You are on page 1of 10

EKSISTENSI PANCASILA PADA ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh :

Nama : ANI MULYANI


NPM : 3506130102
. KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang yang
telahmenciptakan segala makhluknya dengan tidak percuma. Sekecil apapun dan sekotor
apapunsemua telah Allah atur sesuai dengan batas-batasnya. Shalawat serta salam semoga
tetapterlimpah curahkan kepada Nabi kita yang tercinta yakni Nabi Muhammad SAW yang
telahmembawa kita darijalan kegelapan menuju jalan yang terang-benderang ini. Dengan
rahmatAllah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang penulis dapat menyelesaikan makalah
yangberjudul “KONSEP KEPEMIMPINAN PATERNATLISTIS MENURUT
PANDANGAN ISLAM” .Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan didalamnya jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berusaha keras agar
dapat mencapai hasilyang terbaik.

Dengan demikian, besar harapan saya semoga karya tulis ini bisa memberikan
kontribusiyang besar dalam dunia pendidikan. Penulis berharap banyak untuk dikritik dan
saran nyaterhadap karya tulis ini.

Banjar, Januari 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan masalah 1
1.3 Tujuan 2

BAB II HASIL KEGIATAN

2.1 Kepemimpinan Paternalistis

2.2 Kelebihan dan Kekurangan kepemimpinan Paternalistis

2.3 kepemimpinan maternalistik

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Masalah Perihal mengenai kepemimpinan dalam Islam merupakan


suatu pembahasan yang menarik untuk diketahui. Dan kepemimpinan itu sudah ada serta
berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat.Pembahasan kepemimpinan ini timbul
karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelahNabi Muhammad SAW wafat.Ketika
Rasulullah SAW wafat, berdasarkan fakta sejarah dalam Islam,Umat Islam terpecah belah
akibat perdebatan mengenai kepemimpinan dalam Islam, khususnya mengenai proses
pemilihan pemimpin dalam Islam dan siapa yang berhak atas kepemimpinanIslam.Sejarah
mencatat bahwa kepemimpinan Islam setelah Rasulullah SAW wafat dipimpin olehAbu
Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah, dan
BaniAbbas. Setelah dinasti Abbasyiah kepemimpinan Islam terpecah pecah ke dalam
kesultan-kesultanan kecil.Al-Qur‟an dan as-Sunnah adalah dua pokok yang dijadikan Allah
SWT sebagai pemersatu dan dijadikan jaminan oleh Rosulullah SAW bahwa umat tidak akan
pernah tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya. Seiring perkembangan zaman,
kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen
ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin.Hal ini terlihat dari banyaknya
literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau
perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari baik saja, akan tetapi dapat dilihat dari
penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin. Sejarah
timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi
telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata
kehidupan sosial masyarakat.

1.2 Rumusan masalah


Dilihat dari berbagai sudut pandang, banyak hal yang belum kita ketahui mengenai
kepemimpinan, cara dan bagaimana kepemimpinan yang dapat diteladani dan dikembangkan.
Maka penulis merumuskan beberapa masalah ini sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan paternalistis ?
b. Perbedaan kepemimpinan paternalistis dan maternalistik?
c. Apa saja sifat-sifat kepemimpinan paternalistis ?
d. Apa kelebihan dan kekurangan kepemimpinan paternalistis ?
1.3 Tujuan
MasalahPenulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan
yangdiharapkan dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan keilmuan bagi semua
pihak. Secaraterperinci, tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kepemimpinan paternalistis.
2. Mengetahui ciri ciri kepemimpinan paternalistis.
3. Mengetahui perbedaan kepemimpinan paternalistis dan maternalistik dalam
pandangan islam.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kepemimpinan paternalistis menurut
pandangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepemimpinan Paternalistis

Kepemimpinan Paternalistis lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang


kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
(1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan,
(2) mereka bersikap terlalu melindungi,
(3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri,
(4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
(5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut
atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
(6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Tipe pemimpin Paternalistis hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat


tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah
rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau
seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini dinamakan pemimpin kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru.
Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistis tentang peranannya dalam kehidupan


organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan
berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi
dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan
perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya.

