Professional Documents
Culture Documents
123dok Perancangan Proses Produksi Isoeugenol Dan Vanilin Dari Eugenol Minyak Daun Cengkeh
123dok Perancangan Proses Produksi Isoeugenol Dan Vanilin Dari Eugenol Minyak Daun Cengkeh
EDY MULYONO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
SURAT PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Edy Mulyono
F 361030111
ABSTRACT
EDY MULYONO. Process Design in the Production of Isoeugenol and Vanillin
from Eugenol of Clove Leaf Oil. Under the supervision of Ani Suryani, Djumali
Mangunwidjaja and Dwi Setyaningsih.
Clove leaf oil contains a high amount of eugenol (70-95%) and hence it has been
considered as a potential raw material for production of isoeugenol and vanillin,
which have high economic value. This study was aimed at designing production
of isoeugenol and vanillin from eugenol of clove leaf oil and analyzing the
potential product development financially.The specific objectives of this research
work are 1) Identify the isoeugenol and vanillin, 2) Model simulation of process
design of isoeugenol and vanillin, 3) Study on financial feasibility and added
value. This research is expected to provide maximum economic potential of
eugenol to enhance the added value of clove leaf oil. The results showed that the
FTIR and NMR products confirmed that isoeugenol and vanillin present in the
synthesized product were identical to the reference standards. Model simulation of
process design suggested that isomerization reaction of eugenol to produce
isoeugenol occurred at temperatures of 25-200oC and 1 atm pressure, with the
average conversion and isoeugenol of 90% and product purity of 89,6%.
Meanwhile, oxydation of isoeugenol which then produced vanillin took place at
temperatures of 19.22-150oC and 1 atm pressure resulting in the average
conversion of 90% and product purity of 98%. Financial analysis on isoeugenol
and vanillin industries showed feasible at production capacities of 1,157,280
kg/year and 853,929 kg/year respectively, with total investment of Rp.
3,795,050,000 and 3,795,050,000 as well as working capital of Rp.
127,487,726,119 and Rp. 154,794,595,559 respectively. At an interest rate of 12%
and 10 years project lifetime showed the NPV of Rp. 645,341,441,970 and Rp.
779,561,530,094 respectively. Furthermore, the IRR were 47,40% and 47,43%;
net B/C ratio 3.90 and 3.91; BEP 8,178 and 5,063 products unit; PBP 1.27 and
1.25 years. Value added of eugenol to isoeugenol and vanillin industry were Rp.
145,193 and Rp 175,651/kg respectively, while labor incomes were Rp. 447.0
and Rp. 2.190/kg, processor profits Rp. 144.476 and Rp. 173.461/kg. It is
concluded that designing industrial production of isoeugenol and vanillin from
eugenol of clove leaf oil is financially feasible.
Key words: clove leaf oil, eugenol, isoeugenol, vanillin, process design,
production.
RINGKASAN
EDY MULYONO
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Penguji Luar Komisi
NRP : F361030111
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, MS
Anggota Anggota
Diketahui,
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan disertasi ini yang berjudul “Perancangan Proses Produksi Isoeugenol
dan Vanilin dari Eugenol Minyak Daun Cengkeh”.
Dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang setinggi-
tinginya :
1. Kepada yang terhormat Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA selaku ketua komisi
pembimbing, Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA, dan Dr. Ir. Dwi
Setyaningsih, MS masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing yang
telah memberi curahan pemikiran, bimbingan, arahan, saran dengan penuh
dedikasi dan dorongan motivasi sehingga penelitian dan penulisan disertasi ini
dapat penulis selesaikan.
2. Kepada Pimpinan dan staf Program Studi Teknologi Industri SPS IPB, atas
fasilitas , dan dukungan yang diberikan.
3. Kepada yang terhormat Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, atas segala fasilitas dan dorongan motivasi yang
diberikan selama penulis menyelesaikan penelitian dan disertasi ini.
4. Kepada Prof. Dr. Ridwan Thahir dan Ir. Wisnu Broto, MS atas dorongan
motivasi yang diberikan selama penulis menyelesaikan penelitian dan disertasi
ini.
4. Kepada Rekan penulis terutama Ir. Tatang H, Msi., Dra. Sri Yuliani Apt.,
Dr. Ir. Huerudin, MappSc., Prof. Dr. Risfaheri, serta Hari Soesanto,STP., dan
Rosi C, STP., atas segala bantuannya selama penelitian di Balai Besar Litbang
Pasacapanen Pertanian serta Mas Hendra yang dengan sabar membantu
selama penulisan disertasi ini.
5. Rekan-rekan TIP 2003, Dr. Syarifah Nurjanah, Dr. Ismiyati, Dr. Srigunani
Pratiwi, Dr. Kurnia Harlina Dewi, Dr. Sulistyo Sidik, Dr. Firman Noer TA
(Alm), Dr. Komar Sutriah, Dr. Acep Jayaprawira, Acep Muhib dan
Dr. Sjoufjan Awal atas persaudaraannya dan kebersamaannya selama belajar.
6. Istri tercinta Elidar, SH, ananda Lidya Rahma Shaffitri, Seno Pandu Ahmad,
Ayah dan Ibu, mertua dan adik-adik serta seluruh keluarga, atas segala doa
dan kasih sayang yang penuh ketulusan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaikan disertasi
ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan minyak daun
cengkeh di Indonesia pada umumnya dan industri hilir vanilin pada khususnya.
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1
A Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 5
C Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 5
D Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………….. . 5
II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………… 7
A Minyak Daun Cengkeh ………………………………………………….. 7
B Eugenol …………………………………………………………………. 8
C Isoeugenol ………………………………………………………………. 10
D Vanilin……………………..…………………………………………...... 12
E Katalis ………………………………………………………………….. 16
F Perancangan Proses Produksi Vanillin ………………………………… 18
G Analisis Finansial ………………………………………………………. 23
H Analisis Nilai Tambah ………………………………………………….. 26
Halaman
17 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 % ……. 103
18 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada
tingkat suku bunga 24 % ………………………………………………….. 104
19 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg …………………………………………………………… 105
20 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg ………………………………………………………….. . 106
21 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga
bahan baku Rp. 190.000,-/kg ………………………………………………. 107
22 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 200.000,-/kg …………………………………………………………… 108
23 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp. 200.000,-/kg …………………………………………………………… 109
24 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga
bahan baku Rp. 200.000,-/kg ………………………………………………. 110
25 Jenis dan jumlah input lain di luar bahan baku dan tenaga kerja pada
industri isoeugenol ……………………………………………………….. 111
26 Perhitungan nilai tambah industri isoeugenol pada harga bahan baku
Rp 180.000,-; Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- per kg …………………….. 112
27 Biaya investasi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC ………........ 113
28 Biaya investasi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC (Lanjutan) ... 114
29 Biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas industri vanilin ………….. 115
30 Biaya tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja langsung pada industri
vanilin ……………………………………………………………………… 116
31 Biaya tetap dan biaya variabel industri vanilin berbahan dasar eugenol
MDC .............................................................................................................. 117
32 Nilai peralatan mesin, biaya pemeliharaan, asuransi, nilai sisa dan biaya
penyusutan industri vanilin ………………………………………………... 118
Halaman
33 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC… 119
34 Proyeksi arus kas industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC …………. 120
35 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin berbahan
dasar eugenol MDC ………………………………………………………... 121
36 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga
16% ……………………………………………………………………….. .. 122
37 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 16% …………. 123
38 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat
suku bunga 16% ……………………………………………………………. 124
39 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga
20 % ……………………………………………………………………….. 125
40 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 % ………… 126
41 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat
suku bunga 20 % …………………………………………………............... 127
42 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga
24 % ………………………………………………………………………. . 128
43 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 % ………… 129
44 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanillin pada tingkat
suku bunga 24 % …………………………………………………………... 130
45 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg …………………………………………………………… 131
46 Proyeksi arus kas industri vanilin pada harga bahan baku
Rp. 190.000,-/kg …………………………………………………………… 132
47 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada harga
bahan baku Rp. 190.000,-/kg ……………………………………………… 133
48 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku
Rp. 200.000,-/kg ………………………………………………………….. 134
Halaman
A Latar Belakang
C Manfaat Penelitian
Hasi penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan
proses produksi vanilin khususnya dari bahan dasar eugenol minyak daun
cengkeh secara efisien sehingga mampu meningkatkan nilai tambah.
Karakteristik Nilai
Bobot jenis pada 25o 1,064 – 1,070
Indeks bias pada 20oC 1,540 – 1,542
Kemurnian Eugenol, min. 99%
Penampakan dan warna Cairan bening sampai kuning muda
Kelarutan dalam etanol 70% 1:2
Aroma aroma cengkeh
Sumber : Anonim, 2006b
OH OH
OCH3 OCH3
H
H H
H
Tran Cis-
s-
Gambar 1 Struktur molekul isoeugenol (Kadarohman dkk. 1999)
Sebagian besar isoeugenol diperoleh melalui isomerisasi eugenol,
karena isolasi isoeugenol dari bahan alam tidak efisien. Beberapa faktor yang
mempengaruhi reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol yaitu jenis
katalis, pelarut, suhu, nisbah molar (konsentrasi katalis), dan adanya air
(Cerveny et al., 1987).
Isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol merupakan suatu reaksi
katalitik, antara lain NaOH/KOH (Moestafa et al.,1990; Baby, 1997),
rhutenium (Alan, 1975; Sharma et al., 2006), dan rhodium (III) klorida
(Givaudan, 1977; andrieux et al., 1977, Cerveny et al.,1987). Penggunaan
katalis tersebut menghasilkan isoeugenol dengan rendemen tinggi, namun
terdapat perbedaan dalam kemudahan proses dan waktu reaksi yang
diperlukan (Cerveny et al., 1987).
Baby (1997) menyatakan isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol
dengan katalis KOH pada konsentrasi 4 M, pelarut alkohol (etanol dan
gliserol), dan suhu pemanasan 130-150oC dapat mengkonversi eugenol
menjadi isoeugenol sebanyak 95-98%. Penggunaan pelarut gliserol lebih
menguntungkan dibandingkan dengan etanol karena waktu reaksi yang
diperlukan lebih singkat (0,75 jam) dibandingkan dengan etanol (5 jam).
Namun demikian, penggunaan katalis KOH tersebut memiliki kelemahan
yaitu produk yang dihasilkan sangat kental, dan memadat pada keadaan
dingin, serta memerlukan jumlah pelarut yang cukup banyak (Cerveny et al.,
1987). Baby (1997) juga membandingkan pemanasan konvensional (refluks)
dan gelombang mikro pada isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol dengan
katalis alkalin (KOH). Pemanasan menggunakan gelombong mikro ternyata
dapat mempercepat waktu reaksi 13,2 kali lebih cepat dibandingkan dengan
pemanasan konvensional (refluks). Hasil penelitian Kurniawan (2005),
menunjukkan bahwa konversi eugenol menjadi isoeugenol pada isomerisasi
dengan pemanasan gelombang mikro pada tingkat warm mencapai 92,44%,
dengan komposisi 0,02% trans- dan 94,97% cis-isoeugenol.
Alan (1975) melaporkan ruthenium dapat digunakan sebagai katalis
pada proses isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol. Namun demikian,
penggunaan katalis ini kurang efisien karena memerlukan suhu dan
konsentrasi katalis yang tinggi.
Penggunaan rhodium (III) klorida sebagai katalis isomerisasi, memiliki
keunggulan dibandingkan dengan katalis alkalin dan ruthenium. Salah satu
keunggulan katalis rhodium, yaitu penggunaan katalis dengan konsentrasi
yang sangat rendah (Alan, 1975). Menurut Alan, (1975), penggunaan katalis
rhodium dengan konsentrasi 87 ppm pada suhu 25-160oC dapat menghasilkan
isoeugenol dengan rendemen 90-98%.
Soesanto (2006), melakukan isomerisasi eugenol menggunakan katalis
rhodium (III) klorida hidrat dengan pemanasan menggunakan gelombang
mikro. Pada penelitiannya diamati mengenai pengaruh konsentrasi katalis
RhCl3.3H2O (0,08 %, 0,16 %, dan 0,24 %) dan lamanya waktu pemanasan
dengan gelombang mikro (10 menit, 15 menit, dan 20 menit) terhadap
karakteristik produk isoeugenol yang dihasilkan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kadar isoeugenol meningkat secara nyata dengan
semakin lamanya waktu pemanasan sampai dengan 15 menit, namun
perpanjangan waktu pemanasan dari 15 menit sampai 20 menit tidak
meningkatkan kadar isoeugenol secara nyata dan bahkan terjadi sedikit
penurunan. Penggunaan katalis RhCl3.3H2O menghasilkan nisbah cis dan
trans yang lebih baik dibandingkan dengan katalis KOH.
Menurut Alan (1975), pelarut yang digunakan dalam isomerisasi
eugenol menjadi isoeugenol dengan katalis rhodium (III) klorida sebaiknya
pelarut alkohol yang memiliki titik didih rendah dengan atom karbon 1-4.
Hasil penelitian Cerveny et al., (1987) menunjukkan bahwa pelarut etanol
lebih efektif dibandingkan dengan isopropranol karena waktu reaksinya yang
lebih cepat. Keberadaan air dalam isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol
dengan katalis rhodium memberikan pengaruh negatif. Hasil penelitian
Kadarohman (2009), menunjukkan bahwa adanya air dalam reaksi isomerisasi
ini menyebabkan konversi menjadi rendah.
D. Vanilin
Vanilin atau 4-hidroksil-3-metoksilbenzaldehida dengan rumus
molekul C8H8O3, mempunyai gugus fungsional aldehida, metoksil, dan
hidroksil (Gambar 2). Secara fisik, vanilin merupakan kristal putih atau sedikit
berwarna kuning yang mempunyai bau, aroma, dan rasa yang khas. Vanili
banyak dipakai sebagai pengharum makanan, minuman, parfum dan obat-
obatan. Sifat fisiko-kimia vanilin disajikan pada Tabel 5.
OH
OCH3
Secara alami, vanili terdapat sebagai komponen utama buah vanili. Tanaman
penghasil buah vanili yaitu Vanilla planifolia, V. pompana, dan V. tahitensis,
namun tanaman yang banyak dibudidayakan yaitu V. planifolia.
Vanilin dapat diisolasi dari buah vanili, namun kadar vanilin terdapat
dalam buah vanili sangat kecil yaitu berkisar 1,5-3%. Unsur utama dari polong
vanili adalah vanilin, asam vanilat, p-hidroksibensaldehid dan p-asam
hidroksibensoat (Smith, 1964; Archer, 1989; Ranadive, 1992 di dalam Peter,
2004)
Disebabkan oleh mahalnya ekstrak vanilin alami dan ketersediaannya
yang terbatas, maka telah lama dilakukan pembuatan vanilin sintesis. Proses
produksi vanilin alami dari tanaman vanila berlangsung lama dan melelahkan.
Proses penyerbukannya memerlukan bantuan tangan manusia selanjutnya
pemeraman selama 1- 6 bulan daari saat polong vanila hijau dipanen. Produksi
1 kg vanili membutuhkan sekitar 500 kg polong vanili, yang setara dengan
penyerbukan 40.000 bunga. Saat ini, hanya 0,25% (40 ton dari 16.000) dari
vanilin yang berasal dari polong vanili yang dapat dijual setiap tahun
selebihnya berasal dari lignin, terutama dari guaiacol (Hansen, et. all., 2009).
Sementara sebagian besar sisanya disintesis secara kimia dari lignin atau
hidrokarbon fosil, khususnya yang mengandung guaiacol.
