Professional Documents
Culture Documents
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
HALAMAN JUDUL
Oleh :
Kadek Mia Risdayanthi
1302006023
Pembimbing :
dr. IGA Vivi Swayami Sp.KJ
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Responsi Kasus dengan judul
Skizofrenia Hebefrenik ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya (KKM) di Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
Dalam penyusunan laporan kali ini, penulis memperoleh banyak bimbingan,
petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. AA Sri Wahyuni, Sp.KJ selaku ketua Bagian/SMF Psikiatri FK
UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
2. Dr. Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ selaku koordinator
pendidikan Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
3. dr. IGA Vivi Swayami Sp.KJ selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan Responsi Kasus ini.
4. Dokter-dokter, dan perawat RSJ Provinsi Bali yang telah membantu dalam
proses penyelesaian responsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pembuatan responsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,
diharapkan adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa
memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi
masyarakat. Terima kasih.
Bangli, Juli 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
I. IDENTITAS PASIEN .................................................................................. 1
II. ANAMNESIS ............................................................................................... 1
III. PEMERIKSAAN FISIK ............................................................................... 4
IV. RESUME ...................................................................................................... 6
V. DIAGNOSIS BANDING ............................................................................. 7
VI. DIAGNOSIS KERJA ................................................................................... 7
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL .................................................................... 7
VIII. USULAN TERAPI ....................................................................................... 7
IX. PROGNOSIS ................................................................................................ 8
X. ANALISIS PSIKODINAMIKA ................................................................... 8
XI. SILSILAH KELUARGA PASIEN .............................................................. 9
iii
RESPONSI KASUS
SMF/BAGIAN PSIKIATRI DI RSJ BANGLI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PERIODE: 02 Juli – 08 Juli 2017
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : SKB
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal lahir/Umur : 01-01-1970 / 47 tahun
Status : Belum Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Budha
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Singaraja
Tanggal Pemeriksaan : 2 Juli 2017 (12.00 WITA)
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Heteroanamnesis : Berprilaku aneh
Autoanamnesis : Sakit kepala
Autoanamnesis
Pasien datang ke IGD RSJ Bangli diantar oleh kakaknya pada tanggal 2
Juli 2017 pukul 12.00 WITA. Pasien diwawancara dalam posisi duduk
berhadapan dengan pemeriksa. Pasien tampak kurang rapi dan roman wajah
tampak lebih tua dari usianya. Pasien menggunakan jaket dan celana panjang
berwarna hitam pudar serta mengenakan topi. Tampak rambut pasien sedikit
panjang dan beruban, gigi tampak kotor dengan beberapa gigi seri tampak
tanggal, kuku tangan dan kaki pasien tampak kotor, tidak tercium bau feses
1
2
dan urin namun tercium bau mulut yang tidak enak setiap kali pasien
berbicara. Pasien berperawakan kurus dengan kulit berwarna sawo matang.
Pasien diwawancara menggunakan bahasa Indonesia.
Pasien dapat menyebutkan nama, waktu pemeriksaan, tempat
pemeriksaan dan orang yang mengantar saat itu. Saat ditanya hari dan tanggal,
pasien mengatakan tidak tahu, tetapi pasien tahu saat ini merupakan tahun
2017. Pasien dapat menyebutkan tiga benda yang dikenalkan saat awal
wawancara ketika pertengahan wawancara, pasien dapat menyebutkan
makanan yang dimakannya sebelum berangkat ke rumah sakit serta dapat
menyebutkan nama SMA tempat ia bersekolah. Pasien dapat menjawab
pengurangan seratus dengan tujuh sebanyak lima kali dengan benar. Pasien
mengetahui tanggal kemerdekaan RI.
