Professional Documents
Culture Documents
THERMOKIMIA
(5)
Topik : Thermokimia
B. KOMPETENSI DASAR
SIKAP :
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat
dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
1
PENGETAHUAN
3.5 Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan
standar, dan data energi ikatan.
Indikator :
Pertemuan 1 :
Menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) dengan kalori meter.
Menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan data entalpi pembentukan standar (∆Hof).
Menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan diagram siklus energi.
Pertemuan 2 dan 3 :
Menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan energi ikatan
Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi.
KETERAMPILAN
4.5 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan
H suatu reaksi.
Indikator :
Pertemuan 1 :
Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) dengan kalori meter.
Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan data entalpi pembentukan standar
(∆Hof).
Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan diagram siklus energi.
Pertemuan 2 dan 3:
Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan energi ikatan
Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran diharapkan siswa terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran kimia dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan memberi saran dan kritik serta siswa dapat :
Pertemuan 1 :
1. Menyadari adanya keteraturan perkembangan teori atom sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
2. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok.
3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian,
disiplin dan tanggung jawab.
4. Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) dengan kalorimeter.
5. Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan data entalpi pembentukan standar
(∆Hof) melalui percobaan.
6. Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan diagram siklus energi.
Pertemuan 2 dan 3:
7. Mampu menghitung perubahan entalpi reaksi (∆H) menggunakan energi ikatan
2
8. Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi.
D. MATERI KIMIA
Seorang siswa sedang melakukan eksperimen di laboratorium. Siswa tersebut menguji rekasi eksoterm
dan reaksi endoterm. Pada saat mencampurkan reaksi HCl dan pita magnesiun terjadi perubahan suhu.
Gejala apakah yang telah menunjukan telah terjadinya reaksi kimia pada percobaan tersebut.
Bagaimanakah jumlah entalpi zat hasil reaksi tersebut (produk) dibandingkan dengan jumlah energy zat
pereaksi (reaktan) pada reaksi. Bantulah siswa tersebut untuk menemukan konsep reaksi eksoterm dan
rekasi endoterm.
URAIAN MATERI
Fakta
Reaksi kimia dan perubahan entalpi
Macam-macam perubahan entalpi
Konsep
Reaksi eksoterm
Reaksi endoterm
Perubahan entalpi pada reaksi termokimia
Macam-macam perubahan entalpi
Prinsip
Sistem dan lingkungan
Entalpi
Reaksi bertindak sebagai produk dan reaktan
Prosedur
Langkah kerja percobaan reaksi eksoterm
Langkah kerja entalpi reaksi dengan kalorimter sederhana
Hukum Hess
Berdasarkan percobaan-percobaan yang telah dilakukannya, pada tahun 1840 Germain Hess (1802–1850)
merumuskan:
Perubahan entalpi standar suatu reaksi kimia hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir
reaksi, tidak tergantung dari jalan untuk mencapai keadaan akhir.
3
4
Menghitung ∆H Reaksi dengan Menggunakan Data Energi Ikatan
Reaksi kimia terjadi karena pemutusan ikatan-ikatan lama dan pembentukan ikatan baru. Pada
pemutusan ikatan diperlukan energi sedangkan pada pembentukan dibebaskan energi. Energi ikatan
ialah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa berwujud gas
pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya. Sebagai contoh untuk memutuskan ikatan 1 mol gas
H2 menjadi atom-atom H bebas diperlukan energi sebesar 104 kkal. Berarti energi ikatan H–H dalam
molekul H2 adalah 104 kkal. Maka reaksi penguraian H2 dapat ditulis:
H2(g) 2 H(g); ∆H = +435 kJmol–1
2. Energi atomisasi
Energi atomisasi adalah energi yang diperlukan untuk memecah molekul suatu senyawa dalam fase gas.
Untuk molekul diatomik seperti O2, H2, HBr yang mempunyai satu ikatan saja, energi atomisasinya
sama dengan energi ikatannya. Energi atomisasi merupakan jumlah dari seluruh energi ikatan yang
terdapat dalam 1 mol senyawa.
Satuan untuk energi ikatan sama seperti satuan perubahan entapi, yaitu dalam kalori atau joule, dalam
satuan yang lebih besar dinyatakan dalam kkal atau kilojoule. Bedanya pada energi ikatan besar satuan
tidak disertai tanda aljabar. Tanda aljabar + (plus) atau – (min) baru digunakan setelah diketahui proses
apakah pemutusan atau pembentukan ikatan. Penentuan energi ikatan dilakukan dengan cara
menguraikan molekul senyawa dalam fase gas menjadi atom-atomnya, mengukur berapa kalor yang
diperlukan untuk pemutusan ikatan tersebut pada keadaan standar (25 °C, 1 atm).
