You are on page 1of 21

WAWASAN WIYATA MANDALA

MATERI MASA ORIENTASI SISWA BARU (MOS)


SMAN 1 DARMA
TAHUN DIKLAT 2012

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, iklim belajar mengajar yang dapat
menumbuhkan percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat perlu terus dikembangkan
agar tumbuh sikap dan perilaku kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Sekolah sering dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga lupa pada
factor-faktor lain yang menyebabkan beban sekolah menjadi semakin berat.
Oleh karena itu perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dipakai untuk mengelola
sekolah. Wawasan itu dikenal dengan istilah wawasan wiyata mandala.
Dalam mencipatakan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan kondisi yang dinamis dan iklim
yang menguntungkan disekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan tertib,
aman dan dalam suasana kekeluargaan. Oleh karena itu partisipasi seluruh komponen baik
kepala sekolah, guru maupun karyawan

II. SEKOLAH DAN FUNGSINYA


Sekolah sebagai tempat penyelenggara proses belajar mengajar, menanamkan dan
mengembangkan berbagai nilai, Iptek, keterampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang utuh dan
bulat, yang memiliki makna sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian
yang saling berperan dan berkaitan teranyam menjadi satu.
Apabila terjadi kekurangan atau tidak berfungsinya bagian-bagian itu maka akan menyebabkan
fungsi sekolah akan terganggu sehingga akan menghambat pencapaian tujuan. Bagian-bagian itu
antara lain gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan, laboratorium, aula (bentuk
fisik dan kurikulum peserta didik, instruktur dan karyawan).
Keadaan fisik sekolah perlu dirawat dan dijaga dengan baik serta digunakan sesuai dengan
fungsinya. Siswa dapat merawat dan menjaganya dengan berpedoman pada prinsip 5K yaitu
Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan.
Sekolah pada dasarnya mempunyai fungsi dan tugas menyelenggarakan proses pendidikan secara
terencana, tertib dan teratur. Sekolah juga dapat dipandang sebagai masyarakat belajar yang utuh
dan bulat yang memiliki kepribadian tersendiri. Sebagai masyarakat belajar maka sekolah tidak
dapat dilepaskan dengan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena sekolah sebenarnya
merupakan sub system dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

III. ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA


Wawasan secara harafiah berarti pandangan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Dan juga
dapat diartikan sebagai cara memandang atau cara melihat atau cara meninjau. Kata wawasan
berarti pengajaran atau pendidikan sedangka mandala berarti lingkungan atau lingkaran atau
daerah. Jadi Wawasan Wiyata Mandala berarti cara pandang kalangan pendidikan tentang
keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas dan fungsi sekolah di lingkungan masyarakat.
Agar tujuan pendidikan dan fungsi serta tugas sekolah dapat terlaksana dengan baik maka
diperlukan pandangan yang sama dari seluruh warga mengenai sekolah sebagai lembaga
pendidikan.
Setiap sekolah wajib menyelenggarakan seluruh proses pendidikan di seklahnya. Kesatuan
pandang yang disebut Wawasan Wiyata Mandala merupakan kebijakan di lingkungan sekolah.
Wawasan Wiyata Mandala harus merupakan satu kesatuan yang menjamin berlangsungnya
proses pendidika di sekolah secara efisien dan efektif. Wawasan Wiyata Mandala merupakan
wawasan yang mengikat seluruh warga sekolah sebagai suatu wahana menuju tercapainya suatu
tujuan pendidikan nasional.
Unsure-unsur Wawasan Wiayata Mandala :
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggun jawab penuh atas penyelenggaraan
pendidikan dalam lingkungan sekolahnya.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk
mengemban tugas pendidikan.
4. Para warga sekolah di dalam maupun diluar sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi
martabat dan citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya mendukung antar warga.

IV. SEKOLAH SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Dikarenakans sekolah sebagai Wiyata Madala atau lingkungan pendidikan maka sekolah tidak
boleh digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan yang
bertentangan dengan tujuan pendidikan. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru
mengajar, tempat untuk menuntut ilmu, tempat membina dan mengembangkan pandangan hidup
dan kepribadian bangsaa, tata karma, nilai-nilai agama, Iptek serta berbagai macam keterampilan
siswa.
Oleh karena itu sudah sewajarnya kita mempunyai kewajiban moral untuk senantiasa
menjunjung tinggi nama baik sekolah, menghormati sekolah, serta menjaga dan melindungi
sekolah dari segala macam unsure yang dapat menganggu proses pendidikan. Disini diperlukan
kemanunggalan, persatuan dan kesatuan warga sekolah untuk menghadapi segala kemungkinan
yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar disekolah. Setiap warga sekolah harus
dapat menunjukan loyalitas atau pengabdian kepada sekolah.

