan.
Inti dari perancangan proses adalah menemukan pilihan-pilihan proses
yang layak untuk dikembangkan sehingga pemilihan proses merupakan titik awal
yang cukup menentukan (Suryani dan Mangunwidjaja 2002). Perancangan proses
berhubungan erat dengan kegiatan sintesis yang marupakan kegiatan
yangberurutan dan terpadu. Dalam sintesis dilakukan pemilihan proses dengan
mengikuti kaidah umum seperti mempertimbangkan biaya rendah, aman,
memenuhi persyaratan lingkungan dan mudah mengoperasikannya.

G. Analisis Finansial
Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan
ekonomis suatu proyek. Beberapa kriteria investasi yang digunakan dalam
menentukan kelayakan suatu usaha adalah NPV (Net Present Value), IRR
(Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost ratio), PBP (Pay Back
Period) dan BEP (Break Even Point) (Gittinger, 1986; Thuesen dan Fabrycky,
1993; Blank dan Tarquin, 2002). NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang
dari keuntungan dan biaya. Nilai NPV yang positif rnenunjukkan bahwa proyek
atau industri tersebut Iayak untuk dilaksanakan sementara nilai NPV yang negatif
berarti proyek tidak layak. Formulasi yang digunakan untuk menghitung NPV
adalah sebagai berikut (Thuesen dan Fabrycky, 1993) :

n
NPV = ∑ (Bt - Ct)/(1+i)t …………………………..………. (1)
t= 1

dengan: n = Umur ekonomi


Bt = Penerimaan kotor tahun ke-t
Ct = Biaya kotor tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga

IRR tingkat investasi adalah tingkat suku bunga ( disccount rate) yang
menunjukkan nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah keseluruhan
investasi proyek. Nilai IRR yang Iebih besar dibandingkan dengan tingkat suku
bunga yang berlaku menunjukkan proyek layak untuk dilaksanakan (Horne,1977).
Secara matematis IRR dirumuskan sebagai berikut :

n
∑ (Bt - Ct)/(1+IRR)t = 0 ……………………………… (2)
t= 1

dengan: n = Umur ekonomi


Bt = Penerimaan kotor tahun ke-t
Ct = Biaya kotor tahun ke-t

Net B/C merupakan perbandingan antara nilai total sekarang dan


pendapatan bersih pada periode saat pendapatan bersih bernilai positif dengan
nilai total sekarang pendapatan bersih pada periode saat pendapatan bersih
negatif. Jika nilai Net B/C Iebih besar dari satu maka proyek atau industri
dinyatakan layak. Rumus perhitungan B/C adalah sebagai berikut (Blank dan
Tarquin, 2002) :

n
Net B/C = ∑ {Bt/(1+i)t} / {Ct/(t+i)t} ………………………..(3)
t=o

dengan: n = Umur ekonomi


Bt = Penerimaan kotor tahun ke-t
Ct = Biaya kotor tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga

PBP adalah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan sejumlah dana


yang telah diinvestasikan (Thuesen dan Fabricky, 1993). Satuan dalam
perhitungan PBP yang digunakan adalah dalam tahun atau bulan. Semakin
pendek PBP, semakin kecil resiko yang dihadapi investor. Rumus perhitungan
PBP (Pay Back Period) adalah sebagai berikut :

initial investment
PBP = annual cash flow ………….………….. (4)
Perhitungan BEP merupakan cara yang paling sering digunakan untuk
mengetahui tingkat penjualan dan produksi dalam keadaan seimbang (tidak
untung maupun rugi). Variabel yang sangat menentukan adalah biaya dan
penerimaan total. Kondisi usaha dikatakan baik jika total penjualan tinggi
sehingga nilai titik impas atau BEP rendah. BEP dirumuskan sebagai berikut :

biaya tetap per tahun


BEP = ………….. (5)
{1-(biaya variabel / nilai penjualan)}

1. Analisis Sensitivitas
Analisa kepekaan bertujuan untuk rnengetahui pengaruh berbagai
faktor eksternal dan internal terhadap kemampuan proyek mencapai jumlah
hasil penjualan dan keuntungan. Faktor eksternal misalnya perkembangan
harga produk sejenis di pasar. Contoh faktor internal adalah biaya pokok
produk yang akan dihasilkan (Sutojo, 2000). Dengan analisisa di atas akan
diketahui sejauh mana proyek akan tetap layak jika terjadi perubahan-
perubahan pada faktor-faktor tersebut. Dalam analisa sensitivitas setiap
kemungkinan harus dicoba, yang berarti bahwa, tiap kali harus diadakan
analisa kembali. Ini perlu sekali karena analisa proyek didasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang banyak mengandung ketidakpastian tentang apa yang
akan terjadi di waktu yang akan datang (Kadariah et aI., 1976). Pada bidang
pertanian, proyek sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama. Keempat
masalah tersebut adalah adanya perubahan harga, keterlambatan pelaksanaan,
kenaikan biaya dan adanya kesalahan dalam perkiraan hasil (Gittinger, 1986).
2. Harga
Pada setiap proyek pertanian, harus diteliti apa yang akan terjadi bila
asumsi mengenai harga juaI produk proyek pertanian tersebut ternyata keliru.
Untuk maksud itu, dibuat asumsi alternatif lain mengenai harga jual pada
masa yang akan datang dan dikaji pengaruhnya terhadap manfaat sekarang
neto yang akan diterima oleh proyek. Pengaruh perubahan harga jual
dipertimbangakan terhadap tingkat pengembalian secara nilai finansial atau
ekonomi, atau terhadap nisbah perbandingan manfaat dan investasi neto (net
benefit-investment ratio, yang seringkali disingkat menjadi N/K nisbah).
Analisis sensitivitas terhadap perubahan harga output yang dihasilkan
oleh proyek tersebut perlu, terutama bagi proyek-proyek dengan umur
ekonomis yang panjang dan dalam ukuran besar. Hal tersebut disebabkan
kemungkinan besar dengan adanya proyek, penawaran barang di pasar akan
bertambah, dan harga relatif (dibanding dengan tingkat harga umum) akan
menjadi lebih rendah (Kadariyah et al., 1976).

H. Analisis Nilai Tambah

Nilai tambah merupakan salah satu kriteria dalam perancangan atau


pengembangan suatu produk. Menurut Gittinger (1985), nilai tambah (added
value) adalah jumlah nilai ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
diselenggarakan di dalam masing-masing satuan produksi dalam
perekonomian, sedangkan menurut Gumbira-Sa’id dan lntan (2000), nilai
tambah adalah nilai yang tercipta dari kegiatan mengubah input pertanian
menjadi produk pertanian atau yang tercipta dari kegiatan mengolah hasil
pertanian menjadi produk akhir.
Keunggulan kompetitif produk agroindustri dapat diciptakan dengan
menerapkan konsep peningkatan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.
Peluang peningkatan nilai tambah sumberdaya alam dengan melakukan
diversifikasi produk dari alam sangat besar. Semakin rumit teknologi yang
digunakan untuk melakukan diversifikasi produk dan bahan baku hasil
panenan, maka semakin tinggi pula nilai tambah produk diversifikasi tersebut
serta mempunyai harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga
komoditi awalnya (Gumbira-Sa’id, 2001). Penghitungan nilai tambah salah
satu diantaranya dapat dilakukan dengan menggunakan metode Hayami dan
Kawagoe (1993).
Pengukuran nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami dan
Kawagoe (1993) dilakukan dengan menghitung nilai tambah produk yang
diakibatkan oleh pengolahan dan tidak memasukkan penggunaan tenaga kerja
dan faktor produksi yang lain. Jika faktor tenaga kerja dimasukkan maka nilai
yang didapatkan adalah keuntungan perusahaan dan bukan nilai tambah dari
suatu proses. Perhitungan nilai tambah dalam penelitian ini menggunakan
metode Hayami dan Kawagoe (Tabel 6), karena dengan nilai tambah yang
diperoleh lebih mewakili besarnya nilai tambah yang diterima dari kegiatan
pengolahan.

Tabel 6 Model perhitungan nilai tambah dari Hayami dan Kawagoe (1993)

No Variabel Perhitungan

I. Output, input dan harga


1 Output (kg/th) a
2 Bahan baku (kg/th) b
3 Tenaga kerja (HOK/th) c
4 Faktor konversi (1:2) d = a/b
5 Koefisien tenaga kerja (HOK/kg) e = c/b
6 Harga output (Rp/kg) f
7 Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) g

II. Pendapatan dan Keuntungan


8 Harga bahan baku (Rp/kg) h
9 Sumbangan input lain (Rp/kg) i
10 Nilai output (Rp/kg) j = dxf
11 a. NiIai tambah (Rp/kg) k = j-i-h
b. Nisbah nilai tambah (%) I(%) = k/j x 100%
12 a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) m = exg
b. Bagian tenaga kerja (%) n(%) = m/k x 100%
13 a. Keuntungan (Rp/kg) o = k-m
b. Tingkat keuntungan (%) p(%) = o/j x 100%

Ill. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi


14 Marjin Keuntungan (Rp/kg) q = j-h
a. Pendapatan tenaga kerja (%) r(%) = m/q x 100%
b. Sumbangan input lain (%) s(%) = i/q x 100%
c. Keuntungan perusahaan (%) t(%) = o/q x 100%
III METODOLOGI

A Kerangka Pemikiran
Perancangan proses dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
rancangan proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh dan
sebagai upaya peningkatan nilai tambah agroindustri minyak daun cengkeh.
Kajian yang berkenaan dengan estimasi kelayakan Analisis finansial
proses produksi isoeugenol dan vanilin yang berbahan baku eugenol dari
minyak cengkeh belum banyak dipublikasi. Sebelum dilakukan kajian analisis
finansial, maka diperlukan simulasi perancangan proses industri yang banyak
melibatkan unit operasi seperti halnya sebuah pabrik.
Menurut Seider et al. 1999, tahapan dalan perancangan proses
meliputi: 1) analisis peluang dan permasalahan, 2) kreasi atau sintesis proses
dan 3) pengembangan proses. Analisis peluang dan permasalahan dilakukan
dengan cara menganalisis peluang produksi vanillin dari minyak daun
cengkeh di Indonesia dilanjutkan dengan perumusan permasalahannya. Kreasi
proses dilakukan melalui pengumpulan data beberapa proses pembuatan
vanillin yang telah ada melalui pustaka, sehingga didapatkan rangkaian proses
yang secara teknis paling sesuai. Pengembangan dilakukan melalui integrasi
proses, simulasi model, optimasi kapasitas dan analisis teknis dan finansial
terhadap rancangan yang dikembangkan. Optimasi kondisi proses dilakukan
untuk mendapatkan kondisi operasi terbaik sehingga dihasilkan konversi
optimum. Analisis produk dilakukan untuk mengetahui sifat fisiko-kimianya
serta spesifikasi dari senyawanya. Integrasi proses bertujuan dilakukan untuk
mengintegrasikan seluruh tahapan proses produksi isoeugenol dan vanillin
dari eugenol minyak daun cengkeh sehingga dihasilkan flowsheet yang utuh.
Simulasi proses produksi vanillin dari eugenol yang berasal dari
minyak daun cengkeh dilakukan dengan membuat flowsheet yang utuh
menggunakan perangkat lunak Hysis, sehingga diperoleh gambaran lengkap
proses produksi vanillin dalam bentuk Process Engineering Flow Diagram
(PEFD). Model simulasi produksi isoeugenol dan vanillin dengan
menggunakan perangkat lunak seperti tersebut diatas belum pernah dilakukan.
Langkah pertama dalam mengembangkan simulasi perancangan proses
adalah menyusun bagan alir proses, menghitung neraca massa, menghitung
neraca energi, dan menentukan ukuran dan biaya peralatan proses. Langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis finansial untuk menilai kelayakan
rancangan proses secara ekonomi dengan memperkirakan besarnya biaya
produksi yang terdiri dari biaya peralatan, biaya pabrik secara keseluruhan,
biaya variabel dan biaya lainnya.
Dengan demikian studi tentang perancangan proses ini bertujuan
untuk: (1) merancang proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun
cengkeh secara kontinu dan menilai kinerjanya dari sudut pandang pabrik
secara keseluruhan dan (2) melakukan kajian finansial untuk mengevaluasi
kelayakan secara ekonomi ditinjau dari aspek biaya bahan baku, biaya
peralatan, biaya pabrik secara umum serta biaya variabel lainnya.
Kerangka pemikiran produksi isoeugenol dan vanillin dari eugenol
minyak daun cengkeh adalah sebagai berikut. Kegiatan dimulai dari 1) analisis
peluang dan masalah, 2) pemilihan proses dari produksi vanilin (isomerisasi
eugenol dan oksidasi isoeugenol), 3) identifikasi isoeugenol dan vanillin
dengan menggunakan, FTIR dan HNMR, 4) pengembangan proses meliputi
integrasi proses, simulasi model dan 5) analisis finansial rancangan proses.
Dari kegiatan tersebut diatas akan diperoleh 1) informasi peluang
pengembangan produk dan rumusan masalah, 2) informasi proses yang
efisien, 3) karakteristik produk, 4) diagram alir, hasil perhitungan neraca
massa, simulasi model proses dalam bentuk PEFD dan kapasitas produk, dan
5) kelayakan proses secara finansial. Sehingga secara keseluruhan akan
membentuk hasil yang berupa rancangan proses produksi isoeugenol dan
vanilin secara utuh.

B Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel isoeugenol dan
vanilin yang digunakan untuk identifikasi diperoleh dari BB-Pascapanen tahun
2006. Isoeugenol (kemurnian 99%) dari PT. Indesso Jakarta dan vanilin
kemurnian 99% dari Aldrich yang digunakan sebagai senyawa pembanding
yang digunakan sebagai standar dalam identifikasi produk isomerisasi
isoeugenol dan vanilin hasil sintesis.

C Alat
Peralatan yang digunakan untuk identifikasi produk adalah FTIR
(Fourier Transform Infrared Spectroscopy) merk Shimadzu type Prestige-21
dan NMR (hydrogen Nuclear Magnetic Resonance) merk Jeol type JNM ECA
500, Magnet 500 MHz. Seperangkat komputer untuk menjalankan program
simulasi perangkat lunak Hysys.

D Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu analisis peluang dan
permasalahan; identifikasi produk isoeugenol dan vanilin dengan FTIR dan
NMR ; pemilihan proses (studi literatur), dan pengembangan proses.
Pengembangan proses dilakukan melalui integrasi proses, simulasi
model, analisis finansial dan nilai tambah terhadap rancangan proses produksi
vanilin (Gambar 11). Kreasi proses dilakukan dengan metode eksperimen
dengan analisis statistik. Identifikasi dan karakterisasi bahan baku dan produk
dilakukan melalui analisis fisiko-kimia, gas chromatography (GC), nuclear
magnetic resonance (NMR), dan fourier transform infra red (FTIR). Optimasi
proses dilakukan dengan metode response surface method (RSM). Integrasi
proses dilakukan dengan mengkombinasikan seluruh tahapan proses sehingga
dihasilkan diagram alir yang utuh. Simulasi model perancangan proses
produksi isoeugenol dan vanilin dilakukan menggunakan simulasi dengan
bantuan perangkat lunak Hysys 3.2. Analisis kelayakan finansial dilakukan
dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi yaitu net present value
(NPV), internal rate of return (IRR), net benefit cost ratio (B/C rasio), break
even point (BEP), pay back period (PBP), dan analisis sensitivitas serta nilai
tambah.
Analisis peluang dan permasalahan
Analisis peluang

Analisis permasalahan

Kreasi proses
eugenol MDC
Sintesis proses

isomerisasi dan oksidasi

Pemilihan proses

Opimasi kondisi proses

Analisis produk: Karakterisasi dan analisis fisiko-kimia

Apakah ada keuntungan kasar?

ya Tidak, Tolak

Pengembangan Proses
Integrasi proses

Simulasi model dan Optimasi biaya


produksi

Apakah layak ?

ya Tidak

Rancangan proses rinci


Produksi isoeugenol dan vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh
Gambar 11 Metode perancangan proses (Seider, et al. 1999)

D. 1 Analisis Peluang
Analisis peluang usaha produksi vanilin dilihat dari permintaan pasar
yang diperoleh dengan menggunakan studi literatur.
D. 1.2 Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan penggunaan metode proses produksi dari lima
jalur proses pembuatan vanilin yang diperoleh dengan metode studi literatur.

D. 2 Pemilihan Proses
Pemilihan proses pada dasarnya merupakan sintesis proses yang
dilakukan melalui pengumpulan data kondisi proses yang efisien khususnya
dari aspek teknis dan ekonomis. Metode yang digunakan adalah studi literatur
dan laboratorium.

D. 3 Identifikasi isoeugenol dan vanilin serta penentuan kondisi optimum


Analisis kromatografi gas spektrokopis massa bertujuan untuk
mengetahui pemisahan, deteksi, dan perhitungan kuantitatif dari komponen-
komponen dalam suatu campuran yang kompleks. Identifikasi dengan FTIR
dan NMR memberikan informasi mengenai gugus fungsi dan struktur molekul
isoeugenol dan vanilin. Optimasi proses isomerisasi eugenol dan sintesis
vanilin dilakukan dengan studi literature yang diperoleh dari kegiatan
penelitian BB-Pascapanen 2006.

D. 4 Pengembangan Proses
D. 4. 1 Integrasi proses
Integrasi proses dalam sintesis menurut Sieder (1999) adalah meng-
kombinasikan proses menjadi satu kesatuan yang berupa diagram alir yang
rinci. Integrasi proses disusun dari data dasar yang diperoleh literatur dan
percobaan laboratorium. Data dasar tersebut diperoleh dari tahapan penelitian
optimasi proses sebelumnya.

D. 4.2 Simulasi Model Perancangan Proses


Sebelum dilakukan kajian analisis finansial, maka diperlukan simulasi
model perancangan proses industri yang banyak melibatkan unit operasi
seperti halnya sebuah pabrik (Seider et al. 1999). Perancangan proses
disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak Hysys yang
dikembangkan oleh Hyprotech Ltd.
Langkah pertama dalam mengembangkan simulasi perancangan proses
adalah menyusun bagan alir proses, menghitung neraca massa, menghitung
neraca energi, dan menentukan ukuran dan biaya peralatan proses. Langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis finansial untuk menilai kelayakan
rancangan proses secara ekonomi dengan memperkirakan besarnya biaya
produksi yang terdiri dari biaya peralatan, biaya pabrik secara keseluruhan,
biaya variabel dan biaya lainnya.
Dengan demikian studi tentang perancangan proses ini bertujuan
untuk: (1) merancang proses produksi vanilin dan isoeugenol dari eugenol
minyak daun cengkeh secara kontinu dan menilai kinerjanya dari sudut
pandang pabrik secara keseluruhan dan (2) melakukan kajian finansial untuk
mengevaluasi kelayakan secara ekonomi ditinjau dari aspek biaya bahan baku,
biaya peralatan, biaya pabrik secara umum serta biaya variabel lainnya.

D. 4.3 Analisis Kelayakan Finansial dan Nilai Tambah Produksi Vanilin.


D. 4.3.1 Analisis Finansial
Analisis finansial agroindustri pembuatan vanilin dilakukan pada
skala ekonomis dan dilakukan juga analisis sensitivitas. Pada aspek finansial
dilakukan evaluasi terhadap kriteria kelayakan investasi pada tingkat suku
bunga 12%/tahun. Kriteria investasi yang digunakan antara lain Break Even
Point (BEP), Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), net Benefit Cost ratio (net B/C rasio), dan Analisis
sensitivitas. Formulasi yang digunakan untuk menghitung NPV, BEP, PBP,
IRR dan B/C rasio seperti pada persamaan 1 sampai 5. Analisis sensitivitas
dilakukan untuk mengetahui kondisi proyek jika terjadi perubahan tingkat
suku bunga (12 %, 16 %, 20 % dan 24 %) dan perubahan harga bahan baku
(Rp 180.000,-, Rp 190.000,- dan Rp 200.000,-/kg eugenol minyak daun
cengkeh (Agustus 2010- September 2011).

D. 4.3.2 Analisis Nilai Tambah


Penghitungan nilai tambah dilakukan dengan menggunakan metode
Hayami dan Kawagoe (1993). Pengukuran nilai tambah dengan metode di
atas dilakukan dengan menghitung nilai tambah produk yang diakibatkan oleh
adanya pengolahan. Selain nilai tambah yang besarnya dihitung dalam
rupiah/kg bahan baku, juga diAnalisis rasio nilai tambah (%), imbalan tenaga
kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), tingkat
keuntungan (%), marjin keuntungan (Rp/kg), pendapatan tenaga kerja (%),
persentase sumbangan input lain serta persentase keuntungan perusahaan.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan proses yang diterapkan pada produksi vanilin yang berbahan


baku eugenol minyak daun cengkeh mengacu pada Seider et al. (1999) terdiri atas
tiga tahapan yaitu 1) analisis peluang dan permasalahan, 2) kreasi proses dan 3)
pengembangan proses.

A Analisis Peluang dan Permasalahan


Ekstrak vanili secara luas digunakan sebagai bahan perisa ( flavoring
ingredient) di dalam makanan dan minuman. Menurut Hansen, et. all., (2009),
hanya sekitar 0,25% (40 ton dari 16000 ton) produk vanillin yang di jual yang
berasal dari polong vanili (vanilla pod) selebihnya berasal dari lignin,
terutama dari guaiacol. Senyawa vanilin digunakan dalam perisa buatan
biasanya disintesis dari bahan baku yang murah, misalnya guaiacol, eugenol,
atau lignin. Salah satu sumber bahan baku pembuatan eugenol dan produk
turunannya seperti isoeugenol adalah minyak cengkeh yang terdiri atas
minyak daun cengkeh (clove leaf oil) dan minyak tangkai cengkeh (clove stem
oil). Selama ini Indonesia dikenal sebagai penghasil minyak cengkeh terbesar
di dunia yang menguasai 63% pasar dunia (Rizal dan Djazuli, 2006) dengan
tingkat produksi rata-rata 1500 ton/tahun. Peluang usaha pengolahan minyak
daun cengkeh dan produk turunan di Indonesia cukup besar, karena selain
bahan baku yang tersedia cukup melimpah (potensi minyak daun cengkeh di
Pulau Jawa 11,47 ton per hari yang setara luas areal ± 130.354 ha), juga
kebutuhannya cukup banyak. Perhitungan ini didasarkan pada berat daun jatuh
setiap pohon 0,5 kg per minggu, umur tanaman lebih dari 10 tahun (Rusli dan
Wirawan, 1984), rendemen minyak daun cengkeh 2% (Anon., 1992), populasi
tanaman 100 pohon per hektar (polikultur) dan rata-rata penutupan kanopi
60% (Balittro, 2005). Oleh karena itu peluang produksi vanillin di Indonesia
dilihat dari aspek ketersediaan bahan baku dan peluang pasar global berdasar
atas kebutuhan vanilin sintetik sangat menguntungkan. Menurut Haryono
(2009) kebutuhan vanillin dunia16.000 ton per tahun. Sedangkan laju
peningkatan vanillin dunia (1996-2009) sebesar 7-8% pertahun.
Vanilin dapat dihasilkan melalui beberapa jalur proses produksi seperti
disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Resume kondisi proses metode pembuatan vanillin dari eugenol minyak
daun cengkeh, biotransformasi eugenol dan ekstraksi polong vanili
Parameter Metode
Proses Ekstraksi polong vanili1) Proses kimia dari Biotransformasi
eugenol MDC2) eugenol3)
Maserasi Isomerisasi Hidroksilasi
Suhu 30oC 150-200oC 37oC
Tekanan 1 atm 1 atm 1 atm
Waktu proses 16 hari 15 menit 15 jam
Rendemen 0,27% 95.3% 0,047%
Pengeringan Oksidasi Dehidrogenasi
Suhu 40oC 60-130oC 37oC
Tekanan 1 atm 1 atm 1 atm
Waktu proses 1 hari 8 menit 1 jam
Rendemen 0,29% 9,1% 0,11%
Ekstraksi Ekstraksi Hidratasi
Suhu 85oC 40-150oC 37oC
Tekanan 1 atm 1 atm 1 atm
Waktu proses 90 menit 50 menit 14 jam
Rendemen 98% 100% 0,02%
1)
Setyaningsih et al. (2006); 2)Soesanto, (2006) dan BB Pascapanen, (2006); 3)Overhage et al.(2003).

