You are on page 1of 31

MAKALAH SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS PERBANDINGAN VERTIKAL

LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN PADA

PT BANK BTN, TBK

DISUSUN OLEH
KELOMPOK VI
 RAHMAWATI M.
 KARTIKA
 TRI INDIRA PERTIWI
 YOSAFAT K.T.S

KELAS : KEUANGAN REG. C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmatNya


sehingga makalah mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan tentang Analisis
Vertikal Laporan Keuangan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun guna menunjukkan partisipasi kami dalam
menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai salah satu penunjang nilai
mata kuliah seminar manajemen keuangan. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi


kepada mahasiswa prodi manajemen sebagai bekal pengalaman nyata. Dan
tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada
dosen kami minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami
di masa yang akan datang.

Palopo, 26 Maret 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Sampul Depan ........................................................................................ i

Kata Pengantar ....................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3. Tujuan .............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 4

A. Pengertian Analisis Perbandingan Laporan Keuangan........................ 4

B. Tujuan dan Manfaat Analisis Perbandingan Laporan Keuangan.......... 5

C. Fungsi atau Kegunaan Analisis Perbandingan Laporan Keuangan..... 6

D. Metode Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ............................ 6

E. Prosedur Perbandingan Laporan Keuangan Yang Baik ...................... 7

F. Contoh Kasus dan Analisis Perbandingan Vertikal Laporan

Keuangan ............................................................................................ 10

BAB III PENUTUP ................................................................................. 15

3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 15

3.2. Saran ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan


(SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK
memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun
estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan
fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan
pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.
Kebebasan dalam memilih metode ini, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
laporan keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas
perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip
konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam kaitannya
dengan akuntansi dan laporan keuangannya. Konsep ini mengakui biaya dan
rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva
dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi.
Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan
menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta
angka-angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan
menghasilkan laba yang terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti
itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan
pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Secara tradisional,
konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan melalui pernyataan tidak
mengantisipasi keuntungan, tetapi megantisipasi semua kerugian (Watts, 2003a)

Untuk menjalankan sebuah usaha di butuhkan perencanaan dan perlunya


menganalisis laporan keuangan agar dapat berjalan dengan baik. Analisis adalah
proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling
berhubungan atau berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang
berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan.
Salah satu analisis itu adalah analisis laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan data keuangan dari suatu perusahaan dari


suatu perusahaan sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dan bagaimana
tingkat keberhasilan perusahaan selama satu tahun. Untuk itu Laporan keuangan
yang disajikan perusahaan harus transparan, wajar, mudah dipahami dan dapat
diperbandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Laporan laba rugi. Neraca
adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal yang
dimiliki suatu perusahaan pada periode tertentu. Neraca ini dapat disusun setiap
saat serta merupakan hasil dari situasi posisi keuangan perusahaan. Laporan
Laba Rugi adalah laporan yang menunjukkan penghasilan dari aktivitas suatu
perusahaan pada periode tertentu.

Agar sebuah usaha bekerja secara efisien dibutuhkan analisis laporan


keuangan, salah satu metode anlisis laporan keuangan adalah analisis horizontal
(dinamis) atau analisis trend yaitu analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga
dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Analisis ini
membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda yang bergerak dari
tahun ke tahun (periode).

Melalui latar belakang masalah diatas, bahwa pentingnya analisis laporan


keuangan sebagai informaasi bagi pihak – pihak yang berkepentingan untuk
mengambil keputusan berkenaan dengan kegiatan dan untuk menilai keadaan
keuangannya, maka kami tertarik untuk memilih judul “Analisis Vertikal pada
Laporan Keuangan PT. Bank BTN, TBK".