Untuk itu maka peran aktif siswa dan guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan.
Tugas guru dan siswa adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi
interaksi yang mendorong para siswa untuk belajar interaktif. Dalam hal ini yang mendapat
perhatian adalah :
1. Bentuk pengaturan perabot disesuaikan dengan situasi kelas.
2. Jumlah kelompok dalam kelas
3. Jumlah siswa dalam kelompok
Keaktifan siswa dapat tercipta dengan langkah sebagai berikut :
1. Siswa ikut secara aktif dalam pelajaran
2. Sikap positif siswa dalam mengikuti pelajaran
3. Menggunakan kesempatan baik dalam mengambil keputusan
4. Sikap guru yang positif dalam mengambil keputusan
Dalam hal ini perlu juga dukungan dari semua pihak untuk berlangsungnya kegiatan
ekstrakurikuler disamping kegiatan kurikuler.
Kondisi yang mendukung kegiatan Wawasan Wiyata Mandala :
1. Menaati tata tertib sekolah
Tata tertib sekolah disusun secara operasional untuk mengatur tingakah laku dan sikap siswa dan
guru serta karyawan. Dalam tata tertib sekolah dikemukakan tentang hal-hal yang diharuskan,
dianjurkan dan yang tidak boleh dilakukan dalampergaulan di lingkungan sekolah.
2. Hormat dan taat pada guru
Guru memiliki tugas professional yaitu mendidik dalam rangka mengembangkan keterampilan.
Tugas berat guru adalah tugas kemasyarakatan yaitu ikut serta mengembangkan terbentuknya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. Kerjasama antar warga sekolah
Antara warga sekolah dan masyarakat harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk
mengembangkan tugas pendidikan. Kerjasama ini akan menimbulkan saling pengertian dan akan
lebih membuka cakrawala pandangan oran tua siswa tentang hal-hal yang menjadi tugas dan
tanggungjawab dalam mendidika anaknya.

V. KETAHANAN SEKOLAH DALAM WAWASAN WIYATA MANDALA


Ketahanan sekolah adalah suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan dlam
menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar sekolah yang
langsung ataupun tidak langsung dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kondisi dinamik
yang dimaksud adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya kekuatan positif yang sumbernya
antara lain dari siswa yang aktif melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi masing-masing,
maupun unsru kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan anggota
masyarakat di lingkungan seklah.

Untuk mencipta ketahanan sekolah maka perlu dicipta :


1. Menaati dan memenuhi tata tertib sekolah
2. Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah
3. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan
4. Belajar keras, teratur dan terencana
5. Melaksanakan upacara bendera dengan tertib, disiplin, khidmat dan penuh kesungguhan.
6. Memelihara 7 K

VI. PENUTUP
Seperti telah diuraikan diatas bahwa Wawasan Wiyata Mandala diartikan sebagai suatu
pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan secara ideal harus mempunyai kelengkapan yang memadai. Suasana kondusif dan
dinamis dukungan partisipasi keluarga, masyarakat dan pemerintah yang lebih positif juga sangat
diperlukan. Disamping itu semua komponen harus memiliki rasa memiliki dan rasa
tanggungjawab terhadap terpeliharanya dan terbinanya lebaga pendidikan sehingga terjamin
kelancaran proses belajar mengajar yang mendukung masukan yang diharapkan.
PERATURAN BARIS BERBARIS

( Bag. I )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat
memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan
tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa itu Baris Berbaris ?
1. Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat
menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang
sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

1. Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin
untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang kanan -GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan kanan/kiri - JALAN
-dua langkah ke depan -JALAN
-satu langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului
dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan kanan/kiri - JALAN
-hadap kanan/kiri maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
• Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
• Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
• Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
• Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
• Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-
JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat
diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.