Beberapa cara sintesis vanilin yang telah diketahui antara lain :
a. Sintesis vanilin dari coniferin, yaitu suatu glukosida yang diperoleh
dalam getah dari kambium coniferin. Sintesis dilakukan melalui
oksidasi dengan asam kromat menghasilkan glukovanilin yang akan
terurai oleh asam menjadi vanilin dan glukosa.
b. Sintesis vanilin dari guaiakol, yaitu suatu senyawa yang diperoleh dari
tar kayu guaiakol. Sintesis vanilin ini melibatkan formilasi
(formylation) guaiakol oleh formaldehida, yang dikenal dengan reaksi
Reimer-Tiemann. Proses ini merupakan salah satu jalur sintesis vanilin
yang cukup murah, dan banyak digunakan sebelum berkembangnya
penggunaan lignin dari limbah pabrik kertas, dan bila harga minyak
cengkeh mahal (Kerkar, 2005).
c. Sintesis vanilin dari lignin, yaitu melalui proses oksidasi lignin (asam
lignosulfonat) dari limbah cair pabrik kertas pada kondisi alkalin
(Kerkar, 2005). Vanilin yang diperoleh dari bahan ini berkisar 5-10 %.
Kelayakan teknologi ini tergantung pada hasil yang diperoleh. Selain
dengan cara kimia, sintesis vanilin dari lignin dapat dilakukan melalui
proses biologis menggunakan beberapa jenis bakteri seperti Bacillus sp.
dan Pseudomonas sp. (Furukawa et al., 2003).
d. Sintesis vanilin dari eugenol, yaitu melalui proses isomerisasi eugenol
menjadi isoeugenol yang dilanjutkan dengan oksidasi untuk membentuk
vanilin. Keuntungan penggunaan eugenol sebagai bahan vanilin, yaitu
bahan baku tersedia secara kontinyu, dan jalur reaksinya yang
sederhana.
BB-Pascapanen (2006) dan Cisadesi (2007) melaporkan bahwa vanilin
dapat disintesis melalui eugenol dari minyak daun cengkeh seperti disajikan
pada Gambar3.
Eugenol
+ Katalis RhCl3. 3H2O
dalam etanol
Perlakuan konsentrasi
katalis dan lama reaksi
Pendinginan
Isoeugenol
Penguapan pelarut
Produk mengkristal
pada suhu kamar
Vanilin
Panas
O
Isoeugenol Vanilin
Gambar 4 Oksidasi isoeugenol menjadi vanilin
E. Katalis
Katalis adalah suatu senyawa kimia yang mampu menyebabkan suatu
reaksi lebih cepat mencapai kesetimbangannya tanpa terlibat langsung secara
permanen dalam reaksi (Keenan, 1992). Fungsi katalis adalah untuk
menurunkan energi suatu reaksi sehingga laju reaksi dapat meningkat.
Secara garis besar, katalis dikelompokkan menjadi tiga jenis: katalis
homogen, katalis heterogen, dan katalis enzim. Katalis homogen adalah katalis
yang mempunyai fasa yang sama dengan substrat atau interaksi antara substrat
dan katalis berada pada fasa yang sama. Katalis heterogen adalah katalis yang
yang mempunyai fasa yang berbeda dengan substrat atau interaksi antara
substrat dan katalis berada pada fasa yang berbeda. Sedangkan katalis enzim
merupakan molekul protein dengan ukuran koloid, memiliki fasa yang berada
di antara katalis homogen dan heterogen (chem-is-try.org, 2006).
Katalis RhCl3.3(H2O) merupakan katalis dari logam transisi yang
sering digunakan dalam proses reaksi sintesis senyawa kimia. RhCl3.3(H2O)
mempunyai berat molekul 293.28, berwarna merah tua dengan bentuk kristal,
bersifat higroskopis. RhCl3.3(H2O) dihasilkan dari reaksi HCl terhadap
Rhodium (III) Oxida (Swan et al., 1974). Reaksi isomerisasi yang dikatalisis
oleh logam terdiri atas dua mekanisme (Chiu, 2002), yaitu: 1) mekanisme
eliminasi-adisi hidrida logam, dimana mekanisme ini memerlukan hidrogen
eksternal (Gambar 5) dan 2) mekanisme π-allyl kompleks atau pergeseran
atom hydrogen 1,3 (Gambar 6). Menurut Sharma et al. (2006), kunci dari
mekanisme π-allyl kompleks yaitu pengaktifan –C-H pada posisi β yang
merupakan tahap yang melibatkan penyusunan tiga atom karbon pada ikatan π
terhadap logam.
β
γ α
Pematangan
Pemasaran
Science Penurunan /penggantian
Inovasi
Gambar 7 Model proses perancangan (Roy and Cross 1983 diacu dalam
Johnston et al. 2000)
Dua teknik dasar dalam sintesis proses adalah teknik heuristik dan
algoritma. Teknik algoritma adalah analisis sederhana untuk menganalisis
masalah komplek dengan cara pengamatan susunan terstruktur, sedangkan teknik
heuristik adalah teknik pemilihan proses berdasarkan logika dan informasi dasar
(Rudd dan Watson 1973). Sintesis proses secara heuristic merupakan pengambilan
keputusan berdasarkan teori dan penyelesaian yang dapat dipercaya: rule of
thumb, spekulasi, dan subyektif (Seider at al. 1999). Teknik heuristik dalam
sintesis proses adalah proses penjabaran sejumlah langkah praktis untuk mencapai
tujuan kegiatan.
Beberapa teknik heuristic dalam sintesis proses dikembangkan oleh Rudd
dan Watson (1973), Douglas (1988) dan Sieder et al. 1999). Sintesis proses
menurut Rudd dan Watson (1973) meliputi: (1) pemilihan jalur reaksi proses, (2)
alokasi bahan atau pereaksi, (3) pertimbangan teknik pemisahan atau proses hilir,
(4) pemilihan operasi pemisahan dan, (5) integrasi atau pemaduan rancangan satu
sampai empat. Sedangkan menurut Douglas (1988) sintesis proses meliputi: (1)
teknik reaksi /proses, (2) analisis input-output, (3) pengalokasian output dan, (4)
operasi pemisahan dan jaringan penukar panas. Sintesis proses menurut Seider at
al. (1999) meliputi: penghilangan/memperkecil perbedaan, (2) distribusi bahan,
(3) teknik pemisahan, (4) eliminasi dan, (5) integrasi.
Perancangan proses yang bersifat interaktif juga dikembangkan oleh
Sinnot (1999) seperti disajikan pada Gambar 8. Tahapan penting dalam
perancangan tersebut meliputi pengumpulan data, sifat fisika, metode, seleksi dan
evaluasi proses. Perancangan proses melalui analisis sistem proses disampaikan
oleh hartmann dan kaplick (1990) seperti ditunjukkan Gambar 9.
Tujuan
(Spesifikasi rancangan)
Rancangan akhir
Sintesis Tujuan
(Perancangan sistem) spesifikasi
kebutuhan
Apakah properties
sistem tercapai
tidak
ya
Rancangan proses
akhir
Menganalisis permasalahan
Survei literatur
Analisi hulum/aturan
Integrasi proses
Integrasi panas dan daya
Create a detailed
Simulasi model
database
Penilaian pengendalian:
Pengetesan Pilot plant Sintesis struktur pengendalian,
Modifikasi flowsheet Analisis pengendalian, Simulasi
dinamik
G. Analisis Finansial
Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan
ekonomis suatu proyek. Beberapa kriteria investasi yang digunakan dalam
menentukan kelayakan suatu usaha adalah NPV (Net Present Value), IRR
(Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost ratio), PBP (Pay Back
Period) dan BEP (Break Even Point) (Gittinger, 1986; Thuesen dan Fabrycky,
1993; Blank dan Tarquin, 2002). NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang
dari keuntungan dan biaya. Nilai NPV yang positif rnenunjukkan bahwa proyek
atau industri tersebut Iayak untuk dilaksanakan sementara nilai NPV yang negatif
berarti proyek tidak layak. Formulasi yang digunakan untuk menghitung NPV
adalah sebagai berikut (Thuesen dan Fabrycky, 1993) :
n
NPV = ∑ (Bt - Ct)/(1+i)t …………………………..………. (1)
t= 1
IRR tingkat investasi adalah tingkat suku bunga ( disccount rate) yang
menunjukkan nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah keseluruhan
investasi proyek. Nilai IRR yang Iebih besar dibandingkan dengan tingkat suku
bunga yang berlaku menunjukkan proyek layak untuk dilaksanakan (Horne,1977).
Secara matematis IRR dirumuskan sebagai berikut :
n
∑ (Bt - Ct)/(1+IRR)t = 0 ……………………………… (2)
t= 1
n
Net B/C = ∑ {Bt/(1+i)t} / {Ct/(t+i)t} ………………………..(3)
t=o
initial investment
PBP = annual cash flow ………….………….. (4)
Perhitungan BEP merupakan cara yang paling sering digunakan untuk
mengetahui tingkat penjualan dan produksi dalam keadaan seimbang (tidak
untung maupun rugi). Variabel yang sangat menentukan adalah biaya dan
penerimaan total. Kondisi usaha dikatakan baik jika total penjualan tinggi
sehingga nilai titik impas atau BEP rendah. BEP dirumuskan sebagai berikut :
1. Analisis Sensitivitas
Analisa kepekaan bertujuan untuk rnengetahui pengaruh berbagai
faktor eksternal dan internal terhadap kemampuan proyek mencapai jumlah
hasil penjualan dan keuntungan. Faktor eksternal misalnya perkembangan
harga produk sejenis di pasar. Contoh faktor internal adalah biaya pokok
produk yang akan dihasilkan (Sutojo, 2000). Dengan analisisa di atas akan
diketahui sejauh mana proyek akan tetap layak jika terjadi perubahan-
perubahan pada faktor-faktor tersebut. Dalam analisa sensitivitas setiap
kemungkinan harus dicoba, yang berarti bahwa, tiap kali harus diadakan
analisa kembali. Ini perlu sekali karena analisa proyek didasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang banyak mengandung ketidakpastian tentang apa yang
akan terjadi di waktu yang akan datang (Kadariah et aI., 1976). Pada bidang
pertanian, proyek sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama. Keempat
masalah tersebut adalah adanya perubahan harga, keterlambatan pelaksanaan,
kenaikan biaya dan adanya kesalahan dalam perkiraan hasil (Gittinger, 1986).
2. Harga
Pada setiap proyek pertanian, harus diteliti apa yang akan terjadi bila
asumsi mengenai harga juaI produk proyek pertanian tersebut ternyata keliru.
Untuk maksud itu, dibuat asumsi alternatif lain mengenai harga jual pada
masa yang akan datang dan dikaji pengaruhnya terhadap manfaat sekarang
neto yang akan diterima oleh proyek. Pengaruh perubahan harga jual
dipertimbangakan terhadap tingkat pengembalian secara nilai finansial atau
ekonomi, atau terhadap nisbah perbandingan manfaat dan investasi neto (net
benefit-investment ratio, yang seringkali disingkat menjadi N/K nisbah).
Analisis sensitivitas terhadap perubahan harga output yang dihasilkan
oleh proyek tersebut perlu, terutama bagi proyek-proyek dengan umur
ekonomis yang panjang dan dalam ukuran besar. Hal tersebut disebabkan
kemungkinan besar dengan adanya proyek, penawaran barang di pasar akan
bertambah, dan harga relatif (dibanding dengan tingkat harga umum) akan
menjadi lebih rendah (Kadariyah et al., 1976).
Tabel 6 Model perhitungan nilai tambah dari Hayami dan Kawagoe (1993)
No Variabel Perhitungan
A Kerangka Pemikiran
Perancangan proses dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
rancangan proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh dan
sebagai upaya peningkatan nilai tambah agroindustri minyak daun cengkeh.
Kajian yang berkenaan dengan estimasi kelayakan Analisis finansial
proses produksi isoeugenol dan vanilin yang berbahan baku eugenol dari
minyak cengkeh belum banyak dipublikasi. Sebelum dilakukan kajian analisis
finansial, maka diperlukan simulasi perancangan proses industri yang banyak
melibatkan unit operasi seperti halnya sebuah pabrik.
Menurut Seider et al. 1999, tahapan dalan perancangan proses
meliputi: 1) analisis peluang dan permasalahan, 2) kreasi atau sintesis proses
dan 3) pengembangan proses. Analisis peluang dan permasalahan dilakukan
dengan cara menganalisis peluang produksi vanillin dari minyak daun
cengkeh di Indonesia dilanjutkan dengan perumusan permasalahannya. Kreasi
proses dilakukan melalui pengumpulan data beberapa proses pembuatan
vanillin yang telah ada melalui pustaka, sehingga didapatkan rangkaian proses
yang secara teknis paling sesuai. Pengembangan dilakukan melalui integrasi
proses, simulasi model, optimasi kapasitas dan analisis teknis dan finansial
terhadap rancangan yang dikembangkan. Optimasi kondisi proses dilakukan
untuk mendapatkan kondisi operasi terbaik sehingga dihasilkan konversi
optimum. Analisis produk dilakukan untuk mengetahui sifat fisiko-kimianya
serta spesifikasi dari senyawanya. Integrasi proses bertujuan dilakukan untuk
mengintegrasikan seluruh tahapan proses produksi isoeugenol dan vanillin
dari eugenol minyak daun cengkeh sehingga dihasilkan flowsheet yang utuh.
Simulasi proses produksi vanillin dari eugenol yang berasal dari
minyak daun cengkeh dilakukan dengan membuat flowsheet yang utuh
menggunakan perangkat lunak Hysis, sehingga diperoleh gambaran lengkap
proses produksi vanillin dalam bentuk Process Engineering Flow Diagram
(PEFD). Model simulasi produksi isoeugenol dan vanillin dengan
menggunakan perangkat lunak seperti tersebut diatas belum pernah dilakukan.
Langkah pertama dalam mengembangkan simulasi perancangan proses
adalah menyusun bagan alir proses, menghitung neraca massa, menghitung
neraca energi, dan menentukan ukuran dan biaya peralatan proses. Langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis finansial untuk menilai kelayakan
rancangan proses secara ekonomi dengan memperkirakan besarnya biaya
produksi yang terdiri dari biaya peralatan, biaya pabrik secara keseluruhan,
biaya variabel dan biaya lainnya.
Dengan demikian studi tentang perancangan proses ini bertujuan
untuk: (1) merancang proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun
cengkeh secara kontinu dan menilai kinerjanya dari sudut pandang pabrik
secara keseluruhan dan (2) melakukan kajian finansial untuk mengevaluasi
kelayakan secara ekonomi ditinjau dari aspek biaya bahan baku, biaya
peralatan, biaya pabrik secara umum serta biaya variabel lainnya.
Kerangka pemikiran produksi isoeugenol dan vanillin dari eugenol
minyak daun cengkeh adalah sebagai berikut. Kegiatan dimulai dari 1) analisis
peluang dan masalah, 2) pemilihan proses dari produksi vanilin (isomerisasi
eugenol dan oksidasi isoeugenol), 3) identifikasi isoeugenol dan vanillin
dengan menggunakan, FTIR dan HNMR, 4) pengembangan proses meliputi
integrasi proses, simulasi model dan 5) analisis finansial rancangan proses.
Dari kegiatan tersebut diatas akan diperoleh 1) informasi peluang
pengembangan produk dan rumusan masalah, 2) informasi proses yang
efisien, 3) karakteristik produk, 4) diagram alir, hasil perhitungan neraca
massa, simulasi model proses dalam bentuk PEFD dan kapasitas produk, dan
5) kelayakan proses secara finansial. Sehingga secara keseluruhan akan
membentuk hasil yang berupa rancangan proses produksi isoeugenol dan
vanilin secara utuh.
B Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel isoeugenol dan
vanilin yang digunakan untuk identifikasi diperoleh dari BB-Pascapanen tahun
2006. Isoeugenol (kemurnian 99%) dari PT. Indesso Jakarta dan vanilin
kemurnian 99% dari Aldrich yang digunakan sebagai senyawa pembanding
yang digunakan sebagai standar dalam identifikasi produk isomerisasi
isoeugenol dan vanilin hasil sintesis.
C Alat
Peralatan yang digunakan untuk identifikasi produk adalah FTIR
(Fourier Transform Infrared Spectroscopy) merk Shimadzu type Prestige-21
dan NMR (hydrogen Nuclear Magnetic Resonance) merk Jeol type JNM ECA
500, Magnet 500 MHz. Seperangkat komputer untuk menjalankan program
simulasi perangkat lunak Hysys.
D Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu analisis peluang dan
permasalahan; identifikasi produk isoeugenol dan vanilin dengan FTIR dan
NMR ; pemilihan proses (studi literatur), dan pengembangan proses.
Pengembangan proses dilakukan melalui integrasi proses, simulasi
model, analisis finansial dan nilai tambah terhadap rancangan proses produksi
vanilin (Gambar 11). Kreasi proses dilakukan dengan metode eksperimen
dengan analisis statistik. Identifikasi dan karakterisasi bahan baku dan produk
dilakukan melalui analisis fisiko-kimia, gas chromatography (GC), nuclear
magnetic resonance (NMR), dan fourier transform infra red (FTIR). Optimasi
proses dilakukan dengan metode response surface method (RSM). Integrasi
proses dilakukan dengan mengkombinasikan seluruh tahapan proses sehingga
dihasilkan diagram alir yang utuh. Simulasi model perancangan proses
produksi isoeugenol dan vanilin dilakukan menggunakan simulasi dengan
bantuan perangkat lunak Hysys 3.2. Analisis kelayakan finansial dilakukan
dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi yaitu net present value
(NPV), internal rate of return (IRR), net benefit cost ratio (B/C rasio), break
even point (BEP), pay back period (PBP), dan analisis sensitivitas serta nilai
tambah.
Analisis peluang dan permasalahan
Analisis peluang
Analisis permasalahan
Kreasi proses
eugenol MDC
Sintesis proses
Pemilihan proses
ya Tidak, Tolak
Pengembangan Proses
Integrasi proses
Apakah layak ?
ya Tidak
D. 1 Analisis Peluang
Analisis peluang usaha produksi vanilin dilihat dari permintaan pasar
yang diperoleh dengan menggunakan studi literatur.
D. 1.2 Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan penggunaan metode proses produksi dari lima
jalur proses pembuatan vanilin yang diperoleh dengan metode studi literatur.
D. 2 Pemilihan Proses
Pemilihan proses pada dasarnya merupakan sintesis proses yang
dilakukan melalui pengumpulan data kondisi proses yang efisien khususnya
dari aspek teknis dan ekonomis. Metode yang digunakan adalah studi literatur
dan laboratorium.
D. 4 Pengembangan Proses
D. 4. 1 Integrasi proses
Integrasi proses dalam sintesis menurut Sieder (1999) adalah meng-
kombinasikan proses menjadi satu kesatuan yang berupa diagram alir yang
rinci. Integrasi proses disusun dari data dasar yang diperoleh literatur dan
percobaan laboratorium. Data dasar tersebut diperoleh dari tahapan penelitian
optimasi proses sebelumnya.
9 7 . 5
% T
9 0
8 2 . 5
7 5 3498 cm-1
2154.49
2185.35
6 7 . 5
O-H (uluran)
1919.17
2306.86
786 cm-1
2393.66
1996.32
2472.74
1822 .73
2632.83
2540.25
6 0
2059.98
=C-H (cis)
1857.45
a
2729.27
1741.72
5 2 . 5
3126.61
3209.55
3263.56
4 5
1674.21
717.52
513.07
3332.99
2881.65
650.01
3369.64
756.10
3400.50
736.81
3471.87
3442.94
3498.87
2846.93
559.36
3522.02
588.29
3 7 . 5
823.60
609.51
914.26
3014.74
2912.51
2958.80
2935.66
856.39
786.96
1367.53
1122.57
1598.99
1033.85
1448.54
1427.32
1184.29
1153.43
1207.44
2846 cm-1
962.48
3 0
1510.26
1232.51
1265.30
1598 cm-1 962 cm-1
2 2 . 5
1 0 0
% T
9 5
9 0 1598
8 5 3496 cm-1 C-C (uluran aromatis)
8 0
O-H (uluran) b cm-1
786786
1919.17
7 5
2306.86
2393.66
=C-H (cis)
1998.25
2470.81
1822 .73
2632.83
7 0
2540.25
2058.05
1857.45
1745.58
2729.27
6 5
6 0
648.08
5 5
3329.14
734.88
609.51
561.29
2881.65
920.05
825.53
588.29
5 0
3400.50
3423.65
3448.72
2846.93
3496.94
856.39
3014.74
2912.51
786.96
2958.80
2935.66
4 5
1371.39
1120.64
1598.99
1031.92
1448.54
1425.40
1155.36
cm-1
1205.51
28462846
962.48
4 0
1232.51
1263.37
1510.26
3 5
3496 1598 cm-1 962 cm-1962
3 0 O-H (uluran) O-CH
O-CH3 (uluran)
3 (uluran) C-C (uluran aromatis) =C-H=C-H
(trans)
(trans)
2 5
4 0 0 0 3 6 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 2 4 0 0 2 0 0 0 1 8 0 0 1 6 0 0 1 4 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 8 0 0 6 0 0
I S O S t a n d 1 / c m
(2)
3,8 ppm
(6)
6,69 ppm (1)
1,8 ppm
(4)
6,3 ppm
(5)
6,7 ppm (3)
6,0 ppm
(7)
6,8 ppm
(2)
3,8 ppm
b
(6) (1)
6,69 ppm 1,8 ppm
(4)
6,3 ppm
(5)
6,7 ppm (3)
6,0 ppm
(7)
6,8 ppm
Gambar 13 Spektrum NMR senyawa isoeugenol: (a.) sampel & (b.) standar
1 0 0
% T
9 5
9 0
a
8 5 2860 cm-1
8 0
O-CH3 (uluran)
1934.60
2048.40
7 5
2112.05
1982.82
2409.09
2314.58
1855.52
2472.74
2563.40
7 0
2667.55
958.62
555.50
2744.71
6 5
1712.79
812.03
590.22
3296.35
858.32
2860.43
3273.20
2945.30
2978.09
702.09
3226.91
3020.53
3199.91
3115.04
3170.97
1394.53
1373.32
1028.06
2744 cm-1
732.95
634.58
3224 cm-1
6 0
1128.36
1463.97
1429.25
1510.26
1157.29
H-C=O (uluran)
1199.72
1172.72
O-H (uluran)
1589.34
1664.57
1265.30
1296.16
5 5
1510 cm-1
5 0
C-C (uluran aromatis)
4 5
4 0 0 0 3 6 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 2 4 0 0 2 0 0 0 1 8 0 0 1 6 0 0 1 4 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 8 0 0 6 0 0
V a n A 2 B 2 1 /c m
1 0 0
% T
9 5
9 0
8 5 2860 cm-1
b
8 0 O-CH3 (uluran)
7 5
1934.60
2050.33
2380.16
7 0
1 782.23
2314.58
1982.82
2112.05
1853.59
2472.74
2561.47
6 5
2669.48
514.99
2779.42
2744.71
960.55
6 0
2860.43
2945.30
2976.16
5 5
3022.45
553.57
3088.03
3224.98
3113.11
3205.69
3170.97
2744 cm-1
1394.53
5 0
858.32
1371.39
590.22
1028.06
-1
812.03
3296 cm
1126.43
711.73
H-C=O (uluran)
1510.26
1462.04
1429.25
4 5
1664.57
1589.34
1199.72
1172.72
1298.09
1265.30
1153.43
732.95
1510 cm-1
634.58
4 0
O-H (uluran)
3 5 C-C (uluran aromatis)
3 0
4 0 0 0 3 6 0 0 3 2 0 0 2 8 0 0 2 4 0 0 2 0 0 0 1 8 0 0 1 6 0 0 1 4 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 8 0 0 6 0 0
V a n S ta n d 1 /c m
Gambar 14 Spektrum FTIR senyawa vanilin: ( a.) sampel & (b.) standar
(1) (3)
9,7 ppm 6,9 ppm
(4)&(5)
7,4 ppm
(2)
3,9 ppm
b
(5)
(1) 7,41 ppm
9,8 ppm
(3)
7,0 ppm
(4)
7,43 ppm
Gambar 15 Spektrum HNMR senyawa vanilin: (a.) sampel & (b.) standar
D. Pengembangan Proses
D.1 Integrasi proses
Integrasi proses dalam sintesis menurut Sieder (1999) adalah meng-
kombinasikan proses menjadi satu kesatuan yang berupa diagram alir yang
rinci. Integrasi proses disusun dari data dasar yang diperoleh dari percobaan
laboratorium.
Eugenol (25 g)
25oC, 1 atm
Pemanasan
Tahap Isomerisasi 150-200oC, 1,5 jam 1 atm
(setara dengan daya gelombang mikro 560 watt
selama 10 menit)
Vanilin
Rendemen = 5,41% (1,4 g)
OCH3 OCH3
→
RhCl 3 3 H 2 O
CH2-CH=CH2 CH=CH-CH3
50
51
CH2=CH-CH2 CH=CH-CH3
Isoeugenol K-Isoeugenolat
OK NO2 OK
OCH3 OCH3
+ + N=N + CH3CHO
CH=CH-CH3 CHO
K-Isoeugenolat Nitrobenzene K-Vanilat Azobenzene Asetaldehida
OK OH
OCH3 OCH3
+ HCl + KCl
CHO CHO
K- Vanilat Vanilin
OCH3 OCH3
+ -
Vanilin + Na OSO2H
Na bisulfit
ONa OH
C C
HO2SO H NaO2SO H
Vanilin bisulfit
+ H2SO4
Vanilin + Na2SO4 + H2O + SO2
54
55
Tabel 12 Fraksi mol komponen setiap aliran pada proses sintesis vanilin (lanjutan)
Nama No. Aliran
Komponen 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
KOH 0,0223 0,0224 0,1849
H2O 0,0461 0,0641 0,0644 0,9811 0,1022 0,8082 0,0623 0,7026 0,8434
DMSO 0,0010 0,3793 0,3806
Nitrobenzene 0,0003 0,5154 0,5171
Eugenol 0,0004 0,0004
RhCl3 3H2O
Etanol
Asetaldehida 0,0056 0,0038 0,0038
K-Vanilat 0,0004 0,0004
O2 0,8501 0,0014 0,0014
Azobenzene 0,0038 0,0038
HCl 0,0969 0,0023 0,0023
Vanilin 0,0034 0,5692 0,0936 0,0919 0,4043 0,4043 0,0083 0,9749
KCl 0,0034 0,0034
Dietil eter 1 0,4308 0,8978 0,0826 0,7172 0,0537 1 0,5957 0,5957 0,9917 0,0251
NaHSO3 0,0189
Na2(SO4)3 0,0065 0,0077
Vanilin bisulfit 0,0156
H2SO4 0,8151 0,1191 0,1394
SO2 0,2205 0,0082 0,0096
Tabel 13 Kondisi aliran bahan pada proses sintesis vanilin
No. Aliran
Parameter 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
o
Suhu ( C) 30 25 25 30 19,19 130 130 130 130 130 30 30 30 25 25 31,80
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laju alir molar (kmol/jam) 0,38 46,85 33,98 4,64 85,85 0,55 85,64 0,55 85,64 86,19 86,19 0,21 79,09 6,89 3,62 0,003
Laju alir massa (kg/jam) 61,80 5768 2655 172,7 8658 20,67 8637 20,67 8637 8658 8658 6,74 7983 668,3 74,73 0,08
No. Aliran
Parameter 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
o
Suhu ( C) 31,79 25 30 31,87 25 30 30 25 40 40 25 25 46,79 150 150 150
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laju alir molar 89,60 0,23 0,53 89,30 2,29 0 2,78 0,51 0,07 3,30 0,27 0,75 2,82 0,75 0,44 0,31
(kmol/jam)
Laju alir massa (kg/jam) 8726 17,03 63,22 8679 44,99 0 108,2 42,40 4,99 145,6 20 79,34 86,28 79,34 33,14 46,20
56
57
Start
Mixer Mixer
Vaporizer
Pencampur Reactor Heater
Coller
Heater
Vaporizer
Gambar 21 Process Engineering Flow Diagram (PEFD) produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh
58
87
E Analisis Finansial
Untuk melihat rancangan proses produksi isoeugenol dan vanilin berjalan sesuai
tingkat kelayakannya untuk dikembangkan maka dilakukan dua pendekatan. Pendekatan
pertama adalah analisis kelayakan pendirian industri isoeugenol dan vanilin yang terdiri atas
analisis IRR (Internal Rate of Return), NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit Cost
ratio), BEP (Break Even Point) dan PBP (Payback Period) (Gittinger, 1986; Thuesen dan
Fabrycky, 1993; Blank dan Tarquin, 2002). Sedangkan pendekatan kedua adalah Analisis
nilai tambah (Hayami dan Kawagoe, 1993; Gumbira-Sa’id dan lntan, 2000).
7. Besarnya biaya penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-
line method) yang disesuaikan dengan umur ekonomis masing-masing modal tetap.
Perhitungan biaya tetap dan variabel disajikan pada Lampiran 5 dan 31.
8. Biaya pemeliharaan berkisar antara 2 – 5 % dari nilai investasi barang. Perhitungan
biaya pemeliharaan disajikan pada Lampiran 6 dan 32.
9. Pajak penghasilan (PPh) dihitung berdasarkan pada SK Menteri Keuangan RI No
598/KMK.04/1994 Pasal 21 tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan.
Besarnya pajak yang harus dibayarkan adalah, apabila pendapatan mengalami kerugian
maka tidak dikenakan pajak, tetapi apabila pendapatan pertahun kurang dari Rp
25.000.000,- maka dikenakan pajak sebesar 10%. Apabila pendapatan berkisar antara Rp
25.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000,- maka dikenakan pajak sebesar 10% dari Rp
25.000.000,- pertama dan ditambah dengan 15% dari pendapatan yang telah dikurangi
dengan Rp 25.000.000,-. Apabila pendapatan di atas Rp 50.000.000,- maka dikenakan
pajak sebesar 10% dari Rp 25.000.000,- ditambah dengan 15% dari Rp 25.000.000,- dan
ditambah lagi dengan 30% dari pendapatan yang telah dikurangi Rp 50.000.000,-.
Pada kajian finansial ini dilakukan beberapa tahap perhitungan dan analisis dalam
menentukan kelayakan investasi. Pada tahap pertama, dilakukan penetapan jenis dan jumlah
komponen modal tetap, modal kerja sumber dan alokasi pembiayaan yang selengkapnya
disajikan dalam Lampiran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Tahap ke dua dilakukan perhitungan rugi laba
dan perhitungan arus kas (cash flow), selanjutnya dilakukan analisis finansial selengkapnya
ditunjukkan dalam Lampiran 7, 8 dan 9. Tahap terakhir dilakukan analisis sensitivitas
terhadap perubahan tingkat bunga dan perubahan harga jual isoeugenol. Rangkuman jenis
dan jumlah komponen modal tetap disajikan pada Tabel 15, sedangkan perincian masing-
masing komponen pembelian tanah dan survey, bangunan dan pekerjaan sipil, alat dan mesin
proses, peralatan umum, peralatan kantor dan kendaraan disajikan pada Lampiran 1 dan 2.
Modal tetap atau investasi industri pembuatan isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak
daun cengkeh adalah Rp 3.795.050.000,- dengan persentase terbesar dari komponen alat dan
mesin proses (73,25 persen), sedangkan komponen biaya terkecil adalah biaya peralatan
kantor (0,80 persen).
89
Tabel 15 Jenis dan jumlah komponen modal tetap pendirian industri isoeugenol
Jumlah
No Uraian
(Rupiah) Persentase (%)
Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan agar pabrik dapat berjalan dan
memproduksi barang atau beroperasi. Rangkuman modal kerja disajikan pada Tabel 16
Modal kerja pada industri isoeugenol ini adalah Rp 127.487.726.119,-. Komponen modal
kerja dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen biaya tetap yang meliputi tenaga kerja
tidak langsung, administrasi dan pemasaran, penyusutan, pemeliharaan, asuransi, riset dan
pengembangan, dan komponen biaya tidak tetap atau biaya variabel yang meliputi biaya
bahan baku, bahan pembantu, biaya kemasan, tenaga kerja langsung dan biaya bahan bakar.