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaiman kondisi keuangan pada
PT Bank BTN, Tbk pada tahun 2016, berdasarkan Analisis Vertikal.
I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dari jenis – jenis laporan keuangan


2. Mengetahui cara analisis horizontal dan vertikal laporan keuangan
3. Mampu menjelaskan hubungan dari masing-masing jenis laporan
keuangan.
4. Untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT Bank BTN, TBK pada
tahun ( periode ) 2016, Berdasarkan analisis Vertikal pada laporan
keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang


dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan
membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi
keuangan atau data lain baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan
juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan
juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka perbandingan
atau rasio.

Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan analisis vertikal-


horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos yang sama dalam
laporan keuangan untuk periode beberapa tahun (periode) sehingga dapat
diketahui perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Yang diperbandingkan
adalah hasil penilaian yang diperoleh dari kinerja perusahaan selama beberapa
tahun.

Secara umum hasil analisis perbandingan laporan keuangan dapat ditunjukkan


dalam bentuk:

1. Jumlah dalam rupiah


2. Jumlah penurunan dalam rupiah
3. Jumlah kenaikan dalam rupiah
4. Perbandingan dalam %
5. Perbandingan dalam bentuk rasio

Perbandingan antarpos laporan dapat dilakukan melalui:

1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal) misalnya


laporan keuangan tahun 1996, dibandingkan den laporan keuangan tahun
1997. Perbandingan antara 1996, 1997, 1998, dan seterusnya.
2. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
3. Perbandingan dengan angka-angka standar Industri yang berlaku
(Industrial Norm). Di Indonesia standar ini belum tetapi di Amerika
beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply informasi rasio ini
misalnya Moody’s, Standard & Poor dan lain-lain.
4. Perbandingan dengan budget (anggaran).
5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu
perusahaan.

B. Tujuan dan Manfaat Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Tujuan dilakukannya perbandingan laporan keuangan perusahaan adalah


sebagai berikut :

 Mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-


pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode
yang dibandingkan.
 Membandingkan data keuangan dua periode atau lebih, sehingga dapat
diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
 Menentukan bagaimana setiap pos laporan keuangan berubah, sebab
pos-pos tersebut berubah, dan mengeahui apakah perubahan tersebut
menguntungkan atau tidak.

Sedangkan manfaat dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan


adalah sebagai berikut :

 Memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang


dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
 Dapat menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari data
yang ada merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat,
prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi serta
pendapat pribadi.
 Membantu para manajer, karena dengan laporan keuangan yang
diperbandingkan untuk beberapa periode dapat diketahui sifat dan
tendensi / kecenderungan perubahan yang terjadi dalam perusahaan.
C. Fungsi atau Kegunaan Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Fungsi dan kegunaan analisis ini adalah :

 Untuk mengetahui perubahan masing-masing unsur laporan keuangan


dalam beberapa periode.
 Sebagai dasar pembuatan perencanaan,kebijaksanaan, keputusan, serta
tindakan operasional manajemen perusahaan pada periode yang akan
datang.

D. Metode Analisis Perbandingan Laporan Keuangan


Metode yang biasa digunakan untuk membandingkan laporan keuangan
adalah sebagai berikut :

 Analisis Horizontal

Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan


keuangan dari beberapa periode yang berbeda untuk melihat perubahan–
perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto, dan kas perusahaan. Dari
analisis–analisis perubahan ini dapat diketahui asal atau sumber penggunaan
dana perusahaan, disamping perkembangan perusahaan dari periode satu ke
periode yang lainnya.

 Analisis Vertikal

Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan antara


masing–masing pos dalam laporan keuangan periode berjalan dengan jumlah
total pada laporan keuangan yang sama sehingga dapat diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi pada periode itu.

Perbandingan dapat juga dilakukan antara laporan yang sudah dikonversikan ke


angka indeks atau laporan bentuk common size awam. Metode ini dianggap lebih
mudah dan lebih sederhana menafsirkannya dibanding laporan aslinya. Dalam
melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini kita dapat
membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka
laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio normatif
sebagai perbandingan (yardstick).