Tentang aba-aba : “henti”


Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang
bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari
maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-
turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul -MULAI

4. Cara memberi aba-aba


a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada
tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
• Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
• Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK
dan kembali ke sikap sempurna.
c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari,
aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu
berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
• Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah
untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar
kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK

( Bag. II )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat
memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan
tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

1. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar


a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap,
ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat
badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke
belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan
menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus,
dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas
sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang
telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat
bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk
memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan
menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan
kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului
aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-
petunjuk yang diberikan akan dijalankan

c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)


Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari
kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya,
punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri
tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan
mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri
ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa
menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan
muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang
meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf
dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung
depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan
diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan
tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada
di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.

d. Setengah lencang kanan/kiri


Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang)
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu
jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus
saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)


Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah
lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa
menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan

f. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan
memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil
memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan
nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP
atau KURANG SATU/KURANG DUA.

1. Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di
ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di
depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
• Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
• Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan
melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.

d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi
perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk
(dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan
berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat
dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan)
menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan,
siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan
kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap
sempurna.

( Bag. III )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat
memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan
tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a) Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu
bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata,
ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak,
pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan
diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c) Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri,
sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan
dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah


Macam langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah kesamping 40cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165 tiap menit

A. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata
sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah
langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri
30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan
45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian
diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah
selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°.
Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti
jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan
berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat
tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang
di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan
digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah
selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-
JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D. LANGKAH PERLAHAN
1) Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a) Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b) Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah
segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri,
kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c) Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
• Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan
dengan langkah perlahan.
• Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih
khidmat.
2) Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya :
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm.
Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap
sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya
langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna.
Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti
sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah
depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak
dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri
setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan
kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu,
lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada
waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari
menurut ketentuan yang ada.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah,
kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan
itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah,
selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap
sempurna.
I. LANGKAH MERDEKA
1) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas
pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan
lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya
dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap
dilarang meninggalkan barisan.
2) Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah.
Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3) Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada
waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan
yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah
baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
Sumber/ Referensi :
1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.
1. Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD
NARKOBA DAN MIRAS

MATERI MASA ORIENTASI SISWA BARU (MOS)


SMAN 1 DARMA
TAHUN DIKLAT 2012

Penyebaran narkoba dan miras saat ini sudah mewabah dalam masyarakat. Penyebarannya tidak
lagi mengenal status ekonomi social serta usia. Kita hendaknya mewaspadai masalah ini dan
saling membantu jika ada yang kecanduan, karena hanya dengan dukungan orang disekelilingnya
dapat sembuh.
Korban dari narkoba tidak lagi mengenal batasan umur danstatus social ekonomi. Tua, muda
bahkan anak yang baru menginjak remaja sudah banyak yang terjerat atau menjadi pemakai
narkoba. Kebanyakan pencandu terdiri dari kaum remaja, baik mereka dikota maupun didesa yan
berasal dari keluarga miskin ataupu kaya, berpendidikan tinggi ataupun biasa-biasa saja.

I. Pengertian narkoba dan miras serta efeknya.


Narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) adalah jenis obat yang mempunyai efek tertentu
sehingga berbahaya jika dikonsumsi secara sembarangan, karena itu penggunaannya harus sesuai
dengan anjuran dokter.
Efek dari penggunaan Narkoba :
1. Menyebabkan lumpuh atau mati rasa.
2. Mengurangi rasa sakit
3. Mengendorkan syaraf
4. Menenangkan dan membuat tidur (depresan)
5. Merangsang syaraf pusat agar anergi atau aktifitas meningkat (stimulansia)
6. Merubah pkiran atau perasaan agar terasakan hal yang luar biasa (halusinogen)
Ketagihan narkoba akan meyebabkan penurunan kekebalan, keracunan darah dan dapat pula
menyebabkan kematian.
Sedangkan miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alcohol dan dapat
menimbulkan ketagihan, bias bebahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi pikiran ,
suasana hati serta perilaku serta menyebabkan kerusakan fungsi organ-organ tubuh.
Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan, menenangkan, menghilangkan rasa
sakit, membius serta membuat gembira.