Biaya tetap adalah Rp 1.196.028.775,-, biaya ini secara nominal tetap jumlahnya tetapi
nilainya disesuaikan dengan laju inflasi. Biaya tidak tetap pada tahun pertama dengan
kapasitas produksi 60% adalah Rp 126.291.697.344,-, pada tahun kedua dengan kapasitas
80% adalah Rp 168.388.929.792,- dan pada tahun ke tiga pada saat kapasitas penuh (100%)
mencapai Rp 210.486.162.240,-.
Sumber modal dari proyek ini tidak sepenuhnya berasal dari modal sendiri, akan
tetapi memanfaatkan jasa kredit perbankan. Debt equity ratio atau perbandingan antara
modal pinjaman dan modal sendiri sebesar 70:30, dengan tingkat suku bunga kredit 12%
(2011). Pengembalian modal ke bank beserta bunganya dilakukan dalam lima tahun.
Besarnya pinjaman ke bank adalah Rp 92.132.443.283,- dan besarnya modal sendiri adalah
Rp 39.485.332.836,-. Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga disajikan pada
Tabel 17.
90
A Biaya Tetap
1 Tenaga Kerja Tidak Langsung 360.000.000 387.450.000 406.822.500
2 Administrasi dan Pemasaran 36.000.000 37.800.000 39.690.000
3 Penyusutan 528.002.500 193.002.500 193.002.500
4 Pemeliharaan 246.128.750 251.051.325 256.072.352
5 Asuransi 1.897.525 1.907.013 1.916.548
6 Riset dan Pengembangan 15.000.000 15.750.000 16.537.500
Sub Total 1.196.028.775 886.960.838 914.041.399
B Biaya Variabel
1 Biaya Bahan Baku & Pembantu 125.752.777.344 167.670.369.792 209.587.962.240
2 Biaya Kemasan 347.400.000 463.200.000 579.000.000
3 Tenaga Kerja Langsung 90.720.000 120.960.000 151.200.000
4 Bahan Bakar 100.800.000 134.400.000 168.000.000
Sub Total 126.291.697.344 168.388.929.792 210.486.162.240
Total 127.487.726.119 169.275.890.630 211.400.203.639
Proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan biaya perusahaan setiap
periode akuntansi dengan memberikan gambaran kegiatan industri dari waktu ke waktu.
Aliran kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas tahunan yang menunjukkan transaksi
uang tunai yang berlangsung selama sepuluh tahun. Aliran kas masuk terdiri atas laba bersih,
nilai penyusutan dan modal sendiri dan pinjaman, sedangkan aliran kas keluar adalah modal
tetap dan modal kerja.
Hasil perhitungan kriteria kelayakan ekonomi industri isoeugenol berbahan dasar
eugenol minyak daun cengkeh (MDC) disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan hasil
perhitungan pada tingkat suku bunga pinjaman 12 %, diperoleh hasil semua komponen
kriteria kelayakan menunjukkan bahwa pendirian industri isoeugenol ini layak untuk
91
dikembangkan. Hasil Analisis menunjukkan nilai IRR 50,43%, nilai tersebut lebih tinggi dari
tingkat suku bunga pinjaman 12 % pertahun. Analisis NPV yang menunjukkan nilai uang
yang diterima dari dana yang diinvestasikan pada saat ini adalah Rp 645.341.441.970,-
dengan Net B/C ratio adalah 3,9 dan Break Even Point (BEP) adalah 8.178 satuan produk.
Tingkat pengembalian modal (PBP) dari industri ini adalah 1,27 tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa dalam jangka waktu satu tahun tiga bulan enam hari dana yang
diinvestasikan dapat diperoleh kembali.
Tabel 18 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
No Kriteria Nilai
1 Net Present Value (NPV) pada DF 12% (Rp) 645.341.441.970
2 Internal Rate of Return (IRR) pada DF 12%, (%) 47,40
3 Net B/C ratio 3,90
4 Payback Period (PBP) dalam tahun 1,27
5 Break Even Point (BEP) dalam satuan produk 8.178
Pada kajian finansial industri vanilin dilakukan beberapa tahap perhitungan dan
analisis dalam menentukan kelayakan investasi. Pada tahap pertama, dilakukan penetapan
jenis dan jumlah komponen modal tetap, modal kerja sumber dan alokasi pembiayaan yang
selengkapnya ditunjukkan dalam Lampiran 27, 28, 29, 30, 31 dan 32. Tahap ke dua
dilakukan perhitungan rugi laba dan perhitungan arus kas (cash flow), selanjutnya dilakukan
analisis finansial selengkapnya ditunjukkan dalam Lampiran 33, 34 dan 35. Tahap terakhir
dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan tingkat bunga dan perubahan harga jual
vanilin. Rangkuman jenis dan jumlah komponen modal tetap disajikan pada Tabel 19,
sedangkan perincian masing-masing komponen pembelian tanah dan survey, bangunan dan
pekerjaan sipil, alat dan mesin proses, peralatan umum, peralatan kantor dan kendaraan
disajikan pada Lampiran 27 dan 28. Modal tetap atau investasi industri vanilin berbahan
dasar eugenol minyak daun cengkeh adalah Rp 3.795.050.000,- dengan persentase terbesar
dari komponen alat dan mesin proses (73,25 persen), sedangkan komponen biaya terkecil
adalah biaya peralatan kantor (0,80 persen).
92
Tabel 19 Jenis dan jumlah komponen modal tetap pendirian industri vanilin
Jumlah
No Uraian
(Rupiah) Persentase (%)
Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan agar pabrik dapat berjalan dan
memproduksi barang atau beroperasi. Rangkuman modal kerja disajikan pada Tabel 20.
Modal kerja pada industri vanilin ini adalah Rp 154.794.595.559,-. Komponen modal kerja
dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen biaya tetap yang meliputi tenaga kerja tidak
langsung, administrasi dan pemasaran, penyusutan, pemeliharaan, asuransi, riset dan
pengembangan, dan komponen biaya tidak tetap atau biaya variabel yang meliputi biaya
bahan baku, bahan pembantu, biaya kemasan, tenaga kerja langsung dan biaya bahan bakar.
Biaya tetap adalah Rp 1.218.028.775,-, biaya ini secara nominal tetap jumlahnya tetapi
nilainya disesuaikan dengan laju inflasi. Biaya tidak tetap pada tahun pertama dengan
kapasitas produksi 60% adalah Rp 153.576.566.784,-, pada tahun kedua dengan kapasitas
80% adalah Rp 204.768.755.712,- dan pada tahun ke tiga pada saat kapasitas penuh (100%)
mencapai Rp 255.960.944.640,-.
Sumber modal dari proyek ini tidak sepenuhnya berasal dari modal sendiri, akan
tetapi memanfaatkan jasa kredit perbankan. Debt equity ratio atau perbandingan antara
modal pinjaman dan modal sendiri sebesar 70:30, dengan tingkat suku bunga kredit 12%
(2011). Pengembalian modal ke bank beserta bunganya dilakukan dalam lima tahun.
Besarnya pinjaman ke bank adalah Rp 111.247.251.891,- dan besarnya modal sendiri adalah
Rp 47.677.393.668,-. Rencana pengembalian modal dan pembayaran bunga disajikan pada
Tabel 21.
93
A Biaya Tetap
1 Tenaga Kerja Tidak Langsung 369.000.000 387.450.000 406.822.500
2 Administrasi dan Pemasaran 48.000.000 50.400.000 52.920.000
3 Penyusutan 528.002.500 193.002.500 193.002.500
4 Pemeliharaan 246.128.750 251.051.325 256.072.352
5 Asuransi 1.897.525 1.907.013 1.916.548
6 Riset dan Pengembangan (R & D) 25.000.000 26.250.000 27.562.500
Sub Total 1.218.028.775 910.060.838 938.296.399
B Biaya Variabel
1 Biaya Bahan Baku & Pembantu 153.035.558.784 204.047.411.712 255.059.264.640
2 Biaya Kemasan 230.688.000 307.584.000 384.480.000
3 Tenaga Kerja Langsung 90.720.000 120.960.000 151.200.000
4 Bahan Bakar 219.600.000 292.800.000 366.000.000
Sub Total 153.576.566.784 204.768.755.712 255.960.944.640
Total 154.794.595.559 205.678.816.550 256.899.241.039
Proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan biaya perusahaan setiap
periode akuntansi dengan memberikan gambaran kegiatan industri dari waktu ke waktu.
Aliran kas adalah penerimaan dan pengeluaran kas tahunan yang menunjukkan transaksi
uang tunai yang berlangsung selama sepuluh tahun. Aliran kas masuk terdiri atas laba bersih,
nilai penyusutan dan modal sendiri dan pinjaman, sedangkan aliran kas keluar adalah modal
tetap dan modal kerja.
Hasil perhitungan kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak
daun cengkeh disajikan pada Tabel 22. Berdasarkan hasil perhitungan pada tingkat suku
bunga pinjaman 12 %, diperoleh hasil semua komponen kriteria kelayakan menunjukkan
bahwa pendirian industri vanilin ini layak untuk dikembangkan. Hasil Analisis menunjukkan
nilai IRR 47,43%, nilai tersebut lebih tinggi dari tingkat suku bunga pinjaman 12 %
94
pertahun. Analisis NPV yang menunjukkan nilai uang yang diterima dari dana yang
diinvestasikan pada saat ini adalah Rp 779.561.530.094,- dengan Net B/C ratio adalah 3,91
dan Break Even Point (BEP) adalah 5.053 satuan produk. Tingkat pengembalian modal
(PBP) dari industri ini adalah 1,25 tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam jangka
waktu satu tahun tiga bulan dana yang diinvestasikan dapat diperoleh kembali.
Tabel 22 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC
No Kriteria Nilai
1 Net Present Value (NPV) pada DF 12%, (Rp) 779.561.530.094
2 Internal Rate of Return (IRR) pada DF 12%, (%) 47,43
3 Net B/C ratio 3,91
4 Payback Period (PBP) dalam tahun 1,25
5 Break Even Point (BEP) dalam satuan produk 5.053
Tabel 23 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai
tingkat suku bunga
Tingkat bunga
No Kriteria 12% 16% 20% 24%
1 Net present value (NPV), Rp 645.341.441.970 441.930.271.572 290.542.795.344 176.405.061.589
2 Internal rate of return (IRR) 47,40% 45,64% 42,87% 38,46%
3 Net B/C ratio 3,90 2,97 2,28 1,77
4 Payback period (PBP),tahun 1,27 1,41 1,54 1,67
Hasil perhitungan nilai kriteria pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan
pada Tabel 24. Proyeksi laba rugi, arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan industri
isoeugenol pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan pada Lampiran 19–24. Hasil
Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pendirian industri isoeugenol berbahan dasar
eugenol minyak daun cengkeh masih layak pada peningkatan harga bahan baku baik pada
harga Rp 190.000,- maupun pada harga Rp 200.000,-. Peningkatan harga bahan baku akan
menurunkan NPV, IRR dan net B/C ratio serta memperpajang PBP, tetapi nilai IRR masih di
atas tingkat suku bunga yang berlaku (12%), net B/C ratio >1 dan nilai NPV positif, hal ini
menunjukkan bahwa pendirian industri tersebut layak dikembangkan.
Tabel 24 Kriteria kelayakan industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai
perubahan harga bahan baku (DF 12%)
Harga bahan baku/kg
No Kriteria Rp 180.000,- Rp 190.000,- Rp 200.000,-
1 Net Present Value (NPV), Rp 645.341.441.970 350.737.523.861 56.133.605.753
2 Internal Rate of Return (IRR) 47,40% 40,61% 20.93%
3 Net B/C ratio 3,90 2,36 1.19
4 Payback Period (PBP), tahun 1,27 1,47 1,80
5 Break Even Point (BEP), satuan 8.178 7.751 7.367
Dari Tabel 23 dan 24, menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga terhadap
kenaikan maupun penurunan nilai kriteria kelayakan finansial terjadi lebih lambat dari pada
perubahan harga bahan baku terhadap kenaikan maupun penurunan nilai kriteria kelayakan
finansial. Hal ini memperlihatkan bahwa perubahan harga bahan baku berpengaruh lebih
sensitif dibanding perubahan tingkat suku bunga terhadap kelayakan finansialnya. Dengan
perkataan lain, sensitivitas kalayakan industri isoeugenol yang ditinjau sangat dipengaruhi
oleh perubahan harga bahan bakunya, yaitu harga eugenol MDC.
96
Perhitungan nilai kriteria pada berbagai perubahan suku bunga disajikan pada Tabel
25. Proyeksi laba rugi, arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan industri pada berbagai
tingkat bunga disajikan pada Lampiran 33-44.
Hasil analisis sensitivitas kelayakan investasi terhadap suku bunga menunjukkan
bahwa pendirian industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak pada
suku bunga 16%, 20% dan 24%. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai IRR di atas nilai suku
bunga yang berlaku. Net B/C ratio > 1 dan nilai NPV yang positif. Peningkatan suku bunga
menurunkan nilai IRR, NPV, net B/C ratio dan memperpanjang masa pengembalian modal
(PBP).
Tabel 25 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai tingkat
suku bunga
Tingkat bunga
No Kriteria 12% 16% 20% 24%
1 Net present value (NPV),Rp 779.561.530.094 534.185.964.296 351.521.216.431 213.767.585.002
2 Internal rate of return (IRR) 47,43% 45,68% 42,93% 38,54%
3 Net B/C ratio 3,91 2,97 2,29 1,78
4 Payback period (PBP), tahun 1,25 1,38 1,52 1,65
Hasil perhitungan nilai kriteria pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan
pada Tabel 26. Proyeksi laba rugi, arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan industri
vanilin pada berbagai perubahan harga bahan baku disajikan pada Lampiran 45-50. Hasil
analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pendirian industri vanilin berbahan dasar eugenol
minyak daun cengkeh masih layak pada peningkatan harga bahan baku baik pada harga Rp
190.000,- maupun pada harga Rp 200.000,-. Peningkatan harga bahan baku akan
menurunkan NPV, IRR dan net B/C ratio serta memperpajang PBP, tetapi nilai IRR masih di
atas tingkat suku bunga yang berlaku (12%), net B/C ratio >1 dan nilai NPV positif, hal ini
menunjukkan bahwa pendirian industri tersebut layak dikembangkan.
97
Tabel 26 Kriteria kelayakan industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC pada berbagai
perubahan harga bahan baku (DF 12%)
Harga bahan baku/kg
No Kriteria Rp 180.000,- Rp 190.000,- Rp 200.000,-
1 Net Present Value (NPV), Rp 779.561.530.094 484.957.611.986 190.353.693.877
2 Internal Rate of Return (IRR) 47,43% 42,25% 30.92%
3 Net B/C ratio 3,91 2,60 1.56
4 Payback Period (PBP), tahun 1,25 1,41 1.63
5 Break Even Point (BEP), satuan 5.053 4.835 4.634
Dari Tabel 25 dan 26, menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga terhadap
kenaikan maupun penurunan nilai kriteria kelayakan finansial relative terjadi lebih lambat
dari pada perubahan harga bahan baku terhadap kenaikan maupun penurunan nilai kriteria
kelayakan finansial. Hal ini berarti bahwa sensitivitas kalayakan industri vanilin yang
ditinjau relatif sangat dipengaruhi oleh perubahan harga bahan bakunya, yaitu harga eugenol
MDC.
1. Kebutuhan bahan baku berupa eugenol minyak daun cengkeh sebanyak 1.164.000
kg/tahun.
2. Harga bahan baku berkisar antara Rp 180.000,- sampai Rp 200.000,-/kg
3. Jumlah produksi isoeugenol sebanyak 1.157.280 kg/tahun.
4. Harga produk per kilo (botol) Rp 328.500,-
5. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 8.400 HOK/tahun.