Ada beberapa metode dalam memproduksi vanilin yaitu, dengan cara


ekstraksi dari polong buah vanili, kimia, dan biologi atau biotransformasi.
Produksi vanilin dengan cara ekstraksi polong meliputi tahapan maserasi,
pengeringan, dan ekstraksi. Secara kimia vanilin umumnya dihasilkan melalui
tahapan isomerisasi, oksidasi dan ekstraksi. Sedangkan biologi vanilin
diperoleh dengan tahapan hidroksilasi, dehidrogenasi dan hidrasi.
Masalah yang dihadapi dalam produksi vanilin pada setiap jalur
prosesnya adalah kondisi proses dan rendemen yang diperoleh dimana hal ini
sangat menentukan besarnya biaya atau waktu yang digunakan untuk
menghasilkan produk akhir. Oleh karena itu pertimbangan dalam menentukan
proses mana yang akan dipilih adalah menentukan jalur proses produksi yang
dapat memberikan keuntungan optimal. Pertimbangan utama yang digunakan
dalam pemilihan jalur proses lebih ditekankan pada aspek efektivitas dan
efesiensi proses terkait dengan prediksi umur ekonomis pabrik (Nagl et al.
2003). Aspek efektivitas terkait tingkat kepuasan performa kinerja proses yang
ditinjau dari pencapaian waktu operasi yang singkat, kondisi proses yang
relatif aman, dan mudah pengendaliannya. Pencapaian kinerja proses tersebut
dapat diukur dari penggunaan energi yang hemat sehingga memberikan
dampak lebih ramah terhadap lingkungan dan kesehatan (Marquardt and Nagl
2004). Sementara aspek efisiensi terkait dengan perkiraan biaya investasi yang
harus dikeluarkan dalam pendirian suatu pabrik kimia. Perancangan proses
dengan kondisi operasi dengan menggunakan energi yang efisien pada
umumnya berkorelasi positif dengan penurunan biaya investasi dan biaya
produksi (Davis et al. 2001).
Pertimbangan lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah tahapan
prosesnya. Semakin banyak tahapan proses yang terlibat maka berpengaruh
terhadap peningkatan biaya produksi sehingga berdampak pada semakin
tingginya harga produk yang dihasilkan (Costello et al. 1996). Berdasarkan
faktor–faktor tersebut diatas Tabel 7 menunjukkan proses pembuatan vanilin
dengan cara kimia menggunakan bahan dasar eugenol MDC lebih efisien
disbanding cara maserasi polong maupun biotransformasi eugenol. Cara kimia
ini memiliki tahapan proses yang paling sedikit jumlahnya, waktu reaksi
relatif singkat dan kondisi operasinya relatif lebih mudah dikendalikan bila
dibandingkan dengan kedua proses lainnya.

B Identifikasi Produk Isoeugenol dan Vanilin


B. 1 Identifikasi Isoeugenol
Isoeugenol yang diperoleh dari proses isomerisasi eugenol
diidentifikasi dengan FTIR dan NMR serta dibandingkan dengan standarnya.
Hasil analisis spektroskopi FTIR dan NMR menunjukkan pita serapan
karakteristik yang identik antara isoeugenol hasil isomerisasi dan standar
seperti terlihat pada Gambar 12 dan 13.
Spektrum yang dihasilkan dari serapan isoeugenol terhadap sinar
inframerah menunjukkan struktur gugus-gugus fungsi. Pada pita serapan
spektrum inframerah (Gambar 12), menunjukkan adanya gugus fungsional
gugus OH pada 3498,87 cm-1 (std. 3496,94 cm-1), pita serapan 2846,93 cm-1
(std. 2846,93 cm-1) yang menunjukkan adanya gugus OCH3, gugus C-C aril
(cincin aromatis) pada 1598,99 cm-1 (std. 1598,99 cm-1) dan gugus CH3 pada
2935,66 cm-1(std. 2935,66 cm-1). Untuk posisi trans isoeugenol pada spektrum
IR baik pada sampel maupun standar ikatan rangkap C=C memberikan
serapan =C-H lengkung pada angka gelombang 962,48cm-1 sedangkan pita
serapan cis pada angka gelombang 786,96 cm-1. Hasil ini mirip seperti yang
dilaporkan oleh Soelistyowati (2001) yaitu trans isoeugenol terletak pada
serapan =C-H 962,4 cm-1 sedangkan posisis cis terletak pada 792,7cm-1. Pita
serapan pergeseran kimia (δ) gugus metil (-CH3) sebagai identitas senyawa
isoeugenol, yaitu sebesar 1,812 ppm (std. 1,814 ppm) berbentuk doublet
untuk 3H dari –CH3.

9 7 . 5

% T

9 0

8 2 . 5

7 5 3498 cm-1
2154.49
2185.35

6 7 . 5
O-H (uluran)
1919.17
2306.86

786 cm-1
2393.66

1996.32
2472.74

1822 .73
2632.83

2540.25

6 0
2059.98

=C-H (cis)
1857.45

a
2729.27

1741.72

5 2 . 5
3126.61
3209.55
3263.56

4 5
1674.21

717.52

513.07
3332.99

2881.65

650.01
3369.64

756.10
3400.50

736.81
3471.87

3442.94
3498.87

2846.93

559.36
3522.02

588.29
3 7 . 5

823.60

609.51
914.26
3014.74

2912.51
2958.80

2935.66

856.39

786.96
1367.53

1122.57
1598.99

1033.85
1448.54

1427.32

1184.29

1153.43
1207.44
2846 cm-1

962.48
3 0
1510.26

1232.51
1265.30
1598 cm-1 962 cm-1
2 2 . 5

O-CH3 (uluran) C-C (uluran aromatis) =C-H (trans)


1 5
4 0 0 0 3 6 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 2 4 0 0 2 0 0 0 1 8 0 0 1 6 0 0 1 4 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 8 0 0 6 0 0
I S O A 2 B 1 1 / c m

1 0 0

% T

9 5

9 0 1598
8 5 3496 cm-1 C-C (uluran aromatis)
8 0
O-H (uluran) b cm-1
786786
1919.17

7 5
2306.86
2393.66

=C-H (cis)
1998.25
2470.81

1822 .73
2632.83

7 0
2540.25

2058.05

1857.45

1745.58
2729.27

6 5

6 0
648.08

5 5
3329.14

734.88

609.51

561.29
2881.65

920.05

825.53

588.29

5 0
3400.50
3423.65
3448.72

2846.93
3496.94

856.39
3014.74

2912.51

786.96
2958.80

2935.66

4 5
1371.39

1120.64
1598.99

1031.92
1448.54

1425.40

1155.36

cm-1
1205.51

28462846
962.48

4 0
1232.51
1263.37
1510.26

3 5
3496 1598 cm-1 962 cm-1962
3 0 O-H (uluran) O-CH
O-CH3 (uluran)
3 (uluran) C-C (uluran aromatis) =C-H=C-H
(trans)
(trans)
2 5
4 0 0 0 3 6 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 2 4 0 0 2 0 0 0 1 8 0 0 1 6 0 0 1 4 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 8 0 0 6 0 0
I S O S t a n d 1 / c m

Gambar 12 Spektrum IR senyawa isoeugenol : (a.) sampel & (b.) standar

Secara rinci identifikasi sampel isoeugenol dengan analisis pergeseran


kimia HNMR adalah sebagai berikut, (1) puncak δ = 1,812 ppm (std.1,814
ppm) berbentuk doublet untuk 3H dari –CH3-, (2) puncak δ = 3,806 ppm (std.
3,807 ppm) berbentuk singlet untuk 3H dari -OCH3, (3) puncak δ = 6,0 ppm
(std. 6,066 ppm) berbentuk multiplet untuk 1H dari –CH=, (4) puncak δ =
6,252 ppm (std.6,255 ppm) berbentuk douplet untuk 1H dari –CH=, (5)
puncak δ = 6,711 ppm (std. 6,713 ppm) berbentuk doublet untuk 1H dari -
CH=, (6) puncak δ = 6,695 ppm (std. 6,697 ppm) berbentuk doublet untuk 1H
dari -CH=, dan (7) puncak δ = 6,884 ppm (std. 6,884 ppm) berbentuk singlet
untuk 1H dari -CH=.

(2)
3,8 ppm

(6)
6,69 ppm (1)
1,8 ppm
(4)
6,3 ppm
(5)
6,7 ppm (3)
6,0 ppm
(7)
6,8 ppm

(2)
3,8 ppm
b
(6) (1)
6,69 ppm 1,8 ppm
(4)
6,3 ppm
(5)
6,7 ppm (3)
6,0 ppm
(7)
6,8 ppm

Gambar 13 Spektrum NMR senyawa isoeugenol: (a.) sampel & (b.) standar

Soelistyowati (2001) melaporkan bahwa untuk puncak H yang terletak


pada δ = 6,1 ppm dan δ = 5,95 menandakan bahwa isomer yang dominan
adalan trans isoeugenol yang mirip dengan spektrum pada Gambar 13, baik
untuk sampel maupun standar.
B. 2 Identifikasi Vanilin
Hasil analisis spektroskopi FTIR dan HNMR.menunjukkan pita
serapan karakteristik yang identik antara produk vanilin dan standar seperti
terlihat pada Gambar 14 dan 15.

1 0 0

% T

9 5

9 0
a
8 5 2860 cm-1
8 0
O-CH3 (uluran)

1934.60
2048.40
7 5

2112.05

1982.82
2409.09

2314.58

1855.52
2472.74
2563.40

7 0
2667.55

958.62

555.50
2744.71

6 5

1712.79

812.03

590.22
3296.35

858.32
2860.43
3273.20

2945.30
2978.09

702.09
3226.91

3020.53
3199.91

3115.04
3170.97

1394.53

1373.32

1028.06
2744 cm-1

732.95

634.58
3224 cm-1
6 0

1128.36
1463.97

1429.25
1510.26

1157.29
H-C=O (uluran)

1199.72

1172.72
O-H (uluran)

1589.34
1664.57

1265.30
1296.16
5 5

1510 cm-1
5 0
C-C (uluran aromatis)
4 5

4 0 0 0 3 6 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 2 4 0 0 2 0 0 0 1 8 0 0 1 6 0 0 1 4 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 8 0 0 6 0 0
V a n A 2 B 2 1 /c m

1 0 0

% T

9 5

9 0

8 5 2860 cm-1
b
8 0 O-CH3 (uluran)
7 5
1934.60
2050.33
2380.16

7 0
1 782.23
2314.58

1982.82
2112.05

1853.59
2472.74
2561.47

6 5
2669.48

514.99
2779.42

2744.71

960.55

6 0
2860.43
2945.30
2976.16

5 5
3022.45

553.57
3088.03
3224.98

3113.11
3205.69

3170.97

2744 cm-1
1394.53

5 0
858.32
1371.39

590.22
1028.06

-1
812.03

3296 cm
1126.43

711.73

H-C=O (uluran)
1510.26

1462.04

1429.25

4 5
1664.57

1589.34

1199.72

1172.72
1298.09

1265.30

1153.43

732.95

1510 cm-1
634.58

4 0
O-H (uluran)
3 5 C-C (uluran aromatis)
3 0
4 0 0 0 3 6 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 2 4 0 0 2 0 0 0 1 8 0 0 1 6 0 0 1 4 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 8 0 0 6 0 0
V a n S ta n d 1 /c m

Gambar 14 Spektrum FTIR senyawa vanilin: ( a.) sampel & (b.) standar

Pada serapan FTIR dari sampel vanilin menunjukkan adanya gugus


fungsional sebagai berikut, adanya pita serapan gugus OH pada 3296,35 cm-
1
(std. 3224,98 cm-1), pita serapan 2860,43 cm-1 (std. 2860,43 cm-1) yang
menunjukkan adanya gugus OCH3, gugus C-C aril (cincin aromatis) pada
1510,26 cm-1 (std. 1510,26 cm-1) dan gugus CHO pada 2744,71 cm-1(std.
2744,71 cm-1).
(2)
3,9 ppm
a

(1) (3)
9,7 ppm 6,9 ppm
(4)&(5)
7,4 ppm

(2)
3,9 ppm
b
(5)
(1) 7,41 ppm
9,8 ppm
(3)
7,0 ppm
(4)
7,43 ppm

Gambar 15 Spektrum HNMR senyawa vanilin: (a.) sampel & (b.) standar

Identitas sampel vanilin ditunjukkan dengan pergeseran kimia (δ)


gugus karbonil (HCO-) sebesar 9,716 ppm (std. 9,815 ppm) berbentuk doublet
untuk 1H dari -HCO-. Secara rinci pergeseran kimia dari proton molekul
vanilin adalah (1) puncak δ = 9,716 ppm (std. 9,815 ppm) berbentuk doublet
untuk 1H dari -HCO-, (2) puncak δ = 3,887 ppm (std. 3,958 ppm) berbentuk
singlet untuk 3H dari -OCH3, (3) puncak δ = 6,920 ppm (std.7,027 ppm)
berbentuk doublet untuk 1H dari CH=, (4) puncak δ = 7,409 ppm (std.7,425
ppm) berbentuk doublet untuk 1H dari –CH=, (5) puncak δ = 7,409 ppm
(std.7,412 ppm) berbentuk doublet untuk 1H dari -CH=.
C. Pemilihan Proses
Data kondisi proses pembuatan vanilin dari beberapa alternative
disajikan pada Tabel 8. Prinsip pembuatan isoeugenol adalah reaksi
isomerisasi eugenol dimana ikatan rangkap pada grup alkenil pindah ke posisi
konjugasi pada cincin benzena.

Tabel 8 Resume kondisi proses kimia pembuatan vanilin dari beberapa


metode
Parameter Metode kimia
Proses 1 2 3
Proses kimia dari Proses kimia dari Proses kimia dari
eugenol MDC1) eugenol MDC2) eugenol MDC3)
Isomerisasi Isomerisasi Isomerisasi
Reaktan KOH + etilen glikol
KOH + asam RhCl3.3H2O + etanol
+ treatanolamin
Suhu 190-200oC 150-200oC 160oC
Waktu pemanasan 8 jam 10 menit 60 menit
Rendemen - 87,90% 86,33%
Kemurnian - 90% -
Oksidasi Oksidasi Oksidasi
Oksidator Nitrobensen Nitrobensen Ozon+V2O5-MoO3
Suhu 120-140oC 60-130oC 25-26oC
Waktu pemanasan 5 jam 4 menit 10 jam
Rendemen 3,6% 5,41% 3,15%
Kemurnian 25,52% 91,48% -
1)
Soemadhiharga et al. (1973); 2)Mulyono, (2010); 3)Sari, (2003).

Reaksi isomerisasi eugenol pada tingkat komersial umumnya


dilakukan dengan cara mereaksikan eugenol dengan larutan kuat seperti KOH
atau NaOH pada suhu tinggi (140-190) yang sangat lama (5-7 jam) (Moestafa
et al., 1990). Kondisi dapat mengakibatkan terjadinya overheating serta
dekomposisi produk yang dihasilkan (Cerveny et al., 1987). Penggunaan basa
kuat sebagai katalis isomerisasi eugenol dapat digantikan oleh katalis dari
golongan logam transisi. Katalis rhodium merupakan alternatif untuk proses
isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol karena penggunaannya lebih efisien
(Cerveny et al., 1987; Mulyono dan Hidayat, 2006). Dibandingkan dengan
penggunaan basa kuat, pada isomerisasi eugenol dengan katalis logam transisi
memiliki keuntungan antara lain: tingkat konversi eugenol tinggi, 2) proses
yang terjadi lebih mudah karena tidak terjadi pengentalan reaktan selama
reaksi, 3) efisien karena jumlah reaktan yang ditambahkan relatif sedikit dan
4) rendahnya effluent berbahaya pasca reaksi (Sharma et al., 2006). Katalis
rhodium memiliki keunggulan dibandingkan katalis logam transisi lainnya
dimana untuk mendapatkan tingkat konversi eugenol yang setara jumlah
katalis yang digunakan lebih rendah (Givaudan 1977). Oleh karena itu terlihat
pada reaksi isomerisasi eugenol pada metode 2 Tabel 8 diatas lebih efisien
dari pada metode 1 dan 3.
Prosedur standar yang biasa digunakan dalam sintesis vanilin dari
isoeugenol adalah jalur oksidasi dengan nitrobensene yang dilarutkan dalam
DMSO. Selain dari pada itu senyawa ozon juga merupakan oksidator yang
selektif khususnya pada ikatan rangkap (Fieser & Fieser, 1957), sehingga pada
oksidasi isoeugenol senyawa ozon tidak bereaksi gugus hidroksi maupun
metoksinya.
Pada table 8 terlihat proses kimia menggunakan metode 2 lebih efisien
dari pada metode 1 dan 3. Hal ini kemungkinan disebabkan produk isoeugenol
yang dihasilkan mengalami pengentalan sehingga pada saat terjadi proses
oksidasi reaksi tidak berjalan secara cepat. Dengan demikian produk vanilin
yang dihasilkan menjadi lebih rendah dari pada metode 2. Selain dari pada itu
proses produksi vanilin pada metode 2 menggunakan sumber panas
gelombang mikro. Penggunaan gelombang mikro dapat mempercepat waktu
reaksi, tidak memerlukan suhu tinggi dan efisiensi cukup tinggi (Suwarso et
al., 2005), seperti ditunjukkan pada Tabel 8. Oleh karena itu untuk
perancangan proses produksi vanilin, selanjutnya mengacu pada metode 2
yang lebih efisien dibanding metode lainnya karena menghasilkan rendemen
tinggi, proses lebih cepat dan kebutuhan energi relatif rendah.

D. Pengembangan Proses
D.1 Integrasi proses
Integrasi proses dalam sintesis menurut Sieder (1999) adalah meng-
kombinasikan proses menjadi satu kesatuan yang berupa diagram alir yang
rinci. Integrasi proses disusun dari data dasar yang diperoleh dari percobaan
laboratorium.
Eugenol (25 g)
25oC, 1 atm

Katalis RhCl3. 3H2O


Etanol
Eugenol : Etanol = 25:0,01 (m/m)
25oC, 1 atm
Eugenol : RhCl3.3H2O = 25 : 0,04 (m/m)

Pemanasan
Tahap Isomerisasi 150-200oC, 1,5 jam 1 atm
(setara dengan daya gelombang mikro 560 watt
selama 10 menit)

KOH (76%), DMSO


Isoeugenol (22,28 g)
dan Nitrobensen

Isoeugenol : KOH = 2,96 : 6,7 (m/m)


Nitrobensen : DMSO = 18,47: 33,79 (m/m)

Pemanasan pada suhu 130-150 oC 3 jam, 1 atm


Tahap Oksidasi
(setara dengan daya gelombang mikro 560 watt
selama 4 menit)

Pengasaman dengan Pendinginan (25-30oC, 1 atm)


HCl 25% (pH = 2-3)

Pengendapan & pemisahan


fase air (lapisan atas)

Pemurnian I dengan dietil eter


(25-30oC,1 atm)

Pengikatan vanilin dengan


Na-bisulfit
(25-30oC,1 atm)

Pengunduhan vanilin dengan H2SO4


(50 oC, 1atm 1 jam)

Pemurnian II dengan dietil eter


(25-30oC,1 atm)

Evaporasi pelarut (150oC, 1 atm)

Vanilin
Rendemen = 5,41% (1,4 g)

Gambar 16 Integrasi proses sintesis isoeugenol dan vanillin skala laboratorium


Data dasar tersebut diperoleh dari tahapan penelitian optimasi proses
sebelumnya. Diagram alir proses berisikan seluruh tahapan proses yang
diperlukan dalam produksi vanilin dari proses awal sampai dengan proses
akhir seperti yang disajikan pada Gambar 16. Secara garis besar diagram alir
terdiri dari dua proses utama yaitu proses isomerisasi eugenol untuk
menghasilkan isoeugenol, kemudian dilanjutkan oksidasi isoeugenol untuk
memperoleh produk akhir yaitu vanilin. Pada percobaan laboratorium eugenol
sebagai bahan baku diumpankan sebesar 25 g, setelah melalui isomerisasi dan
oksidasi diperoleh vanilin 5,41% atau 1,4 g.