II. Jenis-jenis narkoba dan miras


Beberapa contoh narkoba :
a) Heroin
b) Ganja
c) Ecstasy
d) Shabu-shabu
e) Amphetamine (stimulant sintesis)
f) Ganja
Beberapa contoh miras :
a) Bir
b) Wisky
c) Vodka dengan berbagai jenis merk
d) Tuak atau arak (dari poho aren/nira)
e) Ciu atau brem (sari ketan/tebu)
f) Anggur beras

III. Tanda-tanda sederhana jka kecanduan narkoba/miras


Tanda-tanda sederhana yang dapat terlihat dari sesorang yang mungkin sedang kecanduan
narkoba atau miras :
1) Perubahan perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah
tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas.
2) Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak memperhatikan kebersihan tau
penampilan diri.
3) Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik dirumah maupun disekolah.
4) Nilai raport maupun prestasi lainnya menurun.
5) Bersembunyi ditempat-tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.
6) Lebih bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai cirri-ciri seperti tanda-tanda
diatas.
7) Mencuri apasaja milik orang tua atau saudara untuk membeli narkoba atau miras.
8) Sering cemas mudah stress atau gelisah, sukar tidur.
9) Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamat hitam terus.

IV. Akibat penyalahgunaan narkoba/miras.


Apabila ada orang tua atau teman menggunakan secara terus menerus selama satu bulan atau
lebih maka akan menjurus pada gejala :
1) Malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi.
2) Hidup jorok sehingga terkena eksim
3) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus dan sulit tidur
4) Gangguan otot jantung dan tekanan darah tinggi.
5) Ganguan gerak dan keseimbangan tubuh.
6) Lamban kerja, ceroboh, sering tegang dan gelisah
7) Hlang kepercayaan diri, apatis, penghayal, dan penuh curiga.
8) Gangguan mental, anti social dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
9) Cenderung menyakiti diri dan bahkan bunuh diri.
10) Kematian karena kerusakan organ tubuh.

V. Akibat miras bagi kesehatan reproduksi


Menggunakan narkoba dan miras dapat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup untuk
mempunyai keturunan diantaranya :
1) Pola hidup jorok dan melupakan norma susila sering mengabitkan tertularnya penyakit
kelamin (PMS, HIV/AIDS) yang menularkan kepada pasangan, dan dapat pula secara langsung
menular pada bayi yang dikandung atau bayi lahir cacat.
2) Kecanduan obat terlarang pada orang tua dapat mengakibatkan bayi lahir dengan
ketergantungan obat sehingga harus mengalami perawatan intensif yang mahal.
3) Kebiasaan menggunakan narkoba/miras dapat menurun pada sifat-sifat anak yang dilahirkan
yaitu menjadi peminum atau pecandu, atau mengalami gangguan mental/cacat.
4) Wanita “pemakai” mempunyai sikap hidup malas dan kekurangan gizi sehingga
mengakibatkan bayi yang berada dalam kandungannya gugur, berat rendah atau cacat.
5) Dapat mengakibatkan impotensi atau keinginan seksual yang berlebihan maupun perilaku
seksual yang menyimpang sehingga menggangu keharmonisan keluarga.

VI. Alasan mengapa remaja terkena masalah narkoba atau miras.


Beberapa remaja terjerumus kemasalah narkoba dan miras karena pengaruh lingkungan dan
pergaulan. Mereka yang memakai selalu mempunyai kelompok pemakai. Awalnya seseorang
hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman menggunakannya, namun kemudian ada
yang menjadi kebiasaan.
Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri atau keluarganya, sering menjadi lebih suka
untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman khusunya.
Adanya ajakan atau tawaran dari teman serta banyaknya film dan saran hiburan yang
memberikan contoh “model pergaulan modern” biasanya mendorong mereka kepada pemakaian
secara berkelompok. Obat atau minuman keras memang menimbulkan ketergantungan, namun
yang terutama sebenarnya adalah ketergantungan kepada kelompok, yaitu adanya rasa “diakui”
mempunyai identitas yang sama dengan mereka, yaitu teman-teman sekelompoknya yang
“modern dan pemberani”
Apabila seseorang telah menjadi terbiasa memakainya dan karena mudah untuk
mendapatkannya, maka dia akan mulai memakinya sendiri sampai tahu-tahu telah menjadi
ketagihan dan sulit disembhkan. Sulit disembuhkan karena zat-zat itu telah meresap kedalam
tubuh dan perasaan, sehingga menuntut untuk dipernuhi. Ketagihan obat memang dapat
menimbulkan “rasa nyeri” atau “demam” yang berlebihan dan baru akan sembuh jika yang
bersangkutan menggunakan obat itu. Maka tak jarang orang yang telah ketagihan menjadi
pencuri, pemalahk dan mendapatkan apa saja untuk mendapatkan Narkoba dan Miras.

