Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Ni Wayan Dea Dharmala
1506305148 / 20
AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
1. Kode Etik Akuntan
SEKSI 110
INTEGRITAS
110.1. Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk bersikap lugas dan
jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga
berarti berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
110.2. Akuntan Profesional tidak boleh terkait dengan laporan, pernyataan resmi, komunikasi,
atau informasi lain ketika Akuntan Profesional meyakini bahwa informasi tersebut
terdapat:
a) kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;
b) pernyataan atau informasi yang dilengkapi secara sembarangan; atau
c) penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan sehingga
akan menyesatkan. Ketika menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan
informasi semacam itu, maka Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah
yang diperlukan agar tidak dikaitkan dengan informasi tersebut.
110.3. Akuntan Profesional dianggap tidak melanggar ketentuan paragraf 110.2 sepanjang
Akuntan Profesional memberikan laporan yang telah diperbaiki terkait dengan
permasalahan yang terdapat dalam paragraf tersebut.
SEKSI 120
OBJEKTIVITAS
120.1. Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat
mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya.
120.2. Akuntan Profesional mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengganggu
objektivitasnya. Namun tidak mungkin untuk mendefinisikan dan memberikan
rekomendasi atas seluruh situasi yang akan dihadapi oleh Akuntan Profesional.
Akuntan Profesional tidak akan memberikan layanan profesional jika suatu keadaan
atau hubungan menyebabkan terjadinya bias atau dapat memberi pengaruh yang
berlebihan terhadap pertimbangan profesionalnya.
2
SEKSI 130
KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL
130.1. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap Akuntan
Profesional untuk:
a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan
untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima layanan profesional yang
kompeten; dan
b) Bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan profesional yang
berlaku ketika memberikan jasa profesional.
130.2. Jasa profesional yang kompeten mensyaratkan pertimbangan yang cermat dalam
menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional untuk jasa yang diberikan.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah yaitu:
a) Pencapaian kompetensi profesional; dan
b) Pemeliharaan kompetensi profesional.
130.3. Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran yang berkelanjutan dan
pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, dan bisnis yang relevan. Program
pengembangan profesional yang berkelanjutan membuat Akuntan Profesional dapat
mengembangkan dan memelihara kemampuannya untuk bertindak secara kompeten
dalam lingkungan profesional.
130.4. Ketekunan meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan penugasan, berhati-
hati, lengkap, dan tepat waktu.
130.5. Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang rasional untuk menjamin
bahwa orang-orang yang bekerja di bawah kewenangannya telah memperoleh pelatihan
dan pengawasan yang memadai.
130.6. Ketika tepat, Akuntan Profesional menjelaskan kepada klien, pemberi kerja, atau
pengguna jasa lain mengenai keterbatasan yang melekat pada jasa atau kegiatan
profesional yang diberikannya.
SEKSI 140
KERAHASIAAN
140.1. Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tidak melakukan hal
berikut:
a) Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis kepada pihak di luar Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya
3
bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika
terdapat hak atau kewajiban secara hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya; dan
b) Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
140.2. Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi, termasuk dalam lingkungan
sosialnya, serta waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja
terutama kepada rekan bisnis dekat atau anggota keluarga dekat.
140.3. Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien
atau pemberi kerja.
140.4. Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor Akuntan atau
organisasi tempatnya kerja.
140.5. Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memastikan
bahwa staf yang berada di bawah pengawasannya dan orang yang memberi saran dan
bantuan profesional, menghormati kewajiban Akuntan Profesional untuk menjaga
kerahasiaan informasi.
140.6. Kewajiban untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus dipertahankan, bahkan setelah
berakhirnya hubungan antara Akuntan Profesional dengan klien atau pemberi kerja.
Ketika Akuntan Profesional berpindah kerja atau mendapatkan klien baru, Akuntan
Profesional berhak untuk menggunakan pengalaman yang diperoleh sebelumnya.
Namun demikian, Akuntan Profesional tidak menggunakan atau mengungkapkan setiap
informasi rahasia baik yang diperoleh atau diterima dari hubungan profesional atau
bisnis sebelumnya.
140.7. Sebagai suatu prinsip dasar etika, prinsip kerahasiaan melayani kepentingan publik
karena memfasilitasi aliran informasi yang bebas dari klien Akuntan Profesional atau
organisasi tempatnya bekerja ke Akuntan Profesional. Namun demikian, berikut ini
adalah keadaan di mana Akuntan Profesional disyaratkan atau mungkin disyaratkan
untuk mengungkapkan informasi rahasia atau ketika pengungkapan tersebut mungkin
diperlukan:
a) Pengungkapan yang diizinkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi
kerja;
b) Pengungkapan yang disyaratkan oleh hukum, misalnya:
i) Produksi dokumen atau ketentuan lainnya dari bukti dalam proses hukum; atau
4
ii) Pengungkapan kepada otoritas publik sesuai pelanggaran hukum yang
terungkap; dan
c) Terdapat tugas atau hak profesional untuk mengungkapkan, jika tidak dilarang oleh
hukum:
i) Untuk mematuhi reviu mutu oleh Ikatan Akuntan Indonesia;
ii) Untuk merespons pertanyaan atau investigasi oleh Ikatan Akuntan Indonesia
atau badan regulator;
iii)Untuk melindungi kepentingan profesional dari Akuntan Profesional dalam
proses hukum; atau
iv) Untuk mematuhi standar teknis dan profesional, termasuk persyaratan etika.
