Artikel Asli
AKURASI DIAGNOSIS APENDISITIS AKUT BERDASARKAN
SISTIM SKOR KALESARAN
‘Ibrahim Labeda, *Wtucny A, Rauf, ‘Joh Pieter, “Djumadi Achmad, ** M. Nadjib Bustan
* Bagian imu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar
* Bagian Patologi Anatomi Fakx!tas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar
** Jurusan Epidemiotogi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar
‘SUMMARY,
Prospective stuay was conducted in academic hospital from May 1938 to October 1998 for evaluation of Kelesarar
Score Systam in the diagnosis of acute appendicitis in 80 cases of lower right abdominal pain upon whom ths
‘appendectomy procedure was conducted, And the materials were sert for fustopatologic examinations. Fity thre
‘cases (66.3%) were acule inllsmmation and 27 cases (33.8%) without any signs of inflammation (negative appendec-
tomy). the appendectomy procedure was conducted base on the scoro of atleast +20, a8 Indicated by Kalesaran
therefore only 39 cases might only need the appendectomy with 3 cases (33.8%) no sign of acute inflammation. The
lineal diagnostic accuracy of acute appendictis base on the Kalesaran score atthe “cut off point” 20 postive inthis
‘study was 75%, high sccuracy was fourg af he score -30_81.25%%, How score system was developed by considenn:
tne gender through the Bayesian method with accuracy level 85%, sensitviy 0.91 and specifcly 0.74 (J Mod Nut
1999; 20: 140-144) i
RINGKASAN
Dilakukan peneiitian prospektt i rumah sakt pendidikan Ujung Pandang, selama Mei 1998 Oktober 1998. un
‘engevaluasi s'sim skor Xalezaran, sebage! sistim skor untuk menciagnosis secara Kinis apendisits akut terhader
80 kasus nyer! akut perut kenan bawsh yang diiakukan apendeKiomi dan material apendiks vermMornis djponks2
gambaran histopatatogis
Cidepatkar 53 kasus (66.3%) radang akut dan 27 Kasus (33.8%) tenpe racang (ependektonsi negatt). Bila $32
kasus-casus tersebut apendektemi hanya diekuken bila skor paling kurang +20, sebagaimana saran Kalesarar
‘maka hanya 38 kasus akan menjalan’ apendektomi dengan 3 kasus (7.69%; fanpa radang akut apondiks
Besamya akurasi diagnosthk klnis apendisiis akut bordasarkan skor Kalesaran pada “cut off point” post 20 pads
Benelitian ini adalah 75% anuraci tertingg! terjad: pada skor -36 = 81,25%, Dibvat sislim skor yang bar.
memperimbangkan vanabél jeris kelamin melalui metode Bayesian dengan tingkal akuras! 85%, senstiftas 0.91
spesittas 0,74 (J Med Nus 1995, 20. 140-144)
Penetapan diagnosis penyebab ney abdomen dengen .pocalatan-yang.memads sepert..USG
ska! sebab taume meen kacang Kadeng sangs teparoskapl set ia-uen, meh eangat torbais Dak
sulk yan. paca akhinya akan mempengaruhi inakst karen faktor pengedasn
“mor dan mortalites penderita. Akurasi diagno- ya
tis pada yer abdomen akut hanya eaktar 45-05%
ena apendiae eebaga penyebab rye sbdomeh ator sebagel earena pembant 0
noah mene een teiaalr~S Pac enela i mengevelue! sim ska Kasra)
abdomen ak pada semua “yebagesctnskor unutk mendlagnosis epenasis.
Y apentioe merupatan peryenes voll bang”: Seen _ oneal
Bering dtemukan, mendekat 75%" Serana agnosis .
jaupun faktor ekonom) =
negara berkembang. sehi
‘nasih tetap Mengandalkan pads gejais
140 J Med Nus Vol. 20 No.3, Jut- September 1999Peneiuan prospektf selama Mei *802-
RSUP Dr Wahidin Sudrohusoae, RS
Akacems, 2S Hikmat: cam RS isien
g Pasceng, paca seiurun xasus deng
‘perut kanan bawah mendadak yang
gS Gawal Daturat, yang Kemudia’
‘apendektomi. Or catat data Kins dan
hana untuk menetapkan skor ore
operatit berdasarkan sistim skor Kalesatan, sebaga\
variabel Debes, material apendik verm:formis yang
dikeluarkan diperiksa histopatologi | dan
pemeniksaan tersepu meniadk vanabet teraantung
hast!