D. 2 Simulasi Model Perancangan Proses Industri Isoeugenol dan Vanilin


Berbahan Dasar Eugenol Minyak Daun Cengkeh

Kajian yang berkenaan dengan estimasi kelayakan Analisis finansial


proses produksi isoeugenol dan vanilin belum banyak dipublikasi. Sebelum
dilakukan kajian analisis finansial, maka diperlukan simulasi model
perancangan proses industri yang banyak melibatkan unit operasi seperti
halnya sebuah pabrik (Seider et al. 1999). Perancangan proses disimulasikan
dengan menggunakan perangkat lunak Hysys. Perancangan proses sintesis
isoeugenol dan vanilin berlangsung dengan proses sinambung (continue)
dengan kisaran suhu reaksi yang bervariasi pada setiap tahap, mulai dari suhu
ruang sampai suhu tinggi (130 – 200oC). Kondisi proses yang digunakan
dalam disain proses produksi ini adalah kondisi proses yang dihasilkan dari
optimasi menggunakan metode RSM.
Mula-mula dilakukan proses isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol
selanjutnya dilakukan proses oksidasi isoeugenol menjadi vanilin menurut
kondisi proses optimum yang diperoleh dari hasil optimasi menggunakan
metode RSM. Kemurnian vanilin yang dihasilkan sebagai produk akhir
diasumsikan sebesar 99%.
Kapasitas produksi vanilin direncanakan sebesar 853.920 kg per tahun
(853,920 ton/thn). Proses yang dipilih dalam pembuatan vanilin dan iso-
eugenol mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Sastrohamidjoyo
(2001) dan telah dimodifikasi dalam penelitian ini. Unit utilitas yang
digunakan dalam produksi vanilin dan isoeugenol meliputi air, listrik dan
udara. Air digunakan untuk kebutuhan proses, misalnya sebagai pelarut untuk
reagen-reagen kimia. Selain itu air juga digunakan sebagai media pendingin,
air pemadam kebakaran dan air domestik untuk keperluan nonproses.
Sementara udara diperlukan sebagai media pengering pada proses pengeringan
produk maupun sebagai media transportasi fluida proses. Sedangkan listrik
digunakan untuk kebutuhan pemanasan pada reaktor, menggerakkan
pengaduk, pompa, pompa vakum, konveyor, blower serta kebutuhan
nonproses, seperti penerangan, pendingin ruangan dan komputer.
Perancangan unit produksi isoeugenol dan vanilin dikembangkan
berdasarkan hasil simulasi proses dengan menggunakan perangkat lunak
Hysis. Simulasi proses tersebut banyak digunakan dalam perancangan proses
yang bersifat kontinu (Zhang et al. 2003). Oleh karenanya akan dihasilkan
suatu sistem operasi proses yang efektif dan efisien. Sistem ini akan
menghasilkan produk yang telah terspesifikasi dengan kapasitas yang cukup
besar dalam waktu yang relatif singkat.
Langkah pertama dalam mengembangkan simulasi perancangan proses
adalah menyusun bagan alir proses, menghitung neraca massa, menghitung
neraca energi, dan menentukan ukuran dan biaya peralatan proses. Langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis finansial untuk menilai kelayakan
rancangan proses secara ekonomi dengan memperkirakan besarnya biaya
produksi yang terdiri dari biaya peralatan, biaya pabrik secara keseluruhan,
biaya variabel dan biaya lainnya.
Dengan demikian studi tentang perancangan proses ini bertujuan
untuk: (1) merancang proses produksi vanilin dan isoeugenol dari eugenol
minyak daun cengkeh secara kontinu dan menilai kinerjanya dari sudut
pandang pabrik secara keseluruhan dan (2) melakukan kajian finansial untuk
mengevaluasi kelayakan secara ekonomi ditinjau dari aspek biaya bahan baku,
biaya peralatan, biaya pabrik secara umum serta biaya variabel lainnya.
D. 3 Uraian Proses

Pembuatan senyawa isoeugenol dan vanilin dari eugenol minyak daun


cengkeh menggunakan nitrobenzene sebagai oksidator. Secara garis besar
proses yang terjadi terdiri dari :
1. Proses isomerisasi eugenol
2. Proses oksidasi isoeugenol menjadi vanilin
Uraian proses untuk masing-masing tahapan di atas adalah sebagai berikut :

1 Tahap Isomerisasi Eugenol

Eugenol hasil dari isolasi minyak daun cengkeh dicampur dengan


etanol murni. Selanjutnya terjadi reaksi antara eugenol dengan etanol yang
dikatalisis rhodium triklorida hidrat dalam reaktor tangki alir berpengaduk
(CRV-102) pada 150oC dan 1 atm membentuk campuran isoeugenol, etanol
sisa dan air. Mekanisme reaksi ditunjukkan pada Gambar 17.
OH OH

OCH3 OCH3

  
→
RhCl 3 3 H 2 O

CH2-CH=CH2 CH=CH-CH3

Gambar 17 Reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol

Campuran hasil reaksi kemudian dipanaskan dalam pemanas (E-100)


hingga suhu 200oC dan dialirkan ke dalam vaporizer (V-100) hingga
terbentuk campuran hasil dengan dua fase yang berbeda, yakni fase uap
berupa campuran etanol sisa serta air sebagai hasil samping dan fase cairan
yang terdiri dari larutan isoeugenol dengan kemurnian ± 89,6% sebagai hasil
utama. Larutan isoeugenol didinginkan pada 30oC dan digunakan sebagai
bahan baku dalam sintesis vanilin (Gambar 18). Neraca massa bahan dan
kondisi proses masing – masing ditunjukkan pada Tabel 9 dan 10.
Tabel 9 Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses isomerisasi isoeugenol
No. Aliran
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Komponen
Eugenol 1 0,9693 0,0030 0,0987 0,0969 0,0969 0,0172 0,0995 0,0995
Etanol 0,2811 0,0083 0,0620 0,0073 0,0083 0,0083 0,1119 0,0050 0,0050
H2O 0,7189 0,0212 0,8822 0,0051 0,0212 0,0212 0,6006 0,0027 0,0027
Iso-eugenol 0,0528 0,8877 0,8724 0,8724 0,2703 0,8916 0,8916
RhCl3 3H2O 1 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012

Tabel 10 Kondisi aliran bahan pada proses isomerisasi isoeugenol


No. Aliran
Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Suhu (oC) 25,87 25 25 24,02 150 150 150 200 200 200 30
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laju alir molar (kmol/jam) 0,477 0,045 0,002 1,523 0,002 0,495 1,523 1,523 0,047 1,476 1,476
Laju alir massa (kg/jam) 242,5 1,164 0,465 244,1 0,779 243,3 244,1 244,1 2,979 241,1 241,1

50
51

Gambar 18 Desain proses isomerisasi isoeugenol berdasarkan hasil simulasi


Hysys

2 Tahap Oksidasi Isoeugenol menjadi Vanilin

Tahap oksidasi isoeugenol menjadi vanilin diawali dengan


pencampuran isoeugenol, nitrobensen, DMSO dan KOH. Mula-mula terjadi
reaksi penggaraman antara iso-eugenol dengan KOH pada 130oC dan 1 atm
dalam menghasilkan campuran K-isoeugenolat, air dan isoeugenol sisa.
Selanjutnya K-isoeugenolat bereaksi dengan nitrobenzena pada kondisi
proses yang sama menghasilkan campuran K-vanilat, azobenzena,
asetaldehida, K-isoeugenolat sisa, air dan isoeugenol sisa. Reaksi
selengkapnya ditunjukkan pada Gambar 19.
OH OK
OCH3 KOH OCH3

CH2=CH-CH2 CH=CH-CH3
Isoeugenol K-Isoeugenolat

OK NO2 OK
OCH3 OCH3
+ + N=N + CH3CHO

CH=CH-CH3 CHO
K-Isoeugenolat Nitrobenzene K-Vanilat Azobenzene Asetaldehida
OK OH

OCH3 OCH3
+ HCl + KCl

CHO CHO
K- Vanilat Vanilin

OCH3 OCH3
+ -
Vanilin + Na OSO2H
Na bisulfit
ONa OH
C C
HO2SO H NaO2SO H

Vanilin bisulfit

+ H2SO4
Vanilin + Na2SO4 + H2O + SO2

Gambar 19 Mekanisme reaksi awal oksidasi isoeugenol menjadi vanilin

Gambar 20 Disain proses oksidasi isoeugenol menjadi vanilin berdasarkan hasil


simulasi Hysys

Campuran cairan direaksikan dengan larutan HCl 25% pada 36,43oC


dan tekanan 1 atm. Dengan konversi reaksi 90% akan diperoleh dua hasil
utama, yakni: hasil atas reaksi berupa fraksi ringan campuran komponen
berfase uap dan hasil bawah reaksi berupa fraksi berat campuran komponen
berfase cair jenuh dengan hasil utamanya berupa vanilin yang selanjutnya
bersama dengan larutan dietileter dialirkan ke dalam dekanter (X-100). Di
dalam dekanter terjadi proses pemisahan komponen menjadi dua bagian,
yaitu : 1.) hasil atas berupa campuran vanilin dan dietil eter yang kemudian
mengalami proses pemurnian lebih lanjut dan 2.) hasil bawah berupa
campuran yang mengendap dan turun ke bawah (Gambar 20).
Campuran vanilin beserta komponen lainnya kemudian bereaksi
secara sempurna dengan NaHSO3 pada 30oC dan 1 atm menghasilkan
campuran dalam dua fase, yakni: 1.) fase uap berupa fraksi ringan campuran
yang terdiri dari mayoritas dietileter yang sebagai hasil atas reaksi dan 2.)
fase cairan yang terdiri dari campuran vanilin bisulfit dan sebagian kecil
dietil eter sisa sebagai hasil bawah reaksi (Gambar 20). Campuran berfase
cairan selanjutnya dipanaskan dan direaksikan secara sempurna dengan
H2SO4 pekat (konsentrasi = 96%) pada 40oC dan 1 atm menghasilkan
campuran berfase uap berupa H2O dan SO2 yang keluar sebagai hasil atas
reaksi dan campuran berfase cairan berupa vanilin, H2O sisa dan sebagian
kecil SO2 sebagai hasil bawah reaksi.
Vanilin diekstrak dari campuran fase cairan dengan menggunakan
dietileter. Pemisahan campuran vanilin-dietileter dengan komponen berfase
cairan lainnya dilakukan dengan menggunakan dekanter (G) dan diperoleh
hasil atas berupa campuran vanilin-dietileter dan hasil bawah berupa
campuran larutan garam jenuh. Campuran vanilin-dietil eter selanjutnya
dipanaskan dan dipisahkan dalam vaporizer (101) pada 150oC dan 1 atm
sehingga diperoleh hasil berupa dietil eter berfase uap sebagai hasil atas dan
vanilin berfase cair sebagai hasil bawah (Gambar 28). Vanilin selanjutnya
dikeringkan sehingga diperoleh berupa vanilin berbentuk bubuk dengan
kemurnian ± 98%. Neraca massa bahan dan kondisi aliran proses
selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 11, 12, 13 dan 14.
Proses Engineering Flow Diagram (PEFD) produksi vanilin dari
eugenol minyak daun cengkeh (MDC) ditunjukkan pada Gambar 21.
Tabel 11 Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses sintesis vanilin
No. Aliran
Nama
Komponen 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

KOH 0,5042 0,0272 0,0234 0,0234 0,0232 0,0232 0,0006 0,2840


H2O 0,0042 0,4958 0,0268 0,2965 0,0289 0,2965 0,0289 0,0306 0,0306 0,0182 0,0321 0,0136 0,8586
DMSO 1 0,3958 0,0883 0,3963 0,0883 0,3963 0,3943 0,3943 0,0009 0,4134 0,1873
Nitrobensen 1 0,5457 0,0500 0,5389 0,0500 0,5389 0,5357 0,5357 0,0003 0,5439 0,4584
Isoeugenol 0,8903 0,0039
Eugenol 0,0993 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0005 0,0003
RhCl3 3H2O 0,0012 0,0001
Etanol 0,0050 0,0001 0,0001
Asetaldehida 0,0609 0,0035 0,0609 0,0035 0,0039 0,0039 0,0056 0,0039 0,0037
K-Vanilat 0,0005 0,0039 0,0005 0,0039 0,0039 0,0039 0,0001 0,0473
O2 0,5037 0,0007 0,5037 0,0007 0,0039 0,0039 0,9750 0,0014 0,0025
Azobenzene 0,0039 0,0039 0,0039 0,0039 0,0040 0,0028
HCl 0,1414

54
55
Tabel 12 Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses sintesis vanilin (lanjutan)
Nama No. Aliran
Komponen 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
KOH 0,0223 0,0224 0,1849
H2O 0,0461 0,0641 0,0644 0,9811 0,1022 0,8082 0,0623 0,7026 0,8434
DMSO 0,0010 0,3793 0,3806
Nitrobenzene 0,0003 0,5154 0,5171
Eugenol 0,0004 0,0004
RhCl3 3H2O
Etanol
Asetaldehida 0,0056 0,0038 0,0038
K-Vanilat 0,0004 0,0004
O2 0,8501 0,0014 0,0014
Azobenzene 0,0038 0,0038
HCl 0,0969 0,0023 0,0023
Vanilin 0,0034 0,5692 0,0936 0,0919 0,4043 0,4043 0,0083 0,9749
KCl 0,0034 0,0034
Dietil eter 1 0,4308 0,8978 0,0826 0,7172 0,0537 1 0,5957 0,5957 0,9917 0,0251
NaHSO3 0,0189
Na2(SO4)3 0,0065 0,0077
Vanilin bisulfit 0,0156
H2SO4 0,8151 0,1191 0,1394
SO2 0,2205 0,0082 0,0096
Tabel 13 Kondisi aliran bahan pada proses sintesis vanilin
No. Aliran
Parameter 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
o
Suhu ( C) 30 25 25 30 19,19 130 130 130 130 130 30 30 30 25 25 31,80
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laju alir molar (kmol/jam) 0,38 46,85 33,98 4,64 85,85 0,55 85,64 0,55 85,64 86,19 86,19 0,21 79,09 6,89 3,62 0,003
Laju alir massa (kg/jam) 61,80 5768 2655 172,7 8658 20,67 8637 20,67 8637 8658 8658 6,74 7983 668,3 74,73 0,08

Tabel 14 Kondisi aliran bahan pada proses sintesis vanilin (lanjutan)

No. Aliran
Parameter 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
o
Suhu ( C) 31,79 25 30 31,87 25 30 30 25 40 40 25 25 46,79 150 150 150
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laju alir molar 89,60 0,23 0,53 89,30 2,29 0 2,78 0,51 0,07 3,30 0,27 0,75 2,82 0,75 0,44 0,31
(kmol/jam)
Laju alir massa (kg/jam) 8726 17,03 63,22 8679 44,99 0 108,2 42,40 4,99 145,6 20 79,34 86,28 79,34 33,14 46,20

56
57
Start

Mixer Mixer
Vaporizer
Pencampur Reactor Heater
Coller

Mixer Reactor Mixer Reactor


3-phase separator
Start

Reactor Decanter Decanter

Heater
Vaporizer

Gambar 21 Process Engineering Flow Diagram (PEFD) produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh
58
87

E Analisis Finansial

Untuk melihat rancangan proses produksi isoeugenol dan vanilin berjalan sesuai
tingkat kelayakannya untuk dikembangkan maka dilakukan dua pendekatan. Pendekatan
pertama adalah analisis kelayakan pendirian industri isoeugenol dan vanilin yang terdiri atas
analisis IRR (Internal Rate of Return), NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit Cost
ratio), BEP (Break Even Point) dan PBP (Payback Period) (Gittinger, 1986; Thuesen dan
Fabrycky, 1993; Blank dan Tarquin, 2002). Sedangkan pendekatan kedua adalah Analisis
nilai tambah (Hayami dan Kawagoe, 1993; Gumbira-Sa’id dan lntan, 2000).

E. 1 Analisis Kelayakan Investasi

Beberapa asumsi digunakan dalam pengkajian analisis finansial terhadap pendirian


industri pembuatan isoeugenol dan vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh.
Asumsi-asumsi tersebut mengacu pada peraturan pemerintah dan perbankan yang berlaku,
pendekatan perhitungan empiris dan beberapa penyesuaian dengan kondisi pada saat kajian
dilakukan. Asumsi-asumsi yang digunakan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Bahan baku yang digunakan adalah eugenol minyak daun cengkeh dengan harga pokok
Rp 180.000,-/kg ditetapkan berdasarkan dua kali harga minyak daun cengkeh sebesar Rp
90.000,-/kg pada kisaran harga Tahun 2011.
2. Kapasitas produksi yang dirancang adalah 3.880 kg eugenol minyak daun cengkeh
perhari, dengan jam kerja 16 jam perhari, 25 hari dalam satu bulan atau 300 hari dalam
satu tahun.
3. Umur ekonomi proyek adalah sepuluh tahun.
4. Kapasitas produksi isoeugenol dan vanilin untuk tahun pertama adalah 60 % dari
kapasitas terpasang, tahun kedua kapasitas produksi adalah 80 % dan pada tahun ke tiga
kapasitas produksi sebesar 100 % atau kapasitas penuh.
5. Sumber permodalan baik untuk investasi maupun modal kerja berasal dari pinjaman dan
modal sendiri dengan perbandingan debt equity ratio 70:30.
6. Tingkat suku bunga pinjaman bank disesuaikan dengan suku bunga riil yang berlaku di
bank (2011), yaitu 12%/tahun dengan dasar perhitungan dalam bentuk rupiah.
88

7. Besarnya biaya penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-
line method) yang disesuaikan dengan umur ekonomis masing-masing modal tetap.
Perhitungan biaya tetap dan variabel disajikan pada Lampiran 5 dan 31.
8. Biaya pemeliharaan berkisar antara 2 – 5 % dari nilai investasi barang. Perhitungan
biaya pemeliharaan disajikan pada Lampiran 6 dan 32.
9. Pajak penghasilan (PPh) dihitung berdasarkan pada SK Menteri Keuangan RI No
598/KMK.04/1994 Pasal 21 tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan.
Besarnya pajak yang harus dibayarkan adalah, apabila pendapatan mengalami kerugian
maka tidak dikenakan pajak, tetapi apabila pendapatan pertahun kurang dari Rp
25.000.000,- maka dikenakan pajak sebesar 10%. Apabila pendapatan berkisar antara Rp
25.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000,- maka dikenakan pajak sebesar 10% dari Rp
25.000.000,- pertama dan ditambah dengan 15% dari pendapatan yang telah dikurangi
dengan Rp 25.000.000,-. Apabila pendapatan di atas Rp 50.000.000,- maka dikenakan
pajak sebesar 10% dari Rp 25.000.000,- ditambah dengan 15% dari Rp 25.000.000,- dan
ditambah lagi dengan 30% dari pendapatan yang telah dikurangi Rp 50.000.000,-.

E.1. 1 Analisis Kelayakan Investasi Isoeugenol

Pada kajian finansial ini dilakukan beberapa tahap perhitungan dan analisis dalam
menentukan kelayakan investasi. Pada tahap pertama, dilakukan penetapan jenis dan jumlah
komponen modal tetap, modal kerja sumber dan alokasi pembiayaan yang selengkapnya
disajikan dalam Lampiran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Tahap ke dua dilakukan perhitungan rugi laba
dan perhitungan arus kas (cash flow), selanjutnya dilakukan analisis finansial selengkapnya
ditunjukkan dalam Lampiran 7, 8 dan 9. Tahap terakhir dilakukan analisis sensitivitas
terhadap perubahan tingkat bunga dan perubahan harga jual isoeugenol. Rangkuman jenis
dan jumlah komponen modal tetap disajikan pada Tabel 15, sedangkan perincian masing-
masing komponen pembelian tanah dan survey, bangunan dan pekerjaan sipil, alat dan mesin
proses, peralatan umum, peralatan kantor dan kendaraan disajikan pada Lampiran 1 dan 2.
Modal tetap atau investasi industri pembuatan isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak
daun cengkeh adalah Rp 3.795.050.000,- dengan persentase terbesar dari komponen alat dan
mesin proses (73,25 persen), sedangkan komponen biaya terkecil adalah biaya peralatan
kantor (0,80 persen).
89

Tabel 15 Jenis dan jumlah komponen modal tetap pendirian industri isoeugenol

Jumlah
No Uraian
(Rupiah) Persentase (%)

1 Pembelian tanah dan survey 250.000.000 6.59


2 Bangunan dan pekerjaan sipil 450.000.000 11.86
3 Alat dan mesin proses 2.780.000.000 73.25
4 Peralatan umum 65.500.000 1.73
5 Peralatan kantor 30.550.000 0.80
6 Kendaraan 219.000.000 5.77
Total 3.795.050.000 100,00

Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan agar pabrik dapat berjalan dan
memproduksi barang atau beroperasi. Rangkuman modal kerja disajikan pada Tabel 16
Modal kerja pada industri isoeugenol ini adalah Rp 127.487.726.119,-. Komponen modal
kerja dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen biaya tetap yang meliputi tenaga kerja
tidak langsung, administrasi dan pemasaran, penyusutan, pemeliharaan, asuransi, riset dan
pengembangan, dan komponen biaya tidak tetap atau biaya variabel yang meliputi biaya
bahan baku, bahan pembantu, biaya kemasan, tenaga kerja langsung dan biaya bahan bakar.
Biaya tetap adalah Rp 1.196.028.775,-, biaya ini secara nominal tetap jumlahnya tetapi
nilainya disesuaikan dengan laju inflasi. Biaya tidak tetap pada tahun pertama dengan
kapasitas produksi 60% adalah Rp 126.291.697.344,-, pada tahun kedua dengan kapasitas
80% adalah Rp 168.388.929.792,- dan pada tahun ke tiga pada saat kapasitas penuh (100%)
mencapai Rp 210.486.162.240,-.
Sumber modal dari proyek ini tidak sepenuhnya berasal dari modal sendiri, akan
tetapi memanfaatkan jasa kredit perbankan. Debt equity ratio atau perbandingan antara
modal pinjaman dan modal sendiri sebesar 70:30, dengan tingkat suku bunga kredit 12%
(2011). Pengembalian modal ke bank beserta bunganya dilakukan dalam lima tahun.
Besarnya pinjaman ke bank adalah Rp 92.132.443.283,- dan besarnya modal sendiri adalah
Rp 39.485.332.836,-. Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga disajikan pada
Tabel 17.
90

Tabel 16 Jenis dan jumlah modal kerja pendirian industri isoeugenol


Biaya (Rp)
No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
(60 %) (80 %) (100%)

A Biaya Tetap
1 Tenaga Kerja Tidak Langsung 360.000.000 387.450.000 406.822.500
2 Administrasi dan Pemasaran 36.000.000 37.800.000 39.690.000
3 Penyusutan 528.002.500 193.002.500 193.002.500
4 Pemeliharaan 246.128.750 251.051.325 256.072.352
5 Asuransi 1.897.525 1.907.013 1.916.548
6 Riset dan Pengembangan 15.000.000 15.750.000 16.537.500
Sub Total 1.196.028.775 886.960.838 914.041.399

B Biaya Variabel
1 Biaya Bahan Baku & Pembantu 125.752.777.344 167.670.369.792 209.587.962.240
2 Biaya Kemasan 347.400.000 463.200.000 579.000.000
3 Tenaga Kerja Langsung 90.720.000 120.960.000 151.200.000
4 Bahan Bakar 100.800.000 134.400.000 168.000.000
Sub Total 126.291.697.344 168.388.929.792 210.486.162.240
Total 127.487.726.119 169.275.890.630 211.400.203.639

Tabel 17 Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga (Rp)