E. Prosedur perbandingan laporan keuangan yang baik

Langkah awal yang baik didalam melakukan analisis laporan keuangan


adalah dengan menyajikan laporan keuangan secara komparatif, misalnya untuk
dua atau tiga tahun atau lebih. Dengan penyajian laporan keuangan seperti ini
akan adapat diperoleh gambaran mengenai pergerakan dan kecenderungan
serta memberikan petunjuk yang berharga didal rangka memprediksi masa
datang.
Pembandingan laporan keuangan untuk dua atau tiga periode dapat
dilakukan dengan menghitung perubahan dari tahun ke tahun, baik dalam jumlah
absolute (rupiah) maupun dengan prosentase. Didalam perbandingan laporan
keuangan, perubahan baik dalam absolute (rupiah) maupun prosentase,
keduanya harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena ukuran rupiah dari
dasar yang berbeda, yang digunakan untuk menghitung perubahan prosentase
dapat mengakibatkan perubahan prosentase yang besar, melebihi porsinya.
Sebagai contoh, suatu perubahan sebesar 20% dari satu angka Rp 1 juta adalah
jauh lebih tidak ada artinya dibandingkan dengan perubahan yang sama dari
angka Rp 100 juta. Perbandingan Laporan Keuangan Dengan Comparative
Balance Sheet atau memperbandingkan Neraca yang menunjukkan aset, Hutang
serta Modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui
perubahan-perubahan :
• Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun insidentil
• Diperolehnya Aset maupun perubahan bentuk Aset
• Timbulnya atau lunasnya hutang maupun perubahan bentuk hutang yang satu
ke hutang lainnya
• Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan modal saham (penambahan
atau pengurangan modal).
Dalam membuat perbandingan antara berbagi laporan keuangan
biasanya aktiva tertentu seperti aktiva tidak berwujud (goodwill, hak patent, hak
pengarang, dll) dan biaya yang ditangguhkan tidak diikutsertakan, karena sering
tidak komparabel. Hal ini disebabkan masing-masing perusahaan mempunyai
ciri-ciri khas mengenai aktiva tersebut. Dalam membandingkan laporan
keuangan dapat digunakan 2 jenis sumber data ;
• Mempergunakan laporan keuangan dari satu perusahaan untuk beberapa
tahun
• Membandingkan laporang keuangan dari beberapa perusahaan untuk tahun
yang sama.misalnya tahun 2010 saja.

Langkah-langkah dalam menganalisis neraca :

1. Analisis terhadap perubahan jumlah totalnya (misalnya perubahan jumlah


aktiva)
2. Analisis terhadap peruabhan subtotalnya (misalnya perubahan aktiva lancar,
hutang lancar, aktiva tetap dan peruabahn subtotal lainnya)
3. Analisis terhadap peruabahan-perubahan yang terjadi di dalam masing-
masing pos.
Laporan laba rugi yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, biaya, laba,
atau rugi bersih dari hasil operasiperusahaan dalam dua periode atau lebih.
keuntungan utama diketahuinya kenaikkan atau penurunan adalah bahwa
perubahan yang besar akan terlihat denganjelas, dan dapat segera diadakan
penyelidikan atau analisis lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh
perkembangan keadaan keuangan perusahaan dari hasil-hasil yang telah
dicapai.

Dengan membandingkan atau menghubungakan antara perubahan yang satu


dengan perubahan lainnya akan dapat ditarik kesimpulan megenai perubahan
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Tahun Perbandingan Apabila Laporan
keuangan yang dibandingkan lebih dari dua periode atau tahun maka digunakan
tahun pembanding/dasar dengan cara :

– Tahun awal digunakan sebagai tahun pembanding


– Perbandingan dilakukan dengan data dari tahun sebelumnya
– Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode
yang bersangkutan Trend Dalam Prosentase
– Teknik analisa ini hanya praktis apabila digunakan jangka waktu lebih dari tiga
tahun.
– Dalam menganalisa mengunakan indeks yang dinyatakan dalam prosentase.