VII. Cara untuk menghidari kecanduan Narkoba/Miras


Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Pikiran bahwa “…aku hanya mencoba dan gampang
untuk berhenti…” adalah pikiran yang berbahaya dan salah untuk persoalan Narkoba.
Menghindari diri dari pemakaian Narkoba/Miras adalah dengan sikap menolak untuk
memakainya, karena sadar penuh terhadap konsekuensinya yang diakibatkan. Sikap menolak
yang pertama adalah menjauhkan diri dari dari mereka yang memakai apabila anda merasa akan
sulit untuk bisa menolak tawaran. Sikap menolak yang lain adalah tidak mau ikut-ikutan
menikmati barang itu, meskipun sehari-hari tetap bergaul biasa dengan mereka, hanya saja tidak
usah sungkan-sungkan untuk menyatakan “tidak” jika ditawari untuk ikut memakainya.

VIII. Cara mengelola diri agar jauh dari Narkoba/Miras


Pada prinsipnya hidup itu harus seimbang, yaitu mematuhi berbagai kebutuhan baik fisik, social,
mental maupun spiritual. Untuk selalu diingat adalah berbagai kegiatan yang perlu dilakukan
sehari-hari agar terhindar dari Narkoba/Miras adalah :
1) Aktif memegang teguh norma-norma agama dan social kemayarakatan
2) Aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, social kemasyarakatan dan keagamaan.
3) Aktif melakukan gerak badan dan olah raga.
4) Aktif melakukan kegiatan hobi, rekreasi atau bermain dengan teman.
5) Aktif mengembangkan kemampuan diri dengan berbagai keterampilan.
6) Istirahat yang cukup dan juga makan yang cukup dengan gizi seimbang.
7) Hadapi persoalan hidup dengan tanpa terlalu takut, panic atau stress karena pasti akan dapat
diselesaikan seiring dengan berjalannya waktu.
8) Jangan menyimpan persoalan, kalau bisa ceritakan kepada orang lain.
9) Percaya bahwa hidup telah ada yang mengatur, kita hanya wajib menjalankan dengan sebaik-
baiknya.
10) Jangan mudah menerima sesuatu dari orang lain baik yang sudah dikenal ataupun orang yang
belum dikenal seperti permen atau cemilan-cemilan.
PROGRAM DAN CARA BELAJAR

MATERI MASA ORIENTASI SISWA BARU (MOS)


SMAN 1 DARMA
TAHUN 2012

I. ARTI PENTINGNYA BELAJAR


Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Balajar
juga dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Perubahan tingkah laku dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi
dapat melakukan sesuatu disebut belajar.

II. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR


Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Oleh karena itu kita harus belajar dengan
sebaik-baiknya. Sebagai seorang siswa harusmengetahui prinsip-prinsip belajar, antara
lain :
1) Untuk belajar kita membutuhkan dorongan atau motivasi.
Dorongan itu ada yang dating dari dalam maupun dari luar diri sendiri. Dorongan dari
dalam antara lain keinginan untuk lebih maju, cita-cita yang akan diraihnya. Sedangkan
dorongan dari luar misalnya adanya system rengking di kelas, karena pujian, takut
mendapat malu dan sebagainya.
2) Untuk dapat belajar baik kita harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang sedang
kita pelajari. Hal yang dapat mengganggu pemusatan perhatian adalah pikiran yang
tertuju pada hal-hal yang mungkin sedang mempengaruhi perasaan seperti kesedihan,
patah hati, kemarahan, iri hati, kebencian, dll.
3) Kita harus berusaha untuk mengerti lebih dulu yang kita pelajari sebelum menghapal.
Hal yang dimengerti akan lebih mudah untuk dihapa.
4) Untuk dapat mengerti sesuatu yang dipelajari dapat ditempuh dengan cara :
a) Menanyakan pada diri sendiri mengenai hal yang kita pelajari
b) Membuat ringkasan atau skema untuk memudahkan memahami
c) Mencoba menghubungkan dengan masalah yang lebih besar dan menyeluruh
d) Mencoba menelaah dari berbagai macam segi agar menjadi lebih jelas.
e) Mencoba menyusun singkatan (jembatan keledai) untuk hal-hal yang panjang
sebagai rumus.
Misalnya nama keluarga Matahari menjadi MERCVEM Yang Sangat Ulung Nan Pandai
:
Merc = Mercurius
V = Venus
E = Earth
M = Mars
Yang = Yupiter
Sangat = Saturnus
Ulung = Uranus
Nan = Neptunus
Pandai = Pluto
f) Untuk lebih memantapkan hal yang kita pelajari disekolah sebaiknya jangan merasa
cukup hanya mendengarkan penjelasan guru di sekolah. Setibanya di rumah perlu
dibaca kembali dan melengkapi dengan ringkasan skema.