6. Upah rata-rata tenaga kerja adalah Rp 61.929,-/HOK.
7. Sumbangan input lain terdiri dari biaya tetap dikurangi dengan tenaga kerja tidak
langsung dan biaya tidak tetap dikurangi dengan upah tenaga kerja langsung dan biaya
bahan baku. Perincian nilai sumbangan input lain disajikan pada Lampiran 25.
Hasil perhitungan nilai tambah pada industri isoeugenol berbahan dasar eugenol
minyak daun cengkeh disajikan pada Tabel 27, sedangkan perincian perhitungan dari ketiga
harga bahan baku yang berbeda disajikan pada Lampiran 26. Dari hasil perhitungan nilai
tambah dapat diketahui besarnya nilai tambah/kg bahan baku, nisbah nilai tambah (%),
imbalan tenaga kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), tingkat
keuntungan (%), marjin keuntungan (Rp/kg), pendapatan tenaga kerja (%), persentase
sumbangan input lain dan persentase keuntungan perusahaan. Nilai tambah pada harga bahan
baku Rp 180.000,- adalah Rp 145.193,-/kg, sedangkan nilai tambah pada harga bahan baku
Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- berturut-turut adalah Rp 135.193,-/kg dan Rp 125.193,-/kg
bahan baku. Hasil perhitungan nilai tambah ini menunjukkan bahwa industri isoeugenol
dengan kenaikan harga bahan baku, masih dapat memberikan nilai tambah yang relatif tinggi,
bahkan pada kenaikan harga bahan baku tertinggi (Rp 200.000,-) masih memberikan nilai
tambah sebesar 62,60% atas harga bahan baku yaitu Rp 125.193,-/kg.
Nisbah nilai tambah yang merupakan perbandingan antara nilai tambah yang
diperoleh terhadap nilai output pada industri ini adalah 44.46%, 41,39%, dan 38,33%
berturut-turut untuk harga bahan baku Rp 180.000,-, Rp 190.000,- dan Rp 200.000,-/kg.
Nisbah nilai tambah tersebut relatif dekat dengan hasil penelitian Kawagoe (1994) terhadap
pengolahan hasil pertanian yang rata-rata mencapai 40%.
99
Tabel 27 Hasil perhitungan nilai tambah industri isoeugenol pada berbagai tingkat harga
bahan baku
Harga bahan baku/ kg
Variabel
Rp180.000,- Rp190.000,- Rp200.000,-
1. Nilai tambah
NiIai tambah (Rp/kg bahan baku) 145.195 135.193 125.193
Nisbah nilai tambah (%) 44,46 41,39 38,33
Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 447,00 447,00 447,00
Bagian tenaga kerja (%) 0,31 0,33 0,36
Keuntungan (Rp/kg bahan baku) 144.746 134.746 124.746
Tingkat keuntungan (%) 44,32 41,26 38,19
2. Balas jasa pemilik faktor produksi
Marjin Keuntungan (Rp/ kg) 146.604 136.604 126.604
Pendapatan tenaga kerja (%) 0,30 0,33 0,35
Sumbangan input lain (%) 0,96 1,03 1,11
Keuntungan perusahaan (%) 98,73 98,64 98,53
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan harga bahan baku akan berpengaruh
terhadap nilai semua variabel, di mana semakin tinggi harga bahan baku maka akan
menurunkan nilai tambah, nisbah nilai tambah, keuntungan/kg bahan, tingkat keuntungan,
marjin keuntungan, dan keuntungan perusahaan, sebaliknya peningkatan harga bahan baku
tersebut akan meningkatkan bagian tenaga kerja, pendapatan tenaga kerja dan persentase
sumbangan input lain.
Hasil perhitungan pada Tabel 27, memperlihatkan bahwa balas jasa pemilik faktor
produksi antara 0,30% sampai 98,73% pada harga bahan baku Rp 180.000,-/kg, 0,33%
sampai 98,64% pada harga bahan baku Rp 190.000,-/kg dan 0,35% sampai 98,53% pada
harga bahan baku Rp 200.000,-/kg. Nilai terbesar balas jasa faktor produksi adalah untuk
keuntungan perusahaan yaitu adalah 98,73% pada harga bahan baku Rp 180.000,-/kg,
98,64% pada harga bahan baku Rp 190.000,-/kg dan 98,53% pada harga bahan baku Rp
200.000,-/kg. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan terbesar dari pendirian industri
isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh diperoleh dari perusahaan,
sedangkan sumbangan input lain dan tenaga kerja mendapatkan keuntungan yang jauh lebih
rendah.
Analisis nilai tambah industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh
dilakukan dengan beberapa asumsi berdasarkan pada hasil perhitungan analisis finansial.
Beberapa asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan bahan baku berupa eugenol minyak daun cengkeh sebanyak 1.164.000
kg/tahun.
2. Harga bahan baku berkisar antara Rp 180.000,- sampai Rp 200.000,-/kg
3. Jumlah produksi vanilin sebanyak 853.920 kg/tahun.
3. Harga produk per kilo (kaleng) Rp 540.000,-
4. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 8.400 HOK/tahun.
5. Upah rata-rata tenaga kerja adalah Rp 61.929,-/HOK.
6. Sumbangan input lain terdiri dari biaya tetap dikurangi dengan tenaga kerja tidak
langsung dan biaya tidak tetap dikurangi dengan upah tenaga kerja langsung dan biaya
bahan baku. Perincian nilai sumbangan input lain disajikan pada Lampiran 51.
Hasil perhitungan nilai tambah pada industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak
daun cengkeh disajikan pada Tabel 28, sedangkan perincian perhitungan dari ketiga harga
bahan baku yang berbeda disajikan pada Lampiran 52. Dari hasil perhitungan nilai tambah
dapat diketahui besarnya nilai tambah/kg bahan baku, nisbah nilai tambah (%), imbalan
tenaga kerja (Rp/kg), bagian tenaga kerja (%), keuntungan (Rp/kg), tingkat keuntungan (%),
marjin keuntungan (Rp/kg), pendapatan tenaga kerja (%), persentase sumbangan input lain
dan persentase keuntungan perusahaan. Nilai tambah pada harga bahan baku Rp180.000,-
adalah Rp 175.651,-/kg, sedangkan nilai tambah saat harga bahan baku Rp190.000,- dan Rp
200.000,- berturut-turut adalah Rp 165.651,-/kg dan Rp 155.651,-/kg bahan baku. Hasil
perhitungan nilai tambah ini menunjukkan bahwa industri vanilin dengan kenaikan harga
bahan baku, masih dapat memberikan nilai tambah yang relatif tinggi, bahkan pada saat
kenaikan harga bahan baku tertinggi (Rp 200.000,-) masih memberikan nilai tambah 77,83%
atas harga bahan baku sebesar Rp 155.651,-/kg.
101
Tabel 28 Hasil perhitungan nilai tambah industri vanilin pada berbagai tingkat harga bahan
baku
Harga bahan baku/ kg
Variabel
Rp180.000,- Rp190.000,- Rp200.000,-
1. Nilai tambah
NiIai tambah (Rp/kg bahan baku) 175.651 165.651 155.651
Nisbah nilai tambah (%) 44,34 41,82 39,29
Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 2.190 2.190 2.190
Bagian tenaga kerja (%) 1,25 1,32 1,41
Keuntungan (Rp/kg bahan baku) 173.461 163.461 153.461
Tingkat keuntungan (%) 43,79 41,26 38,74
2. Balas jasa pemilik faktor produksi
Marjin Keuntungan (Rp/ kg) 216.148 206.148 196.148
Pendapatan tenaga kerja (%) 1,01 1,06 1,12
Sumbangan input lain (%) 18,74 19,64 20,65
Keuntungan perusahaan (%) 80,25 79,29 78,24
Nisbah nilai tambah yang merupakan perbandingan antara nilai tambah yang
diperoleh terhadap nilai output pada industri ini adalah 44,34%, 41,82%, dan 39,29%
berturut-turut untuk harga bahan baku Rp 180.000,-, Rp 190.000,- dan Rp 200.000,-/kg.
Nisbah nilai tambah tersebut relatif dekat dengan hasil penelitian Kawagoe (1994) terhadap
pengolahan hasil pertanian yang rata-rata mencapai 40%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perubahan harga bahan baku akan berpengaruh terhadap nilai semua variabel, di
mana semakin tinggi harga bahan baku maka akan menurunkan nilai tambah, nisbah nilai
tambah, keuntungan/kg bahan, tingkat keuntungan, marjin keuntungan, dan keuntungan
perusahaan, sebaliknya peningkatan harga bahan baku tersebut akan meningkatkan bagian
tenaga kerja, pendapatan tenaga kerja dan persentase sumbangan input lain.
Hasil perhitungan pada Tabel 28, memperlihatkan bahwa balas jasa pemilik faktor
produksi antara 1,01% sampai 80,25% pada harga bahan baku Rp180.000,-/kg, 1,06%
sampai 79,29% pada harga bahan baku Rp190.000,-/kg dan 1,12% sampai 78,12% pada
harga bahan baku Rp 200.000,-/kg. Nilai terbesar balas jasa faktor produksi adalah untuk
keuntungan perusahaan yaitu adalah 80,25% pada harga bahan baku Rp 180.000,-/kg,
79,29% pada harga bahan baku Rp 190.000,-/kg dan 78,24% pada harga bahan baku Rp
200.000,-/kg. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan terbesar dari pendirian industri vanilin
102
berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh diperoleh dari perusahaan, dan sumbangan
input lain sedangkan tenaga kerja mendapatkan keuntungan yang jauh lebih rendah.
103
A Simpulan
1. Hasil analisis spektroskopi FTIR dan H’NMR dapat menunjukkan pita serapan
karakteristik yang identik antara isoeugenol hasil isomerisasi dan standar (pembanding).
Selain dari pada itu hasil identifikasi juga menunjukkan bahwa senyawa isoeugenol yang
diperoleh lebih dominan dalam bentuk trans isoeugenol.
2. Identitas senyawa vanilin terdeteksi baik pada sampel maupun senyawa standar
(pembanding) dengan munculnya pita serapan gugus-gugus fungsi dari spektrum
inframerah dan struktur molekulnya melalui pergeseran kimia dari proton yang dimilikinya
melalui spektrum HNMR.
3. Hasil simulasi perancangan proses produksi vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun
cengkeh menunjukkan proses isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol berlangsung pada
suhu 25 – 200oC dan tekanan 1 atm. Besarnya konversi reaksi adalah 90% dengan tingkat
kemurnian isoeugenol sebagai produk utama mencapai 89,6%. Proses oksidasi isoeugenol
menjadi vanilin berlangsung pada suhu 19,22 - 150 oC dan tekanan 1 atm. Dalam tahap
sintesis vanillin, besarnya konversi reaksi rata-rata sebesar 90% dan dihasilkan vanillin
dengan tingkat kemurnian 98%.
4. Industri isoeugenol berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak dikembangkan
dengan kapasitas produksi 1.157.280 kg/tahun, total investasi Rp 3.795.050.000,- dan
modal kerja Rp 127.487.726.119,-. Pada tingkat suku bunga 12%/tahun, nilai NPV adalah
Rp 645.341.441.970,- nilai IRR 47,40%, Net B/C 3,9 dan BEP 8.178 satuan produk.
Tingkat pengembalian modal (PBP) dari industri ini adalah 1,27 tahun. Hasil analisis
sensitivitas terhadap kenaikan tingkat bunga sebasar 16%, 20% dan 24% serta kenaikan
harga bahan baku sebesar Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- menunjukkan bahwa industri
isoeugenol ini masih layak untuk dikembangkan.
5. Industri vanilin berbahan dasar eugenol minyak daun cengkeh layak dikembangkan dengan
kapasitas produksi vanillin 853.920 kg/tahun, total investasi Rp 3.795.050.000,- dan modal
kerja Rp 154.794.595.559,-. Pada tingkat suku bunga 12%/tahun, nilai NPV adalah Rp
104
779.561.530.094,- nilai IRR 47,43%, Net B/C 3,91 dan BEP 5.053 satuan produk. Tingkat
pengembalian modal (PBP) dari industri ini adalah 1,25 tahun. Hasil analisis sensitivitas
terhadap kenaikan tingkat bunga sebasar 16%, 20% dan 24% serta kenaikan harga bahan
baku sebesar Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- menunjukkan bahwa industri vanillin ini
masih layak untuk dikembangkan.
6. Hasil perhitungan analisis nilai tambah pada harga eugenol minyak daun cengkeh Rp
180.000,-/kg menunjukkan bahwa industri isoeugenol ini memberikan nilai tambah sebesar
Rp 145.193,-/kg bahan baku, imbalan tenaga kerja Rp 447,00,-/kg, keuntungan Rp
144.746,- /kg bahan baku, rasio atau nisbah nilai tambah 44,46%, bagian tenaga kerja
0,31%, dan tingkat keuntungan 44,32%. Peningkatan harga bahan baku sampai dengan Rp
190.000,- dan Rp 200.000,- berpengaruh terhadap besarnya nilai tambah, tetapi besarnya
nilai tambah masih relatif tinggi yaitu sebesar Rp 135.193,- /kg dan Rp 125.193,-/kg
bahan baku.
7. Hasil perhitungan analisis nilai tambah pada harga eugenol minyak daun cengkeh Rp
180.000,-/kg menunjukkan bahwa industri vanillin ini memberikan nilai tambah sebesar Rp
175.651,-/kg bahan baku, imbalan tenaga kerja Rp 2.190,- /kg, keuntungan Rp 173.461,-
/kg bahan baku, rasio atau nisbah nilai tambah 44,34%, bagian tenaga kerja 1,25%, dan
tingkat keuntungan 43,79%. Peningkatan harga bahan baku sampai dengan Rp 190.000,-
dan Rp 200.000,- berpengaruh terhadap besarnya nilai tambah, tetapi besarnya nilai tambah
masih relatif tinggi yaitu sebesar Rp 165.651,- /kg dan Rp 155.651,-/kg bahan baku.
B Saran
1. Diperlukan pengkajian pengembangan kluster penyedia bahan baku eugenol minyak daun
cengkeh ditingkat UKM yang dapat memasok kebutuhan industri vanilin secara kontinyu di
Indonesia.
2. Untuk memperoleh perencanaan industri vanilin yang berbasis eugenol MDC yang lebih
operasional dan sesuai kondisi lapangan, diperlukan kajian pemetaan daerah sentra
produksi bahan baku sehingga jumlah dan kapasitas industri yang akan didirikan dapat
disesuaikan dengan kemampuan produksi bahan baku yang tersedia.
3. Agar dapat bersaing dengan vanilin impor perlu diupayakan pengaturan harga untuk MDC
oleh pemerintah atau institusi yang berwenang pada harga dasar yang stabil, mengingat di
105
Indonesia sering terjadi fluktuasi harga minyak atsiri, namun tidak saling merugikan antara
pengrajin MDC, eugenol dan industri vanilin.
106
DAFTAR PUSTAKA
Anon. 1992. Monograf tanaman cengkeh. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.
Anon. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Cengkeh, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI.
Anon. 2006. Efek Katalis pada Laju Reaksi. http://Chem-is-try.org Diakses tanggal 21 Januari
2007
Balittro. 2005. Produksi cengkeh 2005 dan prakiraan produksi cengkeh sampai 2009 di
Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Tidak dipublikasikan.
Bank Indonesia. 2004. Aspek Pemasaran - Usaha Penyulingan Minyak Daun Cengkeh. Diakses
dari http://www.bi.go.id/sipuk/sipuk04/lm/ind/atsiri/pemasaran.htm, tanggal 23 Desember
2005.
Barbosa E, Daniel P, Ana LAV, Selma GFL. 2008. Vanilin Production by Phanerochaete
Chrysosporium Grown on dreen Coconut agroindustrial husk in solid state fermentation.
BioResources 3(4), 1042-1050.
BB Pascapanen. 2006. Teknologi Sintesis Vanilin dan Optimasi Pemurnian Eugenol dari Minyak
Daun Cengkeh. Laporan Akhir Tahun. Tidak dipublikasi.
Bedoukian PZ. 1967. Perfumery and flavouring synthetics. Elsevier Publ. Co., New York.