Tahun
ke Jumlah Kredit Angsuran Pokok Bunga Sisa Kredit
0 92.132.443.283 0 0 92.132.443.283
1 92.132.443.283 18.426.488.657 11.055.893.194 73.705.954.627
2 73.705.954.627 18.426.488.657 8.844.714.555 55.279.465.970
3 55.279.465.970 18.426.488.657 6.633.535.916 36.852.977.313
4 36.852.977.313 18.426.488.657 4.422.357.278 18.426.488.657
5 18.426.488.657 18.426.488.657 2.211.178.639 -

Proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan biaya perusahaan setiap
periode akuntansi dengan memberikan gambaran kegiatan industri dari waktu ke waktu.
Aliran kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas tahunan yang menunjukkan transaksi
uang tunai yang berlangsung selama sepuluh tahun. Aliran kas masuk terdiri atas laba bersih,
nilai penyusutan dan modal sendiri dan pinjaman, sedangkan aliran kas keluar adalah modal
tetap dan modal kerja.
Hasil perhitungan kriteria kelayakan ekonomi industri isoeugenol berbahan dasar
eugenol minyak daun cengkeh (MDC) disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan hasil
perhitungan pada tingkat suku bunga pinjaman 12 %, diperoleh hasil semua komponen
kriteria kelayakan menunjukkan bahwa pendirian industri isoeugenol ini layak untuk
91

dikembangkan. Hasil Analisis menunjukkan nilai IRR 50,43%, nilai tersebut lebih tinggi dari
tingkat suku bunga pinjaman 12 % pertahun. Analisis NPV yang menunjukkan nilai uang
yang diterima dari dana yang diinvestasikan pada saat ini adalah Rp 645.341.441.970,-
dengan Net B/C ratio adalah 3,9 dan Break Even Point (BEP) adalah 8.178 satuan produk.
Tingkat pengembalian modal (PBP) dari industri ini adalah 1,27 tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa dalam jangka waktu satu tahun tiga bulan enam hari dana yang
diinvestasikan dapat diperoleh kembali.
Tabel 18 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
No Kriteria Nilai
1 Net Present Value (NPV) pada DF 12% (Rp) 645.341.441.970
2 Internal Rate of Return (IRR) pada DF 12%, (%) 47,40
3 Net B/C ratio 3,90
4 Payback Period (PBP) dalam tahun 1,27
5 Break Even Point (BEP) dalam satuan produk 8.178

E.1. 2 Analisis Kelayakan Investasi Vanilin

Pada kajian finansial industri vanilin dilakukan beberapa tahap perhitungan dan
analisis dalam menentukan kelayakan investasi. Pada tahap pertama, dilakukan penetapan
jenis dan jumlah komponen modal tetap, modal kerja sumber dan alokasi pembiayaan yang
selengkapnya ditunjukkan dalam Lampiran 27, 28, 29, 30, 31 dan 32. Tahap ke dua
dilakukan perhitungan rugi laba dan perhitungan arus kas (cash flow), selanjutnya dilakukan
analisis finansial selengkapnya ditunjukkan dalam Lampiran 33, 34 dan 35. Tahap terakhir
dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan tingkat bunga dan perubahan harga jual
vanilin. Rangkuman jenis dan jumlah komponen modal tetap disajikan pada Tabel 19,
sedangkan perincian masing-masing komponen pembelian tanah dan survey, bangunan dan
pekerjaan sipil, alat dan mesin proses, peralatan umum, peralatan kantor dan kendaraan
disajikan pada Lampiran 27 dan 28. Modal tetap atau investasi industri vanilin berbahan
dasar eugenol minyak daun cengkeh adalah Rp 3.795.050.000,- dengan persentase terbesar
dari komponen alat dan mesin proses (73,25 persen), sedangkan komponen biaya terkecil
adalah biaya peralatan kantor (0,80 persen).
92

Tabel 19 Jenis dan jumlah komponen modal tetap pendirian industri vanilin

Jumlah
No Uraian
(Rupiah) Persentase (%)

1 Pembelian tanah dan survey 250.000.000 5,69


2 Bangunan dan pekerjaan sipil 450.000.000 11,86
3 Alat dan mesin proses 2.780.000.000 73,25
4 Peralatan umum 65.500.000 1,73
5 Peralatan kantor 30.550.000 0,80
6 Kendaraan 219.000.000 5,77
Total 3.795.050.000 100,00

Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan agar pabrik dapat berjalan dan
memproduksi barang atau beroperasi. Rangkuman modal kerja disajikan pada Tabel 20.
Modal kerja pada industri vanilin ini adalah Rp 154.794.595.559,-. Komponen modal kerja
dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen biaya tetap yang meliputi tenaga kerja tidak
langsung, administrasi dan pemasaran, penyusutan, pemeliharaan, asuransi, riset dan
pengembangan, dan komponen biaya tidak tetap atau biaya variabel yang meliputi biaya
bahan baku, bahan pembantu, biaya kemasan, tenaga kerja langsung dan biaya bahan bakar.
Biaya tetap adalah Rp 1.218.028.775,-, biaya ini secara nominal tetap jumlahnya tetapi
nilainya disesuaikan dengan laju inflasi. Biaya tidak tetap pada tahun pertama dengan
kapasitas produksi 60% adalah Rp 153.576.566.784,-, pada tahun kedua dengan kapasitas
80% adalah Rp 204.768.755.712,- dan pada tahun ke tiga pada saat kapasitas penuh (100%)
mencapai Rp 255.960.944.640,-.
Sumber modal dari proyek ini tidak sepenuhnya berasal dari modal sendiri, akan
tetapi memanfaatkan jasa kredit perbankan. Debt equity ratio atau perbandingan antara
modal pinjaman dan modal sendiri sebesar 70:30, dengan tingkat suku bunga kredit 12%
(2011). Pengembalian modal ke bank beserta bunganya dilakukan dalam lima tahun.
Besarnya pinjaman ke bank adalah Rp 111.247.251.891,- dan besarnya modal sendiri adalah
Rp 47.677.393.668,-. Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga disajikan pada
Tabel 21.
93

Tabel 20 Jenis dan jumlah modal kerja pendirian industri vanilin


Biaya (Rp)
No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
(60 %) (80 %) (100%)

A Biaya Tetap
1 Tenaga Kerja Tidak Langsung 369.000.000 387.450.000 406.822.500
2 Administrasi dan Pemasaran 48.000.000 50.400.000 52.920.000
3 Penyusutan 528.002.500 193.002.500 193.002.500
4 Pemeliharaan 246.128.750 251.051.325 256.072.352
5 Asuransi 1.897.525 1.907.013 1.916.548
6 Riset dan Pengembangan (R & D) 25.000.000 26.250.000 27.562.500
Sub Total 1.218.028.775 910.060.838 938.296.399

B Biaya Variabel
1 Biaya Bahan Baku & Pembantu 153.035.558.784 204.047.411.712 255.059.264.640
2 Biaya Kemasan 230.688.000 307.584.000 384.480.000
3 Tenaga Kerja Langsung 90.720.000 120.960.000 151.200.000
4 Bahan Bakar 219.600.000 292.800.000 366.000.000
Sub Total 153.576.566.784 204.768.755.712 255.960.944.640
Total 154.794.595.559 205.678.816.550 256.899.241.039

Tabel 21 Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga (Rp)


Tahun
ke Jumlah Kredit Angsuran Pokok Bunga Sisa Kredit
0 111.247.251.891 0 0 111.247.251.891
1 111.247.251.891 22.249.450.378 13.349.670.227 88.997.801.513
2 88.997.801.513 22.249.450.378 10.679.736.182 66.748.351.135
3 66.748.351.135 22.249.450.378 8.009.802.136 44.498.900.757
4 44.498.900.757 22.249.450.378 5.339.868.091 22.249.450.378
5 22.249.450.378 22.249.450.378 2.669.934.045 -

Proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan biaya perusahaan setiap
periode akuntansi dengan memberikan gambaran kegiatan industri dari waktu ke waktu.
Aliran kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas tahunan yang menunjukkan transaksi
uang tunai yang berlangsung selama sepuluh tahun. Aliran kas masuk terdiri atas laba bersih,
nilai penyusutan dan modal sendiri dan pinjaman, sedangkan aliran kas keluar adalah modal
tetap dan modal kerja.
Hasil perhitungan kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak
daun cengkeh disajikan pada Tabel 22. Berdasarkan hasil perhitungan pada tingkat suku
bunga pinjaman 12 %, diperoleh hasil semua komponen kriteria kelayakan menunjukkan
bahwa pendirian industri vanilin ini layak untuk dikembangkan. Hasil Analisis menunjukkan
nilai IRR 47,43%, nilai tersebut lebih tinggi dari tingkat suku bunga pinjaman 12 %
94

pertahun. Analisis NPV yang menunjukkan nilai uang yang diterima dari dana yang
diinvestasikan pada saat ini adalah Rp 779.561.530.094,- dengan Net B/C ratio adalah 3,91
dan Break Even Point (BEP) adalah 5.053 satuan produk. Tingkat pengembalian modal
(PBP) dari industri ini adalah 1,25 tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam jangka
waktu satu tahun tiga bulan dana yang diinvestasikan dapat diperoleh kembali.
Tabel 22 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC
No Kriteria Nilai
1 Net Present Value (NPV) pada DF 12%, (Rp) 779.561.530.094
2 Internal Rate of Return (IRR) pada DF 12%, (%) 47,43
3 Net B/C ratio 3,91
4 Payback Period (PBP) dalam tahun 1,25
5 Break Even Point (BEP) dalam satuan produk 5.053

E.2 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan akibat terjadinya
perubahan suku bunga pinjaman dan perubahan harga bahan baku. Sensitivitas diukur
berdasarkan perubahan nilai NPV, IRR, net B/C ratio dan PBP. Analisis dilakukan untuk
melihat seberapa jauh proyek masih layak untuk dikembangkan bilamana terjadi perubahan
faktor-faktor di atas.

E. 2.1 Analisis Sensitivitas Industri Isoeugenol


Perhitungan nilai kriteria pada berbagai perubahan suku bunga disajikan pada Tabel
23. Proyeksi laba rugi, arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan industri pada berbagai
tingkat bunga disajikan pada Lampiran 19 - 30.
Hasil Analisis sensitivitas kelayakan investasi terhadap suku bunga menunjukkan
bahwa pendirian industri isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak
pada suku bunga 16%, 20% dan 24%. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai IRR di atas nilai
suku bunga yang berlaku. Net B/C ratio > 1 dan nilai NPV yang positif. Peningkatan suku
bunga menurunkan nilai IRR, NPV, net B/C ratio dan masa pengembalian modal (PBP) tidak
mengalami perubahan.
95

Tabel 23 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai
tingkat suku bunga
Tingkat bunga
No Kriteria 12% 16% 20% 24%
1 Net present value (NPV), Rp 645.341.441.970 441.930.271.572 290.542.795.344 176.405.061.589
2 Internal rate of return (IRR) 47,40% 45,64% 42,87% 38,46%
3 Net B/C ratio 3,90 2,97 2,28 1,77
4 Payback period (PBP),tahun 1,27 1,41 1,54 1,67

Hasil perhitungan nilai kriteria pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan
pada Tabel 24. Proyeksi laba rugi, arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan industri
isoeugenol pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan pada Lampiran 19–24. Hasil
Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pendirian industri isoeugenol berbahan dasar
eugenol minyak daun cengkeh masih layak pada peningkatan harga bahan baku baik pada
harga Rp 190.000,- maupun pada harga Rp 200.000,-. Peningkatan harga bahan baku akan
menurunkan NPV, IRR dan net B/C ratio serta memperpajang PBP, tetapi nilai IRR masih di
atas tingkat suku bunga yang berlaku (12%), net B/C ratio >1 dan nilai NPV positif, hal ini
menunjukkan bahwa pendirian industri tersebut layak dikembangkan.

Tabel 24 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai
perubahan harga bahan baku (DF 12%)
Harga bahan baku/kg
No Kriteria Rp 180.000,- Rp 190.000,- Rp 200.000,-
1 Net Present Value (NPV), Rp 645.341.441.970 350.737.523.861 56.133.605.753
2 Internal Rate of Return (IRR) 47,40% 40,61% 20.93%
3 Net B/C ratio 3,90 2,36 1.19
4 Payback Period (PBP), tahun 1,27 1,47 1,80
5 Break Even Point (BEP), satuan 8.178 7.751 7.367

Dari Tabel 23 dan 24, menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga terhadap
kenaikan maupun penurunan nilai kriteria kelayakan finansial terjadi lebih lambat dari pada
perubahan harga bahan baku terhadap kenaikan maupun penurunan nilai kriteria kelayakan
finansial. Hal ini memperlihatkan bahwa perubahan harga bahan baku berpengaruh lebih
sensitif dibanding perubahan tingkat suku bunga terhadap kelayakan finansialnya. Dengan
perkataan lain, sensitivitas kalayakan industri isoeugenol yang ditinjau sangat dipengaruhi
oleh perubahan harga bahan bakunya, yaitu harga eugenol MDC.
96

E.2. 2 Analisis Sensitivitas Industri Vanilin

Perhitungan nilai kriteria pada berbagai perubahan suku bunga disajikan pada Tabel
25. Proyeksi laba rugi, arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan industri pada berbagai
tingkat bunga disajikan pada Lampiran 33-44.
Hasil analisis sensitivitas kelayakan investasi terhadap suku bunga menunjukkan
bahwa pendirian industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak pada
suku bunga 16%, 20% dan 24%. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai IRR di atas nilai suku
bunga yang berlaku. Net B/C ratio > 1 dan nilai NPV yang positif. Peningkatan suku bunga
menurunkan nilai IRR, NPV, net B/C ratio dan memperpanjang masa pengembalian modal
(PBP).

Tabel 25 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai tingkat
suku bunga
Tingkat bunga
No Kriteria 12% 16% 20% 24%
1 Net present value (NPV),Rp 779.561.530.094 534.185.964.296 351.521.216.431 213.767.585.002
2 Internal rate of return (IRR) 47,43% 45,68% 42,93% 38,54%
3 Net B/C ratio 3,91 2,97 2,29 1,78
4 Payback period (PBP), tahun 1,25 1,38 1,52 1,65

Hasil perhitungan nilai kriteria pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan
pada Tabel 26. Proyeksi laba rugi, arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan industri
vanilin pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan pada Lampiran 45-50. Hasil
analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pendirian industri vanilin berbahan dasar eugenol
minyak daun cengkeh masih layak pada peningkatan harga bahan baku baik pada harga Rp
190.000,- maupun pada harga Rp 200.000,-. Peningkatan harga bahan baku akan
menurunkan NPV, IRR dan net B/C ratio serta memperpajang PBP, tetapi nilai IRR masih di
atas tingkat suku bunga yang berlaku (12%), net B/C ratio >1 dan nilai NPV positif, hal ini
menunjukkan bahwa pendirian industri tersebut layak dikembangkan.
97

Tabel 26 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai
perubahan harga bahan baku (DF 12%)
Harga bahan baku/kg
No Kriteria Rp 180.000,- Rp 190.000,- Rp 200.000,-
1 Net Present Value (NPV), Rp 779.561.530.094 484.957.611.986 190.353.693.877
2 Internal Rate of Return (IRR) 47,43% 42,25% 30.92%
3 Net B/C ratio 3,91 2,60 1.56
4 Payback Period (PBP), tahun 1,25 1,41 1.63
5 Break Even Point (BEP), satuan 5.053 4.835 4.634

Dari Tabel 25 dan 26, menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga terhadap
kenaikan maupun penurunan nilai kriteria kelayakan finansial relative terjadi lebih lambat
dari pada perubahan harga bahan baku terhadap kenaikan maupun penurunan nilai kriteria
kelayakan finansial. Hal ini berarti bahwa sensitivitas kalayakan industri vanilin yang
ditinjau relatif sangat dipengaruhi oleh perubahan harga bahan bakunya, yaitu harga eugenol
MDC.

E. 3 Analisis Nilai Tambah


Nilai tambah merupakan salah satu kriteria dalam perancangan atau pengembangan
suatu produk. Menurut Gumbira-Sa’id dan lntan (2000), nilai tambah adalah nilai yang
tercipta dari kegiatan mengubah input pertanian menjadi produk pertanian atau yang tercipta
dari kegiatan mengolah hasil pertanian menjadi produk akhir. Perhitungan nilai tambah
dalam penelitian ini menggunakan metode Hayami dan Kawagoe (1993), karena dengan nilai
tambah yang diperoleh lebih mewakili besarnya nilai tambah yang diterima dari kegiatan
pengolahan.
Pengukuran nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami dan Kawagoe (1993)
dilakukan dengan menghitung nilai tambah produk yang diakibatkan oleh pengolahan dan
tidak memasukkan penggunaan tenaga kerja dan faktor produksi yang lain. Jika faktor
tenaga kerja dimasukkan maka nilai yang didapatkan adalah keuntungan perusahaan dan
bukan nilai tambah dari suatu proses.

E. 3.1 Analisis Nilai Tambah Industri Isoeugenol


Analisis nilai tambah industri isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak daun
cengkeh dilakukan dengan beberapa asumsi berdasarkan pada hasil perhitungan analisis
finansial. Beberapa asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
98

1. Kebutuhan bahan baku berupa eugenol minyak daun cengkeh sebanyak 1.164.000
kg/tahun.
2. Harga bahan baku berkisar antara Rp 180.000,- sampai Rp 200.000,-/kg
3. Jumlah produksi isoeugenol sebanyak 1.157.280 kg/tahun.
4. Harga produk per kilo (botol) Rp 328.500,-
5. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 8.400 HOK/tahun.
6. Upah rata-rata tenaga kerja adalah Rp 61.929,-/HOK.
7. Sumbangan input lain terdiri dari biaya tetap dikurangi dengan tenaga kerja tidak
langsung dan biaya tidak tetap dikurangi dengan upah tenaga kerja langsung dan biaya
bahan baku. Perincian nilai sumbangan input lain disajikan pada Lampiran 25.
Hasil perhitungan nilai tambah pada industri isoeugenol berbahan dasar eugenol
minyak daun cengkeh disajikan pada Tabel 27, sedangkan perincian perhitungan dari ketiga
harga bahan baku yang berbeda disajikan pada Lampiran 26. Dari hasil perhitungan nilai
tambah dapat diketahui besarnya nilai tambah/kg bahan baku, nisbah nilai tambah (%),
imbalan tenaga kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), tingkat
keuntungan (%), marjin keuntungan (Rp/kg), pendapatan tenaga kerja (%), persentase
sumbangan input lain dan persentase keuntungan perusahaan. Nilai tambah pada harga bahan
baku Rp 180.000,- adalah Rp 145.193,-/kg, sedangkan nilai tambah pada harga bahan baku
Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- berturut-turut adalah Rp 135.193,-/kg dan Rp 125.193,-/kg
bahan baku. Hasil perhitungan nilai tambah ini menunjukkan bahwa industri isoeugenol
dengan kenaikan harga bahan baku, masih dapat memberikan nilai tambah yang relatif tinggi,
bahkan pada kenaikan harga bahan baku tertinggi (Rp 200.000,-) masih memberikan nilai
tambah sebesar 62,60% atas harga bahan baku yaitu Rp 125.193,-/kg.
Nisbah nilai tambah yang merupakan perbandingan antara nilai tambah yang
diperoleh terhadap nilai output pada industri ini adalah 44.46%, 41,39%, dan 38,33%
berturut-turut untuk harga bahan baku Rp 180.000,-, Rp 190.000,- dan Rp 200.000,-/kg.
Nisbah nilai tambah tersebut relatif dekat dengan hasil penelitian Kawagoe (1994) terhadap
pengolahan hasil pertanian yang rata-rata mencapai 40%.
99

Tabel 27 Hasil perhitungan nilai tambah industri isoeugenol pada berbagai tingkat harga
bahan baku
Harga bahan baku/ kg
Variabel
Rp180.000,- Rp190.000,- Rp200.000,-
1. Nilai tambah
NiIai tambah (Rp/kg bahan baku) 145.195 135.193 125.193
Nisbah nilai tambah (%) 44,46 41,39 38,33
Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 447,00 447,00 447,00
Bagian tenaga kerja (%) 0,31 0,33 0,36
Keuntungan (Rp/kg bahan baku) 144.746 134.746 124.746
Tingkat keuntungan (%) 44,32 41,26 38,19
2. Balas jasa pemilik faktor produksi
Marjin Keuntungan (Rp/ kg) 146.604 136.604 126.604
Pendapatan tenaga kerja (%) 0,30 0,33 0,35
Sumbangan input lain (%) 0,96 1,03 1,11
Keuntungan perusahaan (%) 98,73 98,64 98,53

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan harga bahan baku akan berpengaruh
terhadap nilai semua variabel, di mana semakin tinggi harga bahan baku maka akan
menurunkan nilai tambah, nisbah nilai tambah, keuntungan/kg bahan, tingkat keuntungan,
marjin keuntungan, dan keuntungan perusahaan, sebaliknya peningkatan harga bahan baku
tersebut akan meningkatkan bagian tenaga kerja, pendapatan tenaga kerja dan persentase
sumbangan input lain.
Hasil perhitungan pada Tabel 27, memperlihatkan bahwa balas jasa pemilik faktor
produksi antara 0,30% sampai 98,73% pada harga bahan baku Rp 180.000,-/kg, 0,33%
sampai 98,64% pada harga bahan baku Rp 190.000,-/kg dan 0,35% sampai 98,53% pada
harga bahan baku Rp 200.000,-/kg. Nilai terbesar balas jasa faktor produksi adalah untuk
keuntungan perusahaan yaitu adalah 98,73% pada harga bahan baku Rp 180.000,-/kg,
98,64% pada harga bahan baku Rp 190.000,-/kg dan 98,53% pada harga bahan baku Rp
200.000,-/kg. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan terbesar dari pendirian industri
isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh diperoleh dari perusahaan,
sedangkan sumbangan input lain dan tenaga kerja mendapatkan keuntungan yang jauh lebih
rendah.