∆H reaksi = ∑energi pemutusan – ∑ energi pembentuka
5
Kalor yang Dihasilkan Bahan Bakar
Bahan bakar yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan sangat banyak macam dan ragamnya.
Kalor yang dihasilkan tiap bahan bakar berbeda-beda. Pada uraian ini akan dibahas kalor yan dihasilkan
pada pembakaran beberapa bahan bakar dan membandingkan satu dengan lainnya. Untuk mengetahui
bahan bakar mana yang paling ekonomis untuk digunakan. Bahan bakar yang akan dibandingkan ialah
arang kayu, etanol (alkohol), dan gas LPG. Arang kayu dianggap mengandung 60% karbon dan gas LPG
dianggap berisi 40
etana dan 60% butana.
6
Jadi, 1 kg etanol menghasilkan = 21,74 mol .(1.372,2) kJmol–1 = 29.831,62 kJ.
Jika harga 1 kg alkohol Rp 2.100,00, maka tiap rupiah menghasilkan kalor sebanyak 14,20 kJ/Rp.
Dengan melakukan perhitungan seperti di atas dapat diketahui bahan-bahan mana yang paling
ekonomis. Tentu saja dalam memilih bahan bakar selain dilihat dari segi ekonomisnya tentu faktor-
faktor lain perlu juga diperhitungkan misalnya faktor kebersihan dan kepraktisan. Bahan bakar sewaktu
digunakan ada yang menimbulkan asap tebal/jelaga/ debu.
E. MODEL/METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model : Problem Based Learning (PBS)
Strategi : Kolaboratif & Kooperatif
Metode : Demonstrasi, diskusi, penugasan, latihan, dan penugasan.
F. ALAT/MEDIA/SUMBER BELAJAR
1. Alat/Bahan
Alat dan bahan di sediakan di laboratorium
2. Media :
Laptop, Bahan tayang (LCD)
7
3. Sumber Belajar
Michael Purba, Kimia Kelas X SMA /MA , Erlangga ,Jakarta
Supplement books:
Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media Pratama, 2008
Buku pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out
Lembar kerja siswa
Lembar penilaian
Internet :
http://e-dukasi.net
http://psb-psma.org
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
waktu
Pertemuan 1:
Pendahuluan Guru memberi salam dan menyapa siswa. 10
Berdoa dilanjutkan dengan tanya jawab tentang perasaan bersyukur atas
nikmat yang telah Allah berikan hari ini.
Guru mengecek kehadiran siswa
Membagi siswa dalam bentuk kelompok
Menanyakan kembali pokok-pokok materi pada materi sebelumnya
Guru memberikan gambaran tentang Hukum Hess
Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berfikir kritas,
siswa diharapkan dapat memperhatikan bahwa perubahan entalpi (∆H)
dapat ditentukan dengan menggunakan kalori meter, data entalpi
pembentukan standar, diagram tingkat energi dan energi ikatan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
8
persepsi.
Siswa melakukan percobaan penentuan ∆H reaksi dengan Kalorimeter,
Siswa mengamati dan mencatat hasil percobaan penentuan ∆H reaksi
dengan Kalorimeter,
Siswa mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan
tentang penentuan ∆H reaksi dengan Kalorimeter, data entalpi
pembentukan standar, diagram tingkat energi dan energi ikatan.
Mengasosiasi (Associating)
Siswa menganalisis data untuk menyimpulkan penentuan ∆H reaksi dengan
Kalorimeter
Siswa menuliskan penentuan ∆H reaksi dengan Kalorimeter hasil
percobaan.
Siswa dapat berlatih menuliskan persamaan reaksi dengan membaca
diagram reaksi
Siswa dapat berlatih menuliskan persamaan reaksi dengan berlatih
mengerjakan soal-soal uji kompetensi.
Siswa dapat menganalisis dan menyimpulkan adanya hubungan antara ∆H
terhadap kalor yang dilepas atau yang diterima.
Mengkomunikasikan (Communicating)
Siswa dapat mempresentasikan materi tentang Hukum Hess
Siswa dapat berkelompok dan masing-masing mengerjakan tugas tentang
yang diberikan guru.
Kelompok 1 dan 2 membahas tentang : penentuan ∆H reaksi dengan
Kalorimeter.
Kelompok 3 dan 4 membahas tentang : penentuan ∆H reaksi dengan
data entalpi pembentukan standar
Siswa berdiskusi untuk menentukan jawaban yang benar dari masing-
masing pendapat anggota kelompok .