Pasien tidak mengetahui alasan mengapa dirinya dibawa ke rumah
sakit. Pasien mengatakan perasaannya saat ini biasa-biasa saja dengan raut
wajah tertawa kecil sambal menundukkan kepala. Pasien mengeluhkan
kepalanya sakit seperti akan meledak dan membuat dirinya tidak dapat tidur
dengan nyenyak sejak tiga hari yang lalu. Hal ini terjadi karena ada 2 jangkrik
yang masuk melalui telinga dan memakan otaknya. Pasien yakin bahwa
dirinya melihat sendiri dua jangkrik masuk ke dalam telinganya satu tahun
yang lalu saat dirinya dirawat di RSJ. Untuk meringankan gejala tersebut,
pasien mengatakan bahwa dirinya menanam abu yang didapatkannya di
klenteng ke dalam kepalanya. Beberapa waktu ini pasien mengatakan tidak
mendengar suara dan tidak melihat hal-hal yang orang lain tidak dapat dengar
dan lihat. Pasien tidak banyak berbicara dan lebih sering menundukkan kepala
dan menggerak-gerakkan jari tangannya. Pasien tampak enggan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari pemeriksa. Pasien hanya menjawab pertanyaan
pasien dengan nada yang lirih kemudian terdiam. Kontak verbal dan visual
kurang. Pasien kurang kooperatif karena tidak banyak bicara dan lebih sering
menjawab tidak tahu atau terdiam untuk pertanyaan yang diajukan pemeriksa.
Pasien mengatakan bahwa dirinya belum menikah dan hanya
bersekolah sampai kelas 2 SMA karena sakit gila. Saat ini kegiatan pasien
hanya diam di rumah, tidur, dan sesekali membantu menyapu rumah. Pasien
3
suka berbicara sendiri, pasien beberapa kali bolak balik ke RSJ untuk dirawat,
namun kakak pasien lupa sudah berapa kali dan tahun berapa saja pasien
dirawat. Kakak korban hanya mengatakan bahwa pada tahun 1996 pasien
sempat kumat, bahkan sampai membunuh orang. Oleh sebab itu, saat ini
keluarga merasa khawatir hal tersebut akan terulang sehingga membawa
pasien berobat ke RSJ. Setelah tahun 1996 pasien masih sering bolak-balik ke
RSJ untuk dirawat inap. Keluhan secara keseluruhan tidak pernah benar-benar
hilang. Selama satu tahun belakangan, pasien mengonsumsi obat berwarna
biru kecil dan kuning kecil. Kakak pasien tidak mengetahui nama obat yang
diberikan. Pasien dikatakan meminum obat secara tidak teratur karena pasien
tidak dapat dipantau setiap saat karena keterbatasan kesibukan orang-orang di
rumahnya. Dua minggu terakhir pasien menjadi lebih sering tidak meminum
obat. Bahkan pasien sering marah saat diingatkan. Pasien terakhir minum obat
tadi pagi sebelumh berangkat. Pasien baru minum obat setelah polisi datang ke
rumah dan membantu membujuk pasien untuk meminum obat.
Riwayat Sosial
Menurut kakak kandung pasien, pasien sebelumnya pasien merupakan
orang yang pendiam dan tidak banyak bergaul. Paien tidak banyak memiliki
teman, namun secara keseluruhan pasien tidak memiliki masalah di
lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar rumah. Setelah pasien sakit,
pasien lebih sering diam di rumah dan tidak berinteraksi dengan orang-orang
sekitar, terlebih setelah kasus pembunuhan yang dilakukannya, pasien mulai
dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat.