E. 3.2 Analisis Nilai Tambah Industri Vanilin


100

Analisis nilai tambah industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh
dilakukan dengan beberapa asumsi berdasarkan pada hasil perhitungan analisis finansial.
Beberapa asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan bahan baku berupa eugenol minyak daun cengkeh sebanyak 1.164.000
kg/tahun.
2. Harga bahan baku berkisar antara Rp 180.000,- sampai Rp 200.000,-/kg
3. Jumlah produksi vanilin sebanyak 853.920 kg/tahun.
3. Harga produk per kilo (kaleng) Rp 540.000,-
4. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 8.400 HOK/tahun.
5. Upah rata-rata tenaga kerja adalah Rp 61.929,-/HOK.
6. Sumbangan input lain terdiri dari biaya tetap dikurangi dengan tenaga kerja tidak
langsung dan biaya tidak tetap dikurangi dengan upah tenaga kerja langsung dan biaya
bahan baku. Perincian nilai sumbangan input lain disajikan pada Lampiran 51.
Hasil perhitungan nilai tambah pada industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak
daun cengkeh disajikan pada Tabel 28, sedangkan perincian perhitungan dari ketiga harga
bahan baku yang berbeda disajikan pada Lampiran 52. Dari hasil perhitungan nilai tambah
dapat diketahui besarnya nilai tambah/kg bahan baku, nisbah nilai tambah (%), imbalan
tenaga kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), tingkat keuntungan (%),
marjin keuntungan (Rp/kg), pendapatan tenaga kerja (%), persentase sumbangan input lain
dan persentase keuntungan perusahaan. Nilai tambah pada harga bahan baku Rp180.000,-
adalah Rp 175.651,-/kg, sedangkan nilai tambah saat harga bahan baku Rp190.000,- dan Rp
200.000,- berturut-turut adalah Rp 165.651,-/kg dan Rp 155.651,-/kg bahan baku. Hasil
perhitungan nilai tambah ini menunjukkan bahwa industri vanilin dengan kenaikan harga
bahan baku, masih dapat memberikan nilai tambah yang relatif tinggi, bahkan pada saat
kenaikan harga bahan baku tertinggi (Rp 200.000,-) masih memberikan nilai tambah 77,83%
atas harga bahan baku sebesar Rp 155.651,-/kg.
101

Tabel 28 Hasil perhitungan nilai tambah industri vanilin pada berbagai tingkat harga bahan
baku
Harga bahan baku/ kg
Variabel
Rp180.000,- Rp190.000,- Rp200.000,-
1. Nilai tambah
NiIai tambah (Rp/kg bahan baku) 175.651 165.651 155.651
Nisbah nilai tambah (%) 44,34 41,82 39,29
Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 2.190 2.190 2.190
Bagian tenaga kerja (%) 1,25 1,32 1,41
Keuntungan (Rp/kg bahan baku) 173.461 163.461 153.461
Tingkat keuntungan (%) 43,79 41,26 38,74
2. Balas jasa pemilik faktor produksi
Marjin Keuntungan (Rp/ kg) 216.148 206.148 196.148
Pendapatan tenaga kerja (%) 1,01 1,06 1,12
Sumbangan input lain (%) 18,74 19,64 20,65
Keuntungan perusahaan (%) 80,25 79,29 78,24

Nisbah nilai tambah yang merupakan perbandingan antara nilai tambah yang
diperoleh terhadap nilai output pada industri ini adalah 44,34%, 41,82%, dan 39,29%
berturut-turut untuk harga bahan baku Rp 180.000,-, Rp 190.000,- dan Rp 200.000,-/kg.
Nisbah nilai tambah tersebut relatif dekat dengan hasil penelitian Kawagoe (1994) terhadap
pengolahan hasil pertanian yang rata-rata mencapai 40%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perubahan harga bahan baku akan berpengaruh terhadap nilai semua variabel, di
mana semakin tinggi harga bahan baku maka akan menurunkan nilai tambah, nisbah nilai
tambah, keuntungan/kg bahan, tingkat keuntungan, marjin keuntungan, dan keuntungan
perusahaan, sebaliknya peningkatan harga bahan baku tersebut akan meningkatkan bagian
tenaga kerja, pendapatan tenaga kerja dan persentase sumbangan input lain.
Hasil perhitungan pada Tabel 28, memperlihatkan bahwa balas jasa pemilik faktor
produksi antara 1,01% sampai 80,25% pada harga bahan baku Rp180.000,-/kg, 1,06%
sampai 79,29% pada harga bahan baku Rp190.000,-/kg dan 1,12% sampai 78,12% pada
harga bahan baku Rp 200.000,-/kg. Nilai terbesar balas jasa faktor produksi adalah untuk
keuntungan perusahaan yaitu adalah 80,25% pada harga bahan baku Rp 180.000,-/kg,
79,29% pada harga bahan baku Rp 190.000,-/kg dan 78,24% pada harga bahan baku Rp
200.000,-/kg. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan terbesar dari pendirian industri vanilin
102

berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh diperoleh dari perusahaan, dan sumbangan
input lain sedangkan tenaga kerja mendapatkan keuntungan yang jauh lebih rendah.
103

V SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil analisis spektroskopi FTIR dan H’NMR dapat menunjukkan pita serapan
karakteristik yang identik antara isoeugenol hasil isomerisasi dan standar (pembanding).
Selain dari pada itu hasil identifikasi juga menunjukkan bahwa senyawa isoeugenol yang
diperoleh lebih dominan dalam bentuk trans isoeugenol.
2. Identitas senyawa vanilin terdeteksi baik pada sampel maupun senyawa standar
(pembanding) dengan munculnya pita serapan gugus-gugus fungsi dari spektrum
inframerah dan struktur molekulnya melalui pergeseran kimia dari proton yang dimilikinya
melalui spektrum HNMR.
3. Hasil simulasi perancangan proses produksi vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun
cengkeh menunjukkan proses isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol berlangsung pada
suhu 25 – 200oC dan tekanan 1 atm. Besarnya konversi reaksi adalah 90% dengan tingkat
kemurnian isoeugenol sebagai produk utama mencapai 89,6%. Proses oksidasi isoeugenol
menjadi vanilin berlangsung pada suhu 19,22 - 150 oC dan tekanan 1 atm. Dalam tahap
sintesis vanillin, besarnya konversi reaksi rata-rata sebesar 90% dan dihasilkan vanillin
dengan tingkat kemurnian 98%.
4. Industri isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak dikembangkan
dengan kapasitas produksi 1.157.280 kg/tahun, total investasi Rp 3.795.050.000,- dan
modal kerja Rp 127.487.726.119,-. Pada tingkat suku bunga 12%/tahun, nilai NPV adalah
Rp 645.341.441.970,- nilai IRR 47,40%, Net B/C 3,9 dan BEP 8.178 satuan produk.
Tingkat pengembalian modal (PBP) dari industri ini adalah 1,27 tahun. Hasil analisis
sensitivitas terhadap kenaikan tingkat bunga sebasar 16%, 20% dan 24% serta kenaikan
harga bahan baku sebesar Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- menunjukkan bahwa industri
isoeugenol ini masih layak untuk dikembangkan.
5. Industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak dikembangkan dengan
kapasitas produksi vanillin 853.920 kg/tahun, total investasi Rp 3.795.050.000,- dan modal
kerja Rp 154.794.595.559,-. Pada tingkat suku bunga 12%/tahun, nilai NPV adalah Rp
104

779.561.530.094,- nilai IRR 47,43%, Net B/C 3,91 dan BEP 5.053 satuan produk. Tingkat
pengembalian modal (PBP) dari industri ini adalah 1,25 tahun. Hasil analisis sensitivitas
terhadap kenaikan tingkat bunga sebasar 16%, 20% dan 24% serta kenaikan harga bahan
baku sebesar Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- menunjukkan bahwa industri vanillin ini
masih layak untuk dikembangkan.
6. Hasil perhitungan analisis nilai tambah pada harga eugenol minyak daun cengkeh Rp
180.000,-/kg menunjukkan bahwa industri isoeugenol ini memberikan nilai tambah sebesar
Rp 145.193,-/kg bahan baku, imbalan tenaga kerja Rp 447,00,-/kg, keuntungan Rp
144.746,- /kg bahan baku, rasio atau nisbah nilai tambah 44,46%, bagian tenaga kerja
0,31%, dan tingkat keuntungan 44,32%. Peningkatan harga bahan baku sampai dengan Rp
190.000,- dan Rp 200.000,- berpengaruh terhadap besarnya nilai tambah, tetapi besarnya
nilai tambah masih relatif tinggi yaitu sebesar Rp 135.193,- /kg dan Rp 125.193,-/kg
bahan baku.
7. Hasil perhitungan analisis nilai tambah pada harga eugenol minyak daun cengkeh Rp
180.000,-/kg menunjukkan bahwa industri vanillin ini memberikan nilai tambah sebesar Rp
175.651,-/kg bahan baku, imbalan tenaga kerja Rp 2.190,- /kg, keuntungan Rp 173.461,-
/kg bahan baku, rasio atau nisbah nilai tambah 44,34%, bagian tenaga kerja 1,25%, dan
tingkat keuntungan 43,79%. Peningkatan harga bahan baku sampai dengan Rp 190.000,-
dan Rp 200.000,- berpengaruh terhadap besarnya nilai tambah, tetapi besarnya nilai tambah
masih relatif tinggi yaitu sebesar Rp 165.651,- /kg dan Rp 155.651,-/kg bahan baku.

B Saran
1. Diperlukan pengkajian pengembangan kluster penyedia bahan baku eugenol minyak daun
cengkeh ditingkat UKM yang dapat memasok kebutuhan industri vanilin secara kontinyu di
Indonesia.
2. Untuk memperoleh perencanaan industri vanilin yang berbasis eugenol MDC yang lebih
operasional dan sesuai kondisi lapangan, diperlukan kajian pemetaan daerah sentra
produksi bahan baku sehingga jumlah dan kapasitas industri yang akan didirikan dapat
disesuaikan dengan kemampuan produksi bahan baku yang tersedia.
3. Agar dapat bersaing dengan vanilin impor perlu diupayakan pengaturan harga untuk MDC
oleh pemerintah atau institusi yang berwenang pada harga dasar yang stabil, mengingat di
105

Indonesia sering terjadi fluktuasi harga minyak atsiri, namun tidak saling merugikan antara
pengrajin MDC, eugenol dan industri vanilin.
106

DAFTAR PUSTAKA

Anon. 1992. Monograf tanaman cengkeh. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

Anon. 1997. Vanilin Synthese. Diakses dari


http://groups.google.co.id/sci.chem.organic.synthesis, tanggal 4 Februari 2006

Anon. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Cengkeh, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI.

Anon. 2005. Isomerisation and other related reactions in industry.


http://o/etd.uj.ac.za.raulib.rau.ac.za/theses/available/etd/0832005/124909/restricted/Hooofst
uk1.pdf .Diakses tanggal 19 Pebruari 2006.

Anon. 2006b. Spesifikasi Eugenol dalam Perdagangan. http://www.indesso.com Diakses tanggal


15 Desember 2008

Anon. 2006. Efek Katalis pada Laju Reaksi. http://Chem-is-try.org Diakses tanggal 21 Januari
2007

Anon. 2008. Market report.


http://www.premiumingredients.co.uk/news_article.aspx?news_id=59&type_id=2.
Diakses tanggal 21 Pebruari 2009

Anon. 2010. Natural prices. Http://www.gsbflavorcreators.com/press_files/natural_prices.pdf

Balittro. 2005. Produksi cengkeh 2005 dan prakiraan produksi cengkeh sampai 2009 di
Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Tidak dipublikasikan.

Bank Indonesia. 2004. Aspek Pemasaran - Usaha Penyulingan Minyak Daun Cengkeh. Diakses
dari http://www.bi.go.id/sipuk/sipuk04/lm/ind/atsiri/pemasaran.htm, tanggal 23 Desember
2005.

Barbosa E, Daniel P, Ana LAV, Selma GFL. 2008. Vanilin Production by Phanerochaete
Chrysosporium Grown on dreen Coconut agroindustrial husk in solid state fermentation.
BioResources 3(4), 1042-1050.

BB Pascapanen. 2006. Teknologi Sintesis Vanilin dan Optimasi Pemurnian Eugenol dari Minyak
Daun Cengkeh. Laporan Akhir Tahun. Tidak dipublikasi.

Bedoukian PZ. 1967. Perfumery and flavouring synthetics. Elsevier Publ. Co., New York.

Blank, Leland P E, Anthony TPE. 2002. “Engineering Economy”, fifth edition, New Yor.

Both RH, penemu; Syracuse. New York 27 Sept 1927. Process of Manufacturing Vanillin. US
Patent 1 643 805.
107

Bots RH, penemu; Produits Chimiques Coverlin. 22 Marc 1928. Improvements in Processes of
Manufacturing vanillin. Brithis Patent GB271818.

BPS. 2004. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Carroll MF, penemu; a British Co. London 27 Sept 1934. Improvements in or relating to the
Manufacture of Vanillin and its Homologues and Other Parahydroxy Aldehydes such as
Protocatechuic Aldehyde. British Patent GB417 072.

Cerveny L, Krejcikova A, Marhoul A, Ruzicka V. 1987. Isomerization of Eugenol to


Isoeugenol. Kinetics Studies. React. Kinet. Catal. Lett. 33, 471-6. www. Rhodium.ws.
Diakses tanggal 20 April 2005.

Chalk Alan J. 1975. Procces For The Preparation of Isoeugenol.


http://v3.espacenet.com/textdoc?DB=EPODOC&IDX=DE2508347. Diakses tanggal 30
Juni 2005.

Cisadesi R. 2007. Pembuatan Vanilin Semi Sintetik dari Isoeugenol Minyak Cengkeh dengan
Pemanasan Gelombang Mikro. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Chiu A, 2002. Transition metal catalyzed olefin isomerization of allylic systems. Evans Group
Seminar, March 15, 2002. http://daecr1.harvard.edu/pdf. Diakses tanggal 19 April 2005.

Collins Chemical Co. Inc., penemu; 10 Sep 1968. Method of Preparing Vanillin from eugenol.
Patent GB1186953.

Costello DJ, Fraga ES, Skilling N, Ballinger GH, Banares-Alcantara R, Krabbe J, Laing DM,
McKinnel RC, Ponton JW, Spenceley MW. 1996. EPEE: A support environment for
process engineering software. Computers and Chemical Engineering; 20: 1399–1412.

Davis JG, Subrahmanian E, Konda S, Granger H, Collins M., Westerberg AW. 2001. Creating
shared information spaces to support collaborative design work. Information Systems
Frontiers; 3: 377–392.

Ditjenbun. 2011. Buku Statistik Perkebunan Tahun 2009 – 2011.

DSN. 1998. Standar Mutu Minyak Daun Cengkeh. Dewan Standarisari Nasional, Jakarta.

Fridge. 2004. Part 3 – Aroma Chemicals from Petrochemical Feedstocks. Diakses dari
http://www.nedlac.org.za/reseach/fridge/aroma/part3/industry.pdf), tanggal 4 Februari
2006.

Fessenden RJ, dan JS Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jilid 1. Ed. Ketiga. diterjemahkan oleh
Pudjaatmaka, A.H. Erlangga. Jakarta.
108

Fiecchi, Alberto N, Gian MC, Goirgio C, penemu; Collins Chemical Co., Inc. 1 Dec 1970.
Method of Preparing Vanillin from Eugenol. US Patent 3 544 621.

Fieser LF. and M Fieser. 1957. Introduction to Organic Chemistry. Publised by D. C. Heath and
Company, Boston, Mass.

Furia TE. and N Bellanca. 1976. Fenarolies handbook of flavor ingredients. Vol. II. Second Ed.,
CRC Press Inc., Cleveland.

Furukawa H, H Mirota TY and T Nagasawa. 2003. Conversion of isoeugenol into vani llic acid
by Pseudomonas putida 158 cells exhibiting high isoeugenol-degrading activity. Journal of
Bioscience and Bioengineering 96(4):401-403.

Gandilhon, penemu; Rhone Polenc Paris France 6 Peb 1979. Process for The Isimerization of
Aromatic Alkenyl Compounds. US Patent 4 138 411.

Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. S Sutomo dan K Mangiri
penerjemah. Jakarta : UI-Press. Terjemahan dari : Economic Analysis of Agriculture
Project.

Givaudan & Cie Societe Anonyme, penemu; a Swiss Co. of Verner-Geneve, Switzerland 19 Oct
1977. Process for the Preparation of Isoeugenol. British Patent GB1 489 451.

Gumbira-Said E. 2001. Penerapan Manajemen Teknologi dalam Meningkatkan Daya Saing


Global Produk Agribisnis/Agroindustri Berorientasi Produksi Berkelanjutan (Orasi Ilmiah
Guru Besar IPB). Bogor: IPB.

Gumbira-Said E, dan Intan AH. 2000. Menghitung Nilai Tambah Produk Agribisnis. Komoditas
11(19): 48.

Hanani E, JA Kawira, E Anwar dan E Sultriana. 2000. Perbandingan antara eugenol hasil isolasi
dan dalam perdagangan sebagai upaya pembuatan sediaan farmasi untuk pengobatan gigi.
Makara, eugenol. 4A:39-45.

Hansen EH, Birger LM, Gertrud RK, Camilla MB, Charlotte K, Ole RJ, Finn TO, Carl EO,
Mohammed SM, and Jørgen H. 2009. De Novo Biosynthesis of Vanillin in Fission Yeast
(Schizosaccharomyces pombe) and Baker's Yeast (Saccharomyces cerevisiae). Appl
Environ Microbiol. 75(9): 2765–2774.

Hariono A. 2010. Isoeugenol-Local Based Ingradient-Fulfill The Next Up-Trend Global Demand
Of Natural Vanillin Thru Bioconversion. Jakarta, 11-14 November 2010. Seminar Nasional
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI).

Hartmann K, and Kaplic K. 1990. Analysis and Synthesis of Chemical Process System. Elsevier,
Amsterdam.
109

Hayami Y, Kawagoe T. 1993. The Agrarian Origin of Commerce and Industry (a Study of
Peasant Marketing in Indonesia). St Martin’s Press.

Herrmann WA, Thomas Weskamp, Jochen PZ, Richard WF. 2000. Methyltrioxorhenium :
oxidative cleavage of CC-double bonds and its application in a highly efficient synthesis of
Vanilin from biological waste. J. Mol. Catal. A : Chem. 153 (200): 49-52.

Je Mac, penemu; Chatwin & Co. London 17 May 1935. Process for the Preparation of Vanillin.
British Patent GB442 061.

Kadariah, Lien Karlina dan Clive Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kadarohman A. 2009. [1,3] Sigmatropic Rearrangement Of Cis-Isoeugenol Formation In


Eugenol Isomerization Reaction.Seminar Kimia UKM-ITB VIII, UKM, Malaysia 2009

Kadarohman A., H Sastrohamidjojo, M. Muchalal. 1999. Telaah Jejak Reaksi Kompleks


Isomerisasi Eugenol. Prosiding Seminar Nasional Kimia VI, Yogyakarta, 24-25 September
1999.

Ketaren. S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.

Keenan K. dan Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Terjemahan. Pudjaatmaka, A.H.
Erlangga. Jakarta.

Kishore D, and Kannan S. 2002. Double bond migration of eugenol to isoeugenol over as-
synthesized hydrotalcites and their modified forms. Applied Catalysis A: General 270 :
227–235

Lomascolo A, Stentelaire C, Asther M, and Lesage-Meessen L. 1999. Basidiomycetes as new


biotechnological tools to generate natural aromatic flavours for the food industry. Trends
Biotechnol. 17, pp. 282–289.

Marquardt W, Nagl M. 2004. Workflow and information centered support of design processes—
the IMPROVE perspective. Computers and Chemical Engineering; 29: 65–82.

Muheim A, and Lerch K. 1999. Towards a high-yield conversion of ferulic acid to vanillin.
Appl. Microbiol. Biotechnol. 51, pp. 456–461.

Mulyono E. 2010. Optimasi kondisi proses isomerisasi eugenol dan sintesis vanilin
menggunakan metode permukaan respon. Tidak dipublikasi.

Nagl M, Westfechtel B, Schneider R. 2003. Tool support for the management of design
processes in chemical engineering. Computers and Chemical Engineering; 27: 175–197.
110

Nurdjanah N, L Sumartini dan C Pandji. 1987. Pengaruh konsentrasi larutan soda dan jenis
pencuci terhadap mutu eugenol minyak daun cengkeh. Pemberitaan Littri XIII (1-2): 9-13.

Overhage J, Alexander SC, and Horst Priefert. 2003. Highly Efficient Biotransformation of
Eugenol to Ferulic Acid and Further Conversion to Vanillin in Recombinant Strains of
Escherichia coli. Appl. Environ. Microbiol. 69, 6569–6576.

Peter KV. 2004. Handbook of herbs and spices. Vol.2. Woodhead Publishing Limited. England.
ISBN 1 85573 721 3.

Rao RS, Ravishankar GA. 2000. Vanilla flavour: production by conventional and
biotechnological routes. J. Sci. Food.Agric. 80, 289-304

Rhodium, 1987. Isomerization of Eugenol to Iso-eugenol Kinetic Studies: React. Kenet. Catal.
Lett. 33(2): 471-476.

Rizal M, dan M Djazuli. 2006. "Strategi Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia", Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28 No. 5 : 13 – 14.

Rudd DF, and CC Watson.1968. Strategy of Process Engineering Synthesis. John Wiley & Sons,
New York.

Rusli S dan MP Laksmanahardja. 1980. Isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh. Pemberitaan
LPTI 36: 6-9.

Rusli S, dan GABA Wirawan, 1984. Isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh pada berbagai
suhu dengan larutan soda. Pemberitaan Littri. X(1-2): 4-7.

Sari RK. 2003. Aplikasi Katalis V2O5-MoO3 pada reaksi Pembuatan Vanili dari Eugenol.
Departemen Kimia, FMIPA. Universitas Indonesia. Depok.

Sastrohamidjojo H. 2002. Kimia Minyak Atsiri. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Seider WD, Seader JD, and Lewin DR. 1999. Process Design Principles (Synthesis, Analysis and
Evaluation). John Wiley & Sons Inc, New York.

Setiyatno H. 1991. Semi Sintetis Vanili dari Eugenol dengan Metode Fotokimia dan Katalis
Trnsfer Fasa: [18]-Crown Ethe-6. Karya Utama Sarjana Kimia. Jurusan Kimia FMIPA UI,
Depok 1991.

Sharma SK, Srivastava, Jasra. 2006. Selective double bond isomerization of allyl phenyl ethers
catalyzed by ruthenium metal complexes. Journal of Molecular Catalysis A: Chemical 245,
200–209.

Sinnot RK. 1999. Chemical Engineering. Vol.6. 3rd edition. Oxford: Pergamon
111

Soemadhiharga D, D Somaatmadja, dan Djoewarni A. 1973. Sintesa Vanilin dari Minyak Daun
Cengkeh. Komunikasi Balai Penelitian Kimia Bogor. No. 157. BPK Bogor. Lembaga
Penelitian dan Pendidikan Industri. Departemen Perindustrian.

Soesanto H. 2006. Pembuatan Isoeugenol dari Eugenol menggunakan Pemanasan Gelombang


Mikro [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Sumangat J, N Nurdjanah, Hernani, A Supriatna., MP Laksmanahardja, E Mulyono. 2003.


Teknologi Isolasi Eugenol dan Sintesis Iso-eugenol dari Minyak Daun Cengkeh Skala
Kecil, Laporan Akhir Tahun (Tidak dipublikasi).