5) Kita harus meyakini bahwa semua pelajaran yang diterima akan berguna bagi kita
nanti, walaupun kita sudah tidak sekolah lagi.
6) Agar yang kita pelajari lebih meresap adalah dengan beristirahat untuk
mengedapankan semua hal yang sudah diperoleh dari belajar.
7) Hasil belajar yang sudah kita peroleh dapat digunakan untuk mempelajari yang lain.
Missal pola Bahasa Indonesia untuk mempelajari bahas asing.
8) Menghindari hal-hal yang dapat menghambat belajar, seperti perasaan takut, malu,
marah, kesal, dsb.

III. CARA BELAJAR


1) Belajar di sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan proses belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan siswa perlu memahami hal-hal sebagai berikut :
a) Siswa harus memahami tujuan pendidikan
b) Siswa harus memiliki sifat terbuka, artinya dapat menerima guru sebagaimana
adanya.
c) Siswa harus mempelajari dan menyiapkan alat pelajaran untuk esok harimya.
d) Siswa harus penuh minat dan perhatian dalam menerima pelajaran dan
menyingkirkan hal yang mengganggu konsentrasi dalam menerima pelajaran.
e) Siswa hendaknya bersikap kritis dalam menerima pelajaran
f) Siswa harus memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju, memiliki sifat
ingin tahu dan ingin menguasai ilmu pengetahuan.
g) Siswa hendaknya menghindari sifat malu bertanya untuk meminta penjelasan
mengenai hal-hal yang kurang dipahami.
h) Sisa harus berusaha untuk mencapai nilai yang setinggi-tingginya dengan prestasi
sendiri tanpa menggantungkan dengan orang lain.
i) Siswa harus mengikuti pelajaran dengan aktif, artinya siswa tidak hanya
mendengarkan tapi juga berinisiatif dalam memahami pelajaran dengan membuat
catatan yang perlu.
j) Setibanya dirumah, siswa harus mengulangi kembali hasil pelajaran yang dipelajari di
sekolah.
2) Belajar dirumah
Siswa dalam menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajar. Untuk dapat
belajar dirumah secara baik hendaknya memilih waktu dan tempat yang tepat serta
nyaman. Meja dan tempat duduk yang kurang enak dapat mengganggu konsentrasi
dalam belajar.
Siswa perlu dan harus belajar di rumah setiap hari dalam waktu tertentu bukan terus
menerus tanpa henti.
3) Belajar berkelompok
Belajar dalam berkelompok banyak sekali manfaatnya. Siswa yang belum memahami
sesuatu hal dapat memperoleh penjelasan teman yang sudah paham. Sebaliknya siswa
yang sudah paham akan lebih mahir karena ia mengutarakan hal yang sudah diketahui.
Dalam kelompok belajar hendaknya ada ketua kelompok dan dalam pembentukan
kelompok belajra perlu memperhatikan jarak rumah dan jumlah anggota kelompoknya.

IV. PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN


1) Pentingnya perpustakaan
Di setiap sekolah terdapat perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sumber
utama untuk memperoleh bahan bacaan bagi siswa. Di dalam perpustakaan disediakan
buku-buku yang diperlukan siswa di sekolah.
Memang perpustakaan berarti kumpulan buku-buku. Oleh karena itu didalam
perpustakaan disediakan buku baik berupa buku pelajaran maupun buku yang
berhubungan dengan ilmu pengetahun dan teknologi. Buku-buku tersebut akan
memberikan wawasan yang lebih luas kepada para siswa dan komponen sekolah yang
memanfaatkannya.