Faktor Pencetus/Penyebab
Faktor Keluarga : tidak ada
Fungsi Kerja/Sosial : menurun
Riwayat NAPZA : kafein (+) kurang lebih tiga gelas setiap hari,
nikotin (+) kurang lebih lima batang rokok per hari
Faktor Premorbid : pasien tidak banyak bicara, penyendiri, tiak banyak
punya teman
Faktor Organik : tidak ada
Status General :
Kepala : normocephali
Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorak : Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (-)
Ekstremitas : edema (-), hangat (+) pada ke empat ekstremitas
STATUS NEUROLOGI
- GCS E4V5M6
- Meningeal sign (kaku kuduk) : Negatif
- Tenaga : 555 555
555 555
- Tonus : N N
N N
- Tropik : N N
N N
- Reflek fisiologis : + +
+ +
- Reflek patologis : - -
- -
- Gerakan Involunter : Negatif
7
STATUS LOKALIS
Tidak ada
STATUS PSIKIATRI
- Kesan Umum : Penampilan tidak wajar, kontak verbal dan visual
dengan pemeriksa kurang
- Sensorium dan Kognisi
o Kesadaran : Jernih
o Orientasi : Baik terhadap waktu, tempat, orang
o Daya ingat : Baik
o Konsentrasi/ perhatian : Baik
o Berpikir abstrak : Baik
o Intelegensi : Sesuai tingkat pendidikan
- Proses Pikir :
o Bentuk Pikir : Non logis non realis
o Arus Pikir : Miskin bicara
o Isi Pikir : Waham bizzare
- Mood/Afek : Aleksitimia/Inappropriate
- Pencerapan
o Halusinasi : Tidak ada
o Ilusi : Tidak ada
- Dorongan Instingtual
o Insomnia : Ada
o Hipobulia : Ada
o Raptus : Ada Riwayat
- Psikomotor : Meningkat
- Tilikan : 1 (satu)
IV. RESUME
Pasien SKB, laki-laki, 47 tahun, pendidikan SMA, tidak bekerja,
agama Budha, suku Bali, bangsa Indonesia, belum menikah, dan tinggal di
Singaraja. Pasien berpenampilan kurang rapi dan tampak lebih tua dari
umurnya. Pasien diantar ke RSJ oleh kakaknya karena pasien berprilaku lebih
8
aneh dari biasanya sejak 10 hari yang lalu. Perasaan pasien saat ini biasa-biasa
saja namun pasien mengatakannya sambal tertawa kecil dan menundukkan
wajahnya. Pasien mengeluhkan kepalanya sakit seperti akan meledak dan
membuat dirinya tidak dapat tidur dengan nyenyak sejak tiga hari yang lalu.
Hal ini terjadi karena ada 2 jangkrik yang masuk melalui telinga dan memakan
otaknya. Pasien yakin bahwa dirinya melihat sendiri dua jangkrik masuk ke
dalam telinganya satu tahun yang lalu saat dirinya dirawat di RSJ. Untuk
meringankan gejala tersebut, pasien menanam abu yang didapatkannya di
klenteng ke dalam kepalanya. Beberapa waktu ini pasien mengatakan tidak
mendengar suara dan tidak melihat hal-hal yang orang lain tidak dapat dengar
dan lihat. Pasien tidak banyak berbicara dan lebih sering menundukkan kepala
dan menggerak-gerakkan jari tangannya. Pasien tampak enggan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari pemeriksa.
Menurut informasi dari kakak pasien, paseien berprilaku lebih aneh dari
biasanya yaitu membuka semua keran air, dan membongkar sumur. Pasien
menjadi lebih pemarah dan sangat sering membanting pintu. Pasien juga
dikatakan sering berbicara sendiri dan mondar-mandir di depan rumah.
V. DIAGNOSIS BANDING
Skizofrenia Hebefrenik (F.20.1)
Gangguan Waham Menetap (F.22.0)
IX. PROGNOSIS
Diagnosis : Skizofrenia Hebefrenik (F20.0) : Buruk
Onset umur : Remaja : Buruk
Perjalanan penyakit : Kronis : Buruk
Faktor genetik : Tidak Ada : Baik
Pendidikan : SMA : Baik
10
X. ANALISIS PSIKODINAMIKA
Genetik
Pasien lahir normal, selama dalam kandungan tidak ada masalah. Tidak ada
keluarga yang memiliki riwayat yang sama seperti keluhan pasien saat ini.
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, dan asma dalam keluarga
disangkal.
Pola Asuh
Pasien merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Pasien belum menikah,
saat ini tinggal bersama keluarga kakak kandungnya. Menurut kakak pasien
orangtuanya tidak pernah melakukan kekerasan pada anak-anaknya semasa
kecil. Menurut kakak pasien orangtuanya memberikan kasih sayang dan
perhatian yang sama pada semua anaknya. Pasien mengatakan jika dari kecil
orang tuanya tidak pernah melakukan kekerasan pada anak-anaknya.
Ciri Kepribadian
Menurut kakak pasien, sebelum sakit pasien merupakan seseorang yang
pendiam, tidak terbuka dalam menyampaikan masalah dan tidak punya banyak
teman.
11
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
:Sudah meninggal
: Pasien