Suryani A, Mangunwidjaja D. 2002. Rekayasa Proses. Jurusan Teknologi Industri Pertanian


Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor

Sutojo S. 2000. Studi Kelayakan Proyek (konsep, teknis dan kasus). Jakarta : Damar Mulia
Perkasa.

Suwarso WP, S Channah, H Kurniawan. 2005. Gelombang Mikro Chemistry : Semi Sintetis
Vanili Dari Eugenol Mengunakan Gelombang Mikro (Gelombang Mikro).

Swan JM & Black DSC. 1974. Organometallics in Organic Synthesis. London: Chapman &
Hall. ISBN 0-412-10870-4

Tidco. 2005. Vanilin. Diakses dari http://www.tidco.com/tidcodocs/tn/Opportunities/


VANILIN.doc, tanggal 21 April 2005

Thuesen and Fabrycky. 1993. Engineering Economy, eight edition, Englewood Cliffs, New
Jersey, ISBN 0-13-138462-7

Thorpe JS. 1954. Thorpe's Dictionary of Applied Chemistry, 4th Edition Vol. XI, Longman's
Green and Co. London.

Uhe G. 1997. Market Report. New Jersey.

Uhe G. 2005. Flavor and fragrance ingredients. Market Newsletter. Diakses dari
http://www.uhe.com/mkreport-02_05.htm, tanggal 21 April 2005.

Uhe G. 2007. Flavor and fragrance ingredients. Market Newsletter. Diakses dari
http://www.uhe.com/mkreport-09_07.htm, tanggal 21 April 2010.

Uhe G. 2009. Flavor and fragrance ingredients. Market Newsletter. Diakses dari
http://www.uhe.com/mkreport-09_09.htm, tanggal 21 Juni 2010

Horne V. 1977. Financial Management and Policy,. 4th edition, Englewood Cliffs, Prentice-
Hall, In
112

Zhang Y, MA Dubé, DD McLean, M Kates. 2003. Biodiesel production from waste cooking oil:
1. Process design and technological assessment. Bioresource Technol 89: 1-16
113

Lampiran 1 Biaya investasi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC

No Uraian Jumlah Unit Harga /unit Jumlah Total biaya


(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
1 Pembelian tanah dan survey 2500 m2 100.000 250.000.000
Sub total I 250.000.000
2 Bangunan dan pekerjaan sipil
1. Kantor 50 m2 1.000.000 50.000.000
2. Bangunan produksi 250 m2 1.000.000 250.000.000
3. Bangunan laboratorium 35 m2 1.100.000 38.500.000
4. Gudang 50 m2 900.000 45.000.000
5. Mushola 35 m2 900.000 31.500.000
6. Pagar 100 m 50.000 5.000.000
7. Area parkir 100 m2 75.000 7.500.000
8. Pos satpam 15 m2 500.000 7.500.000
9. Jalan 150 m2 100.000 15.000.000
Sub total II 450.000.000
3 Alat dan mesin proses
1. Reaktor 5 unit 450.000.000 2.250.000.000
2. Dekanter 2 unit 30.000.000 60.000.000
3. Vaporizer 3 unit 45.000.000 135.000.000
4. Heater 2 unit 30.000.000 60.000.000
5. Cooler 2 unit 40.000.000 80.000.000
6. Mixer 6 unit 15.000.000 90.000.000
7. Pompa 10 unit 6.000.000 60.000.000
6. Peralatan laboratorium 3 paket 15.000.000 45.000.000
Sub total III 2.780.000.000
4 Peralatan umum
1. Generator 1 unit 15.000.000 15.000.000
2. Instalasi pemadam kebakaran 2 unit 7.500.000 15.000.000
3. Instalasi listrik 2 paket 4.000.000 8.000.000
4. Instalasi pipa 3 paket 3.500.000 10.500.000
5. Pompa air 2 unit 3.500.000 7.000.000
6. Tangki bahan bakar 2 unit 5.000.000 10.000.000
Sub total IV 65.500.000
5 Peralatan kantor
1. Meja kantor 4 unit 250.000 1.000.000
2. Kursi 10 unit 100.000 1.000.000
3. Meja dan kursi tamu 1 unit 2.000.000 2.000.000
4. Almari 3 unit 850.000 2.550.000
5. Komputer 3 unit 3.500.000 10.500.000
6. Printer 3 unit 450.000 1.350.000
7. Whiteboard 2 unit 75.000 150.000
8. AC 3 unit 4.000.000 12.000.000
Sub total V 30.550.000
114

Lampiran 2 Biaya investasi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC (Lanjutan)

No Uraian Jumlah Unit Harga /unit Jumlah Total biaya


(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
6 Kendaraan
1. Mobil operasi 1 unit 130.000.000 130.000.000
2. Mobil bak terbuka 1 unit 65.000.000 65.000.000
3. Sepeda motor 2 unit 12.000.000 24.000.000
Sub total VI 219.000.000
7 Pra Operasi
1. Studi Kelayakan 1 paket 85.000.000 85.000.000
2. Instalasi mesin & alat 1 paket 200.000.000 200.000.000
3. Perizinan 1 paket 50.000.000 50.000.000
Sub total VII 335.000.000
Total Investasi 4.130.050.000
115

Lampiran 3 Biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas industri isoeugenol

No Uraian Kebutuhan Unit Harga/unit Biaya/bulan Biaya/tahun


(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
1 Bahan baku
Eugenol 3.880 kg/hari 180.000 17.460.000.000 209.520.000.000
Sub total I 209.520.000.000
2 Bahan pembantu
Etanol 18,56 kg/hari 4.500 83.520 1.002.240

RhCl3. 3H2O 7,44 kg/hari 750.000 5.580.000 66.960.000


Sub total II 67.962.240
3 Bahan kemasan
1. Botol kaca 3860 buah/hari 500 48.250.000 579.000.000
Sub total III 579.000.000
4 Utilitas
1. Biaya administrasi dan pemasaran 2 paket 1.500.000 3.000.000 36.000.000
3. Biaya bahan bakar (solar dan bensin) 1 paket 4.000.000 4.000.000 48.000.000
4. Biaya listrik (kWH) 2000 kWH 5.000 10.000.000 120.000.000
Sub total IV 204.000.000
Total 210.370.962.240

89
90
116

Lampiran 4 Biaya tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja langsung pada industri isoeugenol
No Uraian Jumlah Gaji/orang/bulan Gaji/bulan Biaya/tahun
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)

1 Tenaga kerja tak langsung


1. Direktur 1 7.000.000 7.000.000 84.000.000
2. Manager 2 5.000.000 10.000.000 120.000.000
3. Supervisor 3 2.500.000 7.500.000 90.000.000
4. Staf administrasi 3 900.000 2.700.000 32.400.000
5. Satpam 3 750.000 2.250.000 27.000.000
6. Pembantu umum 2 650.000 1.300.000 15.600.000
Sub Total 14 369.000.000

2 Tenaga kerja langsung


1. Operator 7 1.150.000 8.050.000 96.600.000
2. Pekerja 7 650.000 4.550.000 54.600.000
Sub Total 14 151.200.000
Total 520.200.000
117

Lampiran 5 Biaya tetap dan biaya variabel industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
TAHUN KE- (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Tetap
Tenaga Kerja Tak Langsung 369,000,000 387,450,000 406,822,500 427,163,625 448,521,806 470,947,897 494,495,291 519,220,056 545,181,059 572,440,112
Administrasi dan Pemasaran 36,000,000 37,800,000 39,690,000 41,674,500 43,758,225 45,946,136 48,243,443 50,655,615 53,188,396 55,847,816
Penyusutan 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
Pemeliharaan 246,128,750 251,051,325 256,072,352 261,193,799 266,417,675 271,746,028 277,180,949 282,724,568 288,379,059 294,146,640
Asuransi 1,897,525 1,907,013 1,916,548 1,926,130 1,935,761 1,945,440 1,955,167 1,964,943 1,974,768 1,984,641
Riset dan Pengembangan (R & D) 15,000,000 15,750,000 16,537,500 17,364,375 18,232,594 19,144,223 20,101,435 21,106,506 22,161,832 23,269,923
Sub Total 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632

Biaya Variabel
Biaya Bahan baku & pembantu 125,752,777,344 167,670,369,792 209,587,962,240 234,738,517,709 262,907,139,834 294,455,996,614 329,790,716,208 369,365,602,153 413,689,474,411 463,332,211,340
Biaya Kemasan 347,400,000 463,200,000 579,000,000 648,480,000 726,297,600 813,453,312 911,067,709 1,020,395,835 1,142,843,335 1,279,984,535
Tenaga Kerja Langsung 90,720,000 120,960,000 151,200,000 170,100,000 191,362,500 215,282,813 242,193,164 272,467,310 306,525,723 344,841,439
Bahan Bakar 100,800,000 134,400,000 168,000,000 189,000,000 212,625,000 239,203,125 269,103,516 302,741,455 340,584,137 383,157,154
Sub Total 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468

Jumlah 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100

91
92
118

Lampiran 6 Nilai peralatan mesin, biaya pemeliharaan, asuransi, nilai sisa dan biaya penyusutan industri isoeugenol

Biaya Penyusutan Tahun ke-


Uraian Nilai Nilai Sisa O&M Asuransi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PERIZINAN,STUDI KELAYAKAN&INSTALASI
Perizinan 50,000,000 0 0 0 50,000,000
Studi kelayakan 85,000,000 85,000,000
Instalasi mesin &alat 200,000,000 200,000,000
Sub Total 335,000,000 0 0 0 335,000,000

TANAH DAN BANGUNAN


Tanah 250,000,000 0 5,000,000 125,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bangunan 450,000,000 67,500,000 9,000,000 225,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000
Sub Total 700,000,000 67,500,000 14,000,000 350,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000

MESIN DAN PERALATAN


Alat dan mesin proses 2,780,000,000 417,000,000 208,500,000 1,390,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000
Peralatan umum 65,500,000 9,825,000 4,912,500 32,750 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000
Peralatan kantor 30,550,000 4,582,500 2,291,250 15,275 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500
Kendaraan 219,000,000 32,850,000 16,425,000 109,500 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000
Sub Total 3,095,050,000 464,257,500 232,128,750 1,547,525 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500

Jumlah 4,130,050,000 531,757,500 246,128,750 1,897,525 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
119

Lampiran 7 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100

Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 11,055,893,194 8,844,714,555 6,633,535,916 4,422,357,278 2,211,178,639
Total Pembayaran Bunga 11,055,893,194 8,844,714,555 6,633,535,916 4,422,357,278 2,211,178,639

Laba Sebelum Pajak 89,556,268,687 126,012,578,815 162,132,740,444 139,055,700,085 112,946,007,867 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
Pajak Penghasilan 26,866,880,606 37,803,773,645 48,639,822,133 41,716,710,025 33,883,802,360 25,031,943,574 14,375,526,186 2,440,979,718 (10,925,050,566) (25,894,321,830)

Laba Bersih 62,689,388,081 88,208,805,171 113,492,918,311 97,338,990,059 79,062,205,507 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)

93
94
120

Lampiran 8 Proyeksi arus kas industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 62,689,388,081 88,208,805,171 113,492,918,311 97,338,990,059 79,062,205,507 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 63,217,390,581 88,401,807,671 113,685,920,811 97,531,992,559 79,255,208,007 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 44,790,901,924 69,975,319,014 95,259,432,154 79,105,503,903 60,828,719,350 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

Arus Kas Awal Tahun 0 44,790,901,924 69,975,319,014 95,259,432,154 79,105,503,903 60,828,719,350 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 44,790,901,924 114,766,220,938 210,025,653,093 289,131,156,995 349,959,876,345 408,560,747,184 442,296,644,117 448,185,265,959 422,886,483,806 362,659,402,036
121

Lampiran 9 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.12 0.5 0.6
(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (131,617,776,119) (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119)
1 44,790,901,924 (86,826,874,195) 0.8929 (77,527,715,968) 0.666667 (57,884,611,739) 0.625000 (48,454,822,480)
2 69,975,319,014 (16,851,555,181) 0.7972 (13,434,059,790) 0.444444 (7,489,572,591) 0.390625 (5,247,679,606)
3 95,259,432,154 78,407,876,974 0.7118 55,810,726,830 0.296296 23,231,940,316 0.244141 13,625,665,730
4 79,105,503,903 157,513,380,876 0.6355 100,099,753,547 0.197531 31,113,775,638 0.152588 15,274,010,246
5 60,828,719,350 218,342,100,226 0.5674 123,887,307,668 0.131687 28,752,816,153 0.095367 11,814,814,345
6 58,600,870,839 276,942,971,065 0.5066 140,307,927,933 0.087791 24,313,237,515 0.059605 8,363,004,204
7 33,735,896,933 310,678,867,998 0.4523 140,535,342,161 0.058528 18,183,308,232 0.037253 5,235,349,467
8 5,888,621,842 316,567,489,840 0.4039 127,856,299,670 0.039018 12,351,970,340 0.023283 2,976,886,455
9 (25,298,782,153) 291,268,707,687 0.3606 105,034,415,955 0.026012 7,576,567,512 0.014552 1,528,451,917
10 (60,227,081,770) 231,041,625,917 0.3220 74,389,220,084 0.017342 4,006,615,268 0.009095 676,566,015

Present Value 645,341,441,970 (47,461,729,476) (125,825,529,826)

Kriteria Nilai Satuan

NPV 645,341,441,970 Rupiah


IRR 47.40% Persen
B/C rasio 3.90 _
BEP 8,178 Jumlah produk
PBP 1.27 Tahun

95
122

96
Lampiran 10 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 16%
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100

Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 14,741,190,925 11,792,952,740 8,844,714,555 5,896,476,370 2,948,238,185
Total Pembayaran Bunga 14,741,190,925 11,792,952,740 8,844,714,555 5,896,476,370 2,948,238,185

Laba Sebelum Pajak 85,870,970,956 123,064,340,630 159,921,561,806 137,581,580,992 112,208,948,320 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
Pajak Penghasilan 25,761,291,287 36,919,302,189 47,976,468,542 41,274,474,298 33,662,684,496 25,031,943,574 14,375,526,186 2,440,979,718 (10,925,050,566) (25,894,321,830)

Laba Bersih 60,109,679,669 86,145,038,441 111,945,093,264 96,307,106,694 78,546,263,824 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
123

Lampiran 11 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 16%
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 60,109,679,669 86,145,038,441 111,945,093,264 96,307,106,694 78,546,263,824 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 60,637,682,169 86,338,040,941 112,138,095,764 96,500,109,194 78,739,266,324 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 42,211,193,512 67,911,552,284 93,711,607,107 78,073,620,538 60,312,777,668 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

Arus Kas Awal Tahun 0 42,211,193,512 67,911,552,284 93,711,607,107 78,073,620,538 60,312,777,668 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 42,211,193,512 110,122,745,797 203,834,352,904 281,907,973,442 342,220,751,110 400,821,621,948 434,557,518,881 440,446,140,723 415,147,358,570 354,920,276,800

97
98
124

Lampiran 12 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 16%
Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.16 0.5 0.6
(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (131,617,776,119) (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119)
1 42,211,193,512 (89,406,582,607) 0.8621 (77,074,640,178) 0.666667 (59,604,418,207) 0.625000 (48,171,650,111)
2 67,911,552,284 (21,495,030,322) 0.7432 (15,974,309,098) 0.444444 (9,553,337,257) 0.390625 (6,239,964,491)
3 93,711,607,107 72,216,576,785 0.6407 46,266,104,074 0.296296 21,397,482,835 0.244141 11,295,435,565
4 78,073,620,538 150,290,197,323 0.5523 83,003,938,080 0.197531 29,686,972,967 0.152588 12,665,395,825
5 60,312,777,668 210,602,974,991 0.4761 100,270,817,478 0.131687 27,733,673,968 0.095367 9,562,570,331
6 58,600,870,839 269,203,845,829 0.4104 110,492,633,447 0.087791 23,633,808,139 0.059605 6,585,874,167
7 33,735,896,933 302,939,742,762 0.3538 107,189,026,765 0.058528 17,730,355,315 0.037253 3,993,102,415
8 5,888,621,842 308,828,364,604 0.3050 94,200,512,986 0.039018 12,050,001,728 0.023283 2,193,276,607
9 (25,298,782,153) 283,529,582,451 0.2630 74,554,948,623 0.026012 7,375,255,104 0.014552 1,084,917,292
10 (60,227,081,770) 223,302,500,681 0.2267 50,619,015,513 0.017342 3,872,406,996 0.009095 460,377,264
Present Value 441,930,271,572 (57,295,574,530) (138,188,441,255)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 441,930,271,572 Rupiah
IRR 45.64% Persen
B/C rasio 2.97 _
PBP 1.41 Tahun
125

Lampiran 13 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 20 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100

Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 18,426,488,657 14,741,190,925 11,055,893,194 7,370,595,463 3,685,297,731
Total Pembayaran Bunga 18,426,488,657 14,741,190,925 11,055,893,194 7,370,595,463 3,685,297,731

Laba Sebelum Pajak 82,185,673,224 120,116,102,445 157,710,383,167 136,107,461,900 111,471,888,774 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
Pajak Penghasilan 24,655,701,967 36,034,830,734 47,313,114,950 40,832,238,570 33,441,566,632 25,031,943,574 14,375,526,186 2,440,979,718 (10,925,050,566) (25,894,321,830)

Laba Bersih 57,529,971,257 84,081,271,712 110,397,268,217 95,275,223,330 78,030,322,142 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)

99
100
126

Lampiran 14 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 20 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 57,529,971,257 84,081,271,712 110,397,268,217 95,275,223,330 78,030,322,142 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 58,057,973,757 84,274,274,212 110,590,270,717 95,468,225,830 78,223,324,642 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 39,631,485,100 65,847,785,555 92,163,782,060 77,041,737,173 59,796,835,985 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

Arus Kas Awal Tahun 0 39,631,485,100 65,847,785,555 92,163,782,060 77,041,737,173 59,796,835,985 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 39,631,485,100 105,479,270,655 197,643,052,715 274,684,789,888 334,481,625,874 393,082,496,712 426,818,393,645 432,707,015,488 407,408,233,335 347,181,151,565
127

Lampiran 15 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 20 %
Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.2 0.5 0.6
(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (131,617,776,119) (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119)
1 39,631,485,100 (91,986,291,019) 0.8333 (76,655,242,516) 0.666667 (61,324,194,012) 0.625000 (47,909,526,572)
2 65,847,785,555 (26,138,505,464) 0.6944 (18,151,739,905) 0.444444 (11,617,113,539) 0.390625 (7,090,523,401)
3 92,163,782,060 66,025,276,596 0.5787 38,209,072,104 0.296296 19,563,044,917 0.244141 9,328,386,744
4 77,041,737,173 143,067,013,769 0.4823 68,994,508,955 0.197531 28,260,150,868 0.152588 10,527,726,586
5 59,796,835,985 202,863,849,755 0.4019 81,526,431,389 0.131687 26,714,581,038 0.095367 7,774,966,372
6 58,600,870,839 261,464,720,593 0.3349 87,564,005,900 0.087791 22,954,378,763 0.059605 5,219,221,467
7 33,735,896,933 295,200,617,526 0.2791 82,385,074,604 0.058528 17,277,402,398 0.037253 3,069,083,192
8 5,888,621,842 301,089,239,369 0.2326 70,023,734,073 0.039018 11,748,033,117 0.023283 1,630,367,108
9 (25,298,782,153) 275,790,457,216 0.1938 53,450,038,258 0.026012 7,173,942,696 0.014552 777,800,426
10 (60,227,081,770) 215,563,375,446 0.1615 34,814,688,601 0.017342 3,738,198,724 0.009095 316,637,748
Present Value 290,542,795,344 (67,129,351,150) (147,973,636,449)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 290,542,795,344 Rupiah
IRR 42.87% Persen
B/C rasio 2.28 _
PBP 1.54 Tahun

101
102
128

Lampiran 16 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 %.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100

Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 22,111,786,388 17,689,429,110 13,267,071,833 8,844,714,555 4,422,357,278
Total Pembayaran Bunga 22,111,786,388 17,689,429,110 13,267,071,833 8,844,714,555 4,422,357,278

Laba Sebelum Pajak 78,500,375,493 117,167,864,260 155,499,204,528


129

Lampiran 17 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 54,950,262,845 82,017,504,982 108,849,443,170 94,243,339,965 77,514,380,460 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 55,478,265,345 82,210,507,482 109,042,445,670 94,436,342,465 77,707,382,960 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 37,051,776,688 63,784,018,825 90,615,957,013 76,009,853,808 59,280,894,303 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)

Arus Kas Awal Tahun 0 37,051,776,688 63,784,018,825 90,615,957,013 76,009,853,808 59,280,894,303 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 37,051,776,688 100,835,795,514 191,451,752,527 267,461,606,335 326,742,500,638 385,343,371,477 419,079,268,410 424,967,890,252 399,669,108,099 339,442,026,329

103
104
130

Lampiran 18 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 %

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.24 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (131,617,776,119) (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119)
1 37,051,776,688 (94,565,999,431) 0.8065 (76,262,902,767) 0.666667 (63,043,999,620) 0.625000 (47,664,314,229)
2 63,784,018,825 (30,781,980,605) 0.6504 (20,019,498,312) 0.444444 (13,680,880,269) 0.390625 (7,820,116,528)
3 90,615,957,013 59,833,976,408 0.5245 31,382,158,416 0.296296 17,728,585,602 0.244141 7,661,659,770
4 76,009,853,808 135,843,830,216 0.4230 57,458,353,603 0.197531 26,833,349,178 0.152588 8,767,448,975
5 59,280,894,303 195,124,724,519 0.3411 66,558,553,828 0.131687 25,695,436,974 0.095367 6,347,518,332
6 58,600,870,839 253,725,595,358 0.2751 69,796,584,234 0.087791 22,274,949,387 0.059605 4,160,200,610
7 33,735,896,933 287,461,492,291 0.2218 63,771,683,152 0.058528 16,824,449,480 0.037253 2,375,680,326
8 5,888,621,842 293,350,114,133 0.1789 52,482,290,428 0.039018 11,446,064,505 0.023283 1,221,948,546
9 (25,298,782,153) 268,051,331,980 0.1443 38,674,330,402 0.026012 6,972,630,289 0.014552 562,785,578
10 (60,227,081,770) 207,824,250,210 0.1164 24,181,284,724 0.017342 3,603,990,452 0.009095 219,927,503
Present Value 176,405,061,589 (76,963,200,141) (155,785,037,237)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 176,405,061,589 Rupiah
IRR 38.46% Persen
B/C rasio 1.77 _
PBP 1.67 Tahun
131