Blank, Leland P E, Anthony TPE. 2002. “Engineering Economy”, fifth edition, New Yor.
Both RH, penemu; Syracuse. New York 27 Sept 1927. Process of Manufacturing Vanillin. US
Patent 1 643 805.
107
Bots RH, penemu; Produits Chimiques Coverlin. 22 Marc 1928. Improvements in Processes of
Manufacturing vanillin. Brithis Patent GB271818.
Carroll MF, penemu; a British Co. London 27 Sept 1934. Improvements in or relating to the
Manufacture of Vanillin and its Homologues and Other Parahydroxy Aldehydes such as
Protocatechuic Aldehyde. British Patent GB417 072.
Cisadesi R. 2007. Pembuatan Vanilin Semi Sintetik dari Isoeugenol Minyak Cengkeh dengan
Pemanasan Gelombang Mikro. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Chiu A, 2002. Transition metal catalyzed olefin isomerization of allylic systems. Evans Group
Seminar, March 15, 2002. http://daecr1.harvard.edu/pdf. Diakses tanggal 19 April 2005.
Collins Chemical Co. Inc., penemu; 10 Sep 1968. Method of Preparing Vanillin from eugenol.
Patent GB1186953.
Costello DJ, Fraga ES, Skilling N, Ballinger GH, Banares-Alcantara R, Krabbe J, Laing DM,
McKinnel RC, Ponton JW, Spenceley MW. 1996. EPEE: A support environment for
process engineering software. Computers and Chemical Engineering; 20: 1399–1412.
Davis JG, Subrahmanian E, Konda S, Granger H, Collins M., Westerberg AW. 2001. Creating
shared information spaces to support collaborative design work. Information Systems
Frontiers; 3: 377–392.
DSN. 1998. Standar Mutu Minyak Daun Cengkeh. Dewan Standarisari Nasional, Jakarta.
Fridge. 2004. Part 3 – Aroma Chemicals from Petrochemical Feedstocks. Diakses dari
http://www.nedlac.org.za/reseach/fridge/aroma/part3/industry.pdf), tanggal 4 Februari
2006.
Fessenden RJ, dan JS Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jilid 1. Ed. Ketiga. diterjemahkan oleh
Pudjaatmaka, A.H. Erlangga. Jakarta.
108
Fiecchi, Alberto N, Gian MC, Goirgio C, penemu; Collins Chemical Co., Inc. 1 Dec 1970.
Method of Preparing Vanillin from Eugenol. US Patent 3 544 621.
Fieser LF. and M Fieser. 1957. Introduction to Organic Chemistry. Publised by D. C. Heath and
Company, Boston, Mass.
Furia TE. and N Bellanca. 1976. Fenarolies handbook of flavor ingredients. Vol. II. Second Ed.,
CRC Press Inc., Cleveland.
Furukawa H, H Mirota TY and T Nagasawa. 2003. Conversion of isoeugenol into vani llic acid
by Pseudomonas putida 158 cells exhibiting high isoeugenol-degrading activity. Journal of
Bioscience and Bioengineering 96(4):401-403.
Gandilhon, penemu; Rhone Polenc Paris France 6 Peb 1979. Process for The Isimerization of
Aromatic Alkenyl Compounds. US Patent 4 138 411.
Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. S Sutomo dan K Mangiri
penerjemah. Jakarta : UI-Press. Terjemahan dari : Economic Analysis of Agriculture
Project.
Givaudan & Cie Societe Anonyme, penemu; a Swiss Co. of Verner-Geneve, Switzerland 19 Oct
1977. Process for the Preparation of Isoeugenol. British Patent GB1 489 451.
Gumbira-Said E, dan Intan AH. 2000. Menghitung Nilai Tambah Produk Agribisnis. Komoditas
11(19): 48.
Hanani E, JA Kawira, E Anwar dan E Sultriana. 2000. Perbandingan antara eugenol hasil isolasi
dan dalam perdagangan sebagai upaya pembuatan sediaan farmasi untuk pengobatan gigi.
Makara, eugenol. 4A:39-45.
Hansen EH, Birger LM, Gertrud RK, Camilla MB, Charlotte K, Ole RJ, Finn TO, Carl EO,
Mohammed SM, and Jørgen H. 2009. De Novo Biosynthesis of Vanillin in Fission Yeast
(Schizosaccharomyces pombe) and Baker's Yeast (Saccharomyces cerevisiae). Appl
Environ Microbiol. 75(9): 2765–2774.
Hariono A. 2010. Isoeugenol-Local Based Ingradient-Fulfill The Next Up-Trend Global Demand
Of Natural Vanillin Thru Bioconversion. Jakarta, 11-14 November 2010. Seminar Nasional
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI).
Hartmann K, and Kaplic K. 1990. Analysis and Synthesis of Chemical Process System. Elsevier,
Amsterdam.
109
Hayami Y, Kawagoe T. 1993. The Agrarian Origin of Commerce and Industry (a Study of
Peasant Marketing in Indonesia). St Martin’s Press.
Herrmann WA, Thomas Weskamp, Jochen PZ, Richard WF. 2000. Methyltrioxorhenium :
oxidative cleavage of CC-double bonds and its application in a highly efficient synthesis of
Vanilin from biological waste. J. Mol. Catal. A : Chem. 153 (200): 49-52.
Je Mac, penemu; Chatwin & Co. London 17 May 1935. Process for the Preparation of Vanillin.
British Patent GB442 061.
Kadariah, Lien Karlina dan Clive Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Keenan K. dan Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Terjemahan. Pudjaatmaka, A.H.
Erlangga. Jakarta.
Kishore D, and Kannan S. 2002. Double bond migration of eugenol to isoeugenol over as-
synthesized hydrotalcites and their modified forms. Applied Catalysis A: General 270 :
227–235
Marquardt W, Nagl M. 2004. Workflow and information centered support of design processes—
the IMPROVE perspective. Computers and Chemical Engineering; 29: 65–82.
Muheim A, and Lerch K. 1999. Towards a high-yield conversion of ferulic acid to vanillin.
Appl. Microbiol. Biotechnol. 51, pp. 456–461.
Mulyono E. 2010. Optimasi kondisi proses isomerisasi eugenol dan sintesis vanilin
menggunakan metode permukaan respon. Tidak dipublikasi.
Nagl M, Westfechtel B, Schneider R. 2003. Tool support for the management of design
processes in chemical engineering. Computers and Chemical Engineering; 27: 175–197.
110
Nurdjanah N, L Sumartini dan C Pandji. 1987. Pengaruh konsentrasi larutan soda dan jenis
pencuci terhadap mutu eugenol minyak daun cengkeh. Pemberitaan Littri XIII (1-2): 9-13.
Overhage J, Alexander SC, and Horst Priefert. 2003. Highly Efficient Biotransformation of
Eugenol to Ferulic Acid and Further Conversion to Vanillin in Recombinant Strains of
Escherichia coli. Appl. Environ. Microbiol. 69, 6569–6576.
Peter KV. 2004. Handbook of herbs and spices. Vol.2. Woodhead Publishing Limited. England.
ISBN 1 85573 721 3.
Rao RS, Ravishankar GA. 2000. Vanilla flavour: production by conventional and
biotechnological routes. J. Sci. Food.Agric. 80, 289-304
Rhodium, 1987. Isomerization of Eugenol to Iso-eugenol Kinetic Studies: React. Kenet. Catal.
Lett. 33(2): 471-476.
Rizal M, dan M Djazuli. 2006. "Strategi Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia", Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28 No. 5 : 13 – 14.
Rudd DF, and CC Watson.1968. Strategy of Process Engineering Synthesis. John Wiley & Sons,
New York.
Rusli S dan MP Laksmanahardja. 1980. Isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh. Pemberitaan
LPTI 36: 6-9.
Rusli S, dan GABA Wirawan, 1984. Isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh pada berbagai
suhu dengan larutan soda. Pemberitaan Littri. X(1-2): 4-7.
Sari RK. 2003. Aplikasi Katalis V2O5-MoO3 pada reaksi Pembuatan Vanili dari Eugenol.
Departemen Kimia, FMIPA. Universitas Indonesia. Depok.
Sastrohamidjojo H. 2002. Kimia Minyak Atsiri. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Seider WD, Seader JD, and Lewin DR. 1999. Process Design Principles (Synthesis, Analysis and
Evaluation). John Wiley & Sons Inc, New York.
Setiyatno H. 1991. Semi Sintetis Vanili dari Eugenol dengan Metode Fotokimia dan Katalis
Trnsfer Fasa: [18]-Crown Ethe-6. Karya Utama Sarjana Kimia. Jurusan Kimia FMIPA UI,
Depok 1991.
Sharma SK, Srivastava, Jasra. 2006. Selective double bond isomerization of allyl phenyl ethers
catalyzed by ruthenium metal complexes. Journal of Molecular Catalysis A: Chemical 245,
200–209.
Sinnot RK. 1999. Chemical Engineering. Vol.6. 3rd edition. Oxford: Pergamon
111
Soemadhiharga D, D Somaatmadja, dan Djoewarni A. 1973. Sintesa Vanilin dari Minyak Daun
Cengkeh. Komunikasi Balai Penelitian Kimia Bogor. No. 157. BPK Bogor. Lembaga
Penelitian dan Pendidikan Industri. Departemen Perindustrian.
Sutojo S. 2000. Studi Kelayakan Proyek (konsep, teknis dan kasus). Jakarta : Damar Mulia
Perkasa.
Suwarso WP, S Channah, H Kurniawan. 2005. Gelombang Mikro Chemistry : Semi Sintetis
Vanili Dari Eugenol Mengunakan Gelombang Mikro (Gelombang Mikro).
Swan JM & Black DSC. 1974. Organometallics in Organic Synthesis. London: Chapman &
Hall. ISBN 0-412-10870-4
Thuesen and Fabrycky. 1993. Engineering Economy, eight edition, Englewood Cliffs, New
Jersey, ISBN 0-13-138462-7
Thorpe JS. 1954. Thorpe's Dictionary of Applied Chemistry, 4th Edition Vol. XI, Longman's
Green and Co. London.
Uhe G. 2005. Flavor and fragrance ingredients. Market Newsletter. Diakses dari
http://www.uhe.com/mkreport-02_05.htm, tanggal 21 April 2005.
Uhe G. 2007. Flavor and fragrance ingredients. Market Newsletter. Diakses dari
http://www.uhe.com/mkreport-09_07.htm, tanggal 21 April 2010.
Uhe G. 2009. Flavor and fragrance ingredients. Market Newsletter. Diakses dari
http://www.uhe.com/mkreport-09_09.htm, tanggal 21 Juni 2010
Horne V. 1977. Financial Management and Policy,. 4th edition, Englewood Cliffs, Prentice-
Hall, In
112
Zhang Y, MA Dubé, DD McLean, M Kates. 2003. Biodiesel production from waste cooking oil:
1. Process design and technological assessment. Bioresource Technol 89: 1-16
113
Lampiran 2 Biaya investasi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC (Lanjutan)
Lampiran 3 Biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas industri isoeugenol
89
90
116
Lampiran 4 Biaya tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja langsung pada industri isoeugenol
No Uraian Jumlah Gaji/orang/bulan Gaji/bulan Biaya/tahun
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
Lampiran 5 Biaya tetap dan biaya variabel industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
TAHUN KE- (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Tetap
Tenaga Kerja Tak Langsung 369,000,000 387,450,000 406,822,500 427,163,625 448,521,806 470,947,897 494,495,291 519,220,056 545,181,059 572,440,112
Administrasi dan Pemasaran 36,000,000 37,800,000 39,690,000 41,674,500 43,758,225 45,946,136 48,243,443 50,655,615 53,188,396 55,847,816
Penyusutan 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
Pemeliharaan 246,128,750 251,051,325 256,072,352 261,193,799 266,417,675 271,746,028 277,180,949 282,724,568 288,379,059 294,146,640
Asuransi 1,897,525 1,907,013 1,916,548 1,926,130 1,935,761 1,945,440 1,955,167 1,964,943 1,974,768 1,984,641
Riset dan Pengembangan (R & D) 15,000,000 15,750,000 16,537,500 17,364,375 18,232,594 19,144,223 20,101,435 21,106,506 22,161,832 23,269,923
Sub Total 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
Biaya Variabel
Biaya Bahan baku & pembantu 125,752,777,344 167,670,369,792 209,587,962,240 234,738,517,709 262,907,139,834 294,455,996,614 329,790,716,208 369,365,602,153 413,689,474,411 463,332,211,340
Biaya Kemasan 347,400,000 463,200,000 579,000,000 648,480,000 726,297,600 813,453,312 911,067,709 1,020,395,835 1,142,843,335 1,279,984,535
Tenaga Kerja Langsung 90,720,000 120,960,000 151,200,000 170,100,000 191,362,500 215,282,813 242,193,164 272,467,310 306,525,723 344,841,439
Bahan Bakar 100,800,000 134,400,000 168,000,000 189,000,000 212,625,000 239,203,125 269,103,516 302,741,455 340,584,137 383,157,154
Sub Total 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Jumlah 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100
91
92
118
Lampiran 6 Nilai peralatan mesin, biaya pemeliharaan, asuransi, nilai sisa dan biaya penyusutan industri isoeugenol
PERIZINAN,STUDI KELAYAKAN&INSTALASI
Perizinan 50,000,000 0 0 0 50,000,000
Studi kelayakan 85,000,000 85,000,000
Instalasi mesin &alat 200,000,000 200,000,000
Sub Total 335,000,000 0 0 0 335,000,000
Jumlah 4,130,050,000 531,757,500 246,128,750 1,897,525 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
119
Lampiran 7 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100
Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 11,055,893,194 8,844,714,555 6,633,535,916 4,422,357,278 2,211,178,639
Total Pembayaran Bunga 11,055,893,194 8,844,714,555 6,633,535,916 4,422,357,278 2,211,178,639
Laba Sebelum Pajak 89,556,268,687 126,012,578,815 162,132,740,444 139,055,700,085 112,946,007,867 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
Pajak Penghasilan 26,866,880,606 37,803,773,645 48,639,822,133 41,716,710,025 33,883,802,360 25,031,943,574 14,375,526,186 2,440,979,718 (10,925,050,566) (25,894,321,830)
Laba Bersih 62,689,388,081 88,208,805,171 113,492,918,311 97,338,990,059 79,062,205,507 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
93
94
120
Lampiran 8 Proyeksi arus kas industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 62,689,388,081 88,208,805,171 113,492,918,311 97,338,990,059 79,062,205,507 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 63,217,390,581 88,401,807,671 113,685,920,811 97,531,992,559 79,255,208,007 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 44,790,901,924 69,975,319,014 95,259,432,154 79,105,503,903 60,828,719,350 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Awal Tahun 0 44,790,901,924 69,975,319,014 95,259,432,154 79,105,503,903 60,828,719,350 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 44,790,901,924 114,766,220,938 210,025,653,093 289,131,156,995 349,959,876,345 408,560,747,184 442,296,644,117 448,185,265,959 422,886,483,806 362,659,402,036
121
Lampiran 9 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol berbahan dasar eugenol MDC
Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.12 0.5 0.6
(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (131,617,776,119) (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119)
1 44,790,901,924 (86,826,874,195) 0.8929 (77,527,715,968) 0.666667 (57,884,611,739) 0.625000 (48,454,822,480)
2 69,975,319,014 (16,851,555,181) 0.7972 (13,434,059,790) 0.444444 (7,489,572,591) 0.390625 (5,247,679,606)
3 95,259,432,154 78,407,876,974 0.7118 55,810,726,830 0.296296 23,231,940,316 0.244141 13,625,665,730
4 79,105,503,903 157,513,380,876 0.6355 100,099,753,547 0.197531 31,113,775,638 0.152588 15,274,010,246
5 60,828,719,350 218,342,100,226 0.5674 123,887,307,668 0.131687 28,752,816,153 0.095367 11,814,814,345
6 58,600,870,839 276,942,971,065 0.5066 140,307,927,933 0.087791 24,313,237,515 0.059605 8,363,004,204
7 33,735,896,933 310,678,867,998 0.4523 140,535,342,161 0.058528 18,183,308,232 0.037253 5,235,349,467
8 5,888,621,842 316,567,489,840 0.4039 127,856,299,670 0.039018 12,351,970,340 0.023283 2,976,886,455
9 (25,298,782,153) 291,268,707,687 0.3606 105,034,415,955 0.026012 7,576,567,512 0.014552 1,528,451,917
10 (60,227,081,770) 231,041,625,917 0.3220 74,389,220,084 0.017342 4,006,615,268 0.009095 676,566,015
95
122
96
Lampiran 10 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 16%
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100
Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 14,741,190,925 11,792,952,740 8,844,714,555 5,896,476,370 2,948,238,185
Total Pembayaran Bunga 14,741,190,925 11,792,952,740 8,844,714,555 5,896,476,370 2,948,238,185
Laba Sebelum Pajak 85,870,970,956 123,064,340,630 159,921,561,806 137,581,580,992 112,208,948,320 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