Common Size Statement


Merupakan laporan keuangan yang dinyatakan dengan prosentase, karena tiap
komponen atau posdinyatakan dalam persentase.
Metode dengan merubah jumlah rupiah menjadi prosentase dilakukan sebagai
berikut :
• Nyatakan total aset, total passiva serta total penjualan netto masing-masing
dengan 100%
• Hitunglah ratio dari tiap tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut
dengancara membagi rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total
aktivanya, pos pasiva dengan total pasivanya dan pos rugi laba dengan total
penjualan; dikalikan100%

Evaluasi Common Size Statement a. Laporan prosentase per komponen


menunjukkan prosentase dari total Aktiva yang telah ditanamkan dalam masing-
masing jenis Aktiva. Dengan membandingkan rata-rata industri sebagai
keseluruhan dari perusahaan sejenis, maka dapat diketahui apakah perusahaan
tersebut Over invesment atau Under Invesment, sehingga dapat dilakukan
kebijakan perusahan yang lebih favorabel.
b. Menunjukkan pula distribusi dari Hutang dan Modal, sumber-sumber dana
yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut sehinga dapat diketahui kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kredit dari pihak luar.
c. Prosentase per komponen yang terdapat dalam Neraca merupakan
prosentase per komponen terhadap total Aktiva, sehingga perbandingan
horisontal hanya akan menunjukkan trend of ralationship tidak menunjukkan
perubahan absolut.

d. Prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan Laba Rugi,


menunjukkan jumlah atau prosentase dari penjualan netto yang diserap tiap-tiap
individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh
karenanya Comman Size Statement banyak digunakan dalam hubungannya
dengan Income Statement sedangkan untuk Neraca tidak banyak digunakan.
Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standard sebagai ukuran lain
yang dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar
pembanding itu kita tidak akan dapat menilai keadaan atau posisi perusahaan
yang dinilai. Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
1. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
2. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti
harus sama.
3. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba
rugi dan komponennya. Tidak diperkenankan laporan Laba/Rugi satu tahun
dibandingkan dengan laporan Laba Rugi satu semester.

F. Contoh Kasus dan Analisa Perbandingan Vertikal Laporan Keuangan


LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT. BANK BTN
TAHUN 2016
ANALISIS PERBANDINGAN VERTIKAL LAPORAN KEUANGAN PADA

ANALISIS LAPORAN POSISI KEUANGAN PT BANK TABUNGAN NEGARA TBK


UNTUK TAHUN 2016
NOAKUN NILAI TERTERA PEMBANDING % INTERPRETASI
ASET (Total Aset)
Persentase ini menunjukkan
1 Kas Rp 1.006.682 Rp 214.168.479 0,4 bahwa 0,4% dari total aset
bersumber dari akun kas
Persentase ini menunjukkan
Giro pada Bank bahwa 4,9% dari total aset
2 Rp 10.697.378 Rp 214.168.479 4,9
Indonesia bersumber dari akun Giro
pada Bank Indonesia
Persentase ini menunjukkan
bahwa 0,1% dari total aset
3 Giro pada Bank Lain Rp 321.306 Rp 214.168.479 0,1
bersumber dari akun Giro
pada Bank lain

Persentase ini menunjukkan


Penempatan pada Bank bahwa 8,2% dari total aset
4 Indonesia dan Bank Rp 17.581.350 Rp 214.168.479 8,2 bersumber dari akun
Lain penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank lain

Persentase ini menunjukkan


bahwa 1,9% dari total aset
5 Efek-efek Rp 4.171.700 Rp 214.168.479 1,9
bersumber dari akun Efek-
Efek