Lampiran 19 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 133,275,697,344 177,700,929,792 222,126,162,240 248,782,897,709 278,638,640,934 312,077,297,783 349,528,845,947 391,474,863,944 438,454,723,661 491,072,526,050
Total Pengeluaran 134,471,726,119 178,587,890,630 223,040,203,639 249,725,222,638 279,610,509,494 313,080,030,008 350,563,824,732 392,543,538,132 439,558,611,274 492,213,217,682

Laba Operasi 93,628,161,881 125,545,293,370 157,126,276,361 130,441,257,362 100,555,970,506 67,086,449,992 29,602,655,268 (12,377,058,132) (59,392,131,274) (112,046,737,682)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 11,642,549,194 9,314,039,355 6,985,529,516 4,657,019,678 2,328,509,839
Total Pembayaran Bunga 11,642,549,194 9,314,039,355 6,985,529,516 4,657,019,678 2,328,509,839

Laba Sebelum Pajak 81,985,612,687 116,231,254,015 150,140,746,844 125,784,237,685 98,227,460,667 67,086,449,992 29,602,655,268 (12,377,058,132) (59,392,131,274) (112,046,737,682)
Pajak Penghasilan 24,595,683,806 34,869,376,205 45,042,224,053 37,735,271,305 29,468,238,200 20,125,934,998 8,880,796,580 (3,713,117,440) (17,817,639,382) (33,614,021,305)

Laba Bersih 57,389,928,881 81,361,877,811 105,098,522,791 88,048,966,379 68,759,222,467 46,960,514,995 20,721,858,688 (8,663,940,692) (41,574,491,892) (78,432,716,378)

105
106
132

Lampiran 20 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 57,389,928,881 81,361,877,811 105,098,522,791 88,048,966,379 68,759,222,467 46,960,514,995 20,721,858,688 (8,663,940,692) (41,574,491,892) (78,432,716,378)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 41,580,532,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 97,021,243,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 138,601,776,119 57,917,931,381 81,554,880,311 105,291,525,291 88,241,968,879 68,952,224,967 47,153,517,495 20,914,861,188 (8,470,938,192) (41,381,489,392) (78,239,713,878)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 134,471,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657
Total Kas Keluar 138,601,776,119 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657
Aliran Kas Bersih 0 38,513,682,724 62,150,631,654 85,887,276,634 68,837,720,223 49,547,976,310 47,153,517,495 20,914,861,188 (8,470,938,192) (41,381,489,392) (78,239,713,878)

Arus Kas Awal Tahun 0 38,513,682,724 62,150,631,654 85,887,276,634 68,837,720,223 49,547,976,310 47,153,517,495 20,914,861,188 (8,470,938,192) (41,381,489,392) (78,239,713,878)
Arus Kas Akhir Tahun 0 38,513,682,724 100,664,314,378 186,551,591,013 255,389,311,235 304,937,287,545 352,090,805,040 373,005,666,228 364,534,728,035 323,153,238,643 244,913,524,766
133

Lampiran 21 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.12 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (138,601,776,119) (138,601,776,119) 1 (138,601,776,119) 1 (138,601,776,119) 1 (138,601,776,119)
1 38,513,682,724 (100,088,093,395) 0.8929 (89,368,658,592) 0.666667 (66,725,428,959) 0.625000 (55,855,411,620)
2 62,150,631,654 (37,937,461,741) 0.7972 (30,243,744,500) 0.444444 (16,861,077,246) 0.390625 (11,813,962,695)
3 85,887,276,634 47,949,814,894 0.7118 34,130,678,241 0.296296 14,207,338,354 0.244141 8,332,685,118
4 68,837,720,223 116,787,535,116 0.6355 74,218,478,566 0.197531 23,069,158,599 0.152588 11,324,841,090
5 49,547,976,310 166,335,511,426 0.5674 94,378,769,183 0.131687 21,904,224,493 0.095367 9,000,660,818
6 47,153,517,495 213,489,028,921 0.5066 108,160,186,081 0.087791 18,742,521,058 0.059605 6,446,849,470
7 20,914,861,188 234,403,890,109 0.4523 106,032,415,763 0.058528 13,719,111,995 0.037253 3,950,015,298
8 (8,470,938,192) 225,932,951,916 0.4039 91,250,529,927 0.039018 8,815,551,850 0.023283 2,124,591,962
9 (41,381,489,392) 184,551,462,524 0.3606 66,551,107,511 0.026012 4,800,607,063 0.014552 968,446,075
10 (78,239,713,878) 106,311,748,647 0.3220 34,229,537,799 0.017342 1,843,608,370 0.009095 311,315,833

Present Value 350,737,523,861 (115,086,160,543) (163,811,744,771)

Kriteria Nilai Satuan

NPV 350,737,523,861 Rupiah


IRR 40.61% Persen
B/C rasio 2.36 _
BEP 7,751 Jumlah produk
PBP 1.47 Tahun

107
108
134

Lampiran 22 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 140,259,697,344 187,012,929,792 233,766,162,240 261,819,697,709 293,239,856,934 328,430,659,703 367,844,611,298 411,988,521,137 461,430,019,717 516,804,857,632
Total Pengeluaran 141,455,726,119 187,899,890,630 234,680,203,639 262,762,022,638 294,211,725,494 329,433,391,928 368,879,590,082 413,057,195,325 462,533,907,330 517,945,549,264

Laba Operasi 86,644,161,881 116,233,293,370 145,486,276,361 117,404,457,362 85,954,754,506 50,733,088,072 11,286,889,918 (32,890,715,325) (82,367,427,330) (137,779,069,264)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 12,229,205,194 9,783,364,155 7,337,523,116 4,891,682,078 2,445,841,039
Total Pembayaran Bunga 12,229,205,194 9,783,364,155 7,337,523,116 4,891,682,078 2,445,841,039

Laba Sebelum Pajak 74,414,956,687 106,449,929,215 138,148,753,244 112,512,775,285 83,508,913,467 50,733,088,072 11,286,889,918 (32,890,715,325) (82,367,427,330) (137,779,069,264)
Pajak Penghasilan 22,324,487,006 31,934,978,765 41,444,625,973 33,753,832,585 25,052,674,040 15,219,926,422 3,386,066,975 (9,867,214,597) (24,710,228,199) (41,333,720,779)

Laba Bersih 52,090,469,681 74,514,950,451 96,704,127,271 78,758,942,699 58,456,239,427 35,513,161,651 7,900,822,942 (23,023,500,727) (57,657,199,131) (96,445,348,485)
135

Lampiran 23 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 52,090,469,681 74,514,950,451 96,704,127,271 78,758,942,699 58,456,239,427 35,513,161,651 7,900,822,942 (23,023,500,727) (57,657,199,131) (96,445,348,485)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 43,675,732,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 101,910,043,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 145,585,776,119 52,618,472,181 74,707,952,951 96,897,129,771 78,951,945,199 58,649,241,927 35,706,164,151 8,093,825,442 (22,830,498,227) (57,464,196,631) (96,252,345,985)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 141,455,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657
Total Kas Keluar 145,585,776,119 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657
Aliran Kas Bersih 0 32,236,463,524 54,325,944,294 76,515,121,114 58,569,936,543 38,267,233,270 35,706,164,151 8,093,825,442 (22,830,498,227) (57,464,196,631) (96,252,345,985)

Arus Kas Awal Tahun 0 32,236,463,524 54,325,944,294 76,515,121,114 58,569,936,543 38,267,233,270 35,706,164,151 8,093,825,442 (22,830,498,227) (57,464,196,631) (96,252,345,985)
Arus Kas Akhir Tahun 0 32,236,463,524 86,562,407,818 163,077,528,933 221,647,465,475 259,914,698,745 295,620,862,896 303,714,688,338 280,884,190,111 223,419,993,480 127,167,647,495

109
110
136

Lampiran 24 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.12 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (145,585,776,119) (145,585,776,119) 1 (145,585,776,119) 1 (145,585,776,119) 1 (145,585,776,119)
1 32,236,463,524 (113,349,312,595) 0.8929 (101,209,601,216) 0.666667 (75,566,246,180) 0.625000 (63,256,000,760)
2 54,325,944,294 (59,023,368,301) 0.7972 (47,053,429,209) 0.444444 (26,232,581,901) 0.390625 (18,380,245,785)
3 76,515,121,114 17,491,752,814 0.7118 12,450,629,653 0.296296 5,182,736,392 0.244141 3,039,704,505
4 58,569,936,543 76,061,689,356 0.6355 48,337,203,586 0.197531 15,024,541,560 0.152588 7,375,671,934
5 38,267,233,270 114,328,922,626 0.5674 64,870,230,698 0.131687 15,055,632,834 0.095367 6,186,507,292
6 35,706,164,151 150,035,086,777 0.5066 76,012,444,230 0.087791 13,171,804,600 0.059605 4,530,694,737
7 8,093,825,442 158,128,912,219 0.4523 71,529,489,365 0.058528 9,254,915,759 0.037253 2,664,681,128
8 (22,830,498,227) 135,298,413,992 0.4039 54,644,760,184 0.039018 5,279,133,361 0.023283 1,272,297,469
9 (57,464,196,631) 77,834,217,361 0.3606 28,067,799,067 0.026012 2,024,646,613 0.014552 408,440,233
10 (96,252,345,985) (18,418,128,624) 0.3220 (5,930,144,485) 0.017342 (319,398,529) 0.009095 (53,934,350)

Present Value 56,133,605,753 (182,710,591,609) (201,797,959,717)

Kriteria Nilai Satuan

NPV 56,133,605,753 Rupiah


IRR 20.93% Persen
B/C rasio 1.19 _
BEP 7,367 Jumlah produk
PBP 1.80 Tahun
137

Lampiran 25 Jenis dan jumlah input lain di luar bahan baku dan tenaga kerja pada industri isoeugenol

No Jenis biaya Biaya/tahun


(Rupiah)
A Biaya Tetap
1. Administrasi dan Pemasaran 36.000.000
2. Penyusutan 528.002.500
3. Pemeliharaan 246.128.750
4. Asuransi 1.897.525
5. Riset dan Pengembangan (R&D) 15.000.000
Sub Total 827.028.775

B Biaya Variabel
1. Bahan Pembantu 67.962.240
2. Kemasan 579.000.000
3. Bahan Bakar 168.000.000
Sub Total 814.962.240

TOTAL 1.641.991.015

111
112
138

Lampiran 26 Perhitungan nilai tambah industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp 180.000,-; Rp 190.000,- dan Rp 200.000,-
per kg

No Variabel Perhitungan Nilai


I Output, input dan harga :
1. Output (kg/th) a 1.157.280 1.157.280 1.157.280
2. Bahan baku (kg/th) b 1.164.000 1.164.000 1.164.000
3. Tenaga kerja (HOK/th) c 8.400 8.400 8.400
4. Faktor konversi d = a/b 0,9942268 0,994227 0,9942268
5. Koefisien tenaga kerja (HOK/kg) e = c/b 0,01 0,01 0,01
6. Harga output (Rp/kg) f 328.500 328.500 328.500
7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) g 61.929 61.929 61.929
II Pendapatan dan keuntungan
8. Harga bahan baku (Rp/kg) h 180.000 190.000 200.000
9. Sumbangan input lain (Rp/kg) i 1.411 1.411 1.411
10. Nilai output (Rp/kg) j = dxf 326.604 326.604 326.604
11 a. Nilai tambah (Rp/kg) k = j-i-h 145.193 135.193 125.193
b. Rasio nilai tambah (%) l(%) = k/j x 100% 44,46 41,39 38,33
12 a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) m = exg 447,00 447,00 447,00
n(%) = m/k x
b. Bagian tenaga kerja (%) 100% 0,31 0,33 0,36
13 a. Keuntungan (Rp/kg) o = k-m 144.746 134.746 124.746
b. Tingkat keuntungan (%) p(%) = o/j x 100% 44,32 41,26 38,19
III Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
Marjin Keuntungan (Rp/kg) q = j-h 146.604 136.604 126.604
a. Pendapatan tenaga kerja (%) r(%) = m/q x 100% 0,30 0,33 0,35
b. Sumbangan input lain (%) s(%) = i/q x 100% 0,96 1,03 1,11
c. Keuntungan perusahaan (%) t(%) = o/q x 100% 98,73 98,64 98,53
139

Lampiran 27 Biaya investasi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC

No Uraian Jumlah Unit Harga /unit Jumlah Total biaya


(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
1 Pembelian tanah dan survey 2500 m2 100.000 250.000.000
Sub total I 250.000.000
2 Bangunan dan pekerjaan sipil
1. Kantor 50 m2 1.000.000 50.000.000
2. Bangunan produksi 250 m2 1.000.000 250.000.000
3. Bangunan laboratorium 35 m2 1.100.000 38.500.000
4. Gudang 50 m2 900.000 45.000.000
5. Mushola 35 m2 900.000 31.500.000
6. Pagar 100 m 50.000 5.000.000
7. Area parkir 100 m2 75.000 7.500.000
8. Pos satpam 15 m2 500.000 7.500.000
9. Jalan 150 m2 100.000 15.000.000
Sub total II 450.000.000
3 Alat dan mesin proses
1. Reaktor 5 unit 450.000.000 2.250.000.000
2. Dekanter 2 unit 30.000.000 60.000.000
3. Vaporizer 3 unit 45.000.000 135.000.000
4. Heater 2 unit 30.000.000 60.000.000
5. Cooler 2 unit 40.000.000 80.000.000
6. Mixer 6 unit 15.000.000 90.000.000
7. Pompa 10 unit 6.000.000 60.000.000
6. Peralatan laboratorium 3 paket 15.000.000 45.000.000
Sub total III 2.780.000.000
4 Peralatan umum
1. Generator 1 unit 15.000.000 15.000.000
2. Instalasi pemadam kebakaran 2 unit 7.500.000 15.000.000
3. Instalasi listrik 2 paket 4.000.000 8.000.000
4. Instalasi pipa 3 paket 3.500.000 10.500.000
5. Pompa air 2 unit 3.500.000 7.000.000
6. Tangki bahan bakar 2 unit 5.000.000 10.000.000
Sub total IV 65.500.000
5 Peralatan kantor
1. Meja kantor 4 unit 250.000 1.000.000
2. Kursi 10 unit 100.000 1.000.000
3. Meja dan kursi tamu 1 unit 2.000.000 2.000.000
4. Almari 3 unit 850.000 2.550.000
5. Komputer 3 unit 3.500.000 10.500.000
6. Printer 3 unit 450.000 1.350.000
7. Whiteboard 2 unit 75.000 150.000
8. AC 3 unit 4.000.000 12.000.000
Sub total V 30.550.000
140

Lampiran 28 Biaya investasi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC (Lanjutan)

No Uraian Jumlah Unit Harga /unit Jumlah Total biaya


(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
6 Kendaraan
1. Mobil operasi 1 unit 130.000.000 130.000.000
2. Mobil bak terbuka 1 unit 65.000.000 65.000.000
3. Sepeda motor 2 unit 12.000.000 24.000.000
Sub total VI 219.000.000
7 Pra Operasi
1. Studi Kelayakan 1 paket 85.000.000 85.000.000
2. Instalasi mesin & alat 1 paket 200.000.000 200.000.000
3. Perizinan 1 paket 50.000.000 50.000.000
Sub total VII 335.000.000
Total Investasi 4.130.050.000
141

Lampiran 29 Biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas industri vanilin

No Uraian Kebutuhan Unit Harga/unit Biaya/bulan Biaya/tahun


(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
1 Bahan baku
Eugenol 3.880 kg/hari 180.000 17.460.000.000 209.520.000.000
Sub total I 209.520.000.000
2 Bahan pembantu
HCl 2.704 kg/hari 7.000 18.928.000 227.136.000
Etanol 18,56 kg/hari 4.500 83.520 1.002.240
RhCl3. 3H2O 7,44 kg/hari 750.000 5.580.000 66.960.000
KOH 10.777,6 kg/hari 7.000 75.443.200 905.318.400
DMSO 165.758,4 kg/hari 7.000 1.160.308.800 13.923.705.600
Nitrobenzene 360.043,2 kg/hari 7.000 2.520.302.400 30.243.628.800
NaHSO3 720 kg/hari 7.500 5.400.000 64.800.000
H2SO4 678,4 kg/hari 7.000 4.748.800 56.985.600
Dietil eter 592 kg/hari 7.000 4.144.000 49.728.000
Sub total II 45.539.264.640
3 Bahan kemasan
1. Kaleng aluminium 2.848 buah/hari 450 32.040.000 384.480.000
Sub total III 384.480.000
4 Utilitas
1. Biaya administrasi dan 2 paket 2.000.000 4.000.000 48.000.000
pemasaran
3. Biaya bahan bakar (solar dan 1 paket 5.500.000 5.500.000 66.000.000
bensin)
4. Biaya listrik (kWH) 5.000 kWH 5.000 25.000.000 300.000.000
Sub total IV 414.000.000
Total 255.857.744.640

115
142

116
Lampiran 30 Biaya tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja langsung pada industri vanillin

No Uraian Jumlah Gaji/orang/bulan Gaji/bulan Biaya/tahun


(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
1 Tenaga kerja tak langsung

1. Direktur 1 7.000.000 7.000.000 84.000.000


2. Manager 2 5.000.000 10.000.000 120.000.000
3. Supervisor 3 2.500.000 7.500.000 90.000.000
4. Staf administrasi 3 900.000 2.700.000 32.400.000
5. Satpam 3 750.000 2.250.000 27.000.000
6. Pembantu umum 2 650.000 1.300.000 15.600.000
Sub Total 14 369.000.000
2 Tenaga kerja langsung
1. Operator 7 1.150.000 8.050.000 96.600.000
2. Pekerja 7 650.000 4.550.000 54.600.000
Sub Total 14 151.200.000
Total 520.200.000
143

Lampiran 31 Biaya tetap dan biaya variabel industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC

TAHUN KE- (Rupiah)


Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Biaya Tetap
1 Tenaga Kerja Tak Langsung 369,000,000 387,450,000 406,822,500 427,163,625 448,521,806 470,947,897 494,495,291 519,220,056 545,181,059 572,440,112
2 Administrasi dan Pemasaran 48,000,000 50,400,000 52,920,000 55,566,000 58,344,300 61,261,515 64,324,591 67,540,820 70,917,861 74,463,754
3 Penyusutan 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
4 Pemeliharaan 246,128,750 251,051,325 256,072,352 261,193,799 266,417,675 271,746,028 277,180,949 282,724,568 288,379,059 294,146,640
5 Asuransi 1,897,525 1,907,013 1,916,548 1,926,130 1,935,761 1,945,440 1,955,167 1,964,943 1,974,768 1,984,641
6 Riset dan Pengembangan (R & D) 25,000,000 26,250,000 27,562,500 28,940,625 30,387,656 31,907,039 33,502,391 35,177,511 36,936,386 38,783,205
Sub Total 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853

B Biaya Variabel
1 Biaya Bahan baku & pembantu 153,035,558,784 204,047,411,712 255,059,264,640 285,666,376,397 319,946,341,564 358,339,902,552 401,340,690,858 449,501,573,761 503,441,762,613 563,854,774,126
2 Biaya Kemasan 230,688,000 307,584,000 384,480,000 430,617,600 482,291,712 540,166,717 604,986,724 677,585,130 758,895,346 849,962,788
3 Tenaga Kerja Langsung 90,720,000 120,960,000 151,200,000 170,100,000 191,362,500 215,282,813 242,193,164 272,467,310 306,525,723 344,841,439
4 Bahan Bakar 219,600,000 292,800,000 366,000,000 411,750,000 463,218,750 521,121,094 586,261,230 659,543,884 741,986,870 834,735,229
Sub Total 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581

Jumlah 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434

117
118
144

Lampiran 32 Nilai peralatan mesin, biaya pemeliharaan, asuransi, nilai sisa dan biaya penyusutan industri vanilin

Biaya Penyusutan Tahun ke- (Rupiah)


Uraian Nilai Nilai Sisa O&M Asuransi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PERIZINAN,STUDI KELAYAKAN&INSTALASI
Perizinan 50,000,000 0 0 0 50,000,000
Studi kelayakan 85,000,000 85,000,000
Instalasi mesin &alat 200,000,000 200,000,000
Sub Total 335,000,000 0 0 0 335,000,000

TANAH DAN BANGUNAN


Tanah 250,000,000 0 5,000,000 125,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bangunan 450,000,000 67,500,000 9,000,000 225,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000
Sub Total 700,000,000 67,500,000 14,000,000 350,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000 38,250,000

MESIN DAN PERALATAN


Alat dan mesin proses 2,780,000,000 417,000,000 208,500,000 1,390,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000 139,000,000
Peralatan umum 65,500,000 9,825,000 4,912,500 32,750 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000 3,275,000
Peralatan kantor 30,550,000 4,582,500 2,291,250 15,275 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500 1,527,500
Kendaraan 219,000,000 32,850,000 16,425,000 109,500 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000 10,950,000
Sub Total 3,095,050,000 464,257,500 232,128,750 1,547,525 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500 154,752,500

Jumlah 4,130,050,000 531,757,500 246,128,750 1,897,525 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
145

Lampiran 33 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000

Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434

Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)

Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 13,349,670,227 10,679,736,182 8,009,802,136 5,339,868,091 2,669,934,045
Total Pembayaran Bunga 13,349,670,227 10,679,736,182 8,009,802,136 5,339,868,091 2,669,934,045

Laba Sebelum Pajak 108,525,814,214 152,534,887,269 196,207,756,825 168,130,295,233 136,365,041,730 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 32,557,744,264 45,760,466,181 58,862,327,047 50,439,088,570 40,909,512,519 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)

Laba Bersih 75,968,069,950 106,774,421,088 137,345,429,777 117,691,206,663 95,455,529,211 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)

119
146

120
Lampiran 34 Proyeksi arus kas industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 75,968,069,950 106,774,421,088 137,345,429,777 117,691,206,663 95,455,529,211 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 76,496,072,450 106,967,423,588 137,538,432,277 117,884,209,163 95,648,531,711 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 54,246,622,072 84,717,973,210 115,288,981,899 95,634,758,785 73,399,081,333 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

Arus Kas Awal Tahun 0 54,246,622,072 84,717,973,210 115,288,981,899 95,634,758,785 73,399,081,333 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 54,246,622,072 138,964,595,281 254,253,577,180 349,888,335,966 423,287,417,298 493,809,081,282 534,096,828,777 540,524,030,939 509,028,899,910 435,062,268,306
147