Pajak Penghasilan 25,761,291,287 36,919,302,189 47,976,468,542 41,274,474,298 33,662,684,496 25,031,943,574 14,375,526,186 2,440,979,718 (10,925,050,566) (25,894,321,830)
Laba Bersih 60,109,679,669 86,145,038,441 111,945,093,264 96,307,106,694 78,546,263,824 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
123
Lampiran 11 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 16%
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 60,109,679,669 86,145,038,441 111,945,093,264 96,307,106,694 78,546,263,824 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 60,637,682,169 86,338,040,941 112,138,095,764 96,500,109,194 78,739,266,324 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 42,211,193,512 67,911,552,284 93,711,607,107 78,073,620,538 60,312,777,668 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Awal Tahun 0 42,211,193,512 67,911,552,284 93,711,607,107 78,073,620,538 60,312,777,668 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 42,211,193,512 110,122,745,797 203,834,352,904 281,907,973,442 342,220,751,110 400,821,621,948 434,557,518,881 440,446,140,723 415,147,358,570 354,920,276,800
97
98
124
Lampiran 12 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 16%
Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.16 0.5 0.6
(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (131,617,776,119) (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119)
1 42,211,193,512 (89,406,582,607) 0.8621 (77,074,640,178) 0.666667 (59,604,418,207) 0.625000 (48,171,650,111)
2 67,911,552,284 (21,495,030,322) 0.7432 (15,974,309,098) 0.444444 (9,553,337,257) 0.390625 (6,239,964,491)
3 93,711,607,107 72,216,576,785 0.6407 46,266,104,074 0.296296 21,397,482,835 0.244141 11,295,435,565
4 78,073,620,538 150,290,197,323 0.5523 83,003,938,080 0.197531 29,686,972,967 0.152588 12,665,395,825
5 60,312,777,668 210,602,974,991 0.4761 100,270,817,478 0.131687 27,733,673,968 0.095367 9,562,570,331
6 58,600,870,839 269,203,845,829 0.4104 110,492,633,447 0.087791 23,633,808,139 0.059605 6,585,874,167
7 33,735,896,933 302,939,742,762 0.3538 107,189,026,765 0.058528 17,730,355,315 0.037253 3,993,102,415
8 5,888,621,842 308,828,364,604 0.3050 94,200,512,986 0.039018 12,050,001,728 0.023283 2,193,276,607
9 (25,298,782,153) 283,529,582,451 0.2630 74,554,948,623 0.026012 7,375,255,104 0.014552 1,084,917,292
10 (60,227,081,770) 223,302,500,681 0.2267 50,619,015,513 0.017342 3,872,406,996 0.009095 460,377,264
Present Value 441,930,271,572 (57,295,574,530) (138,188,441,255)
Lampiran 13 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 20 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100
Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 18,426,488,657 14,741,190,925 11,055,893,194 7,370,595,463 3,685,297,731
Total Pembayaran Bunga 18,426,488,657 14,741,190,925 11,055,893,194 7,370,595,463 3,685,297,731
Laba Sebelum Pajak 82,185,673,224 120,116,102,445 157,710,383,167 136,107,461,900 111,471,888,774 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
Pajak Penghasilan 24,655,701,967 36,034,830,734 47,313,114,950 40,832,238,570 33,441,566,632 25,031,943,574 14,375,526,186 2,440,979,718 (10,925,050,566) (25,894,321,830)
Laba Bersih 57,529,971,257 84,081,271,712 110,397,268,217 95,275,223,330 78,030,322,142 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
99
100
126
Lampiran 14 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 20 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 57,529,971,257 84,081,271,712 110,397,268,217 95,275,223,330 78,030,322,142 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 58,057,973,757 84,274,274,212 110,590,270,717 95,468,225,830 78,223,324,642 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 39,631,485,100 65,847,785,555 92,163,782,060 77,041,737,173 59,796,835,985 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Awal Tahun 0 39,631,485,100 65,847,785,555 92,163,782,060 77,041,737,173 59,796,835,985 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 39,631,485,100 105,479,270,655 197,643,052,715 274,684,789,888 334,481,625,874 393,082,496,712 426,818,393,645 432,707,015,488 407,408,233,335 347,181,151,565
127
Lampiran 15 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 20 %
Tahun Bt+Ct Akumulasi 0.2 0.5 0.6
(Rp.) (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.) DF PV (Rp.)
0 (131,617,776,119) (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119) 1 (131,617,776,119)
1 39,631,485,100 (91,986,291,019) 0.8333 (76,655,242,516) 0.666667 (61,324,194,012) 0.625000 (47,909,526,572)
2 65,847,785,555 (26,138,505,464) 0.6944 (18,151,739,905) 0.444444 (11,617,113,539) 0.390625 (7,090,523,401)
3 92,163,782,060 66,025,276,596 0.5787 38,209,072,104 0.296296 19,563,044,917 0.244141 9,328,386,744
4 77,041,737,173 143,067,013,769 0.4823 68,994,508,955 0.197531 28,260,150,868 0.152588 10,527,726,586
5 59,796,835,985 202,863,849,755 0.4019 81,526,431,389 0.131687 26,714,581,038 0.095367 7,774,966,372
6 58,600,870,839 261,464,720,593 0.3349 87,564,005,900 0.087791 22,954,378,763 0.059605 5,219,221,467
7 33,735,896,933 295,200,617,526 0.2791 82,385,074,604 0.058528 17,277,402,398 0.037253 3,069,083,192
8 5,888,621,842 301,089,239,369 0.2326 70,023,734,073 0.039018 11,748,033,117 0.023283 1,630,367,108
9 (25,298,782,153) 275,790,457,216 0.1938 53,450,038,258 0.026012 7,173,942,696 0.014552 777,800,426
10 (60,227,081,770) 215,563,375,446 0.1615 34,814,688,601 0.017342 3,738,198,724 0.009095 316,637,748
Present Value 290,542,795,344 (67,129,351,150) (147,973,636,449)
101
102
128
Lampiran 16 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 %.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 126,291,697,344 168,388,929,792 210,486,162,240 235,746,097,709 264,037,424,934 295,723,935,863 331,213,080,597 370,961,206,752 415,479,427,606 465,340,194,468
Total Pengeluaran 127,487,726,119 169,275,890,630 211,400,203,639 236,688,422,638 265,009,293,494 296,726,668,088 332,248,059,381 372,029,880,940 416,583,315,219 466,480,886,100
Laba Operasi 100,612,161,881 134,857,293,370 168,766,276,361 143,478,057,362 115,157,186,506 83,439,811,912 47,918,420,619 8,136,599,060 (36,416,835,219) (86,314,406,100)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 22,111,786,388 17,689,429,110 13,267,071,833 8,844,714,555 4,422,357,278
Total Pembayaran Bunga 22,111,786,388 17,689,429,110 13,267,071,833 8,844,714,555 4,422,357,278
Lampiran 17 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 54,950,262,845 82,017,504,982 108,849,443,170 94,243,339,965 77,514,380,460 58,407,868,339 33,542,894,433 5,695,619,342 (25,491,784,653) (60,420,084,270)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 39,485,332,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 92,132,443,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 131,617,776,119 55,478,265,345 82,210,507,482 109,042,445,670 94,436,342,465 77,707,382,960 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 127,487,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Total Kas Keluar 131,617,776,119 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657 18,426,488,657
Aliran Kas Bersih 0 37,051,776,688 63,784,018,825 90,615,957,013 76,009,853,808 59,280,894,303 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Awal Tahun 0 37,051,776,688 63,784,018,825 90,615,957,013 76,009,853,808 59,280,894,303 58,600,870,839 33,735,896,933 5,888,621,842 (25,298,782,153) (60,227,081,770)
Arus Kas Akhir Tahun 0 37,051,776,688 100,835,795,514 191,451,752,527 267,461,606,335 326,742,500,638 385,343,371,477 419,079,268,410 424,967,890,252 399,669,108,099 339,442,026,329
103
104
130
Lampiran 18 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada tingkat suku bunga 24 %
Lampiran 19 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 133,275,697,344 177,700,929,792 222,126,162,240 248,782,897,709 278,638,640,934 312,077,297,783 349,528,845,947 391,474,863,944 438,454,723,661 491,072,526,050
Total Pengeluaran 134,471,726,119 178,587,890,630 223,040,203,639 249,725,222,638 279,610,509,494 313,080,030,008 350,563,824,732 392,543,538,132 439,558,611,274 492,213,217,682
Laba Operasi 93,628,161,881 125,545,293,370 157,126,276,361 130,441,257,362 100,555,970,506 67,086,449,992 29,602,655,268 (12,377,058,132) (59,392,131,274) (112,046,737,682)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 11,642,549,194 9,314,039,355 6,985,529,516 4,657,019,678 2,328,509,839
Total Pembayaran Bunga 11,642,549,194 9,314,039,355 6,985,529,516 4,657,019,678 2,328,509,839
Laba Sebelum Pajak 81,985,612,687 116,231,254,015 150,140,746,844 125,784,237,685 98,227,460,667 67,086,449,992 29,602,655,268 (12,377,058,132) (59,392,131,274) (112,046,737,682)
Pajak Penghasilan 24,595,683,806 34,869,376,205 45,042,224,053 37,735,271,305 29,468,238,200 20,125,934,998 8,880,796,580 (3,713,117,440) (17,817,639,382) (33,614,021,305)
Laba Bersih 57,389,928,881 81,361,877,811 105,098,522,791 88,048,966,379 68,759,222,467 46,960,514,995 20,721,858,688 (8,663,940,692) (41,574,491,892) (78,432,716,378)
105
106
132
Lampiran 20 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 57,389,928,881 81,361,877,811 105,098,522,791 88,048,966,379 68,759,222,467 46,960,514,995 20,721,858,688 (8,663,940,692) (41,574,491,892) (78,432,716,378)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 41,580,532,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 97,021,243,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 138,601,776,119 57,917,931,381 81,554,880,311 105,291,525,291 88,241,968,879 68,952,224,967 47,153,517,495 20,914,861,188 (8,470,938,192) (41,381,489,392) (78,239,713,878)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 134,471,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657
Total Kas Keluar 138,601,776,119 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657 19,404,248,657
Aliran Kas Bersih 0 38,513,682,724 62,150,631,654 85,887,276,634 68,837,720,223 49,547,976,310 47,153,517,495 20,914,861,188 (8,470,938,192) (41,381,489,392) (78,239,713,878)
Arus Kas Awal Tahun 0 38,513,682,724 62,150,631,654 85,887,276,634 68,837,720,223 49,547,976,310 47,153,517,495 20,914,861,188 (8,470,938,192) (41,381,489,392) (78,239,713,878)
Arus Kas Akhir Tahun 0 38,513,682,724 100,664,314,378 186,551,591,013 255,389,311,235 304,937,287,545 352,090,805,040 373,005,666,228 364,534,728,035 323,153,238,643 244,913,524,766
133
Lampiran 21 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
107
108
134
Lampiran 22 Proyeksi laporan laba-rugi industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
Total Pendapatan 228,099,888,000 304,133,184,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000 380,166,480,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,196,028,775 886,960,838 914,041,399 942,324,929 971,868,561 1,002,732,224 1,034,978,785 1,068,674,188 1,103,887,613 1,140,691,632
2. Biaya Variabel 140,259,697,344 187,012,929,792 233,766,162,240 261,819,697,709 293,239,856,934 328,430,659,703 367,844,611,298 411,988,521,137 461,430,019,717 516,804,857,632
Total Pengeluaran 141,455,726,119 187,899,890,630 234,680,203,639 262,762,022,638 294,211,725,494 329,433,391,928 368,879,590,082 413,057,195,325 462,533,907,330 517,945,549,264
Laba Operasi 86,644,161,881 116,233,293,370 145,486,276,361 117,404,457,362 85,954,754,506 50,733,088,072 11,286,889,918 (32,890,715,325) (82,367,427,330) (137,779,069,264)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 12,229,205,194 9,783,364,155 7,337,523,116 4,891,682,078 2,445,841,039
Total Pembayaran Bunga 12,229,205,194 9,783,364,155 7,337,523,116 4,891,682,078 2,445,841,039
Laba Sebelum Pajak 74,414,956,687 106,449,929,215 138,148,753,244 112,512,775,285 83,508,913,467 50,733,088,072 11,286,889,918 (32,890,715,325) (82,367,427,330) (137,779,069,264)
Pajak Penghasilan 22,324,487,006 31,934,978,765 41,444,625,973 33,753,832,585 25,052,674,040 15,219,926,422 3,386,066,975 (9,867,214,597) (24,710,228,199) (41,333,720,779)
Laba Bersih 52,090,469,681 74,514,950,451 96,704,127,271 78,758,942,699 58,456,239,427 35,513,161,651 7,900,822,942 (23,023,500,727) (57,657,199,131) (96,445,348,485)
135
Lampiran 23 Proyeksi arus kas industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 52,090,469,681 74,514,950,451 96,704,127,271 78,758,942,699 58,456,239,427 35,513,161,651 7,900,822,942 (23,023,500,727) (57,657,199,131) (96,445,348,485)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 43,675,732,836 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 101,910,043,283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 145,585,776,119 52,618,472,181 74,707,952,951 96,897,129,771 78,951,945,199 58,649,241,927 35,706,164,151 8,093,825,442 (22,830,498,227) (57,464,196,631) (96,252,345,985)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 141,455,726,119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657
Total Kas Keluar 145,585,776,119 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657 20,382,008,657
Aliran Kas Bersih 0 32,236,463,524 54,325,944,294 76,515,121,114 58,569,936,543 38,267,233,270 35,706,164,151 8,093,825,442 (22,830,498,227) (57,464,196,631) (96,252,345,985)
Arus Kas Awal Tahun 0 32,236,463,524 54,325,944,294 76,515,121,114 58,569,936,543 38,267,233,270 35,706,164,151 8,093,825,442 (22,830,498,227) (57,464,196,631) (96,252,345,985)
Arus Kas Akhir Tahun 0 32,236,463,524 86,562,407,818 163,077,528,933 221,647,465,475 259,914,698,745 295,620,862,896 303,714,688,338 280,884,190,111 223,419,993,480 127,167,647,495
109
110
136
Lampiran 24 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
Lampiran 25 Jenis dan jumlah input lain di luar bahan baku dan tenaga kerja pada industri isoeugenol
B Biaya Variabel
1. Bahan Pembantu 67.962.240
2. Kemasan 579.000.000
3. Bahan Bakar 168.000.000
Sub Total 814.962.240
TOTAL 1.641.991.015
111
112
138
Lampiran 26 Perhitungan nilai tambah industri isoeugenol pada harga bahan baku Rp 180.000,-; Rp 190.000,- dan Rp 200.000,-
per kg
Lampiran 28 Biaya investasi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC (Lanjutan)
Lampiran 29 Biaya bahan baku, bahan pembantu dan utilitas industri vanilin
115
142
116
Lampiran 30 Biaya tenaga kerja tak langsung dan tenaga kerja langsung pada industri vanillin
Lampiran 31 Biaya tetap dan biaya variabel industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC
B Biaya Variabel
1 Biaya Bahan baku & pembantu 153,035,558,784 204,047,411,712 255,059,264,640 285,666,376,397 319,946,341,564 358,339,902,552 401,340,690,858 449,501,573,761 503,441,762,613 563,854,774,126
2 Biaya Kemasan 230,688,000 307,584,000 384,480,000 430,617,600 482,291,712 540,166,717 604,986,724 677,585,130 758,895,346 849,962,788
3 Tenaga Kerja Langsung 90,720,000 120,960,000 151,200,000 170,100,000 191,362,500 215,282,813 242,193,164 272,467,310 306,525,723 344,841,439
4 Bahan Bakar 219,600,000 292,800,000 366,000,000 411,750,000 463,218,750 521,121,094 586,261,230 659,543,884 741,986,870 834,735,229
Sub Total 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Jumlah 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434