Persentase ini menunjukkan


Obligasi Pemerintah – bahwa 4,3% dari total aset
6 Rp 9.243.639 Rp 214.168.479 4,3
Pihak berelasi bersumber dari akun
Obligasi Pemerintah
Persentase ini menunjukkan
bahwa 75,7% dari total aset
7 Kredit yang Diberikan Rp 162.330.347 Rp 214.168.479 75,7
bersumber dari akun Kredit
yang diberikan
Persentase ini menunjukkan
bahwa 2,1% dari total aset
8 Aset Tetap Rp 4.659.379 Rp 214.168.479 2,1
bersumber dari akun Aset
tetap
Persentase ini menunjukkan
bahwa 1% dari total aset
9 Aset Lain-lain Rp 2.189.078 Rp 214.168.479 1
bersumber dari akun Aset
lain-lain
Persentase ini menunjukkan
Bunga yang Masih bahwa 0,8% dari total aset
Rp 1.864.829 Rp 214.168.479 0,8
Akan Diterima bersumber dari akun Bunga
yang Masih Akan Diterima
Kesimpulan : Berdasarkan data diatas bahwa pada perusahaan perbankan PT. Bank Tabungan Negara
Tbk pada tahun 2016 jumlah total aset/harta yang dimiliki dikontribusikan lebih dari setengahnya dari
Akun Kredit yang diberikan yaitu sebesar 75,7%. Hal ini dikarenakan melakukan pemberian kredit-kredit
merupakan usaha yang cukup menguntungkan, karna perusahaan akan memperoleh bunga yang tidak
sedikit, bahkan terkadang bunga yang ada lebih besar dari total jumlah pokok kredit yang diberikan.
Tentunya dengan pemberian kredit yang melalui beberapa pertimbangan dan perhitungan, sehingga
mengurangi resiko kredit macet.

NO AKUN NILAI TERTERA PEMBANDING % INTERPRETASI


LIABILITAS (Total Liabilitas)
Persentase ini menunjukkan
bahwa 1,1% dari total
1 Liabilitas Segera Rp 2.081.886 Rp 195.037.943 1,1
liabilitas bersumber dari
akun Liabilitas Segera
Persentase ini menunjukkan
bahwa 82% dari total
2 Simpanan dari Nasabah Rp 159.987.717 Rp 195.037.943 82
liabilitas bersumber dari
akun Simpanan Nasabah
Persentase ini menunjukkan
bahwa 1,8 % dari total
Simpanan dari Bank
3 Rp 3.652.735 Rp 195.037.943 1,8 liabilitas bersumber dari
Lain
akun Simpanan dari Bank
Lain
Persentase ini menunjukkan
Efek-efek yang dijual bahwa 0,7% dari total
4 dengan janji dijual Rp 1.385.000 Rp 195.037.943 0,7 liabilitas bersumber dari
kembali akun Efek-efek yang dijual
dengan janji dijual kembali
Persentase ini menunjukkan
bahwa 7,6% dari total
Surat Berharga yang di
5 Rp 14.919.910 Rp 195.037.943 7,6 liabilitas bersumber dari
Terbitkan
akun Surat Berharga yang
di Terbitkan
Persentase ini menunjukkan
bahwa 2,5% dari total
6 Pinjaman yang Diterima Rp 4.999.616 Rp 195.037.943 2,5 liabilitas bersumber dari
akun Pinjaman yang
Diterima
Persentase ini menunjukkan
bahwa 0,1% dari total
Bunga yang Masih
7 Rp 382.551 Rp 195.037.943 0,1 liabilitas bersumber dari
Harus Dibayar
akun Bunga yang Masih
Harus Dibayar
Persentase ini menunjukkan
bahwa 2,3% dari total
8 Liabilitas Lain-lain Rp 4.629.410 Rp 195.037.943 2,3
liabilitas bersumber dari
akun Liabilitas Lain-lain
Kesimpulan : Berdasarkan data diatas kita bisa melihat bahwa total liabilitas pada PT. Bank Tabungan
Negara pada tahun 2016 banyak dikontribusikan dari usaha pokok perbankan yaitu Simpanan Nasabah
– Tabungan, Giro, dan Deposito Berjangka dengan persentase Simpanan Nasabah 82%