Pemimpin yang paternalistis mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya


merupakan penerimaan atas peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasional.
Berdasarkan persepsi tersebut, pemimpin paternalistis menganut nilai organisasional yang
mengutamakan kebersamaan. Nilai tersebut mengejawantah dalam sikapnya seperti
kebapakan, terlalu melindungi bawahan. Sikap yang demikian tercermin dalam perilakunya
berupa tindakannya yang menggambarkan bahwa hanya pemimpin yang mengetahui segala
kehidupan organisasional, pemusatan pengambilan keputusan pada diri pemimpin.
Dengan penonjolan dominasi keberadaannya dan penekanan kuat pada kebersamaan,
gaya kepemimpinan paternalistis lebih bercorak pelindung, kebapakan dan guru. Salah satu
ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para
anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini
kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-toko adat, para ulama
dan guru.

Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan. Pemimpin seperti ini


kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama
dan guru.

Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersam Kepemimpinan paternalistis lebih


diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:

 mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan, jadi segala sesuatu yang ingin dicapainya
dikerjakan sendiri.
 mereka bersikap terlalu melindungi,
 mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri,
 mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif,
 mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan
untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
 selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Dilihat dari asal katanya, paternalis artinya memiliki kesan kebapakan, sesdangkam
paternalisme adalah sistem kepemimpinan yang menunjukkan hubungan kerja antara atasan
dan bawahan dilaksanakan seperti hubungan antara bapak dan anak.

Maka dari itu, kepemipinan paternalistis adalah pemimpin yang perannya diwarnai oleh sikap
kebapak-bapakan dalam arti bersifat melindungi, mengayomi dan menolong anggta
organisasi yang dipimpinnya.

Tipe kepemimpinan ini banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat
tradisional, umumnya di masyarakat yang agraris. Popularitas pemimpin yang paternalistis di
lingkungan yang demikian ini di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
 Kuatnya ikatan primordial
 “extended family system”
 Kehidupan masyarakat yang komunalistik.
 Peranan adat istiadat yang sangat kuatdalam kehdupan bermasyara¬kat.
 Masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seo¬rang anggota
masyarakat dengan anggota masyarakat lainya.

Kepemimpinan paternalistis adalah pemimpin yang peranannya diwarnai oleh sikap


kebapak-bapakan dala arti bersifat melindungi, mengayomi dan menolong anggota oganisasi
yang dipimpinnya. Pemimpin merupakan tempat bertanya dan menjadi tumpuan harapam
bagi pengikutnya dalam menyelesaikan masalah-masalahnya.

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistis yang peranannya dalam kehidupan


organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh pengikutnya. Para bawahan biasanya
mengharapkan seorang pemimpin yang paternalistis mempunyai sifat yang tidak
mementingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatian terhadap kepentingan dan
kesejahteraan para bawahannya. Sehingga tidak jarang terjadi sebagai akibat dari adanya
pandanagan bahwa para bawahan itu belum dewasa.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan kepemimpinan Paternalistis

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari tipe kepemimpinan paternalistis ini
diantaranya adalah:
a. Kelebihan
1. Pemimpin dihormati oleh bawahannya.
2. Mengutamakan kebersamaan.
3. Pemimpin berperan sebagai pelindung.

b. Kekurangan
1. Menganggap bawahan belum dewasa.
2. Bawahan tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide dan saran.
3. Bawahan selalu tergantung kepada pemimpin dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya.
2.3 kepemimpinan maternalistik

Tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistis, yang membedakan adalah
dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi
yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan Paternalistis adalah pemimpin yang peranannya diwarnai oleh sikap


kebapak-bapakan dala arti bersifat melindungi, mengayomi dan menolong anggota oganisasi
yang dipimpinnya. Pemimpin merupakan tempat bertanya dan menjadi tumpuan harapam
bagi pengikutnya dalam menyelesaikan masalah-masalahnya.
Dilihat dari asal katanya, paternalis artinya memiliki kesan kebapakan, sesdangkam
paternalisme adalah sistem kepemimpinan yang menunjukkan hubungan kerja antara atasan
dan bawahan dilaksanakan seperti hubungan antara bapak dan anak.
Tipe kepemimpinan ini banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat
tradisional, umumnya di masyarakat yang agraris.

You might also like