117
118
144
Lampiran 32 Nilai peralatan mesin, biaya pemeliharaan, asuransi, nilai sisa dan biaya penyusutan industri vanilin
PERIZINAN,STUDI KELAYAKAN&INSTALASI
Perizinan 50,000,000 0 0 0 50,000,000
Studi kelayakan 85,000,000 85,000,000
Instalasi mesin &alat 200,000,000 200,000,000
Sub Total 335,000,000 0 0 0 335,000,000
Jumlah 4,130,050,000 531,757,500 246,128,750 1,897,525 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
145
Lampiran 33 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434
Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 13,349,670,227 10,679,736,182 8,009,802,136 5,339,868,091 2,669,934,045
Total Pembayaran Bunga 13,349,670,227 10,679,736,182 8,009,802,136 5,339,868,091 2,669,934,045
Laba Sebelum Pajak 108,525,814,214 152,534,887,269 196,207,756,825 168,130,295,233 136,365,041,730 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 32,557,744,264 45,760,466,181 58,862,327,047 50,439,088,570 40,909,512,519 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)
Laba Bersih 75,968,069,950 106,774,421,088 137,345,429,777 117,691,206,663 95,455,529,211 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
119
146
120
Lampiran 34 Proyeksi arus kas industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 75,968,069,950 106,774,421,088 137,345,429,777 117,691,206,663 95,455,529,211 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 76,496,072,450 106,967,423,588 137,538,432,277 117,884,209,163 95,648,531,711 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 54,246,622,072 84,717,973,210 115,288,981,899 95,634,758,785 73,399,081,333 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Awal Tahun 0 54,246,622,072 84,717,973,210 115,288,981,899 95,634,758,785 73,399,081,333 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 54,246,622,072 138,964,595,281 254,253,577,180 349,888,335,966 423,287,417,298 493,809,081,282 534,096,828,777 540,524,030,939 509,028,899,910 435,062,268,306
147
Lampiran 35 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin berbahan dasar eugenol MDC
121
148
122
Lampiran 36 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga 16 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434
Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 17,799,560,303 14,239,648,242 10,679,736,182 7,119,824,121 3,559,912,061
Total Pembayaran Bunga 17,799,560,303 14,239,648,242 10,679,736,182 7,119,824,121 3,559,912,061
Laba Sebelum Pajak 104,075,924,138 148,974,975,208 193,537,822,779 166,350,339,203 135,475,063,715 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 31,222,777,242 44,692,492,562 58,061,346,834 49,905,101,761 40,642,519,114 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)
Laba Bersih 72,853,146,897 104,282,482,646 135,476,475,945 116,445,237,442 94,832,544,600 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
149
Lampiran 37 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 16 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 72,853,146,897 104,282,482,646 135,476,475,945 116,445,237,442 94,832,544,600 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 73,381,149,397 104,475,485,146 135,669,478,445 116,638,239,942 95,025,547,100 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 51,131,699,019 82,226,034,768 113,420,028,067 94,388,789,564 72,776,096,722 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Awal Tahun 0 51,131,699,019 82,226,034,768 113,420,028,067 94,388,789,564 72,776,096,722 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 51,131,699,019 133,357,733,786 246,777,761,853 341,166,551,417 413,942,648,140 484,464,312,124 524,752,059,618 531,179,261,780 499,684,130,751 425,717,499,147
123
124
150
Lampiran 38 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat suku bunga 16 %
Lampiran 39 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434
Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 22,249,450,378 17,799,560,303 13,349,670,227 8,899,780,151 4,449,890,076
Total Pembayaran Bunga 22,249,450,378 17,799,560,303 13,349,670,227 8,899,780,151 4,449,890,076
Laba Sebelum Pajak 99,626,034,063 145,415,063,148 190,867,888,734 164,570,383,173 134,585,085,700 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 29,887,810,219 43,624,518,944 57,260,366,620 49,371,114,952 40,375,525,710 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)
Laba Bersih 69,738,223,844 101,790,544,203 133,607,522,114 115,199,268,221 94,209,559,990 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
125
126
152
Lampiran 40 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 69,738,223,844 101,790,544,203 133,607,522,114 115,199,268,221 94,209,559,990 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 70,266,226,344 101,983,546,703 133,800,524,614 115,392,270,721 94,402,562,490 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 48,016,775,966 79,734,096,325 111,551,074,235 93,142,820,343 72,153,112,112 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Awal Tahun 0 48,016,775,966 79,734,096,325 111,551,074,235 93,142,820,343 72,153,112,112 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 48,016,775,966 127,750,872,291 239,301,946,526 332,444,766,869 404,597,878,981 475,119,542,965 515,407,290,459 521,834,492,621 490,339,361,592 416,372,729,988
153
Lampiran 41 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat suku bunga 20 %
127
154
128
Lampiran 42 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 153,576,566,784 204,768,755,712 255,960,944,640 286,678,843,997 321,083,214,526 359,616,473,176 402,774,131,976 451,111,170,086 505,249,170,552 565,884,313,581
Total Pengeluaran 154,794,595,559 205,678,816,550 256,899,241,039 287,646,636,676 322,081,824,224 360,647,283,594 403,838,592,865 452,210,800,483 506,385,562,185 567,059,134,434
Laba Operasi 121,875,484,441 163,214,623,450 204,217,558,961 173,470,163,324 139,034,975,776 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 26,699,340,454 21,359,472,363 16,019,604,272 10,679,736,182 5,339,868,091
Total Pembayaran Bunga 26,699,340,454 21,359,472,363 16,019,604,272 10,679,736,182 5,339,868,091
Laba Sebelum Pajak 95,176,143,987 141,855,151,087 188,197,954,688 162,790,427,143 133,695,107,685 100,469,516,406 57,278,207,135 8,905,999,517 (45,268,762,185) (105,942,334,434)
Pajak Penghasilan 28,552,843,196 42,556,545,326 56,459,386,407 48,837,128,143 40,108,532,305 30,140,854,922 17,183,462,140 2,671,799,855 (13,580,628,655) (31,782,700,330)
Laba Bersih 66,623,300,791 99,298,605,761 131,738,568,282 113,953,299,000 93,586,575,379 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
155
Lampiran 43 Proyeksi arus kas industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 %
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 66,623,300,791 99,298,605,761 131,738,568,282 113,953,299,000 93,586,575,379 70,328,661,484 40,094,744,994 6,234,199,662 (31,688,133,529) (74,159,634,104)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 47,677,393,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 111,247,251,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 158,924,645,559 67,151,303,291 99,491,608,261 131,931,570,782 114,146,301,500 93,779,577,879 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 154,794,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Total Kas Keluar 158,924,645,559 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378 22,249,450,378
Aliran Kas Bersih 0 44,901,852,913 77,242,157,883 109,682,120,404 91,896,851,122 71,530,127,501 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Awal Tahun 0 44,901,852,913 77,242,157,883 109,682,120,404 91,896,851,122 71,530,127,501 70,521,663,984 40,287,747,494 6,427,202,162 (31,495,131,029) (73,966,631,604)
Arus Kas Akhir Tahun 0 44,901,852,913 122,144,010,796 231,826,131,199 323,722,982,321 395,253,109,822 465,774,773,806 506,062,521,300 512,489,723,462 480,994,592,433 407,027,960,829
129
130
156
Lampiran 44 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada tingkat suku bunga 24 %
Lampiran 45 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 160,560,566,784 214,080,755,712 267,600,944,640 299,715,643,997 335,684,430,526 375,969,835,096 421,089,897,327 471,624,827,278 528,224,466,607 591,616,645,163
Total Pengeluaran 161,778,595,559 214,990,816,550 268,539,241,039 300,683,436,676 336,683,040,224 377,000,645,514 422,154,358,216 472,724,457,675 529,360,858,240 592,791,466,016
Laba Operasi 114,891,484,441 153,902,623,450 192,577,558,961 160,433,363,324 124,433,759,776 84,116,154,486 38,962,441,784 (11,607,657,675) (68,244,058,240) (131,674,666,016)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 13,936,326,227 11,149,060,982 8,361,795,736 5,574,530,491 2,787,265,245
Total Pembayaran Bunga 13,936,326,227 11,149,060,982 8,361,795,736 5,574,530,491 2,787,265,245
Laba Sebelum Pajak 100,955,158,214 142,753,562,469 184,215,763,225 154,858,832,833 121,646,494,530 84,116,154,486 38,962,441,784 (11,607,657,675) (68,244,058,240) (131,674,666,016)
Pajak Penghasilan 30,286,547,464 42,826,068,741 55,264,728,967 46,457,649,850 36,493,948,359 25,234,846,346 11,688,732,535 (3,482,297,303) (20,473,217,472) (39,502,399,805)
Laba Bersih 70,668,610,750 99,927,493,728 128,951,034,257 108,401,182,983 85,152,546,171 58,881,308,140 27,273,709,249 (8,125,360,373) (47,770,840,768) (92,172,266,211)
131
132
158
Lampiran 46 Proyeksi arus kas industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Arus Kas
1. Laba Bersih 0 70,668,610,750 99,927,493,728 128,951,034,257 108,401,182,983 85,152,546,171 58,881,308,140 27,273,709,249 (8,125,360,373) (47,770,840,768) (92,172,266,211)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 49,772,593,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 116,136,051,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 165,908,645,559 71,196,613,250 100,120,496,228 129,144,036,757 108,594,185,483 85,345,548,671 59,074,310,640 27,466,711,749 (7,932,357,873) (47,577,838,268) (91,979,263,711)
B. Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 161,778,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378
Total Kas Keluar 165,908,645,559 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378 23,227,210,378
Aliran Kas Bersih 0 47,969,402,872 76,893,285,850 105,916,826,379 85,366,975,105 62,118,338,293 59,074,310,640 27,466,711,749 (7,932,357,873) (47,577,838,268) (91,979,263,711)
Arus Kas Awal Tahun 0 47,969,402,872 76,893,285,850 105,916,826,379 85,366,975,105 62,118,338,293 59,074,310,640 27,466,711,749 (7,932,357,873) (47,577,838,268) (91,979,263,711)
Arus Kas Akhir Tahun 0 47,969,402,872 124,862,688,721 230,779,515,100 316,146,490,206 378,264,828,498 437,339,139,138 464,805,850,887 456,873,493,015 409,295,654,747 317,316,391,035
159
Lampiran 47 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 190.000,-/kg
133
160
134
Lampiran 48 Proyeksi laporan laba-rugi industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Penerimaan
1. Penjualan Produk 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
Total Pendapatan 276,670,080,000 368,893,440,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000 461,116,800,000
B. Pengeluaran
1. Biaya Tetap 1,218,028,775 910,060,838 938,296,399 967,792,679 998,609,698 1,030,810,418 1,064,460,889 1,099,630,397 1,136,391,633 1,174,820,853
2. Biaya Variabel 167,544,566,784 223,392,755,712 279,240,944,640 312,752,443,997 350,285,646,526 392,323,197,016 439,405,662,677 492,138,484,471 551,199,762,663 617,348,976,745
Total Pengeluaran 168,762,595,559 224,302,816,550 280,179,241,039 313,720,236,676 351,284,256,224 393,354,007,434 440,470,123,566 493,238,114,868 552,336,154,296 618,523,797,598
Laba Operasi 107,907,484,441 144,590,623,450 180,937,558,961 147,396,563,324 109,832,543,776 67,762,792,566 20,646,676,434 (32,121,314,868) (91,219,354,296) (157,406,997,598)
C. Pembayaran Bunga
1. Bunga Pinjaman 14,522,982,227 11,618,385,782 8,713,789,336 5,809,192,891 2,904,596,445
Total Pembayaran Bunga 14,522,982,227 11,618,385,782 8,713,789,336 5,809,192,891 2,904,596,445
Laba Sebelum Pajak 93,384,502,214 132,972,237,669 172,223,769,625 141,587,370,433 106,927,947,330 67,762,792,566 20,646,676,434 (32,121,314,868) (91,219,354,296) (157,406,997,598)
Pajak Penghasilan 28,015,350,664 39,891,671,301 51,667,130,887 42,476,211,130 32,078,384,199 20,328,837,770 6,194,002,930 (9,636,394,460) (27,365,806,289) (47,222,099,280)
Laba Bersih 65,369,151,550 93,080,566,368 120,556,638,737 99,111,159,303 74,849,563,131 47,433,954,796 14,452,673,504 (22,484,920,407) (63,853,548,007) (110,184,898,319)
161
Lampiran 49 Proyeksi arus kas industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
TAHUN KE - (Rupiah)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Arus Kas
1. Laba Bersih 0 65,369,151,550 93,080,566,368 120,556,638,737 99,111,159,303 74,849,563,131 47,433,954,796 14,452,673,504 (22,484,920,407) (63,853,548,007) (110,184,898,319)
2. Penyusutan 0 528,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500 193,002,500
3. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengembalian Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Modal Sendiri 51,867,793,668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Modal Pinjaman 121,024,851,891 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Kas Masuk 172,892,645,559 65,897,154,050 93,273,568,868 120,749,641,237 99,304,161,803 75,042,565,631 47,626,957,296 14,645,676,004 (22,291,917,907) (63,660,545,507) (109,991,895,819)
Kas Keluar
1. Biaya Modal Tetap 4,130,050,000
2. Biaya Modal Kerja 168,762,595,559 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Angsuran Pinjaman 0 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378
Total Kas Keluar 172,892,645,559 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378 24,204,970,378
Aliran Kas Bersih 0 41,692,183,672 69,068,598,490 96,544,670,859 75,099,191,425 50,837,595,253 47,626,957,296 14,645,676,004 (22,291,917,907) (63,660,545,507) (109,991,895,819)
Arus Kas Awal Tahun 0 41,692,183,672 69,068,598,490 96,544,670,859 75,099,191,425 50,837,595,253 47,626,957,296 14,645,676,004 (22,291,917,907) (63,660,545,507) (109,991,895,819)
Arus Kas Akhir Tahun 0 41,692,183,672 110,760,782,161 207,305,453,020 282,404,644,446 333,242,239,698 380,869,196,994 395,514,872,998 373,222,955,091 309,562,409,584 199,570,513,765
135
136
162
Lampiran 50 Perhitungan NPV, IRR, B/C Ratio dan PBP industri vanilin pada harga bahan baku Rp. 200.000,-/kg
Lampiran 51 Jenis dan jumlah input lain di luar bahan baku dan tenaga kerja pada
industri vanillin
No Jenis biaya Biaya/tahun
(Rupiah)
A Biaya Tetap
1. Administrasi dan Pemasaran 48.000.000
2. Penyusutan 528.002.500
3. Pemeliharaan 246.128.750
4. Asuransi 1.897.525
5. Riset dan Pengembangan 25.000.000
(R&D)
Sub Total 849.028.775
B Biaya Variabel
1. Bahan Pembantu 45.539.264.640
2. Kemasan 384.480.000
3. Bahan Bakar 366.000.000
Sub Total 46.289.744.640
TOTAL 47.138.773.415
164
Lampiran 52 Perhitungan nilai tambah industri vanilin pada harga bahan baku
eugenol Rp 180.000,-; Rp 190.000,- dan Rp 200.000,- per kg