140.8. Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi rahasia, Akuntan Profesional
mempertimbangkan faktor yang relevan termasuk:
a) Dapat tidaknya kepentingan semua pihak dirugikan, termasuk pihak ketiga yang
kepentingannya terpengaruh, jika klien atau pemberi kerja menyetujui
pengungkapan informasi oleh Akuntan Profesional.
b) Diketahui tidaknya dan dibuktikan tidaknya semua informasi yang relevan,
sepanjang praktis; ketika menghadapi situasi bahwa fakta tidak didukung bukti yang
kuat, informasi yang tidak lengkap, atau kesimpulan yang tidak didukung bukti yang
kuat, maka digunakan pertimbangan profesional dalam menentukan jenis
pengungkapan yang akan diberikan.
c) Jenis komunikasi yang digunakan dan pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.
d) Pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut adalah penerima yang tepat.
SEKSI 150
PERILAKU PROFESIONAL
150.1. Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk mematuhi
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap perilaku yang
Akuntan Profesional tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi kepercayaan
pada profesi. Hal ini termasuk perilaku, yang menurut pihak ketiga yang rasional dan
memiliki informasi yang cukup, setelah menimbang semua fakta dan keadaan tertentu
yang tersedia bagi Akuntan Profesional pada waktu itu, akan menyimpulkan, yang
mengakibatkan pengaruh negatif terhadap reputasi baik dari profesi.
5
150.2. Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, Akuntan Profesional
dilarang mencemarkan nama baik profesi. Akuntan Profesional bersikap jujur dan dapat
dipercaya, serta tidak:
a) Mengakui secara berlebihan mengenai jasa yang ditawarkan, kualifikasi yang
dimiliki, atau pengalaman yang diperoleh; atau
b) Membuat referensi yang meremehkan atau membuat perbandingan tanpa bukti
terhadap pekerjaan pihak lain
2. Standar Audit
Sepuluh (10) standar audit menurut GAAS
Di dalam auditing, ada sebuah istilah yang disebut GAAS yang merupakan singkatan
dari Generally Accepted Auditing Standard. GAAS adalah aturan-aturan dan pedoman
umum yang digunakan akuntan publik yang terdaftar atau bersertifikat dalam
mempersiapkan dan melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan klien.
Di dalam GAAS terdapat 10 standar audit yang menjadi pedoman auditor dalam
melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan yang dikelompokkan dalam 3 standar. yaitu
standar umum (general standards), standar pekerjaan lapangan (standards of field work)
dan standar pelaporan (standards of reporting).
6
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit.
III. Standar Pelaporan (Standards of Reporting)
7. Financial Statements Presented in Accordance with GAAP, laporan audit harus
menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
8. Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan
keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
9. Adequacy of Informative Disclosures, pengungkapan informative dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
10. Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai
laporan keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diterima.
7
5) Pemekerjaan (Hiring) - meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki
karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan
secara kompeten
6) Pengembangan Profesional - meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan
memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan
profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan
pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan
untuk kemajuan karier mereka di KAP
7) Promosi (Advancement) - meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk
promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang
lebih tinggi.
8) Penerimaan dan Keberlanjutan Klien - menentukan apakah perikatan dari klien akan
diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan
dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip
pertimbangan kehati-hatian (prudence)
9) Inspeksi - meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain
pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif
8
4) Keterlenyapan (perishability): manfaat mereka pada jasa akan habis /lenyap dengan cepat
sehingga konsumsi jasa akan dilakukan konsumen secara berulang. Misal jasa cuci
mobil.
Kegiatannya berupa :
9
f) Penyortiran: membeli barang atau produk secara borongan kemudian memilih dan
memecah menjadi unit
g) Penyeleksian: kualitas Membeli barang /produk secara borongan kemudian menyeleksi
kualitas dan membungkus serta memberi label sesuai kualitas
h) Pengangkutan: memindahkan barang secara fisik dari prousen ke konsumen akhir
i) Penyediaan: informasi pasar Menyampaikan informasi pasar yang diperlukan oleh
pembuat produk seperti volume penjualan harapan Penaggungan resiko Menyerap usaha
khususnya yang berkaitan dengan penyimpanan dan keuangan produk
3) Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur(pabrik) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku
kemudian menjual barang jadi tersebut.Contoh pabrik sepatu, pabrik roti.
Karakteristiknya :
1) Dalam kegiatan manufaktur terdiri dari produksi, pemasaran da administratif/umum.
2) Adanya bagian yang disebut dengan pabrik yang merupakan fungsi/kegiatan tambahan
yang terdapat dalam perusahaan manufaktur
Dari ketiga jenis perusahaan tersebut yang bergerak di ketiga bidang tersebut adalah
perusahaan honda atau toyota mobil.
10
11
12
1) Kesimpulan:
Berdasarkan laporan auditor independen yang tercantum dalam laporan keuangan
konsolidasian tahun 2016 PT. Marga Abhinaya Abadi Tbk, dimana laporan tersebut telah di
audit oleh Kokasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan dapat diambil kesimpulan
bahwa laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material. Hal tersebut tercantum dalam opini auditor, yang menyatakan bahwa
laporan keuangan konsolidasian tersebut telah di audit berdasarkan standar audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Namun ada penekanan suatu hal dalam Catatan 37 atas laporan keungan konsolidasian
sehubungan dengan penerapan PSAK 25, penerapan awal PSAK 24, dan PSAK 46, yang
menyebabkan dilakukannya penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 31
desember 2015 dan 2014 terlampir oleh Grup sebagaimana yang dipersyaratkan oleh
Standar Akuntansi Keuangan, namun opini auditor tidak dimodifikasi sehubungan dengan
hal tersebut. Selain itu, auditor juga memberi perhatian pada catatan 38 atas laporan
keuangan konsolidasian yang mengindikasikan bahwa Grup mengalami rugi bersih untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sehingga menyebabkan akumulasi
defisit pada tanggal 31 Desember 2016. Hal tersebut mengindikasikan adanya
ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan
Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
13