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok yang
lain menanggapi
Penutup 1. Kelompok yang menjawab benar mendapat penghargaan. 10
2. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat kesimpulan
3. Peserta didik mendapat tugas terstruktur mandiri yaitu mengerjakan latihan
dari buku pegangan siswa.
4. Guru mengakhiri pelajaran dan mengingatkan materi selanjutnya yaitu
tentang hukum hess dengan menghitung menggunakan diagram tingkat
energi dan energi ikatan.
Pertemuan
2&3
10
Pendahuluan : 1. Guru memberi salam dan menyapa siswa.
2. Berdoa dilanjutkan dengan tanya jawab tentang perasaan bersyukur atas
nikmat yang telah Allah berikan hari ini.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Membagi siswa dalam bentuk kelompok
5. Menanyakan kembali pokok-pokok materi pada materi sebelumnya
6. Guru memberikan gambaran tentang macam-macam entalpi.
9
7. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berfikir kritas,
siswa diharapkan dapat memperhatikan bahwa perubahan entalpi (∆H)
dapat ditentukan dengan menggunakan kalori meter, data entalpi
pembentukan standar, diagram tingkat energi dan energi ikatan.
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
10
Penutup 1. Kelompok yang menjawab benar mendapat penghargaan. 10
2. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat kesimpulan
3. Peserta didik mendapat tugas terstruktur mandiri yaitu mengerjakan latihan
dari buku pegangan siswa.
4. Guru mengakhiri pelajaran dan mengingatkan materi selanjutnya yaitu laju
reaksi yang membahas tentang teori tumbukkan.
Hitunglah banyaknya perubahan entalpi pada pembentukan ZnSO4 dari ZnS (dalam kJ/mol) ?.
11
4. Sebanyak 250 ml KOH 0,1 M direkasikan dengan 250 ml HBr 0,4 M dalam kalorimeter. Pada
reaksi ini terjadi kenaikan suhu dari 18oC menjadi 38oC. jika kapasitas panas kalorimeter 120
kal/gramoC, dan kalor jenis air dalam kalorimeter 1 kal/gramoC, berapa kalor reaksi total yang
diperlukan untuk reaksi kedua larutan tersebut dalam kJ ?
5. Diketahui data energi ikatan rata-rata sebagai berikut :
C – C : 345 kJ/mol C=C : 611 kJ/mol
C – H : 415 kJ/mol Br – Br : 190 kJ/mol
C – Br : 275 kJ/mol
Berdasarkan data energi ikatan rata-rata di atas, tentukan perubahan entalpi dari reaksi :
CH3 - CH = CH – CH3 + Br2 CH3 – CH – CH – CH3
Br Br
Kunci jawaban : (skor total 40)
∆H = +52,4 kJ/mol
NH3(g)
12
4. Kalor reaksi larutan = m x c x ∆T (skor 12)
= (250 + 250) x 1 x (38 – 18)oC
= 10.000 kal
Kalor reaksi kalorimeter = C x ∆T
= 120 x 20
= 2.400 kal
Kalor reaksi total = (10.000 + 2.400) kal
= 12.400 kal (dik : 1 kalori = 4,2 joule)
= 12.400 4,2 J
= 52,080 J
Jadi kalor reaksi total dalam kalori meter sebesar = 52,08 kJ
5. Energi ikatan rata-rata adalah (skor 5)
Br Br
13
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Lampiran 1 :
Indikator yang dicapai dalam penilaian keterampilan adalah mampu menerapkan indikatornya yang
berkaitan dengan Hukum Hess dengan pedoman penskoran sebagai berikut :
Skor 1, jika peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indicator (BelumTerlihat)
Skor 2, jika pesrta didik mulai memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indicator (Mulai Terlihat)
Skor 3, jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator (Mulai
Berkembang)
Skor 4, jika peserta didik terus konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator (Menjadi
Kebiasaan)
Keterangan :
Indikator Nilai Sikap
o Indikator 1 = Tanggung jawab dalam memberikan pendapat
o Indikator 2 = Menghargai pendapat orang lain
o Indikator 3 = Aktif dalam kegiatan pembelajaran
o Indikator 4 = Sopan santun dalam bertutur kata
o Indikator 5 = Responsif terhadap materi yang diberikan
o Indikator 6 = Mau bekerja sama dengan teman sekelompoknya
14
Lampiran 2
a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi mengenai sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi
TanggungJ
Kerjasama
Presentasi
Kejujuran
Disiplin Jml
No Nama Siswa Ket.