Lampiran 35 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.12 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (158,924,645,559) (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559)
1 54,246,622,072 (104,678,023,487) 0.8929 (93,467,007,172) 0.666667 (69,785,383,884) 0.625000 (58,416,879,482)
2 84,717,973,210 (19,960,050,278) 0.7972 (15,912,152,081) 0.444444 (8,871,124,586) 0.390625 (6,215,684,407)
3 115,288,981,899 95,328,931,621 0.7118 67,855,133,528 0.296296 28,245,581,124 0.244141 16,566,194,709
4 95,634,758,785 190,963,690,407 0.6355 121,357,425,253 0.197531 37,721,248,730 0.152588 18,517,673,531
5 73,399,081,333 264,362,771,739 0.5674 149,999,436,685 0.131687 34,813,140,322 0.095367 14,305,061,024
6 70,521,663,984 334,884,435,723 0.5066 169,662,877,135 0.087791 29,400,005,331 0.059605 10,112,695,523
7 40,287,747,494 375,172,183,218 0.4523 169,708,842,695 0.058528 21,957,951,281 0.037253 6,322,147,053
8 6,427,202,162 381,599,385,380 0.4039 154,121,591,562 0.039018 14,889,413,604 0.023283 3,588,422,936
9 (31,495,131,029) 350,104,254,351 0.3606 126,251,103,908 0.026012 9,107,015,101 0.014552 1,837,195,362
10 (73,966,631,604) 276,137,622,747 0.3220 88,908,924,140 0.017342 4,788,648,846 0.009095 808,621,954

Present Value 779,561,530,094 (56,658,149,691) (151,499,197,356)

Kriteria Nilai Satuan

NPV 779,561,530,094 Rupiah


IRR 47.43 Persen
B/C rasio 3.91 _
BEP 5,053 Jumlah produk
PBP 1.25 Tahun

121
148

122
Lampiran 36 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga 16 %

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434

Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 17,799,560,303 14,239,648,242 10,679,736,182 7,119,824,121 3,559,912,061
Total Pembayaran Bunga 17,799,560,303 14,239,648,242 10,679,736,182 7,119,824,121 3,559,912,061

Laba Sebelum Pajak 104,075,924,138 148,974,975,208 193,537,822,779 166,350,339,203 135,475,063,715 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 31,222,777,242 44,692,492,562 58,061,346,834 49,905,101,761 40,642,519,114 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)

Laba Bersih 72,853,146,897 104,282,482,646 135,476,475,945 116,445,237,442 94,832,544,600 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
149

Lampiran 37 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 16 %

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 72,853,146,897 104,282,482,646 135,476,475,945 116,445,237,442 94,832,544,600 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 73,381,149,397 104,475,485,146 135,669,478,445 116,638,239,942 95,025,547,100 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 51,131,699,019 82,226,034,768 113,420,028,067 94,388,789,564 72,776,096,722 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

Arus Kas Awal Tahun 0 51,131,699,019 82,226,034,768 113,420,028,067 94,388,789,564 72,776,096,722 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 51,131,699,019 133,357,733,786 246,777,761,853 341,166,551,417 413,942,648,140 484,464,312,124 524,752,059,618 531,179,261,780 499,684,130,751 425,717,499,147

123
124
150

Lampiran 38 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat suku bunga 16 %

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.16 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (158,924,645,559) (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559)
1 51,131,699,019 (107,792,946,540) 0.8621 (92,924,953,914) 0.666667 (71,862,000,291) 0.625000 (58,078,096,196)
2 82,226,034,768 (25,566,911,773) 0.7432 (19,000,380,331) 0.444444 (11,363,060,536) 0.390625 (7,422,023,567)
3 113,420,028,067 87,853,116,294 0.6407 56,283,773,099 0.296296 26,030,526,946 0.244141 13,741,155,542
4 94,388,789,564 182,241,905,858 0.5523 100,650,582,266 0.197531 35,998,425,906 0.152588 15,358,060,038
5 72,776,096,722 255,018,002,581 0.4761 121,417,390,194 0.131687 33,582,555,706 0.095367 11,579,264,659
6 70,521,663,984 325,539,666,565 0.4104 133,615,234,728 0.087791 28,579,614,074 0.059605 7,964,088,603
7 40,287,747,494 365,827,414,059 0.3538 129,440,541,936 0.058528 21,411,023,777 0.037253 4,822,035,951
8 6,427,202,162 372,254,616,221 0.3050 113,547,134,358 0.039018 14,524,795,268 0.023283 2,643,725,238
9 (31,495,131,029) 340,759,485,192 0.2630 89,603,722,094 0.026012 8,863,936,210 0.014552 1,303,905,768
10 (73,966,631,604) 266,792,853,588 0.2267 60,477,565,425 0.017342 4,626,596,252 0.009095 550,040,253
Present Value 534,185,964,296 (68,532,232,248) (166,462,489,270)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 534,185,964,296 Rupiah
IRR 45.68 Persen
B/C rasio 2.97 _
PBP 1.38 Tahun
151

Lampiran 39 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434

Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 22,249,450,378 17,799,560,303 13,349,670,227 8,899,780,151 4,449,890,076
Total Pembayaran Bunga 22,249,450,378 17,799,560,303 13,349,670,227 8,899,780,151 4,449,890,076

Laba Sebelum Pajak 99,626,034,063 145,415,063,148 190,867,888,734 164,570,383,173 134,585,085,700 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 29,887,810,219 43,624,518,944 57,260,366,620 49,371,114,952 40,375,525,710 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)

Laba Bersih 69,738,223,844 101,790,544,203 133,607,522,114 115,199,268,221 94,209,559,990 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)

125
126
152

Lampiran 40 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 %

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 69,738,223,844 101,790,544,203 133,607,522,114 115,199,268,221 94,209,559,990 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 70,266,226,344 101,983,546,703 133,800,524,614 115,392,270,721 94,402,562,490 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 48,016,775,966 79,734,096,325 111,551,074,235 93,142,820,343 72,153,112,112 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

Arus Kas Awal Tahun 0 48,016,775,966 79,734,096,325 111,551,074,235 93,142,820,343 72,153,112,112 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 48,016,775,966 127,750,872,291 239,301,946,526 332,444,766,869 404,597,878,981 475,119,542,965 515,407,290,459 521,834,492,621 490,339,361,592 416,372,729,988
153

Lampiran 41 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 %

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.2 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (158,924,645,559) (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559)
1 48,016,775,966 (110,907,869,593) 0.8333 (92,423,224,661) 0.666667 (73,938,579,729) 0.625000 (57,764,515,413)
2 79,734,096,325 (31,173,773,268) 0.6944 (21,648,453,658) 0.444444 (13,855,010,341) 0.390625 (8,456,427,210)
3 111,551,074,235 80,377,300,967 0.5787 46,514,641,763 0.296296 23,815,496,583 0.244141 11,356,113,712
4 93,142,820,343 173,520,121,310 0.4823 83,680,614,058 0.197531 34,275,579,518 0.152588 12,768,648,385
5 72,153,112,112 245,673,233,422 0.4019 98,730,562,557 0.131687 32,352,030,739 0.095367 9,415,680,175
6 70,521,663,984 316,194,897,406 0.3349 105,893,031,378 0.087791 27,759,222,818 0.059605 6,311,716,519
7 40,287,747,494 356,482,644,900 0.2791 99,487,763,749 0.058528 20,864,096,272 0.037253 3,706,208,011
8 6,427,202,162 362,909,847,062 0.2326 84,401,231,596 0.039018 14,160,176,932 0.023283 1,965,119,308
9 (31,495,131,029) 331,414,716,033 0.1938 64,230,392,269 0.026012 8,620,857,319 0.014552 934,675,223
10 (73,966,631,604) 257,448,084,429 0.1615 41,579,302,940 0.017342 4,464,543,658 0.009095 378,161,557
Present Value 351,521,216,431 (80,406,231,792) (178,309,265,291)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 351,521,216,431 Rupiah
IRR 42.93 Persen
B/C rasio 2.29 _
PBP 1.52 Tahun

127
154

128
Lampiran 42 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 %

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434

Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 26,699,340,454 21,359,472,363 16,019,604,272 10,679,736,182 5,339,868,091
Total Pembayaran Bunga 26,699,340,454 21,359,472,363 16,019,604,272 10,679,736,182 5,339,868,091

Laba Sebelum Pajak 95,176,143,987 141,855,151,087 188,197,954,688 162,790,427,143 133,695,107,685 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 28,552,843,196 42,556,545,326 56,459,386,407 48,837,128,143 40,108,532,305 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)

Laba Bersih 66,623,300,791 99,298,605,761 131,738,568,282 113,953,299,000 93,586,575,379 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
155

Lampiran 43 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 %

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 66,623,300,791 99,298,605,761 131,738,568,282 113,953,299,000 93,586,575,379 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 67,151,303,291 99,491,608,261 131,931,570,782 114,146,301,500 93,779,577,879 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 44,901,852,913 77,242,157,883 109,682,120,404 91,896,851,122 71,530,127,501 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)

Arus Kas Awal Tahun 0 44,901,852,913 77,242,157,883 109,682,120,404 91,896,851,122 71,530,127,501 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 44,901,852,913 122,144,010,796 231,826,131,199 323,722,982,321 395,253,109,822 465,774,773,806 506,062,521,300 512,489,723,462 480,994,592,433 407,027,960,829

129
130
156

Lampiran 44 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 %

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.24 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (158,924,645,559) (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559) 1 (158,924,645,559)
1 44,901,852,913 (114,022,792,646) 0.8065 (91,953,865,037) 0.666667 (76,015,195,098) 0.625000 (57,471,165,648)
2 77,242,157,883 (36,780,634,763) 0.6504 (23,920,808,249) 0.444444 (16,346,948,784) 0.390625 (9,344,065,722)
3 109,682,120,404 72,901,485,640 0.5245 38,235,900,545 0.296296 21,600,440,190 0.244141 9,334,936,656
4 91,896,851,122 164,798,336,762 0.4230 69,705,345,409 0.197531 32,552,757,879 0.152588 10,636,191,621
5 71,530,127,501 236,328,464,263 0.3411 80,613,468,378 0.131687 31,121,443,854 0.095367 7,687,899,435
6 70,521,663,984 306,850,128,247 0.2751 84,410,446,622 0.087791 26,938,831,561 0.059605 5,031,254,686
7 40,287,747,494 347,137,875,741 0.2218 77,010,546,510 0.058528 20,317,168,768 0.037253 2,868,866,418
8 6,427,202,162 353,565,077,903 0.1789 63,255,148,744 0.039018 13,795,558,595 0.023283 1,472,773,700
9 (31,495,131,029) 322,069,946,874 0.1443 46,468,112,828 0.026012 8,377,778,428 0.014552 676,200,039
10 (73,966,631,604) 248,103,315,270 0.1164 28,867,934,812 0.017342 4,302,491,064 0.009095 262,552,338
Present Value 213,767,585,002 (92,280,319,103) (187,769,202,037)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 213,767,585,002 Rupiah
IRR 38.54 Persen
B/C rasio 1.78 _
PBP 1.65 Tahun
157

Lampiran 45 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 160,560,566,784 214,080,755,712 267,600,944,640 299,715,643,997 335,684,430,526 375,969,835,096 421,089,897,327 471,624,827,278 528,224,466,607 591,616,645,163
Total Pengeluaran 161,778,595,559 214,990,816,550 268,539,241,039 300,683,436,676 336,683,040,224 377,000,645,514 422,154,358,216 472,724,457,675 529,360,858,240 592,791,466,016

Laba Operasi 114,891,484,441 153,902,623,450 192,577,558,961 160,433,363,324 124,433,759,776 84,116,154,486 38,962,441,784 (11,607,657,675) (68,244,058,240) (131,674,666,016)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 13,936,326,227 11,149,060,982 8,361,795,736 5,574,530,491 2,787,265,245
Total Pembayaran Bunga 13,936,326,227 11,149,060,982 8,361,795,736 5,574,530,491 2,787,265,245

Laba Sebelum Pajak 100,955,158,214 142,753,562,469 184,215,763,225 154,858,832,833 121,646,494,530 84,116,154,486 38,962,441,784 (11,607,657,675) (68,244,058,240) (131,674,666,016)
Pajak Penghasilan 30,286,547,464 42,826,068,741 55,264,728,967 46,457,649,850 36,493,948,359 25,234,846,346 11,688,732,535 (3,482,297,303) (20,473,217,472) (39,502,399,805)

Laba Bersih 70,668,610,750 99,927,493,728 128,951,034,257 108,401,182,983 85,152,546,171 58,881,308,140 27,273,709,249 (8,125,360,373) (47,770,840,768) (92,172,266,211)

131
132
158

Lampiran 46 Proyeksi arus kas industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 70,668,610,750 99,927,493,728 128,951,034,257 108,401,182,983 85,152,546,171 58,881,308,140 27,273,709,249 (8,125,360,373) (47,770,840,768) (92,172,266,211)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 49,772,593,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 116,136,051,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 165,908,645,559 71,196,613,250 100,120,496,228 129,144,036,757 108,594,185,483 85,345,548,671 59,074,310,640 27,466,711,749 (7,932,357,873) (47,577,838,268) (91,979,263,711)

B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 161,778,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378
Total Kas Keluar 165,908,645,559 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378
Aliran Kas Bersih 0 47,969,402,872 76,893,285,850 105,916,826,379 85,366,975,105 62,118,338,293 59,074,310,640 27,466,711,749 (7,932,357,873) (47,577,838,268) (91,979,263,711)

Arus Kas Awal Tahun 0 47,969,402,872 76,893,285,850 105,916,826,379 85,366,975,105 62,118,338,293 59,074,310,640 27,466,711,749 (7,932,357,873) (47,577,838,268) (91,979,263,711)
Arus Kas Akhir Tahun 0 47,969,402,872 124,862,688,721 230,779,515,100 316,146,490,206 378,264,828,498 437,339,139,138 464,805,850,887 456,873,493,015 409,295,654,747 317,316,391,035
159

Lampiran 47 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.12 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (172,892,645,559) (172,892,645,559) 1 (172,892,645,559) 1 (172,892,645,559) 1 (172,892,645,559)
1 41,692,183,672 (131,200,461,887) 0.8929 (117,148,892,419) 0.666667 (87,467,018,325) 0.625000 (73,218,057,762)
2 69,068,598,490 (62,131,863,398) 0.7972 (49,531,521,501) 0.444444 (27,614,133,896) 0.390625 (19,348,250,586)
3 96,544,670,859 34,412,807,461 0.7118 24,495,036,351 0.296296 10,196,377,200 0.244141 5,980,233,484
4 75,099,191,425 109,511,998,887 0.6355 69,594,875,292 0.197531 21,632,014,652 0.152588 10,619,335,219
5 50,837,595,253 160,349,594,139 0.5674 90,982,359,715 0.131687 21,115,957,003 0.095367 8,676,753,971
6 47,626,957,296 207,976,551,435 0.5066 105,367,393,432 0.087791 18,258,572,417 0.059605 6,280,386,056
7 14,645,676,004 222,622,227,439 0.4523 100,702,989,899 0.058528 13,029,558,808 0.037253 3,751,478,713
8 (22,291,917,907) 200,330,309,532 0.4039 80,910,052,076 0.039018 7,816,576,626 0.023283 1,883,833,950
9 (63,660,545,507) 136,669,764,025 0.3606 49,284,487,019 0.026012 3,555,094,202 0.014552 717,183,677
10 (109,991,895,819) 26,677,868,206 0.3220 8,589,559,572 0.017342 462,635,050 0.009095 78,121,589

Present Value 190,353,693,877 (191,907,011,823) (227,471,627,247)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 484,957,611,986 Rupiah

IRR 42.25 Persen


B/C rasio 2.60 _
BEP 4,835 Jumlah produk
PBP 1.41 Tahun

133
160

134
Lampiran 48 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000

B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 167,544,566,784 223,392,755,712 279,240,944,640 312,752,443,997 350,285,646,526 392,323,197,016 439,405,662,677 492,138,484,471 551,199,762,663 617,348,976,745
Total Pengeluaran 168,762,595,559 224,302,816,550 280,179,241,039 313,720,236,676 351,284,256,224 393,354,007,434 440,470,123,566 493,238,114,868 552,336,154,296 618,523,797,598

Laba Operasi 107,907,484,441 144,590,623,450 180,937,558,961 147,396,563,324 109,832,543,776 67,762,792,566 20,646,676,434 (32,121,314,868) (91,219,354,296) (157,406,997,598)

C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 14,522,982,227 11,618,385,782 8,713,789,336 5,809,192,891 2,904,596,445
Total Pembayaran Bunga 14,522,982,227 11,618,385,782 8,713,789,336 5,809,192,891 2,904,596,445

Laba Sebelum Pajak 93,384,502,214 132,972,237,669 172,223,769,625 141,587,370,433 106,927,947,330 67,762,792,566 20,646,676,434 (32,121,314,868) (91,219,354,296) (157,406,997,598)
Pajak Penghasilan 28,015,350,664 39,891,671,301 51,667,130,887 42,476,211,130 32,078,384,199 20,328,837,770 6,194,002,930 (9,636,394,460) (27,365,806,289) (47,222,099,280)

Laba Bersih 65,369,151,550 93,080,566,368 120,556,638,737 99,111,159,303 74,849,563,131 47,433,954,796 14,452,673,504 (22,484,920,407) (63,853,548,007) (110,184,898,319)
161

Lampiran 49 Proyeksi arus kas industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg

TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Arus Kas
1. Laba Bersih 0 65,369,151,550 93,080,566,368 120,556,638,737 99,111,159,303 74,849,563,131 47,433,954,796 14,452,673,504 (22,484,920,407) (63,853,548,007) (110,184,898,319)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 51,867,793,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 121,024,851,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 172,892,645,559 65,897,154,050 93,273,568,868 120,749,641,237 99,304,161,803 75,042,565,631 47,626,957,296 14,645,676,004 (22,291,917,907) (63,660,545,507) (109,991,895,819)

Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 168,762,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378
Total Kas Keluar 172,892,645,559 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378
Aliran Kas Bersih 0 41,692,183,672 69,068,598,490 96,544,670,859 75,099,191,425 50,837,595,253 47,626,957,296 14,645,676,004 (22,291,917,907) (63,660,545,507) (109,991,895,819)

Arus Kas Awal Tahun 0 41,692,183,672 69,068,598,490 96,544,670,859 75,099,191,425 50,837,595,253 47,626,957,296 14,645,676,004 (22,291,917,907) (63,660,545,507) (109,991,895,819)
Arus Kas Akhir Tahun 0 41,692,183,672 110,760,782,161 207,305,453,020 282,404,644,446 333,242,239,698 380,869,196,994 395,514,872,998 373,222,955,091 309,562,409,584 199,570,513,765

135
136
162

Lampiran 50 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg

Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.12 0.5 0.6


(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (172,892,645,559) 172,892,645,559) 1 (172,892,645,559) 1 (172,892,645,559) 1 (172,892,645,559)
1 41,692,183,672 131,200,461,887) 0.8929 (117,148,892,419) 0.666667 (87,467,018,325) 0.625000 (73,218,057,762)
2 69,068,598,490 (62,131,863,398) 0.7972 (49,531,521,501) 0.444444 (27,614,133,896) 0.390625 (19,348,250,586)
3 96,544,670,859 34,412,807,461 0.7118 24,495,036,351 0.296296 10,196,377,200 0.244141 5,980,233,484
4 75,099,191,425 109,511,998,887 0.6355 69,594,875,292 0.197531 21,632,014,652 0.152588 10,619,335,219
5 50,837,595,253 160,349,594,139 0.5674 90,982,359,715 0.131687 21,115,957,003 0.095367 8,676,753,971
6 47,626,957,296 207,976,551,435 0.5066 105,367,393,432 0.087791 18,258,572,417 0.059605 6,280,386,056
7 14,645,676,004 222,622,227,439 0.4523 100,702,989,899 0.058528 13,029,558,808 0.037253 3,751,478,713
8 (22,291,917,907) 200,330,309,532 0.4039 80,910,052,076 0.039018 7,816,576,626 0.023283 1,883,833,950
9 (63,660,545,507) 136,669,764,025 0.3606 49,284,487,019 0.026012 3,555,094,202 0.014552 717,183,677
10 (109,991,895,819) 26,677,868,206 0.3220 8,589,559,572 0.017342 462,635,050 0.009095 78,121,589
Present Value 190,353,693,877 (191,907,011,823) (227,471,627,247)

Kriteria Nilai Satuan


NPV 190,353,693,877 Rupiah

IRR 30.92 Persen


B/C rasio 1.56 _
BEP 4,634 Jumlah produk
PBP 1.63 Tahun
163

Lampiran 51 Jenis dan jumlah input lain di luar bahan baku dan tenaga kerja pada
industri vanillin
No Jenis biaya Biaya/tahun
(Rupiah)
A Biaya Tetap
1. Administrasi dan Pemasaran 48.000.000
2. Penyusutan 528.002.500
3. Pemeliharaan 246.128.750
4. Asuransi 1.897.525
5. Riset dan Pengembangan 25.000.000
(R&D)
Sub Total 849.028.775

B Biaya Variabel
1. Bahan Pembantu 45.539.264.640
2. Kemasan 384.480.000
3. Bahan Bakar 366.000.000
Sub Total 46.289.744.640

TOTAL 47.138.773.415
164

Lampiran 52 Perhitungan nilai tambah industri vanilin pada harga bahan baku
eugenol Rp 180.000,-; Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- per kg

No Variabel Perhitungan Nilai

I Output, input dan harga :


1. Output (kg/th) a 853.920 853.920 853.920
2. Bahan baku (kg/th) b 1.164.000 1.164.000 1.164.000
3. Tenaga kerja (HOK/th) c 8.400 8.400 8.400
4. Faktor konversi d = a/b 0,73 0,73 0,73
5. Koefisien tenaga kerja (HOK/kg) e = c/b 0,01 0,01 0,01
6. Harga output (Rp/kg) f 540.000 540.000 540.000
7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) g 61.929 61.929 61.929

II Pendapatan dan keuntungan


8. Harga bahan baku (Rp/kg) h 180.000 190.000 200.000
9. Sumbangan input lain (Rp/kg) i 40.497 40.497 40.497
10. Nilai output (Rp/kg) j = dxf 396.148 396.148 396.148
11 a. Nilai tambah (Rp/kg) k = j-i-h 175.651 165.651 155.651
b. Rasio nilai tambah (%) l(%) = k/j x 100% 44,34 41,82 39,29
12 a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) m = exg 2.190 2.190 2.190
b. Bagian tenaga kerja (%) n(%) = m/k x 100% 1,25 1,32 1,41
13 a. Keuntungan (Rp/kg) o = k-m 173.461 163.461 153.461
b. Tingkat keuntungan (%) p(%) = o/j x 100% 43,79 41,26 38,74

III Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi


Marjin Keuntungan (Rp/kg) q = j-h 216.148 206.148 196.148
a. Pendapatan tenaga kerja (%) r(%) = m/q x 100% 1,01 1,06 1,12
b. Sumbangan input lain (%) s(%) = i/q x 100% 18,74 19,64 20,65
c. Keuntungan perusahaan (%) t(%) = o/q x 100% 80,25 79,29 78,24

You might also like