Ditetapkan radang akut apenaisitis olla pace
pemeriksaan mikroskopis cidapatkan phlegmon
Supuras: 29 ganggaren, secangkan ailual keadaar:
tersebut buxan sebagai radang aku”
ALUR PENELITIAN
Nyeri Perut Kanan Bawah
+
Umur
Jenis
» Suna
> Suhu
> Nyeri
» Nyeritekan
> Nyeri
> Nyeri
> Nyeri
Pemeriksaan Fisis :
> Defans
Kelamin
Laboratorium
> Suhy lekosit
aksila
rektal
batuk
ketok
rektal
tekan lepas
» Tanda Rovsing
> Tanda obturator
> Tanda psoas
SKOR PRE-OPERTIF
APPENDEKTOMIUntuk menentukan sensitiftas, spesifitas dan akurasi
sistim skor Kalesaran digunakan rumus
ue postive + true negative
AKU jamiah Sampel ss)
tue postive
SENSITIETAS = Soe postive + fase neguive * 10%
tue negatve
SPESIFITAS x 100%
Tue egatve + alse postive
Untuk menentukan sistem skor baru digunekan
probabilitas Bayes dani variabel yang bermakna
Hasit
Diperoien 80 kasus dengan nyeri kanan bawah
wdadak yang dilakukan apendektomi dan material
apendik vermiformis diperiksa gambaran hstopatology
Digapatkan 53 kasus (66,3%) radang akut dan 27 kasus
(33.8%) tanpa radang
Tabel 2. Distribusi Kasus Berdasarkan Kelompok Umur
yer Perut
‘Skor diagnostk untuk keseluruhan kelompok antare
73 sampai +62. Untuk kasus apendistis akur shor antare
-S7 sampai 62. Untuk kasus yang bukan apendsite ase
‘skor antara -73 sampai 36. Akuraet paling tinggi pass
kor -10 Dengan demikian dari analisis dats pags
Penelitian ini iperoieh skor baru dengan angke
embatas (cut off point) tertnggi -10 dan terendan oy
len Karena fu bla menggunakan sistm skor yang baru
ini, kasus yang mempunyai nilai skor lebih besa’ atau
sama dengan -10 dilakukan tindakan operasi, kasus
yeng mempunyai skor antara -57 sampai -10 dliakukan
“pengamatan’ 2 sampai 3 jam untuk menetapkan
keputusan baru berdasarkan perubahan skor yang
terjadis sedang kasus dengan skor kurang dans?
Gtetapken sebagai bukan apendisits akut
Tabel 1. Distribusi Kasus Berdasarkan Jenis Kelamin
yeti Perut
Kanan Bawah
Apendisiis Akut
Bukan Apendistis Akut +
Jumiah
Umar (tahun)
‘Akut Kanan Bawah
20-29 | 30-39
Apendisiis Akut
Bukan Apendisis Akut
19
ais
Jumiah
[aed
eof arp ae a]
oy
Norma
142
J Med Nus Vol. 20 No. 3, Jull- September 1908Tabel 4. Variabel yang bermakna untuk diagnosis
klinik apendisitis akut dan nllai sistim skor baru
Variabet Sonsittes | Spestfisitae|
1 os7 | ose | serra
2a oo142a | 962 0.67 1216
— cc ee
aca coos | on | oa? | wane
el 0.0019 | 070 | or | m0
ee 9.00000 | 0,72 | oes | st6zt1
Bae ooo4s7 | 070 | 063 | ver
Br peimnuen 0.00103 | 053 | os Be
Seeroleh pada setiap variabel (posit dan
Bheeng dengan menggunakan probablitas
rumus sebagai berikut
= 10 In (sensitifitas / 1-spesifistas)
= 10 in (1-senstifitas / epesifstas)
Tabel 5. Sensitfitas, spesifisitas dan cut:
30 | 20
Nilai positif digunakan bilamana pada suatu kasus
dltemukan gejala / tanda tersebut, dan sebabknya bia
tidak dtemukan digunakan rilat negatt
‘Nilal positif tertinggi pada variabel defans iokai bile
«itemukan tanda tersebut dan nilai negatf terendah paca
variabel nyeri Datuk bila tidak dtemukan tanda tersebut
off point berdasarkan sistem skor baru
ai | st
35,
eidom dlakukan bla skor paling kurang
39 kasus akan menjalani apendektomi
{esos (7.69%) merupakan bukan radang akut
Wess VoL 20 No. 3, Jul - September 1909
o | 2 2 5 a | 1
a | 7] | 7 7s
0 [10 [13 | 20
1,00 | 0,96 | 0.96 | 091
O00 | oar | 048 | O74
76.25%
enc neat, santa dr suman de sian
ie ng ome nm en
tonal ssbeyak 17 tana S2OTH) Ure merenes
Kanu ragang ahi eBenahe Yang leas ean nies
Spondattont, ‘eatin akor teres Kergenicnae
pongarmalan pace pencerta evens 23 ar ore
tromaniov paeneangun Me prc a stk
‘selanjutnya dambil keputusan apendektomi atau tidak
Boer pengametn tre sete stot letaas ae
ao aug °20_Arokan pase pnaan ff sacch
ancora yong mast eoorat enfetaten ean
143‘apendektomi, maka sistm skor Kaleearan pada peneitian
‘ni dapat menekan kasus apendisiis akut yang lolos