Visual
peduli
Skor
awab
juml
Isi
(1 (2 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Abdus Shamad 4 4 4 4 3 24 4 3 3 10
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
15
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja sama
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap bersahabat
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan secara bersama dlm kelompoknya
d. Menghargai pendapat lain
Pedoman penilaian:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan
pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
16
LEMBAR KERJA SISWA (PRAKTIKUM)
I. HUKUM HESS
1. Tujuan
Siswa menentukan ∆H reaksi antara H2SO4 dan KOH menggunakan kalorimeter sederhana
2. Metode
Proyek ini dilakukan oleh 10-15 siswa dan dikerjakan selama 2 minggu sebagai tugas mid semester.
4. Cara Kerja
a. Masukan 50 ml KOH 0,1 M ke dalam kalorimeter sederhana, kemudian tutup rapat an catat
suhunya.
b. Masukan 50 ml H2SO4 0,05 M ke dalam gelas ukur dan catat sushunya.
c. Tentukan suhu awal dengan menghitung suhu rata-rata dari kedua larutan, HCl dan NaOH.
d. Tuangkan H2SO4 kedalam kalorimeter sederhana yang berisi larutan KOH.
e. Aduk secara merata campuran kedua larutan dalam kalorimeter tersebut. Catat suhu tertinggi sebagai
suhu akhir.
5. Hasil Pengamatan
No Zat Yang Diamati Suhu (0OC)
1. Larutan KOH 0,1 M ……..
2. Larutan H2SO4 0,05 M ……..
3. Larutan awal (rata-rata) ……..
4. Campuran larutan ……..
5. Kenaikan suhu ……..
17
6. Pertanyaan
1. Berapkah kenaikan suhu yang terjadi pada campuran kedua larutan dalam kalori meter
sederhana ?
2. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air (4,2 Jg-1oC-1) dan massa
jenis larutan dianggap sama dengan massa jenis air (0,98 g/mol), hitunglah perubahan
entalpi rekasinya!.
3. Tuliskan persamaan termokimia dari reaksi tersebut !
4. Termasuk jenis reaksi apakah persamaan termokimia tersebut ? jelaskan !.
5. Gambarkan diagram tingkat energinya !.
6. Jelaskan kesimpulan dari praktikum ini !
7. Laporan
Buatlah laporan tertulismengenai proyek ini. Kumpulkan laporan tersebut beserta Tabel Periodik
Unsur kepada bapak/ibu guru.
Catatan : setiap kelompok wajib mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas sesuai jadwal
yang telah ditentukan oleh guru.
8. Format Penilaian
Keterampilan Sikap
No Nama kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Keterangan :
1. Ketepatan penyelesaian tugas
2. Ketrampilan menggal informasi
3. Laporan hasil proyek
4. Produk hasil proyek
5. Ketramplan presentasi
6. Jumlah skor
7. Memecahkan masalah
8. Keaktifan
9. Kerja sama
10. Kemampuan menjawab pertanyaan
11. Wawasan
12. Jumlah skor
13. Rata-rata skor
18
Pedoman penskoran untuk tiap aspek yang dinilai :
Skor 4 = sangat baik (sangat terampil)
Skor 3 = baik (terampil)
Skor 2 = cukup baik (cukup terampil)
Skor 1 = kurang (tidak terampil)
Criteria penilaian :
Nilai akhir = (skor perolehan / skor maksimal) x 100
Nilai akhir (sebutan berdasarkan skala berikut) :
81 – 100 = A (sangat baik)
61 - 80 = B ( baik)
41 – 61 = C ( cukup)
21 – 40 = D (kurang)
0 – 20 = E (sangat kurang)
19
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Indikator yang dicapai dalam penilaian keterampilan adalah mampu menerapkan indikatornya yang
berkaitan dengan Hukum Hess dengan pedoman penskoran sebagai berikut :
Skor 1, jika peserta didik belum sama sekalai belum menerapkan keterampilan yang tertera dalam
indicator (BelumTerlihat).
Skor 2, jika peserta didik sudah menunjukkan usaha untuk menerapkan keterampilan yang tertera dalam
indikato tetapi belun tepat (Mulai Terlihat).
Skor 3, jika peserta didik mulai konsisten menunjukkan usaha untuk menerapkan keterampilan yang
tertera dalam indikator (Mulai Berkembang)
Skor 4, jika peserta didik terus konsisten menunjukkan usaha untuk menerapkan keterampilan yang
tertera dalam indikator (Menjadi Kebiasaan)
Keterangan Indikator :
1. Ketepatan penyelesaian tugas
2. Ketrampilan menggali informasi
3. Laporan hasil proyek
4. Produk hasil proyek
5. Ketramplan presentasi
6. Keterampilan menerapkan konsep
7. Strategi pemecahan masalah
20
Gorontalo, Juli 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah
21