NO AKUN NILAI TERTERA PEMBANDING % INTERPRETASI


EKUITAS (Total Ekuitas)
Persentase ini menunjukkan
bahwa 27,6% dari total
Modal ditempatkan dan
1 Rp 5.295.000 Rp 19.130.536 27,6 ekuitas bersumber dari
disetor
akun Modal ditempatkan
dan disetor
Persentase ini menunjukkan
bahwa 10,7% dari total
Tambahan Modal
2 Rp 2.054.454 Rp 19.130.536 10,7 ekuitas bersumber dari
Disetor
akun Tambahan Modal
Disetor
Persentase ini menunjukkan
Saldo laba yang telah bahwa 32,5% dari total
3 ditentukan Rp 6.232.559 Rp 19.130.536 32,5 ekuitas bersumber dari
penggunaannya akun Saldo laba yang telah
ditentukan penggunaannya
Persentase ini menunjukkan
bahwa 14,5% dari total
Saldo laba yang belum
ekuitas bersumber dari
4 ditentukan Rp 2.775.645 Rp 19.130.536 14,5
akun Saldo laba yang
penggunaannya
belum ditentukan
penggunaannya
Kesimpulan : Berdasarkan data diatas, dari total ekuitas PT Bank Tabungan Negara pembiayaan yang
dilakukan pada tahun 2016 32,5% berasal dari saldo laba yng telh ditentukan penggunanya 27,6 %
berasal dari modal ditempatkan dan disetor.
NO AKUN NILAI TERTERA PEMBANDING % INTERPRETASI
LABA/RUGI (Laba Bersih)
Persentase ini menunjukkan
bahwa Pendapatan Bunga
Pendapatan Bunga dan
1 Rp 17.138.819 Rp 2.618.905 654,4dan Bagi Hasil berkontribusi
Bagi Hasil
terhadap total laba bersih
sebesar 654,4%

Persentase ini menunjukkan


bahwa Beban Bunga dan
Beban Bunga dan
2 Rp 8.975.274 Rp 2.618.905 342,7 Bonus berkontribusi
Bonus
mengurangi total laba
bersih sebesar 342,7%

Persentase ini menunjukkan


bahwa Pendapatan
Pendapatan
3 Rp 1.282.822 Rp 2.618.905 48,9 Operasional Lainnya
Operasional Lainnya
berkontribusi terhadap total
laba bersih sebesar 48,9%

Persentase ini menunjukkan


bahwa Beban Operasional
Beban Operasional
4 Rp 5.386.604 Rp 2.618.905 205,6 Lainnya berkontribusi
Lainnya
mengurangi total laba
bersih sebesar 205,6%

Kesimpulan : Berdasarkan data tersebut diatas Total Laba bersih PT Bank Tabungan Negara Tbk tahun
2016, Pendapatan paling tinggi berasal dari Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil sebesar 654,4%,
kemudian Beban Bunga dan Bonus berkontribusi mengurangi laba bersih paling tinggi sebesar 342,7%
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Analisis Vertikal menitikberatkan pada hubungan financial antar pos – pos
laporan keuangan satu periode. Dalam analisis vertikal terhadap neraca,
masing–masing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing –
masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total
kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi,
masing – masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau
penghasilan.

3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam
penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-
buku referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan
makalah ini sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif baik itu dari bapak
/ ibu dosen maupun dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk
membantu prosses penulisan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

SOEMARSO, S.R.,Akuntasi Suatu Pengantar; Salemba Empat; Jakarta:2005.s

https://datakata.wordpress.com/2014/03/30/analisis-perbandingan-vertikal-dan-
horizontal-pada-laporan-keuangan-perbankan-pt-bank-mandiri-tbk-dan-pt-bank-
btn-tbk/

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063114-jenis-jenis-
laporan-keuangan/

http://bolasalju.com/2012/02/16/laporan-keuangan-2-empat-jenis-laporan-
keuangan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi

http://ssbelajar.blogspot.com/2012/09/laporan-keuangan-perusahaan-
dagang.html

You might also like