menjadi 3 kasus (5,67%). Jaci sisi skor untuk diagnos
kins apendisitis akut telah terbukti dapat menekan
xejadian apendextoms ngatf dan akan menjacl optimal
bilamana kasus yang berada dalam status, skor
pengamatan, cama dengan bak
Ditemukan tingkat akurasi paling tinggi (81,25%)
dengan tingkat sensititas (0,21%) dan spesittas (0.63%)
yang eukup tinggi pada rilaiskor = -20. Hasl ini berbeda
dengan skor pembatas yang dianjurkan oleh Kalesar
kk. yaitu pada nilai skor +20. Hasil ini mungkin
disebabkan oleh karena variabel jenis kelamin turut
‘mompengaruhi skor tersebut, sementara Kalesaran dik
tidak mempemitungkan variabel tersebut Peneltian ini
‘menemukan bahwa ade perbedaan cistibusi penderia
apendisitis akut berdasarkan jenis kelamin. Li
yang mendapatkan serangan nyen perut kanen bawalt
yang akut oleh karena peradangan apendics mempuryal
kemungkinan yang lebih besar dani pada wanita yeng
‘mempuynai serangan yang sama
Berdasarkan hasil analisis variabel yang turut
menentukan kiinis apendisiis akut pada peneltian ini
dftemukan 8 variabe! (mual, muntah, demam, nyen Datuk,
ryeri ketok, defans lokel, lekesit dan jenis Kelamin) don
Sejumlah variabel yang telah iteiti. Hasil ini sama
Gan yang diperoleh oleh Kalesaran dkk. kecvali
Variabel jens kelamin. Akuras! sistim kor ini
memerlukan uji Klinik secara prospektt Pembuatan
Sistim ekor ini dinarapkan membanty menemukan sishmn
sskor yang lebih baik lag
Kesimputan
1
Besarnya akurasi diagnostik kinis apendisitis akut
berdasarkan skor Kalesaran pada “cut off point”
Positif 20 adalah 75%, akurasi tertnggi terjad! pada
‘kor -30 = 81,25%,
Variabel jenis kelamin ternyata turut mempengaruhi
tingkat akurasi diagnostik sistim skor tersebut,
dimana pads lakiiaki akurasiteringgl pada skor yang
lebih rendan dari pada skor dengan akurasi yang
‘sama pada wanita Olen karena itu sistim skor
tersebut periu dikoreksi dengan faktor jenis kelamin
Veriabel umus tidak turut mempengaruhi tingkat
‘akurasi sistim skor Kalesaran
‘Telah cibuat sistim skor yang baru yang melibatkan
faktor jenis kelamin untuk selanjutnya diuji sear
prospektit
Ne eee at
as
2 Oiharapkan adanya penelitian lenjut gure
‘mengevaluasi kedua sistim skor (Kalesaran ds.
sistim skor yang baru } untuk memzertingg) mic
feliabiltas sistim skar tersebut
Daftar Rujukan
1. Dudley HAF. Acute appendiits and other causes
acute abdominal pain In. Maxwan &
eds. Scott "An Aid To Cinical Surge:
ed. Churchill Livingstone. Londor
1989 210-15
2, Howie JGR. Too Few Appendicectomies? Lance:
1964,1: 1240 - 42
thyna A, Bemansyah. Sensitifitas dan Spesifites
enggunaan skor Alvarado pads
Glagnosis apencisiis akut. Ropanasur
1997 , XV: 40-30.
Jess P, Bjetregaard 8, Bryne S, Christensen JH, Kelaja
, Kristensen JL. Acute Apppendicts
respecte Tiial Conceming Diagnostic:
‘Accuracy and Complications, Am J Surg
1961; 141: 232-4
‘Jolin H, Neff U, Kelemen M. Appenccits Diagnosis Today
(Cinical and Utrasoric Deductions. Worts
Surg 1993 ; 17: 243.8,
Kalesaran LTH, Riwanto | Sistim Skor pags
Diagnosis Apendisitis Ropanesu:
1995 ; XXill: 29-34
Kruskowski ZH, O'Kelly TJ. Appendicitis, Surgery 199°
Te-81
uchiyat¥, Sartosa A Syamsuhidaat R, oewono V
ddan S11 Widodo SO." Ke
Diagnosis Appencisite
Ropanesu 1984 "86-9,
Schwartz SI. Appendix, In : Schwartz Si eds
Piincpes of Surgery Bred. Me Grow
Hal ine New York 994. 1307-17
Stevens A, Lowe J. Pathology of the Append:
Pathelogy. Mosby Co. Lid. Notingham
1905" 237-8
Teicher IRA, Lande B, Cohen M, Kabnick LS, Wise
L. Scoring System to Aid in Diagnosis
_ gt Aapenstt Ao Su, 1883188
: eae
eion Seri
e]
10,
1"
ert akur perut Kanan. 4 Tico saset enone
BVO RAE buena caro wiozau hing, Men bemsamamnsanc
~ Sudirohusode dan rims ‘pendidikan iainnya di
Ujung Pandang, dengan memperhatiken beberapa
koreksi yang dliemukan pada penelltian ini untuk
‘mempertngg! akurasi, sensitfitas dan spesiftas skor
tersebut.
144
J Med Nus Vol 20 No. 3, Jul September 1999
A