2) Cara Memanfaatkan Perpustakaan


Adanya perpustakaan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat
memanfaatkan perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Mengetahui jadwal kerja perpustakaan
b) Mengetahui peraturan yang berlaku di perpustakaan
c) Mengetahui tata cara menjadi anggota perpustakaan. Hal ini penting karena dengan
menjadi anggota perpustakaan maka dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada
diperpustakaan.
d) Mengetahui system pengelompokan buku yang digunakan oleh perpustakaan
tersebut. Biasanya buku yang memiliki subyek sama diletakan ditempat yang sama.
e) Mengetahui penggunaan kartu catalog yang biasanya disusun menggunakan
alphabet nama pengarang.
f) Pemahaman secara khusus tentang cara meminjam dan mengembalikan buku yang
dapat dibawa pulang.
g) Mulailah membaca buku di perpustakaan dengan memulai judul buku, nama
pengarang, penerbit, dan tahun terbit.
h) Bacalah buku tersebut dari halaman pertama sampai dengan halaman terakhir
secara tepat.
i) Ulangi membaca buku dari bab ke bab secara teliti sambil mengingat-ingat.
j) Ulangi mebaca buku tersebut secara pelan-pelan dari bab ke bab sambil memeberi
tanda pada kalimat yang dianggap penting.
k) Salinlah kalimat yang telah diberi tanda ke dalam buku catatan
l) Pahami dan atau hapalkan hasil catatan tersebut hingga mengerti.
m) Buatlah pertanyaan dan jawaban sebagai test diri (selftest) untuk mengetahui letak
kekurangan kita.

V. PEMANFAATAN WAKTU
1) Pentingnya Waktu
Sebagai manusia kita hidup dalam lingkup ruang dan waktu. Kita hidup dalam suatu
ruang tertentu dan dalam waktu tertentu yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya. Ruang dan waktu dapat dibedakan tetapi sulit untuk dapat dipisahkan. Kita
perlu memperhatikan penggunaan waktu yang kita miliki, sebab waktu yang telah lewat
tidak akan terulang lagi. Tuhan telah menyediakan waktu kepada kita untuk hidup, dan
kita perlu memanfaatkan waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya. Siswa perlu memiliki
motto bahwa “Time is time, waktu adalah waktu.” Waktu makan untuk makan, waktu
istirahat gunakan untuk istirahat, waktu belajar gunakan untuk belajar. Gunakan waktu
luang sebaik-baiknya. Tanpa memperhatikan penggunaan waktu maka hidup kita akan
kacau dan tanpa teratur. Banyak siswa kurang dapat mengatur dan menggunakan
waktu dengan sebaik-baiknya, akibatnya akan mengganggu dalam belajar. Dalam hal
ini sering terjadi jika besok pagi akan ujian atau test menjadi bingung belajar dengan
alas an tidak punya waktu. Hal ini karena waktunya telah terbuang sia-sia akibat tidak
dapat menggunakan waktu dengan baik.
2) Mengatur Waktu
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang berhasil mencapai sukses dalam hidup adalah
orang yang hidup teratur dan berdisiplin menggunakan waktu. Mereka mungkin
pedagang, politikus, ilmuwan, guru dan karyawan yang disiplin dengan waktu. Disiplin
seperti ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi melalui latihan yang ketat dan
disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu waktu yang tersedia oleh siswa harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya. Setiap siswa harus memiliki jadwal kegiatan sehari demi sehari dan
mentaatinya dengan baiknya. Dengan membuat jadwal kegiatan setiap hari dan motto
TIME IS TIME pasti akan mempermudah mewujudkan harapan dan cita-citanya.

VI. PENUTUP
Sekolah adalah lembaga pendidikan temapat pendidikan tempat berlangsungnya
kegiatan pendidikan. Dalam pelaksanaannya Kepala dibantu oleh wakil kepala, guru
mata pelajaran, guru BP, karyawan dan siswa.
Setiap siswa harus tunduk dan mentaati tata tertib sekolah dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar serta mau berperan serta dalam melaksanakan memelihara dan
menjaga keamanan sekolah.
Agar siswa dapat berhasil dengan baik maka setiap siswa harus belajar dengan tekun
dan teratur. Waktu yang ada hendaknya digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
kerperluan belajar dan hal-hal yang berguna demi masa depan siswa. Masa depan
hanya dapat dinikmati oleh orang yang mau belajar.

You might also like